TUGAS FARMAKOLOGI I “ANTIEMETIK” Dosen Pembimbing: Zamharira Muslim, M.Farm., Apt Heti Rais Khasanah, S.Farm., M.Sc., Apt Disusun Oleh: 1. LIENSI PUTRI 2. MITHA SELPA 3. NURUN NISA ARDINY 4. PUJA WITA 5. SELA NURMAINI 6. RISKA AYU ABELINA 7. VIARA AYU WULAN SENDARI POLTEKES KEMENKES BENGKULU PRODI D3 FARMASI JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AJARAN 2021/2022 CONTOH OBAT GENERIK BERLOGO : DIPHENHYRAMINE Penggolongan : Antihistamin (antagonis reseptor histamin H1) Mekanisme : Memblok reseptor H1 (histamin) untuk meredakan reaksi alergi, serta mempengaruhi asetilkolin dan bagian tertentu pada otak untuk meredakan mual, nyeri dan memberi efek penenang. Indikasi : Untuk mengurangi reaksi alergi, serta untuk profilaksis dan terapi untuk mabuk kendaraan (motion sickness). Dosis pemberian diphenhydramine dibedakan berdasarkan penyakit dan usia. 1 CONTOH OBAT GENERIK BERLOGO : ONDANSENTRON Penggolongan : Antagonis reseptor 5-HT3 Mekanisme : Menghambat reseptor serotonin pada system saraf pusat dan saluran pencernaan. Obat Ini juga dapat digunakan untuk mengobati mual dan muntah akibat pasca operasi dan sitotoksik obat. Indikasi : untuk mencegah serta mengobati mual dan muntah yang bisa disebabkan oleh efek samping kemoterapi,radioterapi atau operasi. 2 CONTOH OBAT GENERIK BERLOGO : DIMENHYDRINATE Penggolongan : Antihistamin (antagonis reseptor histamin H1) Mekanisme : Memblok reseptor H1 (histamin) untuk meredakan reaksi alergi, serta mempengaruhi asetilkolin dan bagian tertentu pada otak untuk meredakan mual, nyeri dan memberi efek penenang. Indikasi : mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan, kelainan labirin. 3 CONTOH OBAT GENERIK BERMEREK : OTEDE Penggolongan : Antihistamin (antagonis reseptor histamin H1) Mekanisme : Memblok reseptor H1 (histamin) untuk meredakan reaksi alergi, serta mempengaruhi asetilkolin dan bagian tertentu pada otak untuk meredakan mual, nyeri dan memberi efek penenang. Indikasi : Obat ini digunakan untuk membantu memudahkan tidur apabila mengalami kesulitan tidur. 4 CONTOH OBAT GENERIK BERMEREK : ANTIMO Penggolongan : Antihistamin Antagonis Reseptor H1 Mekanisme : Memblok reseptor H1 (histamin) untuk meredakan reaksi alergi, serta mempengaruhi asetilkolin dan bagian tertentu pada otak untuk meredakan mual, nyeri dan memberi efek penenang. Indikasi : Antivertigo, anti mabok, pening dan mual selama perjalanan dengan kendaraan bermotor, kapal laut dan pesawat udara, baik untuk dewasa maupun anak-anak. 5 CONTOH OBAT GENERIK BERMEREK : VOMCERAN Penggolongan : Antagonis reseptor 5-HT3 Mekanisme : Menghambat reseptor serotonin pada system saraf pusat dan saluran pencernaan. Obat Ini juga dapat digunakan untuk mengobati mual dan muntah akibat pasca operasi dan sitotoksik obat. Indikasi : Mual dan muntah akibat kemoterapi dan radioterapi, pencegahan mual dan muntah pasca operasi. 