Uploaded by Ulya Farisa

03. Pencemaran Air

advertisement
PENCEMARAN AIR
KIMIA LINGKUNGAN
(STL1203)
PENDAHULUAN
Pencemaran air didefinisikan sebagai perubahan langsung atau tidak
langsung terhadap keadaan air dari keadaan yang normal menjadi keadaan
air yang berbahaya atau berpotensi menyebabkan penyakit dan gangguan
bagi kehidupan makhluk hidup. Perubahan langsung atau tidak langsung ini
dapat berupa perubahan fisik, kimia, termal, biologi, atau radioaktif.
Kualitas air merupakan salah satu faktor dalam menentukan kesejahteraan
manusia. Air yang mengandung mineral yang terlarut didalamnya tidak
langsung disebut sebagai tercemar. Kehadiran bahan pencemar di dalam
air dalam jumlah tidak normal mengakibatkan air dinyatakan sebagai
terpolusi.
Untuk mempelajari pencemaran air maka perlu dipahami dan dimengerti
sumber, interaksi dan pengaruh air yang terpolusi untuk memudahkan
pengawasan terhadap pencemaran lingkungan
INDIKATOR PENCEMARAN
AIR
Perubahan Suhu
Perubahan tingkat keasaman, Basa, dan
Salinitas Air
Perubahan Warna, Bau, dan Rasa pada Air
Terbentuknya Endapan & Koloid
Terdapat Mikroorganisme dalam Air
Dapat melarut
Bahan buangan padat
Limbah padat berupa butiran besar & halus
Dapat mengendap/ tidak melarut
Membentuk Koloid
Senyawa organic yang dapat didegradasi
mikroorganisme
Bahan buangan organic
Komponen Pencemar Air
Polimer yang sukar didegradasi mikroorganisme
Anion
Bahan buangan anorganik
Kation
Garam
Bahan buangan makanan
Bahan buangan cair
berminyak
Degradasi senyawa protein & asam amino oleh
mikroorganisme
Limbah minyak
Detergen
Pestisida
Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan berupa
panas
Zat warna kimia
Senyawa organic
Bahan sintesis
Larutan penyamak kulit
Meningkatkan jumlah
mikroorganisme pathogen
Menghasilkan senyawa organic
toksik
Meningkatkan jumlah
mikroorganisme patogen
Menghalangi masuknya cahaya
matahari
Mengurangi kelarutan oksigen
dalam air
KLASIFIKASI UMUM BAHAN KIMIA PENCEMAR AIR
KLASIFIKASI POLUTAN
TARGET DAN PENGARUHNYA
Unsur logam (Trace)
Kesehatan manusia, biota air
Organometalik
Logam untuk bahan transportasi
Polutan anorganik
Keracunan (toksisitas), biota air
Asbestos
Kesehatan manusia
Nutrien Alga
Eutrofikasi
Radionuklida
Keracunan (Toksisitas)
Asam, Basa, garam
Kualitas air, kadar oksigen
Limbah Buangan
Kualitas air, kadar oksigen
BOD
Kualitas air, kadar oksigen
Polutan Organik
Keracunan
Pestisida
Keracunan, kehidupan dan biota air
Kimia Karsinogenik
Penyakit kanker
Limbah minyak
Kehidupan air
Patogen
Kesehatan
Detergen
Eutrofikasi, kehidupan air
Sedimen
Kualitas air, biota air, dll
Sumber : Manahan (1988)
Disebut sebagai unsur logam (trace) pencemar air karena kehadirannya
di dalam system air sangat sedikit dalam skala ppm/ ppb, tetapi
memberikan dampak besar (toksik) terhadap makhluk hidup.
Beberapa unsur trace tergolong nutrient yang dibutuhkan untuk
kehidupan tumbuhan dan hewan, sedangkan sebagian lagi tergolong
sebagai logam berat beracun. Keberadaan unsur trace dapat
mencemari air dan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia.
Kehadiran logam trace harus diwaspadai karena kebanyakan bahaya
yang ditimbulkan baru diketahui setelah jangka waktu relative lama
UNSUR LOGAM (TRACE) SEBAGAI POLUTAN DIDALAM AIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN BAG. 1
Unsur
Sumber
Pengaruhnya
Ambang
Batas (mg/L)
Ag
Buangan industry, tambang,
electroplating, proses film
Bercak pada kulit, berbahaya pada
mata
0,05
As
Penambangan, pestisida, dan buangan
kimia
Beracun, karsinogenik (menyebabkan
kanker)
0,05
B
Batubara
Beracun untuk beberapa jenis
tanaman
1,0
Be
Batubara, pembangkit nuklir
Toksisitas akut, karsinogenik
-
Cd
Buangan tambang, plating logam
Mengakibatkan darah tinggi,
0,01
kerusakan ginjal & sel darah merah
karena menggantikan Zn secara
biokimia, beracun terhadap kehidupan
air
Cr
Aditif pada tower pendingin, plating
logam
Diduga sebagai karsinogenik
Sumber : Manahan (1988)
0,005
UNSUR LOGAM (TRACE) SEBAGAI POLUTAN DIDALAM AIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN BAG. 2
Unsur
Sumber
Pengaruhnya
Ambang
Batas (mg/L)
Cu
Buangan tambang, plating logam, limbah
rumah tangga
Beracun terhadap tumbuhan dan alga
pada konsentrasi tertentu
1,0
Fe
Perkaratan logam, buangan industri
Sebagai nutrient, komponen Hb, tidak
beracun, merusak peralatan logam
0,05
Hg
Buangan industry, tambang, pestisida,
batubara
Beracun akut & kronik
-
Mn
Buangan industri, tambang
Relatif tidak beracun pada tanaman
0,05
Mo
Buangan industri, aditif pada tower
pendingin air
Beracun pada tanaman & hewan
-
Pb
Industri, tambang, batubara, BBM
Beracun, mengakibatkan anemia,
penyakit ginjal, system syaraf
0,05
Se
Batubara, sumber belerang
Berguna pada konsentrasi rendah dan
beracun pada konsentrasi tinggi,
mengakibatkan kebutaan & kanker
0,01
Zn
Buangan industry, tambang, elektroplating Unsur penting dalam reaksi enzim,
konsentrasi tinggi berbahaya pada
tanaman
Sumber : Manahan (1988)
• Kehadiran logam berat di dalam lingkungan sangat
berpengaruh langsung terhadap kehidupan
makhluk hidup
• Logam berat beracun dapat mematikan makhluk
hidup, kehadirannya didalam tubuh dapat
memengaruhi fisiologi dan metabolisme makhluk
hidup
• Secara medis, kehadiran logam berat dalam
jumlah sangat kecil sangat berbahaya terhadap
kesehatan manusia & kehidupan makhluk hidup.
