Uploaded by Frida Magda Sumual

Perancis

advertisement
Perancis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lompat ke: navigasi, cari
Untuk kegunaan lain dari Perancis, lihat Perancis (disambiguasi).
Republik Perancis
République française (Perancis)
Bendera
Lambang
Moto: Liberté, Égalité, Fraternité
(Perancis: "Kebebasan, Keadilan, Persaudaraan")
Lagu kebangsaan:
La Marseillaise
Ibu kota
(dan kota terbesar)
Paris
Bahasa resmi
Pemerintahan
Presiden
Perancis
Republik semipresidensial
François Hollande
Perdana Menteri
Bernard Cazeneuve
48°51.4′LU 2°21.05′BT
-
Legislatif
Majelis Tinggi
Majelis Rendah
Parlemen
Sénat
Assemblée nationale
Pembentukan
Kerajaan Franka
Kerajaan Perancis
-
486
10 Agustus 843
Republik didirikan
22 September 1792
Mendirikan Komunitas
- Ekonomi Eropa
Konstitusi saat ini
1 Januari 1958
4 Oktober 1958
Luas
Total
Perairan (%)
640.679 km2 (42)
0,52
Penduduk
Perkiraan 2015
Kepadatan
67.012.0001[1] (20)
118/km2 (95)
PDB (KKB)
Total
Per kapita
Perkiraan 2014
$2.581 triliun (9)
$40.375 (24)
PDB (nominal)
Total
Per kapita
Perkiraan 2014
$2.847 triliun (6)
$44.538 (20)
Gini (2005)
IPM (2013)
Mata uang
Zona waktu
Musim panas (DST)
-
31,7 (sedang)[2]
0,884 (sangat
tinggi) (20)
Euro (€) (EUR)
Waktu Eropa Tengah2
(CET) (UTC+1)
Waktu Musim Panas
Eropa Tengah
Lajur kemudi
Kode ISO 3166
Ranah Internet
Kode telepon
• lihat bicara sunting
1
2
(CEST) (UTC+2)
kanan
FR
.fr
+33
Seluruh wilayah Perancis, juga mencakup semua departemen
dan teritori seberang laut.
Di Perancis Metropolitan (wilayah Eropa) saja.
Republik Perancis atau Perancis (bahasa Perancis: République
française, pengucapan bahasa Perancis: [ʁepyblik fʁɑ̃sɛz]) adalah sebuah
negara yang teritori metropolitannya terletak di Eropa Barat dan juga
memiliki berbagai pulau dan teritori seberang laut yang terletak di benua
lain.[3] Perancis Metropolitan memanjang dari Laut Mediterania hingga Selat
Inggris dan Laut Utara, dan dari Rhine ke Samudera Atlantik. Orang
Perancis sering menyebut Perancis Metropolitan sebagai "L'Hexagone"
("Heksagon") karena bentuk geometris teritorinya. Perancis adalah sebuah
republik kesatuan semi-presidensial yang tidak punya presiden. Ideologi
utamanya tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga
Negara.
Perancis berbatasan dengan Belgia, Luksemburg, Jerman, Swiss, Italia,
Monako, Andorra, dan Spanyol. Karena memiliki departemen seberang
laut, Perancis juga berbagi perbatasan tanah dengan Brasil dan Suriname
(berbatasan dengan Guyana Perancis), dan Sint Maarten (berbatasan
dengan Saint-Martin). Perancis juga terhubung dengan Britania Raya oleh
Terowongan Channel, yang berada di bawah Selat Inggris.
Perancis telah menjadi salah satu kekuatan terbesar dunia sejak
pertengahan abad ke-17. Pada abad ke-18 dan 19, Perancis membuat
salah satu imperium kolonial terbesar saat itu, membentang sepanjang
Afrika Barat dan Asia Tenggara, memengaruhi budaya dan politik daerah.
Perancis adalah negara maju, dengan ekonomi terbesar keenam (PDB
nominal) atau kedelapan (PPP) terbesar di dunia. Merupakan negara yang
paling banyak dikunjungi di dunia, menerima 82 juta turis asing per tahun
(termasuk pelancong bisnis, tetapi tidak termasuk orang yang menetap
kurang dari 24 jam di Perancis).[4] Perancis adalah salah satu negara
pendiri Uni Eropa, dan memiliki wilayah terbesar dari semua anggota.
Perancis juga negara pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan anggota
Francophonie, G8, NATO, dan Uni Latin. Merupakan salah satu dari lima
anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, juga
kekuatan nuklir yang besar dengan 360 hulu ledak aktif dan 59 pembangkit
listrik tenaga nuklir.
Daftar isi [sembunyikan]
1
A
s
a
l
d
a
n
s
e
2
j
a
r
a
h
n
a
m
a
G
e
o
g
3
r
a
f
i
S
e
j
a
r
a
h
P
e
R
H
m
MK
o
u
b
oo
m
b
a
nn
a
u
T g
av
hP
n
r i
r e
i e
g
a a
kn
M
nm
a
n n
i s H
i
ge
n
s a
3 3ki
u
l
gr
l
p1d
. 4 . 5
ed6k 7 8i 9
ai
u
o0m
1 2 Ra u
t
r n
a
r i
en m
e
et
r
t
n
pn
r
va
n
a i
uo
oh
e
s s
bt
l
g
i
t
l a
u
e
r
i s
s
r
a
ki
i
i
t
i
f
R
e
g
i
o
D
n
E e
s
k m
1e
o o
1 01
b 1
n g
1. 2
e 3
o r
1r
m a
a
i
f
n
i
g
l
a
u
t
K
e
s
e
A h
g a
1 1
a t
4 5
m a
a n
u
m
u
m
B
u
d
a
y
a
Pranala luar
Asal dan sejarah nama[sunting | sunting sumber]
Nama "France" berasal dari Francia Latin, yang berarti "tanah bangsa
Frank" atau "Frankland". Terdapat berbagai teori asal nama Frank. Salah
satunya berasal dari kata Proto Jermanik frankon yang diartikan sebagai
javelin atau lance karena kapak lempar Frank yang dikenal sebagai
francisca.[5] Etimologi lainnya adalah bahwa dalam sebuah bahasa
Jermanik kuno, Frank berarti "bebas" yang merujuk pada budak. Kata ini
masih digunakan dalam bahasa Perancis sebagai franc, juga digunakan
sebagai penerjemahan "Frank" dan nama mata uang lokal, hingga
penggunaan euro pada tahun 2000-an.
Dalam bahasa Jerman, Perancis masih disebut Frankreich, yang berarti
"Kerajaan Bangsa Frank". Untuk membedakannya dari Kekaisaran Frank
Charlemagne, Perancis Modern disebut Frankreich, sementara Kerajaan
Frank disebut Frankenreich.
1
5
.
1
A
r
s
i 1
t 5
e.
k 2
t
u
r
S
a
s
t
r
a
Kata "Frank" telah digunakan sejak kejatuhan Roma hingga Abad
Pertengahan, dari pengangkatan Hugh Capet sebagai "Raja Frank" ("Rex
Francorium") menjadi biasa merujuk pada Kerajaan Francia, yang
kemudian menjadi Perancis. Raja Capetia menurun dari Robertine, yang
memiliki dua raja Frank, dan sebelumnya memegang gelar "Duke of the
Franks" ("dux Francorum"). Tanah Frank meliputi sebagian Perancis Utara
modern tetapi karena kekuasaan raja dilemahkan oleh pangeran regional
sebutan ini kemudian ditetapkan pada demesne kerajaan sebagai tangan
pendek. Hingga akhirnya nama ini diambil untuk seluruh Kerajaan sebagai
kekuasaan sentral ditetapkan untuk seluruh kerajaan.[6]
Geografi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi Perancis
Zona Ekonomi Eksklusif Perancis memanjang lebih dari 11 juta km² (4 juta mil persegi)
lautan di seluruh dunia.[7]
Sementara Perancis Metropolitan terletak di Eropa Barat, Perancis juga
memiliki sejumlah teritori di Amerika Utara, Karibia, Amerika Selatan,
selatan Samudera Hindia, Samudera Pasifik, dan Antartika.[8] Teritori ini
memiliki berbagai bentuk pemerintahan mulai dari departemen seberang
laut hingga jajahan seberang laut.
Calanque Sugiton, Marseille.
Perancis Metropolitan menempati wilayah seluas 547.030 kilometer
persegi (211.209 sq mi),[9] wilayah negara terluas di antara semua anggota
Uni Eropa dan sedikit lebih besar dari Spanyol. Perancis memiliki berbagai
macam lanskap, mulai dataran pantai di utara dan barat hingga jejaring
pegunungan Alpen di tenggara, Massif Central di tengah-selatan dan
Pyrenees di barat daya. Di ketinggian 4.807 meter (15.770 ft) di atas
permukaan laut, titik tertinggi di Eropa Barat, Mont Blanc, terletak di Alpen
di perbatasan antara Perancis dan Italia.[10] Perancis Metropolitan juga
memiliki sistem sungai panjang seperti Loire, Garonne, Seine dan Rhône,
yang membelah Massif Central dari Alpen dan mengalir ke Laut
Mediterania di Camargue, titik terendah di Perancis(2 m / 6.5 ft di bawah
permukaan laut).[10] Corsica terletak di lepas pantai Mediterania.
Taman Nasional Mercantour.
Total luas tanah Perancis, dengan departemen dan teritori seberang
lautnya (tak termasuk Daratan Adélie), adalah 674.843 kilometer persegi
(260.558 sq mi), 0.45% dari luas Bumi. Tetapi, Perancis memiliki Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) terbesar kedua di dunia, dengan 11.035.000
kilometer persegi (4.260.000 sq mi), sekitar 8% dari total permukaan
semua ZEE dunia, setelah Amerika Serikat (11.351.000 km² /
4.383.000 sq mi) dan sebelum Australia (8.232.000 km² /
3.178.000 sq mi).[11]
Lavender di Mont Ventoux.
Perancis Metropolitan terletak antara 41° dan 51° Utara, di sisi barat
Eropa, dan terletak di zona beriklim utara. Wilayah utara dan barat laut
memiliki iklim sedang, sementara gabungan pengaruh laut, garis lintang
dan ketinggian menghasilkan berbagai iklim di seluruh Perancis
Metropolitan.[12] Di tenggara iklim Mediterania terjadi. Di barat, iklim
didominasi laut dengan curah hujan tinggi, musim dingin sejuk hingga
musim panas hangat. Di darat iklimnya lebih kontinental dengan badai
musim panas, musim dingin yang lebih dingin dan kurang hujan. Iklim
Alpen dan wilayah pegunungan lainnya, dengan jumlah hari dengan
temperatur di bawah nol hampir 150 per tahun dan salju menutupi hingga
enam bulan.
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Perancis
Lihat pula: Demografi pertengahan dan Sejarah ekonomi Perancis
Roma hingga revolusi[sunting | sunting sumber]
Perbatasan Perancis modern sama dengan Galia kuno, yang dihuni oleh
Galia Kelt. Galia dikuasai untuk Roma oleh Julius Caesar pada abad ke-1
SM, dan Galia menggunakan Romawi (Latin, di mana berkembanglah
bahasa Perancis) dan budaya Romawi. Kristen masuk pada abad ke-2 dan
3 M, dan ditetapkan pada abad ke-4 dan 5 sehingga St. Jerome menulis
bahwa Galia satu-satunya wilayah yang "bebas dari kepercayaan
menyimpang".
Perancis tahun 1477. Garis merah: Perbatasan Kerajaan Perancis; Biru terang: Domain
kerajaan
Pada abad ke-4 M, pertahanan timur Galia di sepanjang Rhine
dihancurkan suku Jermanik, khususnya dari Frank, darinyalah nama kuno
"Francie" berasal. Nama modern "France" berasal dari nama domain
feodal Raja Capetia Perancis di sekitar Paris. Frank adalah suku pertama
di antara penguasa Jermanik di Eropa setelah keruntuhan Kekaisaran
Romawi untuk berpindah agama ke Kristen Katolik daripada Arianisme
(Raja Clovis berpindah agama pada 498); sehingga Perancis memperoleh
julukan "Gereja termuda" (La fille ainée de l’Église), dan Perancis
mengambilnya sebagai penyesuaian julukan "Kerajaan Perancis Paling
Kristen".
Pendirian sebagai entitas terpisah dimulai dengan Perjanjian Verdun (843),
dengan pembagian Kekaisaran Karoling Charlemagne menjadi Francia
Timur, Francia Tengah dan Francia Barat. Francia Barat adalah wilayah
yang diduduki Perancis modern dan awal dari Perancis modern.
Dinasti Karoling memimpin Perancis hingga 987, ketika Hugh Capet, Duke
of France dan Bangsawan Paris, diangkat sebagai Raja Perancis.
Keturunannya, Capetia Langsung, Dinasti Valois dan Dinasti Bourbon,
mempersatukan negara melalui berbagai perang dan pewarisan dinasti.
Monarki ini mencapai kejayaannya selama abad ke-17 dan kekuasaan
Louis XIV dari Perancis. Pada waktu itu Perancis memiliki jumlah
penduduk terbesar di Eropa (lihat Demografi Perancis) dan memiliki
pengaruh hebat terhadap politik, ekonomi, dan budaya Eropa. Perancis
menjadi, dan ditetapkan selama beberapa waktu, bahasa umum dalam
urusan luar negeri. Banyak Pencerahan terjadi di dalam lingkaran
intelektual Perancis, dan banyak penemuan ilmiah berasal dari ilmuwan
Perancis pada abad ke-18. Selain itu, Perancis memiliki berbagai jajahan di
Amerika, Afrika dan Asia.
Monarki ke Republik[sunting | sunting sumber]
“
Setiap orang memiliki dua negara, negaranya dan
Perancis.
”
— Thomas Jefferson [13]
Penyerangan Bastille tanggal 14 Juli 1789.
Kerajaan memerintah Perancis hingga Revolusi Perancis, tahun 1789,
Louis XVI dan istrinya, Marie Antoinette, dieksekusi (tahun 1793), bersama
ribuan warga sipil Perancis lainnya. Setelah berbagai skema pemerintahan
pendek, Napoleon Bonaparte mengambil alih pemerintahan Republik tahun
1799, menjadikannya Konsul Pertama, dan kemudian Kaisar apa yang
sekarang dikenal sebagai Kekaisaran Pertama (1804–1814). Dalam
beberapa perang, pasukannya menguasai sebagian besar benua Eropa,
dengan anggota keluarga Bonaparte ditunjuk sebagai raja dari kerajaankerajaan yang baru didirikan.
Setelah kekalahan terakhir Napoleon tahun 1815 dalam Pertempuran
Waterloo, monarki Perancis dibentuk kembali, tetapi dengan pembatasan
konstitusional baru. Tahun 1830, sebuah pemberontakan warga sipil
memaksa pembentukan Monarki Juli konstitusional, yang berjalan hingga
1848. Republik Kedua yang berusia pendek ini berakhir tahun 1852 ketika
Louis-Napoléon Bonaparte memproklamirkan Kekaisaran Kedua. LouisNapoléon mundur setelah kekalahan dalam perang Perancis-Prusia tahun
1870 dan rezimnya digantikan oleh Republik Ketiga.
Perancis memiliki jajahan kolonial, dalam berbagai bentuk, sejak awal abad
ke-17 hingga 1960-an. Pada abad ke-19 dan 20, imperium kolonial
seberang laut globalnya terbesar kedua di dunia setelah Imperium Britania.
Pada puncaknya, antara 1919 dan 1939, imperium kolonial Perancis kedua
membentang hingga 12.347.000 kilometer persegi (4.767.000 sq mi).
Termasuk Perancis Metropolitan, total wilayah daratan dibawah kedaulatan
Perancis mencapai 12.898.000 kilometer persegi (4.980.000 sq mi) tahun
1920-an dan 1930-an, yang mencakup 8.6% dari total daratan dunia.
Deklarasi Schuman tanggal 9 Mei 1950 di Quai d'Orsay di Paris dianggap sebagai
dasar berdirinya Uni Eropa dan dirayakan setiap tahun sebagai Hari Eropa oleh UE.
Meskipun menang dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Perancis
mengalami banyak kematian dan kerugian material (dan meskipun hanya
sebagian kecil teritorinya diduduki selama Perang Dunia I, teritori
metropolitannya diduduki seluruhnya oleh Jerman selama perang kedua).
Tahun 1930-an ditandai oleh berbagai reformasi sosial yang diperkenalkan
oleh pemerintah Front Populer. Republik Keempat dibentuk setelah Perang
Dunia II dan, selain pertumbuhan ekonomi yang spektakuler (les Trente
Glorieuses), negara ini berusaha mengelola status politiknya sebagai
negara bangsa dominan. Perancis berusaha menjaga imperium
kolonialnya, tetapi kemudian menjadi masalah. Usaha 1936 untuk
mengambil kembali kontrol atas Indochina Perancis mengakibatkan
tercetusnya Perang Indochina Pertama, yang berakhir dalam kekalahan
Perancis di Pertempuran Dien Bien Phu tahun 1954. Beberapa bulan
kemudian, Perancis menghadapi konflik baru, dan lebih besar di Aljazair.
Debat mengenai mungkin atau tidak menjaga kontrol terhadap Aljazair,
yang kemudian rumah bagi satu juta penetap Eropa, menghancurkan
negara dan hanpir memulai perang sipil. Tahun 1958, Republik Keempat
yang lemah dan tidak stabil berubah menjadi Republik Kelima, yang
memiliki kekuasaan Presiden lebih diperkuat. Pemimpin pertamanya,
Charles de Gaulle berusaha mempersatukan negara sementara
mengakhiri perang. Perang Aljazair dan perang sipil Perancis-Perancis
yang berlangsung di ibukota Aljir, berakhir dengan negosiasi damai tahun
1962 yang membawa kemerdekaan Aljazair.
