MODUL AJAR Sorpsi TOPIK 3 PROSES ABSORPSI 3.1 PENDAHULUAN Absorpsi adalah penyerapan uap dari campurannya dengan inert gas menggunakan zat cair dimana gas terlarut (solute gas) dapat larut. Contoh operasi ini ialah pencucian amonia dengan air, dari campuran gas amonia dan udara. Zat terlarut kemudian dapat dikeluarkan dari zat cair dengan cara pengkontakan dengan gas inert. Operasi ini merupakan kebalikan dari absorpsi, yang disebut desorpsi (pelucutan) gas. 3.1.1 Tujuan Khusus Topik Setelah menyelesaikan bagian ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan: Dapat menjelaskan definisi dan aplikasi proses absorpsi; Dapat menjelaskan struktur dan konstruksi packed tower; Dapat menghitung parameter flooding velocity dan diameter menara isian; Dapat menghitung tinggi perpindahan massa dan tinggi menara isian. 3.1.2 Prasyarat Sebelum mempelajari topik ini mahasiswa harus sudah mempelajari konsep dasar perpindahan massa. 43 TOPIK 3 Proses Absorpsi 3.2 KONSEP DASAR PROSES ABSORPSI Absorpsi adalah peristiwa perpindahan massa sorbat (solute) dari suatu larutan induk (bulk solution) ke dalam fasa lain, baik padat atau liquid, yang bersifat menyerap (sorben). Berbeda dengan proses adsorpsi, dimana akumulasi sorbat terjadi pada permukaan sorben, pada peristiwa absorpsi akumulasi terjadi di dalam partikel sorben. Karena itu, peristiwa absorpsi umumnya melibatkan fasa-fasa fluida, yaitu fasa gas dan liquid. Namun dalam kasus terbatas, absorpsi dapat pula terjadi antara fasa solid dan fluida. Tidak jarang, peristiwa absorpsi melibatkan mekanisme kimia, sehingga tidak semuanya bersifat dapat balik (reversible). Peristiwa absorpsi adalah salah satu peristiwa perpindahan massa yang besar peranannya dalam proses industri. Operasi ini dikendalikan oleh laju difusi dan kontak antara dua fasa. Operasi ini dapat terjadi secara fisika maupun kimia. Contoh dari absorpsi fisika antara lain sistem amonia-udara-air dan aseton-udara-air. Sedangkan contoh dari absorpsi kimia adalah NOx-udara-air, dimana NOx akan bereaksi dengan air membentuk HNO3. Peralatan yang digunakan dalam operasi absorpsi mirip dengan yang digunakan dalam operasi distilasi. Namun demikian terdapat beberapa perbedaan menonjol pada kedua operasi tersebut, yaitu sebagai berikut: Umpan pada absorpsi masuk dari bagian bawah kolom, sedangkan pada distilasi umpan masuk dari bagian tengah kolom. Pada absorpsi cairan solven masuk dari bagian atas kolom di bawah titik didih, sedangkan pada distilasi cairan solven masuk bersama-sama dari bagian tengah kolom. Pada absorpsi difusi dari gas ke cairan bersifat irreversible, sedangkan pada distilasi difusi yang terjadi adalah equimolar counter diffusion. Rasio laju alir cair terhadap gas pada absorpsi lebih besar dibandingkan pada distilasi. 3.2.1 Menara Absorpsi Peralatan yang digunakan untuk proses absorpsi dikenal dengan nama menara atau kolom absorpsi (absorption tower). Secara umum menara absorbsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu kolom piring (tray tower), menara isian (packed tower), dan kolom semprot (spray tower). 44 MODUL AJAR Sorpsi Tray tower Tray tower atau kolom piring merupakan menara yang dipasangi beberapa piring horizontal yang berfungsi sebagai lewatan bagi 2 fasa yang dikontakkan di dalamnya. Pada setiap piring dibuat lubang-lubang untuk lewatan gas serta tanggul (weir) untuk lewatan zat cair. Packed Bed Jenis ini adalah yang paling banyak diterapkan pada menara absorpsi. Packed column atau packed tower lebih banyak digunakan mengingat luas kontaknya dengan gas. Packed bed berfungsi mirip dengan media filter, dimana gas dan cairan akan tertahan dan berkontak lebih lama dalam kolom sehingga operasi absorpsi akan lebih optimal. Spray Tower Spray tower umumnya digunakan untuk purifikasi fasa gas menggunakan sorben cair. Liquid disemprotkan melalui beberapa sprayer horizontal dan berkontak secara counter current dengan aliran gas (Gambar 3.1). Pada beberapa kasus, kontak gas-liquid dapat juga dibuat co-current (searah). Gas outlet Liquid sprays Gas inlet Gambar 3.1 Spray tower: (a) counter current, (b) aliran searah 45 TOPIK 3 Proses Absorpsi 3.3 PACKED TOWER Salah satu peralatan yang banyak digunakan dalam proses absorpsi gas ialah menara isian atau packed tower (Gambar 3.2). Peranti ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder, yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah; pemasukan dan distributor zat cair pada bagian