MANAJEMEN DAN KESEHATAN SAPI BALI “PENGGUNAAN TALI TELUSUK PADA SAPI BALI” OLEH: Ainaya Luthfi Anindya 1809511077 Kelas C FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2020 1. Penggunaan Tali Keluh/Telusuk dalam Restraint pada Sapi Handling sapi pada dasarnya ternak merupakan hewan liar yang telah didomestikasikan untuk keperluan menghasilkan produk sesusai kebutuhan manusia. Dapat dipastikan bahwa semua jenis ternak yang telah didomestikasikan itu masih mempunyai sifat-sifat dasar, disamping itu ternak-ternak besar (seperti kerbau, sapi) mempunyai tenaga extra yang sangat kuat jika dibandingkan dengan kekuatan manusia, sehingga untuk keperluan pengelolaan sehari-hari kita dituntut untuk menguasai teknik-teknik penguasaan ternak. Dalam menangani sapi, peternak perlu memiliki pengetahuan mengenali tali temali terlebih dahulu agar bisa merestrain dengan baik (Santosa, 2010). Manajemen handling merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh manusia kepada hewan dengan tujuan mengendalikan hewan sesuai dengan yang kita inginkan tanpa menyakiti hewan tersebut dan tanpa mencederai pelaksana handling. Secara umum handling merupakan suatu metode penanganan pada hewan yang membuat hewan terbatasi geraknya sehingga mudah untuk dikendalikan baik dengan menggunakan bantuan alat bantu ataupun dengan hanya menggunakan tangan. Manajemen handling meliputi dua metode yaitu restraint dan casting. Restraint merupakan suatu metode dalam penanganan hewan yang bertujuan untuk membatasi atau membuat hewan tidak bisa bergerak dalam keadaan hewan sadar. Casting merupakan suatu metode perlakuan untuk menjatuhkan/merobohkan hewan dengan teknik tertentu tanpa menyakiti hewan. Metode casting pada sapi meliputi dua teknik yaitu Burley dan Rope Squeeze. Metode Burley Teknik merebahkan/merobohkan sapi dengan menggunakan metode Burley ditemukan oleh Dr. DR Burley dari Georgia. Teknik merebahkan/merobohkan sapi dengan menggunakan metode Burley hanya membutuhkan tali sepanjang 15 meter. Kelebihan merebahkan/merobohkan sapi dengan menggunakan metode ini adalah tidak perlu mengikat tali di sekitar tanduk atau leher, tidak menekan thoraks sehingga tidak mengganggu kerja jantung atau paru-paru, tidak membahayakan alat kelamin (jantan) atau buluh darah ambing (betina), dan kedua kaki belakang dapat diikat dengan ujung tali. Berikut adalah langkah-langkah dalam merebahkan/merobohkan sapi dengan menggunakan metode Burley: 1. Sapi dipegang dengan tali leher yang kuat. 2. Tali diletakkan di atas punggung dengan bagian tengah tepat di atas pundak. 3. Kedua ujung tali dilewatkan di antara kaki depan dan disilangkan di sternum. 4. Masing-masing ujung tali diangkat pada kedua sisi badan dan disilangkan di punggung. 5. Tali diturunkan kembali dan dimasukkan pada sisi dalam dari kaki belakang dan sternum atau ambing. 6. Jika kedua ujung tali ditarik, maka sapi akan roboh sendiri. 