USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TUTORIAL ASI EKSKLUSIF SEBAGAI UPAYA PENYADARAN MASYARAKAT AKAN DAMPAK SUSU FORMULA DAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAGI BAYI SEBELUM USIA 6 BULAN BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Diusulkan oleh : Imung Hidayati 206112077/2012 Ana Muhifa 206112080/2012 Siti Aisah 206112089/2012 Khomsatun 206113050/2013 STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP 2013 ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii DAFTAR ISI................................................................................................... iii RINGKASAN ................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah............................................................................. 4 C. Tujuan................................................................................................... 4 D. Luaran yang Di Harapkan .................................................................... 5 E. Kegunaan.............................................................................................. 5 BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN .................... 7 BAB III METODE PELAKSANAAN.......................................................... 9 BAB III BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN A. Anggaran Biaya.................................................................................... 10 B. Jadwal kegiatan .................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii RINGKASAN ASI merupakan makanan terbaik yang mengandung gizi paling lengkap untuk bayi. ASI mengandung asam lemak, laktosa, air dan asam amino dalam kandungan yang tepat dan sesuai untuk pencernaan, perkembangan otak dan pertumbuhan bayi. Bayi yang mendapatkan ASI akan terhindar dari pneunomia, botulisme, bronkitis, infeksi stafilokokus, influenza, infeksi telinga, campak jerman, dan ancaman diare. Hal itu terjadi karena Saluran cerna bayi yang mendapatkan ASI kaya akan bakteri baik yang akan melawan bakteri jahat di usus bayi tersebut. Rendahnya perkembangan ibu yang memberikan ASI eksklusif dan lebih memilih untuk memberikan susu formula serta MP-ASI disebabkan karena tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan yang masih sangat rendah, faktor budaya yang memberikan MPASI ketika bayi menangis, tuntutan kerja yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk memberikan ASI secara eksklusif, serta banyaknya iklan susu formula di media masa maupun media elektronik. Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk menyadarkan masyarakat terkait pentingnya pemberian ASI eksklusif adalah dengan diadakannya tutorial. Tutorial ASI eksklusif sebagai upaya penyadaran masyarakat akan dampak susu formula dan makanan pendamping ASI bagi bayi sebelum usia 6 bulan perlu dilakukan di Kecamatan Cilacap Tengah khususnya di daerah Kelurahan Gunung Simping karena berdasarkan data dari profil kesehatan Kabupaten Cilacap tahun 2010 diketahui bahwa jumlah ASI eksklusif di Kabupaten Cilacap adalah sebesar 34,53 %. Kemudian dari 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Cilacap, Kecamatan Cilacap Tengah merupakan kecamatan dengan cakupan ASI eksklusif terendah, yaitu dari 377 bayi usia 0-6 bulan hanya 12 bayi (3,0 %) yang mendapat ASI eksklusif. Kata Kunci: Kandungan ASI, penyebab rendahnya pemberian ASI, tutorial ASI eksklusif , upaya penyadaran masyarakat, Cilacap Tengah, Kelurahan Gunung Simping, ASI eksklusif terendah iv 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indikator kesehatan bayi diukur dengan Angka Kematian Bayi (AKB), yaitu jumlah kematian penduduk berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan Negara Asean lainnya. Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian bayi 34 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (millennium develoment goals/ MDG’s) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (DEPKES 2011). Salah satu penyebab tingginya AKB adalah pemberian susu formula dan MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. Hal itu terjadi karena system immune dan system pencernaan bayi belum tumbuh secara sempurna. Dari tindakan tersebut maka menimbulkankan bayi terkena diare, sembelit, timbul alergi, obesitas dikemudian hari, terserang infeksi karena terdapat berbagai jenis kuman masuk kedalam tubuh bayi bersamaan dengan masuknya susu formula dan MP-ASI. Oleh sebab itu maka sebenarnya penyebab tingginya AKB dapat dicegah dengan pemberian ASI secara eksklusif. Beberapa penelitian membuktikan bahwa menyusui secara eksklusif dapat mencegah timbulnya beberapa penyakit. Menurut hasil penelitian Khairunniyah (2004 dalam Handayani 2007), pemberian ASI eksklusif berpengaruh pada status gizi bayi. Semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif, maka kualitas kesehatan dan status gizi