Uploaded by Puji Riyanto

BEP ROI dan NPV

advertisement
BREAK EVEN POINT /BEP
BEP atau Break Even Point adalah titik dimana pendapatan sama dengan
modal yang dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau keuntungan (Disebut
TITIK IMPAS) .
Total keuntungan dan kerugian ada pada posisi 0 sehingga perusahaan
tidak mengalami kerugian atau mendapat keuntungan.
Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan
biaya tetap (fix cost) dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup
biaya tetap dan biaya variable.
Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian
biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian.
Sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan
melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Komponen Penghitungan Dasar
Selain ketiga manfaat break even analysis berikut empat konsep
penggunaan break even analysis yang harus Anda ketahui:
1. Fixed cost atau biaya tetap artinya biaya tetap atau tidak berubah
meskipun volume produksi berubah.
2. Variabel cost atau biaya variabel, artinya biaya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan volume produksi.
3. Penghasilan atau revenue, merupakan jumlah pendapatan yang diterima
oleh penjual barang.
4. Laba atau profit, merupakan sisa penghasilan setelah dikurangi biaya
tetap dan biaya variable.
Metode Perhitungan dan Rumus
BEP = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit )
Digunakan JIKA ingin mengetahui margin kontribusi atau jumlah beban setara dengan
jumlah biaya dan jumlah uniy yang dikeluarkan
BEP = Biaya tetap : Margin kontribusi per unit
BEP tidak hanya dapat dihitung dalam bentuk unit, jika Anda sudah mengetahui berapa
banyak minimal unit yang harus dijual untuk menutup biaya produksi Anda dapat
mengalikannya dengan biaya per unitnya. Misal biaya per unit 5.000 dan untuk impas
harus membuat 25 buah maka biaya total produksi adalah 25 x 5.000
Apabila diinginkan break even point dalam rupiah, maka dari formulasi rumus break even
point dalam unit dikalikan dengan harganya (P),
BEP dalam bentuk mata uang = harga jual per unit x BEP per unit
Setelah mengetahui rumus perhitungan BEP Anda juga harus mengetahui Margin
Contribution atau margin kontribusi. Margin kontribusi dapat mengetahui berapa keuntungan
dari suatu produk yang berhasil dijual, dengan mengukur efek dari sales terhadap
keuntungan. Cara menghitungnya hamper sama dengan break even point :
Margin kontribusi : Total sales – Biaya variabel
Dalam menghitung margin kontribusi, hal penting yang harus perhatikan adalah biaya
variabel yang dikenakan, baik relasinya dengan total biaya ataupun dengan total penjualan.
Dengan menggunakan margin kontribusi sebuah perusahaan dapat memisahkan biaya
tetap produksinya dengan keuntungan yang didapat. Dengan begitu perusahaan
mengetahui interval harga produk yang akan dijual.JADI INTERVAL HARGA
DIPENGARUHI OLEH BIAYA VARIABEL YANG DIKENAKAN.
Misalnya untuk membuat 25 roti dengan biaya 5000 diperlukan biaya 125.000, dan jika
penjualan hanya mendapat 125.000 maka itu baru impas artinya biaya tetap yang dipakai
untuk produksi= hasil penjualan. Nah karena saudara ingin mendapat keuntungan maka
biaya variable juga perlu dipertimbangkan. Karena biaya variable naik turun maka harga
perlu dibikin interval missal rentang harga roti 7000 sd 9000.
Seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung jawab dalam operasional produksi
dan persediaan stok barang ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk menutup
biaya operasional sebesar Rp.50.000.000,- dan ingin mendapat keuntungan sebesar
Rp.20.000.000,- Penyabaran biaya yang dikeluarakan untuk operasinya adalah sebagai
berikut:
Total biaya tetap
= 50.000.000
Biaya variabel per unit = 30.000
Harga jual per unit
= 50.000
Keuntungan yang di inginkan = 20.000.000
Carilah nilai break even point terlebih dahulu, saat nilai break even point sudah diketahui
maka selanjutnya Anda dapat mengetahui juga nilan margin kontribusi.
Break even point = 50.000.000 : (margin kontribusi)
Break even point = 50.000.000 : (50.000 – 30.000)
Break even point = 50.000.000 : 20.000
Break even point = 2500 Unit
Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika
hanya menjual 2500 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.
