LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI I BATUAN SEDIMEN KLASTIK DISUSUN OLEH : NAMA : FATHUR AQSAL NIM : 1909056053 PRODI : S1 TEKNIK PERTAMBANGAN KELOMPOK : 5 (LIMA) ASISTEN : ABDI DHARMAWAN LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2020 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu geologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai bumi termasuk mengetahui batuan batuan yang terbentuk di permukaan bumi. Jenis jenis diantaranya adalah batuan sedimen. Batuan sedimen merupakan batuan endapan yang berasal dari bahan rombakan batuan asal atau material – material lepas dari proses – proses secara fisis, secara biologi atau pun secara kimia. Batuan yang terbentuk dari proses litifikasi atau pembatuan disebut dengan batuan sedimen. Batuan ini adalah hasil dari proses erosi dan pelapukan yang terbawa arus dan kemudian di endapkan. Proses pembentukan batuan sedimen di awali dari pengikisian pada batuan beku. Gerakan tersebut bisa di sebabkan oleh pengaruh dari air, es dan angin serta dari aktivitas manusia, hewan dan juga dari aktivitas tumbuhan itu sendiri. Batuan sedimen biasanya tersusun secara berlapis – lapis dan mendatar. Secara kimiawi batuan sedimen tersusun dari penguapan larutan kalsium karbonat, garam, silica dan material- material lainnya. Ada beberapa proses pembentukan batuan sedimen yaitu proses sedimentasi kimiawi, proses sedimentasi mekanik, proses sedimentasi biologis (organik). Batuan sedimen juga mengalami proses pengompakan dan pemadatan dari endapan hingga menjadi batuan sedimen yang utuh. Batuan sedimen yang terakumulasi mengalami proses ltifikasi atau pembentukan batuan, proses yang berlangsung adalah kompaksasi dan sementasi. Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada khususnya. Tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir butir mineral yang ada di dalamnya yang meliputi tingkat kristalisasi, ukursn butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir. Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasildari rangkaian proses sebelum dan sesudah kristalisasi. Oleh karena itu, praktikum ini di laksanakan agar praktikan dapat mengetahui tekstur komposisi, klasifikasi, penggolongan dan mengetahui macam-macam batuannya, dan proses yang berlangsung dalam kompaksi dan sementasi pada batuan yang diamati. 1.2. Tujuan percobaan ‒ Untuk mengetahui kegunaan batupasir kasar ‒ Untuk mengetahui kegunaan batukonglomerat ‒ Untuk mengetahui struktur pada batupasir kasar BAB II DASAR TEORI Batuan sedimen merupakan batuan endapan yang berasal dari bahan rombakan batuan asal atau material – material lepas dari proses – proses secara fisis, biologi ataupun secara kimia. Material urai ini tertransport oleh air, angin dan gaya gravitasi ketempat yang lebih rendah (cekungan) dan di endapkan sebagai endapan. Sedimen yang terakumulasi tersebut mengalami proses litifikasi atau proses pembentukan batuan. Proses yang berlangsung adalah kompaksasi dan sementasi yang mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Setelah menjadi batuan sifatnya berubah menjadi keras dan kompak. Adapun beberapa proses terjadinya batuan sedimen adalah pelapukan (weathering). Pelapukan adalah proses alterasi dn fragunisasi batuan dan material tanah atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena fisik, kimia dan biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah (soil). Erosi dan transportasi setelah batuan mengalami pelapukan batuan batuan tersebut akan pecah dan menjadi bagian yang lebih kecil sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari partikel partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: akibat gravitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah. Akibat air yang melewati pecahan pecahan tersebut dari satu tempat ketempat yang lain. Akibat angin dapat mengangkut pecahan pecahan batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun. Akibat glaseir, sungai es atau disebut glaseir seperti yang ada di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan pecahan batuan yang ada. Deposisi atau pengendapan adalah pecahan pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Selama proses pengdapan secara berlapis lapis dimana pecahan yang berat akan di endapkan terlebih dahulu baru kemudiandiikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya. Litifikasi