Uploaded by Chindy Elsanna Revadi

bab 1-3 library noise

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Penelitian
Seiring meningkatnya kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan akademik
mahasiswa, setiap perguruan tinggi berupaya menyediakan Open Public Space
Environments yang dapat mengakomodasi aktivitas belajar baik secara individu
maupun kelompok yaitu salah satunya adalah perpustakaan (Eggen, 2017).
Perpustakaan akademik di perguruan tingi juga merupakan tempat bagi
mahasiswa untuk mengakses berbagai informasi secara manual melalui buku dan
jurnal yang telah certetak serta digital (Bryant, Matthews dan Walton, 2009).
Namun, menurut Eggen (2017) dalam Tanner (2000) dan Higgins dkk., (2005)
selain ketersediaan informasi, suatu proses belajar juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan.
Salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh perpustakaan akademik
perguruan tinggi adalah noise atau kebisingan, dimana secara umum perpustakaan
memiliki karakteristik yang identik dengan ketenangan (Hickey dan Lemley,
2012; Ikhwannuddin dkk., 2017). Noise pada dasarnya adalah suara yang tidak
diinginkan (OSHA, 1998). Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
kebisingan sebagai suara yang tidak diinginkan memiliki pengaruh negatif pada
kinerja seseorang (Wickens, dkk., 1997; Szalma dan Hancock., 2011; Casali,
2012). Sebagian besar penelitian terkait noise dan performa kerja telah dikaji
pada objek open office, walaupun memiliki karakteristik task yang hampir serupa
dengan OPEs (Eggen, 2017).
Selain task performance, aspek persepsi juga merupakan salah satu pertimbangan
penting terkait masalah noise dalam perpustakaan. Dalam objek perpustakaan,
Ikhwannudin dkk., (2017) melakukan penelitian terkait soundscape dengan
menggunakan skala semantik pada kuisioner untuk mengetahui persepsi
pengunjung dengan uji dengar in situ. Soundscape merupakan konsep bagaimana
suatu lingkungan akustik dapat mempengaruhi manusia sebagai persepsi individu
dan masyarakat (ISO, 2014). Berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan
penelitian terkait noise terhadap task performance, persepsi dan beban kerja
mental pada perpustakaan akademik perguruan tinggi.
Untuk mengetahui pengaruh noise atau kebisingan terhadap task performance
dalam ruang tertutup, Reinten, dkk (2017) telah menyusun model konseptual yang
meliputi room acoustic, sound source, task type, serta personal factors. Dalam
penelitian ini, faktor room acoustics tidak dilibatkan lebih lanjut dalam model
karena lebih berfokus pada interaksi antara kondisi lingkungan terhadap task
performance, sehingga model yang dikembangkan lebih lanjut disusun dengan
melibatkan variabel terkait sound environment serta task performance berdasarkan
hasil penelitian terdahulu baik pada objek open office maupun ruang belajar serta
secara khusus perpustakaan akademik.
Pengujian faktor sound environment pada penelitian ini dibagi menjadi dua
kondisi yaitu kondisi normal (50-55 dBA) dan kondisi dengan jumlah pengunjung
yang lebih padat (55-60 dBA) (Banburry dan Berry, 2005; Balazova dkk., 2008;
Jahncke dan Halin, 2012; Hua dkk., 2014; Haapakangas dkk., 2014; Lin, 2014,
Liu dkk., 2017; Ikhwanuddin dkk., 2017). Sementara untuk faktor sound source
juga akan dibagi menjadi dua kondisi yaitu kondisi normal dimana terdapat suara
bicara, langkah kaki, dan pengetikan, kemudian dilakukan penambahan suara
musik pada kondisi kedua (Banburry dan Berry, 2005; Balazova dkk., 2008;
Szalma dan Hancook, 2011; Jahncke dkk., 2011; Jahncke dan Halin, 2012;
Haapakangas dkk., 2014; Lin, 2014, Reinten dkk., 2017; Yadav dkk., 2017; Liu
dkk., 2017; Ikhwanuddin dkk., 2017).
Tipe aktivitas atau task type yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan
dengan aktivitas di perpustakaan yaitu terkait kemampuan memori membaca, dan
kemampuan berkonsentrasi (Jahncke dkk., 2011; Jahncke dan Halin, 2012,
Haapakangas dkk.,2014; Lin, 2014 dan Liu dkk., 2017). Pengukuran performa
dilakukan dengan memberian nilai untuk masing-masing jenis task pada setiap
level kondisi sound environment. Selain itu dalam penelitian ini akan dilakukan
pengukuran beban kerja mental yang juga mampu mempengaruhi task
performance dengan menggunakan Rating Scale Mental Effort (Young dkk.,
2015, Widyanti dkk., 2013). Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan kontribusi empiris untuk rekomendasi peningkatan task performance
dengan mengendalikan noise pada perpustakaan akademik perguruan tinggi.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini dapat disajikan dalam pertanyaan berikut:
Bagaimana Bagaimana mengembangkan model pengaruh noise terhadap task
performance dan beban kerja mental pada perpustakaan akademik
I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan model pengaruh noise terhadap task performance, persepsi
dan beban kerja mental pada perpustakaan akademik
2. Mengidentifikasi masing-masing faktor yang berkaitan dengan pengaruh noise
terhadap task performance, persespi dan beban kerja mental pada
perpustakaan akademik
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain.
1. Memberikan evaluasi bagi pengendalian noise pada perpustakaan akademik
untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa
I.4 Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan pada penelitian ini antara lain:
1. Penelitian hanya difokuskan pada sound environment pada perpustakaan
akademik perguruan tinggi
Asumsi pada penelitian yang dapat disusun berdasarkan latar belakang serta
rumusan masalah yaitu :
1. Pengukuran pada eksperiman disesuaikan dengan ketersediaan alat dan bahan
pada proses penelitian
2. Kondisi
temperatur serta pencahayaan
pada laboratorium
penelitian
menggunakan pengaturan normal.