Dalam beberapa dekade terakhir, rekonsiliasi dan kerja sama Perancis
dengan Jerman telah membuktikan sentral ke politik dan integrasi ekonomi
Uni Eropa, termasuk perkenalan euro bulan Januari 1999. Perancis telah
menempati garis depan negara anggota Uni Eropa yang mencoba
memanfaatkan kesempatan persatuan keuangan untuk membentuk
sebuah badan politik, pertahanan, dan keamanan Uni Eropa yang lebih
bersatu dan mampu. Elektorat Perancis memilih menentang ratifikasi
Perjanjian Konstitusional Eropa bulan Mei 2005, tetapi Perjanjian Lisboa
diratifikasi oleh Parlemen pada Februari 2008.
Pemerintah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pemerintah Perancis, Konstitusi
Perancis, dan Politik Perancis
Republik Perancis adalah sebuah republik semi-presidensial uniter dengan
tradisi demokratis yang kuat. Konstitusi Republik Kelima disetujui melalui
referendum tanggal 28 September 1958. Sehingga memperkuat
kewenangan eksekutif dengan parlemen. Cabang eksekutif itu sendiri
memiliki dua pemimpin: Presiden Republik, yang merupakan Kepala
Negara dan dipilih langsung oleh hak pilih universal orang dewasa untuk
jabatan selama 5 tahun (sebelumnya 7 tahun), dan Pemerintah, dipimpin
oleh Perdana Menteri yang ditunjuk presiden.
Parlemen Perancis adalah sebuah badan legislatif bikameral yang terdiri
dari Majelis Nasional (Assemblée Nationale) dan Senat. Deputi Majelis
Nasional mewakili konstituensi lokal dan terpilih langsung selama 5 tahun.
Majelis memiliki kekuasaan untuk membubarkan kabinet, dan mayoritas
anggota Majelis menetapkan pilihan pemerintah. Senator dipilih oleh
dewan pemilih untuk jabatan 6 tahun (sebenarnya 9 tahun), dan setengah
kursi dimasukkan dalam pemilihan setiap 3 tahun yang dimulai pada
September 2008.[14] Kekuasaan legislatif Senat terbatas; dalam
penentangan antara kedua pihak, Majelis Nasional memiliki perkataan
terakhir, kecuali untuk hukum konstitusional dan lois organiques (hukum
yang disediakan langsung oleh konstitusi) dalam beberapa hal. Pemerintah
memiliki pengaruh kuat dalam pembentukan agenda Parlemen.
Politik Perancis ditandai oleh dua pengelompokkan yang saling menentang
secara politik: pertama sayap kiri, dipusatkan di sekitar Partai Sosialis
Perancis, dan lainnya sayap kanan, sebelumnya dipusatkan pada
Rassemblement pour la République (RPR) dan sekarang Persatuan untuk
Gerakan Rakyat (UMP). Cabang eksekutif kebanyakan terdiri dari anggota
UMP.
Konvensi dan notasi[sunting | sunting sumber]
• Perancis adalah rumah bagi Sistem Satuan Internasional (sistem metrik).
•
•
•
•
•
•
Sistem Imperial hampir seluruhnya tidak digunakan di Perancis.
Sebagian satuan pra-metrik masih digunakan, biasanya livre (satuan
berat yang sama dengan setengah kilogram) dan quintal (satuan
berat yang sama dengan 100 kilogram).
Dalam matematika, Perancis menggunakan notasi infiks seperti negaranegara lainnya. Untuk jumlah yang besar, skala panjang digunakan.
Perancis menggunakan kata billion untuk jumlah 1.000.000.000.000,
sementara di negara yang menggunakan skala pendek disebut
trillion. Tetapi, dalam bahasa Perancis terdapat kata, milliard, untuk
jumlah 1.000.000.000, sementara negara yang menggunakan skala
pendek disebut bilyun. Selain penggunaan skala panjang, satu bilyun
disebut un milliard ("satu miliar") dalam bahasa Perancis, dan bukan
mille millions ("seribu juta"). Juga perlu diketahui bahwa nama jumlah
di atas milliard jarang digunakan. Satu trilyun akan sering disebut
mille milliards ("seribu miliar") dalam bahasa Perancis, dan jarang un
billion.
Dalam notasi angka Perancis, koma (,) adalah pemisah desimal,
sementara titik (.) digunakan antara setiap kumpulan tiga digit
khususnya untuk jumlah yang besar. Sebuah spasi juga dapat
digunakan untuk memisahkan setiap kumpulan tiga digit khususnya
untuk jumlah kecil. Angka tiga ribu lima ratus sepuluh dapat ditulis
sebagai 3 510 sementara lima belas juta lima ratus ribu tiga puluh
dua dapat ditulis sebagai 15.500.032. Dalam keuangan, simbol mata
uang digunakan sebagai pemisah desimal atau diletakkan setelah
nomor. Contohnya €25 048,05 ditulis 25 048€05 atau 25 048,05 €
(selali dengan spasi tambahan antara angka dan simbol mata uang).
Kendaraan dikemudikan di lajur kanan
Dalam komputer, satu bit disebut satu bit sementara satu byte disebut
oktet (dari akar Latin octo, berarti "8"). Awalan SI digunakan.
Waktu 24 jam digunakan, dengan h sebagai pemisah antara jam dan
menit (contohnya 2:30 p.m. menjadi 14h30).
Semua bentuk angka untuk tanggal berada dalam urutan hari-bulantahun, menggunakan garis miring sebagai pemisah (contoh:
31/12/1992 atau 31/12/92).
Hukum[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hukum Perancis
Prinsip dasar bahwa Republik Perancis harus menghargai tercantum dalam Deklarasi
Hak Asasi Manusia dan Warga Negara 1789
Perancis menggunakan sebuah sistem hukum sipil; yang berarti, hukum
berasal terutama dari peraturan tertulis; hakim tidak membuat hukum,
tetapi mengartikannya (meskipun jumlah penerjemahan hakim dalam
beberapa hal menjadikannya sama dengan hukum kasus). Prinsip dasar
peraturan hukum tercantum dalam Kode Napoleon. Dalam perjanjian
dengan prinsip Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara hukum
seharusnya hanya mlarang aksi yang merugikan masyarakat. Seperti Guy
Canivet, presiden pertama Mahkamah Kasasi, menulis mengenai
pengelolaan penjara:
Kebebasan adalah peraturan, dan larangannya adalan pengecualian;
larangan kebebasan apapun harus dibuat oleh Hukum dan harus mengikuti
prinsip kewajiban dan perbandingan.
Berarti, Hukum harus mengeluarkan larangan hanya apabila dibutuhkan,
dan bila ketidaknyamanan disebabkan oleh larangan ini tidak melebihi
ketidaknyamanan yang diwajibkan larangan untuk pemulihan. Dalam
praktik, tentunya, ideologi ini sering gagal ketika hukum dibuat.
Hukum Perancis terbagi menjadi dua bagian utama: hukum pribadi dan
hukum umum. Hukum pribadi meliputi, biasanya, hukum sipil dan hukum
kriminal. Hukum umum meliputi, hukum administratif dan hukum
konstitusional. Tetapi, dalam praktik, hukum Perancis terdiri dari tiga
bagian utama: hukum sipil; hukum kriminal dan hukum administratif.
Perancis tidak mengakui hukum agama, ataupun pengakuan keyakinan
religius atau moralitas sebagai motivasi untuk penetapan larangan.
Sebagai konsekuensi, Perancis tidak lagi memiliki hukum pengumpatan
atau hukum sodomi (terakhir dihapus tahun 1791). Tetapi "serangan
terhadap kesusilaan umum" (contraires aux bonnes mœurs) atau perusak
perdamaian (trouble à l'ordre public) telah digunakan untuk menekan
kembali ekspresi publik atas homoseksualitas atau prostitusi jalanan.
Hukum hanya dapat digunakan pada masa depan dan bukan masa lalu
(hukum ex post facto dilarang); dan harus dilaksanakan, hukum harus
secara resmi diterbitkan dalam Journal Officiel de la République Française.
Hubungan luar negeri[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hubungan luar negeri Perancis
Lihat pula: Uni Eropa, Uni Latin, Francophonie, dan Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Perancis adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menjabat
sebagai salah satu anggota permanen Dewan Keamanan PBB dengan hak
veto. Juga anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Sekretariat
Komunitas Pasifik (SPC) dan Komisi Samudera Hindia (COI). Negara ini
adalah anggota terkait Asosiasi Negara Karibia (ACS) dan anggota utama
Organisasi Francophone Internasional (OIF) dari lima puluh satu negara
penutur bahasa Perancis. Memiliki kantor pusat OECD, UNESCO, Interpol,
Alliance Base dan International Bureau for Weights and Measures. Tahun
1953 Perancis menerima permintaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa
untuk membuat lambang yang dapat mewakilinya secara internasional.
Kemudian lambang Perancis digunakan dan dipakai pada paspor.
Kebijakan luar negeri Perancis telah dibentuk oleh keanggotaan Uni Eropa,
yang merupakan anggota pendiri. Tahun 1960-an,Perancis berusaha
mengeluarkan Britania Raya dari organisasi itu, karena hanya
diperuntukkan benua Eropa. Sejak 1990-an, Perancis telah membuat
hubungan dekat dengan Jerman bersatu untuk menjadi penggerak paling
berpengaruh di UE, tetapi menyaingi Britania dan membatasi pengaruh
negara-negara Eropa Timur. Perancis adalah anggota North Atlantic Treaty
Organisation, tetapi dibawah Presiden de Gaulle, Perancis mengeluarkan
diri dari komando militer bersama untuk menghindari dominasi kebijakan
luar negeri dan keamanannya oleh pengaruh politik dan militer AS. Pada
awal 1990-an, negara ini menerima banyak kritik dari negera lain untuk
ujicoba nuklir bawah tanahnya di Polinesia Perancis. Perancis menentang
keras Invasi ke Irak 2003, mengancam hubungan bilateral dengan AS dan
Britania. Perancis mempertahankan pengaruh politik dan ekonomi yang
kuat di bekas koloni Afrikanya dan mengirim bantuan ekonomi dan tentara
untuk misi penjaga perdamaian di Pantai Gading dan Chad.
Militer[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Militer Perancis
Lihat pula: Sejarah militer Perancis
Kapal angkut pesawat nuklir Charles de Gaulle
Angkatan bersenjata Perancis terbagi menjadi empat cabang:
Armée de Terre (Darat)
Marine Nationale (Laut)
Armée de l'Air (Udara)
Gendarmerie Nationale (sebuah pasukan militer yang berperan sebagai
Polisi Pedesaan Nasional dan sebagai polisi militer untuk seluruh
militer Perancis)
Sejak Perang Aljazair, konskripsi telah dikurangi dan dihapus tahun 2001
oleh Jacques Chirac. Jumlah seluruh personel militer adalah 359.000
orang. Perancis menghabiskan 2.6% PDB-nya pada pertahanan, sedikit
lebih banyak dari Britania Raya (2.4%), dan merupakan yang tertinggi di
Uni Eropa di mana pengeluaran pertahanan umumnya kurang dari 1.5%
PDB. Bersama-sama merupakan 40% dari pengeluaran pertahanan UE.
Sekitar 10% pendapatan pertahanan Perancis masuk ke force de frappe,
atau senjata nuklir. Sebagian peralatan militer Perancis dibuat di Perancis.
Contohnya pesawat tempur Rafale, kapal angkut pesawat Charles de
Gaulle, misil Exocet, dan misil Leclerc. Beberapa senjata, seperti E-2
Hawkeye atau E-3 Sentry dibeli dari Amerika Serikat. Daripada keluar dari
proyek Eurofighter, Perancis aktif berinvestasi dalam proyek bersama
Eropa seperti Eurocopter Tiger, Kapal perang kecil serbaguna,
demonstrator UCAV nEUROn dan Airbus A400M. Perancis adalah penjual
senjata besar karena kebanyakan desain arsenalnya tersedia untuk pasar
ekspor dengan pengecualian peralatan bertenaga nuklir. Beberapa
peralatan buatan Perancis dirancang khusus untuk ekspor seperti kapal
selam kelas Scorpène Perancis-Spanyol. Beberapa peralatan Perancis
telah dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan negara sekutu seperti
kapal selam kelas berat (berdasarkan kelas La Fayette) atau kapal selam
kelas Hashmat (berdasarkan kapal selam kelas Agosta).
• Meskipun memiliki satuan anti-teroris paling kuat seperti GIGN atau
EPIGN gendarmerie adalah pasukan polisi militer yang berperan
sebagai pasukan polisi pedesaan dan umum. Sejak pembentukannya
GIGN telah menjalani seribu operasi dan membebaskan lima ratus
sandera; pembajakan Air France Penerbangan 8969 menarik
perhatian dunia.
• Intelijen Perancis dapat dibagi menjadi dua satuan utama: DGSE (badan
luar) dan DST (badan domestik). Yang terakhir adalah bagian polisi
sementara yang pertama dikaitkan dengan angkatan darat. DGSE
terkenal untuk Penenggelaman Rainbow Warrior, tetapi juga dikenal
karena mengungkap banyak jaringan mata-mata berteknologi tinggi
terkini yang belum diketahui di Eropa dan Amerika Serikat melalui
agen Vladimir Vetrov.
• "Force de frappe" Perancis bersandar pada kebebasan penuh. Arsenal
nuklir Perancis terdiri dari empat kapal selam yang dilengkapi dengan
misil balistik M45. Triomphant sedang sedang dibuat untuk
menggantikan bekas kelas Redoutable. M51 akan menggantikan
M45 pada masa depan dan memperpanjang jangkauan tembak
Triomphant. Disamping kapal selam pasukan penjaga Perancis
menggunakan Mirage 2000N; varian dari Mirage 2000 dan dirancang
untuk mengirim serangan nuklir. Peralatan nuklir lainnya seperti misil
balistik antarbenua Plateau d'Albion dan misil jarak pendek Hadès
telah dimatikan. Dengan 350 hulu ledak nuklir Perancis adalah
kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia.[15]
• Marine Nationale diakui sebagai salah satu pasukan terkuat di dunia.
Kompendium profesional flottes de combats, dalam tahun 2006,
menempati peringkat ke-6 sebagai angkatan laut terbesar di dunia
setelah Amerika, Rusia, Tiongkok, Britania Raya dan Jepang.[16]
Dilengkapi dengan satu-satunya Kapal Angkut Pesawat bertenaga
nuklir di dunia, dengan pengecualian angkatan laut Amerika.
Belakangan ini kapal kelas Mistral bergabung dengan Marine
Nationale, Mistral itu sendiri telah menjalani operasi di Lebanon.
Untuk Entente Cordiale tahun 2004 Presiden Chirac mengumuman
kapal angkut pesawat Perancis masa depan akan dirancang
bersama Britania Raya. Angkatan laut Perancis dilengkapi dengan
kapal perang kecil kelas La Fayette, contoh awal kapal mata-mata,
dan beberapa kapal akan dikeluarkan dalam beberapa tahun
berikutnya dan digantikan oleh kapal yang lebih modern, contoh
kapal permukaan masa depan adalah kapal perang kelas Forbin dan
Aquitaine juga bagian dari Force Océanique Stratégique meskipun
mereka tidak membawa senjata nuklir, kelas sekarang adalah Kelas
Rubis dan akan digantikan pada masa depan oleh Kelas Suffren.
• Armée de Terre mempekerjakan 133.500 orang, terkenal untuk Légion
Etrangère (Legiun Asing Perancis) meskipun pasukan khusus
Perancis bukanlah Legiun tetapi Dragons Parachutistes dan Marines
Parachutistes. Senapan Perancis adalah FAMAS dan sistem serang
infanteri masa depan adalah Félin. Perancis menggunakan
kendaraan berjalur dan beroda menuju beberapa tujuan, contoh
kendaraan beroda adalah Caesar atau AMX 10 RC. Meskipun tank
tempur utamanya Leclerc banyak tank AMX 30 tua masih beroperasi.
Menggunakan AMX 30 AuF1 untuk artileri. Terakhir dilengkapi
dengan helikopter Eurocopter Tiger.
• Armée de l'Air adalah yang tertua dan angkatan udara profesional
pertama di dunia. Sampai saat ini mempertahankan kapasitasnya.
Menggunakan banyak dua pesawat tempur: Mirage F1 tua dan
Mirage 2000 baru. Model terakhir dibuat dalam versi serangan darat
bernama Mirage2000D. Rafale modern sedang dibuat oleh angkatan
udara dan laut Perancis.
Transportasi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Angkutan di Perancis
Jaringan rel kereta api Perancis, yang membentang 31.840 kilometer
(19.784 mi) adalah yang terpanjang di Eropa Barat. Dioperasikan oleh
SNCF, dan kereta berkecepatan tinggi termasuk Thalys, Eurostar dan TGV
yang menempuh kecepatan 320 km/jam (200 mph) dalam penggunaan
komersial. Eurostar, bersama Eurotunnel Shuttle, menghubungkan Britania
Raya melalui Terowongan Channel. Hubungan rel dilakukan menuju
negara tetangga di Eropa, kecuali Andorra. Hubungan inter-urban juga
dibuat dengan layanan bawah tanah dan trem yang dilengkapi dengan
layanan bus.