adalah proses perubahan batan sedimen menjadi batuan sedimen yang kompak. Seluruh proses yang menyebabkan perubahan pada sedimen selama terpendam da terlitifikasi disebut sebagai diagenesis. Diagenesis terjadi pada temperatur dan tekanan yang lebih tinggi dari pada komdisi selama proses pelapukan, namun lebih rendah dari pada proses metamorfisme. Kompaksi pada saat perlapisan di batuan sedimen terbentuk tekanan yang ada di perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban diatasnya. Akibat pertambahan tekanan ini air yang ada di dalam lapisan lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini disebut kompaksi. Sementasi yaitu pada saat bersamaan pula partikel partikel yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika atau kalsit di antara partikel partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang keras. Proses ini di sebut sementasi. Batuan sedimen klastik terbentuk sebagai akibat pengendapan kembali rombakan batuan asal baik batuan metamorf ataupun batuan sedimen dan yang lebih tua. Adapun fragmentasi batuan asal dimulai dari pelapukan baik mekanik maupun kimiawi. Lalu tererosi, tertransportasi, dan terendapkan pada cekungan pengendapan lalu mengalam proses diagenesa yaitu proses perubahan. Perubahan pada temperatur rendah yang meliputi kompaksi, sementasi rekritalisasi, autogenesis, dan metasomatisme. Sebagian besar batuan dari kelompok ini memiliki lebih dari satu mineral penyusun. Penggolongan batuan sedimen klastik yaitu: golongan karbonasi adalah batuan sedimen klastik yang merupakan hasil dari rombakan dari batu gamping klastik maupun non klastik yang sudah ada sebelumnya seperti pada batuan sedimen klastik lainnya meskipun komposisi mineral penyusunnya keseluruhannya berupa mineral karbonat maka penamaannya juga di dasarkan pada ukuran butiran material penyusunnya. Selanjutnya komposisi mineral batuan sedimen di bagi menjadi tiga yaitu : Fragmen, adalah butiran pada batuan yang ukurannya paling besar. Biasanya berupa mineral, dan cangkang fosil atau zat organik lainnya. Matrik adalah butiran pada batuan yang ukurannya lebih kecil daripada fragmen dan terletak sebagai massa dasar. Semen, adalah semen bukan butir dan bahan pengikat antara fragmen dan matriks. Tekstur pada batuan sedimen klastik yaitu, ada ukuran butir merupakan ukuran diameter dari fragmen batuan. Derajat pemilihan atau usortasi adalah keseragaman ukuran butir penyusun batuan endapan sedimen. Dalam pemilhan di bagi menjadi tiga kelompok yaitu, terpilah baik (well sorted) kenampakan ini di perlihatkan oleh ukuran besar butir yang seragam pada semua komponen batuan sedimen Terpilah sedang merupakan kenampakan pada batuan sedimen yang bila besar butirannya tidak begitu seragam atau bergradasi sedang. Terpilah buruk (poorly sorted) merupakan kenampakan pada batuan sedimen yang memiliki besar butir yang beragam di mulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah. Derajat kebundaran adalah tingkat kelengkungan dari setiap tepi fragmen atau butiran. Adapun istilahnya adalah membundar sempurna (well rounded), membundar (rounded) agk membundar (subrounded) agak menyudut (sub angular), menyudut (angular). Kemas adalah derajat kerapatan, ada dua istilah yang di gunakan yaitu kemas terbuka dan kemas tertutup. Masif, perlapisan sejajar, Lamunasi, perlapisan pilihan, perlapisan silang slur, gelmbur gelombang, rekan kerut cetak suling, cetak beban dan bekas jejak organisme lain. Butir lanau dan lempung tidak diamati dan diukur secara megaskopis. Ukuran butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih terasa ada butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat halus dan lembut di tangan tidak terasa ada gesekan butir seperti pada lanau dan bila di beri air akan terasa sangat licin. Besar butir di pengaruhi oleh, jenis pelapukan, jenis transprtasi, waktu atau jarak transport lain dan resistensi. Ukuran butir batuan sedimen dapat juga di hubungkan dengan energi dari media transportasinya. Kecepatan aliran air atau angin akan menyeleksi ukuran butir partikel yang di angkut. Apabila energinya berkurang maka material yang di angkut semakin kecil. Sama seperti misalnya pada aliran sungai di hulu sungai yang energinya besar di endapkan material yang berukuran kasar, sedangkan semakin ke hilir material yang