atas; sedang pengeluaran gas dan zat cair masing-masing di atas dan di bawah; serta zat padat inert yang disebut isian menara (tower packing). Gambar 3.2 Penampang menara isian Zat cair yang masuk disebut cairan lemah (weak liquor), didistribusikan di atas packing dengan distributor, sehingga pada operasi yang ideal, membasahi permukaan isian itu secara seragam. Gas yang mengandung zat-terlarut, disebut gas gemuk (rich gas), masuk ke ruang pendistribusi yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas melalui celah-celah antara isian, berlawanan arah dengan aliran zat cair. Packing memberikan permukaan yang luas untuk kontak antara zat cair dan gas dan membantu terjadinya kontak yang intens antara kedua fase. Zat-terlarut yang ada di dalam gas gemuk itu diserap oleh zat-cair dan keluar sebagai gas encer (lean gas) dari bagian atas menara. Sambil mengalir ke bawah di dalam menara, zat cair itu makin lama makin kaya akan zat terlarut, dan keluar sebagai cairan pekat (strong liquor) yang keluar dari bawah menara melalui lubang keluar zat cair. 46 MODUL AJAR Sorpsi Di dalam menara isian (packed tower) absorpsi, perubahan komposisi berlangsung kontinu dari satu ujung ke ujung yang lain dari menara. Persamaan neraca massa keseluruhan untuk absorpsi dalam packed tower (Gambar 3.3), adalah sebagai berikut: Gambar 3.3 Diagram alir bahan pada packed tower Persamaan neraca massa total: La Vb Lb Va (3.1) Persamaan neraca massa komponen A (absorbat): xa La ybVb xb Lb y aVa (3.2) Dengan: Va = laju mol total fase gas pada bagian atas kolom (mol/jam) Vb = laju mol total fase gas pada bagian bawah kolom (mol/jam) La = laju mol total fase zat cair pada bagian atas kolom (mol/jam) Lb = laju mol total fase liquid pada bagian bawah kolom (mol/jam) xa = fraksi mol solute dalam fase liquid pada bagian atas kolom xb = fraksi mol solute dalam fase liquid pada bagian bawah kolom ya = fraksi mol solute dalam fase gas pada bagian atas kolom yb = fraksi mol solute dalam fase gas pada bagian bawah kolom 47 TOPIK 3 Proses Absorpsi 3.3.1 Kesetimbangan Absorpsi Kurva kesetimbangan adalah kurva yang menunjukkan korelasi konsentrasi fasefase yang terlibat di dalam proses absorpsi pada kondisi kesetimbangan. Untuk menggambar kurva kesetimbangan diperlukan data-data kesetimbangan yang umumnya diperoleh dari hasil eksperimen. Data-data kesetimbangan untuk berbagai sistem dapat dilihat pada literatur standar Teknik Kimia, misalnya Perry’s Chemical Engineer’s Handbook, Geankoplis’ Transport Process & Unit Operations (Appendix A.3), Coulson et.al (Chemical Engineering) dan sebagainya. Garis operasi adalah garis yang menunjukkan korelasi konsentrasi solute dalam fasa-fasa yang terlibat di dalam proses absorpsi pada kondisi operasi aktual di dalam peralatan. Pada dasarnya, garis operasi merupakan garis neraca massa. Untuk packed tower bentuk persamaan garis operasi adalah sesuai dengan persamaan (3.3). y y V x a La L x a a V V (3.3) Dengan: V = laju mol total fase gas (mol/jam) L = laju mol total fase liquid (mol/jam) x = fraksi mol solute dalam fase liquid y = fraksi mol solute dalam fase gas CONTOH 3.1 Buatlah kurva kesetimbangan dan garis operasi untuk sistem amonia-air di dalam menara absorpsi yang dirancang untuk mengolah 25,000 ft3 (708 m3) gas per jam. Gas mengandung 2 % volume amonia. Sebagai penyerap digunakan air bebas amonia. Suhu operasi adalah 68°F (20°C), dan tekanan 1 atm. Diketahui tidak ada perubahan laju alir fase gas dan liquid di dalam menara, dan efisiensi penyerapan amonia adalah 99 %, sedangkan rasio gas-liquid adalah 1:3,25. Penyelesaian: Blok diagram proses: 48 MODUL AJAR Sorpsi Air La, xa = 0 Gas bersih Va, ya = yb – 0,99yb Gas umpan Vb = 25000 ft3/j yb = 0,02 Air jenuh Lb, xb Persamaan garis operasi: y V xa La L x a a V V (0, 02 0,99 0, 02)25000 0 y 3, 25 x 25000 y 3, 25 x 0, 0002 y Dari Appendix A.3 Geankoplis (1993) diketahui data kesetimbangan sistem amonia-air adalah sebagai berikut: Fraksi mol NH3 dalam fase liquid, xa Fraksi mol NH3 dalam fase gas, ya 0 0 0,0208 0,0158 0,0258 0,0197 0,0309 0,0239 0,0405 0,0328 0,0503 0,0416 0,960 0,0915 0,175 0,218 0,241 0,392 0,297 0,618 49 TOPIK 3 Proses Absorpsi Plot kurva kesetimbangan dan garis operasi ditampilkankan pada Gambar 3.4: 1.0 0.8 y 0.5 0.3 garis operasi kurva kesetimbangan 0.0 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 x Gambar 3.4 Plot kurva kesetimbangan dan garis operasi absorpsi 3.3.2 Isian (Packing) Jenis-jenis packing yang digunakan sangat beragam, tetapi secara umum dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: (1) Packing yang diisikan secara acak ke dalam menara, dan (2) Packing yang disusun di dalam menara dengan tangan. Packing curah berdimensi antara 1/4 - 3 in, sedangkan packing susun biasanya mempunyai ukuran antara 2 - 8 in. Persyaratan pokok yang diperlukan untuk isian menara ialah: Harus tidak bereaksi (kimia) dengan fluida di dalam menara. Harus kuat, tetapi tidak terlalu berat. Harus mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu banyak zat cair yang terperangkap (holdup) atau menyebabkan penurunan tekanan terlalu tinggi. Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair dan gas. Tidak terlalu mahal. Packing umumnya terbuat dari bahan-bahan yang murah, tidak bereaksi dan ringan, seperti lempung, porselen, dan berbagai jenis plastik (Gambar 3.5). Sebagian packing buat dari baja atau aluminium. Di dalam menara absorpsi, packing disusun tak beraturan dalam suatu struktur terbuka dengan porositas 60 - 95 %. Karakteristik fisik berbagai jenis packing ditunjukkan pada Lampiran 1 (L-1.6). 50 MODUL AJAR Sorpsi Gambar 3.5 Penampang menara isian: (a), (b), (c) packing cincin, (d), (e), (f), (g) packing pelana 3.3.3 Kontak antara Zat Cair dan Gas Salah satu persyaratan utama yang harus dicapai di dalam kolom absorpsi adalah adanya kontak yang baik antara zat cair dan gas. Itu merupakan persyaratan yang paling sulit dicapai, lebih-lebih pada menara besar. Secara ideal, zat cair itu, setelah terdistribusi di atas isian, mengalir dalam bentuk film tipis ke seluruh permukaan packing dengan arah menuruni menara. Problemnya, film itu cenderung menebal pada beberapa tempat dan menipis di tempat lain, sehingga zat cair itu mengumpul menjadi arus-arus kecil dan mengalir melalui lintas-lintas tertentu di dalam isian itu, terutama pada laju aliran rendah. Efek ini disebut pengkanalan (channeling), dan merupakan penyebab utama dari unjukkerja yang kurang memuaskan pada menara-isian berukuran besar. Dalam menara ukuran sedang, pengkanalan dapat dibuat minimum dengan membuat diameter menara minimum menjadi 8 kali diameter packing. Jika rasio diameter menara terhadap diameter packing kurang dari 8:1, zat cair itu cenderung mengalir di luar isian, yaitu melalui dinding kolom. Bahkan dalam menara kecil yang diisi dengan isian yang memenuhi syarat ini pun, distribusi zat cair dari pengkanalan masih mempu-nyai pengaruh besar terhadap unjuk-kerja kolom. Dalam menara yang tinggi, yang diisi dengan isian besar, pengaruh pengkanalan mungkin cukup berarti, sehingga untuk mencegahnya dibuat fasilitas redistribusi zat cair setiap 10 atau 15 ft bagian isian. 51 TOPIK 3 Proses Absorpsi 3.3.4 Rasio Gas-Liquid Persamaan (3.3) menunjukkan bahwa kemiringan rata-rata (slope) garis operasi adalah L/V, yaitu rasio molal aliran zat cair dan gas. Jadi, untuk suatu aliran gas tertentu, pengurangan aliran zat cair akan memperkecil kemiringan garis operasi. Perhatikan garis operasi ab pada Gambar 3.6. Andaikan bahwa laju gas dan konsentrasi terminal xa, ya, dan yb, dibuat tetap, sedang aliran zat cair diturunkan. Ujung atas garis operasi akan bergeser ke arah garis keseimbangan, dan xb, yaitu konsentrasi cairan-kuat akan bertambah. Konsentrasi maksimum cairan dan laju minimum zat cair didapatkan bila garis operasi menyentuh garis keseimbangan, sebagaimana ditunjukkan oleh garis ab'. Pada kondisi ini diperlukan isian dengan kedalaman tak-berhingga karena beda konsentrasi untuk perpindahan massa itu menjadi 0 pada dasar menara. Dalam menara sebenarnya, laju zat cair nyata yang diperlukan untuk mendapatkan perubahan tertentu pada komposisi gas adalah lebih besar dari itu. Gambar 3.6 Rasio gas-liquid pembatas Rasio L/V penting dalam arti ekonomi untuk absorpsi di dalam kolom lawan-arah. Gaya-dorong perpindahan massa ialah y - y* yang sebanding dengan jarak vertikal antara garis operasi dan garis keseimbangan (Gambar 3.6). Peningkatan L/V akan menyebabkan meningkatnya gaya-dorong di segala tempat di dalam kolom, kecuali di puncaknya, sehingga kolom absorpsi itu tidak perlu sedemikian tinggi lagi. Akan tetapi, bila zat cair 52 MODUL AJAR Sorpsi yang digunakan itu lebih banyak, zat cair yang keluar sebagai hasil akan lebih encer, dan hal ini akan menyebabkan pemulihan zat-terlarut dengan cara desorpsi atau pelucutan menjadi lebih sulit pula. Biaya energi untuk pelucutan