MAKALAH PEMBAHARUAN DI DUNIA ISLAM DOSEN Andi Hakib, SE., M.Si. DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 : 1. Muhammad Adnan Jakaria (105711101820) 2. Adelia Syaputri (105711101920) 3. Nurul Aisa (105711102020) 4. Uyun Maryun Soleh Makmur (105711102120) 5. Amanda Rostia Putri (105711102220) 6. Muh. Khaerul Ikhsan .K (105711102320) 7. Belinda Girly Sonia (105711102420) 8. Abdullah Iqram Ali Ramdhani (105711102520) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul PEMBAHARUAN DI DUNIA ISLAM. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. para keluarga, sahabat-sahabat, dan pengikut-pengikut sampai hari akhir. Atas bimbingan Dosen Pendidikan Agama Islam dan saran dari teman-teman, mka disusunlah makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini, dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan. Dan semoga segala yang tertuang dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam rangka membangunan khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna. Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada: 1. Dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam, Bapak Andi Hakib, SE., M.Si. 2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya makalah. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu, kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT. kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. semata. Makassar, 14 Desember 2020 Penulis 2 DAFTAR ISI SAMPUL HALAMAN.............................................................................................................. 1 KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2 DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3 BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penulisan BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................................ 5 2.1. Era Kebangkitan Islam 2.2. Era Kejayaan Islam 2.3. Dinamika Gerakan Pembaharuan Islam BAB III : PENUTUP .............................................................................................................. 11 3.1. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12 3 BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam bahasa Arab, gerakan pembaharuan Islam disebut tajdîd, dan pelakunya disebut mujaddid. Kata tajdid sendiri secara bahasa berarti “mengembalikan sesuatu kepada kondisi yang seharusnya”. Dalam bahasa Arab, sesuatu dapat dikatakan “jadid” (baru), apabila bagianbagiannya masih erat menyatu dan masih jelas. Pengertian ini menunjukkan bahwa sesuatu yang akan mengalami proses tajdid adalah sesuatu yang memang telah memiliki wujud dan dasar yang riil dan jelas. Itulah sebabnya, hanya Syariat Islam satu-satunya syariat samawiyah yang mungkin mengalami tajdid karena dasar pijakannya masih terjaga dengan sangat jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pengertian tadi, sejak awal sejarahnya, Islam sebenarnya telah memiliki tradisi pembaharuan karena ketika menemukan masalah baru, kaum muslim segera memberikan jawaban yang didasarkan atas doktrin-doktrin dasar kitab dan sunnah. Rasulullah pernah mengisyaratkan bahwa “sesungguhnya Allah akan mengutus kepada umat ini (Islam) pada permulaan setiap abad orang-orang yang akan memperbaiki –memperbaharui- agamanya” (HR. Abu Daud). Tajdid yang dimaksud oleh Rosulullah SAW tentu bukanlah mengganti atau mengubah agama, melainkan bertujuan untuk mengembalikannya seperti sediakala dan memurnikannya dari berbagai kebatilan yang disebabkan oleh hawa nafsu manusia sepanjang zaman. Dari definisi di atas nampak, bahwa tajdid tersebut mendorong umat Islam agar kembali kepada Al-quran dan sunnah serta mengembangkan itjihad. