EVALUASI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SARANA PRODIS KEFARMASIAN DI JAWA TENGAH DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2019 DASAR HUKUM 1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 4. PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian 3. PP No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 5. PP No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik 6. Permenkes RI No. 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi Lanjutan ... 7. Permenkes RI No. 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional 9. Permenkes RI No. 30 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Permenkes RI No. 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi 8. Permenkes RI No. 34 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Permenkes RI No. 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi 10. Pergub Jateng No. 18 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan PTSP di Provinsi Jateng KEWENANGAN PEMDA PROVINSI (UU No. 23 Tahun 2014) NO 3. URUSAN DAERAH PROVINSI Sediaan Farmasi, a. Penerbitan pengakuan Alat Kesehatan, dan pedagang besar farmasi Makanan Minuman (PBF) cabang dan cabang penyalur alat kesehatan (PAK) . b. Penerbitan izin usaha kecil obat tradisional (UKOT). STRUKTUR ORGANISASI BIDANG SDK Seksi SDM Kesehatan Seksi Farmamin & Perbekes Seksi MIK Bidang SDK Dasar : Pergub Jateng No. 58 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah TUPOKSI BIDANG SDK Tugas : melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan bidang kefarmasian, makanan minuman dan perbekalan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan dan manajemen informasi kesehatan Fungsi : 1. penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan bidang kefarmasian, makanan minuman dan perbekalan kesehatan Fungsi : 2. penyiapan Fungsi : 3. penyiapan perumusan kebijakan, perumusan kebijakan, koordinasi dan koordinasi dan pelaksanaan pelaksanaan kebijakan, evaluasi kebijakan, evaluasi dan pelaporan bidang dan pelaporan bidang sumber daya manusia manajemen informasi kesehatan kesehatan TUPOKSI SEKSI FARMAMIN & PERBEKES Tugas : melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan bidang kefarmasian, makanan minuman dan perbekalan kesehatan 2. Menyiapkan bahan 3. Menyiapkan bahan 1. Menyiapkan bahan pengkoordinasian penyusunan standar perumusan kebijakan pelaksanaan kebijakan operasional teknis di bidang teknis di bidang kefarmasian, makanan kefarmasian, makanan kefarmasian, makanan minuman dan minuman dan minuman dan perbekalan kesehatan perbekalan kesehatan perbekalan kesehatan skala daerah Lanjutan .... Tugas : melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan bidang kefarmasian, makanan minuman dan perbekalan kesehatan 4. Menyiapkan bahan fasilitasi pelaksanaan layanan kefarmasian, makanan minuman dan perbekalan kesehatan skala daerah 5. Menyiapkan 6. Menyiapkan bahan bahan pelaksanaan rekomendasi bimbingan teknis teknis ijin kefarmasian, pedagang besar farmasi cabang makanan dan cabang minuman dan penyalur alat perbekalan kesehatan kesehatan skala (serta UKOT) daerah 7. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang kefarmasian, makanan minuman dan perbekalan kesehatan DATA SDM SEKSI FARMAMIN & PERBEKES Apoteker = 7 orang (1 Kasi & 1 TB) Keterangan : TB = Tugas Belajar TOTAL = 11 orang D-3 = 2 orang S-1 = 2 orang (S.Kep & SE) INDIKATOR RENSTRA SEKSI FARMAMIN & PERBEKES Persentase sarana produksi farmasi dan perbekes yang melakukan produksi sesuai ketentuan yang berlaku Keterangan : sarana produksi farmasi yang dimaksud adalah UKOT Lanjutan ... Persentase sarana distribusi farmasi dan perbekes yang melakukan distribusi sesuai ketentuan yang berlaku Keterangan : sarana distribusi farmasi yang dimaksud adalah PBF Cabang DEFINISI UKOT Dalam hal ini, Badan POM RI mengelompokkan UKOT menjadi 2 (dua) : a. UKOT-1 adalah UKOT yang membuat bentuk sediaan obat tradisional berupa kapsul dan atau / cairan obat dalam (COD). b. UKOT-2 adalah UKOT yang membuat bentuk sediaan obat tradisional selain kapsul dan atau / cairan obat dalam (COD). Usaha Kecil Obat Tradisional yang selanjutnya disebut UKOT adalah usaha yang membuat semua bentuk sediaan obat tradisional, kecuali bentuk sediaan tablet dan efervesen (Permenkes RI No. 006 Tahun 2012) Usaha Kecil Obat Tradisional yang selanjutnya disingkat UKOT adalah usaha yang membuat semua bentuk sediaan obat tradisional, kecuali bentuk sediaan tablet, efervesen, suppositoria dan kapsul lunak (Permenkes RI No. 26 Tahun 2018). NEW ! DEFINISI PBF CABANG PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. KRONOLOGI KEWENANGAN PERIZINAN UKOT & PBF CABANG Setiap UKOT dan PBF Cabang wajib memiliki izin dari instansi yang berwenang. Izin UKOT dan Pengakuan PBF Cabang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menyerahkan kewenangan pemberian izin UKOT dan Pengakuan PBF Cabang kepada Gubernur dan diaksanakan oleh Kepala DPMPTSP Provinsi berdasarkan rekomendasi teknis dari Dinas Kesehatan Provinsi PERUBAHAN NOMENKLATUR IZIN UKOT DULU (NON OSS) : IZIN UKOT SEKARANG (OSS) : SERTIFIKAT PRODUKSI UKOT PERUBAHAN NOMENKLATUR IZIN PBF CABANG DULU (NON OSS) : PENGAKUAN PBF CABANG SEKARANG (OSS) : SERTIFIKAT DISTRIBUSI CABANG PBF KEGIATAN PEMBINAAN & PENGAWASAN (BINWAS) PERTEMUAN PEMBEKALAN / PELATIHAN TINJAUAN KE SARANA • • • • Sosialisasi Advokasi Koordinasi Evaluasi • Manajemen • Teknis • Monitoring dan Evaluasi (Monev) • Bimbingan Teknis (Bimtek) atau Fasilitasi Teknis (Fastek) RUANG LINGKUP BINWAS UKOT & PBF CABANG Ruang lingkup pembinaan & pengawasan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (secara administratif) meliputi : Legalitas izin Legalitas izin tenaga sarana kefarmasian (UKOT & (Apoteker & PBF Cabang) TTK) Legalitas produk OT & obat (kepemilikan dokumen izin edar/nomor registrasi) Kepemilikan Surat Keterangan Pemenuhan Aspek (SKPA) atau Sertifikat CPOTB & Sertifikat CDOB