di endapakan berukuran pasir. Material yang berukuran lempung dan lanau akan endapkan dengan energi yang sangat rendah sehingga akumulasi material ini biasanya terdapat di danau, rawa atau di laut yang sangat tenang.Strukur sedimen merupakan suatu kelainan dari pelapisan normal batuan sedimen yang di akibatkan oleh proses pengendapan dan energi pembentukannya. Berbeda dengan tekstur yang sebaiknya di amati pada sampel genggam atau sayatan tipis, struktur sedimen merupakan gejala yang sebaiknya di amati atau di pelajari pada singkapan. Tekstur berkaitan dengan hubungan antar butir dan akan terlihat dengan jelas di bawah mikroskop sedangkan struktur berkaitan dengan satuan satuan yang lebih besar dan lebih jelas terlihat di lapangan, Jenis permeabilitas pada batuan sedimen adalah permeabilitas baik, permeabilitas sedang dan permeabilitas buruk. Pada hakekatnya tekstur adalah hubungan antar butir / mineral yang terdapat di dalam batuan. Sebagaimana diketahui bahwa tekstur yang terdapat dalam batuan sedimen terdiri dari fragmen batuan / mineral dan matrik (masa dasar). Adapun yang termasuk dalam tekstur pada batuan sedimen klastik terdiri dari : Besar Butir, Bentuk Butir, Kemas (Fabric), Pemilahan (Sorting), Sementasi, Porositas (kesarangan), dan Permeabilitas (Kelulusan). - Besar Butir adalah ukuran butir dari material penyusun batuan sedimen diukur berdasarkan klasifikasi Wentword. - Bentuk butir pada sedimen klastik dibagi menjadi : Rounded (Membundar ), Subrounded (Membundar tanggung), Sub-angular (Menyudut tanggung), dan angular (Menyudut). - Kemas (Fabric) adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen batuan / mineralnya. Kemas pada batuan sedimen ada 2, yaitu : Kemas Terbuka, yaitu hubungan antara masa dasar dan fragmen butiran yang kontras sehingga terlihat fragmen butiran mengambang diatas masa dasar batuan. Kemas tertutup, yaitu hubungan antar fragmen butiran yang relatif seragam, sehingga menyebabkan masa dasar tidak terlihat). - Pemilahan (Sorting) adalah keseragaman ukuran butir dari fragmen penyusun batuan. - Sementasi (Cement) adalah bahan pengikat antar butir dari fragmen penyusun batuan. Macam dari bahan semen pada batuan sedimen klastik adalah : karbonat, silika, dan oksida besi. - Porositas (Kesarangan) adalah ruang yang terdapat diantara fragmen butiran yang ada pada batuan. Jenis porositas pada batuan sedimen adalah Porositas Baik, Porositas Sedang, Porositas Buruk. - Permeabilitas (Kelulusan) adalah sifat yang dimiliki oleh batuan untuk dapat meloloskan air. Jenis permeabilitas pada batuan sedimen adalah permeabilitas baik, permeabilitas sedang, permeabilitas buruk. Komposisi mineral batuan sedimen klastik dapat dibagi menjadi 3, yaitu : - Fragmen, fragmen adalah butiran pada batuan yang ukurannya paling besar, biasanya berupa mineral, dan cangkang fosil atau zat organik lain - Matrik, matrik adalah butiran pada batuan yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dan terletak sebagai massa dasar - Semen, semen bukan butir, tetapi material pengisi rongga antar butir dan bahan pengikat antara fragmen dan matriks. Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Kenampakan struktur dalam batuan sedimen hanya dapat dilihat dalam skala besar. Kebanyakan sedimen tertransport oleh arus yang akhirnya diendapkan, sehingga ciri utama batuan sedimen adalah berlapis. Batas antara satu lapis dengan lapis lainnya disebut bidang perlapisan. Bidang perlapisan dapat terjadi akibat adanya perbedaan: warna, besar butir, komposisi mineral, dan atau jenis batuan antara dua lapis. Terjadinya struktur-struktur sedimen disebabkan oleh mekanisme pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan tertentu. Macam-macam struktur pada batuan sedimen klastik: - Masif, bila tidak menunjukkan struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm - Perlapisan sejajar, bila menunjukkan bidang perlapisan yang sejajar - Laminasi, perlapisan sejajar yang memiliki ketebalannya kurang dari 1 cm. Terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis - Perlapisan pilihan, bila perlapisan disusun oleh butiran yang berubah dari halus ke kasar pada arah vertikal - Perlapisan silang siur, perlapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang berada di atas atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat intensitas arus