TUGAS KELOMPOK VI GEOLOGI TEKNIK Disusun oleh: Dewa Ayu Devitha Dewi (2005511101) Kadek Oktania Kusumadewi (2005511102) Dewa Ngakan Made Reno Chandrika Sidarta (2005511103) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2020/2021 Bab 3 GEOMORFOLOGI Geomorfologi merupakan studi mengenai bentang alam secara sistematik, yaitu mempelajari sejarah pembentukan bentang alam dengan memperhatikan unsur-unsur gaya asal dalam dan luar, serta sifat fisik batuan yang terjadi dalam ruang dan waktu. Geomorfologi menerapkan suatu metode yang terpadu, yang meliputi struktur, proses (konstruksi dan destruksi), dan waktu. Bentang alam merupakan salah satu informasi penting untuk teknik sipil dan turut serta menentukan kelayakan lahan bagi suatu rencana pembangunan (land suitability). Berikut ini skema dari penentuan kelayakan lahan. Analisis lahan, klasifikasi, dan evaluasi Analisis sosio-ekonomi, klasifikasi dan berdasarkan atas parameter fisik seperti: evaluasi berdasarkan atas: Iklim Tata guna lahan sekarang Relief Ukuran dan bentuk pemilikan Proses-proses Infrastruktur Litologi dan struktur Tenaga untuk pertanian Tanah Tingkat pengetahuan teknik Air Pencapaian ke pasar Vegetasi Intensitas modal Intensitas tenaga kerja Pada skema di atas, faktor lahan sangat penting khususnya mengenai relief dan proses-proses geometrik yang sedang terjadi. Perlu dibedakan antara kelayakan tanah sekarang dan yang potensial. Kelayakan sekarang adalah kelayakan pada kondisi sekarang dengan atau tanpa perbaikan kecil. Kelayakan potensial ialah jika tanah telah mendapat perbaikan yang besar. Sistem analisis lahan melalui bentang alam, klasifikasi, dan evaluasi perlu dilandasi tujuan yang jelas, seperti untuk survei tanah dan lahan, pertanian, pemukiman, industri, atau untuk lingkungan binaan pada umumnya. Berikut prinsip-prinsip yang perlu diterapkan mengingat sistem tersebut multiguna: 1. Sistem agar dapat digunakan bagi survei dari berbagai disiplin. 2. Sistem agar dapat digunakan bagi survei dengan tingkat detail yang bermacam-macam. 3. Sistem agar mempunyai kemampuan memisah satuan-satuan yang homogen yang cukup jelas. Pendekatan analisis geomorfologi sistem melalui pendekatan genetik, pendekatan bentuk alam/lanskap, dan pendekatan parametrik. Berikut ini tabel mengenai kelas morfologi: Landasan Klasifikasi 1. Genetik Kelas-kelas Morfologi 1. Dataran Dataran pantai Dataran danau 3. Bentang alam (lanskap) 4. Parametrik Dataran alluvial sungai Dataran banjir Kipas alluvial Dataran lava 2. Pegunungan Pegunungan gunung api Pegunungan lipatan Pegunung patahan Pegunungan complex Pegunungan plateau Datar Bergelombang Undak Plateau, butle, mesta, stack Hogback, cuesta Kerucut Karst Gawir (Scarp) Relief Ketinggian Sudut lereng Panjang lereng Kedalaman Luas Kerapatan sungai Sistem klasifikasi geomorfologi sangat bergantung kepada skala peta yang digunakan. Makin kecil skala peta, akan semakin umum sifat-sifat yang dapat diungkapkan, dan semakin besar skala peta, maka akan semakin detail sifat-sifat yang diungkapkan. Berikut ini tingkat-tingkat klasifikasi: Tingkat Provinsi Geomorfologi Satuan Geomorfologi Utama Satuan Geomorfologi Sifat-Sifat Utama Skala Peta Sangat umum. Genesa dan litologi sangat penting. Memperlihatkan bentuk bentang alam secara kasar dan satuan-satuan litologi ≤ 1 : 250.000 secara umum yang mempengaruhi evolusi geomorfologi. Agak umum. Relief, litologi, dan genesis merupakan kriteria klasifikasi utama. ≥ 1 : 250.000 Menunjukkan pola-pola genetik yang lebih jelas satu sama lain. Hal-hal yang umum sudah sangat berkurang. Detail sudah mulai tampak. Relief, litologi, ≥ 