MATERI TEORI GRAPH PERTEMUAN 6 A. Derajat titik Derajat titik v (dinotasikan dengan dG(v)) pada graf G adalah banyaknya sisi dari G yang terkait dengan titik v, setiap loop dihitung sebagai 2 sisi. Kita menotasikan (G ) sebagai derajat minimum dan (G ) sebagai derajat maksimum titik di G. Teorema 1.1 d (v) 2 vV Tugas 1 Buktikan teorema 1.1 Suatu graf G dikatakan regular-k jika d(v)=k untuk semua v V . Graf lengkap dan graf bipartisi lengkap merupakan contoh dari graf regular. B. Lintasan dan keterhubungan Suatu jalan di G adalah barisan tak nol berhingga W= v0e1v1e2…ekvk dimana terdiri dari urutan titik dan sisi sedemikian hingga untuk 1 i k , ujung dari sisi ei adalah titik vi-1 dan vi. kita sebut bahwa W adalah jalan dari v0 ke vk atau jalan (v0,vk). titik v0 dan vk disebut dengan awal dan terminal, sedangkan v1, v2,…vk-1 adalah titik internalnya. Panjang dati W adalah k. suatu titik/sisi boleh dilalui beberapa kali dalam sebuah jalan. Jika sisi-sisi dari suatu jalan W semuanya berbeda, maka W disebut trail. Jika semua titik yang dilalui trail W juga berbeda, maka W disebut dengan path (lintasan). Tugas 2 G Jalan W : u_a_v_b_w_b_v_g_y panjang W = 4; awal : u; ujung : y; internal : v,w,v W bukan trail karena sisi b dilewati lebih dari 1 kali Jalan T : u_e_y_d_x_c_w_h_y_g_v T adalah trail T bukan lintasan karena titik y dilewati 2 kali Jalan S : u_e_y_d_x_c_w S adalah lintasan Tuliskan a) hitunglah derajat setiap titik graf G; b) 4 jalan dari graf G; c) 2 trail; d) 2 lintasan; e) adakah trail yang memuat semua sisi dari graf G; f) adakah lintasan yang memuat semua titik dari G. Dua titik u dan v pada graf G dikatakan terhubung jika ada lintasan (u,v) di G. keterhubungan memiliki relasi ekivalen dengan himpunan titik V. jadi terdapat partisi dari V menjadi subsetsubset tak kosong V1, V2,…Vw sedemikian hingga titik u dan v terhubung jika berada pada himpunan yang sama Vi. subgraf-subgraf G[V1], G[ V2],…G[Vw] disebut dengan komponen dari G. jika G memiliki tepat 1 komponen, maka G dikatakan terhubung. Gambar a adalah contoh graf terhubung (memiliki 1 komponen) Gambar b adalah contoh graf tidak terhubung (memiliki 3 komponen) C. Matriks keterkaitan (incidence) Untuk sebarang grap G terdapat sebuah matrik berukuran m×n yang berkorespondensi disebut dengan matrik keterkaitan G. Misal titik-titik di G dinotasikan v1, v2,…, vm dan sisi-sisinya dinotasikan e1, e2,…, en. Maka matrik keterkaitan dari G adalah matrik M(G)=[mij], dimana mij adalah banyaknya vi dan ej terkait (0, 1, atau 2). Matrik keterkaitan adalah suatu cara lain untuk merepresentasikan sebuah grap. Perhatikan grap G berikut ini. Langkah-langkah membuat matrik keterkaitan 1. Tentukan banyak baris dengan menghitung banyaknya titik dan kolom dengan menghitung banyaknya sisi Contoh : pada grap G terdapat 4 titik dan 7 sisi. Sehingga ukuran matrik M(G) adalah 4×7. 2. Buatlah bentuk kosong dari matrik yang telah ditentukan pada nomor 1 Contoh : v1 v2 v3 v4 e1 .... ... ... ... e2 e3 e4 e5 e6 e7 .... .... .... .... .... .... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 3. Isilah matrik mulai dari kolom e1 dengan melihat titik apa yang terkait pada e1 dan seterusnya Contoh : v1 v2 v3 v4 e1 1 1 0 0 e2 e3 e4 e5 e6 e7 .... .... .... .... .... .... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Karena sisi e1 terkait dengan titik v1 dan v2 maka isi baris 1 dan 2 pada kolom 1 dengan angka 1 dan baris lainnya dengan 0 (karena tidak terkait dengan sisi e1). 