Audit Siklus Penjualan dan Penagihan Pengujian Pengendalian dan Subtantif atas Transaksi Kelompok 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Marlinna Limanto Muchammad Farhan David Hans Christian Siregar Regita Aprila Kristanti Mayang Diah Rahmasari Oktaviani Intansari Irham Fadhlan (2011070760) (2011070742) (2011070724) (2011070642) (2011070701) (2011070705) (2011070710) Pembahasan 01 Akun, Kelas Transaksi dalam Siklus Penagihan dan Penjualan Bisnis dalam 02 Fungsi Siklus dan Dokumen serta Catatan Terkait 03 Metodologi untuk Merancang Uji Pengendalian dan Subtantif Transaksi Penjualan 04 05 Retur Penjualan dan Tunjangan Audit untuk Penghapusan Akun Tidak Tertagih 06 Kasus 07 Ringkasan dan Penutup 01 Akun, Kelas Transaksi dalam Siklus Penagihan dan Penjualan TUJUAN Mengevaluasi apakah saldo dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi Akun dalam Siklus Penjualan dan Penagihan 5 Kelas Transaksi dalam Siklus Penjualan dan Penagihan 1. Penjualan (Tunai dan Kredit) 2. Penerimaan Kas 3. Retur dan Pengurangan Penjualan 4. Penghapusan Piutang Tak Tertagih 5. Estimasi Beban Piutang Tak Tertagih Asumsi : Perusahaan Grosir Dagang 8 Fungsi Bisnis Siklus Penjualan dan Penagihan Siklus Pemberian Kredit Sebelum barang dikirim, orang yang berwenang harus menyetujui kredit bagi pelanggan yang akan melakukan penjualan secara kredit. 01 Pemrosesan Pesanan Pelanggan 1. 2. Pesanan Pelanggan Pesanan Penjualan 02 Dokumen Pengiriman: Berisi tentang deskipsi barang yang dijual, kuantitas pengiriman, dan data lain yang relevan (Lembar asli dikirim kpd pelanggan, dan salinannya disimpan) 03 Pengiriman Barang Titik awal dari siklus dimana perusahaan akan menyerahkan aktiva, dan perusahaan mengetahui adanya penjualan ketika barang dikirim. Pemrosesan&Penerimaan Kas 1. 2. 04 Penagihan Pelanggan&Pencatatan Penjualan 1. 2. Faktur Penjualan File Transaksi Penjualan Remittance Advice Prelisting Penerimaan Kas 05 06 Pemrosesan Retur&Pengurangan Penjualan 1. 2. Memo Kredit Jurnal Retur& Penjualan Pengurangan Siklus Penyediaan Piutang Tak Tertagih Prinsip Akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban piutang tak tertagih sebesar jumlah yang diperkirakan tidak dapat ditagih 07 08 Penghapusan Piutang Usaha Tak Tertagih 1. Formulir otorisasi yang tak tertagih rekening 1. Memahami Pengendalian Internal Mempelajari bagan arus klien Menyiapkan kuisioner tentang Pengendalian internal penjualan, dan Melaksanakan pengujian proses bisnis Penjualan. Metodologi untuk merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan 2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan - penjualan Identifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya bagi penjualan Menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan 3 1 2 Kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian 4 Mengaitkan pengendalian dan kelemahan dengan tujuan audit 3. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan - penjualan a. Pemisahan Tugas yang Memadai b. Otorisasi yang Tepat c. Dokumen dan Catatan yang Memadai d. Sistem Penomoran Dokumen e. Laporan Bulanan f. Prosedur Verifikasi Internal 4. Menentukan Luas Pengujian Pengendalian AUDIT PERUSAHAAN PUBLIK 01 02 AUDIT PERUSAHAAN NON PUBLIK 4. Merancang Pengujian Pengendalian Untuk Penjualan Tujuan Tentukan Prosedur Pengujian Subtantif Auditor menggunakan : - Beberapa prosedur (tanpa memandang situasi) - Kelayakan pengendalian - Hasil pengujian pengendalian (hal ini disebabkan penentuan prosedur yg relatif sulit akibat transaksi yg bervariasi) Tentukan Prosedur Pengujian Subtantif Verifikasi keefektifan pengendalian internal penjualan Pengujian substantif berdasarkan tujuan audit berkaitan dengan transaksi Mencatat Penjualan yyan Terjadi (Keterjadian Penjualan dicatat lebih dari satu kali mereview secara numeris daftar transaksi penjualan yang dicatat untuk melihat apakah ada nomor yang sama atau duplikat 01 02 Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan memvouching ayat jurnal tertentu dalam jurnal penjualan ke salinan pengiriman dan dokumen pendukung lainnya yang terkait untuk memastikan bahwa penjualan tersebut benar-benar terjadi. 