1 : 50.000 dan genesis merupakan kriteria klasifikasi Detail Geomorfologi utama. Cukup mampu memisahkan pola-pola genetik dengan jelas. Tidak ada hal-hal yang bersifat umum. Detail menjadi penting. Relief merupakan kriteria klasifikasi utama. Bentuk-bentuk bentang ≥ 1 : 50.000 alam, litologi, tanah, vegetasi, dan prosesproses yang dapat dikemukakan. Parameter bentang alam menyangkut keadaan relief, yaitu situasi topografi, morfologi atau keadaan detail lereng dan aspek lain relief. Erosi adalah proses penggerusan permukaan bumi oleh adanya gaya asal luar melalui media angin, air, atau kegiatan manusia, seperti penggalian tanah dan batuan. Erosi secara alami mempunyai ukuran, bentuk, dan pola. Hal ini akan mempresentasikan keadaan geologi di permukaan. Kemungkinan kejadian erosi pada tanah tertutup sangat tergantung kepada sudut lereng, sifat tanah, iklim, dan cuaca, dan tutupan lahan. Informasi mengenai batuan dan tanah diperlukan untuk berbagai kemungkinan keperluan, yaitu sebagai tanah pondasi berbagai bangunan dan sarana, tempat pembuangan limbah baik limbah padat maupun limbah cair, sebagai bahan dasar industri dan bahan bangunan, serta untuk tanah pertanian. Masing masing penggunaannya diperlukan syarat fisik maupun syarat mekanik. Indonesia sebagai nagara kepulauan yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia sangat memerlukan geomorfologi pantai. Berikut adalah beberapa morfologi pantai yang penting. 1. Klasifikasi Genetik Pantai: a. Pantai emergen : terjadi akibat daratan yang sebagian terangkat ketampakannya pada peta topografi. b. Pantai Submergen : terjadi akibat daratan mengalami penurunan ketampakan pada peta topografi. c. Pantai Netral : terjadi bukan karena pengaruh pengangkatan atau penurunan daratan, melainkan merupakan hasil dari pengendapan alluvial/sungai. d. Pantai Campuran : terjadi akibat proses pengangkatan dan penurunan. 2. Klasifikasi Pantai berdasarkan Material Pembentuk dari Laut dan Daratan: a. Primary Shoreline and Coast 1) Subgeral erosion : pantainya dibentuk oleh erosi dari darat. 2) Subgeral deposition pantainya dibentuk oleh pengendapan yang materialnya berasal dari daratan. 3) Structurally Shaped Coast : pantainya dibentuk oleh adanya sesar. b. Secondary Shoreline and Coast 1) Wave erosion Coast : pantai dipengaruhi oleh aksi gelombang. 2) Marine Deposition : pantai dibentuk oleh pengendapan dari laut. 3) Coast Built by Organism : pantai dibentuk oleh pengaruh dari organisme. Delta merupakan endapan atau sedimen yang dihasilkan oleh sungai yang masuk ke dalam tubuh air yang permanen, endapanini terkumpul pada muara sungai tersebut. Syarat-syarat terbentuknya delta: 1. 2. 3. 4. 5. Laut pada daerah muara sungai cukup tenang. Pantainya landai. Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan minimum. Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak. Tidak ada gangguan tektonik. Volume endapan delta dipengaruhi oleh kedalamn air, kecepatan penurunan atau penaikan muka air, kecepatan pemasukan sedimen, dan kekuatan gelombang atau arus yang akan menyebabkan sedimen yang terendapkan. Adapun klasifikasi delta, yaitu: 1) Arcuate delta (delta bentuk tameng): dihasilkan oleh sungai yang mempunyai kecepatan kecil. 2) Estuaria delta (delta bentuk corong): akibat air laut masuk ke dalam sungai, maka material yang terbawa sungai akan terendapkan. 3) Bird’s foot delta: pada jenis ini tenaga air laut kecil pengaruhnya, sedangkan pengaruh sungai besar. Secara fisiografi, delta terdiri atas beberapa bagian, yaitu: Distributaries Channel, Natural Leavees, Inter Distributaries Marsh, Pro Delta, dan Front Delta.