3. Faktor akustik ruangan yang berkaitan dengan volume dan material penyusun
diabaikan.
I.5 Sistematika Penulisan
Penyusunan penulisan penelitian terbagi atas enam bab yaitu sebaai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan merupakan bagian awal yang menyajikan latar belakang
penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi
penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II Tinjauan Pustaka menyajikan rangkuman dari konsep dan teori yang
berikaitan dengan permasalahan yaitu mengenai pengaruh noise terhadap task
performance, posisi penelitian serta penyampaian kontribusi penelitian..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab III Metodologi Penelitian membahas mengenai alur dari proses penelitian,
mulai dari penyampaian latar belakang, perancangan model, rancangan
pengambilan dan pengolahan data, validasi model hingga bagaimana memperoleh
tujuan dari penelitian.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab IV membahas mengenai bagaimana proses pengumpulan dan pengolahan
data.
BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA
Bab V menyajikan bagaimana proses pembahasan dari pengolahan data dan
analisa terhadap proses pengembangan model penelitian.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab VI menyajikan rangkuman kesimpulan penelitian serta saran yang akan
diberikan bagi penelitian selanjutnya juga pada objek kajian pada penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan disajikan teori dan konsep terkait noise terhadap task
performance, persepsi, dan mental workload sebagai kajian pustaka dalam
penelitian. Selanjutnya dapat disusun gambaran posisi penelitian serta kontribusi
keilmuan hasil dari kajian pustaka.
II.1
Noise Environment
Noise pada dasarnya adalah suara yang tidak diinginkan (OSHA, 1998). Suara
atau sound memiliki arti sebagai getaran yang diterima oleh mekanisme
pendengaran telinga (Peterson, 1980). Noise merupakan salah satu bagian dari
faktor tekanan pada lingkungan (environmental stressor) yang berpengaruh
terhadap performa (Wickens, dkk., 1997; Proctor dan Zandt, 2008; Szalma dan
Hancock., 2011; Casali, 2012).
Perpustakaan sebagai salah satu tempat belajar terbuka atau Open Public Space
Environment pada perguruan tinggi yang identik dengan ketenangan tentu
menghadapi permasalahan terkait kebisingan (Hickey dan Lemley, 2012;
Ikhwannudin dkk., 2017; Eggen, 2017). Berdasarkan beberapa penelitian
terdahulu, terdapat beberapa faktor terkait pengaruh noise terhadap peforma
dalam melakukan pekerjaan yaitu sound level, duration, sound source dan
background noise yang akan disajikan dalam rincian berikut.
1. Sound Level
Sound level atau level suara terbagi atas tiga tipe yaitu sound power level, sound
pressure level, dan sound intensity level (Casali, 2012). Sound Power Level adalah
daya akustik suara dalam satu watts, sedangkan Sound Pressure Level (SPL)
merupakan satuan dB (desible) yang menunjukkan logaritma dari rasio kuantitas
suara (Wickens, dkk., 1997 dan Casali, 2012). Sound Pressure Level menurut
Casali (2012) dapat disusun dalam persamaan berikut.
(II.1)
P1 adalah level tekanan suara dalam satuan micro pascals (
), sementara Pr
merupakan tekanan pada batasan pendengaran.
Dalam mendeskripsikan efek noise terhadap pendengaran, satuan yang seringkali
digunakan adalah sound intensity level (Wickens dkk., 1997). Dalam
Casali
(2012) sound intensity level disusun dalam persamaan berikut.
(II.2)
I1 yaitu rasio dari intensitas sound level dalam watts per-meter persegi sedangkan
Ir adalah sound level sesuai batas kemampuan pendengaran manusia. Gambar II.1
dalam Casali (2012) akan menyajikan bagaimana perbandingan antara tekanan
sound pressure level terhadap batasan pendengaran manusia.
Gambar II.1
Sound Level Pressure Terhadap Batasan Pendengaran Manusia
(Casali, 2012)
Berdasarkan gambar 2.1 dapat diketahui bahwa batasan kenyamanan untuk sound
pressue level bagi pendengaran manusia adalah pada 40-50 dB, sedangkan apabila
sudah berada di atas 70 dB maka noise mulai menimbulkan dampak yang
membahayakan. Rekomendasi berdasarkan NIOSH (National Institute for
Occupational Safety) batas paparan level suara yaitu pada 85 dB (OSHA, 1998).
Pada perpustakaaan, tingkat kebisingan sejalan dengan tingkat kepadatan
pengunjung (Yorukoglu dan Kang, 2016). Semakin padat jumlah pengunjung
maka Sound Pressure Level (SPL) juga meningkat. Berdasarkan penelitian
Yorukoglu dan Kang (2016) tingkat SPL semakin tinggi pada waktu siang hari
yaitu pada kisaran 53 dBA hingga 61,95 dBA. Ikhwannuddin dkk., (2017) juga
melakukan pengukuran suara kebisingan di perpustakaan dengan rentang 43 dBA
hingga 54 dBA. Sementara itu, berdasarkan SK Kementrian Lingkungan Hidup
No 48 Tahun 2016, batas maksimal untuk kebisingan di Indonesia adalah 55 dBA.
Beberapa penelitian lain terkait kebisingan yang memiliki karakteristik tipe
ruangan seperti perpustakaan juga telah dilakukan di study room dan open office.
