STUDI KASUS & PEMBAHASAN CLINICAL-SCIENCE APOTEKER 12 KASUS GERD DAN MUAL MUNTAH KELOMPOK 5 Linda April Liani/2013017017 Ghea Ayu Ramadhan/2013017018 Halimatusya’diah/2013017019 Adzimahtinur Pradawahyningtyas/2013017020 Selpi Bungin/2013017049 KASUS 1 Pasien Laki-laki Bpk IS usia 40 th datang ke IGD dengan keluhan 3 hari ini merasa nyeri ulu hari, dada rasa panas, sedikit sesak, perut terasa penuh dan tidak nafsu makan, tenggorokan terasa asam, mual dan muntah lebih dari 3 saat di rumah. Gejala terasa memberat siang ini dan tidak tahan lagi. Tidak sedang minum obat apa-apa hanya sejak kemarin sudah minum antacid syrup tapi tidak ada perubahan. Riwayat merokok dan minum kopi setiap hari. Sering begadang mengerjakan tugas kantor. Hasil pemeriksaan menunjukkan TD = 130/80 mmHg, Nadi ; 82 x/ menit, RR = 20 x/ menit suhu 36,5 derajat celcius. Hasil lab adalah GDS = 100 mg/dl, leukosit = 5,8 x 103/µl, Dari hasil pemeriksaan maka dokter mendiagnosa GERD dan akan dirawat inap. Terapi dari dokter adalah sebagai berikut : Infus RL 500 cc 20 tpm Ranitidin inj 2 x 1 amp Sukralfat syrup 3 x II cth Metoklopramid inj 3 x 1 amp Bagaimana SOAP kasus pasien tersebut ? Problem Medic GERD Subject Object Plan Assesment Farmakologi Nyeri ulu hati Dada rasa panas Sedikit sesak Perut terasa penuh Tidak nafsu makan Tenggorokan terasa asam Mual dan muntah TD : 130/80 mmHg (normal) Nadi : 82 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,5oC GDS : 100 mg/ dl Leukosit : 5,8 x103/µl Infus RL 500 cc 20 tpm Terapi telah sesuai Infus RL 500 cc Penggunaan : Terapi dilanjutkan hingga pasien keluar dari RS. Alasan : Penggunaan Ringer Laktat digunakan untuk mengatasi lemas dan menyeimbangkan elektrolit pada pasien, karena pasien mengalami mual dan muntah. Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung kalsium, kalium, laktat, natrium, klorida dan air. Ranitidin inj 2x1 amp Terapi tidak sesuai Ranitidin inj 2x1 amp Penggunaan : Terapi dihentikan Alasan : Karena dalam tatalaksana pengobatan GERD tanpa alarm symptoms yaitu Dysphagia, odynophagia, blending, anemia, penurunan berat badan, rasa Monitoring Non Farmakologi Modifikasi gaya hidup yaitu: a. menghindari makan dalam 3 jam sebelum tidur b. penurunan berat badan c. meletakkan kepala lebih tinggi ketika tidur d. mengurangi makanan berlemak e. mengurangi kebiasaan merokok f. mengurangi kebiasaan mengkonsumsi alkohol g. mengurangi kebiasaan mengkonsumsi alkohol (Dipiro,2020) Monitoring kepatuhan pasien Monitoring mual dan muntah kenyang awal dan muntah maka hanya diberikan monoterapi golongan PPI yaitu obat Omeprazole atau Lansoprazole. Bila pasien GERD dengan alarm symptoms maka pasien perlu melakukan EGD (Esophagogastroduodenoscopy) (Young,2020) Mekanisme : Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung. (Medscape) Sukralfat syrup 3x II cth Terapi tidak sesuai Sukralfat syrup 3x II cth Penggunaan : Dihentikan Alasan : Karena dalam tatalaksana pengobatan GERD tanpa alarm symptoms yaitu Dysphagia, odynophagia, blending, anemia, penurunan berat badan, rasa kenyang awal dan muntah maka hanya diberikan monoterapi golongan PPI yaitu obat Omeprazole atau Lansoprazole. Bila pasien GERD dengan alarm symptoms maka pasien perlu melakukan EGD (Esophagogastroduodenoscopy) (Young,2020) Mekanisme : Membentuk kompleks yang melekat pada ulkus; melindungi tukak dari asam, pepsin, dan garam empedu, sehingga memungkinkan untuk sembuh (Medscape) Metoklopramide inj 3x1 amp Terapi metoklopramide telah sesuai Metoklopramide inj 3x1 amp Penggunaan : Dilanjutkan namun dihentikan bila gejala mual dan muntah telah berhenti. Alasan : Untuk mengatasi mual muntah yang dialami pasien. Namun dihentikan penggunaannya bila mual dan muntah telah berhenti. Mekanisme : Memblokir reseptor dopamin (pada dosis tinggi) dan reseptor serotonin di Chemoreceptor trigger