Uploaded by Wasilatul Khusna

UTS PKN WASILATUL KHUSNA 200253611247

advertisement
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Jl. Semarang No 5 Malang, 65145, Indonesia
Telp : 0341 512312, Fax. 0341-551921
NASKAH SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER 2021/2022
TAKE HOME
Nama Dosen
: ABD. MU’ID ARIS SHOFA, S.Pd, M.Sc
Mata Ujian
: Pendidikan Kewarganegaraan
Prodi/fakultas
: Desain Komunikasi Fisual/Fakultas Sastra
Petunjuk
1. Anda diharapkan membaca dengan cermat, memahami makna pertanyaan sebelum mengerjakan.
2. Anda tuliskan jawaban anda dengan jelas dan diketik
3. HASIL UJIAN DI KUMPULKAN MELALUI GOOGLE DRIVE TUGAS KELAS
Pertanyaan:
1.
Akhir-akhir ini Negara Kesatuan Republik Indonesia sedang mendapatkan ancaman terkait
dengan adanya kelompok masyarakat yang menggugat realitas perbedaan atau kebhinekaan,
analisis menurut pendapat kalian apa yang sedang terjadi dan bagaimana solusi yang bisa di
lakukan ?
2.
UUD 1945 sebagai produk kesepakatan politik sangat mungkin untuk dilakukan perubahan
atau amandemen, menurut anda setujukah jika UUD di amandemen lagi dan apa berikan
rasionalitas jawaban anda?
3.
Mengapa pemberantasan, korupsi perlu peran aktif seluruh komponen masyarakat, tidak
cukup diserahkan kepada KPK, Polisi, dan Jaksa?
4.
Akhir-akhir ini marak sekali gerakan radikalisme di lingkup kampus yang mencoba untuk
mengganti falsafah dasar negara Indonesia, data dari BNPT 24% mahasiwa Indonesia sudah
terpapar gerakan radikalisme, menurut anda apa penyebab mahasiswa itu larut dalam gerakan
radikalisme dan solusi apa yang paling efektif untuk menangkal gerakan tersebut?
SELAMAT MENGERJAKAN!!!
Jawaban:
1. Menurut pendapat saya, saat ini marak terjadi intoleransi pada sesama warga negara
Indonesia, banyak timbul gejala intoleransi perbedaan/kebhinekaan, yang banyak saya
lihat intoleransi baik lewat ras, agama, suku, dan lain-lain. Intoleransi mengancam
kebhinekaan karena ia merupakan tindakan diskriminasi, pengabaian, larangan atau
pengutamaan yang didasarkan pada perbedaan. Kasus-kasus intoleransi di Indonesia pada
umumnya didominasi oleh kekerasan dan penyerangan, ujar kebencian, pembatasan
berpikir dan berkeyakinan, penyesatan dan pelaporan kelompok yang diduga sesat,
pembatasan aktivitas atau ritual keagamaan, pemaksaan keyakinan, dan konflik tempat
ibadah.
Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan, sebagai ikhtiar mengurangi berbagai ancaman
terhadap kemakmuran bangsa. Pertama, penegakan hukum secara tegas terhadap pelaku
tindak kekerasan dan pemaksaan kehendak yang mengatasnamakan agama. Negara harus
melindungi hak setiap warganya atau kelompok masyarakat untuk berekspresi,
menyatakan pendapat, berkeyakinan dan menjalankan profesinya. Kedua, masyarakat
Indonesia harus didorong untuk mengedepankan dialog dan kerja sama dalam berbagai
bidang sosial dan kebudayaan sehingga toleransi bisa ditumbuhkan secara menyeluruh.
Ketiga, nilai-nilai toleransi perlu ditanamkan dan diajarkan sejak dini dan berkelanjutan
kepada anak-anak mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Toleransi perlu
diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan atau setiap mata pelajaran agama dan
budaya, sehingga sikap toleran tertanam kokoh dan menyatu dalam jiwa setiap individu.
