TELAHAN EKONOMI RIAU TERKINI Disampaikan dalam acara: ECONOMIST SESSION 16 November 2016, Kanwil BRI Pekanbaru Oleh: Dahlan Tampubolon, Ph.D Dosen FE-UR & Ekonom Kemenkeu RI 1 OUTLINE Gambaran Umum Provinsi Riau Perekonomian Riau Keuangan & Perbankan Keuangan Daerah Indikator Pembangunan Arah Kebijakan Pembangunan 2 GAMBARAN UMUM PROVINSI RIAU Luas Wilayah: 107.931,71 KM2 Daratan : 86.411,90 Km2 Lautan : 21.478,81 Km2 Panjang Garis Pantai : 2.078,15 Km KAWASAN DARATAN KAB. ROKAN HULU Luas : 722.977,68 Ha Adm : 16 Kec,153 Kel/Desa Jmlh Pddk : 592.278 Jiwa KAB. KAMPAR Luas : 1.092.819,71 Ha Adm : 21 Kec,245 Kel/Desa Jmlh Pddk :793.005 Jiwa KOTA PEKANBARU Luas : 63.300,86 Ha Adm :12 KEC, 58 Kel/Desa, Jmlh Pddk : 1.038.118 Jiwa KAB. KUANSING Luas : 520.216,13 Ha Adm :15 Kec,229 Kel/Desa, Jlmh Pddk : 314.276 Jiwa KAB. INDRAGIRI HULU Luas : 767.626,66 Ha Adm : 14 Kec,194 Kel/Desa Jlmh Pddk : 409.431 Jiwa ADMINISTRATIF TERDIRI ATAS : 2 Kota 10 Kabupaten 164 Kecamatan 1.836 Desa / Kelurahan JUMLAH PENDUDUK : 6.344.402 JIWA LAKI-LAKI PEREMPUAN : 3.257.600 JIWA : 3.086.800 JIWA KAWASAN PESISIR KAB. ROKAN HILIR Luas : 896.142,93 Ha Adm : 30 Pulau, 18 Kec 193 Kel/Desa Jlmh Pddk : 644.680 Jiwa KOTA DUMAI Luas : 203.900,00 Ha Adm : 7 Kec, 33 Kel/Desa Jmlh Pddk : 285.967 Jiwa KAB. BENGKALIS Luas : 843.720,05 Ha Adm : 4 Pulau,8 Kec,155 Kel/Desa Jmlh Pddk : 543.987 Jiwa, KAB. SIAK Luas : 823.357,00 Ha Adm : 1 Pulau, 14 Kec, 131 Kel/Desa Jmlh Pddk : 440.841 Jiwa KAB. KEP. MERANTI Luas : 360.703,00 Ha Adm : 9 Pulau, 9 Kec, 101 Kel/Desa Jmlh Pddk : 181.095 Jiwa, KAB. INDRAGIRI HILIR Luas : 1.379.837,12 Ha Adm : 32 Pulau, 20 KEC, 236 Kel/Desa Jmlh Pddk : 703.734 Jiwa KAB. PELALAWAN Luas :1.240.413,95 Ha Adm :12 Kec,118 Kel/Desa Jmlh Pddk : 396.990 Jiwa 3 INFRASTRUKTUR 4 JALAN DI RIAU No Konstruksi 1 2 3 4 Total Aspal Rigid Pavement/Semenisasi Kerikil / Agregat Base Tanah Jalan Nasional Panjang (%) (Km) 1.031.14 90.89 63,17 5,57 40,16 3,54 0 0 1.134,47 100 Jalan Provinsi Panjang (%) (Km) 1.314,84 43,35 133,45 4,39 751,33 24,77 833,70 27,48 3.033,32 100,00 Jalan Nasional (km) Per Kabupaten Kota, 2014 Panjang Jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten (km) Per Kaputaen Kota, 2014 164.92 Indragiri Hulu 159.50 Pekanbaru - Kuantan Singigi Rokan Hulu - Meranti 20.00 40.00 1,585.83 Bengkalis Meranti - 1,706.02 Dumai 32.58 Dumai 1,802.43 Indragiri Hilir 66.73 Siak 2,179.49 Indragiri Hulu 73.56 Kuantan Singigi 2,390.74 Rokan Hilir 113.54 Bengkalis 2,554.88 Rokan Hulu 122.01 Indragiri Hilir 2,850.12 Kampar 127.03 Rokan Hilir 2,943.38 Pelalawan 131.59 Pelalawan 3,017.23 Pekanbaru 143.01 Kampar 3,203.29 Siak 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 1,479.07 941.79 - 500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 3,500.00 5 JALAN DI KABUPATEN/KOTA Jalan (km) Kabupaten Kota, 2014 Jalan Provinsi (km) Per Kabupaten Kota, 2014 487.94 Kampar 481.88 Indragiri Hilir 408.91 Rokan Hulu 296.30 Rokan Hilir 277.54 Indragiri Hulu 256.20 Indragiri Hulu 112.20 Dumai 86.60 Pekanbaru - Meranti - 2,145.97 Rokan Hulu Pelalawan 153.72 2,219.17 Kampar Rokan Hilir Bengkalis 2,555.59 Pelalawan 256.37 215.66 2,771.13 Pekanbaru Siak Kuantan Singigi 2,880.19 Siak 1,967.41 1,737.03 1,561.24 Dumai 1,318.57 Bengkalis Indragiri Hilir 1,198.54 Kuantan Singingi 1,189.85 941.79 Kep. Meranti 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 450.00 500.00 - 500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 6 ELEKTRIFIKASI 104.97 Pekanbaru 100.00 Dumai Bengkalis 98.69 Indragiri Hulu 98.04 Kep. Meranti 96.64 Kuantan Singingi 94.84 91.97 Rokan Hilir Kampar 87.89 Provinsi Riau 87.81 77.94 Siak Pelalawan 71.59 Indragiri Hilir 70.72 61.83 Rokan Hulu - 50.00 100.00 150.00 7 KEPENDUDUKAN 5.45 Pelalawan 4.36 Rokan Hulu 3.06 Siak 2.98 Rokan Hilir 2.83 Pekanbaru 2.76 Kampar 2.62 Provinsi Riau Kota Dumai 2.31 Indragiri Hulu 2.30 1.68 Bengkalis 1.39 Kuantan Singingi Kep. Meranti 0.00 1.00 3.00 4.00 5.00 Laki-Laki Perempuan 161.377 