zone dari SSP; dan membuat jaringan peka terhadap asetilkolin; meningkatkan motilitas GI bagian atas tetapi bukan sekresi; meningkatkan tonus sfingter esofagus bagian bawah Omeprazole IV dengan dosis 40 mg sehari sekali Ditambahkan omeprazole Alasan : Karena berdasarkan Dipiro ed 11 golongan PPI merupakan pilihan awal untuk terapi GERD. PPI dianggap sebagai terapi medis paling efektif untuk GERD, karena penekanan asamnya yang dalam dan konsisten. Terapi PPI memiliki sensitivitas 78% dan spesifikasi 54% dalam mendiagnosis GERD secara akurat. Secara umum, jika gejala khas hilang dengan uji coba awal PPI, GERD harus didiagnosis dan pasien harus terus menggunakan PPI setiap hari. (Javed,2020) Pemberian Intravenous (IV) dari proton pump inhibitor (PPI) adalah cara yang lebih cepat untuk mencapai penekanan asam lambung daripada pemberian oral dari agen yang sama. Puncak penekanan setelah pemberian IV terjadi dalam beberapa jam, dibandingkan dengan beberapa hari kemudian setelah pemberian oral. Dengan demikian, pemberian rute IV menawarkan onset penekanan lambung yang lebih cepat, pencapaian pH intragastrik mendekati netralitas, dan ketersediaan hayati yang lebih baik (Baker, 2006). Pemilihan Omeprazole dengan dosis 40 mg iv digunakan selama 7-14 hari karena berdasarkan jurnal Gastroesophageal reflux disease: Omeprazole versus lansoprazole Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam keefektifan klinis omeprazole dan lansoprazole dalam meredakan gejala mulas dan regurgitasi. Namun, omeprazole lebih efektif dalam meningkatkan pH intragastrik dibandingkan lansoprazole. Kedua intervensi tersebut aman digunakan dengan hanya efek samping ringan yang hilang saat dihentikan. (Javed,2020) Mekanisme : PPI; berikatan dengan H + / K + exchanging ATPase (pompa proton) dalam sel parietal lambung, mengakibatkan penekanan sekresi asam basal dan terstimulasi (Medscape) DAFTAR PUSTAKA Young, Adrew DO, Mythri Anil Kumar, MD, Prashanthi N. Thota, MD, FACG. GERD: A practical approach. Cleveland Clinic Journal Of Medicine Volume 87 • Number 4 April 2020 doi:10.3949/ccjm.87a.19114 Baker, Danial E PharmD, FASCP, FASHP. 2006. Intravenous Proton Pump Inhibitors. College of Pharmacy, Washington State University, Spokane, WA. MedReviews, LLC Dipiro, J., Talbert, L.R., Yee, G.C.,Nolin, T.D., Possey, L.M., Elingroad.V,2020, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 11th Edition, Micc Grow Hill Medical, Washington Dc. Javed, Mamoona, Muhammad Hayder Ali, Muhammad Saad Tanveer, Muhammad Hassan Tanveer. 2020. Gastroesophageal Reflux Disease: Omeprazole versus Lansoprazole – A Systematic Literature Review. J Med Res Innov, Vol 4, Issue 2. DOI: 10.32892/jmri.204 Medscape “Metocolpramide” < https://reference.medscape.com/drug/reglan-metozolv-odt-metoclopramide-342051#10 > [Diakses 21 November 2020] Medscape “Omeprazole” < https://reference.medscape.com/drug/prilosec-omeprazole-341997#10> [Diakses 21 November 2020] Medscape “Ranitidine” <https://reference.medscape.com/drug/zantac-ranitidine-342003#10 > [Diakses 21 November 2020] Medscape “Sucralfate” < https://reference.medscape.com/drug/carafate-sucralfate-342006#10 > [Diakses 21 November 2020] Permenkes RI. 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Lampiran (Young, 2020) (Dipiro, 2020) (Young, 2020) (Permenkes, 2014) (Baker, 2006) (Javed, 2020) (Medscape) KASUS 2 Pasien Ny. FS umur 44 th masuk IGD RS dengan keluhan Pusing berputar, mual, muntah setiap pindah posisi. Sebelumnya belum pernah mengalami hal demikian, hanya saja mengaku sebulanan ini sering terlambat makan dan tidak ada riwayat penyakit hipertensi dll. Dari pemeriksaan dokter mendiagnosa Vertigo, elektrolit imbalance, dyspepsia, hipertensi. Data pasien selama dirawat sebagi berikut : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jenis Obat Nama Generik / Dagang NaCl 0,9% infus 500 ml Betahistin tab 6 mg Dimenhidrinat tab 50 mg Domperidon 10 mg tab KSR tab 600 Omeprazol tab 20 mg Candesartan tab 8 mg Vit B komplek tab Ranitidin inj Santagesik inj Regimen Dosis 20 tpm 3 x 6 mg 3 x 1 tab 3 x 10 mg 1x1 2 x 20 mg 0-0-1 tab 2 x 1 tab 2 x 1 amp 3 x 1 amp Tanggal Pemberian Obat (mulai MRS) : 19 20 21 22 23 KRS ѵ Ѵ ѵ Ѵ Ѵ Ѵ ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ ѵ Ѵ Ѵ Ѵ ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ ѵ Ѵ Ѵ Ѵ ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ Ѵ ѵ Ѵ Ѵ Ѵ ѵ Ѵ - HASIL PEMERIKSAAN FISIK : No. Pemeriksaan 1 Tekanan Darah 2 3 4 5 6 Nadi RR Suhu SpO2 Lemas 19 160/80 64 22 36 94 + 20 150/70 150/80 150/80 70 20 36 >96 - TANGGAL 21 160/80 120/60 22 130/80 80 12-20 36 >96 - 80 12-20 36 >96 - 23 KRS 130/80 110/70 130/70 80 12-20 36 >96 - 7 Pusing berputar 8 Mual/muntah + + +/+ +/- Kurang nanti hilang tapi bisa muncul lagi - Kurang nanti hilang tapi bisa muncul lagi - Kurang - HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM : 1. No. Pemeriksaan Nilai Normal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 GDS GD2JPP HbA1C Leukosit Eritrosit Hb HCt Trombosit Ureum Asam urat 11 Creatinin 60-150 mg/dl (70-150 ) mg/dl 4,5-6,5 % 4,8-10,8 x 103/µl 4,7-6,1 x 106/µL 14,0-18 g/dl 37,0-54,0 % 150-450 x 103/µL < 50 mg/dL P < 7/ W < 5,7 mg/dl P = 0,7-1,3, W = 0,5 – 1,1 mg/dl 1 2 3 Elektrolit Natrium Kalium Clorida 135-155 mmol/L 3,6 -5,5 mmol/L 95-108 mmol/L Bagaimana SOAP kasus pasien tersebut ? 19 131 20 Tanggal : 21 20 21 22 23 KRS 22 136 3,7 100 23 KRS 8,3 4,6 13,4 37,6 234 22,6 0,7 19 130 3,2 90 Problem medic Elektrolit imbalance Subject - Object Assessment - NaCl infus Na = 130mmol/ - Pasien diberikan NaCl infus dari tanggal 19 hingga 22 untuk L mengatasi masalah kadar natrium K+= 3,2 dan klorida yang berada di bawah mmol/L normal pada pasien Cl = 90 Sodium Chloride IV Infusion mmol/L untuk pengobatan Eritrosit = digunakan kehilangan cairan dan untuk 4,6 keseimbangan Hb = 13,4 mengembalikan natrium klorida. g/dl - Penggunaan terapi ini sudah tepat dalam mengembalikan cairan tubuh dan menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. - KSR tab 600 mg - KSR mengandung kalium klorida. Terapi ini telah tepat digunakan karena memiliki indikasi mengatasi hipokalemia - KSR diberikan pada tanggal 19-22 dan dihentikan pada tgl 23 karena kadar kalium telah kembali normal. Plan Farmakologi - NaCl infus IV 500 mL 20 tpm - Terapi ini tepat karena telah sesuai dengan indikasi dimana pasien mengalami penurunan kadar natrium. - Berat badan manusia sekitar 60% air, yang mengandung berbagai garam mineral dan elemen lainnya. Natrium klorida adalah salah satu garam mineral utama dalam cairan tubuh. Tingkat optimal garam dalam sirkulasi adalah penting untuk kesehatan yang baik. - Sodium Chloride IV Infusion digunakan untuk pengobatan kehilangan cairan dan mengembalikan keseimbangan natrium klorida (MIMS, 2017) - KSR tab 600 mg 1x1 - Terapi sudah tepat dan dapat, apabila pasien mengalami penurunan kadar kalium - KCl Biasanya digunakan untuk menggantikan defisiensi K+ pada kondisi metabolic alkalosis dan Monitoring Non farmakologi Konsumsi makanan - Dilakukan monitoring yang mengandung pemeriksaan banyak kalium denyut nadi dan diantaranya : tekanan darah, - Kandungan kalium pemeriksaan vena >1000 mg [25 perifer, mmol]/100 daun ara pengukuran berat kering, sirup gula, badan, pengukuran rumput laut tekanan vena - Kandungan kalium sentral, >500 mg [12.5 pemeriksaan rasa mmol]/1 seperti haus, pemeriksaan buah kering intake dan output diantaranya kacangcairan, serta kacangan, Alpukat, pemeriksaan sereal, Gandum, (natrium, kalium, kacang kapri bikarbonat, dan - Kandungan kalium pH) (suwarsa, >250 mg [6.2 2018). mmol]/100 g) adalah Segera hentikan sayur-sayuran, penggunaan KSR bayam, tomat, tab