6 FARMAKOLOGI I “ ANTIHISTAMIN ” Dosen Pengampu : Zamharira Muslim,M.Farm.,Apt Heti Rais Khasanah,M.Sc.,Apt Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Ananda Rohaini ( P05150220040 ) Diana Zelly ( P05150220049 ) Elza Asriani ( P05150220051 ) Nency Dwi Yulianti ( P05150220062 ) Nissa Nurhaliza ( P05150220063 ) Sevia Susantri ( P05150229971 ) Shinta Maulaya Afifa ( P05150220072 ) Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Analis Kesehatan Program Studi Diploma III Farmasi 2021 7 OBAT GENERIK BERLOGO 8 Chlorpheniramine Maleat Penggolongan : Antagonis Reseptor H1Generasi Pertama Mekanisme : Antihistamin-H1 bekerja dengan mengikat pada reseptor histamin H1 dalam sel mast, otot polos, dan endotelium di dalam tubuh serta di inti tuberomammillar di otak Indikasi : Meringakan gejala alergi seperti rhinitis, urtikaria, hay fever. ( ISO VOL 52 Hal 71 ) 9 DESLORATADINE Penggolongan : Antagonis Reseptor H1 Generasi ketiga Mekanisme : Antihistamin-H1 bekerja dengan mengikat pada reseptor histamin H1 dalam sel mast, otot polos, dan endotelium di dalam tubuh serta di inti tuberomammillar di otak Indikasi : Terapi gejala rhinitis alergi, terapi gejala urtikaria idiopatik kronik. ( ISO VOL 52 Hal 59 ) 10 CETIRIZINE Penggolongan : Antagonis Reseptor H1 Generasi kedua Mekanisme : Antihistamin-H1 bekerja dengan mengikat pada reseptor histamin H1 dalam sel mast, otot polos, dan endotelium di dalam tubuh serta di inti tuberomammillar di otak Indikasi : Rinitis alergi tahunan dan musiman, urtikaria kronik, idiopatik. ( ISO VOL 52 Hal 65 ) 11 OBAT GENERIK BERMERK 12 ALLERON (CHLORPHENIRAMINI MALEAT) Penggolongan : Antagonis Reseptor H1 Generasi pertama Mekanisme : Antihistamin-H1 bekerja dengan mengikat pada reseptor histamin H1 dalam sel mast, otot polos, dan endotelium di dalam tubuh serta di inti tuberomammillar di otak Indikasi : Antihistamin, urtikaria, rhinitis, hay fever. ISO VOL 52 Hal 60 ) ( 13 FAMOCID (FAMOTIDINE) Penggolongan : Antagonis reseptor H2 Mekanisme : antihistamin-H2 bekerja dengan cara mengikat pada reseptor histamin H2 di saluran pencernaan bagian atas, utamanya di lambung. Indikasi : tukak usus 12 jari aktif, terapi pemeliharaa pada tukak usus 12 jari aktif , hipersekresi patologis sptsindrom Zollinger Ellison dan adenoma endokrin berganda. (ISO VOL 52 hal 313) 14 CLARITIN (LORATADINE) Penggolongan : Antagonis Reseptor H1 generasi Kedua Mekanisme : Antihistamin-H1 bekerja dengan mengikat pada reseptor histamin H1 dalam sel mast, otot polos, dan endotelium di dalam tubuh serta di inti tuberomammillar di otak Indikasi : Rhinitis alergi seperti bersin, pilek, rasa gatal pada hidung, rasa gatal dan tebakar pada mata. ( ISO VOL 52 Hal 63) 15 TUGAS FARMAKOLOGI I “ANTIKONVULSAN” Dosen Pembimbing: Zamharira Muslim, M.Farm., Apt Heti Rais Khasanah, S.Farm., M.Sc., Apt Disusun Oleh: Desty Putr Anggraini ( P05150220007 ) Dinda Dwi Kinanti ( P05150220050 ) Dinda Elvita ( P05150220009 ) Fheony Aznu Farira ( P05150220013 ) Miranda ( P05150220059 ) Priska Trexsi Deva ( P05150220025 ) Yolla Tamanda ( P05150220038 ) POLTEKES KEMENKES BENGKULU PRODI D3 FARMASI JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AJARAN 2021/2022 16 OBAT GENERIK BERLOGO 17 PHENOBARBITAL Penggolongan : Barbiturat Mekanisme Kerja : Barbiturat bekerja mencegah kejang dengan menekan aktivitas sistem saraf pusat, dan meningkatkan aktivitas asam gamma-aminobutirat (GABA), yaitu senyawa kimia di otak yang memunculkan efek sedatif atau penenang Indikasi : obat untuk mengontrol dan meredakan kejang, yang salah satunya adalah akibat epilepsi. 