Terdapat jalan sepanjang 893.000 kilometer (555.070 mi) di Perancis.
Wilayah Paris ditutupi dengan jaringan terpadat jalan dan jalan tol yang
menghubungkannya dengan seluruh Perancis. Jalan di Perancis juga
menangani lalu lintas internasional, menghubungkan kota di Belgia,
Spanyol, Andorra, Monako, Swiss, Jerman dan Italia. Tidak ada biaya
registrasi tahunan atau pajak jalan; tetapi, penggunaan motorway melalui
tol kecuali di dekat komune besar. Pasar mobil baru didominasi oleh merek
domestik seperti Renault (27% mobil terjual di Perancis tahun 2003),
Peugeot (20.1%) dan Citroën (13.5%).[17] Hampir 70% mobil baru yang
terjual tahun 2004 memiliki mesin diesel, lebih banyak dari mesin bensin
atau LPG.[18] Perancis memiliki jembatan jalan tertinggi di dunia: Jembatan
Millau, dan telah membangun banyak jembatan penting seperti Pont de
Normandie.
Terdapat sekitar 478 bandar udara di Perancis, termasuk landasan
terbang. Bandar Udara Internasional Charles de Gaulle yang terletak di
dekat Paris adalah bandara terbesar dan tersibuk di negara itu, menangani
sebagian besar lalu lintas komersial di Perancis dan menghubungkan Paris
dengan kota-kota besar lainnya di seluruh dunia. Air France adalah
maskapai penerbangan nasional, meskipun sejumlah perusahaan
maskapai pribadi menyediakan perjalanan domestik dan internasional.
Terdapat sepuluh pelabuhan utama di Perancis, yang terbesar terletak di
Marseille, yang juga pelabuhan terbesar yang berbatasan dengan Laut
Mediterania. 14.932 kilometer (9.278 mi) jalur air melewati Perancis
termasuk Canal du Midi yang menghubungkan Laut Mediterania dengan
Samudera Atlantik melalui sungai Garonne.
Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pembagian administratif Perancis
Lihat pula: Region di Perancis
Daratan yang membentuk Republik Perancis, ditampilkan pada skala geografis yang
sama.
Ke-22 region dan 96 departemen di Perancis Metropolitan termasuk Corsica (Corse,
kanan bawah). Wilayah Paris diperluas (inset di kiri)
Perancis terbagi menjadi 26 region administratif. 22 terletak di Perancis
Metropolitan (21 berada di wilayah kontinental atau Perancis Metropolitan;
satu adalah jajahan teritorial Corsica), dan empat adalah region seberang
laut. Region itu kemudian dibagi lagi menjadi 100 departemen yang diberi
nomor (umumnya huruf). Nomor ini digunakan di kode pos dan plat nomor
kendaraan di antara yan lain. Empat dari departemen tersebut terletak di
region seberang laut dan secara langsung region seberang laut dan
departemen seberang laut adalah bagian integral Perancis (dan Uni Eropa)
dan menikmati status yang sama dengan departemen metropolitan. Ke-100
departemen terbagi menjadi 341 arondisemen yang, kemudian, dibagi lagi
menjadi 4.032 kanton. Kanton-kanton tersebut dibagi menjadi 36.680
komune, yang merupakan kotamadya dengan dewan kotamadya terpilih.
Juga ditetapkan 2.588 entitas antarkomune yang mengumpulkan 33.414
dari 36.680 komune (91.1% dari seluruh komune). Tiga komune, Paris,
Lyon dan Marseille dibagi menjadi 45 arondisemen kotamadya.
Region, departemen dan komune dikenal sebagai jajahan teritorial, berarti
mereka memiliki majelis lokal juga eksekutif. Arondisemen dan kanton
adalah pembagian administratif. Tetapi, tidak selalu menjadi masalah.
Hingga 1940, arondisemen adalah jajahan teritorial dengan majelis terpilih,
tetapi dibatalkan oleh rezim Vichy dan dihapus oleh Republik Keempat
tahun 1946. Secara sejarah, kanton juga jajahan teritorial dengan majelis
terpilih.
Selain 26 region dan 100 departemen, Republik Perancis juga memiliki
enam jajahan seberang laut, satu jajahan sui generis (Kaledonia Baru), dan
satu teritori seberang laut. Jajahan dan teritori seberang laut membentuk
bagian dari Republik Perancis, tetapi tidak membentuk bagian dari Uni
Eropa atau wilayah keuangannya. Teritori Pasifik terus menggunakan
Franc Pasifik yang nilainya dihubungkan dengan euro. Secara kontras,
empat region seberang laut sebelumnya menggunakan franc Perancis dan
sekarang menggunakan euro.
Perancis juga mempertahankan kontrol terhadap sejumlah pulau
berpenghuni non-permanen kecil di Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik: Bassas da India, Pulau Clipperton, Pulau Europa, Kepulauan
Glorioso, Pulau Juan de Nova, Pulau Tromelin.
Lihat pula: Aire urbaine dan Daftar komune di Perancis
Region seberang laut[sunting | sunting sumber]
Departemen seberang laut memiliki status politik yang sama dengan
departemen metropolitan.
• Guadeloupe (sejak 1946)
• Martinique (sejak 1946)
• Guyana Perancis (sejak 1946)
• Réunion (sejak 1946)
Ekonomi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekonomi Perancis
Lihat pula: Daftar perusahaan Perancis dan Sejarah ekonomi Perancis
Airbus A380 pertama dalam acara “A380 Reveal” di Toulouse tanggal 18 Januari 2005.
Airbus adalah simbol globalisasi ekonomi Perancis dan Eropa
Ekonomi Perancis menggabungkan perusahaan pribadi ekstensif (hampir
2.5 perusahaan terdaftar) dengan intervensi pemerintah (lihat dirigisme)
substansial (meskipun menurun). Pemerintah mempertahankan pengaruh
terhadap bagian penting dalam sektor infrastruktur, dengan kepemilikan
mayoritas atas firma rel kereta api, listrik, pesawat terbang, dan
telekomunikasi. Telah mengendurkan kontrolnya secara bertahap sejak
awal 1990-an. Pemerintah perlahan-lahan menjual saham di France
Télécom, Air France, juga industri asuransi, perbankan, dan pertahanan.
Sebuah anggota grup negara industri maju G8, Perancis menempati
peringkat ekonomi terbesar kelima atau keenam menurut PDB nominal
yang bergantung pada sumbernya.[19] Perancis bergabung dengan 11
anggotaUE lainnya untuk meluncurkan euro pada tanggal 1 Januari 1999,
dengan koin dan uang kertas euro yang menggantikan franc Perancis (₣)
pada awal 2002.
Menurut OECD, tahun 2004 Perancis adalah pengekspor barang
manufaktur terbesar kelima di dunia dan pengimpor terbesar keempat di
dunia. Tahun 2003, Perancis adalah penerima investasi langsung asing
terbesar ke-2 di antara negara OECD dengan nilai $47 miliar, setelah
Luksemburg (di mana investasi langsung asing adalah transfer uang ke
bank yang terletak di negara itu) tetapi di atas Amerika Serikat ($39.9
miliar), Britania Raya ($14.6 miliar), Jerman ($12.9 miliar), atau Jepang
($6.3 miliar). Pada tahun yang sama, perusahaan Perancis
menginvestasikan $57.3 miliar di luar Perancis, menempatkan Perancis
sebagai investor langsung luar terpenting kedua di OECD, setelah Amerika
Serikat ($173.8 miliar), dan di atas Britania Raya ($55.3 miliar), Jepang
($28.8 miliar) dan Jerman ($2.6 miliar).
Dalam edisi 2005 OECD in Figures, OECD juga mencatat bahwa Perancis
memimpin negara G7 menurut produktivitas (diukur sebagaimana PDB per
jam bekerja).[20] Tahun 2004, PDB per jam yang bekerja di Perancis adalah
$47.7, di atas Amerika Serikat ($46.3), Jerman ($42.1), Britania Raya
($39.6), atau Jepang ($32.5).[21]
La Défense, Paris adalah jantung ekonomi Perancis.
Selain jumlah yang menunjukkan produktivitas per jam yang bekerja lebih
tinggi daripada di AS, PDB per kapita Perancis lebih rendah dari PDB per
kapita AS, menjadi dapat dibandingkan dengan PDB per kapita negara
Eropa lainnya, yang rata-rata 30% di bawah AS. Alasannya adalah bahwa
banyak persentase kecil penduduk Perancis yang bekerja bila
dibangingkan dengan AS, yang PDB per kapitanya lebih rendah dari
Perancis, karena produktivitasnya yang tinggi. Faktanya, Perancis memiliki
salah satu persentase terendah penduduk berusia 15-64 tahun yang
bekerja di antara negara OECD. Tahun 2004 68.8% penduduk Perancis
berusia 15-64 tahun bekerja, bila dibandingkan dengan 80.0% di Jepang,
78.9% di Britania, 77.2% di AS, dan 71.0% di Jerman.[22] Fenomena ini
disebabkan oleh hampir tiga puluh tahun pengangguran massal di
Perancis, yang membawa kepada tiga masalah yang mengurangi ukuran
penduduk yang bekerja: sekitar 9% penduduk aktif tidak memiliki
pekerjaan; siswa menunda selama mungkin masuknya mereka ke dalam
pasaran buruh; dan terakhir, pemerintah Perancis memberi berbagai
insentif kepada pekerja untuk pensiun pada awal usia 50 tahunan,
meskipun semakin dikurangi.
Sementara banyak ahli ekonomi mengungkapkan kekecewaannya
sepanjang tahun, masalah utama dengan ekonomi Perancis bukanlah
produktivitas. Menurut pendapat mereka, yang utama adalah reformasi
struktural, untuk meningkatkan ukuran penduduk yang bekerja dari seluruh
penduduk. Ahli ekonomi Liberal dan Keynesian memiliki jawaban berbeda
mengenai masalah itu. Jam kerja yang rendah dan keseganan
pembentukan kembali pasar buruh dianggap sebagai titik lemah ekonomi
Perancis dalam pandangan sayap kanan dan jarangnya kebijakan
pemerintah yang menetapkan keadilan sosial menurut sayap kiri. Usaha
pemerintah terbaru adalah menyesuaikan pasar buruh muda, mengurangi
pengangguran, telah ditentang secara penuh.
Dengan 81.9 juta turis asing tahun 2007,[4] Perancis menempati peringkat
pertama sebagai tujuan turis terbaik di dunia, di atas Spanyol (58.5 juta
tahun 2006) dan Amerika Serikat (51.1 juta tahun 2006). Jumlah 81.9 juta
ini tidak termasuk orang yang menetap kurang dari 24 jam di Perancis,
seperti orang Eropa Utara yang melintasi Perancis dalam perjalanan ke
Spanyol atau Italia selama Musim Panas. Perancis memiliki kota
berbudaya tinggi (Paris menjadi yang utama), pantai dan resor tepi laut,
resor ski, dan wilayah pedesaan yang dinikmati untuk keindahan dan
kenyamanannya (pariwisata hijau). Disamping pariwisata biasa Perancis
menarik berbagai peziarah religius ke Lourdes, sebuah kota di
département Hautes-Pyrénées, yang dikunjungi beberapa juta turis per
tahun. Situs pariwisata terkenal meliputi: (menurut peringkat pengunjung
per tahun pada tahun 2003):[23] Menara Eiffel (6.2 juta), Museum Louvre
(5.7 juta), Istana Versailles (2.8 juta), Musée d'Orsay (2.1 juta), Arc de
Triomphe (1.2 juta), Centre Pompidou (1.2 juta), Mont-Saint-Michel (1 juta),
Château de Chambord (711.000),Sainte-Chapelle (683.000), Château du
Haut-Kœnigsbourg (549.000), Puy de Dôme (500.000), Musée Picasso
(441,000), Carcassonne (362.000).
Perancis memiliki industri angkasa penting yang dipimpin oleh konsorsium
Eropa Airbus, dan bersama Swedia menjadi satu-satunya kekuatan Eropa
(tak termasuk Rusia) yang memiliki pelabuhan antariksa nasional pribadi
(Centre Spatial Guyanais). Perancis juga negara Barat yang paling
independen energinya karena investasi besar dalam tenaga nuklir (tenaga
nuklir di Perancis), yang juga membuat Perancis produsen paling sedikit
karbon dioksida di antara tujuh negara industri di dunia. Sebagai hasil
investasi besar dalam teknologi nuklir, banyak listrik yang diproduksi di
negara itu dibangkitkan oleh pembangkit tenaga nuklir (78.1% pada
2006,[24] meningkat dari 8% tahun 1973, 24% tahun 1980, dan 75% tahun
1990).
Tanah subur yang banyak, pembuatan teknologi modern, dan subsidi UE
telah bergabung untuk menjadikan Perancis produsen dan pengekspor
hasil pertanian terdepan di Eropa. Gandum, unggas, susu, daging, dan
babi, juga industri pangan dan anggur yang diakui adalah ekspor pertanian
utama Perancis. Subsidi agrikultur UE ke Perancis hampir mencapai $14
miliar.
Sejak akhir Perang Dunia Kedua pemerintah melakukan usaha untuk
berintegrasi dengan Jerman, secara ekonomi dan politik. Hari ini kedua
negara membentuk apa yang disebut sebagai negara "inti" untuk integrasi
lebih besar ke Uni Eropa.
Demografi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Demografi Perancis dan Bahasa
di Perancis
Kota di Perancis Metropolitan dengan lebih dari 100.000 jiwa
Dengan sekitar 64.5 juta jiwa, Perancis adalah negara terpadat ke-19 di
dunia. Kota terbesar di Perancis adalah Paris, Lyon, Marseille, Lille,
Toulouse, Bordeaux, Nice, Strasbourg, Nantes dan Rennes.
Tahun 2003, pertumbuhan penduduk alami Perancis (tak termasuk
imigrasi) menyumbang hampir seluruh pertumbuhan penduduk alami di Uni
Eropa. Tahun 2004, pertumbuhan penduduknya adalah 0.68% dan
kemudian tahun 2005 jumlah kelahiran dan fertilitas terus meningkat.
Peningkatan kelahiran alami atas kematian meningkat hingga 299.800
tahun 2006. Jumlah fertilitas seumur hidup meningkat hingga 2.00 tahun
2007, dari 1.92 tahun 2004.[25]
Tahun 2004, 140.033 orang bermigrasi ke Perancis. Di antaranya, 90.250
berasal dari Afrika dan 13.710 dari Eropa.[26] tahun 2005, tingkat imigrasi
jatuh sedikit hingga 135.890.[27] Perancis adalah sebuah negara denga
berbagai macam etnis. Menurut Institut Nasional Perancis untuk Statistik
dan Pembelajaran Ekonomi, negara ini memiliki 4.9 imigran yang lahir di
luar negeri, 2 juta di antaranya telah memperoleh kewarganegaraan
Perancis.[28] Perancis adalah negara tujuan perlindungan utama di Eropa
Barat dengan sekitar 50.000 orang tahun 2005 (penurunan 15% dari tahun
2004).[29] Uni Eropa membolehkan pergerakan bebas antara negara
anggota. Sementara Britania Raya (bersama Irlandia) tidak
memberlakukan larangan itu, Perancis melakukan aturan untuk
membendung migrasi Eropa Timur.
Keragaman Perancis: Peta dunia
bahasa asli
bahasa administratif
bahasa sekunder atau non-resmi
minoritas francophone
Perubahan demografi sejak 1960 hingga 2010 (menurut DESA, 2012). Populasi dalam
jutaan jiwa.
Sebuah masalah politik sepanjang tahun adalah depopulasi pedesaan.
Selama periode 1960-1999 lima belas département pedesaan mengalami
penurunan jumlah penduduk. Dalam kasus yang paling hebat, populasi
Creuse berkurang hingga 24%.
Menurut Artikel 2 Konstitusi, Bahasa Perancis adalah bahasa resmi
Perancis sejak 1992. Ini menjadikan Perancis satu-satunya negara di
Eropa Barat (tak termasuk negara mikro) yang memiliki satu bahasa resmi
yang diakui. Tetapi, 77 bahasa daerah juga digunakan, di Perancis
Metropolitan juga departemen dan teritori seberang laut. Hingga baru-baru
ini, pemerintah Perancis dan sistem sekolah negara meragukan
penggunaan bahasa-bahasa tersebut, tetapi mereka sekarang
mengajarkannya hingga berbagai tingkatan di beberapa sekolah.[30] Bahasa
lainnya, seperti Portugis, Italia, Arab Maghrebi dan beberapa bahasa
Berber dituturkan oleh imigran.