apabila kadar brokoli, labu, bit, kalium telah wortel, kembang kembali normal. kol, kentang, buahbuahan,pisang, blewah, kiwi, jeruk, mangga, daging Hal ini sudah tepat untuk dilakukan. - Hipokalemia adalah keadaan konsentrasi kalium darah di bawah 3,5 mEq/L yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah kalium total tubuh atau adanya gangguan perpindahan ion kalium ke dalam sel (Nathania, 2019). Vertigo - Pusing berputa r - Muntah setiap pindah posisi - - Betahistine 6 mg Pemberian betahistin 6 mg 3x6 diberikan pada tanggal 19-23. Penggunaan terapi ini sudah tepat karena memiliki indikasi untuk vertigo (PIONAS) Vertigo adalah sensasi gerakan yang mengganggu yang disebabkan oleh disfungsi labirin (telinga bagian dalam), saraf vestibular, otak kecil, batang otak, atau Sistem Saraf Pusat (SSP). Bentuk vertigo vestibular sering disertai dengan disfungsi pendengaran seperti hiperakusis, gangguan pendengaran, dan tinnitus. Dalam kebanyakan kasus, mekanisme adaptif SSP mengarah deplesi Cl-, Terutama pada sapi, babi, daging pasien muntah dan sapi muda, kambing pengobatan diuretic (Nuwin, 2011) (Nathania, 2019) - Penggantian kalium secara oral paling aman tetapi kurang ditoleransi karena iritasi lambung. Pada hipokalemia ringan (kalium 3—3,5 mEq/L) dapat diberikan KCl oral dan edukasi diet kaya kalium (Nathania, 2019) - Terapi Betahistine tab 6 mg - Diperlukan latihan - Penggunaan 3x6 mg dilanjutkan dengan fisik untuk betahistine butuh meningkatkan dosis menjadi mengatasi monitoring khusus tab 12 mg 2x2 tab, hal ini gangguan karena memliki sesuai dengan penelitian vestibular, efek samping bahwa betahistine 48 mg membiasakan atau gangguan pada efektif untuk pasien mengadaptasi diri lambung dan rasa vestibular vertigo (Parvenof, terhadap diri mual sehingga 2017) terhadap gangguan perlu digunakan keseimbangan dengan - Betahistine disetujui di >115 seperti berdiri pendampingan obat negara untuk pengobatan tegak dengan mata PPI atau H2 penyakit Msniere dan gejala terbuka, kemudian reseptor antagonist vertigo. Ini adalah sebuah dengan mata (Rusmiyatun dan analog struktural dari tertutup dan ringoringo, 2020). histamin, dan agonis lemah olahraga yang untuk reseptor histamin H menggerakkan (1) dan an antagonis untuk kepala reseptor H (3) pada pemulihan fungsional setelah episode vertigo, namun, sindrom seperti penyakit Ménière cenderung menyebabkan kambuhnya gejala vertigo. Hal ini berdampak signifikan terhadap kualitas hidup dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari (DrugBank, 2020). - Aktivitas reseptor H1 Mekanisme kerja betahistine multifaktorial. Penyakit Ménière diperkirakan akibat gangguan homeostasis cairan endolimfatik di telinga. Betahistine terutama bertindak sebagai agonis reseptor histamin H1. Stimulasi reseptor H1 di telinga bagian dalam menyebabkan efek vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan penurunan tekanan endolimfatik; tindakan ini mencegah pecahnya labirin, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang terkait dengan penyakit Ménière. Betahistine juga diklaim bekerja dengan mengurangi fungsi asimetris organ vestibular sensorik (Rusmiyatun dan - Penurunan frekuensi ringoringo, 2020). serangan vertigo diamati pada penelitian sebelumnya - Hindari makanan yang membandingkan dan minuman yang vertigo insiden serangan mengandung antara pengobatan kafein seperti betahistine dan plasebo [9 ± coklat, kopi, 13] atau baseline dan 1 ± 12 minuman bersoda, bulan pengobatan makanan tinggi betahistine. Dalam dua studi garam, dan ini, di mana betahistine minuman dosis 48 mg / hari diberikan beralkohol. kepada kebanyakan pasien selama 90 atau 120 hari, sekitar 35% atau 50% lebih banyak pasien, masingmasing, mengalami penurunan frekuensi vertigo dibandingkan dengan mereka yang menggunakan plasebo. Hasil ini, diambil bersama dengan