PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DISUSUN OLEH : IRMA RAHMAWATI, M.Pd. PROGRAM STUDI D3 FARMASI AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG Jalan Rancabolang No. 48, Kompleks Margahayu Raya Kota Bandung Telp : (022) 87303963 / Fax : (022) 7509431 email : info@akfarbumsil.ac.id / akfarbumsilbdg@gmail.com KATA PENGANTAR Pemahaman kajian ilmu eksakta tidak hanya dapat dilakukan melalui pembelajaran dalam kelas, studi pustaka, dan berdiskusi saja. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman suatu teori ilmiah adalah dengan melalui praktikum di laboratorium. Pada saat ini fungsi praktikum tidak hanya sebagai sarana pembuktian suatu teori saja, namun juga dapat digunakan sebagai wadah untuk mengembangkan softskill atau keterampilan mahasiswa untuk bekerja di laboratorium. Dalam jangka panjang, kegiatan ini akan memberikan manfaat dalam konsep berpikir dan skill mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Praktikum Kimia Organik ini menekankan pada peningkatan softskill atau keterampilan mahasiswa dalam konsep dan pengembangan prosedural identifikasi senyawa hidrokarbon, gugus fungsi, preparasi sampel, analisis protein, analisis karbohidrat, analisis lemak, analisis kandungan air, dan analisis bahan aditif yang terdapat dalam makanan. Mahasiswa dituntut memahami konsep pengidentifikasian sederhana dari produk yang dihasilkan. Akhirnya diucapkan selamat berpraktikum, hati-hatilah dalam menangani atau menggunakan setiap bahan kimia yang digunakan pada praktikum. Bacalah petunjuk praktikum dengan teliti dan carilah informasi pendukung mengenai berbagai hal terkait dengan setiap percobaan yang akan dilakukan. Bandung, Januari 2021 Irma Rahmawati, M.Pd. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii TATA TERTIB LABORATORIUM ................................................................ iii LAPORAN DAN PENILAIAN PRAKTIKUM ............................................... iv MODUL 1 ANALISIS ALKOHOL ................................................................... 1 MODUL 2 ANALISIS ALDEHIDA DAN KETON ......................................... 4 MODUL 3 ANALISIS ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER ..................... 7 MODUL 4 ANALISIS BENZENA DAN TURUNANNYA ............................. 11 MODUL 5 ANALISIS PROTEIN ..................................................................... 13 MODUL 6 ANALISIS KARBOHIDRAT ......................................................... 22 MODUL 7 ANALISIS LEMAK ........................................................................ 31 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34 PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | ii TATA TERTIB LABORATORIUM KIMIA 1. Mahasiswa tidak diperkenankan masuk ke dalam laboratorium tanpa seijin dosen yang bersangkutan 2. Alat-alat dan bahan kimia yang ada di dalam laboratorium tidak diperkenankan untuk diambil keluar tanpa seijin dosen. 3. Alat dan bahan kimia harus digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan. Dalam melakukan percobaan mahasiswa harus mengikuti petunjuk yang diberikan dalam prosedur percobaan dan tidak bekerja menurut kehendaknya sendiri. 4. Jika ada alat-alat yang rusak atau pecah, segera laporkan kepada dosen. 5. Jika terjadi kecelakaan sekecil apapun, seperti terkena pecahan kaca atau terbakar, segera laporkan kepada dosen. 6. Label bahan-bahan kimia yang hilang atau rusak harus segera diberitahukan kepada dosen sehingga dapat segera diganti dengan label yang baru. 7. Dilarang berlari di dalam ruangan laboratorium. 8. Pastikan pakaian yang digunakan di dalam laboratorium sesuai dengan kondisi laboratorium, misalkan alas kaki yang tidak licin. Jangan menggunakan alas kaki yang terbuka di dalam laboratorium. 9. Selalu gunakan pelindung mata jika berada di dalam laboratorium. 10. Gunakan pakaian pelindung (jas laboratorium) saat melakukan aktivitas di dalam laboratorium. 11. Berhati-hatilah saat membawa atau menggunakan bahan kimia yang berbahaya. 12. Dilarang membawa atau mengkonsumsi makanan dan minuman di dalam laboratorium. 13. Jika ada bahan kimia yang masuk ke dalam mulut dengan tidak sengaja, segera keluarkan kemudian diikuti dengan berkumur banyak air. 14. Jangan mencicipi sesuatu jika dosen tidak menyuruh untuk itu. 15. Segera cuci tangan atau area kulit yang terkena asam atau larutan basa dengan air sebanyak-banyaknya. 16. Buanglah sampah pada tempatnya, jangan pada bak cuci. 17. Sebelum meninggalkan laboratorium, meja praktikum harus berada dalam keadaan bersih dan kering. 18. Jika ada yang tidak dimengerti atau ragu-ragu dalam percobaan, segeralah bertanya kepada dosen. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | iii LAPORAN DAN PENILAIAN PRAKTIKUM 1. Laporan dibuat dengan format yang telah ditentukan, yaitu: a. Cover laporan b. Judul c. Tujuan d. Prinsip dasar e. Alat dan bahan f. Prosedur g. Hasil pengamatan h. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi i. Diskusi dan Pembahasan Bagian ini memuat interpretasi data yang diperoleh selama percobaan berlangsung. Pernyataan bahwa prosedur yang telah dilakukan adalah metoda yang benar atau tidak dapat dinyatakan pada bagian ini. Apabila tidak, berikan saran perbaikan. Bagian ini memuat diskusi kemungkinan kesalahan yang terjadi dan bagaimana kesalahan mempengaruhi hasil secara keseluruhan. Penjelasan terhadap setiap perubahan yang telah dicatat pada pengamatan, kesesuaian capaian percobaan dengan tujuan percobaan, dan bukti-bukti pendukung berupa reaksi-reaksi diberikan pada bagian ini. Kualitas sebuah laporan tidak tergantung pada jumlah lembar tulisan tetapi pada substansi dan kejelasan hal yang dibahas. j. Kesimpulan k. Daftar pustaka 2. Laporan harus diserahkan kepada laboran dan asisten laboratorium yang bertugas paling lambat satu minggu setelah praktikum. 3. Apabila mahasiswa tidak menyerahkan laporan dan jurnal, maka mahasiswa tidak diperkenankan untuk mengikuti praktikum selanjutnya. 