Uploaded by Inayatul Fitriyah

Madura dan Kepesantrenan Inayatul Fitriyah 2020060200027

advertisement
Nama : Inayatul Fitriyah
NPM : 2020060200027
Madura adalah nama sebuah wilayah Indonesia yang berbentuk pulau yang terletak di
sebelah utara Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur. Madura dibagi menjadi 4 kabupaten, yaitu
Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Bangkalan berada di ujung paling barat, dan
berjejer setelahnya ke arah timur, yaitu Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Mendengar kata Madura juga tentunya tak asing dengan sebutan sebagai pulau garam.
Dari tahun ke tahun, Madura memang selalu jadi salah satu wilayah penyumbang utama hasil
produksi garam nasional. Bahkan, konon Madura menyandang status sebagai ladang garam
terbesar di Asia Tenggara. Besarnya hasil produksi garam dari Madura inilah yang menjadi
alasan mengapa Pulau Madura dijuluki sebagai Pulau Garam. Karapan sapi juga menjadi suatu
hal yang sangat identik dengan pulau Madura ini.
Masyarakat Madura dikenal memiliki budaya yang unik seperti memiliki kekhasan
yang tidak serupa dengan yang lain. Selain itu, Madura dikenal memiliki watak keras, sulit
untuk mengalah, serta mengutamakan emosi dari pada berpikir panjang. Pendapat ini muncul
karena ditemukannya kejadian-kejadian yang dianggap keras, seperti penggunaan clurit di
tempat umum, serta penyelesaian konflik berujung pertengkaran yang dikenal sebagai Carok.
Selain anggapan tentang kekerasan tersebut masyarakat Madura juga dicirikan sebagai
masyarakat dengan kualitas SDM yang rendah. Anggapan ini muncul didasarkan pada fakta
dan sedikitnya lembaga pendidikan yang ada di Madura serta terbatasnya universitas
berkualitas di pulau ini. Terbukti banyak dari beberapa pelajar memilih sekolah di luar Madura
sebagai sarana pendidikan yang akan ditempuhnya. Lantas, dua hal inilah yang menjadi alasan
terkuat untuk mengatakan rakyat Madura adalah rakyat yang awam, tidak mengenal
Pendidikan, tidak berkompetensi dalam bidang keilmuan, buta teknologi, serta tidak ada yang
bisa dibanggakan dari orang Madura.
Tapi meskipun demikian, tak jarang ada beberapa tokoh terkemuka yang mendunia,
seperti D. Zawawi Imron yang terkenal dengan puisinya, Imam Nahrawi, menteri pemuda dan
olahraga sejak 2014, Edi Mulyono, seorang pengusaha yang mempunya penerbit Diva Press
yang berpusat di Yogyakarta, dan beberapa tokoh terkenal lainnya.
Selain hal-hal di atas, Madura juga memiliki beragam pengucapan kata yang tentunya
berbeda tiap daerahnya. Seperti kata 'kamu' di Kabupaten Sumenep adalah 'Be'na/been', di
kabupaten Sampang adalah 'kakeh', dan beragam kata lainnya.
Saat berkunjung ke suatu tempat, tentu kita takkan melewatkan oleh-oleh sebagai
hadiah kepada sanak saudara di rumah. Dan Madura ini memiliki banyak makanan khas dan
berbagai cinderamata yang tak boleh di lewatkan. Seperti Batik khas Madura, petis,
rengginang, terasi, dan lainnya.
Dilihat dari perkembangannya, Madura tidaklah jauh berbeda antara jaman dulu dan
jaman sekarang. Hanya karena teknologi yang semakin canggih, dengan berbagai aktivitas
manusia kebanyakan dilakukan oleh mesin dan robot, kebudayaan dan beragam jenis seni
lainnya tidaklah hilang ditelan jaman. Ya meskipun beberapa adat dan tradisi harus punah
karena pemikiran orang modern yang katanya cenderung bersifat kuno.
Download