pengamatan kami, menunjukkan bahwa dosis harian 48 mg / hari mungkin efektif untuk mengurangi serangan vertigo dalam jangka pendek dan panjang. - Penilaian dokter dan pasien dari respons klinis secara keseluruhan baik atau sangat baik di sebagian besar pasien yang diobati dengan betahistine dalam penelitian ini. Selain itu, pengobatan betahistine dikaitkan dengan perbaikan klinis yang baik dari gejala terkait vertigo, dengan perbaikan terbesar diamati untuk mual, muntah dan pingsan. - Frekuensi serangan vertigo bulanan menurun secara signifikan selama pengobatan 2 bulan dan terus menurun selama 2 bulan tindak lanjut, menunjukkan bahwa dosis betahistine 48 mg / hari mungkin memiliki efek yang bertahan lama bahkan setelah penghentian pengobatan (Parvenof, 2017). - Terapi terus dilanjutkan selama rawat jalan untuk perawatan pemeliharaan. - Dimenhidrinat 50 mg 3x1 - Dimenhidrinat 50 mg 3x1 tab - Terapi ini memiliki indikasi untuk tab pencegahan dan pengobatan mual, - Penggunaan terapi muntah, atau vertigo akibat mabuk seharusnya tidak digunakan perjalanan (DrugBank, 2020). karena memiliki interaksi serius/berat dengan kalium (Medscape). dan meningkatkan aliran darah vestibulocochlear, meredakan gejala vertigo (DrugBank, 2020). - Aktivitas reseptor H3 Selain mekanisme di atas, betahistine juga bertindak sebagai antagonis reseptor H3 histamin, meningkatkan pergantian histamin dari reseptor saraf histaminergik postsynaptic, yang kemudian menyebabkan peningkatan aktivitas H1-agonis. Antagonisme reseptor H3 meningkatkan kadar neurotransmiter termasuk serotonin di batang otak, menghambat aktivitas inti vestibular, sehingga memulihkan keseimbangan yang tepat dan mengurangi gejala vertigo (DrugBank, 2020). - Penggunaanya kurang tepat karena memiliki interaksi serius dengan kalium. - Mekanisme di mana beberapa antihistamin mengerahkan efek antiemetik, anti-mabuk perjalanan, dan anti-vertigo tidak diketahui secara tepat tetapi mungkin terkait dengan aksi antikolinergik sentralnya. Dimenhrinate mengurangi stimulasi vestibular dan menekan fungsi labrinthin. Tindakan pada zona pemicu chemoreceptive meduler mungkin juga terlibat dalam efek antiemetik. Dimenhydrinate adalah antagonis kompetitif di reseptor histamin H1, yang didistribusikan secara luas di otak manusia. Efek antiemetik Dimenhydrinate mungkin disebabkan oleh antagonisme H1 dalam sistem vestibular di otak (DrugBank, 2020) - Santagesik inj 3x1 amp - Santagesik merupakan obat dengan indikasi nyeri akut atau kronis berat seperti sakit kepala, sakit gigi, tumor, pasca op & cedera; nyeri hebat yg - Dimenhydrinate, Kalsium / magnesium / kalium / natrium oksibat. Keduanya meningkatkan efek yang lain dengan sinergisme farmakodinamik. Hindari atau gunakan obat alternatif. Sedasi berat, depresi pernapasan, koma, dan kematian dapat terjadi jika diberikan bersamaan. Cadangan peresepan obatobatan ini secara bersamaan pada pasien yang pilihan pengobatan lain tidak memadai. Batasi dosis dan durasi seminimal mungkin. Pantau dengan cermat tandatanda depresi pernapasan dan sedasi (Medscape). - Santagesik inj 3x1 amp, terapi sebaiknya tidak diberikan/ dihentikan karena termasuk obat golongan NSAID. Yang mana NSAID dapat merusak mukosa berhubungan dg spasme otot polos (akut atau kronis) misalnya spasme otot atau kolik yg mempengaruhi GIT, saluran empedu, ginjal, atau saluran kemih bagian bawah (MIMS) - Vitamin B kompleks 2x1 tab - Terapi ini sudah tepat digunakan bertujuan untuk melindungi dan meregenerasi saraf hal untuk menunjang terapi vertigo itu sendiri (Rendra, 2018). lambung dan akan memperparah dyspepsia pada pasien - Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) merusak mukosa lambung melalui 2 mekanisme, yaitu topikal dan sistemik. Kerusakan mukosa secara topikal terjadi karena OAINS bersifat lipofilik dan asam, sedangkan