Uploaded by Eka Nurjannah

LAPORAN ANALISA SOP PENGAMBILAN DARAH ARTERI EKA NUR JANNAH (1)

advertisement
LAPORAN ANALISIS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAMBILAN
DARAH ARTERI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Profesi Ners
Departemen Keperawatan Anak
Disusun Oleh:
EKA NUR JANNAH
KELOMPOK 1A
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
STANDARD OPERASIONAL PROSEDURE (SOP) PENGAMBILAN DARAH
ARTERI
1. Pengertian
Pemeriksaan gas darah arteri (GDA) atau analisa gas darah arteri (AGD) adalah
salah satu jenis pemeriksaan darah yang dilakukan dengan cara mengambil darah arteri
dengan teknik tertentu yang bertujuan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asambasa, yang disebabkan oleh gangguan respiratorik atau gangguan metabolik atau
keduanya.
2. Tujuan
Tujuan umum adalah :
a. Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
b. Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
c. Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh
Tujuan khusus adalah mengetahui :
a. pH darah
b. Tekanan parsial Karbondioksida (PCO2)
c. Bikarbonat (HCO3-)
d. Base excess/defisit
e. Tekanan oksigen (PO2)
f.
Kandungan oksigen (O2)
g. Saturasi oksigen (SO2)
3. Pelaksanaan
Persiapan Klien
a. Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
b. Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit
c. Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul
d. Jelaskan tentang allen’s test
Persiapan Alat dan Bahan
a. Antiseptik (alkohol) untuk membersihkan permukaan kulit dari mikroorganisme dan
mengurangi kemungkinan infeksi.
b. Kassa steril (sterile gauze pads) ukuran 2x2 cm untuk menyediakan hemostatis
mengikuti tindakan.
c. Spuit yang steril 3 cc untuk menusuk kulit dan arteri serta menampung darah dari
arteri. Jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk
dewasa.
d. Penutup jarum (gabus atau karet)
e. Heparin dengan perbandingan 1 : 1000 untuk mencegah pembekuan darah arteri.
f.
Obat anastetik lokal (k/p)
g. Termometer
h. Wadah (kontainer) untuk spesimen agar darah tetap dingin sampai dites di
laboratoriumguna mencegah gas tersuspensi di spesimen. Gunakan Es (k/p)
i.
Label spesimen untuk memastikan keakuratan tes dan untuk dokumentasi.
j.
Sarung tangan untuk melindungi tangan perawat dari terpapar darah klien.
k. Pengalas untuk mencegah pengotoran linen.
l.
Bengkok
m. Handuk kecil
n. Plester dan Gunting
Prosedur
NO
1.
TAHAPAN
Tahap Pre Interaksi
Persiapan Perawat
a. Lakukan pengkajian: baca catatan keperawatan
dan medis
1) Alasan pengambilan spesimen darah
2) Riwayat faktor risiko perdarahan
3) Faktor kontraindikasi dilakukan penusukan
pada arteri
b. Rumuskan diagnosa terkait
RASIONAL
a. Mengidentifikasi tipe darah yang
dibutuhkan dan bagaimana mengum
pulkannya
b. Mengingatkan
perawat
untuk
menyiapkan peralatan tambahan
untuk penekanan pada daerah
penusukan setelah dilakukannya
tindakan
c. Mengidentifikasi daerah yang tidak
dapat digunakan sebagai tempat
dilakukannya prosedur tindakan
d. Menentukan diagnosa yang sesuai
c. Buat perencanaan tindakan
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat
lain membantu jika perlu
e. Cuci tangan
f. Siapkan alat dan formulir laboratorium
Persiapan Alat
a. Antiseptik (alkohol)
b. Kassa steril (sterile gauze pads) ukuran 2x2 cm
c. Spuit yang steril 3 cc
Anak-anak: Jarum ukuran 22/25
Dewasa: Jarum ukuran 20/21
d. Penutup jarum (gabus atau karet)
e.
f.
g.
h.
Heparin (1: 1000)
Lidokain 1 %
Termometer
Wadah (kontainer) Gunakan Es (k/p)
i.
Label specimen
j.
