Perancis Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke: navigasi, cari Untuk kegunaan lain dari Perancis, lihat Perancis (disambiguasi). Republik Perancis République française (Perancis) Bendera Lambang Moto: Liberté, Égalité, Fraternité (Perancis: "Kebebasan, Keadilan, Persaudaraan") Lagu kebangsaan: La Marseillaise Ibu kota (dan kota terbesar) Paris Bahasa resmi Pemerintahan Presiden Perancis Republik semipresidensial François Hollande Perdana Menteri Bernard Cazeneuve 48°51.4′LU 2°21.05′BT - Legislatif Majelis Tinggi Majelis Rendah Parlemen Sénat Assemblée nationale Pembentukan Kerajaan Franka Kerajaan Perancis - 486 10 Agustus 843 Republik didirikan 22 September 1792 Mendirikan Komunitas - Ekonomi Eropa Konstitusi saat ini 1 Januari 1958 4 Oktober 1958 Luas Total Perairan (%) 640.679 km2 (42) 0,52 Penduduk Perkiraan 2015 Kepadatan 67.012.0001[1] (20) 118/km2 (95) PDB (KKB) Total Per kapita Perkiraan 2014 $2.581 triliun (9) $40.375 (24) PDB (nominal) Total Per kapita Perkiraan 2014 $2.847 triliun (6) $44.538 (20) Gini (2005) IPM (2013) Mata uang Zona waktu Musim panas (DST) - 31,7 (sedang)[2] 0,884 (sangat tinggi) (20) Euro (€) (EUR) Waktu Eropa Tengah2 (CET) (UTC+1) Waktu Musim Panas Eropa Tengah Lajur kemudi Kode ISO 3166 Ranah Internet Kode telepon • lihat bicara sunting 1 2 (CEST) (UTC+2) kanan FR .fr +33 Seluruh wilayah Perancis, juga mencakup semua departemen dan teritori seberang laut. Di Perancis Metropolitan (wilayah Eropa) saja. Republik Perancis atau Perancis (bahasa Perancis: République française, pengucapan bahasa Perancis: [ʁepyblik fʁɑ̃sɛz]) adalah sebuah negara yang teritori metropolitannya terletak di Eropa Barat dan juga memiliki berbagai pulau dan teritori seberang laut yang terletak di benua lain.[3] Perancis Metropolitan memanjang dari Laut Mediterania hingga Selat Inggris dan Laut Utara, dan dari Rhine ke Samudera Atlantik. Orang Perancis sering menyebut Perancis Metropolitan sebagai "L'Hexagone" ("Heksagon") karena bentuk geometris teritorinya. Perancis adalah sebuah republik kesatuan semi-presidensial yang tidak punya presiden. Ideologi utamanya tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara. Perancis berbatasan dengan Belgia, Luksemburg, Jerman, Swiss, Italia, Monako, Andorra, dan Spanyol. Karena memiliki departemen seberang laut, Perancis juga berbagi perbatasan tanah dengan Brasil dan Suriname (berbatasan dengan Guyana Perancis), dan Sint Maarten (berbatasan dengan Saint-Martin). Perancis juga terhubung dengan Britania Raya oleh Terowongan Channel, yang berada di bawah Selat Inggris. Perancis telah menjadi salah satu kekuatan terbesar dunia sejak pertengahan abad ke-17. Pada abad ke-18 dan 19, Perancis membuat salah satu imperium kolonial terbesar saat itu, membentang sepanjang Afrika Barat dan Asia Tenggara, memengaruhi budaya dan politik daerah. Perancis adalah negara maju, dengan ekonomi terbesar keenam (PDB nominal) atau kedelapan (PPP) terbesar di dunia. Merupakan negara yang paling banyak dikunjungi di dunia, menerima 82 juta turis asing per tahun (termasuk pelancong bisnis, tetapi tidak termasuk orang yang menetap kurang dari 24 jam di Perancis).[4] Perancis adalah salah satu negara pendiri Uni Eropa, dan memiliki wilayah terbesar dari semua anggota. Perancis juga negara pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan anggota Francophonie, G8, NATO, dan Uni Latin. Merupakan salah satu dari lima anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, juga kekuatan nuklir yang besar dengan 360 hulu ledak aktif dan 59 pembangkit listrik tenaga nuklir. Daftar isi [sembunyikan] 1 A s a l d a n s e 2 j a r a h n a m a G e o g 3 r a f i S e j a r a h P e R H m MK o u b oo m b a nn a u T g av hP n r i r e i e g a a kn M nm a n n i s H i ge n s a 3 3ki u l gr l p1d . 4 . 5 ed6k 7 8i 9 ai u o0m 1 2 Ra u t r n a r i en m e et r t n pn r va n a i uo oh e s s bt l g i t l a u e r i s s r a ki i i t i f R e g i o D n E e s k m 1e o o 1 01 b 1 n g 1. 2 e 3 o r 1r m a a i f n i g l a u t K e s e A h g a 1 1 a t 4 5 m a a n u m u m B u d a y a Pranala luar Asal dan sejarah nama[sunting | sunting sumber] Nama "France" berasal dari Francia Latin, yang berarti "tanah bangsa Frank" atau "Frankland". Terdapat berbagai teori asal nama Frank. Salah satunya berasal dari kata Proto Jermanik frankon yang diartikan sebagai javelin atau lance karena kapak lempar Frank yang dikenal sebagai francisca.[5] Etimologi lainnya adalah bahwa dalam sebuah bahasa Jermanik kuno, Frank berarti "bebas" yang merujuk pada budak. Kata ini masih digunakan dalam bahasa Perancis sebagai franc, juga digunakan sebagai penerjemahan "Frank" dan nama mata uang lokal, hingga penggunaan euro pada tahun 2000-an. Dalam bahasa Jerman, Perancis masih disebut Frankreich, yang berarti "Kerajaan Bangsa Frank". Untuk membedakannya dari Kekaisaran Frank Charlemagne, Perancis Modern disebut Frankreich, sementara Kerajaan Frank disebut Frankenreich. 1 5 . 1 A r s i 1 t 5 e. k 2 t u r S a s t r a Kata "Frank" telah digunakan sejak kejatuhan Roma hingga Abad Pertengahan, dari pengangkatan Hugh Capet sebagai "Raja Frank" ("Rex Francorium") menjadi biasa merujuk pada Kerajaan Francia, yang kemudian menjadi Perancis. Raja Capetia menurun dari Robertine, yang memiliki dua raja Frank, dan sebelumnya memegang gelar "Duke of the Franks" ("dux Francorum"). Tanah Frank meliputi sebagian Perancis Utara modern tetapi karena kekuasaan raja dilemahkan oleh pangeran regional sebutan ini kemudian ditetapkan pada demesne kerajaan sebagai tangan pendek. Hingga akhirnya nama ini diambil untuk seluruh Kerajaan sebagai kekuasaan sentral ditetapkan untuk seluruh kerajaan.[6] Geografi[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi Perancis Zona Ekonomi Eksklusif Perancis memanjang lebih dari 11 juta km² (4 juta mil persegi) lautan di seluruh dunia.[7] Sementara Perancis Metropolitan terletak di Eropa Barat, Perancis juga memiliki sejumlah teritori di Amerika Utara, Karibia, Amerika Selatan, selatan Samudera Hindia, Samudera Pasifik, dan Antartika.[8] Teritori ini memiliki berbagai bentuk pemerintahan mulai dari departemen seberang laut hingga jajahan seberang laut. Calanque Sugiton, Marseille. Perancis Metropolitan menempati wilayah seluas 547.030 kilometer persegi (211.209 sq mi),[9] wilayah negara terluas di antara semua anggota Uni Eropa dan sedikit lebih besar dari Spanyol. Perancis memiliki berbagai macam lanskap, mulai dataran pantai di utara dan barat hingga jejaring pegunungan Alpen di tenggara, Massif Central di tengah-selatan dan Pyrenees di barat daya. Di ketinggian 4.807 meter (15.770 ft) di atas permukaan laut, titik tertinggi di Eropa Barat, Mont Blanc, terletak di Alpen di perbatasan antara Perancis dan Italia.[10] Perancis Metropolitan juga memiliki sistem sungai panjang seperti Loire, Garonne, Seine dan Rhône, yang membelah Massif Central dari Alpen dan mengalir ke Laut Mediterania di Camargue, titik terendah di Perancis(2 m / 6.5 ft di bawah permukaan laut).[10] Corsica terletak di lepas pantai Mediterania. Taman Nasional Mercantour. Total luas tanah Perancis, dengan departemen dan teritori seberang lautnya (tak termasuk Daratan Adélie), adalah 674.843 kilometer persegi (260.558 sq mi), 0.45% dari luas Bumi. Tetapi, Perancis memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) terbesar kedua di dunia, dengan 11.035.000 kilometer persegi (4.260.000 sq mi), sekitar 8% dari total permukaan semua ZEE dunia, setelah Amerika Serikat (11.351.000 km² / 4.383.000 sq mi) dan sebelum Australia (8.232.000 km² / 3.178.000 sq mi).[11] Lavender di Mont Ventoux. Perancis Metropolitan terletak antara 41° dan 51° Utara, di sisi barat Eropa, dan terletak di zona beriklim utara. Wilayah utara dan barat laut memiliki iklim sedang, sementara gabungan pengaruh laut, garis lintang dan ketinggian menghasilkan berbagai iklim di seluruh Perancis Metropolitan.[12] Di tenggara iklim Mediterania terjadi. Di barat, iklim didominasi laut dengan curah hujan tinggi, musim dingin sejuk hingga musim panas hangat. Di darat iklimnya lebih kontinental dengan badai musim panas, musim dingin yang lebih dingin dan kurang hujan. Iklim Alpen dan wilayah pegunungan lainnya, dengan jumlah hari dengan temperatur di bawah nol hampir 150 per tahun dan salju menutupi hingga enam bulan. Sejarah[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Perancis Lihat pula: Demografi pertengahan dan Sejarah ekonomi Perancis Roma hingga revolusi[sunting | sunting sumber] Perbatasan Perancis modern sama dengan Galia kuno, yang dihuni oleh Galia Kelt. Galia dikuasai untuk Roma oleh Julius Caesar pada abad ke-1 SM, dan Galia menggunakan Romawi (Latin, di mana berkembanglah bahasa Perancis) dan budaya Romawi. Kristen masuk pada abad ke-2 dan 3 M, dan ditetapkan pada abad ke-4 dan 5 sehingga St. Jerome menulis bahwa Galia satu-satunya wilayah yang "bebas dari kepercayaan menyimpang". Perancis tahun 1477. Garis merah: Perbatasan Kerajaan Perancis; Biru terang: Domain kerajaan Pada abad ke-4 M, pertahanan timur Galia di sepanjang Rhine dihancurkan suku Jermanik, khususnya dari Frank, darinyalah nama kuno "Francie" berasal. Nama modern "France" berasal dari nama domain feodal Raja Capetia Perancis di sekitar Paris. Frank adalah suku pertama di antara penguasa Jermanik di Eropa setelah keruntuhan Kekaisaran Romawi untuk berpindah agama ke Kristen Katolik daripada Arianisme (Raja Clovis berpindah agama pada 498); sehingga Perancis memperoleh julukan "Gereja termuda" (La fille ainée de l’Église), dan Perancis mengambilnya sebagai penyesuaian julukan "Kerajaan Perancis Paling Kristen". Pendirian sebagai entitas terpisah dimulai dengan Perjanjian Verdun (843), dengan pembagian Kekaisaran Karoling Charlemagne menjadi Francia Timur, Francia Tengah dan Francia Barat. Francia Barat adalah wilayah yang diduduki Perancis modern dan awal dari Perancis modern. Dinasti Karoling memimpin Perancis hingga 987, ketika Hugh Capet, Duke of France dan Bangsawan Paris, diangkat sebagai Raja Perancis. Keturunannya, Capetia Langsung, Dinasti Valois dan Dinasti Bourbon, mempersatukan negara melalui berbagai perang dan pewarisan dinasti. Monarki ini mencapai kejayaannya selama abad ke-17 dan kekuasaan Louis XIV dari Perancis. Pada waktu itu Perancis memiliki jumlah penduduk terbesar di Eropa (lihat Demografi Perancis) dan memiliki pengaruh hebat terhadap politik, ekonomi, dan budaya Eropa. Perancis menjadi, dan ditetapkan selama beberapa waktu, bahasa umum dalam urusan luar negeri. Banyak Pencerahan terjadi di dalam lingkaran intelektual Perancis, dan banyak penemuan ilmiah berasal dari ilmuwan Perancis pada abad ke-18. Selain itu, Perancis memiliki berbagai jajahan di Amerika, Afrika dan Asia. Monarki ke Republik[sunting | sunting sumber] “ Setiap orang memiliki dua negara, negaranya dan Perancis. ” — Thomas Jefferson [13] Penyerangan Bastille tanggal 14 Juli 1789. Kerajaan memerintah Perancis hingga Revolusi Perancis, tahun 1789, Louis XVI dan istrinya, Marie Antoinette, dieksekusi (tahun 1793), bersama ribuan warga sipil Perancis lainnya. Setelah berbagai skema pemerintahan pendek, Napoleon Bonaparte mengambil alih pemerintahan Republik tahun 1799, menjadikannya Konsul Pertama, dan kemudian Kaisar apa yang sekarang dikenal sebagai Kekaisaran Pertama (1804–1814). Dalam beberapa perang, pasukannya menguasai sebagian besar benua Eropa, dengan anggota keluarga Bonaparte ditunjuk sebagai raja dari kerajaankerajaan yang baru didirikan. Setelah kekalahan terakhir Napoleon tahun 1815 dalam Pertempuran Waterloo, monarki Perancis dibentuk kembali, tetapi dengan pembatasan konstitusional baru. Tahun 1830, sebuah pemberontakan warga sipil memaksa pembentukan Monarki Juli konstitusional, yang berjalan hingga 1848. Republik Kedua yang berusia pendek ini berakhir tahun 1852 ketika Louis-Napoléon Bonaparte memproklamirkan Kekaisaran Kedua. LouisNapoléon mundur setelah kekalahan dalam perang Perancis-Prusia tahun 1870 dan rezimnya digantikan oleh Republik Ketiga. Perancis memiliki jajahan kolonial, dalam berbagai bentuk, sejak awal abad ke-17 hingga 1960-an. Pada abad ke-19 dan 20, imperium kolonial seberang laut globalnya terbesar kedua di dunia setelah Imperium Britania. Pada puncaknya, antara 1919 dan 1939, imperium kolonial Perancis kedua membentang hingga 12.347.000 kilometer persegi (4.767.000 sq mi). Termasuk Perancis Metropolitan, total wilayah daratan dibawah kedaulatan Perancis mencapai 12.898.000 kilometer persegi (4.980.000 sq mi) tahun 1920-an dan 1930-an, yang mencakup 8.6% dari total daratan dunia. Deklarasi Schuman tanggal 9 Mei 1950 di Quai d'Orsay di Paris dianggap sebagai dasar berdirinya Uni Eropa dan dirayakan setiap tahun sebagai Hari Eropa oleh UE. Meskipun menang dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II, Perancis mengalami banyak kematian dan kerugian material (dan meskipun hanya sebagian kecil teritorinya diduduki selama Perang Dunia I, teritori metropolitannya diduduki seluruhnya oleh Jerman selama perang kedua). Tahun 1930-an ditandai oleh berbagai reformasi sosial yang diperkenalkan oleh pemerintah Front Populer. Republik Keempat dibentuk setelah Perang Dunia II dan, selain pertumbuhan ekonomi yang spektakuler (les Trente Glorieuses), negara ini berusaha mengelola status politiknya sebagai negara bangsa dominan. Perancis berusaha menjaga imperium kolonialnya, tetapi kemudian menjadi masalah. Usaha 1936 untuk mengambil kembali kontrol atas Indochina Perancis mengakibatkan tercetusnya Perang Indochina Pertama, yang berakhir dalam kekalahan Perancis di Pertempuran Dien Bien Phu tahun 1954. Beberapa bulan kemudian, Perancis menghadapi konflik baru, dan lebih besar di Aljazair. Debat mengenai mungkin atau tidak menjaga kontrol terhadap Aljazair, yang kemudian rumah bagi satu juta penetap Eropa, menghancurkan negara dan hanpir memulai perang sipil. Tahun 1958, Republik Keempat yang lemah dan tidak stabil berubah menjadi Republik Kelima, yang memiliki kekuasaan Presiden lebih diperkuat. Pemimpin pertamanya, Charles de Gaulle berusaha mempersatukan negara sementara mengakhiri perang. Perang Aljazair dan perang sipil Perancis-Perancis yang berlangsung di ibukota Aljir, berakhir dengan negosiasi damai tahun 1962 yang membawa kemerdekaan Aljazair. Dalam beberapa dekade terakhir, rekonsiliasi dan kerja sama Perancis dengan Jerman telah membuktikan sentral ke politik dan integrasi ekonomi Uni Eropa, termasuk perkenalan euro bulan Januari 1999. Perancis telah menempati garis depan negara anggota Uni Eropa yang mencoba memanfaatkan kesempatan persatuan keuangan untuk membentuk sebuah badan politik, pertahanan, dan keamanan Uni Eropa yang lebih bersatu dan mampu. Elektorat Perancis memilih menentang ratifikasi Perjanjian Konstitusional Eropa bulan Mei 2005, tetapi Perjanjian Lisboa diratifikasi oleh Parlemen pada Februari 2008. Pemerintah[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pemerintah Perancis, Konstitusi Perancis, dan Politik Perancis Republik Perancis adalah sebuah republik semi-presidensial uniter dengan tradisi demokratis yang kuat. Konstitusi Republik Kelima disetujui melalui referendum tanggal 28 September 1958. Sehingga memperkuat kewenangan eksekutif dengan parlemen. Cabang eksekutif itu sendiri memiliki dua pemimpin: Presiden Republik, yang merupakan Kepala Negara dan dipilih langsung oleh hak pilih universal orang dewasa untuk jabatan selama 5 tahun (sebelumnya 7 tahun), dan Pemerintah, dipimpin oleh Perdana Menteri yang ditunjuk presiden. Parlemen Perancis adalah sebuah badan legislatif bikameral yang terdiri dari Majelis Nasional (Assemblée Nationale) dan Senat. Deputi Majelis Nasional mewakili konstituensi lokal dan terpilih langsung selama 5 tahun. Majelis memiliki kekuasaan untuk membubarkan kabinet, dan mayoritas anggota Majelis menetapkan pilihan pemerintah. Senator dipilih oleh dewan pemilih untuk jabatan 6 tahun (sebenarnya 9 tahun), dan setengah kursi dimasukkan dalam pemilihan setiap 3 tahun yang dimulai pada September 2008.