7. Arah roboh sapi disesuaikan dengan keinginan operator. Gambar 1. Merebahkan/merobohkan sapi dengan menggunakan metode Burley. Sumber : https://dokadil.wordpress.com/2018/02/26/teknik-merebahkan-merobohkan-sapi/ Metode Rope Squeeze Ada 3 cara merebahkan/merobohkan sapi dengan menggunakan metode Rope Squeeze. Cara 1 1. Buatlah lingkaran seputar leher sapi dengan menggunakan simpul kupu-kupu 2. Pindahkan ujung tali ke sisi lain yang berlawanan melalui punggung sapi 3. Melewati bagian bawah sapi, peganglah ujung itu dan lingkarkan pada tubuhnya 4. Buatlah ikatan mati tepat di belakang pundak 5. Buatlah tali seperti diatas tepat di depan ambing 6. Tariklah tali tersebut, maka sapi akan roboh Gambar 2. Simpul kupu-kupu(kiri) dan simpulan tali metode Rope Squeeze cara 1(kanan). Sumber : https://dokadil.wordpress.com/2018/02/26/teknik-merebahkan-merobohkan-sapi/ Cara 2 Metode Rope Squeeze cara 2 memiliki kemiripan dengan cara 1. Perbedaannya terdapat pada lingkar pertama dengan menempatkan tali di atas leher sapi serta melewatkan di antara kaki depan. Keuntungan dengan cara 2 ini adalah tekanan akan berada di belakang pundak sapi dan tidak di atas trakhea pada saat dilakukan penarikan simpulan tali sapi. Gambar 3. Bentuk simpulan tali pada metode Rope Squeeze cara 2. Sumber : https://dokadil.wordpress.com/2018/02/26/teknik-merebahkan-merobohkan-sapi/ Cara 3 Metode Rope Squeeze cara 3 mirip dengan cara 1. Perbedaannya adalah simpul kupu-kupu yang dilingkarkan dibuat pada sekitar tanduk. Gambar 4. Bentuk simpulan tali pada metode Rope Squeeze cara 3. Sumber : https://dokadil.wordpress.com/2018/02/26/teknik-merebahkan-merobohkan-sapi/ Posisi penarikan tali simpul sapi harus berlawanan dengan arah tubuh sapi. Tarik simpul di kepala ke kiri dan badan ke kanan atau sebaliknya. Jangan dari arah yang bersamaan, karena kalau arahnya bersamaan maka sapi takkan roboh. Setidaknya butuh sekitar 7 orang untuk melakukan teknik merebahkan/merobohkan sapi tersebut dan sapi yang dirobohkan tersebut tidak akan merasa kesakitan. Tiga (3) orang melakukan penarikan tali, satu (1) orang memegang kepala, dua (2) orang memegang kaki, dan satu (1) orang lagi untuk mendudukan tubuh sapi. Proses merebahkan/merobohkan sapi dengan menggunakan teknik ini dapat dilaksanakan maksimal selama 10 menit hingga jatuh. Teknik-teknik merebahkan/merobohkan sapi ini merupakan teknik yang sangat efektif, lebih cepat, dan tidak menimbulkan cedera baik pada sapi maupun orang yang melakukan perebahan/perobohan. Teknik merobohkan sapi dengan metode Burley dipilih karena lebih mudah untuk diadopsi masyarakat dan membutuhkan alat yang sederhana yaitu tali tambang ukuran panjang sekitar 6 meter. Selama ini masyarakat merobohkan sapi dengan cara “njigung” atau mengikat kaki sapi kemudian ditarik sekuat-kuatnya sampai sapi ambruk. Hal tersebut kurang tepat karena bisa melukai sapi dan juga operator atau masyarakat yang merobohkan sapi tersebut, pemaksaan dalam merobohkan sapi juga melanggar prinsip kesejahteraan hewan atau animal welfare. Sedangkan Tali Keluh atau Tali Telusuk juga merupakan teknik handling pada sapi. Tali Keluh dipasang dengan cara menusukkan tang penusuk hidung atau pasak bambu runcing pada sekat antara lubang hidung kiri dan kanan yang telah diolesi antiseptic terlebih dahulu untuk menghindari infeksi. Setelah sekat hidung sapi berlubang, kemudian dipasang cincin atau tali. Proses keluh ini apabila dilakukan dengan tepat sasaran tidak akan menimbulkan luka