ELCTRO SURGERY UNIT Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mata kuliah Elomedik III Oleh: Yudha Bagus P ( P2.31.38.0.07.060) Dosen Praktek: Ansor Ibrahim Usman,ST. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO MEDIK POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II DEPARTEMEN KESEHATAN RI 2010 1 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa nikmat sehat sehingga Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selawat dan salam taklupa kami panjatkan kehadirat baginda Rasulullah saw. Makalah ini berisikan tentang Pesawat Electrosurgical Unit. Didalam makalah ini terdapat banyak hal yang dapat membantu mahasiswa dalam memehami suatu alat khususnya peralatan elomedik dan dapat menunjang praktikum mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan Teknik Elektromedik. Pada kesempatan ini pula, kami menghanturkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Hj. Rusmini B, direktur jurusan Teknik Elektromedik. 2. Bapak Ansor Ibrahim, dosen praktikum Alat Elomedik jurusan Teknik Elektromedik. 3. Orang tua yang telah membantu dan menyemangati kami. 4. Teman satu kelompok yang telah bekerja sama mencurahkan jiwa dan pikirannya dalam proses penyelesaian alat dan karya tulis ini. 5. Teman-teman mahasiswa Teknik Elektromedik yang telah membantu kami. Mudah-mudahan segala amal kebaikannya akan dibalas oleh Allah SWT. Tak lupa kami mengharapkan saran dan kritik pembaca demi kesempurnaan kaya tulis ini di masa mendatang. Terima kasih. Penulis Yudha Bagus P 2 Daftar Isi Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 Judul 4 BAB I 1.1 TEORI DASAR 5 1.2 PRINSIP DASAR 5 1.3 PETUNJUK PENGGUNAAN 6 BAB II 2.1 BLOK DIAGRAM 7 2.2 RANGKAIAN POWER SUPPLY 8 2.3 RANGKAIAN OSILATOR 1 MHz 8 2.4 RANGKAIAN MIKROKONTROLER 10 2.5 RANGKAIAN PENGATUR DAYA 11 2.6 RANGKAIAN PENGGERAK 12 2.7 RANGKAIAN OUTPUT 13 2.8 RANGKAIAN TAMPILAN LCD 15 2.9RANGKAIAN SECARA KESELURUHAN 15 BAB III 3.1PENUTUP 16 DAFTAR PUSTAKA 17 3 Electro Surgery Unit (ESU) 4 BAB I 1.1 TEORI DASAR Definisi Pesawat Electro Surgery Unit (ESU) Pesawat Electro Surgery Unit (ESU) adalah peralatan medis yang digunakan untuk melakukan pembedahan jaringan pada saat operasi. Pembedahan jaringan dengan cara mengalirkan arus listrik yan besar berfrekuensi tinggi. Arus listrik frekuensi tinggi tersebut akan mengalirkan tenaga panas yang dapat merusak jaringan tertentu pada tubuh pasien. 1.2 PRINSIP DASAR Prinsip Dasar Pesawat Electro Surgery Unit (ESU) Electro Surgery Unit (ESU) mempunyai prinsip kerja memusatkan arus listrik bolak balik (alternating current) berfrekuensi tinggi ke salah satu jaringan pada tubuh pasien. Pengaliran arus listrik frekuensi tinggi melalui jaringan biologi ini bertujuan untuk mencapai efek bedah seperti pemotongan (cutting), penggumpalan (coagulation), atau pengawetan melalui proses pengeringan (dessication). Meskipun secara lengkap tidak dimengerti bagaimana bedah listrik bekerja, namun alat ini sudah digunakan sejak tahun 1920-an untuk memotong jaringan secara efektif dimana pada saat yang sama dapat mengontrol jumlah pendarahan. 5 1.3 PETUNJUK PENGOPRASIAN Prosedur tetap Pengoprasian A. Prasyarat 1. SDM (sumber daya manusia) terlatih dan siap. 2. Ruangan steril. 3. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat. 4. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian. 5. Alat layak pakai dan steril. 6. Aksesori lengkap dan baik. B. Persiapan 1. Buka penutup debu (dust Cover). 2. Tempatkan alat pada ruang tindakan. 3. Siapkan aksesori. 4. Siapkan kabel-kabel elektroda. 