[14] Kekuasaan legislatif Senat terbatas; dalam penentangan antara kedua pihak, Majelis Nasional memiliki perkataan terakhir, kecuali untuk hukum konstitusional dan lois organiques (hukum yang disediakan langsung oleh konstitusi) dalam beberapa hal. Pemerintah memiliki pengaruh kuat dalam pembentukan agenda Parlemen. Politik Perancis ditandai oleh dua pengelompokkan yang saling menentang secara politik: pertama sayap kiri, dipusatkan di sekitar Partai Sosialis Perancis, dan lainnya sayap kanan, sebelumnya dipusatkan pada Rassemblement pour la République (RPR) dan sekarang Persatuan untuk Gerakan Rakyat (UMP). Cabang eksekutif kebanyakan terdiri dari anggota UMP. Konvensi dan notasi[sunting | sunting sumber] • Perancis adalah rumah bagi Sistem Satuan Internasional (sistem metrik). • • • • • • Sistem Imperial hampir seluruhnya tidak digunakan di Perancis. Sebagian satuan pra-metrik masih digunakan, biasanya livre (satuan berat yang sama dengan setengah kilogram) dan quintal (satuan berat yang sama dengan 100 kilogram). Dalam matematika, Perancis menggunakan notasi infiks seperti negaranegara lainnya. Untuk jumlah yang besar, skala panjang digunakan. Perancis menggunakan kata billion untuk jumlah 1.000.000.000.000, sementara di negara yang menggunakan skala pendek disebut trillion. Tetapi, dalam bahasa Perancis terdapat kata, milliard, untuk jumlah 1.000.000.000, sementara negara yang menggunakan skala pendek disebut bilyun. Selain penggunaan skala panjang, satu bilyun disebut un milliard ("satu miliar") dalam bahasa Perancis, dan bukan mille millions ("seribu juta"). Juga perlu diketahui bahwa nama jumlah di atas milliard jarang digunakan. Satu trilyun akan sering disebut mille milliards ("seribu miliar") dalam bahasa Perancis, dan jarang un billion. Dalam notasi angka Perancis, koma (,) adalah pemisah desimal, sementara titik (.) digunakan antara setiap kumpulan tiga digit khususnya untuk jumlah yang besar. Sebuah spasi juga dapat digunakan untuk memisahkan setiap kumpulan tiga digit khususnya untuk jumlah kecil. Angka tiga ribu lima ratus sepuluh dapat ditulis sebagai 3 510 sementara lima belas juta lima ratus ribu tiga puluh dua dapat ditulis sebagai 15.500.032. Dalam keuangan, simbol mata uang digunakan sebagai pemisah desimal atau diletakkan setelah nomor. Contohnya €25 048,05 ditulis 25 048€05 atau 25 048,05 € (selali dengan spasi tambahan antara angka dan simbol mata uang). Kendaraan dikemudikan di lajur kanan Dalam komputer, satu bit disebut satu bit sementara satu byte disebut oktet (dari akar Latin octo, berarti "8"). Awalan SI digunakan. Waktu 24 jam digunakan, dengan h sebagai pemisah antara jam dan menit (contohnya 2:30 p.m. menjadi 14h30). Semua bentuk angka untuk tanggal berada dalam urutan hari-bulantahun, menggunakan garis miring sebagai pemisah (contoh: 31/12/1992 atau 31/12/92). Hukum[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hukum Perancis Prinsip dasar bahwa Republik Perancis harus menghargai tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara 1789 Perancis menggunakan sebuah sistem hukum sipil; yang berarti, hukum berasal terutama dari peraturan tertulis; hakim tidak membuat hukum, tetapi mengartikannya (meskipun jumlah penerjemahan hakim dalam beberapa hal menjadikannya sama dengan hukum kasus). Prinsip dasar peraturan hukum tercantum dalam Kode Napoleon. Dalam perjanjian dengan prinsip Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara hukum seharusnya hanya mlarang aksi yang merugikan masyarakat. Seperti Guy Canivet, presiden pertama Mahkamah Kasasi, menulis mengenai pengelolaan penjara: Kebebasan adalah peraturan, dan larangannya adalan pengecualian; larangan kebebasan apapun harus dibuat oleh Hukum dan harus mengikuti prinsip kewajiban dan perbandingan. Berarti, Hukum harus mengeluarkan larangan hanya apabila dibutuhkan, dan bila ketidaknyamanan disebabkan oleh larangan ini tidak melebihi ketidaknyamanan yang diwajibkan larangan untuk pemulihan. Dalam praktik, tentunya, ideologi ini sering gagal ketika hukum dibuat. Hukum Perancis terbagi menjadi dua bagian utama: hukum pribadi dan hukum umum. Hukum pribadi meliputi, biasanya, hukum sipil dan hukum kriminal. Hukum umum meliputi, hukum administratif dan hukum konstitusional. Tetapi, dalam praktik, hukum Perancis terdiri dari tiga bagian utama: hukum sipil; hukum kriminal dan hukum administratif. Perancis tidak mengakui hukum agama, ataupun pengakuan keyakinan religius atau moralitas sebagai motivasi untuk penetapan larangan. Sebagai konsekuensi, Perancis tidak lagi memiliki hukum pengumpatan atau hukum sodomi (terakhir dihapus tahun 1791). Tetapi "serangan terhadap kesusilaan umum" (contraires aux bonnes mœurs) atau perusak perdamaian (trouble à l'ordre public) telah digunakan untuk menekan kembali ekspresi publik atas homoseksualitas atau prostitusi jalanan. Hukum hanya dapat digunakan pada masa depan dan bukan masa lalu (hukum ex post facto dilarang); dan harus dilaksanakan, hukum harus secara resmi diterbitkan dalam Journal Officiel de la République Française. Hubungan luar negeri[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hubungan luar negeri Perancis Lihat pula: Uni Eropa, Uni Latin, Francophonie, dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Perancis adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menjabat sebagai salah satu anggota permanen Dewan Keamanan PBB dengan hak veto. Juga anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Sekretariat Komunitas Pasifik (SPC) dan Komisi Samudera Hindia (COI). Negara ini adalah anggota terkait Asosiasi Negara Karibia (ACS) dan anggota utama Organisasi Francophone Internasional (OIF) dari lima puluh satu negara penutur bahasa Perancis. Memiliki kantor pusat OECD, UNESCO, Interpol, Alliance Base dan International Bureau for Weights and Measures. Tahun 1953 Perancis menerima permintaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membuat lambang yang dapat mewakilinya secara internasional. Kemudian lambang Perancis digunakan dan dipakai pada paspor. Kebijakan luar negeri Perancis telah dibentuk oleh keanggotaan Uni Eropa, yang merupakan anggota pendiri. Tahun 1960-an,Perancis berusaha mengeluarkan Britania Raya dari organisasi itu, karena hanya diperuntukkan benua Eropa. Sejak 1990-an, Perancis telah membuat hubungan dekat dengan Jerman bersatu untuk menjadi penggerak paling berpengaruh di UE, tetapi menyaingi Britania dan membatasi pengaruh negara-negara Eropa Timur. Perancis adalah anggota North Atlantic Treaty Organisation, tetapi dibawah Presiden de Gaulle, Perancis mengeluarkan diri dari komando militer bersama untuk menghindari dominasi kebijakan luar negeri dan keamanannya oleh pengaruh politik dan militer AS. Pada awal 1990-an, negara ini menerima banyak kritik dari negera lain untuk ujicoba nuklir bawah tanahnya di Polinesia Perancis. Perancis menentang keras Invasi ke Irak 2003, mengancam hubungan bilateral dengan AS dan Britania. Perancis mempertahankan pengaruh politik dan ekonomi yang kuat di bekas koloni Afrikanya dan mengirim bantuan ekonomi dan tentara untuk misi penjaga perdamaian di Pantai Gading dan Chad. Militer[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Militer Perancis Lihat pula: Sejarah militer Perancis Kapal angkut pesawat nuklir Charles de Gaulle Angkatan bersenjata Perancis terbagi menjadi empat cabang: Armée de Terre (Darat) Marine Nationale (Laut) Armée de l'Air (Udara) Gendarmerie Nationale (sebuah pasukan militer yang berperan sebagai Polisi Pedesaan Nasional dan sebagai polisi militer untuk seluruh militer Perancis) Sejak Perang Aljazair, konskripsi telah dikurangi dan dihapus tahun 2001 oleh Jacques Chirac. Jumlah seluruh personel militer adalah 359.000 orang. Perancis menghabiskan 2.6% PDB-nya pada pertahanan, sedikit lebih banyak dari Britania Raya (2.4%), dan merupakan yang tertinggi di Uni Eropa di mana pengeluaran pertahanan umumnya kurang dari 1.5% PDB. Bersama-sama merupakan 40% dari pengeluaran pertahanan UE. Sekitar 10% pendapatan pertahanan Perancis masuk ke force de frappe, atau senjata nuklir. Sebagian peralatan militer Perancis dibuat di Perancis. Contohnya pesawat tempur Rafale, kapal angkut pesawat Charles de Gaulle, misil Exocet, dan misil Leclerc. Beberapa senjata, seperti E-2 Hawkeye atau E-3 Sentry dibeli dari Amerika Serikat. Daripada keluar dari proyek Eurofighter, Perancis aktif berinvestasi dalam proyek bersama Eropa seperti Eurocopter Tiger, Kapal perang kecil serbaguna, demonstrator UCAV nEUROn dan Airbus A400M. Perancis adalah penjual senjata besar karena kebanyakan desain arsenalnya tersedia untuk pasar ekspor dengan pengecualian peralatan bertenaga nuklir. Beberapa peralatan buatan Perancis dirancang khusus untuk ekspor seperti kapal selam kelas Scorpène Perancis-Spanyol. Beberapa peralatan Perancis telah dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan negara sekutu seperti kapal selam kelas berat (berdasarkan kelas La Fayette) atau kapal selam kelas Hashmat (berdasarkan kapal selam kelas Agosta). • Meskipun memiliki satuan anti-teroris paling kuat seperti GIGN atau EPIGN gendarmerie adalah pasukan polisi militer yang berperan sebagai pasukan polisi pedesaan dan umum. Sejak pembentukannya GIGN telah menjalani seribu operasi dan membebaskan lima ratus sandera; pembajakan Air France Penerbangan 8969 menarik perhatian dunia. • Intelijen Perancis dapat dibagi menjadi dua satuan utama: DGSE (badan luar) dan DST (badan domestik). Yang terakhir adalah bagian polisi sementara yang pertama dikaitkan dengan angkatan darat. DGSE terkenal untuk Penenggelaman Rainbow Warrior, tetapi juga dikenal karena mengungkap banyak jaringan mata-mata berteknologi tinggi terkini yang belum diketahui di Eropa dan Amerika Serikat melalui agen Vladimir Vetrov. • "Force de frappe" Perancis bersandar pada kebebasan penuh. Arsenal nuklir Perancis terdiri dari empat kapal selam yang dilengkapi dengan misil balistik M45. Triomphant sedang sedang dibuat untuk menggantikan bekas kelas Redoutable. M51 akan menggantikan M45 pada masa depan dan memperpanjang jangkauan tembak Triomphant. Disamping kapal selam pasukan penjaga Perancis menggunakan Mirage 2000N; varian dari Mirage 2000 dan dirancang untuk mengirim serangan nuklir. Peralatan nuklir lainnya seperti misil balistik antarbenua Plateau d'Albion dan misil jarak pendek Hadès telah dimatikan. Dengan 350 hulu ledak nuklir Perancis adalah kekuatan nuklir terbesar ketiga di dunia.[15] • Marine Nationale diakui sebagai salah satu pasukan terkuat di dunia. Kompendium profesional flottes de combats, dalam tahun 2006, menempati peringkat ke-6 sebagai angkatan laut terbesar di dunia setelah Amerika, Rusia, Tiongkok, Britania Raya dan Jepang.[16] Dilengkapi dengan satu-satunya Kapal Angkut Pesawat bertenaga nuklir di dunia, dengan pengecualian angkatan laut Amerika. Belakangan ini kapal kelas Mistral bergabung dengan Marine Nationale, Mistral itu sendiri telah menjalani operasi di Lebanon. Untuk Entente Cordiale tahun 2004 Presiden Chirac mengumuman kapal angkut pesawat Perancis masa depan akan dirancang bersama Britania Raya. Angkatan laut Perancis dilengkapi dengan kapal perang kecil kelas La Fayette, contoh awal kapal mata-mata, dan beberapa kapal akan dikeluarkan dalam beberapa tahun berikutnya dan digantikan oleh kapal yang lebih modern, contoh kapal permukaan masa depan adalah kapal perang kelas Forbin dan Aquitaine juga bagian dari Force Océanique Stratégique meskipun mereka tidak membawa senjata nuklir, kelas sekarang adalah Kelas Rubis dan akan digantikan pada masa depan oleh Kelas Suffren. • Armée de Terre mempekerjakan 133.500 orang, terkenal untuk Légion Etrangère (Legiun Asing Perancis) meskipun pasukan khusus Perancis bukanlah Legiun tetapi Dragons Parachutistes dan Marines Parachutistes. Senapan Perancis adalah FAMAS dan sistem serang infanteri masa depan adalah Félin. Perancis menggunakan kendaraan berjalur dan beroda menuju beberapa tujuan, contoh kendaraan beroda adalah Caesar atau AMX 10 RC. Meskipun tank tempur utamanya Leclerc banyak tank AMX 30 tua masih beroperasi. Menggunakan AMX 30 AuF1 untuk artileri. Terakhir dilengkapi dengan helikopter Eurocopter Tiger. • Armée de l'Air adalah yang tertua dan angkatan udara profesional pertama di dunia. Sampai saat ini mempertahankan kapasitasnya. Menggunakan banyak dua pesawat tempur: Mirage F1 tua dan Mirage 2000 baru. Model terakhir dibuat dalam versi serangan darat bernama Mirage2000D. Rafale modern sedang dibuat oleh angkatan udara dan laut Perancis. Transportasi[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Angkutan di Perancis Jaringan rel kereta api Perancis, yang membentang 31.840 kilometer (19.784 mi) adalah yang terpanjang di Eropa Barat. Dioperasikan oleh SNCF, dan kereta berkecepatan tinggi termasuk Thalys, Eurostar dan TGV yang menempuh kecepatan 320 km/jam (200 mph) dalam penggunaan komersial. Eurostar, bersama Eurotunnel Shuttle, menghubungkan Britania Raya melalui Terowongan Channel. Hubungan rel dilakukan menuju negara tetangga di Eropa, kecuali Andorra. Hubungan inter-urban juga dibuat dengan layanan bawah tanah dan trem yang dilengkapi dengan layanan bus. Terdapat jalan sepanjang 893.000 kilometer (555.070 mi) di Perancis. Wilayah Paris ditutupi dengan jaringan terpadat jalan dan jalan tol yang menghubungkannya dengan seluruh Perancis. Jalan di Perancis juga menangani lalu lintas internasional, menghubungkan kota di Belgia, Spanyol, Andorra, Monako, Swiss, Jerman dan Italia. Tidak ada biaya registrasi tahunan atau pajak jalan; tetapi, penggunaan motorway melalui tol kecuali di dekat komune besar. Pasar mobil baru didominasi oleh merek domestik seperti Renault (27% mobil terjual di Perancis tahun 2003), Peugeot (20.1%) dan Citroën (13.5%).[17] Hampir 70% mobil baru yang terjual tahun 2004 memiliki mesin diesel, lebih banyak dari mesin bensin atau LPG.