18 CARBAMAZEPINE Penggolongan : Dibenzazepine Mekanisme Kerja : Dibenzazepine bekerja dengan meningkatkan aktivitas GABA dan menghambat aktivitas natrium dalam sel Indikasi : Mengatasi kejang pada epilepsi, trigeminal neuralgia, atau gangguan bipolar 19 PHENYTOIN Penggolongan : Hydantoin Mekanisme Kerja : Hydantoin bekerja menghentikan kejang dengan menghentikan rangsangan sel saraf di otak yang menyebabkan kejang Indikasi : Semua jenis epilepsy, kecuali petitmal, bangkitan tonikronik, persial atau vocal,aritria jantung,dan meuralgiamenal 20 OBAT GENERIK BERMEREK 21 NEURONTIN Penggolongan : Analog asam gamma-aminobutirat Mekanisme Kerja : Obat ini bekerja dengan meningkatkan efektivitas sel-sel saraf dalam merespons asam gamma-aminobutirat (GABA) Indikasi : obat yang digunakan untuk terapi epilepsi agar dapat mengurangi dan mencegah timbulnya kejang dan nyeri neuropati akibat diabetes 22 LETHIRA Penggolongan : Pyrrolidine Mekanisme Kerja : Pyrrolidine bekerja mengatasi epilepsi dengan cara memperlambat transmisi saraf Indikasi : obat yang digunakan untuk terapi epilepsi agar dapat mengurangi dan mencegah timbulnya kejang dan merelaksasi otot. 23 LAMICTAL Penggolongan : Triazine Mekanisme Kerja : Triazine bekerja dengan menghambat pelepasan perangsang neurotransmitter, glutamat, dan aspartat Indikasi : digunakan untuk membantu mengobati serangan epilepsi pada orang dewasa dan anak-anak, membantu mencegah perubahan suasana hati yang ekstrim dari gangguan bipolar pada orang dewasa. 24 TUGAS FARMAKOLOGI I DIURETIK Dosen Pengampu : Zamharira Muslim M.Farm.,Apt Heti Rais Khasanah M.Farm., Apt Di susun oleh : 1. Anggi Anggraini ( P05150220041 ) 2. Desi Riyanawati ( P05150220047 ) 3. Dian Natasya Cahaya Fitriani ( P05150220048 ) 4. Endah Dwika Syari ( P05150220052 ) 5. Feni Tri Aprianti ( P05150220054 ) 6. Lupita Marma Haziza ( P05150220058 ) 7. Tri Ayu Rahmawati ( P05150220074 ) Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu Jurusan Analis Kesehatan Program Studi D3 Farmasi Tahun 2021 25 OBAT GENERIK BERLOGO 26 FUROSEMIDE PENGGOLONGAN : Diuretik Loop/Diuretik Kuat MEKANISME : Menurunkan penyerapan kalium, klorida, dan natrium pada loop (lengkung) henle di dalam ginjal INDIKASI : Edema akibat gangguan jantung, hati, dan ginjal, serta hipertensi 27 SPIRONOLAKTON PENGGOLONGAN : Diuretik Hemat Kalium MEKANISME : Menghambat pertukaran sodium dan kalium di ginjal atau menghalangi hormon aldosterone INDIKASI : Mengobati hipertensi, gagal jantung, hipokalemia, sirosis, edema 28 HYDROCHLOROTHIAZIDE PENGGOLONGAN : Diuretik Thiazide MEKANISME : Mengurangi penyerapan natrium atau klorida pada distal tubulus ginjal, sehingga meningkatkan produksi urine INDIKASI : Menurunkan tekanan darah pada hipertensi dan mengurangi edema 29 OBAT GENERIK BERMEREK 30 LASIX PENGGOLONGAN : Diuretik Loop/Diuretik Kuat MEKANISME : Menurunkan penyerapan kalium, klorida, dan natrium pada loop (lengkung) henle di dalam ginjal. INDIKASI : Edema akibat gangguan jantung, hati, dan ginjal, serta hipertensi 31 GLAUSETA PENGGOLONGAN : Diuretik Thiazide MEKANISME : Mengurangi penyerapan natrium atau klorida pada distal tubulus ginjal, sehingga meningkatkan produksi urine INDIKASI : Glaukoma sudut terbuka, glaukoma