Uploaded by Risti SF

Kontrasepsi Oral

advertisement
KONTRASEPSI ORAL
SEJARAH
Tidak pernah ditemukan sebelumnya hingga pada awal tahun 1900-an, berdasarkan
hasil penelitian bahwa penghambatan ovulasi berhubungan dengan kehamilan dan
korpus luteum. Seorang profesor dari bagian fisiologi di Universitas Innsbruck,
Austria, adalah yang pertama sekali membuktikan ekstrak ovarium yang diberikan
secara per oral pada tikus dapat mencegah fertilitas. Pada tahun 1920-an, ahli
ginekologi Habertlandt dan seorang ahli ginekologi dari Viennese yang bernama
Otfried Otto Fellner, memberikan ekstrak steroid kepada berbagai jenis hewan dan
melaporkan bahwa steroid ekstrak tersebut juga dapat menghambat fertilitas. Pada
tahun 1931, Habertlandt mengusulkan penggunaan hormon-hormon untuk pengaturan/
pengontrolan kehamilan. Beliau berhasil memproduksi sebuah ekstrak yang telah siap
dipergunakan yang diberi nama Infecundin, namun kematian dini Habertlandt tahun
1932 di usianya yang ke-47 menyebabkan terhentinya penelitian terhadap
penemuannya itu. Sedangkan Fellner menghilang setelah terjadinya peristiwa
penggabungan Austria-Jerman di bawah kepemimpinan Hitler.
Konsep penelitian tersebut telah diberitahukan oleh Habertlandt, tetapi ilmu kimia
mengenai steroid belum tersedia. Ekstraksi dan isolasi beberapa miligram steroid
membutuhkan titik permulaan pengukuran dengan menggunakan bergalon-galon urine
ataupun ribuan pon organ-organ kelamin. Edward Doisy memproses 80.000 ovarium
babi hanya untuk memproduksi 12 mg estradiol.
Russel Marker
Masalah yang tersebut di atas berhasil dipecahkan oleh seorang ahli kimia yang
eksentrik yang bernama Russel E. Marker, yang berhasil menyelesaikan tesisnya tanpa
menyelesaikan tugas hariannya untuk memperoleh gelar Ph.D-nya. Marker dilahirkan
dekat Hagerstown, Maryland pada tahun 1902, dan kemudian beliau berhasil
memperoleh gelar kesarjanaannya dalam bidang kimia organik serta memperoleh gelar
Master-nya untuk bidang kimia koloid dari University of Maryland. Setelah
meninggalkan University of Maryland, Marker bekerja di Ethyl Gasoline Corporation,
dan pada tahun 1926, beliau berhasil menemukan rantai oktana, berdasarkan pada
1
penemuan bahwa bahan bakar berasal dari senyawa hidrokarbon dengan jumlah
senyawa karbon yang ganjil.
Pada saat itu, dibutuhkan ovarium dari 2500 babi yang hamil hanya untuk
memproduksi 1 mg progesteron. Pada tahun 1939, Marker memperkenalkan suatu
metode ( yang disebut Marker Degradation) untuk mengubah molekul sapogenin
menjadi progestin. Marker pun menjadi yakin bahwa pemecahan atas masalah yang
bertujuan untuk memperoleh kuantitas yang besar dari hormon steroid adalah dengan
menemukan tumbuh-tumbuhan (famili tumbuhan dimana termasuk lili, nenas, dan
sejenis ubi) dimana tumbuh-tumbuhan ini mengandung jumlah yang cukup banyak dari
diosgenin, yaitu suatu steroid tumbuhan (sapogenin) yang dapat digunakan sebagai
titik permulaan untuk memproduksi hormon steroid. Keyakinan ini semakin diperkuat
dengan keberhasilannya dalam menemukan spesies dari Trillium, yang dikenal secara
umum sebagai Beth’s root, dan ditemukan di North Carolina dan dipergunakan dalam
persiapan untuk Lydia Pinkham’s Compound, dimana tumbuhan tersebut terkenal
dapat mengatasi masalah-masalah menstruasi pada saat itu. Bahan aktif yang
terkandung dalam Beth’s root adalah diosgenin, tetapi rizoma / akarnya terlalu kecil
untuk menyediakan jumlah yang cukup banyak. Marker kemudian mencari tanaman
yang lebih tepat untuk menyelesaikan problem tersebut yang kemudian membawanya
ke California, Arizona, dan Texas dalam pencariannnya untuk tanaman tersebut.
Dalam kunjungannya ke Texas A & M University, Marker menemukan sebuah buku
yang ditemukan dan dibacanya secara kebetulan ketika beliau menginap di rumah
seorang pensiunan ahli botani, dimana di dalam buku tersebut terdapat gambar dari
sebuah dioscorea yang besar (Dioscorea mexicana). Setelah kembali ke Pennsylvania,
beliau memutuskan untuk pergi ke Veracruz, Meksiko (dimana perjalan ini memakan
waktu 3 hari dengan menggunakan kereta api), untuk menemukan dioscorea ini. Beliau
melakukan sejumlah usaha pada tahun 1941 sampai di awal tahun 1942, tetapi beliau
menjadi frustasi karena pemerintahan Meksiko tidak mengizinkannya untuk
mengambil tanaman dari sana dalam jumlah yang banyak dan menjadi semakin frustasi
karena beliau tidak berhasil menemukan tanaman-tanaman tersebut. Beliau pun
kemudian teringat bahwa buku dengan gambar dioscorea tersebut juga melaporkan
bahwa dioscorea ini juga terkenal dengan nama “cabeza de negro”, dimana akar umbi
yang berwarna hitam ini tumbuh di dekat Orizaba dan Cordoba. Marker pun kemudian
2
menaiki bus menuju Cordoba, dan di dekat Orizaba, seorang pemilik toko kecil yang
bersuku Indian membawakan 2 tanaman dioscorea untuknya. Setiap akar umbi tersebut
tingginya 9-12 inci dan terdiri dari bagian yang berwarna putih seperti lobak, yang
sering digunakan oleh penduduk lokal Meksiko sebagai racun untuk menangkap ikan.
Pada tahun 1970, pemerintahan Meksiko akhirnya mengetahui apa yang diperbuat oleh
Marker selama ini dan memberikannya penghargaan yang bernama Order of The Aztec
Eagle, namun penghargaan ini ditolak oleh Marker. Di tahun 1984, Pennsylvania State
University mengadakan perkuliahan dalam bidang sains dengan Marker sebagai
dosennya, dan kegiatan ini dilaksanakan secara tahunan, dan di tahun 1987,
Pennsylvania State University juga mendirikan The Russel and Mildred Marker
Professorship of Natural Product Chemistry. Pada tahun yang sama, Marker
memperoleh gelar doktor honoris causa dari University of Maryland, suatu gelar yang
gagal diperolehnya di tahun 1926. Pada usianya yang ke-92, tepatnya di tahun 1995,
Russel Earl Marker meninggal dunia di kota Wernersville, Pennsylvania,
karena
terjadinya komplikasi akibat patah pinggang yang dideritanya.
Carl Djerassi
Di tahun 1949, ditemukan bahwa kortison dapat mengobati penyakit arthritis, dan
selanjutnya dilakukan pencarian metode untuk memproduksi kortison sintetik yang
mudah dan murah. Pada usianya yang ke-26, Carl Djerassi bergabung dengan Syntex
untuk memproduksi sintesis kortison ini dengan menggunakan tanaman-tanaman ubi
Meksiko yang mampu menghasilkan diosgenin steroid sebagai titik permulaan
penelitiannya. Penelitiannya ini pun berhasil dengan cepat diselesaikannya pada tahun
1951, tetapi segera setelah metode tersebut ditemukan, sebuah metode yang lebih baik
untuk memproduksi kortison dengan menggunakan fermentasi mikrobiologi ditemukan
di Upjohn. Metode ini menggunakan progesteron sebagai titik awal penelitian, dan
kemudian Syntex juga berhasil menemukan metode ini sehingga Syntex sebagai
penyuplai utama bagi perusahaan lainnya untuk proses penting tersebut, dengan tingkat
penghasilan 10 ton progesteron setiap tahunnya dengan harga 48 sen untuk setiap
gramnya.
Djerassi dan ahli-ahli kimia Syntex lainnya selanjutnya mengalihkan perhatian mereka
terhadap produksi steroid seks. Mereka menemukan bahwa pemindahan karbon yang
3
ke-19 pada progesteron yang berasal dari ubi-ubi tersebut akan meningkatkan aktivitas
progesteron dari molekul-molekulnya. Etisteron telah tersedia selama lusinan tahun,
ahli-ahli kimia Syntex memberikan alasan bahwa pemindahan karbon yang ke-19 akan
meningkatkan potensi progesteron dari bahan aktif ini. Pada tahun 1951, noretindron
berhasil disintesis; dimana obat ini adalah obat yang pertama sekali dipatenkan dalam
daftar obat di National Inventor’s Hall of Fame di Akron, Ohio. Penemuan bahan lain
yang juga mirip dengan noretindron yaitu noretinodrel, ditemukan oleh Frank Colton,
seorang ahli kimia yang bekerja di G.D. Searle & Compan, merupakan suatu
progesteron aktif yang dimakan secara oral yang pertama sekali dipatenkan.
Gregory Pincus
Pincus menjadi perintis jalan bagi ilmu pengetahuan mengenai maturasi proses meiosis
pada oosit mamalia, baik pada oosit kelinci maupun oosit manusia. Pada tahun 1934,
Pincus melaporkan mengenai fertilisasi in vitro pada sel telur kelinci, penelitian ini
membawanya menjadi tajuk utama pada New York Times yang dikatakan menyindir
Haldane dan Huxley. Sebuah artikel yang dimuat di Colliers melukiskan Pincus
sebagai ilmuwan yang jahat. Ketika tahun 1936, Harvard menetapkan penelitian Pincus
sebagai salah satu dari penemuan luar biasa sepanjang masa pihak universitas di
bidang ilmu pengetahuan, tetapi pihak Harvard menolaknya menjadi bagian pemilik
universitas tahun 1937.
Min Cueh-Chang menerima gelar Ph.D-nya dari Harvard tepat pada hari yang
mengerikan bagi Amerika Serikat, yaitu 7 Desember 1941, demikianlah sehingga dia
dipaksa untuk tetap tinggal di negara itu. Dia tertarik kepada Pincus oleh karena buku
yang dikarang oleh Pincus yang berjudul Sel Telur Mamalia, yang dirilis pada tahun
1936 dan merupakan pukulan utama bagi para ahli-ahli biologi di masa itu. Kesuksesan
Hoagland dan Pincus dalam merekrut M-C Chang adalah bertujuan agar mereka
mampu membayar sejumlah bunga pinjaman.
Dapat dikatakan bahwa M-C Chang sebagai orang pertama yang menemukan suatu
dasar yang mengarahkan kepada penemuan alat kontrasepsi oral (beliau juga yang
pertama sekali menjelaskan proses kapasitasi dari sperma). Pada tahun 1951, beliau
juga menguatkan hasil kerja Makepeace (yaitu di tahun 1937), mengenai kemampuan
progesteron menghambat ovulasi pada kelinci-kelinci. Ketika noretindron dan
4
noretinodrel mulai tersedia di pasaran, Chang menemukan bahwa kedua hormon
tersebut sebenarnya akan bekerja 100% efektif dalam menghambat ovulasi jika
diberikan secara oral kepada para kelinci tersebut.
Pincuslah yang memutuskan untuk bekerja sama dengan seorang dokter karena beliau
merasa percobaan ini perlu dilakukan pada manusia. Seorang kepala bagian ginekologi
dan obstetri di Harvard yang bernama John Rock bertemu dengan Pincus dalam sebuah
konferensi ilmiah dan menemukan bahwa mereka tertarik dengan fisiologi reproduksi.
Rock dan teman-teman seprofesinya mengikuti hasil kerja Pincus. Dengan
menggunakan oosit yang diambil dengan cara ooforektomi, mereka melaporkan
terjadinya fertilisasi in vitro di tahun 1944, dan hal ini mungkin merupakan
demonstrasi fertilisasi oosit manusia secara in vitro yang pertama sekali dilakukan.
Rock merasa tertarik dengan penelitian pada hormon-hormon progesteron ini,
walaupun sebenarnya bukan sebagai alat kontrasepsi, karena dia berharap bahwa
hormon steroid wanita tersebut dapat digunakan untuk mengatasi infertilitas.
Pada tahun 1956, di Puerto Rico, oleh Celso-Ramon Garcia dan Edris Rice-Wray
melakukan percobaan pertamanya pada manusia. Produk progestin pertamanya
terkontaminasi oleh sekitar 1% mestranol. Dalam jumlah yang akan digunakan, jumlah
mestranol tersebut akan meningkat menjadi 50-500 mikrogram, dan ini sama dengan
jumlah estrogen yang cukup untuk menghambat ovulasi itu sendiri. Ketika usaha untuk
menyediakan progestin yang lebih murni dengan kadar estrogen yang lebih rendah
serta pemecahan masalah perdarahan, maka diputuskanlah untuk tidak menghilangkan
kadar estrogen tersebut sebagai kontol terhadap siklusnya, demikian sehingga sesuai
dengan prinsip kontrasepsi oral dengan menggunakan pengkombinasian estrogenprogestin. Percobaan klinis yang pertama sekali dilakukan oleh J.W. Goldzieher di San
Antonio dan E.T Tyler di Los Angeles. Pincus, konsultan yang cukup lama bagi Searle,
mengambil bahan-bahan Searle untuk digunakan pada proses selanjutnya, dan dengan
usaha yang keras, Pincus meyakinkan Searle bahwa penyebaran data mengenai potensi
dari kontrasepsi oral akan mengatasi resiko kemungkinan reaksi negatif masyarakat.
Pincus kemudian juga meyakinkan Rock, dan mereka bersama-sama mendorong U.S
Food and Drug Administration (Lembaga Administrasi Makanan dan Obat-obatan
Amerika Serikat) untuk menerima produk kontrasepsi oral ini. Pada tahun 1957,
Enovid disetujui untuk digunakan pada terapi mengatasi keguguran dan gangguan
5
menstruasi, dan di tahun 1960, dipakai sebagai kontrasepsi. Sayangnya baik Pincus
ataupun Worcester Foundation tidak menjadi kaya karena pil kontrasepsi yang mereka
temukan tersebut, hal ini disebabkan oleh tidak adanya persetujuan pembuatan hak
cipta pada waktu itu.
Pincus meninggal dunia pada tahun 1967 (pada usianya yang ke-92 seperti halnya
Katherine McCormick), oleh karena penyakit anemia aplastik yang menurut beberapa
orang bahwa penyakit tersebut timbul akibat terlalu lamanya Pincus terpapar oleh zatzat pelarut dan bahan-bahan kimia. Rock meninggal pada tahun 1984, di usia yang ke94, dan Chang pada tahun 1991 di usianya yang ke-82 di Shrewsbury, dekat dengan
laboratoriumnya dan makamnya juga dekat dengan makam Pincus.
Pincus menulis buku yang berjudul The Control of Fertility di tahun 1964-1965 hanya
karena “adanya suatu pembuktian mengenai fisiologi dari reproduksi dan terutama
yang berkaitan dengan perilaku reproduksi, konsepsi, dan kontrasepsi.”
Tanpa pengalaman di bidang marketing ataupun organisasi, Syntex berhasil menjadi
penyuplai obat-obatan secara besar-besaran. Seiring dengan waktu, Syntex telah
menetapkan persetujuan dengan Ortho untuk membentuk sebuah tempat penjualan,
Searle pun memasarkan Enovid di tahun 1960 (mengandung 150 mikrogram mestranol
dan 9,85 miligram noretinodrel). Ortho-Novum yang
yang
berasal
dari
Syntex
dipasarkan
tahun
menggunakan noretindrone
1962.
Wyeth
Laboratories
memperkenalkan Norgestrel di tahun 1968, yaitu di tahun yang sama ketika studi
prospektif pertama sekali dimulai. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya sampai pada
akhir tahun 1970-an mulai diperhatikan masalah hubungan antara dosis-respon dan
jumlah steroid yang terdapat dalam pil-pil kontrasepsi tersebut. Sebagai hasilnya,
fasilitas kesehatan dan pasien-pasien, bertahun-tahun telah dihadapkan pada suatu hal
yang membingungkan dari produk-produk kontrasepsi oral yang berbeda dan
formulasi-formulasinya. Solusi untuk dilema masalah klinis ini sebenarnya relatif
sesuai dengan topik untuk bab ini, yaitu gunakan dosis terendah yang dapat
memberikan efek yang efektif.
6
Farmakologi Kontrasepsi Steroid
Kontrasepsi Oral Kombinasi Komponen Estrogen
Estradiol merupakan estrogen alami yang yang paling poten dan estrogen yang paling
banyak disekresikan oleh ovarium. Halangan utama dari penggunaan steroid seks
untuk kontrasepsi adalah senyawa yang tidak aktif ketika diberikan secara oral. Suatu
terobosan terjadi pada tahun 1938 ketika ditemukan sebagai tambahan pada kelompok
etinil pada posisi 17 membuat estradiol menjadi aktif secara oral. Etinil estradiol
merupakan estrogen oral yang sangat poten dan merupakan salah satu dari dua bentuk
estrogen pada setiap kontrasepsi oral. Estrogen lainnya adalah 3-metil eter dari etinil
estradiol, mestranol.
Mestranol dan etinil estradiol berbeda dari estradiol alami dan harus dianggap sebagai
obat farmakologi. Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa mestranol lebih
lemah dibanding etinil estradiol, karena mestranol harus dikonversikan dulu menjadi
etinil estradiol di dalam tubuh. Memang, mestranol tidak berikatan dengan reseptor
estrogen selular. Sehingga, etinil estradiol yang tidak terkonjugasi merupakan estrogen
aktif di dalam darah untuk kedua estradiol dan mestranol. Pada tubuh manusia,
perbedaan potensi antara etinil estradiol dan mestranol tampaknya tidak bermakna,
tentunya tidak sebesar yang diindikasikan oleh uji pada tikus. Ini merupakan suatu titik
minor karena semua kontrasepsi oral dosis-rendah mengandung etinil estradiol.
Metabolisme etinil estradiol (terutama yang digambarkan dalam kadar darah)
bervariasi secara bermakna dari satu individu dengan individu lainnya dan dari satu
populasi dengan populasi lainnya. Bahkan terdapat perbedaan dari variasi kisaran pada
waktu pengambilan sampel pada individu yang sama. Sehingga, tidaklah mengejutkan
jika dosis yang sama dapat memberikan efek samping yang berbeda pada satu individu
sedang yang lainnya tidak.
Kandungan estrogen (dosis) dari pil merupakan kepentingan klinis penting. Trombosis
merupakan salah satu efek samping serius dari pil ini, memegang peran penting dalam
peningkatan resiko kematian (pada masa lalu dengan dosis tinggi) dari berbagai variasi
masalah sirkulasi. Efek samping berkaitan dengan estrogen dan juga berkaitan dengan
dosis. Sehingga dosis estrogen merupakan isu penting dalam memilih kontrasepsi oral.
7
Kontrasepsi Oral Kombinasi Komponen Progestin
Penemuan substitusi etinil dan potensi oral menuntun (pada akhir tahun 1930an) ke
arah penggunaan preparat etisteron, merupakan turunan testosteron yang aktif secara
oral. Pada 1951, telah ditunjukkan bahwa penghilangan karbon-19 dari etisteron untuk
membentuk norethindrone tidak menghancurkan aktivitas oral, dan yang paling
penting, ini mengubah efek hormonal penting dari agen androgen menjadi agen
progestasional. Turunan progestasional testosteron dibuat sebagai 19-nortestosteron
(akibat hilangnya karbon-19). Bagian androgenik dari senyawa ini, tidak dieliminasi
sepenuhnya, dan potensi minimal anabolik dan androgenik tetap dalam struktur.
Keluarga norethindrone mengandung progestin 19-nortestosteron: norethindrone,
norethynodrel, norethindrone acetate, ethynodiol diacetate, lynestrenol, norgestrel,
norgestimate, desogestrel, dan gestodene.
Kebanyakan progestin yang berkaitan erat dengan norethindrone diubah menjadi
senyawa
induknya.
Sehingga aktivitas
norethynodrel,
norethindrone acetate,
ethynodiol diacetate, dan lynestrenol dikarenakan pengubahan cepat menjadi
norethindrone.
Progestin Baru
Progestin baru meliputi desogestrel, gestodene dan norgestimate, dan bahkan progestin
yang lebih baru lagi sedang dikembangkan. Dalam rangka untuk kontrol siklus
(penerobosan perdarahan dan amenore), formulasi baru yang dapat dibandingkan
dengan produk dosis-rendah sebelumnya. Semua progestin berasal dari 19nortestosteron
memiliki
potensi
untuk
menurunkan
toleransi
glukosa
dan
meningkatkan resistensi insulin. Pengaruh terhadap metabolisme karbohidrat dari
formulasi dosis-rendah terdahulu sangat minimal, dan pengaruh progestin baru bisa
diabaikan. Penurunan androgenisitas dari progestin pada produk baru dicerminkan
pada peningkatan globulin pengikat-hormon seks dan penurunan konsentrasi
testosteron bebas dalam derajat yang lebih tinggi dibanding dengan kontrsepsi yang
lebih tua. Perbedaan mungkin lebih terlihat pada nilai klinis dalam pengobatan akne
dan
hirsutisme,
tetapi
penelitian
klinis
perbandingan
yang
patut
untuk
mendokumentasikan respon yang lebih baik belumlah dilakukan.
8
Formulasi Baru
Penggunaan preparat multifasik mengubah dosis baik komponen estrogen maupun
progestin secara periodik sepanjang jadwal meminum pil. Tujuan dari formulasi baru
ini adalah untuk mengubah kadar steroid dalam rangka untuk mencapai efek metabolik
yang lebih rendah dan meminimalkan timbulnya perdarahan dan amenore, sementara
memelihara keefektifan. Kita mungkin saat ini berada dalam kadar dosis terendah yang
dapat dicapai tanpa mengorbankan keefektifan. Penelitian dengan preparat multifasik
menunjukkan tidak ada perbedaan atau perbaikan sedikit terhadap efek metabolik dari
produk monofasik dosis-rendah.
Efek Metabolik dari Kontrasepsi Oral
Penyakit Kardiovaskular
Pada Oktober 1995, Komite Kerajaan Bersatu dalam Keamanan Obat-obatan
mengirimkan surat ke seluruh dokter dan farmasi di UK yang menyatakan wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral mengandung desogestrel atau gestodene harus
menyelesaikan siklus mereka saat itu dan melanjutkan formulasi dengan progestin ini
hanya bila telah bersedia menyetujui adanya peningkatan resiko tromboembolisme
vena. Komite Keamanan Obat-obatan mengambil langkah ini karena pada penelitian
observasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dua kali lipat
resiko
tromboembolisme vena ketika kontrasepsi mengandung-desogestrel dan – gestodene
dibandingkan dengan produk dengan progestin lain (terutama levonorgestrel). Aksi ini
dan penelitian yang mendasar itu langsung menjadi kontroversi. Kontroversi melebihi
keabsahan data epidemiologis. Publikasi sekitar kejadian ini menyebar ke seluruh
Eropa, segera menyebabkan penurunan penggunaan kontrasepsi oral secara
keseluruhan, peningkatan kehamilan tak diinginkan, dan peningkatan aborsi yang
diinduksi.
Kontroversi melibatkan kontrasepsi oral progestin baru mulai terjadi pada akhir 1995,
berlanjut selama 1996, dan mulai mencapai solusi pada 1997. Pertanyaan mendasar
mengenai apakah kontrasepsi oral mengandung desogestrel dan gestodene memiliki
resiko trombosis berbeda dibanding dengan kontrasepsi oral mengandung progestin
yang
lebih
tua.
Trombosis
dapat
dibagi
menjadi
dua
kategori
penting,
tromboembolisme vena dan trombosis arteri. Tromboembolisme vena meliputi
9
trombosis vena dalam dan embolisme pulmoner. Trombosis arteri meliputi infark
miokard akut dan stroke.
Sistem Koagulasi
Pemberian jumlah estrogen farmakologis seperti pada kontrasepsi oral dosis-tinggi
menyebabkan suatu peningkatan pada produksi faktor pembekuan seperti faktor V,
faktor VIII, faktor X dan fibrinogen. Beberapa penelitian sistem koagulasi darah telah
menyimpulkan tidak ada pengaruh klinis bermakna pada sistem koagulasi. Sedikit
peningkatan pada pembentukan thrombin diimbangi dengan peningkatan aktivitas
fibrinolitik. Penelitian lain terhadap formulasi mengandung 30 dan 35 μg etinil
estradiol menunjukkan peningkatan faktor pembekuan berkaitan dengan peningkatan
aktivitas platelet. Tetapi perubahan-perubahan ini pada dasarnya masih berada dalam
kisaran normal dan arti klinis belum diketahui. Merokok menghasilkan suatu
pergeseran ke arah hiperkoagulabilitas. Formulasi estrogen 20 μg telah dilaporkan
tidak memiliki efek terhadap parameter pembekuan, bahkan pada perokok. Satu
penelitian yang membandingkan produk 20 μg dengan produk 30 μg ditemukan prokoagulan ringan dan aktivitas fibrinolitik yang mirip, walau terdapat trend peningkatan
aktivitas fibrinolitik dengan dosis yang lebih rendah.
Tidak ada bukti tentang peningkatan resiko penyakit kardiovaskular di antara
pengguna kontrasepsi oral masa lalu. Dalam Nurses’ Health Study dan Royal College
of General Practitioners’ Study, penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang di masa
lalu tidak berkaitan dengan peningkatan pada mortalitas secara keseluruhan.
Tromboembolisme Vena – Kebijaksanaan Konvensional
Evaluasi epidemiologik terdahulu pada kontrasepsi oral dan penyakit pembuluh darah
menunjukkan bahwa trombosis vena merupakan efek dari estrogen, terbatas pada
pengguna kini, dengan menghilangnya resiko setelah 3 bulan penghentian pemakaian.
Penyakit tromboemboli dipercayai merupakan konsekuensi dari farmakologi
penggunaan estrogen dan tingkat resiko dipercayai berkaitan dengan dosis estrogen.
Merokok dicatat menghasilkan tambahan peningkatan resiko dari trombosis arteri,
tetapi tidak memiliki efek resiko tromboemboli vena.
10
Apakah masih ada resiko tromboembolisme vena dengan formulasi dosis-rendah
(kurang dari 50 μg etinil estradiol) terbaru dari kontrasepsi oral? Pada tahun pertama
kontrasepsi oral, produk yang tersedia mengandung 80 dan 100 μg etinil estradiol
(suatu dosis yang sangat tinggi), yang berkaitan dengan peningkatan resiko 6 kali-lipat
trombosis vena. Dikarenakan peningkatan resiko trombosis vena, infark miokard dan
stroke, formulasi dosis lebih rendah (kurang dari 50 μg etinil estradiol) datang untuk
mendominasi pasaran, dan klinisi menjadi lebih hati-hati dalam menyaring pasien dan
meresepkan kontrasepsi oral. Dua kekuatan, yang bekerja secara simultan dalam
membawa keamanan yang lebih tinggi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi
oral: (1) penggunaan formulasi dosis rendah, dan (2) menghindari penggunaan
kontrasepsi oral pada pasien resiko tinggi. Dikarenakan dua kekuatan ini, Puget Sound
Study di Amerika Serikat mencatat penurunan resiko trombosis vena hingga 2 kali
lipat. Penelitian terbaru juga mencerminkan kedua kekuatan ini, tetapi mereka masih
menunjukkan suatu peningkatan resiko.
Trombosis Arteri
Karena insiden serangan trombosis serebral (stroke trombotik dan transient ischemic
attack) di antara wanita muda adalah lebih tinggi dibanding dengan tromboembolisme
vena dan infark miokard, dan kematian serta kecacatan lebih mungkin terjadi, stroke
merupakan efek samping paling penting yang mungkin terjadi. Insiden stroke yang
sangat rendah pada wanita muda membawanya ke sedikit peningkatan pada resiko
absolute. Tetapi, karena insiden serangan trombosis serebral lebih tinggi pada wanita
usia di atas 40 tahun, kita harus melakukan yang terbaik sebagaimana ditunjukkan
paragraf berikut ini, untuk memastikan pengguna kontrasepsi oral usia di atas 40 tahun
dalam kondisi kesehatan yang baik dan tanpa faktor resiko yang bermakna terhadap
penyakit kardiovaskular (terutama hipertensi, migrain dengan aura, diabetes mellitus,
dan merokok).
Dalam menegakkan hubungan trombosis arteri respon-dosis dengan estrogen
merupakan hal sulit karena kejadian ini sangat jarang. Namun, dosis estrogen penting
terhadap resiko infark mikard dan stroke trombotik. Sehingga, penganjuran
penggunaan kontrasepsi oral estrogen dosis rendah secara rasional dapat berlanjut.
Telah diketahui bahwa resiko yang lebih tinggi nyata pada tromboembolisme vena
berkaitan dengan produk 20 g pada WHO dan studi Transnasional mencerminkan
11
jumlah yang kecil sebagaimana pada peresepan yang lebih disukai dan efek pengguna
sehat.
Trombosis Arteri – Infark Miokard
Studi kasus-kontrol, berdasar populasi menganalisis 187 kasus infark miokard pada
pengguna kontrasepsi oral dosis-rendah di Kaiser Permanente Medical Care Program.
Tidak ditemukan peningkatan bermakna secara statistik dalam rasio odds untuk infark
miokard pada pengguna kontrasepsi oral saat ini dibandingkan dengan dahulu
pengguna atau tidak pernah menggunakan.
Studi transnasional menemukan bahwa merokok sigaret membawa ke resiko yang
lebih tinggi untuk infark miokard dibanding dengan kontrasepsi oral, dan pengguna
kontrasepsi oral yang tidak merokok tidak memiliki bukti adanya peningkatan resiko.
Sebagai tambahan, terdapat indikasi bahwa penyaringan pasien penting dalam
meminimalkan pengaruh hipertensi terhadap resiko infark miokard.
Trombosis Arteri – Stroke
Suatu studi kasus-kotrol, berdasar-populasi pada 408 perokok dari California Kaiser
Permanente Medical Care Program menemukan bahwa tidak ada peningkatan resiko
untuk stroke iskemik atau stroke hemoragik. Faktor resiko yang dikenali untuk stroke
iskemik adalah merokok, hipertensi, diabetes, peningkatan berat badan, dan status
sosioekonomi yang rendah. Faktor resiko untuk stroke hemoragik adalah sama
ditambah massa tubuh dan konsumsi alkohol yang banyak. Pengguna kontrasepsi oral
dosis-rendah saat ini tidak memiliki peningkatan resiko stroke iskemik atau hemoragik
dibanding dengan pengguna sebelumnya dan dengan yang tidak pernah menggunakan.
Tidak terdapat bukti untuk efek samping pada peningkatan usia atau pada perokok
(untuk stroke hemoragik, terdapat kesan interaksi positif antara pengguna kontrasepsi
oral saat ini dan perokok, tetapi angkanya kecil, dan hasilnya tidak bermakna secara
statistik).
Trombosis Arteri – Penilaian Saat Ini
Kontrasepsi oral mengandung etinil estradiol kurang dari 50 g tidak memiliki
peningkatan resiko infark miokard atau stroke pada wanita sehat, tidak merokok,
12
mengabaikan usianya. Efek merokok pada wanita usia di bawah 35 tahun,
sebagaimana kami telah lama mengetahui, tidak terdeteksi dengan tidak adanya
hipertensi. Setelah usia 35 tahun, keberadaan yang tak kentara dari hipertensi membuat
analisis sulit dilakukan, tetapi studi Kaiser menunjukkan bahwa peningkatan usia dan
merokok saja memiliki sedikit pengaruh pada resiko pengguna kontrasepsi oral dosisrendah. Penyaringan pasien pada program Kaiser sangat baik, menghasilkan hanya
sedikit wanita dengan hipertensi yang menggunakan kontrasepsi oral. Studi-studi baru
menunjukkan bahwa hipertensi harus menjadi perhatian besar, terutama adanya
resiko stroke. Tentu saja wanita dengan hipertensi tidak terkontrol tidak boleh
menggunakan kontrasepsi oral. Secara umum, ahli perencanaan keluarga mempercayai
bahwa hipertensi yang diobati dengan baik bukan merupakan kontraindikasi untuk
pengunaan kontrasepsi oral. Data baru tidak membantu kita dengan masalah ini karena
tidak mungkin untuk mengkategori akurat pasien hipertensi pada studi-studi menjadi
kelompok-kelompok yang mewakili pengobatan yang berhasil dan yang tidak berhasil.
Namun, keamanan yang luar biasa pada kontrasepsi oral dosis estrogen rendah pada
studi-studi ini mendukung kelanjutan penggunaan kontrasepsi oral dosis-rendah pada
wanita dengan hipertensi yang diobati dan terkontrol baik.
Merokok
Walau penyuluhan yang luas dan publisitas bahwa merokok merupakan kontraindikasi
penggunaan kontrasepsi oral di atas 35 tahun, lebih banyak wanita lebih tua yang
menggunakan kontrasepsi oral merokok dan merokok berat, dibandingkan dengan
wanita muda. Hal ini menyatakan secara kuat bahwa perokok yang lebih tua kurang
jujur terhadap klinisi ketika menggunakan kontrasepsi oral, dan hal ini menimbulkan
perhatian yang serius tentang bagaimana hal ini dapat merancukan variabel yang dapat
dikontrol pada studi kasus-kontrol dan studi kohort. Bekas perokok harus telah
berhenti merokok selama 12 bulan berturut-turut agar dapat dikatakan sebagai bekas
perokok. Wanita yang memiliki nikotin dalam aliran darahnya yang berasal dari koyo
nikotin atau permen karet nikotin harus diangap sebagai perokok.
Lipoprotein dan Kontrasepsi Oral
Keseimbangan potensi estrogen dan progestin pada formulasi kontrasepsi oral yang
diberikan dapat berpotensial mempengaruhi resiko kardiovaskular dengan efek
keseluruhannya pada kadar lipoprotein. Kontrasepsi oral dengan dosis progestin relatif
13
tinggi (dosis yang tidak digunakan pada formulasi dosis-rendah sekarang) memiliki
perubahan lipoprotein yang tidak menguntungkan. Levonorgestrel trifasik menguatkan
tidak ada perubahan bermakna pada kolesterol-HDL, kolesterol-LDL, apoprotein-B,
dan tidak ada perubahan atau peningkatan pada apoprotein-A, sementara kombinasi
levonorgestrel monfasik (dengan dosis levonorgestrel yang lebih tinggi) memiliki
kecenderungan meningkatkan kolesterol-LDL dan apoprotein-B, dan menurunkan
kolesterol-HDL dan apoprotein A. Desogestrel monofasik dan pil desogestrel memiliki
efek menguntungkan terhadap profil lipoprotein, sementara norgestimate trifasik dan
pil gestodene menghasilkan perubahan yang menguntungkan dalam rasio LDL:HDL
dan rasio apoprotein B:apoprotein A. Seperti pada pil levonorgestrel trifasik, pil
multifasik norethindrone tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap profil
lipoprotein selama 6-12 bulan. Ringkasnya, studi formulasi dosis-rendah menunjukkan
bahwa efek samping progestin terbatas pada kombinasi dosis-tetap dengan dosis
levonorgestrel yang melebihi dari formulasi multifasik.
Hipertensi
Hipertensi diinduksi oleh kontrasepsi oral diamati pada sekitar 5% pengguna pil
dengan dosis lebih tinggi. Banyak bukti terbaru yang menunjukkan sedikit peningkatan
pada tekanan darah yang dapat diamati dengan pil monofasik, estrogen 30 mg,
termasuk yang mengandung progestin baru. Tetapi, suatu peningkatan insiden dari
hipertensi yang bermakna secara klinis tidak dilaporkan. Kurangnya hipertensi klinis
pada kebanyakan studi adalah karena jarangnya kemunculan hipertensi. Nurses’ Health
Studi yang mengamati suatu peningkatan resiko hipertensi klinis pada pengguna kini
dari kontrasepsi oral dosis-rendah, memberikan insiden 41,5 kasus per 10.000 wanita
per tahun. Sehingga, penilaian tahunan terhadap tekanan darah masih merupakan
elemen penting dalam surveilens klinis, bahkan ketika kontrasepsi oral dosis-rendah
digunakan. Wanita pasca menopause di Rancho Bernardo Study yang sebelumnya
menggunakan kontrasepsi oral (kemungkinan produk dosis-tinggi) memiliki sedikit
tekanan darah diastolik yang lebih tinggi (2-4 mmHg). Dikarenakan dahulunya
pengguna tidak menunjukkan perbedaan pada insiden atau faktor resiko untuk penyakit
kardiovaskular, maka tidak mungkin perbedaan tekanan darah ini memiliki efek pada
kepentingan klinis.
14
Seseorang harus mempertimbangkan efek kontrasepsi oral pada pasien dengan prehipertensi atau penyakit jantung yang hendak muncul. Pada pandangan kami, dengan
kontrol medis terhadap tekanan darah dan pemantauan yang ketat (setidaknya setiap 3
bulan), pasien dan klinisinya dapat memilih kontrasepsi oral dosis-rendah. Pemantauan
ketat juga diindikasikan pada wanita dengan riwayat adanya penyakit ginjal atau
riwayat keluarga yang kuat terhadap hipertensi atau penyakit kardiovaskular.
Tampaknya bijaksana untuk menyarankan pasien dengan cadangan jantung terbatas
untuk menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Peningkatan bermakna pada curah
jantung dan volume plasma telah dicatat pada penggunaan kontrasepsi oral (pil dosis
yang lebih tinggi), kemungkinan hasil dari retensi cairan.
RINGKASAN: Kontrasepsi Oral dan Trombosis

Estrogen farmakologis meningkatkan produksi faktor pembekuan.

Progestin tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap faktor pembekuan.

Bekas pengguna kontrasepsi oral tidak memiliki peningkatan insiden penyakit
kardiovaskular.

Kontrasepsi oral dosis-rendah, mengabaikan jenis progestinnya, memiliki
peningkatan resiko tromboemboli vena. Resiko sebenarnya trombosis vena
dengan kontrasepsi oral dosis-rendah adalah lebih rendah pada studi baru
dibanding dengan laporan sebelumnya. Beberapa berdebat bahwa hal ini akibat
peresepan yang lebih disukai dan efek pengguna sehat. Tetapi, hal itu juga
masuk akal bahwa resiko lebih rendah mencerminkan penyaringan yang lebih
baik pada pasien dan dosis estrogen yang lebih rendah.

Merokok tidak memiliki efek terhadap resiko trombosis vena.

Merokok dan estrogen memiliki efek tambahan terhadap resiko trombosis
arteri. Mengapa terdapat perbedaan antara pembekuan arteri dan vena? Sistem
vena memiliki aliran yang rendah dengan kondisi fibrinogen yang tinggi dan
platelet yang rendah, berlawanan dengan kondisi arteri aliran-tinggi dengan
fibrinogen yang rendah dan platelet yang banyak. Sehingga, dapat mengerti
mengapa dua sistem yang berbeda memiliki respon yang berbeda pula.
15

Hipertensi merupakan faktor resiko tambahan yang sangat penting untuk
stroke pada pengguna kontrasepsi oral.

Kontrasepsi oral dosis-rendah (etinil estradiol kurang dari 50 g) tidak
meningkatkan resiko infark miokard atau stroke pada wanita sehat, bukan
perokok, mengabaikan usianya.

Hampir semua infark miokard dan stroke pada pengguna kontrasepsi oral
terjadi pada pengguna produk dosis-tinggi, atau pengguna dengan faktor resiko
kardiovaskular dengan usia di atas 35 tahun.

Trombosis arteri (infark miokard dan stroke) memiliki hubungan respon-dosis
dengan dosis estrogen, tetapi terdapat kekurangan data untuk menetapkan
apakah ada perbedaan dalam resiko dengan produk yang mengandung etinil
estradiol 20, 30 atau 35 g.
Studi terbaru memperkuat kepercayaan bahwa resiko trombosis vena dan arteri
merupakan konsekuensi dari komponen estrogen pada kontrasepsi oral kombinasi.
Bukti terbaru tidak mendukung kelebihan atau kekurangan dari formulasi tertentu,
kecuali untuk keamanan yang lebih berkaitan dengan produk apapun yang
mengandung etinil estradiol kurang dari 50 g. Walau logis untuk berharap keamanan
yang lebih pada estrogen dosis yang paling rendah, kemunculan yang jarang dari
trombosis vena dan arteri pada wanita sehat membuat tidak mungkin terjadi bahwa
akan ada perbedaan yang terukur pada insiden bermakna dari kejadian klinis dengan
semua produk dosis rendah. Studi baru menekankan pentingnya penyaringan pasien
yang baik. Kemunculan trombosis arteri pada dasarnya terbatas pada wanita usia lebih
tua yang merokok atau memiliki faktor resiko kardiovaskular, terutama hipertensi.
Pengaruh dari penyaringan yang baik merupakan bukti kegagalan berulang untuk
mendeteksi peningkatan mortalitas akibat infark miokard atau stroke pada beberapa
studi. Walau resiko tromboemboli vena sedikit meningkat, insiden sebenarnya masih
relatif jarang, dan angka mortalitas sekitar 1% (mungkin kurang dengan kontrasepsi
oral karena kebanyakan kematian berkaitan dengan trauma, pembedahan, atau penyakit
berat). Resiko minimal dari trombosis vena berkaitan dengan kontrasepsi oral tidak
membenarkan biaya penyaringan rutin untuk defisiensi koagulasi. Namun, pentingnya
masalah ini digambarkan dengan peningkatan resiko kejadian yang sangat jarang,
16
trombosis sinus serebral, pada wanita yang memiliki predisposisi untuk pembekuan
dan menggunakan kontrasepsi oral.
Jika pasien memiliki riwayat keluarga dekat (orang tua atau saudara kandung) atau
episode tromboemboli sebelumnya, maka suatu evaluasi untuk menyelidiki suatu
abnormalitas yang mendasar pada sistem koagulan diperlukan. Pengukuran berikut ini
direkomendasikan, dan hasil yang abnormal memerlukan konsultasi dengan
hematologis untuk prognosis dan pengobatan profilaktik. Daftar tes laboratorium
panjang, dan karena ini merupakan bidang yang dinamis dan berkembang, nasihat
terbaik adalah berkonsultasi dengan hematologis. Jika diagnosis defisiensi kongenital
ditegakkan, penyaringan harus ditawarkan ke anggota keluarga lainnya.
Kondisi Hiperkoagulasi
Penyaringan Trombofilia
Defisiensi Antitrombin II
Antitrombin III
Defisiensi Protein C
Protein C
Defisiensi Protein S
Protein S
Mutasi faktor V Leiden
Rasio resistensi protein C teraktivasi
Mutasi gen protrombin
Activated partial thromboplastin time
Sindrom antifosfolipid
Hexagonal
Activated
thromboplastin time
partial
Antibodi antikardiolipin
Antikoagulan lupus
Fibrinogen
Mutasi protrombin G (tes DNA)
Waktu trombin
Kadar homosistein
Hitung darah lengkap
Kontrasepsi oral kombinasi merupakan kontraindikasi pada wanita yang memiliki
riwayat tromboemboli vena idiopatik, dan juga pada wanita dengan riwayat keluarga
dekat (orang tua atau saudara kandung) tromboemboli vena idiopatik. Wanita-wanita
ini akan memiliki insiden yang lebih tinggi pada defisiensi kongenital pengukuran
17
pembekuan yang penting, terutama antitrombin III, protein C, protein S, dan resistensi
terhadap protein C teraktivasi. Pasien yang memiliki penyaringan negatif untuk
defisiensi pembekuan yang diturunkan dapat dipikirkan penggunaan kontrasepsi oral,
tetapi ini akan menjadi keputusan sulit dengan resiko yang tidak diketahui baik pada
pasien maupun klinisi, dan hal ini tampak lebih bijaksana untuk memikirkan
penggunaan pilihan kontrasepsi lainnya. Faktor resiko tromboemboli lainnya yang
harus dipikirkan oleh klinisi termasuk predisposisi yang diperoleh seperti munculnya
antikoagulan lupus atau keganasan, dan immobilitas atau trauma. Varises vena bukan
merupakan suatu faktor resiko kecuali sangat luas.
Kesimpulan sekali lagi bahwa kontrasepsi oral dosis-rendah sangat aman untuk wanita
muda dan sehat. Dengan penyaringan yang efektif untuk perokok dan faktor resiko
kardiovaskular, terutama hipertensi, pada wanita usia lebih tua, dapat kami batasi, jika
tidak bisa dihilangkan, terhadap peningkatan resiko untuk penyakit arteri berkaitan
dengan kontrasepsi oral dosis-rendah. Dan sangat penting untuk menekankan bahwa
tidak ada peningkatan resiko kejadian kardiovaskular berkaitan dengan lama (jangkapanjang) penggunaan.
Metabolisme Karbohidrat
Dengan kontrasepsi oral dosis-tinggi yang lama, tes toleransi glukosa terganggu
muncul pada banyak wanita. Pada wanita ini, kadar insulin plasma sebagaimana juga
kadar gula darah meningkat. Umumnya, efek kontrasepsi oral adalah untuk
menghasilkan suatu peningkatan resistensi perifer terhadap aksi insulin. Kebanyakan
wanita menemui tantangan ini dengan meningkatkan sekresi insulin, dan tidak terdapat
perubahan pada tes toleransi glukosa, walau nilai 1 jam dapat sedikit meningkat.
Sensitivitas insulin utamanya dipengaruhi oleh komponen progestin dari pil.
Kekacauan metabolisme karbohidrat dapat juga dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh
estrogen terhadap metabolisme lemak, enzim hepar, dan peningkatan kortisol tidak
terikat. Intoleransi glukosa merupakan tergantung dengan dosis, dan sekali lagi
efeknya lebih sedikit dengan formulasi dosis-rendah. Insulin dan perubahan glukosa
dengan kontrasepsi oral multifasik dan monofasik dosis-rendah sangat minimal, yang
sekarang dipercayai bahwa tidak bermakna secara klinis. Hal ini meliputi evaluasi
jangka-panjang dengan hemoglobin A1c.
18
Hal itu dapat dinyatakan secara pasti bahwa kontrasepsi oral tidak menghasilkan suatu
peningkatan diabetes mellitus. Hiperglikemia berkaitan dengan kontrasepsi oral tidak
merusak dan benar-benar reversibel. Bahkan wanita yang memiliki riwayat faktor
resiko diabetes tidak terpengaruhi akan hal ini. Pada wanita yang mengalami diabetes
gestasional, tidak ada pengaruh bermakna terhadap toleransi glukosa yang dapat
ditunjukkan selama 6-13 bulan dibandingkan dengan penggunaan kontrasepsi oral
dosis-rendah monofasik dan mulitfasik pada kelompok kontrol, dan tidak ada
peningkatan resiko dari diabetes mellitus yang dapat dideteksi dalam pemantauan
jangka-panjang. Persentase tinggi wanita dengan diabetes gestasional sebelumnya
berkembang menjadi diabetes yang jelas dan berkaitan dengan komplikasi vaskular.
Sampai diabetes yang jelas berkembang, maka pantas untuk pasien-pasien ini
menggunakan kontrasepsi oral dosis-rendah.
Pada praktik klinis, dapat saja, pada saatnya untuk perlu meresepkan kontrasepsi oral
untuk diabetes yang jelas. Tidak ada efek perlunya insulin yang diharapkan dengan pil
dosis-rendah. Menurut data epidemiologis yang lama, penggunaan kontrasepsi oral
meningkatkan resiko trombosis pada wanita dengan diabetes mellitus tergantunginsulin; sehingga, wanita dengan diabetes telah disarankan untuk menggunakan
kontrasepsi bentuk lain. Tetapi, efek ini pada wanita di bawah usia 35 tahun yang sehat
kemungkinan sangat kecil dengan kontrasepsi oral dosis-rendah, dan perlindungan
yang dapat diandalkan terhadap kehamilan merupakan keuntungan pada pasien-pasien
ini sehingga mengabaikan resiko yang kecil. Suatu studi kasus-kontrol tidak dapat
menemukan bukti bahwa penggunaan kontrasepsi oral oleh wanita muda dengan
diabetes mellitus tergantung insulin meningkatkan berkembangnya retinopati atau
nefropati. Dalam studi 1-tahun wanita dengan diabetes mellitus tergantung insulin yang
menggunakan kontrasepsi oral dosis-rendah, tidak mengalami perburukan yang dapat
dicatat
pada
lipoprotein
atau
penanda
biokimia
hemostatik
untuk
resiko
kardiovaskular.
Hati
Hati dipengaruhi melalui banyak jalan dan dengan keteraturan serta intensitas oleh
steroid seks dibanding pada organ ekstragenitalia lainnya. Estrogen mempengaruhi
sintesis DNA dan RNA hepatik, enzim sel hepatik, enzim serum yang dibentuk di hati,
19
dan protein plasma. Hormon estrogenik juga mempengaruhi pembentukan lipid dan
lipoprotein, metabolisme intermediet karbohidrat, dan aktivitas enzim intraselular.
Namun, analisis ekstensif pada kohort prospektif wanita dalam Royal College
Practitioners’ Oral Contraception Study dan Oxford-Family Planning Association
Contraceptive Study tidak dapat mendeteksi bukti peningkatan insiden atau resiko dari
penyakit hati serius di antara pengguna kontrasepsi oral.
Transpor aktif komponen empedu terganggu oleh estrogen sebagaimana progestin.
Mekanisme belum jelas, tetapi ikterus kolestatik dan pruritus merupakan komplikasi
sesekali dari kontrasepsi oral dosis lebih tinggi, dan mirip dengan ikterus berulang
pada kehamilan, sebagai contohnya, jinak dan reversibel. Insiden dengan kontrasepsi
oral dosis lebih rendah belum diketahui, tetapi hal itu pasti kejadian yang sangat
jarang.
Satu-satunya kontraindikasi hepatik yang absolut terhadap penggunaan kontrasepsi
oral adalah penyakit hati kolestatik kronik atau akut. Sirrhosis dan hepatitis
sebelumnya tidak memburuk. Begitu sembuh dari fase akut penyakit hati, seorang
wanita dapat menggunakan kontrasepsi oral.
Efek Metabolik Lainnya
Nausea, nyeri pada payudara, dan peningkatan berat badan berlanjut menjadi efek
mengganggu, tetapi insiden ini berkurang secara bermakna dengan kontrasepsi oral
dosis-rendah. Untungnya, efek-efek ini lebih berat pada penggunaan bulan-bulan
pertama dan, pada banyak kasus, secara bertahap menghilang. Peningkatan berat badan
biasanya berespon terhadap pembatasan diet, tetapi untuk beberapa pasien,
peningkatan berat badan merupakan respon anabolik terhadap steroid seks, dan
pemutusan penggunaan kontrasepsi oral merupakan satu-satunya jalan untuk
menurunkan berat badan. Hal ini jarang pada kontrasepsi oral dosis-rendah karena data
pada studi yang diterbitkan gagal untuk menunjukkan perbedaan berat badan pada
pengguna dan bukan pengguna.
Tidak ada kaitan antara kontrasepsi oral dan penyakit ulkus peptikum atau penyakit
inflamasi usus. Kontrasepsi oral tidak direkomendasikan pada pasien dengan masalah
malabsorpsi gastrointestinal karena kemungkinan kegagalan kontrasepsi.
20
Kloasma, suatu peningkatan pigmen fasial setengah-setengah, merupakan pada suatu
waktu. Ditemukan terjadi pada sekitar 5% pengguna kontrasepsi oral. Hal ini sekarang
jarang karena penurunan dosis estrogen. Sayangnya, begitu kloasma terjadi, akan
menghilang secara bertahap mengikuti pemutusan pil dan mungkin tidak akan pernah
menghilang seluruhnya. Pengobatan pemutihan kulit dapat berguna.
Efek hematologis meliputi suatu peningkatan laju endap darah, peningkatan kapasitas
pengikatan-besi total akibat peningkatan pada globulin, dan penurunan pada waktu
protrombin. Kelanjutan penggunaan kontrasepsi oral dapat mencegah terjadinya gejala
pada porfiria yang dipicu oleh menstruasi. Perubahan pada metabolisme vitamin juga
dicatat; suatu peningkatan kecil vitamin A yang tidak berbahaya dan penurunan kadar
darah piridoksin (B6) dan vitamin B lainnya, asam folat, dan asam askorbat. Meskipun
perubahan-perubahan ini, suplementasi rutin vitamin tidak diperlukan pada wanita
yang makan secara normal dan cukup.
Depresi mental merupakan sangat jarang berkaitan dengan kontrasepsi oral. Pada studi
dengan kontrasepsi oral dosis yang lebih tinggi, efek ini diakibatkan interferensi
estrogen terhadap sintesis triptofan yang dapat kembali lagi dengan pemberian
piridoksin. Hal itu sepertinya bijaksana, tetapi, pemutusan kontrasepsi oral jika depresi
terjadi. Walau jarang terjadi, suatu penurunan libido kadang-kadang merupakan
menjadi masalah dan menjadi sebab untuk mencari suatu metode alternatif kontrasepsi.
Perubahan suara androgenik merugikan kadang-kadang terjadi dengan penggunaan
pertama kali kontrasepsi oral dosis-sangat tinggi. Virilisasi vokal dapat menjadi serius
dan masalah yang menyedihkan untuk beberapa wanita, terutama ketika penampilan
suara penting. Studi terhadap wanita dengan kontrasepsi oral dosis-rendah
menunjukkan tidak ada lagi efek samping demikian.
Resiko Kanker
Kanker Endometrium
Penggunaan kontrasepsi oral memberikan perlindungan terhadap kanker endometrium.
Penggunaan setidaknya selama 12 bulan menurunkan resiko berkembangnya kanker
endometrium sebanyak 50%, dengan efek protektif terbesar diperoleh dengan
penggunaan lebih dari 3 tahun. Proteksi ini menetap selama 20 tahun atau lebih setelah
21
pemutusan (lama durasi aktual dari proteksi tidak diketahui) dan paling besar pada
wanita dengan resiko tertinggi: wanita nullipara dan wanita dengan paritas rendah.
Proteksi ini sama untuk 3 subtipe hitologis mayor dari kanker endometrium:
adenokarsinoma, adenoacanthoma, dan kanker adenoskuamosa. Terakhir, proteksi ini
terlihat pada semua formulasi monfasik kontrasepsi oral, termasuk pil dengan estrogen
kurang dari 50 μg. Tidak ada data pada preparasi multifasik atau formulasi progestin
baru, tetapi karena produk ini masih didominasi oleh komponen progestasional
mereka, maka terdapat alasan bahwa mereka akan memberikan proteksi.
Kanker Ovarium
Proteksi terhadap kanker ovarium, merupakan kanker traktus reproduksi paling
mematikan, adalah keuntungan paling penting dari kontrasepsi oral. Karena kanker ini
dideteksi terlambat dan prognosis yang buruk, pengaruh proteksi ini sangat bermakna.
Memang, suatu penurunan mortalitas terhadap kanker ovarium telah diamati pada
beberapa negara sejak awal tahun 1970-an, mungkin merupakan efek dari penggunaan
kontrasepsi oral. Resiko berkembangnya kanker ovarium epitelial dari semua subtipe
histologi pada pengguna kontrasepsi oral menjadi berkurang sebanyak 40%
dibandingkan dengan yang bukan pengguna. Efek protektif ini meningkat seiring
dengan durasi penggunaan dan berlanjut untuk setidaknya selama 10-15 tahun setelah
penghentian pemberian. Proteksi ini terlihat pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral setidaknya selama 3 hingga 6 bulan (walau setidaknya 3 tahun
penggunaan diperlukan untuk suatu pengaruh yang bermakna), mencapai 80%
pengurangan resiko dengan lebih dari 10 tahun penggunaan, dan merupakan suatu
keuntungan yang berkaitan dengan semua formulasi monofasik, termasuk produk
dosis-rendah. Efek protektif kontrasepsi oral terutama diamati pada wanita dengan
resiko tinggi kanker ovarium (wanita nullipara dan wanita dengan riwayat keluarga
positif). Penggunaan kontrasepsi oral terus-menerus selama 10 tahun oleh wanita
dengan riwayat keluarga positif terhadap kanker ovarium dapat menurunkan resiko
kanker ovarium epitelial ke tingkat yang sama atau kurang dibanding dengan yang
dialami wanita dengan riwayat keluarga negatif. Sekali lagi, produk multifasik dan
progestin baru belum digunakan cukup lama untuk menghasilkan data apapun pada
masalah ini, tetapi karena ovulasi secara efektif dihambat oleh formulasi ini, maka
proteksi terhadap kanker ovarium dapat menguat. Kekuatan yang sama dari proteksi
telah diamati pada studi kasus-kontrol wanita dengan mutasi BRCA 1 atau BRCA 2.
22
Kanker Serviks
Studi telah menunjukkan bahwa resiko untuk displasia dan karsinoma in situ dari
serviks uteri meningkat dengan penggunaan kontrasepsi oral lebih dari satu tahun.
Kanker servikal invasif dapat meningkat setelah penggunaan 5 tahun, mencapai
peningkatan dua-kali lipat setelah 10 tahun. Telah diketahui dengan baik, bahwa
jumlah pasangan seksual dan usia wanita pertama kali koitus merupakan resiko penting
untuk neoplasia servikal. Faktor perancu lainnya termasuk paparan terhadap human
papillomavirus, penggunaan kontrasepsi penghalang (protektif), dan merokok. Ini
merupakan faktor-faktor yang sulit dikontrol, dan begitu, kesimpulan berkaitan dengan
kanker serviks tidak pasti. Suatu studi yang sangat bagus dari Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) menyimpulkan bahwa tidak ada peningkatan resiko
kanker serviks invasif pada pengguna kontrasepsi oral, dan peningkatan resiko
karsinoma in situ yang tampak dikarenakan meningkatnya pendeteksian penyakit
(karena pengguna kontrasepsi oral melakukan Pap smear yang lebih sering). Pada
World Health Organization Study of Neoplasia and Steroid Contraceptives, suatu bias
penyaringan Pap smear dapat dikenali, namun begitu bukti masih mengesankan suatu
peningkatan resiko karsinoma servikal in situ dengan penggunaan kontrasepsi oral
jangka-panjang.
Masalah ini secara jelas merupakan alasan penting untuk surveilens Pap smear
tahunan. Untungnya, kontrasepsi steroid tidak menutupi perubahan serviks abnormal,
dan perlunya untuk memperbarui peresepan memberikan kesempatan untuk
meningkatkan penyaringan terhadap penyakit servikal. Adalah masuk akal untuk
melakukan Pap smear setiap 6 bulan pada wanita menggunakan kontrasepsi oral
selama 5 tahun atau lebih yang juga memiliki resiko lebih tinggi karena perilaku
seksual (partner multipel, riwayat penyakit seksual menular). Penggunaan kontrasepsi
oral yang cocok untuk wanita dengan riwayat neoplasia intraepitelial servikal (cervical
intraepithelial neoplasia [CIN]), termasuk yang telah mengalami pengobatan
pembedahan.
Adenoma Hepar
Adenoma hepatoselular dapat dihasilkan oleh steroid baik estrogen dan keluarga
androgen. Sebenarnya, terdapat beberapa lesi berbeda, peliosis, hiperplasia nodular
fokal, dan adenoma. Peliosis dicirikan dengan dilatasi ruang vaskular tanpa pelapisan
23
endotelial, dan dapat terjadi dengan tidak adanya perubahan adenomatosa. Adenoma
tidaklah ganas; keberadaanya bermakna karena berpotensi terjadi perdarahan.
Presentasi yang paling umum adalah nyeri kuadran kanan atas akut atau nyeri
epigastrik. Tumor dapat asimptomatik, atau dapat muncul mendadak dengan
hematoperineum. Terdapat beberapa bukti bahwa tumor dan hiperplasia nodular fokal
menghilang ketika kontrasepsi oral dihentikan. Data epidemiologis tidak mendukung
contention bahwa mestranol meningkatkan resiko lebih banyak dibanding etinil
estradiol.
Resiko tampaknya berkaitan dengan durasi penggunaan kontrasepsi oral dan dengan
dosis steroid dalam pil. Hal ini diperkuat dengan jarangnya kondisi ini sejak
tersedianya kontrasepsi oral dosis-rendah.
Tidak ada tes penyaringan yang dapat diandalkan yang tersedia saat ini. Tes fungsi hati
rutin adalah normal. Computed tomography (CT) scanning atau magnetic resonance
imaging (MRI) merupakan alat diagnosis terbaik; angiografi dan ultrasonografi tidak
dapat diandalkan. Palpasi hati harus menjadi evaluasi periodik pada pengguna
kontrasepsi oral. Jika pembesaran hati ditemukan, kontrasepsi oral harus dihentikan,
dan regresi harus dievaluasi serta diikuti dengan pemeriksaan imaging.
Kanker Hepar
Kontrasepsi oral berkaitan dengan perkembangan karsinoma hepatoselular. Tetapi,
kasus dengan jumlah sangat kecil, dan sehingga, kekuatan statistik terbatas,
memerlukan kehati-hatian dalam interpretasi. Studi terbesar pada pertanyaan ini, World
Health Oragnization Collaboration Study of Neoplasia and Steroid Contraceptives,
menemukan tidak ada asosiasi antara kontrasepsi oral dengan kanker hepar. Bahkan
analisis kasus-kontrol kontrasepsi oral mengandung cyproterone acetate (yang
diketahui toksik terhadap hati dalam dosis tinggi) tidak dapat mendeteksi bukti dari
peningkatan resiko kanker hepar. Di Amerika Serikat, Jepang, Swedia, Inggris dan
Wales, angka kematian dari kanker hepar tidak berubah dalam 3 dekade terakhir walau
pengenalan dan penggunaan kontrasepsi oral.
24
Ringkasan: Kontrasepsi Oral dan Resiko Kanker Payudara

