LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI Oleh: TENGKU CHAIRIL HADI 1807111580 MUHAMMAD ADRIANTO 1807111614 MAULANA MUSTAUFA 1807113242 NOPRIADI 1807113674 RAMADHAN ARIO PUTRA 1807125096 M. FAHMI 1807125079 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tegangan tinggi ac terdapat pengujian-pengujian yang harus dilakukan dalam upaya pemeliharaan komponen-komponen kelistrikan pada tegangan tinggi. Pengujian tersebut mencakup pengujian rugi-rugi dielektrik, pengujian korona, pengujian kekuatan dielektrik, dan pengujian ketahanan peralatan terhadap tegangan tinggi ac, maka untuk melakukan pengujian tersebut dilakukan Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi ac. Pada tegangan tinggi dc terdapat pengujian contohnya untuk mengetahui fenomena tegangan tinggi seperti gejala tembus listrik pada bahan isolasi. Maka untuk melakukan pengujian dilakukan Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan dc. Udara merupakan salah satu dielektrik, yang mana tidak dapat menghantarkan arus listrik, namun pada titik tertentu dapat terjadi tegangan tembus pada media dielektrik seperti udara. Maka dilakukan pengujian Kegagalan Dielektrik Udara. Polaritas dalam sistem tegangan tinggi dapat mempengaruhi breakdown dielektrik udara, dimana akan terjadi fenomena stress tegangan sebelum terjadi kegagalan isolasi pada udara. Maka untuk itu diperlukan pengujian Efek Polaritas Tegangan Terhadap Breakdown Dielektrik Udara. Pada tegangan tinggi terdapat isolasi berupa zat cair, contoh penggunaan isolasi zat cair yaitu berupa minyak transformator. Dari penggunaan isolasi zat cair diperlukan pengujian untuk mengetahui kemampuan dielektrik isolasi tersebut. Maka pada percobaan ini dilakukan Pengujian Isolasi Zat Cair. Kubikel ialah suatu peralatan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik, dibutuhkan pemahaman untuk mengetahui pengoperasian kubikel, maka dilakukan percobaan Kubikal 20 kV. Dilaksanakannya percobaan percobaan diatas adalah sebagai pengujian dari teori teori yang sudah dipelajari pada semester sebelumnya, juga sebagai tambahan ilmu baru dengan peralatan yang sebelumnya belum pernah dikenal dan agar dapat mengetahui karakteristik dari tiap bahan isolasi yang di gunakan dalam percobaan. 1.2 Rumusan Masalah Pada praktikum teknik tegangan tinggi ini terdapat rumusan masalah berupa: 1. Bagaimana pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi AC? 2. Bagaimana pembangkitan dan pengukuran tegangan DC? 3. Bagaimana pengujian kegagalan dielektrik udara? 4. Bagaimana pengujian efek polaritas tegangan terhadap breakdown dielektrik udara? 5. Bagaimana pengujian isolasi zat cair? 6. Bagaimana pengoperasian kubikal 20 kV? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah pada praktikum teknik tegangan tinggi ini adalah: 1. Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC Pada percobaan pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi ac hanya dilakukan proses simulasi pembangkitan tegangan tinggi ac tanpa dilakukannya pengujian parameter-parameter pengujian dalam tegangan tinggi. dan percobaan dilakukan dengan simulasi menggunakan software ATP. 2. Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan DC Pada percobaan pembangkitan dan pengukuran tegangan dc hanya dilakukan proses simulasi pembangkitan tegangan tinggi dc tanpa dilakukannya pengujian parameter-parameter pengujian dalam tegangan tinggi. dan percobaan dilakukan dengan simulasi menggunakan software ATP. 3. Kegagalan Dielektrik Udara Percobaan dilakukan dengan pengujian laboratorium menggunakan elektroda tanpa memperhatikan efek eksternal kegagalan dielektrik udara dan tanpa dilakukannya kajian terhadap bahan dari elektroda yang digunakan. 