Catatan : Binwas terhadap mutu produk OT & obat dan penerapan CPOTB & CDOB menjadi kewenangan Badan POM RI PENERAPAN CPOTB PADA UKOT UKOT1 Seluruh Aspek CPOTB Hasil : Sertifikat CPOTB UKOT2 Hanya Aspek Higiene-Sanitasi dan Dokumentasi Hasil : Surat Keterangan Pemenuhan Aspek (SKPA) CPOTB PENERAPAN CDOB PADA PBF CABANG PBF CABANG Seluruh aspek CDOB Hasil : Sertifikat CDOB PEMBERIAN SANKSI 1. Peringatan 4. Pencabutan Izin Adanya pelanggaran dapat dikenakan sanksi administrasi berupa : 3. Penghentian Sementara Kegiatan (PSK) 2. Peringatan Keras DATA SARANA UKOT UKOT-2 : 27 Usaha UKOT-1 : 52 Usaha UKOT Tutup : 3 Usaha TOTAL UKOT : 82 Usaha (79 Usaha aktif) 1. 2. 3. UD. Guci Mas Tama, Kota Tegal PT. Dami Sariwana, Kota Semarang CV. Rony Dua Putri, Boyolali PERSEBARAN SARANA UKOT NO KAB/KOTA JUMLAH UKOT 1. KAB. SUKOHARJO 17 2. KOTA SEMARANG 9 3. KAB. CILACAP 7 4. KOTA SURAKARTA 7 5. KAB. BANYUMAS 5 6. KAB. MAGELANG 4 7. KAB. KARANGANYAR 4 8. KOTA TEGAL 3 9. KAB. SEMARANG 3 10. KAB. SRAGEN 3 Lanjutan .... NO KAB/KOTA JUMLAH UKOT 11. KAB. REMBANG 3 12. KAB. WONOGIRI 3 13. KAB. KLATEN 3 14. KAB. KUDUS 2 15. KAB. PEKALONGAN 1 16. KAB. BOYOLALI 1 17. KAB. TEMANGGUNG 1 18. KAB. BATANG 1 19. KAB. WONOSOBO 1 20. KAB. KENDAL 1 JUMLAH = 79 DATA SARANA PBF CABANG PBF Cabang : 106 Pedagang (aktif) PBF Cabang Tutup/Pindah : 11 Pedagang TOTAL PBF Cabang : 117 Pedagang PERSEBARAN SARANA PBF CABANG NO KAB/KOTA JUMLAH PBF CABANG 1. KOTA SEMARANG 41 2. 3. 4. KAB. BANYUMAS KAB. SUKOHARJO KOTA SURAKARTA 23 14 11 5. 6. 7. KOTA TEGAL KAB. KUDUS KAB. PATI 5 2 2 Lanjutan ... NO KAB/KOTA JUMLAH PBF CABANG 8. 9. KAB. KARANGANYAR KAB. PURBALINGGA 2 1 10. 11. 12. KAB. BOYOLALI KOTA MAGELANG KAB. REMBANG 1 1 1 JUMLAH = 106 DATA PERIZINAN UKOT SERTIFIKAT PRODUKSI UKOT (OSS) = 21 UKOT IZIN UKOT (NON OSS) = 58 UKOT DATA PERIZINAN PBF CABANG SERTIFIKAT DISTRIBUSI CABANG PBF (OSS) = 51 PBF Cabang PENGAKUAN PBF CABANG (NON OSS) = 55 PBF Cabang KEGIATAN BINWAS SEKSI FARMAMIN & PERBEKES (APBD Provinsi) - OT NO TAHUN KEGIATAN 1. 2016 Pembekalan Bagi UKOT Dalam Penerapan CPOTB 2. 2017 KETERANGAN a. Pertemuan Materi : CPOTB (penyiapan gudang & pengolahan BB, higiene-sanitasi & dokumentasi) Peserta : 65 UKOT b. Monev Sasaran : 20 UKOT Sosialisasi dan Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Obat Tradisional a. Pertemuan Peserta : 70 DKK Materi : prosedur perizinan sarana OT, izin (Bagian Izin & Binwas) edar OT & CPOTB b. Monev Sasaran : 10 DKK Lanjutan ... NO TAHUN KEGIATAN 3. 2018 Evaluasi Pembinaan Usaha di Bidang Obat Tradisional KETERANGAN a. Pertemuan Materi : perizinan OSS sarana OT, daya saing UKOT & CPOTB Peserta : 50 UKOT b. Monev Sasaran : 15 UKOT KEGIATAN BINWAS SEKSI FARMAMIN & PERBEKES (APBD Provinsi) - PBF NO TAHUN KEGIATAN 1. 2016 Peningkatan Kemampuan SDM PBF Dalam Pendistribusian Obat Yang Baik KETERANGAN a. Pertemuan Peserta : 250 Pimpinan Materi : perizinan PBF melalui e-Licensing, & APJ PBF pengelolaan NPP, CDOB b. Monev 2. 