Ririn Wahyuni (070100154) Pembimbing: dr. Julia Maria Sari Angina Ludwig: selulitis yang menyebar dengan cepat, potensial menyebabkan kematian, yang mengenai ruang sublingual dan submandibular Kebanyakan kasus Individu yang sehat Usia: 20-60 tahun Laki-laki: perempuan= 3:1/4:1 Diabetes Mellitus miotitis Neutropenia Angina Ludwig LES dermatitis glomerulonef ritis alkoholik Anemia aplastik Biasanya disebabkan oleh infeksi odontogenik 50% kasus polimikroba Angina Ludwig Penyebab lain: •Sialadenitis •abses peritonsil •fraktur mandibula terbuka •kista duktus tiroglossal yang terinfeksi •Epiglotitis •injeksi intravena obat ke leher Gejala Klinis pembengkakan yang nyeri pada dasar mulut demam takipnea takikardia disfagia odinofagia fetid breath Tanda Obstruksi jalan nafas stridor distress pernafasan sianosis kecemasan posisi duduk Pembengkakan pada area submandibular Anamnesis Pembengkakan pada dasar mulut atau bagian anterior leher Pemeriksaan Fisik 4 tanda kardinal: bilateral atau lebih ruang jaringan dalam gangrene dengan pus serosanguinous keterlibatan jaringan ikat, fasia, dan otot tetapi tidak mengenai struktur kelenjar penyebaran melalui ruang fasial lebih jarang daripada melalui sistem limfatik Foto polos leher dan dada menunjukkan pembengkakan soft-tissue, adanya udara, dan adanya penyempitan saluran nafas Sonografi mengidentifikasi penumpukan cairan di dalam soft-tissue CT scan mengidentifikasi adanya pembengkakan soft-tissue, penumpukan cairan, dan gangguan jalan nafas MRI Foto Polos menunjukkan adanya pembengkakan supraglotik (tanda panah) CT scan menunjukkan adanya pembengkakan supraglotik dan adanya udara dalam soft-tissue Algoritma diagnosis dan manajemen Angina Ludwig asfiksia thrombosis abses sinus kavernosus serebri infeksi dinding karotis dan rupture arteri tromboflebitis mediastinitis empiema supuratif dari vena jugularis sangat tergantung kepada proteksi segera jalan nafas dan pada pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi Tingkat kematian pada era sebelum adanya antibiotik sebesar 50%, tetapi dengan adanya antibiotik tingkat mortalitas berkurang menjadi 5%