FEATURE DALAM PENULISAN KEHUMASAN PENGERTIAN FEATURE •Dalam bidang jurnalisme salah satu pengertian feature adalah sebuah tulisan yang menganilisis berita, menghibur, atau menceritakan manusia, tempat, atau benda di dalam atau luar berita (Itule dan Anderson dalam Prayudi, 2007:60). Lebih lanjut, Prayudi menerangkan bahwa feature tidak dimaksudkan untuk segera disampaikan seperti halnya straightnews (berita lempang) atau hardnews. •Dalam arti luas, feature adalah tulisan-tulisan di luar berita. Dalam arti sempit feature adalah tulisan khas yang sifatnya bisa menghibur, mendidik, memberi informasi dan sebagainya mengenai aspek kehidupan dengan gaya yang bervariasi. SIFAT-SIFAT FEATURE • Faktual • Menerangkan masalah, bukan melaporkan dengan segera • Tidak memaksakan opini • Tidak dikekang struktur piramida terbalik • Lebih tahan waktu • Teras ditulis atraktif • Bahasa yang dipakai mengandung unsur sastra seperti yang dipakai menuliskan cerpen atau novel JENIS-JENIS FEATURE KLASIFIKASI FEATURE BERBEDA ANTARA SATU AHLI DENGAN AHLI LAINNYA . BERIKUT ADALAH JENISJENIS FEATURE YANG DIAMBIL DARI BLOG ( WWW.KOMUNIKASIPRAKTIS.COM) DENGAN TAMBAHAN KETERANGAN DARI BERBAGAI SUMBER. 1. News Feature atau Feature Berita atau Sidebar Feature bisa berfungsi sebagai penjelasan atau tambahan untuk berita utama yang sudah disiarkan sebelumnya (news), memberi latar belakang suatu peristiwa, menyentuh perasaan dan mengharukan, menghidangkan informasi dengan menghibur, juga bisa mengungkap sesuatu yang belum tersiar sebagai berita. Beberapa pakar menyebutnya sebagai sidebar. Perbedaan news feature dengan berita utama berita utama (hard news) news feature Aktual : tidak bisa ditunda pemberitaannya karena akan cepat basi Melengkapi berita utama, bisa ditunda pemberitaaannya (misalnya ditayangkan/diterbitkan di hari kedua setelah berita utama diberitakan) Dituliskan dengan sangat memperhatikan unsur 5W+1H Tidak harus selalu terikat unsur 5W+1H 2. Feature Human Interest Human Interest Feature (minat Insani) adalah feature yang menyentuh emosi pembaca -- menimbulkan keharuan, simpati, kegembiraan, kejengkelan, atau bahkan membangkitkan amarah. Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, kehidupan seorang petugas kebersihan di jalanan, kehidupan guru di daerah terpencil, atau kisah koruptor dan penjahat lain yang dapat menimbulkan kejengkelan. 3. Feature Biografi Feature biografi adalah feature yang berisi kisah hidup seseorang, bisanya tokoh, orang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi. Feature ini bercerita misalnya tentang karier orang yang menjadi tokoh cerita, pengalamannya, kisah percintaannya, hobinya atau segi lain dari tokoh tersebut. Profil berisi gambaran lebih dalam mengenai individu tokoh tersebut. 4. Feature Profil Profile Feature berisi profil lembaga, organisasi, peursahaan, atau non-person karena kisah pribadi seseorang disebut feature biografi. Misalnya, cerita tentang gerakan sekelompok TKI yang membentuk komite untuk menjamin perlakuan yang baik dari majikan. 5. Feature Perjalanan Travelogue Feature menceritakan pengalaman berkesan dari sebuah perjalanan. Misalnya kunjungan ke tempat bersejarah atau objek wisata dan perjalanan haji/umroh. Dalam jenis feature ini, biasanya unsur subjektivitas menonjol, karena biasanya penulisnya yang terlibat langsung dalam perjalanan menggunakan “aku”, “saya”, atau “kami”. 8. Feature Musiman Seasonal Features yaitu cerita tentang peristiwa yang terjadi secara rutin, kisah mudik lebaran, perayaan tahun baru, dan peristiwa lainnya. 