Jawaban 1. Klasifikasi agama Wahyu dan non-wahyu Agama wahyu menghendaki pada rukun Islam dan pada rukun iman. Agama nonwahyu tidak memandang esensial penyerahan diri manusia Misionaris dan non-misionaris Agama misionaris menharuskan penganutnya menyebarkan agama ke semua manusia. Agama non misionaris tidak mengharuskan penyebaran agama Rasial dan universal Ditinjau dari segi rasial dan geografis agama di dunia terbagi ke dalam tiga golongan: 1) Semitik (Yahudi, Kristen dan Islam), 2) Arya (Hindu, Jainisme, Sikhiisme, Zoaterianisme), dan 3) Mongolia (Confusionisme, Taoisme, dan Shintoisme) 2. Moral Moral secara etimologis berasal dari bahasa Latin, mores, bentuk Jarnak dari more, artinya adat atau kebiasaan. Secara terminologi moral adalah ajaran ten tang tindakan seseorang yang dalam hal sifat, perangai, kehendak, pendapat, atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar atau salah, baik atau buruk. Sidi Gazalba mengartikan moral sebagai kesesuaian dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Jadi moral adalah tindakan yang umum sesuai dengan dan diterima oleh lingkungan tertentu atau kesatuan sosial tertentu. Kesadaran moral itu timbul karena dua hal, yaitu perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang baik dan objektif dan rasional Susila Secara etimologis kata susila berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu su dan sila. Su berarti baik, bagus, dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup, atau norma. Secara terminologi, susila adalah aturan-aturan hidup yang baik. Orang yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang a susila adalah orang yang berkelakuan buruk. Budi pekerti Budi pekerti merupakan kata majemuk dari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti sadar, yang menyadarkan, alat kesadaran. Budi secara istilah adalah yang ada pada manusia yang berubungan dengan kesadaran yang didorong oleh akal. Pekerti apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh perasaan. Budi pekerti adalah perpaduan dari hasil akal dan rasa yang berwujud pada karsa dan tingkah laku manusia. Etika Etika secara etimologis (berdasarkan asal-usul kata) berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Secara istilah etika adalah ilmu yang membicarakan tentang tingkah laku manusia. Sebagian ahli yang lain mengemukakan definisi etika sebagai teori tentang laku perbuatan manusia dipandang dari segi nilai baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan akal. Ahmad Amin, misalnya, mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. 3. Akhlak kepada Allah: Menauhidkan, beribadah, bersyukur, taqwa, berdoa, berdzikir, tawakal, mahabbah (cinta). Akhlak kepada diri sendiri: Kreatif dan dinamis, sabar, tawadu, kebenaran, iffah, amanah. Akhlak kepada lbu, Bapak, dan Keluarga: Berbakti kepada kedua orang tua, mendoakan orang tua, adil terhadap saudara, membina dan mendidik keluarga, memelihara keturunan. Akhlak terhadap orang lain: Membangun persaudaraan, silaturahmi, ta'awun, bersikap adil, bersikap pemaaf dan penyayang, bersikap dermawan, menahan marah dan berkata yang baik (lemah lembut), sikap musawah dalam arti persamaan dalam hidup bermasyarakat maupun persamaan dalam hukum, tasamuh, musyawarah, menjaga perdamaian. Akhlak kepada alam: Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam, memanfaatkan alam.