Liu dkk., (2017) melakukan uji pengaruh noise terhadap performa membaca
dengan menggunakan intensitas suara 45 dBA, 65 dBA dan 85 dBA. Serupa
dengan yg dilakukan oleh Liu dkk., (2017), Lin (2014) melakukan pengujian
visual performance pada intensitas kebisingan 30 dBA, 60 dBA dan 90 dBA.
Sementara untuk objek open office penelitian terkait noise dilakukan oleh Jahncke
dkk., (2011) menggunakan rentang kebisingan 12-39 dBA, penelitian Jachnke dan
Halin (2012) pada rentang 30-51 dBA, penelitian Haapakangas dkk., (2014)
dengan rentang 37-53 dBA, dan penelitian Yadav dkk., (2017) pada 45 dBA.
2. Exposure Duration
Haapakangas dkk., (2014) menemukan bahwa terdapat pengaruh dari waktu
paparan kebisingan terhadap beban kerja. Sementara itu dalam penelitian Szalma
dan Hancook (2011) diketahui jika noise dengan durasi singkat lebih memberikan
efek negatif terhadap performa lantaran pekerja sudah dapat beradaptasi dengan
noise yang berdurasi lebih lama. Namun terdapat batas waktu paparan kebisingan
yang direkomendasikan oleh NIOSH adalah 8 jam dalam satuan Time Weighted
Average (TWA) yang disajikan dalam kombinasi level tekanan suara pada tabel
berikut menurut OSHA (1998).
Tabel II.1
Batasan Sound Level dan Durasi Paparan Noise
(OSHA, 1988)
Pada Tabel II.1 tersebut dapat diketahui bahwa apabila semakin tinggi level noise
maka sebaiknya waktu durasi paparan semakin singkat.
3. Sound Source
Sound source (sumber suara) pada tempat kerja pada beberapa kasus disebabkan
oleh tipe aktivitas dan kebiasaan dari orang yang melakukan aktivitas (Reinten,
dkk., 2017). Eggen (2017), mengungkapkan terdapat sejumlah sumber kebisingan
pada ruang belajar terbuka seperti peralatan kantor, suara telpon, suara percakapan
dan langkah kaki. Sementara untuk perpustakaan, Ikhwanuddin dkk., (2017),
sumber suara yang menimbulkan gangguan antara lain suara pendingin ruangan,
suara mengetik menggunakan keyboard laptop, suara hujan petir, suara langkah
kaki, suara berbicara pelan, suara diskusi, serta percakapan telepon. Dalam ruang
belajar dengan aktivitas membaca, keberadaan musik juga memiliki pengaruh
pada performa seseorang terutama dalam jenis instrument atau klasik (Lin, 2014;
Perham dan Currie, 2014; Liu dkk., 2017).
Penelitian terkait noise pada open office yang dilakukan oleh Jahncke dkk (2011)
serta Jahncke dan Halin (2012) menggunakan suara percakapan telepon sebagai
salah satu sumber gangguan. Sementara itu, Haapakangas dkk., (2014) dan Yadav
dkk., (2017) hanya berfokus pada percapakan sebagai sumber dari noise pada
open office. Berdasarkan paparan dari hasil penelitian terdahulu terkait
perpustakaan maupun open office, maka dapat diketahui bahwa secara umum
terdapat dua kondisi dari sumber noise yaitu dalam kondisi natural sesuai
lingkungan asli dimana terdapat suara percakapan dan peralatan yang ada di
sekitar, serta kondisi dimana ditambahkan suara musik.
II.2
Task Type
Pada dasarnya pengaruh noise terhadap performa fisik dan mental seseorang
tergantung pada jenis aktivitas, apakah berkaitan dengan percakapan (audiotory)
atau tidak melibatkan komunikasi (non audiotory) (Parsons, 2000). Berbagai
penelitian menunjukkan hasil yang berbeda terkait keberadaan noise pada task
performance, baik positif, negatif maupun tidak menunjukkan pengaruh sama
sekali (Parsons, 2000), namun noise secara khusus memberikan dampak bagi
aktivitas kompleks yang berkaitan dengan proses pengelolaan informasi secara
temporer (Jahncke, dkk., 2011). Dalam Reinten dkk., (2017) keberadaan noise
dapat memberikan pengaruh terhadap aktivitas yang melibatkan proses memori,
matematika, penyusunan informasi, presisi pengendalian dan waktu reaksi.
Secara umum aktivitas mahasiswa di tempat belajar terbuka dalam Eggen (2017)
adalah mengerjakan tugas secara individu maupun kelompok, membaca dan
menulis. Sementara di perpustakaan aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa
antara lain: mengetik dan membaca dengan menggunakan personal computer atau
laptop, membaca buku serta menulis catatan (Ikhwanuddin dkk., 2017).
Berdasarkan kondisi tersebut maka task yang dapat dikaji lebih lanjut dalam
penelitian ini akan lebih difokuskan untuk aktivitas membaca. Hickey dan Lemley
(2012) juga mengungkapkan bahwa noise memberikan pengaruh terhadap
kemampuan membaca.
Menurut Kendeou dkk., (2014) dalam aktivitas membaca terdapat beberapa dua
kategori secara kognitif yaitu lower level dimana terkait pada proses menemukan
arti dari suatu tulisan dan higher level yang merupakan proses dari kombinasi dari
pemahaman arti dan representasi. Pada tahap lower level yang dibutuhkan adalah
pengkodean, kelancaran membaca dan kemampuan bahasa, sementara untuk
higher level kemampuan yang dibutuhkan antara lain:
i.
Interference making
Pembaca diharapkan menemukan keterkaitan antara setiap bagian teks
dengan latar belakang pengetahuan yang dimiliki
ii.
Executive function
Pembaca diminta untuk mengorganisasi dan merefleksikan informasi
terkait keterbatasan working memory
iii.