9. Feature Tren Trend Features ialah feature yang menceritakan tentang gaya hidup komunitas tertentu atau masyarakat pada umumnya dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, cerita tentang tren bersepeda di Indonesia selama masa new normal pandemi global Covid-19. 10. Feature Tips Disebut juga Feature Petunjuk Praktis atau how-to-do Feature. Jenis feature ini menjelaskan tentang bagaimana melakukan sesuatu, mengatasi masalah, atau cara mengerjakan sesuatu, misalnya cara merawat mobil, tips tips memasak, merangkai bunga, teknik beternak burung kenari, dan sebagainya. 11. Feature Ilmiah Scientific Feature ialah feature mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai oleh kedalaman pembahasan dan objektivitas pandangan yang dikemukakan, menggunakan data dan informasi yang memadai. Feature ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimuat di majalah teknik, komputer, pertanian, kesehatan, kedokteran, dll. STRUKTUR PENULISAN FEATURE Secara umum feature ditulis dengan struktur berikut: JUDUL Judul feature Teras, intro atau paragraf pembuka feature Bridge atau jembatan merupakan penghubung antara lead dan isi tulisan Isi tulisan penutup tulisan TIPS MENULIS JUDUL FEATURE Judul feature lebih bebas atau fleksibel dibanding judul berita lempang (straightnews) Judul tetap mewakili isi feature Usahakan membuat judul yang menggugah/atraktif BENTUK-BENTUK JUDUL FEATURE 1. Pernyataan Pokok Tulisan, contoh: SOSOK PEMIMPIN IDEAL MENURUT LITERATUR JAWA KUNO Tamasya Sejarah Bersama Hatta MADU SUMBAWA JADI IKON NASIONAL 2. Pertanyaan, contoh: Mengapa Undur Undur Berjalan Mundur? Bagaimana Mendidik Calon Pemimpin? Pancasila, Masih Kah Sakti? 3. Menghubungkan tokoh dengan sesuatu hal, contoh: YUSUF KALLA DAN SEGENGGAM PERMEN PAK BEYE DAN TUKANG CUKUR NYA: 4. Mengutip kata-kata atau pendapat, contoh: Andra Asmasubrata: Saya Masih Seorang Perempuan 5. Menganalogikan dengan sesuatu yang dikenal publik, contoh: DONALD PANDIANGAN, ROBINHOOD DARI SIANTAR JILL SAWARD, ELVI SUKAESIH DI PANGGUNG JAZZ CHERRY, MARSINAH DARI ANTARA 6. Memberi julukan, contoh: • BEPE, SI KEPALA EMAS • RYAN, SANG JAGAL DARI JOMBANG • SI BIMA SERIKAT PEKERJA BERNAMA MASRUN 7. Plesetan (lagu, judul film, singkatan, peribahasa), contoh: Naik, Naik, ke Puncak Harga Datanglah Paus, Kau Kutikam Kisruh PSSI, KLB = Kita Lanjutkan Bertikai? Putih Dahulu, Bahagia Kemudian 8. Memakai istilah yang menggugah, contoh: • Ngaben: Reformasi dalam Sebuah Prosesi • “Curhat” di Alam Maya 9. Bolak balik kata, contoh: Kemiskinan untuk Sepakbola, Sepakbola untuk Kemiskinan 10. Menyebut perubahan drastis dalam perjalanan hidup, contoh: SUBANDI, DARI KONDEKTUR MENJADI DIREKTUR 11. Menyebut prestasi, contoh: SUTINI, MENYULAP SAMPAH JADI BERKAH 12. Menarik generalisasi, contoh: POTRET BURAM PEMBURU MADU HUTAN 13. Menyebut Profesi unik, contoh: MARDI, 40 TAHUN JADI PENGUKIR KENARI 14. Mengaitkan sang tokoh dengan karyanya, contoh: • ISKANDAR ALISYAHBANA, BAPAK SATELIT PALAPA • PULUHAN MIKRO HIDRO KARYA SUTISNA 15. Menyebut sebuah momen unik/dramatis yang dialami sang tokoh, contoh: WIWIK PUN MEMANDIKAN MURID SETIAP PAGI 16. Menyebut pengalaman unik, contoh: YUDI DATAU NYARIS JADI KAMERAMEN FILM PORNO 17. Menyebut benda/tempat yang special, contoh: GITAR PUSAKA DEWA BUJANA KESETIAAN GHEA PANGGABEAN PADA JUMPUTAN 18. Menyebut Fakta kontradiktif, contoh: Haram di Luar, Pahlawan di Desa Yang Tenggelam setelah Air Surut 19. Menggunakan kata yang berarti cerita, contoh: Hikayat Bom Hidrogen Kisah Sebuah Pintu Air dan lain-lain LEAD/TERAS Lead (alinea pertama) feature berbeda dengan lead berita. Kalau lead