MANAJEMEN OPERASIONAL LAYANAN LABORATORIUM Dr. Joko Widodo, M.Kes 1. Pendahuluan Laboratorium medik dapat berkembang dengan pesat jika didorong oleh kebijakan manajemen mutu dan standard prosedur yang terdefinisi dengan baik, tetapi tanpa metode pendokumentasian kegiatan laboratorium yang jelas dan kemudahan akses, maka laboratorium tidak bisa yakin imenghasilkan mutu hasil berkualitas tinggi secara konsisten. Akreditasi menurut ISO (International Organization of Standarization) adalah pengakuan formal terhadap laboratorium penguji / kalibrasi yang mempunyai kompetensi untuk melakukan pengujian / kalibrasi tertentu yang tertuang dalam peraturan ISO 17025:2008. Akreditasi laboratorium mampu memberikan jaminan terhadap mutu dan keakuratan data hasil uji/kalibrasi sekaligus menjamin kompetensi laboratorium penguji/kalibrasi Keuntungan menjadi laboratorium terakreditasi adalah pengakuan tentang kompetensi laboratorium, keuntungan dalam bidang pemasaran laboratorium dan mendapatkan kepercayaan pelanggan. ISO 15189:2012 disusun berdasarkan ISO 17025 dan ISO 9001 yang digunakan sebagai dasar pengakuan kompetensi laboratorium medik. Di Indonesia laboratorium medik diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Untuk dapat diakreditasi sebagai labortorium yang kompeten, laboratorium medik harus menerapkan standar SNI ISO 15189:2012. Manajemen layanan operasional pada laboratorium medik sangat penting untuk pengelolaan pasien oleh karena itu harus ada standarisasi untuk memenuhi kebutuhan pasien dan juga terdapat petugas laboratorium yang bertanggunga jawab dalam pengelolaan pasien. Layanan operasional ini mencakup pengaturan untuk permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, identifikasi pasien, pengambilan sampel, transportasi, penyimpanan, pengolahan,dan pemeriksaan sampel medik, disertai dengan interpretasinya, pelaporan hasil dan saran, di samping mempertimbangan keselamatan dan etika bekerja di laboratorium medik. Standar akreditasi dapat digunakan oleh laboratorium medik dalam mengembangkan sistem manajemen mutu dan menilai kompetensi, juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau mengakui kompetensi laboratorium medik oleh pelanggan laboratorium, regulator dan badan akreditasi. 2. Persyaratan Teknis Sehubungan semakin ketatnya persaingan Laboratorium Klinik di Indonesia, mendorong Laboratorium Klinik untuk meningkatkan mutu dan pelayanannya. Hal ini juga akan sangat berkorelasi dengan jaminan kualitas produksi yang diberikan dalam bentuk ketepatan dan kecepatan hasil laboratorium, dimana saat ini menjadi suatu kebutuhan mendesak yang harus ditawarkan suatu bidang jasa laboratorium kepada para pelanggannya. Dalam hal ini kompetensi suatu Laboratium Klinik menjadi sangat penting, termasuk di dalamnya SDM yang profesional dan bertanggung jawab terhadap seluruh proses laboratorium yang berjalan, dimulai dari proses pra analitik, analitik, dan paska analitik dimana hal ini sangat berdampak terhadap jaminan kualitas jasa layanan laboratorium yang pengaturannya tertuang dalam ISO 15189 mencakup aspek persyaratan teknis yang wajib dipenuhi. Persyaratan teknis ISO 15189:2012 meliputi : personel, kondisi akomodasi dan lingkungan, peralatan laboratorium, prosedur pra pemeriksaan, jaminan mutu prosedur pemeriksaan, prosedur pasca pemeriksaan dan pelaporan hasil. 2.1 Personel Laboratorium harus memiliki prosedur terdokumentasi untuk pengelolaan personel dan memelihara rekaman seluruh personel untuk menunjukkan kesesuaiannya terhadap persyaratan. Manajemen laboratorium harus mendokumentasikan kualifikasi personel untuk setiap posisi. Kualifikasi harus mencerminkan pendidikan, pelatihan yang tepat, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan, dan sesuai dengan tugas yang dilakukan. Personel yang melakukan pertimbangan berkenaan dengan pemeriksaan harus memiliki latar belakang teori dan praktik serta pengalaman yang sesuai. Laboratorium harus memberikan pelatihan untuk semua personel yang meliputi bidang-bidang berikut: • Sistem manajemen mutu • Proses dan prosedur pekerjaan yang ditugaskan • Sistem informasi laboratorium yang berlaku • Kesehatan dan keselamatan, termasuk pencegahan atau penghambatan efek kejadian yang tidak diinginkan • Etika • Kerahasiaan informasi pasien. Personel yang masih menjalani pelatihan harus diawasi setiap saat. Efektivitas program pelatihan harus dikaji secara berkala. 