sekunder dan sebelum operasi untuk glaukoma sudut tertutup 32 ALDACTONE PENGGOLONGAN : Diuretik Hemat Kalium MEKANISME : Menghambat pertukaran sodium dan kalium di ginjal atau menghalangi hormon aldosterone INDIKASI : Retensi air yang disebabkan oleh gagal jantung, penyakit hati atau ginjal 33 TUGAS FARMAKOLOGI I “ANTIFUNGI” Dosen Pembimbing: Zamharira Muslim, M.Farm., Apt Heti Rais Khasanah, S.Farm., M.Sc., Apt Disusun Oleh: Alifah Nabila Darmawan Bunga Cantika Erin Rahmadania Jhellyta Laurendra Sisilia Dwi Maharani Siti Aisah Sulis Etikawati POLTEKES KEMENKES BENGKULU PRODI D3 FARMASI JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AJARAN 2021/2022 34 OBAT GENERIK BERLOGO 35 “NISTATIN” Penggolongan : Polien Mekanisme : Nistatin akan diikat oleh jamur. Aktivitas antijamur tergantung dari adanya ikatan dengan sterol pada membran sel jamur terutama ergosterol. Sehingga mengakibatkan gangguan pada permeabilitas membrane sel jamur dan mekanisme transpornya. Kompleks polien-ergostrerol yang terjadi dapat membentuk satu pori, dan melalui pori tersebut konstituen esensial sel jamur bocor keluar sehingga menyebabkan penghambatan pertumbuhan jamur Indikasi : Pengobatan kandidiasis pada rongga mulut,oesophagus dan intestinal dan untuk mencegah kandidiasis rongga mulut pada bayi yang lahir dari ibu beriwayat kandidiasis vagina. 36 ”ITRACONAZOLE” Penggolongan : Azole Mekanisme : Mekanisme kerja itrakonazol dengan cara menghambat 14α-demethylase yang merupakan suatu enzim sitokrom P-450 yang bertanggung jawab untuk merubah lanosterol menjadi ergosterol pada dinding sel jamur Indikasi : Obat antifungi yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur, terutama infeksi jamur sistemik seperti aspergillosis, kandidiasis, kriptokokosis dimana obat anti jamur lain tidak lagi efektif. 37 “FLUCONAZOLE” Penggolongan : Azole Mekanisme : Flukonazol mempunyai mekanisme kerja yang sama dengan triazol lain yaitu merupakan suatu inhibitor yang potensi terhadap biosintesis ergosterol bekerja dengan menghambat enzim sitokrom p450 14-αdemethylase dan bersifat fungistatik Indikasi : kandidiasis mucosal, kandidiasis sistemik, kriptokokol meningitis, kandidiasis vaginal.(iso vol 52 hal 155) 38 OBAT GENERIK BERMEREK 39 “FUNGIDERM(Clotrimazole)” Penggolongan : Azole Mekanisme : Clotrimazole termasuk dalam antijamur golongan azole yang bekerja dengan cara merusak struktur membran sel jamur. Dengan begitu, pertumbuhan jamur dapat dihentikan. Indikasi : infeksi jamur pada kulit dan kuku karena dermatofit kandida,ragi dan jamur lainnya (iso vol 52 hal 272) 40 “KANDISTATIN(Nistatin)” Penggolongan : Polien Mekanisme : Nistatin akan diikat oleh jamur. Aktivitas antijamur tergantung dari adanya ikatan dengan sterol pada membran sel jamur terutama ergosterol. Sehingga mengakibatkan gangguan pada permeabilitas membrane sel jamur dan mekanisme transpornya. Kompleks polien-ergostrerol yang terjadi dapat membentuk satu pori, dan melalui pori tersebut konstituen esensial sel jamur bocor keluar sehingga menyebabkan penghambatan pertumbuhan jamur Indikasi : mengobati infeksi candida (moniliasis) pada rongga mulut,kerongkongan, dan saluran pencernaan makanan (iso vol 52 hal 158) 41 “INTERBI(Terbinafin