berita merupakan bagian fakta yang paling penting, sedangkan lead feature harus menampilkan fakta yan paling menarik Berita menampilkan tentang fakta yang cepat basi, sehingga harus secepatnya disampaikan kepada khalayak. Maka dalam penulisan berita selalu diupayakan agar bisa menyajikan informasi secara lengkap (memuat jawaban 5 W + 1 H) di dalam lead (alinea pertama). Sedangkan tulisan feature digunakan untuk menyajikan fakta yang tidak cepat basi atau masih tetap aktual meski terlambat disampaikan. Maka penulisan feature tidak perlu dilakukan terburuburu sehingga bagian buru, sehingga bagian penting dari tulisan pun tidak perlu ditempatkan di alinea pertama. Namun, tujuan penulisan lead feature adalah untuk menggugah emosi khalayak agar tertarik membaca seluruh isi tulisan. BERBAGAI MACAM BENTUK LEAD Musman dan Mulyadi (2017:251) mengikuti arahan Abrar (2005) dalam menjelaskan berbagai bentuk lead, sebagai berikut: 1. Lead ringkasan berupa ringkasan inti sari cerita. contoh: Berawal dari coba-coba, Ahmad akhirnya menjadi pengusaha sukses dengan ratusan karyawan. 2. Lead bercerita pembukaan feature seperti yang biasa dipakai dalam menuliskan cerpen, menciptakan suasana seolah pembaca ikut menjadi bagian dari cerita. contoh: Air mengalir sangat deras menerjang basement kantor UOB, ketika Abdul berusaha berenang keluar dari gedung, sementara hujan deras seperti ditumpahkan dari langit. 3. Lead deskriptif menciptakan gambaran dalam pemikiran pembaca tentang obyek yang diceritakan contoh: Penampilannya sama sekali tidak mengesankan bahwa ia seorang professor. Bercelana blue jeans dan berkaos oblong, tanpa kacamata dan bertubuh atletis, ia berbaur dengan mahasiswanya. Bagi yang belum mengenalnya, sulit membedakan mana mahasiswa dan mana profesor pembimbing mereka. 4. Lead kutipan mengandalkan kutipan sebagai daya tarik uraian feature dengan cara mengutip ucapan tokoh yang ada dalam feature, mengutip ucapan tokohtokoh terkenal, mengutip peribahasa atau pepatah atau bahkan menggunakan kutipan dari kitab suci. Contoh: Setinggi-tingginya bangau terbang kembalinya ke sarang jua. Peribahasa itu cocok untuk menggambarkan suratan hidup Suyanto, 47 tahun. 5. Lead pertanyaan menggunakan pertanyaan sebagai pembuka feature untuk menantang pengetahuan atau rasa ingin tahu pembaca. Contoh: Adakah satu cara untuk menjatuhkan Jokowi? 6. Lead penggoda lead yang dituliskan untuk memancing minat pembaca dengan cara bergurau. Contoh: Ia memiliki 200 kaki, seribu jari, seratus hidung dan 50 terompet……sebuah barisan drumband 7. Lead sapaan pembukaan feature dengan menggunakaan kata-kata sapaan, mirip dengan lead pertanyaan namun lebih akrab. Contoh: Anda suka pedas? Dalam blog https://romeltea.com/teknik-menulis-feature-contoh-leadfeature/ disebutkan beberapa bentuk lead yang lain, misalnya: 8. Lead Tiruan Bunyi (Stakato Lead) lead yang menggunakan tiruan bunyi suatu benda. Contoh: “Dor, dor, dor!” Bunyi tembakan itu memecah keheningan malam dan mengagetkan pemuda Yono (28 tahun), yang malam itu tengah berjalan menuju rumahnya. Ia pun segera menuju ke arah datangnya bunyi tembakan itu. 9. Lead Dialog/Percakapan pembuka feature dengan sebuah percakapan dari peristiwa yang dituliskan. Contoh: “Betulkah Saudara mencuri sapi?” “Tidak Pak Hakim. Saya hanya menarik tali. Eh, tahu-tahu ada anak sapi di ujungnya.” Begitulah dialog hakim dan tersangka kemarin siang di PN Cibinong. dan lain-lain TIPS MENULIS BRIDGE Paragraf kedua harus dimulai dengan uraian yang "tersambung" dengan paragraf pertama (lead). Setiap paragraf harus tersambung baik dengan