Uploaded by Howard Situmorang

Interpolasi Data Geolistrik Resistivitas 1D ke 3D

advertisement
INTERPOLASI DATA GEOLISTRIK RESISTIVITAS
SATU DIMENSI MENJADI TIGA DIMENSI
La Ode Armin1 Muh. Hamzah Syahruddin1 Muh. Fawzy Ismullah Massinai1
1
Departemen Geofisika Universitas Hasanuddin Makassar
laodearmin27@gmail.com
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode numerik interpolasi
polinomial 1D menjadi 3D pada data geolistrik resistivitas 1D (vertical electrical
sounding) di Perumahan Unhas Antang Makassar. Penelitian ini bertujuan
mendapatkan data resistivitas 2D dan 3D serta menggambarkan penampang data
resistivitas tersebut dari hasil perhitungan dengan metode numerik interpolasi
polinomial 1D. Data penelitian ini terdiri dari 9 titik sounding hasil pengukuran
tahanan jenis dengan volume area yang diinterpolasi adalah 10.200.000 m 3 dengan
panjang 340 meter, lebar 300 meter dan kedalaman 100 meter. Hasil perhitungan
metode numerik interpolasi polinomial 1D didapatkan data resistivitas 2D dan 3D.
Data hasil perhitungan tersebut dapat digambarkan penampang resistivitasnya
menjadi penampang 2D dan 3D.
Kata Kunci : Interpolasi polinomial, resistivitas, Vertical electrical sounding
ABSTRACT
Research has been carried out using the numerical method of interpolating 1D
polynomials into 3D on 1D resistivity geoelectric data (vertical electrical sounding) at
the Antang Makassar Unhas Housing. This study aims to obtain 2D and 3D resistivity
data and to describe the cross section of resistivity data from the results of
calculations using the numerical interpolation method of 1D polynomial. The data of
this study consisted of 9 sounding points as a result of measuring type resistance with
the volume of the interpolated area being 10.200.000 m3 with a length of 340 meters,
width of 300 meters and depth of 100 meters. The results of calculating the numerical
method of interpolating 1D polynomials are 2D and 3D resistivity data. The results of
the calculation data can be described as a cross section of resistivity into a 2D and 3D
cross section.
Keywords: Polynomial interpolation, Resistivity, Vertical electrical sounding
PENDAHULUAN
Metoda geolistrik merupakan metoda
eksplorasi
geofisika
yang
memanfaatkan sifat aliran listrik di
dalam bumi dan bagaimana cara
mendeteksinya di permukaan bumi.
Metoda ini melibatkan pengukuran
potensial dan arus yang terjadi secara
alamiah maupun akibat injeksi. Metoda
geolistrik terdiri dari bermacam-macam
metoda, diantaranya metoda tahanan
jenis (resistivity), metoda potensial diri
(self potential), dan metoda potensial
terimbas (induced potential) (Reynolds,
1997).
Metoda geolistrik tahanan jenis
memanfaatkan sifat resistivitas listrik
batuan
untuk
mendeteksi
dan
memetakan kondisi bawah permukaan.
Teknik pengukuran geolistrik tahanan
jenis terbagi atas mapping dan
sounding. Mapping dimaksudkan untuk
mengetahui variasi horizontal atau
lateral tahanan jenis batuan pada
kedalaman tertentu dengan jarak
elektroda tetap. Sedangkan sounding
dimaksudkan untuk mengetahui variasi
tahanan
jenis
batuan
terhadap
kedalaman (secara vertikal) (Telford
dkk., 1990).
Menurut Reynolds (1997) teknik
pengukuran resistivitas sounding yang
biasa disebut Vertical Electrical
Sounding (VES) merupakan metoda
survei geofisika satu dimensi. Metoda
ini praktis dilakukan di lapangan
dengan medan yang sulit dan memiliki
jangkauan kedalaman yang besar.
Penggabungan antara teknik sounding
dan mapping akan menggambarkan
resistivitas dua dimensi (vertikal dan
horizontal). Pengukuran data geolistrik
resistivitas dua dimensi diperlukan
kondisi lapangan yang mudah diakses,
rata dan tidak terlalu luas, serta target
kedalaman yang tidak terlalu besar
(Grandis dkk., 2012).