Agama[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama di Perancis
Keagamaan Perancis
agama
Kristen
Tak beragama
Islam
Buddha
Yahudi
Agama lainnya atau tak ada
pendapat
pers
en
54%
31%
4%
1.2%
1%
10%
Perancis adalah sebuah negara sekuler karena kebebasan beragama
adalah hak konstitusional, meskipun beberapa organisasi religius seperti
Scientology, Children of God, Unification Church, dan Order of the Solar
Temple dianggap sebagai pemujaan.[31] Menurut jajak pendapat Januari
2007 oleh Catholic World News:[32][33] 51% orang Perancis beragama
Katolik, 31% agnostik atau ateis. (Jajak pendapat lainnya[34] memberikan
ateis persentase 27%), 10% dari agama lain atau tanpa pendapat, 4%
Muslim, 3% Protesan, 1% Yahudi.[butuh rujukan]
Menurut Eurobarometer Poll terbaru 2005,[35] 34% warga Perancis
merespon bahwa "mereka mempercayai adanya Tuhan", sementara 27%
menjawab "mereka percaya terdapat suatu jenis ruh atau kekuatan hidup"
dan 33% menyatakan "mereka tidak percaya adanya suatu jenis ruh,
Tuhan, atau kekuatan hidup". Satu survei lain menyatakan 32% penduduk
di Perancis ateis, dan 32% lainnya "meragukan adanya Tuhan tetapi bukan
ateis".[36]
Jumlah komunitas Yahudi di Perancis mencapai 600.000 menurut World
Jewish Congress dan merupakan yang terbesar di Eropa. Perkiraan jumlah
Muslim di Perancis selalu bermacam. Menurut sensus Perancis 1999,
terdapat 3.7 juta orang dengan "kemungkinan kepercayaan Muslim" di
Perancis (6.3% dari total populasi). Tahun 2003, Kementerian Dalam
Negeri Perancis memperkirakan jumlah Muslim mencapai 5-6 juta.[37][38]
Konsep laïcité ada di Perancis dan karena ini, sejak 1905, pemerintah
Perancis secara legal menolak pengakuan agama apapun (kecuali
peraturan seperti ulama militer dan Alsace-Moselle). Sementara itu,
Perancis mengakui organisasi religius, sesuai kriteria hukum formal yang
tidak menggunakan doktrin keagamaan. Sebaliknya, organisasi religius
harus mengulang dari intervensi dalam pembuatan kebijakan. Ketegangan
sering terjadi mengenai diskriminasi tuduhan terhadap kaum minoritas,
khususnya terhadap Muslim (lihat Islam di Perancis).
Kesehatan umum[sunting | sunting sumber]
Sistem perawatan kesehatan Perancis menempati peringkat pertama di
dunia oleh World Health Organisation tahun 1997.[39] Dibebaskan dari biaya
untuk orang yang mengalami penyakit kronis (Affections de longues
durées) seperti kanker, AIDS atau Cystic Fibrosis. Harapan hidup rata-rata
setelah kelahiran adalah 79.73 tahun.
Tahun 2003, terdapat sekitar 120.000 orang di Perancis yang hidup
dengan AIDS.[40]
Perancis, sebagaimana negara UE lainnya, berada dalam pengarahan UE
untuk mengurangi limbah bawah tanah di wilayah sensitif. Tahun 2006,
Perancis baru 40% melaksanakan pengarahan ini, menempatkannya
sebagai salah satu negara dengan jumlah limbah terendah di dalam UE
karena memenuhi standar pengolahan limbah.
Kematian Chantal Sébire membangkitkan kembali debat terhadap
eutanasia di Perancis. Dilaporkan pada tanggal 21 Maret 2008.[41]
Budaya[sunting | sunting sumber]
René Descartes, "Bapak Filosofi Modern"
•
•
•
•
•
•
•
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Budaya Perancis
Académie française
Seni Perancis
Masakan Perancis
Sinema Perancis
Kebun di Perancis
Musik Perancis
Struktur sosial Perancis
•
•
•
•
Pendidikan di Perancis
Hari libur di Perancis
Daftar orang Perancis
Komik Perancis-Belgia
Arsitektur[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Arsitektur Perancis
Sainte Chapelle Saint Louis menandakan kesadaran Perancis terhadap arsitektur
religius.
Menara Eiffel adalah ikon Paris dan Perancis
Secara teknis, tidak ada arsitektur yang diberi nama Arsitektur Perancis,
meskipun tidak pernah benar. Nama lama Arsitektur Gothic adalah
Arsitektur Perancis (atau Opus Francigenum). Sebutan "Gothic" muncul
sebagai bentuk bergaya dan digunakan secara luas. Perancis Utara adalah
rumah bagi beberapa katedral dan basilika Gothic terpenting, yang
pertama adalah Basilika Saint Denis (digunakan sebagai nekropolis
kerajaan); katedral Gothic Perancis penting lainnya adalah Notre-Dame de
Chartres dan Notre-Dame d'Amiens. Raja dimahkotai di gereja Gothic
penting lainnya: Notre-Dame de Reims. Selain gereja, Arsitektur Gothic
telah digunakan di banyak istana religius, yang terpenting adalah Palais
des Papes di Avignon.
Selama Abad pertengahan, kastil berbenteng dibangun oleh bangsawan
feodal untuk menandakan kekuasaanya menentang pesaingnya. Ketika
Raja Philip II merebut Rouen dari Raja John, contohnya, ia merobohkan
kastil ducal untuk membangun yang lebih besar. Kota berbenteng juga
umum, sayangnya banyak kastil Perancis hancur termakan waktu. Inilah
mengapa Château-Gaillard Richard si Hati Singa dirobohkan, juga Château
de Lusignan. Beberapa kastil Perancis yang selamat adalah Chinon,
Château d'Angers, kastil raksasa Château de Vincennes dan Kastil Cathar.
Sebelum pemunculan arsitektur ini Perancis telah menggunakan Arsitektur
Romawi seperti sebagian Eropa Barat (dengan pengecualian
Semenanjung Iberia, yang menggunakan arsitektur Moor). Beberapa
contoh hebat gereja Romawi di Perancis adalah Basilika Saint Sernin di
Toulouse dan reruntuhan Biara Cluny (hancur semasa Revolusi dan
Perang Napoleon).
Akhir Perang Seratus Tahun menandakan tahap penting dalam perubahan
arsitektur Perancis. Itulah masanya Renaisans Perancis dan beberapa
seniman dari Italia dan Spanyol diundang ke Perancis; banyak istana
kediaman, rancangan Italia, dibangun, terutama di Lembah Loire.
Beberapa kastil kediaman adalah Château de Chambord, Château de
Chenonceau, atau Château d'Amboise. Setelah renaisans dan berakhirnya
Abad Pertengahan, Arsitektur Baroque menggantikan Gothic. Tetapi, di
Perancis, arsitektur baroque menuai kesuksesan besar dalam domain
sekuler daripada keagamaan.[42] Dalam domain sekuler Istana Versailles
memiliki banyak fitur baroque. Jules Hardouin Mansart dapat dikatakan
sebagai arsitek Perancis berpengaruh dalam gaya baroque, degnan kubah
baroque-nya yang terkenal di Les Invalides. Beberapa arsitektur baroque
provinsi impresif dapat ditemukan di tempat yang bukan Perancis seperti
Place Stanislas di Nancy. Dalam sisi arsitektur militer Vauban merancang
sejumlah benteng paling efisien di Eropa dan menjadi arsitek militer paling
berpengaruh.
Setelah Revolusi, para Republikan memuja Neoklasikisme meskipun
neoklasikisme diperkenalkan di Perancis sebelum revolusi dengan
bangunan seperti Pantheon Paris atau Capitole de Toulouse. Dibangun
selama Kekaisaran Perancis Arc de Triomphe dan Sainte Marie-Madeleine
menampilkan tren ini sebagai yang terbaik.
Dibawah Napoleon III sebuah gelombang baru urbanisme dan arsitektur
dilakukan. Bila beberapa bangunan menarik seperti Palais Garnier neobaroque dibangun, perencanaan urban pada waktu itu sangat rapi dan
hebat. Contohnya Baron Haussmann membangun kembali Paris. Masamasa ini juga membangkitkan tren Kebangkitan Gothic yang kuat di
seluruh Eropa, di Perancis arsitek yang merancangnya adalah Eugène
Viollet-le-Duc. Pada abad ke-19 Gustave Eiffel merancang banyak
jembatan (seperti Jembatan Garabit) dan menjadi salah satu perancang
jembatan berpengaruh pada masa itu, meskipun ia berhasil dikenang
karena Menara Eiffel.
Pada abad ke-20, Arsitek Swiss Le Corbusier merancang beberapa
bangunan di Perancis. Banyak arsitek terbaru Perancis menggabungkan
gaya arsitektural modern dan lama. Piramida Louvre adalah contoh baik
arsitektur modern yang ditambahkan ke sebuah bangunan lama. Bangunan
yang paling sulit dibuat di kota-kota Perancis adalah pencakar langit,
karena dapat terlihat dari jauh. Distrik finansial terbesar Perancis adalah La
Defense, di mana sejumlah besar pencakar langit terletak. Bangunan besar
lainnya yang ditantang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
adalah jembatan besar; contohnya Jembatan Millau. Beberapa arsitek
Perancis modern meliputi Jean Nouvel atau Paul Andreu.
Sastra
Sastra[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sastra Perancis
Molière adalah penulis yang karyanya sering dimainkan dalam Comédie-Française
Sastra Perancis dapat dilacak kembali hingga Abad Pertengahan. Perancis
tidaklah memiliki bahasa yang seragam tetapi terbagi menjadi beberapa
dialek (terutama: dialek oïl utara, oc selatan). Setiap penulis menggunakan
pengejaan dan kosakatanya sendiri. Beberapa teks pertengahan Perancis
tidak ditandai seperti Tristan dan Iseult, atau Lancelot dan Cangkir Suci, di
antara lainnya. Sebagian puisi dan literatur Perancis pertengahan
terinspirasi oleh Permasalahan Perancis, seperti The Song of Roland dan
berbagai Chansons de geste. "Roman de Renart" ditulis tahun 1175 oleh
Perrout de Saint Cloude, dan menceritakan karakter pertengahan Reynard
('Serigala'); juga merupakan contoh populer cerita Perancis.
Karena karakter tak dikenal dalam banyak karya Perancis pada Abad
Pertengahan, beberapa penulis pertengahan menjadi terkenal: Chrétien de
Troyes, contohnya. Budaya 'Oc' juga terkenal pada Abad Pertengahan.
Contoh awal karya puisi bahasa daerah dalam Occitan adalah Duke
William IX of Aquitaine.
Mengenai sejarah bahasa Perancis, salah satu penulis terpenting adalah
François Rabelais. Perancis Modern mendapat keuntungan dari gayanya.
Karyanya yang paling terkenal adalah Gargantua dan Pantagruel.
Kemudian, Jean de La Fontaine menulis "Fables", sebuah kumpulan cerita
pendek, ditulis terbalik, dan selalu berakhiran dengan sebuah "pengajaran
moral".
Selama abad ke-17 karya Pierre Corneille, Jean Racine dan Molière, buku
moral dan filosofi Blaise Pascal dan René Descartes memengaruhi
aristokrasi yang meninggalkan warisan penting bagi penulis pada masa
yang akan datang.
Tapi pada abad ke-18 dan ke-19 literatur dan syair Perancis mencapai
masa kejayaannya. Abad ke-18 adalah masa munculnya karya dari para
penulis, pengesai dan pemoral terkenal seperti Voltaire, Denis Diderot dan
Jean-Jacques Rousseau. Karena banyaknya literatur Perancis pada waktu
itu, Charles Perrault adalah penulis yang paling kaya, dengan cerita
seperti: "Puss in Boots", "Cinderella", "Sleeping Beauty" and "Bluebeard".
Penyair, penulis, dan penerjemah abad ke-19 Charles Baudelaire.
Abad ke-19 adalah masa kemunculan banyak novel Perancis terkenal:
Victor Hugo, Alexandre Dumas dan Jules Verne adalah yang terkenal dari
para penulis, keduanya berada di dalam dan luar Perancis, dengan novel
terkenal seperti The Three Musketeers, The Count of Monte-Cristo, Twenty
Thousand Leagues Under the Sea, atau The Hunchback of Notre-Dame.
Penulis fiksi abad ke-19 lainnya meliputi Emile Zola, Guy de Maupassant,
Théophile Gautier dan Stendhal.
Penyair simbolis pada abad ke-19 juga dibuktikan sebagai pergerakan kuat
dalam dunia syair Perancis, dengan seniman seperti Charles Baudelaire,
Paul Verlaine dan Stéphane Mallarmé.
Pada abad ke-20 penulis seperti Louis-Ferdinand Céline, Albert Camus,
dan Jean-Paul Sartre menjadi terkenal di dalam dan luar Perancis. Contoh
lainnya dalam dunia literatur anak adalah Antoine de Saint Exupéry, yang
Little Prince-nya telah terkenal selama beberapa dekade bagi anak dan
dewasa di seluruh dunia.
Prix Goncourt adalah penghargaan literatur terkenal Perancis. Pertama
diberikan tahun 1903, diberi gelar "karya prosa terbaik dan paling imajinatif
tahun ini".[butuh rujukan]
Olahraga[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Olahraga di Perancis
Tour de France
Olahraga terkenal di Perancis meliputi sepak bola, cikal bakal dari rugby
dan di beberapa wilayah, basket dan bola tangan. Perancis telah
menyelenggarakan pertandingan seperti Piala Dunia FIFA 1930 dan 1998,
dan Piala Dunia Persatuan Rugby 2007. Stade de France di Saint-Denis
adalah stadion terbesar di Perancis dan tempat diadakannya final Piala
Dunia FIFA 1998, dan menyelenggarakan final Piala Dunia Rugby 2007
pada Oktober 2007. Perancis juga mengadakan Tour de France tahunan,
balap sepeda jalan paling terkenal di dunia. Perancis juga terkenal karena
balap pertahanan mobil sport 24 Jam Le Mans yang diadakan di
departemen Sarthe. Beberapa turnamen tenis besar dilakukan di Perancis,
termasuk Paris Masters dan French Open, satu dari empat turnamen
Grand Slam.
Perancis memiliki hubungan dekat dengan Olimpiade Modern; adalah
aristokrat Perancis, Baron Pierre de Coubertin, yang menyarankan
kebangkitan Olimpiade, di akhir abad ke-19. Setelah Athena mengadakan
Olimpiade pertama, sesuai asal Olimpiade di Yunani, Paris mengadakan
Olimpiade kedua tahun 1900. Paris juga tempat kantor pusat Komite
Olimpiade Internasional pertama, sebelum dipindahkan ke Lausanne.
Sejak Olimpiade 1900, Perancis telah menyelenggarakan Olimpiade
sebanyak empat kali: Olimpiade Musim Panas 1924, di Paris dan tiga
Olimpiade Musim Dingin (1924 di Chamonix, 1968 di Grenoble dan 1992 di
Albertville).
Tim sepak bola nasional dan tim persatuan rugby nasional diberi nama
"Les Bleus" karena warna kaus tim juga bendera tiga warna Perancis. Tim
sepak bolanya dianggap sebagai yang terbaik di dunia dengan satu
kemenangan Piala Dunia FIFA tahun 1998, satu peringkat kedua Piala
Dunia FIFA tahun 2006, dan dua European Championship dalam 1984 dan
2000. Kompetisi klub sepak bola nasional teratas adalah Ligue 1. Rugby
juga sangat populer, di Paris dan barat daya Perancis. Tim rugby nasional
telah bertanding setiap Piala Dunia Rugby, dan ikut dalam Kejuaraan
Enam Negara tahunan. Setelah turnamen domestik tim rugby Perancis
telah memenangkan enam belas Kejuaraan Enam Negara, termasuk
delapan grand slam; dan mencapai semi-final dan final Piala Dunia Rugby.
Marianne[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Marianne
Lambang masonik Marianne
Marianne adalah simbol Republik Perancis. Ia adalah figur kebebasan dan
Republik dan pertama muncul pada masa Revolusi Perancis. Penampilan
awal Marianne berupa wanita yang mengenakan penutup kepala Phyrgia.
Asal nama Marianne belum diketahui, tetapi Marie-Anne adalah nama
pertama yang umum pada abad ke-18. Anti-revolusioner pada waktu itu
menyebutnya La Gueuse (Sang Pengumum). Dipercayai bahwa
revolusioner dari Perancis Selatan menggunakan penutup kepala Phyrgia
sebagai simbol kebebasan, telah dikenakan oleh budak yang merdeka di
Yunani dan Roma. Pelaut dan penjahat Mediterania yang bekerja di dapur
juga mengenakan penutup kepala sejenis.
Dibawah Republik Ketiga, patung Marianne mulai dibuat, umumnya di balai
kota. Ia ditampilkan dalam berbagai bentuk kelakuan, tergantung bila
tujuannya adalah menekankan alam revolusionernya atau "kebijaksanaan"nya. Sepanjang waktu, penutup kepala Phyrgia dianggap terlalu mencolok,
dan digantikan oleh sebuah diadem atau mahkota. Dalam beberapa waktu
belakangan, banyak wanita terkenal Perancis telah digunakan sebagai
model untuk Marianne tersebut. Beberapa di antaranya adalah Sophie
Marceau dan Laetitia Casta. Ia juga muncul pada barang harian seperti
prangko dan koin.
Peringkat internasional[sunting | sunting sumber]
• Total PDB, 2005: ke-6 (dari 180) (data Bank Dunia)
• Total nilai perdagangan luar negeri (impor dan ekspor), 2002: ke-4 (dari
185)
• Indeks kebebasan pers di seluruh dunia menurut Reporters Without
Borders tahun 2005: Peringkat 30 dari 167 negara
• Transparency International Corruption Perceptions Index 2006 - ke-18
dari 163 negara
Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Daftar utama: Daftar topik dasar Perancis
Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]
Negara dan Bangsa Jilid 5: Eropa. Jakarta: Widyadara. 1988. ISBN 9798087-04-6. (Indonesia)
Catatan dan catatan kaki[sunting | sunting sumber]
• ^ INSEE, Government of France. "Évolution de la population jusqu'en 2014 –
champs France hors Mayotte" (dalam French). Diakses tanggal Januari 2014.
• ^ "Gini Index". World Bank. Diakses tanggal 6 September 2015.