152.899 Indragiri Hulu 409.431 210.219 199.212 Indragiri Hilir 703.734 361.315 342.419 Pelalawan 396.990 203.753 193.237 Siak 440.841 226.311 214.530 Kampar 793.005 407.228 385.777 Rokan Hulu 592.278 304.050 288.228 Bengkalis 543.987 279.255 264.732 Rokan Hilir 644.680 331.027 313.653 Meranti 181.095 93.017 88.078 1.038.118 533.217 504.901 285.967 146.792 139.175 6.344.402 3.257.561 3.086.841 Jumlah 2.00 Jenis Kelamin 314.276 Kota Dumai 0.57 Penduduk (Jiwa) Kuantan Singingi Pekanbaru 0.97 Indragiri Hilir Kabupaten Kota 6.00 8 KETENAGAKERJAAN Uraian Tahun 2013 2011 2012 Penduduk Usia 15 ke atas 3.857.145 3.985.257 Angkatan Kerja (jiwa) a. Bekerja b. Tidak Bekerja Bukan Angkatan Kerja TPAK (%) TPT (%) 2.560.402 2.424.180 136.222 1.296.743 66,38 5,32 2.506.776 2.399.002 107.774 1.478.481 62,91 4,3 Dumai 66.94 Ind Hulu 66.76 4.135.186 4.257.120 4.390.690 3,29 2.623.310 2.479.493 148.817 1.511.876 63,44 5,48 2.695.247 2.518.485 176.762 1.561.873 63,31 6,58 2.762.170 2.623.818 138,352 1.628.520 63,22 7,83 1,94 2,02 -15,99 5,96 -1,18 11,83 Rohul 65.41 Kampar 64.76 63.84 63.22 Pekanbaru 63.04 50 52 54 56 58 60 Provinsi Riau 7,83 Rohul 7.82 7.61 7.46 7.16 Ind Hilir 4.82 Ind Hulu 2.60 Kuansing 56.53 Rokan Hilir 8.07 Pekanbaru 59.44 Kampar 8.62 Pelelawan 60.57 Siak 10.02 9.37 Kep Meranti Rokan Hilir Provinsi Riau 10.08 siak Bengkalis Ind Hilir 11.23 Bengkalis 65.43 Pelelawan TPAK (%) 2015 Dumai 67.16 Kuansing 62 64 66 68 G (%) 2014 TPT (%) - 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 9 PEREKONOMIAN RIAU 10 INVESTASI 2011 PMDN Proyek (Unit) Nilai (Rp. Milyar) Penyerapan TK PMA Proyek (Unit) Nilai (US$. Juta) Penyerapan TK 2012 Perkembangan 2013 2014 64 81 7.462,60 5.450,40 15.769 12.865 168 4.874,27 33.284 129 7.707,50 - 56 51 212,34 1.152.85 3.038 12.194 64 1.304,94 26.095 76 1.369,53 - 2015 243 9.943,04 - Pert. (%) 49,78 12,40 180 43,04 653,39 102,19 - 11 PMA & PMDN DI INDONESIA 12 REALISASI INVESTASI TW I-2016 (1) 13 REALISASI INVESTASI TW I-2016 (2) 14 REALISASI INVESTASI TW II-2016 (3) 15 15 NILAI PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU • NILAI PDRB TANPA MIGAS: - 2014 : Rp. 436.989.740,46 - 2015 : Rp. 481.653.084,10 • NILAI PDRB DENGAN MIGAS - 2014 : Rp. 679.692.178,06 - 2015 : Rp. 652.386.422,52 16 EKONOMI RIAU TRIWULAN I 2016 • Perekonomian Riau berdasarkan PDRB adh berlaku TW I/2016 mencapai Rp162,19 triliun dan adh konstan 2010 mencapai Rp110,20 triliun. • Provinsi Riau pada TW I/2016, berkontribusi sebesar 5,39 persen thd perekonomian nasional. Provinsi Riau merupakan urutan ke-5 PDRB terbesar di Indonesia dan PDRB terbesar di Pulau Sumatera. Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Riau 17 EKONOMI RIAU TRIWULAN II 2016 • TW II tahun 2016 mencapai Rp166,41 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp112,13 triliun. • TW II 2016 Riau terbesar di pulau Sumatera dengan porsi 24,21 persen total PDRB se-Sumatera, diikuti oleh PDRB Sumatera Utara dan Sumatera Selatan, masing-masing Rp. 154,25 triliun dan Rp. 88,06 triliun. • Kontribusi ketiga provinsi tersebut mencapai 59,46 persen terhadap total PDRB ADHB Pulau Sumatera Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Riau 18 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA TW I & TW II 2016 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5.78 6.00 5.67 5.41 5.48 5.00 5.02 5.40 5.21 5.02 4.99 4.58 5.18 5.13 4.75 4.49 4.94 4.00 3.66 4.18 3.67 3.30 4.92 3.42 3.57 3.00 2.40 2.34 2.00 1.00 Sumatera Barat Sumatera Utara Bengkulu Kepulauan Riau Lampung Sumatera Selatan TW I NAD Bangka Belitung Jambi Riau Sumatera Indonesia TW II 19 PERTUMBUHAN PDRB DI SUMATERA TW II – 2016 (q to q) Sumatera 2,12 20 PERTUMBUHAN PDRB DI SUMATERA TW II – 2016 (y to y) Sumatera 4,49 21 PDRB RIAU & SUMATERA TW I-II 2016 22 PERTUMBUHAN SEKTORAL Sektor pertanian, konstruksi dan perdagangan besar eceran menjadi tiga sektor utama yang memacu pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau pada triwulan II 2016. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan Provinsi Riau pada triwulan II 2016 sebesar 4,31% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan triwulan I sebesar 3,18%. Pertumbuhan sektor konstruksi tercermin dari penjualan semen pada triwulan II 2016 mencapai 379.929 ton, meningkat sedikit dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 373.842 ton. 23 PERKEMBANGAN INFLASI RIAU 2015 - 2016 24 EKSPOR RIAU Perdagangan Migas Non Migas (NM) Komposisi NM (%) 2011 6.775.013,70 13.364.967,70 66,36 2012 6.556.107,80 12.588.796,86 65,76 Tahun 2013 2014 5.895.893,47 6.596.203,17 11.661.263,62 15.268.961,97 66,42 69,83 2015 3.530.979,82 10.840.754,12 75,43 g. (%) -11,97 -2,81 3,31 Ekspor netto Riau pada triwulan II 2016 hanya tumbuh sebesar 0,03% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan I 2016 tumbuh -1,65% (yoy). Perbaikan ekspor netto bersumber dari peningkatan ekspor antar daerah yang sebelumnya tumbuh 39,80% (yoy) menjadi 150,89% (yoy) pada triwulan II 2016. Peningkatan ekspor terutama bersumber dari komoditas pulp seiring dengan proyeksi peningkatan produksi pulp salah satu pemain besar di industri ini yang mencapai di atas 10%. 25 IMPOR RIAU Pada triwulan II 2016 impor Riau sebesar 8,19% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan I yang hanya 1,56% (yoy). Laju pertumbuhan impor terutama disebabkan oleh meningkatnya impor luar negeri 15,63% (yoy) terjadi setelah mengalami perlambatan pada triwulan I sebesar - 3,47% (yoy). Meningkatnya impor juga dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar rupiah yang pada triwulan II 2016. 26 EKSPOR – IMPOR RIAU TW II 2016 Ekspor netto Riau pada triwulan II 2016 hanya tumbuh sebesar 0,03% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan I 2016 tumbuh -1,65% (yoy). Perbaikan ekspor netto bersumber dari peningkatan ekspor antar daerah yang sebelumnya tumbuh 39,80% (yoy) menjadi 150,89% (yoy) pada triwulan II 2016. Peningkatan ekspor terutama bersumber dari komoditas pulp seiring dengan proyeksi peningkatan produksi pulp salah satu pemain besar di industri ini yang mencapai di atas 10%. Pada triwulan II 2016 impor Riau sebesar 8,19% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan I yang hanya 1,56% (yoy). Laju pertumbuhan impor terutama disebabkan oleh meningkatnya impor luar negeri 15,63% (yoy) terjadi setelah mengalami perlambatan pada triwulan I sebesar - 3,47% (yoy). Meningkatnya impor juga dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar rupiah yang pada triwulan II 2016. 27 KOMODITI EKSPOR & IMPOR RIAU JANUARI – AGUSTUS 2016 (%) IMPOR UTAMA EKSPOR UTAMA Minyak & Lemak Hewan/Nabati (15) 60.52 Kertas & Karton (48) 12.93 Pulp (47) 11.83 Berbagai Produk Kimia (38) Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 42.03 Pupuk 24.89 Pulp 9.03 5.08 Garam, Belerang, Kapur 2.78 2.72 Bahan Kimia Organik (29) 1.18 Bahan Kimia Organik Ampas & Sisa Industri Makanan (23) 1.02 Besi & Baja 1.99 Tembakau (24) 1.01 Plastik & Barang dari Plastik 1.68 Berbagai Makanan Olahan (21) 0.94 Biji-bjian Berminyal 1.62 Buah-Buahan (08) 0.39 Hasil Penggilingan 1.50 Bahan-Bahan Nabati (14) 0.16 0 Sumber: 10 Mesin/Peralatan Listrik 20 30 40 50 60 70 0.81 - 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Riau 28 NEGARA TUJUAN EKSPOR DAN ASAL IMPOR RIAU JANUARI – AGUSTUS 2016 (%) TUJUAN EKSPOR ASAL IMPOR 16.99 Tiongkok 15.71 India 7.07 Belanda 12.42 Kanada 11.49 Malaysia 6.77 Malaysia 27.08 Tiongkok 9.08 Amerika Serikat Amerika Serikat 6.43 Finlandia Pakistan 6.40 Thailand 3.33 Italia 3.20 3.70 Singapura 3.45 Spanyol - 2.00 4.00 1.68 Australia 2.71 Italia 2.38 Jerman 3.25 Banglades 8.50 0.65 Rusia 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 - 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 29 IMPOR RIAU MENURUT PENGGUNAAN BARANG JANUARI – AGUSTUS 2016 Barang Konsumsi, 9.24 Barang Modal, 27.70 Bahan Baku/Penolong,… Sumber: Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Riau 30 PERKEMBANGAN KOPERASI Investasi