Mata Kuliah : Pemasaran Jasa Kelompok Anggota Kelompok : 11 : Rozi Solehuddin Shanala Ramadhania Yeni Andini Siti Khodijah Nasution Made Yoga Pranata 20111008 20111006 20111004 20111005 20111007 Latihan 1 : Argumentasi pernyataan “Sekarang ini di dunia ini, setiap perusahaan adalah perusahaan jasa” Kami dari kelompok 11 tidak menyetujui atas pernyataan tersebut, kita tidak bisa mengatakan kalau sekarang semua perusahaan adalah perusaan jasa. Karena masih banyak perusahaan yang hanya menyediakan produk nyata bagi konsumennya. Seperti sekarang ini, kita ingin membeli sesuatu dari sebuat perusahaan A. Kita akan mencari tau (search attribute) terlebih dahulu tentang produk ini, bisa malalui jejaring sosial, bertanya pada orang yang sudah memiliki pengalam terhadapat barang tersebut. Setelah mendapatnya informasi mengenai barang tersebut , jika sesuai dengan yang kita inginkan maka kita akan melakukan purchase misalnya melalui market place (Perusahaan C sebagai perantara) . Benar untuk sekarang ini industri jasa mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan dengan industri manufaktur, tidak setiap perusahaan dikatakan sebagai perusahana jasa. Industri barang masih tetap dan akan selalu menyumbang kontribusi terhadap suatu negara guna memenuhi 3 jenis kebutuhan hidup manusia, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Perusahaan jasa tersebut tidak menyediakan produk dalam bentuk fisik. Seperti yang diketahui bahwa jasa merupakan bentuk intangible sehingga perusahaan jasa tidak menjual produk yang bias disimpan atau dilihat. Pada umumnya masyarakat sangat membutuhkan produk dalam bentuk fisik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak hanya jasa. Walaupun peranan sektor jasa (non-tradables) dalam perekonomian melampaui sektor penghasil barang (tradables) dan pada tahun 2018 sektor jasa telah memberikan sumbangan sebesar 59 persen dalam produk domestik bruto (PDB). Namun Indonesia pada umumnya masih bertumpu pada sektor penghasil barang (pertanian, kehutanan dan perikanan; pertambangan dan penggalian; dan industri manufaktur). sektor jasa menyumbangkan lebih dari 45% nilai tambah perekonomian dan menyerap lebih dari 35% tenaga kerja. Tetapi lebih dari itu, peran penting sektor jasa dalam perekonomian bukan hanya bersumber dari dampak langsung sektor jasa melalui proporsinya terhadap PDB atau statistik tenaga kerja tetapi juga dari perannya sebagai input antara dan enabler bagi seluruh aktivitas perekonomian. Beberapa faktor mengapa industri barang akan tetap eksis: 1. Sebagai tempat untuk memproduksi bahan baku guna menyelesaikan proses pembuatan barang jadi 2. Sebagai pemenuh kebutuhan primer manusia 3. Memanfaatkan sumber daya alam yang potensial 4. Sebagai sarana untuk memperluas pangsa pasar karena menimbulkan suatu efek berantai 5. Sebagai saran untuk memproduksi barang substitutif dan komplimenter Industri manufaktur berada di nilai di atas 29 persen, Penduduk yang bekerja di sektor penghasil barang, masih berada di persentasi 45 persen. Di sisi konsumsi, pengeluaran rerata perkapita untuk barang masih relatif tinggi. Meskipun mengambil peran cukup besar, sektor jasa di Indonesia masih memiliki berbagai masalah utama. Yang pertama adalah kurang tersedianya penyedia dan infrastruktur jasa di banyak daerah. Lebih lagi, berbagai jasa utama seperti transportasi, telekomunikasi dan keuangan, sering tidak tersedia dengan cukup. Kedua adalah masalah kualitas banyak produk jasa yang sering tidak dapat diandalkan. Studi dari Bank Dunia (2014) menunjukkan bahwa sekitar 44% dari biaya logistik disebabkan karena tingginya tingkat ketidakpastian dalam pengiriman barang, yang mengakibatkan dunia usaha harus mengeluarkan biaya lebih dalam inventori. Ketiga adalah masalah biaya dari sektor jasa yang masih tinggi. Saat ini biaya transportasi, misalnya, masih mengambil lebih dari 25% dari PDB, sementara banyak negara ASEAN lain hanya berkisar 10-15%. Evidence: Investindonesia.go.id Indonesia sudah menjadi basis industri manufaktur terbesar se-ASEAN dengan kontribusi mencapai 29% pada perekonomian skala nasional. Selain itu, menurut Airlangga, industri manufaktur dinilai lebih produktif dan bisa memberikan efek berantai secara luas sehingga mampu meningkatkan nilai tambah bahan baku, memperbanyak tenaga kerja, menghasilkan sumber devisa terbesar, serta penyumbang pajak dan bea cukai terbesar. Kementerian Perindustrian juga mencatat beberapa sektor yang memiliki persentase kinerja di atas PDB secara nasional, diantaranya industri logam dasar sebesar 9,94%, industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 7,53%, serta industri alat angkutan sebesar 6,33%. Hal ini pun dipengaruhi oleh daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis produk yang semakin meningkat, sehingga proses produksi pun akan meningkat sesuai dengan permintaan ~Terima Kasih ~