hcl)” Penggolongan : Alilamin Mekanisme : Terbinafine bekerja dengan cara mengganggu pembentukan sterol, yang berperan penting untuk menjaga keutuhkan membran sel jamur. Dengan begitu, dinding sel akan melemah dan jamur akan mati. Indikasi : infeksi jamur pada kulit dan kuku yang disebabkan dermatofita misalnya trichophyton T rubrum (iso vol 52 hal 272) 42 TUGAS FARMAKOLOGI I “ Antibiotik ” Dosen Pembimbing: Zamharira Muslim, M.Farm., Apt Heti Rais Khasanah, S.Farm., M.Sc., Apt Disusun Oleh: Asryan Hidayah (P05150220043) Ikhsan Dwi Cahyo (P05150220057) Muhammad Adila Fitra (P05150220020) Muhammad Rajja Ba (P05150220060) Nadia Zika Syafitri (P05150220021) Rani Novita Rahmadhani(P05150220068) POLTEKES KEMENKES BENGKULU PRODI D3 FARMASI JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AJARAN 2021/2022 43 OBAT GENERIK BERLOGO 44 CEFADROXIL Penggolongan : Antibiotik sepalosforin Mekanisme Kerja : Menghambat pembentukan protein yang Menyusun dinding sel bakteri. Indikasi : Infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran cerna, infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak. 45 AMPICILIN Penggolongan : Antibiotik penisilin. Mekanisme Kerja : membunuh bakteri penyebab infeksi. Indikasi : infeksi saluran nafas, infeksi saluran gonoreo yang tidak terkomplikasi, infeksi alat kelamin wanita, infeksi saluran cerna. 46 AZYTHROMYCIN Penggolongan : Antibiotik Makrolida. Mekanisme Kerja : Berkaitan dengan ribosom sub unit 50 sehingga mengganggu sintesis protein bakteri. Indikasi : Digunakan untuk sejumlah pengobatan infeksi seperti infeksi telinga tengah, radang tenggorokan, radang paru-paru, infeksi usus tertentu. 47 OBAT GENERIK BERMEREK 48 MICROTINA Penggolongan : Antibiotik Kloramfenikol. Mekanisme Kerja : Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintetis protein bakteri. Indikasi : Demam tifus, paratifus, infeksi salmonella Sp, H.influenza, terutama infeksi meningeal, rickettsia, dan meningitis. 49 SANPICILIN Penggolongan : Antibiotik Penisilin Mekanisme Kerja : Mengganggu proses pembentukan dinding sel bakteri, sehingga akan mengakibatkan kematian bakteri. Indikasi : Digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan, demam tifoid dan paratifoid gonorrheae, pencegahan infeksi bakteri Strettococus saat melahirkan, meningitis, sepsis ( infeksi bakteri pada darah ). 50 CLINMAS Penggolongan : Antibiotik Makrolida Mekanisme Kerja : Menghentikan pertumbuhan bakteri dan mencegah penyebarannya agar tidak pindah kebagian tubuh lainnya. Indikasi : Sebagai antibiotik yang digunakan untuk menangani infeksi bakteri Anaerob, Sebagian bakteri aerob gram positif dan beberapa protozoa. Clindamycin dapat digunakan pada berbagai keadaan seperti sepsis, infeksi intra abdomen, dan pneumonia. 51 TUGAS FARMAKOLOGI l “NSAID” dosen pembimbing: zamharira muslim, M.Farm.,Apt Heti rais khasanah, S.Farm.,M.Sc.,Apt disusun oleh: 1. 2. 3. 4. 