Uploaded by Andreas Tan

Modul 8

advertisement
1
MODUL PERKULIAHAN
F032100016 –
Metodologi
Penelitian
Populasi dan sampel
Abstrak
Sub-CPMK
Dalam bab ini dibahas tentang
Populasi , Sampel Penelitian &
Tehnik Sampling, Metode
Pengumpulan Data Metode
Analisis Data .
Agar mahasiswa dapat menjelaskan
Populasi , Sampel Penelitian & Tehnik
Sampling, Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data.
Fakultas
Program Studi
FEB
S1.Akuntansi
Tatap Muka
08
Disusun Oleh
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak
Sampel
Untuk mengukur suatu hal, sering kali seorang penelitian mengalami kesulitan
dalam pembambilan data terutama jika populasi suatu data terutama jika populasi suatu
data berjumlah banyak. Misalnya, untuk mengukur pendapatan kepala keluarga di
Kabupaten Bogor. Jika semua populasi kepala keluarga di Kabupaten Bogor diambil,
akan sangat kesulitan bagi peneliti dalam hal biaya, waktu, dan tenaga. Biaya untuk
mengambil semua populasi untuk diukur akan sangat mahal. Tenaga yang diperlukan
sangat banyak, dan waktu yang dibutuhkan tidak sedikit. Secara singkat, hampir tidak
mungkin melakukan pengukuran pada populasi, kecuali untuk keperluan sensus. Oleh
karena itu, untuk mewakili populasi cukup, cukup diambil sebagian saja (contoh) dari
populasi atau yang sering disebut dengan sampel.
Sampel (sample) adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
berdasarkan teknik tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Definisi populasi itu
sendiri dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang
menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).
Teknik Sampling
Teknik sampling data dapat dibagi dalam 2 garis besar, yaitu teknik sampling data
berpeluang
(probability
sampling)
dan
teknik
sampling
data
tidak
berpeluang
(nonprobability sampling). Untuk lebih jelasnya tentang teknik sampling data ini, dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Penarikan
Contoh
Penarikan contoh
tidak berpeluang
Penarikan contoh
berpeluang
Jugement
Quota
Snowball
Convenience
Acak Sederhana
Sistematik
Cluster
2021
2
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Acak berlapis
1. Nonprobability Sampling (Penarikan Contoh Tidak Berpeluang)
a. Convenience Sampling
Convenience sampling merupakan teknik sampling yang diambil berdasarkan
yang menyenangkan saja, atau berdasarkan faktor spontanitas. Dengan kata lain, siapa
saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan responden yang ditemui
sesuai dengan karakteristik responden yang dibutuhkan, bisa saja orang tersebut dapat
dijadikan sample. Penarikan contoh dengan metode convenience sampling merupakan
metode yang paling menyenangkan dan paling ekonomis. Biaya yang diperlukan dengan
menggunakan metode ini sangat rendah. Penggunaan metode ini sangat luas dalam
praktiknya.
Keunggulan teknik ini adalah tidak memerlukan daftar populasi. Sementara itu,
kelemahan metode ini terletak pada keragamannya, di samping bias pengukurannya yang
tidak dapat dihitung atau dikontrol. Kelemahan lainnya adalah tidak dapat dilakukannya
proyeksi data. Dalam hal ini, kegiatan memproyeksi data dengan metode convenience
tidak tepat.
b. Judgement Sampling (Purosive Sampling)
Teknik sampling purposive adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan
berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang
disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Biaya yang diperlukan dengan
menggunakan metode penarikan contoh dengan metode judgement sampling ini tidak
besar dan juga tidak kecil (sedang). Metode ini cukup luas digunakan dalam praktiknya.
Keunggulan metode ini adalah berguna untuk peramalan-peramalan tertentu. Di