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut, ada beberapa rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini, yaitu: a. Bagaimana Era Kebangkitan Islam? b. Bagaimana Era Kejayaan Islam? c. Bagaimana Dinamika Gerakan Pembaharuan Islam? 1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan berdasarkan masalah di atas adalah : a. Mengetahui Era Kebangkitan Islam. b. Mengetahui Era Kejayaan Islam. c. Mengetahui Dinamika Gerakan Pembaharuan Islam. 4 BAB II : PEMBAHASAN 2.1. Era Kebangkitan Islam Kebangkitan Islam merupakan fenomena sejarah nasional yang menumbuhkan kembali semangat iman, stagnasi pemikiran dan fikih, serta gerakan (harakah) dan jihad. Kebangkitan ini juga membawa ujian-ujian bagi umat Islam sehingga mendorong mereka mencari sebab-sebab kejatuhan dan kehinaan yang menimpa. Beranjak dari kesadaran ini, mereka menemukan kesadaran baru, yaitu: menghidupkan iman, mengaktifkan pemikiran, dan menggairahkan gerakan Islam. Dalam hal ini, Al-Qur'an telah mengisyaratkan melalui kisah perjalanan Bani Israil (awal surat al-Israa') dan Al-Hadits yang menjelaskan tentang lahirnya pembaharu setiap satu abad. Sejarah Islam pun membuktikan isyarat ini. Kebangkitan yang sedang kita perbincangkan ini merupakan fase kesadaran baru yang sedang marak di Dunia Arab Islam pasca fase kehinaan akibat kolonialisme. Kebangkitan Islam mulai muncul menjelang Perang Dunia II pecah dan semakin kokoh pada era sesudahnya hingga mencapai momentum perkembangan yang paling spektakuler sejak akhir dasawarsa 1970-an. Kebangkitan ini semakin mengakar dalam organisasi-organisasi Islam yang membawa kesadaran baru. Berdirilah misi-misi Islam yang mengembalikan kepercayaan mengenai kebenaran Islam dan kebesaran sejarahnya. Kebangkitan Islam mengambil bentuk aktivitas sosial yang mendidik generasi muda, memakmurkan masjid, dan membersihkan sifat-sifat tercela. Selain itu, kebangkitan Islam bergerak dalam bidang politik untuk menempatkan Islam dalam politik dan jihad. Mungkin sebagian besar perhatian ditujukan kepada al-Ikhwan alMuslimun dan Jihad Islam, namun sebenarnya kebangkitan ini digerakkan oleh banyak organisasi Islam, meskipun tidak seluruhnya menarik untuk diperbincangkan. Bahkan, gerakan kebangkitan Islam tidak bisa hanya dihubungkan dengan pemikiran para pionir aktivis yang terorganisir an sich, melainkan harus pula melihat kecenderungankecenderungan pemikiran yang lain. Fenomena sosial yang luas dan kesadaran membaja untuk memisahkan diri dari gaya hidup Eropa dan kembali ke pangkuan Islam telah mendorong umat untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam realitas kehidupan. Persoalan kebangkitan tidak terbatas pada gerakan kebangsaan, sebab disetujui atau tidak, sistem pemerintahan pun ikut memainkan peran tertentu dalam konteks kebangkitan. Peran tersebut tampak pada perilaku politik, apalagi dalam dunia pers dan pendidikan hukum, serta terutama dalam upaya menerapkan syariat Islam. Dapat ditarik suatu hipotesis bahwa kebangkitan Islam telah menjadi kekuatan sejarah yang sempurna. Kebangkitan Islam menimbulkan berbagai pengaruh bagi Dunia Arab. Kebangkitan merupakan respon terhadap berbagai tantangan dan bekerja sama dengan kekuatan sejarah lain yang bergerak di negeri-negeri lain. Dalam pengertian, kebangkitan Islam tidak hanya bergumul dengan ideal-ideal Islam saja, melainkan juga dengan realitas serta berbagai aliran dan paham. 