i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah merupakan zat sisa yang sudah tak berguna dan harus dibuang yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik. Begitu banyak limbah yang ada di sekeliling kita, misalnya limbah dari pabrik, rumah sakit, rumah tangga, dan lain-lain. Bentuk limbah pun bermacam-macam, ada yang berbentuk padat, cair, dan gas. Semua limbah ini harus dibuang karena sudah tidak punya fungsi lagi. Sebab, seperti apapun bentuk dan jenisnya, limbah berpotensi paling besar untuk mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan oleh limbah ini sudah pasti memberikan dampak kurang bagus bagi lingkungan, baik dari segi kesehatan maupun kenyamanan bersama. Misalnya, lingkungan jadi kurang nyaman, makhluk hidup seperti ikan ikut mati, kesehatan banyak orang yang jadi sesak napas atau asma karena limbah gas, dan lapisan ozon menipis. Namun, masih banyak industri yang membuang limbahnya ke lingkungan dengan melalaikan pengolahan limbah terlebih dahulu. Hal ini dilakukan baik secara disengaja ataupun tidak disengaja. Sayangnya banyak yang melalaikan pengolahan limbah ini secara disengaja karena menganggap remeh akibatnya. Seperti kasus yang akan dijelaskan pada makalah ini, dimana salah satu pabrik di Sukoharjo yaitu PT Rayon Utama Makmur , dimana mereka melalaikan sistem pengolahan limbahnya sehingga mencemari anak Sungai Bengawan Solo. Untuk itu, solusi apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi limbah ini? Pemerintah perlu mengeluarkan solusi dan memberikan sanksi yang sesuai dengan kasusnya, sehingga bisa mengatasi limbah padat, cair, maupun gas agar pencemaran lingkungan bisa terhentikan. Dengan adanya solusi penanganan limbah ini, diharapkan lingkungan sekitar bisa membaik, sehingga semua makhluk hidup termasuk manusia bisa diselamatkan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Jenis limbah apa yang dihasilkan oleh PT Rayon Utama Makmur ? 2. Pasal-Pasal apa saja yang dilanggar oleh PT Rayon Utama Makmur ? 3. Sanksi apa saja yang dapat dikenakan ke PT Rayon Utama Makmur ? 4. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah pecemaran lingkungan akibat kelalain dalam pengolahan limbah oleh PT Rayon Utama Makmur ? 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Jenis dan karakteristik limbah yang membuat terjadinya pencemaran lingkungan a. Jenis Limbah Limbah dapat dikelompokan berdasarkan wujud, sumber dan jenis senyawanya. Berikut hasil analisis limbah PT. RUM yang mencemari sungai Bengawan Solo. Pengelompokan Jenis Limbah Keterangan Berdasarkan wujud Limbah Cair Limbah pencemar berwujud cair yang mengalir ke kali Gupit dan bermuara menuju Sungai Bengawan Solo. Berdasarkan sumber Limbah Industri Limbah pencemar merupakan buangan hasil proses industri serat rayon dari PT. RUM. Berdasarkan jenis Limbah B3 senyawanya Limbah pencemar memiliki kandungan sulfida yang tinggi (958,8 Mg/L ) serta bersifat mengiritasi sehingga dapat dikategorikan limbah B3. 2 b. Karakteristik limbah : Berdasarkan hasil uji di Laboratorium Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 13-15 Mei 2020. Karakteristik Limbah Keterangan Bau Berbau telur busuk. Warna Berwarna hijau,hitam dan kuning. COD 0,6 – 1,0 Mg/L (batas baku 0,3 Mg/L ) Kandungan Sulfida 958,8 Mg/L (batas baku 150 Mg/L) 2.2 Pasal atau ketentuan hukum yang dilanggar PT Rayon Utama Makmur (RUM) telah melakukan pelanggaran berupa terjadinya kebocoran Pipa pada lokasi jalur pembuangan limbah PT RUM bocor dan mengalir ke sungai. Terkait dengan kasus tersebut pasal yang dilanggar menurut analisis kami adalah. Pasal 98 (ayat 1 & 2) (1)Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien,baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3(tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) danpaling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). (2)Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lukadan/atau bahaya kesehatan manusia,dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun 3 dan paling lama 12(dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah). Pada awal artikel dijelaskan bahwa air limbah yang mengalir di sungai menyebabkan iritasi kulit untuk warga sekitar yang memakai nya sehingga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa air sungai tersebut dapat membahayakan keshatan pada manusia Pasal 100 (ayat 1 & 2) (1)Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan dipidana,dengan pidana penjara paling lama 3(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). (2)Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dikenakan apabila sanksi administrative yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali. Pada artikel diberitakan bahwa industry sudah mendapat teguran dari pemerintah tetapi industry menghiraukan teguran tersebut dan tetap menghasilkan limbah yang berbahaya bagi masyarakat sekitar sehingga pelanggaran pada pasal ke 1 dapat berlaku. Pasal 103 Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59,dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Artikel memberitakan bahwa limbah yang dihasilkan industry masih minim pengelolaan dan limbah yang dihasilkan industry