03 Pengiriman kepada Pelanggan Fiktif dicata sebagai penjualan titik awal dari siklus dimana perusahaan akan menyerahkan aktiva, dan perusahaan mengetahui adanya penjualan ketika barang dikirim. Pengujian substantif berdasarkan tujuan audit berkaitan dengan transaksi A. Transaksi Penjualan yang Ada Telah Dicatat (Kelengkapan) 1. Pemilihan Sampel Dokumen Dalam menguji tujuan kelengkapan, biasanya auditor memulai dengan memilih sampel dokumen pengiriman dan menelusurinya ke Salinan faktur penjualan serta jurnal penjualan sebagai pengujian penghilangan. 2. Arah Pengujian Ketika merancang prosedur audit untuk tujuan keterjadian dan kelengkapan, titik awal pengujian mempakan hal yang sangat penting. Ini disebut sebagai arah pengujian Arah Pengujian Penjualan Pengujian substantif berdasarkan tujuan audit berkaitan dengan transaksi B. Penjualan Dicatat dengan Akurat (Keakuratan) 1. Hal yg harus diperhatikan untuk mencatat transaksi secara akurat : - Mengirimkan jumlah barang yg dipesan - Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yg dikirim - Mencatat dengan akurat jumlah yg ditagih dalam catatan akuntansi Auditor melakukan pengujian subtantif atas transaksi dengan cara menghitung kembali informasi dalam catatan akuntansi dan membandingkan pada dokumen yag berbeda untuk memastikan ketiga aspek keakuratan tersebut dilakukan dengan benar Pengujian substantif berdasarkan tujuan audit berkaitan dengan transaksi 2. Transaksi Penjualan Dimasukkan dengan Benar dalam File Induk dan Diikhtisarkan dengan Benar (Posting dan Keikhtisaran) - Melakukan uji keakuratan pencatatan a. Footing Jurnal b. Telusuri total secara rinci ke Buku Besar Umum dan File Induk Hal ini dilakukan untuk mengecek apakah ada kesalahan atau kecurangan ketika memroses transaksi penjualan. Pengujian substantif berdasarkan tujuan audit berkaitan dengan transaksi 3. Penjulan yang Dicatat Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi) Auditor memeriksa dokumen pendukung untuk menentukan klasifikasi yang tepat atas transaksi tertentu dan membandingkannya dengan akun aktual di mana hal itu akan dibebankan. 4. Penjualan Dicatat pada Tanggal yang Benar (Ketepatan Waktu) Auditor membandingkan tanggal pada bill of lading tertentu atau dokumen pengiriman lainnya dengan tanggal pada salinan faktur penjualan terkait, jurnal penjualan, dan file induk piutang usaha. Retur Penjualan dan Allowance TUJUAN Tujuan audit terkait transaksi dan metode klien untuk mengendalikan salah penyajian pada dasarnya sama untuk memproses memo kredit sebagaimana dijelaskan pada penjualan. 2 Perbedaan Materialitas Dalam banyak hal, retur dan potongan penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Tujuan Kelengkapan Diperlukan untuk menguji saldo akun, menentukan apakah retur dan potongan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir tahun Penekanan pada Tujuan Kejadian Pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagian piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau potongan penjualan fiktif sehingga auditor lebih menekankan pada pengujian ini Metodologi Merancang Tes Kontrol Dan Tes Subtantif Atas Transaksi Penerimaan Kas Auditor menggunakan metodologi ini untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi penerimaan kas yang digunakan untuk penjualan yang mungkin terjadi kecurangan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi penerimaan kas di kembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas. Proses yang Harus Diikuti Auditor Merancang pengujian pengendalian yang digunakan untuk mendukung pengurangan risiko pengendalian 01 Menentukan Pengendalian Internal Untuk Setiap Tujuan Audit 02 03 Merancang pengujian subtantif atas transaksi untuk menguji moneter bagi setiap tujuannya Prosedur Audit Untuk Menemukan Kecurangan Atas Transaksi Penerimaan Kas JENIS KECURANGAN PROSEDUR AUDIT Penggelapan kas yang terjadi sebelum Menelusuri dari remittance advice atau prelisting kas dicatat dijurnal penerimaan kas penerimaan kas yang telah di pranomori ke jurnal atau daftar kas lainnya penerimaan kas dan catatan pembantu piutang Penerimaan kas yang dicatat tapi Total penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal belum disetorkan ke rekening Bank penerimaan kas selama satu periode tertentu akan di rekonsiliasi dengan setoran aktual ke Bank selama periode yang sama. Lapping