Jumlah koperasi Koperasi Aktif 2011 4.792 Perkembangan 2012 2013 5.013 6.125 2014 4.993 Pert. 2015 (%/Thn) 5.271 3,47 - - - - 3.099 Anggota 610.749 608.468 629.567 545.025 541.731 (2,73) Modal Sendiri (Rp. Juta) 641.052 726.108 842.723 1.152.374 1.103.553 15,46 Modal Luar (Rp. Juta) 1.609.952 1.715.236 1.636.660 1.905.988 2.389.091 10,94 Volume Usaha (Rp. Juta) 2.279.604 2.348.918 2.379.019 3.314.885 2.960.121 8,24 SHU (Rp. Juta) 106.564 129.150 138.253 182.829 173.534 13,85 Jumlah UMKM 484.289 490.396 - - - - 31 KOPERASI DI KABUPATEN/KOTA Volume Usaha Per Koperasi (Rp. Juta) SHU Per Koperasi (Rp. Juta) 61.71 61.37 60.93 58.75 Pelalawan Kuantan Singingi Siak Kampar Rokan Hulu Pekanbaru Dumai Indragiri Hulu Indragiri Hilir Rokan Hilir Bengkalis Kepulauan Meranti 44.89 41.57 38.94 34.45 16.29 15.07 12.04 0.90 - 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 1,201.86 Kampar Pekanbaru Indragiri Hulu Siak Kuantan Singingi Pelalawan Rokan Hulu Rokan Hilir Dumai Indragiri Hilir Bengkalis Kepulauan Meranti 1,025.92 975.30 903.51 693.52 514.44 264.62 252.45 240.45 237.06 44.61 23.85 - 70.00 189 175 165 141 119 79 69 42 41 30 16 50 100 600.00 800.00 1,000.00 1,200.00 1,400.00 150 200 924 Pekanbaru Bengkalis Indragiri Hilir Kampar Indragiri Hulu Rokan Hulu Rokan Hilir Kuantan Singingi Pelalawan Dumai Kepulauan Meranti Siak 214 - 400.00 Jumlah Koperasi 2015 Jumlah Anggota Per Koperasi 2015 Rokan Hulu Siak Pelalawan Kampar Indragiri Hulu Pekanbaru Dumai Rokan Hilir Bengkalis Indragiri Hilir Kuantan Singingi Kepulauan Meranti 200.00 250 843 504 502 354 314 303 270 248 247 242 232 0 200 400 600 800 1000 32 PARIWISATA Pintu Masuk 1. Dumai 2. Pekanbaru 3. Bengkalis 4. Selat Panjang Jumlah Asal 1. Asean 2. Asia (Non ASEAN) 3. Eropa 4. Amerika 5. Oceania 6. Afrika Jumlah Tahun 2013 2011 2012 15.632 16.147 25.227 g. (%) 2014 2015 12.370 14.739 13.100 25.065 18.986 25.757 27.810 5.640 6.108 5.954 7.162 7.301 1.378 1.499 1.274 276 6.226 47.877 48.819 38.584 47.934 54.437 2014 2015 Tahun 2013 2011 2012 38.917 38.891 31.074 38.797 4.117 4.269 4.785 6.608 1.999 3.171 1.606 1.464 2.378 1.783 698 644 380 585 354 339 86 47.877 120 48.819 67 38.584 82 47.934 -3,02 4,68 7,00 517,81 4,70 g. (%) 41.650 3,01 10.589 28,53 1.117 -5,82 693 -21,50 312 0,56 76 2,61 54.437 4,70 33 KOMODITAS PERKEBUNAN Komoditas Utama Kuantan Singingi 2 Indragiri Hulu 3 Indragiri Hilir 4 Pelalawan 5 Siak 6 Kampar 7 Rokan Hulu 8 Rokan Hilir 9 Bengkalis 10 Kep. Meranti 11 Pekanbaru 12 Dumai Jumlah 1 128.808 118.969 228.051 306.877 287.331 400.249 422.85 198.947 271.679 10.929 37.129 2.411.819 410.195 427.755 705.888 1.247.740 950.008 1.328.777 1.173.743 400.387 806.251 30.666 79.883 7.561.293 3,18 3,60 3,10 4,07 3,31 3,32 2,78 2,01 2,97 2,81 2,15 3,14 2.614 1.828 439.955 16.668 1.657 1.766 1.132 12.531 5.547 31.453 15 1.729 516.895 1.8 296 359.372 17.312 1.238 561 595 7.551 4.632 27.379 9 908 421.653 0,69 0,16 0,82 1,04 0,75 0,32 0,53 0,60 0,84 0,87 0,60 0,53 0,82 145.388 61.372 5.369 29.632 15.569 102.353 56.442 35.472 26.359 19.638 2.917 2.395 502.906 79.561 43.086 3.931 40.349 10.495 77.556 55.703 21.258 23.99 9.227 388 1.716 367.26 Produkt ivitas (ton/ha ) Produk si (ton) Luas (ha) Karet Produkt ivitas (ton/ha ) Produk si (ton) Luas (ha) Kelapa Produkt ivitas (ton PO/ha) Kabupaten Kota Produk si (ton) No Luas (ha) Kelapa Sawit 0,55 0,70 0,73 1,36 0,67 0,76 0,99 0,60 0,91 0,47 0,13 0,72 0,73 34 PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN Produktivitas Kelapa (ton kopra/ha) Produktivitas Kelapa Sawit (Ton CPO/Ha) Kampar 3.32 Siak 3.31 Dumai 2.81 Provinsi Riau 2.78 Rokan Hulu 2.78 Siak Bengkalis Kepulauan Meranti 0.60 Pekanbaru 0.53 Rokan Hulu 0.53 - 0.32 Kampar 0.16 Indragiri Hulu - Kepulauan Meranti 0.65 0.60 2.01 Bengkalis 0.69 Provinsi Riau 2.15 Pekanbaru 0.75 Kuantan Singingi 2.97 Rokan Hilir 0.82 Indragiri Hilir 3.10 Indragiri Hilir 0.84 Rokan Hilir 3.18 Kuantan Singingi 0.87 Dumai 3.60 Indragiri Hulu 1.04 Pelalawan 4.07 Pelalawan 