Laporan Praktikum Fisika Laboratorium I-01111840000005 1 Getaran Teredam Amastasia Salsabila Muliawati, Dzakirotur Rifdah, dan Iim Fatimah. Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail : amastasiasalsabila@gmail.com Abstrak— Percobaan ini berjudul getaran teredam yang bertujuan untuk mengetahui jenis redaman pada percobaan getaran teredam, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi redaman, menentukan konstanta redaman sistem pegas dan rasio redaman serta membandingkan pada 2 medium yang berbeda. Pada percobaan ini diawali dengan bejana yang diisi oleh air. Setelah itu massa beban yang akan digunakan ditimbang. Pegas spiral yang telah dipasang pada statif kemudian diberi beban yang bervariasi yaitu beban pada besi pengkait itu sendiri kemudian ditambah dengan beban A dan untuk beban 3 ditambah lagi dengan beban B. Setelah itu diberi simpangan sebesar 5 cm untuk setiap beban yang berbeda. Direkam dan diukur waktu lamanya beban berosilasi hingga mencapai osilasi ke 4. Diulangi percobaan tersebut selama 3 kali dengan variasi medium yang berbeda serta pegas spiral yang memiliki ketetapan berbeda. Pada percobaan ini digunakan prinsip getaran teredam serta damping ratio yang sangat berpengaruh dalam perhitungan hasil dari percobaan ini. Pada percobaan ini didapatkan rasio peredam rata-rata untuk semua variasi yaitu <1. Pada grafik yang ditampilkan memiliki output yang melesat naik untuk mencapai input dan turun dari nilai yang kemudian berhenti pada kisaran nilai input. Respon inilah yang memiliki efek osilasi sehingga terlihat bahwa jenis redaman yang terjadi pada percobaan ini adalah jenis redaman kecil (underdamped). Faktor-faktor yang mempengaruhi redaman ialah massa beban, konstanta pegas dan juga medium pada percobaan. Didapatkan nilai rata-rata dari rasio redaman pada medium air sebesar 0.06293 dan rata-rata rasio redaman pada medium udara sebesar 0.00027. Rata-rata konstanta pada medium air sebesar 0.08501 dan rata-rata konstanta pada medium udara sebesar 0.0001478. Dari data tersebut terlihat pada medium air memiliki redaman yang lebih besar dibandingkan medium udara. Berdasarkan perbandingan tersebut objek lebih lama berosilasi jika dibandingkan yang berada pada medium air . Kata kunci – Getaran, Pegas, Redaman I. PENDAHULUAN P ADA kehidupan sehari-hari kita banyak benda disekitar kita yang bergerak dan bergetar. Banyak sekali manfaat yang kita gunakan pada benda yang bergetar tersebut. Contohnya bandul jam yang bergetar, senar gitar yang dipetik, dan mesin-mesin bermotor yang selalu bergetar saat menyala. Contoh lain jika kita berteriak di ruangan terbuka tentunya teriakan kita akan hilang seiring jauhnya jarak. Hal ini tentunya merupakan contoh getaran teredam. Suara yang melewati udara akan semakin kecil amplitudonya disebabkan gaya gesek atau gaya hambat yang diberikan udara. Osilasi atau yang disebut dengan getaran adalah gerakan yang berulang akibat adanya gangguan. Gerakan tersebut lama-kelamaan akan teredam dengan periode tertentu. Karena hilangnya gangguan yang ada. Studi tentang osilasi kali ini terkait dengan gerak harmonic sederhana. Dalam kasus ini osilasi akan ditinjau pada gerak linear dan osilasi pada gerak angular. Sedangkan gelombang pada dasarnya merupakan energi yang dijalarkan melalui medium. Misalnya gelombang air pada mediumnya air, gelombang suara pada mediumnya udara, gelombang tali pada mediumnya pada tali [3]. Daripada itu terdapat getaran harmonik dan anharmonik yang sebagaimana sangat berhubungan dengan osilasi atau getaran. Getaran harmonik dapat dikatakan juga sebagai gerak yang berulang secara teratur. Gerak harmonic juga dapat didefinisikan juga sebagai gerak