• ^ Untuk informasi lebih lanjut, lihat Kategori:Departemen, jajahan dan teritori
seberang laut Perancis.
a b
• ^ Pemerintah Perancis, Direktorat Pariwisata. "Le tourisme international en
France en 2007" (PDF). Diakses tanggal 2008-06-05.
• ^ Tarassuk, Leonid; Blair, Claude (1982). The Complete Encyclopedia of Arms
and Weapons. Simon & Schuster. p. 186. Diakses tanggal 5 Juli 2011.
• ^ Elizabeth M. Hallam & Judith Everard - Capetian France 937-1328, chapter 1
“The origins of Western Francia” page 7: “What did the name Francia mean in
the tenth and eleventh centuries? It still retained a wide general use; both
Byzantine and western writers at the time of the crusades described the
western forces as Franks. But it was also taking on more specific meanings.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
From 911 onwards the west Frankish king was known as the Rex Francorum
-king of the Franks- and the name Francia could be used to describe his
kingdom, as it was also used by the east Frankish, or German, kingdom...
The Robertines, forerunners of the Capetians, were duces francorum, dukes
of the Franks, and their 'duchy' covered in theory most of northern France.
Then as royal power contracted further, leaving the early Capetian only a
small bloc of lands around Paris and Orleans, the term Francia was used for
this region.”
^ Kementerian Luar Negeri Perancis. "La France en bref". Diakses tanggal 200803-20.
^ Klaim kedaulatan di Antartika dipimpin oleh Sistem Perjanjian Antarktik
^ CIA (2007). "The World Factbook". Diakses tanggal 2007-12-06.
^ a b CIA (2006). "The World Factbook: Field Listing - Elevation extremes". Diakses
tanggal 2006-12-14.
^ According to a different calculation cited by the Pew Research Center, ZEE
Perancis seluas 10.084.201 kilometer persegi (3.893.532 sq mi), di bawah
Amerika Serikat (12,174,629 km² / 4.700.651 sq mi), dan masih di atas
Australia (8.980.568 km² / 3.467.416 sq mi) dan Rusia (7,566,673 km² /
2.921.508 sq mi).
^ Kementerian Luar Negeri (2005). "Discovering France: Geography". Diakses
tanggal 2006-12-29.
^ The New Calendar of Great Men: Biographies of the 559 Worthies of All Ages
and Nations in the Positivist Calendar of Auguste Comte, By Frederic
Harrison, Macmillan & Co., 1920, pg 630
^ "Rôle et fonctionnement du Sénat". French Senate. 2006. Diakses tanggal 200604-20.
^ Comparison of recognised and alleged nuclear powers.
^ "La marine chinoise accède au rang de 3ème puissance mondiale".
^ L'automobile magazine, hors-série 2003/2004 page 294
^ La voiture
^ "UK slips behind France on economy". Financial Times. 2008-01-11. Diakses
tanggal 2008-05-12.
^ Organisation for Economic Co-operation and Development (2005). "Labour
productivity 2003". Diarsipkan dari versi asli (Microsoft Excel) tanggal 2007-0123. Diakses tanggal 2006-04-20.
^ Organisation for Economic Co-operation and Development (2005). "Differentials
in GDP per capita and their decomposition, 2004" (Microsoft Excel). Diakses
tanggal 2006-04-20.
^ Organisation for Economic Co-operation and Development (2005). "OECD
Employment Outlook 2005 - Statistical Annex" (PDF format). Diakses tanggal
2006-06-29.
^ "Musées et Monuments historiques".
^ DGEMP / Observatoire de l'énergie (April 2007). "Électricité en France: les
principaux résultats en 2006.". Diakses tanggal 2007-05-23.
^ Institut national de la statistique et des études économiques (Insee)
• ^ "Inflow of third-country nationals by country of nationality". 2004.
• ^ "Immigration and the 2007 French Presidential Elections" (PDF).
• ^ INSEE (2005-01-25). "Enquêtes annuelles de recensement 2004 et 2005".
Diakses tanggal 2006-12-14.
• ^ UNHCR (2006). "UNHCR Global Report 2005: Western Europe" (PDF). Diakses
tanggal 2006-12-14.
^ "Jeanjean, Henri. “Language Diversity in Europe: Can the EU Prevent the
Genocide of French Linguistic Minorities?”" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF)
tanggal 2007-06-12.
Perancis adalah salah satu negara
yang maju pendidikannya diantara
beberapa negara Eropa
lainnya. Perancis juga telah menjadi
tujuan pendidikan di dunia sehingga
didatangi oleh ribuan orang
mahasiswa dari seluruh penjuru
dunia. Dalam artikel ini kita coba
membandingkan sistem pendidikan
yang berlaku di Perancis dengan di
Indonesia. Tujuannya adalah untuk
memetik nilai-nilai positif yang ada di
Perancis dan kemudian menerapkan
di Indonesia sesuai kondisi dan
potensi Indonesia sendiri. Namun
demikian akan sulit bagi kita untuk
menandingi sistem pendidikan di
Perancis tersebut.
A. Mengenal Negara Perancis
Perancis adalah salah satu Negara di benua Eropa yang dikenal sebagai pusat
mode dunia karena di sini banyak bermukim desainer terkenal dunia yang
menghasilkan karya seni tinggi dan sebagai destinasi penting pariwisata dunia
dengan iconnya menara Eifel. Perancis adalah suatu negara besar dengan
penduduk lebih dari 55 juta jiwa pada saat ini dengan luas wilayah sekitar
545.630 Km2. Tingkat pertumbuhan penduduk sekitar 0,5 persen per tahun serta
kepadatan wilayah mencapai 100 jiwa per km persegi. Jika dibandingkan dengan
Indonesia maka Perancis jauh lebih kecil, penduduk Indonesia tahun 2013 ini
telah mencapai sekitar 250 juta jiwa dengan wilayah yang hampir sepanjang
benua Eropa.
Republique Francaise terletak pada wilayah Eropa Barat, tetapi Negara ini
mempunyai beberapa wilayah teritorial di benua lain. Dari sisi historis Perancis
merupakan satu unit politik yang dipersatukan oleh penjajah Romawi Kuno, oleh
karena itu beberapa segi kehidupanpun dipengaruhi oleh budaya Romawi.
Sementara itu Indonesia pernah diduduki oleh kolonial Belanda, Jepang, Inggris
dan Portugis sehingga juga memberi warna terhadap budaya negeri
ini. Pengaruh Belanda cukup besar tarhadap budaya Indonesia, dan termasuk
juga terhadap sistem pendidikannya.
Penduduk Perancis menggunakan bahasa aslinya, yaitu bahasa Perancis yang
merupakan salah satu bahasa internasional karena juga digunakan pada
beberapa Negara, seperti di Belgia, pada beberapa negara di kawasan Afrika
Barat, pada negara bekas jajahan Perancis di Pasific dan lainnya. Bahasa Perancis
juga telah menjadi bahasa pengantar resmi yang digunakan oleh Masyarakat Uni
Eropa serta sebagai bahasa pengantar resmi di badan Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB). Di Indonesia digunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Meskipun Indonesia memiliki
ratusan macam bahasa daerah, namun masyarakatnya dapat disatukan oleh
Bahasa Indonesia. Akan tetapi Bahasa Indonesia belum menjadi bahasa
internasional karena belum digunakan di negara-negara lain.
Selama ini banyak orang yang mengenal Perancis sebagai kota model karena
dari negara ini setiap hari bahkan setiap jam lahir model-model baru, terutama
fashion, kosmetik dan assesories lainnya. Akan tetapi Perancis juga memiliki
kemampuan yang tinggi di bidang tekhnologi, seperti tekhnologi otomotif
dengan kereta cepat, memproduksi pesawat Airbus, tekhnologi telekomunikasi
dan lain sebagainya. Maka Perancis juga menempatkan diri sebagai negara
industri maju di dunia.
Sistem pemerintahan Perancis mulai berkembang pada abad ke-19 yang
ditandai dengan kemajuan yang dicapai melalui ide-ide pemikiran sosial, politik,
ekonomi dan pendidikan yang digagas oleh kaum menengah. Pembaruanpembaruan tersebut ternyata mampu merubah Perancis menjadi sosok bangsa
yang maju dan disegani oleh negara-negara Eropa. Kamajuan sosial politik
Perancis punya keterkaitan dengan penyelenggaraan pendidikannya, yakni
dengan tumbuh pesatnya berbagai pembangunan pendidikan yang dilakukan
oleh pemerintah dan masyarakat. Sedangkan Indonesia sebagai negara
berdaulat diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, yaitu hampir satu abad lebih
muda dari Perancis. Pendidikan di Indonesia baru mulai terbuka sejak
diberlakukannya politik Pintu Terbuka yang diprakarsai oleh warga Belanda Van
de Venter pada tahun 1870. Sejak saat itulah mulai terbuka mata bangsa ini
untuk menempuh pendidikan secara formal.
Saat ini Negara Perancis menjadi salah satu favorit tujuan pendidikan, bahkan
menempati urutan keempat di dunia. Ada sekitar 300.000 orang mahasiswa
asing yang sedang menuntut ilmu disana karena konon kabarnya biaya
pendidikan di Negara itu relatif rendah. Perancis memiliki sistem pendidikan
tinggi yang agak rumit untuk memberikan gelar dan proses kuliahnya. Namun
sebagai bagian dari Bologna Process, kini gelar di Prancis distandarisasi menjadi
Licence, Master, dan Doctoral. Hal ini sama dengan gelar Sarjana, Master, dan
Doktor di Indonesia.
B. Politik dan Tujuan Pendidikan
Pembangunan sistem pendidikan telah dilakukan sejak akhir abad ke-19,
yaitu ketika Jules Ferry, seorang pengacara dari Menteri Pengajaran Publik
(Minister of Public Instruction) membuat terobosan baru dalam pembangunan
pendidikan di Perancis, yaitu mewujudkan sekolah republikan modern yang
dapat menampung semua anak dibawah usia 15 tahun. Kemudian juga
mewajibkan pendidikan bagi rakyat secara gratis (free of charge) sesuai
peraturan dalam “La loi d’orientation sur l’éducation No. 89-486 tertanggal 10 Juli
1989“. Dalam hal ini pendidikan menempati urusan pertama dalam skala
prioritas nasional Perancis.
Sementara itu sistem Pendidikan Nasional Indonesia diatur dalam UndangUndang Nomor : 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang terdiri
atas :
• Pendidikan umum : memprioritaskan penguasaan pengetahuan umum dan
perbaikan keterampilan siswa,
• Pendidikan vokasional : mempersiapkan siswa dengan sejumlah keterampilan
vokasional yang dibutuhkan para pekerja,
• Pendidikan berkebutuhan khusus : memberikan keterampilan dan kemampuan
penting bagi siswa dengan keterbatas fisik dan mental,
• Pendidikan kedinasan : bertujuan untuk meningkatkan kemampuan yang
dibutukan sebagai persiapan dan meningkatkan kapasitas sebagai calon
pegawai negeri pemerintahan,
• Pendidikan agama : mempersiapkan siswa untuk memperoleh pengetahuan
khusus tentang agama dan pelajaran yang terkait,
• Pendidikan yang berorientasi akademik berfokus kepada perbaikan
penguasaan sain,
• Pendidikan professional : mempersiapkan siswa untuk menguasai spesialisasi
pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan.
Pendidikan adalah suatu hak dan sekaligus kewajiban bagi anak-anak yang
berusia antara enam hingga enam belas tahun dengan beban biaya sepenuhnya
ditanggung oleh pemerintah. Sementara itu di Indonesia pendidikan juga telah
dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang menyatakan pada pasal 31 (1)
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan (3) Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Berarti
Indonesia juga sudah menjamin warganya untuk memperoleh pendidikan yang
disediakan oleh pemerintah, seperti wajib belajar yang diatur oleh Peraturan
Pemerintah RI Nomor : 47 tahun 2008 tentang Wajib Belajar.
Pada dasarnya penyelenggaraan pendidikan di Perancis berlangsung secara
sentralistik karena dipengaruhi oleh sistem politik dan sejarah pemerintahannya
yang berulang kali bersifat sentralistik pula. Maksud dari sentralistik di sini yakni
pendidikan dipusatkan sepenuhnya kepada pemerintah. Kementrian Pendidikan
(Ministry of National Education) memiliki peran sangat penting dalam memajukan
pendidikan secara keseluruhan. Selain itu, pemerintah juga menekankan
program wajib belajar 16 tahun secara gratis pada setiap jenjang pendidikan. Di
Indonesia pendidikan juga diatur secara Nasional meskipun tingkat kemampuan
daerah tidaklah sama. Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional yang menjadi acuan bagi pelaksanaan pendidikan di seluruh
tanah air. Akan tetapi tetap diperhatikan dan diberi ruang gerak untuk potensi
sumber daya lokal.
Sistem pendidikan di Perancis mencerminkan elektivitas yang juga terdapat
pada pemerintahan dan kehidupan sosial lainnya. Rakyat dan pemerintah
Perancis memberi kewenangan pada dua majelis nasional representatif, yaitu
: (1) Majelis Chamber of Deputies yang dipilih langsung oleh rakyat, dan (2) Senat
yang dipilih oleh badan pemilih (electoral college). Di Indonesia bisa disamakan
dengan DPR-RI yang pada komisi tertentu juga mengurus masalah pendidikan
secara spesifik. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya rakyat tidak memerintah
sendiri karena mereka telah mendelegasikan kedaulatannya kepada deputideputi terpilih dan para electoral (anggota electoral college), yaitu orang-orang
yang secara teori berkualitas lebih baik untuk menjalankan pemerintahan secara
rasional dibandingkan warga biasa.
Pendidikan di Perancis pada umumnya ditanggung oleh pemerintah di bawah
koordinasi Kementerian Pendidikan Nasional (Ministere de l’Educatioan National).
Di Indonesia, selain ditanggung oleh pemerintah pusat maka pendidikan juga
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah propinsi, kabupaten dan
kota. Pemerintah daerah juga menyediakan anggaran pendidikan dalam APBD
dan membuat kebijakan-kebijakan untuk pelaksanaan pendidikannya. Sama
halnya dengan Indonesia, Perancis juga memberikan kesempatan yang sama dan
merata bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh pendidikan.
Pada umumnya setiap anak pada usia enam tahun sudah memasuki dunia
pendidikan melalui program primary school (ecole primaire). Pendidikan formal ini
biasanya didahului dengan ecole matternalle atau pendidikan tingkat taman
kanak-kanak. Di taman kanak-kanak ini seorang anak sudah dapat masuk mulai
umur dua tahun pada taman bermain, yaitu semacam playgroup. Sementara itu
di Indonesia sebelum tingkat taman kanak-kanak disediakan pula pendidikan
taman bermain yang disebuat dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang
berkembang hingga ke pelosok-pelosok desa.
Setiap tahun tidak kurang dari US$ 70 milyar atau sekitar 700 trilyun rupiah
yang dianggarkan untuk bidang pendidikan. Jumlah ini mencapai 23 persen dari
total anggaran tahunan Pemerintah Perancis, menjadi salah satu negara yang
menyediakan anggaran pendidikan terbesar di dunia. Sementara itu kebijakan
Pemerintah Indonesia menganggarkan 20 % anggaran negara untuk pendidikan.
Sistem pendidikan di Perancis juga telah melahirkan tenaga yang bergerak di
bidang pendidikan yang cukup besar, yakni sekitar 1,7 juta pegawai yang bekerja
di bidang pendidikan.
Tingkat penghasilan guru di Perancis telah cukup tinggi, contohnya seorang
guru senior yang memperoleh pendapatan bulanan sekitar 40.000 hingga 50.000
euro atau sekitar Rp 50 juta hingga Rp 60 juta per bulan. Untuk menjadi tenaga
guru, termasuk dosen tidaklah mudah karena ia akan menjadi tenaga utama
dalam menjamin kualitas pendidikan bangsa. Sedangkan seorang guru baru
gajinya per bulan yang paling rendah adalah sekitar 25.000 euro atau sekitar Rp
30 juta yang ditambah dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya, seperti
rumah, kendaraan, kebutuhan hidup, jaminan kesehatan, tunjangan hari tua
yang ditanggung oleh pemerintah. Dengan kondisi ini maka guru akan dapat
berkonsentrasi penuh dalam mengajar dan mencerdaskan anak-anak
bangsanya. Hal ini belum bisa dibandingkan dengan negara Indonesia karena
jumlah gaji guru dan pegawai negeri lainnya masih relatif rendah. Bahkan masih
banyak guru yang penghasilannya di bawah standar pendapatan nasional, seperti
guru-guru honor dan guru sekolah swasta. Kedudukan guru juga belum istimewa
seperti halnya di Perancis.
Proses pengangkatan guru dan dosen diadakan rekruitmen yang sangat ketat
dan teruji. Hal ini didukung pula oleh penelitian yang menyatakan bahwa guru
dan dosen di Perancis merupakan salah satu dari tiga kelompok profesi yang
mendapatkan kesejahteraan yang tertinggi dari pemerintah. Yang pertama
adalah para penegak hukum (hakim, jaksa, lawyer) dan yang kedua adalah para
pegawai publik yang melayani masyarakat, seperti dokter, perawat, pegawai
negeri dan lainnya.
C. Tingkatan Pendidikan
Sentralisasi penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah
Perancis tersebut selanjutnya menetapkan tiga jenjang pendidikan, yaitu :
Pendidikan Dasar (enseignement primaire), Pendidikan Menengah (enseignement
secondaire)dan Pendidikan Tinggi (enseignement superieur). Hal ini hampir sama
dengan di Indonesia, yaitu adanya pendidikan pra sekolah (PAUD dan TK),
pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah (SMP dan SMA) serta pendidikan
tinggi (S1, S2 dan S3).