4. Pengujian Efek Polaritas Tegangan Terhadap Breakdown Dielektrik Udara Percobaan hanya dilakukan untuk mengkaji fenomena kegagalan dielektrik yang dipengaruhi oleh polaritas tegangan pada sistem tegangan tinggi. Media elektroda yang digunakan merupakan elektroda jarum plat. 5. Pengujian Isolasi Zat Cair Proses percobaan dilakukan untuk menguji ketahanan isolasi dengan jenis isolasi zat cair. Zat cair yang digunakan berupa minyak transformator yang berfungsi untuk mengisolasi transformator agar tidak terjadi tegangan tembung dengan case transformator. 6. Kubikal 20 kV Pada percobaan kubikal 20 kV hanya mencakup pengenalan tiap-tiap komponen kubikel tegangan menengah dan pengoperasian sistem mekanik pada kubikel. Jenis kubikel yang digunakan pada percobaan ini berupa kubikel outgoing tipe DM1-W. 1.4 Tujuan Praktikum Adapun tujuan-tujuan dari pelaksanaan praktikum teknik tegangan tinggi ini adalah : 1. Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC Tegangan tinggi bolak balik diperlukan untuk pengujian rugi-rugi dielektrik, pengujian korona, pengujian kekuatan dielektrik, pengujian ketahanan peralatan terhadap tegangan tinggi ac. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran dan percobaan yang menjelaskan metode pembangkitan tegangan tinggi bolak balik seperti halnya yang akan dilakukan pada praktikum ini. Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu : a. Praktikan mampu dan memahami cara pembangkitan tegangan tinggi tegangan bolak-balik menggunakan transformator uji. b. Praktikan memahami dan mampu melakukan pengukuran tegangan tinggi ac menggunakan metode : 1) Tegangan primer dan rasio transformator 2) Selo bola standart 2. Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan DC Tujuan dari percobaan ini adalah untuk meneliti pembangkitan tegangan tinggi dc dan pengukurannya menggunakan peralatan tegangan tinggi terco. Pengetahuan tentang tegangan tinggi adalah syarat untuk melakukan praktikum berikut. 3. Kegagalan Dielektrik Udara Tujuan dari percobaan ini adalah untuk meneliti dan memahami kegagalan dielektrik pada udara serta faktor penyebabnya. Pengetahuan tentang tegangan tinggi adalah syarat untuk melakukan praktikum berikut. 4. Pengujian Efek Polaritas Tegangan Terhadap Breakdown Dielektrik Udara Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh polaritas tegangan terhadap tembus sela udara. Pengetahuan tentang tegangan tinggi adalah syarat untuk melakukan praktikum berikut. 5. Pengujian Isolasi Zat Cair Adapun tujuan dari pelaksanaan percobaan pengujian isolasi zat cair ialah : a. Mengetahui karakteristik kegagalan isolasi zat cair. b. Mengetahui pengaruh jarak elektroda terhadap tegangan gagal pada isolator zat cair. 6. Kubikal 20 kV Adapun tujuan-tujuan dari pelaksanaan percobaan kubikal 20 kV adalah: a. Dapat mengenal komponen kubikel teganganmenegah. b. Mampu mengoperasikan sistem mekanik pada kubikel outging tipe DM1-W. 1.5 Sistematika Praktikum 1. Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC Dilaksanaknnya percobaan 1 ini bertujuan sebagai pengujian rugi-rugi dielektrik, pengujian korona, pengujian kekuatan dielektrik, pengujian ketahanan peralatan terhadap tegangan tinggi ac. Salah satu cara untuk membangkitkan tegangan tinggi dengan peralatan yang cukup portabel, mudah dalam penggunaannya, dan biaya yang cukup murah adalah dengan menggunakan kumparan tesla. Tegangan keluaran kumparan tesla berbentuk pulsa dengan lebar pulsa bervariasi dari nano detik sampai ratusan mikro detik. Pengujian tegangan tinggi ac digunakan Trafo uji 1-fasa. Trafo uji untuk keperluan ini memiliki daya relative lebih kecil dari trafo daya. 2. Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan DC. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk meneliti pembangkitan tegangan tinggi dc dan pengukurannya menggunakan peralatan tegangan tinggi terco. Pembangkit tegangan tinggi DC umumnya banyak digunakan dalam fisika terapan seperti instrumen dalam bidang nuklir (akselerator, mikroskop elektron), peralatan elektromedik (x-ray), peralatan industri (presipitat dan penyaringan gas buang di pembangkit listrik, industri semen, pengecatan elektrostatik dan pelapisan serbuk) atau eletronika komunikasi (televisi). Kebutuhan bentuk tegangan, tingkat tegangan dan besar arus serta kestabilan dari pembangkit tegangan tinggi tersebut akan berbeda satu aplikasi dengan lainnya. Salah satu prinsip untuk membangkitkan tegangan tinggi menggunakan n-tingkat sirkuit bertingkat satu fasa Cockcroft – Walton atau Greinacher . 3. Kegagalan Dielektrik Udara Tujuan dari percobaan ini adalah untuk meneliti dan memahami kegagalan dielektrik pada udara serta faktor penyebabnya. Bahan isolasi gas terutama udara merupakan bahan isolasi yang banyak digunakan pada peralatan tegangan tinggi karena udara pada keadaan normal ( udara yang ideal ) merupakan isolator yang sempurna dan juga paling banyak digunakan karena murah, mudah dan sederhana. Menurut standart VDE ( VDE 0433-2 ) bentuk elektroda yang digunakan dalam pengujian tegangan tembus gas adalah elektroda bolabola. Untuk mengetahui pengaruh bentuk elektroda terhadap besarnya tegangan tembus pada isolasi udara perlu dilakukan pengujian pada bentuk elektroda yang lain. Bentuk elektroda yang dapat digunakan adalah elektroda bola-bidang dan jarum bidang. 4. Pengujian Efek Polaritas Tegangan Terhadap Breakdown Dielektrik Udara Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh polaritas tegangan terhadaptembus sela udara. Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Isolasi diperlukan untuk memisahkan bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan sehingga tidak terjadi lompatan listrik atau percikan diantaranya. Bahan isolasi akan menunjukkan sifatnya bila dipengaruhi medan listrik. Gas ataupun udara merupakan salah satu bahan isolasi yang termasuk dalam bahan dielektrik. Tegangan tembus isolasi merupakan tegangan yang mampu merusak ketahanan isolasi dari suatu bahan isolasi. Begitu juga dengan peristiwa korona yang merupakan salah satu fenomena dari tegangan tinggi. Inception Voltage korona atau tegangan awal korona didefinisikan sebagai tegangan yang terukur pada saat terjadi lucutan pertama kali saat pengujian dilakukan. Definisi ini sebagai acuan untuk mendapatkan nilai inception voltage secara langsung, dikarenakan pada pengujiannya tidak digunakan oscilloscope untuk mendapatkan sinyal yang menunjukkan awal terjadi korona. 5. Pengujian Isolasi Zat Cair Adapun tujuan dari pelaksanaan percobaan pengujian isolasi zat cair adalah mengetahui karakteristik kegagalan isolasi zat cair dan mengetahui pengaruh jarak elektroda terhadap tegangan gagal pada isolator zat cair. Minyak trafo merupakan bahan isolasi cair, minyak ini secara luas digunakan sebagai bahan dielektrik pada berbagai peralatan tenaga seperti transformator, circuit breaker, switchgear, kabel daya, dsb. Sebagai bahan dielektrik minyak trafo dapat bekerja ganda. Fungsi utama adalah sebagai solasi media diantara bagian-bagian yang mengandung beda potensial agar tidak terjadi lompatan listrik (flash-over) atau api (spark-over), dan fungsi lainnya sebagai media pendingin pada trafo, kabel daya, atau sebagai media pemadam busur api pada circuit breaker Minyak trafo mineral tersusun atas senyawa utama hidrokarbon yang terdiri atas senyawa hidrokarbon parafanik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa hidrokarbon aromatik. Selain ketiga senyawa itu masih mengandung senyawa tambahan aditif yang zat kandungannya kecil yang berguna untuk meningkatkan pengaruh oksidasi, penyerapan gas, dan sebagainya. 