biasanya merupakan bagian terbesar dari biaya total operasi absorpsi-pelucutan. Laju optimum zat cair untuk absorpsi, oleh karena itu, didapatkan dengan menyeimbangkan biaya operasi untuk kedua unit dan biaya tetap untuk peralatan Pada umumnya laju zat cair untuk penyerap itu haruslah kirakira 1,1 sampai 1,5 kali laju minimum. Kondisi pada puncak instalasi absorpsi sering merupakan variabel rancang yang harus juga ditetapkan dengan mempertimbangkan keseimbangan antara biaya alat dan biaya operasi. Misalnya, jika spesifikasi sementara mempersyaratkan pemulihan sebesar 98 % hasil dari arus gas, perancang dapat menghitung berapa kolom itu harus lebih tinggi untuk mendapatkan pemulihan 99 %. Jika nilai tambahan hasil yang didapatkan lebih besar dari biaya tambahan, pemulihan optimum tentulah sedikitnya 99 %, dan perhitungan harus kita ulang untuk tingkat pemulihan yang lebih tinggi lagi. Jika zat-terlarut yang belum dipulihkan itu merupakan pencemar, konsentrasinya di dalam gas buang dapat ditetapkan sesuai dengan standar buangan, dan persen pemulihan yang dikehendaki mungkin melebihi nilai optimum yang didasarkan atas biaya operasi. Gambar 3.6 menunjukkan pentingnya konsentrasi zat terlarut di dalam zat cair yang diumpankan ke dalam kolom, dan pemulihan 99 % dari gas tidak akan bisa didapatkan dalam hal ini. Akan tetapi, kita bisa mendapatkan nilai xa yang lebih rendah dengan melakukan pelucutan yang lebih baik atau regenerasi absorben yang lebih sempurna. Nilai xa dapat dioptimumkan dengan cara meminimalisir biaya tambahan untuk peralatan, menyempurnakan mekanisme regenerasi absorben, serta meningkatkan efisiensi pada instalasi penyerap. 3.3.5 Pembebanan dan Pembanjiran Dalam menara yang berisi packing dan yang dialiri dengan liquid tertentu, terdapat suatu batasan maksimum bagi aliran gas. Kecepatan alir gas dalam limit tersebut disebut kecepatan pembanjir (flooding velocity). Besarnya flooding velocity dapat ditentukan berdasarkan hubungan antara penurunan tekanan (P) melalui hamparan packing, dengan laju aliran gas (V), atau dengan mengamati perangkapan (holdup) zat cair, atau dari penampilan visual packing. Nilai kecepatan pembanjir agak berbeda-beda, sesuai dengan metode penentuannya, dan umumnya merupakan suatu range kecepatan, dan bukan suatu tetapan. 53 TOPIK 3 Proses Absorpsi Gambar 3.7 Penurunan tekanan untuk sistem udara-air, di dalam menara absorpsi yang menggunakan packing pelana intalox 1in Gambar 3.7 memperlihatkan data penurunan tekanan untuk sistem udara air, di dalam menara absorpsi yang menggunakan packing pelana intalox 1in. Penurunan tekanan per satuan kedalaman isian berasal dari gesekan fluida, dan dipetakan pada koordinat logaritmik terhadap laju aliran gas Gy , yang dinyatakan dalam massa gas per jam per satuan luas penampang menara kosong. Jadi, Gy berhubungan dengan kecepatan semu (superfisial) yang dapat dinyatakan sebagai: Gy uo y (3.4) Dimana: Gy = laju mol fase gas (kg/m2s) uo = kecepatan semu gas saat menara kosong (m/s) y = densitas gas, (kg/m3) Bila packing kering, gas yang didapatkan merupakan garis lurus yang kemiringannya ialah di sekitar 1,8. Oleh karena itu, penurunan tekanan akan meningkat menurut pangkat 1,8 kecepatan, dan ini konsisten dengan hukum biasa tentang rugi gesekan di dalam aliran turbulen. Jika isian itu diairi dengan aliran zat cair yang konstan, 54 MODUL AJAR Sorpsi hubungan antara penurunan tekanan dan laju aliran gas pada mulanya akan mengikuti garis yang sejajar dengan garis yang untuk isian kering. Penurunan tekanan itu lebih besar daripada penurunan tekanan pada isian kering, karena adanya zat cair di dalam menara itu akan mengurangi ruang yang tersedia untuk aliran gas. Fraksi kosong, di lain pihak, tidak berubah dengan aliran gas itu. Pada kecepatan gas sedang, garis untuk isian yang diairi itu menjadi lebih curam, karena gas sekarang mempersulit aliran zat cair ke bawah dan perangkapan zat cair bertambah dengan laju aliran gas. Titik di mana perangkapan zat cair mulai meningkat, sebagaimana dilihat dari perubahan kemiringan garis penurunan-tekanan, disebut titik pembebanan (loading point). Namun, sebagaimana terlihat dari Gambar 3.7, nilai titik pembebanan ini tidak mudah dilakukan dengan teliti. Dengan kecepatan gas yang lebih tinggi lagi, penurunan-tekanan meningkat bahkan lebih cepat lagi, dan garis-garis itu rnenjadi hampir vertikal bila penurunan tekanan besarnya kira-kira 2-3 in air per kaki isian (150 