Pendidikan Dasar (Enseignement Primaire)
Pendidikan dasar dimulai dari tingkat taman kanak-kanak (Ecole Maternelle)
sebagai tingkat prasekolah. Anak yang telah berumur dua tahun sudah boleh
masuk taman kanak-kanak. Pada pendidikan tingkatan ini anak-anak
diperkenalkan praktek hidup secara berkelompok, keterampilan sederhana dan
pengenalan huruf dan angka. Sistem pengajaran di TK sendiri dimulai pukul
09.00 pagi hingga pukul 17.00 sore yang disesuaikan dengan orang tuanya yang
pegawai bekerja dari pukul 09.00 pagi hingga 17.00 sore. Sedangkan hari Sabtu
dan Minggu libur. Selama anak berada di ruang sekolah tersebut mereka
sepenuhnya berada di bawah asuhan dan bimbingan guru, mereka diberi makan
siang dan istirahat siang.
Pendidikan dasar dimulai pada usia enam tahun dan berlangsung selama lima
tahun, yaitu : kelas persiapan (CPI), kelas dasar-1 (CE-1), kelas dasar-2 (CE-2),
kelas menengah-1 (CM-1), dan kelas menengah-2 (CM-2). Pendidikan dasar
adalah untuk membekali anak-anak tentang kehidupan bermasyarakat,
memberikan kemampaun membaca dan berhitung sebagai persiapan untuk ke
jenjang pendidikan di atasnya, yaitu menengah (Lycees dan Colleges). Anak-anak
sekolah di TK dan SD negeri dibebaskan dari pembayaran, dan memperoleh
buku-bulu pelajaran secara gratis.
Pendidikan Menengah (Enseignement Secondaire)
Pendidikan menengah di Perancis dibedakan menjadi dua, yaitu College
(setingkat SMP) dan Lycee (setingkat SMA). Pada pendidikan menengah tingkat
pertama ditempuh selama empat tahun dan pada tingkat akhir anak diberi
kesempatan untuk memilih jurusan ke sekolah lanjutan atas. Pada tingkat inipun
peserta didik tidak dipungut biaya dan buku-buku pelajaran disediakan gratis.
Bagian pendidikan kejuruan menyediakan tenaga ahli di bidang perindustrian,
perdagangan, seni dan keterampilan dan spesialisasi lainnya yang dapat
dimasuki setelah tahun ketujuh pendidikan dasar. Selain itu sekarang
berkembang pendidikan kejuruan dengan program paruh waktu guna
memberikan peluang kepada siswa yang sudah bekerja agar tetap belajar dan
bagi pelajar yang ingin sambil bekerja.
Pendidikan menengah atas (Lycee) dilalui selama tiga tahun, yaitu : kelas satu
dan dua serta kelas terminal dengan tetap mempertahankan pendidikan
fundamental. Sejak tahun pertama ada tiga jurusan, yaitu : Sastra, Ilmu
Pengertahuan Alam (IPA) dan Teknik Industri/Sains Teknik serta Teknik
Ekonomi. Pada akhir pendidikan di tingkat Lycee, peserta didik yang lulus
memperoleh ijazah Baccalaureat yang menjadi syarat masuk universitas atau
masuk sekolah tinggi. Sekolah profesional sama dengan sekolah kejuruan di
Indonesia, yakni memberikan pendidikan profesi setelah tamat sekolah lanjutan
atas berupa pendidikan praktek dan teori selama dua hingga tiga tahun. Biasanya
pada tahun kedua diberikan pelajaran praktik kerja di sekolah dan
perusahaan. Namun demikian, baik College maupun Lycee keduanya sama-sama
bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian Baccalaureat
Pendidikan Tinggi (Enseignement Superieur)
Untuk jenjang pendidikan tinggi di Perancis dibagi antara sekolah tinggi
(Grandes Ecoles) dan universitas. Sekolah tinggi dianggap lebih baik dan populer
dibandingkan universitas karena secara umum dipandang jauh lebih selektif.
Universitas berada di bawah Kementrian Pemuda, Pendidikan Nasional dan Riset
sedangkan Grandes Ecole di bawah Kementrian Teknis sesuai bidang yang
ditangani. Pendidikan di Universitas bersifat teoritis dan umum sedangkan
Grandes Ecoles bersifat teknis. Di Indonesia dikenal adanya universitas yang lebih
berorientasi untuk menjadi ilmuwan karena mempelajari secara mendalam
bidang ilmu tertentu. Sedangkan akademi adalah pendidikan yang bersifat
penyediaan tenaga kerja trampil karena lebih banyak bepraktek di samping
mempelajari teori-teori.
Pendidikan tinggi di Perancis ukurannya kecil dan kemapanan dalam keragaman,
maksudnya bahwa secara fisik bangunan-bangunan yang ada di Perancis
tergolong kecil dan jumlah mahasiswanya yang sedikit. Akan tetapi secara
kualitas pendidikan tinggi di Perancis lebih mengutamakan hasil optimal dari
tiap-tiap pembelajaran dalam aspek jurusan masing-masing. Sementara itu di
Indonesia kita perhatikan pada umumnya perguruan tinggi sangat besar dengan
jumlah jurusan/fakultas yang banyak serta mahasiswanya yang berjumlah ribuan
orang.
Kekhasan lain pada pendididkan tinggi di Perancis terdapat pada organisasai dan
sistem pengelolaannya, yaitu dengan telah ditetapakannya tiga asas yang
mendasari lembaga pendidikan tinggi, yaitu :
Adanya hak otonomi pada universitas untuk mengurus bidang keuangan,
administrasi dan ilmu pendidkan,
Adanya partisipasi mahasiswa, pengajar dan civitas akademika pada segala
kegiatan pendidikan dan pada pemilihan pengelola pendidikan dan
sebagainya,
Bersifat multidisiplin sehingga dapat menghindari spesialisasi yang sempit.
Superiur Pendidkan Tinggi
Pendidikan tinggi diselenggarakan dalam bentuk akademi yang mempunyai
fakultas dan universitas yang konvensional. Namun tidak semuanya mempunyai
perangkat fakultas yang lengkap. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, peran universitas dalam diperluas dengan meningkatkan daya
tampung pada fakultas-fakultas yang telah ada serta menambahkan jurusanjurusan baru.
Menurut hasil penelitian di Perancis bahwa sistem pendidikan telah dapat
mendeteksi bakat dan kemampuan anak sejak awal pendidikan dan sudah bisa
menentukan jurusan sesuai minat anak sejak dini. Jadi tidak semua anak berpacu
untuk memilih satu jurusan tertentu saja, misalnya hanya memilih untuk jadi
dokter atau jadi insinyur saja. Siswa juga tidak dituntut harus mendalami seluruh
mata pelajaran, tetapi cukup hanya dasar-dasarnya saja. Kemudian bidang yang
sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa akan dipelajarinya lebih mendalam
sehingga lebih terpusat. Bagi yang berminat melanjutkan pendidikannya ke
Grande Ecole, harus mengikuti test yang cukup berat. Yang tidak diterima pada
Grande Ecole secara langsung akan masuk ke universitas.
D. Perbandingan Pendidikan di
Perancis dan Indonesia
Membandingkan pendidikan di
Perancis dengan Indonesia dapat
diasosiasikan dengan
membandingkan pendidikan di
negara maju dengan negara
berkembang. Ada beberapa kriteria
pendidikan di negara maju dan di
negara berkembang yang telah
terlaksana selama ini, yaitu :
Faktor Mempengaruhi Pendidikan di
Negara Maju
· The relationship between
education and employment and
preparation for the transition from
school to work. (Hubungan antara
pendidikan pendidikan dan dunia
kerja dari sekolah ke pekerjaan sudah
ada),
· A commitment to life-
longeducation. (Adanya komitmen
untuk melaksanakan pendidikan
seumur hidup),
· The expansion of educational
facilities. (Penyediaan fasilitas
pendidikan yang cukup memadai),
· Teacher education for tomorrow.
(Pendidikan guru untuk persiapan ke
masa depan),
· Hubungan antara program
kependidikan di lembaga- lembaga
kependidikan dengan dunia kerja,
· Persiapan menghadapi masa
peralihan dari masa sekolah ke masa
kerja serta masa hidup
bermasyarakat,
· Pendidikan seumur hidup,
· Perluasan fasilitas dan pelayanan
kependidikan dalam menghadapi
hambatan ekonomi,
· Penyediaan tenaga guru yang
lebih bermutu untuk mempersiapkan
anak didik menghadapi masyarakat
masa depan yang semakin kompleks,
· Pemerataan dan
efektivitas pendidikan,
· Sumber daya alam telah
dimanfaatkan secara optimal oleh
negara,
• Tetap berpegang teguh pada nilai-nlai budaya yang berlaku di negara
setempat,
• Telah dapat mengatasi permasalahan kependudukan dengan baik,
• Tingkat produktivitas masyarakat tinggi yang didominasi barang dan jasa,
• Tingkat dan kualitas hidup masyarakat telah tinggi,
• Ekspor yang terbanyak adalah hasil industri dan jasa,
• Telah terpenuhinya penyediaan fasilitas umum,
• Kesadaran hukum, kesetaraan gender, dan penghormatan terhadap hak asasi
manusia telah dijunjung tinggi,
• Tingkat pendidikan relatif tinggi,
• Tingkat pendapatan penduduk relatif tinggi,
• Tingkat kesehatan sudah baik
Faktor Mempengaruhi Pendidikan di Negara Berkembang
• Secara ekonomi, pada umumnya miskin dan masih sangat tergantung pada
alam,
• Secara demografis, pada umumnya padat penduduk, dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi,
• Secara budaya, masih kuat berpegang pada nilai budaya,
• Perbandingan mahasiswa dengan gelar doktor di universitas tidak memadai
karena mahasiswa tidak didorong untuk meraih gelar doktor dan bekerja di
universitas,
• Universitas kurang memperhatikan masalah masyarakat dan telah gagal untuk
mengembangkan kerjasama dengan lembaga negara dan lembaga
swadaya masyarakat untuk antisipasi isu-isu seperti
pendidikan, kesehatan, energi, pertanian dan jasa,
• Program pendidikan di perguruan tinggi belum siap untuk memenuhi
kebutuhan sektor usaha. Hal ini disebabkan adanya ketidakharmonisan
antara keterampilan di universitas dengan ketrampilan yang dituntut oleh
dunia usaha,
• Lembaga pendidikan tinggi gagal memberi dukungan yang cukup untuk
pembangunan ekonomi negara,
• Universitas tertinggal dalam perkembangan dan transfer teknologi,
• Kebanyakan staf akademik di universitas tidak dilengkapi dengan pengetahuan
paedagogis.
• Faktor ekonomi, banyak siswa yang tidak dapat melanjutkan studi karena
masalah biaya,
• Faktor sosial, adanya anggapan bahwa wanita terutama di pedesaan tidak
memerlukan pendidikan, lebih baik menjadi ibu rumah tangga saja,
• Faktor sistem pendidikan, banyak siswa menengah atas yang tidak bisa
melanjutkan pendidikan karena kurangnya daya tampung yang tersedia,
• Pemerintah juga kurang memenuhi standar dibandingkan pendidikan swasta,
• Kasus banyaknya tamatan sarjana yang menganggur karena tidak
mendapatkan pekerjaan,
• Faktor kedisiplinan guru, cukup banyak guru yang sudah difasilitasi oleh
pemerintah tetapi tidak menjalankan tugas dengan baik,
• Kesenjangan ekonomi antar daerah,
• Adanya diskriminasi gender,
• Kurangnya pendidikan yang bersifat teknis, sehingga banyak lulusan yang tidak
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
memiliki ketrampilan tertentu setelah tamat pendidikan,
Terbatasnya penyediaan/alokasi dana dari pemerintah,
Kurangnya tenaga pendidik atau guru yang terampil dan profesional,
Kemiskinan yang kronis dan meluas,
Tingkat pengangguran yang tinggi dan cenderung meningkat,
Ketidakmerataan distribusi pendapatan antar penduduk,
Rendahnya tingkat produktivitas di sektor pertanian,
Tidak meratanya kesempatan ekonomi antara desa dan kota,
Kurangnya pelayanan kesehatan dan pendidikan,
Memburuknya neraca pembayaran dan hutang luar negeri,
Meningkatnya ketergantungan terhadap luar negeri,
Lemahnya kelembagaan masyarakat,
Penutup
Memperbandingkan sistem
pendidikan antara beberapa negara
penting artinya untuk mentransfer
hal-hal positif yang telah dilakukan
oleh suatu negara. Bagi Indonesia
perlu mengenal bentuk dan model
pendidikan di negara lain karena
sistem pendidikan Indonesia masih
perlu penyempurnaan dan
perubahan. Terutama Indonesia
perlu melihat kepada beberapa
negara yang telah maju sistem
pendidikannya, seperti Finlandia,
Inggeris, Australia, Amerika Serikat,
Perancis dan sebagainya.
Memperbandingkan sistem
pendidikan tidak dapat dilakukan
serta merta karena ada nilai-nilai
khusus yang tidak dapat
dipersandingkan serta kekuatan lokal
yang tidak dapat ditransfer secara
utuh. Misalnya sistem pendidikan di
Jepang yang masih sangat kuat
berpegang teguh kepada nilai-nilai
budaya setempat yang belum tentu
dimiliki oleh negara lain. Sementara
itu Indonesia memiliki nilai-nilai luhur
Pancasila yang menjadi dasar sistem
pendidikan sehingga menjadi
kekhasan pendidikan di negara ini.
Sistem pendidikan Indonesia dan
Perancis tidak dapat dipersandingkan
secara utuh, namun ada beberapa
nilai-nilai yang dapat diaplikasikan
dalam memajukan pendidikan di
Indonesia. Apalagi Perancis adalah
salah satu negara yang maju
pendidikannya dan telah menjadi
tujuan oleh mahasiswa dari berbagai
penjuru dunia. Perancis juga berhasil
mensejalankan antara pendidikan
dengan lapangan kerja sehingga
tamatan pendidikan dari berbagai
tingkatan dapat langsung bekerja
sesuai keahliannya. Selanjutnya
Indonesia juga perlu menjalin
kerjasama dengan Perancis untuk
menyusun sistem pendidikan yang
lebih baik.
Daftar Kepustakaan
Amtu, Onisimus, 2011, Manajemen
Pendidikan di Era Otonomi Daerah,
Bandung, Alfabeta,
Hasbullah, 2011, Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo
Persada,
Hikmat, 2009, Manajemen
Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia,
Nur, Agustiar Syah, 2002,
Prof.Dr.Drs.H.MA, Perbandingan
Sistem Pendidikan 15 Negara,
Cetakan I, Bandung, Lubuk Agung,
Prayitno, 2011, Arah ke Paradigma
Pendidikan Indonsia, Padang, UNP
Press,
Syafaruddin, 2008, Efektifitas
Kebijakan Pendidikan, Jakarta,
Rineka Cipta,
Tilaar, H.A.R., dan Nugroho, R., 2008,
Kebijakan Pendidikan. Pengantar
untuk Memahami Kebijakan
Pendidikan dan Kebijakan Publik,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
Tilaar, H.A.R., 2002, Pendidikan
untuk Masyarakat Indonesia Baru,
Jakarta, Grasindo,
Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,
MANAJEMEN INDONESIA
PERPADUAN MANAJEMEN BARAT DAN TIMUR
SERTA BUDAYA TRADISIONAL
PENDAHULUAN
Hingga saat ini, bangsa Indonesia yang merupakan salah satu bangsa yang besar diantara
negara-negara yang ada di atas bumi ini, belum memiliki suatu bentuk/format yang pas
mengenai gaya (Style) manajemennya, bila dibandingkan dengan Jepang, Cina atau Amerika
dan negara-negara Eropah, yang tampaknya sudah menemukan bentuk gaya manajemen yang
dijalankannya selama ini. Hal tersebut bukan berarti bahwa pengelolaan administrasi negara
dan bisnis selama ini di Indonesia tidak memakai konsep manajemen. Para pimpinan
administrasi negara dan pimpinan perusahaan kebanyakan masih mengadopsi bentuk
menajemen Amerika, Jepang, Cina serta bentuk lainnya, atau bahkan ada yang memadukan
berbagai bentuk gaya manajemen tersebut dalam menjalankan organisasinya. Sehingga
dengan demikian, gaya manajemen yang asli dan khas Indonesia belum kelihatan.
Padahal kalau mengikuti pola dan jalan pikiran Peter F. Drucker (1977 : 7), manajemen
menyandang fungsi sosial. Manajemen tidak dapat dipisahkan dari masyarakat atau bagian
dari masyarakat yang dilayaninya, sehingga tak terlepas dari kaitan budaya (kultur) yang
disandang oleh masyarakat yang dilayaninya. Kultur itu bahkan tampil sebagai bagian terpadu
dalam keseluruhan manajemen tersebut, hingga saat ini kita mengenal sebutan Manajemen
Gaya Amerika, Manajemen Gaya Cina, Manajemen Gaya Jepang, Manajemen Gaya Barat dan
sebagainya.
Catatan pengalaman secara empiris bangsa Indonesia sejal baru merdeka hingga saat
ini, memperlihatkan betapa banyaknya salah urus (mis-management) dalam kehidupan seharihari, yang ditandai oleh parahnya birokrasi negara dan merajalelanya kolusi, korupsi dan
nepotisme (KKN) di hampir semua segi. Di samping, pada saat yang sama bangsa Indonesia
harus menghadapi perlombaan atau kompetisi dengan negara-negara lain dalam upaya
memulihkan sendi-sendi kehidupan negara dan masyarakat yang sudah amat terpuruk.