[18] Perancis memiliki jembatan jalan tertinggi di dunia: Jembatan Millau, dan telah membangun banyak jembatan penting seperti Pont de Normandie. Terdapat sekitar 478 bandar udara di Perancis, termasuk landasan terbang. Bandar Udara Internasional Charles de Gaulle yang terletak di dekat Paris adalah bandara terbesar dan tersibuk di negara itu, menangani sebagian besar lalu lintas komersial di Perancis dan menghubungkan Paris dengan kota-kota besar lainnya di seluruh dunia. Air France adalah maskapai penerbangan nasional, meskipun sejumlah perusahaan maskapai pribadi menyediakan perjalanan domestik dan internasional. Terdapat sepuluh pelabuhan utama di Perancis, yang terbesar terletak di Marseille, yang juga pelabuhan terbesar yang berbatasan dengan Laut Mediterania. 14.932 kilometer (9.278 mi) jalur air melewati Perancis termasuk Canal du Midi yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Samudera Atlantik melalui sungai Garonne. Pembagian administratif[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pembagian administratif Perancis Lihat pula: Region di Perancis Daratan yang membentuk Republik Perancis, ditampilkan pada skala geografis yang sama. Ke-22 region dan 96 departemen di Perancis Metropolitan termasuk Corsica (Corse, kanan bawah). Wilayah Paris diperluas (inset di kiri) Perancis terbagi menjadi 26 region administratif. 22 terletak di Perancis Metropolitan (21 berada di wilayah kontinental atau Perancis Metropolitan; satu adalah jajahan teritorial Corsica), dan empat adalah region seberang laut. Region itu kemudian dibagi lagi menjadi 100 departemen yang diberi nomor (umumnya huruf). Nomor ini digunakan di kode pos dan plat nomor kendaraan di antara yan lain. Empat dari departemen tersebut terletak di region seberang laut dan secara langsung region seberang laut dan departemen seberang laut adalah bagian integral Perancis (dan Uni Eropa) dan menikmati status yang sama dengan departemen metropolitan. Ke-100 departemen terbagi menjadi 341 arondisemen yang, kemudian, dibagi lagi menjadi 4.032 kanton. Kanton-kanton tersebut dibagi menjadi 36.680 komune, yang merupakan kotamadya dengan dewan kotamadya terpilih. Juga ditetapkan 2.588 entitas antarkomune yang mengumpulkan 33.414 dari 36.680 komune (91.1% dari seluruh komune). Tiga komune, Paris, Lyon dan Marseille dibagi menjadi 45 arondisemen kotamadya. Region, departemen dan komune dikenal sebagai jajahan teritorial, berarti mereka memiliki majelis lokal juga eksekutif. Arondisemen dan kanton adalah pembagian administratif. Tetapi, tidak selalu menjadi masalah. Hingga 1940, arondisemen adalah jajahan teritorial dengan majelis terpilih, tetapi dibatalkan oleh rezim Vichy dan dihapus oleh Republik Keempat tahun 1946. Secara sejarah, kanton juga jajahan teritorial dengan majelis terpilih. Selain 26 region dan 100 departemen, Republik Perancis juga memiliki enam jajahan seberang laut, satu jajahan sui generis (Kaledonia Baru), dan satu teritori seberang laut. Jajahan dan teritori seberang laut membentuk bagian dari Republik Perancis, tetapi tidak membentuk bagian dari Uni Eropa atau wilayah keuangannya. Teritori Pasifik terus menggunakan Franc Pasifik yang nilainya dihubungkan dengan euro. Secara kontras, empat region seberang laut sebelumnya menggunakan franc Perancis dan sekarang menggunakan euro. Perancis juga mempertahankan kontrol terhadap sejumlah pulau berpenghuni non-permanen kecil di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik: Bassas da India, Pulau Clipperton, Pulau Europa, Kepulauan Glorioso, Pulau Juan de Nova, Pulau Tromelin. Lihat pula: Aire urbaine dan Daftar komune di Perancis Region seberang laut[sunting | sunting sumber] Departemen seberang laut memiliki status politik yang sama dengan departemen metropolitan. • Guadeloupe (sejak 1946) • Martinique (sejak 1946) • Guyana Perancis (sejak 1946) • Réunion (sejak 1946) Ekonomi[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekonomi Perancis Lihat pula: Daftar perusahaan Perancis dan Sejarah ekonomi Perancis Airbus A380 pertama dalam acara “A380 Reveal” di Toulouse tanggal 18 Januari 2005. Airbus adalah simbol globalisasi ekonomi Perancis dan Eropa Ekonomi Perancis menggabungkan perusahaan pribadi ekstensif (hampir 2.5 perusahaan terdaftar) dengan intervensi pemerintah (lihat dirigisme) substansial (meskipun menurun). Pemerintah mempertahankan pengaruh terhadap bagian penting dalam sektor infrastruktur, dengan kepemilikan mayoritas atas firma rel kereta api, listrik, pesawat terbang, dan telekomunikasi. Telah mengendurkan kontrolnya secara bertahap sejak awal 1990-an. Pemerintah perlahan-lahan menjual saham di France Télécom, Air France, juga industri asuransi, perbankan, dan pertahanan. Sebuah anggota grup negara industri maju G8, Perancis menempati peringkat ekonomi terbesar kelima atau keenam menurut PDB nominal yang bergantung pada sumbernya.[19] Perancis bergabung dengan 11 anggotaUE lainnya untuk meluncurkan euro pada tanggal 1 Januari 1999, dengan koin dan uang kertas euro yang menggantikan franc Perancis (₣) pada awal 2002. Menurut OECD, tahun 2004 Perancis adalah pengekspor barang manufaktur terbesar kelima di dunia dan pengimpor terbesar keempat di dunia. Tahun 2003, Perancis adalah penerima investasi langsung asing terbesar ke-2 di antara negara OECD dengan nilai $47 miliar, setelah Luksemburg (di mana investasi langsung asing adalah transfer uang ke bank yang terletak di negara itu) tetapi di atas Amerika Serikat ($39.9 miliar), Britania Raya ($14.6 miliar), Jerman ($12.9 miliar), atau Jepang ($6.3 miliar). Pada tahun yang sama, perusahaan Perancis menginvestasikan $57.3 miliar di luar Perancis, menempatkan Perancis sebagai investor langsung luar terpenting kedua di OECD, setelah Amerika Serikat ($173.8 miliar), dan di atas Britania Raya ($55.3 miliar), Jepang ($28.8 miliar) dan Jerman ($2.6 miliar). Dalam edisi 2005 OECD in Figures, OECD juga mencatat bahwa Perancis memimpin negara G7 menurut produktivitas (diukur sebagaimana PDB per jam bekerja).[20] Tahun 2004, PDB per jam yang bekerja di Perancis adalah $47.7, di atas Amerika Serikat ($46.3), Jerman ($42.1), Britania Raya ($39.6), atau Jepang ($32.5).[21] La Défense, Paris adalah jantung ekonomi Perancis. Selain jumlah yang menunjukkan produktivitas per jam yang bekerja lebih tinggi daripada di AS, PDB per kapita Perancis lebih rendah dari PDB per kapita AS, menjadi dapat dibandingkan dengan PDB per kapita negara Eropa lainnya, yang rata-rata 30% di bawah AS. Alasannya adalah bahwa banyak persentase kecil penduduk Perancis yang bekerja bila dibangingkan dengan AS, yang PDB per kapitanya lebih rendah dari Perancis, karena produktivitasnya yang tinggi. Faktanya, Perancis memiliki salah satu persentase terendah penduduk berusia 15-64 tahun yang bekerja di antara negara OECD. Tahun 2004 68.8% penduduk Perancis berusia 15-64 tahun bekerja, bila dibandingkan dengan 80.0% di Jepang, 78.9% di Britania, 77.2% di AS, dan 71.0% di Jerman.[22] Fenomena ini disebabkan oleh hampir tiga puluh tahun pengangguran massal di Perancis, yang membawa kepada tiga masalah yang mengurangi ukuran penduduk yang bekerja: sekitar 9% penduduk aktif tidak memiliki pekerjaan; siswa menunda selama mungkin masuknya mereka ke dalam pasaran buruh; dan terakhir, pemerintah Perancis memberi berbagai insentif kepada pekerja untuk pensiun pada awal usia 50 tahunan, meskipun semakin dikurangi. Sementara banyak ahli ekonomi mengungkapkan kekecewaannya sepanjang tahun, masalah utama dengan ekonomi Perancis bukanlah produktivitas. Menurut pendapat mereka, yang utama adalah reformasi struktural, untuk meningkatkan ukuran penduduk yang bekerja dari seluruh penduduk. Ahli ekonomi Liberal dan Keynesian memiliki jawaban berbeda mengenai masalah itu. Jam kerja yang rendah dan keseganan pembentukan kembali pasar buruh dianggap sebagai titik lemah ekonomi Perancis dalam pandangan sayap kanan dan jarangnya kebijakan pemerintah yang menetapkan keadilan sosial menurut sayap kiri. Usaha pemerintah terbaru adalah menyesuaikan pasar buruh muda, mengurangi pengangguran, telah ditentang secara penuh. Dengan 81.9 juta turis asing tahun 2007,[4] Perancis menempati peringkat pertama sebagai tujuan turis terbaik di dunia, di atas Spanyol (58.5 juta tahun 2006) dan Amerika Serikat (51.1 juta tahun 2006). Jumlah 81.9 juta ini tidak termasuk orang yang menetap kurang dari 24 jam di Perancis, seperti orang Eropa Utara yang melintasi Perancis dalam perjalanan ke Spanyol atau Italia selama Musim Panas. Perancis memiliki kota berbudaya tinggi (Paris menjadi yang utama), pantai dan resor tepi laut, resor ski, dan wilayah pedesaan yang dinikmati untuk keindahan dan kenyamanannya (pariwisata hijau). Disamping pariwisata biasa Perancis menarik berbagai peziarah religius ke Lourdes, sebuah kota di département Hautes-Pyrénées, yang dikunjungi beberapa juta turis per tahun. Situs pariwisata terkenal meliputi: (menurut peringkat pengunjung per tahun pada tahun 2003):[23] Menara Eiffel (6.2 juta), Museum Louvre (5.7 juta), Istana Versailles (2.8 juta), Musée d'Orsay (2.1 juta), Arc de Triomphe (1.2 juta), Centre Pompidou (1.2 juta), Mont-Saint-Michel (1 juta), Château de Chambord (711.000),Sainte-Chapelle (683.000), Château du Haut-Kœnigsbourg (549.000), Puy de Dôme (500.000), Musée Picasso (441,000), Carcassonne (362.000). Perancis memiliki industri angkasa penting yang dipimpin oleh konsorsium Eropa Airbus, dan bersama Swedia menjadi satu-satunya kekuatan Eropa (tak termasuk Rusia) yang memiliki pelabuhan antariksa nasional pribadi (Centre Spatial Guyanais). Perancis juga negara Barat yang paling independen energinya karena investasi besar dalam tenaga nuklir (tenaga nuklir di Perancis), yang juga membuat Perancis produsen paling sedikit karbon dioksida di antara tujuh negara industri di dunia. Sebagai hasil investasi besar dalam teknologi nuklir, banyak listrik yang diproduksi di negara itu dibangkitkan oleh pembangkit tenaga nuklir (78.1% pada 2006,[24] meningkat dari 8% tahun 1973, 24% tahun 1980, dan 75% tahun 1990). Tanah subur yang banyak, pembuatan teknologi modern, dan subsidi UE telah bergabung untuk menjadikan Perancis produsen dan pengekspor hasil pertanian terdepan di Eropa. Gandum, unggas, susu, daging, dan babi, juga industri pangan dan anggur yang diakui adalah ekspor pertanian utama Perancis. Subsidi agrikultur UE ke Perancis hampir mencapai $14 miliar. Sejak akhir Perang Dunia Kedua pemerintah melakukan usaha untuk berintegrasi dengan Jerman, secara ekonomi dan politik. Hari ini kedua negara membentuk apa yang disebut sebagai negara "inti" untuk integrasi lebih besar ke Uni Eropa. Demografi[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Demografi Perancis dan Bahasa di Perancis Kota di Perancis Metropolitan dengan lebih dari 100.000 jiwa Dengan sekitar 64.5 juta jiwa, Perancis adalah negara terpadat ke-19 di dunia. Kota terbesar di Perancis adalah Paris, Lyon, Marseille, Lille, Toulouse, Bordeaux, Nice, Strasbourg, Nantes dan Rennes. Tahun 2003, pertumbuhan penduduk alami Perancis (tak termasuk imigrasi) menyumbang hampir seluruh pertumbuhan penduduk alami di Uni Eropa. Tahun 2004, pertumbuhan penduduknya adalah 0.68% dan kemudian tahun 2005 jumlah kelahiran dan fertilitas terus meningkat. Peningkatan kelahiran alami atas kematian meningkat hingga 299.800 tahun 2006. Jumlah fertilitas seumur hidup meningkat hingga 2.00 tahun 2007, dari 1.92 tahun 2004.[25] Tahun 2004, 140.033 orang bermigrasi ke Perancis. Di antaranya, 90.250 berasal dari Afrika dan 13.710 dari Eropa.[26] tahun 2005, tingkat imigrasi jatuh sedikit hingga 135.890.[27] Perancis adalah sebuah negara denga berbagai macam etnis. Menurut Institut Nasional Perancis untuk Statistik dan Pembelajaran Ekonomi, negara ini memiliki 4.9 imigran yang lahir di luar negeri, 2 juta di antaranya telah memperoleh kewarganegaraan Perancis.[28] Perancis adalah negara tujuan perlindungan utama di Eropa Barat dengan sekitar 50.000 orang tahun 2005 (penurunan 15% dari tahun 2004).[29] Uni Eropa membolehkan pergerakan bebas antara negara anggota. Sementara Britania Raya (bersama Irlandia) tidak memberlakukan larangan itu, Perancis melakukan aturan untuk membendung migrasi Eropa Timur. Keragaman Perancis: Peta dunia bahasa asli bahasa administratif bahasa sekunder atau non-resmi minoritas francophone Perubahan demografi sejak 1960 hingga 2010 (menurut DESA, 2012). Populasi dalam jutaan jiwa. Sebuah masalah politik sepanjang tahun adalah depopulasi pedesaan. Selama periode 1960-1999 lima belas département pedesaan mengalami penurunan jumlah penduduk. Dalam kasus yang paling hebat, populasi Creuse berkurang hingga 24%. Menurut Artikel 2 Konstitusi, Bahasa Perancis adalah bahasa resmi Perancis sejak 1992. Ini menjadikan Perancis satu-satunya negara di Eropa Barat (tak termasuk negara mikro) yang memiliki satu bahasa resmi yang diakui. Tetapi, 77 bahasa daerah juga digunakan, di Perancis Metropolitan juga departemen dan teritori seberang laut. Hingga baru-baru ini, pemerintah Perancis dan sistem sekolah negara meragukan penggunaan bahasa-bahasa tersebut, tetapi mereka sekarang mengajarkannya hingga berbagai tingkatan di beberapa sekolah.[30] Bahasa lainnya, seperti Portugis, Italia, Arab Maghrebi dan beberapa bahasa Berber dituturkan oleh imigran. Agama[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agama di Perancis Keagamaan Perancis agama Kristen Tak beragama Islam Buddha Yahudi Agama lainnya atau tak ada pendapat pers en 54% 31% 4% 1.2% 1% 10% Perancis adalah sebuah negara sekuler karena kebebasan beragama adalah hak konstitusional, meskipun beberapa organisasi religius seperti Scientology, Children of God, Unification Church, dan Order of the Solar Temple dianggap sebagai pemujaan.[31] Menurut jajak pendapat Januari 2007 oleh Catholic World News:[32][33] 51% orang Perancis beragama Katolik, 31% agnostik atau ateis. (Jajak pendapat lainnya[34] memberikan ateis persentase 27%), 10% dari agama lain atau tanpa pendapat, 4% Muslim, 3% Protesan, 1% Yahudi.[butuh rujukan] Menurut Eurobarometer Poll terbaru 2005,[35] 34% warga Perancis merespon bahwa "mereka mempercayai adanya Tuhan", sementara 27% menjawab "mereka percaya terdapat suatu jenis ruh atau kekuatan hidup" dan 33% menyatakan "mereka tidak percaya adanya suatu jenis ruh, Tuhan, atau kekuatan hidup". Satu survei lain menyatakan 32% penduduk di Perancis ateis, dan 32% lainnya "meragukan adanya Tuhan tetapi bukan ateis".[36] Jumlah komunitas Yahudi di Perancis mencapai 600.000 menurut World Jewish Congress dan merupakan yang terbesar di Eropa. Perkiraan jumlah Muslim di Perancis selalu bermacam. Menurut sensus Perancis 1999, terdapat 3.7 juta orang dengan "kemungkinan kepercayaan Muslim" di Perancis (6.3% dari total populasi). Tahun 2003, Kementerian Dalam Negeri Perancis memperkirakan jumlah Muslim mencapai 5-6 juta.[37][38] Konsep laïcité ada di Perancis dan karena ini, sejak 1905, pemerintah Perancis secara legal menolak pengakuan agama apapun (kecuali peraturan seperti ulama militer dan Alsace-Moselle). Sementara itu, Perancis mengakui organisasi religius, sesuai kriteria hukum formal yang tidak menggunakan doktrin keagamaan. Sebaliknya, organisasi religius harus mengulang dari intervensi dalam pembuatan kebijakan. Ketegangan sering terjadi mengenai diskriminasi tuduhan terhadap kaum minoritas, khususnya terhadap Muslim (lihat Islam di Perancis). Kesehatan umum[sunting | sunting sumber] Sistem perawatan kesehatan Perancis menempati peringkat pertama di dunia oleh World Health Organisation tahun 1997.