5. Periksa hubungan alat ke terminal pembumian. C. Pemanasan 1. Hubungkan alat dengan catu daya. 2. Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol On/Off ke posisi On. 3. Lakukan pemanasan secukupnya. 4. Cek fungsi-fungsi selector pemilih cutting, coagulating dan bipolar. D. Pelaksanaan 1. Perhatikan protap pelayanan. 2. Pasang Netral Electrode pada posisi yang benar. 3. Pasang electrode (loop electrode, knife electrode, ball electrode, bipolar electrode) sesuai kebutuhan pelayanan. 4. Atur selector pemilih (cutting, coagulating dan bipolar) sesuai kebutuhan. 5. Atur intensitas output sesuai kebutuhan. 6. Lakukan tindakan. 6 E. Pengemasan / Penyimpanan 1. Kembalikan selector ke posisi minimum. 2. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol On/Off ke posisi Off. 3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya. 4. Lepaskan kabel elektrode (active, netral dan foot switch) dari alat. 5. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian. 6. Bersihkan alat dan aksesori. 7. Tempatkan aksesori pada tempatnya. 8. Pasang penutup debu (dust cover). 9. Kembalikan alat pada tempatnya. 10. Catat beban kerja alat (dalam jumlah pasien). 2.1 BLOK DIAGRAM Mikrokontrollr AT89S51 Tampiln LCD Rangkaian Pengatur Daya Driver Rangkain Output Osilator 1 MHz Rangkaian Power Supply Gambar: 1.1 Blok Diagram 7 BAB II 2.2 RANGKAIAN POWER SUPPLY Gambar:1.2 Rangkaian Powe Suplay Rangkaian Power Supply adalah rangkaian pembangkit arus searah dimana arus bolak balik diubah menjadi arus searah. Berfungsi menyalurkan tegangan ke seluruh rangkaian yag membutuhkan. 2.3 RANGKAIAN OSILATOR 1 MHz Gambar:1.3 Rangkaian Osilator 8 Pada rangkaian ini menggunakan penyulut schmit dengan menggunakan gerbang NAND 2 masukan sebagai penghasil frekuensi tinggi yang akan digunakan dalam pesawat ini. Pada rangkaian ini menggunakan tegangan input sebesar + 10 VDD pada salah satu gerbang logikanya. Penyulut schmit memiliki tiga karakteristik input yang berbeda-beda sebesar 5V, 10V, dan 15V yang akan berpengaruh terhadap nilai ambang positif (UT) dan ambang negatif (LT) pada penyulut schmit tersebut. Pada kasus ini digunakan input sebesar + 10 VDD dengan nilai UT + 4,6V dan LT + 2,5V. Nilai tersebut didapat dari datasheet ic 4093. Pulsa osilasi akan terbentuk jika gerbang masukan 1 diberikan logika 1 (high). Pada saat kondisi awal, gerbang masukan 1 berlogika 1 (high) dan gerbang masukan 2 berlogika 0 (low) maka keluaran berlogika 1 (high). Pada kondisi ini, akan ada arus listrik yang akan melewati variabel R1 kemudian mengisi kapasitor. Pada saat t tertentu tegangan di kapasitor melewati sedikit tegangan ambang positif (UT) dari penyulut schmit NAND, sehingga masukan 2 dianggap bernilai 1 (high). Pada saat kondisi semua gerbang masukan 1 dan 2 bernilai 1 (high), maka keluaran pada output berlogika 0 (low). Pada kondisi ini, muatan pada kapasitor akan terbuang melewati variabel R1 menuju keluaran yang berlogika 0 (low). Pada saat t tertentu tegangan di kapasitor kurang sedikit dari tegangan ambang negatif (LT) dari penyulut schmit NAND, sehingga masukan 2 dianggap bernilai 0 (low). Pada kondisi salah satu gerbang masukan 1 (high) dan satu gerbang masukan yang lain bernilai 0 (low), maka keluaran pada output berlogika 1 (high). Demikian kejadian ini akan terjadi secara terus menerus sehingga akan didapatkan sinyal keluaran berbentuk persegi yang kemudian akan di balik oleh gerbang inverter untuk mendapatkan bentuk gelombang persegi yang lebih stabil. 