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 - 4.50 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 Produktivitas Karet (ton Ojol/ha) 1.36 Pelalawan 0.99 Rokan Hulu 0.91 Rokan Hilir 0.76 Kampar Indragiri Hilir 0.73 Provinsi Riau 0.72 Pekanbaru 0.72 0.70 Indragiri Hulu 0.67 Siak 0.60 Bengkalis 0.55 Kuantan Singingi 0.47 Dumai 0.13 Kepulauan Meranti - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 35 JUMLAH PKS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kabupaten Kota Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Rokan Hilir Bengkalis Kep. Meranti Pekanbaru Dumai Jumlah Luas Kebun Kelapa Sawit (Ha) 128.808 422.850 198.947 306.877 287.331 400.249 118.969 228.051 271.679 10.928 37.129 2.411.819 Jumlah PKS Unit 11 11 9 17 15 36 22 22 9 1 2 220 Kapasitas (Ton/Jam) 465 420 415 715 685 1.485 966 915 395 30 120 6.521 Luas Kebun/PKS (Ha/PKS) 11.710 38.441 22.105 18.052 19.155 11.118 5.408 10.366 30.187 10.928 18.565 10.963 36 HASIL HUTAN & TAMBANG Uraian Kayu Gergajian Kayu lapis Serpih Kayu Pulp Jenis Tambang Minyak Bumi Gas Bumi Batu Bara 2011 2012 36.963,62 51.601,91 206.144,05 105.079,16 72.243,74 42.751,20 4.652.843,46 3.875.287,80 2011 2012 Tahun 2013 2014 12.686,63 10.676,33 91.137,12 81.234,41 119.324,64 109.422,24 3.822.455,02 4.283.425,12 Tahun 2013 2015 6.670,51 78.956,47 17.598.027,00 4.218.947,00 2014 140.049.484,00 135.474.058,00 126.556.611,67 119.433.077,73 6.083.885,00 5.716.756,00 10.960.321,71 1.952.958,00 1.885.041,00 2.057.139,59 14.983.802,05 585.812,67 2015 g. (%) -22,29 -18,99 7,50 -22,92 g. (%) 83.033.801,58 -11,49 14.563.561,47 29,90 240.511,32 -31,20 37 PRODUKSI PERIKANAN 60.0 52.3 50.0 40.0 31.7 30.0 20.0 10.0 0.7 1.7 1.9 2.3 3.5 5.5 6.5 7.1 10.6 - 54.3 1.60 Dumai Pekanbaru 0.52 Indragiri Hulu 0.52 0.33 Rokan Hulu 0.13 Kampar Indragiri Hilir 0.12 Siak 0.11 Rokan Hilir 0.10 0.08 Kuantan Singingi 0.06 Provinsi Riau 0.04 Pelalawan Produksi Perikanan Per Kabupaten Kota (Ribu ton) Tahun 2015 Kepulauan Meranti 0.01 Bengkalis 0.00 - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 Produktivitas Perikanan Menurut Luas Wilayah Perairan Per Kabupaten Kota (Ton/Ha) Tahun 2015 38 PRODUKSI INDUSTRI Uraian Industri Pengolahan Unit Usaha Tenaga Kerja (Org) Nilai Output (Rp juta) Nilai Tambah (Rp juta) NO/Tenaga Kerja NT/Tenaga Kerja 2011 Tahun 2013 2012 2014 2015 g. (%) 24.73 25.46 26.57 27.35 28.26 3.25 191 183 205 202 217 3.40 48,202 51,015 72,903 59,470 64,002 8.19 60,488 99,116 154,563 172,023 223,554 67.40 33,963 34,765 51,517 45,849 55,799 16.07 1,942,879 2,120,120 2,892,597 3,492,918 44.59 1,254,887 704,598 681,469 706,655 770,952 871,836 5.93 39 KAWASAN INDUSTRI N Wilayah o Industri KI Dumai 1 Pelintung Lubuk Gaung Dock Yard Pelindo (BK) 2 KI Tj Buton 3 KI B. Bakul 4 KI Kuala Enok 5 KITenayan Raya Kawasan 6 Teknopolitan Jumlah Luas (ha) Lokasi 5.084,53 2.158,00 Dumai 300,00 115,00 5.789,90 Siak 3.220,00 Bengkalis Indragiri 5.203,95 Hilir 3.247,54Pekanbaru 3.754,00 Pelalawan 23.652,92 Riau 40 KEUANGAN DAERAH & PERBANKAN 41 KINERJA PERBANKAN Perbankan di Provinsi Riau pada triwulan II-2016 mengalami penurunan dari TW sebelumnya dilihat dari pertumbuhan Aset, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), namun penyaluran Kredit yang justru mengalami pertumbuhan. Kualitas kredit yang disalurkan perbankan di provinsi Riau juga mengalami perbaikan. NPL perbankan di triwulan II-2016 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan NPL di TW . Penurunan pertumbuhan DPK diikuti pertumbuhan kredit yang mulai membaik, LDR perbankan berada pada level 89,11% yang mencerminkan bahwa masih cukup terjaganya likuiditas perbankan di Provinsi Riau. 42 ASET PERBANKAN Perkembangan Aset Bank Umum Berdasarkan Kegiatan Bank Pangsa Aset Bank Umum Berdasarkan Kegiatan Bank Pertumbuhan aset bank umum pada triwulan laporan terutama bersumber dari kontraksi aset kelompok bank umum sebesar pemerintah 16,05% (yoy). Berdasarkan kegiatannya, aset bank umum (pangsa 93,44%). konvensional Perkembangan Aset Bank Umum Berdasarkan Kegiatan Bank Pangsa Aset Bank Umum Berdasarkan Kegiatan Bank DPK oleh bank umum di Provinsi Riau pada triwulan II-2016 tercatat mengalami kontraksi sebesar 6,82% (yoy). Deposito yang terkontraksi lebih dalam disebabkan oleh Deposito milik Pemerintah Daerah yang terkontraksi semakin dalam dari kontraksi 47,67% (yoy) menjadi kontraksi 63,16% (yoy) di triwulan II-2016. 