5 Karenanya, kita terkadang masih perlu mengembalikan wacana tentang kebangkitan Islam kepada akar-akar pemikiran Arab secara keseluruhan. Ini karena esensi kebangkitan tidak dapat dipahami tanpa mengembalikannya kepada akar-akar ini. Penyertaan Qatar dalam pembahasan ini hanyalah sebagai negara yang mewakili tipe pemerintahan dalam masyarakat yang mempertahankan eksistensi keeropaan dan keislaman menuju satu kesatuan yang melampaui batas-batas geografis. Oleh karenanya, pembahasan ini terkadang tertuju kepada fanatisme nasional yang mengarah pada pemeliharaan negeri Qatar. Bila kita berbicara mengenai kebangkitan sistem pemerintahan negara-negara Arab, maka sebaiknya kita mengingat bahwa masalah integrasi atau disintegrasi tidak dapat dikesampingkan. Meskipun secara teoretis, yang dijadikan objek kajian adalah nilai-nilai Qatar dan keintegrasiannya, namun situasi yang diamati adalah dampak kemerdekaan masyarakat Qatar dan integrasi dengan nilai-nilai Islam. Dampak langsung dari integrasi adalah tenggelamnya sistem lama di Qatar dan menangnya sistem lain. Kita akan mencermati contoh tersebut pada pembahasan mendatang. Negara-negara Arab tidaklah terputus dari lingkungan sekitarnya. Demikian pula kebangkitan Islam tidak hanya mengakar di bumi Arab. Islam merupakan agama mayoritas masyarakat Arab, Afrika, dan Asia. Dalam perspektif historis, gerakan-gerakan Islam saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. 2.2. Era Kejayaan Islam Zaman Kejayaan Islam (sek. 750 M – sek. 1258 M) adalah waktu ketika filsuf, ilmuwan, dan insinyur di dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi untuk perkembangan teknologi dan budaya, baik dengan mempertahankan tradisi yang sudah ada atau dengan menambahkan penemuan dan inovasi itu sendir. Banyak dari perkembangan ini dan belajar ini dapat menghubungkan dengan geografi. Bahkan sebelum kedatangan Islam, Mekah adalah pusat perdagangan di Semenanjung Arab, dan Muhamad sendiri adalah seorang pedagang. Tradisi ziarah ke Mekah menjadi pusat gaagasan dan barang pertukaran. Pengaruh yang dimiliki oleh pedagang Muslim pada perdagangan lajur Afrika-Arab dan Arab-Asia sangat besar. Penyebab Akibatnya, peradaban Islam tumbuh, berkembang, dan memperluas perekonomian berdasarkan perdagangan, bertentangan dengan Kristen, India, dan China sedang membangun sebuah komunitas atas dasar kepemilikan aristokrat lahan pertanian. 6 Pedagang membawa barang dan menyebarkan agama mereka ke Cina (yang mengakibatkan jumlah Muslim di Cina dengan perkiraan jumlah sekitar 37 juta orang, terutama etnis Uyghur Turk yang wilayahnya dikuasai oleh China), India, Asia Tenggara, dan kerajaan di West Afrika. Ketika pedagang kembali ke Timur Tengah, mereka membawa dengan penemuan dan pengetahuan baru dari tempat-tempat ini. Filsafat Hanya di bidang filsafat, ulama Islam yang relatif terbatas dalam menerapkan ide-ide nonortodoks mereka. Namun, polimat kontribusi membberikan Ibn Rusyd dan Ibn Sina Persia penting dalam mempromosikan karya-karya Aristoteles, yang ide-idenya mendominasi pemikiran dunia Islam dan nonkeagamaan Kristen. Mereka juga mengadopsi ide-ide dari China dan India, yang dengan demikian menambah pengetahuan mereka yang sudah ada. Ibnu Sina dan pemikir spekulatif lainnya seperti al-Kindi dan al-Farabi menggabungkan Aristotelianisme dan Neoplatonisme dengan ide-ide lain yang diperkenalkan melalui Islam. Literatur filsafat Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Ladino, yang membantu perkembangan filsafat Eropa modern. Sosiolog-sejarawan Ibnu Khaldun, warga Carthage Constantine Afrika diterjemahkan teks medis Yunani dan koleksi teknik matematika Al-Khwarzimi adalah tokoh