9 2.4 RANGKAIAN MIKROKONTROLER Gambar:1.4 Rangkaian Mikrokontroler Berfungsi untuk mengendalikan rangkaian pengatur daya dan tampilan LCD. Mikrokontroler AT89S51 akan memproses masukan dan keluaran yang ada pada peralatan ini, pengontrolan tersebut dilakukan melalui pengaktifan masingmasing pin pada mikrokontroler tersebut, baik pengaktifan secara paralel atau tersendiri pin-pin mikrokontroler dalam satu port. Untuk mengaktifkan pin-pin atau port yang terdapat di dalam mikrokontroler tersebut dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software). Untuk mengaktifkan mikrokontroler AT89S51 maka perlu diberikannya tegangan supply + 5 volt pada pin 40 dan pemberian tegangan nol (ground) pada pin 20. Disamping itu diperlukan juga pengaktifan osilator dengan menggunakan kristal 12 MHz dan 2 buah kapasitor 33 pF. 10 2.5 RANGKAIAN PENGATUR DAYA Gambar:1.5 Rangkaian Pengatur Daya Pada rangkaian pengatur daya mengunakan IC LM 317 sebagai regulator tegangan dengan rangkaian mikrokontroler AT89S51 sebagai pengontrol kerja dari rangkaian pengatur daya tersebut. Pada rangkaian ini memiliki lima pengaturan daya yang dapat diatur dengan menggunakan up/down switch, lalu memerintahkan port output P2.0-P2.4 yang menuju ke rangkaian pengatur daya untuk mengaktifkan salah satu optocoupler agar tegangan input pada LM 317 dapat diregulasi menjadi tegangan yang dapat diatur nilai pada outputnya dengan menggunakan nilai resistansi yang sesuai dengan persamaan. Kemudian besar nilai tegangan pada output LM 317 diteruskan ke kontaktor relay NO. Ketika foot switch ditekan. Keluaran pada P1.3 akan berada pada kondisi low sehingga akan mengaktifkan optocoupler. Aktifnya optocoupler, koil relay akan mendapatkan tegangan sebasar + 12V terhadap ground sehingga kontaktor relay akan berpindah dari NO menjadi NC. Tegangan keluaran LM 317 melewati kontaktor relay tersebut menuju ke salah satu primer trafo kopel. Tegangan sumber pada rangkaian pengatur daya ini sebesar 24 volt yang kemudian melewati IC regulator LM 317. Lima nilai tahanan yang berbeda-beda akan menghasilkan nilai tegangan yang berbeda-beda pula sesuai dengan yang diinginkan. Ketika tombol up/down ditekan, salah satu port yang menuju ke rangkaian pengatur daya menjadi aktif low, menghidupkan infra red emitting diode pada optocoupler membias basis phototransistor sehingga mengakibatkan 11 phototransistor tersebut berada dalam kondisi saturasi. Kondisi ini menyebabkan phototransistor seperti saklar tertutup. Dengan aktifnya phototransistor, maka resistor pada kolektor akan terhubung ke ground sehingga terjadi loop tertutup menyebabkan terjadinya beda potensial pada keluaran LM 317. 2.5 RANGKAIAN PENGGERAK Gambar:1.6 Rangkaian Penggerak Pada rangkaian ini hanya terdapat mosfet dan transformator couple. Fungsinya adlah sebagai rangkaian penggerak dari osilator 1 MHz dan rangkaian pengatur daya dan penghalang arus balik dari rangkaian output yang dapat membahayakan terhadap rangkaian arus rendah sebelumnya. Mosfet berfungsi sebagai saklar untuk membuka dan menutup dari osilator 1 MHz untuk mentrigger gate nya agar terjadi osilasi pada sekunder trafo kopel. Gate Mosfet akan mendapat trigger berupa osilasi + 1 MHz dari rangkaian osilator. Ketika gate mosfet mendapat trigger positif, maka mosfet dalam posisi seperti saklar tertutup sehingga terjadi loop tertutup pada rangkaian tersebut. Akibatnya akan ada arus dari rangkaian pengatur daya melewati primer trafo kopel menuju drain ke source mosfet lalu menuju ground. Lalu ketika gate Mosfet mendapatkan trigger negatif, maka mosfet dalam posisi seperti saklar terbuka sehingga terjadi loop terbuka. Akibatnya tidak ada arus dari