Penggunaan kontrasepsi oral kini dan sebelumnya mungkin berkaitan dengan
suatu peningkatan 20% resiko kanker payudara premonapause dini, pada
dasarnya terbatas pada penyakit terlokalisasi dan suatu peningkatan sangat kecil
pada jumlah kasus-kasus sebenarnya (sangat kecil, tidak akan terdapat
pengaruh besar pada gambaran insiden). Penemuan ini dapat diakibatkan oleh
bias deteksi/surveilens dan percepatan pertumbuhan dari keganasan yang telah
ada, suatu situasi yang mirip dengan efek kehamilan dan terapi hormon pasca
menopause terhadap resiko kanker payudara (seperti yang dibahas dalam bab
18). Keringanan selanjutnya didapat dari fakta bahwa peningkatan kanker
payudara di wanita Amerika lebih besar pada wanita usia lebih tua dari tahun
1973 hingga 1994, bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk
menggunakan kontrasepsi oral. Pada wanita dengan usia di bawah 50 tahun,
hanya terdapat sedikit peningkatan pada waktu yang sama dari periode ini.

Penggunaan kontrasepsi oral sebelumnya dapat berkaitan dengan suatu
penurunan resiko kanker payudara metastatik pada kehidupan selanjutnya, dan
kemungkinan dengan penurunan resiko kanker payudara pasca menopause.

Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan lebih lanjut resiko kanker
payudara pada wanita dengan riwayat keluarga positif kanker payudara atau
pada wanita dengan penyakit payudara jinak yang terbukti.

Klinisi tidak boleh gagal untuk mengambil semua kesempatan untuk
mengarahkan semua perhatian terhadap seluruh faktor yang mempengaruhi
kanker payudara. Menyusui dan mengontrol asupan alkohol adalah contoh yang
baik, dan juga merupakan komponen pelayanan kesehatan preventif. Terutama
yang penting adalah memberikan motivasi tambahan untuk mendorong
menyusui. Efek protektif dari menyusui diperkuat (walau kemungkinannya
kecil; lihat bab 16) pada kanker payudara premenopause, perhatian kanker
adalah wanita yang lebih muda menggunakan kontrasepsi oral.
Kanker Lain
Studi Walnut Creek mengesankan bahwa melanoma berkaitan dengan kontrasepsi oral;
tetapi, faktor utama untuk melanoma adalah paparan sinar matahari. Evaluasi yang
lebih akurat dan terbaru menggunakan baik Royal College General Practitioners dan
25
Oxford Family Planning Association kohort prospektif dan memperhitungkan adanya
paparan matahari tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada resiko
melanoma dibandingkan pengguna dengan bukan pengguna. Tidak terdapat bukti yang
mengaitkan penggunaan kontrasepsi oral terhadap kanker ginjal, kanker kandung
kemih, atau tumor hipofise. Penggunaan kontrasepsi oral jangka-panjang dapat sedikit
meningkatkan resiko kehamilan mola, tetapi tidak terdapat bukti yang meyakinkan
pada asosiasi penyebab dan efek.
Efek Endokrin
Kelenjar Adrenal
Estrogen meningkatkan cortisol-binding globulin (CBG). Telah dipikirkan bahwa
peningkatan kortisol plasma selama penggunaan kontrasepsi oral dikarenakan
peningkatan pengikatan oleh globulin ini dan bukan peningkatan pada kortisol aktif
bebas. Sekarang telah tampak bahwa kadar kortisol aktif dan bebas juga meningkat.
Estrogen menurunkan kemampuan hepar untuk memetabolisme kortisol dan sebagai
tambahan progesteron dan senyawa berkaitan dapat menggantikan kortisol dari
transkortin, dan sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kortisol tidak terikat.
Efek ini dari peningkatan kadar ini selama waktu periode memanjang yang tidak
diketahui, tetapi tidak ada pengaruh jelas yang menjadi tampak. Untuk meletakkan hal
ini dalam perspektif, peningkatan tidak sebesar seperti yang terjadi pada kehamilan,
dan, bahkan, ini dalam kisaran untuk wanita tidak hamil.
Kelenjar adrenal berespon terhadap hormon adenokortikotropik (ACTH) secara normal
pada wanita menggunakan kontrasepsi oral, tidak terdapat supresi kelenjar adrenal itu
sendiri. Studi awal menunjukkan bahwa respon terhadap metyrapone (suatu
penghambat hidroksilase-11β) adalah abnormal, mengesankan bahwa kelenjar hipofise
tertekan. Tetapi, estrogen mempercepat konjugasi metyprapone oleh hepar; dan,
sehingga, obat memiliki efek yang berkurang, sehingga menjelaskan respon subnormal
yang dilaporkan pada awalnya. Reaksi adrenal-hipofisis terhadap stres adalah normal
pada wanita dengan pil kontrasepsi oral.
Tiroid
Estrogen meningkatkan sintesis dan kadar sirkulasi dari globulin pengikat-tiroksin
(thyroxine-binding globulin). Sebelum pengenalan metode baru untuk mengukur kadar
26
tiroksin bebas, evaluasi fungsi tiroid merupakan masalah. Pengukuran TSH (thyroidstimulating hormone) dan kadar tiroksin bebas pada wanita dengan kontrasepsi oral
memberikan suatu pengukuran akurat dari keadaan tiroid pasien. Kontrasepsi oral
mempengaruhi kadar tiroksin total dalam darah sebagaimana jumlah globulin pengikat,
tetapi kadar tiroksin bebas tidak berubah.
Kontrasepsi Oral dan Reproduksi
Pengaruh kontrasepsi oral pada sistem reproduksi kurang dibandingkan yang
dipikirkan. Studi awal yang menunjukkan efek merugikan tidak dapat menghadapi
cobaan seiring dengan waktu dan tempaan studi multipel dan hati-hati. Ada dua area
mayor yang perlu ditinjau: (1) Penggunaan kontrasepsi oral yang kurang hati-hati
selama siklus konsepsi dan selama kehamilan awal, dan (2) Reproduksi setelah
penghentian kontrasepsi oral.
Penggunaan Kurang Hati-hati Pada Siklus Konsepsi dan Pada Kehamilan Awal
Salah satu alasan, jika bukan alasan yang besar, mengapa kurangnya withdrawal
bleeding
selama
menggunakan
kontrasepsi
oral
merupakan
masalah
yang
menghasilkan ansietas baik pada pasien maupun klinisi. Pasien menjadi gelisah karena
ketidakpastian mengenai kehamilan, dan klinisi menjadi gelisah karena keprihatinan
terhadap studi-studi retrospekstif yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
resiko malformasi kongenital pada anak dari wanita hamil dan menggunakan
kontrasepsi oral.
Organogenesis belum terjadi pada minggu 2 pertama masa embrionik (4 minggu
pertama sejak periode menstruasi terakhir); tetapi, efek teratogenik mungkin ada antara
minggu ketiga dan kedelapan masa embrionik (5 hingga 10 minggu sejak menstruasi
terakhir).
Kaitan dengan anomali jantung pertama kali diakui pada tahun 1970-an. Hubungan ini
mendapat dukungan yang cukup dengan adanya laporan dari U.S. Collaborative
Perinatal Project; tetapi, analasis berikutnya dari data-data ini membuka beberapa
kekurangan pada metodologis. Simpson, dalam suatu pembahasan yang sangat teliti
dan mendalam pada 1990, menyimpulkan bahwa tidak terdapat bukti yang dapat
dipercaya berkaitan dengan steroid seks sebagai teratogen jantung. Bahkan, dalam
27
pembahasannya, Simpson menemukan tidak ada hubungan antara kontrasepsi oral
dengan masalah-masalah berikut: hipospadia, anomali reduksi anggota tubuh, neural
tube defect, dan efek mutagenik yang berperan pada fetus dengan kromosom abnormal.
Bahkan virilisasi bukan pertimbangan praktis karena dosis yang diperlukan (seperti
norethindrone 20-40 mg per hari) berlebihan dari segala sesuatu yang digunakan saat
ini. Kesimpulan ini mencerminkan penggunaan kontrasepsi oral kombinasi
sebagaimana progestin saja.
Di masa lalu, terdapat perhatian berkaitan dengan kompleks VACTERL. VACTERL
berarti anomali vertebra (vertebral), anal, jantung (cardiac), trakeoesofageal
(tracheoesophageal), renal dan anggota tubuh (limb). Sementara studi kasus-kontrol
menunjukkan adanya hubungan dengan kontrasepsi oral, studi prospektif telah gagal
untuk mengamati hubungan antara steroid seks dan kompleks VACTERL. Suatu metaanalisis dari 26 studi prospektif terhadap resiko defek kelahiran dengan penggunaan
kontrasepsi oral selama kehamilan menyimpulkan bahwa tidak ada peningkatan resiko
untuk malformasi mayor, defek jantung kongenital, atau defek reduksi anggota tubuh.
Wanita yang menjadi hamil saat meminum kontrasepsi oral atau wanita yang kurang
hati-hati dalam menggunakan pil kontrasepsi pada awal kehamilan harus diberi nasehat
bahwa resiko anomali kongenital bermakna tidak lebih besar dari angka 2-3%.
Rekomendasi ini dapat diperluas pada wanita hamil yang terpapar dengan agen
progestasional seperti medroxy-progesterone acetate atau 17-hydroxyprogesterone
caproate.
Reproduksi Setelah Penghentian Kontrasepsi Oral
Fertilitas
Laporan awal dari studi prospektif British menunjukkan bahwa bekas pengguna
kontrasepsi oral mengalami penundaan agar dapat hamil. Pada studi Oxford Family
Planning Association, bekas pengguna memiliki efek pada fertilitas sampai 42 bulan
pada wanita nullipara dan sampai 30 bulan pada wanita multigravida. Kiranya,
penundaan ini diakibatkan masih berlangsungnya supresi sistem reproduktif
hipotalamikum-hipofisis.
28
Diperlukan 24 bulan pada 90% pengguna kontrasepsi oral sebelumnya untuk menjadi
hamil, 14 bulan pada pengguna IUD, dan 10 bulan untuk pengguna diafragma.
Penemuan serupa di Connecticut menunjukkan penundaan ini berlangsung setidaknya
selama 1 tahun, dan efek lebih besar pada preparat dosis lebih tinggi. Walau penundaan
ini, tidak ada bukti bahwa infertilitas meningkat dengan penggunaan kontrasepsi oral.
Bahkan, pada wanita muda, penggunaan kontrasepsi oral sebelumnya
berkaitan
dengan resiko yang lebih rendah terhadap infertilitas primer.
Keguguran Spontan
Tidak ada peningkatan insiden keguguran spontan pada kehamilan setelah penghentian
kontrasepsi oral. Memang, angka keguguran spontan dan kelahiran mati lebih sedikit
pada pengguna pil sebelumnya, sekitar 1% untuk keguguran spontan dan kurang 0,3%
untuk kelahiran mati. Suatu efek protektif dari penggunaan kontrasepsi oral
sebelumnya menjadi tampak jelas pada wanita yang hamil sebelum usia 30 tahun.
Hasil Kehamilan
Tidak ada bukti bahwa kontrasepsi oral menyebabkan perubahan pada sel germinal
individu yang dapat menghasilkan anak abnormal di masa mendatang. Tidak ada
peningkatan jumlah anak abnormal yang dilahirkan dari pengguna kontrasepsi oral
sebelumnya, dan tidak ada perubahan pada rasio jenin kelamin (suatu tanda mutasi
resesif berkaitan-jenis kelamin). Pengamatan ini tidak berubah ketika dianalisis untuk
durasi penggunaan. Pengamatan awal pada wanita yang sebelumnya menggunakan
kontrasepsi oral memiliki peningkatan janin abnormal kromosom belum dapat
dikonfirmasi. Selanjutnya, seperti di atas, tidak ada peningkatan angka keguguran
setelah penghentian, sesuatu seseorang yang dapat harapkan jika kontrasepsi oral
menginduksi abnormalitas kromosom karena hal ini merupakan penyebab prinsip dari
keguguran spontan.
Pada pemantauan selama 3 tahun anak yang ibunya menggunakan kontrasepsi oral
sebelum konsepsi, tidak ada yang dapat dideteksi pada berat, anemia, intelegensia atau
perkembangan. Bekas pengguna pil tidak mengalami peningkatan resiko untuk berikut
ini: morbiditas atau mortalitas perinatal, prematuritas, dan berat lahir rendah. Kembar
dizigot diamati hampir dua-kali lipat (1,6% versus 1,0%) meningkat pada wanita yang
29
mengandung segera setelah penghentian kontrasepsi oral. Efek ini lebih besar pada
penggunaan yang lebih lama.
Satu-satunya alasan (dan yang bagus pula) untuk menganjurkan wanita menunda usaha
untuk hamil selama satu atau dua bulan setelah menghentikan pil adalah untuk
memperbaiki keakuratan penetapan gestasional dengan memberikan identifikasi akurat
dari periode menstruasi terakhir.
Menyusui
Kontrasepsi oral telah diketahui menghilangkan kuantitas dan kualitas laktasi pada
wanita pasca melahirkan. Juga menjadi perhatian adalah potensi membahayakan dari
transfer steroid kontraseptif kepada bayi (suatu jumlah bermakna dari komponen
progestasional yang ditransfer ke dalam ASI); tetapi, tidak efek merugikan yang
hingga kini telah diketahui. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral memiliki
insiden lebih rendah menyusui setelah 6 bulan pasca melahirkan, mengabaikan apakah
kontrasepsi oral dimulai pada bulan pertama, kedua, atau ketiga pasca melahirkan.
Pada wanita menyusui dengan nutrisi yang cukup, tidak ada gangguan pertumbuhan
pada bayi yang telah dideteksi; kemungkinan, kompensasi dicapai melalui makanan
tambahan atau peningkatan penghisapan ASI. Pada suatu studi follow-up selama 8
tahun dari anak-anak yang disusui oleh ibu dengan kontrasepsi oral, tidak ada efek
yang dapat dideteksi terhadap penyakit, intelegensia, atau perilaku psikologis. Studi ini
juga menemukan bahwa ibu dengan pil kontrasepsi secara bermakna menyusui selama
periode yang lebih pendek dibanding kontrol, suatu rerata 3,7 bulan versus 4,6 bulan
pada kontrol.
Dikarenakan pemikiran di atas menunjukkan bahwa kontrasepsi oral memperpendek
durasi menyusui, maka cukup bernilai untuk mempertimbangkan keefektifan
kontraseptif laktasi. Keefektifan kontraseptif laktasi, sebagai contoh, panjangnya
interval antar kelahiran, tergantung pada tingkat nutrisi sang ibu (jika rendah, lebih
panjang interval kontraseptif), intesitas penghisapan, dan cakupan makanan tambahan
yang diberikan kepada bayi. Jika intensitas penghisapan dan/atau frekuensi
menghilang, efek kontraseptif berkurang. Hanya wanita amenorik yang menyusui
secara eksklusif (menyusui penuh) pada interval regular, termasuk malam hari, selama
30
6 bulan pertama yang mendapatkan proteksi kontraseptif setara dengan yang diberikan
oleh kontrasepsi oral (keefektifan 98%); dengan menstruasi atau setelah 6 bulan,
kemungkinan ovulasi meningkat. Dengan menyusui hampir penuh atau penuh, sekitar
70 % wanita tetap amenorik selama 6 bulan dan hanya 37% selama 1 tahun; namun
dengan menyusui eksklusif, efektifitas menyusui pada 1 tahun adalah tinggi, pada
92%. Wanita menyusui penuh biasanya mengalami sedikit perdarahan per vaginam
atau spotting pada 8 minggu pertama pasca melahirkan, tetapi perdarahan ini bukan
karena ovulasi.
Makanan tambahan meningkatkan kesempatan ovulasi (dan kehamilan) bahkan pada
wanita amenorik. Proteksi total dicapai oleh wanita menyusui penuh untuk durasi
hanya 10 minggu. Setengah dari wanita pada studi yang tidak menyusui secara penuh
mengalami ovulasi sebelum minggu keenam, waktu kunjungan pasca melahirkan
tradisional; kunjungan pada minggu ketiga pasca melahirkan sangat dianjurkan untuk
konseling kontrasepsi.
Telah jelas bahwa walau laktasi memberikan efek kontraseptif, hal ini bervariasi dan
tidak dapat diandalkan pada setiap wanita. Selanjutnya, karena frekuensi penghisapan
diperlukan untuk mempertahankan produksi susu penuh, wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral dan juga menyusui dengan frekuensi lebih sedikit (contoh, karena
mereka bekerja di luar rumah) memiliki dua alasan untuk penurunan volume susu.
Kombinasi ini membuatnya sulit terutama dalam mengasuh anak.
Inisiasi Kontrasepsi Oral pada Periode Pasca Melahirkan
Aturan 3:
Dengan adanya meyusui PENUH, suatu metode kontrasepsi harus mulai digunakan
pada bulan ketiga pasca melahirkan.
Dengan menyusui SEBAGIAN atau TIDAK menyusui, suatu metode kontrasepsi harus
dimulai pada minggu ke-3 pasca melahirkan.
Setelah terminasi kehamilan kurang dari 12 minggu, kontrasepsi oral dapat dimulai
segera. Setelah kehamilan 12 minggu atau lebih, kontrasepsi oral biasanya telah
dimulai 2 minggu setelah melahirkan untuk menghindari peningkatan resiko trombosis
31
selama periode inisial pasca melahirkan. Kami percaya bahwa kontrasepsi oral dapat
dimulai segera setelah aborsi trimester kedua-ketiga atau kelahiran prematur.
Karena perhatian terhadap kontrasepsi oral pada menyusui, suatu alternatif berguna
adalah untuk mengkombinasi efek kontraseptif laktasi dengan minipil hanya-progestin.
Dosis rendah progestin tidak memiliki pengaruh negatif pada ASI, dan beberapa studi
mencatat suatu peningkatan kuantitas dan kualitas nutrisi. Porteksi efektif yang tinggi
(hampir seluruhnya) dapat dicapai dengan kombinasi laktasi dan minipil. Karena
sedikit pengaruh positif pada laktasi, minipil dapat dimulai segera setelah melahirkan,
tetapi setidaknya penundaan 3 hari pasca melahirkan dianjurkan untuk menurunkan
kadar estrogen dan progesteron kehamilan serta agar laktasi dapat terjadi. Sebagai
tambahan, penggunaan minipil hanya-progestin telah dilaporkan berkaitan dengan
peningkatan resiko 3-kali lipat diabetes mellitus pada wanita menyusui yang
mengalami diabetes gestasional sebelumnya. Kelompok wanita khusus ini harus
dipertimbangkan metode kontrasepsi yang lain.
Pertimbangan Lain
Adenoma Sekresi-Prolaktin
Karena estrogen diketahui merangsang sekresi prolaktin dan menyebabkan hipertrofi
dari laktotrofi hipofisis, maka pantas untuk memperhatikan kemungkinan adanya
hubungan antara kontrasepsi oral dengan adenoma sekresi-prolaktin. Studi kasuskontrol telah menyimpulkan secara seragam bahawa tidak ada hubungan seperti itu.
Data dari studi Royal College of General Practitioners dan Oxford Family Planning
Association menunjukkan tidak ada peningkatan insiden adenoma hipofisis.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelumnya tidak berkaitan dengan ukuran prolaktinoma
pada presentasi dan diagnosis. Kontrasepsi oral dapat diresepkan pada pasien dengan
mikroadenoma hipofisis tanpa kecemasan akan pertumbuhan tumor selanjutnya. Kami
secara rutin meresepkan kontrasepsi oral pada pasien dengan mikoradenoma hipofisis
dan tidak pernah menemukan adanya pertumbuhan tumor.
Amenore Pasca Penggunaan Pil
Insiden “amenore pasca pil” kira-kira 0,7-0,8%, yang setara dengan insiden amenore
sekunder spontan, dan tidak ada bukti yang mendukung pemikiran bahwa kontrasepsi
oral menyebabkan amenore sekunder. Jika hubungan sebab-akibat muncul antara
32
kontrasepsi oral dan amenore berikutnya, sesorang akan berharap bahwa insiden
infertilitas akan meningkat setelah penghentian penggunaan kontrasepsi oral pada
populasi yang diberikan. Pada wanita yang menghentikan penggunaan kontrasepsi oral
dalam rangka agar hamil, 50% mengandung dalam waktu 3 bulan, dan setelah 2 tahun,
maksimal 15% wanita nullipara dan 7% wanita pernah melahirkan gagal untuk
mengandung. Angka ini dapat dibandingkan dengan yang diambil sebagai prevalensi
infertilitas spontan. Usaha untuk mencatat hubungan sebab-akibat antara penggunaan
kontrasepsi oral dan amenore sekunder gagal dilakukan. Walau pasien dengan masalah
ini cepat menarik perhatian karena penggunaan kontrasepsi oral sebelumnya dan
pemantauan, tidak ada hubungan sebab-akibat. Wanita yang belum mendapatkan
kembali fungsi menstruasinya dalam 12 bulan harus menjalani evaluasi sebagai pasien
dengan amenore sekunder.
Penggunaan Pada Masa Pubertas
Haruskah penggunaan kontrasepsi oral dianjurkan pada wanita muda dengan
menstruasi tidak teratur dan oligoovulasi atau anovulasi? Kecemasan akan fertilitas di
masa mendatang bukan berarti harus menghindari penggunaan kontrasepsi yang cocok.
Wanita yang mengalami menstruasi tidak teratur akan mengalami cenderung amenore
sekunder kelak dengan atau tidak menggunakan kontrasepsi oral. Kemudian amenore
sekunder di masa mendatang merupakan resiko yang lebih sedikit dan masalah yang
kurang mendesak untuk seorang wanita muda dibandingkan meninggalkannya tanpa
proteksi. Kebutuhan terhadap kontrasepsi lebih diperlukan.
Tidak ada bukti bahwa penggunaan kontrasepsi oral pada masa gadis pubertas, aktif
secara seksual mengganggu pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi. Sekali
lagi, perhatian paling penting adalah dan harus mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan. Pada kebanyakan remaja, kontrasepsi oral, berupa paket 28-hari untuk
kepatuhan yang lebih baik, merupakan metode pilihan untuk kontrasepsi.
Infeksi dan Kontrasepsi Oral
Penyakit Menular Seksual Viral
Penyakit menular seksual viral meliputi human immunodeficiency virus (HIV), human
papillomavirus (HPV), virus herpes simpleks dan hepatitis B. Pada saat ini, tidak ada
kaitan yang diketahui antara kontrasepsi oral dan penyakit seksual menular viral. Tentu
33
saja, pencegahan bermakna meliputi metode kontrasepsi penghalang. Sejauh ini,
kebanyakan studi belum menemukan asosiasi antara penggunaan kontrasepsi oral dan
seropositif HIV, dan beberapa menunjukkan efek protektif. Untuk wanita yang tidak
memiliki
hubungan
monogami
yang
stabil,
pendekatan
ganda
dianjurkan,
mengkombinasikan efektifitas kontraseptif dan proteksi terhadap PID yang diberikan
oleh kontrasepsi oral dengan penggunaan metode penghalang (dan spermisida) untuk
pencegahan penyakit menular seksual viral.
Penyakit Menular Seksual Bakterial
Penyakit menular seksual (PMS) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
paling umum di Amerika Serikat. Pada tahun 1995, 7,6% wanita usia reproduktif
dilaporkan telah mengalami pengobatan untuk penyakit inflamasi pelvis (PID). Infeksi
traktus genitalia atas ini biasanya merupakan konsekuensi dari PMS. Perkiraan terbaik
untuk infertilitas kelak berasal dari laporan Swedia terbaik; sekitar 12% setelah satu
episode PID, 23% setelah 2 episode, dan 54% setelah 3 episode. Karena infeksi pelvik
merupakan ancaman terbesar pada masa depan reproduksi seorang wanita, mengetahui
proteksi yang diberikan oleh kontrasepsi oral terhadap penyakit inflamasi pelvis adalah
sangat penting. Resiko untuk perawatan rumah sakit pada PID berkurang dengan
sekitar 50-60%, tetapi setidaknya penggunaan selama 12 bulan diperlukan dan
perlindungan terbatas pada pengguna saat ini. Selanjutnya, jika seorang pasien
mengalami infeksi pelvik, keparahan dari salpingitis yang ditemukan dengan
laparoskopi menurun. Mekanisme proteksi ini masih belum diketahui. Spekulasi
meliputi penebalan mukus servikal untuk mencegah pergerakan patogen dan sperma
yang ditumpangi bakteri ke dalam uterus dan tuba, dan menurunkan perdarahan
menstruasi, mengurangi pergerakan patogen ke dalam tuba sebagaimana juga
pengurangan dalam medium kultur.
Walau potensi hubungan antara kontrasepsi oral dan infeksi klamidia, harus ditekankan
bahwa tidak ada bukti dari pengaruh kontrasepsi oral meningkatkan insiden infertilitas
tuba. Bahkan, studi kasus-kontrol menunjukkan bahwa pengguna kontrasepsi oral
dengan infeksi klamidia terlindungi terhadap PID simptomatik. Suatu studi kasuskontrol menunjukkan bahwa pengguna kontrasepsi oral memiliki kemungkinan untuk
mengalami endometritis, dan hal ini menjelaskan perbedaan antara angka yang diamati
pada infeksi traktus bagian bawah dan bagian atas. Tetapi, hal ini tidak menjelaskan
34
kurangnya asosiasi antara pengguna kontrasepsi oral dan infertilitas tuba. Sehingga,
pengaruh kontrasepsi oral pada traktus reproduksi bagian atas dapat berbeda daripada
bagian bawah. Pengamatan pada fertilitas ini berasal dari wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral mengandung estrogen 50 μg. Dominansi progestin pada formulasi
dosis rendah akan menghasilkan pengaruh protektif yang sama, dan bukti juga
menunjukkan hal yang sama.
Infeksi Lain
Pada studi prospektif British terhadap kontrasepsi oral dosis-tinggi, infeksi saluran
kemih juga meningkat pada pengguna kontrasepsi oral sampai 20%, dan ada korelasi
dengan dosis estrogen. Suatu peningkatan insiden servisitis juga telah dilaporkan, suatu
efek yang berkaitan dengan dosis progestin. Insiden servisitis meningkat seiring waktu
pemakaian pil, dari tidak meningkat pada 6 bulan menjadi 3 kali lebih tinggi pada
penggunaan selama 6 tahun. Suatu peningkatan bermakna pada berbagai penyakit virus
seperti cacar air, telah diamati, menunjukkan efek steroid terhadap sistem imunitas.
Prevalensi dari efek-efek ini terhadap kontrasepsi oral dosis-rendah belum diketahui.
Kontrasepsi oral tampak memberikan proteksi terhadap vaginosis bakterialis dan
infeksi dengan Trichomonas. Bukti yang ada kurang untuk meyakinkan keterlibatan
kontrasepsi oral dengan infeksi spesies Candida; tetapi, pengalaman klinis kadangkadang diperlukan ketika kemunculan dan penyembuhan bergantian mengikuti
penggunaan dan penghentian kontrasepsi oral.
Kontraindikasi Absolut terhadap Penggunaan Kontrasepsi Oral
1. Tromboflebitis, gangguan tromboemboli (termasuk riwayat keluarga dekat,
orang tua atau saudara kandung, suatu kecurigaan terhadap kerentanan yang
diturunkan untuk trombosis vena), penyakit serebral vascular, oklusi koroner,
atau riwayat kondisi ini di masa lalu, atau kondisi predisposisi terhadap
masalah-masalah ini.
2. Gangguan fungsi liver yang jelas. Hormon steroid merupakan kontraindikasi
pada pasien dengan hepatitis sampai funsi hati kembali normal.
3. Kanker payudara yang telah diketahui atau dicuirgai.
4. Perdarahan per vaginam abnormal yang tidak terdiagnosis.
35
5. Kecurigaan akan kehamilan atau benar-benar hamil.
6. Perokok dengan usia di atas 35 tahun.
Kontraindikasi Relatif Memerlukan Penilaian Klinis dan Informed Consent
1. Sakit kepala migrain. Pada studi retrospektif dari pil dosis-rendah, belumlah
jelas apakah sakit kepala migrain berkaitan dengan peningkatan resiko stroke.
Beberapa wanita melaporkan adanya perbaikan pada sakit kepalanya, dan pada
pandangan kami, suatu pengujian terhadap kontrasepsi oral dosis terendah
harus dilakukan. Kontrasepsi oral harus dihindari pada wanita yang mengalami
migrain dengan kompleks atau aura memanjang, atau jika faktor tambahan
stroke ada (usia lebih tua, meroko, hipertensi).
2. Hipertensi. Wanita di bawah usia 35 tahun yang sehat dan tekanan darahnya
terkontrol baik dengan pengobatan dapat memilih untuk menggunakan
kontrasepsi oral. Kami menganjurkan menggunakan produk dengan dosis
estrogen terendah.
3. Leiomioma uterina. Hal ini bukan merupakan kontraindikasi dengan
kontrasepsi oral dosis-rendah. Terdapat bukti bahwa resiko leiomioma menurun
sampai 31% pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral dosis lebih tinggi
selama 10 tahun. Tetapi studi kasus-kontrol dengan kontrasepsi oral dosis lebih
rendah menemukan tidak ada peningkatan maupun penurunan resiko, walau
Nurses’ Health Study melaporkan adanya sedikit peningkatan resiko ketika
kontrasepsi oral pertama digunakan pada saat remaja. Pemberian kontrasepsi
oral dosis-rendah pada wanita dengan leiomioma tidak merangsang
pertumbuhan
fibroid,
dan
berkaitan
dengan
pengurangan
perdarahan
menstruasi.
4. Diabetes gestasional. Formulasi dosis rendah tidak menghasilkan suatu respon
toleransi glukosa diabetik pada wanita yang sebelumnya mengalami diabetes
gestasional, dan juga tidak terdapat bukti bahwa kontrasepsi oral kombinasi
meningkatkan resiko diabetes mellitus yang pasti. Kami percaya bahwa wanita
dengan diabetes gestasional sebelumnya dapat menggunakan kontrasepsi oral
dengan penilaian tahunan pada kadar glukosa puasa.
5. Pembedahan elektif. Anjuran bahwa kontrasepsi oral harus dihentikan selama 4
minggu sebelum pembedahan besar elektif untuk menghindari peningkatan
resiko trombosis pasca operasi adalah berdasarkan data yang berasal dari pil
36
dosis-tinggi. Jika memungkinkan, lebih aman untuk mengikuti anjuran ini
ketika suatu masa immobilisasi akan terjadi. Adalah bijaksana untuk
mempertahankan kontrasepsi sampai ke tahap untuk melakukan prosedur
sterilisasi, dan pendeknya, operasi rawat jalan memberikan resiko yang sangat
minimal.
6. Epilepsi. Kontrasepsi oral tidak menimbulkan serangan epilepsi, dan pada
beberapa wanita, perbaikan pada control kejang telah terjadi. Obat antiepilepsi
dapat menurunkan keefektifan kontrasepsi oral.
7. Ikterus Obstruktif pada Kehamilan. Tidak semua pasien dengan riwayat ini
akan mengalami ikterus pada kontrasepsi oral, terutama dengan formulasi
dosis-rendah.
8. Sickle cell disease atau sickle C disease. Pasien dengan turunan sel sickle dapat
menggunakan kontrasepsi oral. Resiko trombosis pada wanita dengan penyakit
sel sickle atau penyakit sickle C merupakan teoritis (dan medikolegal). Kami
percaya proteksi efektif terhadap kehamilan pada pasien ini mengharuskan
penggunaan kontrasepsi oral dosis-rendah.
9. Diabetes mellitus. Pencegahan efektif kehamilan mengecilkan resiko kecil dari
komplikasi penyakit vaskular pada wanita diabetes yang berusia di bawah 35
tahun tetapi sehat.
10. Penyakit batu empedu. Kontrasepsi oral tidak menyebabkan betu empedu,
tetapi mempercepat munculnya gejala ketika batu empedu telah ada
sebelumnya.
Pemilihan Pil
Prinsip terapeutik tetap: menggunakan formulasi yang memberikan efektif kontrasepsi
dan batas keamanan terbesar. Anda dan pasien anda dianjurkan untuk memilih preparat
dosis-rendah mengandung estrogen kurang dari 50 g. Argument dari bab ini
menunjukkan semua pasien harus mulai kontrasepsi oral dengan produk dosis-rendah,
dan bahwa pasien dengan kontrasepsi oral dosis tinggi harus diubah ke preparat dosisrendah. Penurunan ke dosis yang lebih rendah dapat dicapai segera tanpa reaksi
merugikan seperti peningkatan perdarahan atau kontrasepsi gagal.
37
Preparasi multifasik memang memiliki pengurangan dosis progestin dibandingkan
dengan produk monofasikyang ada; tetapi, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini
terdapat sedikit perbedaan antara monofasik dosis-rendah dan multifasik.
Efek farmakologi pada binatang dengan berbagai formulasi telah digunakan sebagai
dasar rekomendasi terapeutik dalam memilih pil kontrasepsi oral optimal.
Rekomendasi ini (meyesuaikan pil kepada pasien) tidak didukung dengan uji klinis
terkontrol yang cukup. Sering kali hal ini menuntun kepada peresepan pil dengan dosis
berlebihan bersama resiko efek samping serius yang meningkat yang dimilikinya.
Cukup berguna untuk mengulang komentar kami tentang potensi. Potensi kontrasepsi
oral (spesifik pada potensi progestin) tidak lagi menjadi pertimbangan ketika
meresepkan pil kontrasepsi. Potensi berbagai komponen progestin dalam kontrasepsi
oral dosis-rendah kini adalah kurang lebih sama. Perkembangan kami dalam
menurunkan dosis steroid yang dikandung oleh kontrasepsi oral telah menghasilkan
produk dengan sedikit perbedaan serius.
Pemberian Pil
Kontrasepsi efektif terjadi selama siklus pertama penggunaan pil, memberikan pil tidak
lebih dari hari ke-5 siklus, dan tidak ada pil yang ketinggalan. Sehingga, mulai
menggunakan pil pada hari pertama menstruasi meyakinkan proteksi secepatnya. Di
Amerika Serikat, banyak klinisi dan pasien memilih paket mulai hari Minggu (Sunday
start package), dimulai pada minggu pertama mengikuti menstruasi. Hal ini dapat
diingat dengan mudah, dan biasanya menghindari menstruasi pada akhir minggu. Hal
ini mungkin, walau belum tentu, bahwa walau folikel dominan harus muncul pada
pasien tertentu setelah mulai pada hari Minggu, lonjakan LH serta kehamilan akan
dapat dicegah. Beberapa klinisi memilih menasihati pasien untuk menggunakan
proteksi pada minggu pertama penggunaan.
Biasanya pasien suka menunda suatu perdarahan menstruasi; seperti untuk perkawinan,
liburan, atau cuti. Hal ini dapat dicapai dengan mudah dengan menggunakan 7 hari
interval bebas hormon. Cukup dengan memulai paket baru setelah menyelesaikan seri
21 pil pada paket sebelumnya. Ingat, ketika menggunakan paket 28-pil, pasien harus
menggunakan paket baru setelah menggunakan 21-pil aktif.
38
Tidak ada rasionalnya untuk merekomendasikan suatu interval bebas pil “untuk
beristirahat”. Efek samping serius tidak dihilangkan dengan interval bebas pil. Praktik
ini sering kali menghasilkan kehamilan yang tak diinginkan.
Bagaimana pentingnya meminum kontrasepsi oral pada saat yang sama setiap hari?
Walau tidak diteliti dengan baik, ada alasan untuk percaya meminum pil dengan tepat
akan meminimalkan perdarahan yang terjadi. Sebagai tambahan, kepatuhan meningkat
dengan jadwal yang membentuk kebiasaan.
Apa yang Dilakukan Ketika Pil Lupa Diminum
Jika seorang wanita melewatkan 1 pil, maka dia harus meminum pil yang terlupa dan
meminum pil selanjutnya seperti biasa. Tidak diperlukan bantuan lain.
Jika dia lupa 2 pil pada dua minggu pertama, maka dia harus meminum dua pil setiap
hari selama dua hari mendatang; tidak mungkin ada metode bantuan diperlukan, tetapi
konsensus yang resmi adalah menganjurkan bantuan untuk 7 hari mendatang.
Jika 2 pil terlewat pada minggu ketiga, atau jika lebih dari 2 pil aktif terlewati pada
waktu kapan pun, maka cadangan bentuk kontrasepsi lain diperlukan segera dan untuk
selama 7 hari; jika mulai pada hari Minggu, maka tetap meminum pil setiap hari
sampai Minggu, dan pada hari Minggu memulai paket baru; jika bukan pemula
Minggu, mulai paket baru pada hari yang sama.
Masalah yang paling sering timbul yang berkaitan dengan kegagalan kontrasepsi oral
adalah muntah-muntah dan diare. Bahkan tanpa pil yang terlupakan, pasien harus
diinstruksikan menggunakan metode cadangan setidaknya 7 hari setelah suatu episode
gastroenteritis.
Masalah Klinis
Breakthrough Bleeding
Terdapat dua ciri masalah breakthrough bleeding: perdarahan tidak teratur pada
beberapa bulan pertama setelah memulai kontrasepsi oral, dan perdarahan yang tidak
diharapkan setelah banyak bulan penggunaan. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi
masalah perdarahan adalah dengan jalan yang menyebabkan pasien tetap pada
39
kontrasepsi oral dosis-rendah. Tidak ada bukti bahwa awal perdarahan berkaitan
dengan penurunan efektifitas, bagaimanapun formulasi kontrasepsi oral yang
digunakan, bahkan produk dengan dosis terendah. Memang, pada studi yang hati-hati,
breakthrough bleeding tidak berkorelasi dengan perubahan pada kadar darah steroid
kontraseptif.
Breakthrough bleeding paling sering ditemui pada bulan-bulan pertama penggunaan.
Insiden terbesar pada 3 bulan pertama, berkisar antara 10-30% pada bulan pertama
hingga kurang dari 10% pada bulan ketiga. Angka breakthrough bleeding lebih tinggi
pada kontrasepsi oral dosis terendah, tetapi tidak terlalu dramatis. Tetapi, breakthrough
bleeding meningkat lebih lanjut pada wanita yang merokok dan menggunakan
formulasi 20 g etinil estradiol. Breakthrough bleeding paling baik ditangani dengan
memberikan dorongan dan penentraman hati. Perdarahan ini biasanya menghilang
pada siklus ketiga pada kebanyakan wanita. Jika perlu, kejadian pola breakthrough
bleeding dini ini dapat ditangani seperti yang dijelaskan di bawah. Akan membantu
untuk menjelaskan pada pasien bahwa perdarahan ini merupakan peluruhan jaringan
sebagaimana endometrium menyesuaikan kondisi ketebalannya yang biasa menjadi
kondisi yang tipis mengikuti hormon dalam kontrasepsi oral.
Breakthrough bleeding yang terjadi setelah banyak bulan penggunaan kontrasepsi oral
merupakan konsekuensi desidualisasi yang diinduksi progestin. Endometrium dan
pembuluh darah di dalam endometrium cenderung menjadi rapuh dan rentan untuk
hancur dan terjadi perdarahan yang tidak sinkron.
Ada dua faktor yang dikenali (keduanya dapat dicegah) yang berkaitan dengan insiden
lebih besar dari breakthrough bleeding. Konsistensi penggunaan dan merokok
meningkatkan spotting dan perdarahan, tetapi tidak konsistensi dalam meminum pil
lebih penting dan memiliki efek yang lebih besar pada siklus berikutnya, dimana
merokok memperkuat efek umum dari awal siklus sampai siklus-siklus berikutnya.
Meyakinkan
untuk
konsisten
dalam
meminum
pil
akan
dapat
membantu
meminimalkan breakthrough bleeding. Infeksi servikal dapat menjadi penyebab lain
dari breakthrough bleeding; prevalensi infeksi klamidia servikal adalah lebih tinggi
pada pengguna kontrasepsi oral yang dilaporkan mengalami breakthrough bleeding.
40
Jika perdarahan terjadi hanya sebelum akhir dari siklus pil, hal itu dapat ditangani
dengan meminta pasien menghentikan pil, dan memulai suatu siklus yang baru. Jika
breakthrough bleeding memanjang, atau hal ini menyusahkan pasien, mengabaikan
titik pada siklus pil, mengontrol perdarahan dapat dicapai dengan pemberian estrogen
eksogen jangka pendek. Estrogen terkonjugasi, 1,25 mg atau estradiol 2 mg, diberikan
selama 7 hari ketika perdarahan terjadi, walaupun pasien sedang menjalankan siklus
pilnya. Pasien terus terikat dengan jadwal minum pil. Biasanya, satu jangka pemberian
estrogen dapat menyelesaikan masalahnya, dan kemunculan kembali perdarahan
adalah tidak biasa (tetapi jika muncul, pemberian kembali estrogen selama 7 hari
efektif).
Respon terhadap perdarahan tidak teratur dengan meminta pasien meminum 2 atau 3
pil tidaklah efektif. Komponen progestin dari pil selalu mendominasi; sehingga,
penggandaan
jumlah
pil
akan
menggandakan
pengaruh
progetasional
dan
desisualisasinya, efek atrofik pada endometrium dan efek destabilisasi pada pembuluh
darah endometrium. Tambahan estrogen ekstra sementara menjaga dosis progestin agar
tetap adalah logis dan efektif. Hal ini dapat membuat pasien tetap pada formulasi
dosis-rendah dengan keuntungan keamanan yang besar. Breakthrough bleeding, dalam
pandangan kami, bukan alasan yang cukup untuk mengungkap kepada pasien terhadap
peningkatan resiko berkaitan dengan kontrasepsi oral dosis lebih tinggi. Perdarahan
apapun yang tidak ditangani dengan rutin ini memerlukan penyelidikan untuk adanya
kelainan patologis.
Tidak ada bukti bahwa formulasi kontrasepsi oral yang mendekati dosis estrogen dan
progestin yang setara secara bermakna berbeda pada angka breakthrough bleeding.
Klinisi sering menjadi terkesan dengan pengubahan ke produk yang efektif
menghentikan breakthrough bleeding. Kemungkinan bahwa masa waktulah merupakan
faktor yang berperan, dan perdarahan akan berhenti mengabaikan pergantian dan
produknya.
Amenore
Dengan pil dosis-rendah, isi estrogen tidak cukup pada beberapa wanita untuk
merangsang pertumbuhan endometrium. Efek progestasional mendominasi sampai ke
derajat atrofi endometrium yang dangkal, menyebabkan berkurangnya jaringan yang
41
cukup untuk menghasilkan perdarahan withdrawal. Hal ditekankan bahwa atrofi
permanen dari endometrium tidak terjadi, dan kembali normalnya fungsi ovarium akan
mengembalikan pertumbuhan dan perkembangan endometrium. Memang tidak ada
konsekuensi permanen yang berbahaya dari amenore sementara dalam kontrasepsi
oral.
Masalah utama dengan amenore dengan kontrasepsi oral adalah ansietas terjadi baik
pada klinisi maupun pasien dikarenakan kurangnya perdarahan yang mungkin tanda
kehamilan. Pasien cemas karena adanya ketidakpastian terhadap kehamilan, dan klinisi
cemas karena masalah medikolegal yang beralasan dari studi lama yang menunjukkan
suatu peningkatan resiko dari abnormalitas kongenital di antara wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral secara tidak hati-hati pada awal kehamilannya. Kami
meninjau masalah ini sebelumnya, dan menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
antara kontrasepsi oral dan peningkatan resiko malformasi kongenital, dan tidak ada
peningkatan resiko akan memiliki anak-anak abnormal.
Insiden amenore pada tahun pertama penggunaan kontrasepsi oral dosis-rendah adalah
kurang dari 2%. Insiden ini meningkat seiring dengan durasi, mungkin mencapai
hingga 5% setelah beberapa tahun penggunaan. Penting untuk mengingatkan pasien
yang mulai menggunakan kontrasepsi oral bahwa perdarahan akan menghilang dan
kemungkinan tidak ada perdarahan akan terjadi.
Amenore merupakan suatu penanganan masalah yang sulit. Tes kehamilan akan
memberikan penilaian yang dapat diandalkan untuk adanya kehamilan bahwa pada
tahap yang sangat awal. Tetapi, pengulangan penggunaan tes tersebut secara rutin
mahal dan menyebalkan, dan dapat menyebabkan penghentian kontrasepsi oral. Suatu
tes sederhana untuk kehamilan adalah untuk menilai temperatur tubuh basal pada
AKHIR minggu bebas pil; temperatur tubuh basal kurang dari 98 derajat (36,6˚C) tidak
konsisten dengan kehamilan, dan kontrasepsi oral dapat berlanjut.
Beberapa klinisi telah mengamati bahwa tambahan estrogen ekstra selama 1 bulan
(1,25 mg estrogen terkonjugasi atau 2 mg estradiol harian selama 21 hari selama
memakai kontrasepsi oral) akan meremajakan endometrium, dan perdarahan
withdrawal akan kembali, menetap untuk beberapa bulan.
42
Kenaikan Berat Badan
Keluhan kenaikan berat badan sering berupa masalah besar dengan kepatuhan. Studi
dari preparasi dosis-rendah gagal untuk menunjukkan kenaikan berat badan bermakna
dengan kontrasepsi oral, dan tidak ada perbedaan besar antara berbagai produk. Ini
jelas merupakan masalah persepsi. Klinisi secara hati-hati memperkuat kurangnya
hubungan antara kontrasepsi oral dosis-rendah dan kenaikan berat badan dan
memusatkan pasien pada penyebab sebenarnya; diet dan tingkat aktivitas. Banyak
wanita memperoleh sejumlah berat badan seiring dengan usia, apakah mereka
menggunakan kontrasepsi oral atau tidak.
Akne
Kontrasepsi oral dosis-rendah memperbaiki akne tanpa melihat produk yang
digunakan. Progestin dosis rendah (termasuk formulasi levonorgestrel) saat ini
digunakan adalah kurang cukup untuk merangsang suatu respon androgenik.
Kista Ovarium
Laporan yang anekdot mengesankan kista ovarium fungsional sering dihadapi dan
kurang mudah mensupresi dengan formulasi multifasik. Pengamatan ini gagal
menghadapi cobaan seiring dengan waktu. Kista ovarium fungsional terjadi kurang
sering pada wanita dengan kontrasepsi oral dosis lebih tinggi. Proteksi ini berkurang
dengan produk dosis lebih rendah saat ini sampai pada titik ketika efek sedikit dapat
diukur. Sehingga, resiko kista seperti itu tidak dapat dihilangkan; dan, kemudian klinisi
dapat menghadapi kista seperti itu pada pasien yang menggunakan formulasi
kontrasepsi oral apapun.
Obat yang Mempengaruhi Efektifitas
Banyak terdapat laporan anekdot pasien yang menerima kontrasepsi oral sementara
menggunakan antibiotik. Terdapat sedikit bukti, bahwa antibiotik seperti ampisilin,
metronodazol, kuinolon, dan tetrasiklin, yang mengurangi flora bakterial dari traktus
gastrointestinal, mempengaruhi efektifitas kontrasepsi oral. Studi menunjukkan bahwa
sementara antibiotik dapat mengubah ekskresi dari steroid kontrasepsi, kadar plasma
tidak berubah dan tidak ada bukti terjadi ovulasi.
43
Untuk berhati-hati, pasien dengan pengobatan yang mempengaruhi metabolisme hepar
harus memilih suatu kontrasepsi alternatif. Obat-obat ini adalah sebagai berikut:
Rifampin
Fenobarbital
Fenitoin (Dilantin)
Primidon (Tegetrol)
Kemungkinan ethoxusimide, griseofulvin, dan troglitazone.
Interaksi Obat Lainnya
Walau tidak didokumentasi secara luas, terdapat alasan untuk mempercayai bahwa
kontrasepsi oral mempotensiasi aksi diazepam (Valium), chlordiazepoxide (Librium),
antidepresan trisiklik, dan teofilin. Sehingga, dosis yang lebih rendah dari agen ini
dapat efektif pada pengguna kontrasepsi oral. Dikarenakan suatu pengaruh pada angka
klirens, pengguna kontrasepsi oral dapat memerlukan dosis lebih besar dari
asetaminofen dan aspirin.
Sakit Kepala Migrain
Sakit kepala migrain sejati lebih umum pada wanita, sementara tension headache
terjadi setara pada pria dan wanita. Tidak ada studi yang berhasil baik
untuk
menetapkan pengaruh kontrasepsi oral pada sakit kepala migrain. Pasien dapat
melaporkan bahwa sakit kepala lebih baik atau lebih buruk.
Dikarenakan seriusnya potensi komplikasi, awitan gejala visual atau sakit kepala yang
berat memerlukan suatu respon. Jika pasien pada dosis yang lebih tinggi, suatu
pergeseran ke formulasi dosis-rendah dapat meredakan sakit kepala. Pergantian ke
merek yang berbeda dapat berguna, jika hanya untuk membangkitkan suatu respon
plasebo. Sakit kepala vascular sejati (migrain klasik dengan aura) merupakan suatu
indikasi untuk menghindari atau menghentikan kontrasepsi oral. Kontrasepsi oral harus
dihindari pada wanita yang memiliki migraine dengan aura kompleks atau memanjang,
atau jika terdapat faktor stroke tambahan (usia lebih tua, merokok, hipertensi).
Petunjuk Sakit Kepala Vaskular Berat:

Sakit kepala yang berlangsung untuk waktu lama.