2. Saya setuju jika UUD 1945 diamandemen, asal dengan alasan dan tujuan yang jelas, serta
bermanfaat untuk semua masyarakat Indonesia tidak bertitik berat pada pihak tertentu,
misal tujuan perubahan UUD 1945 untuk menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan
hukum. Selain itu juga harus ada dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat. Hal
lain yang melatar belakangi UUD 1945 dapat diamandemen yakni karena sejak awal
memang tidak dibentuk untuk menjadi sebuah konstitusi yang tetap. Kedua, UUD 1945
punya fleksibilitas yang cukup tinggi. Ketiga, UUD 1945 punya kecenderungan untuk
inkonsisten. Beberapa amandemen UUD sebelumnya banyak melahirkan keputusan baru
seperti MPR tak lagi berkedudukan sebagai lembaga negara tertinggi. Gantinya,
kedaulatan tertinggi dipegang oleh rakyat, dan yang paling terlihat adalah perubahan
pemilihan presiden dan wakilnya, yang dipilih oleh rakyat secara langsung lewat
mekanisme pemilu.
3. Jika berbicara mengenai korupsi, patut disadari bahwa penanganannya bukan hanya
merupakan tanggung jawab Komisi Pemberantasan Korupsi dan penegak hukum saja,
tetapi juga memerlukan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat yang baik sangat
penting mengingat bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi tidak memiliki perwakilan di
daerah, maka cukup sulit untuk Komisi Pemberantasan Korupsi dalam mengawasi tindak
pidana korupsi di seluruh Indonesia. Dengan adanya partisipasi masyarakat di daerah,
maka akan membantu Komisi Pemberantasan Korupsi dalam menjalankan tugasnya
untuk memberantas tindak pidana korupsi.
4. Menurut saya, penyebab mahasiswa terpapar radikalisme adalah Pertama, mahasiswa
berada pada usia yang selalu ingin melakukan perubahan. Dalam fase ini, mereka
membuka diri terhadap berbagai informasi. Kedua, terbuka informasi melalui internet
membuat paham radikal bisa menyebar dengan pesat. Ketiga, banyak mahasiswa yang
terpapar paham radikal adalah mereka yang tidak, atau belum memiliki konsep diri yang
jelas. Mahasiswa radikalis ini memiliki daerah terbuka yang sempit. Mereka menutup diri
dari informasi yang bertententangan dengan pemahamannya. Keempat, adanya pengaruh
dari alumni dan pengurus organisasi kemahasiswaan yang sudah terpapar sebelumnya.
Seniorlah yang mendoktrin juniornya.
Maka solusi yang paling efektif untuk menangkal hal tersebut adalah yang pertama
terkait pendidikan agama khususnya yang harus lebih diperhatikan. Ajaran agama yang
mengajarkan
toleransi,
kesantunan,
keramahan,
membenci
pengerusakan,
dan
menganjurkan persatuan tidak sering didengungkan. Retorika pendidikan yang
disuguhkan kepada ummat lebih sering bernada mengejek daripada mengajak, lebih
sering memukul daripada merangkul, lebih sering menghardik daripada mendidik. Maka
lahirnya generasi umat yang merasa dirinya dan kelompoknyalah yang paling benar
sementara yang lain salah maka harus diperangi, adalah akibat dari sistem pendidikan
kita yang salah. Oleh sebab itu, Pendidikan agama tidak cukup diajarkan di lingkungan
kampus saja, namun juga wajib ditanamkan pada setiap insan, agar menjadi tameng
terkuat dalam menepis radikalisme. Karena zaman sekarang banyak orang yang
beragama namun tidak memegang agama dalam dirinya. Solusi selanjutnya adalah
dengan menambah wawasan tentang radikalisme sebagai bentuk upaya mawas diri agar
tidak sampai terjerumus masuk ke dalamnya. Dan yang terakhir, perlunya filter dalam
menerima informasi baik di kehidupan nyata maupun sosial media.
Download