Pada pengukuran geolistrik pada daerah
yang mempunyai topografi yang sulit
dan daerah padat penduduk sangat sulit
dilakukan pengukuran geolistrik dua
dimensi. Sebagai solusi alternatif adalah
pengukuran geolistrik vertikal satu
dimensi. Pengukuran geolistrik vertikal
satu dimensi yang dilakukan oleh
Syahruddin dkk., (2015) di Perumahan
Unhas Antang sebagai dasar dari
penelitian ini. Penampang resistivitas
satu dimensi di Perumahan Unhas
Antang akan dikembangkan menjadi
penampang resistivitas dua dimensi dan
tiga dimensi. Pemodelan penampang
resistivitas satu dimensi menjadi dua
dimensi dan tiga dimensi dengan
menggunakan metoda numerik. Salah
satu metoda numerik yang digunakan
adalah interpolasi polinomial. Metode
ini merupakan proses pencarian dan
perhitungan nilai suatu fungsi yang
grafiknya melewati sekumpulan titik
yang
diberikan.
Titik
tersebut
merupakan hasil eksperimen dari
percobaan atau diperoleh dari fungsi
yang diketahui.
LANDASAN TEORI
Metoda resistivitas adalah salah satu
metoda geolistrik yang mempelajari
sifat resistivitas atau konduktivitas
listrik dari lapisan batuan di dalam
bumi. Berdasarkan pada tujuan
penyelidikannya metoda geolistrik
resistivitas dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar (Lantu, 2010) yaitu :
a) Metoda resistivitas mapping;
yaitu metoda yang bertujuan
yang
mempelajari
variasi
resistivitas bawah permukaan
secara horizontal. Oleh karena
itu pada metoda ini digunakan
konfigurasi elektroda yang sama
untuk semua titik pengamatan di
permukaan bumi. Setelah itu
baru
dibuatkan
kontur
resistivitasnya.
b) Metoda resistivitas sounding;
yaitu metoda yang bertujuan
untuk
mempelajari
variasi
bawah
permukaan
secara
vertikal. Pada metoda ini,
pengukuran potensial dilakukan
dengan cara mengubah-ubah
jarak elektroda.
Konsep dasar dari Metoda Geolistrik
pertama kali dicetuskan oleh George
Simon Ohm pada tahun 1827 yang
menyatakan bahwa beda potensial yang
timbul di ujung-ujung suatu medium
berbanding lurus dengan arus listrik
yang mengalir pada medium tersebut.
Hubungan tersebut dapat dinyatakan
dalam formula sebagai berikut :
Penampang geolistrik resistivitas satu
dimensi merupakan merupakan hasil
dari akuisi data teknik sounding satu
dimensi.
Pada
pengukuran
menggunakan teknik mapping, maka
hasil yang diperoleh adalah penampang
dua
dimensi.
Hal
ini
kurang
memberikan gambaran nyata yang
dapat diinterpretasikan secara jelas
karena
pada
kenyataanya
bumi
merupakan bentuk tiga dimensi. Teknik
korelasi data satu dimensi atau dua
dimensi seringkali digunakan untuk
interpretasi walaupun hasilnya menjadi
kasar (Kusnahadi dkk., 2012).
Keterbatasan terbesar dari metoda
resistivitas satu dimensi adalah tidak
memperhitungkan perubahan horizontal
dalam resistivitas bawah permukaan.
Oleh karena itu yang lebih akurat model
bawah permukaan adalah model dua
dimensi dimana perubahan resistivitas
dalam arah vertikal dan arah horizontal
sepanjang lintasan penelitian (Loke,
2011).
Pada penampang tiga dimensi metoda
sederhana yang digunakan pada intinya
adalah menyusun data hasil pengamatan
pada media berbentuk array tiga
dimensi sesuai dengan posisi dari titik
pengamatan geolistrik. Hasil pemodelan
resistivitas
tiga
dimensi
dapat
memberikan gambaran struktur bawah
permukaan dari pengukuran geolisrik
dua dimensi.
Pada pemodelan geofisika, model dan
parameter model digunakan untuk
mengkarakterisasi suatu kondisi geologi
bawah
permukaan.
Pemodelan
merupakan proses estimasi model dan
parameter model berdasarkan data yang
diamati di permukaan bumi (Grandis,
2009).