[39] Dibebaskan dari biaya untuk orang yang mengalami penyakit kronis (Affections de longues durées) seperti kanker, AIDS atau Cystic Fibrosis. Harapan hidup rata-rata setelah kelahiran adalah 79.73 tahun. Tahun 2003, terdapat sekitar 120.000 orang di Perancis yang hidup dengan AIDS.[40] Perancis, sebagaimana negara UE lainnya, berada dalam pengarahan UE untuk mengurangi limbah bawah tanah di wilayah sensitif. Tahun 2006, Perancis baru 40% melaksanakan pengarahan ini, menempatkannya sebagai salah satu negara dengan jumlah limbah terendah di dalam UE karena memenuhi standar pengolahan limbah. Kematian Chantal Sébire membangkitkan kembali debat terhadap eutanasia di Perancis. Dilaporkan pada tanggal 21 Maret 2008.[41] Budaya[sunting | sunting sumber] René Descartes, "Bapak Filosofi Modern" • • • • • • • Artikel utama untuk bagian ini adalah: Budaya Perancis Académie française Seni Perancis Masakan Perancis Sinema Perancis Kebun di Perancis Musik Perancis Struktur sosial Perancis • • • • Pendidikan di Perancis Hari libur di Perancis Daftar orang Perancis Komik Perancis-Belgia Arsitektur[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Arsitektur Perancis Sainte Chapelle Saint Louis menandakan kesadaran Perancis terhadap arsitektur religius. Menara Eiffel adalah ikon Paris dan Perancis Secara teknis, tidak ada arsitektur yang diberi nama Arsitektur Perancis, meskipun tidak pernah benar. Nama lama Arsitektur Gothic adalah Arsitektur Perancis (atau Opus Francigenum). Sebutan "Gothic" muncul sebagai bentuk bergaya dan digunakan secara luas. Perancis Utara adalah rumah bagi beberapa katedral dan basilika Gothic terpenting, yang pertama adalah Basilika Saint Denis (digunakan sebagai nekropolis kerajaan); katedral Gothic Perancis penting lainnya adalah Notre-Dame de Chartres dan Notre-Dame d'Amiens. Raja dimahkotai di gereja Gothic penting lainnya: Notre-Dame de Reims. Selain gereja, Arsitektur Gothic telah digunakan di banyak istana religius, yang terpenting adalah Palais des Papes di Avignon. Selama Abad pertengahan, kastil berbenteng dibangun oleh bangsawan feodal untuk menandakan kekuasaanya menentang pesaingnya. Ketika Raja Philip II merebut Rouen dari Raja John, contohnya, ia merobohkan kastil ducal untuk membangun yang lebih besar. Kota berbenteng juga umum, sayangnya banyak kastil Perancis hancur termakan waktu. Inilah mengapa Château-Gaillard Richard si Hati Singa dirobohkan, juga Château de Lusignan. Beberapa kastil Perancis yang selamat adalah Chinon, Château d'Angers, kastil raksasa Château de Vincennes dan Kastil Cathar. Sebelum pemunculan arsitektur ini Perancis telah menggunakan Arsitektur Romawi seperti sebagian Eropa Barat (dengan pengecualian Semenanjung Iberia, yang menggunakan arsitektur Moor). Beberapa contoh hebat gereja Romawi di Perancis adalah Basilika Saint Sernin di Toulouse dan reruntuhan Biara Cluny (hancur semasa Revolusi dan Perang Napoleon). Akhir Perang Seratus Tahun menandakan tahap penting dalam perubahan arsitektur Perancis. Itulah masanya Renaisans Perancis dan beberapa seniman dari Italia dan Spanyol diundang ke Perancis; banyak istana kediaman, rancangan Italia, dibangun, terutama di Lembah Loire. Beberapa kastil kediaman adalah Château de Chambord, Château de Chenonceau, atau Château d'Amboise. Setelah renaisans dan berakhirnya Abad Pertengahan, Arsitektur Baroque menggantikan Gothic. Tetapi, di Perancis, arsitektur baroque menuai kesuksesan besar dalam domain sekuler daripada keagamaan.[42] Dalam domain sekuler Istana Versailles memiliki banyak fitur baroque. Jules Hardouin Mansart dapat dikatakan sebagai arsitek Perancis berpengaruh dalam gaya baroque, degnan kubah baroque-nya yang terkenal di Les Invalides. Beberapa arsitektur baroque provinsi impresif dapat ditemukan di tempat yang bukan Perancis seperti Place Stanislas di Nancy. Dalam sisi arsitektur militer Vauban merancang sejumlah benteng paling efisien di Eropa dan menjadi arsitek militer paling berpengaruh. Setelah Revolusi, para Republikan memuja Neoklasikisme meskipun neoklasikisme diperkenalkan di Perancis sebelum revolusi dengan bangunan seperti Pantheon Paris atau Capitole de Toulouse. Dibangun selama Kekaisaran Perancis Arc de Triomphe dan Sainte Marie-Madeleine menampilkan tren ini sebagai yang terbaik. Dibawah Napoleon III sebuah gelombang baru urbanisme dan arsitektur dilakukan. Bila beberapa bangunan menarik seperti Palais Garnier neobaroque dibangun, perencanaan urban pada waktu itu sangat rapi dan hebat. Contohnya Baron Haussmann membangun kembali Paris. Masamasa ini juga membangkitkan tren Kebangkitan Gothic yang kuat di seluruh Eropa, di Perancis arsitek yang merancangnya adalah Eugène Viollet-le-Duc. Pada abad ke-19 Gustave Eiffel merancang banyak jembatan (seperti Jembatan Garabit) dan menjadi salah satu perancang jembatan berpengaruh pada masa itu, meskipun ia berhasil dikenang karena Menara Eiffel. Pada abad ke-20, Arsitek Swiss Le Corbusier merancang beberapa bangunan di Perancis. Banyak arsitek terbaru Perancis menggabungkan gaya arsitektural modern dan lama. Piramida Louvre adalah contoh baik arsitektur modern yang ditambahkan ke sebuah bangunan lama. Bangunan yang paling sulit dibuat di kota-kota Perancis adalah pencakar langit, karena dapat terlihat dari jauh. Distrik finansial terbesar Perancis adalah La Defense, di mana sejumlah besar pencakar langit terletak. Bangunan besar lainnya yang ditantang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya adalah jembatan besar; contohnya Jembatan Millau. Beberapa arsitek Perancis modern meliputi Jean Nouvel atau Paul Andreu. Sastra Sastra[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sastra Perancis Molière adalah penulis yang karyanya sering dimainkan dalam Comédie-Française Sastra Perancis dapat dilacak kembali hingga Abad Pertengahan. Perancis tidaklah memiliki bahasa yang seragam tetapi terbagi menjadi beberapa dialek (terutama: dialek oïl utara, oc selatan). Setiap penulis menggunakan pengejaan dan kosakatanya sendiri. Beberapa teks pertengahan Perancis tidak ditandai seperti Tristan dan Iseult, atau Lancelot dan Cangkir Suci, di antara lainnya. Sebagian puisi dan literatur Perancis pertengahan terinspirasi oleh Permasalahan Perancis, seperti The Song of Roland dan berbagai Chansons de geste. "Roman de Renart" ditulis tahun 1175 oleh Perrout de Saint Cloude, dan menceritakan karakter pertengahan Reynard ('Serigala'); juga merupakan contoh populer cerita Perancis. Karena karakter tak dikenal dalam banyak karya Perancis pada Abad Pertengahan, beberapa penulis pertengahan menjadi terkenal: Chrétien de Troyes, contohnya. Budaya 'Oc' juga terkenal pada Abad Pertengahan. Contoh awal karya puisi bahasa daerah dalam Occitan adalah Duke William IX of Aquitaine. Mengenai sejarah bahasa Perancis, salah satu penulis terpenting adalah François Rabelais. Perancis Modern mendapat keuntungan dari gayanya. Karyanya yang paling terkenal adalah Gargantua dan Pantagruel. Kemudian, Jean de La Fontaine menulis "Fables", sebuah kumpulan cerita pendek, ditulis terbalik, dan selalu berakhiran dengan sebuah "pengajaran moral". Selama abad ke-17 karya Pierre Corneille, Jean Racine dan Molière, buku moral dan filosofi Blaise Pascal dan René Descartes memengaruhi aristokrasi yang meninggalkan warisan penting bagi penulis pada masa yang akan datang. Tapi pada abad ke-18 dan ke-19 literatur dan syair Perancis mencapai masa kejayaannya. Abad ke-18 adalah masa munculnya karya dari para penulis, pengesai dan pemoral terkenal seperti Voltaire, Denis Diderot dan Jean-Jacques Rousseau. Karena banyaknya literatur Perancis pada waktu itu, Charles Perrault adalah penulis yang paling kaya, dengan cerita seperti: "Puss in Boots", "Cinderella", "Sleeping Beauty" and "Bluebeard". Penyair, penulis, dan penerjemah abad ke-19 Charles Baudelaire. Abad ke-19 adalah masa kemunculan banyak novel Perancis terkenal: Victor Hugo, Alexandre Dumas dan Jules Verne adalah yang terkenal dari para penulis, keduanya berada di dalam dan luar Perancis, dengan novel terkenal seperti The Three Musketeers, The Count of Monte-Cristo, Twenty Thousand Leagues Under the Sea, atau The Hunchback of Notre-Dame. Penulis fiksi abad ke-19 lainnya meliputi Emile Zola, Guy de Maupassant, Théophile Gautier dan Stendhal. Penyair simbolis pada abad ke-19 juga dibuktikan sebagai pergerakan kuat dalam dunia syair Perancis, dengan seniman seperti Charles Baudelaire, Paul Verlaine dan Stéphane Mallarmé. Pada abad ke-20 penulis seperti Louis-Ferdinand Céline, Albert Camus, dan Jean-Paul Sartre menjadi terkenal di dalam dan luar Perancis. Contoh lainnya dalam dunia literatur anak adalah Antoine de Saint Exupéry, yang Little Prince-nya telah terkenal selama beberapa dekade bagi anak dan dewasa di seluruh dunia. Prix Goncourt adalah penghargaan literatur terkenal Perancis. Pertama diberikan tahun 1903, diberi gelar "karya prosa terbaik dan paling imajinatif tahun ini".[butuh rujukan] Olahraga[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Olahraga di Perancis Tour de France Olahraga terkenal di Perancis meliputi sepak bola, cikal bakal dari rugby dan di beberapa wilayah, basket dan bola tangan. Perancis telah menyelenggarakan pertandingan seperti Piala Dunia FIFA 1930 dan 1998, dan Piala Dunia Persatuan Rugby 2007. Stade de France di Saint-Denis adalah stadion terbesar di Perancis dan tempat diadakannya final Piala Dunia FIFA 1998, dan menyelenggarakan final Piala Dunia Rugby 2007 pada Oktober 2007. Perancis juga mengadakan Tour de France tahunan, balap sepeda jalan paling terkenal di dunia. Perancis juga terkenal karena balap pertahanan mobil sport 24 Jam Le Mans yang diadakan di departemen Sarthe. Beberapa turnamen tenis besar dilakukan di Perancis, termasuk Paris Masters dan French Open, satu dari empat turnamen Grand Slam. Perancis memiliki hubungan dekat dengan Olimpiade Modern; adalah aristokrat Perancis, Baron Pierre de Coubertin, yang menyarankan kebangkitan Olimpiade, di akhir abad ke-19. Setelah Athena mengadakan Olimpiade pertama, sesuai asal Olimpiade di Yunani, Paris mengadakan Olimpiade kedua tahun 1900. Paris juga tempat kantor pusat Komite Olimpiade Internasional pertama, sebelum dipindahkan ke Lausanne. Sejak Olimpiade 1900, Perancis telah menyelenggarakan Olimpiade sebanyak empat kali: Olimpiade Musim Panas 1924, di Paris dan tiga Olimpiade Musim Dingin (1924 di Chamonix, 1968 di Grenoble dan 1992 di Albertville). Tim sepak bola nasional dan tim persatuan rugby nasional diberi nama "Les Bleus" karena warna kaus tim juga bendera tiga warna Perancis. Tim sepak bolanya dianggap sebagai yang terbaik di dunia dengan satu kemenangan Piala Dunia FIFA tahun 1998, satu peringkat kedua Piala Dunia FIFA tahun 2006, dan dua European Championship dalam 1984 dan 2000. Kompetisi klub sepak bola nasional teratas adalah Ligue 1. Rugby juga sangat populer, di Paris dan barat daya Perancis. Tim rugby nasional telah bertanding setiap Piala Dunia Rugby, dan ikut dalam Kejuaraan Enam Negara tahunan. Setelah turnamen domestik tim rugby Perancis telah memenangkan enam belas Kejuaraan Enam Negara, termasuk delapan grand slam; dan mencapai semi-final dan final Piala Dunia Rugby. Marianne[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Marianne Lambang masonik Marianne Marianne adalah simbol Republik Perancis. Ia adalah figur kebebasan dan Republik dan pertama muncul pada masa Revolusi Perancis. Penampilan awal Marianne berupa wanita yang mengenakan penutup kepala Phyrgia. Asal nama Marianne belum diketahui, tetapi Marie-Anne adalah nama pertama yang umum pada abad ke-18. Anti-revolusioner pada waktu itu menyebutnya La Gueuse (Sang Pengumum). Dipercayai bahwa revolusioner dari Perancis Selatan menggunakan penutup kepala Phyrgia sebagai simbol kebebasan, telah dikenakan oleh budak yang merdeka di Yunani dan Roma. Pelaut dan penjahat Mediterania yang bekerja di dapur juga mengenakan penutup kepala sejenis. Dibawah Republik Ketiga, patung Marianne mulai dibuat, umumnya di balai kota. Ia ditampilkan dalam berbagai bentuk kelakuan, tergantung bila tujuannya adalah menekankan alam revolusionernya atau "kebijaksanaan"nya. Sepanjang waktu, penutup kepala Phyrgia dianggap terlalu mencolok, dan digantikan oleh sebuah diadem atau mahkota. Dalam beberapa waktu belakangan, banyak wanita terkenal Perancis telah digunakan sebagai model untuk Marianne tersebut. Beberapa di antaranya adalah Sophie Marceau dan Laetitia Casta. Ia juga muncul pada barang harian seperti prangko dan koin. Peringkat internasional[sunting | sunting sumber] • Total PDB, 2005: ke-6 (dari 180) (data Bank Dunia) • Total nilai perdagangan luar negeri (impor dan ekspor), 2002: ke-4 (dari 185) • Indeks kebebasan pers di seluruh dunia menurut Reporters Without Borders tahun 2005: Peringkat 30 dari 167 negara • Transparency International Corruption Perceptions Index 2006 - ke-18 dari 163 negara Lihat pula[sunting | sunting sumber] Daftar utama: Daftar topik dasar Perancis Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber] Negara dan Bangsa Jilid 5: Eropa. Jakarta: Widyadara. 1988. ISBN 9798087-04-6. (Indonesia) Catatan dan catatan kaki[sunting | sunting sumber] • ^ INSEE, Government of France. "Évolution de la population jusqu'en 2014 – champs France hors Mayotte" (dalam French). Diakses tanggal Januari 2014. • ^ "Gini Index". World Bank. Diakses tanggal 6 September 2015. • ^ Untuk informasi lebih lanjut, lihat Kategori:Departemen, jajahan dan teritori seberang laut Perancis. a b • ^ Pemerintah Perancis, Direktorat Pariwisata. "Le tourisme international en France en 2007" (PDF). Diakses tanggal 2008-06-05. • ^ Tarassuk, Leonid; Blair, Claude (1982). The Complete Encyclopedia of Arms and Weapons. Simon & Schuster. p. 186. Diakses tanggal 5 Juli 2011. • ^ Elizabeth M. Hallam & Judith Everard - Capetian France 937-1328, chapter 1 “The origins of Western Francia” page 7: “What did the name Francia mean in the tenth and eleventh centuries? It still retained a wide general use; both Byzantine and western writers at the time of the crusades described the western forces as Franks. But it was also taking on more specific meanings. • • • • • • • • • • • • • • • • • • • From 911 onwards the west Frankish king was known as the Rex Francorum -king of the Franks- and the name Francia could be used to describe his kingdom, as it was also used by the east Frankish, or German, kingdom... The Robertines, forerunners of the Capetians, were duces francorum, dukes of the Franks, and their 'duchy' covered in theory most of northern France. Then as royal power contracted further, leaving the early Capetian only a small bloc of lands around Paris and Orleans, the term Francia was used for this region.” ^ Kementerian Luar Negeri Perancis. "La France en bref". Diakses tanggal 200803-20. ^ Klaim kedaulatan di Antartika dipimpin oleh Sistem Perjanjian Antarktik ^ CIA (2007). "The World Factbook". Diakses tanggal 2007-12-06. ^ a b CIA (2006). "The World Factbook: Field Listing - Elevation extremes". Diakses tanggal 2006-12-14. ^ According to a different calculation cited by the Pew Research Center, ZEE Perancis seluas 10.084.201 kilometer persegi (3.893.532 sq mi), di bawah Amerika Serikat (12,174,629 km² / 4.700.651 sq mi), dan masih di atas Australia (8.980.568 km² / 3.467.416 sq mi) dan Rusia (7,566,673 km² / 2.921.508 sq mi). ^ Kementerian Luar Negeri (2005). "Discovering France: Geography". Diakses tanggal 2006-12-29. ^ The New Calendar of Great Men: Biographies of the 559 Worthies of All Ages and Nations in the Positivist Calendar of Auguste Comte, By Frederic Harrison, Macmillan & Co., 1920, pg 630 ^ "Rôle et fonctionnement du Sénat". French Senate. 