yang dijalankan oleh partikel yang tunduk pada gaya yang sebanding dengan perpindahan partikel, tetapi berlawanan tanda. Sebuah istilah yang berarti gerak periodic merupakan fungsi sinus waktu. Contohnya pada sistem balok pegas membentuk osilator harmonic linear sederhana, dimana linear menunjukkan bahwa F sebanding dengan x, bukan kepada suatu gaya x lainnya. Frekuensi sudut ω gerak harmonic sederhana dari balok dihubungkan ke konstanta pegas k dan massa balok m [2]. Sedangkan getaran anharmonik merupakan kebalikan dari getaran harmonic dimana pada getaran anharmonik terdapat amplitude yang diberikan sangat besar pada suatu pendulum. Sehingga hal tersebut membuktikan bahwa periode suatu pendulum sederhana bergantung pada amplitude yang diberikan. Gerak suatu pendulum berulang sendirinya hanya setelah siklus dua atas dan bawah. Setelah itu akan terjadi penggandaan periode yang jika diteruskan akan menyebabkan getaran tersebut tak berulang lagi meskipun gerak pendulumnya sepenuhnya ditentukan oleh posisi awalnya, kecepatan awalnya, dan gaya-gaya yang bekerja padanya [5]. Dalam getaran terdapat beberapa besaran diantaranya frekuensi, periode, simpangan dan amplitudo. Frekuensi sendiri merupakan banyaknya getaran yang terjadi pada setiap satuan waktu. Frekuensi dilambangkan dengan F dan persatuan hertz. Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk dapat melakukan satu kali getaran, periode ini dilambangkan dengan T satuan sekon. Untuk simpangan adalah jarak yang ditempuh benda bergetar dan dihitung dari titik kesetimbangan dilambangkan dengan Y dan persatuan meter. Amplitudo merupakan sumbangan maksimum yang dapat ditempuh dengan bergetar, amplitudo ini dilambangkan dengan satuan meter[4]. Gelombang adalah getaran yang merambat melalui media tertentu. Oleh karena itu, gelombang membawa energi dengan jumlah tertentu. Pada umumnya gelombang membutuhkan medium untuk merambat. Akan tetapi tidak semua memiliki sifat seperti itu. Salah satu contohnya merupakan gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat merambat melalui ruang hampa. Laporan Praktikum Fisika Laboratorium I-01111840000005 2 parameter yang menggambarkan bagaimana benda berosilasi atau bergetar menuju diam. Damping ratio juga bisa dikatakan sebagai perbandingan antara peredaman sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis. Dapat diketahui dengan persamaan π π= (2) 2√π.π Gambar 1. Skema Rangkaian Getaran Teredam Berdasarkan arah rambat gelombang maka dibedakan menjadi 2 yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang longitudinal memiliki arah rambat dan arah getaran yang sama sedangkan gelombang transversal memiliki arah rambat gelombang yang tegak lurus dengan arah gerakan. Gelombang memiliki energy pengulangan serupa dengan getaran, tetapi memungkinkan untuk mentransmisikan energy dan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa memindahkan medium lain yang dilaluinya.[5] Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan yang membahas mengenai gaya dalam ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastis pada pegas. Hukum Hooke adalah prinsip fisika yang menyatakan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk memperpanjang atau memperpendek pegas denagn jarak tersebut. Robert Hooke adalah fisikawan Inggris adab ke-17. pada tahun 1678, ia menyatakan bahwa “Kekuatan dari setiap badan pegas (dalam proporsi yang sama) dengan perpanjangan nya”. Pernyataan ini melahirkan konsep elastisitas. Elastisitas adalah sifat fisik material yang berubah bentuk dibawah tekanan tetapi kembali ke bentuk (posisi) aslinya ketika tekanan dihilangkan. Dengan kata lain, Hukum Hooke (satu dimensi) menggambarkan hubungan