bayi dan anak balita akan semakin buruk, karena pemberian makanan pendamping ASI yang tidak benar menyebabkan gangguan pencernaan yang selanjutnya menyebabkan gangguan pertumbuhan yang pada akhirnya dapat meningkatkan AKB. 2 Penelitian di Amerika Latin melaporkan bahwa 55 % kematian bayi dikarenakan diare dan infeksi saluran pernapasan atas dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif diantara bayi umur 0-3 bulan. Penelitian lain di Scandinavia menemukan hasil bahwa ada hubungan antara lamanya ibu menyusui dengan perkembangan mental anak, sehingga dalam kesimpulannya dinyatakan bahwa menyusui lebih lama bermanfaat bagi perkembangan cognitive anak (Indrawati 2008). Melihat besarnya manfaat ASI tersebut, progam peningkatan penggunaan ASI merupakan salah satu progam utama bidang kesehatan ibu dan anak. Progam ini berkaitan dengan kesepakatan global antara lain: Declarasi Innocenti (Italia) tahun 1990 tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap pengguna ASI. Deklarasi tersebut menghimbau agar semua negara di dunia mengambil kebijakan serta menentukan target terhadap ASI eksklusif (roesli 2003, halaman 3). ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sampai usia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman, kecuali obat dan vitamin (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2008). ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada bayi, dalam keadaan miskin mungkin merupakan satu- satunya, dalam keaadaan sakit mungkin merupakan hadiah yang menyelamatkan jiwanya (UNICEF 2012). Oleh sebab itu, pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai usia 6 bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI dilanjutkan bersama makanan pendamping sampai usia 2 tahun sesuai dengan kebijakan nasional yang telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan N0 450/Menkes/SK/IV/2004. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah terjadi peningkatan dari 28,96% pada tahun 2008 menjadi 40,21% pada tahun 2009. Angka tersebut meskipun terjadi peningkatan tetapi 3 masih sangat jauh dibawah target nasional yaitu sebesar 80% pada tahun 2010 (Profil Kesehatan provinsi Jawa Tengah 2008). Berdasarkan data dari profil kesehatan Kabupaten Cilacap tahun 2010 diketahui bahwa cakupan ASI eksklusif masih lebih rendah dari cakupan provinsi maupun nasional, yaitu sebesar 34,53% pada tahun 2010. Dari 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Cilacap, Kecamatan Cilacap Tengah merupakan kecamatan dengan cakupan ASI eksklusif terendah. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan data bahwa dari 377 bayi usia 0-6 bulan hanya 12 bayi (3,0%) yang mendapat ASI eksklusif. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menuturkan bahwa rendahnya perkembangan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di Indonesia disebabkan oleh penyebarluasan informasi diantara petugas kesehatan dan masyarakat yang tidak optimal, yaitu hanya sekitar 60% masyarakat tahu informasi tentang ASI dan baru ada sekitar 40 % tenaga kesehatan terlatih yang bisa memberikan konseling menyusui. Sedangkan menurut Sandra Fikawati dan Ahmad Syafiq faktor predisposisi yang menyebabkan rendahnya pemberian ASI eksklusif adalah dukungan dari tenaga kesehatan, penolong persalinan dan iklan susu formula di media massa terutama bagi ibu yang berpendidikan rendah ( Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia). Berdasarkan data dari Puskesmas Cilacap Tengah diketahui bahwa jumlah bayi pada bulan Januari sampai Desember 2011 adalah sebanyak 693 bayi, kemudian dari jumlah tersebut yang mendapatkan ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan adalah sebanyak 151 bayi atau 21,8%. Kecamatan Cilacap Tengah terbagi dalam dua wilayah puskesmas yaitu wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah I yang meliputi 3 kelurahan dan wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah II yang meliputi 2 kelurahan. 4 Kelurahan Gunung Simping merupakan daerah dengan cakupan ASI eksklusif terendah di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah. Berdasarkan hasil survey langsung di Kelurahan Gunung Simping didapatkan hasil bahwa mayoritas ibu yang menyusui masih menganut budaya yang menyatakan bahwa ketika bayi menangis menandakan ia lapar dan harus segera diberikan MP-ASI atau susu formula. Dari potensial tersebut, maka diperlukan pembentukan kader ASI eksklusif untuk meluruskan budaya tersebut. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul sebagai berikut: 1. Kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah I tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi, serta rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat terkait dampak dari pemberian susu formula atau makanan tambahan pendamping ASI yang diberikan sebelum bayi berusia 6 bulan. 