2.2 Kondisi akomodasi dan lingkungan Laboratorium harus memiliki ruangan yang dialokasikan untuk pelaksanaan pekerjaan dirancang untuk memastikan mutu, keamanan dan manfaat dari layanan yang diberikan kepada pengguna, kesehatan dan keselamatan personel laboratorium, pasien dan pengunjung. Laboratorium harus mengevaluasi dan menentukan ruangan yang dialokasikan untuk pelaksanaan pekerjaan, cukup dan memenuhi syarat. Jika dapat diterapkan, ketentuan yang sama harus dilakukan untuk pengambilan sampel primer dan pemeriksaan di luar lokasi laboratorium utama, misalnya pemeriksaan dekat pasien (PDP) di bawah pengelolaan laboratorium. Beberapa persyaratan kondisi akomodasi dan lingkungan adalah sebagai berikut : • Fasilitas laboratorium dan kantor • Fasilitas penyimpanan • Fasilitas staf • Fasilitas pengambilan sampel pasien • Pemeliharaan fasilitas dan kondisi lingkungan 2.3 Peralatan laboratorium, reagen dan bahan habis pakai Laboratorium harus memiliki prosedur terdokumentasi untuk pemilihan pemasok, pembelian dan pengelolaan peralatan. Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang dipersyaratkan untuk memberikan pelayanan (termasuk pengambilan sampel primer, penyiapan, pengolahan, pemeriksaan dan penyimpanan sampel). Apabila laboratorium perlu menggunakan peralatan di luar pengendalian permanennya, manajemen laboratorium harus memastikan bahwa persyaratan dari Standar ini dipenuhi. Bila perlu, laboratorium harus mengganti peralatan untuk menjamin mutu hasil pemeriksaan. Kaitan dengan persyaratan peralatan laboratorium harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : • Uji keberterimaan alat • Petunjuk penggunaan peralatan • Kalibrasi peralatan dan ketertelusuran secara metrologi • Pemeliharaan perbaikan • Pelaporan insiden peralatan yang merugikan • Rekaman peralatan Sedangkan dengan penggunaan reagen dan bahan habis pakai laboratorium harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : • Reagen dan bahan habis pakai - Penerimaan dan penyimpanan • Reagen dan bahan habis pakai – Uji keberterimaan • Reagen dan bahan habis pakai – Pengelolaan persediaan • Reagen dan bahan habis pakai- Instruksi penggunaan • Reagen dan bahan Pelaporan insiden yang merugikan • Reagen dan bahan habis pakai – Rekaman 2.4 Proses Pra Pemeriksaan Pra-pemeriksaan adalah persyaratan teknis yang wajib dipenuhi oleh organisasi laboratorium medis di dalam operasi bisnisnya. Prapemeriksaan pasien atau user (mengganti istilah pelanggan di dalam laboratorium medis) memastikan bahwa informasi yang dibutuhkan sebelum pemeriksaan harus jelas, dikonfirmasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Beberapa persyaratan Pra-pemeriksaan adalah sebagai berikut: • Informasi kepada pasien atau user Clinician mengumpulkan informasi seputar pasien terkait spesimen sampel yang akan diambil dari tubuhnya. Ada prosedur tertulis untuk mengenai hal ini, sehingga memastikan dan memberikan jaminan bahwa sampel dari pasien digunakan untuk pemeriksaan dan bukan untuk hal yang tidak terkait di dalam pemeriksaaan. • Permintaan Pemeriksaan Clinician harus mampu menjelaskan prosedur terkait pemeriksaan yang dapat berdampak positif kepada pasien. Bila perlu jaminan atas spesimen sampel clinicial dapat memberikan informasi concern yang dengannya menjadikan pasien sadar dan bertanggungjawab atas spesimen yang diberikannya. • Pengambilan dan Penanganan Sampel Identitas sampel harus jelas dan dapat tertelusur. Bila perlu identitas sampel adalah unik, sehingga mengurangi potensi duplikasi atau overlap ID