KONSTRUKSI BAGIAN BELAKANG (KONSTRUKSI BURITAN KAPAL) A. LINGGI BURITAN KONSTRUKSI LINGGI BURITAN ADALAH BAGIAN KONSTRUKSI KAPAL YANG MERUPAKAN KELANJUTAN LUNAS KAPAL. BAGIAN LINGGI INI HARUS DIPERBESAR ATAU DIBERI BOSS PADA BAGIAN YANG DITEMBUS OLEH POROS BALING-BALING, TERUTAMA PADA KAPAL-KAPAL YANG BERBALING-BALING TUNGGAL ATAU BERBALING-BALING TIGA. PADA UMUMNYA LINGGI BURITAN DIBENTUK DARI BATANG PEJAL, PELAT, DAN BAJA TEMPA ATAU BAJA TUANG. KAPAL-KAPAL BIASANYA MEMPUNYAI KONSTRUKSI LINGGI BURITAN YANG TERBUAT DARI PELAT-PELAT DAN PROFIL-PROFIL YANG DIIKAT DENGAN LAS, SEDANGKAN UNTUK KAPAL BESAR BERBALINGBALING TUNGGAL ATAU BER BALING-BALING TIGA MEMPUNYAI KONSTRUKSI LINGGI BURITAN YANG DIBUAT DARI BAHAN BAJA TUANG YANG DILAS. DENGAN PEMAKAIAN BAJA TUANG, DIHARAPKAN KONSTRUKSI LINGGI BURITAN DAPAT DIBAGI MENJADI DUA ATAU TIGA BAGIAN BAJA TUANG YANG AKAN DILAS DI GALANGAN. HAL TERSEBUT JUGA UNTUK MENDAPATKAN BENTUK LINGGI YANG CUKUP BAIK PADA KAPAL YANG MENGGUNAKAN JENIS KEMUDI MELETAK TANPA BALANSIR, LINGGI BURITAN TERDIRI ATAS DUA BAGIAN. BAGIAN TERSEBUT IALAH LINGGI KEMUDI DAN LINGGI BALING-BALING. LINGGI KEMUDI JUGA DAPAT DIBUAT DARI BAJA TUANG DENGAN DIBERI PENEGAR-PENEGAR MELINTANG DARI PELAT. HAL INI DIPERLUKAN UNTUK MENDAPATKAN KEKUATAN YANG CUKUP, AKIBAT TEKANAN MELINTANG KEMUDI PADA SAAT DIPUTAR KE KIRI ATAU KE KANAN. 1. LINGGI BALING-BALING 2. CELANAN POROS 3. TELAPAK LINGGI 4. LINGGI KEMUDI 5. DAUN KEMUDI 6. PELAT PENEGAR 7. SEKAT BURITAN 8. WRANG 9. SELUBUNG POROS KEMUDI 10. PENA KEMUDI 11. BOS POROS BALING-BALING 12. BALING-BALING 13. TONGKAT KEMUDI Gambar 12.1 Konstruksi Bagian Belakang dengan Linggi Kemudi SEPERTI YANG DIPERLIHATKAN PADA GAMBAR 12.2 LINGGI BURITAN HARUS DIHUBUNGKAN KUAT-KUAT DENGAN BAGIAN KONSTRUKSI LAIN DIBELAKANG KAPAL. HAL INI DIPERLUKAN SEBAGAI PEREDAM GETARAN DIBELAKANG KAPAL YANG BERASAL DARI BALING-BALING ATAU KEMUDI DAN UNTUK MENAHAN GAYA-GAYA YANG TIMBUL OLEH GERAKAN KEMUDI ATAU BALING-BALING 1. LINGGI BALING-BALING 2. SAMBUNGAN LAS 3. LUBANG POROS BALING-BALING 4. LUBANG PENA KEMUDI 5. DAUN KEMUDI 6. TELAPAK LINGGI/SEPATU KEMUDI 7. PENA KEMUDI Gambar 12.2 Konstruksi Linggi Buritan Kapal Tanpa Linggi Kemudi 1. LINGGI BALING-BALING PEJAL UKURAN LINGGI BURITAN DITENTUKAN BERDASARKAN PERATURAN BKI. LINGGI BALING-BALING PEJAL BERBENTUK SEGI EMPAT DAN PEJAL DITENTUKAN MENURUT RUMUS: UNTUK L ≤ 120 M, HARGA l = 1,4 L + 90 (MM) DAN, b = 1,6 L + 15 (MM). UNTUK L > 120 M, HARGA l= L + 140 (MM) DAN, b = 0,8 L + 110 (MM). Gambar 12.3 Penampang Linggi Baling-baling 2. LINGGI BALING-BALING PELAT LINGGI BALING-BALING PELAT YANG DIRAKIT DARI PELAT BAJA DITENTUKAN MENURUT RUMUS: t (TEBAL) = 2,4 √ L (MM). b (LEBAR) = 36 √ L (MM). l (PANJANG) = 50 √ L (MM). DIMANA: L = PANJANG KAPAL(M). Gambar 