43 PENYALURAN KREDIT Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan Perkembangan Kredit Berdasarkan Kelompok dan Valuta Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Kegiatan Bank Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Kelompok dan Valuta Perbaikan penyaluran kredit menunjukkan mulai meningkatnya permintaan kredit pada TW2, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi meskipun masih terbatas. Kredit investasi (pangsa 30,13%) mengalami perlambatan hanya tumbuh menjadi 2,60% (yoy) pada TW 2, sedangkan kredit modal kerja (pangsa 31,98%) mengalami perbaikan tumbuh 11,01% (yoy). Perlambatan kredit terjadi pada penyaluran kredit valas sedangkan kredit dalam mata uang Rupiah mengalami pertumbuhan. 44 NPL Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Kegiatan Bank Perkembangan Kredit Berdasarkan Kelompok dan Valuta Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Kelompok dan Valuta Fungsi intermediasi bank umum di Provinsi Riau pada triwulan II2016 mengalami penurunan, namun masih lebih dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Menurunnya fungsi intermediasi tercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu sebesar 88,89% . Tingkat NPL kredit bank umum yang menurun menunjukkan trend perbaikan kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Provinsi Riau dalam kurun 3 bulan terakhir. NPL tertinggi di sektor konstruksi sebesar 8,05%, sektor perdagangan sebesar 6,52% dan sektor pengangkutan 4,61%. 45 KREDIT MENURUT SEKTOR EKONOMI DI RIAU (Rp Triliun) 46 KREDIT RUMAH TANGGA Kredit konsumsi di Provinsi Riau pada triwulan II-2016 sedikit membaik tumbuh sebesar 10,05% (yoy). Membaiknya pertumbuhan kredit konsumsi tercermin dari penyaluran kredit ke sektor perumahan yang tumbuh kredit kendaraan bermotor pada triwulan II-2016 mengalami kontraksi bersumber dari menurunnya kredit kendaraan roda empat Perkembangan Kredit Perumahan Perkembangan Kredit Kenderaan Bermotor Perkembangan Kredit Multiguna Perkembangan Kredit Durable Goods Membaiknya kredit konsumsi juga ditopang oleh sektor kredit durable goods yang mengalami peningkatan yang signifikan, demikian pula dengan kredit multi guna 47 KREDIT UMKM MENURUT SEKTOR 48 SEKTOR UMKM Perkembangan & Pertumbuhan Kredit UMKM Perkembangan NPL Kredit UMKM Pangsa Kredit Berdasarkan Jenis Usaha NPL Sektoral TW 2 (%) Total kredit yang disalurkan kepada UMKM oleh bank umum di Provinsi Riau meningkat pada triwulan II 2016 NPL UMKM mengalami peningkatan pada triwulan II2016, terutama sektor pertanian. Tingginya NPL di sektor tersebut diperkirakan karena harga komoditas yang belum sepenuhnya membaik sehingga mencipatakan daya beli masyarakat yang rendah dan berpengaruh terhadap kemampuan membayar hutang jatuh tempo. Angka NPL di sektor UMKM tersebut telah jauh melampaui batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia 49 ALIRAN UANG MASUK DAN KELUAR 50 TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI Transaksi pembayaran dengan kliring pada triwulan II 2016 tercatat menurun baik dari segi nominal transaksi maupun jumlah warkat yang digunakan. Menurunnya nominal dan jumlah warkat kliring pada periode laporan diperkirakan dipengaruhi oleh meningkatnya preferensi masyarakat terhadap transaksi pembayaran non tunai melalui BI-RTGS yang transaksinya lebih cepat. Perkembangan Nilai Transaksi Kliring di Provinsi Riau Perkembangan Volume Transaksi Kliring di Provinsi Riau 51 KEUANGAN DAERAH 52 PAGU & REALISASI PAD PER KAB/KOTA SE RIAU S.D. TW II 2016 53 PAGU & REALISASI DANA PERIMBANGAN