4. Penilaian akhir ditentukan dengan hasil berikut : a. Laporan akhir praktikum 20% b. Jurnal praktikum 10% c. Pretest/Posttest 25% d. Ujian akhir/Responsi 45% PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | iv MODUL 1 IDENTIFIKASI SENYAWA ALKOHOL a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya alkohol dalam sampel. b. Prinsip Dasar Alkohol bisa dianggap sebagai analog organik dari air. Di dalam alkohol, gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon jenuh bukan pada atom hidrogen seperti pada air. Kehadiran gugus hidroksil menghasilkan sifat-sifat fisika dan kimia yang sangat berbeda dibandingkan pada hidrokarbon. Metode yang digunakan untuk menguji kandungan alkohol diantaranya: 1. Metode Ritter Alkohol primer, sekunder dan tersier memberikan reaksi yang berbedabeda terhadap zat-zat pengoksidasi. Salah satu jenis zat pengoksidasi yang umum adalah kalium dikromat (K2Cr2O7) dalam larutan asam sulfat encer atau larutan kalium permanganat (KMnO4) dalam asam asetat. Alkohol primer teroksidasi menjadi aldehida, yang kemudian teroksidasi menjadi asam. Alkohol sekunder teroksidasi menjadi keton yang tidak mengalami oksidasi lanjutan. Alkohol tersier tidak teroksidasi oleh natrium dikromat dalam asam klorida encer. 2. Metode Lucas Gugus hidroksil dari alkohol bisa digantikan oleh gugus lain seperti halogen. Laju dari reaksi seperti ini tergantung dari struktur gugus alkilnya. Penggantian gugus hidroksil oleh gugus kloro bisa dilakukan dengan beberapa jenis pereaksi. Salah satu contohnya adalah reagen Lucas yang terdiri dari ZnCl2 dan HCl. Pada alkohol tersier, reaksi terjadi secara cepat pada suhu kamar. Alkohol sekunder bereaksi dalam 5-10 menit. Alkohol primer akan bereaksi setelah berjam-jam pada suhu kamar. Karena alkil klorida tidak terlarut dalam reagen Lucas, maka kekeruhan di larutan menandakan reaksi telah terjadi. Waktu yang dibutuhkan untuk memulai reaksi mengindikasikan jenis struktur dalam alkohol. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 1 3. Metode Iodoform Reaksi oksidasi alkohol R-CHOH-CH3 menjadi R-CO-CH3, iodinasi dan pemutusan gugus CI3- menghasilkan endapan iodoform kuning terang. c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Alat/Bahan Tabung reaksi Pipet tetes Pembakar spirtus Gelas kimia 250 mL Etanol Metanol Isopropil alkohol Isopropanol Larutan KMnO4 0,1 M Larutan K2Cr2O7 0,1M Larutan asam sulfat 0,1 M Larutan asam asetat 0,1 M Larutan I2 – KI (10 g Kristal iodine + 20 g KI + 80 mL air) Larutan NaOH 3M Reagen Lucas (5,45 g ZnCl2 + 3,53 mL HCl pekat) Sumbat karet Jumlah 6 6 1 1 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL Secukupnya Secukupnya 10 mL 10 mL Secukupnya 10 mL 5 mL 4 d. Prosedur Praktikum 1. Metode Ritter Penambahan KMnO4 a) Masukkan masing-masing 5 tetes sampel kedalam tabung reaksi. b) Tambahkan 3 mL larutan CH3COOH 0,1M ke dalam tabung reaksi. c) Masukkan tetes per tetes larutan KMnO4 0,1M, kocok larutan. d) Amatilah perubahan warnanya. e) Panaskanlah tabung reaksi di dalam penangas air. Penambahan K2Cr2O7 a) Masukkan masing-masing 5 tetes sampel kedalam tabung reaksi. b) Tambahkan 3 mL larutan H2SO4 0,1M ke dalam tabung reaksi. c) Masukkan tetes per tetes larutan K2Cr2O7 0,1M, kocok larutan. d) Amatilah perubahan warnanya. e) Panaskanlah tabung reaksi di dalam penangas air. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 2 2. Metode Lucas a) Masukkan masing-masing 1 mL sampel kedalam tabung reaksi. b) Tambahkan 3 mL reagen Lucas (ZnCl2 – HCl) c) Sumbat tabung reaksi dan kocok perlahan. d) Diamkan tabung reaksi beberapa saat, apabila dalam 10 menit belum terjadi perubahan panaskan tabung reaksi dalam penangas air. 3. Metode Iodoform a) Larutkan 3 tetes sampel dengan 1mL aquades. b) Tambahkan 2 mL larutan NaOH 3M ke dalam tabung reaksi. c) Tambahkan tetes demi tetes larutan I2-KI hingga terbentuk endapan kuning CHI3 atau munculnya warna coklat setelah pencampuran selama sedikitnya 2 menit. d) Biarkan tabung reaksi tersebut selama 5 menit, amati perubahan yang terjadi. e) Jika endapan belum muncul dalam waktu 5 menit, panaskan larutan dalam penangas air hingga suhu 600C. f) Namun, jika warna endapan coklat berubah, tambahkan kembali larutan iodin sampai warnanya stabil selama 2 menit. g) Tambahkan NaOH dan encerkan dengan 5 mL air, dan biarkan selama 5 menit. e. Hasil Pengamatan No Pereaksi Pengamatan Sebelum Setelah f. Pertanyaan post lab Tuliskan reaksi yang terjadi apabila etanol direaksikan dengan: 1. Metode Lucas 2. Metode Ritter 3. Metode Iodoform PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 3 MODUL 2 IDENTIFIKASI SENYAWA ALDEHIDA DAN KETON a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya senyawa aldehida dan keton dalam sampel. b. Prinsip Dasar Identifikasi senyawa aldehida dan keton ini menggunakan metode : 1. Metode Fenilhidrazin Metode ini berprinsipkan pada reaksi antara 2,4- dinitrofenihildrazin bereaksi dengan aldehida dan keton membentuk endapan berwarna 2,4dinitrofenilhidrazon. 2. Metode Tollens Metode ini menggunakan prinsip peaksi oksidasi aldehid menjadi asam karboksilat, dan reduksi larutan alkalis perak ammonium hidroksida menjadi logam perak. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi. 3. Metode Schiff’s Fuchsin Pereaksi schiff merupakan larutan dari fuchsin asam di dalam air yang telah didekolorisasi oleh gas SO2. Pada perlakuan uji schiff, dimana warna pada larutan schiff berwarna merah kemudian direaksikan dengan formalin dalam larutan menghasilkan warna ungu. Perubahan warna tersebut menunjukkan adanya senyawa aldehid pada larutan. 4. Metode Fehling A dan B Pereaksi Fehling merupakan campuran dari larutan Fehling A dan Fehling B dengan jumlah yang sama. Larutan Fehling A terdiri atas larutan CuSO4, sedangkan larutan Fehling B terdiri atas larutan NaOH dan larutan kalium-natrium tartrat. Pereaksi Fehling merupakan ion kompleks Cu2+ dalam suasana basa, dan dalam persamaan reaksi cukup ditulis CuO. Aldehid dapat bereaksi dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan Cu2O yang berwarna merah bata. c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 Alat/Bahan Tabung reaksi Pipet tetes Pembakar spirtus Gelas kimia 250 mL Kaki Tiga Benzaldehid/Formaldehid Aseton Sikloheksanon Jumlah 6 6 1 1 1 10 mL 10 mL 10 mL PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 4 No 9 10 11 12 13 14 15 16 Alat/Bahan 2,4-dinitrofenilhidrazin Larutan AgNO3 5% Larutan NaOH 10% Larutan Ammonia 2% Pereaksi Fuchsin (0,5 g fuchsin + 500mL air + 9 g NaHSO3 + 20 ml HNO3 2M) Aquades Larutan fehling A Larutan fehling B Jumlah 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL Secukupnya 5 mL 5 mL d. Prosedur Praktikum 1. Metode Fenilhidrazin a) Tambahkan 1 mL larutan 2,4-dinitrofenilhidrazin kedalam tabung reaksi yang berisi 3 tetes sampel. b) Amati perubahan yang terjadi, test positif akan memberikan endapan berwarna kuning hingga merah. c) Jika dalam 15 menit belum terbentuk endapan, maka panaskan tabung reaksi perlahan selama 5 menit. d) Dinginkan tabung reaksi pada suhu kamar dan amatilah kembali. 