antara gaya yang diterapkan pad apegas yang tidak teregang dan jumlah pegas yang diregangkan saat gaya diterapkan Hukum Hooke dinayatakan secara sistematis sebagai berikut[1]. πΉ = −ππ₯ (1) Sebuah pendulum akan berayun sebentar dalam air, karena air dapat memberikan pendulum suatu gaya gesek yang cepat menghilangkan gerak. Sebuah pendulum berayun di udara lebih baik, tapi masih akan berhenti pada akhirnya, karena udara memberikan gaya hambat pada pendulum, yang kemudian menstransfer energy dari gerakan pendulum tersebut. Ketika gerak sebuah osilator dan gerakannya dikatakan teredam (damped). Terdapat 3 jenis getaran teredam, yaitu underdamped yang merupakan getaran kurang teredam yang membutuhkan waktu paling lama untuk berhenti pada posisi setimbangnya. Kemudian crtical damping yang merupakan getaran yang tiba-tiba secara cepat berhenti pada posisi setimbangnya. Dan yang terakhir ialah overdamped yang membutuhkan waktu cukup cepat untuk berhenti pada posisi setimbangnya [2]. Damping ratio (rasio redaman) merupakan Dimana c adalah konstanta peredaman, k konstanta pegas, dan m adalah massa. Kondisi-kondisi yang dipengaruhi oleh besarnya damping ratio pada suatu sitem yaitu pada kondisi peredaman underdamped, damping ratio yang dimiliki oleh system kurang dari satu. Pada kondisi peredaman critical damped, damping rasio yang dimiliki system sama dengan satu, sedangkan pada kondisi peredaman overdamped, damping rasio yang dimiliki oleh system lebih dari satu [3] Bila kita memainkan gitar, otomatis senar gitar akan kita petik. Senar akan mengalami osilasi atau getaran. Bila tidak kita petik lagi, maka lama-kelamaan senar giatr tersebut akan berhenti bergetar. Getaran senar ini akan teredam dengan sendirinya oleh gesekan udara dan gaya tegang pada senar. Dimulai dari tali yang digoyangkan secara ritmis ebebrapa kali. Gelombang diatur sepanjang sebelumnya. Kirim gelombang sinus kebawah tali. Pada frekuensi getaran tertentu, impuls memantulkan bolak-balik antara tangan dan jangkar sehingga efeknya bertambah bersama. Setiap titik pada tali mengalami gaya ke atas, lalu ke bawah, lalu ke atas lagi, lalu kebawah lagi. Impuls yang tercemin menguatkan, gerakan menyamping dari tali di leboh-lebihkan,sehingga gelombang berdiri[5]. II. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan getaran teredam ialah pegas spiral yang berfungsi untuk membuat benda dapat berosilasi sesuai yang diharapkan pada percobaan ini. Lalu terdapat statif yang berfungsi sebagai tempat meletakkan nya pegas dan beban yang dapat diukur ketinggian menyesuaikan dengan keadaan. Penggaris yang berfungsi untuk mengukur simpangan yang berosilasi. Kemudian beban sebagai objek yang akan diamati serta pemberat pegas. Bejana sebagai media beban berosilasi juga sebagai media air dalam percobaan getaran teredam. Fluida sebagai media juga namun cenderung sebagai peredam beban saat berosilasi. Kamera handphone yang terdapat slow motion berfungsi sebagai merekam kejadian yang terjadi begitu cepat menjadi begitu lambat agar dapat dilakukan penghitungan yang akurat. Dan yang terakhir terdapat neraca yang berfungsi sebagai mengukur massa beban yang akan dijadikan sebagai objek percobaan. B. Skema Alat Dalam percobaan ini skema rangkaian yang tersusun ialah berupa foto alat dan bahan yang sudah disiapkan yaitu pada Gambar 1. C. Langkah Kerja Langkah kerja pada percobaan getaran teredam ini diawali dengan dimasukkannya air pada bejana yang telah disediakann, kemudian ditimbangnya 3 beban serta besi pengkait pegas. Beban diletakkan pada wadah beban. Dihubungkan pegas pada statif yang disipakan. Lalu diberi Laporan Praktikum Fisika Laboratorium I-01111840000005 3 START beban