yang berubah-ubah - Gelembur gelombang, terbentuk sebagai akibat pergerakan air atau angin - Rekah kerut, rekahan pada permukaan bidang perlapisan sebagai akibat proses penguapan - Cetak suling, cetakan sebagai akibat pengerusan media terhadap batuan dasar BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : - Komparator batuan sedimen - Larutan HCL - Loup - Kamera 3.1.2 Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : - Alat tulis - Form deskripsi batuan sedimen klastik 3.2 Prosedur Praktikum Prosedur praktikum yang dilakukan yaitu : - Diambil sampel batuan yang akan dideskripsi - Dicatat nomor sampel batuan - Diamati jenis batuan lalu dicatat dalam tabel deskripsi - Ditetesi HCl pada batuan untuk mengetahui jenis batuan sedimen, apabila bereaksi maka termasuk karbonat - Diamati dan dicatat tekstur pada sampel batuan - Diamati ukuran butir pada batuan dengan menggunakan pembanding pada komparator - Diamati sortasi pada batuan dengan menggunakan bantuan loop - Diamati roundness pada batuan dengan menggunakan loop - Diamati kemas pada batuan dengan menetesi batuan dengan cairan - Diamati dan dicatat komposisi mineral yang terdapat pada sampel batuan - Dituliskan nama batuan yang telah dideskripsi - Difoto sampel batuan - Diulangi setiap langkah diatas pada setiap sampel batuan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tabel Deskripsi No. 1 Foto Deskripsi ‒ Tekstur Ukuran Butir : kerakal – batupasir kasar Derajat pemilahan : Buruk Derajat kebundaran : Membundar Kemas : Tertutup ‒ Struktur : Masif ‒ Komposisi Fragmen : Kerakal Matrik : Kuarsa Semen : Silika ‒ Nama Batuan : Batukonglomerat 2 ‒ Tekstur Ukuran Butir : Pasir Kasar Derajat pemilahan : Sedang Derajat kebundaran : Membundar Kemas : Terbuka ‒ Struktur : Masif ‒ Komposisi Fragmen : Matrik : Kuarsa Semen : Silika ‒ Nama Batuan : Batupasir Kasar Agak 3 ‒ Tekstur Ukuran Butir : Lempung Derajat pemilahan : Sangat Baik Derajat kebundaran : Membundar Kemas : Tertutup ‒ Struktur : Masif ‒ Komposisi Fragmen : Lempung Matrik : Mineral Lempung Semen : Silika ‒ Nama Batuan : Batulempung 4 ‒ Tekstur Ukuran Butir : Pasir halus Derajat pemilahan : Baik Derajat kebundaran : Membundar Kemas : Terbuka ‒ Struktur : Masif ‒ Komposisi Fragmen : Matrik : Kuarsa Semen : Silika ‒ Nama Batuan : Batupasir Halus 4.2. Batuan Sedimen klastik Kata ‘klastik’ merupakan bahasa Yunani yang mempunyai arti ‘jatuh’. Menurut Pettjohn (1975), batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal yang berupa batuan metamorf, batuan beku, atau batuan sedimen itu sendiri. Pengertian lain dari batuan sedimen klastik adalah jenis batuan sedimen (batuan endapan) yang dihasilkan dari proses sedimentasi batuan beku atau material padat lain yang mengalami pelapukan mekanik. Batuan sedimen klastik juga dapat diartikan sebagai batuan yang diperoleh dari perubahan ukuran atau hancurnya batu besar menjadi batu kecil secara mekanik sehingga sifat kimiawi batu tersebut masih sama dengan batuan asalnya. Untuk memahami hal tersebut, dapat diambil contoh pelapukan batuan gunung. Batu gunung yang berukuran besar hancur karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan tersebut adalah batu- batuan kecil yang kemudian terbawa oleh aliran air sehingga mengendap di sungai sebagai batu pasir. Batuan Sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses pengendapan secara mekanik ataupun litifikasi batuan-batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen klastik banyak mengandung Allogenic Minerals (mineral yang terbentuk di lingkungan sedimenasi atau pada saat sedimenasi berlangsung). Allogenic mineral mempunyai daya tahan yang tinggi. Mineral ini berasal dari bataun yang telah ada yang telah mengalami tahap transportasi dan kemudian mengendap pada lingkungan sedimenasi. Beberapa contoh mineral ini, antara lain kwarasa, hornblende, biotit, plagioklas, kaolinite, montmorillonite, hydromuscovite, gypsum, kalsedon, hematit, siderit, limonit, dan garnet. Dalam proses pengendapan, batuan sedimen akan mengalami diagnesa, Disebut diagnesa karena proses-proses yang akan terjadi pada mineral endapan berlangsung pada suhu yang rendah,baik selama ltifikasi maupun sesudahnya. 