penting di zaman keemasan Islam. Pada saat ini ada juga pengembangan filsuf non-Muslim. Maimonides filsuf Yahudi yang tinggal di Andalusia adalah salah satu contohnya. Sains Banyak ilmuwan penting dari Islam masih hidup dan melakukan kegiatan selama zaman keemasan Islam. Di antara prestasi ilmuwan dalam periode ini mencakup pengembangan trigonometri dalam bentuk modern (sangat menyederhanakan praktik penggunaan untuk memperhitungkan fase bulan), kemajuan dalam bidang optik, dan kemajuan di bidang astronomi. Perdagangan Selain Nil, Tigris dan Efrat sungai yang bisa dilalui tidak banyak, jadi bepergian dengan laut menjadi sangat penting. Sangat sangat maju ilmu navigasi, sehingga sekstan penggunaan dasar (dikenal sebagai kamal). Ketika digabungankna dengan peta rinci dari periode ini, para pelaut berhasil berlayar untuk mengeksplorasi samudara dan tidak perlu lagi repot-repot dengan gurun. Pelaut Muslim juga berhasil menciptakan sebuah kapal dagang besar bertiang tiga ke Laut Mediterania. Nama caravels mungkin berasal dari perahu Arab paling awal dikenal sebagai qārib. Kanal buatan yang menghubungkan Sungai Nil ke Terusan Suez dibangun, yang menghubungkan Laut Merah dengan Laut Tengah meskipun sering berlumpur. 7 Kedokteran Kedokteran merupakan bagian penting dari budaya Islam abad pertengahan. Dalam menanggapi keadaan pada waktu dan tempat di mana mereka berada, dokter Islam mengembangkan literatur medis yang kompleks dan banyak yang meneliti dan mensintesis teori dan praktek kedokteran. Dibidang kedokteran Islam dibangun di atas tradisi, terutama pengetahuan teoritis dan praktis yang telah dikembangkan sebelumnya dalam bahasa Yunani, Romawi dan Persia. Bagi para ilmuwan Islam, Galen dan Hippocrates adalah orang-orang yang berprestasi, diikuti oleh para ilmuwan Hellenic Alexandria. Banyak ulama Islam untuk menerjemahkan tulisan-tulisan Yunani ke dalam bahasa Arab dan kemudian diproduksi baru pengetahuan medis naskah. Tradisi Yunani untuk membuatnya lebih mudah diakses, dimengerti, dan diajarkan, ilmuwan Islam mengusulkan dan membuat pengetahuan yang lebih sistematis obat Yunani-Romawi ensikolpedia menulis ilustrasi yang luas dan kadang-kadang tidak konsisten. Belajar Yunani dan Latin dianggap sangat jelek di Awal Abad Pertengahan Kristen Eropa, dan hanya di abad ke-12, setelah terjemahan dari bahasa Arab untuk membuat Eropa Abad Pertengahan untuk mempelajari kembali obat Hellenic, termasuk karya-karya Galen dan Hippocrates. Dengan efek yang sama atau mungkin lebih besar di Eropa Barat adalah Canon of Medicine Ibnu Sina, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan membuat naskah dan dicetak dan didistribusikan di seluruh Eropa. Selama lima belas dan keenam belas tentu saja, karya tersebut dipublikasikan lebih dari lima kali. Dalam dunia Islam abad pertengahan, rumah sakit mulai dibangun di semua kota besar, seperti Kairo, rumah sakit Qalawun memiliki staf karyawan yang terdiri dari dokter, apoteker, dan perawat. Orang juga dapat mengakses apotek, dan pusat penelitian yang menghasilkan kemajuan dalam pemahaman tentang penyakit menular, dan penelitian pada mata serta mekanisme kerja mata. Era Rasulullah Muhammad SAW (622-632M) dan Periode Khulafaur Rasyidin (632-661 M) Keberhasilan Nabi Muhammad dalam membangun peradaban Islam yang tidak ada bandingannya dalam sejarah dicapai dalam kurun waktu 23 tahun, yaitu 13 tahun langkahlangkah persiapan dalam periode Mekkah (Makiyyah) dan periode 10-tahun Medina (Madaniyah) . Periode 23 tahun merupakan rentang waktu kurang dari satu generasi, di mana ia telah berhasil memegang kendali kekuasaan atas bangsa-bangsa dari peradaban yang lebih tua pada waktu itu, terutama orang-orang Romawi, Persia dan Mesir. 