5. vellia randita putri dipa nuraliza resi yantiara heryenna oktavia weni okti lestari POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PRODI D-lll FARMASI JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AJARAN 2021/2022 52 obat generic berlogo: ASPIRIN golongan : golongan non steroid (OAINS) mekanisme kerja : penghambatan isoenzim COX-1 atau cyclooxygenase-1 dan COX-2 atau cycloogenase-2. enzim ini berperan dalam mendorong proses pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. indikasi : meredakan nyeri, demam, dan peradangan 53 PIROXICAM golongan : golongan non steroid (OAINS) mekanisme kerja : penghambatan isoenzim COX-1 atau cyclooxygenase-1 dan COX-2 atau cycloogenase-2. enzim ini berperan dalam mendorong proses pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. indikasi : penyakit osteoartritis dan rheumatoid arthritis. 54 IBUPROFEN golongan : golongan non steroid (OAINS) mekanisme kerja : penghambatan isoenzim COX-1 atau cyclooxygenase-1 dan COX-2 atau cycloogenase-2. enzim ini berperan dalam mendorong proses pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. indikasi : nyeri otot , gigi, sakit kepala dan nyeri haid (dismenore primer) niso hal 26 55 obat generic bermerk: BAYER (aspirin) golongan : golongan non steroid (OAINS) mekanisme kerja : penghambatan isoenzim COX-1 atau cyclooxygenase-1 dan COX-2 atau cycloogenase-2. enzim ini berperan dalam mendorong proses pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. indikasi : meredakan nyeri, demam, dan peradangan 56 PANADOL (paracetamol) golongan : golongan non steroid (OAINS) mekanisme kerja : penghambatan isoenzim COX-1 atau cyclooxygenase-1 dan COX-2 atau cycloogenase-2. enzim ini berperan dalam mendorong proses pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. indikasi : untuk meredakan gejala demam dan nyeri pada berbagai penyakit seperti demam dengue, tifoid, dan infeksi saluran kemih 57 FAXIDEN (piroxicam) golongan : golongan non steroid (OAINS) mekanisme kerja : penghambatan isoenzim COX-1 atau cyclooxygenase-1 dan COX-2 atau cycloogenase-2. enzim ini berperan dalam mendorong proses pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. indikasi : penyakit osteoartritis dan rheumatoid arthritis. 58 HANDBOOK FARMAKOLOGI I ANTIASMATIK Dosen Pengampu : Zamharira Muslim.M.Farm.,Apt Heti Rais Khasanah. M.Farm., Apt 1. 2. 3. 4. 5. 6. Di susun oleh : Azziyadatul Fadilah Lanas Honesty Salma Junisa Putri Amanda Syafira Nurul Ma’aarij Winda Angelina Simbolon Wulan Irtiyana Zahra Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu Jurusan Analis Kesehatan Program Studi D3 Farmasi Tahun 2021 59 OBAT GENERIK BERLOGO 60 SALBUTAMOL Penggolongan : Adrenergika Mekanisme Indikasi :Bekerja dengan melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan yang menyempit, sehingga udara dapat mengalir lebih lancar ke dalam Paru-Paru : Asma bronkial, bronkitis kronik, emfisema pulmonum 61 PREDNISON Penggolongan : Kortikosteroid Mekanisme :Meniadakan efek mediator peradangan dan gatal. Daya antiradangnya menghambat enzim fosfolipase sehingga mencegah prostaglandin dari asam arakhidonat Indikasi :Pengobatan jangka pendek ketika gejala asma tiba – tiba menyerang dan tidak terkendali yang diakibatkan Stress 62 AMINOFILIN Penggolongan : Derivat Xantin Mekanisme : Aminofilin bekerja dengan cara meregangkan otot polos pada bronkus paru-paru dan pembuluh darah di paru-paru, dan mengurangi reaksi terhadap bahan-bahan penyebab alergi (alergen) yang menyebabkan keluhan sesak dan batuk Indikasi : Asma, emfisema dan bronchitis kronik. 