samping itu, sampel digaransikan terhadap tujuan tertentu. Sementara itu, kelemahan
metode ini adalah jika terjadi bias pada keyakinan peneliti bahwa sampelnya baik, akan
membuat sampel yang terambil tidak mewakili populasi. Kelemahan lainnya adalah tidak
dapat dilakukannya proyeksi data. Dalam hal ini, kegiatan memproyeksi data dengan
metode judgement sampling tidak tepat.
c. Quota Sampling
Penarikan contoh dengan metode kuota sampling adalah metode di mana peneliti
mengklasifikasi populasi berdasarkan kriteria - kriteria tertentu, kemudian menentukan
proporsi sampel dari masing-masing kelas, lalu menetapkan kuota untuk masing-masing
interviewer. Biaya yang diperlukan dengan menggunakan metode ini tidak besar dan tidak
kecil (sedang). Dalam praktiknya, metode ini sangat luas digunakan.
2021
3
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Keunggulan metode ini adalah mengenalkan stratifikasi dari populasi dan tidak
perlunya daftar dari populasi tertentu. Sementara itu, kelemahan metode ini adalah dapat
terjadi bias peneliti dalam membuat stratifikasi subjek, error populasi akibat metode ini
tidak dapat diestimasi. Dalam hal ini, kegiatan memproyeksi data dengan metode kuota
sampling tidak tepat.
d. Snowball Sampling
Penarikan contoh dengan metode snowball sampling adalah metode di mana
peneliti mengambil sampel awal dengan metode probabilitas, sedangkan tambahan
sampel diperoleh dari referensi sampel awal yang terpilih. Biaya yang diperlukan dengan
menggunakan metode ini kecil. Dalam praktiknya, metode ini hanya digunakan untuk
tujuan - tujuan tertentu. Keunggulan metode ini adalah berguna dalam menempatkan
anggota - anggota populasi yang unik. Sementara itu, kelemahannya adalah
kemungkinan terjadinya bias yang tinggi akibat unit sampel tidak bebas. Dalam hal ini,
kegiatan memproyeksi data dengan metode snowball sampling tidak tepat.
2. Probability Sample (Penarikan Sample Berpeluang)
a. Simple Random Sampling
Prosedur penarikan contoh yang sering sekali digunakan dalam kategori
probability adalah contoh acak sederhana. Pada metode ini, peneliti memberikan tanda
nomor (angka) untuk masing-masing unit sampling dalam kerangka sampling. Kemudian
memilih secara random angka-angka itu. Metode ini memerlukan biaya yang tinggi dan
tidak sering dipakai dalam praktik.
Keunggulan metode ini adalah kemudahannya dalam menganalisis data dan
menghitung error-nya. Kelemahannya adalah menghendaki sampling frame (kerangka
penarikan contoh) sebelum bekerja. Artinya sebelum melakukan sampling, diperlukan
kerangka sampling. Pada metode ini, kesalahan yang terjadi mungkin lebih besar
daripada kesalahan pada stratified sampling. Di samping itu, sampel yang terambil dapat
sangat beragam. Meskipun dirasa mudah, sering kali peneliti kebingungan dalam
mengaplikasikan teknik penarikan contoh acak sederhana dalam teori ke praktik. Oleh
karena itu, untuk memudahkan seorang peneliti menggunakan teknik penarikan contoh
ini, Scheaffer, dkk (1990) ditemukanlah beberapa metode menggambarkan teknik
penarikan contoh acak sederhana. Ada dua cara, yaitu :
1) Haphazard sampling, yaitu dengan menggunakan pendapat peneliti sendiri secara
acak,
2021
4
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2) Representative sampling, yaitu meliputi memilih sampel yang telah dipertimbangkan
untuk mewakili populasi.
b. Systematic Sampling
Di samping metode simple random sampling yang sangat terkenal, masih banyak
prosedur penarikan contoh lain yang lebih efisien, dalam pengertian memberikan
informasi yang lebih banyak mengenai populasi tersebut tanpa tambahan biaya, atau
memberikan sejumlah informasi yang sama dengan biaya yang lebih rendah. Dalam hal hal tertentu, sifat percobaan itu sendiri tidak memungkinkan dilakukannya pengambilan
