NAMA : JENNY HIDAYAT NIM : 20410250 HUKUM INTERNASIONAL Definisi Hukum Internasional Perlu dijelaskan di awal bahwa terdapat beragam definisi Hukum Internasional yang dikemukakan oleh para ahli. Bijak kiranya untuk memahami bahwasanya perbedaan batasan terhadap Hukum Internasional sesungguhnya berangkat dari cara pandang yang beragam pula. F. Sugeng Istanto mengemukakan definisi hukum internasional dalam suatu rumusan yang membedakannya dengan Hukum Perdata Internasionalsekaligus menolak pandangan bahwa Hukum Internasional hanyalah merupakanmoral internasional saja.10 Berikut definisi tersebut dinyatakan “Hukum Internasional adalah kumpulan ketentuan hukum yang berlakunya dipertahankan oleh masyarakat internasional.”11 Jawahir Thontowi memberikan ulasan mengenai ruang lingkup Hukum Internasional sebagai berikut. “Sebagai suatu peraturan hukum yang memilik icakupan yang cukup luas, hukum internasional terdiri dari prinsip-prinsip, peraturan-peraturan, dan kebiasaan internasional tentang tingkah laku negaranegara dalam hubungan internasional yang terikat untuk mematuhinya dan melaksanakannya. ... Selain itu, hukum internasional mencakup peraturanperaturan hukum tertentu terkait antara individu-individu dengan subyek hukum non-negara (non-State entities) dan aktor-aktor negara yang baru (new State actors). Asas-Asas Hukum Internasional Terdapat tujuh asas-asas hukum internasional, yakni sebagai berikut: 1. Setiap negara tidak melakukan tindakan berupa ancaman agresi terhadap keutuhan terhadap wilayah dan kemerdekaan negara lain 2. Setiap negara harus menyelesaiakan masalah-masalah inernasional dengan cara damai 3. Tidak melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri negara lain 4. Negara-negara berkewajiban untuk menjalin kerja sama dengan negara lain berdasar pada piagam PBB 5. Asas persamaan hak dan penentuan nasib sendiri 6. Asas persamaan kedaulatan dari negara 7. Setiap negara harus dapat dipercaya dalam memenuhi kewajiban Sumber Hukum Internasional 1. Umum Sumber hukum (the source of law) secara umum diartikan sebagai sumber asli kewenangan dan kekuatan memaksa dari suatu produk hukum positif (the origins from which particular positive laws derive their authority and coercive force).73 Sumber hukum, termasuk sumber hukum internasional (the source of international law), mencakup pengertian: formal, yaitu sebagai sumber hukum formal dan material, yaitu sebagai sumber hukum material. Menurut Salmond, pengertian sumber hukum formal dan material adalah sebagai berikut: “A formal source is that from which a rule of law derives its force and validity. The material source ,on the other hand, are those from which is derived the matter, not the validity of the law. The material source supplies the substance of the rule to which the formal source gives the force and nature of law.” Sumber formal adalah sumber kekuatan memaksa dan dasar keabsahan suatu produk hukum, sedangkan sumber material adalah sumber materi dari suatu produk hukum. Contoh: kekuatan mengikat suatu ketentuan hukum. Suatu ketentuan hukum mengikat secara hukum apabila ketentuan itu memenuhi persyaratan sebagaimana ditentukan oleh kebiasaan, yang merupakan sumber hukum formal dari hukum internasional, dan materinya diperoleh dari praktek Pengaturan Sumber Hukum Internasional Sumber hukum internasional (the source of international law) diatur di dalam Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah International (International Court of Justice-ICJ). Pasal 38 (1) Statuta Mahkamah menentukan sebagai berikut: The Court, whose function is to decide in accordance with international law such disputes as are submitted to it, shall apply: a. international conventions, whether general or particular, establishing rules expressly recognized by the contesting states b. international custom, as evidence of a general practice accepted as law c. the general principles of law recognized by civilized nations d. subject to the provisions of Article 59, judicial decisions and the teachings of the most highly qualified publicists of the various nations, as subsidiary means for the determination of rules of law.76 Ketentuan tersebut menentukan bahwa Mahkamah yang mengemban fungsi utama untuk memutus setiap perkara yang diajukan kepadanya, harus memutus perkara berdasarkan hukum internasional, yang mencakup: 1. perjanjian internasional (international conventions), baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus, yang merupakan ketentuan-ketentuan yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang bersengketa. 