Uploaded by Akun Skillshare

RANGKUMAN MODUL 1 KRIMINOLOGI

advertisement
RANGKUMAN MODUL 1 KRIMINOLOGI
Pengertian Kriminologi & Objek Studi Kriminologi
•
Topinard (Antropolog Prancis) memperkenalkan kriminologi sebagai suatu ilmu
pengetahuan baru yang mempelajari kejahatan sebagai masalah manusia.
•
Kriminologi menghimpun berbagai ilmu pengetahuan gunamenjelaskan sebab-sebab
timbulnya kejahatan, pelaku kejahatan, serta upaya penanggulangannya sebagai wujud dari
reaksi sosial terhadap kejahatan dan penjahat (Pelaku kejahatan).
•
Topinard (Antropolog Prancis) memperkenalkan kriminologi sebagai suatu ilmu
pengetahuan baru yang mempelajari kejahatan sebagai masalah manusia.
•
Kriminologi menghimpun berbagai ilmu pengetahuan gunamenjelaskan sebab-sebab
timbulnya kejahatan, pelaku kejahatan, serta upaya penanggulangannya sebagai wujud dari
reaksi sosial terhadap kejahatan dan penjahat (Pelaku kejahatan).
•
Sutherland dalam bukunya Principles Of Criminology (1960), mendefiniskan bahwa yang
termasuk dalam bidang kriminologi adalah proses-proses dari pembuatan Undang-undang,
pelanggaran terhadap Undang-undang, dan reaksi terhadap pelanggaran Undang-undang
tersebut (kemudian lebih dikenal ruang lingkup kriminologi).
•
Merujuk terhadap tiga aspek tersebut di atas, Sutherland membagi konsentrasi Ilmu menjadi
3 bidang ilmu yaitu ;
•
Sosiologi Hukum
•
Etiologi Kriminal
•
Penologi
•
Dalam Perkembangannya, kriminologi menambah objek studinya yaitu “kedudukan korban
dalam kejahatan” yang kemudian dikenal sebagai Victimology.
•
Dengan demikian objek studi kriminologi antara lain :
1. Bidang Ilmu Sosiologi Hukum
2. Bidang Ilmu Etiologi Kriminal
3. Bidang Ilmu Penologi
4. Bidang Ilmu Viktimologi
1
Keterkaitan Kriminologi dengan Bidang Studi Lain
•
Kriminologi seringkali dikaitkan dengan ilmu hukum pidana,
•
Namun ilmu hukum pidana lebih memusatkan perhatiannya pada perbuatan/pelanggaran
yang dapat dipidana menurut norma-norma hukum yang berlaku.
•
Sedangkan kriminologi lebih memusatkan perhatiannya pada manusia yang melanggar
hukum pidana (sebab-sebab internal), serta kepada lingkungan sosial dari manusia atau
pelanggar hukum pidana yang bersangkutan (sebab-sebab eksternal), serta hubungan
antara sebab internal dengan sebab eksternal dari suatu pelanggaran pidana.
Keterkaitan Kriminologi dengan Ilmu Hukum Pidana

Meski memusatkan hal yang berbeda, ilmu hukum pidana dengan kriminologi memiliki
hubungan yang saling ketergantungan (saling berkaitan).

Keterkaitan tersebut disebabkan adanya arah perkembangan dari ilmu hukum pidana yang
memfokuskan perhatiannya pada masalah yang terkait dengan kepribadian pelaku
kejahatan yang dihubungkan dengan sifat dan berat ringannya pidana yang diberikan kepada
pelaku kejahatan tersebut.

Sedangkan perhatian kriminologi yaitu mencari sebab-sebab dilakukannya kejahatan oleh
pelaku kejahatan walau masih terbatas kepada hal yang bersifat internal.

Dengan bekal kriminologi, diharapkan mereka yang terlibat masalah kejahatan dapat
memahami bukan saja tentang masalah kejahatan tapi juga berbagai aspek dalam rangka
pencegahan dan penanggulangan kejahatan.
Keterkaitan Kriminologi dengan Antropologi

Kejahatan sebagai suatu perbuatan yang dilakukan oleh seorang penjahat harus dicermati
pula dalam konteks budaya dimana orang tersebut berada.

Asumsi tersebut berdasarkan keyakinan bahwa terdapat hubungan antara perilaku
seseorang dengan penilaian masyarakat terhadap perilaku tersebut dengan kebudayaan
masyarakat yang bersangkutan.
Keterkaitan Kriminologi dengan Psikologi

Pemahaman psikologis berguna dalam penjelasan kriminologi tentang kejahatan dan
penjahat dilihat dari sudut pandang jiwa.

Banyaknya kontribusi dari psikologi maka munculah bidang ilmu psikologi kriminal.

Sigmund Freud berkontribusi dengan hasil penelitian psiko-analisis, dengan tujuan utama
yaitu mencari pengertian dan pemahaman tentang sebab-sebab dari konflik-konflik
emosional dalam jiwa tak sadar untuk membebaskan manusia dari segala perasaanperasaan dendam dengkinya, permusuhan, prasangka, ketakutan dan menyalurkan impulsimpuls kepada jasa-jasa yang baik.
2

Sementara itu psiko-patologi dan psikolgi berperan memberi pemahaman mengenai :
1. Struktur kepribadian serta hubungannya dengan perilaku jahat.
2. Kondisi kejiwaan dan hubungannya dengan kejahatan.
3. Pengarus interaksi sosial dan situasi kelompok sosial yang dapat menimbulkan
ketidakmampuan penyesuaian diri, yang mendorong individu melakukan prilaku jahat.
4. Pengaruh interaksi sosial dan situasi kelompok sosial yang dapat mempengaruhi keyakinan
individu untuk memilih atau menyetujui perbuatan pelanggaran hukum atau kejahatan
daripada menaati Undang-undang.
Keterkaitan Kriminologi dengan Sosiologi

Sosiologi membantu kriminologi menguak konsep dan pemahaman dari berbagai bentuk
hubungan sosial yang terjadi serta berbagai aspek yang merupakan produk dari hubungan
sosial, termasuk kejahatan.

Dalam memusatkan perhatian pada kejahatan dan latar belakang serta pengaruhnya
terhadap individu dan masyarakat maka kriminologi perlu dukungan konsep yang
dikembangkan dalam ilmu hukum yaitu jurisprudensi, yang merupakan studi budaya dan
ilmu pengetahuan politis seperti halnya sosiologi.

Sosiologi juga berperan membantu kriminologi dalam mendekati konsep-konsep
sosiologisnya serta metode-metode ilmiahnya.
Keterkaitan Kriminologi dengan Kriminalistik

Kriminalistik merupakan penerapan ilmu pengetahuan yang mempelajari bukti-bukti
mati/fisik (physical evidence) yang merupakan akibat dari adanya peristiwa kejahatan
dengan maksud agar bukti-bukti tersebut dapat dianalisis dan dijadikan alat bukti yang
mempunyai kekuatan dalam upaya penyelesaian perkara pidana di pengadilan.

Kriminalistik hanya dapat menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis-metodologis tentang
terjadinya kejahatan, sedangkan kriminologi menguak aspek-aspek dinamis dari sebabsebab kejahatan.

Kriminalistik juga meliputi ilmu kedokteran dan kehakiman serta kimia forensik.
3
Download