sampai 250 mm air per meter). Pada bagian-bagian lokal di dalam kolom liquid menjadi fase kontinu, dan kolom itu dikatakan banjir. Aliran gas yang lebih tinggi dapat digunakan untuk sementara, tetapi liquid lalu mengumpul dengan cepat dan akhirnya menyembur ke luar dari puncak menara bersama gas. Flooding velocity sangat tergantung pada jenis dan ukuran packing, serta kecepatan massa liquid. Gambar 3.8 memperlihatkan data korelasi flooding velocity terhadap laju alir massa untuk packing pelana Intalox dari bahan keramik. Kecepatan gas di dalam menara isian yang beroperasi tentulah harus lebih rendah dari flooding velocity. Berapa lebih rendahnya merupakan pilihan yang harus ditentukan oleh perancang. Makin rendah kecepatan, makin rendah biaya daya, tetapi menara harus lebih besar. Makin tinggi kecepatan gas, makin besar biaya daya, dan makin kecil menaranya. Secara ekonomi, kecepatan gas yang terbaik bergantung pada keseimbangan antara biaya daya dan biaya tetap untuk peralatan. Biasanya pilihannya adalah kira-kira separuh flooding velocity. Gambar 3.9 menunjukkan korelasi yang dapat digunakan untuk memperkirakan kecepatan pembanjir dan penurunan tekanan di dalam packed tower. Ordinat kurva tersebut bukan tanpa dimensi, dan kita harus menggunakan dimensi-dimensi tersebut di atas. Kecepatan massa didasarkan atas penampang total menara. Definisi variabel yang digunakan adalah: Gx = kecepatan massa zat cair, lb/ft2.s laju mol fase gas (kg/m2s) Gy = kecepatan massa gas, lb/ft2.s 55 TOPIK 3 Proses Absorpsi Fp = faktor isian, ft-1 x = densitas zat cair, lb/ft3 y = densitas gas, lb/ft3 x = viskositas zat cair, cP gc = faktor kesebandingan hukum Newton, 32,174 ft.lb/lbf.s Gambar 3.8 Flooding velocity pada packing pelana Intalox (keramik), untuk sistem udara-air Menara isian juga lazim dirancang atas dasar penurunan-tekanan tertentu per satuan tinggi isian. Untuk menara absorpsi, nilai rancangnya biasanya adalah antara 0,250,5 in. H2O per kaki isian. Untuk kolom distilasi nilainya berkisar antara 0,5-0,8 in. H20 per kaki. Pada kebanyakan menara yang menggunakan cincin (ring) atau pelana (saddle) sebagai isian, pembebanan biasanya bermula pada penurunan tekanan di sekitar 0,5 in H2O per ft, dan banjir terjadi pada penurunan-tekanan antara 2-3 in. H2O per kaki. 56 MODUL AJAR Sorpsi Gambar 3.9 Korelasi umum untuk penurunan tekanan di dalam packed tower 3.3.6 Hubungan Flooding Velocity dan Dimensi Menara Untuk keperluan perancangan packed tower, luas penampang kolom dapat diperkirakan berdasarkan nilai flooding velocity menggunakan persamaan: S my Gy (3.5) Dengan: S = luas penampang menara, ft2 my = kecepatan massa gas, lb/s Gy = fluks massa gas pada kondisi banjir (flooding velocity), lb/ft2.s Analog dengan persamaan (3.4), kecepatan massa gas pada persamaan (3.5) dapat dihitung menggunakan persamaan: 57 TOPIK 3 Proses Absorpsi m y q y . y (3.6) Dengan: = debit aliran gas, ft3/s qy CONTOH 3.2 Suatu unit packed tower dengan packing cincin Raschig (keramik) ukuran 1-in. (25.4 mm) akan dibangun untuk mengolah 25,000 ft3 (708 m3) gas umpan per jam. Gas umpan mengandung amonia dengan kadar 2 % volume. Sebagai penyerap digunakan air yang tidak mengandung amonia sama sekali. Suhu operasi adalah 68°F (20°C), dan tekanan 1 atm. Rasio aliran liquid terhadap aliran gas ialah 1 lb liquid/lb gas. (a) Hitung flooding velocity! (b) Jika kecepatan gas adalah setengah kecepatan pembanjir (flooding velocity), hitung diameter packed tower! Penyelesaian: Bobot molekul rata-rata gas umpan (udara dan amonia) adalah: M y (29 0,98) (17 0, 02) 28, 76 g / gmol Densitas gas: 28,76 g / gmol (2, 2 103 lb / g ) (460 32) R y 0,07465lb / ft 3 3 (460 68) R 22, 4 L / gmol ft / 28,32 L Pada 68 oF, menggunakan Lampiran 14 McCabe dkk (1999) didapat: x 62,3lb / ft 3 ; x 1cP gc 32,174lb / lb f .s; Gy Dan: Gx 1 Untuk packing cincin Raschig keramik 1 in, Fp = 155 (Tabel L-1.6), sehingga: Gy y Gx x y 0,07465lb / ft 3 0,0346 62,3 0,07465lb / ft 3 58 MODUL AJAR Sorpsi Gx Gy y x y 0,0346 Dari Gambar 3.9, pada kondisi banjir: Gy2 Fp x0,1 gc ( x y ) y 0,19 Sehingga, (a) kecepatan massa liquid pada kondisi banjir (flooding velocity) adalah: Gy Gy 0,19 gc ( x y ) y Fp x0,1 0,19 32,174 (62,3 0, 07465) 0, 07465 0, 428lb / ft 2 .s 0,1 155 1 Aliran massa total gas adalah: m q y 25000 ft 3 / j 0, 07465lb / ft 3 j 0,518lb / s 3600s Karena kecepatan massa gas adalah setengah dari flooding velocity, maka luas penampang menara