Interpolasi merupakan pendekatan
numerik
terhadap
suatu
fungsi
dibutuhkan pada beberapa kasus
dimana nilai tersebut akan sulit
didapatkan dari suatu pendekatan
analisis.
Interpolasi
polinomial
merupakan interpolasi paling banyak
dipakai karena nilai dari fungsi-fungsi
polinomial mudah dioperasikan. Suatu
polinomial
akan
dikatakan
menginterpolasikan suatu nilai-nilai
ketika suatu polinomial tersebut dapat
digunakan untuk menghitung suatu
nilai, misalkan
, yang berkaitan
dengan suatu , yang tidak terdapat
dalam suatu hasil pengamatan tetapi
terletak di antara nilai-nilai pada hasil
pengamatan tersebut (Astuti dkk.,
2018).
digunakan dalam penelitian ini yaitu
data survei geolistrik satu dimensi yang
dilakukan oleh (Syahruddin dkk., 2015)
di Perumahan Dosen Unhas Antang
Kota Makassar. Data tersebut dilakukan
pengolahan dengan bagan alir seperti
pada gambar berikut.
Interpolasi
polinomial
merupakan
interpolasi yang menghubungkan titiktitik data diskret dalam suatu cara yang
masuk akal sehingga dapat diperoleh
taksiran layak dari titik-titik data di
antara titik-titik yang diketahui.
Suatu polinomial
yang
berderajat kurang atau sama dengan
dalam bentuk baku adalah suatu fungsi
yang dituliskan dalam bentuk
METODOLOGI PENELITIAN
Metoda
yang digunakan
dalam
penelitian ini adalah metoda numerik
interpolasi polynomial. Data yang
Gambar 1. Bagan Alir
HASIL PENELITIAN
Pada
pengolahan
data
dengan
menggunakan
metoda
numerik
interpolasi
polinomial
adalah
penampang
hasil
inversi
data
resistivitas satu dimensi. Hasil inversi
dengan menggunakan Ip2Win ini
merupakan kombinasi (resistivity cross
section) antara tiga titik sounding. Hasil
pengolahan data resistivitas pada
Ip2Win
diperoleh
penampang
resistivitas satu dimensi. Penampang
resistivitas satu dimensi seperti pada
gambar 2 berikut.
Rentang kedalaman yang digunakan
dari 0-100 meter pada bawah
permukaan. Nilai resistivitas dari titiktitik sounding yang diketahui kemudian
disusun
dalam
bentuk
matriks
Memasukkan titik pengukuran dari
setiap nilai resistivitas pada titik-titik
sounding yang diketahui. Menghitung
nilai resitivitas dari fungsi polinomial
yang dihasilkan.
Pada perhitungan interpolasi setiap
kombinasi
tiga
titik
sounding
diasumsikan pada arah sumbu x, sumbu
y, dan sumbu z. Panjang sumbu x untuk
setiap
gabungan
titik
sounding
diasumsikan adalah 340 meter dan
sumbu y untuk setiap gabungan titik
sounding diasumsikan adalah 300
meter. Setiap arah sumbu x dan sumbu
y untuk gabungan tiga titik sounding
dilakukan
proses
perhitungan
interpolasi pada sumbu z.
Gambar 2. Penampang Resistivitas Satu
Dimensi
Hasil penampang resistivitas satu
dimensi digunakan pada proses
interpolasi
polinomial
untuk
mendapatkan penampang resistivitas
dua dimensi dan penampang resistivitas
tiga dimensi. Proses interpolasi
dilakukan pada setiap penampang
resistivitas
satu
dimensi
untuk
mendapatkan penampang resistivitas
dua dimensi. Interpolasi dilakukan pada
tiga titik sounding hasil kombinasi
(resistivity cross section). Memasukkan
nilai resistivitas hasil inversi satu
dimensi dari titik-titik sounding yang
diketahui pada setiap kedalaman.
Pada perhitungan interpolasi nilai
resistivitas yang digunakan yaitu
resistivitas model satu dimensi.
Interpolasi satu dimensi dilakukan pada
setiap titik sumbu x sebanyak 34 titik.
Interpolasi dilakukan pada setiap
kedalaman 10 meter pada sumbu z.