piutang usaha Membandingkan nama, jumlah dan tanggal yang di tunjukkan pada remitance advice dengan ayat jurnal penerimaan kas dan salinan slip setoran terkait Lapping piutang usaha adalah penundaan penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada Kitting Kiting adalah suatu tindak kecurangan dengan cara memanfaatkantransfer bank yang dilakukan dalam bentuk pengiriman transfer uang ke rekening sebuah institusi boneka (dummy institution), seperti pendepositoan uang proyek terlebih dahulu untuk mendapatkan bunganya dan baru disetor kemudian pada saat akhir masa anggaran. Matrik risiko kontrol – Penerimaan Kas Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih Terdapat kemungkinan penggelapan dana oleh karyawan klien dengan menghapus piutang usaha yang sudah ditagih. Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang ditunjuk, hanya setelah penyelidikan menyeluruh mengenai alasan pelanggan tidak mampu bayar. Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun dan Penyajian Serta Pegungkapan Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review dan tindak lanjut oleh personil manajemen yang tepat 01 02 Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi untuk ditagih. 01 Memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit terutama terhadap pengujian subtantif atas rincian saldo. 02 Bagian dari audit yang paling dipengaruhi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha,kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih. Pengaruh hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi KASUS 03 01 02 Pesanan pembelian pelanggan yang masuk diterima di departemen pemesanan oleh petugas yang menyiapkan formulir pesanan penjualan perusahaan yang telah diberi nomor sebelumnya yang disisipkan yang bersangkutan informasi, seperti nama dan alamat pelanggan, nomor rekening pelanggan, jumlah,dan barang yang dipesan. Setelah formulir pesanan penjualan disiapkan, pembelian pelanggan pesanan dilampirkan padanya. Formulir pesanan penjualan kemudian diteruskan ke bagian kredit untuk persetujuan kredit. Kasarperkiraan nilai penagihan pesanan dibuat di departemen kredit untuk akun-akun yang dikenakan pembatasan kredit. Setelah penyelidikan, persetujuan dari kredit dicatat pada formulir. Selanjutnya, formulir pesanan penjualan diteruskan ke departemen Penjualan, di mana petugas menggunakan komputer untuk menghasilkan faktur pelanggan. Secara otomatis mengalikan angkanya item kali harga satuan dan menambahkan jumlah diperpanjang untuk jumlah total faktur. Petugas penagihan menentukan harga satuan untuk item dari daftar harga penagihan. Salinan faktur ditunjuk sebagai berikut: - Salinan Pelanggan - Salinan departemen penjualan, untuk tujuan informasi - Salinan berkas - Salinan departemen pengiriman, yang berfungsi sebagai pesanan pengiriman - Bill of lading adalah juga disiapkan sebagai produk sampingan salinan karbon dari prosedur faktur. 04 05 Salinan faktur departemen pengiriman dan bill of lading kemudian dikirim ke departemen pengiriman. Setelah pesanan dikirim, salinan bill of lading adalah dikembalikan ke bagian penagihan. Salinan faktur departemen pengiriman diajukan di departemen pengiriman. 06 Saat komputer menghasilkan faktur, ia juga menyimpan transaksi dalam file elektronik yang digunakan untuk memperbarui catatan akuntansi setiap hari. Laporan ringkasan dibuat dan semua jurnal dan buku besar dicetak untuk hardcopy catatan. Di departemen penagihan, satu salinan bill of lading dilampirkan ke pelanggan salinan faktur dan keduanya dikirimkan ke pelanggan. Salinan lain dari bill of lading,bersama dengan formulir pesanan penjualan, kemudian dilampirkan pada salinan file faktur dan dimasukkan ke dalam faktur urutan numerik. 