2018 Sasaran : 40 PBF Evaluasi Peningkatan Kemampuan SDM Pendistribusian Obat Yang Baik Pada Sarana Distribusi PBF a. Pertemuan Peserta : 100 APJ PBF Materi : binwas sarana prodis farmasi, sertifikasi CDOB, permasalahan CDOB b. Monev Sasaran : 35 PBF PERMASALAHAN LEGALITAS SARANA pindah lokasi/alamat usaha tidak dilaporkan ganti aktifitas usaha tidak dilaporkan (misal : jadi bengkel, warung, dll) tidak operasional/tutup tidak dilaporkan perubahan & penambahan lay-out bangunan tidak dilaporkan Sumber : Hasil Monev Dinkes Prov. Jateng PERMASALAHAN LEGALITAS TENAGA FARMASI tidak memiliki penanggung jawab teknis (keluar & tidak segera diganti) pergantian penanggung jawab teknis tidak dilaporkan masa belaku STRA /STRTTK atau SIPA/SIKTTK telah habis Sumber : Hasil Monev Dinkes Prov. Jateng PERMASALAHAN LEGALITAS PRODUK OT DAN OBAT tidak memiliki izin edar/nomor registrasi masa berlaku izin edar/nomor registrasi telah habis izin edar/nomor registrasi fiktif/palsu Sumber : Data BBPOM Semarang PERMASALAHAN PENERAPAN CPOTB BANGUNAN : bangunan dan sistem tata udara kurang memadai PERALATAN : peralatan terbatas dan belum terkalibrasi SANITASI DAN HYGIENE : kontaminasi serbuk dengan serbuk lain, peralatan yang kurang bersih maupun dengan personal PENGAWASAN MUTU : pengujian ALT /AKK tidak memenuhi syarat DOKUMENTASI : SOP dan dokumen sistem manajemen mutu tidak lengkap Sumber : Data BBPOM Semarang PERMASALAHAN PENERAPAN CDOB Bangunan dan Peralatan : kondisi penyimpanan tidak sesuai dengan persyaratan penyimpanan produk & jumlah palet dan rak tidak memadai dengan jumlah produk yang ada Operasional : melakukan pengadaan & penyaluran obat dari & kepada sarana/pihak yang tidak mempunyai kewenangan & obat tidak disimpan pada kondisi yang dipersyaratkan di penandaan obat Dokumentasi : dokumentasi tidak mudah tertelusur & Surat Pesanan dari pelanggan tidak ditandatangani oleh Penanggung Jawab dan dibubuhi stempel sarana Sumber : Data BBPOM Semarang DATA PEMBERIAN SANKSI PADA UKOT PERINGATAN KERAS 1 UKOT PENGHENTIAN SEMENTARA KEGIATAN (PSK) 3 UKOT Catatan : dalam pelaksanaan PSK berkoordinasi dengan Balai Besar POM di Semarang (dilaksanakan oleh PPNS) terkait pengamanan sediaan OT DATA PEMBERIAN SANKSI PADA PBF PENGHENTIAN SEMENTARA KEGIATAN (PSK) PENCABUTAN IZIN 1 PBF 2 PBF Catatan : dalam pelaksanaan PSK dan Pencabutan Izin berkoordinasi dengan Balai Besar POM di Semarang (dilaksanakan oleh PPNS) terkait pengamanan sediaan obat KONDISI SAAT INI 1. 2. Oleh karena tidak ada kewajiban pembaharuan/penyesuaian Izin UKOT menjadi Sertifikat Produksi UKOT atau Pengakuan PBF Cabang menjadi Sertifikat Distribusi Cabang PBF maka terdapat variasi perizinan UKOT dan PBF Cabang. Belum semua UKOT dan PBF Cabang dapat menerapkan CPOTB dan CDOB karena membutuhkan investasi dana yang cukup besar sehingga hanya sebagian kecil yang telah memiliki sertifikat atau surat keterangan pemenuhan aspek (SKPA) CPOTB dan sertifikat CDOB. dan mari bekerja …