adalah: S 1 my 1 0,518lb / s 2, 42 ft 2 2 2 G y 2 0, 428lb / ft .s Sehingga diameter menara dapat dihitung: D 4S 4 2, 42 ft 2 1,76 ft 3,14 3.3.7 Laju Absorpsi Laju absorpsi per satuan volume packed tower dapat dinyatakan dengan beberapa persamaan berikut, dimana y dan x menunjukkan fraksi mol komponen yang diserap: 59 TOPIK 3 Proses Absorpsi r k y a ( y yi ) (3.7a) r k x a( xi x) (3.7b) r K y a( y y* ) (3.7c) r K x a ( x* x ) (3.7d) Dengan: r = laju absorpsi, kgmol/m3.jam kya = koefisien transfer massa individual fase gas, kgmol/m3.jam.unit mol fraksi kxa = koefisien transfer massa individual fase liquid, kgmol/m3.jam. unit mol fraksi Kya = koefisien transfer massa volumetrik keseluruhan untuk fase gas, kgmol/m3.jam. unit mol fraksi Kxa = koefisien transfer massa volumetrik keseluruhan untuk fase liquid, kgmol/m3.jam. unit mol fraksi Komposisi antarmuka (yi, xi) bisa didapatkan dari diagram garis operasi dengan menggunakan persamaan (3.7a) dan (3.7b): y yi k x a xi x k y a (3.8) Jika dibuat plot garis operasi dan kurva kesetimbangan, maka nilai negatif dari kxa/kya merupakan slope (kemiringan) garis yang memotong komposisi kedua fasa di dalam menara (y, x) dengan komposisi kesetimbangan (xi, yi), sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.10. Gambar 3.10 Nilai koefisien transfer massa dan komposisi fasa 60 MODUL AJAR Sorpsi 3.3.8 Koefisien Transfer Massa Gaya-dorong menyeluruh dapat ditentukan dengan mudah sebagai garis vertikal atau garis horisontal pada diagram y – x. Koefisien transfer massa keseluruhan dapat ditentukan dari nilai kya dan kxa serta kemiringan lokal kurva keseimbangan m, dengan menggunakan persamaan: 1 1 m K y a k y a kx a (3.9) 1 1 1 K x a k x a mk y a (3.10) Di mana: m = slope kurva kesetimbangan lokal kya = koefisien transfer massa individual fase gas, kgmol/m3.jam.unit mol fraksi kxa = koefisien transfer massa individual fase liquid, kgmol/m3.jam. unit mol fraksi Kya = koefisien transfer massa volumetrik keseluruhan untuk fase gas, kgmol/m3.jam. unit mol fraksi Kxa = koefisien transfer massa volumetrik keseluruhan untuk fase liquid, kgmol/m3.jam. unit mol fraksi 3.3.9 Perhitungan Tinggi Menara Instalasi absorpsi dapat dirancang dengan menggunakan salah satu persamaan laju absorpsi, namun yang paling lazim ialah dengan persamaan koefisien film gas (Kya). Untuk menara absorpsi dengan luas penampang S dan laju alir molar gas V, tinggi menara dapat ditentukan dengan persamaan: ZT V /S Kya b a dy V / S yb ya * K y a y y* yy H oy .Noy (3.11) Di mana: ZT = tinggi tower (menara), m V = laju alir molar fasa gas, mol/jam S = luas penampang menara, m2 Kya = koefisien transfer massa volumetrik keseluruhan untuk fase gas, kgmol/m3.jam. unit mol fraksi 61 TOPIK 3 Proses Absorpsi y = komposisi fasa gas di dalam menara y* = komposisi fasa gas pada kesetimbangan yb = komposisi fasa gas pada bagian dasar menara ya = komposisi fasa gas pada bagian atas menara Hoy = tinggi per satuan perpindahan massa, m Noy = satuan perpindahan massa keseluruhan fasa gas Nilai-nilai Hoy untuk suatu sistem adakalanya tersedia langsung dari literatur, atau dari pengujian pada skala pilot-plant. Tetapi seringkali pula harus ditaksir dari korelasikorelasi empirik mengenai koefisien individual satu satuan perpindahan. Sebagaimana koefisien perpindahan-massa, maka tinggi satuan perpindahan (H) dapat dinyatakan dengan empat cara: Gas keseluruhan: H oy V /S Kya Noy dy y y* (3.12a) Liquid keseluruhan: H ox L/S Kxa N ox dx x x (3.12b) Film gas: Hy V /S ky a Ny dy y yi (3.12c) Film liquid: Hx L/S kx a Nx dx xi x (3.12d) * Dengan demikian, perhitungan tinggi menara absorpsi dengan persamaan (3.11) dapat menggunakan salah satu nilai H dan N dari persamaan (3.12). Pada kasus di mana garis operasi dan garis kesetimbangan sama-sama berupa garis lurus (linier), Noy merupakan perbandingan perubahan konsentrasi fase terhadap rerata logaritmik dari driving force: Noy yb ya yL dan Nox xb xa xL (3.13) Di mana: yL = rerata logaritmik perubahan komposisi solute di dalam fase gas xL = rerata logaritmik perubahan komposisi solute di dalam fase liquid 62 MODUL AJAR Sorpsi Secara matematis, nilai rerata logaritmik dari driving force, dapat dihitung dengan persamaan: yL ( yb yb* ) ( ya ya* ) y yb* ln b * ya ya dan xL ( xb xb* ) ( xa xa* ) x xb* ln b * xa xa (3.14) Sekalipun persamaan-persamaan 3.13 dan 3.14 dikembangkan untuk kondisi khusus, namun dapat dipakai tanpa menyebabkan kesalahan berarti