2006. Diakses tanggal 200604-20. ^ Comparison of recognised and alleged nuclear powers. ^ "La marine chinoise accède au rang de 3ème puissance mondiale". ^ L'automobile magazine, hors-série 2003/2004 page 294 ^ La voiture ^ "UK slips behind France on economy". Financial Times. 2008-01-11. Diakses tanggal 2008-05-12. ^ Organisation for Economic Co-operation and Development (2005). "Labour productivity 2003". Diarsipkan dari versi asli (Microsoft Excel) tanggal 2007-0123. Diakses tanggal 2006-04-20. ^ Organisation for Economic Co-operation and Development (2005). "Differentials in GDP per capita and their decomposition, 2004" (Microsoft Excel). Diakses tanggal 2006-04-20. ^ Organisation for Economic Co-operation and Development (2005). "OECD Employment Outlook 2005 - Statistical Annex" (PDF format). Diakses tanggal 2006-06-29. ^ "Musées et Monuments historiques". ^ DGEMP / Observatoire de l'énergie (April 2007). "Électricité en France: les principaux résultats en 2006.". Diakses tanggal 2007-05-23. ^ Institut national de la statistique et des études économiques (Insee) • ^ "Inflow of third-country nationals by country of nationality". 2004. • ^ "Immigration and the 2007 French Presidential Elections" (PDF). • ^ INSEE (2005-01-25). "Enquêtes annuelles de recensement 2004 et 2005". Diakses tanggal 2006-12-14. • ^ UNHCR (2006). "UNHCR Global Report 2005: Western Europe" (PDF). Diakses tanggal 2006-12-14. ^ "Jeanjean, Henri. “Language Diversity in Europe: Can the EU Prevent the Genocide of French Linguistic Minorities?”" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-06-12. Perancis adalah salah satu negara yang maju pendidikannya diantara beberapa negara Eropa lainnya. Perancis juga telah menjadi tujuan pendidikan di dunia sehingga didatangi oleh ribuan orang mahasiswa dari seluruh penjuru dunia. Dalam artikel ini kita coba membandingkan sistem pendidikan yang berlaku di Perancis dengan di Indonesia. Tujuannya adalah untuk memetik nilai-nilai positif yang ada di Perancis dan kemudian menerapkan di Indonesia sesuai kondisi dan potensi Indonesia sendiri. Namun demikian akan sulit bagi kita untuk menandingi sistem pendidikan di Perancis tersebut. A. Mengenal Negara Perancis Perancis adalah salah satu Negara di benua Eropa yang dikenal sebagai pusat mode dunia karena di sini banyak bermukim desainer terkenal dunia yang menghasilkan karya seni tinggi dan sebagai destinasi penting pariwisata dunia dengan iconnya menara Eifel. Perancis adalah suatu negara besar dengan penduduk lebih dari 55 juta jiwa pada saat ini dengan luas wilayah sekitar 545.630 Km2. Tingkat pertumbuhan penduduk sekitar 0,5 persen per tahun serta kepadatan wilayah mencapai 100 jiwa per km persegi. Jika dibandingkan dengan Indonesia maka Perancis jauh lebih kecil, penduduk Indonesia tahun 2013 ini telah mencapai sekitar 250 juta jiwa dengan wilayah yang hampir sepanjang benua Eropa. Republique Francaise terletak pada wilayah Eropa Barat, tetapi Negara ini mempunyai beberapa wilayah teritorial di benua lain. Dari sisi historis Perancis merupakan satu unit politik yang dipersatukan oleh penjajah Romawi Kuno, oleh karena itu beberapa segi kehidupanpun dipengaruhi oleh budaya Romawi. Sementara itu Indonesia pernah diduduki oleh kolonial Belanda, Jepang, Inggris dan Portugis sehingga juga memberi warna terhadap budaya negeri ini. Pengaruh Belanda cukup besar tarhadap budaya Indonesia, dan termasuk juga terhadap sistem pendidikannya. Penduduk Perancis menggunakan bahasa aslinya, yaitu bahasa Perancis yang merupakan salah satu bahasa internasional karena juga digunakan pada beberapa Negara, seperti di Belgia, pada beberapa negara di kawasan Afrika Barat, pada negara bekas jajahan Perancis di Pasific dan lainnya. Bahasa Perancis juga telah menjadi bahasa pengantar resmi yang digunakan oleh Masyarakat Uni Eropa serta sebagai bahasa pengantar resmi di badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Di Indonesia digunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Meskipun Indonesia memiliki ratusan macam bahasa daerah, namun masyarakatnya dapat disatukan oleh Bahasa Indonesia. Akan tetapi Bahasa Indonesia belum menjadi bahasa internasional karena belum digunakan di negara-negara lain. Selama ini banyak orang yang mengenal Perancis sebagai kota model karena dari negara ini setiap hari bahkan setiap jam lahir model-model baru, terutama fashion, kosmetik dan assesories lainnya. Akan tetapi Perancis juga memiliki kemampuan yang tinggi di bidang tekhnologi, seperti tekhnologi otomotif dengan kereta cepat, memproduksi pesawat Airbus, tekhnologi telekomunikasi dan lain sebagainya. Maka Perancis juga menempatkan diri sebagai negara industri maju di dunia. Sistem pemerintahan Perancis mulai berkembang pada abad ke-19 yang ditandai dengan kemajuan yang dicapai melalui ide-ide pemikiran sosial, politik, ekonomi dan pendidikan yang digagas oleh kaum menengah. Pembaruanpembaruan tersebut ternyata mampu merubah Perancis menjadi sosok bangsa yang maju dan disegani oleh negara-negara Eropa. Kamajuan sosial politik Perancis punya keterkaitan dengan penyelenggaraan pendidikannya, yakni dengan tumbuh pesatnya berbagai pembangunan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Sedangkan Indonesia sebagai negara berdaulat diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, yaitu hampir satu abad lebih muda dari Perancis. Pendidikan di Indonesia baru mulai terbuka sejak diberlakukannya politik Pintu Terbuka yang diprakarsai oleh warga Belanda Van de Venter pada tahun 1870. Sejak saat itulah mulai terbuka mata bangsa ini untuk menempuh pendidikan secara formal. Saat ini Negara Perancis menjadi salah satu favorit tujuan pendidikan, bahkan menempati urutan keempat di dunia. Ada sekitar 300.000 orang mahasiswa asing yang sedang menuntut ilmu disana karena konon kabarnya biaya pendidikan di Negara itu relatif rendah. Perancis memiliki sistem pendidikan tinggi yang agak rumit untuk memberikan gelar dan proses kuliahnya. Namun sebagai bagian dari Bologna Process, kini gelar di Prancis distandarisasi menjadi Licence, Master, dan Doctoral. Hal ini sama dengan gelar Sarjana, Master, dan Doktor di Indonesia. B. Politik dan Tujuan Pendidikan Pembangunan sistem pendidikan telah dilakukan sejak akhir abad ke-19, yaitu ketika Jules Ferry, seorang pengacara dari Menteri Pengajaran Publik (Minister of Public Instruction) membuat terobosan baru dalam pembangunan pendidikan di Perancis, yaitu mewujudkan sekolah republikan modern yang dapat menampung semua anak dibawah usia 15 tahun. Kemudian juga mewajibkan pendidikan bagi rakyat secara gratis (free of charge) sesuai peraturan dalam “La loi d’orientation sur l’éducation No. 89-486 tertanggal 10 Juli 1989“. Dalam hal ini pendidikan menempati urusan pertama dalam skala prioritas nasional Perancis. Sementara itu sistem Pendidikan Nasional Indonesia diatur dalam UndangUndang Nomor : 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang terdiri atas : • Pendidikan umum : memprioritaskan penguasaan pengetahuan umum dan perbaikan keterampilan siswa, • Pendidikan vokasional : mempersiapkan siswa dengan sejumlah keterampilan vokasional yang dibutuhkan para pekerja, • Pendidikan berkebutuhan khusus : memberikan keterampilan dan kemampuan penting bagi siswa dengan keterbatas fisik dan mental, • Pendidikan kedinasan : bertujuan untuk meningkatkan kemampuan yang dibutukan sebagai persiapan dan meningkatkan kapasitas sebagai calon pegawai negeri pemerintahan, • Pendidikan agama : mempersiapkan siswa untuk memperoleh pengetahuan khusus tentang agama dan pelajaran yang terkait, • Pendidikan yang berorientasi akademik berfokus kepada perbaikan penguasaan sain, • Pendidikan professional : mempersiapkan siswa untuk menguasai spesialisasi pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan adalah suatu hak dan sekaligus kewajiban bagi anak-anak yang berusia antara enam hingga enam belas tahun dengan beban biaya sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Sementara itu di Indonesia pendidikan juga telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang menyatakan pada pasal 31 (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Berarti Indonesia juga sudah menjamin warganya untuk memperoleh pendidikan yang disediakan oleh pemerintah, seperti wajib belajar yang diatur oleh Peraturan Pemerintah RI Nomor : 47 tahun 2008 tentang Wajib Belajar. Pada dasarnya penyelenggaraan pendidikan di Perancis berlangsung secara sentralistik karena dipengaruhi oleh sistem politik dan sejarah pemerintahannya yang berulang kali bersifat sentralistik pula. Maksud dari sentralistik di sini yakni pendidikan dipusatkan sepenuhnya kepada pemerintah. Kementrian Pendidikan (Ministry of National Education) memiliki peran sangat penting dalam memajukan pendidikan secara keseluruhan. Selain itu, pemerintah juga menekankan program wajib belajar 16 tahun secara gratis pada setiap jenjang pendidikan. Di Indonesia pendidikan juga diatur secara Nasional meskipun tingkat kemampuan daerah tidaklah sama. Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang menjadi acuan bagi pelaksanaan pendidikan di seluruh tanah air. Akan tetapi tetap diperhatikan dan diberi ruang gerak untuk potensi sumber daya lokal. Sistem pendidikan di Perancis mencerminkan elektivitas yang juga terdapat pada pemerintahan dan kehidupan sosial lainnya. Rakyat dan pemerintah Perancis memberi kewenangan pada dua majelis nasional representatif, yaitu : (1) Majelis Chamber of Deputies yang dipilih langsung oleh rakyat, dan (2) Senat yang dipilih oleh badan pemilih (electoral college). Di Indonesia bisa disamakan dengan DPR-RI yang pada komisi tertentu juga mengurus masalah pendidikan secara spesifik. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya rakyat tidak memerintah sendiri karena mereka telah mendelegasikan kedaulatannya kepada deputideputi terpilih dan para electoral (anggota electoral college), yaitu orang-orang yang secara teori berkualitas lebih baik untuk menjalankan pemerintahan secara rasional dibandingkan warga biasa. Pendidikan di Perancis pada umumnya ditanggung oleh pemerintah di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan Nasional (Ministere de l’Educatioan National). Di Indonesia, selain ditanggung oleh pemerintah pusat maka pendidikan juga menjadi tanggung jawab pemerintah daerah propinsi, kabupaten dan kota. Pemerintah daerah juga menyediakan anggaran pendidikan dalam APBD dan membuat kebijakan-kebijakan untuk pelaksanaan pendidikannya. Sama halnya dengan Indonesia, Perancis juga memberikan kesempatan yang sama dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh pendidikan. Pada umumnya setiap anak pada usia enam tahun sudah memasuki dunia pendidikan melalui program primary school (ecole primaire). Pendidikan formal ini biasanya didahului dengan ecole matternalle atau pendidikan tingkat taman kanak-kanak. Di taman kanak-kanak ini seorang anak sudah dapat masuk mulai umur dua tahun pada taman bermain, yaitu semacam playgroup. Sementara itu di Indonesia sebelum tingkat taman kanak-kanak disediakan pula pendidikan taman bermain yang disebuat dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berkembang hingga ke pelosok-pelosok desa. Setiap tahun tidak kurang dari US$ 70 milyar atau sekitar 700 trilyun rupiah yang dianggarkan untuk bidang pendidikan. Jumlah ini mencapai 23 persen dari total anggaran tahunan Pemerintah Perancis, menjadi salah satu negara yang menyediakan anggaran pendidikan terbesar di dunia. Sementara itu kebijakan Pemerintah Indonesia menganggarkan 20 % anggaran negara untuk pendidikan. Sistem pendidikan di Perancis juga telah melahirkan tenaga yang bergerak di bidang pendidikan yang cukup besar, yakni sekitar 1,7 juta pegawai yang bekerja di bidang pendidikan. Tingkat penghasilan guru di Perancis telah cukup tinggi, contohnya seorang guru senior yang memperoleh pendapatan bulanan sekitar 40.000 hingga 50.000 euro atau sekitar Rp 50 juta hingga Rp 60 juta per bulan. Untuk menjadi tenaga guru, termasuk dosen tidaklah mudah karena ia akan menjadi tenaga utama dalam menjamin kualitas pendidikan bangsa. Sedangkan seorang guru baru gajinya per bulan yang paling rendah adalah sekitar 25.000 euro atau sekitar Rp 30 juta yang ditambah dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya, seperti rumah, kendaraan, kebutuhan hidup, jaminan kesehatan, tunjangan hari tua yang ditanggung oleh pemerintah. Dengan kondisi ini maka guru akan dapat berkonsentrasi penuh dalam mengajar dan mencerdaskan anak-anak bangsanya. Hal ini belum bisa dibandingkan dengan negara Indonesia karena jumlah gaji guru dan pegawai negeri lainnya masih relatif rendah. Bahkan masih banyak guru yang penghasilannya di bawah standar pendapatan nasional, seperti guru-guru honor dan guru sekolah swasta. Kedudukan guru juga belum istimewa seperti halnya di Perancis. Proses pengangkatan guru dan dosen diadakan rekruitmen yang sangat ketat dan teruji. Hal ini didukung pula oleh penelitian yang menyatakan bahwa guru dan dosen di Perancis merupakan salah satu dari tiga kelompok profesi yang mendapatkan kesejahteraan yang tertinggi dari pemerintah. Yang pertama adalah para penegak hukum (hakim, jaksa, lawyer) dan yang kedua adalah para pegawai publik yang melayani masyarakat, seperti dokter, perawat, pegawai negeri dan lainnya. C. Tingkatan Pendidikan Sentralisasi penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah Perancis tersebut selanjutnya menetapkan tiga jenjang pendidikan, yaitu : Pendidikan Dasar (enseignement primaire), Pendidikan Menengah (enseignement secondaire)dan Pendidikan Tinggi (enseignement superieur). Hal ini hampir sama dengan di Indonesia, yaitu adanya pendidikan pra sekolah (PAUD dan TK), pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah (SMP dan SMA) serta pendidikan tinggi (S1, S2 dan S3). Pendidikan Dasar (Enseignement Primaire) Pendidikan dasar dimulai dari tingkat taman kanak-kanak (Ecole Maternelle) sebagai tingkat prasekolah. Anak yang telah berumur dua tahun sudah boleh masuk taman kanak-kanak. Pada pendidikan tingkatan ini anak-anak diperkenalkan praktek hidup secara berkelompok, keterampilan sederhana dan pengenalan huruf dan angka. Sistem pengajaran di TK sendiri dimulai pukul 09.00 pagi hingga pukul 17.00 sore yang disesuaikan dengan orang tuanya yang