Uploaded by Sry Lestari Samosir

plta

advertisement
Pembangkit Listrik Tenaga Air
Air adalah salah satu sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Salah
satu penggunaan energi air yang sangat penting adalah bermanfaat untuk menghasilkan energi
listrik. Jumlahnya yang berlimpah menjadikan air sebagai salah satu sumber energi terbarukan. Di
Indonesia sendiri, potensi energi yang dapat dimanfaatkan dari air adalah sebesar 45,379 MW dari
total 75,091 MW energi yang terkandung. Pemanfaatan energi air untuk menghasilkan energi
listrik dilakukan dengan menggunakan teknologi bernama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Di Indonesia sendiri, pembangkit listrik tenaga air dimanfaatkan dari bendungan yang
sengaja dibuat untuk menampung air dan menjadi sumber tenaga untuk menghasilkan listrik.
Bendungan menjadi salah satu sumber alternatif yang mampu menghasilkan listrik dengan jumlah
besar, sehingga dapat mengaliri akses listrik ke rumah dan jalanan untuk penduduk yang jauh dari
pembangkit listrik perkotaan.
Sejarah PLTA
Tenaga air telah digunakan sejak zaman kuno untuk menggiling gandum dan melakukan
tugas lainnya. Pada pertengahan 1770-an, insinyur Prancis Bernard Forest de Bélidor
mempublikasikan Architecture Hydraulique yang menjelaskan mesin hidraulis sumbu-vertikal dan
horizontal. Di akhir abad ke-19, generator listrik dikembangkan dan saat ini dapat dipasangkan
dengan hidraulis.
Pada tahun 1878, pembangkit listrik air pertama dunia dikembangkan di Cragside,
Northumberland, Inggris oleh William George Armstrong. Pembangkit itu digunakan untuk
menyalakan sebuah lampu busur di galeri seninya. Pembangkit listrik tenaga air terus berkembang
pada abad ke-20. Tenaga air disebut-sebut sebagai batu bara bersih karena hasil dan
ketersediaannya. Tenaga air menjadi sumber listrik utama di berbagai negara, seperti Norwegia,
Republik Demokratik Kongo, Paraguay dan Brazil, hingga 85% kapasitas.
Komponen PLTA
Ada beberapa komponen penting dalam proses PLTA antara lain :
-
Bendungan : komponen ini berfungsi untuk menampung air dalam jumlah yang sangat
besar, karena turbin membutuhkan pasokan air yang cukup dan stabil. Bendungan juga
memiliki fungsi lain sebagai penahan banjir.
-
Pipa : pipa berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerbong turbin. Adapun
pipa pusat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm. sementara ujung pipa diarahkan
ke corong turbin.
-
Turbin : berfungsi untuk mendorong dan memutar baling baling dengan tenaga air sehingga
mampu memutar turbin. Turbin akan mengkonversi energy potensial menjadi energi
kinetic. Tanpa turbin, listrik tidak dapat digunakan oleh penduduk.
-
Generator : Generator merupakan sebuah alat yang dihubungkan dengan turbin melalui
gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling turbin berputar, generator juga akan ikut
berputar. Alat ini memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di
dalam generator, sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan timbulnya
arus listrik AC.
-
Jalur Transmisi : Jalur transmisi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari PLTA ke
rumah-rumah atau industri. Sebelum listrik dipakai, terlebih dahulu tegangannya di
turunkan dengan transformatir step down.
Cara Kerja PLTA
Cara kerja PLTA pada dasarnya adalah mengubah tenaga air menjadi energy listrik, bukan
mengubah airnya namun tenaga air tersebut. Air menjadi sarana potensial yang mampu
menggerakkan turbin, kemudian air yang ada di bendungan akan turun kedalam lubang untuk
memutar turbin. Perputaran turbin tersebut akan menghasilkan energi listrik mekanik yang
dikonversi melalui generator menjadi energy listrik.
Kemudian, listrik yang terkumpul akan diteruskan ke Power Supply listrik yang
disambungkan melalui kabel. Umumnya kabel tersebut dibentangkan dan ditahan oleh sutet, lalu
dibagi ke daerah atau diteruskan ke rumah penduduk. Selain itu, air yang sudah melewati turbin
akan disalurkan kembali ke sungai untuk digunakan oleh masyarakat. Skema cara kerja PLTA bisa
dilihat di gambar ini
Setidaknya terdapat tiga proses konversi energi pada PLTA. Proses konversi energi dimulai
dari energi potensial (berhubungan dengan ketinggian) dari air pada reservoir yang berubah
menjadi energi kinetik translasi (berhubungan dengan perpindahan) saat air bergerak menuju
powerhouse dalam saluran air. Kemudian energi kinetik translasi dikonversi menjadi energi
kinetik rotasi (berhubungan dengan putaran) saat turbin berputar akibat dari pergerakan aliran air.
Dari kacamata asuransi, risiko PLTA, baik saat dalam fase konstruksi maupun fase
operasional, tergolong ke dalam risiko dengan exposure yang tinggi (high risk). Mengingat PLTA
membutuhkan adanya perbedaan ketinggian antara reservoir dan powerhouse, daerah pegunungan
menjadi tempat yang sangat cocok untuk lokasi PLTA. Seperti yang secara umum diketahui,
daerah pegunungan merupakan daerah yang rawan akan kejadian alam seperti gempa bumi, tanah
longsor serta banjir.
Kelebihan dan kekurangan PLTA dirangkum pada tabel berikut.
Kelebihan :
1. Sumber energy terbarukan
Kekurangan :
1. Biaya investasi awal cukup tinggi
2. Tidak ada emisi karbon
2. Diperlukan lahan yang cukup besar
3. Biaya produksi lebih terjangkau
3. Menganggu ekosistem sungai
4. Mendorong Pembangunan Daerah
4. Tinggi akan risiko banjir dan tanah
longsor
PLTA Terbesar di Indonesia
Waduk Cirata, Jawa Barat
Waduk Cirata saat ini merupakan PLTA terbesar di Indonesia, dengan kemampuan daya
hingga 1,008 Megawatt dengan kemampuan energi listrik rata-rata 1,428 Giga Watt Hour (GWH)
per tahun. Adapun Waduk Cirata bermuara di tiga kabupaten, yakni Cianjur, Purwakarta, dan
Bandung barat untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Jawa-Bali
Download