Pusing, nausea, atau muntah dengan sakit kepala.
44

Skotomata atau pandangan kabur.

Episode kebutaan.

Sakit kepala unilateral, dan tak berkurang.

Sakit kepala yang terus berlanjut walau telah diobati.
Ringkasan: Penggunaan Kontrasepsi Oral dan Masalah Medis
Diabetes Gestasional. Tidak ada kontraindikasi untuk penggunaan kontrasepsi oral
kombinasi pada diabetes gestasional. Terdapat perhatian dengan wanita menyusui yang
mengunakan minipil hanya-progestin (didiskusikan bagian selanjutnya dari bab ini).
Diabetes Mellitus. Kontrasepsi oral dapat digunakan pada wanita diabetes dengan usia
kurang dari 35 tahun yang tidak merokok dan sehat (terutama tidak ada komplikasi
vascular diabetes). Suatu studi kasus-kontrol tidak dapat menemukan bukti bahwa
penggunaan kontrasepsi oral pada wanita muda dengan diabetes mellitus tergantung
insulin meningkatkan perkembangan retinopati atau nefropati. Dalam suatu studi satu
tahun pada wanita dengan diabetes mellitus tergantung insulin yang menggunakan
kontrasepsi oral dosis-rendah, tidak ada perburukan yang dapat dicatat pada lipoprotein
atau penanda biokimia hemostasis untuk resiko kardiovaskular.
Hipertensi. Kontrasepsi oral dosis-rendah dapat digunakan pada wanita kurang dari 35
tahun dengan hipertensi yang terkontrol baik dengan obat, dan pada wanita sehat dan
tidak merokok. Kami menganjurkan formulasi estrogen dosis terendah.
Hipertensi diinduksi Kehamilan. Wanita dengan hipertensi diinduksi kehamilan
dapat menggunakan kontrasepsi oral begitu tekanan darahnya normal pada masa pasca
melahirkan.
Kelainan Hemoragik. Wanita dengan kelainan hemoragik dan wanita yang
menggunakan antikoagulan dapat menggunakan kontrasepsi oral. Penghambatan
ovulasi dapat menghindari masalah yang sebenarnya dari korpus luteum hemoragik
pada pasien-pasien ini. Suatu penurunan kehilangan darah menstruasi merupakan
keuntungan lain dari kepentingannya.
45
Penyakit Batu Empedu. Penggunaan kontrasepsi oral dapat memicu suatu serangan
simptomatik pada wanita yang diketahui memiliki batu atau adanya riwayat positif
untuk penyakit batu empedu dan, kemudian, harus sangat berhati-hati mengunakannya
atau tidak sama sekali.
Obesitas. Seorang wanita obesitas yang sehat dapat menggunakan kontrasepsi oral
dosis-rendah.
Penyakit Hepar. Kontrasepsi oral dapat digunakan ketika tes fungsi hati kembali
menjadi normal. Pemantauan tes fungsi hati harus diperoleh setelah penggunaan 2-3
bulan.
Penyakit Kejang. Tidak ada pengaruh kontrasepsi oral pada pola atau frekuensi
kejang. Perhatianya adalah pada aktivitas enzim hepatik yang diinduksi-antikonvulsan
yang dapat meningkatkan resiko kegagalan kontrasepsi. Beberapa klinis menganjurkan
produk dengan dosis lebih tinggi (50 mg estrogen); tetapi, tidak ada studi yang
dilakukan untuk membuktikan bahwa dosis yang lebih tinggi diperlukan.
Prolaps Katup Mitral. Penggunaan kontrasepsi oral terbatas pada pasien tidak
merokok yang tidak bergejala (tidak ada bukti klinis dari regurgitasi). Terdapat subset
pasien yang kecil dengan prolaps katup mitral yang berada dalam peningkatan resiko
tromboemboli. Pasien dengan atrial fibrilasi, sakit kepala migrain, atau abnormalitas
faktor pembekuan harus dipertimbangkan metode hanya-progestin atau IUD (antibiotik
profilaksis harus melindungi pemasangan IUD jika terdapat regurgitasi mitral).
Lupus Eritematosus Sistemik. Penggunaan kontrasepsi oral dapat mengeksaserbasi
lupus eritematosus sistemik, dan penyakit vaskular berkaitan dengan lupus, ketika ada,
merupakan suatu kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral mengandung-estrogen.
Metode hanya-progestin merupakan pilihan yang baik. Tetapi, pasien dengan penyakit
stabil atau tidak aktif, tanpa keterlibatan ginjal dan antibodi antifosfolipid yang tinggi,
kontrasepsi oral dosis-rendah dapat dipertimbangkan. SELENA (Safety of Estrogen in
Lupus Erythematosus National Assessment) adalah suatu uji klinis acak terkontrol yang
sedang berlangsung tentang terapi kontrasepsi oral pada wanita premenopause dengan
lupus eritematosus sistemik (sebagaimana juga terapi hormon pasca menopause).
46
Sakit Kepala Migrain. Kontrasepsi oral dosis-rendah (formulasi dosis estrogen
terendah) dapat dicobakan dengan surveilens hati-hati pada wanita dengan sakit kepala
migrain biasa. Pemberian harian dapat mencegah sakit kepala migrain menstruasi.
Kontrasepsi oral paling baik dihindari pada wanita dengan sakit kepala migrain klasik
berkaitan dengan gejala neurologis.
Penyakit Sel Sickle. Pasien dengan turunan sel sickle dapat menggunakan kontrasepsi
oral. Resiko trombosis pada wanita dengan penyakit sel sickle atau penyakit sickle C
merupakan teori belaka (dan medikolegal). Kami percaya proteksi efektif terhadap
kehamilan pada pasien-pasien ini membenarkan penggunaan kontrasepsi oral dosisrendah. Hanya pada laporan pemantauan jangka panjang (10 tahun) dari wanita dengan
penyakit sel sickle dan menggunakan kontrasepsi oral, tidak tampak efek merugikan
yang diamati (pada waktu ketika produk dosis lebih tinggi merupakan prevalensi).
Harus tetap diingat bahwa depot medroksiprogesteron asetat digunakan untuk
kontrasepsi berkaitan dengan penghambatan menjadi sickle dan perbaikan anemia pada
pasien dengan penyakit sel sickle.
Penyakit Payudara Jinak. Penyakit payudara jinak bukan merupakan kontraindikasi
untuk kontrasepsi oral; dengan penggunaan selama 2 tahun, kondisi akan membaik.
Penyakit Jantung Kongenital atau Penyakit Jantung Katup. Kontrasepsi oral
merupakan kontraindikasi hanya jika cadangan jantung terbatas atau suatu kondisi
dengan kecenderungan trombosis.
Hiperlipidemia. Dikarenakan kontrasepsi oral dosis-rendah memiliki pengaruh yang
dapat diabaikan terhadap profil lipoprotein, hiperlipidemia bukan suatu kontraindikasi
absolute, dengan pengecualian kadar trigliserida yang sangat tinggi (yang dapat
diperburuk oleh estrogen). Jika penyakit vaskular telah ada sebelumnya, maka
kontrasepsi oral harus dihindari. Jika resiko lainnya ada, terutama merokok,
kontrasepsi oral tidak dianjurkan. Pasien dengan dislipidemia yang mulai
menggunakan kontrasepsi oral harus memantau profil lipoproteinnya secara bulanan
pada beberapa kunjungan untuk memastikan tidak pengaruh efek merugikan. Jika
abnormalitas lipid tidak dapat dikontrol, suatu metode kontrasepsi alternatif harus
47
digunakan. Kontrasepsi oral yang mengandung desogestrel, norgestimate, atau
gestodene dapat meningkatkan kadar HDL, tetapi tidak diketahu jika perubahan ini
bermakna secara klinis.
Depresi. Kontrasepsi oral dosis-rendah memiliki pengaruh minimal pada mood jika
ada.
Merokok. Kontrasepsi oral merupakan kontraindikasi absolut pada perokok usia di
atas 35 tahun. Pada pasien usia 35 tahun dan lebih muda, perokok berat (15 batang atau
lebih per hari) merupakan kontraindikasi relatif. Resiko relatif kejadian kardiovaskular
meningkat pada wanita semua umur yang merokok dan menggunakan kontrasepsi oral;
tetapi, karena insiden sebenarnya dari kejadian kardiovaskular sangat rendah pada usia
muda, resiko sebenarnya sangat rendah pada wanita muda, walau ini meningkat seiring
dengan umur. Seorang bekas perokok (setidaknya satu tahun) harus dikatakan sebagai
bukan perokok. Resiko hanya berkaitan dengan perokok aktif. Apakah ada ruang untuk
penilaian? Melihat keadaannya, kontrasepsi oral dosis-rendah dapat cocok untuk
perokok ringan atau pengguna koyo nikotin. Formulasi estrogen 20g dapat menjadi
pilihan yang lebih baik untuk wanita perokok, mengabaikan umur (karena dosis
estrogen ini tidak memiliki pengaruh pada faktor pembekuan dan aktivasi platelet).
Adenoma Sekresi-Prolaktin Hipofisis. Kontrasepsi oral dosis-rendah dapat
digunakan pada adanya mikroadenoma.
Mononukleosis Infeksiosa. Kontrasepsi oral dapat digunakan asalkan tes fungsi hati
masih normal.
Kolitis Ulseratif. Tidak ada asosiasi antara kontrasepsi oral dan colitis ulseratif.
Wanita dengan masalah ini dapat menggunakan kontrasepsi oral. Kontrasepsi oral
diserap terutama pada usus kecil.
Jalan Alternatif Pemberian
Kadang-kadang, sebuah situasi ditemui ketika diperlukan jalan lain dari pemberian oral
pil kontrasepsi. Sebagai contoh, pasien yang menerima kemoterapi dapat mengalami
48
nausea dan muntah-muntah yang bermakna, atau mukositis, keduanya dapat mencegah
pemberian obat oral. Kontrasepsi oral dosis-rendah dapat diberikan per vaginam.
Awalnya, ini diklaim bahwa dua pil harus ditempatkan tinggi dalam vagina secara
harian dalam rangka untuk menghasilakn kadar darah steroid kontraseptif
dibandingkan dengan pemberian satu pil secara oral. Tetapi, uji klinis yang besar telah
menunjukkan efektifitas kontrasepstif yang khas dengan pemberian satu pil per
vaginam per hari.
Atlit dan Kontrasepsi Oral
Dikarenakan atlit sering amenorik dan hipoestrogenik, kontrasepsi oral memberikan
tidak hanya keyakinan terhadap resiko kehamilan yang tak diinginkan, tetapi juga
dukungan estrogen terhadap kehilangan tulang. Ini adalah suatu situasi ketika
pengukuran massa tulang adalah berharga. Suatu kepadatan tulang yang rendah dapat
memotivasi seorang atlit menggunakan terapi hormon, dan selanjutnya pengukuran
kepadatan tulang yang mengungkapkan kegagalan respon terhadap estrogen yang
menunjukkan adanya gangguan makan yang tersembunyi.
Kontrasepsi oral memiliki banyak tawaran tanpa kekurangan yang serius pada atlit.
Pada atlit yang ingin menghindari perdarahan menstruasi, kontrasepsi oral dapat
diberikan pada setiap hari, tanpa pemutusan, mencegah perdarahan withdrawal.
Keuntungan Non Kontraseptif dari Kontrasepsi Oral
Keuntungan non kontraseptif dari kontrasepsi oral dosis-rendah dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori utama: keuntungan yang secara tak sengaja bertambah ketika
kontrasepsi oral spesial digunakan untuk tujuan kontraseptif dan keuntungan yang
berasal dari penggunaan kontrasepsi oral untuk mengatasi masalah dan kelainan.
Keuntungan non kontraseptif yang tidak sengaja dapat didaftar sebagai berikut:
Kontrasepsi Efektif.
-
kurangnya kebutuhan untuk aborsi diinduksi.
-
kurangnya kebutuhan untuk sterilisasi pembedahan.
Berkurangnya Kanker Endometrium.
Berkurangnya Kanker Ovarium.
Berkurangnya Kehamilan Ektopik.
49
Menstruasi Lebih Teratur.
-
berkurangnya aliran.
-
Berkurangnya dismenore.
-
Berkurangnya anemia.
Berkurangnya Salpingitis.
Mungkin Berkurangnya Endometriosis.
Mungkin Berkurangnya Penyakit Payudara Jinak.
Mungkin Berkurangnya Arthritis Rheumatoid.
Mungkin Berkurangnya Proteksi terhadap Aterosklerosis.
Mungkin Peningkatan Kepadatan Tulang.
Mungkin Lebih Sedikit Fibroid.
Mungkin Lebih sedikit Kista Ovarium.
Kontrasepsi oral secara sering digunakan untuk mengatasi masalah dan kelainan
berikut:
Pasti Menguntungkan:
-
perdarahan uterus disfungsional.
-
dismenore.
-
mittelschmerz.
-
profilaksis endometriosis.
-
Akne dan hirsutisme.
-
terapi hormon untuk amenore hipotalamus.
-
pencegahan porfiria menstruasi.
-
kontrol perdarahan (diskrasia, anovulasi).
Mungkin Menguntungkan:
-
kista ovarium fungsional.
-
sindrom premenstruasi.
Minipil Progestin-saja
Minipil mengandung dosis kecil dari agen progestasional dan harus diminum harian,
secara terus-menerus. Tidak ada bukti adanya perbedaan pada perilaku klinis antara
produk minipil yang tersedia.
Minipil yang tersedia di dunia:
1. Micronor, Nor-QD, Noriday, Norod --------------- 0,350 mg norethindrone.
50
2. Microval, Norgeston, Microlut --------------------- 0,030 mg norgestrel.
3. Ovrette, Neogest ------------------------------------- 0,075 mg levonorgestrel.
4. Exluton ------------------------------------------------ 0,500 mg lynestrenol.
5. Femulen ----------------------------------------------- 0,500 mg ethynodial diacetate.
6. CerazetteR -------------------------------------------- 0,075 mg desogestrel.
Mekanisme Kerja
Setelah menggunakan minipil progestin-saja, sejumlah kecil progestin dalam sirkulasi
(sekitar 25% dari kontrasepsi oral kombinasi) akan memiliki pengaruh yang bermakna
hanya pada jaringan yang sangat sensitif terhadap steroid seks wanita, estrogen dan
progesteron. Efek kontraseptif lebih tergantung pada efek endometrium dan mukus
servikal, karena gonadotropin tidak tertekan secara terus-menerus. Endometrium
berinvolusi dan menjadi lingkungan yang tidak baik untuk implantasi, dan mukus
servikal menjadi lebih tebal serta tak dapat ditembus. Sekitar 40% pasien akan
berovulasi secara normal. Fisiologi tuba juga dapat terpengaruhi, tetapi ini spekulatif.
Karena dosis rendah, minipil harus diminum setiap hari pada waktu yang sama.
Perubahan pada mukus servikal memerlukan 2-4 jam untuk mengalami efek, dan, yang
paling penting, impermeabilitas menghilang 22 jam setelah pemberian, dan dengan
penetrasi sperma 24 jam hal ini pada dasarnya tidak terganggu.
Efektifitas
Angka kegagalan telah dicatat pada kisaran dari 1,1 sampai 9,6 per 100 wanita pada
tahun pertama penggunaan. Angka kegagalan lebih tinggi pada wanita muda (3,1 per
100 wanita-tahun) dibandingkan dengan wanita usia di atas 40 (0,3 per 100 wanitatahun). Pada wanita yang termotivasi, angka kegagalan dapat dibandingkan dengan
angka (kurang dari 1 per 100 wanita-tahun) dengan kontrasepsi oral kombinasi.
Menggunakan Pil
Minipil harus dimulai pada hari pertama menstruasi, dan suatu metode cadangan harus
digunakan pada 7 hari pertama karena beberapa wanita (sangat sedikit) berovulasi
sedini seperti pada hari 7-9 setelah awitan menstruasi. Pil harus menjadi kunci bagi
aktivitas harian untuk memastikan pemberian teratur pada waktu yang sama setiap
hari. Jika pil terlupa atau penyakit gastrointestinal yang menganggu penyerapan,
51
minipil harus diminum secepatnya, dan suatu metode cadangan harus digunakan segera
dan sampai pil kembali berfungsi untuk setidaknya untuk 2 hari. Jika lebih dari 2 pil
terlupa berturut-turut dan tidak terdapat perdarahan menstruasi pada 4-6 minggu
kemudian, maka tes kehamilan harus diperoleh. Jika lebih dari 3 jam telat dalam
meminum pil, maka suatu metode cadangan harus digunakan untuk selama 48 jam.
Kontrasepsi Darurat Pasca Koitus (Emergency Postcoital Contraception)
Penggunaan estrogen dosis besar untuk mencegah implantasi dilakukan pertama kali
oleh Morris dan van Wagenen di Yale pada tahun 1960an. Kejadian awal pada monyet
menuntun pada penggunaan dosis lebih tinggi dari dietistilbestrol (25050 mg/hari) dan
etinil estradiol pada wanita. Hal itu dicepat ditangapi bahwa dosis estrogen yang sangat
besar ini berkaitan dengan angka yang tinggi dari efek samping gastrointestinal. Yuzpe
mengembangkan suatu metode menggunakan
kombinasi, menghasilkan suatu
pengurangan penting dosis. Regimen pengobatan berikut telah didokumentasikan
efektif :
Ovral : 2 tablet diikuti dengan 2 tablet pada 12 jam berikutnya.
Alesse : 5 tablet diikuti dengan 5 tablet pada 12 jam berikutnya.
Lo Ovral, Nordette, Levlen, Triphasil, Trilevlen : 4 tablet diikuti dengan 4 tablet pada
12 jam berikutnya.
Levonorgestrel pada dosis 0,75 mg yang diberikan dua kali, terpaut 12 jam, lebih
berhasil dan dapat ditoleransi lebih baik dibanding metode kontrasepsi oral kombinasi,
tetapi dosis ini setara dengan 10 pil levonorgestrel minipil progestin-saja. Pada negara
yang sama, paket spesial 0,75 mg levonorgestrel tersedia sebagai kontrasepsi darurat.
Efektifitas yang lebih besar dan efek samping yang lebih sedikit membuat
levonorgestrel dosis-rendah merupakan pilihan pengobatan.
Di Amerika Serikat, suatu sediaan yang tersedia mengandung 4 tablet, setiapnya
mengandung 50 g etinil estradiol dan 0,250 mg levonorgestrel, digunakan dengan
cara biasa, 2 tablet diikuti oleh 2 tablet pada 12 jam berikutnya.
Metode ini telah menjadi umum disebut kontrasepsi darurat pasca koitus, atau
pengobatan ‘pagi setelahnya’. Kontrasepsi darurat merupakan nama yang lebih akurat
52
dan pantas, menunjukkan niatan menjadi proteksi satu-waktu. Ini merupakan pilihan
penting pada pasien, dan harus dipertimbangkan pada kerusakan kondom, terjadinya
penyerangan seksual, jika diafragma atau servical cap terlepas, atau dengan lepasnya
metode yang lain.
Mekanisme dan Efektifitas
Mekanisme kerja masih belum diketahui dengan pasti, tetapi dipercayai dengan
pembenaran bahwa pengobatan ini mengkombinasi penundaan ovulasi dengan efek
lokal pada endometrium. Efektifitas telah dikonfirmasi pada uji klinis yang besar dan
diringkas dalam tinjauan lengkap kepustakaan. Pengobatan dengan estrogen dosis
tinggi atau dengan levonorgestrel menghasilkan angka kegagalan sekitar 1%, dengan
kombinasi kontraspsi oral sekitar 2-3%. Angka kegagalan paling rendah dengan
menggunakan etinil estradiol dosis tinggi yang diberikan dalam waktu 72 jam (0,1%),
tetapi efek samping membuat kontrasepsi oral pilihan yang lebih baik. Dalam
penggunaan klinis umum, metode ini dapat mengurangi resiko kehamilan sekitar 75% ;
derajat pengurangan ini pada kemungkinan konsepsi (dari kesempatan yang relatif
rendah, sekitar 8%, untuk kehamilan yang berkaitan dengan satu aksi senggama)
menghasilkan angka kegagalan 2% yang diukur pada studi klinis (dengan kata lain,
98% efektif). Hasil dengan levonorgestrel lebih baik lagi, 99% efektif.
Metode Pengobatan
Pengobatan harus dimulai segera setelah paparan terjadi, dan anjuran standar adalah
tidak boleh lebih dari 72 jam. Penilaian hati-hati terhadap laporan mengenai
kontrasepsi darurat menunjukkan bahwa metode ini setara efektifnya ketika dimulai
pada hari pertama, kedua, atau ketiga setelah senggama (yang memberikan jadwal
user-friendly), dan efektifitas dapat meluas hingga lebih dari 72 jam. Data dari uji
klinis acak yang mendukung pentingnya penentuan waktu, menemukan suatu
penurunan efektifitas setelah 72 jam. Karena kemungkinan, tetapi tidak mungkin, efek
berbahaya dari dosis tinggi ini terhadap janin, suatu kehamilan yang telah ada harus
dipastikan sebelum penggunaan hormon pasca koitus. Selanjutnya, pasien harus
ditawarkan aborsi yang diinduksi jika metode ini gagal. Pada pasien ini juga disediakan
kesempatan penting untuk penyaringan terhadap PMS.
53
Penggunaan danazol sebagai kontrasepsi darurat tidaklah efektif. Mifepristone
(RU486), suatu antagonuis progesteron, tidak memiliki kegagalan dan dengan efek
samping yang lebih rendah pada uji kinis.
Ada 3 masalah besar dengan metode kontrasepsi darurat yaitu angka efek samping
yang tinggi, perlunya memulai pengobatan dalam 72 jam setelah senggama, dan angka
kegagalan, walau kecil tetapi penting. Mifepristone dosis tunggal oral 600 mg yang
berkaitan dengan nausea dan muntah yang lebih sedikit serta angka efektifitas
mendekati 100%. Mifepristone digunakan sebagai kontrasepsi darurat di Cina dengan
dosis serendah 50 mg. Studi klinis telah menunjukkan bahwa dosis harian serendah 5
mg atau 10 mg adalah efektif. Karena siklus mentruasi berikutnya tertunda setelah
mifepristone, kontrasepsi harus diberikan segera setelah pengobatan. Ironisnya,
mifepristone, berada dalam arus kontroversi aborsi, dapat membuat kontribusi efektif
dalam mencegah kehamilan tidak diinginkan dan aborsi diinduksi.
Metode lain dari kontrasespi darurat adalah pemasangan IUD tembaga, sampai 5 hari
setelah senggama yang tak terlindungi. Angka kegagalan (dalam sejumlah kecil studi)
adalah sangat rendah, 0,1%. Metode ini jelas mencegah implantasi, tetapi hal ini tidak
cocok untuk wanita yang bukan kandidat untuk kontrasepsi intrauterina, seperti
pasangan seksual multipel, korban perkosaan.
Kapan Mengganti Kontrasepsi Oral Menjadi Terapi Hormon Pasca Menopause
Suatu dilema klinis yang umum adalah kapan mengganti kontrasepsi oral menjadi
terapi hormon pasca menopause. Penting untuk mengubah karena bahkan dengan
kontrasepsi oral dosis estrogen terendah yang tesedia, dosis estrogen merupakan
empat-kali lipat lebih besar dari dosis pasca menopause standar, dan dengan
meningkatnya usia, resiko berkaitan-dosis dengan estrogen bertambah. Satu
pendekatan untuk menegakkan awitan tahun pasca menopause adalah dengan
mengukur kadar FSH, dimulai pada usia 50 tahun, berdasar tahunan, secara hati-hati
diperoleh sampel darah pada hari ke-6 atau 7 minggu bebas pil (ketika kadar steroid
telah cukup menurun untuk membuat FSH meningkat). Jumat sore merupakan pada
pasien yang menggunakan paket baru pada hari Minggu. Ketika FSH lebih besar dari
20 IU/L, maka ini adalah saatnya mengganti ke terapi hormon pasca menopause.
Karena variasi kadar FSH dialami oleh wanita sekitar menopasue, metode ini tidaklah
54
selalu akurat. Tetapi tidak ada bahayanya untuk menguji ulang setelah satu atau dua
tahun pada kontrasepsi oral dosis-rendah. Beberapa klinis nyaman memberikan
kontrasepsi oral dosis-rendah pasien mereka pada pertengahan limapuluhan, dan secara
empiris mengganti ke terapi hormon pasca menopause.
55
KONTRASEPSI ESTROGEN-PROGESTIN VAGINA DAN TRANSDERMAL
Semakin banyak pilihan kontrasepsi, semakin efektif keluarga berencana di dalam
masyarakat. Kontrasepsi estrogen-progestin vagina dan transdermal memiliki daya
tarik yang cukup besar bagi beberapa wanita yang tidak puas dengan metode lain.
Penggunaan kontrasepsi vaginal di AS terus meningkat sejak diperkenalkan, dan
sekarang menjadi salah satu metode yang lebih populer. Keuntungan penting
kontrasepsi steroid vaginal dan transdermal adalah peningkatan kepatuhan yang
dicapai dengan menghilangkan rejimen pengobatan setiap hari. Meskipun belum
didokumentasikan oleh studi epidemiologi, diharapkan kontrasepsi steroid vaginal dan
transdermal akan dikaitkan dengan karakteristik, manfaat, dan masalah yang sama
dengan kontrasepsi oral.
Kontrasepsi Estrogen-Progestin Vagina
Vagina menyediakan tempat yang ideal untuk penyerapan steroid kontrasepsi. Epitel
skuamosa berlapis, tidak seperti kulit, tidak cornified, memungkinkan penetrasi steroid
lebih mudah ke lamina propria yang mendasarinya, terbuat dari kolagen dan elastin,
yang kaya vaskularisasi. Lapisan otot di bawah epitel memiliki serat otot halus yang
berjalan dalam arah melingkar dan memanjang. Lapisan terakhir dari jaringan ikat
areolar mengandung pleksus vaskular kedua. Tidak ada sel-sel lemak, kelenjar (sekresi
adalah transudat, bukan kelenjar), atau folikel rambut untuk mengganggu penyerapan
obat.
Seperti metode kontrasepsi subkutan, intramuskuler, transdermal, dan intrauterin, rute
vagina menghindari penyerapan gastro-intestinal dan efek hati first-pass. Penyerapan
dari saluran pencernaan dapat tidak dapat diprediksi dan dapat dikompromikan dengan
muntah, gangguan obat-obat, atau penurunan kapasitas penyerapan usus. Lumen
gastrointestinal dan hati adalah tempat eliminasi bagi banyak senyawa, dan
penghindaran efek first pass sangat menguntungkan untuk senyawa yang menjalani
metabolisme hepatik tingkat tinggi; estrogen alami yang diberikan secara oral,
misalnya, dimetabolisme oleh hati 95%. Pemberian oral menghasilkan fluktuasi
konsentrasi serum steroid kontrasepsi yang dapat menyebabkan efek samping seperti
perdarahan tidak teratur dan mual. Perubahan harian ini lebih rendah pada vagina
56
dibandingkan dengan pemberian oral atau transdermal dan terendah dengan metode
implan dan intrauterin.
Cincin kontrasepsi vagina telah dipelajari selama 35 tahun. Enam cincin kontrasepsi
vagina kombinasi hanya progestin dan tujuh estrogen-progestin berbeda telah
dirancang untuk memberikan kontrasepsi satu minggu hingga satu tahun dengan
progestin yang lebih lemah seperti progesteron dan medroksiprogesteron pada cincin
kerja pendek (1 minggu) dan levonorgestrel dan nestorone yang lebih kuat dalam
jangka panjang. -yang bertindak (hingga satu tahun). Hanya kontrasepsi steroid
kombinasi "NuvaRing" yang tersedia di AS. Ini adalah cincin fleksibel, lunak, dan
transparan yang terbuat dari kopolimer etilena asetat yang mengandung kristal
etonogestrel (metabolit desogestrel biologis aktif, yang sebelumnya dikenal sebagai 3ketodesogestrel ) dan etinil estradiol. Cincin ini ditutupi dengan membran tebal 2
mikron etilen vinil asetat. Cincin ini tersedia hanya dalam satu ukuran, ketebalan 4 mm
dan diameter 54 mm (lebih kecil dari diafragma), yang cocok untuk semua wanita.
Cincin vagina yang belum dipasarkan memberikan 15 mg etinil estradiol dan 150 mg
nestoron setiap hari dan dimaksudkan untuk efektif selama setahun dengan
pengangkatan secara berkala untuk mendorong perdarahan yang keluar. Cincin yang
hanya mengandung progesteron atau nestoron sedang dikembangkan untuk digunakan
pada wanita menyusui.
Metode Cincin Vagina
NuvaRing melepaskan 15 mg etinil estradiol dan 120 mg etonogestrel / hari. Karena
progestin dan estrogen dicampur dalam inti etilena vinil asetat, kemungkinan kecil
jika terjadi kerusakan pada cincin, kebocoran atau pelepasan hormon yang lebih tinggi
tidak terjadi. Level estrogen dan progestin yang bersirkulasi mencapai konsentrasi
target dalam 24 jam. Level estrogen yang bersirkulasi mencapai level maksimum
setelah 2-3 hari, etonogestrel mencapai level maksimum setelah 7 hari, dan tetap stabil
selama 35 hari. Cincin dimasukkan oleh pasien dan dipakai selama 3 minggu. Cincin
vagina dapat dimulai dengan cara yang sama seperti kontrasepsi oral, pada hari
pertama menstruasi, mulai hari Minggu, atau segera, mulai hari yang sama.
Penggunaan rutin memerlukan penyisipan cincin baru setiap 4 minggu untuk
memungkinkan perdarahan penarikan, tetapi metode yang dapat diterima dan lebih
57
mudah adalah dengan memasukkan cincin baru pada tanggal pertama setiap bulan.
Penggunaan berkelanjutan jelas merupakan opsi yang tepat. Karena cincin itu
mengandung hormon steroid yang cukup untuk menghambat ovulasi setidaknya selama
5 minggu, bila digunakan terus menerus, cincin baru dapat dimasukkan setiap 5
minggu. Pendarahan terobosan dengan penggunaan berkelanjutan dikelola secara
efektif dengan interval bebas hormon 4 hari.
Cincin ini menghasilkan kadar progestin dan estrogen yang bersirkulasi masing-masing
hanya 40% dan 30%, dari tingkat puncak yang terkait dengan kontrasepsi oral yang
mengandung 150 mg desogestrel dan 30 mg etinil estradiol. Tingkat-tingkat ini secara
efektif menghambat ovulasi, memberikan tingkat kehamilan kurang dari 1% dalam uji
klinis. Jika cincin vagina dilepas dan tidak diganti dalam waktu 3 jam, pabrikan
merekomendasikan kontrasepsi cadangan sampai cincin telah terpasang selama 7 hari.
Respons Klinis
Mempertimbangkan ketersediaan hayati yang dipengaruhi oleh pengikatan protein,
paparan sistemik terhadap etonogestrel sama dengan membandingkan cincin vagina
dengan kontrasepsi oral yang mengandung 150 mg desogestrel; Namun, paparan
sistemik terhadap etinil estradiol adalah sekitar 50% dari kontrasepsi oral yang
mengandung 30 mg etinil estradiol. Administrasi vagina
dikaitkan dengan paparan estrogen terendah yang diukur dengan "area di bawah
kurva," dibandingkan dengan metode oral dan transdermal. Ini mungkin menjelaskan
rendahnya insiden efek samping terkait estrogen seperti dismenore, mual dan nyeri
payudara. Dalam perbandingan acak dari cincin vagina dan transdermal patch, lebih
banyak wanita lebih memilih cincin vagina karena tingkat efek samping yang lebih
rendah.
Tingkat perdarahan dan bercak terobosan lebih rendah (sekitar 6%) bila dibandingkan
dengan kontrasepsi oral yang mengandung 30 mg etinil estradiol dan jauh lebih rendah
dibandingkan dengan pil 15 atau 20 mg. Pendarahan dan bercak terjadi lebih sering
dengan rejimen yang diperpanjang atau berkelanjutan. Konsentrasi steroid serum yang
rendah tidak menghasilkan perubahan signifikan dalam kadar LDL atau HDL, tetapi
meningkatkan trigliserida secara substansial dan kadar globulin pengikat hormon seks
secara nyata. Tidak ada perubahan signifikan secara klinis dalam parameter
pembekuan. Cincin vagina dan kontrasepsi oral memiliki efek metabolisme yang
serupa. Cincin vagina tidak memiliki efek pada sensitivitas insulin, dan tidak ada
58
perubahan merugikan yang signifikan secara klinis pada metabolisme karbohidrat dan
lipid yang diamati pada pengguna cincin vagina dengan diabetes mellitus tipe 1.
Tidak perlu menempatkan cincin vagina pada posisi tertentu; hanya perlu kontak
dengan mukosa vagina dan tidak perlu mengelilingi serviks. Cincin vagina
dimaksudkan untuk ditempatkan di vagina normal; infeksi dan kelainan anatomi adalah
alasan bagi dokter dan pasien untuk mempertimbangkan metode lain. Alasan paling
umum untuk penghentian (sekitar 2-4% dalam uji klinis) adalah ketidaknyamanan
vagina, kesadaran yang tidak diinginkan tentang kehadiran cincin, masalah coital, atau
pengusiran (selama satu tahun penggunaan sekitar 2-3% wanita mengalami pengusiran
spontan). ). Wanita melaporkan bahwa cincin itu mudah dimasukkan dan dilepas, dan,
meskipun sekitar 15% wanita dan 30% pasangan melaporkan merasakan cincin itu
selama hubungan intim, ini bukan alasan umum untuk penghentian. Penghapusan
untuk hubungan seksual tidak dianjurkan, tetapi kemanjuran dipertahankan jika cincin
diganti dalam waktu 3 jam. Studi pengawasan pasca-pemasaran mendokumentasikan
tingkat kepuasan yang tinggi dengan kontrol siklus yang baik.
Sitologi serviks dan flora vagina tidak terpengaruh oleh kehadiran cincin. Meskipun
tidak ada perubahan flora peradangan vagina, satu studi yang dilakukan dengan baik
melaporkan bahwa pengguna cincin memiliki sedikit lebih banyak vagina basah (tidak
cukup untuk menyebabkan penghentian), mungkin karena peningkatan lactobacilli.
Agen antijamur yang diaplikasikan melalui vagina (miconazole) tidak memiliki efek
pada penyerapan steroid kontrasepsi yang dilepaskan oleh cincin vagina, juga
penggunaan tampon. Amoksisilin dan doksisiklin tidak memengaruhi kadar serum
estrogen atau progestin atau farmakokinetik steroid yang terkait dengan cincin vagina.
Sperisida, nonoxynol-9, tidak memiliki efek pada pelepasan dan penyerapan hormon
dalam NuvaRing, sebagaimana dinilai dengan pengukuran kadar serum etinil estradiol
dan etonogestrel. Menggabungkan metode penghalang yang mengandung nonoxynol-9
seharusnya tidak mempengaruhi efektivitas kontrasepsi cincin. Namun, spermisida
tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual, dan tidak ada alasan
klinis yang baik untuk menggabungkan cincin dengan spermisida.
59
Kontrasepsi Estrogen-Progestin Transdermal
Patch kontrasepsi transdermal (Ortho-Evra) memiliki luas 20 cm2 (4,5 cm × 4,5 cm)
dan tiga lapisan dalam susunan tipe matriks. Lapisan luar poliester pendukung
memberikan dukungan untuk lapisan tengah yang mengandung perekat dan hormon,
dan lapisan dalam adalah lapisan poliester yang dikeluarkan dari lapisan perekat sesaat
sebelum aplikasi. Ukurannya adalah yang diperlukan untuk memberikan dosis hormon
steroid yang efektif. Patch berisi 750 mg etinil estradiol dan 6 mg norelgestromin dan
memberikan 20 mg etinil estradiol dan 150 mg norelgestromin setiap hari ketika
diterapkan pada lokasi terpisah di perut bagian bawah, lengan luar atas, bokong, atau
dada bagian atas (tidak termasuk payudara) . Norelgestromin adalah metabolit aktif
primer dari norgestimate yang diberikan secara oral dan sebelumnya dikenal sebagai
17-deacetylnorgestimate. Norelgestromin masih menjalani metabolisme hati dengan
aplikasi transdermal; Namun, metabolit yang dihasilkan, levonorgestrel, sangat terikat
dengan globulin pengikat hormon seks, sehingga membatasi dampak biologisnya.
Sekitar 97% norelgestromin terikat dengan albumin dan 3% tidak terikat.
Metode Transdermal
Patch diterapkan pada hari yang sama, tetapi tidak pada situs yang sama persis, sekali
setiap minggu selama 3 minggu, diikuti oleh seminggu tanpa menggunakan patch.
Seperti kontrasepsi oral, pasien dan dokter dapat memilih untuk menggunakan patch
kontrasepsi secara terus menerus, menghilangkan perdarahan penarikan. Pengaturan
waktu pada hari aplikasi tidak harus tepat; patch itu sangat memaafkan. Petunjuk untuk
dimulainya hari pertama, hari Minggu dimulai, atau dimulainya kontrasepsi oral
langsung pada hari yang sama juga direkomendasikan untuk patch (cadangan
kontrasepsi selama 7 hari kecuali hari permulaan juga merupakan hari pertama periode
menstruasi). Aplikasi harus dipilih dengan hati-hati untuk menghindari kontak dengan
pakaian ketat, dan tekanan harus diterapkan setidaknya 10 detik, memastikan bahwa
ujung-ujungnya menempel. Kulit harus bersih, bersih, dan kering, serta bebas dari
iritasi atau krim dan lotion. Patch disimpan dalam kantong pelindung pada suhu
kamar. Banyak wanita terganggu oleh cincin serat yang terbentuk di sekitar tepi patch
transdermal. Dalam pengalaman kami, masalah ini dapat dihilangkan dengan bedak
talek berdebu ringan (bubuk "bayi") di tepinya setelah aplikasi. Jika sebuah cincin
terbentuk, ia mudah dilepaskan dengan minyak mineral.
60
Pelepasan terjadi dengan sekitar 5% patch, dan sekitar setengahnya terjadi pada siklus
1 dengan pasien yang tidak berpengalaman. Dalam studi dengan durasi setidaknya satu
tahun, sekitar 2 hingga 5% patch diganti. Penggunaan patch membutuhkan akal sehat;
apa pun selain adhesi aman layak pendekatan konservatif. Jika patch tampak longgar
atau sebagian atau seluruhnya mati kurang dari 24 jam, patch yang sama dapat
diterapkan kembali atau diganti dengan patch baru (hari perubahan patch tetap sama).
Satu patch ekstra disediakan untuk tujuan ini oleh apotek dan klinik jika dokter
menulis resep terpisah untuk patch tambahan bersama dengan resep reguler. Jika patch
telah terlepas selama lebih dari 24 jam, patch baru diterapkan memulai siklus baru dan
hari perubahan baru (disarankan kontrasepsi cadangan selama 7 hari). Keterlambatan
siklus patch baru memerlukan permulaan baru dengan cadangan 7 hari yang biasa.
Penundaan dalam siklus patch tidak lebih dari 2 hari tidak memiliki risiko dan tidak
mengubah siklus, tetapi penundaan lebih dari 2 hari juga memerlukan inisiasi siklus
baru dan ubah hari dengan cadangan. Namun, dalam sebuah penelitian yang
membandingkan tiga hari tanpa pengobatan pada pengguna kontrasepsi oral dan patch,
ovulasi terjadi secara signifikan lebih sedikit dengan patch dibandingkan dengan
kontrasepsi oral.
Kontrasepsi transdermal menghasilkan spektrum tindakan yang sama terkait dengan
kontrasepsi oral, mencapai tingkat kemanjuran yang sama dalam uji klinis. Oleh karena
itu, pertimbangan yang sama ditinjau dalam bab tentang kontrasepsi oral berlaku untuk
kontrasepsi transdermal (serta cincin vagina), termasuk kontraindikasi yang sama dan
manfaat nonkontrasepsi. Menghindari efek first-pass hati menawarkan potensi interaksi
yang lebih sedikit dengan obat lain, tetapi hal ini tidak diketahui, dan pasien yang
menggunakan obat yang memengaruhi metabolisme hati harus memilih kontrasepsi
alternatif. Pemberian tetrasiklin tidak memengaruhi konsentrasi hormon steroid dalam
darah dengan kontrasepsi transdermal, dampak netral seperti yang terlihat pada
kontrasepsi oral.
Konsentrasi hormon serum dicapai dengan cepat setelah aplikasi: rata-rata sekitar 0,7
ng / mL, dengan kisaran 0,6 hingga 1,2 ng / mL untuk norelgestromin, dan rata-rata
sekitar 50 pg / mL, dengan kisaran 25 hingga 75 pg / mL untuk etinil estradiol. Ini
adalah rentang yang dipertahankan oleh formulasi oral yang mengandung 250 mg
norelgestromin dan 35 mg etinil estradiol. Namun, kinetika tidak identik dengan
61
hormon yang diberikan secara oral; fluktuasi harian dihindari. Kadar darah ini
memungkinkan pemeliharaan kemanjuran kontrasepsi jika penggantian tambalan
ditunda hingga 2 hari. Level gonadotropin kembali ke nilai awal pada 6 minggu setelah
penghentian. Penggunaan sehari-hari telah dipelajari dengan baik, dan kegiatan seperti
olahraga, mandi, berenang, dan penggunaan sauna atau bak mandi air panas tidak
menyebabkan pelepasan atau perubahan kadar hormon dalam darah.
Pemberian transdermal memiliki efek pada pembekuan protein dan lipoprotein seperti
yang terlihat dengan kontrasepsi oral dosis rendah. Trigliserida meningkat sedikit, dan
rasio LDL / HDL sedikit menurun. Seperti kontrasepsi oral, wanita yang memiliki
trigliserida yang sangat tinggi atau yang berisiko tinggi terkena trombosis vena karena
cacat genetik seperti Faktor V-Leiden atau defisiensi protein C atau S harus
mempertimbangkan kontrasepsi hormonal yang tidak mengandung estrogen.
Respons Klinis
Penekanan ovulasi sebanding dengan yang dicapai dengan kontrasepsi oral, dan tingkat
kegagalan dalam studi klinis kurang dari 1,0%. Tingkat perdarahan dan bercak
terobosan dengan metode transdermal dalam percobaan acak sebanding dengan satu
formulasi monofasik dan dua trifasik, kecuali untuk insiden bercak yang sedikit lebih
tinggi dalam dua siklus pertama.
Kontrasepsi steroid modern tidak menyebabkan penambahan berat badan. Metode
transdermal tidak terkecuali; perubahan berat badan identik dalam uji coba acak yang
membandingkan tambalan kontrasepsi dengan tambalan plasebo yang identik. Ada 15
kehamilan dalam uji klinis tambalan kontrasepsi, dan lima di antaranya adalah wanita
dengan berat badan lebih dari 198 lb (90 kg). Ingatlah bahwa ada bukti sederhana
bahwa kegagalan kontrasepsi hormonal meningkat pada wanita yang kelebihan berat
badan (lebih dari 155 pon). Di sisi lain, tidak ada efek berat badan pada kegagalan
kontrasepsi oral terdeteksi dalam kelompok besar, calon Eropa. Kesimpulan positif
mengenai tingkat kegagalan dan berat badan didasarkan pada perbedaan hanya 2
sampai 4 kehamilan per 100 wanita per tahun. Khasiat pada wanita yang kelebihan
berat badan masih akan lebih besar dari itu dengan metode penghalang. Tetapi yang
paling penting, uji klinis baru-baru ini, terutama dengan rejimen yang diperpanjang,
mendeteksi tidak ada peningkatan tingkat kegagalan yang terkait dengan bobot tubuh
62
yang lebih berat. Tidak pasti bahwa berat badan yang berlebihan dikaitkan dengan
penurunan kemanjuran kontrasepsi steroid, namun kami menganjurkan penggunaan
rejimen yang diperpanjang atau dosis terus menerus pada pasien ini.
Kepatuhan yang buruk adalah kontributor utama tingkat kegagalan khas yang terkait
dengan kontrasepsi oral. Jadwal sekali seminggu dengan kontrasepsi transdermal lebih
sederhana dan kurang rentan terhadap keterlambatan dan kelalaian. Dalam uji coba
acak mulai dari 4 siklus hingga 13 siklus, sekitar 10 hingga 20% lebih dari peserta
menunjukkan kepatuhan yang baik dengan metode transdermal dibandingkan dengan
kontrasepsi oral. Dalam uji klinis dengan kontrasepsi transdermal, tingkat kehamilan
keseluruhan yang lebih rendah dengan patch dibandingkan dengan kontrasepsi oral
telah dikaitkan dengan kepatuhan yang lebih baik. Yang paling penting, wanita muda,
terutama mereka yang lebih muda dari usia 20, menunjukkan kepatuhan yang lebih
besar dengan kontrasepsi transdermal dibandingkan dengan kontrasepsi oral
dibandingkan dengan wanita yang lebih tua. Memang, kepatuhan lebih baik di semua
usia membandingkan patch dengan pil.
Sekitar 20% pasien mengalami beberapa tingkat reaksi kulit di situs aplikasi, dan
sekitar 2% menghentikan metode karena alasan ini. Ketidaknyamanan payudara
dialami selama beberapa bulan pertama oleh 20% pengguna, lebih sering dengan
kontrasepsi transdermal dibandingkan dengan kontrasepsi oral, tetapi biasanya tidak
parah dan menyebabkan penghentian hanya pada 1% pengguna.
Kontroversi Tromboemboli Vena
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengeluarkan siaran pers pada 10
November 2005 yang menyerukan perhatian pada fakta bahwa wanita yang
menggunakan patch kontrasepsi transdermal dari waktu ke waktu terpapar dengan
jumlah estrogen yang lebih besar. Selanjutnya, label tambalan diperbarui untuk
memasukkan peringatan tentang paparan yang lebih tinggi ini. Berikut ini faktanya:
1.
Kontrasepsi patch memberikan 20 mg etinil estradiol harian dan norelgestromin
150 mg (metabolit aktif primer norgestimate yang diberikan secara oral).
63
2.
Tingkat puncak estrogen darah dengan tambalan kontrasepsi sekitar 25%
hingga 35% lebih rendah dibandingkan dengan produk oral yang mengandung
30 atau 35 mg etinil estradiol.
3.
Seiring waktu, tanpa puncak dan titik nadir yang dialami oleh pengguna
kontrasepsi oral, pengguna patch terpapar sekitar 60% lebih banyak estrogen
dibandingkan dengan produk oral yang mengandung 35 mg etinil estradiol.
Mana yang lebih penting, tingkat puncak yang lebih tinggi atau paparan yang lebih
besar dari waktu ke waktu? Atau mungkin itu tidak membuat perbedaan. Kekhawatiran
pertama bahwa mungkin ada peningkatan risiko trombosis vena dengan patch adalah
konsekuensi dari cerita di media berdasarkan laporan anekdotal yang diberikan kepada
FDA (pembilang tanpa penyebut). Sebagai tanggapan, Johnson & Johnson, perusahaan
induk untuk patch kontrasepsi, menyediakan dana penelitian untuk 3 studi
epidemiologi, membandingkan kontrasepsi transdermal dan oral.
Studi kasus-kontrol pertama dari trombosis vena nonfatal menggunakan informasi yang
berasal dari database yang sangat besar yang mencatat resep dan diagnosa secara
longitudinal dalam rencana perawatan kesehatan yang dikelola. Penelitian selama
periode 3 tahun membandingkan pengguna baru kontrasepsi tempel dengan pengguna
baru kontrasepsi oral yang mengandung 35 mg ethinyl estradiol dan norgestimate. 68
kasus trombosis vena dan 266 kontrol diidentifikasi dan dicocokkan dengan tahun
kelahiran dan untuk tanggal episode trombotik (sehingga memberikan tanggal yang
sebanding untuk pajanan). Perpanjangan penelitian ini menambahkan lebih banyak
kasus trombosis vena. Perbandingan tambalan dengan kontrasepsi oral menunjukkan
tidak ada perbedaan dalam risiko trombosis vena. Pencarian spesifik untuk risiko
trombosis sinus vena serebral tidak menemukan peningkatan. Penelitian yang sama ini
juga mendeteksi tidak ada perbedaan dalam tingkat infark miokard atau stroke.
Studi kasus-kontrol kedua menunjukkan bahwa penggunaan sistem kontrasepsi
transdermal dikaitkan dengan peningkatan 2,4 kali lipat dalam risiko tromboemboli
vena dibandingkan dengan pengguna 35 mg etinil estradiol dan kontrasepsi oral
norgestimate oral. Studi ini menggunakan data klaim asuransi dari penyedia nasional
besar asuransi kesehatan untuk mengidentifikasi wanita yang menggunakan kontrasepsi
transdermal atau oral. Keterbatasan penelitian ini adalah ketidakmampuan untuk
64
mengkonfirmasi diagnosis pada 100% kasus melalui peninjauan catatan medis
(diselesaikan untuk 83% kasus). Kekuatan penelitian ini adalah upaya menyeluruh
untuk mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi trombosis vena. Poin kuat dari
kedua studi ini adalah fokus pada pengguna baru, menghilangkan masalah yang dikenal
sebagai gesekan dari kerentanan. Membandingkan pengguna baru, yang lebih mungkin
mengalami trombosis vena, dengan pengguna lama akan membandingkan dua
kelompok subjek yang berbeda.
Sebuah studi postmarketing membandingkan tingkat tromboemboli vena pada pengguna
tempelan dan pengguna kontrasepsi oral yang mengandung levonorgestrel dan 30 mg
etinil estradiol. Perbedaan antara kedua metode itu tidak signifikan secara statistik.
Membandingkan dua studi kasus-kontrol, perlu dicatat bahwa laporan negatif memiliki
sekitar 6 kali lebih banyak kasus dari laporan positif, memberikan lebih banyak
kekuatan statistik. Memang, dalam keseluruhan analisis kasus-kontrol dalam laporan
positif, hanya ada 20 kasus di antara pengguna transdermal dan 37 kasus di antara
pengguna kontrasepsi oral, dan rasio odds 2,0 dekat, tetapi tidak mencapai signifikansi
statistik. Setelah mengecualikan kasus dan kontrol dengan faktor risiko tinggi, rasio
odds dengan 16 kasus transdermal dan 26 kasus kontrasepsi oral mencapai 2,4 dengan
signifikansi statistik, tetapi dengan interval kepercayaan yang relatif sangat luas, 1,15,5. Demikian pula kasus dalam survei pasca pemasaran berjumlah kurang dari setengah
dari jumlah dalam studi kontrol kasus negatif.
Ini adalah satu-satunya data epidemiologis tentang masalah penting ini. Satu studi
kasus-kontrol meyakinkan; satu studi kasus-kontrol mengganggu. Karena interval
kepercayaan dari dua studi berada dalam kisaran yang sama (yaitu, mereka tumpang
tindih), tidak pasti bahwa hasil yang berbeda tidak mencerminkan kesempatan
menemukan. Pada titik waktu ini, tampaknya jika ada perbedaan risiko trombosis vena
yang membandingkan kontrasepsi transdermal dan oral, perbedaannya harus sangat
kecil. Tentu saja bukti yang tersedia tidak menunjukkan perbedaan besar.
65
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
Tingginya tingkat kehamilan yang tidak diinginkan dan tingkat kegagalan yang relatif
tinggi dengan penggunaan metode kontrasepsi yang tipikal adalah indikasi kuat akan
perlunya metode kontrasepsi jangka panjang yang menyederhanakan kepatuhan.
Tersedia dua metode yang efektif dan populer, implan kontrasepsi (sistem dengan
pelepasan progestin yang berkelanjutan) dan depot-medroksiprogesteron asetat (DepoProvera).
Depot-medroxyprogesterone acetate injeksi adalah agen jangka panjang (3 bulan) yang
telah menjadi bagian dari program kontrasepsi di banyak negara selama lebih dari 25
tahun. Pengalaman ini menunjukkan bahwa itu aman, efektif, dan dapat diterima. Ini
bukan sistem "berkelanjutan", tetapi aksinya sama.
Ada tiga sistem implan utama, Implanon, Norplant dan Jadelle (sebelumnya disebut
Norplant-2). Versi Cina disebut Sinoplant II. Jadelle dan Sinoplant II mengandung 150
mg levonorgestrel. Sayangnya, Norplant ditarik dari pasar A.S. dalam keputusan bisnis
yang ditentukan oleh laba dan kewajiban, meskipun Norplant memberikan pilihan yang
sangat baik untuk kontrasepsi. Jadelle disetujui oleh Administrasi Makanan dan Obatobatan AS, tetapi belum dipasarkan. Di banyak bagian dunia, Jadelle telah
menggantikan penggunaan Norplant; Namun, Norplant masih digunakan di seluruh
dunia.
Implanon berbeda dari Norplant dan Jadelle dalam banyak aspek penting, terutama satu
batang bukannya 6 kapsul Norplant dan dua batang Jadelle, dan progestin yang kurang
androgenik. Seperti Norplant, Implanon telah dipasarkan secara luas di seluruh dunia
dengan rekam jejak yang baik dan tingkat kelanjutan yang tinggi. Implan kontrasepsi
disetujui di lebih dari 60 negara dan digunakan oleh sekitar 11 juta wanita.
Metode progestin jangka panjang sama efektifnya dengan sterilisasi dan IUD, dan lebih
efektif daripada kontrasepsi oral dan penghalang. Alasan penting untuk kemanjuran
tinggi ini dalam penggunaan aktual adalah sifat dari sistem pengiriman itu sendiri, yang
membutuhkan sedikit usaha dari pihak pengguna. Karena kepatuhan tidak memerlukan
pasokan atau instruksi yang sering digunakan, seperti kontrasepsi oral, efektivitas
66
penggunaan aktual atau tipikal sangat dekat dengan efektivitas teoritis (perkiraan
terendah).
Metode pelepasan berkelanjutan membutuhkan lebih sedikit dari pengguna, tetapi
mereka menuntut lebih dari dokter. Implan melibatkan prosedur operasi minor untuk
penempatan dan penghentian. Dokter memiliki tanggung jawab khusus untuk menjadi
terampil dalam operasi yang diperlukan untuk menghilangkan implan dan tersedia
untuk wanita ketika keterampilan tersebut diperlukan untuk menghentikan penggunaan.
Gangguan pola menstruasi dan efek samping lainnya memicu lebih banyak pertanyaan
dari pasien tentang metode ini daripada tentang penggunaan kontrasepsi oral,
intrauterin, dan barrier yang familiar.
Sistem Implan
Norplant dikembangkan oleh Population Council dan disetujui pertama kali pada 1983
di Finlandia, tempat ia diproduksi. Itu disetujui di A.S. pada tahun 1990, dipasarkan
pada tahun 1991, dan ditarik dari pasar pada tahun 2002.
Norplant adalah sistem "pelepasan berkelanjutan" menggunakan tabung silastik yang
dapat ditembus oleh molekul steroid untuk memberikan tingkat progestin sintetis yang
stabil dalam sirkulasi selama bertahun-tahun penggunaan. Sistem Norplant terdiri dari 6
kapsul, masing-masing berukuran 34 mm dengan diameter luar 2,4 mm dan
mengandung levonorgestrel kristal 36 mg. Kapsul terbuat dari fleksibel, medis-grade
silastik (polydimethylsiloxane dan metilvinyl siloxane copolymer) tubing yang ditutup
rapat dengan perekat medis silastik (polydimethylsiloxane). 6 kapsul mengandung 216
mg levonorgestrel, yang sangat stabil dan tetap tidak berubah dalam kapsul yang
diperiksa setelah lebih dari 9 tahun penggunaan.
Jadelle juga dikembangkan oleh Population Council dan diproduksi di Finlandia. Itu
disetujui di A.S. pada tahun 1996, tetapi tidak pernah dipasarkan. Batang Jadelle yang
tipis dan fleksibel dibungkus dalam tabung silastik (bahan yang sama digunakan oleh
Norplant), panjangnya 43 mm dan diameter 2,5 mm, sehingga sedikit lebih panjang dan
lebih tebal dari Norplant. Setiap batang mengandung 75 mg levonorgestrel dengan total
150, 66 mg kurang dari itu dalam 6 kapsul Norplant. Sedangkan levonorgestrel dalam
Norplant dikemas ke dalam kapsul dalam bentuk kristal, inti dari batang Jadelle adalah
67
campuran levonorgestrel dan polimer elastis (dimethylsiloxane / methylvinylsiloxane).
Uji klinis jangka panjang menunjukkan bahwa kinerja dan efek sampingnya mirip
dengan Norplant, tetapi pengangkatannya lebih cepat.
Tingkat release rata-rata Norplant:
Bulan pertama - 85 mg levonorgestrel setiap hari
Setelah 1 tahun - 35 mg
Setelah 2 tahun - 30 mg
Tingkat release rata-rata Jadelle:
Bulan pertama - 100 mg levonorgestrel setiap hari
Setelah 1 tahun - 40 mg
Setelah 2 tahun - 30 mg
Karena tingkat pelepasan dengan dua sistem levonorgestrel sebanding, masuk akal
untuk menyimpulkan bahwa studi klinis dengan Norplant dan Jadelle harus
menghasilkan hasil yang sama. Dalam diskusi berikutnya, produk yang lebih banyak
dipelajari, Norplant, sering dikutip, tetapi dokter dapat berasumsi bahwa temuan itu
berlaku juga untuk Jadelle.
Implanon adalah batang fleksibel tunggal dengan panjang 4 cm dan diameter 2 mm,
yang mengandung 68 mg desogestrel 3-keto (etonogestrel, metabolit desogestrel aktif)
yang tersebar dalam inti etilena vinil asetat yang dibungkus dengan membran setebal
0,6 mm dari materi yang sama. Tidak ada bukti bahwa etilena vinil asetat atau silastik
memiliki efek toksik ketika ditanamkan. Hormon dilepaskan pada tingkat awal sekitar
67 mg / hari menurun menjadi 30 mg setelah 2 tahun; konsentrasi yang menghambat
ovulasi dicapai dalam 8 jam setelah pemasangan. Keadaan stabil dicapai setelah 4
bulan; setelah itu ada penurunan bertahap. Implanon, ditempatkan secara subdermal
dengan inserter sekali pakai, menekan ovulasi selama 2,5 tahun, dan memberikan
kontrasepsi yang efektif selama minimal 3 tahun. Efek sampingnya mirip dengan
Norplant atau Jadelle, kecuali untuk perdarahan yang lebih sedikit dan tingkat amenore
yang lebih tinggi dengan Implanon.
68
Indikasi
Implan kontrasepsi adalah pilihan yang baik untuk wanita usia reproduksi yang aktif
secara seksual dan menginginkan kontrasepsi berkelanjutan jangka panjang. Implan
harus dipertimbangkan untuk wanita yang:
1. Ingin menunda kehamilan berikutnya setidaknya 2-3 tahun.
2. Menginginkan metode kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif.
3. Mengalami efek samping serius terkait estrogen yang kecil dengan kontrasepsi
estrogen-progestin.
4. Memiliki kesulitan mengingat untuk meminum pil setiap hari, memiliki
kontraindikasi atau kesulitan menggunakan IUD, atau menginginkan metode
kontrasepsi yang tidak terkait coitus.
5. Telah menyelesaikan proses persalinan tetapi belum siap untuk menjalani
sterilisasi permanen.
6. Memiliki riwayat anemia dengan perdarahan menstruasi yang berat.
7. Ingin menyusui selama satu atau dua tahun.
8. Memiliki penyakit kronis, di mana kesehatan akan terancam oleh kehamilan
Kontraindikasi Absolut
Penggunaan implan dikontraindikasikan pada wanita yang memiliki:
1. Tromboflebitis AKTIF atau penyakit tromboemboli.
2. Perdarahan genital yang tidak terdiagnosis.
3. Penyakit hati AKUT.
4. Tumor hati jinak atau ganas.
5. Diketahui atau diduga kanker payudara.
Kontraindikasi Relatif
Berdasarkan penilaian klinis dan manajemen medis yang tepat, Implan DAPAT
DIGUNAKAN oleh wanita dengan riwayat atau diagnosis saat ini dari kondisi berikut:
1. Merokok berat (15 hari atau lebih setiap hari) pada wanita yang berusia lebih dari 35
tahun.
2. Riwayat kehamilan ektopik.
69
3. Diabetes mellitus. Karena banyak penelitian telah gagal untuk mengamati dampak
signifikan pada metabolisme karbohidrat, implan, dalam pandangan kami, sangat
cocok untuk wanita penderita diabetes.
4. Hiperkolesterolemia.
5. Hipertensi.
6. Riwayat penyakit kardiovaskular, termasuk infark miokard, kecelakaan pembuluh
darah otak, penyakit arteri koroner, angina, atau kejadian tromboemboli
sebelumnya. Pasien dengan katup jantung artifisial.
7. Penyakit kandung empedu.
8. Penyakit kronis, seperti pasien immunocompromised
Implan tidak dikontraindikasikan dalam situasi berikut, tetapi metode lain lebih disukai:
1.
Jerawat parah.
2.
Sakit kepala vaskular atau migrain yang parah.
3.
Depresi berat.
4.
Penggunaan obat secara bersamaan yang menginduksi enzim hati mikrosomal:
Carbamazepine (Tegretol)
Felbamate
Lamotrigin
Nevirapine
Oxcarbazepine
Fenobarbital
Phenytoin (Dilantin)
Primidone (Mysoline)
Rifabutin
Rifampicin (Rifampin)
St. John's wort
Topiramate
Vigabatrin
Mungkin asam valproat, etosuksimid, griseofulvin, dan troglitazone
Kami tidak merekomendasikan penggunaan implan dengan salah satu obat yang
terdaftar sebelumnya karena kemungkinan peningkatan risiko kehamilan karena kadar
progestin dalam darah yang lebih rendah.
70
Mekanisme Kerja
Tingkat pelepasan implan kontrasepsi ditentukan oleh luas permukaan total dan
kepadatan implan tempat progestin terkandung. Progestin berdifusi dari implan ke
jaringan di sekitarnya yang diserap oleh sistem peredaran darah dan didistribusikan
secara sistemik, menghindari tingkat awal yang tinggi dalam sirkulasi seperti steroid
oral atau injeksi. Dalam 8 jam setelah penyisipan Implanon, konsentrasi etonogestrel
dalam plasma sekitar 300 ng / mL, cukup tinggi untuk mencegah ovulasi. Sebuah studi
tentang perubahan lendir serviks dengan Norplant menunjukkan bahwa metode
cadangan harus digunakan selama 3 hari setelah penyisipan Norplant atau Jadelle; ini
tidak perlu ketika Implanon dimasukkan sesuai petunjuk. Konsentrasi progestin jauh
lebih bervariasi dengan Norplant dan Jadelle daripada dengan Implanon.
Batang Implanon melepaskan 60 mg etonogestrel per 24 jam pada 3 bulan penggunaan.
Tingkat ini menurun secara bertahap menjadi 40-50 mg setiap hari pada 12 bulan dan
30 mg / hari pada 2 tahun penggunaan. 85 mg hormon yang dilepaskan oleh Norplant
atau 100 mg yang dilepaskan oleh Jadelle selama beberapa bulan pertama penggunaan
kira-kira setara dengan dosis harian levonorgestrel yang diberikan oleh kontrasepsi oral
minipill oral saja, dan 25-50% dari dosis disampaikan dengan kontrasepsi oral
kombinasi dosis rendah. Setelah 6 bulan penggunaan, konsentrasi levonorgestrel harian
sekitar 0,35 ng / mL; pada 2,5 tahun, kadarnya menurun menjadi 0,25-0,35 ng / mL.
Sampai tanda 8 tahun, tingkat rata-rata tetap di atas 0,25 ng / mL.19 Rata-rata
konsentrasi plasma di bawah 0,2 ng / mL dikaitkan dengan peningkatan tingkat
kehamilan untuk Norplant (tingkat yang lebih rendah lebih cenderung pada wanita
yang lebih berat).
Berat badan mempengaruhi tingkat sirkulasi levonorgestrel; semakin besar berat
pengguna, semakin rendah konsentrasi levonorgestrel setiap saat selama penggunaan
Norplant atau Jadelle. Penurunan terbesar dari waktu ke waktu terjadi pada wanita
dengan berat lebih dari 70 kg (154 lb), tetapi bahkan untuk wanita berat, tingkat
pelepasan cukup tinggi untuk mencegah kehamilan setidaknya sama andalnya dengan
kontrasepsi oral. Pada pengguna Implanon, konsentrasi etonogestrel dipengaruhi
sangat sedikit oleh berat badan, dan tingkat kegagalan tidak meningkat dengan
meningkatnya berat badan pada sejumlah kecil wanita kelebihan berat badan dalam uji
71