pegawai bekerja dari pukul 09.00 pagi hingga 17.00 sore. Sedangkan hari Sabtu dan Minggu libur. Selama anak berada di ruang sekolah tersebut mereka sepenuhnya berada di bawah asuhan dan bimbingan guru, mereka diberi makan siang dan istirahat siang. Pendidikan dasar dimulai pada usia enam tahun dan berlangsung selama lima tahun, yaitu : kelas persiapan (CPI), kelas dasar-1 (CE-1), kelas dasar-2 (CE-2), kelas menengah-1 (CM-1), dan kelas menengah-2 (CM-2). Pendidikan dasar adalah untuk membekali anak-anak tentang kehidupan bermasyarakat, memberikan kemampaun membaca dan berhitung sebagai persiapan untuk ke jenjang pendidikan di atasnya, yaitu menengah (Lycees dan Colleges). Anak-anak sekolah di TK dan SD negeri dibebaskan dari pembayaran, dan memperoleh buku-bulu pelajaran secara gratis. Pendidikan Menengah (Enseignement Secondaire) Pendidikan menengah di Perancis dibedakan menjadi dua, yaitu College (setingkat SMP) dan Lycee (setingkat SMA). Pada pendidikan menengah tingkat pertama ditempuh selama empat tahun dan pada tingkat akhir anak diberi kesempatan untuk memilih jurusan ke sekolah lanjutan atas. Pada tingkat inipun peserta didik tidak dipungut biaya dan buku-buku pelajaran disediakan gratis. Bagian pendidikan kejuruan menyediakan tenaga ahli di bidang perindustrian, perdagangan, seni dan keterampilan dan spesialisasi lainnya yang dapat dimasuki setelah tahun ketujuh pendidikan dasar. Selain itu sekarang berkembang pendidikan kejuruan dengan program paruh waktu guna memberikan peluang kepada siswa yang sudah bekerja agar tetap belajar dan bagi pelajar yang ingin sambil bekerja. Pendidikan menengah atas (Lycee) dilalui selama tiga tahun, yaitu : kelas satu dan dua serta kelas terminal dengan tetap mempertahankan pendidikan fundamental. Sejak tahun pertama ada tiga jurusan, yaitu : Sastra, Ilmu Pengertahuan Alam (IPA) dan Teknik Industri/Sains Teknik serta Teknik Ekonomi. Pada akhir pendidikan di tingkat Lycee, peserta didik yang lulus memperoleh ijazah Baccalaureat yang menjadi syarat masuk universitas atau masuk sekolah tinggi. Sekolah profesional sama dengan sekolah kejuruan di Indonesia, yakni memberikan pendidikan profesi setelah tamat sekolah lanjutan atas berupa pendidikan praktek dan teori selama dua hingga tiga tahun. Biasanya pada tahun kedua diberikan pelajaran praktik kerja di sekolah dan perusahaan. Namun demikian, baik College maupun Lycee keduanya sama-sama bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian Baccalaureat Pendidikan Tinggi (Enseignement Superieur) Untuk jenjang pendidikan tinggi di Perancis dibagi antara sekolah tinggi (Grandes Ecoles) dan universitas. Sekolah tinggi dianggap lebih baik dan populer dibandingkan universitas karena secara umum dipandang jauh lebih selektif. Universitas berada di bawah Kementrian Pemuda, Pendidikan Nasional dan Riset sedangkan Grandes Ecole di bawah Kementrian Teknis sesuai bidang yang ditangani. Pendidikan di Universitas bersifat teoritis dan umum sedangkan Grandes Ecoles bersifat teknis. Di Indonesia dikenal adanya universitas yang lebih berorientasi untuk menjadi ilmuwan karena mempelajari secara mendalam bidang ilmu tertentu. Sedangkan akademi adalah pendidikan yang bersifat penyediaan tenaga kerja trampil karena lebih banyak bepraktek di samping mempelajari teori-teori. Pendidikan tinggi di Perancis ukurannya kecil dan kemapanan dalam keragaman, maksudnya bahwa secara fisik bangunan-bangunan yang ada di Perancis tergolong kecil dan jumlah mahasiswanya yang sedikit. Akan tetapi secara kualitas pendidikan tinggi di Perancis lebih mengutamakan hasil optimal dari tiap-tiap pembelajaran dalam aspek jurusan masing-masing. Sementara itu di Indonesia kita perhatikan pada umumnya perguruan tinggi sangat besar dengan jumlah jurusan/fakultas yang banyak serta mahasiswanya yang berjumlah ribuan orang. Kekhasan lain pada pendididkan tinggi di Perancis terdapat pada organisasai dan sistem pengelolaannya, yaitu dengan telah ditetapakannya tiga asas yang mendasari lembaga pendidikan tinggi, yaitu : Adanya hak otonomi pada universitas untuk mengurus bidang keuangan, administrasi dan ilmu pendidkan, Adanya partisipasi mahasiswa, pengajar dan civitas akademika pada segala kegiatan pendidikan dan pada pemilihan pengelola pendidikan dan sebagainya, Bersifat multidisiplin sehingga dapat menghindari spesialisasi yang sempit. Superiur Pendidkan Tinggi Pendidikan tinggi diselenggarakan dalam bentuk akademi yang mempunyai fakultas dan universitas yang konvensional. Namun tidak semuanya mempunyai perangkat fakultas yang lengkap. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, peran universitas dalam diperluas dengan meningkatkan daya tampung pada fakultas-fakultas yang telah ada serta menambahkan jurusanjurusan baru. Menurut hasil penelitian di Perancis bahwa sistem pendidikan telah dapat mendeteksi bakat dan kemampuan anak sejak awal pendidikan dan sudah bisa menentukan jurusan sesuai minat anak sejak dini. Jadi tidak semua anak berpacu untuk memilih satu jurusan tertentu saja, misalnya hanya memilih untuk jadi dokter atau jadi insinyur saja. Siswa juga tidak dituntut harus mendalami seluruh mata pelajaran, tetapi cukup hanya dasar-dasarnya saja. Kemudian bidang yang sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa akan dipelajarinya lebih mendalam sehingga lebih terpusat. Bagi yang berminat melanjutkan pendidikannya ke Grande Ecole, harus mengikuti test yang cukup berat. Yang tidak diterima pada Grande Ecole secara langsung akan masuk ke universitas. D. Perbandingan Pendidikan di Perancis dan Indonesia Membandingkan pendidikan di Perancis dengan Indonesia dapat diasosiasikan dengan membandingkan pendidikan di negara maju dengan negara berkembang. Ada beberapa kriteria pendidikan di negara maju dan di negara berkembang yang telah terlaksana selama ini, yaitu : Faktor Mempengaruhi Pendidikan di Negara Maju · The relationship between education and employment and preparation for the transition from school to work. (Hubungan antara pendidikan pendidikan dan dunia kerja dari sekolah ke pekerjaan sudah ada), · A commitment to life- longeducation. (Adanya komitmen untuk melaksanakan pendidikan seumur hidup), · The expansion of educational facilities. (Penyediaan fasilitas pendidikan yang cukup memadai), · Teacher education for tomorrow. (Pendidikan guru untuk persiapan ke masa depan), · Hubungan antara program kependidikan di lembaga- lembaga kependidikan dengan dunia kerja, · Persiapan menghadapi masa peralihan dari masa sekolah ke masa kerja serta masa hidup bermasyarakat, · Pendidikan seumur hidup, · Perluasan fasilitas dan pelayanan kependidikan dalam menghadapi hambatan ekonomi, · Penyediaan tenaga guru yang lebih bermutu untuk mempersiapkan anak didik menghadapi masyarakat masa depan yang semakin kompleks, · Pemerataan dan efektivitas pendidikan, · Sumber daya alam telah dimanfaatkan secara optimal oleh negara, • Tetap berpegang teguh pada nilai-nlai budaya yang berlaku di negara setempat, • Telah dapat mengatasi permasalahan kependudukan dengan baik, • Tingkat produktivitas masyarakat tinggi yang didominasi barang dan jasa, • Tingkat dan kualitas hidup masyarakat telah tinggi, • Ekspor yang terbanyak adalah hasil industri dan jasa, • Telah terpenuhinya penyediaan fasilitas umum, • Kesadaran hukum, kesetaraan gender, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia telah dijunjung tinggi, • Tingkat pendidikan relatif tinggi, • Tingkat pendapatan penduduk relatif tinggi, • Tingkat kesehatan sudah baik Faktor Mempengaruhi Pendidikan di Negara Berkembang • Secara ekonomi, pada umumnya miskin dan masih sangat tergantung pada alam, • Secara demografis, pada umumnya padat penduduk, dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, • Secara budaya, masih kuat berpegang pada nilai budaya, • Perbandingan mahasiswa dengan gelar doktor di universitas tidak memadai karena mahasiswa tidak didorong untuk meraih gelar doktor dan bekerja di universitas, • Universitas kurang memperhatikan masalah masyarakat dan telah gagal untuk mengembangkan kerjasama dengan lembaga negara dan lembaga swadaya masyarakat untuk antisipasi isu-isu seperti pendidikan, kesehatan, energi, pertanian dan jasa, • Program pendidikan di perguruan tinggi belum siap untuk memenuhi kebutuhan sektor usaha. Hal ini disebabkan adanya ketidakharmonisan antara keterampilan di universitas dengan ketrampilan yang dituntut oleh dunia usaha, • Lembaga pendidikan tinggi gagal memberi dukungan yang cukup untuk pembangunan ekonomi negara, • Universitas tertinggal dalam perkembangan dan transfer teknologi, • Kebanyakan staf akademik di universitas tidak dilengkapi dengan pengetahuan paedagogis. • Faktor ekonomi, banyak siswa yang tidak dapat melanjutkan studi karena masalah biaya, • Faktor sosial, adanya anggapan bahwa wanita terutama di pedesaan tidak memerlukan pendidikan, lebih baik menjadi ibu rumah tangga saja, • Faktor sistem pendidikan, banyak siswa menengah atas yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena kurangnya daya tampung yang tersedia, • Pemerintah juga kurang memenuhi standar dibandingkan pendidikan swasta, • Kasus banyaknya tamatan sarjana yang menganggur karena tidak mendapatkan pekerjaan, • Faktor kedisiplinan guru, cukup banyak guru yang sudah difasilitasi oleh pemerintah tetapi tidak menjalankan tugas dengan baik, • Kesenjangan ekonomi antar daerah, • Adanya diskriminasi gender, • Kurangnya pendidikan yang bersifat teknis, sehingga banyak lulusan yang tidak • • • • • • • • • • • memiliki ketrampilan tertentu setelah tamat pendidikan, Terbatasnya penyediaan/alokasi dana dari pemerintah, Kurangnya tenaga pendidik atau guru yang terampil dan profesional, Kemiskinan yang kronis dan meluas, Tingkat pengangguran yang tinggi dan cenderung meningkat, Ketidakmerataan distribusi pendapatan antar penduduk, Rendahnya tingkat produktivitas di sektor pertanian, Tidak meratanya kesempatan ekonomi antara desa dan kota, Kurangnya pelayanan kesehatan dan pendidikan, Memburuknya neraca pembayaran dan hutang luar negeri, Meningkatnya ketergantungan terhadap luar negeri, Lemahnya kelembagaan masyarakat, Penutup Memperbandingkan sistem pendidikan antara beberapa negara penting artinya untuk mentransfer hal-hal positif yang telah dilakukan oleh suatu negara. Bagi Indonesia perlu mengenal bentuk dan model pendidikan di negara lain karena sistem pendidikan Indonesia masih perlu penyempurnaan dan perubahan. Terutama Indonesia perlu melihat kepada beberapa negara yang telah maju sistem pendidikannya, seperti Finlandia, Inggeris, Australia, Amerika Serikat, Perancis dan sebagainya. Memperbandingkan sistem pendidikan tidak dapat dilakukan serta merta karena ada nilai-nilai khusus yang tidak dapat dipersandingkan serta kekuatan lokal yang tidak dapat ditransfer secara utuh. Misalnya sistem pendidikan di Jepang yang masih sangat kuat berpegang teguh kepada nilai-nilai budaya setempat yang belum tentu dimiliki oleh negara lain. Sementara itu Indonesia memiliki nilai-nilai luhur Pancasila yang menjadi dasar sistem pendidikan sehingga menjadi kekhasan pendidikan di negara ini. Sistem pendidikan Indonesia dan Perancis tidak dapat dipersandingkan secara utuh, namun ada beberapa nilai-nilai yang dapat diaplikasikan dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Apalagi Perancis adalah salah satu negara yang maju pendidikannya dan telah menjadi tujuan oleh mahasiswa dari berbagai penjuru dunia. Perancis juga berhasil mensejalankan antara pendidikan dengan lapangan kerja sehingga tamatan pendidikan dari berbagai tingkatan dapat langsung bekerja sesuai keahliannya. Selanjutnya Indonesia juga perlu menjalin kerjasama dengan Perancis untuk menyusun sistem pendidikan yang lebih baik. Daftar Kepustakaan Amtu, Onisimus, 2011, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah, Bandung, Alfabeta, Hasbullah, 2011, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, Hikmat, 2009, Manajemen Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia, Nur, Agustiar Syah, 2002, Prof.Dr.Drs.H.MA, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, Cetakan I, Bandung, Lubuk Agung, Prayitno, 2011, Arah ke Paradigma Pendidikan Indonsia, Padang, UNP Press, Syafaruddin, 2008, Efektifitas Kebijakan Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, Tilaar, H.A.R., dan Nugroho, R., 2008, Kebijakan Pendidikan. Pengantar untuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Publik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Tilaar, H.A.R., 2002, Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru, Jakarta, Grasindo, Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, MANAJEMEN INDONESIA PERPADUAN MANAJEMEN BARAT DAN TIMUR SERTA BUDAYA TRADISIONAL PENDAHULUAN Hingga saat ini, bangsa Indonesia yang merupakan salah satu bangsa yang besar diantara negara-negara yang ada di atas bumi ini, belum memiliki suatu bentuk/format yang pas mengenai gaya (Style) manajemennya, bila dibandingkan dengan Jepang, Cina atau Amerika dan negara-negara Eropah, yang tampaknya sudah menemukan bentuk gaya manajemen yang dijalankannya selama ini. Hal tersebut bukan berarti bahwa pengelolaan administrasi negara dan bisnis selama ini di Indonesia tidak memakai konsep manajemen. Para pimpinan administrasi negara dan pimpinan perusahaan kebanyakan masih mengadopsi bentuk menajemen Amerika, Jepang, Cina serta bentuk lainnya, atau bahkan ada yang memadukan berbagai bentuk gaya manajemen tersebut dalam menjalankan organisasinya. Sehingga dengan demikian, gaya manajemen yang asli dan khas Indonesia belum kelihatan. Padahal kalau mengikuti pola dan jalan pikiran Peter F. Drucker (1977 : 7), manajemen menyandang fungsi sosial. Manajemen tidak dapat dipisahkan dari masyarakat atau bagian dari masyarakat yang dilayaninya, sehingga tak terlepas dari kaitan budaya (kultur) yang disandang oleh masyarakat yang dilayaninya. Kultur itu bahkan tampil sebagai bagian terpadu dalam keseluruhan manajemen tersebut, hingga saat ini kita mengenal sebutan Manajemen Gaya Amerika, Manajemen Gaya Cina, Manajemen Gaya Jepang, Manajemen Gaya Barat dan sebagainya. Catatan pengalaman secara empiris bangsa Indonesia sejal baru merdeka hingga saat ini, memperlihatkan betapa banyaknya salah urus (mis-management) dalam kehidupan seharihari, yang ditandai oleh parahnya birokrasi negara dan merajalelanya kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) di hampir semua segi. Di samping, pada saat yang sama bangsa Indonesia harus menghadapi perlombaan atau kompetisi dengan negara-negara lain dalam upaya memulihkan sendi-sendi kehidupan negara dan masyarakat yang sudah amat terpuruk. Dari paparan di atas, dirasakan sangat mendesak (urgent) untuk mengembangkan kekuatan imbangan yang ada pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, yaitu berpa pengembangan manajemen yang berciri khas Indonesia. Hal ini sangat penting, sebab bila tidak demikian, maka gaya manajemen dari luar yang sebenarnya tidak cocok untuk Indonesia dipaksakan diterapkan, sehingga mengakibatkan kegagalan pengelolaan administrasi negara dan swasta seperti pada