4. Untuk sisi loop isi dengan angka 2 karena berawal dan berakhir pada 1 titik Contoh : sisi e6 merupakan loop yang terkait dengan titik v4, maka pada baris ke 4 kolom ke 6 diisi dengan 2 v1 M (G ) v 2 v3 v4 e1 1 1 0 0 e2 e3 e4 e5 e6 e7 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 2 0 Perhatikan matrik M(G) yang telah penuh pada nomor 4. a. Masing-masing kolom jika dijumlah selalu bernilai 2. Hal ini dikarenakan setiap 1 sisi selalu memiliki 2 ujung. b. Masing-masing baris jika dijumlah memiliki nilai sama dengan banyaknya sisi yang terkait padanya. Sebagai contoh v1 terkait dengan 4 sisi maka, jumlah entri pada baris 1 adalah 4. c. Sisi rangkap dapat dilihat jika terdapat 2 atau lebih kolom yang memiliki entri serupa. Contoh kolom 1 dan kolom 2 memiliki entri kembar, maka sisi e1 dan e2 adalah sisi rangkap. d. Sisi yang berupa loop memiliki entri angka 2. D. Matriks keterhubungan (adjacency) Matrik lain yang juga merupakan representasi dari grap G adalah matrik keterhubungan, yaitu matrik berukuran m×m, A(G)=[aij], dimana aij adalah banyaknya sisi yang menghubungkan titik vi dan vj. Perhatikan gambar grap G pada contoh sebelumnya. Langkah-langkah membuat matrik keterhubungan 1. Tentukan banyak baris dan kolom dengan menghitung banyaknya titik. Contoh : grap G memiliki 4 titik, maka bentuk matrik dengan ukuran 4×4 2. Buatlah bentuk kosong dari matrik yang telah ditentukan pada nomor 1 Contoh : v1 v2 v3 v4 v1 .... ... .... .... v 2 v3 v 4 .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... 3. Isi mulai dari baris 1 dengan entri banyaknya sisi yang menghubungkan titik-titik bersesuaian dan seterusnya Contoh : titik v1 tidak terhubung dengan dirinya sendiri jadi pada kolom 1 baris 1 diisi dengan 0. Sedangkan v1 terhubung oleh sebanyak 2 sisi dengan v2 sehingga, pada kolom 1 baris 2 diisi dengan 2. Karena hubungan antara v1 dan v2 berlaku kebalikan, maka isi kolom 2 baris 1 juga 2. v1 v1 0 v 2 2 v3 .... v 4 .... v 2 v3 v 4 v1 v 2 v3 v 4 2 .... .... v1 0 2 1 1 .... .... .... A(G ) v 2 2 0 1 0 .... .... .... v 3 1 1 0 1 .... .... .... v 4 1 0 1 1 Perhatikan matrik A(G) yang telah penuh pada nomor 3. a. Masing-masing kolom/baris jika dijumlah nilainya sama dengan banyaknya sisi yang terkait dengan titik pada kolom tersebut. Sebagai contoh, v1 memiliki sebanyak 4 titik yang terkait padanya, maka jumlah kolom dan barisnya juga 4. b. Sisi rangkap dapat dilihat jika entri matriks bernilai 2 atauh lebih. c. Loop dapat dilihat jika pada diagonal utama terdapat entri yang tidak 0. d. Matrik A(G) selalu simetris terhadap diagonal utamanya. E. Subgrap Suatu grap H adalah subgrap dari G (ditulis H G ) jika V ( H ) V (G ) , E ( H ) E (G ) , dan H adalah batasan dari G ke E(H). Ketika H G tetapi H G , maka kita tulis H G dan menyebutnya proper subgrap (subgrap sejati). Jika H subgrap G, maka G adalah supersubgrap dari H. Sebuah subgrap merentang dari G adalah subgrap H dimana V(H)=V(G). Dengan menghapus semua loop dan sisi rangkap sehingga hanya meninggalkan sisi tunggal dari grap G, maka kita akan mendapatkan subgrap merentang sederhana dari G yang disebut dengan underlying simple graph (grap dasar sederhana) dari G. Berikut ini adalah contoh grag dasar sederhana Grap dasar sederhana bisa diperoleh dengan menghapus sisi-sisi rangkap dan loop dengan meninggalkan sisi tebal pada gambar di atas. a. Grap G b. subgrap merentang sederhana dari G c. Contoh subgrap G Gambar di atas merupakan contoh subgrap dan subgrap merentang sederhana. Misal V’ adalah subset tak kosong dari himpunan titik V. Subgrap dari G yang himpunan titiknya V’ dan sisi-sisinya memiliki kedua ujungnya di V’, disebut dengan subgrap dari G yang diinduksi oleh V’ dan dinotasikan G[V’]. Subgrap terindukasi G[V\V’] dinotasikan dengan G – V’, yaitu subgrap yang diperoleh dengan menghapus titik-titik pada V’ beserta sisi-sisi yang berkaitan dengannya. Gambar c merupakan subgrab terinduksi G[V\{u,w}]. Dengan cara yang serupa kita dapat mencari subgrap terinduksi sisi. Misal G1 dan G2 adalah subgrap dari G. G1 dan G2 dikatakan disjoint jika tidak memiliki titik yang sama. G1 dan G2 dikatakan disjoint sisi jika tidak memiliki sisi yang sama. Gabungan dari G1 dan G2 ( G1 G2 ) adalah subgrap dengan himpunan titik V (G1) V (G 2) dan himpunan sisi E (G1) E (G 2) . Dengan cara yang serupa dengan himpunan, kita juga mendefinisikan G1 G2 .