2. Metode Tollens a) Perak Nitrat (AgNO3) 5% sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi b) Pada tabung reaksi ditambahkan 1 tetes Natrium Hidroksida (NaOH) 10%. c) Pada tabung reaksi ditambahkan Amonium Hidroksida (NH4OH) 2% setetes demi setetes sebanyak 10 ml sambil diaduk hingga endapan perak dioksida larut d) Tambahkan sampel sebanyak 3 tetes, kocok perlahan, biarkan selama 10 menit. e) Jika tidak terbentuk endapan kaca perak, maka tabung dipanaskan 40˚C selama 5 menit diatas penangas air lalu diamati. 3. Metode Schiff’s Fuchsin a) Masukkanlah 3 tetes sampel kedalam tabung reaksi yang berisi 4 mL air, kocok tabung. b) Tambahkanlah 1 mL pereaksi Fuchsin kemudian amatilah warna yang terbentuk. c) Uji positif terlihat jika warna yang dihasilkan adalah ungu. 4. Metode Fehling A dan B a) Masukkan sampel sebanyak 2 mL kedalam tabung reaksi. b) Tambahkan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml larutan Fehling B ke dalam tabung. Kocok campuran hingga homogen. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 5 c) Siapkan penangas air, kemudian panaskan campuran dalam tabung menggunakan penangas air. Amati kembali yang terjadi. e. Hasil Pengamatan No Pereaksi Pengamatan Sebelum Setelah f. Pertanyaan pra lab 1. Jelaskan perbedaan mendasar antara aldehid dan keton! 2. Jelaskan prinsip uji Tollens dengan menuliskan reaksi kimianya! 3. Apa fungsi pereaksi fehling pada uji fehling? g. Pertanyaan post lab 1. Mengapa senyawa keton sukar dioksidasi? 2. Tuliskan reaksi yang terjadi apabila aldehid direaksikan dengan: - Metode Fenilhidrazin - Metode Tollens - Metode Schiff’s Fuchsin - Metode Fehling A dan B 3. Gugus fungsi manakah yang memberikan reaksi positif dengan pereaksi Tollens? 4. Identifikasi aldehida dan keton termasuk ke dalam jenis reaksi apa? Jelaskan jawaban tersebut! 5. Suatu senyawa mempunyai rumus molekul C5H10O. Pengujian dengan pereaksi Tollens menghasilkan endapan perak, sedangkan dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata. Tentukan struktur dan gambarkan rumus rantai dari senyawa tersebut! PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 6 MODUL 3 IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya senyawa asam karboksilat dan ester dalam sampel. b. Prinsip Dasar Asam karboksilat mempunyai gugus fungsi R–COOH), yang merupakan produk oksidasi aldehida, sama seperti aldehida yang merupakan produk oksidasi alkohol primer. Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol dan fenol menghasilkan ester, membentuk air sebagai produk lainnya. Ester juga tidak berwarna dan merupakan cairan atsiri, yang sering memiliki bau yang enak. Banyaknya ester secara alami terdapat dalam bunga dan buah. Isoamil asetat dalam apel ketika masak dan memberikan cita rasa dan bau buah ini. Benzil asetat, ester yang terbentuk dari asam asetat dan benzil alkohol ialah komponen utama dari binyak melati dan digunakan dalam pembuatan parfum. (David Oxtoby, 2004). Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah: 1. Reaksi Pembentukan Garam Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi adalah: HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O 2. Reaksi Esterifikasi Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah: RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O 3. Reaksi Oksidasi Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat dan CrO3 panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat. 4. Pembentukan Asam Karboksilat Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi oksidasi, dan reaksi Grignat. Ester asam karboksilat dengan massa molekul relatif rendah umumnya tidak berwarna, berwujud cair, mudah menguap, dan memiliki bau yang sedap. Ester dengan massa molekul rendah berwujud cair, sukar menguap, dan umumnya memiliki rasa buah. Ester tersebut sering ditemukan dalam buah – PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 7 buahan atau bunga. Ester banyak digunakan sebagai esens buatan yang berbau buah – buahan : misalnya etil asetat (esens pisang), amil asetat (esens nanas), oktil asetat (esens jeruk orange), etil butirat (esens stroberi), dan lainnya. c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Alat/Bahan Tabung reaksi Pipet tetes Pembakar spirtus Gelas kimia 250 mL Kaki Tiga dan Kassa asbes Kaca Arloji Cawan Penguap Asam Salisilat CH3COOH Glasial H2SO4 pekat Iso-Amil Alkohol Metanol Sumbat kapas Na – Bikarbonat 5% Etanol 95% Asam dikarboksilat Asam monokarboksilat FeSO4 5% KOH 5% NaOH 5% NaOH 6N Hidroksilamin hidroklorida 0,5 N dalam etanol 95% HCl 1 N FeCl3 5% KMnO4 0,1 M AgNO3 0,1 M Ba(OH)2 0,1 M Jumlah 2 2 1 1 1 1 1 0,1 gram 2 mL Secukupnya 3 mL 3 mL Secukupnya 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL d. Prosedur Praktikum 1. Reaksi dengan Na-Bikarbonat a) Pada tabung reaksi disiapkan 5 tetes Na-Bikarbonat 5% b) Tambahkan 1 tetes sampel asam karboksilat murni c) Amati gas yang terbentuk 2. Pembuatan Ester Pisang a) Pada tabung reaksi disiapkan 2 mL asam asetat glasial. b) Ditambahkan 3 mL iso-amil alkohol. c) Ditambahkan 15-20 tetes H2SO4. d) Kemudian larutan dipanaskan dalam penangas air. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 8 e) Hasil positif jika tercium bau aroma pisang. 3. Pembuatan Ester Wintergreen a) Pada tabung reaksi disiapkan 0.1 gram asam salisilat. b) Ditambahkan 3 mL metanol. c) Ditambahkan 15-20 tetes H2SO4. d) Kemudian larutan dipanaskan dalam penangas air. e) Hasil positif jika tercium bau aroma mint. 4. Uji Asam Monokarboksilat dan Dikarboksilat a) Masukkan asam monokarboksilat dan dikarboksilat ke dalam dua tabung reaksi yang berbeda. b) Tambahkan 3-5 tetes FeSO4 5%, amati yang terjadi. c) Tambahkan KOH 5%, catat hasil pengamatan. 5. Uji Pengendapan dengan FeCl3 a) Masukkan 5 mg asam benzoate kedalam tabung reaksi b) Larutkan dengan NaOH encer. c) Tambahkan HCl pekat sedikit demi sedikit hingga pH netral. d) Tambahkan 5 tetes FeCl3 dan amati perubahan yang terjadi. 