Poin penting selanjutnya bagi akuntan manajer yang mengawasi produksi adalah
menghitung dalam bentuk rupiah atau mata uang lainya. Kendalanya semua biaya baik itu
biaya tetap ataupun variabel harus dengan jenis mata uang.
BEP dalam rupiah = Harga jual per unit x BEP unit
BEP dalam rupiah = 50.000 x 2.500 unit
BEP dalam rupiah = Rp.125.000.000
Mengitung Break Even Point dan Break Even Analysis
Selanjutnya yang merupakan point penting dalam perhitungan break even point (BEP)
adalah bagaimana menerapkan BEP untuk menghasilkan keuntungan yang dinginkan
dengan menggunakan break even analysis.
N unit yang dibutuhkan = (20.000.000 : margin kontibusi) + break even point unit
N unit = (20.000.000 : 20.000) + 2.500
N unit = 1.000 +2.500
N unit = 3.500
Dengan menggunakan korelasi dari metode BEP dan break even analysis, manajer
produksi ABC dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus terjual agar perusahaan
ABC mendapat keuntungan yang di inginkan. Dalam contoh kasus Perusahaan ABC harus
menjual sebanyak 3.500 unit agar memperoleh keuntungan sebesar Rp.20.000.000.
Break Even Point berguna untuk menganalisis studi kelayakan sebuah aktivitas usaha
dalam perencanaan bisnis. Selain itu BEP juga berfungsi sebagai landasaan strategis
penjualan misalnya penentuan harga barang, pengambilan keputusan, dan metode
produksi.
Anda dapat menghitung BEP usaha Anda melalui software keuangan, Jurnal. Anda dapat
mencoba Jurnal secara gratis selama 14 hari!
ROI (RETURN OF INVESMENT)
ROI = (Pendapatan yang dihasilkan / Modal yang ditanam) x 100%
Sehingga jika Rusli menanamkan modal sebesar Rp.100 juta dan mendapatkan keuntungan
sebesar Rp.125 juta maka tingkat pengembalian investasi tersebut menjadi :
ROI = ((125 juta-100 juta) / 100 juta)x100%
= (25/100)x100%
ROI = 25%
Sehingga return of investment yang akan Rusli dapatkan dari hasil investasi uang pada usaha
temannya adalah sebesar 25% dari modal awalnya yang ia tanamkan. Investasi ini dianggap cukup
menguntungkan karena nilai pengembalian investasi yang cukup besar.
Karina membeli sebuah kolam yang dilelang dengan harga Rp.500 juta. Karena kondisi kolam yang
tidak begitu baik, ia memutuskan untuk melakukan renovasi. Ia mengeluarkan dana sebesar Rp.100
juta untuk Renovasi. Setelah kolam selesai direnovasi, ia menjual kolam tersebut dengan harga
Rp.800 juta rupiah. Berapakah Rate of Investment dari rumah yang Karina jual?
Dimana :
Modal yang ditanam : Rp.500 juta + Rp.100 juta = Rp.600 juta
Pendapatan yang dihasilkan : Rp.800 juta – Rp.600 juta = Rp.200 juta
Sehingga :
ROI = (Pendapatan yang dihasilkan / Modal yang ditanam) 100%
= (Rp.200 juta / Rp.600 juta )x100%
= 0,33 x100%
= 33 %
Dengan angka 33% menunjukkan bahwa sang pembeli rumah lelang tersebut memperoleh
keuntungan dari investasinya sebesar 33%.
Namun selayaknya di dunia usaha yang awam menemui keuntungan serta kerugian, bagaimana bila
anda menemukan ROI sebuah investasi merugi dan bukan mendatangkan keuntungan?
Contoh Perhitungan Lainnya :
Karina membeli sebuah akuarium raksasa yang dilelang dengan harga Rp.500 juta. Karena kondisi
akuarium yang sangat buruk, ia memutuskan untuk melakukan renovasi. Ia mengeluarkan dana
sebesar Rp.350 juta untuk Renovasi. Setelah akuarium selesai direnovasi, ia menjual akuarium
tersebut dengan harga Rp.800 juta rupiah. Berapakah Rate of Investment dari rumah yang Karina
jual? SILAHKAN
a. -3.5 %
b. B. 5,8 %
c.
6.3 %
d.
-5.8%
e.