Oleh karena itu dilakukan interpolasi
sebanyak 10 kali yaitu pada kedalaman
10, 20, 30 sampai 100 meter. Hasil
perhitungan interpolasi resistivitas satu
dimensi pada sumbu x untuk setiap
gabungan
titik
sounding
pada
kedalaman 10, 20, 30, …, 100 meter
dikumpulkan menjadi satu sehingga
menghasilkan data resistivitas dua
dimensi seperti pada gambar 2.
digabungkan dan dimodelkan menjadi
penampang resistivitas tiga dimensi
seperti pada Gambar 3.
Gambar 3.
Dimensi
Penampang Resistivitas Dua
Untuk mendapatkan data tiga dimensi
maka selanjutnya dilakukan interpolasi
ke arah sumbu y. Skala yang digunakan
pada sumbu y sama dengan skala yang
digunakan pada sumbu x dan sumbu z.
Oleh karena itu, interpolasi dilakukan
berpindah ke arah sumbu y yaitu 10, 20,
30, ..., 300 meter. Perlu diketahui
bahwa sebelum melakukan interpolasi
ke arah sumbu y maka terlebih dahulu
dilakukan interpolasi satu dimensi pada
setiap gabungan titik sounding pada
arah sumbu y
Proses interpolasi ke arah sumbu y
sama prosesnya dengan interpolasi yang
sumbu x. Skala pada setiap titik sumbu
y y i 10, 20, 30, …, 300 me er.
Perhitungan interpolasi pada satu titik
sumbu y dilakukan untuk setiap titik
sumbu x . Sebagai contoh, perhitungan
interpolasi pada sumbu y = 10 meter
pada sumb x = 10, 20, 30, …, 340
meter. Hasil perhitungan pada satu titik
sumbu y untuk setiap titik sumbu x
pada setiap kedalaman merupakan hasil
interpolasi dua dimensi.
Hasil interpolasi yang dilakukan ke arah
sumbu x, ke arah sumbu y, dan ke arah
sumbu z akan digabungkan maka
diperoleh data resistivitas tiga dimensi.
Data resistivitas tiga dimensi yang
Gambar 4. Penampang Resistivitas Tiga
Dimensi
KESIMPULAN
1. Pada
perhitungan
metoda
numerik interpolasi polinomial
dari data resistivitas satu
dimensi bisa didapatkan data
resistivitas dua dimensi, serta
perhitungan metoda numerik
interpolasi polinomial dari data
resistivitas dua dimensi akan
didapatkan resistivitas tiga
dimensi.
2. Hasil
perhitungan
metoda
numerik interpolasi polinomial
dari satu dimensi menjadi dua
dimensi dan tiga dimensi dapat
digambarkan
penampang
resistivitasnya
menggunakan
Surfer 10 dan Geosoft Oasis
Montaj
REFERENSI
Astuti,
L. W., Sudarwanto, &
Ambarwati,
L.
(2018).
Perbandingan Metode Lagrange
dan Metode Newton pada
Interpolasi Polinomial Dalam
Mengestimasi Harga Saham.
Jurnal
Matematika
dan
Terapan, 25-35.
Grandis,
H.
(2009).
Pengantar
Pemodelan Inversi Geofisika.
Jakarta:
Himpunan
Ahli
Geofisika (HAGI).
Grandis, H., K,& Irawan, D. (2012).
Pemodelan Resistivitas 2-D
dengan Menggunakan Data
Sounding
Konfigurasi
Schlumberger.
37th
HAGI
Annual
Convention
&
Exhibition.
Palembang:
Proceedings PIT HAGI.
Kusnahadi, S., Septiawan, D., & HK,
K. (2012). Visualisasi 3D
Menggunakan Serial Section
dan Interpolasi Pada Data
Geolistrik.
Lokakarya
Komputasi dalam Sains dan
Teknologi Nuklir, 231-240.
Lantu. (2010). Metode Geolistrik dan
Geoelektromagnetik. Makassar:
Program
Studi
Geofisika
Jurusan
Fisika
Fakultas
Matematika
dan
Ilmu
Pengetahuan Alam UNHAS.
Reynolds, J. M. (1997). An Introduction
to Applied and Environmental.
Wiley Blackwell.
Telford, W. M., Geldart, L. P., &
Sheriff, R. E. (1990). Applied
Geophysics . New York:
Cambridge University Press.
Download