Alat dan bahan dipersiapkan Wadah Wadah + beban A Diisi bejana dengan fluida Wadah + beban B Ditimbang beban yang akan digunakan Wadah + beban C Digantung pegas ke statif dan diukur simpangan awal Wadah + beban D Diberi simpangan 5 cm dan diukur waktu pegas berosilasi sebanyak 4 getaran Apakah sudah dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali? Belum 2,71 2,71 2,6 3,31 3,37 3,33 3,87 3,39 3,52 3,62 3,68 3,61 3,71 3,5 3,45 Massa (Kg) 0.1061 0.1061 0.1061 0.06138 0.06138 0.06138 0.06406 0.06406 0.06406 0.06192 0.06192 0.06192 δ 0.036 0.048 0.064 0.028 0.036 0.036 0.02 0.028 0.028 0.024 0.024 0.018 fn (Hz) F (Hz) K (N/m) 1.476 1.476 1.538 1.208 1.187 1.201 1.034 1.180 1.136 1.105 1.087 1.108 1.475 1.474 1.535 1.208 1.186 1.200 1.033 1.179 1.136 1.105 1.087 1.108 9.116 9.116 9.904 3.535 3.410 3.493 2.699 3.517 3.262 2.982 2.885 2.998 Cc 1.967 1.967 2.050 0.932 0.915 0.926 0.832 0.949 0.914 0.859 0.845 0.862 C 0.071 0.094 0.131 0.026 0.033 0.033 0.017 0.027 0.026 0.021 0.020 0.016 D. Flowchart Berdasarkan langkah kerja yang telah dilakukan dalam percobaan ini, maka dapat dibuat diagram alirnya untuk mempermudah dan merangkum langkah kerja yang sudah ada menjadi simpel serta mudah dipahami seperti pada Gambar 2. Apakah sudah variasi beban? pegas ? Sudah Apakah sudah variasi pegas dan fluida? t (s) Tabel 2. Data Hasil Perhitungan pegas 1 fluida air Sudah Belum Tabel 1. Data pengukuran pegas 1 fluida air Pengula Simpangan (cm) ngan X0 X1 X2 X3 X4 ke1 5 3,5 3 2,5 2 2 5 5 3 2 1,5 3 5 5 2,5 1,5 1 1 5 5 4 3 2,5 2 5 5 4 3 2 3 5 5 3,5 3 2 1 5 5 4 3,5 3 2 5 5 3,5 3 2,5 3 5 5 3,5 3 2,5 1 5 5 4 3 2,5 2 5 5 4 3 2,5 3 5 5 4 3,5 3 1 5 5 3,5 2,5 2 2 5 5 3,5 2,5 2 3 5 5 3,5 2,5 2 Belum Sudah E. Persamaan Pada percobaan getaran ini dilakukan perhitungan untuk menentukan konstanta redaman dan rasio redaman. Persamaan-persamaan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain : Untuk mencari rasio redaman : δ = FINISH Gambar 2. Flowchart Getaran Teredam simpangan besi pengkait tanpa beban. Direkam saat objek melakukan osilasi hingga melakukan bolak-balik melewati titik kesetimbangan selama 4 kali. Kemudian diberi satu beban dan diberi label A untuk dijadikan objek osilasi. Kemudian diberi simpangan sebesar 5 cm. Setelah itu direkam objek yang berosilasi hingga 4 getaran atau 4 kali bolak-balik melewati titik setimbang. Setelah itu, ditambahkan beban lagi selain beban label A, beban kedua diberi label B. kemudian diberi simpangan 5 cm sama seperti sebelumnya. Kemudian direkam hingga objek berosilasi hingga 4 kali melewati titik kesetimbangan. Diulangi percobaan tersebut selama 3 kali dengan variasi medium yang berbeda serta pegas spiral yang memiliki ketetapan berbeda. ln π₯π π₯π+1 √4π2+ππ2 π₯ π₯π (3) π+1 Untuk menentukan rasio redaman rata-rata : δ1+ δ2+δ3 δΜ = 3 Untuk menentukan frekuensi alami : π ππ = π‘ Untuk menentukan frekuensi redaman : π = ππ √1 − πΏ 2 Untuk menentukan konstanta pegas : K = (fn2π)2 x m Untuk menentukan koefisien redaman kritis : ππ = √4ππΎ Untuk menentukan actual damping coefficient : C=Cc. δ2 Untuk membuat Grafik : π¦ = π΄π −πΏ2πππ π‘ cos (2πππ‘) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Laporan Praktikum Fisika Laboratorium I-01111840000005 4 πΆπ = √4ππΎ = √4 × 0.06138 × 3.535 = 0.932 (17) Sedangkan untuk koefisien redaman actual yaitu dengan πΆ = πΆπ × πΏπππ‘π−πππ‘π = 0.932 × 0.033 = 0.026 (18) Sehingga dari contoh hasil perhitungan diatas, dapat dijadikan tabel hasil perhitungan seperti pada Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8 dengan massa beban yang berbeda serta medium berbeda pula. C. Grafik Berdasarkan percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan grafik