TW II 2016 PER KAB/ KOTA SE-PROVINSI RIAU 54 REALISASI BELANJA DAERAH TW II DI RIAU TA 2016 (DALAM MILIAR RUPIAH) Uraian BELANJA BELANJA OPERASI Bel. Pegawai Bel. Barang Bel. Subsidi Bel. Hibah Bel. Bantuan Sosial Bel. Bantuan Keuangan BELANJA MODAL Bel. Tanah Bel. Peralatan dan Mesin Bel. Gedung dan Bangunan Realisasi Pagu Jumlah % 38.548,07 24.331,92 12.328,70 9.105,38 53,12 1.680,91 85,83 1.077,99 10.245,03 249,93 996,18 2.109,46 9.832,57 8.161,11 4.985,41 2.123,84 2,54 713,79 37,27 298,25 893,62 1,55 126,81 174,18 25,51 33,54 40,44 23,33 4,78 42,46 43,43 27,67 8,72 0,62 12,73 8,26 6.834,23 589,46 8,63 46,48 8,75 45,00 45,00 1,46 0,17 2,39 2,39 3,13 1,93 5,32 5,32 3.926,11 775,44 19,75 Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Retribusi 1.613,68 2,37 543,88 - 33,70 - Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 2.310,06 231,55 10,02 55 Bel. Jalan, Irigasi dan Jaringan Bel. Aset Tetap Lainnya Bel. Aset Lainnya BELANJA TAK TERDUGA Bel. Tak Terduga TRANSFER/BAGI HASIL KE DAERAH 55 REALISASI BELANJA DAERAH Komposisi Realisasi Belanja Daerah s.d. Triwulan II di Provinsi Riau Perbandingan Tingkat Realisasi Belanja Daerah per Jenis Belanja Tw II 2015 dan 2016 di Provinsi Riau 56 56 REALISASI BELANJA DAERAH PER PEMDA SE-PROVINSI RIAU S.D. TW II 2016 57 PEMBIAYAAN BERSIH TW I & II 2016 PER PEMDA DI PROVINSI RIAU 58 INDIKATOR PEMBANGUNAN 59 PERINGKAT DAYA SAING NASIONAL Provinsi 2015 2014 DKI Jakarta 1 1 Jawa Timur 2 Kalimantan Timur Provinsi 2015 2014 Sulawesi Barat 18 25 2 Sumatera Selatan 19 16 3 3 Kalimantan Barat 20 18 Jawa Tengah 4 4 Sulawesi Tengah 21 21 Jawa Barat 5 5 Sulawsi Tenggara 22 29 DI Yogyakarta 6 6 Bengkulu 23 30 Kepulauan Riau 7 11 Aceh 24 13 Banten 8 12 Lampung 25 24 Bali 9 14 Gorontalo 26 28 Kalimantan Selatan 10 8 Nusa Tenggara Barat 27 22 Sulawesi Selatan 11 7 Papua Barat 28 26 Sulawesi Utara 12 10 Nusa Tenggara Timur 29 32 Kalimantan Tengah 13 15 Maluku 30 23 Jambi 14 27 Bangka-Belitung 31 20 Sumatera Utara Riau 15 16 19 9 Maluku Utara Papua 32 33 33 31 Sumatera Barat 17 17 Asia Competitiveness Institute Lee Kuan Yew of Public Policy National University of Singapore 60 INDEKS GINI 2015 61 IPM PROVINSI 2014 DAN KOMPONENNYA Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D I Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA AHH 69,35 68,04 68,32 70,76 70,43 68,93 68,37 69,66 69,72 69,15 72,27 72,23 73,88 74,50 70,45 69,13 71,20 64,90 65,91 69,76 69,39 67,47 73,62 72,12 70,94 67,18 69,60 70,39 67,00 64,04 65,01 67,34 65,14 64,84 70,59 EYS 13,53 12,61 13,48 12,45 12,38 11,75 13,01 12,24 11,18 12,51 12,38 12,08 12,17 14,85 12,45 12,31 12,64 12,73 12,65 11,89 11,93 11,96 13,17 12,52 12,16 12,71 12,90 12,78 12,49 11,78 13,53 12,72 11,87 9,94 12,39 MYS 8,71 8,93 8,29 8,47 7,92 7,66 8,28 7,48 7,35 9,64 10,54 7,71 6,93 8,84 7,05 8,19 8,11 6,67 6,85 6,83 7,82 7,60 9,04 8,35 8,86 7,89 7,49 8,02 6,97 6,88 9,15 8,34 6,96 5,76 7,73 Pengeluaran 8.297 9.391 9.621 10.262 9.141 9.302 8.864 8.476 11.691 13.019 16.898 9.447 9.640 12.294 10.012 11.150 12.831 8.987 6.934 8.175 9.682 10.748 11.019 8.289 9.628 8.602 9.723 8.555 8.762 8.170 7.925 7.234 6.944 6.416 9.903 IPM 68,81 68,87 69,36 70,33 68,24 66,75 68,06 66,42 68,27 73,40 78,39 68,80 68,78 76,81 68,14 69,89 72,48 64,31 62,26 64,89 67,77 67,63 73,82 68,64 69,96 66,43 68,49 68,07 65,17 62,24 66,74 65,18 61,28 56,75 68,90 Kategori Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Kategori IPM: Rendah : IPM < 60 Sedang : 60 ≤ IPM < 70 Tinggi : 70 ≤ IPM < 80 Sangat Tinggi : IPM ≥ 80 IPM Riau masuk kategori TINGGI, tertinggi ke-2 di Sumatera setelah Kepri IPM Riau beserta Komponennya lebih tinggi dibanding Indonesia Rata-rata harapan hidup masyarakat Riau sekitar 71 Th Harapan anak bersekolah di Riau hanya sampai pada level D-1 (itupun tidak selesai) Rata-rata masyarakat Riau mengenyam pendidikan hanya sampai pada level kelas 3 SMP (tidak tamat) 62 PERKEMBANGAN IPM PROVINSI RIAU Tren IPM Provinsi Riau, 1996-2014 70.60 69.10 76.53 