LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA DASAR TITRASI ASAM BASA DISUSUN OLEH : ADELIA SALSABILAH (06111382025048) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2021 Percobaan IV I. Judul Praktikum : Titrasi Asam Basa II. Tanggal Praktikum : Selasa 20 februari 2021 III. Tujuan Praktikum Untuk menentukan titik akhir dari reaksi asam basa. Untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH dan HCl melalui proses titrasi. Untuk memahami langkah-langkah melakukan titrasi asam-basa. Untuk mempraktekkan proses titrasi asam-basa. Trampil dalam membuat titrasi asam basa IV. Alat dan Bahan Alat : Bahan : 1. Biuret 1. Larutan NaOH 0,1 M 2. Statif dan klem 2. Larutan Asam Oksalat 0,1 M 3. Gelas kimia 3. Larutan HCl 0,1 M 4. Erlenmeyer 4. Indikator PP 5. Gelas ukur 6. Pipet tetes V. Landasan Teori Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Keadaan di mana titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi. Jadi, untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen. Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun. Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. VI. Prosedur percobaan A. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan Asam oksalat. 1. Buret dibilas dengan NaOH sebanyak tiga kali. 2. Lalu diisi dengan larutan NaOH tersebut. 3. Maukkan 10 ml larutan baku asam oksalat ke dalam erlenmeyer. 4. Tambahkan 2 tetes indikator PP. 5. Lakukan titrasi sampai terjadi perubahan warna pada larutan asam oksalat catat volume NaOH dari buret. 6. Ulangi titrasi sebanyak 3 kali. B. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH 1. Masukkan 10 ml larutan HCl ke dalam erlenmeyer. 2. Larutan NaOH 0,1 M di masukkan ke dalam buret. 3. Tambahkan 2 – 3 tetes indikator PP kedalam larutan HCl. 4. Lakukan titrasi sampai terjadi perubahan warna pada larutan HCl. 5. Catat volume NaOH yang dipakai. 6. Ulangi titrasi sebanyak 3 kali. VII. Hasil Praktikum Mr NaOH = (1 x Ar Na) + (1 x Ar O) + (1 x Ar H) = (1x 23) + (1x 16) + (1x1) = 23+ 16 + 1 = 40 M = gr/ Mr x 1000/v 0,1 = gr/40 x1000/50 = 4 /20 = 0,2 gr dilarutkan sampai 50 ml NaOH yang terpakai 13,4 ml Warna Kuning-kuningan 50 ml – 13,4 ml. V1. N1 = V2. N2 50 .0,1 = 36,6. N2 5 = 36,6 . N2 5/36,6 = N2 N2 = 0,14 VIII. N = gr/BE x 1000/VL Mr = 0,2/ 40 x 1000/ 50 = 0,005 x 20 = 0,1 Pembahasan Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Titrasi adalah metode kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi, zat yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan disertai dengan penambahan indikator. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat disebut larutan baku/ larutan standar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi. Berdasarkan pengertian titrasi, titrasi asam basa merupakan metode penentuan kadar larutan asam dengan zat peniter (zat penitrasi) suatu larutan basa atau penentuan kadar larutan basa dengan zat peniter (zat penitrasi) suatu larutan asam. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dari indikator. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa. Pada praktikum kali ini, langkah pertama yang harus dilakukan memberikan larutan sebanyak 100ml terhadap 0,5 NaOh ke dalam gelas ukur kemudian pindahkan larutan tadi ke dalam labu ukur 500ML dan isi labu ukur dengan aquades hingga mencapai garis kalibrasi lalu mencampurkannya Kemudian langkah kedua pindahkan larutan tadi ke buret 50mL lalu membaca volume awalnya. Kemudian menambahkan 50 mL akuades ke KHP yang telah ditimbang sebelumnya,Kemudian langkah ketiga menambahkan 3 tetes larutan indikator fenolftalein ke dalam labu ukur,membiarkan KHP larut sambil diaduk lalu membuka kran pada buret secara hati-hati dan perlahan-lahan hingga larutan yang ada didalam buret keluar tetes demi tetes sembari sesekali membilas ujung buret lalu menambahkan Naoh 0,1 m secara tetesan di dekat titik akhir. IX. Kesimpulan Titrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar (konsentrasi) suatu larutan berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang sudah diketahui kadarnya. Kesalahan titrasi yang hanya sebesar 1 mL tidak terlalu berpengaruh pada perhitungan kadar larutan. Perhitungan pH Pada virtual lab ini dapat ditentukan dengan mencari volume rata – rata dari larutan NaOH yang digunakan untuk menaikan kadar ataupun konsentrasi. Pada praktikum titrasi asam basa ini terdapat titik ekuivalen yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa (habis bereaksi) atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan yang disertai perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi yaitu keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator, dna juga terdapat Indikator PP yang perlu ditambahkan kedalam larutan supaya kita dapat mengetahui perubahan warna yang terjadi pada titik ekuivalen.