6. Kubikal 20 kV Adapun tujuan-tujuan dari pelaksanaan percobaan kubikal 20 kV yaitu dapat mengenal komponen kubikel tegangan menegah dan mampu mengoperasikan sistem mekanik pada kubikel outging tipe DM1-W. Kubikel adalah alat penghubung, pembagi dan memutuskan beban melakukan pengujian. Hasil pengukuran tahanan isolasi dipengaruhi oleh kelembapaan isolasi, temperatur dilingkungan sekitar, standart minimal hasil pengujian tahanan isolasi yang digunakan pada test panel Kubikel 20 kV adalah 20 MOhm. Dengan demikian hasil pengukuran tahanan isolasi menunjukan bahwa nilai tahanan isolasi yang didapat cukup baik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Peluahan parsia (partial discharge) adalah peristiwa pelepasan/loncatan bunga api listrik yang terjadi pada suatu bagian isolasi (pada rongga dalam atau pada permukaan) sebagai akibat adanya beda potensial yang tinggi dalam isolasi tersebut. Peluahan parsialdapat terjadi pada bahan isolasi padat, bahan isolasi cair maupun bahan isolasi gas. Mekanisme kegagalan pada bahan isolasi padat meliputi kegagalan asasi (intrinsik), elektro mekanik, streamer, thermal dan kegagalan erosi. Kegagalan pada bahan isolasi cair disebabkan oleh adanya kavitasi, adanya butiran pada zat cair dan tercampurnya bahan isolasi cair. Pada bahan isolasi gas mekanisme townsend dan mekanisme streamer merupakan penyebab kegagalan.Dari uraian di atas menunjukkan bahwa kegagalan isolasi ini berkaitan dengan adanya peluahan parsial (Abdul Syamsir, 2003). Pengukuran peluahan parsial pada peralatan tegangan tinggi merupakan hal yang sangat penting karena dari data yang diperoleh dan interpretasinya dapat ditentukan reabiliti suatu peralatan yang disebabkan oleh penuaan (agging) dan resiko kegagalan dapat dianalisis. Spesifikasi pengujian partial discharge tergantung pada tipe peralatan tes dan bahan isolasi yang digunakan pada proses konstruksi suatu peralatan. Adanya partial discharge di dalam bahan isolasi dapat ditentukan dengan tiga metode yaitu: dengan pengukuran tegangan pada objek, dengan peng-ukuran arus di dalam rangkaian luar dan mengukur intensitas radiasi gelombang elektromagnetik yang disebabkan karena adanya peluahan parsial. Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada prinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress) yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar isolator tidak gagal. Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity) seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan gagal (Ariawan, Putu Rusdi, 2010). Bahan isolasi digunakan untuk memisahkan bagian-bagian bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Untuk itu sifat kelistrikannya memegang peran yang sangat penting, namun demikian sifat mekanis, sifat thermal, ketahanan terhadap bahan kimia serta sifat lainnya perlu diperhatikan (Muhaimin, 1999). Maksud pengujian isolasi adalah untuk mengetahui kinerja isolasi, supaya kegagalan dalam operasi dapat dihindarkan sebelumnya (Artono Arismunandar, 1983). Mekanisme flashover Pada Isolasi Padat, kegagalan isolasi adalah kondisi dimana suatu isolator tidak dapat berfungsi sebagai isolasi karena tidak mampu menanggung tegangan yang ditahannya. Pada isolasi padat, terjadinya kegagalan dapat dibedakan dalam 2 kategori yaitu: kegagalan tembus (breakdown voltage) dan kegagalan pada permukaan isolator (flashover). Kegagalan berupa tembus berkaitan dengan adanya rongga udara pada isolator yang menyebabkan partial discharge, rongga udara ini muncul ketika ada udara yang tejadi saat pembuatan isolator tersebut. Berbeda dengan kegagalan tembus, kegagalan flashover biasanya ditandai dengan adanya loncatan busur api dari kedua elektroda yang mengapit isolator tersebut. Munculnya busur api dipengaruhi oleh lingkungan disekitar isolator dan kondisi permukaan isolator. Adanya pengaruh lingkungan disekitar isolator yang berbeda-beda membuat setiap perhitungan tegangan gagal memerlukan suatu faktor koreksi untuk mendapatkan hasil tegangan gagal standarnya. Untuk mendapatkan tegangan gagal standar maka dilakukan suatu koreksi dengan menggunakan suhu udara, tekanan udara, dan kelembaban udara ketika tegangan gagal tersebut terjadi. 