klinis. Meskipun data dengan wanita kelebihan berat badan terbatas, ada kemungkinan
bahwa Implanon adalah pilihan kontrasepsi yang baik untuk wanita gemuk.
Tingkat Levonorgestrel juga dapat dipengaruhi oleh tingkat sirkulasi globulin pengikat
hormon seks (SHBG). Levonorgestrel memiliki afinitas yang lebih tinggi untuk SHBG
daripada etonogestrel. Pada minggu setelah insersi Norplant atau Jadelle, level SHBG
menurun dengan cepat dan kemudian kembali ke sekitar setengah dari level preinsersi
dengan 1 tahun penggunaan. Efek ini pada SHBG tidak seragam dan dapat
menjelaskan beberapa variasi individu dalam konsentrasi progestin yang beredar.
Implan adalah kontrasepsi yang sangat efektif. Ada tiga mode tindakan yang mungkin,
yang serupa dengan yang dikaitkan dengan efek kontrasepsi dari minipill yang hanya
progestin, tetapi karena dosis harian tidak diperlukan, implan lebih efektif daripada
metode oral.
1. Progestin menekan, baik hipotalamus maupun hipofisis, lonjakan hormon
luteinizing (LH) yang diperlukan untuk ovulasi. Sebagaimana ditentukan oleh
kadar progesteron pada banyak pengguna selama beberapa tahun, sekitar
sepertiga dari semua siklus pada pengguna Norplant adalah ovulasi. Selama 2
tahun pertama penggunaan, hanya sekitar 10% wanita ovulasi, tetapi setelah 5
tahun digunakan, lebih dari 50% wanita. Dalam siklus yang ovulasi, ada
insiden insufisiensi luteal yang tinggi. Implanon menghambat ovulasi selama
periode 3 tahun, terhitung untuk hampir semua efek kontrasepsi. Namun,
perkembangan folikel memang terjadi, menghindari masalah hipoestrogenemia
yang signifikan secara klinis, dan dalam 6 bulan terakhir dari periode 3 tahun
dengan Implanon, ada ovulasi sesekali.
2. Pelepasan progestin yang stabil memiliki efek yang berkepanjangan pada lendir
serviks. Lendir menebal dan berkurang jumlahnya, membentuk penghalang
bagi penetrasi sperma.
3. Progestin menekan maturasi endometrium siklik yang diinduksi estradiol dan
akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi jika
terjadi pembuahan; Namun, tidak ada bukti pembuahan yang dapat dideteksi
pada pengguna Norplant.
72
Manfaat
Implan adalah metode kontrasepsi yang aman, sangat efektif, dan kontinyu yang
membutuhkan sedikit usaha pengguna, dan tidak seperti kontrasepsi suntik yang
bekerja lama, cepat dapat dibalikkan. Karena ini adalah metode progestin saja, ini
dapat digunakan oleh wanita yang memiliki kontraindikasi untuk penggunaan
kontrasepsi yang mengandung estrogen. Pelepasan berkelanjutan dari dosis rendah
progestin menghindari dosis awal yang tinggi yang diberikan oleh suntikan dan
lonjakan hormon harian yang terkait dengan kontrasepsi oral. Implan adalah pilihan
yang sangat baik untuk wanita menyusui dan dapat dimasukkan segera setelah
melahirkan. Tidak ada efek pada kualitas ASI
atau kuantitas, dan bayi tumbuh secara normal. Keuntungan lain dari metode implan
adalah memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan mereka secara tepat;
kembalinya kesuburan terjadi dalam beberapa minggu, berbeda dengan keterlambatan
6
hingga
18
bulan
dalam
ovulasi
yang
dapat
mengikuti
injeksi
depotmedroxyprogesterone acetate.
Salah satu keuntungan utama dari metode pelepasan berkelanjutan adalah tingkat
kemanjuran yang tinggi, hampir setara dengan efektivitas teoretis. Pada pasangan yang
aborsi elektif tidak dapat diterima jika terjadi kehamilan yang tidak direncanakan,
tingkat efisiensi yang tinggi sangat penting. Tidak ada pil yang terlupakan, kondom
rusak, kehilangan diafragma, atau suntikan yang terlewat. Untuk wanita yang beresiko
tinggi mengalami komplikasi medis jika mereka hamil, implan lepas yang
berkelanjutan memberikan keuntungan keamanan yang signifikan. Pengguna harus
diyakinkan
bahwa
penggunaan
implan
belum
dikaitkan
dengan
perubahan
metabolisme karbohidrat atau lipid, koagulasi, fungsi hati atau ginjal, atau kadar
imunoglobulin. Karena banyak wanita yang menginginkan implan akan memiliki
pengalaman negatif dengan kontrasepsi lain, penting agar perbedaan antara metode ini
dan metode sebelumnya dijelaskan.
Paparan endometriosis ke metode kontrasepsi progestin saja adalah metode yang
efektif untuk mengelola rasa sakit yang terkait dengan kondisi ini. Implanon, depotmedroxyprogesterone
acetate,
dan
perangkat
intrauterin
yang
mengandung
levonorgestrel semuanya telah dilaporkan mengurangi nyeri endometriosis.
73
Kelemahan
Ada beberapa kelemahan yang terkait dengan penggunaan sistem implan. Implan
menyebabkan gangguan pola perdarahan, terutama selama tahun pertama penggunaan,
dan beberapa wanita atau pasangan mereka menemukan perubahan ini tidak dapat
diterima. Estrogen endogen hampir normal, dan tidak seperti kontrasepsi estrogenprogestin, progestin tidak secara teratur ditarik untuk memungkinkan peluruhan
endometrium. Akibatnya, endometrium terlepas pada interval yang tidak terduga.
Implan harus dimasukkan dan dilepas dalam prosedur bedah yang dilakukan oleh
personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode ini tanpa
bantuan dokter. Insiden kepindahan yang rumit sekitar 5% untuk Norplant atau Jadelle
dan lebih rendah untuk Implanon, sebuah insiden yang dapat diminimalisir dengan
pelatihan yang baik dan penyisipan yang cermat. Implan dapat terlihat di bawah kulit.
Tanda penggunaan kontrasepsi ini mungkin tidak dapat diterima untuk beberapa
wanita dan untuk beberapa pasangan.
Implan tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual (IMS) seperti
herpes, human papillomavirus, HIV, gonore, atau klamidia. Meskipun pengguna
mungkin kurang cenderung menggunakan metode kedua karena efektivitas kontrasepsi
yang tinggi, 41 pengguna berisiko IMS harus menggunakan kondom sebagai metode
kedua untuk mencegah infeksi.
Karena penyisipan dan pengangkatan implan memerlukan prosedur bedah kecil, biaya
inisiasi dan penghentian lebih tinggi dibandingkan dengan kontrasepsi oral atau
metode penghalang. Biaya implan plus biaya pemasangan total jumlah yang mungkin
tampak tinggi untuk pasien kecuali mereka membandingkannya dengan total biaya
menggunakan metode lain hingga 5 tahun. Namun demikian, penggunaan jangka
pendek mahal dibandingkan dengan biaya awal yang relatif rendah dari metode
reversibel lainnya, dan sebagian besar wanita tidak dapat diharapkan untuk
menggunakan metode jangka panjang selama durasi penuh tindakan mereka.
Faktor budaya dapat mempengaruhi penerimaan perubahan menstruasi. Beberapa
budaya membatasi seorang wanita dari berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan,
kegiatan rumah tangga, atau hubungan seksual saat menstruasi. Semua pengguna harus
74
menyadari kemungkinan perubahan menstruasi. Penting untuk ditekankan bahwa
semua perubahan menstruasi diharapkan, bahwa mereka tidak menyebabkan atau
mewakili penyakit, dan bahwa sebagian besar wanita kembali ke pola yang lebih
normal dengan meningkatnya durasi penggunaan.
Pemasangan dan pengangkatan implan akan menjadi pengalaman baru bagi sebagian
besar wanita. Seperti halnya pengalaman baru, wanita akan mendekatinya dengan
berbagai tingkat kecemasan dan kecemasan. Pada kenyataannya, sebagian besar pasien
dapat menonton dengan nyaman ketika implan dimasukkan atau dilepas. Wanita harus
diberitahu bahwa sayatan yang digunakan untuk prosedur sangat kecil dan cepat
sembuh, meninggalkan bekas luka kecil yang biasanya sulit dilihat karena lokasi dan
ukurannya.
Kami mendorong calon pengguna untuk melihat dan menyentuh implan. Wanita dapat
diyakinkan bahwa implan tidak akan rusak atau bergerak jika kulit di atasnya tidak
sengaja terluka. Aktivitas normal tidak dapat merusak atau mengganti implan.
Sebagian besar wanita menjadi tidak menyadari kehadiran mereka. Beberapa wanita
melaporkan merasakan implan jika telah disentuh atau dimanipulasi untuk jangka
waktu yang lama, atau setelah latihan yang keras. Implan lebih terlihat pada wanita
ramping dengan nada otot yang baik. Pengguna yang berkulit lebih gelap mungkin
akan melihat penggelapan lebih lanjut pada kulit secara langsung di atas implan; ini
teratasi setelah dihapus.
Efikasi
Implan kontraseptif memberikan alat kontrasepsi yang sangat efektif. Dalam studi 2
tahun atau 3 tahun di 11 uji klinis internasional terhadap 942 wanita yang
menggunakan Implanon, tidak ada kehamilan yang terjadi.
Dalam studi Norplant yang dilakukan di 11 negara, dengan total penggunaan 12.133
wanita-tahun, tingkat kehamilan adalah 0,2 kehamilan per 100 wanita-tahun
penggunaan.15, 31 Semua kecuali satu dari kehamilan yang terjadi selama evaluasi
Norplant hadir di waktu pemasangan implan. Jika insersi fase luteal dikeluarkan dari
analisis, angka kehamilan tahun pertama adalah 0,01 per 100 wanita-tahun. Pada
remaja, implan Norplant memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap
75
kehamilan yang tidak diinginkan, dibandingkan dengan kontrasepsi oral, dan faktor
penting adalah tingkat kelanjutan yang lebih baik dengan Norplant.
Tidak ada batasan berat badan untuk pengguna Norplant atau Jadelle, tetapi wanita
yang lebih berat (lebih dari 70 kg) dapat mengalami tingkat kehamilan sedikit lebih
tinggi pada tahun-tahun berikutnya penggunaan dibandingkan dengan wanita yang
lebih ringan. Bahkan di tahun-tahun berikutnya, bagaimanapun, tingkat kehamilan
untuk wanita yang lebih berat menggunakan Norplant lebih rendah dibandingkan
dengan kontrasepsi oral. Perbedaan dalam tingkat kehamilan berdasarkan berat
mungkin disebabkan oleh efek dilusional dari ukuran tubuh yang lebih besar pada
levonorgestrel, level serum yang rendah dan berkelanjutan. Wanita yang lebih berat
seharusnya tidak mengandalkan Norplant atau Jadelle melebihi batas 5 tahun. Untuk
wanita ramping, durasi keefektifan telah melampaui tahun kelima penggunaan. Dalam
beberapa uji coba yang diperpanjang, tidak ada kehamilan yang terjadi pada tahun
ketujuh. Data tidak tersedia mengenai efek berat badan pada kemanjuran Implanon,
tetapi tidak seperti Norplant dan Jadelle, kadar progestin tidak secara signifikan lebih
rendah pada wanita yang lebih berat.
Efektivitas kontrasepsi Implanon melampaui efektivitas Norplant dan sterilisasi. Hanya
kehamilan langka yang terjadi, menghasilkan Indeks Mutiara sekitar 0,01.23, 47
Dalam lebih dari 70.000 siklus, tidak ada kehamilan yang dicatat karena penghambatan
total ovulasi sampai ovulasi diamati dalam 6 bulan terakhir dari periode 3 tahun.
Pengawasan kehamilan pasca-pemasaran di Australia, di mana hampir seperempat
kontrasepsi mengandalkan Implanon pada tahun 2004, mengungkapkan bahwa dari
218 kehamilan, hanya 13 yang mungkin merupakan kegagalan dari metode ini. Di
Australia dan Belanda, kehamilan umumnya merupakan konsekuensi dari teknik
pemasangan yang buruk, terutama memungkinkan implan jatuh tanpa terasa ke lantai.
Implan memiliki efek kontrasepsi segera ketika dimasukkan dalam 7 hari pertama
siklus menstruasi, tetapi ketika pemasangan adalah setelah hari 7, metode cadangan
kontrasepsi diperlukan untuk setidaknya 3 hari.
Kehamilan Ektopik
Tingkat kehamilan ektopik selama penggunaan Norplant adalah 0,28 per 1.000 wanitatahun. Meskipun risiko mengembangkan kehamilan ektopik selama penggunaan
76
Norplant rendah, ketika kehamilan memang terjadi, kehamilan ektopik harus dicurigai
karena sekitar 30% kehamilan Norplant adalah ektopik. Karena Implanon lebih efektif
dalam menghambat ovulasi, kami berharap risiko kehamilan ektopik menjadi jauh
lebih sedikit daripada yang terkait dengan Norplant.
Pengaruh Menstruasi
Pola perdarahan menstruasi sangat bervariasi di antara pengguna kontrasepsi implan.
Dengan implan levonorgestrel, beberapa perubahan pola menstruasi akan terjadi
selama tahun pertama penggunaan pada sekitar 80% pengguna, kemudian menurun
menjadi sekitar 40%, dan pada tahun kelima, menjadi sekitar 33%. Perubahan
termasuk perubahan dalam interval antara perdarahan, durasi dan volume aliran
menstruasi, dan bercak. Oligomenore dan amenore juga terjadi tetapi kurang umum,
kurang dari 10% setelah tahun pertama dan berkurang setelahnya. Pendarahan yang
tidak teratur dan berkepanjangan biasanya terjadi selama tahun pertama. Meskipun
masalah pendarahan terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, mereka dapat terjadi
kapan saja. Studi endometrium pada pengguna Norplant yang mengalami perdarahan
abnormal menunjukkan adanya sinusoid vena yang membesar (pembuluh darah rapuh)
dan penurunan ekspresi fakta protein (faktor jaringan sel sel stroma perivaskular) yang
terlibat dalam inisiasi hemostasis. Dalam beberapa minggu setelah pemasangan,
kepadatan pembuluh darah kecil endometrium meningkat dan endometrium mengalami
regresi menjadi keadaan atrofi. Dipercayai bahwa perdarahan merupakan konsekuensi
dari regresi endometrium yang cepat dan bahwa peningkatan jumlah pembuluh darah
yang jelas dapat mencerminkan peningkatan tortuositas yang menyertai regresi atrofi.
Implanon mengubah pola menstruasi, tetapi amenore lebih sering terjadi (21%
pengguna pada tahun pertama, 30-40% setelah 1 tahun) dibandingkan dengan
Norplant. Batang Implanon tunggal sepenuhnya menekan ovulasi selama 2,5 tahun,
dan, oleh karena itu, menstruasi tidak menjadi lebih teratur setelah 2 tahun pertama
seperti dengan Norplant. Setelah 2 tahun, ovulasi terjadi pada sekitar setengah dari
siklus menstruasi. Pendarahan lebih ringan dan lebih jarang di antara pengguna
Implanon karena penekanan ovarium yang lebih dalam menghasilkan produksi
estrogen folikel yang lebih sedikit dan stimulasi endometrium yang lebih sedikit,
namun perdarahan yang tidak teratur terus menjadi alasan utama untuk penghentian.
77
Meskipun terjadi peningkatan jumlah hari bercak dan perdarahan selama pola
menstruasi preinsersi, konsentrasi hemoglobin meningkat pada pengguna Norplant
karena penurunan jumlah rata-rata kehilangan darah menstruasi. Implanon juga tidak
menyebabkan anemia.
Pengguna implan yang tidak bisa lagi mentolerir perdarahan yang berkepanjangan
akan mendapat manfaat dari pemberian estrogen oral: estrogen terkonjugasi, 1,25 mg,
atau estradiol, 2 mg, diberikan setiap hari selama 7 hari. Dosis terapeutik dari salah
satu inhibitor prostaglandin yang diberikan selama perdarahan akan membantu
mengurangi aliran, tetapi estrogen adalah pengobatan yang paling efektif. Pendekatan
lain adalah dengan memberikan kontrasepsi oral estrogen-progestin selama 1-3 bulan.
Meskipun implan sangat efektif, kehamilan harus dipertimbangkan pada wanita yang
melaporkan amenore yang telah berovulasi sebelumnya, sebagaimana dibuktikan
dengan menstruasi teratur sebelum episode amenore. Tes kehamilan urin yang sensitif
harus diperoleh. Wanita yang tetap amenoreik selama penggunaan implan tidak
mungkin hamil. Penting untuk menjelaskan kepada pasien mekanisme amenore: efek
progestasional lokal yang menyebabkan desidualisasi dan atrofi.
Efek Metabolisme
Paparan progestin dosis rendah yang berkelanjutan dan diberikan oleh implan tidak
terkait dengan perubahan metabolisme yang signifikan. Studi fungsi hati, pembekuan
darah, kadar imunoglobulin, kadar kortisol serum, dan kimia darah telah gagal
mendeteksi perubahan di luar rentang normal pada pengguna Norplant.
Tidak ada dampak besar pada profil lipoprotein yang dapat dibuktikan dengan
Norplant. Perubahan kecil bersifat sementara, dan, dengan durasi penggunaan yang
lama, lipoprotein kembali ke tingkat preinsersi. Paparan jangka panjang pada dosis
rendah levonorgestrel yang dilepaskan oleh Norplant tidak mungkin mempengaruhi
risiko pengguna aterogenesis, seperti halnya paparan jangka panjang terhadap
kontrasepsi oral kombinasi. Tidak ada efek klinis yang penting pada metabolisme
karbohidrat. Tidak ada efek pada sensitivitas insulin yang dapat dideteksi. Dalam
sebuah studi kohort dengan durasi 5 tahun, tidak ada peningkatan yang diamati pada
78
diabetes mellitus, depresi, lupus erythematosus, penyakit kardiovaskular — bahkan
tidak ada peningkatan morbiditas serius.
Tidak ada perbedaan metabolisme yang signifikan yang membandingkan Implanon dan
Norplant. Sistem implan tidak memiliki efek klinis yang penting pada profil
lipoprotein, metabolisme karbohidrat, fungsi tiroid dan adrenal, tes fungsi hati, atau
mekanisme pembekuan. Kontrasepsi implan adalah pilihan yang baik untuk wanita
yang berisiko mengalami tromboemboli yang terkait dengan estrogen. Karena
karakteristik androgenik etonogestrel yang lebih rendah, Implanon tidak menyebabkan
penurunan kadar globulin pengikat hormon seks.
Pengukuran kepadatan tulang pada wanita muda mengungkapkan bahwa Implanon dan
Norplant tidak mempengaruhi peningkatan remaja dalam tulang; peningkatan serupa
pada tulang dicatat pada pengguna implan dan subjek kontrol. Pada wanita yang lebih
tua, peningkatan kepadatan lengan bawah, tulang belakang, dan tulang paha telah
didokumentasikan setelah 6 dan 12 bulan penggunaan Norplant. Sebuah studi
crosssection internasional melaporkan sedikit kehilangan kepadatan tulang dengan
Norplant yang dengan cepat pulih kembali setelah penghentian.
Sedikit peningkatan penyakit kandung empedu telah dicatat pada pengguna Norplant.
Ini paling baik hanya kata peringatan karena hubungannya lemah dan mungkin
mencerminkan penyakit yang sudah ada sebelumnya, dan tidak ada mekanisme
biologis yang jelas.
Efek pada Kesuburan Mendatang
Tingkat sirkulasi progestin menjadi terlalu rendah untuk diukur dalam waktu 48 jam
setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita melanjutkan siklus ovulasi
normal selama bulan pertama setelah pengangkatan. Tingkat kehamilan selama tahun
pertama setelah pengangkatan sebanding dengan wanita yang tidak menggunakan
metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek jangka panjang pada
kesuburan di masa depan, juga tidak ada efek pada rasio jenis kelamin, tingkat
kehamilan ektopik, keguguran spontan, lahir mati, atau malformasi kongenital.
79
Pengembalian kesuburan setelah pengangkatan implan segera dilakukan, dan hasil
kehamilan dalam batas normal. Tingkat dan hasil kehamilan berikutnya tidak
dipengaruhi oleh durasi penggunaan.
Bagi wanita yang mengatur jarak kehamilan mereka, perbedaan antara implan dan
depot-medroksiprogesteron asetat dalam waktu kembalinya kesuburan bisa menjadi
penting. Implan memungkinkan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya
ovulasi setelah pengangkatan segera dilakukan. Kadar serum Etonogestrel tidak
terdeteksi dalam satu minggu setelah pengangkatan Implanon, dan ovulasi dapat
diperkirakan
terjadi
pada
bulan
pertama
setelah
penghentian.
Depot-
medroxyprogesterone acetate, di sisi lain, dapat menyebabkan keterlambatan hingga 18
bulan untuk kembali ke kesuburan. Pada saat itu, 90% pengguna dari kedua metode
akan mengalami ovulasi, tetapi dalam beberapa bulan pertama, perbedaannya sangat
dramatis. Pada 3 bulan setelah pengangkatan, setengah dari pengguna implan akan
mengalami ovulasi, tetapi 10 bulan harus berlalu sebelum setengah dari pengguna
depot-medroxyprogesterone asetat ovulasi.
Efek Samping
Terjadinya efek samping yang serius sangat jarang, tidak ada perbedaan dalam insiden
daripada yang diamati pada populasi umum. Selain perubahan menstruasi, pengguna
implan levonorgestrel telah melaporkan efek samping berikut: sakit kepala, jerawat,
perubahan berat badan, mastalgia, hiperpigmentasi atas implan, hirsutisme, depresi,
perubahan suasana hati, kecemasan, gugup, pembentukan kista ovarium, dan
galaktorea.
Tentu saja sulit untuk memastikan mana dari efek-efek ini yang sebenarnya disebabkan
oleh levonorgestrel. Misalnya, penelitian yang cermat gagal mengungkapkan hubungan
antara penggunaan Norplant dan gejala depresi. Meskipun sebagian besar efek samping
ini bersifat minor, mereka dapat menyebabkan pasien menghentikan metode ini. Pasien
sering menemukan efek samping yang dapat ditoleransi setelah jaminan bahwa mereka
tidak mewakili bahaya kesehatan. Banyak keluhan menanggapi jaminan; yang lain
dapat diobati dengan terapi sederhana. Efek samping yang paling umum dialami oleh
pengguna adalah sakit kepala (16% dari pengguna Implanon); sekitar 20% wanita yang
menghentikan penggunaan melakukannya karena sakit kepala.
80
Stroke, purpura trombositopenik trombotik, trombositopenia, dan pseudotumor cerebri
telah dilaporkan dengan Norplant. Namun, tidak berarti bahwa insiden masalah ini
meningkat, dan ada sedikit alasan untuk mencurigai hubungan sebab-akibat. Dalam
studi tindak lanjut yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia di delapan negara,
tidak ada kelebihan yang signifikan dari kejadian kardiovaskular atau penyakit ganas
yang diamati.
Perubahan Berat Badan
Wanita yang menggunakan implan levonorgestrel lebih sering mengeluhkan kenaikan
berat badan daripada penurunan berat badan, tetapi temuannya variabel.88 Di Republik
Dominika, 75% dari mereka yang mengubah berat badan mengalami penurunan berat
badan, sedangkan di San Francisco, dua pertiga berat badan bertambah. Penilaian
perubahan berat badan pada pengguna Norplant dikacaukan oleh perubahan dalam
olahraga, diet, dan penuaan. Meskipun peningkatan nafsu makan dapat dikaitkan
dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, tidak mungkin bahwa kadar rendah dengan
Norplant memiliki dampak klinis. Konseling untuk perubahan berat badan berfokus
pada ulasan diet dan perubahan diet. Memang, tindak lanjut 5 tahun dari 75 wanita
dengan implan Norplant tidak dapat mendokumentasikan peningkatan indeks massa
tubuh (juga tidak ada korelasi antara perdarahan tidak teratur dan berat badan).
Pengalaman serupa telah didokumentasikan dengan Implanon.
Mastalgia
Mastalgia bilateral, sering terjadi pramenstruasi, biasanya berhubungan dengan
keluhan retensi cairan. Setelah kehamilan dikesampingkan, jaminan dan terapi yang
ditujukan untuk menghilangkan gejala diindikasikan. Gejala ini berkurang dengan
meningkatnya durasi penggunaan implan, dan terjadi pada tingkat yang lebih rendah
membandingkan Implanon (10% pengguna) dengan Norplant.12, 20 Perawatan yang
paling efektif untuk mastalgia adalah sebagai berikut: danazol (200 mg / hari), vitamin
E (600 unit / hari), bromocriptine (2,5 mg / hari), atau tamoxifen (20 mg / hari), tetapi
tidak ada studi perawatan ini pada pengguna implan.
81
Galaktorea
Galaktorea lebih sering terjadi pada wanita yang telah memasukkan implan pada
penghentian laktasi. Kehamilan dan kemungkinan penyebab lainnya harus disingkirkan
dengan melakukan tes kehamilan dan pemeriksaan payudara menyeluruh. Pasien dapat
diyakinkan bahwa ini adalah kejadian umum di antara pengguna kontrasepsi implan
dan oral. Mengurangi jumlah stimulasi payudara dan puting selama hubungan seksual
dapat meringankan gejala, tetapi jika amenorea menyertai galaktorea persisten, tingkat
prolaktin harus diperoleh.
Jerawat
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, adalah keluhan kulit yang
paling umum di antara pengguna implan levonorgestrel. Jerawat disebabkan oleh
aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan dampak langsung dan juga
menyebabkan penurunan kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG) yang
mengarah pada peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel dan testosteron).
Ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, di
mana efek estrogen pada SHBG (peningkatan) menghasilkan penurunan androgen
bebas tanpa ikatan. Implan Etonogestrel lebih jarang dikaitkan dengan jerawat karena
progestin ini kurang androgenik daripada levonorgestrel. Terapi umum untuk keluhan
jerawat meliputi perubahan pola makan, praktik kebersihan kulit yang baik dengan
penggunaan sabun atau pembersih kulit, dan aplikasi antibiotik topikal seperti larutan
klindamisin 1% atau gel atau eritromisin topikal.
Kista Ovarium
Tidak seperti kontrasepsi oral, kadar progestin serum rendah yang dipertahankan oleh
implan tidak menekan hormon perangsang folikel (FSH), yang terus merangsang
pertumbuhan folikel ovarium pada sebagian besar pengguna. Puncak LH selama 2
tahun pertama penggunaan, di sisi lain, biasanya dihapus sehingga folikel ini tidak
mengalami ovulasi. Namun, beberapa terus tumbuh dan menyebabkan rasa sakit atau
mereka teraba pada saat pemeriksaan panggul. Massa adneksa sekitar 8 kali lebih
sering pada pengguna Norplant dibandingkan dengan wanita bersepeda biasa. Karena
ini adalah kista sederhana (dan sebagian besar mengalami kemunduran secara spontan
dalam 1 bulan setelah deteksi), mereka tidak perlu dievaluasi secara sonografi atau
laparoskopi. Evaluasi lebih lanjut ditunjukkan jika mereka menjadi besar dan
82
menyakitkan atau gagal untuk mundur. Ovulator reguler cenderung membentuk kista
sehingga situasinya cenderung membaik setelah 2 tahun penggunaan implan. Implan
Etonogestrel menekan perkembangan folikel.
Kanker
Kami dapat berspekulasi tentang kemungkinan efek implan berdasarkan pengalaman
kami dengan kontrasepsi oral dan depot-medroksiprogesteron asetat. Risiko kanker
endometrium harus dikurangi. Sebuah studi tentang efek endometrium Norplant gagal
menemukan bukti hiperplasia, bahkan ketika tingkat levonorgestrel rendah dan
produksi estradiol endogen normal. Risiko kanker ovarium juga mungkin berkurang,
dan kami berharap efek yang lebih besar dengan Implanon karena lebih efektif
menekan ovulasi. Efek kanker payudara dan serviks akan sulit untuk dinilai karena
variabel
perancu
seperti
mereka
dengan
kontrasepsi
oral
dan
depot-
medroksiprogesteron asetat. Namun, dosis implan progestin yang rendah tidak akan
memiliki efek yang berbeda dari kontrasepsi hormonal lainnya. Dalam sebuah studi
kasus kontrol yang sangat besar, baik depot medroksiprogesteron asetat maupun
implan tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Studi Pengawasan Pasca-pemasaran
Sebuah studi besar tindak lanjut selama 5 tahun di negara-negara berkembang
mengkonfirmasi tingkat kehamilan yang rendah terkait dengan Norplant, 0,23 per 100
wanita-tahun untuk kehamilan intrauterin dan 0,03 per 100 wanita-tahun untuk
kehamilan ektopik. Ketika wanita yang menggunakan Norplant dibandingkan dengan
wanita yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormon dan dengan tingkat
populasi yang diharapkan, tidak ada kelebihan kanker, penyakit jaringan ikat, atau
kejadian kardiovaskular. Yang penting, keluhan sakit kepala dan gangguan mood
(termasuk kecemasan dan depresi) serupa dengan yang dilaporkan oleh wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral, meskipun lebih tinggi daripada wanita yang
menggunakan IUD.
Penyisipan dan Penghapusan
Riwayat kesehatan pribadi dan keluarga yang biasa serta pemeriksaan fisik harus
berkonsentrasi pada faktor-faktor yang mungkin menjadi kontraindikasi penggunaan
berbagai pilihan kontrasepsi. Jika seorang pasien memilih untuk menggunakan implan
83
kontrasepsi, deskripsi rinci tentang metode ini, termasuk efektivitas, efek samping,
risiko, manfaat, serta prosedur penyisipan dan pengangkatan, harus disediakan.
Sebelum pemasangan, pasien diminta untuk membaca dan menandatangani persetujuan
tertulis untuk penempatan implan secara bedah. Persetujuan tersebut meninjau potensi
komplikasi dari prosedur yang meliputi reaksi terhadap anestesi lokal, infeksi,
pengusiran implan, flebitis superfisial, memar, dan kemungkinan pengangkatan yang
sulit berikutnya.
Penyisipan dapat dilakukan kapan saja selama siklus menstruasi selama kehamilan
dapat dikesampingkan. Jika periode menstruasi terakhir pasien abnormal, jika dia baru
saja melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi, atau jika ada alasan untuk
mencurigai kehamilan, tes kehamilan urin yang sensitif adalah tindakan pencegahan
yang bijaksana. Berdasarkan perubahan lendir serviks, metode cadangan perlu
digunakan tidak lebih dari 3 hari setelah pemasangan. Implan dapat dimasukkan segera
pascapersalinan
tetapi
tentunya
harus
dimulai
selambat-lambatnya
minggu
pascapersalinan ketiga pada wanita yang tidak menyusui dan bulan postpartum ketiga
pada wanita menyusui. Jerawat dan sakit kepala lebih jarang terjadi pada wanita yang
menerima Norplant segera postpartum, dan tidak ada perbedaan penurunan berat badan
postpregnancy dibandingkan dengan wanita yang menerimanya 4-6 minggu kemudian.
Pasien harus ditanyai tentang alergi terhadap anestesi lokal, larutan antiseptik, dan
plester. Diskusi tentang teknik penyisipan dan sensasi yang diantisipasi adalah bagian
penting dari mempersiapkan pasien untuk pengalaman tersebut. Semua pasien
mendekati pemasangan dengan tingkat kecemasan tertentu yang dapat dikurangi
dengan penjelasan dan persiapan terperinci.
Pemilihan lokasi untuk penempatan implan didasarkan pada faktor fungsional dan
estetika. Berbagai tempat (kaki bagian atas, lengan bawah, dan lengan atas) telah
digunakan dalam uji klinis. Lengan bagian dalam yang tidak dominan adalah bagian
yang terbaik. Area ini mudah diakses oleh dokter dengan paparan minimal pada pasien.
Ini dilindungi dengan baik selama sebagian besar kegiatan normal. Ini tidak terlalu
terlihat, dan migrasi implan dari situs ini belum didokumentasikan. Situs penempatan
tidak mempengaruhi tingkat progestin yang beredar. Penyisipan implan yang hati-hati
adalah kunci untuk pelepasan tanpa masalah.
84
Implanon menawarkan keuntungan penyisipan yang penting dibandingkan dengan
Norplant. Tentu saja, hanya satu batang yang menyederhanakan dan mempersingkat
penyisipan dan pemindahan. Selain itu, aplikator yang dimuat sebelumnya disediakan
untuk memfasilitasi penempatan. Jika perlu, Implanon biasanya dapat divisualisasikan
dengan ultrasonografi. Namun, jika batang yang tidak dapat dihubungi tidak terlihat
pada ultrasonografi, pelokalan definitif paling baik dicapai dengan magnetic resonance
imaging (MRI). Pengangkatan batang Implanon menggunakan teknik "jari saja"
dengan sayatan 2 mm. Komplikasi penyisipan (terutama penyisipan dalam) jarang
terjadi, dan komplikasi penghilangan (kesulitan menemukan implan atau implan yang
rusak) terjadi pada frekuensi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Norplant.
Teknik Penyisipan
Penyisipan dilakukan di bawah anestesi lokal di kantor atau klinik oleh seseorang,
biasanya dokter atau praktisi perawat, dilatih dalam teknik yang dijelaskan di sini.
Prosedur ini membutuhkan 5-10 menit untuk sistem enam implan, dan 2-3 menit untuk
satu implan.
Peralatan yang Diperlukan untuk Penyisipan Implanon:
- 2,5 mL jarum suntik.
- 0,5 inci, jarum 25-gauge untuk menyuntikkan anestesi.
- 1% kloroprokain atau lidokain tanpa epinefrin.
- Solusi antiseptik.
- Pita perekat untuk penutupan tusukan.
- Perban tekanan elastis
Memposisikan Pasien
Pasien ditempatkan dalam posisi terlentang dengan panjang lengan penuh terbuka.
Lengan bagian dalam atas diposisikan dengan menekuk siku hingga 90 derajat dan
memutar lengan keluar, memungkinkan pemaparan penuh dari situs penyisipan di
lipatan antara otot-otot bisep dan trisep. Dukungan yang memadai di bawah lengan
harus diberikan untuk memastikan kenyamanan. Untuk meminimalkan risiko infeksi,
teknik aseptik yang ketat harus dipertahankan sepanjang prosedur. Situs penyisipan
sekitar 3-4 jari (6-8 cm) superior dan lateral epikondilus medial humerus diidentifikasi.
85
Tirai steril ditempatkan di bawah lengan, dan situs penyisipan pada lengan dibersihkan
dengan antiseptik seperti povidone-iodine.
Anestesi
Anestesi lokal untuk sayatan diperoleh dengan menaikkan wheal 1% chloroprocaine
atau lidocaine menggunakan jarum 25-gauge dan menyuntikkan 1-2 mL di bawah kulit
di sepanjang jalur jarum insersi implan.
Verifikasi keberadaan Implanon dengan melihat dengan hati-hati di ujung jarum. Jika
implan (batang putih) tidak terlihat, turunkan jarum aplikator dan ketuk permukaan
dengan lembut dengan penutup jarum pada tempatnya sampai Implanon terlihat, lalu
ketuk pangkal aplikator dengan jarum mengarah ke atas hingga implan tidak lagi
terlihat. Jaga agar aplikator tetap steril.
Sayatan dan Penempatan
Jarum penyisipan dan obturatorinya dapat didorong langsung melalui kulit pada sudut
tidak lebih dari 20 derajat tanpa membuat sayatan. Jarum dimajukan semaksimal
mungkin di bawah kulit dengan mempertahankan sudut sedikit ke atas pada trocar.
Untuk memperkecil kemungkinan penyisipan yang terlalu dalam, angkat atau tendai
kulit dengan ujung jarum. Jika kulit berlesung pipit, jarumnya terlalu superfisial. Tarik
jarum kembali dan arahkan. Majukan jarum hingga sepanjang penuh sambil
menerapkan tarikan balik ke kulit di tempat penyisipan.
Setelah jarum telah sepenuhnya maju, patahkan segel pada aplikator dengan menekan
dukungan obturator. Putarlah obturator 90 derajat ke arah mana pun sehubungan
dengan kanula dan kumpulkan obturator dengan satu tangan. Dengan tangan lainnya,
perlahan-lahan tarik jarum keluar dari lengan, meninggalkan implan di bawah kulit.
Segera setelah pemasangan, palpasi implan untuk memverifikasi pemasangan yang
benar (kedua ujungnya harus teraba). Cari ujung lekukan dari obturator yang terlihat di
dalam jarum. Jika implan tidak teraba dan tidak di dalam jarum, implan harus
diletakkan sebelum kontrasepsi dapat dipastikan. Jika penempatan diragukan, metode
kontrasepsi lain harus digunakan. Ultrasonografi adalah cara termudah untuk
86
mengidentifikasi Implanon, yang bukan radio-buram. Jika perlu, MRI dapat
melokalisasi implan.
Setelah pemasangan, tunjukkan pada pasien cara meraba implan. Tempatkan penutup
atau balutan perekat di atas situs penyisipan. Lengkapi label bagan pasien dan "Kartu
Pengguna" yang harus diberikan kepada pasien.
Kebanyakan wanita mengalami sedikit rasa sakit selama penyisipan, 98 tetapi jika
terjadi ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan aspirin, asetaminofen, atau agen
antiinflamasi non-steroid. Infeksi atau pengeluaran implan jarang terjadi (kurang dari
1% dengan sistem Norplant) dan biasanya terjadi ketika implan dibiarkan menempel
pada luka.
Ketidaknyamanan yang paling umum dilaporkan adalah sensasi terbakar selama injeksi
anestesi lokal. Efek anestesi lokal ini dapat dihilangkan untuk sebagian besar pasien
dengan menambahkan 1 meq natrium bikarbonat ke masing-masing 10 mL anestesi
(ini memperpendek umur simpan hingga 24 jam). Setelah timbulnya anestesi dalam 23 menit, sebagian besar wanita merasakan tidak lebih dari sensasi tekanan.
Komplikasi Penyisipan
Komplikasi potensial termasuk infeksi, pembentukan hematoma, iritasi lokal atau ruam
pada implan, pengusiran implan, dan reaksi alergi terhadap perekat pada pembalut.
Implanon dapat bermigrasi jarak pendek (kurang dari 2 cm) dari waktu ke waktu.108
Insiden komplikasi diminimalkan oleh pelatihan dan pengalaman dokter, dan
penggunaan teknik aseptik yang ketat. Kehamilan pasca insersi di Australia dan
Belanda pada umumnya karena kegagalan memasukkan implan (memungkinkan
implan rontok sebelum pemasangan). Dokter harus memastikan bahwa implan
divisualisasikan dalam trocar sebelum pemasangan dan setelah pemasangan dapat
diraba di bawah kulit.
Infeksi. Tingkat infeksi bervariasi di antara klinik dan negara. Risiko keseluruhan
infeksi setelah insersi Norplant adalah 0,8% .106 Infeksi biasanya terjadi dalam
minggu pertama setelah insersi, tetapi dapat muncul selama 4-5 bulan kemudian.
Infeksi dapat diobati dengan mengangkat implan atau pemberian antibiotik oral
87
sementara implan tetap berada di tempatnya. Sepertiga dari infeksi situs penyisipan
yang diobati dengan antibiotik tidak responsif terhadap terapi dan membutuhkan
pengangkatan. Belum ada laporan infeksi yang mengarah ke cedera serius. Jarang,
flebitis superfisial berkembang. Jika sembuh lebih dari 1-2 minggu dengan panas dan
peningkatan lengan, implan tidak perlu dilepas.
Pengusiran. Pengusiran satu atau lebih implan terjadi pada 0,4% pengguna Norplant,
biasanya dalam beberapa bulan pertama.106 Mayoritas pengusiran terkait dengan
infeksi bersamaan di tempat pemasangan. Penyebab lain dari pengusiran adalah
kegagalan untuk memajukan implan cukup jauh dari sayatan, menyebabkan tekanan
pada sayatan oleh ujung distal implan.
Reaksi Lokal. Meskipun tidak umum, hematoma dapat terbentuk. Penggunaan
pembalut bertekanan selama 72 jam akan mencegah pembesaran. Penerapan paket es
selama 30 menit segera setelah dimasukkan juga membantu. Iritasi lokal, ruam,
pruritus, dan nyeri terjadi pada 4,7% pengguna Norplant, biasanya selama bulan
pertama penggunaan. Alergi terhadap perekat strip penutup kulit atau sarung tangan
lateks menyebabkan beberapa reaksi. Masalah-masalah ini diselesaikan secara spontan,
tetapi gatal-gatal dapat dihilangkan dengan steroid kortikoid topikal.
Teknik Penghapusan
Meskipun pengangkatan implan adalah prosedur kantor yang hanya membutuhkan
sedikit anestesi lokal dan beberapa instrumen sederhana, instruksi dan praktik
diperlukan. Berlatih pada model lengan setelah melihat video instruksional membuat
kepindahan pertama lebih cepat dan kurang nyaman bagi dokter dan pasien. Kit
pelepas dengan lengan model, manual, dan compact disc yang menggambarkan teknik
ini tersedia tanpa biaya dari Schering-Plough di 877-467-5266. Adapun penyisipan,
pasien harus membaca dan menandatangani persetujuan untuk diajukan dalam catatan
medisnya. Kami menyarankan agar pasien diberikan salinannya.
Penempatan implan yang benar pada saat pemasangan adalah faktor terpenting yang
memengaruhi kemudahan pengangkatan. Jika implan Norplant telah dimasukkan
dengan ujung distal (yang jauh dari aksila) berjauhan atau dengan implan saling
bersilangan atau menyentuh satu sama lain, atau terlalu dalam, diperlukan sayatan yang
88
lebih besar dan lebih banyak waktu. Pengangkatan paling mudah ketika implan berada
tepat di bawah kulit dengan ujung distal berdekatan dalam bentuk kipas. Selubung
berserat yang terbentuk di sekitar implan juga dapat membuat pengangkatan lebih sulit,
terutama jika padat. Satu dan dua sistem implan dapat dilepas lebih cepat dan dengan
lebih sedikit rasa sakit daripada 6 kapsul Norplant.
Sebagian besar pemindahan tidak menyakitkan (80% pasien melaporkan nyeri sebagai
"tidak ada" atau "sedikit"), dan analgesia sistemik tidak diperlukan.110 Waktu untuk
pengangkatan 6 kapsul berkisar dari 5 hingga 40 menit, dengan rata-rata 20 menit.
Untuk batang tunggal (Implanon), waktu rata-rata adalah sekitar 4 menit. Penyebab
ketidaknyamanan yang paling umum selama prosedur adalah injeksi anestesi lokal.
Pasien mungkin merasakan tekanan atau menarik dari manipulasi selubung fibrosa dan
implan, tetapi sensasi ini tidak parah jika dokter menunggu beberapa menit setelah
injeksi anestesi lokal. Selubung yang terbentuk di sekitar Implanon kurang padat
dibandingkan dengan yang ada di sekitar kapsul Norplant.
Penghapusan dengan Instrumen
Pendekatan untuk menghilangkan ini adalah yang dijelaskan dalam sisipan paket
Norplant dan telah digunakan di seluruh dunia selama 15 tahun. Teknik ini
memerlukan tiga tirai steril kecil (satu fenestrasi), sarung tangan steril, larutan
antiseptik seperti povidone-iodine, jarum 25-gauge 1,5 inci dengan jarum suntik 3 mL,
anestesi lokal (1% lidokain dengan 1: 100.000 epinefrin, disangga dengan 1 meq
natrium bikarbonat per 10 mL lidokain), satu penjepit melengkung dan satu nyamuk
lurus, 4 × 4 spons kasa steril, dan no. 11 pisau bedah. Metode ini lebih tepat untuk
menghilangkan sistem Norplant 6 kapsul daripada untuk satu atau dua batang, yang
biasanya dapat dilepas menggunakan jari saja.
Pasien ditempatkan pada posisi terlentang dengan lengan dilepas dan diputar secara
eksternal untuk pemasangan. Buku tebal yang diposisikan di bawah lengan pasien
dapat membuatnya lebih nyaman dan memberikan medan operasi yang lebih baik.
Handuk steril ditempatkan di bawah lengan. Implan paling baik dilihat dengan
merentangkan kulit di atas dan di bawah implan. Palpasi keenam implan sebelum
memulai; jika beberapa bagian dari setiap implan tidak dapat dirasakan, mungkin lebih
89
baik untuk gambar sonografi atau radiografi (lihat di bawah) yang impalpable sebelum
dihapus karena ketika implan teraba hilang, mereka hilang sebagai landmark.
Kulit dibersihkan dengan larutan antiseptik, menyiapkan area yang luas di atas dan di
bawah implan sehingga sayatan tidak akan terkontaminasi selama manipulasi untuk
pengangkatan. Mengikis larutan antiseptik dari kulit yang diletakkan di atas implan
(tongkat steril aplikator kapas dapat digunakan) dan biarkan lengan mengering. Ini
akan meninggalkan kesan implan yang membantu menemukannya untuk dilepaskan.
Gantungkan lengan dengan handuk fenestrasi dan gunakan handuk ketiga untuk
membuat bidang steril untuk instrumen pada dudukan atau meja Mayo.
Mengenakan sarung tangan steril, tempat sayatan dipilih dengan menekan ujung
proksimal kapsul dan meraba ujung distal dengan jari. Pemilihan lokasi sayatan dengan
hati-hati adalah langkah paling kritis untuk memudahkan pemindahan. Tempat sayatan
terbaik tepat di ujung distal, di antara implan paling medial dan lateral. Ini bisa sama
dengan tempat pemasangan, tetapi umumnya sayatan pengangkatan dibuat beberapa
milimeter lebih tinggi pada lengan untuk memastikan penempatannya sedekat mungkin
dengan ujung semua implan.
Anestesi lokal yang mengandung 1: 100.000 epinefrin mengurangi perdarahan dan
memungkinkan visualisasi implan yang lebih baik. Jarum 25-gauge digunakan untuk
meningkatkan 1 cm anestesi lokal tepat di bawah ujung implan. Sekitar 2 mL sudah
mencukupi, meskipun mungkin lebih banyak dibutuhkan nanti. Injeksi terlalu banyak
obat bius pada implan dapat mengaburkan ujung dan membuat pengangkatan lebih
sulit. Sebuah sayatan 3–5 mm dibuat dengan pisau bedah no.11 tepat di titik tengah
kumpulan ujung implan. Sayatan yang lebih besar biasanya tidak diperlukan dan dapat
menyebabkan perdarahan yang dapat mengaburkan implan. Implan dapat dilepas oleh
dokter baik duduk atau berdiri, tetapi jika duduk, tinja beroda memungkinkan reposisi
sesuai kebutuhan.
Implan yang paling dangkal dan paling dekat dengan sayatan dikeluarkan terlebih
dahulu. Implan ini didorong dengan lembut ke arah sayatan dengan jari-jari sampai
ujungnya terlihat dan dapat digenggam dengan penjepit nyamuk yang melengkung.
Selubung fibrosa yang menutupi implan dibedah menggunakan jari yang ditutupi
90
dengan spon kasa yang terbuka. Jika sarungnya terlalu padat untuk spons, itu bisa
dengan hati-hati dibedah dengan penjepit lurus, ujung jarum, atau, untuk sarung yang
benar-benar padat, dengan pisau bedah, berhati-hatilah untuk tidak memotong implan.
Jika ujung bilah pisau bedah digunakan untuk melubangi selubung di atas sumbat
silastik tebal di ujung implan, implan itu sendiri tidak akan dipotong, tetapi jika
selubung diiris pada dinding tipis implan, implan dapat dipotong dan membutuhkan
pengangkatan dalam dua bagian. Jika selubung harus diiris dengan pisau bedah,
sayatan harus di sepanjang implan.
Setelah selubung dibuka dan ujung putih implan pertama terbuka, ia digenggam
dengan penjepit lurus. Penjepit lengkung dilepaskan dan implan ditarik keluar dengan
lembut. Prosedur ini diulangi dengan implan yang tersisa.
Jika ujung implan tidak dapat diarahkan ke sayatan dengan tekanan digital pada kulit di
atas implan, rahang nyamuk lurus dimasukkan ke dalam sayatan dan dibuka tepat di
bawah kulit untuk memisahkan lapisan jaringan. Penjepit lurus dihapus, dan penjepit
melengkung dimasukkan dengan ujung mengarah ke atas ke kulit. Klem dibuka dan
implan diarahkan ke bawah antara rahang dengan jari depan pada kulit di atas implan.
Tekanan ke bawah pada ujung penjepit ini sering kali merupakan bagian paling
menyakitkan dari prosedur pelepasan. Ketika implan didorong di antara rahang klem,
klem diamankan pada ratchet pertama atau kedua. Terlalu banyak tekanan pada implan
dapat menyebabkan fraktur kapsul silastik, membuat pengangkatan lebih sulit. Implan
tidak harus ditarik keluar dengan penjepit yang melengkung. Jika implan tidak dapat
dilihat, setelah traksi yang lembut, pegangan klem diputar 180 derajat hingga
menunjuk ke arah yang berlawanan, menuju kepala pasien. Sebagian selubung
dibersihkan dengan spons yang terbuka, atau jika perlu, ujung pisau bedah, yang
dipotong secara longitudinal, tidak di seberang implan. Bagian yang terbuka kemudian
digenggam dengan klem lurus, klem melengkung dilepaskan, dan implan dilepas
dengan traksi lembut. Prosedur ini diulang sampai semua implan dilepas.
Pada akhir prosedur, implan harus dihitung untuk memastikan bahwa semua telah
dilepaskan. Jika salah satu implan telah rusak, potongan harus disejajarkan dan
dibandingkan dengan kapsul yang utuh untuk menentukan bahwa semua implan telah
dilepas. Strip perekat digunakan untuk menutup sayatan sambil mencubit tepi kulit
91
bersama-sama. Pembalut bertekanan kemudian diterapkan sebagai setelah penyisipan,
dan dihapus pada hari berikutnya. Selubung berserat dapat bertahan selama berbulanbulan menyebabkan pasien berpikir bahwa implan tertinggal. Untuk alasan itu, penting
untuk menunjukkan implan kepada pasien pada saat pengangkatan.
Jika pengangkatan beberapa implan sulit, menyakitkan, atau berkepanjangan, prosedur
harus dihentikan dan pasien harus kembali dalam beberapa minggu untuk
menyelesaikan pengangkatan. Implan yang tersisa akan lebih mudah diangkat setelah
pendarahan dan pembengkakan mereda. Sayatan baru dapat dibuat lebih dekat dengan
implan yang sulit dilepaskan pertama kali. Bahkan jika beberapa implan tetap ada,
pasien harus segera mulai menggunakan metode kontrasepsi lain.
Penghapusan dengan Jari
Implan dapat dihilangkan dengan sedikit rasa sakit dan perdarahan, dan melalui
sayatan yang lebih kecil jika penggunaan instrumen dihindari. Jumlah trauma dan
memar pada jaringan di sekitarnya berkurang, bekas luka kurang terlihat, dan risiko
kerusakan implan berkurang. Kerugian dari pendekatan ini adalah bahwa itu mungkin
tidak berhasil untuk implan yang tidak selaras atau dimasukkan terlalu dalam. Teknik
ini terutama cocok untuk sistem satu dan dua batang.
Setelah persiapan pasien, ujung implan distal teraba. Jika implan tidak dapat dirasakan,
pengangkatan harus ditunda sampai telah dilokalisasi dengan ultrasonografi atau
radiografi. Tidak lebih dari 0,5 mL lidokain buffered dengan epinefrin disuntikkan ke
dalam dermis langsung di bawah ujung implan, meningkatkan paus dengan diameter
sekitar 1 cm. Terlalu banyak anestesi membuatnya sulit untuk menemukan ujung
implan di bawah kulit. Area injeksi harus dipijat untuk membubarkan anestesi.
Tekanan diberikan dengan jari pada ujung proksimal (aksila) implan sehingga ujung
distal menempel pada
kulit. Sebuah sayatan memanjang 2–3 mm dibuat melalui kulit ke ujung implan sampai
sensasi kenyal implan dapat dirasakan pada titik pisau bedah. Selubung berserat itu
diinsisi dengan menorehkan selubung dengan ujung pisau bedah pada ujung implan.
Mungkin diperlukan beberapa lintasan melewati ujung dengan pisau bedah dipegang
dalam arah yang berbeda untuk sepenuhnya membuka sarungnya.
92
Saat selubung dibuka, ujung implan akan terlihat. Dengan tekanan jari di ujungnya
yang lain, implan dapat didorong melalui sayatan sampai dapat digenggam dengan
forceps atau jari nyamuk dan ditarik keluar. Sayatan ditutup dengan strip perekat dan
ditutup dengan kasa steril dan perban bertekanan.
Memegang implan pada sayatan dengan tekanan jari sangat penting untuk keberhasilan
dengan teknik "Pop Out" ini. Jika tekanan dilepaskan, implan akan kembali ke posisi
yang ditentukan oleh selubung berserat di sekitarnya. Karena implan dimanipulasi
menggunakan jari-jari kedua tangan, pisau bedah harus dipegang sehingga segera
tersedia untuk mengiris selubung tanpa melepaskan implan. Yang terbaik adalah
menyimpan pisau bedah di satu tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk sambil
memanipulasi implan, memegang implan dengan sisa jari-jari kedua tangan.
Jika implan tidak akan bergerak ke arah sayatan dengan tekanan jari, ia dapat
digenggam dengan penjepit hemostatik atau vasektomi, tetapi sayatan biasanya harus
diperpanjang 2-3 mm agar dapat menerima penjepit. Prosedur yang diikuti kemudian
seperti yang dijelaskan untuk pemindahan instrumental di atas. Mungkin diperlukan
untuk menyuntikkan lebih banyak anestesi lokal, tetapi tidak lebih dari 1 mL pada saat
klem akan diterapkan pada implan.
Pemindahan Sulit
Insiden pemindahan yang sulit dalam studi pengawasan pasca pemasaran besar-besaran
Norplant adalah 10,1 per 1.000 pemindahan. Pengangkatan lebih sulit jika implan
rusak selama upaya ekstraksi. Setelah implan rusak, ia dapat patah berulang kali
dengan upaya lebih lanjut untuk mencengkeramnya dengan klem. Untuk mengurangi
risiko ini, implan harus dipegang pada ujungnya kapan saja memungkinkan dan
sesedikit mungkin daya tarik harus digunakan untuk pajanan dan pengangkatan. Jika
pisau bedah diperlukan untuk membuka selubung di sekitar implan, harus berhati-hati
untuk menghindari mengiris kapsul. Jika belum memungkinkan
pegang ujung implan, untuk membuka selubung berserat, insisi sepanjang implan;
memotong secara longitudinal, bukan melintang, implan. Jarang, pengangkatan implan
yang terpotong atau pecah akan membutuhkan sayatan tambahan di ujung proksimal
implan sehingga potongan yang tersisa dapat dilepas. Yang lebih jarang lagi, implan
tidak dapat dipalpasi di bawah kulit atau ditemukan melalui sayatan. Implan "hilang"
93
seperti itu paling mudah ditemukan dengan frekuensi tinggi (7-10 mHz), ultrasound
fokus singkat sebelum prosedur pengangkatan untuk membantu menempatkan sayatan
langsung di atas implan. Gunakan orientasi melintang untuk mengidentifikasi
bayangan (implan itu sendiri lebih sulit dilihat), mengukur kedalamannya, dan
menggambar garis yang mewakili lokasi pada permukaan kulit menggunakan penjepit
kertas sebagai penanda.
Ketika implan tidak teraba, teknik pencitraan untuk lokalisasi diperlukan. Tiga teknik
sangat berguna: mamografi, sonografi, dan fluoroskopi pengurangan digital. Film layar
kompresi mamografi lebih unggul daripada radiografi film biasa. Ultrasonografi
membutuhkan transduser array linier (lebih disukai 7 MHz) yang diterapkan pada
lengan atas dengan sumbu panjang yang berorientasi tegak lurus terhadap sumbu
panjang humerus. Transduser perlahan-lahan dipindahkan sampai bayangan akustik
karakteristik implan divisualisasikan. Untuk mengukur kedalaman setiap kapsul,
transduser diposisikan ulang sepanjang sumbu implan untuk mengidentifikasi panjang
dan kedua ujungnya. Kedalaman ditentukan dengan menggunakan kaliper elektronik.
Panduan sonografi real-time dapat berguna selama prosedur pemindahan. Digital
pengurangan floroskopi bergantung pada gambar hantu yang disebabkan oleh gerakan
selama akuisisi. Karena sudah tersedia, dan dapat digunakan selama pemindahan,
sonografi adalah pilihan pertama.
Teknik instrumental lain menggunakan forsep vasektomi yang dimodifikasi dan sangat
berguna untuk mengangkat implan Norplant yang dalam atau asimetris. Dibutuhkan
sayatan yang lebih besar di tengah bidang implan. Forceps vasektomi dikembangkan di
bawah kulit menuju bagian tengah implan. Yang di tengah pertama-tama digenggam
(di tengah setiap implan), ditarik ke dalam sayatan, dan dibersihkan bebas dari
selubung berseratnya seperti pada teknik standar. Implan kemudian diekstraksi,
menekuknya di tengah dalam bentuk "U". Implan yang paling jauh dari sayatan
dikeluarkan terakhir dengan memajukan forsep di bawah kulit.
Kami telah menemukan pendekatan ini sangat berguna untuk kapsul tunggal yang
ditempatkan dalam dan sulit dihilangkan. Sayatan dibuat langsung di atas bagian
tengah implan sebagaimana ditentukan oleh sonografi atau radiografi kompresi. Bilah
pisau bedah (atau jarum ukuran 25) maju ke kedalaman implan sebagaimana
94
ditentukan oleh pencitraan untuk merasakan kapsul. Forcep vasektomi dimajukan
sepanjang jalur yang sama sampai kapsul dapat digenggam dan diangkat ke dalam
sayatan, dibebaskan dari sarungnya yang berserat, dan diekstraksi.
Dokter yang berpengalaman sepakat bahwa sekitar setengah dari kepindahan yang sulit
adalah karena penempatan yang tidak tepat. Dengan satu dan dua sistem implan,
pemindahan lebih mudah, tetapi penyisipan yang hati-hati akan tetap menjadi rahasia
untuk pemindahan yang bebas masalah.
Reinsersi
Implan baru dapat segera dimasukkan melalui sayatan yang sama dengan yang
digunakan untuk melepas implan lama, atau implan baru dapat ditempatkan di lengan
lainnya.
Alasan Terminasi
Meskipun implan adalah metode jangka panjang (2-7 tahun), hanya sekitar 30% wanita
yang melanjutkan Norplant selama 5 tahun (meskipun dalam beberapa budaya tingkat
kelanjutan 5 tahun mencapai 65-70%). Penghentian terjadi pada tingkat 10-15% per
tahun, hampir sama dengan kontrasepsi intrauterin, tetapi lebih rendah daripada
penghalang atau kontrasepsi oral. Efek samping yang mengganggu, seperti perubahan
menstruasi, sakit kepala, atau perubahan berat badan, adalah alasan utama untuk
penghentian penggunaan implan. Perubahan menstruasi adalah penyebab paling umum
untuk penghentian implan pada tahun pertama penggunaan. Kekhawatiran tak
terucapkan bagi banyak pasien dan pasangan mereka adalah fakta bahwa
ketidakberesan perdarahan mengganggu interaksi seksual. Pengguna yang tidak dapat
mentolerir gejala-gejala ini meminta penghapusan dalam 2 tahun pertama penggunaan
sedangkan wanita yang menginginkan kehamilan lain, alasan pribadi paling umum
untuk penghapusan, lebih mungkin untuk menghentikan penggunaan pada tahun ketiga
atau keempat. Sakit kepala telah diamati pada tingkat yang lebih rendah dengan
Implanon dibandingkan dengan Norplant.
Penerimaan Pengguna Implan Kontrasepsi
Secara keseluruhan, survei wawancara di seluruh dunia telah mengindikasikan bahwa
perempuan memandang metode pelepasan berkelanjutan sebagai metode kontrasepsi
95
yang dapat diterima. Fitur implan yang paling populer adalah kemudahan
penggunaannya. Sekitar 20% dari pasien A.S. melaporkan bahwa teman dan kerabat
memperhatikan implan mereka. Ini mungkin masalah yang lebih besar di daerah
beriklim hangat dengan pakaian yang tidak terlalu luas. Hanya 25% wanita yang
melaporkan bahwa implan terlihat terganggu oleh perhatian ini.
Di A.S., motivasi utama untuk menggunakan implan adalah masalah dengan metode
kontrasepsi sebelumnya dan kemudahan penggunaan implan. Meskipun ketakutan akan
rasa sakit selama pemasangan implan adalah sumber utama kecemasan bagi banyak
wanita, rasa sakit yang sebenarnya dialami tidak sesuai dengan harapan. Tingkat
kepuasan telah tinggi pada pengguna yang bermotivasi tinggi dan berpengetahuan
luas.120 Remaja memberikan contoh keberhasilan yang terdokumentasi dengan baik.
Tingkat kehamilan 1 tahun mereka jauh lebih rendah, dan tingkat kelanjutan jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan kontrasepsi oral. Namun, penghentian metode remaja
karena efek samping (terutama perdarahan tidak teratur dan penambahan berat badan)
lebih sering terjadi pada Norplant. Tingkat perdarahan tidak teratur yang lebih rendah
dengan Implanon berkontribusi pada penerimaan pasien yang lebih tinggi, tetapi
perdarahan tidak teratur terus menjadi alasan utama untuk penghentian.
Konseling Wanita
Informasi Frank tentang faktor-faktor negatif seperti pendarahan tidak teratur akan
menghindari kejutan dan kekecewaan dan mendorong wanita untuk terus
menggunakan cukup lama untuk menikmati atribut positif seperti kenyamanan,
keamanan, dan kemanjuran. Diskusi terbuka tentang efek samping akan mengarah
pada kesadaran publik dan media akan kerugian serta keuntungan dari metode ini.
Membantu wanita memutuskan apakah mereka kandidat yang baik untuk
menggunakan implan sebelum mereka menginvestasikan terlalu banyak waktu dan
uang dalam kontrasepsi jangka panjang adalah tujuan yang sangat penting dari
konseling yang baik.
Pertanyaan umum pasien mengenai implan kontrasepsi adalah sebagai berikut:

Apakah ini efektif?
96
 Bagaimana cara dimasukkan dan dihapus; berapa lama prosedur ini berlangsung;
apakah itu sakit,
 dan apakah akan meninggalkan bekas?
 Apakah implan akan terlihat di bawah kulit?
 Akankah implan menjadi tidak nyaman atau membatasi gerakan lengan?
 Apakah implan akan bergerak di dalam tubuh?
 Apakah implan akan rusak jika disentuh atau terbentur?
 Apakah kontrasepsi ini akan mengubah dorongan dan kenikmatan seksual?
 Apa efek samping jangka pendek dan jangka panjang?
 Apakah ada efek pada kesuburan di masa depan?
 Seperti apa bentuk dan rasanya implan?
 Apa yang terjadi jika kehamilan terjadi selama penggunaan?
 Berapa lama metode ini efektif setelah pemasangan?
 Bisakah pasangan mengetahui apakah metode ini sedang digunakan?
Sistem Batang Tunggal Lainnya
Uniplant (juga Surplant) adalah kontrasepsi implan tunggal, mengandung 55 mg
nomegestrol asetat dalam kapsul silikon 4 cm dengan kecepatan rilis 100 mg / hari. Ini
memberikan kontrasepsi selama 1 tahun. Implan silikon tunggal yang mengandung
nestorone (Nestorone) efektif selama 2 tahun; versi lain (Elcometrine) berlangsung 6
bulan.
Kontrasepsi Suntik
Depot-medroksiprogesteron asetat (Depo-Provera) adalah kontrasepsi yang hanya
dipelajari progestin saja. Meskipun persetujuan untuk kontrasepsi di AS relatif baru
(1992), telah tersedia di beberapa negara sejak pertengahan 1960-an. Banyak
pengetahuan kita tentang keamanan, kemanjuran, dan penerimaan kontrasepsi hormon
jangka panjang berasal dari Indonesia, Sri Lanka, Thailand, dan Meksiko di mana
depot-medroxyprogesterone asetat telah digunakan dan dipelajari selama beberapa
dekade. Persetujuan yang telah lama tertunda sebagai alat kontrasepsi di AS didasarkan
pada pertimbangan politik dan ekonomi, bukan pertimbangan ilmiah.
97
Depot-medroksiprogesteron asetat diformulasikan sebagai kristal mikro, tersuspensi
dalam larutan berair. Dosis yang tepat untuk keperluan kontrasepsi adalah 150 mg
intramuskuler (gluteal atau deltoid) setiap 3 bulan. Percobaan perbandingan
menetapkan bahwa dosis 100 mg secara signifikan kurang efektif. Tingkat kontrasepsi
dipertahankan setidaknya selama 14 minggu, memberikan margin keamanan untuk
salah satu kontrasepsi paling efektif yang tersedia, tentang kehamilan per 100 wanita
setelah 5 tahun penggunaan yang konsisten.
Formulasi yang lebih baru memungkinkan pemberian sendiri ke paha atau perut dosis
subkutan 104 mg setiap 3 bulan. Jarum suntik yang diisi sebelumnya mengandung 0,65
mL suspensi berair medroksiprogesteron asetat. Depot-medroksiprogesteron asetat
bukan sistem "pelepasan berkelanjutan"; itu bergantung pada puncak progestin yang
lebih tinggi untuk menghambat ovulasi dan mengentalkan lendir serviks. Perbedaan
antara kadar serum progestin dalam sistem pelepasan berkelanjutan seperti Implanon
dan sistem depot seperti depot-medroksiprogesteron asetat diilustrasikan dalam
diagram.
Suntikan lain yang banyak digunakan adalah norethindrone enanthate, 200 mg setiap 2
bulan, dan suntikan bulanan, Lunelle (25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg
estradiol cypionate) dan Mesigyna (50 mg norethindrone enanthate dan 5 mg estradiol
valerate).
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja depot-medroksiprogesteron asetat berbeda dari dosis lain yang lebih
rendah, metode progestin saja karena, selain penebalan lendir serviks dan perubahan
endometrium, tingkat sirkulasi progestin cukup tinggi untuk secara efektif memblokir
LH meningkat, dan, oleh karena itu, ovulasi tidak terjadi. FSH tidak ditekan seperti
halnya dengan kontrasepsi oral kombinasi; oleh karena itu, pertumbuhan folikel
dipertahankan cukup untuk menghasilkan kadar estrogen yang sebanding dengan
mereka yang berada pada fase awal folikel siklus menstruasi normal. Gejala
kekurangan estrogen, seperti atrofi vagina atau penurunan ukuran payudara, tidak
terjadi.
98
Kehamilan yang tidak disengaja yang terjadi pada saat injeksi awal dari depotmedroxyprogesterone acetate telah dilaporkan berhubungan dengan tingkat kematian
neonatal dan bayi yang lebih tinggi, mungkin karena peningkatan risiko pembatasan
pertumbuhan intrauterin. Karenanya, waktu injeksi pertama sangat penting. Untuk
memastikan kontrasepsi yang efektif, injeksi pertama harus diberikan dalam 5 hari
pertama siklus menstruasi (sebelum folikel dominan muncul), atau metode cadangan
diperlukan selama 7 hari. Protokol Mulai Cepat, hari yang sama dapat digunakan
dengan depot-medroxyprogesterone acetate, dengan perawatan khusus untuk
mengesampingkan kehamilan dan menyediakan metode cadangan selama 7 hari. Hari
yang sama dimulai dengan depot medroksiprogesteron asetat menghasilkan tingkat
kelanjutan yang lebih baik dengan lebih sedikit kehamilan yang tidak diinginkan.
Durasi tindakan dapat dipersingkat jika perhatian tidak diberikan pada administrasi
yang tepat. Injeksi intramuskular harus diberikan secara mendalam dengan teknik Ztrack dan tidak dipijat. Adalah bijaksana untuk menghindari lokasi yang berisiko untuk
dipijat dengan kegiatan sehari-hari.
Ketika diberikan dengan benar, ada masa tenggang 2 minggu yang efektif yang
memungkinkan untuk reinject terlambat; sebuah studi tentang wanita yang datang
terlambat untuk reinjections menyimpulkan bahwa bahkan reinjeksi terlambat 4
minggu memberikan perlindungan yang setara terhadap kehamilan. Wanita yang
terlambat lebih dari 4 minggu untuk reinjeksi harus dites untuk kehamilan, ditolak
kembali jika tesnya negatif, dan disarankan untuk menggunakan kontrasepsi cadangan
selama 7 hari.
Efikasi
Kemanjuran metode ini (baik dalam formulasi intramuskuler dan subkutan) sedikit
lebih baik daripada sterilisasi dan lebih baik daripada semua metode sementara
lainnya. Dalam perbandingan metode intramuskuler dan subkutan, kadar darah
medroksiprogesteron asetat sekitar 30% lebih rendah dengan pemberian subkutan dosis
rendah, tetapi kemanjurannya tidak terganggu. Karena konsentrasi serum relatif tinggi,
kemanjuran tidak dipengaruhi oleh berat badan (menjadikan metode ini pilihan yang
baik untuk wanita yang kelebihan berat badan) atau dengan menggunakan obat-obatan
yang merangsang enzim hati.
99
Indikasi
1. Paling tidak 1 tahun jarak kelahiran diinginkan.
2. Kontrasepsi kerja jangka panjang yang sangat efektif tidak terkait dengan
koitus.
3. Pribadi, metode independen yang diinginkan.
4. Kontrasepsi bebas estrogen diperlukan.
5. Menyusui.
6. Penyakit sel sabit.
7. Penyakit kejang.
Kontraindikasi Absolut
1. Kehamilan.
2. Perdarahan genital yang tidak dapat dijelaskan.
3. Gangguan koagulasi parah.
4. Adenoma hati yang diinduksi steroid seks sebelumnya.
Kontraindikasi Relatif
1. Penyakit hati.
2. Penyakit kardiovaskular berat.
3. Cepat kembali ke kesuburan yang diinginkan.
4. Kesulitan dengan suntikan.
5. Depresi berat.
Keuntungan
Seperti bentuk pelepasan kontrasepsi berkelanjutan, depot-medroxyprogesterone
acetate tidak terkait dengan masalah kepatuhan dan tidak terkait dengan peristiwa
coital. Tingkat kelanjutan lebih baik dan tingkat kehamilan berulang berkurang
dibandingkan dengan penggunaan kontrasepsi oral pada remaja; Namun, kelanjutan
dan angka kehamilan berulang serupa ketika remaja memulai metode ini dalam periode
segera pascapersalinan. Depot-medroxyprogesterone acetate berguna untuk wanita
yang kemampuannya mengingat persyaratan kontrasepsi terbatas. Itu harus
dipertimbangkan untuk wanita yang menjalani kehidupan yang tidak teratur atau yang
mengalami keterbelakangan mental.
100
Kebebasan dari efek samping estrogen memungkinkan depot-medroxyprogesterone
asetat dipertimbangkan untuk pasien dengan penyakit jantung bawaan, anemia sel
sabit, pasien dengan riwayat tromboemboli sebelumnya, dan wanita di atas usia 30
tahun yang merokok atau memiliki faktor risiko lain seperti hipertensi atau diabetes
mellitus. Keamanan absolut sehubungan dengan trombosis terutama bersifat teoritis;
belum terbukti dalam studi terkontrol. Namun, peningkatan risiko trombosis belum
diamati dalam evaluasi epidemiologis pengguna depot-medroxyprogesterone acetate,
dan studi kontrol kasus Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak dapat menemukan
bukti untuk peningkatan risiko stroke, infark miokard, atau tromboemboli vena.
Dua studi kasus kontrol, satu menggunakan data dari WHO Collaborative Study dan
satu menggunakan data dari database penelitian praktik umum Inggris, menilai risiko
trombosis vena idiopatik pada pengguna progestin saja untuk tujuan terapeutik, bukan
untuk kontrasepsi, dan menyimpulkan bahwa progestin terapeutik saja dapat dikaitkan
dengan peningkatan risiko tromboemboli vena.149, 150 Kesimpulan epidemiologis ini
didasarkan pada jumlah yang sangat kecil (hanya tiga kasus dalam satu laporan dan
lima lainnya) dan memiliki interval kepercayaan yang sangat luas. Pasien yang
menerima progestin saja karena alasan terapeutik mungkin lebih tua dan lebih
cenderung memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular. Selain itu,
masalah resep preferensial hadir di bahwa dokter lebih mungkin
untuk mempromosikan penggunaan progestin saja untuk wanita yang mereka anggap
berisiko lebih besar dari tromboemboli vena. Dengan demikian, ada kemungkinan
bahwa kelompok kasus mewakili kelompok risiko yang lebih tinggi daripada
kelompok kontrol dalam laporan ini. Untuk alasan ini, kami tidak percaya progestin
dikaitkan dengan peningkatan risiko tromboemboli vena.
Keuntungan penting ada untuk pasien dengan penyakit sel sabit karena bukti
menunjukkan penghambatan in vivo sickling dengan peningkatan hematologi selama
pengobatan. Baik frekuensi dan intensitas krisis sel sabit yang menyakitkan berkurang.
Keuntungan
lain
adalah
temuan
bahwa
depot-medroxyprogesterone
acetate
meningkatkan jumlah susu pada ibu menyusui, kontras langsung dengan efek yang
terlihat dengan kontrasepsi oral estrogen-progestin. Konsentrasi obat dalam ASI dapat
diabaikan, dan tidak ada efek obat pada pertumbuhan dan perkembangan bayi telah
101
diamati. Dalam penelitian yang cermat terhadap bayi laki-laki yang disusui oleh wanita
yang diobati dengan depot-medroxyprogesterone acetate, tidak ada metabolit depotmedroxyprogesterone asetat yang dapat dideteksi dalam urin bayi dan tidak ada
perubahan yang dapat diamati pada kadar FSH, LH, testosteron, dan bayi kortisol.
Karena sedikit dampak positif pada laktasi, depot-medroksiprogesteron asetat dapat
diberikan segera setelah melahirkan. Sebuah studi untuk menyelidiki dampak inisiasi
dini tidak menemukan efek samping pada menyusui. Dalam menyusui, kelebihan berat
badan, wanita Latina dengan diabetes gestasional sebelumnya, minipill oral progestin
saja dikaitkan dengan peningkatan risiko 3 kali lipat diabetes mellitus yang tidak
tergantung insulin. Dalam kelompok yang sama dari wanita Hispanik, depot
medroxyprogesterone acetate dikaitkan dengan peningkatan kecil pada diabetes
mellitus berikutnya yang tidak signifikan secara statistik, risiko yang bahkan lebih
rendah dan kurang signifikan ketika disesuaikan dengan bobot tubuh yang lebih tinggi
dan prevalensi yang lebih besar dari riwayat keluarga untuk diabetes pada pengguna
kontrasepsi suntik. Bila dibandingkan dengan penggunaan kontrasepsi oral pada wanita
Navajo, pengguna depot medroxyprogesterone lebih cenderung menambah berat badan
dan mengembangkan diabetes mellitus. Ada kemungkinan bahwa wanita yang
kelebihan berat badan yang sudah memiliki resistensi insulin yang signifikan
menjadi diabetes secara terang-terangan oleh efek tambahan progestin dalam
lingkungan rendah estrogen (laktasi) atau dalam keadaan rendah estrogen yang
diinduksi (depot medroxyprogesterone acetate). Namun, kemungkinan kontribusi
independen kelebihan berat badan adalah faktor yang lebih kritis.
Depot-medroxyprogesterone asetat adalah pilihan kontrasepsi yang sangat baik untuk
wanita yang menggunakan obat antiepilepsi karena kadar progestin yang tinggi
meningkatkan ambang kejang. Peningkatan dalam kontrol kejang dapat dicapai
mungkin karena sifat obat penenang progestin.
Wanita yang antikoagulan atau yang memiliki gangguan perdarahan cenderung
mengalami perdarahan menstruasi berat dan kista ovarium hemoragik. Pengalaman
dengan depot medroksiprogesteron asetat pada pasien ini terbatas; namun, kami
mengharapkan pengurangan perdarahan yang menguntungkan dan penurunan risiko
perdarahan ovarium, terutama dari corpus luteum.
102
Manfaat lain yang terkait dengan penggunaan depot-medroksiprogesteron asetat
termasuk penurunan risiko kanker endometrium yang sebanding dengan yang diamati
dengan kontrasepsi oral dan mungkin manfaat yang sama terkait dengan dampak
progestin dari kontrasepsi oral: mengurangi aliran menstruasi dan anemia, lebih sedikit
penyakit radang panggul ( PID), lebih sedikit endometriosis, lebih sedikit fibroid
rahim, dan lebih sedikit kehamilan ektopik. Kegagalan untuk mendokumentasikan
penurunan risiko kanker ovarium oleh Organisasi Kesehatan Dunia mungkin
mencerminkan kekuatan statistik studi yang rendah dan paritas yang tinggi pada
pengguna aset depot-medroxyprogesterone acetate.
Depot-medroksiprogesteron asetat, seperti kontrasepsi oral, dapat mengurangi risiko
penyakit radang panggul; Namun, satu-satunya penelitian terhambat oleh jumlah kecil.
Penindasan ovulasi berarti kehamilan ektopik dihapuskan dan kista ovarium jarang
terjadi.
Semakin besar jumlah pilihan yang dimiliki wanita, semakin besar kemungkinan
mereka menemukan kontrasepsi yang berfungsi baik untuk mereka. Bagi beberapa
wanita, keuntungan utama dari depotmedroxyprogesterone acetate adalah privasi dan
kemudahan penggunaan. Tidak ada seorang pun selain pengguna yang perlu tahu
tentang suntikan, dan jadwal 3 bulan bisa mudah dipertahankan bagi wanita yang tidak
keberatan dengan suntikan. Di beberapa masyarakat, injeksi dianggap manjur, dan
depot medroksiprogesteron asetat adalah kontrasepsi yang paling populer meskipun
ada perubahan perdarahan dan efek samping lainnya.
Masalah dengan Depot-Medroxyprogesterone Acetate
Masalah utama dengan depot-medroksiprogesteron asetat adalah
perdarahan
menstruasi yang tidak teratur, nyeri payudara, kenaikan berat badan, dan depresi.
Sejauh ini, masalah yang paling umum adalah perubahan perdarahan menstruasi.
Hingga 25% pasien berhenti pada tahun pertama karena perdarahan tidak teratur.
Pendarahan jarang berat; pada kenyataannya, nilai hemoglobin meningkat pada
pengguna aset depot-medroxyprogesterone. Insiden perdarahan tidak teratur adalah
70% pada tahun pertama, dan 10% setelahnya. Pendarahan dan bercak berkurang
secara progresif dengan setiap injeksi ulang sehingga setelah 5 tahun, 80% pengguna
mengalami amenore (dibandingkan dengan 10% pengguna Norplant). Dengan sediaan
103
subkutan, pola perdarahan mirip dengan produk intramuskuler; 55% mencapai
amenore pada akhir tahun pertama pengobatan dan 70% setelah 2 tahun. Pendarahan
yang tidak teratur dapat mengganggu dan mengganggu, dan, bagi banyak pasien, itu
menghambat seksualitas; Oleh karena itu, sebagian besar pengguna lebih suka
amenorea yang disertai dengan penggunaan jangka panjang.
Jika perlu, perdarahan terobosan dapat diobati dengan estrogen eksogen, estrogen
terkonjugasi 1,25 mg, atau estradiol 2 mg, diberikan setiap hari selama 7 hari. Produk
anti-inflamasi nonsteroid yang diberikan selama seminggu juga efektif, dan opsi lain
adalah dengan memberikan kontrasepsi oral selama 1-3 bulan. Memberikan suntikan
depot-medroxyprogesterone asetat lebih awal (lebih sering) tidak mengubah pola
perdarahan. Sebagian besar wanita dapat menunggu amenore tanpa pengobatan jika
mereka tahu apa yang akan terjadi seiring waktu. Mencoba untuk mengatur perdarahan
terobosan dengan siklis, paparan estradiol berulang terbukti tidak efektif. Infeksi
klamidia pada rongga endometrium bukan merupakan penyebab perdarahan tidak
teratur yang terkait dengan depot medroksiprogesteron asetat.
Dalam sebuah studi internasional besar, alasan medis paling umum untuk
menghentikan depot-medroxyprogesterone asetat selama 2 tahun pertama penggunaan
adalah sebagai berikut:
1. Sakit kepala 2,3%
2. Berat badan 2,1%
3. Pusing 1,2%
4. Nyeri perut 1,1%
5. Kecemasan 0,7%
Dalam masyarakat Barat, depresi, kelelahan, penurunan libido, dan hipertensi juga
ditemukan. Apakah medroxyprogesterone asetat menyebabkan efek samping ini sulit
diketahui karena mereka adalah keluhan yang sangat umum pada bukan pengguna
juga. Ketika dipelajari dengan seksama, tidak ada peningkatan gejala depresi yang
dapat diamati, bahkan pada wanita dengan keluhan depresi yang signifikan sebelum
perawatan.
104
Upaya untuk mendokumentasikan kenaikan berat badan yang lebih besar secara
spesifik terkait dengan depot-medroxyprogesterone asetat memiliki hasil yang
beragam, beberapa menemukan tidak ada peningkatan dan yang lainnya mengalami
peningkatan kecil (misalnya, sekitar 4 kg selama 5 tahun dalam satu studi dan 11 kg
lebih dari 10 tahun pada yang lain ). Dalam sebuah studi kohort besar yang sangat baik,
pengguna 3 tahun dari depot-medroxyprogesterone acetate meningkatkan berat badan
mereka sebesar 5,1 kg, lemak tubuh sebesar 4,1 kg, persen lemak tubuh sebesar 3,4%
dan mengembangkan peningkatan lemak sentral, lemak visceral, semua sebagian besar
di 18 bulan pertama dan kontras dengan tidak ada penambahan berat badan pada
pengguna kontrasepsi oral. Dengan metode subkutan, kenaikan berat badan rata-rata
1,5 kg diamati setelah 1 tahun dan 4,5 kg setelah 3 tahun, perubahan yang sebanding
dengan formulasi intramuskuler.132, 145, 181 Dalam studi perbandingan kohort
remaja, gadis gemuk mendapatkan lebih banyak berat (9,4 kg setelah 18 bulan) dengan
depot medroksiprogesteron asetat bila dibandingkan dengan kontrasepsi oral atau tanpa
metode hormonal.
Sebuah studi tindak lanjut longitudinal 4-5 tahun pada remaja di Afrika Selatan
mendokumentasikan sekitar 4 kg kenaikan berat badan yang lebih besar dengan
kontrasepsi suntik (keduanya depot medroksiprogesteron asetat dan norethindrone
enanthate) dibandingkan dengan yang bukan pengguna atau pengguna kontrasepsi oral.
Individu tertentu dan kelompok etnis tertentu mungkin lebih rentan terhadap kenaikan
berat badan; misalnya, peningkatan berat badan yang signifikan dilaporkan pada
wanita Navajo menggunakan depotmedroxyprogesterone acetate. Dalam sebuah
penelitian kohort prospektif, wanita yang mengalami kenaikan berat badan yang
signifikan dalam waktu 6 bulan memperoleh rata-rata sekitar 7 kg lebih dari 3 tahun,
sehingga mengidentifikasi kelompok wanita yang rentan, sekitar 25% pengguna depot
medroksiprogesteron asetat.
Apakah penambahan berat badan merupakan reaksi umum terhadap depot
medroksiprogesteron asetat atau hanya terjadi pada orang yang rentan? Jawaban untuk
pertanyaan ini terhambat oleh keterbatasan dalam studi yang tersedia. Bukti tidak
berasal dari uji coba acak (sesuatu yang mungkin tidak mungkin dilakukan). Oleh
karena itu, hasil dapat dipengaruhi oleh alasan-alasan di mana subjek memilih metode
dan respons tertentu yang memengaruhi kelanjutan dengan metode. Orang-orang yang
memilih untuk menggunakan depot medroksiprogesteron berbeda dalam status sosial
105
ekonomi mereka, praktik kontrasepsi, dan riwayat seksual; dengan demikian kesulitan
dalam mencocokkan pengguna dan bukan pengguna.
Meskipun sulit untuk memisahkan efek hormon dari dampak gaya hidup dan penuaan,
yang terbaik untuk menyimpulkan bahwa suntikan depot-medroxyprogesterone asetat
terkait dengan peningkatan kecil lemak tubuh dan berat badan, tetapi tidak secara
keseluruhan, mungkin tidak pada kebanyakan perempuan.
Ingatlah bahwa jika gejala benar-benar disebabkan oleh progestin, tidak seperti pil dan
implan, depot-medroxyprogesterone asetat membutuhkan 6-8 bulan untuk hilang
setelah injeksi terakhir. Clearance lebih lambat pada wanita yang lebih berat. Sekitar
setengah dari wanita yang menghentikan depot-medroxyprogesterone acetate dapat
mengharapkan menstruasi normal kembali dalam 6 bulan setelah injeksi terakhir, tetapi
25% akan menunggu satu tahun sebelum memulai kembali pola normal.
Beberapa
studi
prospektif
telah
menyarankan
bahwa
penggunaan
depot-
medroxyprogesterone acetate berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi serviks,
terutama klamidia dan / atau gonore. Temuan ini bisa sangat dipengaruhi oleh
ketidakmampuan untuk melakukan uji coba secara acak dan mencerminkan kesulitan
dalam mencocokkan pengguna dan bukan pengguna. Para wanita yang memilih untuk
menggunakan depot-medroksiprogesteron asetat dalam studi kohort ini sangat berbeda
dalam status sosial ekonomi mereka, praktik kontrasepsi, dan sejarah seksual; dengan
demikian hasilnya dapat mencerminkan tingkat infeksi yang lebih tinggi pada
kelompok pengguna pada awal. Penelitian belum mengaitkan penggunaan depotmedroxyprogesterone acetate dan peningkatan risiko infeksi HIV.
Anafilaksis
Pada 2010, ada tiga laporan kasus syok anafilaksis dalam beberapa menit setelah
menerima suntikan depot-medroxyprogesterone aceate intramuskular. Reaksi yang
paling mungkin untuk salah satu zat lembam hadir dalam injeksi: paraben, polietilen
glikol, dan polisorbat. Suntikan intramuskuler asetat depot-medroksiprogesteron paling
baik diberikan oleh tenaga terlatih di klinik atau kantor dengan peralatan resusitasi dan
obat-obatan yang tersedia. Belum ada reaksi yang dilaporkan dengan pemberian
subkutan.
106
Kanker Lainnya
Peningkatan risiko displasia serviks tidak dapat didokumentasikan bahkan dengan
penggunaan jangka panjang (4 tahun atau lebih) .200 Tidak ada peningkatan
adenokarsinoma atau karsinoma adenosquamous pada serviks yang dapat dideteksi
dalam penelitian WHO. Studi WHO tidak mendeteksi peningkatan risiko kanker sel
skuamosa invasif serviks pada pengguna depot-medroksiprogesteron asetat; Namun,
risiko karsinoma serviks in situ sedikit meningkat pada studi kontrol kasus WHO, dan
tidak pasti apakah ini merupakan temuan nyata atau konsekuensi dari bias yang tidak
dikenal, terutama bias deteksi. Di Selandia Baru, peningkatan sederhana dalam risiko
displasia serviks di antara pengguna depot-medroksiprogesteron asetat dapat dikaitkan
dengan peningkatan prevalensi faktor risiko yang diketahui untuk displasia di kalangan
wanita yang memilih metode kontrasepsi ini. Namun demikian, adalah bijaksana untuk
bersikeras pengawasan Pap smear tahunan pada semua pengguna kontrasepsi, apa pun
metode yang digunakan. Wanita yang berisiko lebih tinggi karena perilaku seksual
mereka (banyak pasangan, riwayat IMS) harus melakukan Pap smear setiap 6 bulan.
Pola seluler imatur pada Pap smear dari pengguna jangka panjang depotmedroxyprogesterone acetate dapat menyarankan adanya lesi premaligna intraepitel
skuamosa, tetapi biopsi dalam kasus ini menunjukkan atrofi epitel.
Seperti dicatat, depot-medroksiprogesteron asetat dikaitkan dengan pengurangan risiko
kanker endometrium, dan mungkin ada sedikit penurunan risiko kanker ovarium. Tidak
ada
bukti
bahwa
risiko
kanker
hati
diubah
dengan
penggunaan
depot-
medroxyprogesterone acetate.
Kanker Payudara
Medroxyprogesterone asetat, dalam dosis terus menerus yang besar, menghasilkan
tumor payudara pada anjing beagle (mungkin karena pada anjing progestin
merangsang sekresi hormon pertumbuhan, yang dikenal sebagai agen mammotropik
pada anjing). Ini adalah efek unik dengan anjing dan belum muncul pada wanita
setelah bertahun-tahun digunakan. Studi WHO yang sangat besar, berbasis kasus,
kontrol kasus yang dilakukan selama lebih dari 9 tahun di tiga negara berkembang
menunjukkan bahwa paparan depot-medroxyprogesterone acetate dikaitkan dengan
peningkatan risiko kanker payudara yang sangat sedikit pada penggunaan pertama 4
tahun, tetapi tidak ada bukti untuk peningkatan risiko dengan meningkatnya durasi
107
penggunaan. Jumlah kasus dengan penggunaan baru-baru ini tidak besar, dan interval
kepercayaan mencerminkan hal ini. Penjelasan yang mungkin untuk temuan ini adalah
kombinasi dari deteksi / pengawasan bias dan percepatan pertumbuhan tumor yang
sudah ada, situasi yang mirip dengan yang dijelaskan dengan kontrasepsi oral (Bab 22)
dan terapi hormon pascamenopause (Bab 18).
Dua studi kasus-kontrol berbasis populasi sebelumnya menunjukkan hubungan yang
mungkin antara kanker payudara dan depot-medroksiprogesteron asetat. Satu, dari
Kosta Rika, hanya berdasarkan 19 kasus. Yang lain, dari Selandia Baru, tidak
menemukan peningkatan risiko relatif pada pengguna yang pernah ada, tetapi memang
menemukan indikasi peningkatan risiko segera setelah memulai penggunaan pada usia
dini, lebih muda dari usia 25 tahun. Analisis yang dikumpulkan dari data WHO dan
Selandia Baru menunjukkan peningkatan risiko pada pengguna baru-baru ini dan risiko
tertinggi adalah pada wanita yang telah menerima suntikan tunggal. Risikonya, jika
nyata, sangat kecil, dan sangat mungkin bahwa saran peningkatan risiko berdasarkan
sejumlah kecil kasus belum bebas dari variabel pengganggu. Sebuah studi kasuskontrol dari Cape Town, Afrika Selatan, dan studi kasus-kontrol yang sangat besar di
AS tidak menemukan peningkatan risiko kanker payudara secara keseluruhan dan tidak
ada efek peningkatan durasi penggunaan atau penggunaan baru-baru ini.96, 199
Karena baru-baru ini penggunaan mungkin merupakan faktor kunci, perlu ditekankan
bahwa semua studi ini tidak menemukan bukti untuk peningkatan risiko kanker
payudara secara keseluruhan, dan risiko tidak meningkat dengan durasi penggunaan.
Namun, dokter harus mempertimbangkan memberi tahu pasien bahwa depotmedroxyprogesterone acetate dapat mempercepat pertumbuhan kanker okultisme yang
sudah ada. Kami berharap tumor tersebut terdeteksi pada stadium dan tingkat penyakit
sebelumnya dan dikaitkan dengan hasil yang lebih baik.
Efek Metabolik
Dampak depot-medroksiprogesteron asetat pada profil lipoprotein tidak pasti.
Meskipun beberapa gagal mendeteksi dampak buruk dan mengklaim bahwa ini
disebabkan oleh penghindaran efek lintas pertama di hati, yang lain telah menunjukkan
penurunan kolesterol HDL dan peningkatan kolesterol total dan kolesterol LDL. Dalam
uji klinis multicenter oleh Organisasi Kesehatan Dunia, dampak buruk sementara
hanya terjadi dalam beberapa minggu setelah injeksi ketika kadar darah tinggi.
108
Dampak klinis dari perubahan ini, jika ada, belum dilaporkan. Tampaknya bijaksana
untuk memonitor profil lipid setiap tahun pada wanita yang menggunakan depotmedroxyprogesterone asetat untuk jangka waktu lama. Munculnya perubahan
merugikan yang signifikan dalam kolesterol LDL dan kolesterol HDL memerlukan
pertimbangan kembali pilihan kontrasepsi.
Tidak ada perubahan klinis yang signifikan dalam metabolisme karbohidrat atau faktor
koagulasi pada wanita sehat. Seperti disebutkan sebelumnya, penggunaan kontrasepsi
progestin saja dapat meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2, terutama pada wanita
menyusui. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa risiko ini dipengaruhi oleh
berat badan awal dan kenaikan berat badan. Ada kemungkinan bahwa wanita yang
kelebihan berat badan yang sudah memiliki resistensi insulin yang signifikan menjadi
diabetes secara terang-terangan oleh efek tambahan progestin dalam lingkungan
estrogen rendah (laktasi) atau dalam keadaan estrogen yang relatif rendah (depot
medroxyprogesterone asetat). Tapi, kemungkinan berat badan berlebih adalah faktor
yang lebih kritis.
Efek pada Kepadatan Tulang
Penggunaan
kontrasepsi
depot-medroksiprogesteron
asetat
dikaitkan
dengan
kehilangan tulang jangka pendek. Ini disebabkan oleh fakta bahwa kadar estrogen
dalam darah dengan depot-medroxyprogesterone acetate relatif lebih rendah selama
periode waktu dibandingkan dengan siklus menstruasi normal, sebuah penjelasan yang
didukung oleh demonstrasi bahwa perawatan estrogen mencegah kehilangan tulang.
Kehilangan tulang pinggang dan pinggul telah didokumentasikan dalam studi crosssectional dan longitudinal. Kehilangan tulang ini juga telah diamati pada wanita yang
menerima medroxyprogesterone asetat oral dosis tinggi, 50 mg setiap hari, dosis yang
menekan
LH,
menghasilkan
mendokumentasikan
penurunan
kadar
estrogen
kepadatan
yang
tulang
rendah.
yang
.
Studi
ditingkatkan
lain
dengan
menurunkan berat badan dan durasi amenore. Sebuah studi cross-sectional Amerika
menunjukkan kehilangan tulang yang lebih besar dengan meningkatnya durasi
penggunaan, terutama pada wanita yang lebih muda, 18-21 tahun. Kehilangan tulang
sebanding dengan membandingkan intramuskuler dengan administrasi subkutan dari
depot medroksiprogesteron asetat.
109
Keropos tulang yang terkait dengan penggunaan depot medroksiprogesteron asetat
dapat diminimalkan dengan berfokus pada faktor-faktor risiko. Wanita yang berisiko
lebih besar untuk kehilangan kepadatan tulang dengan metode kontrasepsi ini adalah
mereka yang belum mengalami persalinan, yang merokok, dan yang memiliki asupan
kalsium yang tidak memadai. Suplemen kalsium dan vitamin D harus didorong pada
kebanyakan wanita, tidak hanya depot pengguna medroksiprogesteron asetat, dan
penekanan pada penghentian merokok selalu bermanfaat.
Kepadatan tulang meningkat dengan cepat dan signifikan selama masa remaja. Hampir
semua massa tulang di pinggul dan tubuh vertebral akan terakumulasi pada wanita
muda pada usia 18 tahun, dan tahun-tahun segera setelah menarche sangat penting.
Karena alasan ini, obat apa pun yang mencegah peningkatan kepadatan tulang ini dapat
meningkatkan risiko osteoporosis di kemudian hari. Studi pada remaja telah
mendokumentasikan kehilangan tulang dengan depot medroxyprogesterone acetate
dibandingkan dengan kontrol normal dan wanita muda menggunakan kontrasepsi oral.
Tapi, ada alasan untuk berharap kehilangan tulang ini pulih kembali.
Contoh kehilangan tulang yang didapat kembali adalah kehilangan tulang yang terkait
dengan laktasi. Sekresi kalsium ke dalam susu wanita menyusui sekitar dua kali lipat
kehilangan kalsium setiap hari. Pada wanita yang menyusui selama 6 bulan atau lebih,
ini disertai dengan kehilangan tulang yang signifikan bahkan dengan adanya asupan
kalsium yang tinggi. Namun, kepadatan tulang dengan cepat kembali ke level awal
dalam 6 bulan setelah disapih. Keropos tulang disebabkan oleh peningkatan resorpsi
tulang, mungkin sekunder karena tingkat estrogen yang relatif rendah terkait dengan
laktasi. Suplemen kalsium tidak berpengaruh pada kandungan kalsium ASI atau
kehilangan tulang pada wanita menyusui yang memiliki diet normal. Yang paling
penting, penelitian menunjukkan bahwa setiap kehilangan kalsium dan tulang yang
terkait dengan laktasi dengan cepat dipulihkan; oleh karena itu, tidak ada dampak pada
risiko osteoporosis pascamenopause.
Tingkat kehilangan tulang pada studi depot medroksiprogesteron asetat yang
disebutkan sebelumnya tidak separah yang diamati pada tahun-tahun awal
pascamenopause. Selain itu, jumlah kehilangan tulang ini tidak terlalu besar sehingga
tidak bisa didapat kembali. Pengukuran kepadatan tulang pada wanita yang berhenti
110
menggunakan depot-medroxyprogesterone acetate menunjukkan bahwa kehilangan itu
didapat kembali di tulang belakang lumbar tetapi tidak di leher femur dalam waktu 2
tahun bahkan setelah penggunaan jangka panjang, tetapi dalam kelompok lain dari
pengguna sebelumnya, baik kepadatan tulang belakang dan Kepadatan pinggul
diperoleh kembali dalam 3-4 tahun setelah penghentian. Sebuah studi kohort prospektif
7-tahun menunjukkan dengan tegas bahwa tulang kembali, hampir 100% dalam waktu
2 tahun setelah depot medroksiprogesteron asetat dihentikan di kedua tulang belakang
lumbar dan pinggul. Studi kohort pada remaja dan wanita muda menunjukkan
peningkatan yang sama pada tulang setelah penghentian. Yang paling penting, studi
cross-sectional pada wanita pascamenopause di Selandia Baru dan multisenter yang
besar, populasi dunia tidak dapat mendeteksi perbedaan dalam kepadatan tulang
membandingkan mantan pengguna depotmedroxyprogesterone asetat dengan pengguna
yang tidak pernah, menunjukkan bahwa setiap kehilangan tulang selama penggunaan
diperoleh kembali.
Pada tahun 2004, Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS mengindikasikan
kekhawatiran akan keropos tulang yang terkait dengan depot-medroxyprogesterone
asetat dan memperingatkan bahwa metode ini tidak boleh digunakan lebih dari 2 tahun
kecuali itu satu-satunya pilihan. Kami setuju bahwa kekhawatiran itu pantas, tetapi
tidak setuju dengan peringatan itu. Tingkat kehilangan tulang dan bukti bahwa
kehilangan tulang kembali, ditambah kesamaan dengan kehilangan tulang jinak terkait
dengan laktasi, semua berpendapat bahwa penggunaan dan durasi penggunaan depotmedroxyprogesterone asetat tidak boleh dibatasi oleh kekhawatiran ini, dan bahwa
pengukuran kepadatan tulang atau pengobatan dengan estrogen tambahan atau
bifosfonat tidak diindikasikan (dan akan mempengaruhi dan mempersulit kepatuhan).
Pada saat ini, dalam pandangan kami, kekhawatiran tentang keropos tulang seharusnya
tidak menjadi alasan untuk menghindari metode kontrasepsi ini, dan tidak perlu
memaksakan batas waktu pada durasi penggunaan. Tidak mungkin terjadi keropos
tulang yang cukup untuk meningkatkan risiko osteoporosis di kemudian hari. Namun,
wanita yang menghentikan DMPA pada atau dekat menopause mereka harus didorong
untuk menggunakan terapi hormon untuk mendapatkan kembali tulang yang hilang.
Galaktorea
111
Galaktorea tidak berhubungan dengan penggunaan depot medroksiprogesteron asetat.
Transkripsi gen prolaktin dirangsang oleh estrogen dan dimediasi oleh pengikatan
reseptor estrogen ke elemen responsif estrogen. Peningkatan prolaktin selama
kehamilan sejajar dengan peningkatan estrogen yang dimulai pada kehamilan 7-8
minggu, dan mekanisme untuk meningkatkan sekresi prolaktin diyakini sebagai
penekan estrogen dari faktor prolaktininhibisi hipotalamus, dopamin, dan stimulasi
langsung transkripsi gen prolaktin pada hipofisis di hipofisis. Meskipun membutuhkan
estrogen untuk sekresi prolaktin, stimulasi prolaktin produksi ASI dicegah oleh agen
progestasional dan jumlah farmakologis estrogen. Hanya kolostrum (terdiri dari sel-sel
epitel yang dideklamasi dan transudat) yang diproduksi selama kehamilan. Laktasi
penuh dihambat oleh progesteron, yang mengganggu aksi prolaktin pada tingkat
reseptor prolaktin sel alveolar. Baik estrogen dan progesteron diperlukan untuk
ekspresi reseptor laktogenik, tetapi progesteron memusuhi aksi positif prolaktin pada
reseptornya sendiri sementara progesteron dan jumlah androgen farmakologis
mengurangi pengikatan prolaktin. Pada tikus, penghambatan produksi protein susu
adalah karena penekanan progesteron dari ekspresi reseptor prolaktin. Untuk alasan ini,
paparan agen progestasional tingkat tinggi, seperti depot medroksiprogesteron asetat,
tidak terkait dengan masalah klinis galaktorea.
Efek pada Kesuburan Masa Depan
Keterlambatan
dalam
hamil
setelah
berhenti
menggunakan
depot-
medroxyprogesterone acetate adalah masalah yang unik untuk kontrasepsi suntik;
semua metode sementara lainnya memungkinkan pengembalian kesuburan yang lebih
cepat.249 Namun, medroxyprogesterone acetate tidak secara permanen menekan
fungsi ovarium, dan kekhawatiran bahwa infertilitas dengan fungsi menstruasi yang
tertekan mungkin disebabkan oleh depot-medroxyprogesterone asetat belum didukung
oleh data epidemiologis. Tingkat kehamilan pada wanita yang menghentikan injeksi
karena keinginan untuk hamil adalah normal.250 Pada 18 bulan setelah injeksi
terakhir, 90% pengguna depot-medroxyprogesterone asetat menjadi hamil, proporsi
yang sama dengan metode lain.251 Penundaan untuk pembuahan adalah sekitar 9
bulan setelah injeksi terakhir, dan penundaan tidak meningkat dengan meningkatnya
durasi penggunaan. Karena keterlambatan ini, wanita yang ingin hamil segera setelah
menghentikan
kontrasepsi
mereka
tidak
boleh
menggunakan
depot-
112
medroksiprogesteron asetat. Fungsi menstruasi yang ditekan bertahan lebih dari 18
bulan setelah injeksi terakhir bukan karena obat dan layak dievaluasi.
Menentukan Menopause pada Pengguna Jangka Panjang
Depot medroksiprogesteron asetat akan mencegah munculnya dua penanda umum
untuk timbulnya menopause: hilangnya periode menstruasi dan panas memerah.
Meskipun risikonya kecil setelah usia 50 tahun, kehamilan masih mungkin terjadi pada
beberapa wanita. Mengetahui seorang wanita pascamenopause penting untuk
meminimalkan, jika tidak menghilangkan, risiko kehamilan, dan ada alasan untuk
khawatir atas keadaan estrogen yang relatif rendah terkait dengan depot
medroksiprogesteron asetat. Sekresi hormon perangsang folikel (FSH) diatur oleh
estrogen dan inhibin, dan oleh karena itu jumlah farmakologis progestin tidak
mengembalikan kadar FSH pascamenopause ke kadar pramenopause. Keandalan yang
lebih besar dalam mengukur FSH dicapai dengan metode kontrasepsi suntik jika
sampel darah diperoleh sebelum injeksi terjadwal berikutnya. Kami enggan untuk
mengikuti praktik empiris yang memungkinkan wanita untuk melanjutkan kontrasepsi
oral hingga usia 55 karena kami percaya ada beberapa urgensi untuk secara cepat
memindahkan pasien dari keadaan estrogen rendah yang terkait dengan depot
medroxyprogesterone asetat ke manfaat awal yang diberikan oleh program
pascamenopause. terapi hormon. Kami merekomendasikan pengukuran FSH setiap
tahun dimulai pada usia 50. Tingkat FSH lebih besar dari 20 mIU / mL adalah
indikator pascamenopause, meskipun tingkat 35-40 mIU / mL dianggap lebih dapat
diandalkan.
Kontrasepsi Suntikan Jangka Pendek
Kombinasi estrogen dan progestin yang dapat disuntikkan setiap bulan atau setiap
bulan bukanlah hal baru, telah dikembangkan selama beberapa dekade. Metode
kontrasepsi ini populer di Cina, Amerika Latin, dan Asia Timur. Sediaan yang banyak
digunakan di Cina terdiri dari 250 mg 17a-hydroxyprogesterone caproate dan 5 mg
estradiol valerate, yang dikenal sebagai Chinese Injectable No.1. Sebuah penelitian
besar lanjutan terhadap wanita Cina menyimpulkan bahwa suntikan bulanan ini
dikaitkan dengan penurunan yang signifikan pada kanker endometrium dan tidak ada
peningkatan kanker lainnya, termasuk kanker payudara.
113
Lunelle (juga disebut Cyclofem, Cyclo-Provera, Feminena, atau Lunella)
Lunelle terdiri dari 25 mg depot-medroxyprogesterone acetate dan 5 mg estradiol
cypionate dan diberikan setiap 28-30 hari (tidak lebih dari 33 hari) sebagai injeksi
intramuskuler
yang
dalam.
Metode
ini
sama
efektifnya
dengan
depot-
medroxyprogesterone acetate, tetapi menghindari masalah ketidakteraturan menstruasi
dan perdarahan hebat, serta amenore. Selain itu, metode ini dapat dibalik dengan cepat;
tingkat kesuburan setelah penghentian serupa dengan kontrasepsi oral. Selain perlunya
injeksi bulanan, kerugian lain adalah kemungkinan kombinasi estrogen dan progestin
akan menghambat laktasi. Persyaratan untuk injeksi bulanan dapat dibuat lebih nyaman
dengan menggunakan perangkat otomatis untuk administrasi sendiri. Sekitar 80%
wanita yang amenoreik pada depot-medroxyprogesterone acetate akan mengalami
perdarahan vagina jika beralih ke Lunelle.264 Kontraindikasi, kekhawatiran, masalah,
dan kemungkinan manfaat yang dilaporkan dengan kontrasepsi oral yang sama harus
diterapkan pada Lunelle.
Norethindrone Ethanthate
Norethindrone enanthate diberikan dalam dosis 200 mg secara intramuskuler setiap 2
bulan. Progestin ini bekerja dengan cara yang sama seperti depot-medroxyprogesterone
acetate, dan memiliki masalah yang sama. Kombinasi (Mesigyna, Norigynon,
Noristerat, Norigest, NET-EN) dari norethindrone enanthate (50 mg) dengan estradiol
valerate (5 mg) yang diberikan setiap bulan memberikan kontrasepsi yang efektif
dengan kontrol siklus yang baik. Dibandingkan dengan Lunelle, kombinasi ini
memiliki lebih sedikit masalah pendarahan. Kesuburan kembali dengan cepat (1 bulan)
setelah penghentian.
Dihydroxyprogesterone Acetophenide dan Estradiol Enanthate
Kombinasi 150 mg dihydroxyprogesterone acetophenide dengan 10 mg estradiol
enanthate (berbagai nama merek) adalah kontrasepsi suntik yang paling banyak
digunakan di Amerika Latin. Seperti dengan Lunelle dan kombinasi norethindrone,
rejimen bulanan memungkinkan perdarahan siklik yang teratur, dan bahkan berkurang.
Dosis yang lebih rendah (90 mg dihydroxyprogesterone acetophenide dan 6 mg
estradiol enanthate) memberikan kontrasepsi efektif yang sama dengan dosis yang
lebih tinggi dengan pola perdarahan yang serupa.
114
KONTRASEPSI INTRAUTERIN
Kontrasepsi intrauterin digunakan oleh lebih dari 180 juta wanita di seluruh dunia,
tetapi hanya sekitar 3 juta di antaranya adalah orang Amerika. Meningkatnya
kebutuhan akan kontrasepsi reversibel di A.S. akan dilayani dengan baik dengan