4.2.1 Batuan Konglomerat Batu konglomerat adalah salah satu batuan yang ada dibumi. Batuan konglomerat termasuk dalam batuan sedimen. Batuan konglomerat juga menjadi salah satu batuan yang umum ada di bumi. konglomerat terbentuk dari pertikel kecil yang membentuk sedimentasi. Konglomerat bertekstur kasar, dan berbentuk besar. Rata- rata berukuran lebih dari 2mm. Batu konglomerat terdiri dari materi sedimen yang halus dan kasar. Materi itu berupa pasir halus dan kerikil yang mengendap. Endapan tersebut lalu mengeras dan menjadi batuan konglomerat. Komposisi dari batu konglomerat adalah materi sedimen yang terikat dalam batu konglomerat. Seperti pasri, kerikil, dan tanah. Selain itu, karena berasal dari pelapukan yang ada pada batuan, batu konglomerat juga memiliki mineral yang sama dengan pelapukan batuan yang terikat dalam batu konglomerat. Batu tersebut adalah batu sedimen lainnya, batu metamorf, atau batuan beku. Akan tetapi mineral yang ada di batu konglomerat sangat sedikit akibat materi pelapukan yang juga membawa materi sedikit. Batu konglomerat adalah salah satu dari jenis batuan sedimen. Oleh karena itu, proses pembentukan batu konglomerat, memanfaatkan tenaga yang membuat terjadinya proses sedimentasi. Hanya saja, batu konglomerat, memiliki ukuran yang besar, disebabkan partikel yang menyusunnya juga berukuran besar. Sehingga tenaga untuk proses ini, membutuhkan tenaga yang kuat. Tenaga yang bisa membentuk batuan konglomerat adalah air yang deras atau ombak yang besar. Oleh karena itu, batu konglomerat mudah ditemukan di sepanjang sungai yang memiliki air yang deras, dan di sepanjang pantai yang memiliki ombak yang kuat. Bentuk dari batu konglomerat ini, tergantung dari kekuatan air yang membawa materi sedimen. Semakin kuat dan deras airnya, maka batu konglomerat akan berbentuk semakin bulat. Sedangkan jika airnya tidak begitu kuat, batu konglomerat akan berbetuk tidak bulat, dan memiliki sisi runcing di beberapa bagiannya. Pada proses pembuatan batu konglomerat, diawali oleh proses sedimentasi yang di lakukan oleh air atau ombak. Tenaga sedimen ini membawa pasir dan kerikil lalu menumpuknya, dan mengendapkannya. Lalu pasir dan tanah liat yang ada di sekitar endapan tersebut, masuk dan mengisi ruangan yang ada di sekiar endapan yang akan mengeras itu. Terakhir, sedimen kimawi mengikat batuan tersebut, sehingga menciptakan batu utuh, yaitu batu konglomerat. Konglomerat adalah salah satu batuan yang tidak memiliki banyak manfaat bagi manusia. Karena batuan konglomerat bukanlah batuan yang kuat, batu konglomerat tidak dapat di pakai sebagai fondasi atau struktur penting dari sebuah bangunan. Hanya saja, saat batu konglomerat di hancurkan, serpihan batu konglomerat bisa dipakai sebagai pendukung bangunan, tetapi tidak begitu kuat. Akan tetapi, beberapa batu konglomerat memiliki butiran berlian yang berharga. Karena dalam pembentukan batu konglomerat, mineral dari batu yang terlapuk ikut terbawa dan terikat. Akan tetapi, hal itu sangat jarang terjadi. beberapa batu konglomerat memiliki warna. Dan terkadang bisa dijadikan sebagai hiasan rumah atau dekorasi. 4.2.2 Batuan Pasir Kasar Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral berukuran pasir atau bahan organic. Pasir biasanya tersusun atas partikel atau butiran mineral, batuan atau bahan anorganik yang telah menjadi ukuran pasir oleh proses pelapukan dan tersangkut ke suatu lignkungan pengendapan oleh media transportasi berupa air, angin atau es. Waktu dan jarak transportasi mereka akan menjadi lebih singkat atau lebih signifikan Batupasir kasar merupakan batuan sedimen yang berwarna abu-abu, memiliki tekstur ukuran butir 0,5 – 1 mm, derajat pemilahan terpilah sedang, derajat kebundaran agak membundar dan memiliki kemas terbuka. Memiliki struktur masif atau tidak menunjukan struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm. Terdapat komposisi mineralnya yaitu fragmen tidak ada, matriks kuarsa, dan semen silika Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral berukuran pasir atau bahan organik. Di dalam batu pasir terdapat semen yang mengikat butiran-butiran pasir dan biasanya terdiri dari partikel matriks lanau maupun lempung yang menempati ruang antar butiran pasir. Batu pasir adalah salah satu jenis batuan sedimen yang paling umum dan banyak ditemukan dalam cekungan sedimen di seluruh dunia. Batu pasir sering ditambang untuk digunakan sebagai bahan konstruksi. Di bawah permukaan, batu pasir sering berfungsi