Attention-allocation
Pembaca harus mengalokasikan atensi atau perhatian dan berfokus pada
informasi yang disampaikan.
Dalam penelitian ini, pengaruh noise di perpustakaan akademik akan diketahui
dengan melakukan pengujian pada tugas yang melibatkan kemampuan kognitif
dalam membaca yaitu working memory melalui text memory task dan attention
dalam stroop task. Berikut ini merupakan penyajian dari penjelasan terkait text
memory task dan stroop task.
a. Text memory task
Beberapa penelitian terkait pengaruh noise terhadap performa kerja terutama pada
indoor (Jahncke dkk., 2011; Jahncke dan Halin, 2012; Haapakangas dkk., 2014;
Lin, 2014 dan Liu dkk., 2017). Pada penelitian Jahncke dkk., (2011) partisipan
diminta untuk membaca sepuluh teks singkat terkait ilmu kesehatan dan kemudian
menawab pertanyaan terkait masing-masing teks selama 2 menit. Sementara
dalam penelitian Jahncke dan Halin (2012), teks yang diberikan kepada partisipan
disusun berdasarkan Sweedish National University Aptitude Test, yang
merupakan tes untuk syarat masuk perguruan tinggi. Setelah membaca
pertanyaan, partisipan diminta untuk menemukan kalimat yang sesuai dengan isi
bacaan sebagai penilaian dari task tersebut.
Haapakangas dkk., (2014) melakukan penelitian terkait noise dengan meminta
partisipan untuk membaca teks yang terdiri dari tiga halaman selama enam menit.
Setelah membaca, partisipan dapat melakukan task yang lain selama 30 menit,
selanjutnya partisipan harus menuliskan poin-poin terkait teks yang telah
diberikan selama 4 menit. Penilaian yang diberikan kepada partisipan adalah
jumlah poin benar yang dituliskan oleh partisipan.
Untuk mengetahui pengaruh noise terhadap visual performance Lin (2014)
memberikan artikel teks dari berbagai buku elektronik terkait cerita fiksi maupun
non fiksi kepada partisipan dalam waktu 46 menit yang ditayangkan pada layar
dengan ukuran 5.3mm x 5.6mm dalam 18-20 baris dengan 30 huruf per baris.
Jarak antar karakter adalah 0.7mm dengan area presentasi teks sebesar 140mm x
180mm. Partisipan diminta untuk mengerjakan 10 soal komperhensi terkait teks
yang telah disajikan selama 10 menit.
Perham dan Currie (2014) menggunakan teks pada SAT’s yang dipergunakan
untuk tes masuk perguruan tinggi di Amerika dalam melakukan uji pengaruh
musik pada kemampuan membaca. Setiap teks terdiri atas 70 baris dan tercetak
pada kertas A4. Penilaian dilakukan dengan menjawab soal pilihan ganda dengan
masing-masing empat pilihan jawaban.
Pada penelitian Liu dkk, (2017) partisipan diberikan artikel teks berbahasa
Taiwan dengan ukuran huruf 6.0 mm x 5.3 mm sejumlah 18-20 baris dengan 30
huruf per baris. Jarak spasi antara kata yaitu 0.8mm denan spasi antar baris
1.3mm. Setiap artikel ditampilkan selama 46 menit. Kemudian partisipan
melakukan uji komprehensif selama 10 menit.
b. Stroop Task
Dalam penelitian terkait pengaruh noise, stroop task yang disusun oleh Stroop
pada 1935 dapat digunakan untuk mengetahui response inhibition dan
mempertahankan atensi (Stroop, 1935; Jahncke , 2011). Response inhibition
dalam stroop task adalah reaksi menghambat interferensi kognitif yang terjadi
ketika adanya suatu stimulus dipengaruhi oleh simultan atribut lain dari
rangsangan yang sama (Scarpna dan Tagini, 2017). Pada pelaksanaan stroop task
partisipan diminta untuk mengidentifikasi warna tinta cetakan dari suatu kata yang
bertuliskan suatu warna berlawanan, misal dengan tinta warna merah pada kata
“HIJAU” (Sorqvist, 2014).
Schilittmeir dkk., (2015) menggunakan stroop task untuk menguji pengaruh
traffic noise pada attention based task dengan menampilkan setiap kata-kata
tercetak warna biru, hijau, merah dan kuning namun bertuliskan nama warna
random yang berlawanan dengan tinta cetaknya dengan jenis huruf Arial 48pt.
Partisipan diminta untuk menekan tombol sesuai dengan huruf depan warna tinta
cetak, misalnya M untuk merah, walaupun kata yang ditampilkan adalah “HIJAU”
dengan waktu masing-masing tampilan 500 ms (Schilittmeir dkk., 2015).
II.3
Personal Factor
Faktor pribadi yang dilibatkan dalam penelitian terkait aspek suara adalah usia,
jenis kelamin dan budaya (Oseland, 2009). Dalam Reinten, dkk (2015) sebagian
besar penelitian tentang pengaruh noise terhadap performa kerja melibatkan
responden dengan rentang usia 19-45 tahun. Beberapa penelitian terdahulu juga
menunjukkan bahwa kemampuan mendengar baik normal maupun memiliki
riwayat gangguan kesehatan pendengaran juga terlibat dalam hal tersebut
(Jahncke, dkk.,2011; Hua, dkk., 2014; dan Haapakangas, dkk., 2014).
Berkaitan dengan pengaruh noise terhadap performa aktivitas membaca, Lin
(2014) melakukan eksperimen dengan rentang usia partisipan 19-23 tahun dengan
jumlah seimbang baik pria maupun wanita. Sementara itu, Liu dkk., (2017) hanya
menggunakan partisipan wanita dalam rentang usia 19-22 tahun dan Ikhwanuddin
dkk., (2017) melibatkan partisipan pada usia 16-36 tahun dengan jumlah proporsi
jenis kelamin yang seimbang.