8 Seorang ahli pikir Perancis bernama Dr. Gustave Le Bone mengatakan: “Dalam satu abad, tidak ada manusia dapat membuat perubahan yang signifikan. France membutuhkan 30 keturunan atau 1000 tahun baru bisa menentukan identitas suatu komunitas yang kuat dari Perancis. Hal ini juga hadir seluruh bangsa dan rakyat, tanpa kecuali, di Selain Muslim, karena Muhammad, utusan telah mampu membangun masyarakat baru pada anak (23 tahun) yang tidak dapat ditiru atau dilakukan oleh orang lain “. Kerasulan Muhammad di Madinah di masa depan adalah ujung atas masa peradaban Islam, karena itu adalah di mana sistem Islam disempurnakan dan ditegakkan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai firman Allah yang terkandung dalam Al-Qur’an. “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS. Al-Maidah : 3). 2.3. Dinamika Pembaharuan Gerakan Islam Pembaharuan Hasil Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan Secara institusional, pada perempat pertama abad ke-20 Muhammadiyah dikenal sebagai simbol perubahan, kemajuan, dan karenanya dikenal sebagai gerakan modern. Pemikiran Ahmad Dahlan masa itu, mampu memperbahrui pola pikir serta pandangan masyarakat pada umumnya, yaitu masyarakat yang dahulunya memiliki pandangan umat islam yang eksklusif, tertutup, dan kolot, terpatahkan oleh seorang anggota Muhammadiyah yang memiliki watak rasional dan terbuka. Pandangan dunia akan Muhammadiyah yang menjauhkan diri dari kehidupan dunia diganti dengan pandangan yang menyebutkan bahwa Islam membolehkan umatnya untuk memeperoleh kebahagiaan duniawi. Sikap keagamaan yang intolerant diganti dengan tleran, pandangan keilmuwan yang membatasi pada ilmu agama diganti dengan wawasan bahwa ilmu tidak hanya terbatas pada ilmu agama. Stigma sosial yang menggambarkan orang Muslim itu malas, miskin, bodoh, terbantahkan oleh semangat yang dikembangkan oleh warga Muhammadiyah yang kerja keras, memiliki pemghasilan, dan memiliki pengetahuan untuk menekuni profesinya. Dari hal tersebutlah pola pikir masyarakat mulai terarahkan. Selain hal tersebut, pemikiran Ahmad Dahlan yang menjadi dasar penggerak Muhammadiyah dalam usahanya memberikan makna pembaharuan ke dalam dua gerakan, yaitu gerakan purifikasi dan modernisasi (pembaharuan). Gerakan purifikasi (Pemurnian), yaitu kembali kepada semangat dan ajaran Islam yaitu untuk memurnikan agama dari syirik serta membebaskan umat Islam dari Tahayul, Bi’dah dan Khurafat. Karena umat Islam dahulu cara ibadah mereka mulai bercampur dengan kemusyrikan, takhayul, bi’dah, dan lain sebagainya. Kemudian dalam hal pemikiran, umat Islam saat itu cenderung telah mengalami stagnasi 9 (berfikir tetap) pemikiran. Pola pikir yang dikedepankan cenderung taklid (mengikuti saja) tanpa mau mencari dasarnya. Gerakan pembaharuan (modernisasi) merupakan ajaran Islam yang mengikuti perkembangan zaman dengan tetap berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan, karena hal itu Ahmad Dahlan melakukan pembaharuan diberbagai bidang seperti dalam bidang Pendidikan, beliau mendirikan dan menyelenggarakan sistem pendidikan modern, karena Muhammadiyah yakin bahwa Islam bisa menjadi rahmatan lil-‘alamin, menjadi petunjuk dan rahmat bagi hidup dan kehidupan segenap manusia jika disampaikan dengan cara-cara modern. Dasarnya adalah Allah berfirman : “Wahai jama’ah jin dan manusia, jika kalian sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah. Kamu sekalian tidak akan sanggup melakukannya