76.90 77.25 74.63 75.09 75.60 76.07 73.81 73.63 72.20 68.65 67.30 70.33 69.15 69.91 68.90 IPM Metode Baru Tahun 2014: IPM 70,33 Angka Harapan Hidup saat Lahir: 70,76 th Rata-rata Lama Sekolah: 8,47 th Harapan Lama Sekolah: 12,45 th Metode Lama Metode Baru Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan: Rp 10.262.000 1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: BPS, 1996-2013 63 KEMISKINAN DI RIAU 64 PENGANGGURAN DI RIAU 65 65 ARAH PEMBANGUNAN 66 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI RIAU 2014 – 2018 TAHUN 2018 TAHUN 2017 TAHUN 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2014 Pembangunan Infrastruktur, Peningkatan Kualitas SDM, Sarana dan Prasarana Pemerintahan, Meningkatkan Kapasitas Aparatur, serta Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Pembangunan Infrastruktur, Peningkatan Kualitas SDM, Sarana dan Prasarana Pemerintahan serta Penguatan Ekonomi Inklusif dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Penguatan Jaringan Infrastruktur, Pengem bangan Budaya, Peningkatan Prestasi Aparatur Pemerintahan dan Pemantapan Pembangunan Ekonomi Berdaya Saing serta Melanjutkan Kebijakan Tahun Sebelumnya. Pemantapan Infrastruktur dan Aparatur Pemerintahan Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat, seta Melanjutkan Kebijakan Tahun Sebelumnya Pemantapan Pembangunan SDM, Perekonomian Berkelanjutan dan Aparatur dengan Menyelesaikan Target Kebijakan Tahun Sebelumnya 67 PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH 2017 PEMBANGUNAN DAN PEMANTAPAN INFRASTRUKTUR PEMANTAPAN APARATUR DAN BIROKRASI PEMERINTAHAN PENINGKATAN EKONOMI BERDAYA SAING SERTA KESEJAHTERAAN RAKYAT PENINGKATAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA PENGEMBANGAN BUDAYA, OLAHRAGA, SENI DAN KEMASYARAKATAN 68 FOKUS PEMBANGUNAN PROVINSI RIAU 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH 1. Pembangunan dan Pemantapan Infrastruktur 2. Pemantapan Aparatur dan Birokrasi Pemerintahan 3. Peningkatan Ekonomi Berdaya Saing serta Kesejahteraan Rakyat 4. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia 5. Pengembangan Budaya, Olahraga, Seni dan Kemasyarakatan FOKUS PEMBANGUNAN DAERAH 1. Pariwisata (Alam dan Budaya) 2. Pengembangan UMKM 3. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana 69 FOKUS PENGEMBANGAN Fokus pengembangan kawasan industri dan infrastruktur yang mendukung industrialisasi seperti sarana jalan, pelabuhan dan kelistrikan dengan terus melakukan monitoring progress dan evaluasi secara intensif terutama untuk mendukung program hilirisasi sawit (menciptakan nilai tambah produk kelapa sawit); Pembangunan infrastruktur jalan tol, irigasi dan pelabuhan (Tanjung Buton dan Kuala Enok) sebagai jalur distribusi membutuhkan peran pemerintah pusat dikarenakan kebijakan dan penggunaan anggaran APBN yang memiliki porsi lebih besar. Dalam hal pemenuhan kelistrikan PLN untuk kebutuhan industri (terutama industri CPO), saat ini juga terhitung sangat costly bagi pihak perusahaan yang diminta mempersiapkan sisi infrastruktur dan perlengkapannya. Perlunya penyusunan roadmap pengembangan kemaritiman di Provinsi Riau mengingat potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar. Hal ini tercermin dari total produksi perikanan yang terus meningkat setiap tahunnya. Namun fokus pengembangan terhadap sektor kemaritiman di Riau relatif minim. Sampai dengan saat ini, tidak ada industri pakan ikan sehingga biaya pengembangan perikanan di Riau menjadi lebih mahal. Riau perlu untuk melakukan percepatan perbaikan infrastruktur menuju daerah wisata disertai dengan peningkatan fasilitas pendukung dan kondisi akomodasi agar lebih memadai. Disamping itu, diperlukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor Pariwisata dan sektor Jasa, peningkatan sosialisasi dan kampanye Sadar Wisata, serta menarik wisatawan dengan mengadakan event wisata tahunan seperti Bakar Tongkang, Pacu Jalur, Bono, dan Festival Pulau Rupat. 70 PROSPEK EKONOMI REGIONAL 71 72