efek sistemik OAINS yaitu kerusakan mukosa yang terjadi akibat penurunan produksi prostaglandin secara bermakna (Amrullah, 2016) - Vitamin B kompleks 2x1 tab, terapi dapat dilanjutkan, karena dalam kasus neuritis saraf vestibular, vitamin B sering diberikan karena kekurangan vitamin B dapat menyebabkan mual dan muntah (terutama karena kekurangan vitamin B6) dan telinga berdenging (khususnya karena kekurangan vitamin B3, B6, dan B12) . Vitamin B- Dyspepsia - Mual - Muntah - - Omeprazole 20 mg 2x20 mg - Penggunaan terapi ini sudah tepat dengan indikasi tukak lambung dan tukak duodenum, tukak lambung dan duodenum yang terkait dengan AINS, lesi lambung dan duodenum, regimen eradikasi H. pylori pada tukak peptik, refluks esofagitis,Sindrom Zollinger Ellison (PIONAS). - Omeprazol adalah anggota kelas senyawa antisekresi, benzimidazol tersubstitusi, yang menghentikan sekresi asam lambung dengan penghambatan selektif sistem enzim H + / K + ATPase. Inhibitor pompa proton seperti omeprazole mengikat residu sistein secara kovalen melalui jembatan disulfida pada subunit alfa pompa H + / K + ATPase, menghambat sekresi asam lambung hingga 36 jam. Efek antisekresi ini terkait dengan dosis dan mengarah pada penghambatan sekresi asam basal dan kompleks dapat diberikan secara oral atau sebagai infus intravena dan dapat diulang 2-3 kali sehari (Berisavac, 2015). - Omeprazole 20 mg 2x20 mg - Modifikasi gaya Sebaiknya segera hidup dengan - Terapi dilanjutkan dengan dilakukan menghindari penurunan dosis omeprazole endoskopi untuk makanan pedas dan menjadi 20 mg 1x20 mg mengetahui asam, rokok, sesuai dengan anjuran penyabab alkohol, kopi, dan PIONAS, dispepsia karena dyspepsia secara menurunkan stres asam lambung, 10-20 mg pasti sehingga (Rusmiyatun dan sehari selama 2-4 minggu dapat ringoringo, 2020). sesuai respons (PIONAS). menyesuaikan - Omeprazole merupakan obat terapi yang golongan PPI yang mana PPI digunakan merupakan salah satu lini pertama untuk dyspepsia fungsional dengan kombinasi bersama prokinetik (Konsensus Nasional, 2014). - Non-organik (fungsional) ditandai dengan nyeri atau tidak nyaman perut bagian atas yang kronis atau berulang, tanpa abnormalitas pada pemeriksaan fisik dan endoskopi (Purnamasari, 2017). - terstimulasi, terlepas dari stimulus (DrugBank, 2020). - Domperidone 10 mg 3x1 - Domperidone 10 mg 3x1 - Untuk penanganan dispepsia, - Terapi sudah tepat karena mulas, nyeri epigastrium, mual, merupakan terapi lini dan muntah (DrugBank, 2020). pertama untuk dispepsia fungsional yaiut prokinetik - Domperidone bertindak menunda dan PPI (Konsensus pengosongan gastrointestinal dan Nasional, 2014). stimulan peristaltik. Sifat gastroprokinetik dari domperidone - Penggunaan prokinetik berhubungan dengan sifat seperti domperidon dapat penghambat reseptor dopamin memberikan perbaikan perifernya. Domperidone gejala pada beberapa pasien memfasilitasi pengosongan dengan dispepsia fungsional. lambung dan mengurangi waktu Hal ini terkait dengan transit usus halus dengan perlambatan pengosongan meningkatkan peristaltik esofagus lambung sebagai salah satu dan lambung dan dengan patofisiologi dispepsia menurunkan tekanan sfingter fungsional (Konsensus esofagus. Nasional, 2014). - Antiemetik: Sifat antiemetik domperidon terkait dengan aktivitas penghambatan reseptor dopaminnya di zona pemicu kemoreseptor dan di tingkat lambung. Ia memiliki afinitas yang kuat untuk reseptor dopamin D2 dan D3, yang ditemukan di zona pemicu kemoreseptor, terletak tepat di luar sawar darah otak, yang mengatur mual dan muntah (DrugBank, 2020). - - Ranitidine inj 2x1 amp - Ranitidine inj 2x1 amp sebaiknya tidak - Obat ini digunakan sendiri atau diberikan/dihentikan karena dengan bersamaan antasida untuk penggunaannya bersama kondisi berikut: pengobatan jangka dengan PPI tidak dianjurkan. pendek tukak