2.2 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC Sekarang ini saluran transmisi dan distribusi bekerja pada tegangan ac, karena itu kebanyakan perlatan uji / test equipment berhubungan dengan tegangan tinggi ac untuk membangkitkan tegangan tinggi ac untuk keperluan pengujian dan percobaan digunakan transformator uj, meskipun peralatan didalam suatu sistem umunya memakai sistem 3-fasa,dalam hal pengujian tegangan tinggi ac digunakan Trafo uji 1-fasa. Trafo uji untuk keperluan ini memiliki daya relative lebih kecil dari trafo daya. Bagian utama trafo uji adalah isolasi, yang digunakan untuk mengisolir kumparan tegangan tinggi dengan inti, tangki, dan kumparan tegangan rendah. Harga suatu trafo uji terutama ditentukan oleh harga isolasinya. Isolasi ini dirancang agar mampu memikul tegangan maksimum yang dibangkitkan. Saat trafo uji bekerja, terjadi terpaan elektrik pada isolasinya. Tebal isolasi yang digunakan pada trafo uji sebanding dengan terpaan elektrik yang dipikul isolasi tersebut. Jika tepaan elektrik yang dipikul suatu isolasi semakin besar, maka isolasi harus semakin tebal sehingga volume isolasi semakin banyak. Oleh karena itu, terpaan elektrik pada isolasi pada trafo uji harus diusahakan sekecil mungkin agar isolasi yang digunkan juga sesedikit mungkin. Konstuksi lilitan dan isolasinya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dihasilkan terpaaan elektrik merata Salah satu cara untuk membangkitkan tegangan tinggi dengan peralatan yang cukup portabel, mudah dalam penggunaannya, dan biaya yang cukup murah adalah dengan menggunakan kumparan tesla. Kumparan tesla merupakan alat yang mampu menghasilkan tegangan tinggi bolak-balik mulai dari ribuan volt sampai jutaan volt dengan frekuensi berkisar antara puluhan kilohertz sampai dengan orde MHz. Tegangan keluaran kumparan tesla berbentuk pulsa dengan lebar pulsa bervariasi dari nano detik sampai ratusan mikro detik. 2.3 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan DC. Pembangkit tegangan tinggi DC umumnya banyak digunakan dalam fisika terapan seperti instrumen dalam bidang nuklir (akselerator, mikroskop elektron), peralatan elektromedik (x-ray), peralatan industri (presipitat dan penyaringan gas buang di pembangkit listrik, industri semen, pengecatan elektrostatik dan pelapisan serbuk) atau eletronika komunikasi (televisi). Kebutuhan bentuk tegangan, tingkat tegangan dan besar arus serta kestabilan dari pembangkit tegangan tinggi tersebut akan berbeda satu aplikasi dengan lainnya. Salah satu prinsip untuk membangkitkan tegangan tinggi menggunakan n-tingkat sirkuit bertingkat satu fasa Cockcroft –Walton atau Greinacher . Tegangan tinggi dc banyak digunakan untuk pengujian dan penelitian susunan isolator dengan kapasitansi fungsi seperti kabel dan kapasitor. Pemanfaatan tegangan tinggi dc banyak dijumpai pada instalasi elektrostatik (penyaring gas buang, peralatan pengecatan), peralatan kedokteran (alat rontgen) dan pada fisika inti (pemercepat muatan). Pada umumnya pembangkitan tegangan tinggi searah dilakukan dengan penyearahan tegangan tinggi bolak-balik melalui dioda Selenium, Germanium dan Silizium. Dioda Selenium memiliki volume yang lebih besar, efisiensi yang rendah dan kapasitas penyaluran arus yang rendah. Tegangan tinggi searah banyak digunakan untuk pengujian dan penelitian susunan isolator dengan kapasitansi fungsi seperti pada kabel atau kondensator.Pemanfaatan tegangan tinggi searah dapat dijumpai pada instalasi elektrostatik, pada peralatan kedokteran dan pada fisika inti. Pada umumnya pembangkitan tegangan tinggi searah dilakukan dengan penyearahan tegangan tinggi bolak balik melalui