II.4
Soundcape
Soundscape merupakan konsep bagaimana suatu lingkungan akustik dapat
mempengaruhi manusia sebagai persepsi individu dan masyarakat (ISO, 2014).
Menurut Yorukoglu dan Kang (2017), soundscape secara teoritis meliputi faktor
psikologis, penggunaan ruang, dan demografis. Keberadaan soundscape dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas di lingkungan sonic (Payne dkk., 2009).
Dalam objek perpustakaan, Ikhwannudin dkk., (2017) melakukan penelitian
terkait soundscape dengan menggunakan skala semantik pada kuisioner untuk
mengetahui persepsi pengunjung dengan uji dengar in situ. Masing-masing
responden berada pada ruangan yang telah diputar rekaman suara sesuai dengan
berbagai level kondisi di perpustakaan, kemudian responden diminta untuk
memberikan penilaian terkait berbagai kriteria pada kuisioner (Ikhwannudin dkk.,
2017). Berikut ini merupakan tampilan dari skala semanti pada kuisioner.
Gambar II.2 Tampilan Kuisioner Semantik Soundscape
(Ikhwanuddin dkk., 2017)
Berdasarkan gambar II.2 penggunaan kuisioner untuk poin pertama, apabila
partisipan merasa tidak nyaman dengan lingkungan akustik maka dapat
memberikan tanda pada nilai 3, 2 maupun 1 yang berada di sebelah kiri angka 0,
sebaliknya apabila merasa nyaman maka dapat memberikan tanda pad nilai 1, 2,
atau 3 di sebelah kanan angka 0. Semakin tinggi persepsi yang dirasakan maka
semakin besar angka yang diberi tanda oleh partisipan. Pemberian tanda nilai
dilakukan dengan aturan serupa untuk poin-poin selanjutnya.
II.5
Beban Kerja Mental
Beban kerja (workload) pada merupakan istilah umum yang digunakan utuk
mengambarkan kondisi yang diterima oleh manusia dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan oleh manusia dalam interaksi man-machine system (Hart dan Wikens,
2000). Sementara itu beban kerja mental (mental workload) adalah rasio dari
sumber daya yang dibutuhkan pada seseorang dengan sumber daya yang dimiliki
(Wickens, dkk., 1997). Dengan kata lain menurut Welford (1978) dalam Young
dkk., (2015) beban kerja mental dapat disebut sebagai perbandingan antara
tuntutan aktivitas yang diharapkan dengan kemampuan mental yang dimiliki
seseorang.
Beban kerja yang berlebih maupun kurang memiliki pengaruh terhadap
performance seperti yang digambarkan pada diagram Gambar II.3 (Young dkk.,
2015). Berdasarkan diagram Gambar II.3 dapat diketahui bahwa dengan semakin
tinggi task demand maka performance semakin rendah sementara dan mental
workload meningkat.
Gambar II.3
Diagram Hubungan Performance dengan Mental Workload
(Young dkk., 2015)
Berkaitan dengan noise saat melakukan aktivitas, Haapakangas dkk., (2014) dan
Yadav (2017) melakukan penelitian untuk mengetahui subjective mental workload
dengan menggunakan NASA-TLX. Dalam Haapakangas dkk., (2014) diketahui
bahwa beban mental mengalami penurunan dalam kondisi tenang. Selain
menggunakan NASA-TLX pengukuran mental workload juga dapat dilakukan
partisipan dengan memberikan penilaian dalam RSME (Rating Scale Mental
Effort). Dalam Widyanti, dkk., (2013) RSME yang telah diadaptasi untuk
Indonesia dapat disajikan dalam Gambar II.4 berikut.
150
140
Usaha yang dilakukan sangat besar sekali
130
120
Usaha yang dilakukan sangat besar
110
100
Usaha yang dilakukan cukup besar
90
80
70
60
Usaha yang dilakukan kecil
50
40
Usaha yang dilakukan sangat kecil
30
20
Hampir tidak ada usaha
10
Tidak ada usaha sama sekali
0
Gambar II.4
Skala RSME
(Widyanti dkk., 2013)
Berdasarkan Gambar II.4 dapat diketahui bahwa terdapat masing-masing skala
pada setiap ukuran usaha yang dikeluarkan sebagai beban mental. Partisipan
diminta untuk memberikan penilaian seberapa besar usaha yang diberikan pada
kondisi tersebut sesuai skala.
II.6
Posisi Penelitian dan Kontribusi Ilmiah
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengembangan konseptual model efek room
acoustic terhadap performance yang telah disusun oleh Reinten, dkk (2017)
menjadi model yang secara spesifik berfokus pada pengaruh noise terhadap
performance, persepsi, serta beban kerja mental. Model tersebut dapat diterapkan
pada indoor. Berikut ini merupakan skema dari konseptual model yang telah
disusun oleh Reinten, dkk (2017).
Gambar II.5
Model Konseptual Efek Room Acoustic Terhadap Performa
(Reinten dkk., 2017)
Dalam penelitian ini, model akan dibatasi pada aspek sound environment tanpa
melibatkan rincian lebih detail terkait room acoustics. Model dikembangkan
dengan menguji level dari faktor sound environment yaitu sound intensity, serta
sound source yang melibatkan keberadaan musik. Pemilihan task type dilakukan
berdasarkan hasil dari sintesa penelitian terdahulu untuk diterapkan pada
academic library. Sound level yang digunakan terbagi menjadi dua kategori yaitu
kondisi normal dengan rentang 50 dBA dan kondisi pengunjung padat pada
rentang 60dBA. Untuk sound source akan diujikan juga adalam dua kondisi yaitu
pada kondisi pertama sesuai lingkungan normal seperti pada penelitian
Ikhwanuddin dkk., (2017) yaitu adanya suara bicara, langkah kaki, suara
pendingin ruangan, dan suara mengetik menggunakan keyboard laptop, sedangkan
pada kondisi kedua ditambahkan suara musik instrumental tanpa menghilangkan
adanya faktor pada kondisi pertama.