contoh secara acak sederhana. Salah satu prosedur penarikan contoh yang banyak
digunakan adalah pengambilan unsur-unsur secara sistematik dari populasi tersebut,
misalnya, setiap barang yang ke-10 diambil sebagai contoh untuk diperiksa, atau setiap
orang yang ke-25 dalam buku telepon diwawancarai, dan lain sebagainya.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikeluarkan oleh Scheaffer, dkk (1990) yang juga
menerangkan cara membuat sampling sistematik. Rumusan sederhana dari teknik
sampling ini adalah 1-dalam-k
1 = unsur/unit pertama (awal)
k = unsur/unit ke sekian k dalam populasi
Misal, jumlah populasi adalah n = 2.000, peneliti akan memilih responden dengan
urutan 9 dari satu dan seterusnya setiap responden yang ke sembilan yang terdaftar
dalam daftar populasi hingga sampel dari 2.000 populasi telah terpilih. Teknik ini oleh
Scheaffer, dkk (1990) disebut sebagai 1-dalam-9 sampling sistematik.
Contoh sistematik sangat mudah diperoleh dan banyak digunakan dengan
menganggap seolah - olah merupakan contoh acak. Sesungguhnya, contoh sistematik
dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih tepat mengenai parameter populasi, karena
nilai-nilai pengamatan contoh menyebar secara merata di seluruh populasi. Tetapi,
bahaya yang sesungguhnya dalam penarikan contoh sistematik ini adalah bila selang
penarikan contoh yang kita pilih ternyata sama dengan periodisitas yang tersembunyi
dalam populasi tersebut. Misalnya, dalam pengambilan contoh untuk menentukan ratarata penjualan bensin per bulan, kita hendaknya tidak memilih setiap bulan yang ke-12,
karena ini berarti contoh tersebut hanya mengandung hasil penjualan untuk bulan-bulan
yang sama, yang mungkin saja adalah bulan di musim panas yang seperti biasanya
terjadi peningkatan konsumsi bensin.
2021
5
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
c. Stratified Sampling
Prosedur penarikan contoh lain, yang dalam kondisi tertentu jauh lebih efisien
daripada penarikan contoh acak sederhana, dilakukan dengan menyekat populasi semula
menjadi lapisan atau strata, dan kemudian mengambil contoh acak sederhana dari setiap
lapisan. Keseluruhan contoh acak sederhana dari semua lapisan itu menyusun contoh
acak berlapis (stratified samples).
Dalam penarikan contoh acak berlapis, populasinya disekat-sekat menjadi
beberapa lapisan sehingga relatif homogen dalam setiap lapisan. Misalnya, untuk meneliti
pendapatan manajer bank syariah di suatu kota, mungkin akan lebih baik bila populasinya
disekat menurut jenis bank syariahnya (Bank Umum Syariah (BUS) atau Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)) dan kemudian dalam setiap BUS dan BPRS, diambil
contoh acak sederhana. Dengan demikian, kita mengharapkan bahwa keragaman
pendapatan dalam setiap BUS dan BPRS itu jauh lebih kecil daripada keragaman
pendapatan dalam seluruh populasi.
Pengurangan keragaman dalam setiap lapisan ini akan menghasilkan nilai dugaan
yang memiliki ketepatan lebih tinggi bagi nilai tengah populasi, sehingga suatu contoh
acak berlapis berukuran tertentu lebih efisien daripada contoh acak sederhana dengan
ukuran yang sama. Untuk memperoleh homogenitas dalam setiap lapisan, pelapisannya
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga ada suatu hubungan tertentu antara berada
dalam suatu lapisan tertentu dengan ciri yang sedang diteliti. Dalam ilustrasi di atas,
besarnya skala ekonomi bank syariah (BUS dan BPRS) berhubungan dengan
pendapatan para manajernya.
Jika dibandingkan dengan simple random sampling, stratified sampling lebih
unggul dalam hal penyediaan informasi yang lebih banyak. Scheaffer, dkk (1990)