6. Uji KMnO4 a) Masukkan 0,1 g/ 1mL asam asetat, benzoat dan salisilat masingmasing kedalam tabung reaski. b) Tambahkan 2 tetes larutan KMnO4 dan diamati perubahan yang terjadi. 7. Uji AgNO3 dan Basa a) Masukkan asam asetat dan asam oksalat kedalam masing-masing tabung reaksi sebanyak 1 mL. b) Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 dan diamati perubahan yang terjadi. c) Selanjutnya dipanaskan dan diamati peubahan yang terjadi. d) Lakukan prosedur yang sama dengan penambahan Ba(OH)2. 8. Tes Asam Hidroksiamat a) Masukkan 1 tetes ester ke dalam tabung reaksi. b) Campurkan dengan 1 mL hidroksilamin hidroklorida dalam etanol c) Tambahkan 0,1 mL NaOH 6N, kemudian panaskan hingga mendidih. d) Dinginkan dan tambahkan 2 mL HCl 1 N. e) Tambahkan 2 mL etanol jika larutan keruh. f) Amati warna yang dihasilkan. e. Hasil Pengamatan No Pereaksi Pengamatan Sebelum Setelah PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 9 No Pereaksi Pengamatan Sebelum Setelah f. Pertanyaan post lab 1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada pembentukan kedua ester di atas, lalu sebutkan nama ester yang terbentuk! 2. Apa fungsi asam sulfat pada percobaan ini? 3. Mengapa pemanasan pada prosedur pembuatan ester dilakukan dengan menggunakan penangas air? 4. Reaksi esterifikasi juga terjadi pada pembentukan minyak dan lemak. Keduanya sukar larut dalam air tetapi larut dalam beberapa pelarut organik. Carilah reaksi pembentukan salah satu minyak atau lemak, tentukan rumus molekul dan rumus strukturnya! PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 10 MODUL 4 IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM BENZENA DAN TURUNANNYA a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya senyawa benzene dan turunannya dalam sampel. b. Prinsip Dasar Benzena, juga dikenal dengan rumus kimia C6H6, PhH, dan benzol, adalah senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena terdiri dari 6 atom karbon yang membentuk cincin, dengan 1 atom hidrogen berikatan pada setiap 1 atom karbon. Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap. Beberapa turunan benzene yang digunakan dalam bidang kefarmasian diantaranya fenol, asam benzoat, aspirin dan parasetamol. Stuktur Benzena c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Alat/Bahan Tabung reaksi Pipet tetes Pembakar spirtus Gelas kimia 250 mL Kaki Tiga dan Kassa asbes Fenol Larutan FeCl3 3% Asam benzoate Asam salisilat Asam asetil salisilat Parasetamol KMnO4 0,1 M Formaldehida H2SO4 pekat Jumlah 2 2 1 1 1 Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 11 d. Prosedur Praktikum 1. Metode Kompleks Besi a) Masukkan 1 mL sampel ke dalam masing-masing tabung reaksi. b) Tambahkan tetes pertetes larutan FeCl3 3% kedalam tabung reaksi. c) Kocok tabung reaksi dan amati perubahan yang terjadi. 2. Uji Oksidasi a) Masukkan 1 mL sampel ke dalam masing-masing tabung reaksi. b) Tambahkan tetes pertetes larutan KMnO4 0,1M kedalam tabung reaksi. c) Kocok tabung reaksi, panaskan dalam penangas air dan amati perubahan yang terjadi. 3. Reaksi Marquis a) Masukkan 1 mL sampel ke dalam masing-masing tabung reaksi. b) Tambahkan pereaksi marquis, yaitu 1 tetes Formaldehid dan 9 tetes H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi. c) Amati perubahan yang terjadi. e. Hasil Pengamatan No Pereaksi Pengamatan Sebelum Setelah f. Pertanyaan post lab 1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada metode kompleks besi, oksidasi KMnO4, dan reaksi marquis pada masing-masing sampel! 2. Apakah sampel mengalami perubahan warna yang berbeda pada metode kompleks besi? Jelaskan mengapa! 3. Mengapa pada metode oksidasi dibutuhkan pemanasan? 4. Mengapa pada reaksi marquis H2SO4 harus diteteskan perlahan melalui dinding tabung? PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 12 MODUL 5 ANALISIS PROTEIN 1. IDENTIFIKASI PROTEIN DENGAN UJI MILLON a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membuktikan adanya protein yang mempunyai gugus hidroksi penil dalam sampel. b. Prinsip Dasar Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan protein yang mengandung asam amino dengan rantai samping gugus fenolik, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Tetapi khusus untuk proteosa dan pepton secara langsung akan menghasilkan larutan berwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika larutan protein yang dianalisis ada dalam sussana basa, maka terlebih dahulu harus dinetralisasi dengan asam, karena dalam basa ion merkuri dalam pereaksi akan mengendap sebagai Hg(OH)2. Pada penetralan ini digunakan asam selain HCl, karena ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor (Cl.). Radikal klor dapat merusak kompleks berwarna. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil yang positif. c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Alat/Bahan Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet volume Pipet tetes Beaker glass Kaki Tiga Kasa Pembakar spirtus Albumin Gelatin Casein Reagent Millons Putih telur Kuning telur Susu Pasta daging Tepung Gula Jumlah 3 1 1 1 3 3 3 3 Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 13 d. Prosedur Praktikum 1. Pembuatan Reagent Millons : Larutkan 10 gram mercuri (merkuri sulfat) ke dalam 20 mL asam nitrat pekat. Apabila telah melarut semua dan uap cokelat tidak kelihatan lagi, maka encerkan dengan 60 mL air. Kemudian disimpan. 2. Siapkan 3 tabung reaksi masing-masing diisi dengan bahan albumin, gelatin dan casein sebanyak 2 mL. 3. Masing-masing tabung tambahkan dengan reagent millon sebanyak 4 tetes, maka akan terjadi endapan. 4. Kemudian panaskan dalam penangas air yang mendidih. 5. Ulangi percobaan sekali lagi 6. Amatilah perubahan yang terjadi. e. Hasil Pengamatan Sampel Pengamatan Setelah ditetesi Setelah dipanaskan Albumin Gelatin Casein Putih telur Kuning telur Susu Pasta daging Tepung Gula f. Pertanyaan pra lab 1. Apa yang dimaksud dengan uji millons? 2. Bagaimana membuat reagen millons? g. Pertanyaan post lab 1. Bagaimana hasil positif yang ditunjukan sampel setelah direaksikan dengan pereaksi millons? 2. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi antara sampel dengan pereaksi millons? PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 14 2. IDENTIFIKASI PROTEIN DENGAN UJI BIURET a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya protein dalam suatu sampel. b. Prinsip Dasar Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi. Ikatan peptida tersebut yang akan bereaksi dengan reagen biuret menghasilkan perubahan warna. Reaksi positif uji biuret ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan antara Cu+2 dari reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air. Semakin panjang ikatan peptida (banyak asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna ungu, semakin pendek ikatan peptida (sedikit asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna merah muda. c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Alat/Bahan Tabung reaksi Gelas kimia Pipet tetes Putih telur Kuning telur Susu Pasta daging Tepung Gula NaOH 10 % CuSO4 0,1 % Albumin Gelatin Casein Jumlah 6 2 2 Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya 2 mL Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya d. Prosedur Praktikum 1. Masukkan bahan yang akan diuji dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL. 2. Masukkan 2 mL NaOH 10% dalam tabung yang sama. 3. Tetesi larutan diatas dengan 1-10 tetes CuSO4 0,1% dengan menggunakan pipet. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 15 4. Amati perubahan warna yang terbentuk. e. Hasil Pengamatan Sampel Pengamatan Penambahan NaOH Penambahan CuSO4 Putih telur Kuning telur Susu Pasta daging Tepung Gula Albumin Gelatin Casein f. Pertanyaan pra lab 1. Apa yang dimaksud pereaksi biuret? 2. Apa saja komponen pereaksi biuret? 3. Apa itu ikatan peptida? g. Pertanyaan post lab 1. Tuliskan reaksi yang terjadi antara sampel yang positif dengan pereaksi biuret? 2. Bahan apa saja yang positif mengandung ikatan peptida? Jelaskan ! 3. IDENTIFIKASI PROTEIN DENGAN UJI XANTOPROTEIN a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya gugus benzena (cincin fenil) dalam suatu protein. b. Prinsip Dasar Uji Xantoprotein adalah uji untuk menentukan apakah suatu protein mengandung gugus benzena (cincin fenil). 20 jenis asam amino esensial dalam organisme kehidupan yang mengandung gugus benzena ada tiga yaitu fenilalanin, triptofan dan tirosin. Maka uji xantoprotein ini hanya positif jika asam amino tirosin, triptofan dan fenil alanin ditambahkan asam nitrat pekat terbentuk endapan putih dan berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga. c. Alat dan Bahan No Alat/Bahan 1 Tabung reaksi 2 Rak tabung reaksi Jumlah 1 1 PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 16 No 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Alat/Bahan Jumlah 1 1 1 1 1 Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya 1 mL Secukupnya Pipet tetes Kaki Tiga Kasa Pembakar spirtus Penjepit tabung reaksi Albumin Sistein Fenilalanin Glisin Tirosin Triptofan Gelatin Casein HNO3 pekat NaOH 2 M d. Prosedur Praktikum 1. 2. 3. 4. Isi tabung reaksi dengan zat yang akan diuji Tambahkan 1 mL HNO3 pekat, perhatikan adanya endapan putih Panaskan selama 1 menit dan amati terbentuknya warna kuning Dinginkan lalu tambahkan NaOH 2 M tetes demi tetes melalui dinding tabung. 5. Perhatikan warnanya terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga e. Hasil Pengamatan Sampel Penambahan HNO3 Pengamatan Pemanasan Penambahan NaOH Albumin Sistein Fenilalanin Glisin Tirosin Triptofan Gelatin Casein f. Pertanyaan pra lab 1. 2. Apa komponen pereaksi Xantroprotein? Mengapa dilakukan uji xantroprotein? g. Pertanyaan post lab 1. Apa yang terjadi setelah albumin ditambah dengan asam nitrat sebelum dan sesudah dipanaskan ? 2. Adakah pengaruh pemanasan dalam percobaan ini? Jelaskan ! 3. Apa fungsi NaOH dalam percobaan ? PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 17 4. IDENTIFIKASI PROTEIN DENGAN UJI HOPKINS-COLE a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya asam amino triptofan dalam suatu protein. b. Prinsip Dasar Reagen Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat (HOOC-CHO). Jika reagen ini ditambahkan ke dalam larutan senyawa yang mengandung cincin indol dan ditambah larutan asam sulfat pekat, maka akan terbentuk cincin ungu pada interfase kedua cairan tersebut. Karena triptofan merupakan satu-satunya asam amino yang mengandung cincin indol, maka uji ini dipakai untuk identifikasi asam amino triptofan dan protein yang mengandung asam amino triptofan. Cincin ungu yang tampak pada bidang batas antara kedua cairan adalah hasil kondensasi ttiptofan dengan gugus aldehida dari asam glioksilat dalam suasana asam pekat. a. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Alat/Bahan Tabung reaksi Pipet tetes Gelas kimia 25 mL Gelas ukur 5 mL Reagen Hopkins-Cole Larutan asam sulfat albumin Sistein Fenilalanin Glisin Tirosin Triptofan Jumlah 6 2 1 1 Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya b. Prosedur Praktikum 1. Masukkan sampel sebanyak 2 mL pada masing-masing tabung reaksi. 2. Tambahkan dengan 2 mL reagen Hopkins-Cole. 3. Tambahkan larutan asam sulfat pekat melalui sisi tabung sampai kira-kira 5 mL dan bila perlu putar perlahan-lahan. 4. Amatilah warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan. c. Hasil Pengamatan Pereaksi Pengamatan + (Reagen Hopskin-Cole) HOOC-CHO + H2SO4 Albumin Sistein PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 18 Pereaksi Pengamatan + (Reagen Hopskin-Cole) HOOC-CHO + H2SO4 Fenilalanin Glisin Tirosin Triptofan d. Pertanyaan pra lab 1. Apa komponen dari reagen Hopkins-Cole? 2. Apa tujuan dari uji protein dengan pereaksi Hopkins-Cole? e. Pertanyaan post lab 1. Bagaimana hasil reaksi antara protein yang positif mengandung cincin indol dengan pereaksi Hopkins-Cole? 2. Apa fungsi dari penggunaan asam sulfat pekat? 5. UJI DENATURASI PROTEIN a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi sifat fisik dan kimia protein yang mudah terdenaturasi. b. Prinsip Dasar Denaturasi protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang memutuskan molekul protein. Akibat dari suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat-sifat biologis suatu protein. Salah satu penyebab denaturasi protein adalah perubahan temperatur, dan juga perubahan pH. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan denaturasi adalah detergent, radiasi zat pengoksidasi atau pereduksi, dan perubahan jenis pelarut. Denaturasi dapat bersifat reversibel, jika suatu protein hanya dikenai kondisi denaturasi yang lembut seperti perubahan pH. Jika protein dikembangkan kelingkungan alamnya, hal ini untuk memperoleh kembali struktur lebih tingginya yang alamiah dalam suatu proses yang disebut denaturasi. b. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 Alat/Bahan Tabung reaksi Pipet tetes Pembakar Spirtus Penjepit tabung Indikator Universal Albumin Jumlah 6 2 1 1 Secukupnya PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 19 No 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Alat/Bahan Sistein Fenilalanin Glisin Tirosin Triptofan AgNO3 0,1 M HgCl2 0,1 M (NH4)2SO4 0,1 M Etanol 96% H2SO4 pekat NaOH 2 M Jumlah Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya c. Prosedur Praktikum Kegiatan 1 1. Masukkan sampel sebanyak 2 mL pada masing-masing tabung reaksi. 2. Panaskan tabung reaksi diatas pembakar spirtus. 3. Amatilah perubahan yang terjadi. Kegiatan 2 1. Masukkan sampel sebanyak 2 mL pada masing-masing tabung reaksi. 2. Tambahkan larutan AgNO3 0,1 M tetes pertetes, amati perubahan yang terjadi. 3. Siapkan kembali tabung reaksi yang telah diisi sampel sebanyak 2 mL. 4. Tambahkan larutan HgCl2 0,1 M tetes pertetes, amati perubahan yang terjadi. Kegiatan 3 1. Masukkan sampel sebanyak 2 mL pada masing-masing tabung reaksi. 2. Tambahkan etanol 96% sebanyak 1 mL. 3. Amati perubahan yang terjadi. Kegiatan 4 1. Masukkan sampel sebanyak 2 mL pada masing-masing tabung reaksi. 2. Celupkan indikator universal untuk mengetahui pH sampel. 3. Tambahkan H2SO4 pekat beberapa tetes, perlahan-lahan melalui dinding tabung reaksi. 4. Amati perubahan yang terjadi dan cek pH larutan dengan menggunakan indikator universal.. 5. Ulangi langkah diatas dengan mengganti H2SO4 pekat dengan NaOH 2M. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 20 d. Hasil Pengamatan Pereaksi Pengamatan Sebelum e. Pertanyaan pra lab 1. Apa yang dimaksud dengan denaturasi? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat terdenaturasi? Sesudah menyebabkan protein f. Pertanyaan post lab 1. Jelaskanlah mengapa penambahan suhu dan pH dapat menyebabkan denaturasi protein? 2. Jelaskanlah mengapa penambahan alkohol, asam kuat dan basa kuat dapat menyebabkan denaturasi protein? PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 21 MODUL 6 ANALISIS KARBOHIDRAT 1. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DENGAN UJI MOLISCH a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membuktikan adanya karbohidrat dalam bahan pangan secara umum. b. Prinsip Dasar Prinsip dari uji Molisch ini adalah berdasarkan kepada reaksi karbohidrat dengan H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksimetil furfural dengan α-naftol akan membentuk senyawa kompleks berupa cincin ungu. c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Alat/Bahan Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet tetes Penjepit tabung Pereaksi Molisch Larutan H2SO4 Glukosa 1% Fruktosa 1% Amillum/Pati 1% Maltose 1% Xylose 1% Laktose 1% Jumlah 3 1 2 3 secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya d. Prosedur Praktikum Pembuatan Reagen Molisch Pereaksi molisch dapat dibuat dengan melarutkan 12,5 gram alfa-naftol dalam alkohol 95% sampai volumenya tepat 250 mL. Pereaksi sebaiknya dibuat baru setiap kali digunakan. 1. Masukan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi 2. Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch. Campurlah dengan baik 3. Tambahkan 1 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi 4. Amati yang terjadi! e. Hasil Pengamatan Pengamatan Sampel Setelah ditetesi Setelah ditetesi H2SO4 Pereaksi Molisch Glukosa Fruktosa PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 22 Sampel Pengamatan Setelah ditetesi Setelah ditetesi H2SO4 Pereaksi Molisch Amillum Maltose Xylose Laktose f. Pertanyaan pra lab 1. Apa yang dimaksud dengan karbohidrat? 2. Bagaimana membuat reagen molisch? g. Pertanyaan post lab 1. Bagaimana hasil positif yang ditunjukan sampel setelah direaksikan dengan pereaksi molisch? 2. Tuliskan hasil reaksi yang terjadi antara sampel dengan pereaksi molisch? 3. Apa fungsi penambahan asam sulfat? 2. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT SEDERHANA (MONOSAKARIDA) DENGAN UJI BENEDICT a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membuktikan adanya kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. b. Prinsip Dasar Uji Benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict (Zulfikar, A. 2010). PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 23 c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Alat/Bahan Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet tetes Penjepit tabung Kasa Kaki tiga Pembakar spirtus Gelas Kimia Reagen Benedict Glukosa Fruktosa Sukrosa Jambu Biji Wortel Gula Merah Sirup Jumlah 7 1 1 7 1 1 1 1 secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya d. Prosedur Praktikum 1. Siapkan 6 tabung reaksi, yang masing-masing tabung reaksi diisi dengan sampel sebanyak 1 mL. 2. Tambahkan reagent benedict pada masing-masing tabung sebanyak 2 mL. 3. Amati perubahan yang terjadi. 4. Panaskan tabung reaksi sampai mendidih selama 10 menit. 5. Percobaan diulangi sekali lagi. 6. Amati perubahan yang terjadi. e. Hasil pengamatan Sampel Pengamatan Setelah ditetesi Setelah panaskan Pereaksi Benedict Glukosa Fruktosa Sukrosa Jambu Biji Wortel Gula Merah Sirup f. Pertanyaan Pra Lab 1. Jelaskan secara singkat yang dimaksud dengan senyawa karbohidrat sederhana 2. Apa tujuan penggunaan pereaksi benedict pada karbohidrat? 3. Apa komponen dari pereaksi benedict ? PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 24 g. Pertanyaan Post lab 1. Apa yang terjadi jika sampel menunjukan hasil positif? 2. Bagaimana proses reaksi antara sampel dengan pereaksi benedict ? 3. Apa fungsi pemanasan setelah ditetesi benedict ? 3. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DENGAN UJI IODIUM/LUGOL a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membuktikan adanya kandungan karbohidrat golongan polisakarida dalam sampel. b. Prinsip Dasar Pati atau amilum dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasil pemecahan pati jika diuji dengan iodium akan memberikan warna biru, coklat, kuning sampai tidakberwarna. Reaksi antara amilose dengan iodine akan berwarna biru, sedangkan amilopektin dengan iodine akan berwarna merah violet. Reaksi glikogen maupun dextrin dengan iodine akan berwarna coklat. c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alat/Bahan Tabung Reaksi Rak tabung Pipet tetes Gelas ukur Amilum Aquades HCl 6 M NaOH 6 M Larutan Iodin/Lugol Jumlah 3 1 3 1 9 mL secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya d. Prosedur Praktikum 1. Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan beri label. 2. Tambahkan masing-masing 3 mL larutan amilum kedalam 3 tabung reaksi. 3. Tambahkan 2 tetes air kedalam tabung reaksi pertama, 2 tetes HCl pada tabung kedua dan 2 tetes NaOH pada tabung ketiga. 4. Kocok semua tabung, lalu tambahkan 1 tetes larutan Iodin/Lugol kedalam masing-masing tabung. 5. Ulangi percobaan sekali lagi 6. Amati perubahan yang terjadi. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 25 e. Hasil pengamatan Pereaksi Pengamatan Sebelum Setelah f. Pertanyaan Pra Lab 1. Apa yang dimaksud dengan karbohidrat polisakarida? 2. Sebutkan contoh karbohidrat polisakarida? 3. Sebutkan kandungan larutan iodin atau lugol? g. Pertanyaan Post lab 1. Apa yang terjadi jika sampel menunjukan hasil positif? 2. Bagaimana proses reaksi antara sampel dengan pereaksi iodin/lugol? 3. Apa fungsi penambahan air, NaOH dan HCl? 4. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DENGAN UJI FEHLING a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membuktikan adanya kandungan karbohidrat sederhana dalam sampel. b. Prinsip Dasar Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi terutama dalam suasan basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu2+ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksipereaksi tertentu. Perekasi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 26 c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Alat/Bahan Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet tetes Penjepit tabung Pereaksi Fehling A Pereaksi Fehling B Glukosa 1% Fruktosa 1% Amillum/Pati 1% Maltose 1% Xylose 1% Laktose 1% Jumlah 6 1 2 6 secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya d. Prosedur Praktikum 1. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, lalu masukkan 2 mL larutan fehling A dan 2 mL larutan fehling B ke dalam masing-masing tabung. 2. Tambahkan beberapa 1 mL larutan sampel. 3. Kemudian kocok perlahan-lahan, lalu masukkan tabung tersebut kedalam penangas air mendididh. 4. Amati dan catat perubahan yang terjadi. e. Hasil pengamatan Sampel Pengamatan Sebelum Setelah Glukosa Fruktosa Amillum Maltose Xylose Laktose f. Pertanyaan Pra Lab 1. Jelaskanlah komponen apa saja yang ada di dalam larutan Fehling A dan Fehling B? 2. Apa fungsi larutan Fehling dalam uji karbohidrat ini? g. Pertanyaan Post lab 1. Apa yang terjadi jika sampel menunjukan hasil positif? 2. Bagaimana proses reaksi antara sampel dengan pereaksi Fehling? 3. Apa fungsi pemanasan dalam percobaan ini? PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 27 5. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DENGAN UJI SELIWANOFF a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membedakan fruktosa dengan senyawa karbohidrat lainnya. b. Prinsip Dasar Reaksi Seliwanoff disebabkan perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi levulinat dan hidroksimetilfurfural selanjutnya kondensasi hidroksi metil dengan resorsinol akan menghasilkan senyawa sakrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa akan membentuk reaksi yang positif. Fruktosa yang direaksikan dengan pereaksi Seliwanoff yang terdiri dari resorsinol dan asam klorida akan membentuk senyawa baru berwarna merah. c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Alat/Bahan Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet tetes Penjepit tabung Pereaksi Seliwanoff Glukosa 1% Fruktosa 1% Amillum/Pati 1% Maltose 1% Xylose 1% Laktose 1% Jumlah 6 1 2 6 secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya d. Prosedur Praktikum Pembuatan pereaksi Seliwanoff Pereaksi seliwanoff dibuat dengan mencampurkan resorcinol 0,5% dengan 12 mL HCl pekat, kemudian encerkan dengan aquades sampai 35 mL 1. 2. 3. 4. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, lalu tambahkan 1 mL sampel kedalam masing-masing tabung. Tambahkan 3 mL pereaksi Seliwanoff kedalam masing-masing tabung reaksi. Kemudian kocok perlahan-lahan, lalu masukkan tabung tersebut kedalam penangas air mendididh selama 10 menit. Amati dan catat perubahan yang terjadi. Terjadinya perubahan warna merah dan endapan menunjukan reaksi positif untuk ketosa, bila endapan dilarutkan dalam alkohol terjadi larutan berwarna merah. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 28 e. Hasil pengamatan Sampel Pengamatan Sebelum Setelah Glukosa Fruktosa Amillum Maltose Xylose Laktose f. Pertanyaan Pra Lab 1. Jelaskanlah komponen apa saja yang ada di dalam pereaksi Seliwanoff? 2. Apa fungsi pereaksi Seliwanoff dalam uji karbohidrat? g. Pertanyaan Post lab 1. Apa yang terjadi jika sampel menunjukan hasil positif? 2. Bagaimana proses reaksi antara sampel dengan pereaksi Seliwanoff? 3. Apa fungsi pemanasan dalam percobaan ini? 6. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT DENGAN UJI BARFOED a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membedakan karbohidrat monosakarida dan disakarida dalam sampel. b. Prinsip Dasar Uji Barfoed dalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang mendasari uji Barfoed. Reaksi positif ditandai terbentuknya endapan merah bata CuO. Disakarida juga akan memberikan hasil positif bila di didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis. c. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 Alat/Bahan Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet tetes Penjepit tabung Pereaksi Barfoed Glukosa 1% Fruktosa 1% Amillum/Pati 1% Jumlah 6 1 2 6 secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 29 9 10 11 Maltose 1% Xylose 1% Laktose 1% secukupnya secukupnya secukupnya d. Prosedur Praktikum Pembuatan pereaksi Barfoed Pereaksi Barfoed dibuat dengan melarutkan 13,3 gran kristal natrium sitrat dan 100 gram natrium karbonat anhidrat didalam 800 mL air. Aduklah lalu saring. Kemudian, ke dalamnya tambahkan 17,3 gram tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 mL air. Buatlah volume total 1 liter dengan penambahan air. 1. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih, lalu tambahkan 1 mL sampel kedalam masing-masing tabung. 2. Tambahkan 1 mL pereaksi Barfoed kedalam masing-masing tabung reaksi. 3. Kemudian kocok perlahan-lahan, lalu masukkan tabung tersebut kedalam penangas air mendididh selama 10 menit. 4. Amati dan catat perubahan yang terjadi. e. Hasil pengamatan Sampel Pengamatan Sebelum Setelah Glukosa Fruktosa Amillum Maltose Xylose Laktose f. Pertanyaan Pra Lab 1. Jelaskanlah komponen apa saja yang ada di dalam pereaksi Barfoed? 2. Apa fungsi pereaksi Barfoed dalam uji karbohidrat? 3. Apa perbedaan karbohidrat monosakarida dan disakarida berdasarkan struktur kimianya? g. Pertanyaan Post lab 1. Apa yang terjadi jika sampel menunjukan hasil positif? 2. Bagaimana proses reaksi antara sampel dengan pereaksi Barfoed? 3. Mengapa karbohidrat disakarida memerlukan pemanasan yang lebih lama dalam percobaan ini? PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 30 MODUL 7 ANALISIS LEMAK a. Tujuan Praktikum Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat membuktikan adanya lemak dalam bahan pangan secara umum. b. Prinsip Dasar Lipid atau lemak merupakan 15% dari tubuh. Senyawa ini terutama terdiri atas hidrokarbon dan mempunyai afinitas yang kecil saja dengan air. Beraneka ragam molekul termasuk dalam kelompok lipid ini. Yang paling sederhana diantaranya adalah asam-asam lemak Sebagian besar asam lemak adalah senyawa dengan rantai lurus yang mengandung atom C dalam jumlah genap. Asam lemak seluruhnya dibentuk oleh hidrokarbon, kecuali gugus asam yang berkutub atau polar pada salah satu ujungnya. Oleh karena salah satu ujung molekulnya bersifat polar dan yang lain tidak, maka dikatakan bahwa asam lemak bersifat amfipatik. Lemak adalah golongan senyawa hidrofobik yang sangat penting untuk penyimpanan bahan pembakaran, untuk membentuk struktur membran pembawa vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, sebagai hormon dan sebagi pengemban oligisakarida. Sebagian besar sintesis asam-asam lemak berlangsung di sitoplasma sel-sel hati. Fungsi lemak dalam kehidupan sehari-hari sangat luas, termasuk produk sabun yang digunakan untuk membersihkan tubuh dari kotoran. Kegunaan sabun adalah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan dengan pembilasan. Sabun dapat dibuat dengan memanfaatkan reaksi saponifikasi antara lemak dan basa kuat. Saponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun, dimana trigliserida akan dihidrosis oleh basa NaOH membentuk gliserol dan sabun. Trigliserida dapat berupa ester asam lemak membentuk garam karboksilat. Prinsip saponifikasi adalah hidrolisis lemak berupa trigliserida oleh basa/alkali menghasilkan gliserol dan sabun (Clayden, 2012). Reaksinya sebagai berikut: PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 31 b. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Alat/Bahan Tabung reaksi Pengaduk Sikat tabung reaksi Penjepit tabung reaksi Gelas kimia 600 mL Botol semprot berisi aquadest Neraca Analisis Penangas Gelas ukur 10 mL Cetakan sabun Minyak goreng Etanol Kloroform Aquadest NaOH Asam stearat Gliserin Gula pasir Pewarna Pewangi Jumlah 3 buah 1 buah 1 Buah 1 buah 1 buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 buah 1 buah Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya c. Prosedur Praktikum a) Uji Kelarutan Lemak 1. Sediakan 3 buah tabung reaksi, kemudian isi tabung pertama dengan 5 mL air, tabung kedua dengan 5 mL alkohol dan tabung ketiga dengan 5 mL kloroform. 2. Masukkan 4 tetes minyak goreng ke dalam tiap-tiap tabung dan kocok tabung reaksi. 3. Amati apakah terjadi pemisahan atau tidak pada semua larutan yang diamati. b) Pembuatan Sabun Transparan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Buatlah larutan NaOH 1 N sebanyak 50 mL. Panaskan 50 mL minyak sampai suhu 60 oC. Masukkan larutan NaOH sebanyak 25 mL. Panaskan dengan suhu 70 oC sambil diaduk sampai proses saponifikasi sempurna (terbentuk larutan yang kental). Tambahkan 25 gram asam stearat yang sudah dilelehkan pada suhu 60oC. Tambahkan 40 mL etanol, 40 mL gliserin, dan 4 gram gula pasir sambil terus diaduk. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 32 7. Panaskan dan aduk terus dilakukan sampai seluruh campuran menjadi homogen. 8. Tambahkan pewarna dan pewangi dilakukan pada suhu 40oC. 9. Tuangkan campuran ke dalam cetakan dan diamkan selama 24 jam hingga sabun mengeras. 10. Keluarkan sabun yang sudah mengeras dari cetakan. d. Hasil Pengamatan Perlakuan Pengamatan Sebelum Sesudah e. Pertanyaan pra lab 1. Jelaskan tentang reaksi saponifikasi suatu lemak ! 2. Jelaskan perbedaan sabun kalium, sabun natrium dan detergen, baik secara struktur maupun sifatnya ! 3. Jelaskan prinsip dasar proses saponifikasi dan pengujian sifat sabun yang dihasilkan ! f. Pertanyaan post lab 1. Apa fungsi penambahan NaOH pada proses saponifikasi? Apakah larutan NaOH dapat digantikan dengan bahan lain, jika dapat, bahan apakah yang dapat menggantikan larutan NaOH? 2. Jelaskan fungsi NaCl dalam percobaan ini! 3. Jelaskan cara kerja sabun dan detergen sebagai pembersih kotoran / lemak! Mengapa detergen lebih efektif untuk membersihkan kotoran bila dibandingkan dengan sabun? 4. Jelaskan pengaruh kesadahan terhadap fungsi sabun dan detergen sebagai pembersih ! PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 33 DAFTAR PUSTAKA Fessenden, R.J and Fessenden, J. S. (1989). Kimia Organik jilid I. Erlangga: Jakarta. Fessenden, R.J and Fessenden, J. S. (1989). Kimia Organik jilid II. Erlangga: Jakarta. Girindra, A. (1986). Biokimia I. Gramedia, Jakarta. Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiologycal Chemistry). Edisi 17. EGC: Jakarta Hart, H. (1987). Kimia Organik. Alih bahasa: Sumanir Ahmadi, Erlangga, Jakarta. Lehninger, A. (1988). Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga, Jakarta Ophart, C. E. (2003). Virtual Chembook. Elmhurst college Ridwan, S. (1990). Kimia Organik edisi I. Binarupa Aksara: Jakarta Routh, J.I. (1969). Essential Of General Organic W.B.Sounders Company, Philadelphia. And Biochemistry, Winarno, F.G. (1997). Kimia Pangan Dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK | 34