sebagai akuifer air tanah untuk atau sebagai reservoir gas dan minyak bumi. komposisinya akan menyerupai batuan induknya. Namun, semakin lama waktu dan jarak yang memisahkan batuan sumber dari endapan pasirnya, komposisi tersebut akan signifikan berubah selama proses transportasi. Butiran yang terdiri dari bahan mudah lapuk akan diubah dan mineral atau partikel yang secara fisik lemah akan hilang atau hancur. Apabila batuan granit adalah sumber bahan asli dari pasir, maka batu pasir akan tersusun atas butiran-butiran mineral dari hornblende, biotit, ortoklas dan kuarsa. Hornblende dan biotit yang paling rentan mengalami perubahan kimia dan fisika sehingga mereka akan tersingkir di tahap awal transportasi. Ortoklas dan kuarsa akan bertahan lama karena ikatan kimia mereka lebih intens dan tidak rentan terhadap pembelahan (cleavege). Mineral kuarsa biasanya paling banyak membentuk butiran pasir, butiran-butiran kuarsa inilah yang akan membentuk batu pasir yang biasa kita sebut sebagai "batu pasir kuarsa". Batupasir ini disusun oleh material ukuran pasir (sebagai fragmen penyusun utama) kemudian campuran matrik (fragmen sedimen lebih halus dari pasir) dan semen (sebagai perekat semua fragmen yang ada, biasanya berupa mineral sangat halus berupa karbonat, silika, dsbnya yang hadir saling mengunci akibat reaksi kimia selama litifikasi terjadi) Secara umum fragmen ukuran pasir ini bisa berupa mineral ataupun fragmen batuan (seukuran pasir tentunya dapat berasal dari batulanau, batulempung, atau batuan beku halus/bertekstur afanitik, dan batuan metamorf bertekstur halus). mineral-mineral paling umum pengisi batupasir adalah kuarsa, feldspar, dan beberapa jumlah minor dari mineral asesoris. sementara fragmen batuan disusun oleh fragmen batuan beku bertekstur halus . Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok, batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca, bahan baku pembuatan semen, untuk bahan tambahan pada cor dan bahan konstruksi, untuk kepentingan sandblasting, sebagai bahan membuat filter air, bahan pembuat keramik, dan batupasir digunakan sebagai suatu sumber energi alternatif. biomassa yang di kedepankan sumber energi alternatif, dan bahkan lebih baik sebab sumber daya energi ini terbarukan. Pasir dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Konstituen utamanya, yakni silisium, juga dapat diolah menjadi silikon, salah satu bahan semikonduktor yang dipakai untuk memproduksi perantiperanti elektronik (electronic devices).selain itu pasir merupakan bahan utama bagi pembuatan beton bangunan, bahan pengecoran yang mempunyai ketahanan yang cukup 4.2.3 Batuan Pasir Lempung Batulempung merupakan batuan sedimen yang berwarna kecoklatan, memiliki tekstur ukuran butir < 0,004 mm, derajat pemilahan terpilah sangat baik, derajat kebundaran membundar dan memiliki kemas tertutup. Memiliki struktur masif atau tidak menunjukan struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm. Terdapat komposisi mineralnya yaitu fragmen lempung, matrik mineral lempung, dan semen silika. Batulempung yaitu batuan yang memiliki struktur padat dengan susunan mineral yang lebih banyak dari batu lanau. Selain itu, batulempung juga dapat diartikan sebagai salah satu jenis batuan sedimen yang bersifat liat atau plastis, tersusun dari hidrous aluminium silikat (mineral lempung) yang ukuran butirannya halus. Ukuran butiran batulempung sangatlah halus, yakni tidak lebih dari 0,002 mm. Mirip dengan batuserpih, batulempung sangat sulit diteliti. Sangat dibutuhkan analisis secara kimiawi agar ilmuwan tahu mineral penyusun batulempung yang banyak mengandung silika. Silika ini berasal dari feldspar yang banyak di temukan di lapisan kulit bumi. Selain itu, batulempung juga memiliki susunan unsur oksida besi yaitu berupa siderit, markit atau pirit. Mineral karbonat berupa bahan- bahan organik dan anorganik juga ditemukan pada batulempung. Mineral- mineral penyusun batulempung tersebut adalah mineral yang aktif secara elektrokimiawi. Para pakar harus menggunakan jenis mikroskop elektron untuk melihat jenis mineral yang terdapat pada batulempung. Sumber utama dari mineral lempung adalah pelapukan kimiawi dari batuan yang mengandung felspar ortoklas, felspar plagioklas dan mika (muskovit), dapat disebut sebagai silikat aluminium komples. Mineral lempung dapat