2. Kebiasaan internasional (international custom), yang merupakan paraktek yang bersifat umum dan diterima sebagai hukum. 3. Prinsip atau azas-azas hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab. 4. Putusan-putusan pengadilan dan ajaran dari sarjana yang bereputasi tinggi dari berbagai bangsa, sebagai sumber tambahan dalam penentuan kaidah hukum. Ketentuan tersebut tidak dapat dipisahkan dari ketentuan Pasal 38 ayat (2) yang menentukan bahwa keberadaan sumber-sumber hukum internasional itu tidak dapat mengesampingkan kekuasaan Mahkamah untuk memutus perkara berdasarkan azas ex aequo et bono, dalam hal para pihak menerima penerapan azas itu. Ex aequo et bono merupakan frase yang diambil dari tradisi civil law yang berarti dalam keadilan dan keterbukaan (in justice and fairness), sesuai dengan keadilan dan kebaikan (according to what is just and good), atau sesuai dengan kepatutan dan rasa keadilan (according to equity and conscience). Perjanjian Internasional Pada mulanya, perjanjian internasional didefinisikan sebagai perjanjian yang diadakan antar negara dan bertujuan menimbulkan akibat hukum tertentu. Namun dalam perkembangannya, perjanjian international tidak terbatas hanya pada perjanjian yang dibuat oleh negara sebagai subyek hukum internasional, melainkan juga negara dengan organisasi internasional, misalnya Perjanjian antara Amerika Serikat dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang tempat kedudukan tetap PBB di New York, dan perjanjian antar organisasi internasional. Perjanjian internasional diklasifikasikan atas perjanjian yang bersifat mengikat (hard law) dan yang bersifat tidak mengikat (soft law). Termasuk kedalam kategori perjanjian yang bersifat mengikat antara lain: Treaty, Agreement, Pact, dan Convention. Termasuk kedalam kategori bersifat tidak mengikat antara lain: charter, declaration, dan resolution. Kedua jenis perjanjian ini dibedakan berdasarkan materi dan sifat mengikatnya. Dari segi materi, kelompok yang pertama merupakan perjanjian yang memuat materi yang bersifat memaksa, mengandung hak, kewajiban, dan sanksi. Sedangkan kelompok yang kedua cenderung memuat prinsip-prinsip hukum yang mengikatnya didasarkan pada kerelaan (voluntary based) negara-negara yang menggunakannya. Sifat Hukum Internasional 1. HI tidak bersifat sub-ordinatif seperti hukum nasional 2. Sub-ordinatif adalah adanya hubungan tinggi rendah antara rakyat dengan penguasa, jadi rakyat dipaksa untuk mentaati hukum 3. HI dilandasi oleh persamaan kedudukan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa 4. PBB sebagai organisasi Internasional terbesar bukan sebagai “badan supranasionalis” yang bisa memaksa karena keanggotaan PBB juga bersifat suka rela Jenis-jenis Subyek Hukum Internasional Jenis-jenis subyek hukum internasional yang dibedakan ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu: subyek hukum negara (state actor) dan subyek-subyek hukum bukan Negara (non-state actors). Pembedaan subyek hukum internasional ke dalam 2 (dua) kelompok ini akan mempermudah pemahaman subyek hukum internasional dengan full legal capacity dan limited legal capacity. subyek subyek hukum internasional : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Negara (States) Tahta Suci (Vatican/The Holy Emperor) Organisasi Internasional (International Organizations) Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross) Kaum pemberontak (Belligerents;Insurgents) Individu (Individual) Perusahaan Multinasional (Multinational Corporations) / Perusahaan Transnasional (Transnational Corporations) 8. Organisasi Non-Pemerintah (Non-Governmental Organizations). Wujud Hukum Internasional Hukum internasional regional: hukum yang berlaku pada regional tertentu, seperti hukum internasional yang berlaku di benua amerika seperti konsep landas kontinen (continental shelf) dan konsep perlindungan kekayaan hayati laut (consevation of the living resources) Hukum internasional khusus: hukum internasional yang berlaku bagi negara-negara tertenntu saja yang merupakan pencerminan keadaan, kebutuhan, tarafperkembangan dan tingkat integrasi yang berbeda-beda dari masyarakat internasional lainnya. Contoh; konvensi eropa tentang hak asasi manusia. Sumber bacaan : 1. Buku Hukum Internasional Universitas Udayana 2. https://pakdosen.co.id/hukum-internasional/ 3. Wikipedia