pada Gambar 2. dan Gambar 6, 7 dan 8 yang terdapat pada lampiran Gambar 3. Grafik pegas 1 fluida air pada massa 0.1061 III. PEMBAHASAN A. Analisa Data Percobaan ini didapatkan data-data berupa massa wadah beban yaitu 0,1061 kg. Variasi yang digunakan ialah massa pengkait beban A bernilai 0,06138 kg, beban B bernilai 0,06406 kg, beban C bernilai 0,06192 kg dan beban D bernilai 0,06716 kg. Kemudian pegas 1 dan 2 , serta medium udara dan air, masing-masing pengulangan 3 kali. Setelah dijadikan kedalam bentuk tabel, didapatkan 4 tabel hasil analisis data percobaan getaran teredam. B. Perhitungan Dari analisa data, dapat dihitung rasio redaman rata-rata, frekuensi alami, frekuensi redaman, konstanta pegas masing-masing, koefisien redaman kritis, dan besarnya redaman actual. Diambil dari salah data dari tabel 2 yaitu data simpangan dan waktu dengan pegas B di udara untuk beban 3 Diketahui : m = 0,1061 kg n =4 Pada data pengulangan ke-1, untuk menghitung nilai rasio redaman dimisalkan simpangan yang dijadikan acuan ialah x1 (simpangan pertama) sehingga dapat ditulis persamaan πΏ1 = ln( π₯1 ) π₯1+1 √4π2 +[ln( (11) π₯1 π₯1+1 )] 2 0.05 πΏ1 = ln(0.05) √4π2 +[ln(0.05)] 2 =0 (12) 0.05 Begitu juga untuk pengulangan ke-2, ke-3 dan ke-4, didapatkan nilai. Sehingga dapat dicari rasio redaman rataratanya seperti πΏ +πΏ +πΏ +πΏ πΏπππ‘π−πππ‘π = 1 2 3 4 = 0.033 (13) 4 Kemudian dicari frekuensi alami pada data tersebut menggunakan waktu rata-rata dari pengulangan 1,2 dan 3 sehingga π 4 ππ = = = 1.208 π»π§ (14) π‘πππ‘π−πππ‘π 3.31 Ketika sudah didapatkan fn & δ, dapat dicari konstanta pegasnya dengan cara πΎ = (2πππ )2 π = (2π × 1.208)2 0.06138 = 3.535 N/m (15) Sedangkan untuk menghitung frekuensi redaman yaitu menggunakan π = ππ √1 − πΏ 2 = 1.208√1 − 0.0332 = 1.028 π»π§ (16) Setelah itu untuk mencari koefisien redaman kritis dapat digunakan cara D. Pembahasan Telah dilakukan percobaaan getaran teredam yang menggunakan prinsip jenis getaran underdamped. Pada saat pratikum, peristiwa fisis yang terjadi ialah suatu benda yang belum mengalami osilasi dikarenakan tidak mendapatkan simpangan sejauh x, melainkan simpangan awal yang diberikan masih x=0. Kemudian, ketika objek tersebut diberikan simpangan sepanjang x = 5 cm, benda tersebut mulai berosilasi ke atas dan kebawah melewati titik kesetimbangan. Pada saat objek mengalami osilasi keatas dan kebawah melewati titik kesetimbangan, gaya yang terjadi ialah gaya gravitasi suatu objek serta gaya tarik sejauh 5 cm, serta gaya stokes yang merupakan gaya hambat yang berupa medium itu sendiri. Pada percobaan ini menggunakan 2 medium yaitu udara dan air. Udara memiliki koefisien gesekan lebih kecil daripada air, hal tersebut yang membuat objek yang berosilasi pada medium air lebih cepat berhenti daripada objek yang berosilasi pada medium udara. Kemudian, pegas dapat membuat suatu objek dapat mengalami osilasi, karena pegas dapat memberikan energy total yang berupa energy kinetic dan energy potensial pegas. Ketika benda yang disimpangkan sejauh x = 5cm ( simpangan maksimum ) maka energy yang berlaku pada kondisi tersebut ialah energy potensial saja. Karena pada saat kondisi simpangan maksimum, energy kinetic bernilai nol (tidak mempunyai kecepatan awal) sedangkan energy potensial pegasnya bernilai maksimum. Ada beberapa gaya yang mempengaruhi redaman. Adanya gaya pegas yang menjadi gaya pemulih akan mempertahankan benda untuk berosilasi, akan tetapi karena pegas digerakkan dalam air, maka osilasi akan teredam dan akan berhenti. Hal ini dikarenakan saat sistem berosilasi, terjadi gaya gesekan dengan fluida yang disebut dengan gaya Stokes. Nilai gaya Stokes dipengaruhi oleh viskosistas suatu fluida. Semakin