Ringkasan Materi Pertemuan 1 : Overview of Financial Instruments Dosen: Kurnia Irwansyah Rais,S.E., M.Ak./Rallyati, M.Ak. Asdos : Rio Saumun Qodri, S.E. Dasar standar akuntansi yang digunakan : - PSAK 71 : Instrumen keuangan (efektif 1 Januari 2020), mengadopsi dari IFRS 9:Financial Instruments. PSAK 71 menggantikan ketentuan yang ada di PSAK 50,55, dan 60. - Ketentuan penunjangnya adalah IAS 39. Definisi : - Instrumen keuangan : segala kontrak yang memiliki hak (rights)/kewajiban (obligation) dari/ke entitas lain namun harus dalam bentuk keuangan (financial). - Instrumen keuangan dibagi menjadi 3 jenis yaitu : Aset keuangan - segala aset yang berbentuk pada : o Kas dan setara kas o Instrumen ekuitas pada perusahaan lain (nama lainnya investasi) o Hak kontraktual untuk mendapatkan kas dari entitas lain atau dapat ditukarkan dengan aset keuangan lain yang lebih menguntungkan bagi perusahaan. o Bentuk derivatif/non derivatif yang bentuk pertukarannya menggunakan basis uang (bukan barang). Contohnya forward antara IDR dengan USD Liabilitas keuangan – segala liabilitas yang berbentuk pada : o Liabilitas kontraktual untuk mengeluarkan kas ke entitas lain atau bentuk liabilitas lain yang dapat dipertukarkan namun dengan risiko merugikan bagi perusahaan o Bentuk derivatif/non derivatif yang bentuk pertukarannya menggunakan basis uang (bukan barang). Instrumen ekuitas : suatu kontrak yang menjadi basis dalam klaim hak atas aset bersih (nilai residu aset setelah dikurangi dengan seluruh liabilitas). Contoh : contoh instrumen keuangan dapat dilihat dalam soal asistensi pertemuan 1 Pengakuan awal (Initial recognition): - Pengakuan awal hanya dapat dilakukan jika lawan transaksi pihak sudah mencatat contra account yang ada. Misalnya dicatat hutang ketika pihak lawan transaksi sudah mencatat piutang dll. - Syarat pengakuan adalah ketika memenuhi 2 kondisi berikut : 1. Sudah adanya potensi yang tinggi (probable) atas mengalirnya sumber daya ekonomis (baik itu masuk/keluar) dari/ke entitas lain 2. Nilai dari sumber daya (cost) tersebut sudah dapat diukur dengan andal. - Kapan waktu pencatatannya? Ada 2 jenis tanggal, yaitu Settlement date dan Trade date, perbedaannya sebagai berikut : o Settlement date : tanggal ketika aset diserahkan oleh/dari suatu entitas o Trade date : tanggal ketika kontrak/komitmen sudah disepakati dalam melakukan transaksi. Normalnya pencatatan instrumen keuangan diakui ketika Trade date, namun dapat menggunakan settlement date ketika hal tersebut normal di industrinya (market), adanya aturan yang jelas menerangkan, dan harus konsisten. 1 Ringkasan Materi Pertemuan 1 : Overview of Financial Instruments Dosen: Kurnia Irwansyah Rais,S.E., M.Ak./Rallyati, M.Ak. Asdos : Rio Saumun Qodri, S.E. Pengukuran awal (Initial measurement) : - Dalam IFRS 9 dan IAS 39 tidak ada perbedaan dalam pengukuran awal. Untuk instrumen keuangan aset/liabilitas (kecuali yang masuk kategori FVTPL) maka pengukuran awalnya menggunakan basis : Fair Value + Transaction cost - Namun ketika instrumen keuangan aset/liabilitas tersebut masuk sebagai kategori FVTPL maka pengukurannya hanya menggunakan basis : Fair Value only - Fair value : nilai ketika aset tersebut dipertukarkan atau ketika liabilitas tersebut telah selesai (settled). Ada efek dari present value time of money (valuation