periode yang lalu. Gagal atau berhasinya manajemen Indonesia, tentunya sangat tergantung dari cara penyaringan dari berbagai budaya (suku/etnis) yang ada di masyarakat Indonesia serta penerapannya dalam kehidupan organisasi. Pengertian dan Batasan Manajemen Manajemen itu sendiri berasal dari kata manage. Kata manage berasal dari bahasa Italia, yaitu maneggiare, di mana kata ini berasal dari bahasa latin, yakni manus yang berarti hand (tangan). Kata manage dalam bahsaa Perancis berarti house-keeping (rumah tangga). Dalam kamus Webster’s New Collegiate Dictionary, 2002 digitized by USU digital library 2 kata management diberikan penjelasan sebagai : the act or art of managing, conduct, direction, and controll. Di sisi lain banyak ahli manajemen memberi batasan tentang manajemen, yaitu diantaranya Terry (1972), Robins (1991), Bartol dan Martin (1994) dan Stoner, dkk (1995). Terry (1972 : 4) menyatakan bahwa manajemen adalah sesuatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumberdaya lainnya. Robbins (1991 : 5) memberi pengertian manajemen sebagai suatu proses kegiatan untuk mencapai sesuatu secara efisien melalui orang lain. Proses kegiatan tersebut terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan pengawasan. Sedangkan Bartol dan Martin (1994 : 6) menyatakan bahwa manajemen adalah suatu proses mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan memanfaatkan empat fungsi utama, yakni perencanaan. Pengorganisasian, memimpin dan pengawasan. Terakhir batasan dari Stoner, dkk (1995 : 7) yang menyatakan bahwa manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumberdaya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. Dari empat pendapat para ahli tersebut, ada empat batasan tentang manajemen yang bisa ditarik yang merupakan ide pokok yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu (1) identitas manajemen adalah suatu proses, (20 fungsi-fungsi fundamental manajemen, (3) arah proses manajemen, dan (4) unsur-unsur manajemen. Identitas manajemen sebagai suatu proses dikatakan oleh Pariasta Westra (1981 : 264) sebagai rangkaian perbuatan manusia yang mengandung sesuatu maksud tertentu yang memang dikehendaki oleh orang yang melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan Siagian (dalam Gorda, 1999 : 78) menyatakan bahwa proses berarti suatu kegiatan yang terus menerus dilaksanakan. Dengan demikian, pengertian proses yang dikemukakan oleh dua hali tersebut di atas memberikan informasi bahwa kegiatan mencapai tujuan organisasi tidak dapat dilakukan dengan satu kegiatan saja seperti membalikkan tangan, melainkan suatu kegiatan secara bertahap dan berkelanjutan serta secara sadar dilaksanakan. Hal ini berarti proses tersebut dilakukan dengan penuh perhitungan dengan memperhatikan kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. Mengenai fungsi-fungsi fundamental manajemen, tampaknya hampir seluruh ahli sepakat intinya ada empat, yaitu planning, organizing, actuating dan controlling. Pada umumnya organisasi di Indonesia mengalami keterbatasan dalam bidang sumber daya, sementara di sisi lain tujuan yang ingin dicapai harus bisa dilakukan secara baik. Proses manajemen itu sendiri diarahkan kepada usaha-usaha anggota organisasi untuk meningkatkan produktivitasnya melalui pemanfaatan secara efektif dan efisien sumber daya yang tersedia. Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Keluaran bisa terdiri barang atau jasa. Sedangkan masukan terdiri dari sumber daya manusia (human resorces), dan modal (capital), peralatan-peralatan (materials), dan sumber daya lainnya. Efisiensi adalah kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya (masukan), sedangkan efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai. Unsur-unsur manajemen, pada umumnya terdiri dari 6 (enam) yang dikenal dengan the six M’S, yaitu Men, Money, Materials, Machines, Methods and Markets. Diantara seluruh unsur tersebut, men (manusia) adalah unsur yang paling penting di dalam proses manajemen, sebab manajemen itu ada karena adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Hal ini berarti manusia merumuskan tujuan, manusia yang menyusun organisasi sebagai 2002 digitized by USU digital library 3 wadah pencapaian tujuan, manusia pula yang bekerja untuk mencapai tujuan dan sekaligus manusia pula yang mengendalikan serta menikmati hasil-hasil yang dicapai. Aspek Positif dan Negatif Gaya Manajemen Barat dan Timur Dari berbagai pengertian dan batasan manajemen di atas, dalam tulisan ini pembahasannya dibatasi faktor manusia sebagai unsur utama manajemen dan berbagai perilakunya dalam oraganisasi atau kelompok serta pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Hasil rumusan kelompok IV seminar Konsep Manajemen Indonesia yang berlangsung dari tanggal 3-5 juli 1979 di Jakarta berhasil menyimpulkan aspek positif dan negatif dari gaya manajemen antara negara barat (yang diwakili oleh Amerika Serikat dan Eropa Barat) dengan negara dari dunia timur (yang diwakili Jepang dan Cina). Adapun aspek positif dan negatif tersebut adalah sebagai berikut : 1. Manajemen Barat : Tekanan pada Amerika Serikand an Eropa Barat o Aspek Positif : 2. 3. - Efisien; - Disiplin; - Sadar akan waktu dan; - Penghormatan terhadap inisiatif individu; o Aspek Negatif : - Manusia diperlakukan seperti mesin, dan; - Masyarakatnya yang konsumtif. Manajemen Jepang o Aspek Positif : - Solidaritas terhadap kelompok (perusahaan) yang tinggi; - Dedikasi; - Kesetiaan; - Disiplin diri; - Nasionalisme yang tinggi, dan; - Penghormatan terhadap yang lebih senior. o Aspek Negatif : - Opportunities; - Binatang ekonomi; - Sangat tertutup, dan; - Agak angkuh. Manajemen Cina o Aspek Positif : - Memegang teguh janji; - Ulet; - Tekun; - Hormat, dan; - Solidaritas kelompok (suku). o Aspek Negatif : - Kikir; - Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan; - Tertutup, dan - Terlalu materialistis. Letak Posisi Manajemen Indonesia Dari pemaparan aspek positif dan negatif manajemen barat dan timur itu, di manakah letak posisi manajemen Indonesia ? Pertanyaan seperti itu selalu tercuat, sebab belum ada manajemen Indonesia yang secara ekplisit dan terpraktekkan serta tertulis dimunculkan oleh para ahi manajemen yang ada di Indonesia. Yang banyak didiskusikan adalah istilah-istilah “Manajemen Gaya Indonesia”, “Gaya Manajemen Indonesia”, “Manajemen ala Indonesia”, “Manajemen Pancasila”, dan sebagainya, dengan rumusan yang mirip antara satu dengan yang linnya, (Budiman Christiananta, 1994 : 6). Bila secara ekplisit, terpraktekkan dan tertulis belumlah ada, apakah ada organisasi dan manajemen yang khas Indonesia ? Jawabannya tentu ada ! Cara orang tertentu menyusun pekerjaan dan hubungan antara pekerjaannya, pasti dipengaruhi tidak saja oleh sifat pekerjaan itu sendiri yang mungkin bersifat universal, tetapi juga oleh cara orang-orang tersebut mengatur hidup pada umumnya. Sifat pekerjaan bisa saja bersifat universal karena dilandasi teknologi yang berlaku di mana-mana disebabkan hukum-hukum alam yang mendasari berlaku umum. Namun dapat dipastikan faktor-faktor lainnya seperti kebudayaan, nilai, norma kehidupan dan yang lainnya menjadikan cara hidup bangsa-bangsa berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Perlu juga diperhatikan bahwa tidak hanya cara-cara orang mengatur pekerjaan dipengaruhi kebudayaannya, tapi kebudayaan berpengaruh kuat pula pada perilaku pekerjaan. Dari hasil penelitian Budi Paramita (1977) terhadap 172 buah perusahaan pemerintah dan swasta nasional dan asing tahun 1976 di beberapa kota di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Malang, Madiun, Solo dan Padang) dengan 500 responden menemukan bahwa umumnya organisasi bisnis Indonesia menurut para manajernya sendiri dinilai bersifat rutin, formalistik, kurang tersentralisasi, kurang berkomunikasi tugas, umumnya lebih dikoordinasi melalui rencana daripada saling menyesuaikan ataupun umpak balik, namun tidak seluruhnya birokratis. Birokrasi dalam Organisasi di Indonesia Di dalam birokrasi Weber (dalam Gerth dan Wright, 1958 : Bab 8) terdapat prinsip pembagian kerja atau diferensiasi horizontal serta hierarki atau diferensiasi vertikal yang jelas. Dengan perkataan lain, birokrasi Weber merupakan organisasi kompleks. Namun hasil temuan penelitian Budi paramita pada tahun 1976 terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia, meskipun perusahaannya besar, tidak ada yang berpandangan bahwa perusahaannya sendiri benar-benar kompleks, baik dalam dimensi horizontal maupun vertikal. (Budi Paramita, 1977 : 47). Mengenai sentralisasi, birokrasi Weber menyatakan terdapat sentralisasi kewenangan yang tinggi, sebaliknya sentralisasi perusahaan-perusahaan di Indonesia dinilai antara sedang dan rendah. Kecuali sentralisasi keputusan taktis rutin yang dirasakan antara rendah dan cukup tinggi, ada perasaan yang cukup seragam bahwa sentralisasi keputusan strategik cukup rendah, dan bahwa tingkat sentralisasi keputusan taktis non rutin masih rendah. Di dalam birokrasi Weber terdapat tingkat formalisasi yang tinggi. Pembagian kerja, hierarki,caracara bekerja, hak, kewajiban dan kedudukan karyawan dikukuhkan dengan peraturanperaturan yang tegas. Kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi ditegaskan merupakan tugas resmi. Kewenangan memberikan perintah melaksanakan tugas-tugas tersebut ditetapkan dalam peraturan-peraturan dan dikenakan batas-batas yang jelas menganai alat-alat paksaan yang dapat digunakan pejabat. Pelaksanaan tugas dalam jabatan dilakukan berdasarkan dokumen tertulis yang arsipnya disimpan dengan baik. Di perusahaan-perusahaan Indonesia, walaupun tidak menyangkut semua aspek diformalkan dalam sebuah birokratis, tingkat dormalisasi dinilai dari sedang sampai cukup tinggi. Ketat-longgarnya pengawasan bersifat antara sedang dan tinggi, kodifikasi pekerjaan cukup tinggi. (Budi Paramita, 1977 : 48). Dalam birokrasi murni, pelaksanaan tugas dilakukan oleh karyawan yang memiliki keahlian khusus di dalam peraturan-peraturan yang mengatur bidangnya masing-masing serta di dalam menerapkan peraturan tersebut pada kasus-kasus yang timbul sehari-hari. Penelitian Budi Paramita secara eksplisit tidak meneropong hal tersebut di dalam perusahaan di Indonesia, akan tetapi terdapat kesan kuat bahwa tidak terdapat hubungan yang erat antara tingkat keahlian dan tingkat kompleksitas organisasi dan antara tingkat keahlian dengan sifat tugas. Pekerjaan dinilai tidak memerlukan pemikiran lama, banyak dan mendalam. Manajer Indonesia umumnya berusaha mengendalikan organisasi dengan mengutamakan kendala-kendala formal, tetapi bekerja tanpa informasi yang cukup. Namun dikarenakan adanya perencanaan, tampaknya semuanya bisa diatasi, meskipun hasilnya tidak selalu memuaskan secara sempurna. Keberhasilan tujuan yang dicapai banyak juga diakibatkan oleh terincinya tugas-tugas yang harus dilakukan (biasanya dengan job description tertulis di masing-masing ruangan), adanya otonomi dalam pekerjaan, serta banyaknya orang dalam organisasi. Perilaku Manusia Indonesia dalam Organisasi dan Manajemen Meskipun diakui bahwa unsur-unsur manajemen bersifat universal secara umum, namun dalam prakteknya saat pengimplementasikan dalam suatu aktivitas, mau tidak mau perilakunya dalam organisasi pasti dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh anggota yang ada di dalamnya. Termasuk juga hal ini berlaku bagi pranata/organisasi yang ada di Indonesia, terlebih lagi seperti yang dikatakan oleh Astrid S. Susanto yang menyatakan perlu disadari bahwa manusia Indonesia dalam latar belakang budayanya tidaklah sama, hal mana telah melahirkan semboyan Bhineka Tunggal Ika (Astrid S. Susanto dalam Marbun, 1980 : 70-71). Astid S. Susanto menyatakan lebih lanjut bahwa gambaran awal ciri-ciri kebudayaan manusia Indonesia yang dapat digunakan sebagai pangkal tolak pemahaman suasana dan kebudayaan organisasi Indonesia perlu mencakup pengamatannya sendiri bahwa : 1. Manusia Indonesia masih bersifat manusia dalam pengorganisasian organisasi daripada dalam pengorganisasian mekanis (Emille Durkheim). Dengan sendirinya sikap demikian adalah baik dan tentu bentuk idealnya adalah suatu campuran dari keduanya. 2. Manusia Indonesia menunjukkan keinginan untuk bertahan dalam lingkungan solidaritas organis daripada solidaritas mekanis. 3. Walaupun pada satu pihak, suatu organisasi/instansi memang merupakan unit ekonomi di mana orang mencari nafkah dan perbaikan nasibnya, langkah tersebut dilaksanakannya karena mereka terpaksa. Hal mana berarti menerima nilai organisasi atau kepentingan instansi/organisasi sebagai kepentingan sendiri adalah sangat jarang. Dalam berhubungan dengan manusia lainnya, manusia Indonesia selalu berpijak dari penilaian kedudukan sosialnya terhadap lawan hubungannya, apakah sejajar, lebih tinggi atau lebih rendah. Bagi manusia Indonesia, kesamaan atau ketidaksamaan kedudukan sosial sama wajarnya. Berperilaku seolah-olah tidak ada perbedaan kedudukan sosial malah tidak wajar. Masyarakat ditata menurut dimensi horizontal dan vertikal : ada yang berkedudukan sama, ada yang lebih yunior, ada yang perlu dituakan. Pada umumnya yang dituakan harus bersifat mengasuh dan melindungi. (Franz Magnis Suseno, 1985 : 60-63). Sifat “solider organik”, dengan berbagai konotasinya seperti keakraban, keselamatan, kebersamaan dan sebagainya terpadu dengan sifat “hirarki’ dengan konotasinya perlindungan, kesetiaan, penghormatan dan sebagainya dalam suatu pranata atau lembaga yang disebut “kekeluargaan”. Karena sifat “kekeluargaan”-nya , manusia Indonesia dengan merasa sangat wajar menyapa lawan bicaranya sekelompok organik dengan sebutan-sebutan yang berasal dari sebuah keluarga seperti Bapak, Ibu, Saudara secara penuh dalam suatu acara resmi (Joedono, 1987). Sikap kebudayaan tradisional yang meresapi pergaulan hidup manusia Indonesia adalah kecenderungan untuk berusaha mempertahankan kesepakatan, kedamaian, keadaan saling membantu, dan saling menerima satu sama lain dalam semua hubungan sosial, dalam keluarga, diantara tetangga, di tempat kerja, di dalam masyarakat dan sebagainya. Setiap orang wajib menghindari setiap sikap dan perbuatan yang dapat menimbulkan perasaan tidak enak, ketegangan, keresahan, pertikaian terbuka, yang di dalam masyarakat Jawa disebut dengan “rukun”. (Frans Magnis Suseno, 1985 ; 39). Ciri kebudayaan manusia Indonesia lainnya yang sangat banya berpengaruh dalam kehidupan berorganisasi adalah bermusyawarah menuju mufakat, dan memutuskan segala sesuatu atas dasar konsensus diantara seluruh kelompok organik, sekurang-kurangnya diantara kelompok seangkatan pengalaman (peer group). Namun demikian, dewasa ini masyarakat Indonesia sudah tidak lagi berada pada tatanan masyarakat tradisional seluruhnya, disebabkan dengan terbuka lebarnya arus informasi yang berakibat dengan menggejalanya sikap mendunia (globalisasi), di mana semuanya itu berpengaruh terhadap perilaku kehidupan masyarakat yang merupakan campuran antara nilai-nilai tradisional dan modern. Faktor Budaya dalam Organisasi dan Manajemen di Indonesia Astrid S. Susanto (dalam Marbun, 1980 : 70-72), menyatakan