menjelaskan lebih detail alasan dasar mengapa penggunaan stratified sampling lebih
dianjurkan daripada simple random sampling, di antaranya:
1. Stratified sampling menghasilkan lebih kecil batasan kesalahan (error) estimasi
daripada yang dihasilkan oleh simple random sampling dengan ukuran sampel yang
sama.
2. Biaya observasi survei dapat dikurangi dengan menstratifikasikan setiap elemenelemen dalam suatu populasi ke dalam kelompok-kelompok yang menyenangkan.
3. Estimasi parameter populasi dapat terwakili oleh subgroup populasi. Subgroup inilah
yang nantinya akan diidentifikasi berdasarkan strata.
Pelapisan populasi menghasilkan lapisan-lapisan yang berbeda ukurannya.
Dengan demikian, kita harus memperhatikan ukuran contoh yang harus diambil dari
2021
6
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
setiap lapisan. Salah satu cara, yang disebut alokasi sebanding, mengambil ukuran
contoh yang sebanding dengan ukuran lapisannya.
d. Cluster Sampling
Dalam banyak penelitian statistik, sering kali kita dapat melakukan penarikan
contoh, yang lebih efisien daripada penarikan contoh acak sederhana, dengan cara
mengambil secara acak kelompok atau gerombol unsur dari populasi yang bersangkutan
dan kemudian menarik contoh yang unsur-unsurnya terdiri atas sebagian atau seluruh
unsur kelompok atau gerombol yang terpilih itu.
Misalnya, sebuah pengiriman suku cadang terdiri atas 5.000 kotak yang masingmasing berisi 10 pompa bahan bakar. Bila kita ingin memeriksa 100 pompa secara acak,
adalah tidak mungkin kita memperoleh contoh acak sederhana tanpa membuka ke-5000
kotak tersebut. Suatu cara yang lebih mudah adalah mengambil, misalnya, 10 kotak
secara acak dan kemudian memeriksa ke-10 pompa yang ada di dalam setiap kotak
tersebut; atau kita mengambil 50 kotak secara acak dan kemudian mengambil secara
acak pula 2 pompa dari setiap kotak. Penarikan contoh demikian ini disebut penarikan
contoh gerombol (cluster sampling).
Penarikan contoh gerombol lebih efisien dalam biaya bila populasinya tersebar
luas.
Misalnya,
dalam
suatu
penelitian
mengenai
kebiasaan
menabung
atau
menginvestasi pada orang dewasa di suatu negara bagian, akan jauh lebih murah
biayanya bila kita me- wawancarai dan mengumpulkan data dari orang-orang dewasa
yang tinggal relatif berdekatan dalam gerombol atau daerah yang terambil secara acak,
daripada mengambil contoh acak sederhana dari seluruh orang dewasa di negara bagian
tersebut. Bila gerombolnya berupa daerah geografis, seperti daerah administrasi
pemerintahan, maka penarikan contoh ini disebut penarikan contoh area.
Hal terpenting yang perlu dilakukan dengan menggunakan teknik sampling secara
gerombol ini adalah menentukan cluster yang tepat. Setiap elemen-elemen yang terdapat
dalam suatu cluster haruslah mendekati antara satu dengan lainnya dan memiliki
karakteristik yang sama. Atau dengan langkah lain, pengukuran terhadap satu elemen
dalam suatu cluster harus memiliki korelasi yang kuat dengan pengukuran terhadap
elemen lainnya. Kesalahan penentuan elemen-elemen dalam setiap cluster akan
mengakibatkan tingkat informasi yang tidak sejalan dengan apa yang diharapkan oleh
peneliti, artinya informasi yang dihasilkan akan bias (Scheaffer, dkk, 1990).
2021
7
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Metode Pengumpulan Data
Secara umum ada 4 metode riset dasar yang digunakan dalam penelitian untuk
segala bidang ilmu, yaitu : survey, eksperimen (percobaan), pengamatan (observation),
dan studi data sekunder (secondary data study).
1. Survei
a. Kuesioner
Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaanpertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden. Adapun kelebihan dan
kelemahan kuesioner yaitu :
Kelebíhan