bersifat beracun karena dapat mengiritasi kulit manusia sehingga pasal ini berlaku Pasal 99 ayat 1--3 (1)Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun 4 dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00(satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tigamiliarrupiah) (2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia,dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6(enam) tahun dan denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah). (3)Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun danpaling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00(tiga miliar rupiah)dan paling banyak Rp9.000.000.000,00 (Sembilan miliar rupiah). Jika pasal ini dikaitkan pada artikel sudah jelas bahwa limbah yang dihasilkan industry sudah melampaui baku mutu dan dapat melukai manusia dan dapat merusak lingkungan. 2.3 Sanksi atau punishment bagi pelanggaran yang dilakukan Merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, PT Rayon Utama Makmur (RUM) telah melakukan pelanggaran berupa terjadinya kebocoran Pipa pada lokasi jalur pembuangan limbah PT RUM bocor dan mengalir ke sungai. Sanksi yang mungkin dapat diterima oleh PT RUM adalah: 1. Sanksi Administratif kepada penanggung jawab usaha berupa teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin lingkungan, dan pencabutan izin lingkungan (Pasal 76), dengan catatan mengenai sanksi pembekuan dan atau pencabutan izin lingkungan dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan paksaan pemerintah. Paksaan pemerintah dapat berupa penghentian sementara kegiatan produksi, pemindahan sarana produksi, penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi, pembongkaran, penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran, penghentian sementara seluruh kegiatan, atau tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup (Pasal 80). Sanksi administratif tidak membebaskan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari tanggung jawab pemulihan dan pidana. 5 2. Apabila kemudian kebocoran pipa pembuangan limbah terjadi karena unsur kesengajaan dan dapat mengakibatkan orang lain luka/ dan atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah). (Pasal 98) 3. Jika kebocoran kebocoran pipa pembuangan limbah terjadi karena kelalaian dan dapat mengakibatkan orang lain luka/ dan atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah). (Pasal 99) 4. Tuntutan pidana dan sanksi yang telah disebutkan diatas akan dijatuhkan kepada badan usaha (PT RUM), dan/atau orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut. (Pasal 116) 5. Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, terhadap badan usaha dapat dikenakan pidana tambahan atau tindakan tata tertib berupa perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana, penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha dan/atau kegiatan, perbaikan akibat tindak pidana, pewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak, dan/atau penempatan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) tahun. (Pasal 119) 2.4 Mitigasi Yang Dilakukan Menurut Undang-Undang Merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, mitigasi yang dapat dilakukan menurut undang-undang diatas antara-lain: 1. Sebelum menjalankan perusahaan, terlebih dahulu perusahaan harus memunuhi persyaratan dokumen Amdal seperti yang tertuang dalam pasal 25-32 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dengan kriteria perusahaan meliputi : 6 A. Penguasaan metodologi penyusunan amdal B. Kemampuan melakukan pelingkupan, prakiraan, dan evaluasi dampak serta pegambilan keputusan C. Kemampuan menyusun rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. 2. Dalam pasal 54 dijelaskan bahwa setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup, dengan tahapan : A. Penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar B. Remediasi, yaitu tindakan atau proses pemulihan lingkungan C. Rehabilitasi, yaitu memulihkan dan meningkatkan fungsi lingkungan hidup D. Restorasi, yaitu kegiatan pengawetan pengelolaan kawasan lingkungan hidup E. Cara lain yang seesuai dengan perkmbangan lmu pengetahuan dan teknologi 7 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Jadi, berdasarkan pembahasan diatas telah didapatkan bahwa jenis dari limbah yang dihasilkan PT RUM sehingga mencemari kali Gupit adalah limbah cair dan termasuk limbah B3 karena mengandung zat-zat berbahaya seperti sulfida yang sangat tinggi dan menyebabkan kulit iritasi, ikan-ikan mati, dan sungai mejadi bau seperti telur busuk. Sehingga didapatkan beberapa pasal-pasal yang dilanggar berdasar UU No 32 Tahun 2009, yaitu pasal 98, 99, 100, dan 103. Didapat juga pasal-pasal untuk memberikan sanksi karena pelanggaran yang dilakukan PT RUM yaitu pasal 80, 98, 99, 116, dan 119. Serta pasal-pasal untuk memitigasi pelanggaran yang dilakukan yaitu pasal 25-32 dan 54. 8 DAFTAR PUSTAKA Amali, Zakki. 2020. (Online). Bau Busuk Limbah Pabrik Pencemar Bengawan Solo. https://tirto.id/bau-busuk-limbah-pabrik-pencemar-bengawan-solo-f4GM. (Diakses pada tanggal 9 Februari 2021). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3 Oktober 2009. Jakarta. 9