meningkatkan pemanfaatan kontrasepsi intrauterin dengan perangkat intrauterin (IUD).
Kemanjuran IUD modern dalam penggunaan aktual lebih unggul daripada kontrasepsi
oral. Masalah dengan penggunaan IUD dapat diminimalkan hingga tingkat efek
samping minor yang sangat rendah dengan penyaringan dan teknik yang cermat.
Sayangnya, dokter di AS masih memiliki pengetahuan dan pelatihan kontrasepsi dalam
kandungan yang terbatas. Kami berharap bahwa dokter dan pasien Amerika akan
"menemukan kembali" metode kontrasepsi yang sangat baik ini.
Sejarah
Sebuah kisah yang sering diceritakan, tetapi tidak terdokumentasi dengan baik
memberikan penggunaan alat kontrasepsi pertama untuk pengemudi karavan yang
diduga menggunakan batu intrauterin untuk mencegah kehamilan di unta mereka
selama perjalanan panjang.
Cikal bakal IUD modern adalah pessary batang kecil yang digunakan pada 1800-an,
struktur kecil seperti kancing yang menutupi pembukaan serviks dan melekat pada
batang yang memanjang ke dalam kanal serviks. Tidak pasti apakah alat pesarium ini
digunakan untuk kontrasepsi, tetapi sepertinya ini memang dimaksudkan. Pada tahun
1902, alat pencegah kehamilan yang meluas ke rahim dikembangkan oleh Hollweg di
Jerman dan digunakan untuk kontrasepsi. Alat pencegah kehamilan ini dijual untuk
pemasangan sendiri, tetapi bahaya infeksi sangat besar, sehingga menimbulkan
kecaman dari komunitas medis.
Pada tahun 1909, Richter, di Jerman, melaporkan keberhasilan dengan cincin catwut
ulat sutera yang memiliki kawat nikel dan perunggu yang menonjol di leher rahim. Tak
lama setelah itu, Pust menggabungkan cincin Richter dengan pessary tipe tombol lama
dan mengganti kawat dengan benang catgut. IUD ini digunakan selama Perang Dunia I
di Jerman, meskipun literatur Jerman dengan cepat melaporkan infeksi dengan
115
pemasangan dan penggunaannya. Pada 1920-an, Gräfenberg mengangkat ekor dan
pessary karena dia percaya ini adalah penyebab infeksi. Dia melaporkan
pengalamannya pada tahun 1930, menggunakan cincin yang terbuat dari perak, emas,
dan kemudian baja.
Cincin Gräfenberg berumur pendek, menjadi korban filsafat politik Nazi yang sangat
menentang kontrasepsi. Gräfenberg dipenjara, tetapi kemudian dia berhasil melarikan
diri dari Jerman, sekarat di Kota New York pada tahun 1955. Dia tidak pernah
menerima pengakuan bahwa itu adalah haknya.
Cincin Gräfenberg dikaitkan dengan tingkat pengusiran yang tinggi. Ini diselesaikan
oleh Ota di Jepang yang menambahkan struktur pendukung ke pusat cincin emas atau
peraknya pada tahun 1934. Ota juga menjadi korban politik Perang Dunia II (ia dikirim
ke pengasingan), tetapi cincinnya terus digunakan.
Cincin Gräfenberg dan Ota pada dasarnya dilupakan oleh seluruh dunia selama Perang
Dunia II. Kesadaran akan ledakan populasi dan dampaknya mulai tumbuh dalam dua
dekade pertama setelah Perang Dunia II. Pada tahun 1959, laporan dari Jepang dan
Israel oleh Ishihama dan Oppenheimer sekali lagi membangkitkan minat pada cincin.
Laporan Oppenheimer ada di American Journal of Obstetrics and Gynecology, dan
beberapa ahli ginekologi Amerika dirangsang untuk menggunakan cincin perak atau
sutra, dan yang lainnya untuk mengembangkan perangkat mereka sendiri. Pada 1960an dan 1970-an, IUD berkembang pesat. Teknik dimodifikasi dan sejumlah besar jenis
diperkenalkan. Berbagai perangkat yang dikembangkan pada 1960-an terbuat dari
plastik (polietilen) yang diresapi dengan barium sulfat sehingga akan terlihat pada xray. The Margulies Coil, dikembangkan oleh Lazer Margulies pada tahun 1960 di Mt.
Rumah Sakit Sinai di New York City, adalah perangkat plastik pertama dengan
memori, yang memungkinkan penggunaan inserter dan konfigurasi ulang bentuk ketika
dikeluarkan ke rahim. Coil adalah alat besar (pasti menyebabkan kram dan
pendarahan), dan ekor plastik kerasnya terbukti berisiko bagi pasangan pria.
Pada tahun 1962, Dewan Populasi, atas saran Alan Guttmacher, yang pada tahun itu
menjadi presiden Federasi Planned Parenthood of America, menyelenggarakan
konferensi internasional pertama tentang IUD di New York City. Di konferensi inilah
116
Jack Lippes of Buffalo menyajikan pengalaman dengan perangkatnya, yang untungnya
seperti yang akan kita lihat, memiliki benang filamen tunggal sebagai ekor, IUD
pertama yang menggunakan ekor untuk menetapkan posisi dan untuk memudahkan
pemindahan. The Margulies Coil dengan cepat digantikan oleh Lippes Loop.
Diakuisisi oleh Ortho Pharmaceutical Corporation pada tahun 1966, IUD dengan cepat
menjadi IUD yang paling banyak diresepkan di AS pada tahun 1970-an. Dewan
Kependudukan memperoleh hak internasional untuk Lippes Loop, dan itu menjadi
digunakan oleh jutaan wanita di seluruh dunia.
Mantan pilot uji coba dan insinyur Perang Dunia II, Paul H. Bronnenkant, sedang
membuat komponen plastik untuk jukebox di perusahaannya, Hallmark Plastics, yang
terletak di sebelah Pabrik Wurlitzer di Buffalo. Pendaftaran Lippes pada Bronnenkant
pada tahun 1959 untuk mengembangkan lingkaran polietilen dan barium sulfatnya
begitu sukses sehingga Bronnenkant menjadi pendukung yang energetik dari Lippes
Loop; dia membawa cetakan logam berat di Timur Jauh untuk membangun produksi
lokal. Sebuah perusahaan yang berhasil, Finishing Enterprises, disutradarai oleh putra
Bronnenkant, Lance Bronnenkant, adalah perusahaan asli dan merupakan produsen
berkelanjutan dari TCu-380A sejak persetujuan AS pada tahun 1984. Awal tahun 2004,
sebuah afiliasi dari Perusahaan Finishing, FEI Women's Health, diasumsikan tanggung
jawab untuk pembuatan dan pemasaran IUD ParaGard TCu-380A di AS Pada tahun
2005, FEI Women's Health diakuisisi oleh Duramed Pharmaceuticals, anak perusahaan
Barr Pharmaceuticals.
Konferensi tahun 1962 juga mengarah pada pengorganisasian sebuah program yang
didirikan oleh Population Council, di bawah arahan Christopher Tietze, untuk
mengevaluasi IUD, Program Statistik Kooperatif. Laporan Kemajuan Kesembilan pada
tahun 1970 adalah perbandingan penting kemanjuran dan masalah dengan berbagai
IUD yang digunakan.
Banyak perangkat lain datang, tetapi, dengan pengecualian dari empat ukuran Lippes
Loops dan dua Saf-T-Coils, mereka memiliki penggunaan yang terbatas. Perangkat
stainless steel yang menggabungkan mata air dirancang untuk mengompres agar
mudah dimasukkan, tetapi gerakan perangkat ini memungkinkannya untuk tertanam di
117
dalam rahim, membuatnya terlalu sulit untuk dilepaskan. Musim Semi Majzlin adalah
contoh yang tak terlupakan.
The Dalkon Shield diperkenalkan pada tahun 1970. Dalam 3 tahun, insiden tinggi
infeksi panggul diakui. Tidak ada keraguan bahwa masalah dengan Dalkon Shield
disebabkan oleh konstruksi yang rusak, ditunjukkan sejak tahun 1975 oleh Tatum.10
Ekor beraneka ragam (ratusan serat tertutup dalam selubung plastik) dari Dalkon
Shield menyediakan jalur bagi bakteri untuk naik dilindungi dari penghalang lendir
serviks.
Meskipun penjualan dihentikan pada tahun 1975, seruan untuk menghapus semua
Dalkon Shields tidak dikeluarkan sampai awal 1980-an. Banyaknya wanita dengan
infeksi panggul menyebabkan banyak tuntutan hukum terhadap perusahaan farmasi,
yang pada akhirnya menyebabkan kebangkrutannya. Sayangnya, masalah Dalkon
Shield mencemari semua IUD, dan untuk waktu yang lama, media dan publik di A.S.
secara tidak tepat menganggap semua IUD dengan cara tunggal, generik.
Tentang waktu diperkenalkannya Perisai Dalkon, Senat AS melakukan audiensi
tentang keamanan kontrasepsi oral. Wanita muda yang berkecil hati
dari menggunakan kontrasepsi oral setelah pemeriksaan ini beralih ke IUD, terutama
Dalkon Shield, yang dipromosikan sebagai cocok untuk wanita nulipara. Perubahan
dalam perilaku seksual pada 1960-an dan 1970-an, dan kegagalan untuk menggunakan
kontrasepsi pelindung (kondom dan kontrasepsi oral), menyebabkan epidemi infeksi
menular seksual (IMS) dan penyakit radang panggul (PID) di mana IUD bertanggung
jawab secara parsial.
Studi epidemiologi pertama tentang hubungan antara IUD dan PID menggunakan
wanita yang bergantung pada kontrasepsi oral atau metode penghalang sebagai kontrol,
dan yang, oleh karena itu, risiko PID berkurang dibandingkan dengan pengguna
nonkontraktor dan IUD. Selain itu, studi pertama ini gagal mengendalikan karakteristik
perilaku seksual yang sekarang diterima sebagai faktor risiko untuk PID (banyak
pasangan, usia dini pada hubungan seksual pertama, dan peningkatan frekuensi
hubungan seksual) .14 Dalkon Shield memperbesar risiko. dikaitkan dengan IUD
karena tingkat kegagalan yang tinggi pada wanita muda yang sudah berisiko IMS
118
menyebabkan aborsi spontan septik dan, dalam beberapa kasus, kematian. Laporanlaporan dari peristiwa-peristiwa ini membuat publik Amerika menganggap semua IUD
sebagai berbahaya, termasuk yang, tidak seperti Dalkon Shield, telah menjalani uji
klinis yang luas dan pengawasan pasca-pemasaran.
Tahun 1980-an melihat penurunan penggunaan IUD di AS karena produsen
menghentikan pemasaran sebagai respons terhadap beban litigasi. Terlepas dari
kenyataan bahwa sebagian besar tuntutan hukum terhadap perangkat tembaga
dimenangkan oleh pabrikan, biaya pertahanan dikombinasikan dengan menurunnya
penggunaan mempengaruhi pengembalian keuangan. Harus ditekankan bahwa
tindakan ini adalah hasil dari keputusan bisnis perusahaan terkait dengan keprihatinan
untuk keuntungan dan kewajiban, bukan karena alasan medis atau ilmiah. Tidak
sampai tahun 1988 IUD dikembalikan ke pasar A.S.
Alasan untuk penurunan A.S adalah ketakutan konsumen terhadap infeksi panggul
terkait IUD. Pukulan terakhir IUD di AS datang pada tahun 1985 dengan publikasi dua
laporan yang menunjukkan bahwa penggunaan IUD dikaitkan dengan infertilitas tuba.
Kemudian, penelitian yang lebih terkontrol mengidentifikasi Dalkon Shield sebagai
perangkat berisiko tinggi dan gagal menunjukkan hubungan antara PID dan IUD
lainnya, kecuali selama periode tidak lama setelah pemasangan. Upaya untuk
menunjukkan bahwa situasinya berbeda untuk IUD tembaga, dan bahwa, pada
kenyataannya, penyakit radang panggul tidak meningkat pada wanita dengan pasangan
seksual tunggal, gagal untuk mencegah penarikan IUD dari pasar Amerika dan reaksi
negatif terhadap IUD tembaga. IUD oleh publik Amerika. Ironisnya, IUD menurun di
negara yang mengembangkan IUD modern.
Jumlah wanita usia reproduksi yang menggunakan alat kontrasepsi di AS menurun dua
pertiga dari tahun 1982 hingga 1988 dan selanjutnya menurun pada tahun 1995, dari
7,1% menjadi 2% menjadi 0,8%, masing-masing. Sejak 1995, penggunaan IUD di AS
telah meningkat hingga 5%, yang mencerminkan popularitas sistem levonorgestrelreleasing. Di seluruh dunia, IUD adalah metode kontrasepsi reversibel yang paling
banyak digunakan; Saat ini, lebih dari 180 juta wanita menggunakan IUD, 16,5%
wanita usia reproduksi di negara berkembang dan 9,4% di negara maju.
119
IUD Modern
Penambahan tembaga ke IUD disarankan oleh Jaime Zipper of Chile, yang
percobaannya dengan logam menunjukkan bahwa tembaga bertindak secara lokal pada
endometrium. Howard Tatum di AS mengkombinasikan saran Zipper dengan
pengembangan bentuk-T untuk mengurangi reaksi uterus pada kerangka struktural dan
menghasilkan tembaga-T. IUD tembaga pertama memiliki luka kawat tembaga di
sekitar poros lurus T, TCu-200 (200 mm2 kawat tembaga terbuka), juga dikenal
sebagai Tatum-T. Alasan Tatum adalah bahwa bentuk-T akan sesuai dengan bentuk
rahim berbeda dengan IUD lain yang mengharuskan uterus menyesuaikan dengan
bentuknya. Selain itu, IUD-Cu dapat jauh lebih kecil daripada IUD plastik sederhana
dan masih memberikan kontrasepsi yang efektif. Studi menunjukkan bahwa tembaga
memberikan efeknya sebelum implantasi sel telur yang dibuahi; itu mungkin
spermicidal, atau mungkin mengurangi motilitas sperma atau kapasitas pembuahan.
Penambahan tembaga ke IUD dan pengurangan ukuran dan struktur bingkai
meningkatkan toleransi, menghasilkan lebih sedikit kepindahan untuk rasa sakit dan
perdarahan.
Cu-7 dengan batang luka tembaga dikembangkan pada tahun 1971 dan dengan cepat
menjadi perangkat paling populer di AS. Baik Cu-7 dan Tatum-T ditarik dari pasar
A.S. pada tahun 1986 oleh G.D. Searle and Company.
Namun perkembangan IUD terus berlanjut. Lebih banyak tembaga ditambahkan oleh
peneliti Population Council, yang mengarah ke TCu-380A (380 mm2 luas permukaan
tembaga yang terbuka) dengan luka tembaga di sekitar batang ditambah selongsong
tembaga di setiap lengan horizontal. "A" dalam TCu-380A adalah untuk lengan,
menunjukkan pentingnya lengan tembaga. Membuat tembaga padat dan tubular
meningkatkan efektivitas dan umur IUD. TCu-380A telah digunakan di lebih dari 30
negara sejak 1982, dan, pada 1988, dipasarkan di AS sebagai "ParaGard."
Jenis-jenis IUD
IUD tanpa obat
Lippes Loop, terbuat dari plastik (polietilen) yang diresapi dengan barium sulfat, masih
digunakan di seluruh dunia (kecuali di AS). Cincin stainless steel fleksibel banyak
120
digunakan di Cina tetapi tidak di tempat lain sampai 1994 ketika IUD tembaga
diamanatkan.
IUD tembaga
IUD tembaga pertama dilukai dengan luas permukaan kawat 200 hingga 250 mm2, dan
dua di antaranya masih tersedia (kecuali di AS): TCu-200 dan Multiload-250. IUD
tembaga yang lebih modern mengandung lebih banyak tembaga, dan bagian dari
tembaga adalah dalam bentuk selongsong tabung yang solid, bukan kawat,
meningkatkan kemanjuran dan memperpanjang umur. Kelompok IUD ini diwakili di
AS oleh TCu-380A (ParaGard) dan di seluruh dunia oleh TCu-220C, Nova T, dan
Multiload-375. Sof-T adalah IUD tembaga yang hanya digunakan di Swiss.
TCu-380A adalah perangkat berbentuk T dengan bingkai polietilen yang memegang
380 mm2 luas permukaan tembaga yang terbuka yang menyediakan kontrasepsi
selama setidaknya 10 tahun. Meskipun datanya jarang, memakai TCu-380A selama 20
tahun hanya membawa risiko kehamilan yang sangat kecil. Kawat tembaga elektrolit
murni yang luka di sekitar batang 36-mm berbobot 176 mg, dan lengan tembaga di
lengan horizontal berbobot 66,5 mg. Sebuah polietilen monofilamen diikat melalui
bola 3 mm pada batang, menyediakan dua benang putih untuk deteksi dan
penghapusan. Bola di bagian bawah batang membantu mengurangi risiko perforasi
serviks. Bingkai IUD mengandung barium sulfat, membuatnya radiopak. TCu-380Ag
identik dengan TCu-380A, tetapi kawat tembaga pada batang memiliki inti perak untuk
mencegah fragmentasi dan memperpanjang umur tembaga. TCu-380 Slimline memiliki
selongsong tembaga rata di ujung lengan horizontal untuk memudahkan pemuatan dan
pemasangan yang lebih mudah. Kinerja TCu-380Ag dan TCu-380 Slimline sama
dengan TCu-380A.
Multiload-375 memiliki 375 mm2 luka kawat tembaga di sekitar batangnya. Lengan
fleksibel dirancang untuk meminimalkan pengusiran. Ini adalah perangkat yang
populer di banyak bagian dunia. Multiload-375 dan TCu-380A serupa dalam efisiensi
dan kinerjanya.
Nova T mirip dengan TCu-200, mengandung 200 mm tembaga; Namun, Nova T
memiliki inti perak pada kawat tembaga, lengan fleksibel, dan loop besar dan fleksibel
121
di bagian bawah untuk menghindari cedera pada jaringan serviks. Ada beberapa
kekhawatiran bahwa kemanjuran Nova T menurun setelah 3 tahun dalam data
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO); Namun, hasil dari Finlandia dan Skandinavia
menunjukkan tingkat kehamilan yang rendah dan stabil selama 5 tahun penggunaan.
IUD CuSAFE-300 memiliki 300 mm2 tembaga pada lengan vertikal dan lengan
melintang dengan ujung bengkok tajam yang disesuaikan dengan rongga rahim dan
membantu menahan IUD ini di fundus. Itu terbuat dari plastik yang lebih fleksibel dan
lebih kecil dari dua IUD paling populer di dunia, TCu-380A dan Multiload-375.
Tingkat kehamilan dengan CuSAFE300 sebanding dengan dua perangkat ini, tetapi
tingkat penghilangan rasa sakit dan perdarahan dilaporkan lebih rendah.
IUD yang Melepaskan Hormon
LNG-IUS (sistem intrauterin pelepas levonorgestrel, Mirena), diproduksi oleh
Schering-Oy di Finlandia, melepaskan levonorgestrel 20 mg invro per hari.33
Perangkat berbentuk T ini memiliki kerah yang melekat pada lengan vertikal, yang
berisi 52 mg levonorgestrel tersebar dalam polydimethylsiloxane dan dirilis pada
tingkat 20 mg / hari in vivo, menurun secara progresif (mencapai setengah dari laju
awal setelah 5 tahun). IUS levonorgestrel disetujui selama 5 tahun, tetapi berlangsung
selama 7 tahun, dan mungkin hingga 10 tahun, dan mengurangi kehilangan darah
menstruasi dan tingkat infeksi panggul.
IUS levonorgestrel hampir sama efektifnya dengan ablasi endometrium untuk
pengobatan menoragia. Efek progestin lokal yang diarahkan ke endometrium dapat
digunakan pada pasien dengan tamoxifen, 39 pasien dengan dismenore, dan pada
wanita pascamenopause yang menerima terapi estrogen. Perangkat berbentuk T yang
sedikit lebih kecil yang melepaskan levonorgestrel 20 mg setiap hari disebut Femilis
LNG-IUS. Perangkat yang lebih kecil yang melepaskan levonorgestrel 5 atau 10 mg
telah dikembangkan di Eropa untuk digunakan setidaknya 5 tahun pada wanita
pascamenopause.
IUD lainnya
Ombrelle-250 dan Ombrelle-380, yang dirancang agar lebih fleksibel untuk
mengurangi pengusiran dan efek samping, telah dipasarkan di Prancis. IUD tanpa
122
bingkai, FlexiGard (juga dikenal sebagai Cu-Fix atau GyneFIX), ditemukan oleh Dirk
Wildemeersch pada tahun 1983 di Belgia, terdiri dari 6 lengan tembaga (330 mm2
tembaga) yang dirangkai pada benang bedah nilon (polypropylene) yang diikat di satu
ujung. Simpul didorong ke miometrium selama pemasangan dengan jarum berlekuk
yang berfungsi seperti tombak mini. Karena tidak berbingkai, ia memiliki tingkat
pengangkatan yang rendah untuk perdarahan atau rasa sakit, tetapi pemasangan yang
lebih sulit dapat menghasilkan tingkat pengusiran yang lebih tinggi. Namun, ketika
dimasukkan oleh dokter yang berpengalaman, tingkat pengusiran sangat rendah, dan
perangkat ini sangat cocok untuk wanita nulligravid dan nulliparous. IUD ini semakin
populer di Eropa. Sistem yang lebih pendek dikombinasikan dengan reservoir untuk
pelepasan berkelanjutan levonorgestrel 14 mg per hari (FibroPlant) sedang diuji untuk
penggunaan perimenopause dan pascamenopause. FibroPlant secara efektif mengobati
hiperplasia endometrium dan menoragia.
Mekanisme Kerja
Tindakan kontrasepsi dari semua IUD terutama di rongga rahim. Ovulasi tidak
terpengaruh, dan IUD bukan abortifasien. Saat ini diyakini bahwa mekanisme kerja
IUD adalah produksi lingkungan intrauterin yang bersifat spermisida.
IUD non medikasi tergantung pada kontrasepsi pada reaksi umum uterus terhadap
benda asing. Dipercayai bahwa reaksi ini, suatu respons inflamasi steril, menghasilkan
cedera jaringan dalam derajat ringan tetapi cukup memadai untuk menjadi spermisida.
Sangat sedikit, jika ada, sperma mencapai sel telur di saluran tuba. Biasanya
membelah, sel telur yang dibuahi tidak dapat diperoleh dengan pembilasan tuba pada
wanita dengan IUD berbeda dengan nonkontraktor, menunjukkan kegagalan sperma
untuk mencapai sel telur, dan, dengan demikian, pembuahan tidak terjadi. Pada wanita
yang menggunakan IUD tembaga, tes sensitif untuk human chorionic gonadotropin
(hCG) tidak menemukan bukti pembuahan. Ini konsisten dengan fakta bahwa IUD-Cu
melindungi terhadap kehamilan intrauterin dan ektopik.
IUD tembaga melepaskan garam tembaga dan garam tembaga yang memiliki dampak
biokimia dan morfologis pada endometrium dan juga menghasilkan perubahan pada
lendir serviks dan sekresi endometrium. Tidak ada peningkatan yang terukur dalam
kadar tembaga serum. Tembaga memiliki banyak aksi spesifik, termasuk peningkatan
123
produksi prostaglandin dan penghambatan berbagai enzim endometrium. IUD tembaga
dikaitkan dengan respons inflamasi, ditandai oleh produksi di endometrium peptida
sitokin yang dikenal sebagai sitotoksik. Efek spermisida tambahan mungkin terjadi di
lendir serviks.
IUD yang melepaskan progestin menambah aksi endometrium progestin pada reaksi
benda asing. Endometrium menjadi desidualisasi dengan atrofi kelenjar. IUD progestin
mungkin memiliki dua mekanisme aksi: penghambatan implantasi dan penghambatan
kapasitas
sperma,
penetrasi,
dan
kelangsungan
hidup.
Levonorgestrel
IUS
menghasilkan konsentrasi progestin dalam serum sekitar setengah dari Norplant
sehingga perkembangan folikel ovarium dan ovulasi juga sebagian terhambat; setelah
tahun pertama, siklus ovulasi pada 50-75% wanita, terlepas dari pola perdarahannya.
Akhirnya, IUD progestin mengentalkan lendir serviks, menciptakan penghalang untuk
penetrasi sperma.
Setelah pengangkatan IUD, lingkungan intrauterin normal dipulihkan dengan cepat.
Dalam penelitian besar, tidak ada penundaan, terlepas dari lama penggunaan, dalam
mencapai kehamilan pada tingkat normal, yang memungkiri pernyataan bahwa
penggunaan IUD berhubungan dengan infeksi yang menyebabkan infertilitas. Tidak
ada perbedaan signifikan dalam tingkat kehamilan kumulatif antara wanita parous dan
nulipara atau nulligravida.
IUS levonorgestrel dapat dikaitkan dengan sedikit peningkatan pembentukan kista
ovarium, tetapi asimptomatik dan sembuh secara spontan. Peningkatan risiko
trombosis vena belum teramati pada pengguna levonorgestrel IUS.
Manfaat Nonkontrasepsi dengan Levonorgestrel IUS
Karena dampak yang menguntungkan dari progestin yang dilepaskan secara lokal pada
endometrium, levonorgestrel IUS sangat efektif untuk pengobatan menorrhagia, lebih
efektif daripada pemberian progestin oral, kontrasepsi steroid, atau inhibitor sintesis
prostaglandin, dan lebih baik dibandingkan dengan perawatan bedah (histerektomi atau
ablasi endometrium).
124
IUD progestin dengan cepat mengurangi dismenore dan kehilangan darah menstruasi
(sekitar 40-50%); dengan levonorgestrel IUS, perdarahan dari waktu ke waktu dapat
dikurangi hingga 90% dan sekitar 30-40% wanita menjadi amenore 1 tahun setelah
pemasangan. Rata-rata kadar hemoglobin dan zat besi jangka panjang meningkat
dibandingkan dengan nilai preinsersi.
Pendarahan bahkan berkurang dengan adanya leiomioma. Ada beberapa bukti bahwa
IUD ini mengurangi prevalensi mioma dan volume uterus di hadapan mioma. Tidak
semua wanita dengan mioma merespons positif IUS levonorgestrel; ini biasanya
karena adanya mioma submukosa. IUS levonorgestrel juga secara efektif mengurangi
volume uterus dan mengurangi dismenore sekunder akibat adenomiosis.
Wanita dengan gangguan hemostatik, seperti penyakit von Willebrand, dan wanita
yang antikoagulan umumnya mengalami perdarahan menstruasi yang berat. Penyisipan
levonorgestrel IUS secara efektif mengurangi jumlah perdarahan pada banyak pasien,
tetapi tidak semua, dari pasien ini, dan ada saran bahwa seiring waktu efek
menguntungkan berkurang dan penggantian lebih awal diperlukan.
Dalam uji coba acak 5 tahun yang membandingkan IUD tembaga dengan IUS
levonorgestrel, infeksi panggul lebih rendah daripada kejadian pada populasi umum
dengan kedua perangkat, tetapi tingkat dengan IUS levonorgestrel secara signifikan
lebih rendah dibandingkan dengan IUD tembaga.
IUS levonorgestrel telah berhasil digunakan untuk mengobati endometriosis, dan
terutama nyeri panggul dan dismenore yang berhubungan dengan endometriosis. Hasil
bahkan mungkin lebih baik daripada dengan pengobatan agonis GnRH. 106
Keuntungan dari levonorgestrel IUS pengobatan endometriosis meliputi efikasi
bertahun-tahun, efek samping yang lebih sedikit, dan kontrasepsi.
IUS levonorgestrel secara efektif melindungi endometrium terhadap hiperplasia dan
polip pada wanita yang menggunakan tamoxifen atau terapi estrogen pascamenopause.
Sebagai tambahan, IUD ini dapat digunakan untuk mengobati hiperplasia
endometrium. Studi perbandingan menunjukkan bahwa IUS levonorgestrel sama
efektifnya, dan mungkin lebih baik daripada pengobatan standar dengan progestin oral.
125
Namun, persistensi atypia pada follow-up biopsi setelah 6 bulan merupakan indikasi
bahwa regresi tidak mungkin terjadi.
Meskipun levonorgestrel IUD dengan penuh percaya diri memberikan perlindungan
yang baik terhadap hiperplasia endometrium, dokter harus mempertahankan
kecurigaan yang tinggi terhadap penyakit yang tidak biasa.
perdarahan (perdarahan yang terjadi setelah periode amenore substansial) dan secara
agresif menilai endometrium. Setidaknya dua kasus adenokarsinoma endometrium
telah diidentifikasi pada pengguna levonorgestrel IUS. Sebagaimana dicatat, banyak
penelitian telah mendokumentasikan perlindungan terhadap dan bahkan regresi
hiperplasia endometrium.
Kemanjuran IUD
Kehamilan dalam Rahim
TCu-380A disetujui untuk digunakan di AS selama 10 tahun. Namun, TCu-380A telah
terbukti mempertahankan kemanjurannya selama setidaknya 12 tahun penggunaan.119
Seperti yang disebutkan sebelumnya, berdasarkan sejumlah kecil pengguna jangka
panjang, memakai TCu-380A selama 20 tahun membawa risiko yang sangat kecil.
kehamilan. TCu-200 disetujui selama 4 tahun dan Nova T selama 5 tahun. IUD
levonorgestrel dapat digunakan setidaknya 7 tahun dan mungkin selama 10 tahun.
Perangkat levonorgestrel yang melepaskan levonorgestrel 15-20 mg per hari sama
efektifnya dengan IUD tembaga baru yang mengandung lebih dari 250 mm2 luas
permukaan tembaga. IUD non-medis tidak perlu diganti. Endapan garam kalsium pada
IUD dapat menghasilkan struktur yang mengiritasi endometrium. Jika perdarahan
meningkat setelah IUD non-medikasi telah ada selama beberapa waktu, ada baiknya
untuk menggantinya. Beberapa dokter (seperti kita) merekomendasikan untuk
mengganti semua IUD yang lebih lama dengan IUD yang baru dan lebih efektif.
Mempertimbangkan semua IUD secara bersamaan, tingkat kegagalan penggunaan
aktual pada tahun pertama adalah sekitar 3%, dengan tingkat pengusiran 10% dan
tingkat pemindahan 15%, terutama untuk perdarahan dan nyeri. Dengan meningkatnya
durasi penggunaan dan bertambahnya usia, tingkat kegagalan menurun, seperti halnya
kepindahan untuk rasa sakit dan perdarahan. Kinerja TCu-380A dalam beberapa tahun
terakhir, bagaimanapun, telah terbukti lebih unggul dari IUD sebelumnya.
126
Dalam penelitian yang cermat, dengan memperhatikan teknik dan partisipasi oleh
pasien yang termotivasi, tingkat kegagalan dengan TCu-380A dan IUD tembaga baru
lainnya kurang dari 1 per 100 wanita per tahun. Tingkat kehamilan bersih kumulatif
setelah 7 tahun penggunaan adalah 1,5 per 100 wanita-tahun, dan setelah 12 tahun,
hanya 1,9 per 100 wanita (tidak ada kehamilan tunggal yang dilaporkan setelah 8 tahun
penggunaan). Di negara-negara berkembang, tingkat kegagalan dengan IUD kurang
dari itu dengan kontrasepsi oral. Tingkat kegagalan sedikit lebih tinggi pada wanita
muda (kurang dari 25 tahun), lebih subur. Wanita menggunakan IUD lebih lama
daripada metode kontrasepsi lain yang dapat dibalik. Tingkat kelanjutan IUD lebih
tinggi dibandingkan dengan kontrasepsi oral, kondom, atau diafragma. Ini mungkin
mencerminkan keadaan di sekitar pilihan IUD (wanita parous, parous).
Ekspulsi
Sekitar 5% dari pasien secara spontan mengeluarkan TCu-380A dalam tahun pertama.
Wanita yang lebih muda dari usia 20 memiliki tingkat pengusiran yang lebih tinggi
daripada wanita yang lebih tua.34, 129 Pada populasi remaja yang nihil, tingkat
pengusiran kumulatif dengan sistem intrauterin l evonorgestrel adalah 8% .130
Peristiwa ini dapat dikaitkan dengan kram, keputihan, atau pendarahan rahim. Namun,
dalam beberapa kasus, satu-satunya perubahan yang terlihat adalah pemanjangan atau
tidak adanya ikatan IUD. Pasien harus diperingatkan untuk meminta perhatian segera
jika dicurigai pengusiran. IUD yang dikeluarkan sebagian harus dilepas. Jika
kehamilan atau infeksi tidak ada, IUD baru dapat segera dimasukkan (dalam hal ini,
profilaksis antibiotik dianjurkan).
Kehamilan Ektopik
Penggunaan IUD sebelumnya tidak meningkatkan risiko kehamilan ektopik
berikutnya. Penggunaan IUD saat ini menawarkan perlindungan terhadap kehamilan
ektopik. Studi terbesar, sebuah studi multicenter WHO, menyimpulkan bahwa
pengguna IUD 50% lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki kehamilan ektopik
bila dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi. Perlindungan
ini tidak sebesar yang dicapai dengan menghambat ovulasi dengan kontrasepsi oral.
Karena itu, ketika pengguna IUD hamil, kehamilan lebih cenderung menjadi ektopik.
127
Namun, kejadian aktual kehamilan ektopik pada pengguna IUD adalah peristiwa yang
jarang terjadi.
Tingkat kehamilan ektopik terendah terlihat dengan IUD yang paling efektif, seperti
TCu380A (90% lebih kecil dibandingkan dengan nonkontraktor) .138 Angka ini
sekitar sepersepuluh dari tingkat kehamilan ektopik yang terkait dengan Lippes Loop
atau dengan perangkat dengan tembaga lebih sedikit. seperti TCu-200. IUD pelepas
progesteron (yang tidak lagi diproduksi) memiliki tingkat yang lebih tinggi, mungkin
karena aksinya terbatas pada efek lokal pada endometrium, tetapi tingkat yang
dilaporkan didasarkan pada jumlah yang sangat kecil dan mungkin tidak akurat. Sangat
sedikit kehamilan ektopik telah dilaporkan dengan levonorgestrel IUS, mungkin karena
itu terkait dengan penekanan parsial gonadotropin dengan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan folikel normal berikutnya, dan dalam sejumlah besar siklus,
penghambatan ovulasi.
Risiko kehamilan ektopik tidak meningkat dengan meningkatnya durasi penggunaan
dengan TCu-380A atau levonorgestrel IUS.30, 127 Dalam studi prospektif 7 tahun,
tidak ada kehamilan ektopik tunggal yang ditemukan dengan levonorgestrel IUS, dan
dalam 5 -tahun belajar, hanya satu. Dalam 8.000 wanita-tahun pengalaman dalam uji
coba multicenter acak, hanya ada kehamilan ektopik tunggal yang dilaporkan dengan
TCu-380A (yang sepersepuluh tingkat dengan Lippes Loop atau TCu-200) .30 Oleh
karena itu, risiko ektopik kehamilan selama penggunaan IUD tembaga atau IUS
levonorgestrel jauh lebih rendah dibandingkan dengan pengguna non-kontrasepsi;
Namun, jika kehamilan terjadi, kemungkinan kehamilan ektopik tinggi.
Perlindungan terhadap kehamilan ektopik yang disediakan oleh TCu-380A dan
levonorgestrel IUS membuat IUD ini menjadi pilihan yang dapat diterima untuk
kontrasepsi pada wanita dengan kehamilan ektopik sebelumnya.
Efek Samping
Dengan skrining pasien yang efektif dan teknik pemasangan yang baik, IUD tembaga
dan levonorgestrel tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko infertilitas setelah
pengangkatannya. Bahkan jika IUD dilepas karena masalah, tingkat kesuburan
berikutnya normal.
128
Gejala yang paling sering menyebabkan penghentian IUD adalah peningkatan
perdarahan uterus dan peningkatan nyeri haid. Dalam 1 tahun, 5-15% wanita
menghentikan penggunaan IUD karena masalah ini. IUD tembaga dan progestin yang
lebih kecil telah mengurangi insiden nyeri dan perdarahan, tetapi riwayat menstruasi
yang cermat masih penting dalam membantu wanita mempertimbangkan IUD. Wanita
dengan perdarahan menstruasi yang lama dan berat atau dismenore yang signifikan
mungkin tidak dapat mentoleransi IUD tembaga tetapi mungkin mendapat manfaat dari
IUD progestin. Karena perdarahan dan kram paling parah dalam beberapa bulan
pertama setelah pemasangan IUD, pengobatan dengan obat antiinflamasi nonsteroid
(NSAID, penghambat sintesis prostaglandin) selama beberapa periode menstruasi
pertama dapat mengurangi perdarahan dan kram dan membantu pasien melalui ini
waktu yang sulit. Bahkan menstruasi berat yang persisten dapat diobati secara efektif
dengan NSAID. Pengobatan NSAID harus dimulai pada awal menstruasi dan
dipertahankan selama 3 hari. IUD tembaga tersedia di Cina yang juga melepaskan
sejumlah kecil indometasin; perangkat ini dikaitkan dengan perdarahan yang sangat
sedikit.
Sudah lazim mengalami bercak intermenstrual atau perdarahan ringan selama beberapa
hari. Meskipun menjengkelkan, ini tidak menyebabkan kehilangan darah yang
signifikan. Pendarahan seperti itu layak untuk evaluasi biasa untuk patologi serviks
atau endometrium. Perubahan-perubahan ini dapat menjadi keberatan bagi wanita yang
dicegah dari melakukan hubungan intim saat pendarahan.
Setelah pemasangan IUD-Cu modern, kehilangan darah menstruasi meningkat sekitar
55%, dan tingkat perdarahan ini berlanjut selama penggunaan IUD. Hal ini terkait
dengan perpanjangan haid yang sedikit (1-2 hari). Lebih dari setahun, jumlah
kehilangan darah ini tidak menghasilkan perubahan yang menunjukkan defisiensi zat
besi (mis., Serum feritin). Namun, dengan penggunaan yang lebih lama, kadar feritin
lebih rendah, menunjukkan berkurangnya cadangan besi. Penilaian untuk penipisan
besi dan anemia harus dipertimbangkan pada pengguna jangka panjang dan pada
wanita yang rentan terhadap anemia defisiensi besi. Pada populasi dengan prevalensi
anemia yang tinggi, perubahan ini terjadi lebih cepat, dan suplementasi zat besi
dianjurkan.
129
Karena dampak desidualisasi dan atrofi pada endometrium, amenore dapat
berkembang seiring waktu dengan IUD yang mengandung progestin. Dengan
levonorgestrel IUS, 70% pasien oligomenore dan 30-40% amenore dalam 2 tahun.82,
148 Pada kelompok wanita yang menggunakan levonorgestrel IUS selama lebih dari
12 tahun, 60% adalah amenore; 12% mengalami perdarahan yang jarang dan jarang;
dan 28% mengalami perdarahan ringan tetapi teratur. Bagi beberapa wanita, kurangnya
menstruasi sangat membingungkan sehingga mereka meminta pemindahan. Di sisi
lain, efek ini pada menstruasi dimanifestasikan oleh peningkatan kadar hemoglobin
darah.
Progestin yang cukup mencapai sirkulasi sistemik dari IUS yang mengandung
levonorgestrel sehingga efek samping androgenik, seperti jerawat dan hirsutisme, dapat
terjadi; Namun, dalam satu studi tidak ada perubahan yang dapat dideteksi dalam
tingkat sirkulasi globulin yang mengikat hormon seks, dan, oleh karena itu, efek klinis
yang nyata tidak mungkin terjadi. Kadang-kadang pasien akan mengalami perubahan
kulit wajah, androgenik atau nyeri payudara. Pengobatan spironolakton untuk reaksi
androgenik (dibahas pada Bab 13) efektif dan dapat diturunkan ke dosis sukses
terendah. Tidak ada efek metabolik yang signifikan, termasuk perubahan glukosa,
sensitivitas insulin, dan lipid. Dalam survei pasca pemasaran besar, kejadian kanker
payudara pada pengguna sistem levonorgestrel setara dengan yang terjadi pada
populasi umum. Kombinasi sistem levonorgestrel dan terapi estrogen pada wanita
pascamenopause tidak meningkatkan kepadatan payudara.
Beberapa wanita melaporkan peningkatan keputihan saat mengenakan IUD. Keluhan
ini perlu diperiksa untuk mengetahui adanya infeksi vagina atau serviks. Perawatan
dapat diberikan dengan IUD yang tersisa di tempatnya.
Penggunaan IUD jangka panjang dikaitkan dengan keamanan yang mengesankan dan
kurangnya efek samping. Dalam studi prospektif 7 tahun, penggunaan IUD tembaga
atau IUS levonorgestrel setelah 5 tahun menyebabkan tidak ada peningkatan infeksi
panggul, tidak ada peningkatan tingkat kehamilan ektopik, tidak ada peningkatan
anemia, dan tidak ada peningkatan pap smear yang abnormal. Durasi penggunaan tidak
memengaruhi tingkat atau hasil kehamilan.
130
Kehadiran tembaga dapat menghasilkan beberapa manfaat. Ada data epidemiologis
yang menunjukkan bahwa IUD tembaga dan IUD inert mengurangi risiko kanker
endometrium dan kanker serviks invasif. Agaknya, efek perlindungan ini disebabkan
oleh perubahan biokimia yang diinduksi yang mempengaruhi respons seluler.
IUD tembaga tidak terpengaruh oleh pencitraan resonansi magnetik, dan oleh karena
itu IUD tembaga tidak perlu dilepas sebelum MRI, dan baik pasien maupun pekerja
tidak perlu dikeluarkan dari MRI atau lingkungan MRI.
Infeksi
Infeksi bakteri terkait IUD adalah karena kontaminasi rongga endometrium pada saat
pemasangan. Studi klasik Mishell menunjukkan bahwa uterus secara rutin
terkontaminasi oleh bakteri pada saat insersi.161 Infeksi yang terjadi 3-4 bulan setelah
insersi diyakini karena IMS yang didapat bukan akibat langsung dari IUD. Infeksi awal
yang berhubungan dengan pemasangan, oleh karena itu, bersifat polimikroba, dan
berasal dari flora servikovaginal endogen, dengan dominasi anaerob.
Sebuah tinjauan dari data base Organisasi Kesehatan Dunia yang berasal dari semua uji
klinis IUD WHO menyimpulkan bahwa risiko penyakit infeksi panggul adalah 6 kali
lebih tinggi selama 20 hari setelah pemasangan dibandingkan dengan waktu kemudian
selama masa tindak lanjut, tetapi, sebagian besar yang terpenting, PID sangat jarang
terjadi setelah 20 hari pertama setelah pemasangan. Namun, dalam hampir 23.000
insersi, hanya 81 kasus PID didiagnosis, dan kelangkaan PID diamati dalam situasi di
mana IMS jarang terjadi. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik
membandingkan IUD tembaga dengan Loop Lippes inert atau IUD yang mengandung
progestin. Namun, bukti menunjukkan bahwa IUS levonorgestrel dapat mengurangi
tingkat infeksi panggul.
Data ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya bahwa risiko infeksi dengan
kontrasepsi intrauterin tertinggi setelah pemasangan dan bahwa risiko PID tidak
meningkat dengan penggunaan jangka panjang. Masalah infeksi dapat diminimalkan
dengan skrining yang cermat dan penggunaan teknik aseptik. Bahkan wanita dengan
diabetes mellitus yang tergantung insulin tidak memiliki peningkatan risiko infeksi.
131
Doksisiklin (200 mg) atau azitromisin (500 mg) diberikan secara oral 1 jam sebelum
insersi dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi panggul yang terkait dengan
insersi, tetapi antibiotik profilaksis kurang bermanfaat bagi wanita yang berisiko
rendah untuk IMS. Bahkan wanita dengan infeksi Chlamydia pada saat pemasangan
tidak mungkin mengembangkan PID jika infeksi diobati dengan IUD yang tersisa
setelah kultur positif diperoleh.
Dibandingkan dengan kontrasepsi oral, metode penghalang, dan IUD hormonal, tidak
ada alasan untuk berpikir bahwa IUD nonmedikasi atau tembaga dapat memberikan
perlindungan terhadap IMS. Namun, IUS pelepas levonorgestrel telah dilaporkan
dikaitkan dengan efek perlindungan terhadap infeksi panggul, dan IUD tembaga
dikaitkan dengan titer yang lebih rendah dari antibodi anti-klamidia. Secara in vitro,
tembaga menghambat pertumbuhan klamidia dalam sel endometrium. Dengan
demikian, hubungan antara penggunaan IUD dan infeksi panggul (dan infertilitas)
sekarang dipertanyakan secara serius. Wanita yang menggunakan IUD harus dinasihati
untuk menggunakan kondom bersama dengan IUD setiap kali mereka melakukan
hubungan intim dengan pasangan yang bisa menjadi pembawa IMS. Karena perilaku
seksual adalah pengubah risiko infeksi yang paling penting, dokter harus bertanya
kepada calon pengguna IUD tentang jumlah pasangan, praktik seksual pasangan
mereka, frekuensi dan usia timbulnya hubungan intim, dan riwayat IMS. Wanita
berisiko rendah tidak mungkin mengalami infeksi panggul saat menggunakan IUD.
Wanita berisiko tinggi harus didorong untuk juga menggunakan kondom.
Tidak pasti bahwa IUD tidak sesuai untuk wanita yang berisiko tinggi mengalami
endokarditis bakteri (endokarditis sebelumnya, penyakit jantung rematik, atau adanya
katup jantung prostetik). Kontaminasi bakteriologis dari rongga rahim saat insersi
berumur pendek.161 Empat penelitian telah berusaha untuk mendokumentasikan
bakteremia selama pemasangan atau pemindahan IUD. Hanya satu dari tiga yang bisa
menemukan bukti kultur darah dari bakteriemia, dan itu hanya terjadi sementara pada
beberapa pasien. Dalam pandangan kami, IUD dapat diterima untuk pasien yang
berisiko endokarditis bakteri, tetapi profilaksis antibiotik (amoksisilin 2 g) harus
diberikan 1 jam sebelum pemasangan atau pelepasan.
132
Pengguna IUD asimptomatik yang biakan serviksnya menunjukkan infeksi gonore atau
klamidia harus diobati dengan obat yang direkomendasikan tanpa melepas IUD.
Namun, jika ada bukti bahwa infeksi telah naik ke endometrium atau tuba fallopi,
pengobatan harus dilembagakan dan IUD segera dilepas. Bakteriosis vagina harus
diobati (metronidazole, 500 mg bb selama 7 hari), tetapi IUD tidak perlu dilepas
kecuali terdapat radang panggul. Tidak ada bukti bahwa prevalensi vaginosis bakteri
dipengaruhi oleh penggunaan IUD.
Untuk endometritis sederhana, di mana kelembutan uterus adalah satu-satunya temuan
fisik, doksisiklin (100 mg bb selama 14 hari) sudah cukup. Jika terdapat infeksi tuba,
yang dibuktikan dengan nyeri tekan serviks, nyeri rebound abdominal, nyeri tekan
adneksa atau massa, atau peningkatan jumlah darah putih dan laju sedimentasi,
pengobatan parenteral diindikasikan dengan melepas IUD segera setelah kadar serum
antibiotik memadai. Kehadiran IUD sebelumnya tidak mengubah pengobatan PID.
Infeksi panggul terkait IUD lebih mungkin disebabkan oleh organisme non-IMS.
Manajemen rawat jalan yang sesuai dari infeksi yang kurang parah:

Cefoxitin (2 g intramuskuler) ditambah probenecid (1 g oral), atau

Ceftriaxone (250 mg IM) ditambah doksisiklin (100 mg b.i.d. secara oral),
selama 14 hari, atau

Levofloxacin (500 mg oral) sekali sehari selama 14 hari, atau

Ofloxacin (400 mg per oral) b.i.d. selama 14 hari.
Infeksi berat memerlukan rawat inap dan perawatan dengan:

Cefoxitin (2 g q.i.d. intravena), atau

Cefotetan (2 g intravena b.i.d.)

Ditambah doksisiklin (100 mg bb oral atau intravena)

Diikuti oleh 14 hari rejimen antibiotik oral.
Berikut ini adalah rejimen alternatif:

Clindamycin (900 mg t.i.d.), ditambah

Gentamisin (2 mg / kg intravena atau intramuskuler diikuti 1,5 mg / kg t.i.d.),
atau
133

Ofloxacin (400 mg secara intravena b.i.d.) atau,

Levofloxacin (500 mg intravena t.i.d.).
Ada saran (dalam penelitian cross-sectional) bahwa penggunaan IUD meningkatkan
risiko penularan human immunodefi cency virus (HIV) dari pria ke wanita, terutama
ketika IUD dimasukkan atau dilepaskan selama paparan terhadap pria yang terinfeksi.
Namun, ini bukan saran yang kuat, karena risiko dengan penggunaan IUD dipastikan
dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya (yang dapat melindungi terhadap
penularan), dan banyak dan berbagai faktor yang mempengaruhi sulit untuk
menyesuaikan dan mengendalikan. Dalam satu-satunya studi longitudinal, tidak ada
hubungan yang diamati antara penggunaan IUD dan akuisisi HIV oleh perempuan.
Dalam satu-satunya penelitian yang dilaporkan, tidak ada bukti untuk penularan HIV
perempuan-ke-laki dengan penggunaan IUD terdeteksi. Perempuan yang terinfeksi
HIV yang menggunakan IUD untuk kontrasepsi tidak memiliki insiden komplikasi
yang lebih besar (termasuk penyakit radang panggul), dan pelepasan genital HIV tidak
terpengaruh.
Virus hepatitis C diyakini menular dengan kontak seksual. Sebuah studi cross-sectional
di Turki menunjukkan bahwa penggunaan IUD oleh perempuan dalam hubungan
monogami yang stabil tidak meningkatkan kejadian seropositifitas hepatitis C.
Actinomyces
Signifikansi infeksi actinomycosis pada pengguna IUD tidak jelas. Ada banyak laporan
pengguna IUD dengan abses panggul unilateral yang mengandung gram positif, basil,
Actinomyces. Namun, Actinomyces, bagian dari fl normal di saluran pencernaan,
ditemukan di Pap smear hingga 30% dari pemakai IUD plastik ketika sitolog berhatihati untuk mencari organisme.188 Angka ini jauh lebih rendah (kurang dari 1) %)
dengan perangkat tembaga dan sistem intrauterin pelepas levonorgestrel dan meningkat
dengan durasi penggunaan. Selain itu, Actinomyces kadang-kadang hadir di vagina
normal. Dokter harus memutuskan apakah akan melepas IUD dan merawat pasien,
mengobati dengan IUD di tempat, atau hanya melepas IUD. Pasien-pasien ini hampir
selalu tanpa gejala dan tanpa tanda-tanda klinis infeksi. Jika terdapat nyeri tekan uterus
atau massa pelvis, IUD harus selalu dilepas setelah memulai pengobatan dengan
134
penisilin oral G, 500 mg q. i.d., yang harus dilanjutkan selama sebulan. Regimen
antibiotik alternatif termasuk tetrasiklin 500 mg q.i.d.; doksisiklin 100 mg b.i.d.;
amoksisilin / klavulanat 500 mg b.i.d. Jika Actinomyces hadir pada Pap smear seorang
wanita yang asimptomatik dan sehat, dalam pandangan kami, tidak perlu untuk
memberikan pengobatan antibiotik atau untuk melepas IUD. Meskipun telah
direkomendasikan bahwa IUD harus dilepas dalam hal ini dan diganti ketika Pap smear
berulang negatif, tidak ada bukti untuk mendukung rekomendasi ini. Jika pasien harus
mengganti IUD, IUD dapat dilepas dan yang baru segera dimasukkan tanpa efek
samping. Batang anaerob, gram positif lainnya, Eubacterium nodatum, menyerupai
Actinomyces dan juga dilaporkan berhubungan dengan kolonisasi IUD. E. nodatum
dapat disalahartikan sebagai Actinomyces on Pap smear. Rekomendasi kami dapat
diterapkan pada E. nodatum dan Actinomyces.
Kehamilan dengan IUD In Situ
Keguguran Spontan
Keguguran spontan terjadi lebih sering di antara wanita yang hamil dengan IUD di
tempat, tingkat sekitar 40-50%. Karena tingginya angka keguguran spontan ini, IUD
harus selalu dilepas jika kehamilan didiagnosis dan tali terlihat. Penggunaan instrumen
di dalam rahim harus dihindari jika kehamilan diinginkan, kecuali bimbingan sonografi
dapat membantu menghindari pecahnya selaput. Setelah pencabutan IUD dengan senar
yang terlihat, tingkat keguguran spontan sekitar 30%. Menggabungkan panduan
ultrasonografi dengan histeroskopi karbon dioksida, IUD dengan ekor yang hilang
dapat diidentifikasi dan dihapus selama awal kehamilan. Jika IUD mudah dilepas
tanpa trauma atau dikeluarkan selama trimester pertama, risiko keguguran spontan
tidak meningkat.
Aborsi Septik
Di masa lalu, jika IUD tidak dapat dengan mudah dikeluarkan dari rahim hamil, pasien
ditawari aborsi karena diyakini bahwa risiko septik yang mengancam jiwa, keguguran
spontan pada trimester kedua meningkat 20 kali lipat jika kehamilan dilanjutkan
dengan IUD in utero. Namun, kepercayaan ini berasal dari pengalaman dengan Dalkon
Shield. Tidak ada bukti bahwa ada peningkatan risiko aborsi septik jika kehamilan
terjadi dengan IUD di tempat selain Perisai. Tidak ada kematian di Amerika Serikat
dari tahun 1977 hingga 1993 di antara wanita hamil dengan IUD.
135
Jika seorang pasien berencana untuk mengakhiri kehamilan yang telah terjadi dengan
IUD di tempat, IUD harus segera dihapus. Jika tidak ada bukti infeksi, IUD dapat
dengan aman dilepas di klinik atau kantor.
Jika IUD berada dalam rahim yang terinfeksi dan hamil, pengangkatan perangkat harus
dilakukan hanya setelah terapi antibiotik dimulai, dan peralatan untuk dukungan
kardiovaskular dan resusitasi segera tersedia. Tindakan pencegahan ini diperlukan
karena pengangkatan IUD dari rahim yang terinfeksi dan hamil dapat menyebabkan
syok septik.
Anomali Bawaan
Tidak ada bukti bahwa paparan janin pada IUD yang diobati berbahaya. Risiko
anomali kongenital tidak meningkat di antara bayi yang lahir dari wanita yang hamil
dengan IUD. Sebuah studi kasus-kontrol tidak menemukan peningkatan insiden
penggunaan IUD pada kehamilan yang menghasilkan deformitas pengurangan tungkai.
Persalinan Prematur dan Kelahiran
Insiden persalinan prematur dan pelahiran meningkat sekitar 4 kali lipat ketika IUD
dibiarkan selama kehamilan
Komplikasi Lainnya
Komplikasi kebidanan saat persalinan (mis. Perdarahan, lahir mati, dan kesulitan
dengan pengangkatan plasenta) telah dilaporkan hanya dengan Dalkon Shield in situ.
Pemasangan IUD
Seleksi Pasien
Pemilihan pasien untuk keberhasilan penggunaan IUD membutuhkan perhatian pada
riwayat menstruasi dan risiko IMS. Usia dan paritas bukanlah faktor penting dalam
seleksi; faktor risiko untuk IMS adalah pertimbangan paling penting. Wanita yang
memiliki banyak pasangan seksual, yang pasangannya memiliki banyak pasangan,
yang tergantung pada narkoba atau alkohol, dan yang tidak memiliki hubungan seksual
yang stabil memiliki risiko lebih besar terkena infeksi panggul pada saat pemasangan
IUD dan berisiko lebih besar untuk tertular seksual. infeksi menular setelah
136
pemasangan IUD. Adalah tepat bagi para wanita ini untuk menggunakan kondom
untuk perlindungan IMS dan IUD untuk kontrasepsi yang efektif. PID saat ini, barubaru ini, atau berulang adalah kontraindikasi untuk penggunaan IUD. Metode hormon
dan penghalang adalah pilihan yang lebih baik untuk para wanita ini. Wanita
nulliparous dan nulligravid dapat menggunakan IUD dengan aman jika kedua
pasangan seksualnya monogami. Dalam survei nasional A.S., hanya 13% orang
dewasa memiliki lebih dari satu pasangan seksual pada tahun sebelumnya. Kebanyakan
wanita adalah kandidat yang baik untuk IUD. IUS yang melepaskan levonorgestrel
berkinerja sama baiknya dengan kontrasepsi oral ketika digunakan oleh wanita muda
nulipara. Komplikasi, termasuk pengusiran dan perforasi, tidak berbeda dengan
membandingkan pengguna IUD parous dan nulipara.
Pasien dengan periode menstruasi yang berat harus diingatkan mengenai peningkatan
perdarahan menstruasi yang terkait dengan IUD-Cu. Wanita yang antikoagulan atau
memiliki gangguan perdarahan jelas bukan kandidat yang baik untuk IUD tembaga,
tetapi mereka mungkin mendapat manfaat dari IUD progestin.
Ada kondisi lain yang dapat mengganggu kesuksesan. Wanita yang memiliki kelainan
anatomi uterus (uterus bikornuata, mioma submukosa, stenosis serviks) mungkin tidak
dapat mengakomodasi IUD. IUD bukan pilihan yang baik ketika rongga rahim
terdistorsi oleh leiomioma. Menurut kebijaksanaan konvensional, beberapa individu
yang memiliki alergi terhadap tembaga atau memiliki penyakit Wilson (prevalensi
sekitar 1 dalam 200.000) tidak boleh menggunakan IUD tembaga; namun, tidak ada
kasus sulit yang pernah dicatat, dan diragukan, mengingat rendahnya paparan tembaga,
bahwa akan ada masalah. Jumlah tembaga yang dilepaskan ke sirkulasi per hari kurang
dari yang dikonsumsi dalam makanan normal. Namun demikian, metode penghalang
atau metode progestin jangka panjang hanya disarankan untuk individu dengan
penyakit Wilson.
Pasien yang mendapat imunosupresi sebaiknya tidak menggunakan IUD. Pasien yang
berisiko endokarditis harus diobati dengan antibiotik profilaksis saat pemasangan dan
pengangkatan. Dalam pandangan kami, displasia serviks tidak menghalangi
pemasangan IUD atau penggunaan lanjutan.
137
Karena banyak wanita yang lebih tua menderita diabetes mellitus, perlu ditekankan
bahwa tidak ada peningkatan efek samping yang telah diamati dengan penggunaan
IUD-Cu pada wanita dengan diabetes yang tergantung insulin atau noninsulin.
Memang, IUD bisa menjadi pilihan ideal untuk wanita dengan diabetes, terutama jika
ada penyakit pembuluh darah.
IUD tidak boleh diberhentikan hanya karena pasien adalah remaja. Meskipun kinerja
klinis IUD dalam studi remaja parous tidak sebagus pada wanita yang lebih tua, itu
masih serupa atau sedikit lebih baik daripada metode reversibel lainnya yang
digunakan oleh remaja. Dengan penyaringan, konseling, dan perawatan yang tepat,
IUD dapat memberikan kontrasepsi jangka panjang yang efektif untuk remaja. Tingkat
kelanjutan dengan sistem intrauterin levonorgestrel pada populasi remaja di Selandia
Baru adalah 85% setelah 1 tahun. Tidak ada perbedaan utama dalam efikasi IUD dan
efek samping membandingkan wanita yang tidak hamil dengan wanita parous. Wanita
nulligravida yang merupakan pengguna IUD masa lalu tidak memiliki peningkatan
risiko infertilitas tuba dalam studi kasus-kontrol, tetapi pengguna IUD jangka panjang
dalam studi kohort dilaporkan mengalami penurunan kesuburan dibandingkan dengan
pengguna kontrasepsi oral dan jangka pendek. Pengguna IUD. Kelebihan kedua studi
ini
dapat
diperdebatkan
(studi
kohort
memiliki
beberapa
masalah
yang
membingungkan); Sejauh ini sebagian besar bukti menunjukkan bahwa penggunaan
IUD tidak merusak kesuburan.
Suatu spekulum yang cermat dan pemeriksaan bimanual sangat penting sebelum
pemasangan IUD. Penting untuk mengetahui posisi rahim; posisi uterus posterior
ekstrem yang tidak terdeteksi adalah alasan paling umum untuk perforasi pada saat
pemasangan IUD. Namun, perforasi jarang terjadi; insidensi diperkirakan kurang dari 1
per 3.000 insersi. Rahim yang sangat kecil atau besar, ditentukan dengan pemeriksaan
dan bunyi, dapat menghalangi insersi. Agar IUD berhasil digunakan, rahim sebaiknya
tidak bersuara kurang dari 6 cm atau lebih dari 9 cm.
Lebih disukai, tidak adanya infeksi serviks atau vagina harus ditetapkan sebelum
pemasangan. Jika hal ini tidak memungkinkan, insersi harus ditunda jika ada
pengeluaran mukopurulen serviks atau vaginitis yang signifikan (termasuk bakteriosis
vagina).
138
Poin-Poin Penting dalam Konseling Pasien

Perlindungan terhadap kehamilan yang tidak diinginkan dimulai segera setelah
pemasangan.

Mens bisa lebih panjang dan lebih berat (kecuali dengan levonorgestrel IUS);
tampon dapat digunakan.

Ada sedikit peningkatan risiko infeksi panggul dalam beberapa bulan pertama
setelah pemasangan.

Perlindungan terhadap infeksi yang ditularkan melalui mukosa vagina
memerlukan penggunaan kondom.

Kehamilan ektopik masih bisa terjadi.

IUD dapat dikeluarkan secara spontan; Palpasi bulanan dari string IUD adalah
penting untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Jika tali tidak
terasa atau sesuatu yang sulit diraba (menunjukkan kerangka IUD), seorang
dokter harus diberitahu secepat mungkin. Kontrasepsi cadangan harus
disediakan sampai pasien dapat diperiksa.
Pemilihan Waktu
IUD dapat dimasukkan dengan aman kapan saja setelah melahirkan, keguguran
spontan atau aborsi yang diinduksi, atau selama siklus menstruasi. Tingkat pengusiran
lebih tinggi ketika IUD plastik besar yang lama dimasukkan lebih cepat dari 8 minggu
pascapersalinan; Namun, penelitian menunjukkan bahwa IUD-Cu dapat dimasukkan
antara 4 dan 8 minggu postpartum tanpa peningkatan angka kehamilan, pengusiran,
perforasi uterus, atau pemindahan untuk perdarahan dan / atau nyeri. Penyisipan
bahkan dapat terjadi segera setelah persalinan pervaginam; itu tidak terkait dengan
peningkatan risiko infeksi, perforasi uterus, perdarahan postpartum, atau subinvolusi
uterus. Insersi persalinan postvaginal tidak dianjurkan jika terdapat infeksi intrauterin,
dan angka ekspulsi yang sedikit lebih tinggi diharapkan dibandingkan dengan insersi 48 minggu postpartum. IUD juga dapat dimasukkan di operasi caesar; tingkat
pengusiran sedikit lebih rendah dari itu dengan pemasangan segera setelah pelahiran
per vaginam.
139
Memasukkan IUD pada wanita menyusui relatif lebih mudah dan dikaitkan dengan
tingkat penghapusan yang lebih rendah untuk perdarahan atau nyeri. Laporan tidak
setuju apakah perforasi lebih sering terjadi pada wanita menyusui.
Penyisipan bisa lebih sulit jika leher rahim tertutup di antara menstruasi. Keuntungan
dari penyisipan selama atau segera setelah periode menstruasi termasuk saluran serviks
yang lebih terbuka, penutupan pendarahan terkait penyisipan, dan pengetahuan bahwa
pasien tidak hamil. Keuntungan relatif ini mungkin lebih besar daripada risiko
kehamilan yang tidak diinginkan jika insersi ditunda untuk menunggu perdarahan
menstruasi. Selain itu, ada bukti bahwa tingkat pengusiran dan tingkat penghentian
rasa sakit, perdarahan, dan kehamilan lebih rendah jika insersi dilakukan setelah hari
ke 11 dari siklus menstruasi, dan tingkat infeksi mungkin lebih rendah dengan insersi
setelah hari siklus ke-17.
IUD dapat dimasukkan segera setelah aborsi trimester pertama, tetapi, setelah aborsi
trimester kedua, dianjurkan untuk menunggu sampai terjadi involusi uterus. Analisis
keputusan menyimpulkan bahwa pemasangan IUD segera setelah prosedur aborsi akan
dikaitkan dengan penurunan besar pada kehamilan dibandingkan dengan pemasangan
pada kunjungan tindak lanjut, dan, oleh karena itu, bahkan mempertimbangkan
pengusiran, pemasangan pasca aborsi efektif biaya.
Teknik untuk TCu-380A
Memasukkan IUD hanya membutuhkan beberapa menit, memiliki sedikit komplikasi,
dan jarang menyakitkan, tetapi pemeriksaan pra operasi, pengobatan, dan peralatan
yang tepat akan memastikan pengalaman yang baik bagi pasien Anda. Setelah
memasukkan spektrum vagina, serviks dibersihkan dengan chlorhexadine atau
povidone-iodine. Tinggalkan aplikator kapas basah yang direndam antiseptik di saluran
serviks selama prosedur sebelum pemasangan IUD. Tempatkan blok paracervical
dengan menyuntikkan 1 mL anestesi lokal (1% kloroprokain) ke dalam mulut serviks
(anterior jika uterus anterior di panggul dan posterior jika terletak posterior).
Dimasukkannya atropin, 0,4 mg, dalam anestesi akan mengurangi timbulnya reaksi
vasovagal. Setelah satu menit, pegang bibir serviks dengan tenaculum yang hanya
menggerakkannya ke posisi pertama dengan cara yang lambat dan disengaja. Gunakan
140
tenakulum untuk menggerakkan serviks ke kanan pasien, memperlihatkan forniks
lateral vagina sebelah kiri. Tempatkan
ujung jarum di mukosa serviks pada jam 3, 1-2 cm lateral ke serviks os, maju sekitar
1,5 inci (4 cm) di bawah mukosa dan menyuntikkan sekitar 4 mL anestesi,
meninggalkan tambahan 1 mL di bawah mukosa saat jarum ditarik. Sekarang
membelokkan serviks ke kiri pasien dan menyuntikkan anestesi lokal pada jam 9
dengan cara yang sama.
Tunggu 2–3 menit sebelum melanjutkan. Kesalahan yang sangat umum adalah tidak
memberikan waktu yang cukup untuk tindakan anestesi.
Banyak wanita dapat mentoleransi pemasangan IUD, terutama pada saat menstruasi,
tanpa blok paraservikal. Untuk beberapa wanita, bagaimanapun, insersi kurang
menyakitkan dengan anestesi lokal dan dengan pemberian agen antiinflamasi
nonsteroid 30 menit sampai 1 jam sebelum prosedur. Jika blok paraservikal tidak
digunakan, batuk pasien tepat saat tenakulum diterapkan mengurangi rasa sakit dan
kemungkinan reaksi vasovagal. Pendekatan alternatif untuk menghilangkan rasa sakit
adalah menerapkan benzocaine 20% gel terlebih dahulu di situs tenaculum kemudian
meninggalkan aplikator kapas berendam gel di kanal serviks selama sekitar 1 menit
sebelum memasukkan IUD.
Bunyikan dan ukur kedalaman rahim (tabung insersi dapat digunakan untuk tujuan ini).
IUD dimasukkan ke dalam tabung sisipannya segera sebelum pemasangan. Lengan
TCu 380A harus dilipat secara manual, baik dengan sarung tangan steril atau melalui
pembungkus steril, dan bermanuver ke ujung tabung penyisipan, cukup untuk
menahannya di tempat selama penyisipan. Tabung penyisipan dimajukan ke dalam
rahim sampai kedalaman yang benar seperti yang ditandai pada tabung dengan flensa
geser plastik. Flange harus diputar agar berada di bidang yang sama dengan lengan
horizontal. Ketika tabung penyisipan dan IUD mencapai fundus, tarik beberapa mm.
Periksa untuk memastikan bahwa lengan transversal IUD berada di bidang horizontal
sehingga ujung T akan terletak di daerah kornu rongga endometrium. Penempatan di
bidang vertikal meningkatkan risiko pengusiran dan kehamilan.233 Untuk melepaskan
TCu-380A, lanjutkan batang solid sampai resistensi IUD dirasakan, perbaiki
141
batang terhadap tenaculum yang dipegang dalam traksi, dan menarik tabung
penyisipan sementara batang penyisipan padat dipegang terhadap batang T,
melepaskan lengan melintang ke posisi fundus tinggi. Lepaskan batang padat dan
akhirnya tabung inserter berhati-hati untuk tidak menarik senarnya. Anda dapat
memastikan bahwa TCu-380A berada dalam posisi fundus tinggi jika, setelah
melepaskan batang solid, Anda mendorong tabung inserter ke atas pada lengan silang
T sebelum menariknya sepenuhnya dari rongga. Pangkas string menjadi sekitar 4 cm
dari os eksternal, dan catat panjangnya di grafik. Senar yang lebih pendek dapat
menyebabkan sensasi seperti bulu yang tidak menyenangkan.
Pasien dengan IUD yang baru dimasukkan harus mencoba merasakan senar sebelum
meninggalkan ruang periksa. Memberi mereka ujung-ujung tali sebagai contoh apa
yang dirasakan sangat membantu. Palpasi harus dilakukan setiap bulan oleh pasien
untuk memverifikasi terus kehadiran IUD setelah setiap aliran menstruasi. Perhatian
pasien bahwa dua menstruasi pertama biasanya lebih berat. Seperti halnya semua
prosedur kantor, pasien harus diberi nomor telepon 24 jam untuk pertanyaan atau
masalah mendesak, dan terutama untuk melaporkan rasa sakit, perdarahan, atau
keputihan yang tidak biasa.
Kunjungan tindak lanjut 1 bulan direkomendasikan untuk mengidentifikasi masalah
yang dapat diterima dalam konseling dan perawatan. Wanita yang mengalami aliran
menstruasi yang lebih berat atau perdarahan tidak teratur pada bulan pertama setelah
pemasangan berisiko lebih tinggi untuk diangkat karena pendarahan dan rasa sakit.
Dukungan intensif bersama dengan pengobatan dengan agen antiinflamasi nonsteroid
dapat mempertahankan kelanjutan metode ini.
Teknik untuk Levonorgestrel IUD
Persiapkan untuk pemasangan seperti dijelaskan di atas untuk IUD-Cu. Buka paket
steril, lepaskan string. Pastikan slider sejauh mungkin ke depan (ke arah pasien) dan
lengan IUD horizontal. Sambil memegang penggeser dengan mantap, tarik kedua senar
untuk menarik IUD ke dalam tabung penyisipan sampai tombol-tombol di ujung
lengan menutup ujung terbuka inserter. Pasang senar ke lekukan di bagian bawah
inserter. Gerakkan flensa sehingga permukaan ke depan berada di kedalaman rahim
yang diukur dengan suara. Pegang slider dengan kuat dengan ibu jari atau jari;
142
pindahkan inserter ke dalam rahim sampai flensa sekitar 1,5-2,0 cm dari serviks (ini
memberi ruang bagi lengan untuk membuka). Pegang inserter dengan mantap,
lepaskan lengan dengan menarik slider ke belakang sampai
itu mencapai tanda (garis horizontal terangkat); tunggu 10–30 detik agar lengan benarbenar terbuka. Sambil memegang penggeser di posisi barunya, naikkan inserter dengan
lembut hingga mengarah menyentuh serviks, menempatkan fundus tinggi di fundus.
Lepaskan IUD dengan menarik slider ke bawah, pastikan senar terlepas dari takik.
Lepaskan inserter dan rapikan senarnya. Penyisipan terhadap fundus anterior sangat
penting untuk keberhasilan maksimal dan tingkat pengusiran yang rendah. Penempatan
yang benar dapat dinilai dengan ultrasonografi; ini sangat berguna ketika memasukkan
IUD dalam rongga yang lebih besar (setelah kehamilan atau ketika mioma hadir).
Antibiotik Profilaksis
Doksisiklin (200 mg) yang diberikan secara oral 1 jam sebelum insersi dapat
memberikan perlindungan terhadap infeksi panggul terkait insersi, tetapi 3 penelitian
acak ganda, dua dilakukan di Afrika dan satu di Turki, tidak menemukan keuntungan
signifikan pada kelompok yang diobati. Azitromisin dalam dosis 500 mg juga telah
digunakan sebagai profilaksis, mungkin menawarkan lebih banyak perlindungan
karena waktu paruh yang lebih lama. Namun, uji coba secara acak pada wanita berisiko
rendah tidak dapat menemukan efek pada tingkat berikutnya penghapusan IUD atau
morbiditas ketika 500 mg azitromisin diberikan 1 jam sebelum pemasangan IUD. Pada
wanita berisiko rendah untuk IMS, kejadian infeksi sangat rendah sehingga ada sedikit
manfaat yang diharapkan dengan antibiotik profilaksis.
Penghapusan IUD
Penghapusan IUD biasanya dapat dilakukan dengan menggenggam tali dengan forcep
cincin atau forcep ganti rahim dan melakukan traksi kuat. Jika string tidak dapat
dilihat, mereka sering dapat diekstraksi dari saluran serviks dengan memutar dua
aplikator q-tip atau cytobrush Pap smear di kanal endoserviks. Jika manuver lebih
lanjut diperlukan, blok paraservikal harus diberikan. Pemberian oral obat antiinflamasi
nonsteroid oral sebelumnya akan mengurangi kram rahim.
Jika string IUD tidak dapat diidentifikasi atau diekstraksi dari kanal endoserviks, bunyi
uterus plastik ringan harus dilewatkan ke dalam rongga endometrium setelah
143
pemberian blok paracervical. Suara logam standar terlalu berat dan tidak sensitif untuk
tujuan ini. IUD sering dapat dirasakan dengan suara dan terlokalisasi pada dinding
rahim atau posterior anterior. Perangkat kemudian dapat dilepas menggunakan polip
Facit atau forcep tipe buaya yang diarahkan ke tempat perangkat dirasakan, berhatihati untuk membuka forcep secara luas segera setelah melewati os serviks internal
sehingga IUD dapat ditangkap di antara rahang. Jika pelepasan tidak mudah dilakukan
dengan menggunakan forcep ini, visualisasi langsung IUD dengan sonografi atau
histeroskopi dapat memfasilitasi pelepasan. Sonografi kurang menyakitkan dan lebih
nyaman dan harus dicoba terlebih dahulu.
Kesuburan kembali segera dan kehamilan setelah pengangkatan IUD terjadi pada
tingkat normal, lebih cepat daripada setelah kontrasepsi oral. Hasil kehamilan setelah
pengangkatan IUD dikaitkan dengan kejadian normal keguguran spontan dan
kehamilan ektopik.
Jika seorang pasien ingin terus menggunakan IUD, perangkat baru dapat ditempatkan
segera setelah melepasnya. Dalam hal ini, profilaksis antibiotik disarankan.
IUD Tertanam
Jika pengangkatan tidak mudah dilakukan, visualisasi langsung IUD dengan sonografi
atau histeroskopi dapat membantu. Sonografi lebih aman dan lebih murah.
Transvaginalvultrasonography memberikan gambar terbaik untuk mengkonfirmasi
lokasi IUD, tetapi ada sedikit ruang untuk prosedur pelepasan. Pendekatan yang lebih
baik adalah dengan mengisi kandung kemih dan menggunakan transduser sektor perut
untuk menggambarkan rongga rahim saat forsep diperkenalkan. Seseorang harus
membuka forsep secara luas dan melihat apakah IUD bergerak ketika forsep menutup.
Jika bergerak, seseorang harus menutup tang dengan erat dan mengekstrak IUD. Jika
tidak berhasil, forsep diperkenalkan kembali di bidang yang berbeda, menjaga satu
rahang forceps terbuka dengan kuat terhadap pertama anterior dan kemudian dinding
uterus posterior. Jika pendekatan ini tidak berhasil, histeroskopi diindikasikan.
Menemukan IUD yang Dihilangkan
Ketika
IUD
tidak
dapat
ditemukan,
selain
pengusiran,
seseorang
harus
mempertimbangkan perforasi
144
dari rahim ke dalam rongga perut (peristiwa yang sangat langka) atau embedment ke
dalam miometrium. Semua IUD adalah radiopak, tetapi melokalisasinya secara
radiografi membutuhkan 2-3 tampilan, memakan waktu dan mahal, dan tidak
memungkinkan pengarahan instrumen intrauterin. Pemindaian sonografi cepat dan
real-time di kantor adalah metode terbaik untuk menemukan IUD yang hilang, terlepas
apakah diinginkan atau tidak. Jika IUD tidak dapat divisualisasikan dengan
ultrasonografi, rontgen perut diperlukan karena IUD dapat tinggi dan tersembunyi.
Jika IUD diidentifikasi berlubang miometrium atau di rongga perut, itu harus
diangkat menggunakan laparoskopi operatif, biasanya dengan anestesi umum. Jika
IUD di dalam
rongga rahim, tetapi tidak dapat digenggam dengan forcep di bawah panduan
sonografi, histeroskopi adalah pendekatan terbaik. Kedua rute ini dapat membantu jika
IUD mengalami perforasi sebagian.
Tembaga di rongga perut dapat menyebabkan pembentukan adhesi, membuat
pengangkatan laparoskopi menjadi sulit. Meskipun perangkat berlubang lembam tanpa
loop tertutup sebelumnya diizinkan untuk tetap berada di rongga perut, praktik saat ini
adalah untuk melepaskan IUD yang berlubang, termasuk sistem levonorgestrelreleasing. Karena perforasi IUD biasanya terjadi pada saat pemasangan, penting untuk
memeriksa posisi yang benar dengan mengidentifikasi string dalam beberapa minggu
setelah pemasangan. Perforasi uterus sendiri tidak mungkin menyebabkan lebih dari
nyeri sementara dan perdarahan, dan dapat tidak terdeteksi pada saat pemasangan IUD.
Jika Anda yakin perforasi telah terjadi, sonografi yang cepat diindikasikan agar
perangkat dapat dilepaskan sebelum pembentukan adhesi dapat terjadi.
Masalah ini harus dimasukkan ke dalam perspektif. Dengan generasi baru IUD
(tembaga dan levonorgestrel), pembentukan adhesi tampaknya merupakan reaksi
langsung yang tidak berkembang, dan jarang menyebabkan komplikasi serius. Dalam
situasi yang tepat (di mana risiko operasi cukup besar), dokter dan pasien dapat
memilih untuk tidak melepas IUD yang ditranslokasi dengan tidak adanya gejala yang
memprihatinkan. Namun, sebuah kasus telah dilaporkan mengenai perforasi sigmoid
yang terjadi 5 tahun setelah pemasangan, dan konsensus umum terus mendukung
penghapusan IUD perforasi segera pada diagnosis.
145
Jika IUD diidentifikasi melubangi miometrium atau di rongga perut, IUD harus dilepas
menggunakan laparoskopi operatif, biasanya dengan anestesi umum. Jika IUD di
rongga rahim, tetapi tidak dapat dipahami dengan forcep di bawah bimbingan
sonografi, histeroskopi adalah pendekatan terbaik. Kedua rute ini dapat membantu jika
IUD mengalami perforasi sebagian.
Tembaga di rongga perut dapat menyebabkan pembentukan adhesi, membuat
pengangkatan laparoskopi menjadi sulit. Meskipun perangkat berlubang lembam tanpa
loop tertutup sebelumnya diizinkan untuk tetap berada di rongga perut, praktik saat ini
adalah untuk melepaskan IUD yang berlubang, termasuk sistem levonorgestrelreleasing. Karena perforasi IUD biasanya terjadi pada saat pemasangan, penting untuk
memeriksa posisi yang benar dengan mengidentifikasi string dalam beberapa minggu
setelah pemasangan. Perforasi uterus sendiri tidak mungkin menyebabkan lebih dari
nyeri sementara dan perdarahan, dan dapat tidak terdeteksi pada saat pemasangan IUD.
Jika Anda yakin perforasi telah terjadi, sonografi yang cepat diindikasikan agar
perangkat dapat dilepaskan sebelum pembentukan adhesi dapat terjadi.
Masalah ini harus dimasukkan IUS (Mirena) yang melepaskan levonorgestrel sangat
berharga untuk dipertimbangkan bagi wanita yang lebih tua. IUS levonorgestrel
bertahan hingga 10 tahun dan mengurangi kehilangan darah menstruasi dan tingkat
infeksi panggul.34-36 Karena dampak yang menguntungkan dari progestin yang
dilepaskan secara lokal pada endometrium, levonorgestrel IUS sangat efektif untuk
pengobatan menorrhagia, sama efektifnya dengan pemberian progestin oral (dengan
efek samping lebih sedikit), dan lebih baik dibandingkan dengan perawatan bedah
(histerektomi atau ablasi endometrium). Penggunaan IUS pelepas levonorgestrel juga
mengurangi perdarahan pada wanita dengan leiomioma uterus, dan ada beberapa bukti
bahwa IUD ini mengurangi prevalensi mioma, meskipun bukan volume mioma yang
ada.
IUS levonorgestrel secara efektif melindungi endometrium terhadap hiperplasia pada
wanita yang menggunakan tamoxifen atau terapi estrogen pascamenopause. Selain itu,
IUD ini dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati hiperplasia endometrium.
Tetapi perlu ditekankan lagi bahwa walaupun IUD levonorgestrel secara rahasia
memberikan perlindungan yang baik terhadap hiperplasia endometrium, dokter harus
146
mempertahankan kecurigaan yang tinggi terhadap perdarahan yang tidak biasa dan
secara agresif menilai endometrium. Dengan generasi baru IUD (tembaga dan
levonorgestrel), pembentukan adhesi tampaknya merupakan reaksi langsung yang tidak
berkembang, dan jarang menyebabkan komplikasi serius. Dalam situasi yang tepat (di
mana risiko operasi cukup besar), dokter dan pasien dapat memilih untuk tidak
melepas IUD yang ditranslokasi dengan tidak adanya gejala yang memprihatinkan.
Namun, sebuah kasus telah dilaporkan mengenai perforasi sigmoid yang terjadi 5
tahun setelah pemasangan, dan konsensus umum terus mendukung penghapusan IUD
perforasi segera pada diagnosis.
Mitos IUD
Kami berharap informasi dalam bab ini mengistirahatkan mitos tertentu yang terkait
dengan IUD. Untuk penekanan, kalimat-kalimat berikut memberikan respons yang
benar terhadap apa yang kami yakini adalah kesalahpahaman umum di antara dokter:

IUD BUKAN aborsi.