Daftar pertanyaan dapat disusun dengan teliti dan tenang.

Sistematika isi dan tata urut pertanyaan ditentukan oleh si peneliti.

Banyak orang yang dihubungi.

Waktu pendek untuk menghubungi banyak orang.

Data yang terkumpul selalu dapat diperiksa kembali.

Dapat digunakan orang lain dari bidang ilmu yang berbeda.
Kelemahan

Sulit menangkap keadaan khusus pada waktu pengumpulan data (misalnya wabah,
bencana alam, musim panen, dll) yang memengaruhi keadaan sebagian masyarakat,
tetapi tidak pada sebagian yang lain.

Sifat pertanyaan yang kaku yang tidak cocok dengan alam pikiran dan pengetahuan
para responden.

Pertanyaan yang logis bagi penduduk kota belum tentu dimengerti oleh penduduk
desa.

Hasil kuesioner kurang mendalam.
b. Wawancara
Wawancara XE "Wawancara" adalah pengumpulan data dengan bertanya jawab
langsung kepada responden. Wawancara merupakan alat yang baik untuk meneliti
pendapat, keyakinan, motivasi, perasaan, dan proyeksi seseorang terhadap masa
depannya. Hasil suatu wawancara ada pada kemampuan pewawancaranya, karena
seorang pewawancara dituntut untuk:

2021
Menciptakan hubungan baik dengan responden selama wawancara
8
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Dapat menyampaikan semua pertanyaan dengan baik dan tepat,

Mencatat semua jawaban lisan dengan teliti dan jelas, dan dapat menggali tambahan
informasi dari responden, apabila ada jawaban yang kurang jelas.
Perbedaan wawancara dengan percakapan sehari-hari.

Pewawancara dan responden "tidak harus" sudah saling kenal.

Pewawancara bertanya terus-menerus dan responden menjawabnya.

Ada urutan pertanyaan yang harus dinyatakan.
Adapun kelemahan dan kelebihan wawancara yaitu :
Kelebihan

Metode terbaik untuk menilai keadaan pribadi.

Tidak dibatasi umur dan tingkat pendidikan.

Cocok sebagai kriterium (alat verifikasi) terhadap data hasil observasi, kuesioner, dan
lain-lain.

Dapat dilaksanakan sambil observasi.
Kelemahan

Tidak cukup efisien.

Boros waktu, tenaga, dan biaya.

Informasi yang diperoleh tergantung kesediaan, kemampuan dan keadaan yang
momental dari responden.

Jalannya wawancara dapat mudah dipengaruhi lingkungan tempat wawancara.

Sulit mewawancarai responden yang tidak menguasai bahasa interview.
2. Penelitian dengan Metode Percobaan (Experimental Research)
Metode percobaan (experimental research) adalah salah satu metode yang efektif
dalam mengkaji hubungan sebab-akibat antar peubah (variables), tetapi sering kali sulit
dilakukan terutama dalam ilmu sosial. Dalam studi eksperimental, peneliti mengkaji
pengaruh mìnimal satu peubah bebas (independent variable) terhadap satu atau lebih
perubah tak bebas (dependent variable). Independent variable disebut juga peubah
perlakuan atau eksperimental. Dependent variable disebut juga peubah respons atau
outcome (hasil percobaan). Ide dasar dari experimental research adalah keinginan untuk
mencoba sesuatu dan mengamati secara sistematik apa yang terjadi.
2021
9
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Penelitian dengan metode experimental research memiliki beberapa karakteristik
di antaranya adalah:
1. Minimal dua (sering lebih) kondisi atau 2 metode dibandingkan untuk menilai
pengaruh dari perlakuan-perlakuan atau kondisi tertentu ("independent variable").
2. Peubah bebas tersebut dimanipulasi secara langsung oleh peneliti, untuk mengkaji
pengaruhnya pada satu atau lebih respons/ outcome ("dependent variable").
Suatu percobaan biasanya terdiri dari 2 kelompok subjek, yaitu subjek eksperimen
dan subjek kontrol, di mana:
1. Experimental group: menerima perlakuan tertentu, misalnya buku teks baru atau
metode pembelajaran baru.
2. Control (comparison) group: tidak menerima perlakuan atau kelompok pembanding
yang menerima perlakuan berbeda. Control group digunakan untuk menentukan
apakah perlakuan mempunyai pengaruh, atau suatu perlakuan lebih efektif dari yang
lain.
Ada 3 prinsip dasar dalam perancangan percobaan.
1. Ulangan, yang fungsinya untuk:

Menghasilkan nilai dugaan bagi galat (kekeliruan) percobaan.

Meningkatkan ketepatan percobaan dengan memperkecil simpangan baku nilai
tengah perlakuan.