terbentuk dari hampir setiap jenis batuan selama terdapat cukup banyak alkali dan tanah alkali untuk dapat membuat terjadinya reaksi kimia (dekomposisi). Proses terbentuknya lempung atau clay merupakan material yang terdiri dari mineral kaya alumina, silika dan air. Clay bukan mineral tunggal, tetapi sejumlah mineral. Ketika sebagian besar lempung basah, mereka menjadi "plastik" yang berarti mereka dapat dibentuk dan dibentuk menjadi bentuk. Ketika mereka "dipecat" (terkena suhu yang sangat tinggi), air didorong keluar menjadi sekeras batu. Akibatnya, hampir semua peradaban telah menggunakan beberapa bentuk dari lempung untuk segala sesuatu dari batu bata dengan tembikar untuk tablet untuk transaksi bisnis rekaman. Mineral yang membentuk lempung begitu halus sehingga sampai penemuan X-ray analisis difraksi, mineral ini tidak secara khusus dikenal. Pembesaran sangat tinggi dapat melihat mineral lempung dapat berbentuk seperti serpih, serat dan bahkan tabung hampa. Lempung dapat juga mengandung bahan lain seperti oksida besi (karat), silika dan fragmen batuan. Kotoran ini dapat mengubah karakteristik dari lempung. Misalnya, oksida besi warna lempung merah. Kehadiran silika meningkatkan plastisitas lempung (yakni, membuatnya lebih mudah untuk cetakan dan bentuk ke bentuk). Lempung dikategorikan ke dalam enam kategori dalam industri. Kategori ini ball clay, bentonit, lempung umum, api lempung, bumi penuh, dan kaolin. Sifat batulempung yang liat (plastis) banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai jenis benda. Beberapa manfaat dari batulempung ialah sebagai bahan dasar keramik, sebagai bahan dasar kertas, sebagai penyerap cairan, membantu proses pengeboran. Lempung yang umum digunakan untuk membuat bahan bangunan seperti batu bata, semen, dan agregat ringan. 4.2.4 Batuan Pasir Halus Batupasir (Bahasa Inggris: sandstone) adalah Batuan Sedimen yang terutama terdiri dari mineral berukuran pasir atau butir-butir batuan yang dapat berasal dari pecahan batuanbatuan lainnya. Sebagian besar batupasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batupasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batupasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batupasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian barat Amerika Serikatdikenal dengan batupasir warna merahnya. Pasir terbentuk karena adanya proses pelapukan fisik dan kimia pada batuan. Proses pelapukan ini biasanya dipelajari secara terpisah, tetapi pada kenyataannya kedua proses ini biasanya berjalan beriringan karena keduanya cenderung saling mendukung dalam proses pelapukan. Pelapukan kimia merupakan faktor penting dalam pembentukan pasir secara keseluruhan, karena proses ini terjadi secara efisien di lingkungan yang lembab maupun panas. Sedangkan pelapukan fisik hanya mendominasi di tempat-tempat yang dingin dan / atau kering. Pelapukan batuan dasar yang menghasilkan pasir biasanya terjadi di bawah tanah. Tanah yang menutupi batuan dasar membuat lingkungan sekitar batuan menjadi lembab, yang kemudian mempercepat proses disintegrasi batuan.Batupasir tahan terhadap cuaca tetapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batupasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batupasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik. Batupasir asalnya adalah klastik ( lawan dari organik, seperti kapur dan batubara; atau kimia, seperti gipsum dan jasper). Batupasir terbentuk dari butiran yang tersemen yang kemudian disebut fragmen dari batuan asal atau fragmen dari kristal-kristal mineral. Semen yang mengikat butir-butir bersama biasanya merupakan kalsit, lempung, dan silika. Ukuran butir batupasir (di geologi) adalah berkisar dari 0,0625 mm hingga 2 mm (0,002-0,79 inciPembentukan Batupasir terjadi dua tahap. Pertama, sebuah perlapisan atau kumpulan perlapisan terakumulasi sebagai akibat dari sedimentasi, baik oleh air ( di aliran, danau, atau laut) atau oleh udara ( di padang pasir). Biasanya, Sedimentasi terjadi ketika pasir terlepas dari suspensi di mana pasir tersebut menggelinding atau terseret di sepanjang dasar aliran atau di bagian bawah tubuh air( juga di padang pasir). Akhirnya, ketika telah berakumulasi, pasir berubah menjadi batupasir ketika dikompaksi oleh tekanan dan endapan diatasnya serta disementasi oleh presipitasi mineral-mineral di dalam pori-pori antar butiran. Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral berukuran pasir atau bahan organik. Di dalam batu pasir terdapat semen yang mengikat butiran pasir dan biasanya terdiri dari partikel matriks lanau maupun lempung yang menempati ruang antar butiranpasir.Batu pasir adalah salah satu jenis batuan sedimen yang paling umum dan banyak ditemukan dalam cekungan sedimen di seluruh dunia. Pemanfaatan pada batu pasir merupakan salah satu sumber energi alternatif. biomassa yang di kedepankan sumber energi alternatif, dan bahkan lebih baik sebab sumber daya energi ini terbarukan. Pasir dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.Konstituen utamanya, yakni silisium, juga dapat diolah menjadi silikon, salah satu bahan semikonduktor yang dipakai untuk memproduksi perantiperanti elektronik (electronic devices).selain itu pasimerupakan bahan utama bagi pembuatan beton bangunan, bahan pengecoran yang mempunyai ketahanan yang cukup 4.3 Skala Wenworth Nama Butiran Ukuran butir (mm) Bahasa Indonesia Bahasa Inggris >256 Bongkah Boulder 64 – 256 Brangkal Couble 4 – 64 Kerakal Pebble 2–4 Kerikil Gravel 1–2 Sangat kasar Very coarse 0,5 – 1 Kasar Coarse 0,25 – 0,5 Pasir Menengah Sand Medium 0,125 – 0,25 Halus Fine 0,06 – 0,125 Sangat halus Very fine 0,004 – 0,06 Lanau Silt < 0,004 Lempung Clay Tabel 4.1 Skala Wentworth (Wentworth, 1922) Dikenal umum dengan nama Skala Wentworth, skema ini digunakan untuk klasifikasi materi partikel aggregat (Udden 1914, Wentworth 1922). Contoh butiran pasir sedang berdiameter 0,25 mm – 0,5 mm, pasir sangat kasar 1 mm – 2 mm, dan seterusnya. Skala ini dipilih karena pembagian menampilkan pencerminan distribusi alami partikel sedimen. Empat pembagian dasar yang dikenalkan: 1. Lempung (< 4 μm) 2. Lanau (4 μm – 63 μm) 3. Pasir (63 μm – 2 mm) 4. Kerikil /aggregate (> 2 mm). Skala phi adalah angka perwakilan pada skala Wentworth. Huruf Yunani ‘Ф’ (phi) sering digunakan sebagai satuan skala ini. Dengan menggunakan logaritma 2 ukuran butir dapat ditunjukkan pada skala phi sebagai berikut: Ф = - log 2 (diameter butir dalam mm). Tanda negatif digunakan karenabiasa digunakan untuk mewakili ukuran butir pada grafik, bahwa ukuran butir semakin menurun dari kanan ke kiri. Dengan menggunakan rumus ini, butir yangberdiameter 1 mm adalah 0Ф; 2mm adalah -1Ф, 4 mm adalah -2Ф, dan seterusnya; ukuran butir yang semakin menurun, 0,5 mm adalah +1Ф, 0,25 mm adalah 2Ф, dan seterusnya. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa : ‒ Kegunaan atau pemanfaatan dari batupasir kasar yaitu : dapat digunakan sebagai bahan campuran industri dalam pembuatan semen dabn bisa juga di gunakan sebagai bahan konstruksi bangunan, batu asah dan batu hias ‒ Kegunaan atau pemanfaatan dari batukonglomerat yaitu : dapat di gunakan sebagai pendukung bangunan akan tetapi tidak begitu kuat. Beberapa batu konglomerat memeliki butiran berlian yang bernilai ekonomis tinggi. ‒ Struktur pada batupasir kasar yaitu Masif karena batupasir tidak menunjukkan struktur dalam atau ketebalan lebih dari 120cm 5.2 Saran Sebaiknya pada praktikum selanjutnya digunakan batuan yang lebih bervariasi, karena pada saat praktikum batuan yang digunakan banyak yang sama dengan batuan yang digunakan oleh kelompok lain DAFTAR PUSTAKA Balfas, M. D. 2015. Geologi Untuk pertambangan Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu https://www.gurupendidikan.co.id/batuan-sedimen-adalah/. (Diakses pada tanggal 30 Maret 2020 di Samarinda) https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-sedimen-klastik. (Diakses pada tanggal 30 Maret 2020 di Samarinda) LAPORAN SEMENTARA IDENTIFIKASI LAPORAN SEMENTARA No Klasifikasi 1 Klastik 2 3 4 Klastik Klastik Klastik Asisten ABDI DHARMAWAN NIM. 1809085045 Tekstur UB : Kerakal - Pasir Kasar DB : Membundar DP : Buruk K : Tertutup UB : Pasir Kasar DB : Agak Membundar DP : Sedang K : Terbuka UB : Lempung DB : Membundar DP : Sangat Baik K : Tertutup UB : Pasir Halus DB : Membundar DP : Baik K : Terbuka Komposisi Fragmen : Kuarsa Matriks : Kuarsa Semen : Silika Fragmen : Matriks : Kuarsa Semen : Silika Fragmen : Kuarsa Matriks : Kuarsa Semen : Silika Fragmen : Matriks : Kuarsa Semen : Silika Nama Batuan Batukonglomerat Batupasir Kasar Batulempung Batupasir Halus Samarinda, 31 Maret 2020 Praktikan FATHUR AQSAL NIM. 1909056