dalam kehidupan organisasi di Indonesia, instansi masih dilihat sebagai lanjutan kehidupan solidaritas organisasinya, sehingga terbentuklah suasana organisasi (organization climate) dan budaya organisasi (organization culture) khas Indonesia yang sedikit banyak masih ditandai oleh sifat budaya tradisional seperti solider organik, hierarkis, rukun dan musyawarah. Hal ini bisa dilihat pada suasana santai, akrab dan suasana seperti di rumah, yang dibawa ke tempat kerja. Kebiasaan ngobrol (istilah jaman sekarangnya disebut ngerumpi) dan bekerja yang santai waktu jam kerja menunjukkan adanya nilai keakraban sosial yang masih dianggap lebih penting daripada sikap lugas (zakelijk) waktu kerja. Bila memungkinkan, semua suka-duka (terutama duka) kehidupan pribadi diharapkan akan dapat dipecahkan oleh atasan. Namun demikian, menurut Danandjaja (1986 : 85) gambaran seperti itu tidak lagi merupakan gambaran yang lengkap. Wong cilik termasuk karyawan pada level bawah, sudah mulai merasuk dalam tata nilai manusia Indonesia. Dampaknya tidak hanya para profesional dan manajer muda yang tumbuh pragmatis dan akusentris, akan tetapi telah tumbuh pula “manajer yang autokratik dan berpikir jangka pendek”. Danandjaja dalam penelitiannya menemukan bahwa manajer Indonesia lebih mementingkan keuntungan jangka pendek; walaupun mengerti manfaatnya, tidak menganggap realistik investasi jangka panjang; meskipun berakibat di bebas tugaskannya sekelompok karyawan, cenderung menjual saja salah satu pabrik lama, demi pengadaan dana untuk membangun pabrik bari; membatasi penyediaan dana untuk program latihan hanya pada mereka yang memang masih dapat dikembangkan lebih lanjut; dan hanya mau mengeluarkan dana terbatas, nila perlu sekecil mungkin untuk fasilitas di tempat kerja seperti kafetaria dan kamar kecil. Manajer seperti tersebut di atas, kata Danandjaja (1986 : 104) lebih suka pada suasana yang menyenangkan, lebih suka orang yang sangat populer tapi kurang kreatif daripada yang kreatif tetapi kurang populer, tidak suka konflik walaupun itu berarti kemajuan, dan lebih memberikan wewenang pada anak buah yang hanya terbatas pada pelaksanaan tugas. Hal hampir senada dikemukakan pula oleh Budi Paramita (1992 : 10) yang mengatakan gaya manajerial di Indonesia bersifat antara lain, paternalistik dan otokritik. Suatu jenis pengendalian yang bersifat langsung dan pribadi dengan wewenang dipusatkan pada pucuk pimpinan. Ini sesuai dengan dalih yang muncul dari gambaran di atas, yang menunjukkan bahwa suatu pengendalian hierarkis yang ketat dalam suatu organisasi merupakan cara paling efektif dalam masyarakat yang bersifat otoriter. Berikut ini adalah Profil Manajer Indonesia menurut hasil temuan Danandjaja (1986 : 150): 1. Bagi para Manajer, perusahaan adalah wujud lain dari pemilik, yang patut dihormati dan dituruti segala kehendaknya dengan taat. Ucapan “terserah bagaimana maunya perusahaan”! sangat mudah diucapkan oleh Manajer di Indonesia, terutama kalau sedang frustasi. Karena tidak ada ikatan lain kecuali sebagai wadah tempat ia memperoleh kesempatan kerja, jaminan dan keamanan, maka para Manajer tersebut akan cenderung untuk keluar dari perusahaannya begitu saja kalau hal-hal tersebut tidak dipenuhi. 2. Bagi para Manajer, pemilik adalah orang yang sampai batas tertentu dapat memberikan kesempatan memperoleh apa yang dibutuhkannya. Sesuai dengan orientasi vertikalnya, para Manajer akan menghormati pemilik, dan malah sering menganggapnya sebagai orang tua yang mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral untuk memelihara anak buah dan menjamin keberhasilannya. Profil Manajer seperti tersebut di atas, sejalan dengan temuan Astrid S. Susanto (dalam Marbun, 1980 :73-74) bahwa pegawai, dalam hal ini Manajer profesional mengharapkan adanya solidaritas organik di dalam perusahaannya yang diidentikkan dengan pemilik. Harapan tersebut sedemikian besarnya sehingga ia akan merasa sangat kecewa dan sering merasa sakit hati bila apa yang diharapkan dari pemilik tidak terpenuhi. Sejauh pemilik perusahaan dapat memuaskan kebutuhankebutuhannya, ia akan bekerja dengan setia. Akan tetapi bila kepuasan itu tidak lagi dapat dicapai, maka ia akan pergi. Hal ini sering tidak dapat dimengerti oleh pemilik, yang kebanyakan masih menganggap bahwa bawahannya yang diberi pekerjaan dan upah itu, dianggap bahwa bawahannya yang diberi pekerjaan dan upah itu, harus tahu diri dan tidak menghianatinya (Danandjaja, 1986 : 151). Danandjaja juga mengemukakan bahwa kecuali jika rekan kerja Manajer adalah sahabat karib yang mempunyai hubungan lebih daripada sekedar rekan kerja biasa, tidak ada piiran dibenaknya bahwa sesama rekan kerja adalah orang-orang yang berbagi nasib dan hari depan, yang ikut menentukan dan menanggung hidup perusahaan dan kebahagiaan hidup semuanya. Dikatakannya bahwa hal tersebut pertanda bahwa nilai-nilai seperti gotong royong dan sebagainya tidak lagi diikuti : sistem nilai yang berperan pada para Manajer lebih menunjukkan individualisme dan konsentrasi pada keberhasilan pribadi. Hal tersebut tampaknya benar. Namun masih benar juga bahwa para Manajer merasa sangat kecewa, malah sakit hati, jika apa yang dilihatnya sebagai kewajiban dan tanggung jawab moral atasan/pemilik untuk memelihara anak buah dan menjamin keberhasilannya tidak terwujud, dan bahwa atasan/pemilik merasa dikhianati jika bawahan keluar dari perusahaan. Perasaanperasaan demikian justru menunjukkan bahwa orang secara emosional masih terikat pada hal tersebut, dan oleh karena itu masih tetap menginginkan terwujudnya solidaritas organik. Charles hendy (dalam Budi Paramita, 1992 : 11) mengemukakan adanya 4 macam budaya organisasi, yakni budaya organisasi berdasarkan kekuasaan, peran, tugas dan orang. Gambaran singkat masing-masing jenis budaya organisasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Budaya Berdasarkan Kekuasaan Budaya yang seperti ini paling banyak terdapat di Indonesia. Strukturnya bisa digambarkan seperti jaring laba-labanya berada di pusat. Pusat kekuasaan tidak harus selalu merupakan seseorang individu sebagai penguasa tunggal, melainkan dapat juga terdiri dari sekelompok kecil manusia yang memegang kekuasaan organisasi. Pada umumnya organisasi seperti ini merupakan suatu organisasi politis, mengingat keputusan organisasi lebih merupakan hasil imbangan kekuatan yang ada daripada atas dasar prosedur atau tindakan yang wajar dan masuk akal. Kekuatan organisasi semacam ini terletak pada kecepatan pada tindakan dan lebih tanggap dalam menghadapi ancaman dan perubahan-perubahan. Bagi karyawan yang berorientasi politis, senang berkuasa, suka mengambil atau mencari resiko dan kurang mementingkan keamanan, organisasi semacam ini merupakan lingkungan kerja yang paling menawan hati. Pengendalian kekuatan dan arah kegiatan dilakukan atas dasar pengendalian dana dan sumber dana. 2. Budaya Atas Dasar Peran Budaya peran sebetulnya adalah budaya birokrasi. Menurut Weber (dalam Gerth dan Wright, 1958 : Bab 8), organisasi yang berdasarkan birokrasi yang benar umumnya lebih sempurna dibandingkan organisasi bentuk lain, dikarenakan memiliki ketepatan da kecepatan bertindak serta mengurangi biaya bahan maupun biaya pegawai. Sebagian dari penalarannya mengenai efektivitas birokrasi adalah disiplin yang superior dan adanya pengendalian atas tingkat peran. Semua pekerjaan dilakukan secara teratur, sistematis dan rutin. Organisasi peran sangat efisien dan efektif dalam lingkungan yang stabil, atau bilamana lingkungannya dapat dikendalikan dengan jalan monopoli misalnya. Organisasi jenis ini khususnya berguna bagi organisasi yang lebih memerlukan skala ekonomi besar dibandingkan fleksibilitas, atau dalam hal keahlian teknis dan spesialisasi yang mendalam lebih penting daripada pengembangan dan biaya produksi. Kelemahannya adalah kurangnya kepakaan terhadap perubahan lingkungan dan lambatnya melakukan penyesuaian yang diperlukan. Bagi karyawan yang menyukai kepastian, dan jaminan hidup bekerja dalam organisasi, peran memberikan ketenangan besar. Sebaliknya bagi mereka yang ingin mengendalikan pekerjaannya sendiri atau menginginkan kekuasaan, organisasi semacam ini sangat mengecewakan baginya. 3. Budaya Atas Dasar Tugas Budaya ini berusaha mengumpulkan sumber daya manusia yang tepat untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya sebab orientasinya terhadap penyelesaian pekerjaan/tugas. Organisasinya dapat digambarkan sebagai suatu matriks antar fungsi atau keahlian dengan pekerjaan. Pengaruhnya bersumber pada kekuatan keahlian dan bukan pada kedudukan atau atas dasar kekuatan pribadi seseorang. Budaya atas dasar tugas ini merupakan budaya tim atau budaya gotong-royong dikarenakan demi keberhasilan tugas harus dapat mengatasi konflik yang dapat timbul disebabkan perbedaan kepentingan pribadi, perbedaan status dan cara kerja. Ada keunggulan positif budaya ini, yaitu peka atau lentur terhadap perubahan lingkungan, dan sangat berguna bilamana organisasi menghadapi pasar yang sangat bersaing, terutama jika produk yang dihasilkan bersiklus pendek. Namun ada juga segi negatifnya, yaitu pengendaliannya agak sukar dan mudah bergeser menjadi budaya peran atau kuasa. Pengendalian hanya dapat dilakukan oleh pucuk Pimpinan dengan jalan memberi atau tidak memberi tugas/pekerjaan, tambahan dana atau sumber daya manusia. 4. Budaya Berdasar Orangnya Mengingat organisasi diciptakan biasanya hanya untuk melayani anggotanya, seperti kelompok sosial, pagayuban, dan juga organisasi informal, maka budaya jenis ini didasarkan atas pribadi-pribadi dan umumnya jarang digunakan untuk tujuan ekonomis. Organisasinya praktis, tidak berstruktur dan seolah merupakan sekumpulan manusia saja yang hanya mempunyai tujuan bersama, serta kurang mementingkan tujuan masing-masing. Jenjang kewenangan dan alat pengendalian sukar tumbuh dalam budaya seperti ini, kecuali saling mufakat sebelumnya. Unsur pemersatu yang diperankan oleh seseorang dalam kedudukan lebih tinggi tidaklah ada, kalaupun ada sesuatu kekuasaan, itu hanya bersumber pada pengaruh kepribadian seseorang. Umumnya budaya organisasi seperti ini tidak bersifat langgeng. Dari paparan tersebut, kelihatannya Charles handy menekankan bahwa pencapaian tugas menurut sifatnya harus didukung oleh kebudayaan yang serasi, dan ini berarti harus sesuai dengan budaya masyarakatnya. Pendapat ini sama dengan Peter F. Drucker (1977 : 7), yang mengatakan manajemen menyandang fungsi sosial. Manajemen tidak dapat dipisahkan dari masyarakat atau bagian dari masyarakat yang dilayaninya, sehingga tak terlepas dari kaitan budaya yang disandang oleh masyarakat yang dilayaninya. Budaya itu bahkan tampil sebagai terpadu dalam keseluruhan manajemen tersebut. Demikian juga tampaknya senada dengan pendapat Astrid S. Susanto yang menyatakan bawha meskipun diakui bahwa unsur-unsur manajemen bersifat universal secara umum, namun dalam prakteknya saat mengimplementasikan dalam suatu aktivitas, mau tidak mau perilakunya dalam organisasi pasti dipengaruhi oleh budaya yang dianut oleh anggota yang ada di dalamnya. Terlebih lagi dengan bangsa Indonesia yang begitu banyak memiliki suku dengan budanya masingmasing, hingga melahirkan apa yang dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika, yang secara langsung maupun tak langsung mempengaruhi organisasi dan manajemen yang ada. (Astrid S. Susanto dalam Marbun, 1980 : 70-71). Kesimpulan Setelah memaparkan berbagai pengertian, definisi, hasil temuan penelitian dan pendapat-pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui dan bersama orang lain. Agar pencapaian tujuan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, perlu ada koordinasi dari semua orang yang ada di dalamnya. Manajemen dalam usaha koordinasinya harus memperhatikan 3 unsur, yakni unsur teknis dan unsur manusia, serta hubungan diantara kedua unsur tersebut. Dari unsur-unsur tersebut, faktor budaya lebih banyak mempengaruhi unsur manusia daripada unsur teknisnya. Dikarenakan kedua unsur saling berkaitan, maka manajemen secara keseluruhan tidak akan pernah bebas dari pengaruh budaya. Manajemen Indonesia yang banyak mengadopsi manajemen barat (Amerika dan Eropa Barat) dan timur (Jepang dan Cina), tampaknya tidak luput dari pengaruh faktor budaya tradisional yang ada di tengah-tengah masyarakat. Apalagi belum ditemukannya secara pas bentuk manajemen Indonesia, menjadikan manajemen yang dijalankan selama ini mencampurkan berbagai macam bentuk atau gaya yang ada, serta ditambah dengan faktor budaya di mana organisasi tersebut berada. Namun dari berbagai hasil temuan para peneliti dan dari berbagai tulisan yang ada. Manajemen Indonesia secara umum bercirikan diantaranya adalah : 1. Bersifat budaya tradisional seperti solider organik, hierarkis, rukun dan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam mengembalikan keputusan (Astrid S. Susanto, 1980). 2. Bersifat pragmatis, akusentris dan dalam beberapa tahun terakhir bersifat otokritik dan berpikir jangka pendek (Danandjaja, 1986). 3. Bersifat rutin, formalistik, kurang tersentralisasi, kurang berkomunikasi tugas, umumnya lebih dikoordinasi melalui rencana daripada saling menyesuaikan, namun tidak selurhnya birokratis serta bersifat paternalistik dan otokritik (Budi Paramita, 1992). DAFTAR PUSTAKA ---------, 1993, Manajemen Indonesia : Memasuki Era Globalisasi, Seri Manajemen Indonesia No.1, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Bartol, Kathryn M. & David C. Martin, 1994, Management, McGraw-Hill Inc., USA. Budiman Christiananta, 1994, Pengaruh Sistem Nilai Budaya Terhadap Manajemen di Indonesia, Makalah. Budi Paramita, 1977, Organizational Structure in Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Budi Paramita, 1992, Masalah Keserasian Budaya dan Manajemen di Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPFEUI), Jakarta. Danandjaja, Andreas A., 1985, Sistem Nilai Manajer di Indonesia : Tinjauan Kritis Berdasar Penelitian, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Franz Magnis Suseno, 1985, Etika Jawa : Sebuah Analisis Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa, Gramedia, Jakarta. Gerth, H.H.., dan C. Wright Mills, 1958, From Max Weber : Essays in Sociplogy, Galaxy, New York. Gorda, I Gusti Ngurah, 1999, Manajemen dan Kepemimpinan Desa Adat di Provinsi Bali, STIE Satya Dharma Singaraja bekerjasama dengan Widya Kriya Gematama Denpasar. Joedono, S.B., 1987, Perkembangan Manajemen Indonesia Survey Sebagian Literatur, Makalah yang dibawakan pada Kongres ISEI di Bali September 1987. Marbun, B.N., Penyunting, 1980, Konsep Manajemen Indonesia, PPM, Jakarta. Marbun, B.N., dan Bambang K.S., Penyunting, 1985, Praktek dan Pengalaman Manajemen Indonesia, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Marbun, B.N., Penyunting, 1992, Pusparagam Manajemen Indonesia & Bisnis Cina di Asia Tenggara (Rangkuman Hasil Seminar Memorial DR. T.B. Simatupang), PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Pariata Westra, dkk. Editor, 1981, Ensiklopedi Administrasi, Gunung Agung, Jakarta. Peter F. Drucker, 1977, People and Performance : The Be