12.4 penampang Linggi Pelat Baling-baling 3. SEPATU KEMUDI BAGIAN BAWAH LINGGI BURITAN YANG MENDATAR DISEBUT TELAPAK LINGGI SEPATU KEMUDI (SOLE PIECE). TELAPAK LINGGI INI BERFUNGSI SEBAGAI TUMPUAN DARI KEMUDI, DAN UKURANNYA DITENTUKAN TERSENDIRI OLEH BKI BERDASARKAN PERHITUNGAN KAPAL . MODULUS PENAMPANG SEPATU KEMUDI BURITAN TERHADAP SUMBU Z TIDAK BOLEH KURANG DARI: WZ = B1X K 80 WZ DAPAT DIKURANGI DENGAN 15%, JIKA DIPASANG LINGGI KEMUDI DIMANA: B1 = BESAR GAYA TUMPUAN (N). UNTUK KEMUDI DENGAN DUA TUMPUAN, BESAR GAYA TUMPUAN TANPA MEMPER TIMBANGKAN ELASTISITAS SEPATU KEMUDI B1 = CR/2. X = JARAK DARI PENAMPANG YANG DIHITUNG KE SUMBU POROS KEMUDI (M) DAN TIDAK BOLEH KURANG DARI l50 HARGA X MAKSIMUM = l50. k = FACTOR BAHAN Gambar 12.5 Penampang Sepatu Linggi MODULUS PENAMPANG TERHADAP SUMBU MENDATAR TIDAK BOLEH KURANG DARI: WY = WZ/2, JIKA TIDAK DIPASANG LINGGI KEMUDI ATAU POROS KEMUDI. WY= WZ/3, JIKA DIPASANG LINGGI KEMUDI ATAU POROS KEMUDI. UNTUK UKURAN LINGGI KEMUDI, BKI MENENTUKAN BERDASAR KAN PERHITUNGAN MODULUS PENAMPANG. MODULUS LINGGI KEMUDI TERHADAP SUMBU MEMANJANG KAPAL TIDAK BOLEH KURANG DARI: W = CR L 100 DIMANA : CR = BESAR GAYA YANG DIHASILKAN OLEH KEMUDI (N). L = PANJANG YANG TIDAK DITUMPU DARI LINGGI KEMUDI (M). B. SEKAT CERUK BURITAN SEPERTI TELAH DIJELASKAN PADA BAB SEBELUMNYA, SEKAT CERUK BURITAN DISAMPING UNTUK MEMBATASI CERUK BURITAN DENGAN RUANG MUAT ATAU KAMAR MESIN JUGA BERFUNGSI UNTUK PEGANGAN (TUMPUAN) UJUNG DEPAN TABUNG POROS BALING-BALING. SESUAI DENGAN KETENTUAN DARI BIRO KLASIFIKASI, PEMASANGAN SEKAT CERUK BURITAN PADA JARAK SEKURANG-KURANGNYA TIGA SAMPAI LIMA KALI JARAK GADING DIUKUR DARI UJUNG DEPAN BOS POROS BALING-BALING DAN HARUS DITERUSKAN SAMPAI KE GELADAK LAMBUNG TIMBUL ATAU SAMPAI PADA PLATFORM KEDAP AIR YANG TERLETAK DIATAS GARIS MUAT. SEPERTI HALNYA SEKAT-SEKAT LINTANG LAINNYA, SEKAT CERUK BURITAN TERDIRI ATAS BEBERAPA LAJUR PELAT DENGAN PENEGAR-PENEGAR TEGAK. KARENA SEKAT INI DIGUNAKAN UNTUK BATAS TANGKI, TEBAL PELAT SEKAT DAN UKURAN PENEGAR DITENTUKAN BERDASARKAN PERHITUNGAN TEBAL PELAT SEKAT UNTUK TANGKI DAN PENEGAR TANGKI. DEMIKIAN PULA PADA DAERAH SEKAT YANG DITEBUS OLEH TABUNG POROS BALING-BALING HARUS DILENGKAPI DENGAN PELAT YANG DIPERTEBAL. C. CERUK BURITAN CERUK BURITAN MERUPAKAN RUANGAN KAPAL YANG TERLETAK DIBELAKANG DAN DIBATASI OLEH SEKAT MELINTANG KEDAP AIR ATAU SEKAT BURITAN. RUANG- AN INI DAPAT DIMANFAATKAN UNTUK TANGKI BALAS AIR MAUPUN UNTUK TANGKI AIR TAWAR. BAGIAN BURITAN PADA UMUMNYA BERBENTUK CRUISER/ ELLIPS, BENTUK YANG MENYERUPAI BENTUK SENDOK DAN TRANSOM, YAITU BENTUK BURITAN DENGAN DINDING PALING BELAKANG RATA. KONSTRUKSI BURITAN (LIHAT GAMBAR 12.1) DIRENCANAKAN DENGAN MEMASANG GADING-GADING MELINTANG BALOK-BALOK GELADAK,WRANG, PENUMPU SAMPING, PENUMPU TENGAH, DAN