besar nilai viskositas suatu fluida, maka nilai gaya Stokes akan semakin besar pula sehingga redaman yang terjadi akan menjadi redaman kritis atau redaman besar. Hal ini disebabkan karena viskositas/kekentalan berhubungan dengan kerapatan molekul pada fluida. Yang mana semakin rapat molekul pada fluida, maka fluida semakin berpotensi untuk membuat sistem memiliki jenis redaman kritis maupun besar atau semakin membuat suatu sistem sulit untuk berosilasi. Untuk pengaruh variasinya, pada variasi beban massa beban berpengaruh terhadap jarak simpangan yang terbentuk. Saat beban yang digunakan semakin berat, maka simpangan yang terbentuk akan memiliki jarak yang semakin jauh. Untuk variasi pegas, pegas 2 pengaruh Laporan Praktikum Fisika Laboratorium I-01111840000005 5 redamannya lebih besar dibanding pegas 1, hal ini dikarenakan konstanta pegas 2 lebih besar dibanding pegas 1 sehingga semakin besar nilai kontanta pegas, maka semakin besar juga nilai redaman yang mempengaruhi pegas tersebut. Untuk variasi fluida, pengaruh redaman lebih besar pada air dibanding dengan udara. Hal ini dikarenakan vsikositas air lebih besar dibanding udara. Getaran teredam memiliki 3 jenis berdasarkan intensitas peredamnya, yaitu underdamped, critical damped, dan overdamped. Perbedaan dari ketiga jenis getaran teredam ini adalah yang pertama pada getaran teredam kecil yang memiliki syarat rasio redaman kurang 1 dimana suatu objek akan masih berosilasi sebelum dia berhenti lama. Hal yang menggambarkan grafik yang terjadi merupakan grafik eksponensial dimana grafik yang terbentuk berupa sinyal sinusoidal mendekati nol. Kemudian untuk perbedaan critical damping dengan overdamped ialah bisa dibilang tidak jauh beda, hanya tetapi pada crtical damping, objek yang berosilasi berhenti seketika. Sedangkan pada overdamped objek yang berosilasi akan berhenti , namun tidak secara tiba-tiba , dan berhenti tanpa melewati titik kesetimbangan. Rasio redaman pada critical damped memiliki rasio =1 sedangkan overdamped > 1, hal tersebut menjadikan bahwa grafik yang dimiliki oleh critical damping sama dengan overdamped, namun pada critical damping grafiknya lebih curam mendekati nol jika dibandingkan dengan grafiknya overdamped yang terbilang landai. Berdasarkan data pada praktikum yang telah dilakukan, didapatkan perhitungan rasio redaman suatu getaran, tidak melebihi dari 1, namun kurang dari nol. Dan juga grafik ini semakin lama, ampiltudo atau simpangan menjadi berkurang melainkan amplitude amplitude limit mendekati nol. Pada grafik yang ditampilkan memiliki output yang melesat naik untuk mencapai input dan turun dari nilai yang kemudian berhenti pada kisaran nilai input. Respon inilah yang memiliki efek osilasi. Serta didapatkan nilai rata-rata dari rasio redaman pada medium air sebesar 0.06293 dan ratarata rasio redaman pada medium udara sebesar 0.00027. Rata-rata konstanta pada medium air sebesar 0.08501 dan rata-rata konstanta pada medium udara sebesar 0.0001478. Dari data tersebut terlihat pada medium air memiliki redaman yang lebih besar dibandingkan medium udara. Berdasarkan perbandingan tersebut objek lebih lama berosilasi jika dibandingkan yang berada pada medium air. Pada percobaan ini terdapat beberapa error, dimana pada beberapa rasio redaman menghasilkan nilai 0 , dimana apabila dibentuk menjadi grafik. Maka akan menghasilkan grafik yang berbeda jauh dari grafik lainnya yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan adanya simpangan yang memiliki nilai yang sama secara berurutan yang nantinya menghasilkan nilai 0 apabila dihitung rata-rata nya. Grafik yang tidak sesuai dapat dilihat pada Gambar 15 dan Gambar 20. percobaan. Dimana pada