technique). - Transaction cost : biaya tambahan yang muncul dari adanya transaksi aset/liabilitas keuangan. Contohnya biaya administrasi, potongan dimuka, deposit tanggungan, dsb. Klasifikasi dan Pengukuran Lanjutan atas Aset Keuangan berdasar IFRS 9/PSAK 71 : - Terdapat 3 jenis klasifikasi dalam PSAK 71, yaitu : 1. Amortised cost (AC) 2. Fair value to other comprehensive income (FVTOCI) 3. Fair value to profit or loss (FVTPL) Bagaimana membedakannya? Ikutin tahapan ini: 1. Apakah aset ini sifatnya investasi ekuitas (saham di perusahaan) atau tidak? (Ya FVTOCI atau FVTPL, jika Tidak FVTOCI, FVTPL, atau AC) 2. Jika asetnya investasi, maka lihat intensinya, jika untuk trading FVTPL, jika investasi tersebut untuk dicatat OCI nya (non trading) FVTOCI 3. Jika bukan aset investasi, maka ada kemungkinan itu atas instrumen keuangan lainnya, maka lakukan SPPI test. 4. Lakukan SPPI Test (Solely on Principal and Payment of Interest) : Apakah instrumen keuangan aset tersebut hanya bergantung pada nilai pokok dan pembayaran bunga saja? Tidak ada embel-embel tambahan lainnya. (Jika tidak lolos FVTPL, Jika lolos FVTPL, FVTOCI atau AC) 5. Jika lolos SPPI test, lakukan pengujian selanjutnya apakah bisnis model dalam pemegang aset tersebut intensinya hanya untuk mendapatkan kas di masa mendatang (collect contractual cashflow) nama lainnya Held to Collect/Held to Maturity (Ya AC , Tidak FVTOCI atau FVTPL) 6. Pengujian terakhir adalah untuk melihat apakah bisnis model memegang aset keuangannya sampai jatuh tempo atau bisa sewaktu-waktu dijual Both Selling (sebelumnya disebut Available for sale/AFS) and HTC (Ya FVTOCI, tidak FVTPL) Ringkasan pengklasifikasian : Jenis Klasifikasi Amortised cost (AC) Aset Instrumen Keuangan 1. Aset keuangan non investasi ekuitas yang berdasarkan bisnis modelnya hanya memiliki intensi untuk mendapatkan bunga dan pokoknya (memenuhi SPPI test) sampai jatuh tempo (HTC). 2 Ringkasan Materi Pertemuan 1 : Overview of Financial Instruments Dosen: Kurnia Irwansyah Rais,S.E., M.Ak./Rallyati, M.Ak. Asdos : Rio Saumun Qodri, S.E. Jenis Klasifikasi Fair value to OCI (FVTOCI) Aset Instrumen Keuangan 2. Aset keuangan investasi ekuitas yang intensinya bukan untuk trading namun dicatat nilai kenaikan investasinya dalam jangka panjang (ke OCI) 3. Aset keuangan non investasi ekuitas (memenuhi SPPI test) yang intensinya kombinasi antara HTC dan dapat dijual sewaktu-waktu. 4. Aset keuangan investasi ekuitas yang intensinya untuk trading. 5. Aset keuangan investasi ekuitas yang intensinya bukan untuk trading tapi tidak ada kepentingan untuk dipegang jangka panjang (bukan ke OCI) 6. Aset keuangan non investasi ekuitas yang tidak lolos atas tes SPPI 7. Aset keuangan non investasi ekuitas yang lolos tes SPPI namun tidak memenuhi kedua syarat untuk held to collect atau HTC/Sell Intensinya trading. Fair value to PL (FVTPL) Detilnya dapat dilihat dalam skema berikut : SPPI Test 4 5 6 7 3 1 2 3 Ringkasan Materi Pertemuan 1 : Overview of Financial Instruments Dosen: Kurnia Irwansyah Rais,S.E., M.Ak./Rallyati, M.Ak. Asdos : Rio Saumun Qodri, S.E. Reklasifikasi kategori atas aset keuangan : Pada dasarnya reklasifikasi itu dilarang di IFRS 9 namun dikecualikan apabila terdapat perubahan bisnis model dalam pengelolaan aset tersebut dan harus dalam waktu jangka panjang (umumnya > 5 tahun). Impairment model : IFRS 9 menggunakan ketentuan Expected Credit Loss (ECL) yang membedakan dengan ketentuan impairment sebelumnya. Pada intinya ECL itu adalah memperhitungkan risiko default secara lifetime condition yang mengacu pada banyak variabel, contohnya ekonomi makro suatu negara, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan lain sebagainya. Perhatikan skema diagram berikut : Klasifikasi dan Pengukuran Lanjutan atas Liabilitas Keuangan (Financial Liabilities) : - Setelah pengakuan awal, seluruh liabilitas keuangan diukur menggunakan amortised cost dengan menggunakan effective interest method. - Dikecualikan menggunakan amortised cost, maka liabilitas keuangan harus menggunakan metode FVTPL, atas liabilitas : 1. Liabilitas keuangan yang secara ketentuan memang disyaratkan untuk dicatat di FVTPL 2. Liabilitas keuangan yang muncul ketika adanya transfer aset keuangan yang tidak memenuhi kualifikan derecognition atau ketika kembali menggunakan pendekatan involvement. 3. Kontrak jaminan keuangan (financial guarantee contract) belum pasti akan terjadi. 4. Komitmen untuk memberikan pinjaman di bawah tingkat suku bunga pasar. 4 Ringkasan Materi Pertemuan 1 : Overview of Financial Instruments Dosen: Kurnia Irwansyah Rais,S.E., M.Ak./Rallyati, M.Ak. Asdos : Rio Saumun Qodri, S.E. - Untuk liabilitas keuangan metode yang ada hanya 2 yaitu Amortised cost (AC) dan fair value to profit or loss (FVTPL). Liabilitas keuangan yang masuk klasifikasi FVTPL ketika memenuhi salah satu kriteria berikut : Intensinya untuk trading, dan pada saat pengakuan awal memang didesain masuk ke FVTPL sesuai IFRS 9. - Ketika mencatat gain/loss dari liabilitas keuangan : Ketika dicatat sebagai AC, nilai gain/loss baru akan diakui ketika liabilitas keuangan tersebut habis/derecognized dan melalui proses amortisasi. Ketika dicatat sebagai FVTPL, nilai gain/loss akan langsung diakui dalam PL. Ketika liabilitas keuangan masuk sebagai FVTPL, efek dari liability’s credit risk harus dimasukkan dalam OCI. Penghapusan Aset Keuangan (Derecognition Financial Asset) : - Penghapusan (derecognition) adalah kondisi hilangnya aset maupun liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan entitas. - Ketentuan umum penghapusan instrumen aset menurut IAS 39 dapat dilakukan hanya ketika : 1. Ketika kontrak hak atas diterimanya arus kas dari aset keuangan telah berakhir masanya, atau 2. Ketika entitas mentrasfer aset keuangan tersebut yang sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan dalam IAS 39 melalui asset transfer test dan ketika proses transfernya sudah memenuhi persyaratan yang ada sesuai risks and rewards test dan control test. Penghapusan Liabilitas Keuangan (Derecognition Financial Liability) : - Liabilitas keuangan dapat dihapuskan ketika : 1. Sudah berakhirnya masa (extinguishment) atas liabilitas keuangan yang ada. 2. Dilakukannya pengakuan kembali atas liabilitas keuangan yang baru (FV + transaction cost). 3. Ketika muncul perbedaan antara liabilitas keuangan yang lama dengan yang baru (carrying amount extinguishment vs consideration paid), maka selisihnya tersebut dimasukkan dalam profit or loss (PL). Sumber Data : - Ikatan Akuntan Indonesia (2020). PSAK 71 Nelson Lam and Peter Lau (2008) : Intermediate Financial Reporting : An IFRS Perspective 2E, Chapter 15:Financial Instruments - Introduction 5