sampel. Laboratorium medis harus menetapkan standar proses di dalam penanganan sampel bagaimana pengemasan sampel, sealing sampel, dan pengaminan sampel lainnya. • Transportasi Sampel Laboratorium Medis menetapkan metode transportasi sampel mulai dari pengambilan sampel untuk sampai ke tempat pemeriksaan klinis. Memastikan barang dalam keadaan utuh dan sesuai. • Penerimaan Sampel Penerimaan sampel di laboratorium medis harus jelas identifikasinya, karena pihak petugas laboratorium harus verifikasi informasi di sampel. • Penanganan, persiapan dan penyimpanan pra-pemeriksaan Laboratorium harus mempunyai prosedur dan fasilitas yang memadai untuk mengamankan sampel pasien dan deteriorisasi, kehilangan atau kerusakan selama kegiatan pra-pemeriksaan dan selama penanganan, persiapan dan penyimpanan. 2.5 Proses Pemeriksaan Laboratorium harus memilih prosedur pemeriksaan yang telah divalidasi untuk digunakan. Identitas orang yang melakukan kegiatan dalam proses pemeriksaan harus direkam. Persyaratan yang ditentukan (spesifikasi kinerja) untuk setiap prosedur pemeriksaan harus berhubungan dengan tujuan penggunaan pemeriksaan itu. Persyaratan operasional layanan pada proses pemeriksaaan meliputi hal-hal sebagai berikut : • Seleksi, verifikasi dan validasi prosedur pemeriksaan meliputi : verifikasi prosedur pemeriksaan, validasi prosedur pemeriksaan, dan pengukuran ketidakpastian dari nilai kuantitas yang diukur • Rentang acuan biologis atau nilai keputusan klinis • Dokumentasi prosedur pemeriksaan 2.6 Jaminan mutu hasil pemeriksaan Laboratorium harus menjamin mutu pemeriksaan dengan mengerjakan pemeriksaan di bawah kondisi yang ditentukan. Proses pra dan pasca-pemeriksaan yang tepat harus dilaksanakan Laboratorium tidak boleh memalsukan hasil apapun. Persyaratan operasional layanan pada jaminan mutu pemeriksaaan meliputi hal-hal sebagai berikut : • Pengendalian mutu • Uji banding antar laboratorium • Komparabilitas hasil pemeriksaan 2.7 Proses pasca pemeriksaan Persyaratan pasca pemeriksaaan atau post examination menjadi mandatory di sistem management laboratorium medis ISO 15189 :2012 untuk diimplementasi. Hal yang menarik dari persyaratan pasca pemeriksaan adalah bagaimana jaminan hasil uji sampel specimen diberikan dari provider laboratorium medis kepada user secara objektif dari berbagai sudut pandang. Sampel spesimen anda sebelum dilaporkan hasilnya melalui serangkaian validasi penjaminan keluaran hasil uji berupa: • Kajian Hasil (Review Result) Merupakan proses pengkajian hasil uji specimen dibandingkan dengan standar yang digunakan. Bagaimana hasil uji specimen dilakukan oleh personil yang kompeten sebelum dilaporkan. Tanggung jawab personil tersebut memastikan bahwa tidak ada proses yang terlewat dari pengujian specimen. Pathologist memberikan opini terhadap hasil uji specimen berdasarkan standar, knowledge dan pengalamannya secara objektif menilai keluaran hasil uji specimen. Materi data untuk pengkajian dapat menggunakan data langsung hasil uji specimen atau juga secara elektronik, seperti foto, gambar, yang jelas sehingga ada petunjuk pembeda dari spesimen standar. • Penyimpanan, Masa Simpan dan Pembuangan Spesimen Klinis Laboratorium Medis harus menetapkan prosedur dalam identifikasi, index, akses terhadap penyimpanan spesimen klinis. Laboratorium Medis menetapakan personal yang bertanggung jawab dan memiliki mekanisme monitoring terhadap penyimpanan sampel klinis tersebut. Masa simpan sampel klinis ditentukan dengan pertimbangan terhadap semisal uji ulang, sampel contoh, arsip. Masa simpan harus diberikan info kepada pathologist dalam rangka penggunan lebih lanjut terhadap spesimen klinis tersebut. Pembuangan spesimen klinis mengikuti aturan main dan regulasi setempat, fasilitas pembuangan sampel klinis ditetapkan sebagai pemenuhan praktek laboratorium yang baik. Penunjukan pihak ketiga dalam mengelola pembuangan sampel klinis diperkenankan selama validitas pihak ketiga tersebut dapat dibuktikan. Adalah