Sarung tangan
k. Pengalas
l. Bengkok
kondisi klien
e. Mempermudah
prosedur
dan
meningkatkan efektivitas Tindakan
f. Memperlancar Tindakan
g. Membatasi transfer mikroorganisme
h. Melakukan tindakan sesuai dengan
protap yang ada
a. Membersihkan permukaan kulit dari
mikroorganisme dan mengurangi
kemungkinan infeksi.
b. Menyediakan hemostatis mengikuti
Tindakan
c. Menusuk kulit dan arteri serta
menampung darah dari arteri.
d. Mencegah
terganggunya
hasil
(PaCO2 yang rendah dan nilai PaO2
meningkat)
e. Mencegah pembekuan darah arteri.
f. Mengatasi nyeri (k/p)
g. Mengukur suhu tubuh klien
h. Spesimen darah tetap dingin sampai
dites di laboratorium guna mencegah
gas tersuspensi di spesimen.
i. Memastikan keakuratan tes dan
untuk dokumentasi.
j. Mencegah
kontaminasi
dan
melindungi tangan perawat dari
terpapar darah klien
k. Mencegah pengotoran linen.
l. Tempat pembuangan benda-benda
kontaminasi
m. Handuk kecil
n. Plester dan Gunting
Persiapan pasien
a. Kaji identitas klien
b. Kaji kondisi klien
c. Pastikan posisi klien
2.
Tahap Orientasi
a. Beri salam, panggil klien dengan Namanya
b. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
c. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan
yang akan dilakukan kepada klien
1) Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan
yang dilakukan
a.
b.
c.
Benar pasien
Memahami kondisi pasien
Memberikan posisi yang nyaman
dan mempermudah prosedur
a. Memberi rasa nyaman pada klien
b. Membina trust perawat-klien dan
memberi informasi tentang peran dan
tanggung jawab perawat
c. Pemberian Inform consent pada
klien:
1) Klien memahami prosedur dan
yang dilakukan dari tes yang
dilakukan
2) Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan
akan menimbulkan rasa sakit
3) Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul
2) Antisipasi nyeri klien
3) Pengambilan
darah
arteri
terkadang menimbulkan kompli
kasi pada klien
4) Klien memahami tujuan tes dan
dapat kooperatif dalam pelaksana
an Tindakan
4) Jelaskan tentang allen’s test
3.
Tahap Kerja
a. Beri kesempatan klien untuk bertanya
b. Menanyakan keluhan utama klien
c. Memulai tindakan dengan cara yang baik
d. Jaga privacy klien
e.
f.
g.
h.
Dekatkan peralatan pada klien
Atur posisi klien agar nyaman
Identifikasi tempat penusukan
Posisikan klien dengan lengan ekstensi dan
telapak tangan menghadap ke atas
i. Letakkan pengalas
j. Pakai sarung tangan
k. Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari
tangan. Tentukan daerah pulsasi maksimal
l. Lakukan Tes Allen
1) Lakukan penekanan pada kedua denyutan
radialis dan ulnaris dari salah satu
pergelangan
tangan
pasien
sampai
denyutannya hilang. Tangan menjadi pucat
karena kurangnya sirkulasi ke tangan.
2) Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris. Jika
tangan kembali normal dengan cepat, hasil
tes dinyatakan positif dan penusukan arteri
dapat dilakukan pada pergelangan tangan
tersebut.
3) Jika setelah dilakukan pelepasan tekanan
pada arteri ulnaris tangan tetap pucat, artinya
sirkulasi ulnaris tidak adekuat. Hasil tes
dinyatakan negatif dan pergelangan tangan
yang lain harus dites.
4) Bila hasil tes pada kedua pergelangan tangan
adalah negatif, arteri femoralis harus
dieksplorasi.
m. Stabilisasikan arteri radial dengan melakukan
hiperekstensi pergelangan tangan; stabilisasi
arteri brakialis dengan melakukan hiperekstensi
siku
n. Desinfeksi daerah penusukan di sekitar pulsasi
maksimal dengan kapas alkohol dengan gerakan
a. Memberikan kesempatan klien untuk
melakukan klarifikasi
b. Mendapatkan informasi tentang
kondisi terakhir klien
c. Melakukan prosedur dengan benar
dan memberikan rasa nyaman pada
klien
d. Mempermudah prosedur
e. Memberikan
alternatif
tempat
penusukan, mengidentifikasi akses
yang paling mudah.
f. Mencegah kontaminasi linen
g. Mencegah
kontaminasi
dan
melindungi tangan perawat dari
terpapar darah
h. Mengidentifikasi di mana letak arteri
yang paling dekat dengan permukaan
kulit.
i. Mengkaji keadekuatan
sirkulasi
kolateral pada arteri ulnaria. Sirkulasi
kolateral ini penting bila arteri
radialis terobstruksi oleh thrombus
setelah
dilakukan
tindakan
penusukan
j.
Mencegah
berubahnya
lokasi
penusukan, Mencegah agar arteri
tidak ”menghilang” ketika jarum
ditusukkan
k. Mencegah masuknya mikroorganis
me ke dalam arteri dan sistem
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
4.
