PERTEMUAN 22 PERSOALAN YANG MELIBATKAN KESETIMBANGAN FASA Kesetimbangan Fasa: Pada keadaan setimbang, ada persamaaan matematis yang menghubungkan komposisi suatu fasa dengan fasa lainnya. Contoh: Kesetimbangan fasa uap-cair: Pendekatan Raoult-Dalton: y αx 1 α 1 x Pendekatan Henry: y = H.x Contoh Soal: 1. Dalam sebuah labu kaca terdapat campuran biner cair A dan B (A lebih mudah menguap atau volatil), sebanyak W0 dengan fraksi mol A = x0. Labu dipanasi sehingga terjadi penguapan cairan. Uap yang keluar dianggap selalu berada dalam keadaan setimbang dengan cairannya. Kesetimbangan uap-cair dianggap mengikuti hukum Henry yaitu: y = H.x. Jika penguapan dijalankan sampai cairan tersisa W1 mol, berapa kadar A dalam cairan sisa (x1). Penyelesaian: W y x Hal. 1 Persoalan ini melibatkan konsep kesetimbangan dan neraca massa (penguapan campuran biner secara batch). Misal: pada saat t, jumlah uap yang terbentuk sebesar V mol dengan fraksi mol A di dalam uap sebesar y, serta jumlah cairan tersisa di dalam labu kaca adalah sebesar W mol dengan fraksi mol A di dalam cairan sebesar x. Dalam kasus ini setiap saat fraksi mol A di dalam cairan (x) berubah, demikian pula fraksi mol A di dalam uap juga berubah. Selama dilakukan pengamatan dari waktu t sampai dengan t + ∆t, jumlah uap yan terbentuk sebesar ∆V, dan jumlah cairan di dalam labu kaca berkurang sebesar ∆W. Neraca massa total cairan di dalam labu dari waktu t sampai t + ∆t adalah: Input – Output = Accumulation (dengan satuan setiap suku adalah massa cairan) 0 – ∆V = ∆W ∆V = – ∆W Jika ∆t → 0, maka persamaan tersebut menjadi: dV = – dW Neraca massa A di cairan di dalam labu dari waktu t sampai t + ∆t adalah: Input – Output = Accumulation (dengan satuan setiap suku adalah massa A di dalam cairan) 0 – ∆(V.y) = ∆(W.x) Karena ∆t → 0, maka jumlah uap yang terbentuk sangat kecil, sehingga selama ∆t → 0 perubahan jumlah y nya juga sangat kecil, dan dimisalkan jumlah y = y (y rata-rata, atau y adalah tetap), sehingga persamaan di atas menjadi: 0 – y ∆V = ∆(W.x) Karena: ∆t → 0, besarnya y tetap, maka: – y dV = d(Wx) – y dV = W dx + x dW dV = – dW, maka: y dW = W dx + x dW (y – x) dW = W dx Kesetimbangan mengikuti hukum Henry yaitu: y = H.x, maka: (H.x – x) dW = W dx Hal. 2 x (H – 1) dW = W dx W dx = x (H – 1) dW dx dW (H - 1) x W x1 W 1 dx dW (H 1) x x W W 0 0 ln x ln x1 x0 H 1 ln W W1 W0 x1 W H 1 ln 1 x0 W0 W x1 1 x0 W0 H1 W x1 x 0 1 W0 H1 2. Udara buangan pabrik yang mengandung A akan dihilangkan A nya sebelum dibuang ke udara, dengan cara menggelembungkan udara tersebut dalam larutan penyerap A (solven) yang tidak volatil, sehingga sebagian besar A terserap dalam larutan. Jumlah udara = G mol udara bebas A/waktu dengan kadar A = yF mol A/mol udara bebas A. Kandungan A dalam gas keluar cairan dianggap dalam keadaan setimbang dengan A dalam cairan (kontak sangat baik). Hubungan kesetimbangan uap-cair mengikuti hukum Henry: y = H.x, (x = mol A/mol pelarut bebas A). Suhu sistem dianggap tetap sehingga harga H tetap. Larutan penyerap berjumlah M mol dan mula-mula belum mengandung A. Dengan berjalannya waktu, kandungan A dalam cairan makin tinggi. Jika y dalam gas keluar mencapai y max, maka larutan penyerap harus diganti dengan yang baru. Ingin dihitung waktu sampai larutan penyerap harus diganti dengan yang baru Hal. 3 Penyelesaian: G, y • • • • • • • • • • • • • • M, x • •• • • • • • • • • ••• •••• • • • G, yF Persoalan ini melibatkan konsep kesetimbangan dan neraca massa (absorpsi gas di dalam gelembung). Dalam kasus ini, cairan di dalam tangki dianggap homogen karena teraduk baik akibat penggelembungan. Misal: pada waktu t, kandungan A di dalam cairan adalah x, sedangkan kandungan A terbawa udara keluar adalah y. Neraca massa A di cairan di dalam tangki adalah: Rate of Input – Rate of Output = Rate of Accumulation (dengan satuan setiap suku adalah massa A /waktu) G.yF – G. y = d(massa A di dalam tangki)/dt G y F y d A dalam cairan A dalam gelembung dt Karena densitas gas jauh lebih kecil daripada densitas cairan, maka massa A dalam gelembung di dalam tangki dianggap sangat kecil dibandingkan dengan massa A dalam cairan, sehingga A dalam gelembung dapat diabaikan, sehingga: G y F y d M.x dt Massa larutan penyerap = M mol G y F y M dx dt Kesetimbangan mengikuti hukum Henry yaitu: y = H.x, maka: x = y/H Hal. 4 G y F y M dt tp 0 M dy G.H y F y dt tp tp d ( y / H) dt M G.H y m ax 0 dy yF y M yF y 0ymax G.H M yF G.H y F y max Soal Latihan: 1. Dalam sebuah labu kaca terdapat campuran biner cair A dan B (A lebih mudah menguap atau volatil), sebanyak W0 dengan fraksi mol A = x0. Labu dipanasi sehingga terjadi penguapan cairan. Uap yang keluar dianggap selalu berada dalam keadaan setimbang dengan cairannya. Kesetimbangan uap-cair dianggap mengikuti hukum Raoult-Dalton yaitu: y = 𝛼𝑥 . 1+(𝛼 −1)𝑥 Jika penguapan dijalankan sampai cairan 30% cairan menguap, berapa kadar A dalam cairan sisa. 2. Dalam sebuah labu kaca terdapat campuran biner cair A dan B (A lebih mudah menguap atau volatil), sebanyak W0 dengan fraksi mol A = x0. Labu dipanasi sehingga terjadi penguapan cairan. Uap yang keluar dianggap selalu berada dalam keadaan setimbang dengan cairannya. Kesetimbangan uap-cair dianggap mengikuti hukum Raoult-Dalton yaitu: y = 𝛼𝑥 . 1+(𝛼 −1)𝑥 Jika penguapan dijalankan sampai cairan tersisa W1 mol, berapa kadar A dalam cairan sisa (x1). Hal. 5