melainkan dengan kekuatan (ilmu pengetahuan)” (QS. Ar-rahman/55:33). Muhammadiyah konsekuen untuk mencetak elit muslim terdidik lewat jalur pendidikan. Berikut beberapa tipe pendidikan Muhammadiyah: 1) 2) 3) 4) Tipe Muallimin/Muallimat Yogyakarta (pondok pesantren). Tipe madrasah/Depag : Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Tipe sekolah/Diknas : TK, SD, SMP, SMA/SMK, Universitas/ST/Politeknik/Akademi. Madrasah Diniyah, dan lain-lain. Untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan menajwab permasalahan sosial umat Islam, Muhammadiyah membentuk bidang kesejahteraan sosial, beliau membentuk LazisMu (lembaga amil zakat Muhammadiyah), lembaga peduli umat, dan lain sebagainya. Kemudian dalam bidang kesehatan, beliau berusaha mendorong didirikannya balai pengobatan untuk rakyat miskin. Hal itu dikarenakan banyak masyarakat Indonesia dengan kondisi ekonomi yang sangat tertinggal, serta sangat kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, kecuali mereka yang berasal dari kalangan bangsawan. Dalam bidang lain, Ahmad Dahlan mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah dengan harpan agar umat Islam mampu berkarya mengembangkan kreatifitas serta dapat bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka. Adapun usaha Muhammadiyah dibidang sosial dan ekonomi terlihat melalui data berikut : 1) 2) 3) 4) 5) Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Poliklinik. Panti Asuhan dan Santunan. Bank Perkreditan Rakyat. Baitut Tamwil Muhammadiyah (BMT). Koperasi Warga Muhammmadiyah BUMM berupa PT. 10 BAB III : PENUTUP 3.1. Kesimpulan Pembaharuan Islam sebenarnya merupakan hakikat pembaruan yang merujuk kepad makna kata tajdid (gerakan pembaharuan). Tajdid disini mencerminkan suatu tradisi yang berlanjut, yaitu suatu upaya menghidupkan kembali keimanan Islam beserta praktik-praktik dalam komunitas kaum muslimin, dengan tujuan pembaharuan Islam untuk mengembalikan semua bentuk kehidupan keagamaan pada zaman awal Islam sebagaimana dipraktikkan pada masa Nabi Muhammad SAW. dan menjawab tantangan zaman. Faktor yang menjadi dasar perlunya pembaharuan Islam di Indonesia ialah selain seruan Rasulullah untuk selalu melakukan perubahan, juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman yang pada era modern kaum muslimin Indonesia mengalami keterpurukan dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu tokoh pembaharuan Islam di Indonesia yang telah mampu menjawab berbagai persoalan dan tantangan zaman dengan perubahan ke arah kemajuan dalam kehidupan umat/masyarakat ialah Ahmad Dahlan. Dengan semangat kembali pada sumber ajaran Islam yang murni (Al’Qur’an dan as-Sunnah yang maqbulah). Hasil pembaharuan pemikiran Ahmad Dahlan ialah sebuah gerakan pembaharuan yang terdiri dari gerakan pemurnian dan modernisasi. Pemurnian dalam hal ini memurnikan agama dari syirik serta membebaskan uamt Islam dari tahayul, bi’dah, dan khufarat. Pembaharuan modern pada bidang pendidikan, sosial, budaya, dan keseahtan. Hal ini berarti Muhammadiyah dalam konteks kehidupan masyarakat telah berhasil memodernisasi kehidupan sosial dengan tetap mengokohkan fondasi iman dan kepribadian, sehingga mampu menampilkan Islam yang murni dan berkemajuan. 11 DAFTAR PUSTAKA Jinan,Mutohharun,2011,Dinammika Pembaruan Muhammadiyah: Keagamaan,Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tinjauan Pemikiran Amin,Samsul,2009,sejarah peradaan Islam,Jakarta: amzah. Abdullah,Amin dkk., 2003. Menyatukan Kembali Ilmu Agama dan Umum, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Press. www.academia.edu 12