PENGUAT-PENGUAT TAMBAHAN LAIN. ADA KAPAL YANG PENUMPU TENGAHNYA DIBUAT GANDA MEMBENTUK KOTAK PADA DAERAH GARIS TEGAK BURITAN, KARENA PADA BAGIAN I NI DILALUI POROS KEMUDI YANG AKAN DIHUBUNGKAN DENGAN MESIN KEMUDI DIATAS GELADAK. BENTUK KOTAK DAPAT JUGA DITERUSKAN KEATAS SAMPAI GELADAK , SEHINGGA MEMBENTUK SELUBUNG KOTAK (RUDDERTRUNK) YANG BERFUNGSI SEBAGAI PELINDUNG POROS KEMUDI. WRANG-WRANG BURITAN DIRENCANAKAN MEMPUNYAI TINGGI YANG SAMA SEPERTI WRANG ALAS DASAR GANDA, KECUALI WRANG-WRANG ALAS CERUK BURITAN DISEKITAR TABUNG POROS BALING-BALING. WRANG-WRANG ALAS INI DITINGGIKAN DAN HARUS DIBERI PENEGAR UNTUK MENCEGAH MELENTURNYA PELAT. TEBAL WRANG SESUAI DENGAN KETENTUAN BKI DIHITUNG BERDASARKAN RUMUS SEBAGAI BERIKUT: T = 0,035 L + 5,0 (MM), DIMANA: L = PANJANG KAPAL (M) GADING-GADING CERUK SEBAGAI KERANGKA TEGAK DIPASANG DENGAN JARAK TIDAK LEBIH DARI 600 MM DAN GADING TERSEBUT HARUS DITERUSKAN KEGELADAK DENGAN UKURAN YANG SAMA. SESUAI DENGAN KETENTUAN BKI, UKURAN GADING CERUK YANG BERDASARKAN ATAS PERHITUNGAN MODULUS PENAMPANG GADING – GADING CERUK ADALAH SEBAGAI BERIKUT: W = K 0,8 A L2 PS JIKA CERUK BURITAN DIPAKAI SEBAGAI TANGKI, MODULUS PENAMPANG GADING TIDAK BOLEH KURANG DARI: W2 = K 0,44 A L2 P2 DIMANA: A = JARAK GADING K = FACTOR BAHAN L = PANJANG TAK DITUMPU GADING-GADING TERMASUK PENGIKATAN UJUNG (M). DENGAN L MINIMUM =2,0 M. PS = BESAR BEBAN PADA SISI KAPAL (KN/M2). P2 = BESAR TEKANAN PADA TANGKI (KN/M2). UNTUK PELAT ALAS, YAITU PADA DAERAH 0,1 L DIDEPAN GARIS TEGAK BURITAN, TEBALNYA DIAMBIL SAMA DENGAN TEBAL UNTUK BAGIAN HALUAN. HAL INI BERLAKU PULA UNTUK KETEBALAN PELAT DI - DAERAH 0,1 L DIDEPAN GARIS TEGAK BURITAN. PADA DAERAH PENYANGGA POROS BALING-BALING DAN CELANA POROS, TEBAL PELAT KULIT DITENTUKAN SAMA DENGAN TEBAL PELAT KULIT UNTUK 0,4 L TENGAH KAPAL. PELAT KULIT YANG DISAMBUNG DENGAN LINGGI BURITAN HARUS DIPERKUAT DENGAN MENAMBAH TEBAL SEKURANG-KURANGNYA SAMA DENGAN TEBAL PELAT SISI DITENGAH KAPAL. ADAPUN PELAT KULIT DIDAERAH PERTEMUAN LINGGI KEMUDI DENGAN LINGGI BALING-BALING, HARUS MEMPU NYAI TEBAL YANG SAMA DENGAN TEBAL PELAT LINGGI KEMUDI ITU SENDIRI, TETAPI PELING SEDIKIT HARUS SETEBAL 1,25 KALI TEBAL PELAT SISI DIBAGIAN TENGAH KAPAL. UNTUK PENGUATAN PADA BAGIAN BURITAN KAPAL, DIPASANG BALOK-BALOK CERUK DAN SENTA SISI SEPERTI HALNYA PADA CERUK HALUAN. BALOK CERUK DIPASANG TIAP DUA JARAK GADING DENGAN JARAK TEGAK TIDAK MELEBIHI 2,6 M, BAIK ANTARA SESAMA BALOK CERUK MAUPUN KEGELADAK DAN KE SISI ATAS WRANG. PELAT SENTA HARUS DIBERI FLENS ATAU PELAT HADAP PADA PINGGIR BAGIAN DALAM, JIKA CERUK BURITAN DIGUNAKAN SEBAGAI TANGKI. KONSTRUKSI CERUK BURITAN DAPAT DILIHAT PADA GAMBAR 12.6 DAN GAMBAR 12.7 GAMBAR 12.6 KONSTRUKSI CERUK BURITAN BENTUK CRUISER GAMBAR 12.7 KONSTRUKSI CERUK BURITAN BENTUK TRANSOM