Mengendalikan galat percobaan.
2. Pengacakan. Sebelum percobaan, pengalokasian subjek ke kelompok yang akan
dicobakan dilakukan dengan pengacakan (randomization). Dengan pengacakan ini,
dapat dianggap (ekuivalen) bahwa subjek-subjek tersebut hanya berbeda karena
faktor kebetulan dalam peubah yang dikaji. Pengacakan dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan dugaan tak biasa bagi galat percobaan dan nilai tengah
perlakuan.
3. Pengelompokan (kontrol lingkungan). Mengontrol faktor-faktor lain yang mungkin
memengaruhi respons (outcome). Pengelompokan ini dilakukan untuk mengurangi
galat percobaan.
3. Observasi
Pengamatan atau observasi merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh
peneliti terhadap suatu proses atau objek dengan tujuan untuk memahami pengetahuan
dari sebuah fenomenal perilaku berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
2021
10
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
diketahui sebelumnya. Observasi diartikan sebagai suatu pengamatan terhadap objek
penelitian.
Observasi sangat banyak dilakukan pada penelitian ekonomi Islam. Misalnya,
penelitian tentang sikap nasabah terhadap bank syariah. Peneliti akan melakukan
penelitian tersebut dengan observasi langsung terjun ke lapangan, berada di tengahtengah para nasabah untuk melihat secara langsung, bagaimana tanggapan (respons)
nasabah bersikap terhadap bank syariah. Jika penelitian ini tidak dilakukan dengan
observasi, keandalan hasil penelitian dapat diragukan.
Sama seperti metode riset dasar lainnya, metode observasi juga memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan observasi di antaranya:
1. Dapat mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan dan sebagainya pada waktu kejadian
itu berlangsung atau sewaktu perilaku itu terjadi.
2. Dapat memperoleh data dari subjek secara langsung, baik itu subjek yang dapat
berkomunikasi secara verbal maupun tidak.
Kelemahan dari metode observasi di antaranya:
1. Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk memperoleh hasil dari suatu
kejadian. Misalnya peneliti ingin melihat langsung, bagaimana respon petugas bank
syariah terhadap klaim (keluhan) nasabah. Maka, peneliti harus menunggu ada klaim
dulu. Bisa saja dalam satu bulan tidak ada klaim. Lama waktu masa observasi pada
hakikatnya tergantung objek serta bidang ilmu lingkup yang akan diobservasi.
2. Pengamatan tehadap suatu fenomena yang berlangsung lama, tidak dapat dilakukan
secara langsung.
3. Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, seperti misalnya kegiatan
yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi. Seperti kita ingin mengetahui
perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar. Tentunya tidak etis melakukan
pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut.
Penelitian dalam bidang ilmu ekonomi juga dapat dilakukan dengan metode
observasi. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui bagaimana proses pembiayaan
dana talangan haji di Bank Syariah Z. Untuk memperoleh jawaban atas permasalahan
tersebut, peneliti dapat melakukan observasi ke Bank Syariah Z secara langsung.
Tentunya observasi dapat dilakukan jika terdapat transaksi pembiayaan dana talangan
haji yang sedang berlangsung.
Di samping mengamati dokumen-dokumen pembiayaan, peneliti juga dapat
memanfaatkan pedoman observasi/pedoman pengamatan seperti format atau blangko
2021
11
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pengamatan. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian (dalam hal ini proses
dan tahapan pembiayaan) yang digambarkan akan terjadi. Setelah itu, peneliti sebagai
seorang pengamat tinggal memberikan tanda cek (V) pada kolom yang dikehendaki pada
format tersebut.
3. Data Sekunder
Penelitian dengan data sekunder sering juga disebut dengan penelitian meja (desk
study). Peneliti tidak perlu bersusah-susah mencari data melalui survei, baik lewat
kuesioner maupun lewat wawancara. Peneliti juga tidak perlu bersusah payah mencari
data melalui observasi. Semua data sudah tersedia, tinggal mengambilnya saja apakah
melalui media cetak atau media elektronik. Media cetak yang dapat dijadikan sumber
adalah laporan penelitian sebelumnya, jurnal-jurnal yang diterbitkan oleh lembagalembaga,
laporan-laporan
prospektus
perusahaan
(penelitian
tentang
keuangan
perusahaan), dan lain-lain. Sementara itu, media elektronik yang dapat dijadikan sumber
adalah internet. Hanya dengan mengunjungi situs-situs tertentu, data yang diperlukan
dapat diperoleh.