Selanjutnya task type yang digunakan dalam pengukuran performa disesuaikan
dengan aktivitas di perpustakaan yaitu terkait membaca dengan kemampuan
memori dalam text memory task dan kemampuan atensi dengan stroop task.
Durasi paparan noise disesuaikan dengan berlangsungnya masing-masing task.
Faktor personal secara umum tidak diteliti lebih lanjut karena partisipan yang
dilibatkan ada pada rentang usia 19-45 tahun baik untuk jenis kelamin wanita
maupun pria. Partisipan juga dipastikan tidak memiliki gangguan kesehatan pada
pendengaran. Pengukuran task performance dapat langsung diketahui dari hasil
akurasi jawaban pada masing-masing task type, sedangkan pengukuran beban
kerja mental menggunakan RSME. Posisi penelitian ini terhadap penelitian
terdahulu disajikan pada Tabel II.2.
Tabel II.2 Posisi Penelitian
Faktor
Pengukuran
Penelitian
Objek
Task
Performance
Jahncke dkk.,
(2011)
Jahncke dan
Halin (2012)
Haapakangas
dkk., (2014)
Lin (2014)
Perham dan
Currie (2014)
Schilittmeir
dkk (2014)
Reinten dkk.,
(2017)
Yadav dkk.,
(2017)
Liu
dkk.,
(2017)
Ikhwanuddin
dkk., (2017)
Revadi (2018)
Mental
Workload
Soundscape
Sound Environment
Sound Level
Sound Source
Normal
Music
Normal
Crowded
Environment
Condition
Conditon
(50-55
(56-60
Speech
Non
dBA)
dBA)
Speech
Task Type
Text
Stroop
Memory
Task
Task
Personal Factors
Jenis Kelamin Usia
Hearing
Condition
Pria
Wanita
Office
Office
Office
Study
Room
Study
Room
Traffic
Indoor
Office
Study
Room
Academic
Library
Academic
Library
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini akan disajikan tahapan-tahapan dari penelitian yang akan
dilaksanakan. Adapun komponen tahapan penelitian akan disajikan dalam
diagram alir pada gambar III.1 Berikut ini merupakan penjelasan dari tahapan
penelitian berdasarkan diagram III.1.
III.1. Pendahuluan
Penentuan topik penelitian merupakan tahap awal pada bagian pendahuluan yang
didasarkan dengan pengamatan awal, studi literatur, penentuan tujuan, dan
rumusan masalah. Pengamatan awal dilakukan berdasarkan kondisi yang telah
disajikan pada bagian latar belakang. Studi literatur dilakukan untuk mengetahui
perkembangan penelitian yang telah berlangsung serta kemudian menyusun
rumusan masalah yang berkaitan dengan pengamatan serta memberikan kontribusi
ilmiah dengan mempertimbangkan kebutuhan objek serta hasil studi literatur pada
penelitain terdahulu.
III.2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilaksanakan untuk memperoleh teori serta konsep yang
kemudian dapat digunakan sebagai landasan dalam proses analisis serta
pembahasan permasalahan. Selain itu juga hasil dari tinjauan pustaka juga dapat
digunakan dalam menentukan posisi penelitian terhadap penelitian terdahulu serta
menggambarkan kontribusi ilmiah yang dapat diberikan.
III.3. Penyusunan Model Penelitian
Berdasarkan hasil dari tinjauan pustaka dapat dilakukan pengembangan model
pengaruh noise terhadap task performance dan mental workload. Dalam penelitian
ini model pengukuran kinerja disusun dalam model exploratori yaitu menjelaskan
hubungan antar variabel sound environment dan task type terhadap task
25
performance dan mental workload. Berikut ini merupakan tahapan dari
pengembangan model noise terhadap task performance dan mental workload.
III.3.1. Identifikasi Variabel
Pada tahap ini akan disajikan identifikasi variabel penelitian yang terdiri atas jenis
variabel, nama variabel, definisi, level dan satuan yang akan diuji melalui
eksperimen. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor-faktor sound
environment yaitu sound level dan sound source, serta task type. Variabel yang
akan dikendalikan terdiri dari dua kategori yaitu personal faktor partisipan yang
terdiri dari komposisi seimbang jenis kelamin, dan memastikan seluruh partisipan
tidak mengalami gangguan pendengaran, serta kondisi lingkungan standar
berdasarkan aturan Standart Nasional Indonesia (SNI) tahun 2000. Hasil penilaian
task performance, soundscape serta persepsi dapat diketahui dalam skala
penilaian pada masing-masing kondisi kombinasi level variabel independen.
Berikut ini merupakan spesifikasi masing-masing variabel penelitian.