3.5%
NPV (Net Present Value)
merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata
lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang
didiskonkan pada saat ini.
agi sebuah bisnis, NPV bermanfaat untuk mengukur kemampuan dan peluang sebuah perusahaan
dalam menjalankan investasinya hingga beberapa tahun yang akan datang, dikala nilai mata uang
berubah dan berdampak pada cash flow perusahaan.
Jika
Berarti
Maka
Nilai NPV > 0
Maka investasi yang akan dijalankan, diproyeksikan akan
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Proyek direkomendasikan untuk
dijalankan
Maka investasi yang akan dijalankan, diproyeksikan tidak
mendatangkan keuntungan maupun kerugian bagi perusahan.
Perlu didiskusikan lebih lanjut mengenai
keuntungan lain yang akan didapatkan
jika investasi tetap dijalankan.
Nilai NPV = 0
Maka Investasi yang akan dijalankan, diproyeksikan akan
mendatangkan kerugian bagi perusahaan
Nilai NPV < 0
Investasi pasti menguntungkan. Jika
merugikan maka hal tersebut bukanlah
investasi. Sehingga Proyek
direkomendasikan untuk dibatalkan.
Cara Menghitung NPV
Cara menghitung NPV dapat dilakukan dengan dua tahapan, yaitu :


Tahap yang pertama adalah dengan menghitung Present Value (PV) dari total pengeluaran
per tahun dan Present Value (PV) dari total keuntungan per tahun.
Tahap kedua adalah dengan menjumlahkan masing-masing Present Value (PV) total
keuntungan dan Present Value (PV) total pengeluaran, lalu dicari selisih antara jumlah
keduanya.
Dimana Present Value (PV) adalah jumlah nilai yang harus diinvestasikan di masa sekarang jika kita
menginginkan sejumlah nilai tertentu di masa yang akan datang.
Sedangkan Future Value (FV) adalah jumlah nilai di masa yang akan datang dari jumlah nilai yang
dibayarkan datau diinvestasikan di masa yang sekarang.
Royan menginginkan uangnya berjumlah sebanyak Rp.50.000.000 lima tahun yang akan datang.
Dengan tingkat bunga sebesar 6% per tahun, berapa uang yang harus ditabung Royan di saat
sekarang agar nilainya mencapai Rp.50 juta lima tahun lagi atau berapa present valuenya?
Diketahui :
FV (Future Value) : Rp.50 juta
i (diskon factor) : 6% atau 0,06
n (lama investasi) : 5 tahun
Penyelesaian :
PV = FV / (1+i)^n
= Rp.50 juta / (1+0,06)^5
= Rp.50 juta / 1.3382255776
PV = Rp.37.362.909
Sehingga untuk mendapatkan uang sebesar Rp.50 juta dimasa yang akan datang, Risa harus
menabung sebesar Rp.37.362.909 di masa yang sekarang.
Jika anda memiliki sebuah bisnis percetakan dan membutuhkan sebuah kamera digital untuk
mendukung bisnis anda. Harga dari kamera tersebut adalah sebesar Rp.10 juta. Apakah membeli
kamera tersebut mendatangkan keuntungan ataukah tidak?
Jika kita memperkirakan alih-alih membeli kamera, dan jika Rp10 juta didepositokan, kita akan
mendapatkan bunga sekitar 5% per tahun, maka kita akan menggunakan tingkat bunga yang sama
untuk menghitung NPV. Sehingga dengan n adalah tiga tahun maka perhitungan NPV dapat kita
hitung menggunakan rumus berikut :
P / (1 + i)t
Dimana P adalah perkiraan jumlah arus kas yang didapatkan setelah pembelian kamera.
Misalkan
Pada tahun 1 = 5 juta /(1+0,05)^1 = 4.761.905
Pada tahun 2 = 4 juta /(1+0,05)^2 = 3.628.118
Pada tahun 3 = 3 juta /(1+0,05)^3 = 2.591.513
Sehingga proyeksi NPV menjadi :
Rp (4.761.905 + 3.628.118 + 2.591.513) – Rp.10.000.000
= Rp. 10.981.536 – Rp.10.000.000
= Rp.981.536
Karena Proyeksi NPV selama tiga tahun mendatangkan keuntungan sekitar Rp.981.536 maka
pembelian kamera dapat dipertimbangkan karena menunjukkan NPV yang > dari nol.
SELAMAT BELAJAR.
Download