Metode Analisis Data
Tahapan Analisis Data
Data yang sudah diperoleh oleh peneliti dari berbagai sumber untuk seterusnya
akan dianalisis atau diolah sehingga nantinya dapat di interpretasikan, Analisis data
merupakan tahapan yang kritis dalam proses penelitian bisnis dan ekonomi. Tujuan
utamanya adalah menciptakan informasi untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu
setiap tahapan analisis data harus dimulai dengan tahapan pra analisis, yang mencakup
klasifikasi, penyuntingan (editing) dan pemberian kode terhadap data.
Data adalah bukti yang diperoleh dari sebuah penelitian yang dapat dijadikan
dasar analisis atau kajian. Data akan menjadi sebuah informasi yang mempunyai arti
apabila hasil analisis menyajikan kepada pengambil keputusan sejumlah deskripsi,
hubungan dan atau perbedaan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.
Dengan demikian informasi adalah data atau fakta yang telah diolah dan siap untuk
dijadikan sebagai bahan dasar dalam suatu proses pengambilan keputusan. Dilema yang
sering dihadapi oleh peneliti adalah memilih teknik yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Pemilihan analisis data harus disesuaikan dengan kepentingan penelitian
bersangkutan. Ada dua pendekatan penelitian yakni penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif menghimpun data berupa angka, dan proses analisa data
2021
12
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dilakukan secara aritmetik. Hal tersebut merupakan kebalikan dari penelitian kualitatif
yang tidak menghimpun angka dan analisisnya pun tidak dilakukan secara aritmetik. Pada
dasarnya proses pra analisis menggunakan peralatan elektronik dan manual, untuk
meyakinkan bahwa data yang sudah dikumpulkan telah dibersihkan sebelum dianalisis.
Hasil pembersihan adalah berkurangnya ketidaktepatan dan kesalahan data.
Menurut Sekaran, ada empat tahap dalam menganalisis data yaitu :
a. Menyiapkan data untuk dianalisis
b. Mendapatkan perasaan terhadap data (feel for data)
c. Menguji ketepatan data (goodness of data)
d. Menguji hipotesis
Analisis Statistik
Analisis Statistik Deskriptip
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian, tanpa menarik
generalisasi. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya ditabulasi dalam tabel dan
dilakukan pembahasan secara deskriptif. Ukuran deskriptif adalah pemberian angka, baik
dalam jumlah responden beserta nilai rata-rata jawaban responden maupun dalam bentuk
prosentase.
Statistik Parametrik
Statistik parametrik yaitu statistik yang menggunakan data interval dan rasio
berdasarkan fakta yang bersifat pasti dan berdasarkan sampel. Data yang diambil
memberikan peluang yang sama serta tidak bias. Data parametrik juga memiliki ciri
dimana populasi berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama.
Statistik Non Parametrik
Statistik non parametrik adalah statistik yang tidak memerlukan pembuatan asumsi
tentang bentuk distribusi atau bebas distribusi sehingga tidak memerlukan asumsi
terhadap populasi yang akan diuji. Selain tidak memerlukan asumsi kenormalan, statistik
nonparametrik juga memiliki keunggulan lain yaitu tidak memerlukan perhitungan yang
rumit, data yang digunakan juga data yang berskala ordinal dan nominal serta
distribusinya tidak normal.
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009), Statitsik non parametrik digunakan
apabila:

Ukuran sampel kecil, sehingga distribusi sample atau populasi tidak mendekati
normal dan tidak ada asumsi yang dapat dibuat tentang bentuk distribusi populasi
yang menjadi sumber populasi.
2021
13
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Hasil pengukuran menggunakan data ordinal. Data ordinal hanya menyatakan lebih
baik, lebih buruk atau sedang atau bentuk ukuran lainnya. Data ini sama sekali tidak
menyatakan perbedaan.

Hasil pengukuran menggunakan data nominal. Data nominal hanya merupakan kode
dan tidak mempunyai implikasi atau konsekuensi apapun. Jenis kelamin diberikan
kode "laki-laki" dan "perempuan", pengkodean tersebut tidak berimplikasi lebih
rendah atau lebih tinggi, hanya sekedar kode.
2021
14
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
1
Nurlaela Wati, Lela. (2018). Metodologi Penelitian Terapan. Edisi dua
2
Tanjung, Hendri., Abrista, Devi. (2018). Metodologi Penelitian Ekonomi Islam,
Edisi dua
3
2021
Ulum, Ihyaul., Ahmad, Juanda. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Edisi dua
15
Metodologi Penelitian
Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Download