variasi beban massa beban berpengaruh terhadap jarak simpangan yang terbentuk. Pada percobaan ini didapatkan rata-rata konstanta redaman pada sistem pegas dan rasio redaman yaitu : A) Pada pegas 1 dengan fluida air, m=0.1061 Kg ,δ=0.0493 dan C=0.0988 B) Pada pegas 1 dengan fluida air, m=0.6138 Kg, δ=0.033, dan C=0.031 C) Pada pegas 1 dengan fluida air, m=0.06406 Kg, δ=0.025, dan C=0.023 D) Pada pegas 1 dengan fluida air, m= 0.06192 Kg, δ=0.022 dan C=0.019 E) Pada pegas 1 dengan fluida air, m=0.06716 Kg, δ=0.036 dan C=0.034 F) Pada pegas 2 dengan fluida air, m=0.1061 Kg ,δ=0.381 dan C=0.585 G) Pada pegas 2 dengan fluida air, m=0.06138 Kg ,δ=0.024 dan C=0.017 H) Pada pegas 2 dengan fluida air, m=0.06406 Kg ,δ=0.00933 dan C=-0.006 I) Pada pegas 2 dengan fluida air, m=0.06192 Kg ,δ=0.0296 dan C=0.021 J) Pada pegas 2 dengan fluida air, m=0.06716 Kg ,δ=0.03733 dan C=0.027 K) Pada pegas 1 dengan fluida udara, m=0.1061 Kg ,δ=-0.00033 dan C=-0.01 L) Pada pegas 1 dengan fluida udara, m=0.06138 Kg ,δ=0.001667 dan C=0.001 M) Pada pegas 1 dengan fluida udara, m=0.06406 Kg ,δ=0 dan C=0 N) Pada pegas 1 dengan fluida udara, m=0.06192 Kg ,δ=0.000667 dan C=0.001 O) Pada pegas 1 dengan fluida udara, m=0.06716 Kg ,δ=0.000667 dan C=0.001 P) Pada pegas 2 dengan fluida udara, m=0.1061 Kg ,δ=-0.000667 dan C=-0.001 Q) Pada pegas 2 dengan fluida udara, m=0.06138 Kg ,δ=0.00136dan C=0 R) Pada pegas 2 dengan fluida udara, m=0.06406 Kg ,δ=0dan C=0 S) Pada pegas 2 dengan fluida udara, m=0.06192 Kg ,δ=0.00133 dan C=0.001 T) Pada pegas 2 dengan fluida udara, m=0.06716 Kg ,δ=-0.00067 dan C=-00051 Perbandingan antara redaman pada medium udara dan air adalah pada medium udara, objek lebih lama berhenti berosilasi jika dibandingkan dengan objek yang berada pada dalam air. Redaman pada medium air lebih besar diabanding medium udara. Dimana hal ini juga terlihat dari rasio redaman air rata-rata adalah 0.06293 dan rata rata rasio redaman udara 0.00027 IV. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut yaitu : 1. Jenis redaman yang terjadi pada percobaan ini adalah jenis redaman kecil (underdamped). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi redaman ialah massa beban, konstanta pegas dan juga medium pada 3. 4. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih saya ucapkan kepada bu Iim Fatimah serta mbak Dzakirotur Rifdah selaku asisten laboratorium Getaran Teredam yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan para praktikan dalam kegiatan praktikum. DAFTAR PUSTAKA [1] Giullodori “Hookers Law : Applications of recurring principle.” Michigan: Wayne State University School of Medicine (2009) Laporan Praktikum Fisika Laboratorium I-01111840000005 [2] [3] [4] [5] Halliday, David.“Physics, 7th Edition”. University of Pittsburg: John Wiley & Sons, Inc(2005) Tse,Francis.“Mekanik Getaran Teori dan Penggunaan”. Johor:Universitas Teknologi Malaysia (1978) Young, Hugh.“UNIVERSITY PHYSICS 10 th Edition”. Santa Barbara : Addison Wesley Longman, Inc (2000) Surya,Yohanes. ”Getarab dan Gelombang ”. Tangerang:PT Kandel (2009) LAMPIRAN beban Wadah Wadah + beban A Wadah + beban B Wadah + beban C Wadah + beban D beban Wadah Wadah + beban A Wadah + beban B Wadah + beban C Wadah + beban D beban Wadah Wadah + beban A Wadah + beban B Wadah + beban C Wadah + beban D Massa Tabel 3. Data pengukuran pegas 2 fluida air Pengula Simpangan (cm) ngan X0 X1 X2 X3 ke1 5 5 2,5 1 2 5 5 3 2 3 5 5 2,5 1 1 5 5 3.5 3 2 5 5 3.5 2.5 3 5 5 3.5 3 1 5 5 3.5 3 2 5 5 3 2 3 5 5 3.5 3 1 5 5 3.5 2.5 2 5 4 3 2.5 3 5 5 4.5 4 1 5 5 3.5 2.5 2 5 5 3.5 2.5 3 5 5 4 3.5 X4 0 1 0.5 2.5 2 2 1.5 1.5 2.5 1.5 2 3.5 1.5 2 2.5 Tabel 4. Data pengukuran pegas 1 fluida udara Pengula Simpangan (cm) ngan X0 X1 X2 X3 X4 ke1 5 5 5,8 5,5 5,1 2 5 5 5,3 5 5 3 5 5 5,1 5 5 1 5 5 4,5 4.5 4,5 2 5 5 5,2 5 4,9 3 5 5,2 5,2 5 5 1 5 5 5,5 5,5 5,2 2 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4,8 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4.8 4,8 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 4.8 4,8 3 5 5 5 5 5 Tabel 5. Data pengukuran pegas 2 fluida udara Pengula Simpangan (cm) ngan X0 X1 X2 X3 X4 ke1 5 5 5.2 5.2 5.2 2 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 1 5 5 5.2 5.2 5.2 2 5 5 5 4.8 4.8 3 5 5 5.2 5.2 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 4.8 4.8 4.8 3 5 5 5 5 4.8 1 5 5 5 5 5 2 5 5 4.8 5 5 3 5 5 5.2 5.2 5.2 Tabel 6. Data Hasil Perhitungan pegas 2 fluida air δ fn F K (N/m) Cc 6 (Kg) 0.1061 0.1061 0.1061 0.06138 0.06138 0.06138 0.06406 0.06406 0.06406 0.06192 0.06192 0.06192 0.99 0.064 0.091 0 0.036 0.036 0.048 0.048 -0.124 0.048 0.027 0.014 (Hz) 1.153 1.183 1.111 0.928 0.883 0.901 0.901 0.915 0.879 0.943 0.911 0.907 (Hz) 0.163 1.181 1.107 0.928 0.882 0.900 0.900 0.914 0.872 0.942 0.911 0.907 5.560 5.860 5.166 2.085 1.887 1.965 2.051 2.117 1.953 2.173 2.027 2.009 1.536 1.577 1.481 0.715 0.681 0.695 0.725 0.736 0.707 0.734 0.709 0.705 1.521 0.101 0.135 0.000 0.025 0.025 0.035 0.035 -0.088 0.035 0.019 0.010 t (s) 3.47 3.38 3.60 4.31 4.53 4.44 4.44 4.37 4.55 4.24 4.39 4.41 4.36 4.34 4.45 t (s) 2,74 2,43 2,68 3,62 3,19 3,54 3,38 3,49 3,43 3,34 3,68 3,68 3,59 3,75 3,37 Massa (Kg) 0.1061 0.1061 0.1061 0.06138 0.06138 0.06138 0.06406 0.06406 0.06406 0.06192 0.06192 0.06192 Tabel 7. Data Hasil Perhitungan pegas 1 fluida udara fn F δ K (N/m) Cc (Hz) (Hz) -0.001 1.460 1.460 8.918 1.945 0 1.646 1.646 11.338 2.194 0 1.493 1.493 9.321 1.989 0.004 1.105 1.105 2.956 0.852 0.001 1.254 1.254 3.806 0.967 0 1.130 1.130 3.091 0.871 -0.002 1.183 1.183 3.538 0.952 0 1.146 1.146 3.319 0.922 0.002 1.166 1.166 3.436 0.938 0 1.198 1.198 3.502 0.931 0 1.087 1.087 2.885 0.845 0.002 1.087 1.087 2.885 0.845 Massa (Kg) 0.1061 0.1061 0.1061 0.06138 0.06138 0.06138 0.06406 0.06406 0.06406 0.06192 0.06192 0.06192 Tabel 8. Data Hasil Perhitungan pegas 2 fluida udara fn F K δ Cc (Hz) (Hz) (N/m) -0.002 0.995 0.995 4.143 1.326 0 1.105 1.105 5.109 1.473 0 1.061 1.061 4.711 1.414 -0.002 0.877 0.877 1.863 0.676 0.0021 0.887 0.887 1.904 0.684 0 0.905 0.905 1.983 0.698 0 0.909 0.909 2.088 0.731 0 0.915 0.915 2.117 0.736 0 0.891 0.891 2.005 0.717 0 0.913 0.913 2.037 0.710 0.002 0.893 0.893 1.947 0.694 0.002 0.907 0.907 2.009 0.705 t (s) 4.02 3.62 3.77 4.56 4.51 4.42 4.4 4.37 4.49 4.38 4.48 4.41 4.52 4.44 4.36 C Gambar 4. Grafik Pegas 1 Fluida air massa 0.6138 Gambar 5. Grafik Pegas 1 Fluida air massa 0.6406 C -0.002 0.000 0.000 0.003 0.001 0.000 -0.002 0.000 0.002 0.000 0.000 0.002 C -0.003 0.000 0.000 -0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.001 Laporan Praktikum Fisika Laboratorium I-01111840000005 Gambar 6. Pegas 1 Fluida air massa 0.6192 Gambar 7. Pegas 1 Fluida air massa 0.6716 7 Gambar 12. Pegas 2 Fluida Air massa 0.6716 Gambar 13 Pegas 1 Fluida Udara massa 0.1061 Gambar 8. Pegas 2 Fluida Air massa 0.1061 Gambar 14. Pegas 1 Fluida Udara massa 0.06138 Gambar 9. Pegas 2 Fluida Air massa 0.06138 Gambar 15. Pegas 1 Fluida Udara massa 0.06406 Gambar 10. Pegas 2 Fluida Air massa 0.06406 Gambar 16. Pegas 1 Fluida Udara massa 0.06192 Gambar 11. Pegas 2 Fluida Air massa 0.6192 Laporan Praktikum Fisika Laboratorium I-01111840000005 Gambar 17.Pegas 1 Fluida Udara massa 0.06716 Gambar 18. Pegas 2 Fluida Udara massa 0.1061 Gambar 19. Pegas 2 Fluida Udara massa 0.06138 Gambar 20. Pegas 2 Fluida Udara massa 0.06406 Gambar 21. Pegas 2 Fluida Udara massa 0.06192 Gambar 22. Pegas 2Fluida Udara massa 0.06716 8