Polemik penentuan wakil Indonesia di AFC CUP 2021 Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PSSI Yunus Nusi baru saja memberikan statemen kepada publik bahwa Persipiura Jayapura secara resmi bakal menggantikan posisi Persija Jakarta yang sebelumnya akan didaftarkan di AFC Cup 2021. Hal tersebut didasari atas permintaan AFC yang menginginkan klub yang berkompetisi di AFC Cup 2021 sesuai dengan Entry Manual for AFC Club Competition edition 2021. Sehingga polemik penentuan wakil Indonesia di AFC Cup 2021 dirasa menemui titik cerah. Sebagaimana diketahui sebelumnya, kiranya polemik persepakbolaan di Indonesia muncul ketika masa pandemi covid-19 datang, yang kemudian menyebabkan tersendatnya lanjutan kompetisi liga 1 2020. Sehingga liga 1 yang seharusnya selesai pada bulan November tahun 2020, harus ditunda sampai beberapa kali, bahkan penundaan kompetisi liga 1 2020 dikabarkan sampai awal tahun 2021. Berbeda dengan negara-negara lain di Asia tenggara yang tetap melanjutkan liga mereka, walaupun dengan protokol kesehatan. Penundaan demi penundaan teresbut ternyata juga memunculkan problematika baru, yakni PSSI dihadapkan dengan kesulitan menentukan wakil Indonesia untuk Kompetisi ACF CUP 2021. Indonesia sendiri mendapatkan jatah 2 slot untuk ikut di ACF Cup 2021. Walaupun liga 1 belum selesai, tetapi slot tersebut tetap harus diisi oleh klub Indonesia yang akan bertanding di AFC CUP 2021. Komite Eksekutif (Exco) PSSI kemudian melaksanakan rapat Exco yang digelar pada pada 16 Desember 2020 lalu. Dari hasil rapat tersebut, Exco PSSI memutuskan untuk menunjuk Bali united dan Persija Jakarta sebagai wakil Indonesia di AFC CUP 2021. Bali United ditunjuk PSSI karena merupakan Juara liga 1 tahun 2019 sedangkan Persia Jakarta ditunjuk karena merupakan runner up piala presiden 2018/2019, yang mana slot tersebut seharunya diberikan kepada PSM Makassar yang merupakan Juara piala Indonesia 2018/2019. Namun karena PSM tidak tidak lolos verifikasi lisensi dari AFC, maka mereka memutuskan Persija Jakarta untuk menggantikannya. Sebagaimana rillis yang diumumkan PSSI, hanya 7 Klub Indonesia yang mendapatkan ACF Club Licensing Cycle. Yakni Bali United, Persipura Jayapura, Bhayangkara Solo FC, Borneo FC, Persib Bandung, Arema FC, dan Persija Jakarta. Sisanya terdapat 11 Klub belum mendapatkan ACF Club Licensing Cycle, termasuk PSM makassar. Akan tetapi, penunjukkan Persija menjadi wakil Indonesia di ACF CUP 2021 mendapatkan respon negatif dari pencinta sepabbola tanah air, termasuk salah satu club persipura jayapura yang mengajukan komplain kepada PSSI karena penunjukkan tersebut. Mereka mempertanyakan dasar apa yang dipakai PSSI dalam penunjukkan tersebut, karena penujukkan wakil Indonesia harus sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh AFC selaku penyelenggara. Bagaimana tidak, ternyata jika dilihat dari regulasi yang ditetapkan AFC, bahwasanya yang dapat bertanding di Kompetisi ACF adalah juara liga, juara kompetisi (cup), runner up liga, juara 3 liga, dan juara 4 liga. hal tersebut dapat dilihat dalam Entry Manual for AFC Club Competition edition 2021, sebagai berikut: 9.1. To meet the sporting criteria, a club must have earned one (1) of the following (which shall be applied in descending order to determine the representative clubs of a Member Association): 9.1.1. winner of the domestic top division league; 9.1.2. winner of the domestic cup; 9.1.3. runner-up of the domestic top division league; 9.1.4. third place of the domestic top division league; 9.1.5. fourth place of the domestic top division league (only if there is no domestic cup applicable for Article 9.1.2). Memang jika dilihat secara seksama, klub yang dapat berlaga dalam AFC CUP 2021 adalah juara 1 liga domestik (Bali United), Juara 1 turnamen/cup (Persija Jakarta), juara 2 liga domestik (Persebaaya Surabaya), juara 3 liga domestik (Persipura Jayapura), dan juga peringkat 4 liga domestik, dengan catatan bahwa juara 4 bisa didaftarkan apabila tidak ada turnamen (cup) domestik yang diakui AFC. Namun seperti yang telah diuraikan diatas bahwa hanya terdapat 7 klub di Indonesia yang memiliki lisensi AFC, sehingga Persebaya sebagai juara 2 liga domestik, dan PSM Makassar sebagai juara Piala Indonesia tidak dapat didaftarkan. Namun yag menjadi polemik publik adalah ketika PSSI mendaftarkan Persija Jakarta yang merupakan runner up Piala Indonesia, bukan Persipura Payapura yang notabene merupakan juara 3 liga domestik. Jika dilihat lagi secara seksama, AFC juga sejatinya mengatur terkait klub yang memenuhi keriteria di atas, tapi tidak memiliki lisensi AFC sebagaimana terjadi pada kasus yang dialami PSM sebagai juara 1 Kompetisi domestik (cup) dan persebaya sebagai juara 2 Liga domestik, dalam aturan AFC jelas bahwa klub yang berhak menggantikannya adalah klub dengan posisi lebih tinggi di liga. Hal tersebut dapat dilihat dalam pasal 9.4 Entry Manual for AFC Club Competition edition 2021, sbeagai berikut: 9.4. Where a club that meets the sporting criteria does not receive a license, the club which finished in the next highest position in the domestic top division league which is licensed shall replace it, subject to the operation of Articles 3.4 and 3.5 (for ACL) or Article 5.6 (for ACC), read together with Article 9.5. 9.5. Only clubs whose final finishing position in the domestic top division league is in the top fifty percent (50%) of the number of clubs that participated on its first match day are eligible to meet the sporting criteria. For the avoidance of doubt, this Article 9.5 shall not apply to the winner of the domestic cup (cf. Article 9.1.2) Sehingga jika aturan tersebut dilihat secara seksama, maka yang berhak menjadi wakil Indonesia di AFC Cup adalah Persipura Jayapura yang merupakan Juara 3 Liga domestik, karena mereka memenuhi syarat yang ditentukan. Sehingga mereka berhak mendampingi bali United di AFC CUP 2021. Polemik seperti ini seharusnya dapat menjadi pembelajaran bagi jajaran pengurus PSSI untuk dapat berhati-hati dalam menentukan keputusan, karena jangan sampai regulasi yang sudah ditetapkan dilanggar begitu saja, dan membuat gaduh pencinta sepakbola di Indonesia.