Dari paparan di atas, dirasakan sangat mendesak (urgent) untuk mengembangkan
kekuatan imbangan yang ada pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, yaitu berpa
pengembangan manajemen yang berciri khas Indonesia. Hal ini sangat penting, sebab bila
tidak demikian, maka gaya manajemen dari luar yang sebenarnya tidak cocok untuk Indonesia
dipaksakan diterapkan, sehingga mengakibatkan kegagalan pengelolaan administrasi negara
dan swasta seperti pada periode yang lalu. Gagal atau berhasinya manajemen Indonesia,
tentunya sangat tergantung dari cara penyaringan dari berbagai budaya (suku/etnis) yang
ada di masyarakat Indonesia serta penerapannya dalam kehidupan organisasi.
Pengertian dan Batasan Manajemen
Manajemen itu sendiri berasal dari kata manage. Kata manage berasal dari bahasa
Italia, yaitu maneggiare, di mana kata ini berasal dari bahasa latin, yakni manus yang berarti
hand (tangan). Kata manage dalam bahsaa Perancis berarti house-keeping (rumah tangga).
Dalam kamus Webster’s New Collegiate Dictionary, 2002 digitized by USU digital library 2
kata management diberikan penjelasan sebagai : the act or art of managing, conduct,
direction, and controll.
Di sisi lain banyak ahli manajemen memberi batasan tentang manajemen, yaitu
diantaranya Terry (1972), Robins (1991), Bartol dan Martin (1994) dan Stoner, dkk (1995).
Terry (1972 : 4) menyatakan bahwa manajemen adalah sesuatu proses khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan
tenaga manusia dan sumberdaya lainnya. Robbins (1991 : 5) memberi pengertian manajemen
sebagai suatu proses kegiatan untuk mencapai sesuatu secara efisien melalui orang lain.
Proses kegiatan tersebut terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan
pengawasan. Sedangkan Bartol dan Martin (1994 : 6) menyatakan bahwa manajemen adalah
suatu proses mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan memanfaatkan empat fungsi utama,
yakni perencanaan. Pengorganisasian, memimpin dan pengawasan. Terakhir batasan dari
Stoner, dkk (1995 : 7) yang menyatakan bahwa manajemen adalah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan
menggunakan semua sumberdaya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah
ditetapkan.
Dari empat pendapat para ahli tersebut, ada empat batasan tentang manajemen yang
bisa ditarik yang merupakan ide pokok yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu (1)
identitas manajemen adalah suatu proses, (20 fungsi-fungsi fundamental manajemen, (3)
arah proses manajemen, dan (4) unsur-unsur manajemen.
Identitas manajemen sebagai suatu proses dikatakan oleh Pariasta Westra (1981 : 264)
sebagai rangkaian perbuatan manusia yang mengandung sesuatu maksud tertentu yang
memang dikehendaki oleh orang yang melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan Siagian (dalam
Gorda, 1999 : 78) menyatakan bahwa proses berarti suatu kegiatan yang terus menerus
dilaksanakan.
Dengan demikian, pengertian proses yang dikemukakan oleh dua hali tersebut di atas
memberikan informasi bahwa kegiatan mencapai tujuan organisasi tidak dapat dilakukan
dengan satu kegiatan saja seperti membalikkan tangan, melainkan suatu kegiatan secara
bertahap dan berkelanjutan serta secara sadar dilaksanakan. Hal ini berarti proses tersebut
dilakukan dengan penuh perhitungan dengan memperhatikan kemampuan sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi.
Mengenai fungsi-fungsi fundamental manajemen, tampaknya hampir seluruh ahli
sepakat intinya ada empat, yaitu planning, organizing, actuating dan controlling. Pada
umumnya organisasi di Indonesia mengalami keterbatasan dalam bidang sumber daya,
sementara di sisi lain tujuan yang ingin dicapai harus bisa dilakukan secara baik.
Proses manajemen itu sendiri diarahkan kepada usaha-usaha anggota organisasi untuk
meningkatkan produktivitasnya melalui pemanfaatan secara efektif dan efisien sumber daya
yang tersedia. Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan
(input). Keluaran bisa terdiri barang atau jasa. Sedangkan masukan terdiri dari sumber daya
manusia (human resorces), dan modal (capital), peralatan-peralatan (materials), dan sumber
daya lainnya. Efisiensi adalah kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya
(masukan), sedangkan efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai.
Unsur-unsur manajemen, pada umumnya terdiri dari 6 (enam) yang dikenal dengan the
six M’S, yaitu Men, Money, Materials, Machines, Methods and Markets. Diantara seluruh
unsur tersebut, men (manusia) adalah unsur yang paling penting di dalam proses manajemen,
sebab manajemen itu ada karena adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Hal ini berarti manusia merumuskan tujuan,
manusia yang menyusun organisasi sebagai 2002 digitized by USU digital library 3 wadah
pencapaian tujuan, manusia pula yang bekerja untuk mencapai tujuan dan sekaligus manusia
pula yang mengendalikan serta menikmati hasil-hasil yang dicapai.
Aspek Positif dan Negatif Gaya Manajemen Barat dan Timur
Dari berbagai pengertian dan batasan manajemen di atas, dalam tulisan ini
pembahasannya dibatasi faktor manusia sebagai unsur utama manajemen dan berbagai
perilakunya dalam oraganisasi atau kelompok serta pengaruhnya terhadap lingkungan
sekitarnya. Hasil rumusan kelompok IV seminar Konsep Manajemen Indonesia yang
berlangsung dari tanggal 3-5 juli 1979 di Jakarta berhasil menyimpulkan aspek positif dan
negatif dari gaya manajemen antara negara barat (yang diwakili oleh Amerika Serikat dan
Eropa Barat) dengan negara dari dunia timur (yang diwakili Jepang dan Cina).
Adapun aspek positif dan negatif tersebut adalah sebagai berikut :
1. Manajemen Barat : Tekanan pada Amerika Serikand an Eropa Barat
o Aspek Positif :
2.
3.
- Efisien;
- Disiplin;
- Sadar akan waktu dan;
- Penghormatan terhadap inisiatif individu;
o Aspek Negatif :
- Manusia diperlakukan seperti mesin, dan;
- Masyarakatnya yang konsumtif.
Manajemen Jepang
o Aspek Positif :
- Solidaritas terhadap kelompok (perusahaan) yang tinggi;
- Dedikasi;
- Kesetiaan;
- Disiplin diri;
- Nasionalisme yang tinggi, dan;
- Penghormatan terhadap yang lebih senior.
o Aspek Negatif :
- Opportunities;
- Binatang ekonomi;
- Sangat tertutup, dan;
- Agak angkuh.
Manajemen Cina
o Aspek Positif :
- Memegang teguh janji;
- Ulet;
- Tekun;
- Hormat, dan;
- Solidaritas kelompok (suku).
o Aspek Negatif :
- Kikir;
- Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan;
- Tertutup, dan
- Terlalu materialistis.
Letak Posisi Manajemen Indonesia
Dari pemaparan aspek positif dan negatif manajemen barat dan timur itu, di manakah
letak posisi manajemen Indonesia ? Pertanyaan seperti itu selalu tercuat, sebab belum ada
manajemen Indonesia yang secara ekplisit dan terpraktekkan serta tertulis dimunculkan oleh
para ahi manajemen yang ada di Indonesia. Yang banyak didiskusikan adalah istilah-istilah
“Manajemen Gaya Indonesia”, “Gaya Manajemen Indonesia”, “Manajemen ala Indonesia”,
“Manajemen Pancasila”, dan sebagainya, dengan rumusan yang mirip antara satu dengan yang
linnya, (Budiman Christiananta, 1994 : 6).
Bila secara ekplisit, terpraktekkan dan tertulis belumlah ada, apakah ada organisasi dan
manajemen yang khas Indonesia ? Jawabannya tentu ada ! Cara orang tertentu menyusun
pekerjaan dan hubungan antara pekerjaannya, pasti dipengaruhi tidak saja oleh sifat
pekerjaan itu sendiri yang mungkin bersifat universal, tetapi juga oleh cara orang-orang
tersebut mengatur hidup pada umumnya. Sifat pekerjaan bisa saja bersifat universal karena
dilandasi teknologi yang berlaku di mana-mana disebabkan hukum-hukum alam yang mendasari
berlaku umum. Namun dapat dipastikan faktor-faktor lainnya seperti kebudayaan, nilai,
norma kehidupan dan yang lainnya menjadikan cara hidup bangsa-bangsa berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya. Perlu juga diperhatikan bahwa tidak hanya cara-cara orang
mengatur pekerjaan dipengaruhi kebudayaannya, tapi kebudayaan berpengaruh kuat pula
pada perilaku pekerjaan.
Dari hasil penelitian Budi Paramita (1977) terhadap 172 buah perusahaan pemerintah
dan swasta nasional dan asing tahun 1976 di beberapa kota di Indonesia (Jakarta, Surabaya,
Malang, Madiun, Solo dan Padang) dengan 500 responden menemukan bahwa umumnya
organisasi bisnis Indonesia menurut para manajernya sendiri dinilai bersifat rutin,
formalistik, kurang tersentralisasi, kurang berkomunikasi tugas, umumnya lebih dikoordinasi
melalui rencana daripada saling menyesuaikan ataupun umpak balik, namun tidak seluruhnya
birokratis.
Birokrasi dalam Organisasi di Indonesia
Di dalam birokrasi Weber (dalam Gerth dan Wright, 1958 : Bab 8) terdapat prinsip
pembagian kerja atau diferensiasi horizontal serta hierarki atau diferensiasi vertikal yang
jelas. Dengan perkataan lain, birokrasi Weber merupakan organisasi kompleks. Namun hasil
temuan penelitian Budi paramita pada tahun 1976 terhadap perusahaan-perusahaan di
Indonesia, meskipun perusahaannya besar, tidak ada yang berpandangan bahwa
perusahaannya sendiri benar-benar kompleks, baik dalam dimensi horizontal maupun vertikal.
(Budi Paramita, 1977 : 47).
Mengenai sentralisasi, birokrasi Weber menyatakan terdapat sentralisasi kewenangan
yang tinggi, sebaliknya sentralisasi perusahaan-perusahaan di Indonesia dinilai antara sedang
dan rendah. Kecuali sentralisasi keputusan taktis rutin yang dirasakan antara rendah dan
cukup tinggi, ada perasaan yang cukup seragam bahwa sentralisasi keputusan strategik cukup
rendah, dan bahwa tingkat sentralisasi keputusan taktis non rutin masih rendah. Di dalam
birokrasi Weber terdapat tingkat formalisasi yang tinggi. Pembagian kerja, hierarki,caracara bekerja, hak, kewajiban dan kedudukan karyawan dikukuhkan dengan peraturanperaturan yang tegas. Kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi ditegaskan merupakan tugas resmi. Kewenangan memberikan perintah
melaksanakan tugas-tugas tersebut ditetapkan dalam peraturan-peraturan dan dikenakan
batas-batas yang jelas menganai alat-alat paksaan yang dapat digunakan pejabat. Pelaksanaan
tugas dalam jabatan dilakukan berdasarkan dokumen tertulis yang arsipnya disimpan dengan
baik. Di perusahaan-perusahaan Indonesia, walaupun tidak menyangkut semua aspek
diformalkan dalam sebuah birokratis, tingkat dormalisasi dinilai dari sedang sampai cukup
tinggi. Ketat-longgarnya pengawasan bersifat antara sedang dan tinggi, kodifikasi pekerjaan
cukup tinggi. (Budi Paramita, 1977 : 48).
Dalam birokrasi murni, pelaksanaan tugas dilakukan oleh karyawan yang memiliki
keahlian khusus di dalam peraturan-peraturan yang mengatur bidangnya masing-masing serta
di dalam menerapkan peraturan tersebut pada kasus-kasus yang timbul sehari-hari. Penelitian
Budi Paramita secara eksplisit tidak meneropong hal tersebut di dalam perusahaan di
Indonesia, akan tetapi terdapat kesan kuat bahwa tidak terdapat hubungan yang erat antara
tingkat keahlian dan tingkat kompleksitas organisasi dan antara tingkat keahlian dengan sifat
tugas. Pekerjaan dinilai tidak memerlukan pemikiran lama, banyak dan mendalam.
Manajer Indonesia umumnya berusaha mengendalikan organisasi dengan mengutamakan
kendala-kendala formal, tetapi bekerja tanpa informasi yang cukup. Namun dikarenakan
adanya perencanaan, tampaknya semuanya bisa diatasi, meskipun hasilnya tidak selalu
memuaskan secara sempurna. Keberhasilan tujuan yang dicapai banyak juga diakibatkan oleh
terincinya tugas-tugas yang harus dilakukan (biasanya dengan job description tertulis di
masing-masing ruangan), adanya otonomi dalam pekerjaan, serta banyaknya orang dalam
organisasi.
Perilaku Manusia Indonesia dalam Organisasi dan Manajemen
Meskipun diakui bahwa unsur-unsur manajemen bersifat universal secara umum, namun
dalam prakteknya saat pengimplementasikan dalam suatu aktivitas, mau tidak mau perilakunya
dalam organisasi pasti dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh anggota yang ada di
dalamnya. Termasuk juga hal ini berlaku bagi pranata/organisasi yang ada di Indonesia,
terlebih lagi seperti yang dikatakan oleh Astrid S. Susanto yang menyatakan perlu disadari
bahwa manusia Indonesia dalam latar belakang budayanya tidaklah sama, hal mana telah
melahirkan semboyan Bhineka Tunggal Ika (Astrid S. Susanto dalam Marbun, 1980 : 70-71).
Astid S. Susanto menyatakan lebih lanjut bahwa gambaran awal ciri-ciri kebudayaan
manusia Indonesia yang dapat digunakan sebagai pangkal tolak pemahaman suasana dan
kebudayaan organisasi Indonesia perlu mencakup pengamatannya sendiri bahwa :
1. Manusia Indonesia masih bersifat manusia dalam pengorganisasian organisasi daripada
dalam pengorganisasian mekanis (Emille Durkheim). Dengan sendirinya sikap demikian
adalah baik dan tentu bentuk idealnya adalah suatu campuran dari keduanya.
2. Manusia Indonesia menunjukkan keinginan untuk bertahan dalam lingkungan
solidaritas organis daripada solidaritas mekanis.
3. Walaupun pada satu pihak, suatu organisasi/instansi memang merupakan unit ekonomi
di mana orang mencari nafkah dan perbaikan nasibnya, langkah tersebut
dilaksanakannya karena mereka terpaksa. Hal mana berarti menerima nilai organisasi
atau kepentingan instansi/organisasi sebagai kepentingan sendiri adalah sangat
jarang.
Dalam berhubungan dengan manusia lainnya, manusia Indonesia selalu berpijak dari
penilaian kedudukan sosialnya terhadap lawan hubungannya, apakah sejajar, lebih tinggi atau
lebih rendah. Bagi manusia Indonesia, kesamaan atau ketidaksamaan kedudukan sosial sama
wajarnya. Berperilaku seolah-olah tidak ada perbedaan kedudukan sosial malah tidak wajar.
Masyarakat ditata menurut dimensi horizontal dan vertikal : ada yang berkedudukan sama,
ada yang lebih yunior, ada yang perlu dituakan. Pada umumnya yang dituakan harus bersifat
mengasuh dan melindungi. (Franz Magnis Suseno, 1985 : 60-63).
Sifat “solider organik”, dengan berbagai konotasinya seperti keakraban, keselamatan,
kebersamaan dan sebagainya terpadu dengan sifat “hirarki’ dengan konotasinya perlindungan,
kesetiaan, penghormatan dan sebagainya dalam suatu pranata atau lembaga yang disebut
“kekeluargaan”. Karena sifat “kekeluargaan”-nya , manusia Indonesia dengan merasa sangat
wajar menyapa lawan bicaranya sekelompok organik dengan sebutan-sebutan yang berasal
dari sebuah keluarga seperti Bapak, Ibu, Saudara secara penuh dalam suatu acara resmi
(Joedono, 1987).
Sikap kebudayaan tradisional yang meresapi pergaulan hidup manusia Indonesia adalah
kecenderungan untuk berusaha mempertahankan kesepakatan, kedamaian, keadaan saling
membantu, dan saling menerima satu sama lain dalam semua hubungan sosial, dalam keluarga,
diantara tetangga, di tempat kerja, di dalam masyarakat dan sebagainya. Setiap orang wajib
menghindari setiap sikap dan perbuatan yang dapat menimbulkan perasaan tidak enak,
ketegangan, keresahan, pertikaian terbuka, yang di dalam masyarakat Jawa disebut dengan
“rukun”. (Frans Magnis Suseno, 1985 ; 39).
Ciri kebudayaan manusia Indonesia lainnya yang sangat banya berpengaruh dalam
kehidupan berorganisasi adalah bermusyawarah menuju mufakat, dan memutuskan segala
sesuatu atas dasar konsensus diantara seluruh kelompok organik, sekurang-kurangnya
diantara kelompok seangkatan pengalaman (peer group). Namun demikian, dewasa ini
masyarakat Indonesia sudah tidak lagi berada pada tatanan masyarakat tradisional
seluruhnya, disebabkan dengan terbuka lebarnya arus informasi yang berakibat dengan
menggejalanya sikap mendunia (globalisasi), di mana semuanya itu berpengaruh terhadap
perilaku kehidupan masyarakat yang merupakan campuran antara nilai-nilai tradisional dan
modern.
