E-ISSN 2541-2116 ISSN 2443-2083 Jurnal Geomine, Volume x, Nomor x: Bulan Tahun ANALISIS PERBANDINGAN HASIL FORMULA BLENDING BATUBARA BERDASARKAN MODEL PERENCANAAN, TEORI DAN SIMULASI Zulkifly Rumba A. Singku1*, Sri Widodo2, dan Alfian Nawir1 1. Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Muslim Indonesia , Makassar, Indonesia 2. Departemen Teknik Pertambangan, Universitas Hasanuddin, Gowa, Indonesia *Muttou666@gmail.com SARI PT. Indominco Mandiri yang berlokasi di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara. Dalam salah satu kegiatannya, PT. Indominco Mandiri melakukan kegiatan pencampuran untuk memenuhi kualitas permintaan konsumen. Kegiatan pencampuran batubara di Coal Processing Plant 2 (CPP 2) dilakukan untuk menghasilkan produk Low Total Sulfur (LTS) dengan kriteria nilai kalori (CV) sebesar ≥ 6200 Kkal/Kg, total sulfur (TS) < 1 %, dan kadar abu ( ash) sebesar ≤ 5,5 %. Produk Medium Total Sulfur (MTS) dengan kriteria nilai kalori (CV) sebesar ≥ 6000 Kkal/Kg, total sulfur (TS) sebesar 1 – 1,6 %, dan Kadar abu (ash) sebesar ≤ 5,5 %, sedangkan High Total Sulfur (HTS) dengan kriteria nilai kalori (CV) sebesar ≥ 5800 Kkal/Kg, total sulfur (TS) sebesar > 1,6 %, dan kadar abu (ash) sebesar ≤ 5,5 %. Metode pencampuran yang digunakan pada analisis perbandingan sifat fisik berdasarkan pada data Model Perencanaan (MP), data teoritis di lapangan Model Teori (MT) dan data hasil pengolahan software Coal Blending Simulator (CBS). Data dari ke tiga metode akan melalui tahapan pengolahan statistic dengan analisis ANOVA dengan uji levene's homogeneity of variance test. Hasil formula yang yang didapat CBS Model dengan ratio rit 5 : 2 : 1 : 6 yang mencapai nilai TS 0,5%, sedangkan Theory Model dengan ratio rit 5 : 1 : 1 : 3 mencapai nilai TS 0,91% dan Planning Model dengan ratio rit 5 : 2 : 1 : 1 mencapai nilai TS 0,832% yang masing-masing dari ketiga model telah memenuhi kriteria CV LTS ≥ 6200 Kkal/Kg. Berdasarkan formula ketiga model didapatkan perbandingan ratio rit yang paling memenuhi kriteria LTS yaitu dengan pemodelan CBS. Kata kunci: ANOVA, batubara, blending, coal processing plant, stockpile A. ABSTRACT PT. Indominco Mandiri, located in Bontang City, East Kalimantan Province, is a company engaged in coal mining. In one of its activities, PT. Indominco Mandiri conducts mixing activities to meet the quality of consumer demand. Coal mixing activities in Coal Processing Plant 2 (CPP 2) are carried out to produce Low Total Sulfur (LTS) products with criteria for calorific value (CV) of ≥ 6200 Kcal / Kg, total sulfur (TS) <1%, and ash content (ash) ) amounting to ,5 5.5%. Medium Total Sulfur (MTS) products with criteria for calorific value (CV) of ≥ 6000 Kcal / Kg, total sulfur (TS) of 1 - 1.6%, and ash content of ≤ 5.5%, while High Total Sulfur Published By: Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia Address: Jl. Urip Sumoharjo Km. 05 Makassar, Sulawesi Selatan Email: geomine@umi.ac.id Phone: +6285299961257 Article History: Submite Received in from Accepted Available online Lisensec By: Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page: 1 E-ISSN 2541-2116 ISSN 2443-2083 Jurnal Geomine, Volume x, Nomor x: Bulan Tahun +6281241908133 (HTS) with the criteria for caloric value (CV) of ≥ 5800 Kcal / Kg, total sulfur (TS) of> 1.6%, and ash content of ≤ 5.5%. The mixing method used in the comparison analysis of physical properties is based on Planning Model data (MP), theoretical data in the Theory Model (MT) field and data from the processing of Coal Blending Simulator (CBS) software. Data from the three methods will go through statistical processing stages with ANOVA analysis with levene's homogeneity of variance test. The results of the formula obtained by CBS Model with a ratio of 5: 2: 1: 6 which reached a TS value of 0.5%, while the Theory Model with a ratio of 5: 1: 1: 3 reached a TS value of 0.91% and Planning Model with ratio 5: 2: 1: 1 ratio reaches TS value 0.832%, each of the three models meets