dioda, kemudian dapat dilipat gandakan tingginya. Sedangkan generator elektrostatis sangan jarang digunakan. sebagai dioda penyearah biasa digunakan bahan selenium, germanium dan silizium. Dioda selenium memiliki volume yang lebih besar, efisiensi yang redah dan kapaita penyaluran arus yang rendah. Akan tetapi dioda sedemikian ini dapat menahan tegangan bolak balik sampai 600 kV tanpa kondensator pengarah tegangan, karena kapasitansi lapisan dioda yang tinggi. (Junaedi, Donny Nurmayady, 2012) 2.4 Kegagalan Dielektrik Udara Udara dan gas termasuk bahan isolasi yang banyak digunakan untuk mengisolasi peralatan listrik tegangan tinggi karena biayanya lebih murah dibandingkan bahan isolasi yang lainnya. Isolasi dimaksudkan untuk memisahkan dua atau lebih penghantar listrik yang bertegangan, sehingga antara penghantar penghantar yang bertegangan tidak terjadi lompatan listrik ( flashover ) atau percikan ( sparkover ). Bahan isolasi gas terutama udara merupakan bahan isolasi yang banyak digunakan pada peralatan tegangan tinggi karena udara pada keadaan normal ( udara yang ideal ) merupakan isolator yang sempurna dan juga paling banyak digunakan karena murah, mudah dan sederhana. Menurut standart VDE ( VDE 0433-2 ) bentuk elektroda yang digunakan dalam pengujian tegangan tembus gas adalah elektroda bolabola. Untuk mengetahui pengaruh bentuk elektroda terhadap besarnya tegangan tembus pada isolasi udara perlu dilakukan pengujian pada bentuk elektroda yang lain. Bentuk elektroda yang dapat digunakan adalah elektroda bola-bidang dan jarum bidang. Namun pada kenyataannya, udara yang sesungguhnya tidak hanya terdiri dari molekul-molekul netral saja tetapi ada sebagian kecil didalamnya berupa ionion dan elektron-elektron bebas, yang akan mengakibatkan udara dan gas mengalirkan arus walaupun dalam kapasitas yang terbatas atau kecil. Jika gas dipanasi sampai suhu yang cukup tinggi, maka banyak atom netral akan memperoleh energi yang diperlukan untuk mengionisasikan atom- atom yang mereka bentur. Selain temperatur, jarak sela antar penghantar yang bertegangan juga akan menentukan laju pergerakan elektron dalam dielektrik udara. Peningkatan temperatur akan mempengaruhi pertambahan energi yang dapat mempercepat pergerakan elektron-elektron di udara sehingga berakibat pada penurunan kekuatan dielektrik udara dalam fungsinya sebagai bahan isolasi. Dan jarak sela yang semakin lebar akan menghambat laju pergerakan elektron sehingga diperlukan energi yang lebih besar untuk proses ionisasi. Dalam pengukuran tegangan tembus dielektrik udara, dimaksudkan untuk mempelajari karakteristik isolasi udara terhadap tegangan yang diterapkan. Dengan mengetahui karakteristik tegangan tembusnya maka dapat diketahui seberapa besar kemampuan isolasi yang akan digunakan untuk mengisolasi suatu peralatan tegangan tinggi. Sehingga dapat digunakan untuk memilih jenis isolasi yang tepat untuk perlindungan dan tujuan dari isolasi itu sendiri dapat terpenuhi. Serta mengetahui berapa besar tegangan maksimum yang dapat diterapkan pada suatu peralatan sehingga peralatan tersebut dalam kondisi aman 2.5 Pengujian Efek Polaritas Tegangan Terhadap Breakdown Dielektrik Udara Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Isolasi diperlukan untuk memisahkan bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan sehingga tidak terjadi lompatan listrik atau percikan diantaranya. Bahan isolasi akan menunjukkan sifatnya bila dipengaruhi medan listrik. Gas ataupun udara merupakan salah satu bahan isolasi yang termasuk dalam bahan dielektrik. Tegangan tembus isolasi merupakan tegangan yang mampu merusak ketahanan isolasi dari suatu bahan isolasi. Begitu juga dengan peristiwa korona yang merupakan salah satu fenomena dari tegangan tinggi. Studi tentang korona telah banyak dilakukan sebelumnya seperti oleh M.Goldman dan RS.Sigmond. Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari sebuah elektroda berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida yang netral, biasanya udara, dengan mengionisasi fluida hingga menciptakan plasma di sekitar elektroda. Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil dibandingkan dengan jarak antar kawat tersebut diberi tegangan, maka akan terjadi korona. Pada tegangan yang cukup rendah tidak terlihat apa-apa, bila tegangan dinaikkan maka akan tejadi korona secara bertahap. Pertama kali, kawat kelihatan bercahaya yang berwarna ungu muda, mengeluarkan suara berdesis (hissing) dan berbau ozon. Jika tegangan dinaikkan terus, maka karakteristik diatas akan terlihat semakin jelas, terutama pada bagian yang kasar, runcing atau kotor serta cahaya bertambah besar dan terang. Bila tegangan masih terus dinaikkan akan terjadi busur api. Korona bisa bermuatan positif atau negatif. Hal ini ditentukan oleh polaritas tegangan di elektroda yang kelengkungannya tinggi. Jika elektroda melengkung bemuatan positif berkenaan dengan elektoda rata terciptalah korona positif, tapi jika negatif yang tercipta adalah korona negatif. Inception Voltage korona atau tegangan awal korona didefinisikan sebagai tegangan yang terukur pada saat terjadi lucutan pertama kali saat pengujian dilakukan. Definisi ini sebagai acuan untuk mendapatkan nilai inception voltage secara langsung, dikarenakan pada pengujiannya tidak digunakan oscilloscope untuk mendapatkan sinyal yang menunjukkan awal terjadi korona. (Luqman Kumara, 2011) 2.6 Pengujian Isolasi Zat Cair Minyak trafo merupakan bahan isolasi cair, minyak ini secara luas digunakan sebagai bahan dielektrik pada berbagai peralatan tenaga seperti transformator, circuit breaker, switchgear, kabel daya, dsb. Sebagai bahan dielektrik minyak trafo dapat bekerja ganda. Fungsi utama adalah sebagai solasi media diantara bagian-bagian yang mengandung beda potensial agar tidak terjadi lompatan listrik (flash-over) atau api (spark-over), dan fungsi lainnya sebagai media pendingin pada trafo, kabel daya, atau sebagai media pemadam busur api pada circuit breaker Minyak trafo mineral tersusun atas senyawa utama hidrokarbon yang terdiri atas senyawa hidrokarbon parafanik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa hidrokarbon aromatik. Selain ketiga senyawa itu masih mengandung senyawa tambahan aditif yang zat kandungannya kecil yang berguna untuk meningkatkan pengaruh oksidasi, penyerapan gas, dan sebagainya. Ada beberapa alasan mengapa bahan isolasi diisolasi secara luas digunakan pada beberapa peralatan seperti bahan isolasi cair yang memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan bahan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi, bahan isolasi akan mengisi celah atau ruang yang akan diisi bahan. isolasi dapat menghilangkan panas yang timbul akibat dan bahan isolasi akan memperbaiki perbaikan jika terjadi pembuangan (discharge). Bahan isolasi cair ideal adalah mepunyai nilai-nilai yang tinggi untuk kekuatan dielektrik, volume resistivitas, panas jenis, dan konduktivitasnya. Selain itu bahan isolasi harus memiliki nilai yang rendah untuk faktor kerugian, kerapatan, dan kekentalan. Bahan isolasi cair juga hanus memiliki si fat tidak menimbulkan korosi, tidak mudah menyala, tidak aman, dan kestabilan kimia. Ketika bahan isolasi (bahan dielektrik) cair tersebut digunakan pada peralatan listrik maka bahan dielektrik tersebut akan dikenai tekanan – tekanan baik berupa tekanan elektrik maupun panas. Setiap bahan dielektrik memiliki batas kekuatan untuk tekanan elektrik. Jika tekanan elektrik yang dipikul oleh bahan dielektrik melampaui batas kemampuannya maka bahan dielektrik akan menghantarkan (tembus listrik/ breakdown) dan mengalami kegagalan sebagai isolator. kemampuan bahan dielektrik