Uploaded by Hendra Maulana Irvan

2. Peraturan Lingkungan Tambang

advertisement
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
PERTAMBANGAN
LANDASAN HUKUM
 UU No. 04 Tahun 2009. Pertambangan Mineral dan Batubara
 UU NO 32 Tahun 2009. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 PP NO. 22 Tahun 2010.Wilayah Pertambangan
 PP NO. 23 Tahun 2010.Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara
 PP NO. 55 Tahun 2010.Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
 PP NO. 78 Tahun 2010.Reklamasi dan Pascatambang
 PERMEN ESDM NO. 28 Tahun 2009.Penyelenggaraan Usaha Jasa
Pertambangan Mineral dan Batubara
 PERMEN ESDM NO. 18 Tahun 2008.Reklamasi dan Penutupan Tambang
Outline
Penerapan Kebijakan Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan
Hidup Indonesia
Perencanaan
Tata Ruang
AMDAL/UKL-UPL
Compliance
Baku Mutu Lingkungan
Perizinan Limbah B3
-PROPER
-ADIPURA
RPPLH
KLHS
DD & DT
INSTRUMEN EKONOMI
Penegakan
Hukum
Penegakan hukum
pidana dan administrasi
Lingkungan
Penegakan hukum
perdata dan
penyelesaian di luar
Pengadilan
Penyelesaian pengaduan
dan sengketa lingkungan
Izin Lingkungan
HULU
Instrumen Ekonomi
HILIR
HAL BARU PADA UU NO.32/2009
KETENTUAN PIDANA
KEGIATAN
PERTAMBANGAN









EKSPLORASI
PEMBUKAAN LAHAN
PENGUPASAN TANAH PENUTUP
PENGGALIAN (EKSTRAKSI) BAHAN TAMBANG
PENGOPERASIAN SARANA PENUNJANG
PENGANGKUTAN/PENGAPALAN
PENGOLAHAN/PEMURNIAN
PENIMBUNAN
PENGHENTIAN/PENUTUPAN KEGIATAN
Kegiatan pertambangan selain bermanfaat bagi penerimaan
negara dan manfaat bagi masyarakat, kegiatan pertambangan juga
dapat menimbulkan dampak yang kemungkinan merubah kualitas
lingkungan awal.
Lingkungan Hidup, adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan makluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makluk hidup lain.
Pengelolaan Lingkungan Hidup, adalah upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan
dan pengendalian lingkungan hidup.
DAMPAK KEGIATAN
PERTAMBANGAN






Terjadi perubahan bentang alam (tamka)
Erosi dan sedimentasi
Terjadinya air asam tambang
Penurunan kualitas udara
Getaran di permukaan dan air blast
Penurunan kualitas air permukaan dan air
bawah tanah
 Perubahan fungsi lahan/tata guna lahan
 Penurunan produktivitas lahan
 Perubahan pada aspek sosekbud
Perubahan bentang alam akibat open opit
Bentang alam di sekitar lokasi tambang
Menado
Dump 4300/L
Koteka Dump
4270/L
Batu Bersih
Dump 4240/L
MKD Upper
Dump 4270/L
CR#4
Kaimana
Dump 4165/L
Carstenz Dump
4015/L
ODG, KDL
Dump 4150/L
Wanagon
Basin
CR# 6,7
3760/L
Lower Wangon
Dump 3850/L
OHS# 3
3880/L
Kegiatan yang dilakukan tanpa perencanaan, akan merusak bentang alam
Gully erosion
RUANG LINGKUP REKLAMASI
 Pemulihan lahan bekas tambang untuk
memperbaiki lahan yang terganggu ekologinya
 Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah
diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatan
selanjutnya
 Reklamasi adalah : Kegiatan yang bertujuan
memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang
terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna
sesuai peruntukannya
SASARAN REKLAMASI
 Terciptanya lahan bekas tambang yang kondisinya
aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga
dapat dimanfaatkan kembali seusai dengan
peruntukannya.
PERENCANAAN
REKLAMASI
 Pemeriksaan lahan
 Peta rencana reklamasi
 Peralatan/jadwal pelaksanaan
PELAKSANAAN
REKLAMASI
 Persiapan lahan (Pengamanan dan pengaturan)
 Pengendalian erosi dan sedimentasi
 Pengelolaan tanah pucuk (top soil)
 Revegetasi
(penanaman
kembali)
dan/atau
pemanfaatan lahan bekas tambang untuk tujuan lain
Penataan lahan timbunan
Pemasangan jute net untuk kegiatan reklamasi revegetasi
(terutama pada lahan miring)
Jute net/jaring dari bhn organik dihampar
setelah penghamparan top soil, kemudian
ditaburi bibit cover crop.
Penanaman bibit dpt dengan ditabur atau dgn alat hydroseeder.
Tonggak pohon perdu ditancapkan
selain untuk penahan jaring, juga
untuk penahan aliran air/cegah erosi,
sekaligus diharapkan dapat tumbuh
sebagai tanaman pioner.
Parit drainase di kaki lereng/Toe
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012, tentang
Perizinan Lingkungan
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal), adalah kajian
mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal), terdiri dari
Kerangka Acuan (KA), Analisis dampak lingkungan (Andal),
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL).
Kerangka Acuan (KA), adalah ruang lingkup analisis mengenai
dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan.
Analisis dampak lingkungan hidup (Andal), adalah telaahan secara
cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan.
Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL), adalah upeya
penangan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL), adalah upaya
pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar
dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
Analisis dampak lingkungan, merupakan bagian dari studi kelayakan
tambang, disamping kelayakan teknis; kelayakan ekonomi dan
kelayakan sosial.
UKL - UPL
 Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) adalah pengelolaan dan pemantauan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
AIR ASAM TAMBANG (AAT)
Pengertian: proses lindian, rembesan, atau aliran akibat
adanya oksidasi mineral sulfida pada kegiatan pertambangan
Prinsip pencegahan dan penanggulangan: hilangkan salah satu
atau lebih unsur pembentuk AAT, yaitu mineral sulfida, oksigen
atau air
MINERAL PEMBENTUK AAT
 Pirit (FeS2)
 Markasit (FeS2)
 Arsenopirit (FeAsA)
 Kalkosit (Cu2S)
 Kovelit (CuS)
 Kalkopirit (CuFeS2)
 Molibdenit (MoS2)
 Sinabar (HgS)
 Galena (PbS)
 Spalerit (ZnS)
27
MINERAL PENETRAL AAT
 Kalsit (100 %) CaCO3
 Siderit (116 %)
FeCO3
 Rodokrosit (115 %) MnCO3
 Magnesit (84 %) MgCO3
 Witerit ( 196 %) BaCO3
 Ankerit (108 %)
(CO3)2