rangkaian pengatur daya melewati primer trafo kopel menuju ground. Kejadian ini akan terjadi secara terus menerus sehingga pada primer trafo kopel terjadi GGM (Garis Gaya 12 Magnet) dan mengakibatkan terjadinya GGL (Gaya Gerak Listrik) pada sekunder trafo kopel dengan frekuensi + 1 MHz dan tegangan yang dapat diatur dari rangkaian pengatur daya. 2.7 RANGKAIAN OUTPUT Gambar:1.7 Rangkaian OutPut Pada rangkaian output bertujuan untuk menghasilkan daya yang besar dengan frekuensi yang tinggi pula agar mampu membakar jaringan dengan memusatkan arus tinggi pada jaringan tersebut tanpa harus membahayakan pasien. Caranya dengan memusatkan arus tinggi tersebut dengan frekuensi yang tinggi (> 300 kHz). Prinsip kerja rangkaian output yaitu tegangan AC 60 V yang telah disearahkan oleh diode bridge diguncangkan lagi dengan perpaduan Mosfet dan Transformator pada frekuensi + 1 MHz sehingga pada sekunder trafo akan timbul tegangan listrik sesuai dengan perbandingan transformator. Besar nya arus yang mengalir pada primer trafo step up dikontrol oleh Mosfet Q1 type IRF 460. 13 Tegangan jala-jala PLN sebesar 60 VAC 50 Hz disearahkan oleh diode bridge, hasil penyearahan masuk ke salah satu masukan primer trafo step up yang sebelumnya difilter oleh kapasitor polar sebesar 330 mikroFarad 250 V terhadap ground dan juga melewati resistor 1 ohm. Dengan rumus tertentu sehingga diperoleh waktu yang sangat cepat, maka pulsa keluaran pada filter kapasitor berupa garis lurus dengan terdapat sedikit riak. Pada bagian lain masukan primer trafo step up terhubung dengan diode dan diteruskan menuju penguras atau drain pada Mosfet, sedangkan bagian sumber atau source terhubung langsung terhadap ground. Pada awal ketika foot switch belum ditekan, kaki gate pada Mosfet belum mendapat trigger positif, maka Mosfet akan berada dalam keadaan mati (cut off) sehingga terjadi loop tertutup pada rangkaian output. Ketika foot switch ditekan maka relay akan bekerja, sehingga gate akan mendapatkan clock dari rangkaian penggerak sebesar + 1 MHz. Dengan bekerjanya Mosfet akan ada arus yang mengalir melalui primer trafo step up. Besarnya arus yang mengalir tergantung dari besarnya tegangan pada terminal gate Mosfet. Semakin besar tegangan pada gate Mosfet dari trafo kopel semakin besar pula arus yang mengalir pada primer trafo step up akibatnya sekunder trafo step up bertambah besar. 2.8 RANGKAIAN TAMPILAN LCD Gambar:1.8 Rangkaian Tampilan LCD 14 Pada rangkaian penampil LCD dikontrol oleh rangkaian mikrokontroler AT89S51 dari port 0.0 – port 0.7 dan juga port 1.0 – port 1.1 dengan menampilkan tulisan dan angka berupa pemilihan nilai daya yang akan diatur. 2.9 RANGKAIAN SECARA KESELURUHAN Gambar:1.9 Rangkaian keseluruhan 15 BAB III PENUTUP Laporan yang berjudul “ ELECTRO SURGERY UNIT “ ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mata kuliah ELOMEDIK III atas bimbingan Bapak Ansor Usmani ST. MT. Laporan ini memberikan penjelasan mengenai cara-cara pelaksanaan pengoperasian, pemeriksaan, pemeliharaan, cara kerja dan bagian-bagian dari alat infusion pump. Laporan Infusion Pump ini disusun agar dapat dijadikan tambahan wawasan ilmu bagi mahasiswa/mahasiswi Politeknik Kesehatan Jakarta II jurusan Teknik Elektromedik. Untuk peningkatan laporan Infusion Pump ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran penyempurnaan, guna perbaikan laporan ini dimasa datang. Semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua. Amin... 16 DAFTAR PUSTAKA http://www.google.com/ESU.html http://www.google.com/blok diagram.html http:/www.wikipedia.org/ESU.html 17