dalam perhitungan tinggi packed tower. CONTOH 3.3 Aliran gas yang mengandung 3 % komponen A dilewatkan ke dalam packed tower untuk menghilangkan 99 % A menggunakan air sebagai absorben. Menara absorpsi dioperasikan pada suhu 25 °C dan tekanan 1 atm. Flux molar fase gas adalah 20 mol/ft2.jam sedangkan flux molar fase liquid 100 mol/ft2.jam. Koefisien transfer massa dan data kesetimbangan adalah sebagai berikut: y* = 3,1x (25 oC) kxa = 60 mol/ft3.jam. unit mol fraksi kya = 15 mol/ft3.jam. unit mol fraksi (a) Hitung Noy, Hoy, dan tinggi menara (ZT) , jika kondisi dianggap isotermal, perubahan laju alir gas dan liquid dapat diabaikan! (b) Hitung tinggi menara (ZT) dengan menggunakan Hox, dan Nox! Solusi: (a) Asumsi, mula-mula tidak ada A di dalam absorben, atau xa = 0, sehingga fraksi mol A di dalam fase liquid di titik keluaran liquid dapat dihitung dengan persamaan neraca massa: xa La Vb yb xb Lb yaVa 0 V ( yb ya ) xb L xb V ( yb ya ) L atau xb V / S ( yb ya ) L/S Atau: 63 TOPIK 3 Proses Absorpsi xb 20mol / m2 . jam (0, 03 (0, 03 0, 03 0,99)) 0, 00594 100mol / m2 . jam dan: yb* 3,1 0, 00594 0, 01841 Selisih fraksi A di dasar dan di puncak menara adalah: yb yb* 0,03 0,01841 0,01159 ya ya* (1 0,99) 0,03 0 0,0003 Dengan persamaan (3.14) didapat: yL ( yb yb* ) ( ya ya* ) y y ln b ya y * b * a 0,01159 0,0003 0,00309 0,01159 ln 0,0003 Dengan persamaan (3.13) didapat: Noy yb ya yL 0, 03 0, 0003 9, 61 0, 00309 Dari soal diketahui m = 3,1, sehingga dengan persamaan (3.9) koefisien transfer massa keseluruhan dapat dihitung: 1 1 m 1 3,1 K y a k y a k x a 15 60 K y a 8, 45mol / ft 3 . jam Tinggi perpindahan massa, Hoy adalah: H oy 20 mol / ft 2 . jam V /S 2,37 ft K y a 8,45 mol / ft 3 . jam Dengan persamaan (3.11) didapat tinggi menara: Z T H oy .N oy 2,37 ft 9,61 22,78 ft 64 MODUL AJAR Sorpsi (c) dari persamaan garis kesetimbangan, diperoleh fraksi A dalam fasa liquid pada kesetimbangan: (i) pada bagian bawah menara xb * yb 0,03 0,00967 3,1 3,1 (ii) pada bagian atas menara xa * ya 0,0003 0,0000967 3,1 3,1 Sehingga diperoleh: xL ( xb xb* ) ( xa xa* ) (0,00967 0,00594) (0,0000967 0) 0,000996 ( xb xb* ) (0,00967 0,00594) ln ln * ( x x ) (0,0000967 0) a a 1 1 1 1 1 0,03817 K x a 26,2 K x a k x a 3,1k y a 60 3,115 dan: L / S 100 mol / ft 2 . jam H ox 3,817 ft K x a 26,2 mol / ft 3. jam Nilai ZT dapat dihitung: ZT H ox .Nox 3,817 ft 5,96 22,75 ft 3.3.10 Variasi Suhu dalam Packed Tower Bila gas kaya diumpankan ke dalam menara absorpsi, suhu di dalam menara itu berubah secara menyolok dari dasar menara ke puncaknya. Kalor absorpsi zat-terlarut menyebabkan naiknya suhu larutan, tetapi penguapan pelarut cenderung menyebabkan suhu turun. Biasanya, efeknya secara menyeluruh ialah peningkatan suhu larutan, tetapi kadang-kadang, di dekat dasar kolom, suhu itu bisa sampai melewati maksimum. Bentuk profil suhu bergantung pada laju penyerapan zat-terlarut, penguapan dan kondensasi pelarut, serta perpindahan kalor antara kedua fase. Untuk menentukan profil suhu zat cair dan gas itu secara eksak diperlukan perhitungan yang panjang. Bila suhu gas masuk mendekati suhu keluar zat cair dan gas masuk itu jenuh, penguapan pelarut tidak 65 TOPIK 3 Proses Absorpsi memberikan banyak efek, dan peningkatan suhu zat cair dapat dikatakan sebanding dengan banyaknya zat terlarut yang diserap. Garis keseimbangan itu akan melengkung ke atas, dengan nilai x meningkat bersamaan dengan suhu yang lebih tinggi pula. Bila gas itu masuk kolom pada suhu 10 - 20° C lebih rendah dari suhu zat cair keluar, dan pelarut itu mudah menguap, penguapan akan menyebabkan terjadinya penurunan suhu zat cair pada bagian bawah kolom, dan profil suhu akan mencapai maksimum. Bila gas umpan itu jenuh, puncak suhu itu mungkin tidak terlalu tegas, dan untuk rancang pendekatan nilai keseimbangan untuk bagian bawah kolom dihitung dengan menggunakan suhu zat cair keluar, atau suhu maksimum menurut perkiraan. Kelengkungan garis keseimbangan ini menyebabkan penentuan laju minimum zat cair menjadi lebih sulit, karena jika laju zat cair dikurangi, suhunya akan meningkat, dan ini akan menggeser posisi garis keseimbangan. Dalam kebanyakan hal, kita dapat mengandaikan dalam menghitung Lmin, bahwa pada dasar kolom terdapat kondisi kritis. RANGKUMAN Absorpsi adalah peristiwa perpindahan massa sorbat (solute) dari suatu larutan induk (bulk solution) ke dalam fasa lain, baik padat atau liquid, yang bersifat menyerap (sorben). Berbeda dengan proses