Dolomit (92 %)
CaF
MgCa (CO3)
Malakit (74 %) CuCO3 (OH)2
Manganit (88 %) MnOOH
Limonit/Goetit (89 %) FeOOH
28
PENCEGAHAN AAT
 Mencegah terbentuknya AAT
 Meniadakan salah satu atau lebih unsur pembentuk
AAT
 Cara kering (pemisahan, penimbunan, pelapisan, dsb)
 Cara basah (wet land)
29
PENDEKATAN HIDROLOGI
 Prinsip: MENJAGA AGAR AIR TIDAK MENGALIRI
MATERIAL PIRIT (KEEP WATER AWAY FROM PYRITIC
MATERIAL)
 Tempatkan timbunan di atas permukaan air tanah, padatkan
dan lapisi dengan liat
 Parit pengeak (diversion ditcth) untuk mengurangi infiltrasi
30
Pengendalian asam tambang di penimbunan batuan
31
32
Kep.Men PE 1211.K Tahun 1995
ttg : Pencegahan dan Penanggulangan
Perusakan dan Pencemaran Lingkungan
Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum
 Air tambang harus diolah melalui sarana
pengendapan / pengolahan sebelum dilepas ke
perairan umum
 Sarana pengendapan / pengolahan tsb harus
terpelihara dan berfungsi setiap waktu
 Tambang hidrolis harus dengan sirkulasi tertutup
Pengelolaan Kualitas Air Permukaan
Oil
Trap
/
kolam
pengendap
:
untuk menampung ceceran minyak / limbah hiydrocarbon
dari sarana yang potensial terjadi ceceran minyak
Tailing Pond : adalah kolam yang dibuat untuk
mengendapkan atau menetralkan suatu limbah cair,
sebuah proses pengolahan degan tujuan mengendapkan
muatan partikel maupun racun dalam limbah agar tidak
mencemari lingkungan., yang dapat dialirkan ke perairan
umum
setelah
memenuhi
Baku
Mutu
Limbah.
Settling Pond : yang dibuat dengan tujuan sebagai sarana
proses pengendapan sedimen maupun partikel halus yang
hanyut dibawa media air permukaan sehingga jernih
Pengelolaan air limbah
KepMen PE 1211K Tahun 1995
KEWAJIBAN KEPALA TEKNIK TAMBANG
 Menyampaikan laporan kpd KAPIT tentang:
 Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
 Jumlah pengadaan, penggunaan, penyimpanan, dan
persediaan B3
 Gejala yang berpotensi menimbulkan perusakan dan/atau
pencemaran lingkungan
 Terjadinya perusakan dan/atau pencemaran lingkungan berikut
upaya penanggulangannya dalam waktu 1 x 24 jam
KepMen PE 1211K Tahun 1995
KEWAJIBAN KEPALA TEKNIK TAMBANG
 Menetapkan tata cara baku untuk penanggulangan
perusakan dan pencemaran lingkungan pada tempattempat yang berpotensi menimbulkan perusakan dan
pencemaran lingkungan
 Melakukan upaya pencegahan atas kemungkinan
perusakan dan pencemaran lingkungan
KepMen PE 1211K Tahun 1995
KEWAJIBAN KEPALA TEKNIK TAMBANG
 Melakukan revegetasi sesuai dengan AMDAL atau UKL/UPL
 Membuat peta pengelolaan dan pemantauan lingkungan
 Memeriksa tailing yang mengandung B3 secara berkala dan
melaporkan hasilnya kepada KAPIT
KepMen PE 1211K Tahun 1995
PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMBANG
 Air larian (run off) dialirkan dengan baik dan diolah di
kolam pengendapan. Air tsb hanya dapat dialirkan ke
perairan umum apabila sudah sesuai dengan baku mutu
lingkungan
 Kolam pengendap harus dibuat di lokasi yang stabil dan
dipelihara dengan baik
Dropstructure dibuat pada
bagian lereng yang punya
kemiringan yang panjang,
untuk mengurangi kecepatan
aliran air permukaan
Parit sejajar kontur untuk
mengumpulkan air sepanjang lereng
menuju ke dropstructure
KETENTUAN UKL dan UPL
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
DALAM UU PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
ADMINISTRASI
(Pasal 76 sd 83)
PIDANA
(Pasal 93 sd 120)
PERDATA
(Pasal 83 sd 93)
FUNGSI
FUNGSI
FUNGSI
Pencegahan dan
penanggulangan
Efek Jera dan Efek
Derita
Ganti rugi dan
pemulihan
lingkungan
KETENTUAN PIDANA UU 32/2009
KETENTUAN PIDANA UU 32/2009
KETENTUAN PIDANA UU 32/2009
Download