karena yang tertusuk adalah selaput tulang rawan pada hidung sapi. Fungsi dasar memasang tali keluh pada sapi adalah untuk mengendalikan sapi. Tali keluh memudahkan sapi diluar kandang misalnya pemindahan sapi, pengawinan, pemeriksa kesehatan dan lain-lain. Pemasangan tali keluh pada sapi umunya dilakukan ketika sapi berusia lebih dari satu tahun. Gambar 5. Pemasangan tali keluh pada sapi yang dilakukan secara tradisional. Sumber; Arifikob, 2017 2. Penggunaan Tali Keluh/Telusuk dalam Animal Welfare Animal welfare merupakan suatu usaha kepedulian yang dilakukan oleh manusia untuk memberikan kenyamanan kehidupan terhadap hewan. Manusia sebaiknya mampu bertanggung jawab terhadap seluruh hewan yang hidup dipelihara maupun hidup liar. Selayaknya manusia, hewan juga mempunyai perasaan kebosanan, kenyamanan, kesenangan, atau penderitaan (Eccleston, 2009). Dalam konsep animal welfare terdapat lima aspek kebebasan hewan yang telah diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi semua hewan yakni kebebasan dari kelaparan dan kehausan, kebebasan dari ketidaknyamanan, kebebasan dari kesakitan, cedera, dan penyakit, kebebasan untuk mengekspresikan tingkah laku secara alamiah, kebebasan dari ketakutan dan stres (Main, 2003). Teknik yang biasa digunakan dalam pengendalian (handling) sapi di Indonesia adalah teknik keluh. Teknik keluh pada sapi adalah sebuah tekhnik pengendalian dengan cara memasangkan tali telusuk menembus sekat hidung dan disimpulkan di kepala sapi. Teknik ini memerlukan ketrampilan karena dalam proses pengeluhan dapat memungkinkan terjadinya luka/iritasi pada septum nasi yang dapat menyebabkan infeksi. Pada awal juni 2011 pemerintah Australia melakukan pelarangan ekspor sapi hidup ke Indonesia, setelah didesak oleh warganya karena isu Animal Welfare. Sapi Brahman Cross di negara asalnya (Australia) dipelihara dengan manajemen peternakan lepas (grazing) pada padang pengembalaan yang sangat luas dengan kawanan berjumlah besar dengan sistem perkawinan silang secara alami, dan dukungan pakan hijauan maupun penguat, yang secara kuantitatif maupun kualitatif mencukupi. Setelah mengalami proses adaptasi minimal selama tiga bulan di feed loter, sapi tersebut dibagikan pada masyarakat dalam keadaan bunting dan masih dalam temperamen yang agak liar. Pengeluhan pada sapi sebenarnya melanggar lima azas kebebasan hewan yakni dalam azas bebas dalam mengekspresikan hidup alami dan bebas dari rasa ketidaknyamanan. Kondisi peternakan di Indonesia yang masih tradisional tidak memungkinkan sapi dibiarkan bebas dikarenakan terbatasnya lahan yang dimiliki peternak sehingga peternak menggunakan teknik keluh untuk mengendalikan sapi peliharaanya. Pengeluhan sapi di Indonesia dianggap suatu hal yang lumrah dan diperbolehkan oleh pemerintah dikarenakan kondisi peternakanan tradisional masyarakat Indonesia. 