63 OBAT GENERIK BERMEREK 64 SUPRASMA (Salbutamol Sulphate) Penggolongan : Adrenergika Mekanisme :Bekerja dengan melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan yang menyempit, sehingga udara dapat mengalir lebih lancar ke dalam Paru-Paru Indikasi :Digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pernafasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Suprasma termasuk obat golongan agonis adrenoreseptor beta-2 selektif kerja pendek pada otot-otot bronkus (short acting beta-adrenergic receptor agonist). Obat ini merupakan obat yang berfungsi membuka saluran pernafasan bronkus (bronkodilator) dengan melemaskan otot-otot di sepanjang saluran pernafasan. 65 LEXACORT (Prednison) Penggolongan : Kortikosteroid Mekanisme : Meniadakan efek mediator peradangan dan gatal. Daya antiradangnya menghambat enzim fosfolipase sehingga mencegah prostaglandin dari asam arakhidonat Indikasi : Pengobatan jangka pendek ketika gejala asma tiba – tiba menyerang dan tidak terkendali yang diakibatkan Stress 66 ERPHAFILIN (Aminofilin Penggolongan : Derivat Xantin Mekanisme : Aminofilin bekerja dengan cara meregangkan otot polos pada bronkus paru-paru dan pembuluh darah di paru-paru, dan mengurangi reaksi terhadap bahan-bahan penyebab alergi (alergen) yang menyebabkan keluhan sesak dan batuk Indikasi : Asma, emfisema dan bronchitis kronik. 67 TUGAS FARMAKOLOGI I “ANALGETIK” Dosen Pembimbing: Zamharira Muslim, M.Farm., Apt Heti Rais Khasanah, S.Farm., M.Sc., Apt Disusun Oleh: Desfi Rahmanda (P05150220046) Mutiara Khadijah (P05150220061) Nur Hurul Aini (P05150220064) Oksi Lola Nengsi (P05150220024) Reren Rahma Gita (P05150220069) Selvi Centika (P05150220070) Wulan Dwi Ramadhani (P05150220076) POLTEKES KEMENKES BENGKULU PRODI D3 FARMASI JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AJARAN 2021/2022 68 OBAT GENERIK BERLOGO 69 PARACETAMOL/ ASETAMINOPHEN Penggolongan : Analgesik non narkotik/NSAID derivat paraaminofenol Mekanisme Kerja : Penghambatan Isoenzim C0X-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase2) Indikasi : Meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi, dan menurunkan demam. 70 IBUPROFEN Penggolongan : Analgesik non narkotik/NSAID derivat Asam Propionat Mekanisme Kerja : Menghentikan enzim siklooksigenase yang berimbas pada terhambatnya pula sintesis prostaglandin yaitu suatu zat yang bekerja pada ujung-ujung saraf yang sakit. Indikasi : Meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada nyeri haid (dismenore primer), nyeri pada sakit gigi, sakit kepala, meringankan gejala penyakit rematik, sendi, trauma otot dan musculoskeletal 71 MORFIN Penggolongan : Analgesik narkotik turunan morfin Mekanisme Kerja : Menghambat adenilat siklase dari neuron, sehingga terjadi penghambatan sintesis c-AMP, selanjutnya menyebabkan perubahan keseimbangan antara neuron noradrenergic, serotonik, dan kolinergik. Indikasi : Penatalaksanaan nyeri kronik yang perlu analgesik opioid. Narkotik kuat untuk nyeri yang berat, Morfin IV diberikan untuk meredakan nyeri jantung akibat infark miokardium. 