Tabel III.1
Spesifikasi Definisi Operasional Variabel Penelitian
Nama Variabel
Sound level
Sound source
Task type
Personal Factor
Kode
Level
Variabel
Definisi Level
SL1
Kondisi
normal
SL2
Kondisi level kebisingan 60
dengan jumlah pengunjung
lebih padat
Kondisi lingkungan suara
normal
SS1
level
Nilai
kebisingan 50
SS2
Kondisi lingkungan normal
ditambah musik
T1
Text memory task
T2
Stroop task
P1
Jenis Kelamin
(komposisi seimbang)
Rentang usia
Kondisi pendengaran normal
P2
P3
19-45
Satuan
Desible
(dB)
Tahun
26
Tabel III.1
Spesifikasi Definisi Operasional Variabel Penelitian
Nama Variabel
Kondisi
lingkungan
Task
Performance
Kode
Nilai
Satuan
I
Intensitas cahaya
350
Lux
TU
TP 1
Temperatur udara
Kemampuan
menjawab
pertanyaan terkait text
Kemampuan
menemukan
objek
Skala total soundscape
Rating skala beban mental
250
1-10
C
Jawaban
1-5
Objek
TP 2
Soundscape
Mental
Workload
Level
Variabel
Definisi Level
SS
RSME
1-150
Hasil dari identifikasi variabel dapat disusun sebagai desain eksperimen pada
bagian III.4.2.
III.3.2. Penyusunan Hipotesis
Perumusan hipotesis merupakan tahap yang disusun berdasarkan tujuan penelitian
yaitu untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor dalam model. Adapun
rincian rumusan hipotesis yang dapat diperoleh adalah:
1. H1 a
: perbedaan sound level mempengaruhi task performance pada
perpustakaan akademik perguruan tinggi
2. H1 b
: perbedaan sound source task performance pada perpustakaan
akademik perguruan tinggi
3. H1 c
: perbedaan jenis task mempengaruhi stroop performance pada
perpustakaan akademik perguruan tinggi
4. H1 d
: perbedaan sound level mempengaruhi persepsi akustik pada
perpustakaan akademik perguruan tinggi
5. H1 e
: perbedaan kondisi sound source mempengaruhi persepsi akustik
pada perpustakaan akademik perguruan tinggi
6. H1 f
: perbedaan task type mempengaruhi persepsi akustik pada
perpustakaan akademik perguruan tinggi
27
7. H1 g
: perbedaan sound level mempengaruhi mental workload pada
perpustakaan akademik perguruan tinggi
8. H1 h
: perbedaan sound source mempengaruhi mental workload pada
perpustakaan akademik perguruan tinggi
9. H1 i
: perbedaan task type mempengaruhi mental workload pada
perpustakaan akademik perguruan tinggi
III.3.3. Penentuan Model Penelitian
Setelah tahap perumusan hipotesis selanjutnya adalah penyusunan model
penelitian. Secara utuh model penelitian telah disajikan pada Gambar III.1
III.4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan memberikan
kuisioner RSME serta eksperimen. Berikut ini merupakan penjelasan dari tahap
perancangan kuisioner serta eksperimen.
III.4.1. Desain Kuisioner
Pada penelitian ini terdapat tiga jenis kuisioner yaitu yang pertama terkait data
pribadi responden yang terdiri atas informasi usia, jenis kelamin, kondisi
pendengaran, kuisioner kedua yaitu RSME dan kuisioner ketiga adalah persepsi
atau soundscape. Berdasarkan Hui, dkk (2014) partisipan dapat tetap mengikuti
penelitian apabila gangguan pendengaran yang dikategorikan dalam hearing loss
maupun hearing aid kurang dari 3 bulan. Ketiga kuisioner akan disajikan pada
lampiran 1
III.4.2. Desain Eksperimen
Eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini berbasis laboratorium
dengan within subject design. Eksperimen laboratorium terkait noise telah
diterapkan dalam penelitian Balazova (2008) dengan menggunakan rekaman suara
dari beberapa kondisi open office dengan tingkat kebisingan yang berbeda. Desain
eksperimen penelitian ini dilakukan dengan within-subject dimana masing-masing
28
partisipan diuji pada berbagai level independent variabel seperti yang disajikan
oleh Martin (2008) pada Tabel III.2 berikut.
Tabel III.2
Within Subject Design
Level 1
Participant 1
Participant 2
….
Participant 10
Level 2
Participant 1
Participan 2
…
Participant 10
III.4.3. Penentuan Level Perlakukan
Dalam penelitian ini, level perlakukan akan disusun berdasarkan variabel yang
telah disajikan pada Tabel III.1. Partisipan akan melakukan dua aktivitas secara
berurutan pada setiap kondisi sound environment yang berbeda.
Untuk
menghindari learning effects, maka rancangan perlakuan pada masing-masing
partisipan dapat menerapkan balance latin square. Dengan menerapkan within
subject maka minimal data yang dibutuhkan adalah sejumlah 64 data dengan 8
partisipan seperti pada Tabel III.4 berikut
Tabel III.4
Skenario
Rancangan Perlakukan Eksperimen
Partisipan 1
Partisipan 2
Partisipan 3
Partisipan 4
1
SL1 SS1 T1T2 SL2 SS1 T1T2 SL2 SS2 T1T2 SL1 SS2 T1T2
2
SL2 SS1 T1T2 SL1 SS2 T1T2 SL1 SS1 T1T2 SL2 SS2 T1T2
3
SL1 SS2 T1T2 SL2 SS2 T1T2 SL2 SS1 T1T2 SL1 SS1 T1T2
4
SL2 SS2 T1T2 SL1 SS1 T1T2 SL1 SS2 T1T2 SL2 SS1 T1T2
Skenario
Partisipan 5
Partisipan 6
Partisipan 7
Partisipan 8
1
SL1 SS1 T1T2 SL2 SS1 T1T2 SL2 SS2 T1T2 SL1 SS2 T1T2
2
SL2 SS1 T1T2 SL1 SS2 T1T2 SL1 SS1 T1T2 SL2 SS2 T1T2
3
SL1 SS2 T1T2 SL2 SS2 T1T2 SL2 SS1 T1T2 SL1 SS1 T1T2
4
SL2 SS2 T1T2 SL1 SS1 T1T2 SL1 SS2 T1T2 SL2 SS1 T1T2
Berdasarkan Tabel III.V dapat diketahui bahwa masing-masing partisipan
menjalankan 4 skenario perlakuan., misalnya untuk partisipan 1 pada skenario 1
berada pada perlakuan sound level 50 dBA, sound source normal, kemudian
mengerjakan task 1 maupun task 2.