paragraf sebelumnya. Perhatikan contoh-contoh berikut ini. Ada kata kunci yang menjadi bridge atau penghubung gagasan dalam masing-masing paragraf Lead: Entin (42) menarik napas panjang. Hatinya tersentak dan tersayat karena tak bisa berbuat apa-apa. Penjual pecel di pelataran Monas ini baru saja menyaksikan “mata galak” memangsa korbannya. Bridge: Hampir tiap Minggu pagi, kata Entin, mata telanjangnya melihat kawanan mata galak alias copet beraksi. Banyak sudah yang menjadi korban. Jumlah copet itu juga banyak. “Sekitar tujuh orang,” tutur perempuan berambut pendek ini. Lead: “Emang gue cewek apaan?” kata seorang perempuan ber-rok mini di kawasan Blok M. Dari mulutnya kemudian keluar sumpah serapah ketika Gogon menawarkan kondom kepadanya. Si perempuan muda itu pun pergi sambil terus bersungut sungut. Bridge: Syahrul Syah yang akrab dipanggil Gogon adalah salah satu aktivis yang gencar memberikan penyuluhan AIDS, terutama kepada pekerja seks dan anak jalanan. MENULIS ISI ATAU TUBUH FEATURE Berdasarkan Sopian dalam buku Public Relations Writing: Konsep, Teori, Praktik (2016:72) ada beberapa cara menuliskan isi feature dari segi pengorganisasiannya, yaitu: A. deduktif: penguraian yang menyempit dari hal yang umum dilanjutkan ke hal yang khusus/spesifik B. induktif: penguraian yang meluas, dari hal yang khusus ke hal yang umum C. topikal: penjelasan disusun menurut cakupan pembahasannya D. spasial: uraian mengacu pada urutan lokasi, ruangan, atau tempat. E. logis: uraian mengacu pada susunan sebab akibat atau sebaliknya. F. kronologis: penjelasan disusun menurut urutan kejadian atau rencana PENUTUP FEATURE Romli dalam Sopyan (2016:73) menyebutkan beberapa bentuk penutup feature yaitu: a) Penutup ringkasan Berupa kesimpulan cerita atau fakta yang diuraikan dengan merujuk kepada lead. Misal feature tentang Musik dan kaum remaja bisa diakhiri dengan: Para peneliti menemukan remaja-remaja itu kelihatan bahagia,rileks dan bergairah saat menikmati musik, karena musik bagi mereka adalah suatu pengalaman sensasional yang mampu menggugah emosi dan kognitif. Apalagi kalau lirik lagu itu dapat mewakili isi hati mereka. b) Penutup penyengat Penutup yang dapat membuat pembaca merasa kaget, karena kesimpulan yang tak terduga. Misalnya, menulis feature tentang bandit yang berhasil ditangkap setelah melawan. Kisah sudah panjang dan seru, pujian untuk petugas sudah datang, dan bandit itu pun sudah menghuni sel. Tapi, ending feature adalah: Esok harinya, bandit itu telah kabur kembali. c) Penutup pertanyaan Mengajukan pertanyaan atas suatu persoalan tanpa menyebutkan jawabannya. Pertanyaan diajukan untuk menjadi renungan bersama. Juga dipakai untuk ajakan melakukan tindakan. Misalnya: kisah tentang semakin banyaknya kasus positive Covid-19, di bagian akhir tulisan: “Nah bagaimana, masih mau menatap terbitnya matahari esok hari kan? Yuk, kita bangun kesadaran untuk berperilaku sesuai harapan. Kompromis dan toleran pada keadaan. Buang jauh sikap “semau gue” yang tak cuma merugikan diri sendiri, tapi juga orang lain. Ingat, melawan Covid-19 butuh kebersamaan. Kalau bukan kita yang melawan, siapa lagi?” d) Penutup klimaks Biasanya dipakai dalam feature yang penyampaian faktanya secara kronologis, yaitu mengemukakan akhir cerita. Misalnya: kisah tentang awal meletusnya sebuah kerusuhan, di bagian akhir ditulis: “Maka, keesokan harinya, rapat umum pun digelar. Segera, setelah rapat umum itu bubar, masa menjadi beringas dan tak terkendali.” FEATURE DALAM RANAH KEHUMASAN •Feature merupakan suatu klasifikasi berita-berita yang sifatnya lebih ringan