5.
sirkuler dari dalam ke luar atau dengan usapan
satu arah
Pegang kapas alcohol dengan jari tangan dan
palpasi pulsasi lagi. Pertahankan jari tangan di
daerah proksimal dari daerah penusukan
Masukkan jarum dengan sudut 45-90 derajat
(sesuai dengan lokasi) langsung ke dalam arteri
Perhatikan masuknya darah ke dalam spuit yang
terlihat seperti”denyutan”. Hentikan menusukkan
jarum lebih jauh bila terlihat”denyutan” ini
Pertahankan posisi dan tunggu sampai terkumpul
2-4 ml (atau sesuai kebutuhan) darah ke dalam
spuit
Letakkan kapas alkohol di atas daerah penusukan
dan tarik jarum; lakukan penekanan sesegera
mungkin dengan menggunakan kapas alkohol
tersebut Keluarkan udara dari spuit; lepaskan
jarum dan buang
Ujung jarum ditusukkan ke dalam gabus
Pasang label identitas (nama pasien, tanggal,
jam, suhu tubuh saat pengambilan, ruangan) di
spuit
Pelihara kontinuitas penekanan selama 5 menit
(atau selama 10 menit bila klien menerima
antikoagulan)
Bersihkan daerah penusukan dengan kapas
alcohol
x. Monitor tempat penusukan terhadap adanya
perdarahan dengan melakukan inspeksi dan
palpasi
y. Lakukan balutan tekan (pressure dressing) jika
perdarahan berlanjut
z. Bereskan peralatan
aa. Lepaskan sarung tangan
Tahap Terminasi
a. Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan
obyektif)
b. Beri reinforcement positif pada klien
c. Kontrak pertemuan selanjutnya
d. Mengakhiri pertemuan dengan baik
e. Cuci tangan
Tahap Dokumentasi
a. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan
jam pelaksanaan
b. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan Dokumentasikan
Tindakan dalam bentuk SOAP
1) Waktu dilakukannya prosedur
2) Jenis pemeriksaan yang dilakukan
3) Tingkat kerja sama klien
4) Keadaan kulit
(kemerahan, perdarahan
berlebihan
vaskuler
l.
Memastikan
keakuratan
insersi
jarum, mencegah masuknya mikroor
ganisme ke dalam darah
m. Sudut ini mengoptimalkan curah
darah ke dalam spuit
n. Mengindikasikan
keakuratan
penempatan jarum dalam arteri,
pergerakan yang lebih jauh dapat
menempatkan ujung jarum pada
dinding arteri atau keluar dari arteri
o. Membatasi jumlah perdarahan dari
daerah penusukan
p. Memastikan waktu yang cukup untuk
pembentukan formasi pembekuan;
penekanan
ini
lebih
lama
dibandingkan
ketika
dilakukan
pengambilan darah vena karena
faktor curah darah dalam arteri
q. Mengidentifikasi hematoma atau
perdarahan
Link Video: https://www.youtube.com/watch?v=6BHxN8krWXM
Analisis Kelebihan dan Kekurangan: Berdasarkan pedoman WHO
1. Kelebihan:
a) Pada SOP dan Video sama-sama menjelaskan tahapan mulai dari fase orientasi, fase
kerja dan terminasi. tujuan, persiapan alat.
b) Menggunakan Bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti.
c) Pada video menjelaskan edukasi yang dapat diberikan setelah dilakukan pengambilan
darah arteri.
d) Sumber yang digunakan sebagai referensi adalah 5 tahun terakhir.
2. Kekurangan:
a) Pada Video tidak dijelaskan penggunaan anastesi lokal, bila kemungkinan diperlukan
namun menjelaskan Tindakan non farmakologis saat Tindakan invasive dilakukan.
b) Pada fase kerja SOP belum dijelaskan secara detail kapan jika jarum dan spuit belum
dipasang sebelumnya, pasang jarum dan pemberian heparin pada spuit sebelum
dilakukan penyuntikan.
c) Terdapat perbedaan sudut penusukan jarum pada SOP dan Video menurut guidline
WHO, yang mengatakan bahwa sudut penusukan 45 derajat, sedangkan di SOP
menjelaskan 45-90 derajat (sesuai lokasi) dan di video menjelaskan 30-45 derajat
(sesuai lokasi).
d) Pada SOP dan Video belum dijelaskan secara rinci indikasi dan kontarindikasi
pengambilan sampel arteri kecuali hanya melihat hasil allen test saja.
e) Pada SOP dan video belum dijelaskan secara lengkap terkait kesalahan pengambilan
sampel. Pengumpulan dan penanganan spesimen darah arteri yang tidak tepat dapat
menghasilkan hasil yang salah. Alasan untuk hasil darah yang tidak akurat meliputi:
1) Adanya udara dalam sampel;
2) Pengumpulan darah vena daripada darah arteri;
3) Jumlah heparin yang tidak tepat dalam jarum suntik, atau pencampuran yang
tidak tepat setelah darah diambil;
4) Keterlambatan transportasi spesimen.
Download