29
III.4.4. Instrumen Pengambilan Data
Eksperimen dilaksanakan pada laboratorium Teknik Fisik Institut Teknologi
Bandung. Reproduksi suara menggunakan speaker berjumlah 8 buah dalam
konfigurasi segi 8. Ketinggian speaker kira-kira tepat pada posisi telinga manusia
ketika duduk. Seperti pada Gambar III.1
150 cm
120 cm
Gambar III.1 Posisi speaker dalam eksperimen
Adapun instrument yang dibutuhkan dalam proses pengambilan data untuk
partisipan yaitu alat tulis serta satu buah personal komputer yang telah diinstal
oleh aplikasi terkait text memory task dan stroop task. Dengan keterbatasan dari
pemutaran rekaman pada masing-masing skenario yaitu <60 menit, maka
pelaksanaan task akan disusun sebagai berikut:
a. Text memory task
Pada penelitian ini, teks yang digunakan merujuk pada Scholastic Aptitude Test
(SAT) seperti yang dilakukan oleh Perham dan Currie (2014). Oleh karena itu,
partisipan diharapkan memiliki kemampuan Bahasa Inggris.
Teks terdiri dari 40 baris dengan jenis font times new roman dengan ukuran 18pt.
Setiap kali tampilan terdiri atas 15 baris kalimat. Partisipan dapat membaca teks
30
selama 15 menit. Uji komperhensi terkait teks dilakukan dengan mengerjakan 5
soal terkait teks selama 10 menit.
b. Stroop task
Stroop task dilakukan dengan menampilkan kata nama warna yang tercetak
dengan tinta warna berlawanan. Partisipan diminta untuk menuliskan huruf depan
nama warna dari setiap tampilan selama 15 detik, misalnya B untuk “Biru”. Tes
ini berlangsung selama 3 menit. Maka total terdapat 12 kali tampilan untuk setiap
partisipan.
Selanjutnya urutan aktivitas yang dilakukan pada saat eksperimen ditampilkan
dalam Tabel III.V.
Tabel III.V Urutan Aktivitas Eksperimen
No
1
2
3
4
Aktivitas
Partisipan memasuki ruangan laboratorium
Partisipan mengisi kuisioner data personal
Partisipan mempersiapkan diri untuk task 1
Rekaman skenario 1 diputar, partisipan mulai mengerjakan
task 1
5
Partisipan selesai mengerjakan task 1, rekaman skenario 1
dihentikan
6
Partisipan mengisi kuisioner RSME
7
Rekaman skenario 1 kembali diputar, Partisipan
mengerjakan task 2
8
Partisipan selesai mengerjakan task 2, rekaman skenario
dihentikan, partisipan mengisi kuisioner RSME dan
soundscape
9
Partisipan dapat meninggalkan ruangan laboratorium
TOTAL
Waktu
(menit)
2
5
3
25
2
3
3
5
2
50
III.5. Pengolahan Data
Pengujian hasil pengambilan data tersusun atas pengujian validitas dan
reliabilitas. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan
software SPSS versi 20 untuk mengetahui koreleasi item dengan uji koreleasi
rank spearman untuk tipe data ordinal. Sementara uji reliabilitas dilakukan dengan
31
memberikan kuisioner beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk mengetahui
apakah objek akan menghasilkan data yang sama.
III.6. Analisis Data
Tahap analisis data akan dilakukan untuk menguji kesuaian data yang diperoleh
dengan model penelitian. Dalam tahap ini akan dilakukan analisis model
pengukuran dan model struktural dengan pengujian hipotesis sesuai dengan
tahapan yang telah disajikan pada Bab Tinjauan Pustaka. Hasil dari tahap analisis
ini diharapkan dapat memberikan penjelasan dan jawaban dari tujuan penelitian.
Selain itu juga mampu memberikan perbandingan terhadap penelitain terdahulu
serta keterbatasan penelitian yang mungkin terjadi.
III.7. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini akan dirangkum kesimpulan dari seluruh hasil uraian, analisis dan
pembahasan yang menjawab rumusan masalah serta tujuan penelitian. Selain itu
juga akan disampaikan saran terkait objek penelitian serta penelitian selanjutnya.
32
Mulai
Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Batasan dan Asumsi
Penelitian
Studi Literatur
Perumusan Teori dan
Konsep
Penentuan Posisi Penelitian
Perancangan Kontribusi
Ilmiah
Penyusunan Model Penelitian
Identifikasi Variabel
Perancangan Kontribusi
Ilmiah
Perumusan Hipotesis
Penentuan model penelitian
Pengumpulan Data
Penelitian Pendahuluan
Perancangan Pengambilan
Data
Persiapan instrumen
eksperimen
Pelaksanaan eksperimen
Pengisian kuisioner
Pengolahan Data
Validasi Data
Tahap Model Regresi
Analisis Data
Penjelasan Model
Kemungkinan keterbatasan
Penelitian
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Saran
Selesai
Gambar III.1 Diagram Alir Penelitian
33
Normal Condition
(50-55 dBA)
Sound Level
Sound Environment
Crowded Condition
(56-60 dBA)
Sound Source
Normal
Speech
Task Performance
Music
Non Speech
Text Memory Task
Mental Workload
Task Type
Search Task
Male
Gender
Perception
Female
Personal Factors
Age
Hearing
Gambar III.2
Model Penelitian
34
35
Download