Faktor Budaya dalam Organisasi dan Manajemen di Indonesia
Astrid S. Susanto (dalam Marbun, 1980 : 70-72), menyatakan dalam kehidupan
organisasi di Indonesia, instansi masih dilihat sebagai lanjutan kehidupan solidaritas
organisasinya, sehingga terbentuklah suasana organisasi (organization climate) dan budaya
organisasi (organization culture) khas Indonesia yang sedikit banyak masih ditandai oleh
sifat budaya tradisional seperti solider organik, hierarkis, rukun dan musyawarah. Hal ini bisa
dilihat pada suasana santai, akrab dan suasana seperti di rumah, yang dibawa ke tempat kerja.
Kebiasaan ngobrol (istilah jaman sekarangnya disebut ngerumpi) dan bekerja yang santai
waktu jam kerja menunjukkan adanya nilai keakraban sosial yang masih dianggap lebih penting
daripada sikap lugas (zakelijk) waktu kerja. Bila memungkinkan, semua suka-duka (terutama
duka) kehidupan pribadi diharapkan akan dapat dipecahkan oleh atasan.
Namun demikian, menurut Danandjaja (1986 : 85) gambaran seperti itu tidak lagi
merupakan gambaran yang lengkap. Wong cilik termasuk karyawan pada level bawah, sudah
mulai merasuk dalam tata nilai manusia Indonesia. Dampaknya tidak hanya para profesional
dan manajer muda yang tumbuh pragmatis dan akusentris, akan tetapi telah tumbuh pula
“manajer yang autokratik dan berpikir jangka pendek”.
Danandjaja dalam penelitiannya menemukan bahwa manajer Indonesia lebih
mementingkan keuntungan jangka pendek; walaupun mengerti manfaatnya, tidak menganggap
realistik investasi jangka panjang; meskipun berakibat di bebas tugaskannya sekelompok
karyawan, cenderung menjual saja salah satu pabrik lama, demi pengadaan dana untuk
membangun pabrik bari; membatasi penyediaan dana untuk program latihan hanya pada
mereka yang memang masih dapat dikembangkan lebih lanjut; dan hanya mau mengeluarkan
dana terbatas, nila perlu sekecil mungkin untuk fasilitas di tempat kerja seperti kafetaria
dan kamar kecil.
Manajer seperti tersebut di atas, kata Danandjaja (1986 : 104) lebih suka pada suasana
yang menyenangkan, lebih suka orang yang sangat populer tapi kurang kreatif daripada yang
kreatif tetapi kurang populer, tidak suka konflik walaupun itu berarti kemajuan, dan lebih
memberikan wewenang pada anak buah yang hanya terbatas pada pelaksanaan tugas.
Hal hampir senada dikemukakan pula oleh Budi Paramita (1992 : 10) yang mengatakan
gaya manajerial di Indonesia bersifat antara lain, paternalistik dan otokritik. Suatu jenis
pengendalian yang bersifat langsung dan pribadi dengan wewenang dipusatkan pada pucuk
pimpinan. Ini sesuai dengan dalih yang muncul dari gambaran di atas, yang menunjukkan bahwa
suatu pengendalian hierarkis yang ketat dalam suatu organisasi merupakan cara paling efektif
dalam masyarakat yang bersifat otoriter.
Berikut ini adalah Profil Manajer Indonesia menurut hasil temuan Danandjaja (1986 : 150):
1. Bagi para Manajer, perusahaan adalah wujud lain dari pemilik, yang patut dihormati
dan dituruti segala kehendaknya dengan taat. Ucapan “terserah bagaimana maunya
perusahaan”! sangat mudah diucapkan oleh Manajer di Indonesia, terutama kalau
sedang frustasi. Karena tidak ada ikatan lain kecuali sebagai wadah tempat ia
memperoleh kesempatan kerja, jaminan dan keamanan, maka para Manajer tersebut
akan cenderung untuk keluar dari perusahaannya begitu saja kalau hal-hal tersebut
tidak dipenuhi.
2. Bagi para Manajer, pemilik adalah orang yang sampai batas tertentu dapat
memberikan kesempatan memperoleh apa yang dibutuhkannya. Sesuai dengan
orientasi vertikalnya, para Manajer akan menghormati pemilik, dan malah sering
menganggapnya sebagai orang tua yang mempunyai kewajiban dan tanggung jawab
moral untuk memelihara anak buah dan menjamin keberhasilannya.
Profil Manajer seperti tersebut di atas, sejalan dengan temuan Astrid S. Susanto
(dalam Marbun, 1980 :73-74) bahwa pegawai, dalam hal ini Manajer profesional
mengharapkan adanya solidaritas organik di dalam perusahaannya yang diidentikkan dengan
pemilik. Harapan tersebut sedemikian besarnya sehingga ia akan merasa sangat kecewa dan
sering merasa sakit hati bila apa yang diharapkan dari pemilik tidak terpenuhi. Sejauh pemilik
perusahaan dapat memuaskan kebutuhankebutuhannya, ia akan bekerja dengan setia. Akan
tetapi bila kepuasan itu tidak lagi dapat dicapai, maka ia akan pergi. Hal ini sering tidak dapat
dimengerti oleh pemilik, yang kebanyakan masih menganggap bahwa bawahannya yang diberi
pekerjaan dan upah itu, dianggap bahwa bawahannya yang diberi pekerjaan dan upah itu, harus
tahu diri dan tidak menghianatinya (Danandjaja, 1986 : 151).
Danandjaja juga mengemukakan bahwa kecuali jika rekan kerja Manajer adalah sahabat
karib yang mempunyai hubungan lebih daripada sekedar rekan kerja biasa, tidak ada piiran
dibenaknya bahwa sesama rekan kerja adalah orang-orang yang berbagi nasib dan hari depan,
yang ikut menentukan dan menanggung hidup perusahaan dan kebahagiaan hidup semuanya.
Dikatakannya bahwa hal tersebut pertanda bahwa nilai-nilai seperti gotong royong dan
sebagainya tidak lagi diikuti : sistem nilai yang berperan pada para Manajer lebih
menunjukkan individualisme dan konsentrasi pada keberhasilan pribadi. Hal tersebut
tampaknya benar. Namun masih benar juga bahwa para Manajer merasa sangat kecewa, malah
sakit hati, jika apa yang dilihatnya sebagai kewajiban dan tanggung jawab moral
atasan/pemilik untuk memelihara anak buah dan menjamin keberhasilannya tidak terwujud,
dan bahwa atasan/pemilik merasa dikhianati jika bawahan keluar dari perusahaan. Perasaanperasaan demikian justru menunjukkan bahwa orang secara emosional masih terikat pada hal
tersebut, dan oleh karena itu masih tetap menginginkan terwujudnya solidaritas organik.
Charles hendy (dalam Budi Paramita, 1992 : 11) mengemukakan adanya 4 macam budaya
organisasi, yakni budaya organisasi berdasarkan kekuasaan, peran, tugas dan orang.
Gambaran singkat masing-masing jenis budaya organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Budaya Berdasarkan Kekuasaan
Budaya yang seperti ini paling banyak terdapat di Indonesia. Strukturnya bisa
digambarkan seperti jaring laba-labanya berada di pusat. Pusat kekuasaan tidak harus
selalu merupakan seseorang individu sebagai penguasa tunggal, melainkan dapat juga
terdiri dari sekelompok kecil manusia yang memegang kekuasaan organisasi. Pada
umumnya organisasi seperti ini merupakan suatu organisasi politis, mengingat
keputusan organisasi lebih merupakan hasil imbangan kekuatan yang ada daripada atas
dasar prosedur atau tindakan yang wajar dan masuk akal. Kekuatan organisasi semacam
ini terletak pada kecepatan pada tindakan dan lebih tanggap dalam menghadapi
ancaman dan perubahan-perubahan. Bagi karyawan yang berorientasi politis, senang
berkuasa, suka mengambil atau mencari resiko dan kurang mementingkan keamanan,
organisasi semacam ini merupakan lingkungan kerja yang paling menawan hati.
Pengendalian kekuatan dan arah kegiatan dilakukan atas dasar pengendalian dana dan
sumber dana.
2.
Budaya Atas Dasar Peran
Budaya peran sebetulnya adalah budaya birokrasi. Menurut Weber (dalam Gerth
dan Wright, 1958 : Bab 8), organisasi yang berdasarkan birokrasi yang benar umumnya
lebih sempurna dibandingkan organisasi bentuk lain, dikarenakan memiliki ketepatan
da kecepatan bertindak serta mengurangi biaya bahan maupun biaya pegawai. Sebagian
dari penalarannya mengenai efektivitas birokrasi adalah disiplin yang superior dan
adanya pengendalian atas tingkat peran. Semua pekerjaan dilakukan secara teratur,
sistematis dan rutin. Organisasi peran sangat efisien dan efektif dalam lingkungan
yang stabil, atau bilamana lingkungannya dapat dikendalikan dengan jalan monopoli
misalnya. Organisasi jenis ini khususnya berguna bagi organisasi yang lebih memerlukan
skala ekonomi besar dibandingkan fleksibilitas, atau dalam hal keahlian teknis dan
spesialisasi yang mendalam lebih penting daripada pengembangan dan biaya produksi.
Kelemahannya adalah kurangnya kepakaan terhadap perubahan lingkungan dan
lambatnya melakukan penyesuaian yang diperlukan. Bagi karyawan yang menyukai
kepastian, dan jaminan hidup bekerja dalam organisasi, peran memberikan ketenangan
besar. Sebaliknya bagi mereka yang ingin mengendalikan pekerjaannya sendiri atau
menginginkan kekuasaan, organisasi semacam ini sangat mengecewakan baginya.
3.
Budaya Atas Dasar Tugas
Budaya ini berusaha mengumpulkan sumber daya manusia yang tepat untuk dapat
melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya sebab orientasinya terhadap penyelesaian
pekerjaan/tugas. Organisasinya dapat digambarkan sebagai suatu matriks antar
fungsi atau keahlian dengan pekerjaan. Pengaruhnya bersumber pada kekuatan
keahlian dan bukan pada kedudukan atau atas dasar kekuatan pribadi seseorang.
Budaya atas dasar tugas ini merupakan budaya tim atau budaya gotong-royong
dikarenakan demi keberhasilan tugas harus dapat mengatasi konflik yang dapat timbul
disebabkan perbedaan kepentingan pribadi, perbedaan status dan cara kerja.
Ada keunggulan positif budaya ini, yaitu peka atau lentur terhadap perubahan
lingkungan, dan sangat berguna bilamana organisasi menghadapi pasar yang sangat
bersaing, terutama jika produk yang dihasilkan bersiklus pendek. Namun ada juga segi
negatifnya, yaitu pengendaliannya agak sukar dan mudah bergeser menjadi budaya
peran atau kuasa. Pengendalian hanya dapat dilakukan oleh pucuk Pimpinan dengan jalan
memberi atau tidak memberi tugas/pekerjaan, tambahan dana atau sumber daya
manusia.
4.
Budaya Berdasar Orangnya
Mengingat organisasi diciptakan biasanya hanya untuk melayani anggotanya,
seperti kelompok sosial, pagayuban, dan juga organisasi informal, maka budaya jenis
ini didasarkan atas pribadi-pribadi dan umumnya jarang digunakan untuk tujuan
ekonomis. Organisasinya praktis, tidak berstruktur dan seolah merupakan sekumpulan
manusia saja yang hanya mempunyai tujuan bersama, serta kurang mementingkan
tujuan masing-masing. Jenjang kewenangan dan alat pengendalian sukar tumbuh dalam
budaya seperti ini, kecuali saling mufakat sebelumnya. Unsur pemersatu yang
diperankan oleh seseorang dalam kedudukan lebih tinggi tidaklah ada, kalaupun ada
sesuatu kekuasaan, itu hanya bersumber pada pengaruh kepribadian seseorang.
Umumnya budaya organisasi seperti ini tidak bersifat langgeng.
Dari paparan tersebut, kelihatannya Charles handy menekankan bahwa pencapaian tugas
menurut sifatnya harus didukung oleh kebudayaan yang serasi, dan ini berarti harus sesuai
dengan budaya masyarakatnya.
Pendapat ini sama dengan Peter F. Drucker (1977 : 7), yang mengatakan manajemen
menyandang fungsi sosial. Manajemen tidak dapat dipisahkan dari masyarakat atau bagian
dari masyarakat yang dilayaninya, sehingga tak terlepas dari kaitan budaya yang disandang
oleh masyarakat yang dilayaninya. Budaya itu bahkan tampil sebagai terpadu dalam
keseluruhan manajemen tersebut.
Demikian juga tampaknya senada dengan pendapat Astrid S. Susanto yang menyatakan
bawha meskipun diakui bahwa unsur-unsur manajemen bersifat universal secara umum, namun
dalam prakteknya saat mengimplementasikan dalam suatu aktivitas, mau tidak mau
perilakunya dalam organisasi pasti dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh anggota yang ada
di dalamnya. Terlebih lagi dengan bangsa Indonesia yang begitu banyak memiliki suku dengan
budanya masingmasing, hingga melahirkan apa yang dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika, yang
secara langsung maupun tak langsung mempengaruhi organisasi dan manajemen yang ada.
(Astrid S. Susanto dalam Marbun, 1980 : 70-71).
Kesimpulan
Setelah memaparkan berbagai pengertian, definisi, hasil temuan penelitian dan
pendapat-pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum manajemen adalah
proses pencapaian tujuan melalui dan bersama orang lain. Agar pencapaian tujuan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien, perlu ada koordinasi dari semua orang yang ada di
dalamnya. Manajemen dalam usaha koordinasinya harus memperhatikan 3 unsur, yakni unsur
teknis dan unsur manusia, serta hubungan diantara kedua unsur tersebut. Dari unsur-unsur
tersebut, faktor budaya lebih banyak mempengaruhi unsur manusia daripada unsur teknisnya.
Dikarenakan kedua unsur saling berkaitan, maka manajemen secara keseluruhan tidak akan
pernah bebas dari pengaruh budaya.
Manajemen Indonesia yang banyak mengadopsi manajemen barat (Amerika dan Eropa
Barat) dan timur (Jepang dan Cina), tampaknya tidak luput dari pengaruh faktor budaya
tradisional yang ada di tengah-tengah masyarakat. Apalagi belum ditemukannya secara pas
bentuk manajemen Indonesia, menjadikan manajemen yang dijalankan selama ini
mencampurkan berbagai macam bentuk atau gaya yang ada, serta ditambah dengan faktor
budaya di mana organisasi tersebut berada.
Namun dari berbagai hasil temuan para peneliti dan dari berbagai tulisan yang ada.
Manajemen Indonesia secara umum bercirikan diantaranya adalah :
1. Bersifat budaya tradisional seperti solider organik, hierarkis, rukun dan musyawarah
untuk mencapai mufakat dalam mengembalikan keputusan (Astrid S. Susanto, 1980).
2. Bersifat pragmatis, akusentris dan dalam beberapa tahun terakhir bersifat otokritik
dan berpikir jangka pendek (Danandjaja, 1986).
3. Bersifat rutin, formalistik, kurang tersentralisasi, kurang berkomunikasi tugas,
umumnya lebih dikoordinasi melalui rencana daripada saling menyesuaikan, namun tidak
selurhnya birokratis serta bersifat paternalistik dan otokritik (Budi Paramita, 1992).
DAFTAR PUSTAKA
---------, 1993, Manajemen Indonesia : Memasuki Era Globalisasi, Seri Manajemen Indonesia
No.1, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Bartol, Kathryn M. & David C. Martin, 1994, Management, McGraw-Hill Inc., USA.
Budiman Christiananta, 1994, Pengaruh Sistem Nilai Budaya Terhadap Manajemen di
Indonesia, Makalah.
Budi Paramita, 1977, Organizational Structure in Indonesia, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Budi Paramita, 1992, Masalah Keserasian Budaya dan Manajemen di Indonesia,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPFEUI), Jakarta.
Danandjaja, Andreas A., 1985, Sistem Nilai Manajer di Indonesia : Tinjauan Kritis
Berdasar Penelitian, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Franz Magnis Suseno, 1985, Etika Jawa : Sebuah Analisis Falsafi Tentang
Kebijaksanaan Hidup Jawa, Gramedia, Jakarta.
Gerth, H.H.., dan C. Wright Mills, 1958, From Max Weber : Essays in Sociplogy,
Galaxy, New York.
Gorda, I Gusti Ngurah, 1999, Manajemen dan Kepemimpinan Desa Adat di Provinsi
Bali, STIE Satya Dharma Singaraja bekerjasama dengan Widya Kriya Gematama Denpasar.
Joedono, S.B., 1987, Perkembangan Manajemen Indonesia Survey Sebagian Literatur,
Makalah yang dibawakan pada Kongres ISEI di Bali September 1987.
Marbun, B.N., Penyunting, 1980, Konsep Manajemen Indonesia, PPM, Jakarta.
Marbun, B.N., dan Bambang K.S., Penyunting, 1985, Praktek dan Pengalaman
Manajemen Indonesia, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Marbun, B.N., Penyunting, 1992, Pusparagam Manajemen Indonesia & Bisnis Cina di
Asia Tenggara (Rangkuman Hasil Seminar Memorial DR. T.B. Simatupang), PT. Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta.
Pariata Westra, dkk. Editor, 1981, Ensiklopedi Administrasi, Gunung Agung, Jakarta.
Peter F. Drucker, 1977, People and Performance : The Be
Download