Peningkatan risiko infeksi dengan IUD modern terkait HANYA dengan
pemasangan.

Penggunaan IUD TIDAK meningkatkan risiko PID atau infertilitas.

IUD JANGAN meningkatkan risiko kehamilan ektopik dan BISA digunakan
oleh wanita dengan ektopik sebelumnya.

IUD DAPAT ydigunakan oleh wanita nulipara.

IUD DAPAT ditransmisikan segera setelah melahirkan, termasuk setelah aborsi
trimester pertama dan kedua.

IUD DAPAT ditransmisikan pada wanita HIV-positif.

IUD modern TIDAK mengekspos dokter untuk litigasi.
147
METODE PENGHALANG DAN PENARIKAN KEMBALI KONTRASEPSI
Metode kontrasepsi penghalang telah menjadi teknik kontrasepsi yang paling banyak
digunakan sepanjang sejarah. Metode-metode ini, yang merupakan metode tertua,
sekarang disodorkan ke garis depan saat kami merespons dampak pribadi dan sosial
dari infeksi menular seksual (IMS). Kebutuhan baru akan keamanan seksual telah
membawa rasa hormat modern dan perkembangan baru pada kondom, sementara
metode penghalang lainnya terus berfungsi dengan baik untuk pasangan yang tepat.
Penarikan juga merupakan metode kontrasepsi kuno yang pantas mendapatkan
pemahaman dan apresiasi modern.
Sejarah Metode Penghalang
Penggunaan alat kontrasepsi vagina mungkin setua Homo sapiens. Referensi untuk
spons dan sumbat muncul di awal tulisan. Namun, diafragma dan tutup serviks tidak
ditemukan sampai akhir 1800-an, periode waktu yang sama yang melihat awal
penyelidikan dengan agen spermisida. Kontrasepsi intravaginal tersebar luas dalam
budaya terisolasi di seluruh dunia. Jepang menggunakan bola kertas bambu, wanita
Islam menggunakan daun willow, dan wanita di Kepulauan Pasifik menggunakan
rumput laut. Referensi dapat ditemukan di seluruh tulisan kuno untuk colokan lengket,
terbuat dari zat seperti permen karet, untuk ditempatkan di vagina sebelum hubungan
seksual. Dalam masyarakat preliterate, metode yang efektif harus menjadi hasil cobacoba, dengan sedikit keberuntungan dilemparkan ke dalam.
Bagaimana pengetahuan kontrasepsi menyebar? Tentu saja, sampai zaman modern,
individu tidak berkonsultasi dengan dokter untuk kontrasepsi. Pengetahuan kontrasepsi
adalah cerita rakyat, tidak diragukan lagi diabadikan oleh tradisi lisan. Keadaan sosial
dan teknis pada zaman kuno berkonspirasi untuk membuat komunikasi informasi
sangat sulit. Tetapi bahkan ketika pengetahuan kurang, keinginan untuk mencegah
konsepsi tidak. Karenanya, meluasnya penggunaan ramuan, gerakan tubuh, dan jimat;
yang semuanya dapat digambarkan sebagai sihir.
148
Papirus Mesir yang berasal dari tahun 1850 SM. lihat colokan madu, permen karet,
akasia, dan kotoran buaya. Deskripsi teknik kontrasepsi oleh Soranus dipandang
sebagai yang terbaik dalam sejarah sampai zaman modern. Soranus dari Ephesus hidup
dari 98 hingga 138 dan sering disebut sebagai ginekolog terhebat di zaman purba. Dia
belajar di Aleksandria, dan berlatih di Roma. Teksnya yang luar biasa hilang selama
berabad-abad dan tidak diterbitkan sampai tahun 1838. Soranus memberikan arahan
eksplisit tentang bagaimana membuat ramuan yang mungkin menggabungkan
penghalang dengan aksi spermisida. Dia lebih suka membuat pulp dari kacangkacangan dan buah-buahan (mungkin sangat asam dan spermisida) dan menganjurkan
penggunaan wol lembut yang ditempatkan di os serviks. Dia menggambarkan hingga
40 kombinasi berbeda.
Pelindung penis paling awal adalah hanya itu, dimaksudkan untuk memberikan
pencegahan terhadap infeksi. Pada 1564, Gabriello Fallopius, salah satu otoritas awal
sifilis, menggambarkan kondom linen yang menutupi penis kelenjar. Kondom linen
Fallopius diikuti oleh penutup penuh dengan kulit binatang dan usus, tetapi
penggunaan untuk kontrasepsi tidak dapat ditanggalkan lebih awal dari tahun 1700-an.
Ada banyak versi yang menjelaskan asal kata kondom. Kebanyakan menghubungkan
kata itu dengan Dr. Condom, seorang dokter di Inggris pada 1600-an. Kisah yang
paling terkenal menyatakan bahwa Dr. Condom menemukan sarungnya sebagai
tanggapan atas kekesalan yang diperlihatkan oleh Charles II pada jumlah anak-anaknya
yang tidak sah. Semua upaya untuk melacak dokter ini gagal. Asal usul kata ini tidak
dapat dibuktikan atau disangkal. Kondom dapat diturunkan dari kondon Latin yang
berarti “wadah.” Pada tahun 1800, kondom tersedia di rumah bordil di seluruh Eropa,
tetapi tidak ada yang mau mengaku bertanggung jawab. Orang Prancis menyebut
kondom tanjung Inggris; bahasa Inggris disebut kondom, huruf Prancis.
Vulkanisasi karet merevolusi transportasi dan kontrasepsi. Vulkanisasi tanggal karet ke
tahun 1844, dan, pada tahun 1850, kondom karet tersedia di AS. Pengenalan lateks cair
dan mesin otomatis pada akhirnya membuat kondom yang andal baik berlimpah dan
terjangkau.
149
Diafragma pertama kali muncul dalam publikasi di Jerman pada tahun 1880-an.
Seorang dokter kandungan asal Jerman C. Haase menulis secara luas tentang
diafragma-nya, menggunakan
nama samaran Wilhelm P.J. Mensinga. Diafragma Mensinga mempertahankan desain
aslinya dengan sedikit perubahan hingga zaman modern.
Tutup serviks tersedia untuk digunakan sebelum diafragma. Seorang ginekolog New
York, E.B. Foote menulis sebuah pamflet yang menjelaskan penggunaannya sekitar
tahun 1860. Pada 1930-an, tutup serviks adalah metode kontrasepsi yang paling banyak
diresepkan di Eropa. Mengapa tutup serviks tidak diterima di AS? Jawabannya tidak
jelas. Beberapa orang menyalahkan sikap yang lebih berhati-hati terhadap seksualitas
sebagai penjelasan mengapa wanita Amerika mengalami kesulitan mempelajari teknik
penyisipan diri.
Eksperimen ilmiah dengan inhibitor kimiawi sperma dimulai pada 1800-an. Pada
1950-an, lebih dari 90 produk spermisida yang berbeda dipasarkan, dan beberapa di
antaranya digunakan dalam upaya pertama untuk mengendalikan kesuburan di India.
Dengan ketersediaan alat kontrasepsi dan perkembangan kontrasepsi oral, minat
terhadap agen spermisida berkurang, dan jumlah produk menurun.
Pada dekade terakhir tahun 1800-an, kondom, diafragma, alat pencegah kehamilan,
dan jarum suntik douching diiklankan secara luas; Namun, mereka tidak banyak
digunakan. Hanya sejak 1900 pengetahuan dan penerapan kontrasepsi telah
didemokratisasi, didorong, dan dipromosikan. Dan baru sejak 1960 pengajaran dan
praktik kontrasepsi menjadi bagian dari program kedokteran akademik, tetapi bukan
tanpa kesulitan. Pada 1960-an, Duncan Reid, ketua kebidanan di Harvard Medical
School, mengorganisasi dan merawat wanita di klinik klandestin untuk kontrasepsi.
Dalam "Dr. Reid's Clinic ”di Rumah Sakit Boston Lying-In, perempuan dapat
menerima kontrasepsi yang tidak tersedia di tempat lain di kota.
Pada tahun 1961, C. Lee Buxton, ketua kebidanan dan ginekologi di Yale Medical
School, dan Estelle Griswold, direktur eksekutif Connecticut Planned Parenthood yang
berusia 61 tahun, membuka empat klinik Planned Parenthood di New Haven, dalam
suatu langkah menentang hukum Connecticut saat ini. Dalam sebuah tes yang jelas
150
terhadap hukum Connecticut, Buxton dan Griswold ditangkap di klinik Orange Street,
dalam skenario yang telah diatur sebelumnya yang ditulis oleh Buxton dan Griswold
atas undangan jaksa wilayah. Mereka dinyatakan bersalah dan didenda $ 100, tetapi
hukuman penjara ditangguhkan karena tujuan yang jelas adalah keputusan Mahkamah
Agung Amerika Serikat. Buxton selamanya diurutkan berdasarkan jumlah yang sepele
dari anggaran. Pada tanggal 7 Juni 1965, Mahkamah Agung memilih 7–2 untuk
membatalkan undang-undang Connecticut berdasarkan hak privasi konstitusional. Baru
pada tahun 1972 dan 1973 undang-undang negara bagian terakhir yang melarang
distribusi alat kontrasepsi digulingkan.
Risiko dan Manfaat Umum untuk Semua Metode Penghalang
Metode penghalang (kondom dan diafragma) memberikan perlindungan (pengurangan
sekitar 50%) terhadap infeksi menular seksual (IMS) dan penyakit infeksi panggul
(PID). Ini termasuk infeksi akibat klamidia, gonore, trichomonas, herpes simpleks,
cytomegalovirus, dan virus human immunodefi cency (HIV); Namun, hanya kondom
yang terbukti dapat mencegah infeksi HIV. Perlindungan IMS memiliki dampak
menguntungkan pada risiko infertilitas tuba dan kehamilan ektopik. Belum ada studi
klinis yang signifikan tentang IMS dan tutup serviks atau kondom wanita, tetapi
metode ini harus efektif. Wanita yang tidak pernah menggunakan metode kontrasepsi
penghalang hampir dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan kanker serviks.
Risiko sindrom syok toksik meningkat dengan metode penghalang wanita, tetapi
kejadian sebenarnya sangat jarang sehingga ini bukan pertimbangan klinis yang
signifikan. Wanita yang memiliki sindrom syok toksik, bagaimanapun, harus
disarankan untuk menghindari metode penghalang.
Metode Penghalang dan Preeklampsia
Sebuah studi kasus-kontrol awal menunjukkan bahwa metode kontrasepsi yang
mencegah paparan sperma dikaitkan dengan peningkatan risiko preeklampsia.14 Ini
tidak dikonfirmasi dalam analisis yang cermat dari dua studi kehamilan prospektif
besar. Kesimpulan terakhir ini lebih meyakinkan karena berasal dari basis data kohort
yang besar dan prospektif.
151
Diafragma
Metode kontrasepsi pertama yang efektif di bawah kendali wanita adalah diafragma
vagina. Distribusi diafragma menyebabkan penangkapan Margaret Sanger di New
York City pada tahun 1918. Ini masih menjadi masalah yang diperdebatkan pada tahun
1965 ketika keputusan Mahkamah Agung di Griswold vs Connecticut mengakhiri
larangan kontrasepsi di negara bagian itu. Pada 1940, sepertiga pasangan kontrasepsi
Amerika menggunakan diafragma. Ini menurun menjadi 10% pada tahun 1965 setelah
pengenalan kontrasepsi oral dan alat kontrasepsi dan turun menjadi sekitar 1,9% pada
tahun 1995, dan hari ini, penggunaan diafragma hampir menghilang di AS.
Efikasi
Tingkat kegagalan untuk pengguna diafragma bervariasi dari serendah 2% per tahun
penggunaan hingga tertinggi 23%. Tingkat kegagalan penggunaan setelah penggunaan
selama 1 tahun adalah 16% .3–5. Wanita yang lebih tua dan sudah menikah dengan
penggunaan yang lebih lama mencapai efisiensi tertinggi, tetapi wanita muda dapat
menggunakan diafragma dengan sangat sukses jika mereka didorong dan dinasihati
dengan benar. Belum ada penelitian yang memadai untuk menentukan apakah efikasi
berbeda dengan dan tanpa spermisida.
Efek Samping
Diafragma adalah metode kontrasepsi yang aman yang jarang menyebabkan efek
samping kecil. Kadang-kadang, wanita melaporkan iritasi vagina karena karet lateks
atau jeli atau krim spermicidal yang digunakan dengan diafragma. Kurang dari 1%
menghentikan penggunaan diafragma karena alasan ini. Infeksi saluran kemih 2-3 kali
lipat lebih umum di antara pengguna diafragma daripada di antara wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral. Mungkin, tepi diafragma menekan uretra dan
menyebabkan iritasi yang dianggap sebagai infeksi pada awalnya, atau infeksi
sebenarnya dapat terjadi karena menyentuh daerah perineum atau dari pengosongan
kandung kemih yang tidak lengkap. Lebih mungkin bahwa spermisida yang digunakan
dengan diafragma dapat meningkatkan risiko bakteriuria dengan E. coli, mungkin
karena perubahan flora normal vagina. Pengalaman klinis menunjukkan bahwa
membatalkan setelah hubungan seksual sangat membantu, dan, jika perlu, dosis
tunggal antibiotik profilaksis dapat direkomendasikan. Profilaksis postcoital efektif,
152
menggunakan trimethoprimsulfamethoxazole (1 tablet postcoitus), nitrofurantoin (50
atau 100 mg postcoitus), atau cephalexin (250 mg postcoitus).
Retensi yang pas atau berkepanjangan (di atas 24 jam) dapat menyebabkan abrasi
vagina atau iritasi mukosa. Tidak ada hubungan antara penggunaan normal diafragma
dan sindrom syok toksik. Namun, masuk akal untuk meminimalkan risiko syok toksik
dengan mengeluarkan diafragma setelah 24 jam dan selama menstruasi.
Keuntungan
Penggunaan diafragma mengurangi risiko kejadian serviks gonore, trichomonas, dan
klamidia, penyakit radang panggul, dan infertilitas tuba. Belum ada data, mengenai
dampak penggunaan diafragma pada penularan virus HIV (immunodeficiency
syndrome) yang didapat, tetapi karena vagina tetap terbuka, diafragma tidak mungkin
melindungi dari HIV. Sebuah uji klinis menunjukkan tidak ada manfaat tambahan
dengan diafragma terhadap HIV saat digunakan dengan kondom. Keuntungan penting
dari diafragma adalah biaya rendah. Diafragma tahan lama dan dengan perawatan yang
tepat dapat bertahan selama beberapa tahun.
Pilihan dan Penggunaan Diafragma
Ada tiga jenis utama diafragma lateks, dan sebagian besar produsen memproduksinya
dalam ukuran mulai dari diameter 50 hingga 105 mm, dengan peningkatan 2,5 hingga
5 mm. Sebagian besar wanita menggunakan ukuran antara 65 dan 80 mm. Diafragma
SILCS, adalah penghalang silikon yang digunakan dengan gel kontrasepsi. Itu datang
dalam satu ukuran yang cocok untuk kebanyakan wanita, dan, oleh karena itu, interaksi
dengan dokter dan persyaratan pemasangan dapat dihindari. Diafragma Milex Wide
Seal juga terbuat dari silikon dan tersedia dalam delapan ukuran yang membutuhkan
pemasangan.
Diafragma lateks dibuat dengan pegas logam datar atau pegas koil tetap dalam garis
lurus saat terjepit di tepinya. Jenis ini cocok untuk wanita dengan tonus otot vagina
yang baik dan istirahat yang cukup di belakang lengkung kemaluan. Namun, banyak
wanita merasa sulit untuk menempatkan tepi posterior fl ini di diafragma ke dalam culde-sac posterior dan di atas serviks. Diafragma melengkung lebih mudah digunakan
untuk sebagian besar wanita. Mereka datang dalam dua jenis. Tipe AllFlex
153
membengkok ke dalam lengkungan tidak peduli di mana di sekitar tepi tepinya dicubit
bersama. Jenis engsel harus dijepit di antara engsel untuk membentuk busur simetris.
Jenis berengsel membentuk bentuk yang lebih sempit ketika dicubit bersama dan,
dengan demikian, mungkin lebih mudah bagi beberapa wanita untuk memasukkan.
Diafragma lengkung memungkinkan tepi posterior diafragma untuk lebih mudah
melewati serviks dan masuk ke cul-de-sac posterior. Wanita dengan tonus otot vagina
yang buruk, sistokel, rektokel, serviks yang panjang, atau serviks anterior rahim yang
retrovert menggunakan diafragma lengkung lebih berhasil.
Tepat
Keberhasilan penggunaan diafragma tergantung pada pengaturan yang tepat. Dokter
harus memiliki cincin pemasangan aseptik yang tersedia atau diafragma sendiri dalam
semua diameter. Perangkat ini harus didesinfeksi dengan teliti dengan merendamnya
dalam larutan pemutih. Pada saat pemeriksaan pelvis, jari tengah diletakkan pada
dinding vagina dan posterior cul-de-sac, sementara tangan diangkat ke depan sampai
simfisis pubis berbatasan dengan jari telunjuk. Titik ini ditandai dengan ibu jari
pemeriksa untuk memperkirakan diameter diafragma. Cincin pas atau diafragma yang
sesuai dimasukkan, dan kecocokan dinilai oleh dokter dan pasien.
Jika diafragma ditekan terlalu kuat pada simfisis pubis, ukuran yang lebih kecil dipilih.
Jika diafragma terlalu longgar (keluar dengan batuk atau bantalan ke bawah), ukuran
yang lebih besar berikutnya dipilih. Setelah fi t baik diperoleh, diafragma dihapus
dengan mengaitkan jari telunjuk di bawah tepi di belakang simfisis dan menarik.
Penting untuk menginstruksikan pasien dalam prosedur ini selama dan setelah
pemasangan. Pasien kemudian harus memasukkan diafragma, berlatih memeriksa
penempatan yang tepat, dan mencoba menghilangkan.
Pengaturan Waktu
Pengguna diafragma membutuhkan instruksi tambahan tentang waktu penggunaan
diafragma sehubungan dengan hubungan seksual dan penggunaan spermisida. Tidak
satu pun dari saran ini yang dinilai secara ketat dalam studi klinis; Oleh karena itu,
rekomendasi ini mewakili konsensus pengalaman klinis.
154
Diafragma harus dimasukkan tidak lebih dari 6 jam sebelum hubungan seksual.
Tentang satu sendok makan krim spermisida atau jeli harus ditempatkan di kubah
diafragma sebelum dimasukkan, dan beberapa spermisida harus disebarkan di sekitar
tepi dengan jari. Diafragma harus dibiarkan di tempat selama sekitar 6 jam (tetapi tidak
lebih dari 24 jam) setelah koitus. Sperisida tambahan harus diletakkan di vagina
sebelum setiap episode hubungan seksual tambahan saat diafragma berada.
Reassessment
Weight loss, weight gain, vaginal delivery, and even sexual intercourse can change
vaginal caliber. The fi t of a diaphragm should be assessed every year at the time of the
regular examination.
Care of the Diaphragm
After removal, the diaphragm should be washed with soap and water, rinsed, and dried.
Powders of any sort need not and should not be applied to the diaphragm. It is wise to
use water to periodically check for leaks. Diaphragms should be stored in a cool and
dark location.
The Cervical Cap (Tutup Serviks)
Tutup serviks sangat populer di Eropa jauh sebelum diperkenalkan kembali ke
Amerika Serikat. Percobaan A.S. di Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa tutup
serviks Prentif kira-kira sama efektifnya dengan diafragma tetapi agak lebih sulit untuk
dipasang (hanya empat ukuran) dan lebih sulit untuk dimasukkan (harus diletakkan
tepat di atas leher rahim). Khasiat berkurang secara signifikan pada wanita parous.
Tutup serviks lateks serviks memiliki beberapa keunggulan dibandingkan diafragma.
Ini dapat dibiarkan di tempat untuk waktu yang lebih lama (hingga 48 jam), dan itu
tidak perlu digunakan dengan spermisida. Namun, satu sendok makan spermisida yang
ditempatkan di tutupnya sebelum aplikasi dilaporkan meningkatkan kemanjuran (ke
tingkat kegagalan 6% pada tahun pertama) dan untuk memperpanjang waktu
pemakaian dengan mengurangi kejadian keluarnya cairan berbau busuk (keluhan
umum setelah 24 jam).
155
Lea's Shield adalah alat kontrasepsi penghalang vagina yang terdiri dari silikon.
Perangkat lunak dan lentur ini hadir dalam satu ukuran dan pas di leher rahim, tertahan
oleh tekanan dinding vagina di sekitarnya. Ada katup yang dapat dilipat yang
berkomunikasi dengan lubang 9 mm dalam mangkuk yang dipasang di atas serviks.
Katup ini memungkinkan pemerataan tekanan udara selama penyisipan dan drainase
sekresi dan pelepasan serviks, memungkinkan kesesuaian pas di leher rahim.
Lingkaran tebal berbentuk U yang melekat pada sisi anterior mangkuk digunakan
untuk menstabilkan perangkat selama penyisipan dan untuk melepas. Bagian yang
lebih tebal dari alat ini dibentuk untuk mengisi forniks posterior, sehingga
berkontribusi pada penempatan dan stabilitas di atas serviks. Penambahan spermisida,
ditempatkan di mangkuk, direkomendasikan. Lea's Shield dirancang untuk tetap di
tempat selama 48 jam setelah hubungan intim. Tingkat kehamilan mirip dengan
metode penghalang lainnya, dan tidak ada efek samping serius yang dilaporkan.
Ovés adalah tutup serviks silastik yang tersedia dalam tiga ukuran, dengan loop untuk
pemasangan dan pelepasan. Studi terbatas pada jumlah wanita yang sangat kecil, dan
tidak ada data yang bermakna tentang kemanjuran.Ukuran serviks sangat bervariasi
dari satu wanita ke wanita lain, dan serviks berubah pada setiap wanita sebagai respons
terhadap kehamilan atau operasi. Pemasangan yang tepat dapat dicapai pada sekitar
80% wanita. Wanita dengan serviks yang terlalu panjang atau terlalu pendek, atau
dengan serviks yang jauh ke depan di vagina, mungkin tidak cocok untuk penggunaan
topi. Namun, wanita dengan dinding vagina atau relaksasi panggul, yang tidak dapat
mempertahankan diafragma, mungkin dapat menggunakan topi.
Wanita-wanita yang dapat dipasangi salah satu dari empat ukuran tutup pasta gigi
pertama-tama harus belajar bagaimana mengidentifikasi serviks dan kemudian cara
memasukkan tutupnya ke dalam vagina, naik ke dinding posterior vagina dan ke
serviks. Setelah penyisipan dan setelah setiap tindakan hubungan seksual, leher rahim
harus diperiksa untuk memastikan bahwa itu tertutup.
Tutup serviks dapat dibiarkan di tempat selama 2 hari, tetapi beberapa wanita
mengalami keluarnya cairan yang berbau busuk selama 2 hari. Ini harus dibiarkan
setidaknya selama 8 jam setelah hubungan seksual untuk memastikan bahwa tidak ada
sperma yang bergerak di dalam vagina. Untuk melepaskan tutup (setidaknya 8 jam
156
setelah koitus), tekanan harus diberikan dengan ujung jari untuk mematahkan segel.
Jari diikat di atas pelek untuk menariknya keluar dari vagina. Menurunkan atau
berjongkok atau keduanya dapat membantu membawa serviks dalam jangkauan jari.
Penyebab kegagalan paling umum adalah lepasnya tutup serviks selama hubungan
seksual. Tidak ada bukti bahwa topi serviks menyebabkan sindrom syok toksik atau
perubahan displastik pada mukosa serviks.27 Tampaknya (walaupun belum
didokumentasikan) bahwa topi serviks akan memberikan perlindungan yang sama dari
infeksi menular seksual seperti diafragma.
FemCap, terbuat dari karet silikon non-alergi, berbentuk seperti topi pelaut, desain
yang memungkinkan lebih pas di leher rahim dan di forniks vagina dan memberikan
"pinggiran" untuk menghilangkan lebih mudah. Topi ini mungkin lebih mudah
dipasang dan digunakan. Ada tiga ukuran, satu untuk wanita nulipara dan ukuran lebih
besar untuk wanita yang pernah melahirkan secara normal. Dalam uji coba secara acak,
tingkat kehamilan dengan FemCap hampir 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan
dengan diafragma.
Lea's Shield adalah alat kontrasepsi penghalang vagina yang terdiri dari silikon.
Perangkat lunak dan lentur ini hadir dalam satu ukuran dan pas di leher rahim, tertahan
oleh tekanan dinding vagina di sekitarnya. Ada katup yang dapat dilipat yang
berkomunikasi dengan lubang 9 mm dalam mangkuk yang dipasang di atas serviks.
Katup ini memungkinkan pemerataan tekanan udara selama penyisipan dan drainase
sekresi dan pelepasan serviks, memungkinkan kesesuaian pas di leher rahim.
Lingkaran tebal berbentuk U yang melekat pada sisi anterior mangkuk digunakan
untuk menstabilkan perangkat selama penyisipan dan untuk melepas. Bagian yang
lebih tebal dari alat ini dibentuk untuk mengisi forniks posterior, sehingga
berkontribusi pada penempatan dan stabilitas di atas serviks. Penambahan spermisida,
ditempatkan di mangkuk, direkomendasikan. Lea's Shield dirancang untuk tetap di
tempat selama 48 jam setelah hubungan intim. Tingkat kehamilan mirip dengan
metode penghalang lainnya, dan tidak ada efek samping serius yang dilaporkan.
157
Ovés adalah tutup serviks silastik yang tersedia dalam tiga ukuran, dengan loop untuk
pemasangan dan pelepasan. Studi terbatas pada jumlah wanita yang sangat kecil, dan
tidak ada data yang bermakna tentang kemanjuran.
Sponge Kontrasepsi
Spons kontrasepsi vagina adalah sistem pelepasan berkelanjutan untuk spermisida.
Spons juga menyerap air mani dan menghalangi jalan masuk ke saluran serviks.
Sponge "Today" adalah disc polyurethane berlesung pipit yang diresapi dengan 1 g
nonoxynol-9. Sekitar 20% dari nonoxynol-9 dilepaskan selama 24 jam sehingga spons
tertinggal di vagina. "Protectaid" adalah spons poliuretan yang tersedia di Kanada dan
Hong Kong (juga dapat dibeli melalui Internet) yang mengandung tiga spermisida dan
gel pendispersi. Agen spermisida adalah natrium kolat, nonoksinol-9, dan
benzalkonium klorida. Kombinasi ini memberikan tindakan antivirus secara in vitro.
Zat pendispersi, polydimethysiloxane, membentuk lapisan pelindung di seluruh vagina,
memberikan perlindungan berkelanjutan.
Untuk memasukkan, spons Today dibasahi dengan air (memeras kelebihannya) dan
ditempatkan dengan kuat pada serviks. Harus selalu ada selang setidaknya 6 jam
setelah hubungan seksual sebelum pemindahan, bahkan jika spons telah berada di
tempat selama 24 jam sebelum hubungan seksual (oleh karena itu, waktu pemakaian
maksimal adalah 30 jam). Ini dapat dimasukkan segera sebelum hubungan seksual atau
hingga 24 jam sebelumnya. Ini dihapus dengan mengaitkan jari melalui pita yang
terpasang di bagian belakang spons. Spons Protectaid dapat dimasukkan hingga 12 jam
sebelum hubungan intim, dan lebih mudah untuk dihilangkan daripada spons Today.
Jelas, spons bukanlah pilihan yang baik untuk wanita dengan perubahan anatomi yang
membuat penyisipan dan penempatan yang tepat menjadi sulit.
Dalam sebagian besar penelitian, efektivitas spons melebihi busa, jeli, dan tablet, tetapi
lebih rendah dari yang terkait dengan penggunaan diafragma atau kondom. Beberapa
penelitian menunjukkan tingkat kegagalan yang lebih tinggi (dua kali lebih tinggi)
pada wanita parous, menunjukkan bahwa satu ukuran mungkin tidak cocok untuk
semua pengguna.
158
Tingkat penghentian umumnya lebih tinggi di antara pengguna spons, dibandingkan
dengan diafragma dan penggunaan spermisida. Namun, bagi beberapa wanita, spons
lebih disukai karena memberikan perlindungan terus menerus selama 24 jam terlepas
dari frekuensi koitus. Selain itu, lebih mudah digunakan dan tidak berantakan.
Efek samping yang terkait dengan spons termasuk reaksi alergi pada sekitar 4%
pengguna. 8% lainnya mengeluh kekeringan pada vagina, sakit, atau gatal-gatal.
Beberapa wanita merasa sulit untuk diangkat. Tidak ada risiko sindrom syok toksik,
dan, pada kenyataannya, nonoxynol-9 menghambat replikasi stafilokokus dan produksi
toksin. Ada beberapa kekhawatiran bahwa spons dapat merusak mukosa vagina dan
meningkatkan penularan HIV. Wanita yang menggunakan spons memiliki tingkat
infeksi gonore, trichomonas, dan klamidia yang lebih rendah.
Spermisida
Jeli, krim, busa, supositoria leleh, tablet berbusa, supositoria berbusa, dan film terlarut
digunakan sebagai kendaraan bagi agen kimia yang menonaktifkan sperma di vagina
sebelum mereka dapat pindah ke saluran genital atas. Beberapa digunakan bersama
dengan diafragma, topi, dan kondom, tetapi bahkan digunakan sendiri mereka dapat
memberikan perlindungan terhadap kehamilan.
Berbagai bahan kimia dan beragam kendaraan telah digunakan sebagai alat kontrasepsi
selama berabad-abad. Alat pencegah kehamilan spermisida yang tersedia secara
komersial pertama dibuat di Inggris pada tahun 1885 dari cocoa butter dan quinine
sulfite. Bahan-bahan ini atau yang serupa digunakan sampai tahun 1920-an ketika
tablet efervesen yang melepaskan karbon dioksida dan fenil merkuri asetat dipasarkan.
Sperisida modern, diperkenalkan pada 1950-an, mengandung zat aktif permukaan yang
merusak membran sel sperma. Agen yang saat ini digunakan adalah nonoxynol-9,
octoxynol-9, benzalkonium chloride, dan menfegol. Sebagian besar persiapan
mengandung 60-100 mg agen ini dalam setiap aplikasi vagina, dengan konsentrasi
berkisar 2-12,5%.
Representative Products
Vaginal Contraceptive Film
—
VCF (70 mg nonoxynol-9)
Foams
—
Delfen (nonoxynol-9, 12.5%)
159
Emko (nonoxynol-9, 8%)
Koromex (nonoxynol-9, 12.5%)
Jellies and Creams
—
Conceptrol (nonoxynol-9, 4%)
Delfen (nonoxynol-9, 12.5%)
Ortho Gynol (nonoxynol-9, 3%)
Ramses (nonoxynol-9, 5%)
Koromex Jelly (nonoxynol-9, 3%)
Suppositories
—
Encare (nonoxynol-9, 2.27%)
Koromex Inserts (nonoxynol-9, 125 mg)
Semicid (nonoxynol-9, 100 mg)
"Advantage 24" adalah gel kontrasepsi yang melekat pada mukosa vagina dan
memberikan ketersediaan nonoksinol-9 yang lebih lama; itu dimaksudkan untuk
menjadi efektif selama 24 jam. Meskipun tersedia tanpa resep, data uji klinis yang
memadai tidak tersedia. Allendale-N9 adalah alat kontrasepsi vaginal yang
mengandung lebih banyak nonoxynol-9 daripada VCF. Sebuah film Allendale juga
telah dikembangkan yang mengandung benzalkonium klorida bukan nonoksinol-9.
Selain aktivitas spermisida, benzalkonium klorida bersifat mikrobisida dan
menunjukkan aktivitas melawan HIV. Benzalkonium klorida tersedia untuk
penggunaan kontrasepsi dalam bentuk supositoria, spons, atau sebagai krim di
beberapa negara.
Meskipun penelitian in vitro telah menunjukkan bahwa spermisida membunuh atau
menonaktifkan sebagian besar patogen IMS, termasuk HIV, tidak dapat dikatakan
bahwa spermisida memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Spermisida telah dilaporkan untuk mencegah serokonversi HIV dan juga tidak
berpengaruh; oleh karena itu, spermisida sendiri tidak dapat diandalkan untuk
perlindungan terhadap HIV. Dalam uji klinis terkontrol pada pekerja seks perempuan,
nonoxynol-9 gagal melindungi terhadap penularan HIV. Studi klinis telah
mengindikasikan pengurangan risiko gonore, infeksi panggul, dan infeksi klamidia.
Namun, studi ini mungkin mencerminkan penggunaan kondom. Dalam uji coba
dengan plasebo, nonoxynol-9 tidak memberikan perlindungan terhadap gonore atau
klamidia. Memang, ada kekhawatiran bahwa seringnya penggunaan spermisida dapat
mengiritasi vagina dan meningkatkan penularan HIV. Karena kekhawatiran ini,
160
pembuat kondom menghentikan produksi kondom yang dilumasi nonoxynol-9. Ada
sedikit perbedaan dalam kejadian trikomoniasis, kandidiasis, atau bakteri vaginosis di
antara pengguna sperma. Bukti terbaik menunjukkan bahwa spermisida tidak
memberikan perlindungan tambahan terhadap IMS terhadap yang terkait dengan
kondom, oleh karena itu, spermisida tidak boleh digunakan tanpa kondom jika
tujuan utamanya adalah untuk mencegah infeksi HIV, gonore, atau klamidia.
Efikasi
Hanya pantang periodik yang menunjukkan cakupan keefektifan dalam berbagai studi
berbeda seperti halnya studi spermisida. Efektivitas tampaknya lebih bergantung pada
populasi yang diteliti daripada agen yang digunakan. Kemanjuran berkisar dari kurang
dari 1% kegagalan hingga hampir sepertiga pada tahun pertama penggunaan. Tingkat
kegagalan sekitar 20–25% selama penggunaan setahun adalah yang paling umum.
Sebuah uji coba secara acak membandingkan film kontrasepsi VCF vaginal (72 mg
nonoxynol-9) dengan tablet berbusa Conceptrol (100 mg nonoxynol-9) mencatat
tingkat kehamilan 6 bulan yang serupa (24,9% dengan fi lm dan 28,0% dengan tablet).
Penilaian acak dari berbagai produk menyimpulkan bahwa dosis 52,5 mg nonoksinol-9
kurang efektif (22% dalam 6 bulan) dibandingkan yang mengandung 100 atau 150 mg
(sekitar 15% dalam 6 bulan; dosis menengah tidak diuji). Ini adalah tarif yang sangat
tinggi, sekitar 30–40% untuk penggunaan selama 1 tahun. Meskipun lebih baik
daripada tidak ada metode, spermisida saja tidak boleh direkomendasikan untuk
kontrasepsi kecuali kegagalan metode dan kehamilan dapat diterima.
Spermisida membutuhkan aplikasi 10-30 menit sebelum hubungan seksual. Jeli, krim,
dan busa tetap efektif selama 8 jam, tetapi tablet dan supositoria baik untuk kurang dari
1 jam. Jika ejakulasi tidak terjadi dalam periode efektivitas, spermisida harus
digunakan kembali. Aplikasi menuai harus pasti terjadi untuk setiap episode coital.
Douch postcoital vagina adalah kontrasepsi yang tidak efektif bahkan jika
mengandung agen spermisida. Douching pascakoitus terlambat untuk mencegah
peningkatan sperma yang cepat (dalam hitungan detik) ke tuba Falopii.
Keuntungan
161
Spermisida relatif murah dan tersedia secara luas di banyak gerai ritel tanpa resep
dokter. Hal ini membuat spermisida populer di kalangan remaja dan orang lain yang
jarang melakukan hubungan seksual. Selain itu, spermisida mudah digunakan.
Efek samping
Tidak ada efek samping serius atau masalah keamanan yang muncul selama bertahuntahun penggunaan spermisida. Satu-satunya pertanyaan serius yang diajukan adalah
kemungkinan hubungan antara penggunaan spermisida dan kelainan bawaan atau
keguguran spontan. Analisis epidemiologis, termasuk meta-analisis, menyimpulkan
bahwa tidak ada cukup bukti untuk mendukung asosiasi ini. Spermisida tidak diserap
melalui mukosa vagina dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk memiliki efek
sistemik. Kerusakan mukosa vagina dan serviks (de-epitelisasi tanpa peradangan) telah
diamati dengan nonoxynol-9, dan dampak keseluruhan pada penularan HIV, meskipun
tidak diketahui, menjadi perhatian. Masalah kecil utama adalah alergi yang terjadi pada
1-5% dari pengguna, terkait dengan kendaraan atau agen spermisida. Menggunakan
produk yang berbeda sering kali menyelesaikan masalah. Pengguna spermisida juga
memiliki perubahan flora vagina yang mempromosikan kolonisasi E. coli, yang
mengarah pada kerentanan lebih besar terhadap infeksi saluran kemih seperti yang
dicatat pada pengguna diafragma / spermisida.
Pencarian Alat Kontrasepsi untuk Mencegah IMS
Selama dua dekade terakhir, penelitian ekstensif telah dikhususkan untuk
pengembangan mikrobisida kontrasepsi untuk mencegah IMS, terutama HIV. Agen
yang ideal adalah mikrobisida topikal yang akan mencegah infeksi dan menjadi
spermisida. Setiap agen baru harus cocok dengan kondom lateks, yang hampir 100%
efektif dalam memblokir bakteri dan virus. Jalannya panjang, membentang dari
pekerjaan in vitro ke aplikasi klinis. Agen yang dapat diterima harus menghindari
kerusakan sel epitel vagina dan gangguan fl vagina, dan sistem pengiriman harus
ramah pengguna. Carraguard, mikrobisida yang mengandung karagenan, zat yang
berasal dari rumput laut, adalah contoh yang baik dari frustrasi di daerah ini. Setelah
pengembangan ekstensif oleh Population Council, percobaan klinis Fase 3 jangka
panjang yang besar di Afrika Selatan menyimpulkan bahwa Carraguard tidak
mencegah penularan HIV melalui vagina. Acidform dan BufferGel, gel asam
162
spermisidal dan microbisida asidik, telah aman dan efektif dalam uji klinis Fase I,
ketika dimuat dalam perangkat seperti diafragma.
Kondom
Meskipun kesadaran kondom sebagai metode kontrasepsi yang efektif serta pelindung
terhadap IMS telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, masih banyak
yang harus dicapai untuk mencapai tingkat penggunaan kondom yang tepat. Efektivitas
kontrasepsi dan pencegahan IMS harus dikaitkan bersama dan dipromosikan secara
publik. Kondom pria adalah satu-satunya alat kontrasepsi yang terbukti mencegah
infeksi HIV.
Ada tiga tujuan khusus: penggunaan yang benar; penggunaan yang konsisten; dan
ketersediaan yang terjangkau dan mudah. Jika tujuan ini tercapai, abad ke-21 akan
melihat pembuatan tahunan 20 miliar kondom per tahun.
Berbagai jenis kondom tersedia. Sebagian besar terbuat dari lateks; kondom poliuretan
dan karet silikon juga sekarang diproduksi. Kondom “Kulit Alami” (usus domba)
masih dapat diperoleh (sekitar 1% dari penjualan). Kondom lateks tebal 0,3-0,8 mm.
Sperma yang berdiameter 0,003 mm tidak dapat menembus kondom. Organisme
penyebab IMS dan AIDS juga tidak menembus kondom lateks, tetapi bisa menembus
kondom yang terbuat dari usus. Bukti menunjukkan bahwa penggunaan kondom
(lateks) juga mencegah penularan human papillomavirus (HPV). Penggunaan
spermisida atau kondom berlapis spermisida meningkatkan insidensi infeksi bakteri E.
coli dan saluran kemih karena E. coli atau Staphylococcus saprophyticus karena
perubahan yang disebabkan oleh spermisida pada flora vagina. Penggunaan kondom
secara konsisten ketika satu pasangan adalah seropositif HIV sangat efektif dalam
mencegah penularan HIV; tidak ada serokonversi pada 124 pasangan yang
menggunakan kondom secara konsisten dibandingkan dengan konversi 12,7% setelah
24 bulan pada pasangan dengan penggunaan yang tidak konsisten. Perempuan yang
merupakan mitra pengguna kondom cenderung lebih kecil terhadap HIV
Sebuah evaluasi literatur dunia menyimpulkan bahwa penggunaan kondom secara
konsisten memberikan perlindungan terhadap HIV sampai tingkat yang sebanding
dengan kemanjuran kondom dalam mencegah kehamilan (mencerminkan beberapa
163
penggunaan yang tidak konsisten dan rute penularan lainnya). Selain itu, kondom
melindungi terhadap penularan virus herpes simpleks dari pria yang terinfeksi ke
wanita.
Kondom poliuretan diharapkan melindungi terhadap IMS dan HIV, berdasarkan pada
kemanjuran in vitro sebagai penghalang bakteri dan virus. Mereka tidak berbau,
mungkin memiliki sensitivitas yang lebih besar, dan tahan terhadap kerusakan dari
penyimpanan dan pelumas. Orang-orang yang memiliki masalah alergi lateks yang
jarang dapat menggunakan kondom poliuretan. Kerusakan dan selip dilaporkan telah
sebanding dengan kondom lateks. Namun, dalam penelitian acak yang dirancang
dengan baik, kondom poliuretan memiliki tingkat kerusakan 6 kali lipat lebih tinggi,
dan studi lain yang membandingkan kondom lateks dan poliuretan menemukan tingkat
kehamilan yang lebih tinggi dengan kondom poliuretan.
Kondom bisa lurus atau meruncing, halus atau berusuk, berwarna atau jernih, dilumasi
atau tidak dilubangi. Ini semua adalah usaha pemasaran yang bertujuan untuk menarik
gagasan kesenangan dan kesenangan individual.80 Yang sering kali menjadi perhatian
adalah dugaan pengurangan sensitivitas penis peka yang menyertai penggunaan
kondom. Ini belum pernah dipelajari secara objektif, dan kemungkinan keluhan ini
adalah persepsi (atau alasan) tidak didasarkan pada kenyataan. Seorang klinisi dapat
mengatasi keberatan ini dengan menganjurkan penggunaan kondom yang lebih tipis
(dan lebih esoteris), mengetahui bahwa perbedaan juga lebih merupakan persepsi
daripada kenyataan.
Seperti halnya untuk sebagian besar metode kontrasepsi, pasangan yang lebih tua dan
menikah yang berpengalaman dalam menggunakan kondom dan termotivasi kuat untuk
menghindari kehamilan lain adalah pengguna yang jauh lebih efektif daripada
pasangan muda, yang belum menikah dengan sedikit pengalaman kontrasepsi. Ini tidak
berarti bahwa kondom bukanlah alat kontrasepsi yang berguna untuk remaja, yang
cenderung melakukan hubungan seks secara tak terduga atau jarang. Penurunan barubaru ini dalam tingkat kehamilan remaja sebagian mencerminkan penggunaan kondom
yang lebih luas oleh remaja yang khawatir tentang menghindari infeksi HIV.
164
Calon pengguna membutuhkan instruksi jika mereka ingin menghindari kehamilan dan
IMS. Kondom harus diletakkan pada penis sebelum menyentuh pasangan. Pria yang
tidak disunat harus menarik kulit khatan kembali. Sebelum membuka gulungan
kondom ke pangkal penis, udara harus diperas keluar dari ujung reservoir dengan ibu
jari dan jari telunjuk. Ujung kondom harus melampaui ujung penis untuk menyediakan
reservoir untuk mengumpulkan ejakulasi (setengah inci ujung terjepit). Jika pelumas
digunakan, mereka harus berbasis air. Pelumas berbasis minyak (seperti Vaseline) akan
melemahkan lateks. Pasangan harus khawatir bahwa setiap pengobatan vagina dapat
merusak integritas kondom. Setelah hubungan intim, kondom harus dipegang di
pangkalan karena penis yang masih ereksi ditarik. Semen jangan sampai tumpah atau
bocor. Kondom harus ditangani dengan lembut karena kuku dan cincin dapat
menembus lateks dan menyebabkan kebocoran. Jika ada bukti tumpahan atau
kebocoran, agen spermisida harus segera dimasukkan ke dalam vagina, dan
pengobatan harus dimulai dalam 120 jam, tetapi lebih disukai dalam waktu 72 jam,
dengan metode kontrasepsi darurat.
Instruksi ini harus diberikan kepada pengguna kondom baru yang cenderung enggan
bertanya. Sebagian besar kondom diperoleh tanpa pengawasan medis; Oleh karena itu,
dokter harus menggunakan setiap kesempatan untuk menginformasikan pasien tentang
penggunaan yang tepat.
Penggunaan yang tidak konsisten menjelaskan sebagian besar kegagalan kondom.
Akun penggunaan salah untuk kegagalan tambahan; juga, kondom terkadang pecah.
Tingkat kerusakan berkisar antara 1-8 per 100 episode hubungan seks vaginal (dan
agak lebih tinggi untuk hubungan seks anal), dan tingkat selip berkisar antara 1%
hingga 5%. Dengan pasangan berpengalaman, kegagalan kondom akibat kerusakan dan
selip (cukup untuk meningkatkan risiko kehamilan atau IMS) terjadi pada tingkat
sekitar 1% .83 Dalam survei AS, satu kehamilan menghasilkan setiap tiga kerusakan
kondom. Penggunaan spermisida secara bersamaan menurunkan tingkat kegagalan jika
terjadi kerusakan. Selain itu, bahkan ketika ada selip atau kerusakan, kondom
memberikan perlindungan terhadap kehamilan dan IMS karena masih ada pengurangan
paparan semen.
165
Kerusakan adalah masalah yang lebih besar bagi pasangan yang berisiko untuk IMS.
Pria yang terinfeksi menularkan gonore kepada wanita yang rentan sekitar dua pertiga
waktu. Jika wanita itu terinfeksi, penularan ke pria terjadi sepertiga dari waktu.
Kemungkinan infeksi HIV setelah pajanan seksual tunggal berkisar antara 1 banding
1.000 hingga 1 banding 10.
Tingkat kerusakan kondom tergantung pada perilaku dan praktik seksual, pengalaman
dengan penggunaan kondom, kondisi kondom, dan kualitas pembuatan. Kondom tetap
dalam kondisi baik hingga 5 tahun kecuali terkena sinar ultraviolet, panas atau
kelembaban berlebihan, ozon, atau minyak. Pembuat kondom secara teratur memeriksa
sampel produk mereka untuk memastikan mereka memenuhi standar nasional.
Prosedur ini membatasi proporsi cacat hingga kurang dari 0,1% dari semua kondom
yang didistribusikan. Kegagalan kontrasepsi lebih mungkin disebabkan oleh
penggunaan yang tidak digunakan atau salah.
Ketika kondom pecah, atau jika ada alasan untuk percaya tumpahan atau kebocoran
terjadi, seorang wanita harus menghubungi dokter lebih disukai dalam waktu 72 jam
dan tidak lebih dari 120 jam. Kontrasepsi darurat, seperti dibahas pada Bab 22, harus
disediakan. Pasangan yang mengandalkan kondom untuk kontrasepsi harus dididik
mengenai kontrasepsi darurat, dan metode yang tepat harus tetap tersedia untuk
pengobatan sendiri).
Untuk masa depan yang segera, pencegahan IMS dan pengendalian epidemi AIDS
akan membutuhkan peningkatan besar dalam penggunaan kondom. Kita semua harus
terlibat dalam upaya mempromosikan penggunaan kondom. Penggunaan kondom
harus digambarkan dalam sudut pandang positif pencegahan IMS. Area konsentrasi
yang penting adalah pengajaran keterampilan sosial yang diperlukan untuk memastikan
penggunaan oleh mitra yang enggan. Menggunakan taktik menakut-nakuti tentang IMS
untuk mendorong penggunaan kondom tidak cukup. Pendekatan yang lebih positif
dapat menghasilkan kepatuhan yang lebih baik. Penting untuk menekankan bahwa
pencegahan IMS akan menjaga kesuburan di masa depan. Untuk wanita yang tidak
dalam hubungan monogami yang stabil, pendekatan ganda direkomendasikan,
menggabungkan kemanjuran kontrasepsi dan perlindungan terhadap PID yang
166
ditawarkan
oleh
kontrasepsi
estrogen-progestin
dengan
penggunaan
metode
penghalang untuk pencegahan IMS virus.
Kondom Wanita
Kondom wanita adalah kantong yang terbuat dari poliuretan, yang melapisi vagina.
Cincin internal di ujung kantong tertutup menutupi serviks dan cincin eksternal tetap
berada di luar vagina, sebagian menutupi perineum. Kondom wanita prelubricated
dengan silikon, dan spermisida tidak perlu digunakan. Kondom wanita harus menjadi
penghalang efektif terhadap infeksi IMS. Kondom wanita tahan in vitro terhadap
cytomegalovirus dan HIV91; Namun, biaya tinggi dan penerimaan adalah masalah
utama. Integritas kondom wanita dipertahankan hingga 8 penggunaan berulang kali
dengan pencucian, pengeringan, dan pemindahan kembali. Perangkat ini lebih rumit
daripada kondom, dan penelitian menunjukkan tingkat masalah yang relatif tinggi
seperti selip. Wanita yang telah berhasil menggunakan metode penghalang dan yang
sangat termotivasi untuk menghindari IMS lebih cenderung memilih kondom wanita.
Dengan penggunaan yang hati-hati, tingkat kemanjuran harus serupa dengan diafragma
dan tutup serviks.
Penarikan
Penarikan sebagai metode kontrasepsi, metode yang digunakan selama berabad-abad
dan dikenal secara historis sebagai coitus interruptus, tidak boleh diabaikan atau
diremehkan. Metode penarikan dipelajari secara intuitif, tidak ada biaya, dan efisiensi
sangat bagus. Jika penarikan sebelum ejakulasi terjadi pada setiap hubungan seksual,
tingkat kegagalan lebih dari setahun hanya 4% dapat dicapai. Dokter yang mengejek
metode ini kehilangan fakta bahwa tingkat kegagalan tipikal 18,4% selama satu tahun
sangat mirip dengan yang dicapai dengan kondom pria, yang merupakan tingkat
kegagalan terendah yang diharapkan 2% dan tingkat khas 17,4% dalam 1 tahun.
Kurangnya penghormatan terhadap penarikan sebagai metode kontrasepsi dapat
dikaitkan dengan dua faktor: preferensi yang dimengerti untuk metode modern dan
keyakinan bahwa cairan pra-ejakulasi mengandung sperma. Kekhawatiran terakhir
dapat dimengerti mengingat kesulitan yang melekat dalam memisahkan cairan praejakulasi dari ejakulasi untuk mempelajari pertanyaan. Ada satu studi kecil dari 5 pria
dengan riwayat ejakulasi dini dan 3 pria dengan cairan berlebihan selama foreplay.
167
Tidak ada satu sperma pun yang terdeteksi dalam spesimen cairan prejaculatory yang
dikumpulkan di ujung uretra. Dalam dua penelitian lain, tidak ada sperma yang
ditemukan dalam cairan preejaculatory dari 16 pria, dan pada 15 pria, beberapa
gumpalan sperma hadir pada 5 pria. Data yang langka; Namun, tingkat kegagalan yang
relatif baik dengan metode ini menunjukkan bahwa studi ini benar.
Penggunaan lazim modern dari metode ini (sekitar 4% wanita kontrasepsi dalam
Survei Nasional Pertumbuhan Keluarga AS tahun 2002) sulit untuk secara akurat
mengukur karena individu sangat sering menggabungkan penarikan dengan metode
lain, dan metode lain adalah yang dilaporkan dalam keluarga berencana. survei.
Dengan kata lain, penggunaan penarikan secara signifikan tidak dilaporkan. Memang,
banyak orang tidak mengklasifikasikan hal ini sebagai metode kontrasepsi, menyimpan
penunjukan itu untuk metode modern. Namun demikian, tidak mengherankan bahwa
dari 25% hingga 60% remaja melaporkan penggunaan penarikan.
Kami mendorong para dokter untuk lebih menerima metode yang umum digunakan
dan hal tersebut benar-benar merupakan metode kontrasepsi yang sah sebagaimana
dibuktikan oleh perlindungan substansial terhadap kehamilan yang dapat dicapai.
Tentu saja, perlindungan terhadap IMS tidak diharapkan.
168
Download