07 Secara berkala, auditor internal menelusuri sampel pesanan penjualan sampai selesai sistem ke jurnal dan buku besar, menguji prosedur dan jumlah dolar. Prosedur termasuk membandingkan total kontrol dengan output, menghitung ulang faktur dan refooting jurnal, dan menelusuri total ke file induk dan buku besar. Flowchart Fungsi Billing Sebagai Sarana Pemahaman Sistem Departement Penjualan a. Flowchart Fungsi Billing Sebagai Sarana Pemahaman Sistem b. Buat daftar pengendalian internal atas penjualan untuk masing-masing dari enam audit terkait transaksitujuan c. Untuk setiap pengendalian, buatlah daftar pengujian pengendalian yang berguna untuk memverifikasi keefektifan pengendalian d. Untuk setiap tujuan audit terkait transaksi untuk penjualan, buat daftar pengujian substantif yang tepat atas prosedur audit transaksi, dengan mempertimbangkan pengendalian internal e. Gabungkan prosedur audit dari bagian c dan d ke dalam program audit yang efisien untuk penjualan 1. Dapatkan jurnal penjualan untuk tahun berjalan dan uji prosedur-prosedur dibawah ini: a. lakukan footing (penjumlahan vertikal) atas jurnal tersebut selama satu bulan dan rekonsiliasikan ke saldo buku besar b. dari jurnal tersebut, pilih sampel dari faktur-faktur dan lakukan hal-hal dibawah ini - - Lihat daftar pembelian pelanggan, daftar penjualan, dan bill of lading yang tersedia. Bandingkan (compare) antara jumlah, harga penjualan, nama pelanggan, dan tanggal pengiriman dengan yang ada di jurnal penjualan. Dapatkan penjelasan dari setiap perbedaan-perbedaan yang Uji (examine) daftar penjualan untuk melihat apakah ada indikasi kredit di approve Bandingkan harga penjualan ke daftar harga yang ada Lakukan tes clerical accuracy (ketetapatan administrasi) dari faktur penjualan; dan; Tentukan kesalahan dalam pengklasifikasian transaksi-transaksi penjualan e. Gabungkan prosedur audit dari bagian c dan d ke dalam program audit yang efisien untuk penjualan 2. Pilih sampel dari bill of lading yang ada. Dapatkan lokasi/korespondensi pelanggan di bill of lading, dan telusuri (trace) ke jurnal penjualan untuk menentukan apakah pengiriman telah terekam. Bandingkan tanggal per bill of lading dengan tanggal per jurnal untuk menentukan ketepatan waktu perekaman 3. Uji (examine) daftar korespondesi pelanggan selama tahun berjalan untuk melihat perbedaan harga dari faktur-faktur pada setiap pelanggan 4. Siapkan tabel penjualan, HPP, dan persentase laba kotor, kemudian tunjukkan perbandingan tahun per tahun dan bulan per bulan. Dapatkan penjelasan atas setiap fluktuasi yang signifikan Ringkasan Penjualan Penerimaan Kas Retur dan Pengurangan Penjualan Bab ini berkaitan dengan merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk masing-masing dari lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan, termasuk: Estimasi Beban Piutang Tak Tertagih Penghapusan Piutang Tak Tertagih Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi adalah sama untuk masing-masing dari lima kelas transaksi dan mencakup langkah-langkah berikut: Menilai risiko pengendalian yang direncanakan 3 1 2 Memahami pengendalian internal Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk memenuhi transaksi terkait tujuan audit 4 Menentukan sejauh mana pengujian pengendalian Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi, auditor fokus pada pengujian pengendalian internal yang ingin mereka andalkan untuk mengurangi risiko pengendalian. Pertama, auditor mengidentifikasi pengendalian internal, jika ada, untuk setiap tujuan audit terkait transaksi. Setelah menilai risiko pengendalian untuk setiap tujuan, auditor kemudian menentukan tingkat pengujian atas pengendalian yang harus dilakukan. Jika auditor melaporkan efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan, pengujian pengendalian yang ekstensif harus dilakukan untuk memberikan dasar bagi laporan auditor. Untuk audits of non-accelerated filers dan perusahaan nonpublik, keputusan untuk melakukan pengujian pengendalian didasarkan pada efektivitas pengendalian dan sejauh mana auditor bermaksud untuk mengandalkan mereka untuk mengurangi risiko pengendalian. Auditor juga merancang pengujian substantif atas transaksi untuk setiap kelas transaksi untuk menentukan apakah jumlah moneter dari transaksi dicatat dengan benar. Seperti pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi dirancang untuk setiap transaksi yang terkait tujuan audit. Setelah merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk setiap audit tujuan dan setiap kelas transaksi selesai, auditor mengatur audit prosedur ke dalam program audit format kinerja. Tujuan dari program audit ini adalah untuk membantu auditor menyelesaikan pengujian audit secara efisien. Terima Kasih Thankyou, Danke, Xie-xie, Hatur Nuhun Stay safe stay healthy!