Logam berat
Arsen
Kadmium
Timbal
Merkuri
Nikel
Selenium
Zat Kimia Organik Pencemar Air
di-2-etilheksilfatalat (DEHP)
Ester Asam Fatalat
di-n-butilfatalat (DNBP)
Organik biorefraktory
(senyawa non
biodegradable)
aseton, benzene, benzyl alcohol, bromobenzen,
isopropilbenzen, bromoklorobenzen, styrene,
butilbenzen, kloroetileter, kloroform,
klorometil etil eter, diklorobenzen,
kloronitrobenzen, kloropiridin, dibromobenzen,
dikoroetil eter, dinitrotoluen, etilbenzen, etilen
diklorida, asam isosianat, , 2-etilheksanol,
metilbifenil, metil klorida, nitrobenzene,
tetrakloroetilen, toluene, 1,2-dimetoksi
benzene, trikloroetana
Penggunaan pestisida di dalam pertanian herbisidae (70%
perbandingan berat total); insektisida (20%); dan fungisida
(10%). Daya racun pestisida bervariasi menurut jenisnya.
Penggunaan pestisida sintesis juga meningkat sangat besar
karena efek racunnya yang dapat ditingkatkan sampai 30
kali lebih beracun. Pemberian label untuk pestisida sangat
diperlukan untuk menandakan klasifikasi daya racunnya.
Penggunaan pestisida yang tidak terkontrol dipertanian
dapat mengkotaminasi bahan makanan. Beberapa pestisida
dapat berbahaya bagi kesehatan seperti keracunan, kanker,
bahkan kematian.
Detergen termasuk garam yang berasal dari asam kuat sehingga tidak akan membentuk
endapan di dalam larutan asam. Detergen sintesis mempunyai bahan aktif yang disebut
sebagai surfaktan, yang berfungsi untuk menurunkan kekuatan air.
Bahan surfaktan yang paling banyak digunakan adalah senyawa alkil benzene sulfonat
(ABS) yang merupakan turunan benzene. Permasalahan penggunaan ABS di dalam
detergen yaitu senyawa ini sangat sukar di degradasi oleh mikroorganisme karena
ikatan dalam strukturnya, sehingga berpotensi mencemari air.
Surfaktan lain yang dipergunakan dalam detergen dan tegolong lebih mudah
didegradasi oleh mikroorganisme (biodegradable) adalah senyawa α-dodekana
benzensulfonat/ linier alkil benzene sulfonat (LAS). Meskipun penggunaan LAS dapat
mengurangi pencemaran air, tetapi permasalahan yang sering terjadi adalah bahan
pengisi yang ditambahkan kedalam detergen yang dapat mencemari air. Oleh karena itu
perlu pemilihan khusus senyawa pengisi dalam detergen yang ramah lingkungan.
Senyawa
Natrium Sianida
(NaCN)
Senyawa Sianida
Senyawa Kalium
Sianida (KCN)
• Senyawa beracun Sianida juga menjadi
senyawa kimia pencemar air terutama untuk
daerah tambang emas dan perak.
• Digunakan untuk mengekstraksi emas dan
perak dari mineral dengan cara
melarutkannya di dalam larutan basa sianida,
bertujuan untuk memisahkannya dari
senyawa-senyawa lain yang terdapat di dalam
bahan tambang
KEHADIRAN MINYAK DALAM AIR
• Sebanyak 80% dari kontaminasi minyak di lingkungan berasal dari aktivitas manusia, lebih dari
setengahnya dari kegiatan transportasi air
• Penyebabnya antara lain tumpahan bahan minyak pada proses ekstraksi, eksplorasi, dan
pengangkutan minyak skala besar dalam industri perminyakan
• Hidrokarbon rantai panjang dalam minyak bumi umumnya tidak larut dalam air, senyawa molekul
rendah seperti senyawa benzene & toluene dapat larut sebagian dalam air, molekul yang lebih
rendah kebanyakan akan menguap
• Pengaruh toksik yang disebabkan kehadiran minyak dalam air dikelompokkan menjadi 2 kategori,
yaitu : 1) minyak yang mengandung senyawa dengan fiskosistas tinggi akan dapat menutupi
permukaan air (blanketing effect) dapat berpengaruh terhadap berkurangnya kadar oksigen
dalam air sehingga terganggunya proses fotosintesis; 2) minyak yang mengandung senyawa
dengan fiskositas rendah akan memberikan pengaruh toksisitas sistemik terhadap kehidupan
makhluk hidup air.
Download