tanggung jawab bersama tidak hanya Laboratorium medis untuk mengelola pasca pemeriksaan , tetapi komunitas dan pemerintah dalam menetapkan regulasi pengaturan pembuangan spesimen klinis harus disupport dengan baik. 2.8 Pengeluaran Hasil Pemeriksaan Laboratorium harus menetapkan prosedur terdokumentasi untuk pengeluaran hasil pemeriksaan, termasuk rincian personil yang mengeluarkan hasil dan kepada pengguna hasil. Prosedur layanan operasinla laboratorium dalam mengeluarkan hasil pemeriksaan pasien harus memastikan bahwa kondisi berikut ini terpenuhi: • Bila mutu sampel primer yang diterima tidak sesuai untuk pemeriksaan, atau dapat mempengaruhi hasil, hal ini dicantumkan dalam laporan. • Bila hasil pemeriksaan berada dalam rentang "waspada" atau rentang "kritis" yang telah ditetapkan seorang dokter (atau tenaga kesehatan lain yang berwenang) segera diberitahu [hal ini mencakup hasil pemeriksaan sampel yang dikirim ke laboratorium rujukan] rekaman tindak lanjut yang berisi tanggal, waktu, staf laboratorium yang bertanggung jawab, personil yang diberitahu dan hasil pemeriksaan yang disampaikan.Hasil dapat terbaca, tanpa kesalahan dalam penulisan, dan dilaporkan pada yang berwenang untuk menerima dan menggunakan informasi tersebut. • Bila hasil dikirim sebagai suatu laporan sementara, laporan akhir selalu disampaikan kepada pemohon. • Terdapat proses untuk memastikan bahwa hasil yang didistribusikan melalui telepon atau sarana elektronik lain diterima hanya oleh penerima yang berwenang. Hasil yang diberikan secara lisan harus diikuti dengan laporan tertulis. Harus ada catatan dari semua hasil yang diberikan secara lisan. 3. PENUTUP Terdapat persyaratan dokumentasi di laboratorium medik sesuai dengan SNI ISO 15189:2012 meliputi dua hal yaitu persyaratan dokumentasi manajemen dan persyaratan dokumentasi teknis. Standar ini dapat digunakan oleh laboratorium medik dalam mengembangkan sistem manajemen mutu dan menilai kompetensi mereka sendiri. Standar ini juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau mengakui kompetensi laboratorium medik oleh pelanggan laboratorium, regulator dan badan akreditasi. Persyaratan teknis berkaitan layanan opersional meliputi : personel, kondisi akomodasi dan lingkungan, peralatan laboratorium, prosedur pra pemeriksaan, jaminan mutu prosedur pemeriksaan, prosedur pasca pemeriksaan dan pelaporan hasil. Layanan operasional pada laboratorium medik yang terstandarisasi sangat penting untuk pengelolaan pasien oleh karena itu harus ada standarisasi untuk memenuhi kebutuhan pasien dan juga terdapat petugas laboratorium yang bertanggunga jawab dalam pengelolaan pasien. Layanan operasional ini mencakup pengaturan persyaratan permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, identifikasi pasien, pengambilan sampel, transportasi, penyimpanan, pengolahan,dan pemeriksaan sampel medik, disertai dengan interpretasinya, pelaporan hasil dan saran, di samping mempertimbangan keselamatan dan etika bekerja di laboratorium medik. Laboratorium terakreditasi adalah pengakuan tentang kompetensi laboratorium, keuntungan yang didapat dengan mengikuti akreditasi bidang layanan laboratorium medik adalah kepercayaan dan pengakuan dari pelanggan. Referensi : 1. International Organization for Standardization (ISO). Medical laboratories— Requirements for quality and competence. ISO 15189:2012. Geneva,Switzerland. 2. World Health Organization. Laboratory Quality Management System (LQMS) training toolkit. http://www.who.int/ihr/training/laboratory_quality/ documents/en/. 3. Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI), Laboratory Documents: Development and Control; Approved Guideline—Fifth Edition,2006 4. The National Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS), A Quality Management System Model for Health Care; Approved Guideline—Second Edition,2004 5. Badan Standarisasi Nasional (BSN),Medical laboratories — Requirements for quality and competence, adopted ISO 15189:2012, 2014