adsorpsi, dimana akumulasi sorbat terjadi pada permukaan sorben, pada peristiwa absorpsi akumulasi terjadi di dalam partikel sorben. Karena itu, peristiwa absorpsi umumnya melibatkan fasa-fasa fluida, yaitu fasa gas dan liquid. Namun dalam kasus terbatas, absorpsi dapat pula terjadi antara fasa solid dan fluida. Tidak jarang, peristiwa absorpsi melibatkan mekanisme kimia, sehingga tidak semuanya bersifat dapat balik (reversible). Peralatan yang digunakan untuk proses absorpsi dikenal dengan nama menara atau kolom absorpsi (absorption tower). Secara umum menara absorbsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu kolom piring (tray tower), menara isian (packed tower), dan kolom semprot (spray tower). 66 MODUL AJAR Sorpsi PERTANYAAN 1. Udara yang mengandung 5 % amonia akan dibersihkan secara absorpsi di dalam packed tower menggunakan air sebagai absorben. Menara absorpsi tersebut menggunakan isian tipe pall ring dari bahan metal ukuran 2 in, dan dioperasikan pada suhu 25 °C dan tekanan 1 atm. Proses diharapkan dapat menghilangkan 99% amonia dari gas umpan. Flux molar fase gas adalah 50 mol/m2.jam sedangkan flux molar fase liquid 100 mol/m2.jam. Data kesetimbangan, koefisien transfer massa, dan sifat-sifat air adalah sebagai berikut: Fraksi mol NH3 dalam fase liquid, xa 0,0 0,0208 0,0258 0,0309 0,0405 0,0503 0,960 0,175 0,241 0,297 Fraksi mol NH3 dalam fase gas, ya 0,0 0,0158 0,0197 0,0239 0,0328 0,0416 0,0915 0,218 0,392 0,618 kxa = 60 mol/ft3.jam. unit mol fraksi; kya = 15 mol/ft3.jam. unit mol fraksi air = 62,3 lb/ft3 (20 oC) = 62,15 lb/ft3 (30 oC); 67 TOPIK 3 Proses Absorpsi air = 1,0 cP (20 oC) = 0,803 cP (30 oC); (a) Gambarkan diagram alir bahan pada packed tower tersebut! (b) Gambarkan kurva kesetimbangan sistem dan garis operasi (c) Hitung kecepatan pembanjiran (flooding velocity) (d) Jika kecepatan gas adalah setengah dari flooding velocity, hitung diameter packed tower! 2. Hitung tinggi menara dari data di atas, jika kondisi operasi dianggap isotermal, dan perubahan laju alir gas dan liquid dapat diabaikan! MODEL JAWABAN Soal teori menginginkan jawaban yang lugas dan tidak bertele-tele. Penjelasan yang diberikan harus runtun. Sedangkan soal hitungan, harus dijawab secara sistematis dengan tahapan penyelesaian yang realistis-logis. Langkah praktis yang dapat dilakukan misalnya: (1) Pilih persamaan yang sesuai kondisi sistem untuk menghitung variabel yang diperlukan (2) Identifikasi dan hitung data variabel yang belum diketahui atau tidak tersedia. Data karakteristik bahan biasanya dapat diperoleh dari literatur. (3) Setelah data cukup, hitung variabel yang diinginkan. (4) Pastikan jawaban anda sudah sesuai dengan spesifikasi data yang diinginkan 68 MODUL AJAR Sorpsi TINDAK LANJUT Jawablah soal-soal di sub topik Pertanyaan sesuai dengan mengikuti standar Model Jawaban. Bandingkan jawaban anda dengan kunci jawaban di Lampiran. Ukur nilai jawaban anda menggunakan indikator di bagian Daftar Tilik Penampilan. Bila nilai anda belum mencapai range 66-80, mahasiswa harus mempelajari kembali topik ini sampai mahir! Bila sudah mencapai range nilai tersebut, mahasiswa dipersilakan melanjutkan ke topik selanjutnya. 69 TOPIK 3 Proses Absorpsi DAFTAR TILIK PENAMPILAN Evaluasi kompetensi mahasiswa pada setiap topik bahasan dalam modul ini dilakukan dengan cara menilai performansi mahasiswa dalam menjawab soal-soal yang terdapat pada sub topik Pertanyaan. Performance indicator yang digunakan adalah sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel berikut: No. Soal 1 2 3 4 Ketrampilan (kompetensi) A Nilai B C D E Dapat menjelaskan definisi dan aplikasi proses absorpsi Dapat menjelaskan struktur dan konstruksi packed tower Dapat menghitung parameter flooding velocity dan diameter menara isian Dapat menghitung tinggi perpindahan massa dan tinggi menara isian Skala nilai dan indikator yang digunakan: 70 MODUL AJAR Sorpsi Nilai Skor (angka) Diskripsi A 81 Amat Baik B 66-80 Baik C 56-65 Cukup D 41-55 Kurang E 40 Tidak ada Indikator Jawaban yang diberikan tepat, sistematis, dan sesuai dengan kunci jawaban Jawaban yang diberikan cukup tepat, sistematis, dan hampir sesuai dengan kunci jawaban Jawaban yang diberikan agak tepat, kurang sistematis, dan hampir sesuai dengan kunci jawaban Jawaban yang diberikan kurang tepat, kurang sistematis, dan kurang sesuai dengan kunci jawaban Jawaban yang diberikan tidak tepat, tidak sistematis, dan tidak sesuai dengan kunci jawaban 71