untuk tekanan tekanan elektrik tertinggi tanpa menimbulkan tembusan kekuatan dielektrik. Adanya bahan-bahan lain yang terkandung dalam bahan isolasi seperti oksigen, air, pan, kotoran- kotoran hasil dekomposisi bahan padat, dapat menurunkan kekuatan bahan dielektrik cair. 2.7 Kubikal 20 kV Pesatnya perkebangan zaman saat ini telah hadir berbagai alat-alat elektronik yang dapat mempermudah pekerjaan manusia, sehingga energi listrik dapat menjadi sumber kebutuhan dalam kehidupan. Penggunaan tenaga listrik mengalami peningkatan, oleh karena itu banyak perusahan-perusahan penyedia tenaga listrik berkompetisi dalam mengembangkan perusahan dibidang tenaga listrik guna menunjangan tujuan tersebut. Maka perlu dibutukan sumber daya manusia berkualitas. Pada Pabrik perakitan kubikel dalam hal ini banyak sekali yang membutuhkan alat kelistrikan untuk digunakan pada jaringan distribusi yaitu salah satu alat kubikel sebelum dipasarkan pada perusahaan lain. Kubikel adalah alat penghubung, pembagi dan memutuskan beban melakukan pengujian. Pada pengukuran tahanan isolasi memperoleh proses pengukuran menggunakan suatu alat ukur (megger) untuk memperoleh nilai tahanan isolasi pada bagian konduktor yang diberi tegangan (fasa). Dan pada pengujian tahanan isolasinya juga dalam keadaan baik dilihat dari hasil yang telah di uji masih menunjukan nilai diatas standar tahanan isolasi. Dengan pemeriksaan secara visual dengan melihat hasil pekerjaan dengan mata maupun alat bantu, yaitu melihat bentuk, karatan dan penempatan komponen yang sudah tepat. Jika nilai tahanan isolasinya rendah ditakutkan akan adanya kegagalan isolasi pada peralatan. Hasil pengukuran tahanan isolasi dipengaruhi oleh kelembapaan isolasi, temperatur dilingkungan sekitar, standart minimal hasil pengujian tahanan isolasi yang digunakan pada test panel Kubikel 20 kV adalah 20 MOhm. Dengan demikian hasil pengukuran tahanan isolasi diatas diatas menunjukan bahwa nilai tahanan isolasi yang didapat cukup baik. Penghantar netral (N) adalah suatu konduktor yang saling di hubungkan dengan titik netral dari suatu sistem dan bertujuan untuk menyalurkan arus listrik. 2 Pada panel Medium Voltage Main Distribution Panel ini peminat jasa ketika melihat factory test di Pabrik perakitan kubikel meminta untuk menambahkan panel box kosong untuk dudukan agar panel Medium Voltage Main distribution lebih tinggi dikarnakan perusahaan peminat jasa panel MVMDP ini sering banjir agar panel MVMDP tidak terendam banjir. Medium voltage main distribution panel tersebut masih baik karena batasan tahan isolasi sesuai buku pemeliharaan peralatan SE.032/PST/1984 dan menurut standart VDE (catalogue 228/4) minimum besarnya tahanan isolasi pada suhu operasi di hitung 1 kilo volt = 1 Mega Ohm. DAFTAR PUSTAKA Nugroho. Dedi (2010). Kegagalan Isolasi Minyak Trafo. Vol.3 No.2. Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Kumara, Luqman (2011). Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum – Plat. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Hani, Slamet (2016). Pengujian Tegangan Tembus Pada Isolasi Rubber Dalam Rendaman Minyak. Vol. 9 No. 1. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Anugrah Mochamad H.S (2017). Pengujian Tahanan Isolasi Kubikel 20kv. Institut Teknologi PLN. Junaedi, Donny (2012). Perancangan Pembangkit Tegangan Tinggi Direct Current Pada Sistem Electrospinning. No. 09 – 10. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir – BATAN Bagas Alga S, dkk (2014). Perancangan Pembangkitan Tegangan Tinggi Ac Frekuensi Tinggi Menggunakan Kumparan Tesla Dengan Rangkaian Resonansi Seri. VOL.3, NO.2. Universitas Diponegoro Semarang. Teguh Sasmito P, dkk (2012). Pengukuran Tegangan Tembus Dielektrik Udara Pada Berbagai Sela Dan Bentuk Elektroda Dengan Variasi Temperatur Sekitar. Universitas Diponegoro Semarang.