duodenum aktif, mengobati hipersekresi asam - Bila digunakan bersama, lambung akibat sindrom Zollingerterapi supresi asam ekstensif Ellison, mastositosis sistemik, dan dapat menurunkan kondisi lain yang secara patologis penyerapan nutrisi tertentu dapat meningkatkan kadar asam (yaitu vitamin B12, zat besi lambung. Ini juga digunakan dan kalsium), yang dalam pengobatan jangka pendek bergantung pada lingkungan tukak lambung jinak aktif dan asam untuk diserap di perut. terapi pemeliharaan tukak Ada juga risiko patah tulang lambung dengan dosis yang pinggul yang signifikan dikurangi. Selain hal di atas, dengan pengobatan PPI ranitidine dapat digunakan untuk jangka panjang. Risiko ini pengobatan gejala GERD, secara teoritis dapat lebih pengobatan esofagitis erosif meningkat dengan terapi (didiagnosis secara endoskopi) dan kombinasi karena gangguan pemeliharaan penyembuhan ulkus penyerapan kalsium. Terapi lambung atau duodenum kombinasi juga dapat (DrugBank, 2020). meningkatkan risiko infeksi gastrointestinal. H2 blocker terbukti membawa risiko lebih rendah untuk infeksi saluran cerna dibandingkan dengan PPI. Namun, jika PPI dan H2 blocker digunakan bersamaan, pengurangan asam lambung lebih lanjut memungkinkan bakteri Hipertensi - -Takanan darah - Tgl 19: 160/80 - Tgl 20: 150/70, 150/80, 150/80 - Tgl 21: 160/80, 120/80 - Tgl 22: 130/80 - Tgl 23 KRS: 13/80, 110/70, 130/70. berkembang biak dalam sistem pencernaan dan risiko infeksi dapat meningkat (Hospice Pharmacy Solutions). Modifikasi gaya - Candesartan 8 mg 1x1 malam - Candesertan 8 mg 1x1 malam hari hari hidup: - Penggunaan terapi ini sudah tepat - Terapi dilanjutkan karena Penurunan berat indikasi dimana pasien mengalami Candesertan merupakan badan jika hipertensi saat MRS salah satu terapi lini kelebihan berat pertama hipertensi (JNC 8). - Candesartan adalah antagonis badan, reseptor angiotensin II. Sifatnya penerapan rencana mirip dengan penghambat ACE, makan Pendekatan tetapi obat golongan ini tidak Diet untuk menghambat pemecahan Menghentikan bradikinin dan kinin-kinin lainnya, Hipertensi sehingga tidak menimbulkan batuk (DASH), kering persisten yang biasanya pembatasan mengganggu terapi dengan natrium diet penghambat ACE. Karena itu, obat idealnya menjadi golongan ini merupakan alternatif 1,5 g / hari (3,8 g / yang berguna untuk pasien yang hari natrium harus menghentikan penghambat klorida), ACE akibat batuk yang persisten. aktivitas fisik Antagonis reseptor angiotensin II aerobik teratur digunakan sebagai alternatif dari konsumsi alkohol penghambat ACE dalam moderat (dua tatalaksana gagal jantung atau minuman atau nefropati akibat diabetes kurang per hari), (PIONAS) dan - Pemantauan tekanan darah, kadar BUN, kadar serum kratinin, dan kadar serum Kalium (Dipiro, 2020). berhenti merokok. • Modifikasi gaya hidup saja sudah cukup untuk kebanyakan pasien dengan prehipertensi tetapi tidak memadai untuk pasien dengan hipertensi dan faktor risiko KV tambahan atau kerusakan target organ terkait hipertensi (Dipiro , 2015). DAFTAR PUSTAKA Amrulloh, F.M., Utami. N. 2016. Hubungan Konsumsi OAINS terhadap Gastritis. Majority: Volume 5 Nomor 5. Berisavac II , Pavlović AM , Trajković JJ. Zidverc , Šternić NM , Bumbaširević LG. Drug Treatment Of Vertigo In Neurological Disorders. Neurol India.2015;63:933:69 Dennison-himmelfarb C., Handler J. and Lackland D.T. 2014. EvidenceBased Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults Report From the Panel Members Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8), , 1097, 1–14. DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015,. Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edit., McGraw-Hill Education. DrugBank. “Betahistine”, dibuat 6 Mei 2010/diperbarui 17 November 2020. < https://go.drugbank.com/drugs/DB06698 > [Diakses, 20 November 2020). DrugBank. “Dimenhydrinate”, dibuat 13 Juni 2005/diperbarui 17 November 2020. < https://go.drugbank.com/drugs/DB00985> November 2020). [Diakses, 20 DrugBank. “Domperidone”, dibuat 3 Junic2005/diperbarui 17 November 2020. < https://go.drugbank.com/drugs/DB01184 > [Diakses, 20 November 2020). DrugBank. “Omeprazole”, dibuat 13 Juni 2005/diperbarui 17 November 2020. < https://go.drugbank.com/drugs/DB00338 > [Diakses, 20 November 2020). DrugBank. “Ranitidine”, dibuat 13 Juni 2005/diperbarui 17 November 2020. <https://go.drugbank.com/drugs/DB00863> [Diakses, 20 November 2020). Hospice Pharmacy Solutions. “ Combination Use of Proton Pump Inhibitors and H2 Blockers: Is This Appropriate?” <https://www.hospicepharmacysolutions.com/combination-use-of-proton-pump-inhibitors-and-h2-blockers-is-this-appropriate/> [Diakses 20 November 2020]. Konsensus Nasional. 2014. Penatalaksanaan Dispepsia dan Infeksi Helicobacter pylori. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) & Kelompok Studi Helicobacter pylori Indonesia (KSHPI) Medscape . “dimenhydrinate” <https://reference.medscape.com/drug/dramamine-dimenhydrinate-342045?src=mbl_msp_iphone#3> [Diakses 20 November 2020) Mims. 2017. Sodium Chloride Iv Infusion. MIMS. KSR (Potassium Chloride). < https://penerbitdeepublish.com/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-website/> [Diakses, 20 November 2020) MIMS. “Santagesik”. < https://www.mims.com/indonesia/drug/info/santagesik > [Diakses, 20 November 2020] Nathania, M. 2019. Continuing Professional Development: Hipokalemia-Diagnosa dan Tatalaksan. CDK-273/ vol. 46 no. 2 Nuwin R, Luf FC, Shirley G. 2011. Pathiphysiology and Management Hypokalemia : Clinical Perspective;7:75-84 Parfenov VA, Golyk VA, Matsnev EI, Morozova SV, Melnikov OA, Antonenko LM, et al. (2017) Effectiveness of betahistine (48 mg/day) in patients with vestibular vertigo during routine practice: The VIRTUOSO study. PLoS ONE 12(3): e0174114. PIONAS. 2015. Betahistin Dihidroklorida. < http://pionas.pom.go.id/monografi/betahistin-dihidroklorida-0> [Diakses, 20 November 2020). PIONAS. “Candesertan”. < http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/23-antihipertensi/236-antagonis-reseptor-angiotensin-ii > [diakses, 20 November 2020]. PIONAS. 2015. “Omeprazole” < http://pionas.pom.go.id/monografi/omeprazol > [Diakses, 20 November 2020). Purnamasari L. 2017. Faktor Risiko, Klasifikasi, Dan Terapi Sindrom Dispepsia. Continuing Medical Education; Cdk-259/ Vol. 44 No. 12 Rendra A.K., Pinzon R.T. 2018. Evaluasi Drug Related Problems pada Pasien Vertigo Perifer di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia: Vol. 7 No. 3. Rusmiyanti Tri Henni. Ringoringo S Victor. 2020. Pemantauan Terapi Obat Pada Pasien Dyspepsia Dan Vertigo Di Ruang Rawat Inap Flamboyan Rumah Sakit X Periode 1 April – 31 Mei 2019. Social Clinical Pharmacy Indonesia Journal Special Issue Januari 2020.Fakultas Farmasi. Unversitas 17 Agustus 1945. Jakarta. Suwarsa Oki. 2018. Terapi Cairan dan Elektrolit pada Keadaan Gawat Darurat Penyakit Kulit. Vol.30 / No.2. Lampiran Amrulloh, F.M., Utami. N. 2016. Hubungan Konsumsi OAINS terhadap Gastritis. Majority: Volume 5 Nomor 5. Berisavac II , Pavlović AM , Trajković JJ. Zidverc , Šternić NM , Bumbaširević LG. Drug Treatment Of Vertigo In Neurological Disorders. Neurol India.2015;63:933:69 Dennison-himmelfarb C., Handler J. and Lackland D.T., 2014 DrugBank. “Betahistine” Dipiro, 2015 DrugBank. “Dimenhydrinate” DrugBank. “Domperidone” DrugBank. “Omeprazole” DrugBank. “Ranitidine” Hospice Pharmacy Solutions Konsensus Nasional. 2014 Medscape . “dimenhydrinate” MIMS. “Santagesik” Mims. 2017. Sodium Chloride Iv Infusion. Nathania, M. 2019 Nuwin, 2011 PIONAS. 2015. Betahistin Dihidroklorida PIONAS. “Candesertan” PIONAS. 2015. “Omeprazole” Purnamasari L. 2017 Rendra A.K., Pinzon R.T. 2018 Suwarsa, 2018