72 OBAT GENERIK BERMEREK 73 PANADOL Penggolongan : Analgesik non narkotik/NSAID derivat paraaminofenol Mekanisme Kerja : Penghambatan Isoenzim C0X-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2(cyclooxygenase2) Indikasi : Meredakan sakit kepala, sakit gigi, myalgia, dan menurunkan demam yang menyertai flu dan demam pasca vaksinasi. 74 PRORIS Penggolongan : Analgesik non narkotik/NSAID derivat Asam Propionat Mekanisme Kerja : Menghentikan enzim Sikloosigenase yang berimbas pada terhambatnya pula sintesis Prostaglandin yaitu suatu zat yang bekerja pada ujung-ujung syaraf yang sakit. Indikasi : Meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada nyeri haid (dismenore primer), nyeri pada sakit gigi, sakit kepala, meringankan gejala penyakit rematik, sendi, trauma otot dan musculoskeletal. 75 PONSTAN Penggolongan : Analgesik non narkotik/NSAID derivat Asam Fenamat Mekanisme Kerja : Menghambat sintesa prostaglandin dan menghambat aktivitas prostaglandin yang telah terbentuk. Indikasi : Meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, termasuk nyeri trauma, dismenore primer dan nyeri pasca operasi. 76 ANESTESI DOSEN PEMBIMBING: Zamharira Muslim.,M.Farm., Apt Heti Rais Khasanah.,M.Sc.,Apt Disusun Oleh: 1. Annisa Robela (P05150220003) 2. Devi Fitriani (P05150220008) 3. Ertika Duwi (P05150220012) 4. Okta Puspitasari (P05150220065) 5. Wulan Ramdani (P05150220037) 6. Zeliayati (P05150220039) 7. Zifa Assafa (P05150220078) POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN ANALIS KESEHATAN PRODI D-III FARMASI TAHUN 2021/2022 77 OBAT GENERIK BERLOGO 78 ISOFLURANE Penggolongan : keras Mekanisme kerja : isofluran menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sistemik. Selain itu, isofluran bekerja sinergis dengan reseptor GABA tipe a dan menghambat reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA). Pada ginjal, isofluran memberikan efek vasodilatasi namun tidak menyebabkan perubahan fungsi ginjal yang signifikan. Indikasi : anestesi inhalasi pada induksi dan pemeliharaan anestesi umum 79 MIDAZOLAM Penggolongan : keras Mekanisme kerja : efek menenangkan dengan cara meningkatkan aktivitas zat kimia alami dalam tubuh yang disebut asam gamma-aminobutirat (GABA). Indikasi : Premedikasi, induksi dan pemeliharaan anestesi umum. Sedasi pada prosedur diagnostic dan anestesi local. Sedasi di ICU. 80 LIDOCAINE 2% Penggolongan : Keras Mekanisme Kerja: menghambat sinyal penyebab nyeri sehingga mencegah timbulnya rasa sakit untuk sementara Indikasi: anastetik lokal kulit seperti : penyisipan jarum pada penggunaan kateter intravena atau pengambilan darah,pembedahan super fisial. 81 OBAT GENERIK BERMEREK 82 FORTANEST Penggolongan: Keras Mekanisme Kerja: berikatan dengan reseptor gamma-aminobutyric acid A (GABAA) di susunan saraf pusat dengan bantuan gamma-aminobutyric acid (GABA). Indikasi : Premedikasi,induksi dan pemeliharaan anestesi umum 83 BUVANEST Penggolongan : Keras Mekanisme : menghambat rangsangan nyeri yang dikirimkan oleh sel saraf menuju otak ,sehingga rasa nyeri hilang untuk sementara Indikasi : Anestesi spinal untuk op abdomen urologi dan ekstremitas bawah 84 BUNASCAN SPINAL 0,5% Penggolongan : Keras Mekanisme : menghambat rangsangan nyeri yang dikirimkan oleh sel saraf menuju otak,sehingga rasa nyeri hilang untuk sementara Indikasi : Anestesi spinal untuk op abdomen urologi dan ekstremitas bawah 85