untuk dibaca, bersifat menghibur, namun tetap memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak internal perusahaan atau korporasi dan publiknya. Feature lebih berupa penyampaian informasi yang perlu diketahui masyarakat, bukan promosi karena pada surat kabar, majalah, radio dan televisi sudah ada ruangan untuk promosi, yaitu iklan ataupun advertorial. •Pembuatan feature dapat dilakukan oleh seorang PRO atau Staff Humas untuk kepentingan pembuatan konten publikasi khusus untuk perusahaan, seperti buletin atau majalah internal, laporan pemegang saham dan media komunikasi lainnya yang berkaitan dengan internal dan eksternal perusahaan (Kusumaningtyas, 2018). Feature yang dibuat oleh PRO atau Staff Humas bisa diarahkan pada: a. Perkembangan lembaga atau korporasi yang ringan dan menginspirasi dituliskan dalam jenis feature profil. b. Mengangkat tentang sosok yang inspiratif (misalnya kisah unik karyawan perusahaan, hobi pimpinan, kisah prestasi anggota masyarakat sekitar pabrik) dituliskan dalam jenis feature biografi. c. Tulisan mengenai program Corporate Social Responsibility sebuah korporasi juga bisa dituliskan dalam jenis feature profil. d. Contoh lain misalnya seorang staff Humas museum membuat feature bisa dengan membuat feature mengenai sejarah, koleksi museum tersebut Selain itu staff Humas dapat menulis feature dengan topik-topik lain sesuai dengan target pembacanya. Sebuah sumber menyebutkan bahwa badanbadan dunia seperti UNICEF, WEP, WHO, dan UNDP lebih banyak menyampaiakan informasinya kepada media massa lewat tulisan feature. TIPS MENULIS FEATURE BAGI STAFF HUMAS 1. Pilih angle berita yang ingin dibuat, tentukan alur berpikirnya. 2. Memuat elemen 5W+1H (walaupun tidak lengkap) 3. Menyederhanakan istilah-istilah dalam perusahaan atau korporasi dengan bahasa yang mudah dipahami publik. 4. Sebut nama organisasi, perusahaan atau korporasi yang hendak diunggulkan. 5. Gunakan pilihan bahasa yang memberikan tone positif, misalnya ”melakukan pencapaian”, ”peduli dengan masyarakat” ”semarakkan” , ”mendukung”, ”menyukseskan” dan lain sebagainya. CONTOH FEATURE YANG DIMUAT DALAM BULLETIN INTERNAL PERUSAHAAN HTTPS://WWW.PERTAMINA.COM/MEDIA/FILE/JULI-2018-WEBSITE-R1.PDF https://ww w.pertamin a.com/id/ newsroom/csrnews/hari-anaknasionalanakindonesiaanakgeniusgesitempatiberaniunggulsehat- CONTOH FEATURE DALAM BIDANG TRANSPORTASI https://cohive.space/blogs/transportasi-alternatif-di-masa-newnormal/ https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/10/070200915/begin i-teknis-dan-aturan-resmi-berkendara-selama-new-normal?page=all REFERENSI Kusumaningtyas, Ayu. (2018). Penulisan kehumasan. Power point tidak dipublikasikan dalam workshop kepenulisan kehumasan bagi dosen Prodi Bahasa Inggris Sekolah Vokasi UGM di Hotel Alana. Mangiang Masmimar. (nd). Feature. Electronic document Musman, Asti dan Nadi Mulyadi. (2017). Jurnalisme dasar: panduan praktis para jurnalis. Yogyakarta: Komunika Prayudi. (2007). Penulisan naskah public relations. Yogyakarta: Penerbit Andi Sopian. (2016). Public relations writing: konsep, teori, praktik. Jakarta: Grasindo https://cohive.space/blogs/transportasi-alternatif-di-masa-new-normal/ www.komunikasipraktis.com https://www.pertamina.com/Media/File/Juli-2018-Website-R1.pdf https://www.pertamina.com/id/news-room/csr-news/-hari-anak-nasional-anak-indonesia-anak-genius-gesitempati-berani-unggul-sehathttps://otomotif.kompas.com/read/2020/06/10/070200915/begini-teknis-dan-aturan-resmi-berkendaraselama-new-normal?page=all https://romeltea.com/teknik-menulis-feature-contoh-lead-feature/