3. Penggunaan Tali Keluh/Telusuk dalam Budaya Bali Tali telusuk atau tali keluh adalah tali dengan ukuran 6-8 mm yang dipasang simpul tertentu yang melingkari tulang tengkorak yang dipasang menembus sekat hidung dan digunakan untuk mengendalikan sapi. Penggunaan tali telusuk pada sapi bali bagi masyarakat Bali yang bermata pencaharian sebagai peternak merupakan hal yang lumrah. Bukan hanya pada peternak di Bali, tetapi pada masyarakat di daerah lainnya yang berprofesi sebagai peternak sapi juga menggunakan tali telusuk. Tali telusuk mempunyai fungsi sebagai cara untuk mengendalikan sapi. Teknik pemasangan tali telusuk cukup sederhana akan tetapi hal inilah yang menjadi ciri khas dari pemeliharaan sapi. Lain daerah lain pula cara pemasangan telusuk pada sapi. Pemasangan tali telusuk oleh peternak dilakukan sendiri dengan cara yang sederhana. Berdasarkan hasil wawancara dengan peternak sapi (Kasim, 2011) di Banjar Celagi Basur, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, saat pemasangan tali telusuk pertama-tama sapi diikat di pohon agar tidak banyak bergerak. Tali yang digunakan untuk telusuk pada ujung tali dibakar sedikit agar mengerucut selanjutnya dipasangkan kawat kecil. Ujung yang runcing tersebut dimasukkan pada hidung untuk melubangi sekat hidung (septum nasales) secara perlahan-lahan. Setelah ujung ranting yang runcing dimasukan ke sekat hidung, ujung tali yang sudah diberi kawat dimasukkan ke bagian runcing ranting. Setelah tali terlihat dari sisi hidung yang lain, tali tersebut ditarik secara perlahan dan disimpul pada tali sebelumnya. Simpul yang digunakan pada tali telusuk dan tali keluh sangat berbeda. Peternak sapi bali di Bali umumnya menggunakan 11 jenis simpul yang berbeda, jenis terbanyak yang digunakan adalah Overhand Knot, Overhand Knot variasi, serta simpul yang khas sapi bali yang tidak sesuai dengan buku acuan. Sedangkan peternak sapi di Jawa menggunakan 3 jenis simpul tali keluh yakni Sheet Bend Knot, Harness Bend, dan Sheet Bend Knot variasi. Gambar 5. Tali Telusuk sapi bali yang dikoleksi di RPH Pesanggaran, Bali. A. Telusuk khas sapi bali yang tidak terdapat dalam buku acuan, B. Overhand Knot. Sumber: Ilmi,2012 Gambar 6. Tali Keluh sapi di Jawa yang dikoleksi di RPH Kedurus, Surabaya. A. Harness bend knot, B. Sheet bend modifikasi, C. Sheet bend dengan 3 belitan, D. Sheet bend dengan 10 belitan. Sumber: Ilmi,2012 DAFTAR PUSTAKA Ilmi, FF., Batan, IW., Soma, IG., 2012. Karakteristik Simpul Tali Telusuk Sapi Bali dan Tali Keluh Sapi. Indonesia Medicus Veterinus. Vol. 1(3) : 305 – 319 Awaludin, A., Nugraheni,YR., Nusantoro, S. 2017. Teknik Handling dan Penyembelihan Hewan Qurban. Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan. Vol. 2(2) : 84 – 97 Wenno, CRF., Swacita, IBN., Suada, IK. 2015. Penerapan Animal Welfare pada Proses Pemotongan Sapi Bali di Rumah Pemotongan Hewan Pesanggaran, Denpasar Bali. Indonesia Medicus Veterinus Juni. Vol. 4(3) : 238 – 248 Harahap, AKS. 2018. Teknik Merebahkan/Merobohkan Sapi. [Online] : https://dokadil.wordpress.com/2018/02/26/teknik-merebahkan-merobohkan-sapi/ diakses pada 29 November 2020 Saputra, Isvan. 2014. Keluh Sapid an Animal Welfare. [Online] : http://isvansaputra.blogspot.com/2014/03/keluh-sapi-dan-animal-welfare.html diakses pada 29 November 2020 Arifikob. 2017. Cara Memasang Tali Keluh Sapi. [Online] : https://steemit.com/animal/@arifikob/cara-memasang-tali-keluh-sapi199d507aeeec6#:~:text=Tali%20keluh%20adalah%20tali%20yang,pemeriksa%20keseh atan%20dan%20lain%2Dlain diakses pada 29 November 2020