the criteria of CV LTS ≥ 6200 Kcal / Kg. Based on the formula of the three models, it was found that the ratio of the rit ratio that best met the criteria of the FSS was CBS modeling. Keyword: ANOVA, coal, blending, coal processing plant, stockpile A. PENDAHULUAN PT. Indominco atau Indominco Mandiri adalah sebuah perusahaan pertambangan batubara yang berada di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Indominco merupakan salah satu pertambangan batubara di Indonesia yang menggunakan sistem open-PIT. PT. Indominco Mandiri memegang kontrak Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Batubara (PTA 2B) seluas 25.121 Ha yang terletak di Kota Bontang, Kutai Kartanegara dan Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Wilayah penambangan dibagi menjadi dua blok, yaitu: Blok Barat ( West Block) dengan luas 18.100 Ha dan Blok Timur (East Block) dengan luas 7.021 Ha. Daerah West Block (Blok Barat) dominan terdiri dari material NAF ( Non Acid Forming) yang tidak berpotensi akan membentuk air asam dan East Block (Blok Timur) dominan terdiri dari material PAF (Potensial Acid Forming) yang berpotensi akan membentuk air asam. Salah satu kegiatan di PT. Indominco Mandiri, yaitu kegiatan pencampuran batubara untuk memenuhi kualitas permintaan konsumen salah satunya di Coal Processing Plant 2 (CPP 2) yang berada di wilayah West Block (Blok Barat). Batubara yang ditambang harus dicampurkan untuk memenuhi kualitas target yang sudah ditentukan untuk meningkatkan efisiensi (Muchjidin, 2006; dan Girsang dan Akbar, 2014). Proses pemisahan dan pengolahan batubara merupakan proses awal penyiapan produksi batubara setelah keluar dari area pertambangan sebelum dipasarkan (Sukandarrumidi, 2005 dan Saputra et al., 2014). Blending merupakan bagian dari kegiatan pertambangan untuk memperoleh batubara dengan nilai sulfur, ash, total moisture dan CV yang diinginkan konsumen. Hal ini berkaitan sekali dengan pemasaran batubara itu sendiri. Target kualitas yang ingin dicapai dalam blending berbedabeda. Ada yang menjadikan sulfur sebagai target pencapaian ada juga yang menjadikan kalori sebagai acuan target yang ingin dicapai (Prasetyo et al., 2016). Metode Pencampuran yang digunakan pada analisis perbandingan sifat fisik berdasarkan pada data dari Departemen Perencanaan (Model Perencanaan), data teoretasis di lapangan (Model Teori) dan data hasil pengolahan software Coal Blending Simulator (Model CBS). Data dari ketiga metode yang bersumber dari data awal Departemen Laboratorium yang berlandaskan Sertifikasi Akreditasi SNI ISO/IEC 17025 akan melalui tahapan pengolahan statistik dengan analisis ANOVA (Analysis of Variance) dengan uji levene's homogeneity of variance test. Oleh karena itu, dilakukan suatu Penelitian di PT Indominco Mandiri sebagai perusahaan yang bergerak pada dunia pertambangan terutama pada tambang batubara yang memiliki standar laboratorium ber-SNI. Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page: 2 E-ISSN 2541-2116 ISSN 2443-2083 DATA SEKUNDER DATA PRIMER 1. Sejarah PT. Indominco Mandiri 1. Dokumentasi di ROM Coal Processing Jurnal Geomine, Volume x, Nomor x: Bulan Tahun 2. Peta Lokasi daerah, Plant 2 2. Dokumentasi Kinerja Proses Blending METODE PENELITIAN 3. Hasil formula proses Blending Jenis penelitian ini adalah penelitian simulasi yang dilakukan di West Block, Coal Processing Plant 2, PT. Indominco Mandiri, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Simulasi pencampuran yang digunakan pada analisis perbandingan sifat fisik ini berdasarkan pada data dari Departemen Perencanaan (Model Perencanaan), data teoritis di lapangan (Model Teori) dan data hasil pengolahan software Coal Blending Simulator (Model CBS), data TAHAP PENGOLAHAN DATA dari ketiga metode akan melalui tahapan pengolahan statistik dengan analisis ANOVA (Analysis of Variance) dengan uji levene's homogeneity of variance test. SIMULASI BLENDING PERENCANAAN TEORI CBS HASIL PRODUK Low Total Sulfur (LTS) Medium Total Sulfur (MTS) High Total Sulfur (HTS) SELESAI Gambar 1. Diagram Alir Penelitian HASIL PENELITIAN Pengolahan Data Model Perencanaan, Teori dan Simulasi Model Perencanaan merupakan data pemodelan yang diambil dari Departemen Perencanaan berdasarkan retasi atau jumlah tonase dalam memenuhi permintaan LTS. Material yang ada pada proses pencampuran diambil langsung dari PIT lokasi penambangan dan tempat penyimpanan sementara material Run of Mine (ROM). Material terbagi atas empat jenis produk dasar Low Sulfur High CV (LH), High Sulfur High CV (HH), High Sulfur Low CV (HL) dan Low Sulfur Low CV (LL). Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page: 3 E-ISSN 2541-2116 ISSN 2443-2083 Jurnal Geomine, Volume x, Nomor x: Bulan Tahun Tabel 1. Perhitungan Retasi dalam Melakukan Model Perencanaan, Teori dan Simulasi Model Formula Blending Tonnage Perencanaan (Ton) 4.000 Teori Coal Blending Simulation % Retasi Retasi Comp % Total Sulfur 100,00 800 5:2:1:1 0,832 11.087 46,20 494 5:1:1:3 0,910 24.000 100,00 800 5:3:2:6 0,500 Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui perbandingan rasio retasi model perencanaan dengan stock dari ROM yaitu dengan unit berkapasitas rata-rata 30 Ton yaitu 5 : 2 : 1 : 1 yang artinya dalam 5 retasi material LH, 2 retasi material HH dan dicampur dengan 1 retasi material HL dan LL dari hasil rata-ratanya dengan mencapai nilai total sulfur 0,832%. Sedangkan pada model teori dapat diketahui perbandingan rasio retasi aktualnya dengan stock dari ROM yaitu 5 : 1 : 1 : 3 yang artinya dalam 1 retasi material HH dan HL dan dicampur dengan 3 retasi material LL dan 5 retasi material LH dari hasil rata-ratanya dengan mencapai nilai total sulfur 0,91%. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data teori pada hari pertama sampai akhir pendataan, total unit dan waktu yang digunakan dan jumlah ton yang dihasilkan mencapai 494 unit 10847 ton/ 40 jam dari ROM dan seam C11, L4B, C9, L4A, C13B, U2 (LH – LL) dengan perbandingan campuran CV 23,61% LL, HH 6,76%, HL 4.64% dan LL 11,8% untuk mendapatkan batubara sesuai stock. Produk Low Total Sulfur (IMM WB LTS) dengan kriteria nilai kalori (CV) sebesar ≥ 6200 kkal/kg, total sulfur (TS) <` 1 %, dan kadar abu (ash) sebesar ≤ 5,5 %. dan Medium Total Sulfur (IMM WB MTS) dengan kriteria nilai kalori (CV) sebesar ≥ 6000 Kkal/Kg, total sulfur (TS) sebesar 1 – 1,6 %, dan kadar abu (ash) sebesar ≤ 5,5 %, Sedangkan High Total Sulfur (IMM WB HTS) dengan kriteria nilai kalori (CV) sebesar ≥ 5800 kkal/kg, total sulfur (TS) sebesar > 1,6 %, dan kadar abu (ash) sebesar ≤ 5,5 %. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengolahan data untuk model CBS pada Tabel 1. dapat diketahui perbandingan rasio retasi CBS dengan stock dari ROM yaitu 5 : 3 : 2 : 6, yang artinya dalam 5 retasi material LH yang dicampur dengan 3 retasi material HH, 2 retasi material HL dan 6 retasi material LL dari hasil rata-ratanya. Dengan hasil paling memenuhi kriteria LTS dengan TS mencapai 0,5%. Analisis Uji Anova Perbedaan rata-rata retasi tiga proses blending berdasarkan hasil pengolahan SPSS, secara deksriptif dapat disimpulkan bahwa rata-rata retasi paling tinggi adalah model perencanaan yakni sebesar 295,00 (Dastiana dan Mudiantono , 2013; Fajrin et al., 2016; dan Raharjo, 2017). Pengujian kesamaan varian (uji homogenitas) berdasarkan hasil pengolahan SPSS, angka levene statistic sebesar 1,606 dengan signifikansi atau probabilitas (Sig) sebesar 0,253. Karena nilai signifikansi 0,253 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa varian ketiga kelompok retasi yang kita bandingkan tersebut adalah sama atau homogen (Dastiana dan Mudiantono , 2013; Fajrin et al., 2016; dan Raharjo, 2017). Pengujian ketiga sampel untuk rata-rata yang sama atau berbeda (analisis anova), berdasarkan output ANOVA, diketahui nilai sig sebesar 0 ,263 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketiga retasi blending tersebut “SAMA” secara signifikan (Dastiana dan Mudiantono , 2013; Fajrin et al., 2016; dan Raharjo, 2017). Selanjutnya kesamaan rata-rata yang diperoleh, maka akan menggunakan output Tukey HSD. Pada subset 1 terdapat data retasi model perencanaan, teori dan simulasi (CBS). Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page: 4 E-ISSN 2541-2116 ISSN 2443-2083 Jurnal Geomine, Volume x, Nomor x: Bulan Tahun Artinya rata-rata retasi ketiga blending tersebut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan Dengan kata lain, rata-rata retasi model perencanaan, teori dan simulasi (CBS) adalah sama (Dastiana dan Mudiantono , 2013; Fajrin et al., 2016; dan Raharjo, 2017). P e r bandingan J u m lah R e t as i d a r i K e tiga M o del 500 JUMLAH RETASI 408 386 400 300 271 259 200 152 100 120 77 65 66 49 HH HL 122 120 0 LH LL TIPE MATERIAL Coal Blending Simulation Theory Model Planning Model Gambar 2. Grafik Perbandingan Jumlah Retasi dari Ketiga Model KESIMPULAN Berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara teknis jumlah retasi dari keempat produk dasar material Low Sulfur High CV (LH), High Sulfur High CV (HH), High Sulfur Low CV (HL) dan Low Sulfur Low CV (LL) akan merubah nilai parameter hasil blending dengan banyak batubara pencampur dan batubara yang akan dicampur sesuai dengan permintaan buyer. Untuk nilai total sulfur sangat berpengaruh pada kualitas produk Batubara PT. Indominco Mandiri. 2. Jumlah retasi yang dicapai dengan perhitungan formula model simulasi (CBS) dengan ratio retasi 5 : 2 : 1 : 6 yang mencapai 800 retasi dengan nilai TS 0,5%, sedangkan model teori dengan ratio retasi 5 : 1 : 1 : 3 mencapai 800 retasi dengan nilai TS 0,91% dan model perencanaan dengan ratio retasi 5 : 2 : 1 : 1 mencapai 507 retasi dengan nilai TS 0,832% yang masing-masing dari ketiga model telah memenuhi kriteria CV LTS ≥ 6200 kkal/kg. 3. Perbandingan ratio retasi yang paling memenuhi kriteria LTS yaitu dengan pemodelan simulasi Coal Blending Simulation (CBS) dengan nilai TS 0,5%. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih kepada yang kedua orang tua tercinta dan saudara-saudaraku tersayang yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat serta motivasi yang tiada hentinya dan teman-teman angkatan 2015, khususnya kelas C2 yang selalu memberikan semangat dan semua pihak terkait yang telah membatu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page: 5 E-ISSN 2541-2116 ISSN 2443-2083 Jurnal Geomine, Volume x, Nomor x: Bulan Tahun PUSTAKA Anonym. 2003. Standard Operating Procedure. Mine Facility Operation Department. PT. Indominco Mandiri. Bontang. Dastiana, C., & Mudiantono. 2013. Analisis Perbedaan Respon Sikap Audience atas Strategi Promosi Product Placement. Diponegoro Journal of Management, 2(2), 1-9. Fajrin, J., Pathurahman., & Pratama, G., L. 2016. Aplikasi Metode Analysis of Variance (ANOVA) Untuk Mengkaji Pengaruh Penambahan Silica Fume Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Mortar. Jurnal Rekayasa Sipil, 12(1), 11-23. Girsang, C., F., & Akbar, M., B. 2014. Pengamatan Proses Blending Batubara di PT Sumber Kurnia Buana, Desa Salam Babaris. Kecamatan Tapin Selatan. Kabupaten Tapin. Provinsi Kalimantan Selatan. UNLAM. Banjarbaru. Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu dalam Industri Batubara. ITB. Bandung. 372-376. Prasetyo, D., A., Triantoro, A., Saismana, U., Permadi, W., & Fikri, N., H. 2016. Optimasi Pencampuran Batubara Melalui Simulasi Berdasarkan Kriteria Parameter Batubara. HIMASAPTA. Banjarbaru. 1(1), 11-16. Raharjo, S. 2017. Cara Melakukan Analisis Anova Satu Faktor dengan SPSS. SPSS Indonesia. dilihat 08 Mei 2019. 2017/10/analisis-anova-satu-faktor-SPSS.html?m=1/. Saputra, D., Triantoro, A., & Riswan, R. 2014. Simulasi Blending Batubara di Bawah Standar Kontrak Dalam Blending Dua Jenis Grade Beda Kualitas Pada PT. Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap. FLUX Jurnal Ilmiah Fisika, 11(1), 40-55. Sukandarrumidi. 2005. Batuan dan Pemanfaatannya. Gajah Mada University Press. Yogjakarta. Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page: 6