2. Kurangnya motivasi dalam diri masyarakat untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayi sampai usia 6 bulan tanpa memberikan MP-ASI ataupun susu formula. C. TUJUAN Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dirumuskan tujuan kegiatan pengabdian ini sebagai berikut: 1. Meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah I tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi serta dampak dari pemberian susu formula dan MP-ASI yang diberikan sebelum bayi berusia 6 bulan. 5 2. Meningkatnya motivasi masyarakat Gunung Simping untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayi sampai usia 6 bulan tanpa menambahkan MP-ASI ataupun susu formula. D. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari pengabdian ini adalah : 1. Terlaksananya program yaitu “Tutorial ASI Eksklusif sebagai Upaya Penyadaran Masyarakat akan Dampak Susu Formula dan Makanan Pendamping ASI bagi Bayi Sebelum Usia 6 Bulan”. 2. Terciptanya modul program berupa “Tutorial untuk Meningkatkan Kesediaan Masyarakat dalam Memberikan ASI eksklusif pada Bayi Usia 0-6 bulan di Kabupaten Cilacap” yang dapat digunakan oleh bidan, kader, maupun Petugas Puskesmas Cilacap Tengah I dalam memberdayakan masyarakat untuk turut serta mendukung program ASI eksklusif pemerintah agar angka kematian bayi (AKB) di Indonesia menurun. 3. Terjalinnya kerjasama antara pelaksana PKM-M dengan judul “Tutorial Asi Eksklusif sebagai Upaya Penyadaran Masyarakat akan Dampak Susu Formula dan Makanan Pendamping ASI bagi Bayi Sebelum Usia 6 Bulan” dengan bidan di Kelurahan Gunung Simping. 4. Terbentuknya kader ASI eksklusif wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah I untuk membantu melancarkan program pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat di Kelurahan Gunung Simping. E. KEGUNAAN Kegunaan dari diadakannya kegiatan pengabdian ini adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah I tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan dampak dari pemberian susu formula dan MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. 6 2. Meningkatkan motivasi kepada masyarakat untuk memberikan ASI eksklusif tanpa menambahkan susu formula atau MP-ASI kepada bayi yang berusia 0-6 bulan. 3. Menciptakan kerjasama antara bidan dan kader ASI eksklusif dalam upaya penyadaran masyarakat akan pentingnya ASI Eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan. 7 BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Kelurahan Gunungsimping merupakan kelurahan yang ada di Kecamatan Cilacap Tengah dengan luas wilayah 231,34 Ha yang memiliki kepadatan penduduk per km2 adalah 1.488 orang. Secara keseluruhan penduduk Kelurahan Gunungsimping berjumlah 14.560 orang dengan perbandingan laki- laki dan perempuan hampir 1:1 yaitu jumlah laki- laki sebesar 7.237 orang dan jumlah perempuan sebesar 7.323 orang. Dari data tersebut didapatkan hasil bahwa mayoritas masyarakat kelurahan Gunungsimping berpendidikan SMA dan 70% bermata pencaharian sebagai buruh industri, baik itu industri kecil, sedang, maupun besar. Dari mata pencaharian itulah upaya peningkatan kesehatan masyarakat Gunungsimping relatif maju. Hal itu dapat dibuktikan dengan terlaksananya program Posyandu di Kelurahan Gunungsimping secara rutin yaitu setiap tanggal 23 tiap bulannya. Meskipun program Posyandu di Kelurahan Gunungsimping telah berjalan secara aktif, namun dalam pemanfaatan promosi program ASI eksklusif masih sangatlah kurang. Di kegiatan Posyandu tersebut mereka lebih banyak membahas masalah- masalah yang lebih kompleks dan jarang sekali untuk fokus membahas mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif. Selain faktor yang telah disebutkan diatas, ditambah dengan faktor budaya yang memberikan MP-ASI ketika bayi menangis, tuntutan kerja yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk memberikan ASI secara eksklusif, serta banyaknya iklan susu formula di media masa maupun media elektronik yang manfaatnya sangat menggiurkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi mereka, hal ini tentu menjadi kendala yang sangat serius untuk terlaksanya program ASI eksklusif dari usia 0-6 bulan tanpa tambahan susu formula maupun MP-ASI. Dari fenomena tersebut maka sangatlah penting untuk dibentuknya kader ASI eksklusif yang bermanfaat untuk menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya pemberian ASI 8 eksklusif dan dampak dari pemberian susu formula serta MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. 9 BAB III METODE PELAKSANAAN Berdasarkan identifikasi masalah yang muncul dalam rumusan masalah, maka kami menawarkan solusi permasalahan melalui serangkaian kegiatan dengan melibatkan partisipatori aktif dari Puskesmas Cilacap Tengah I sebagai berikut: 1. Pembuatan modul tutorial untuk meningkatkan kesediaan masyarakat dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Kecamatan Cilacap Tengah sehingga terbentuk kemandirian, kepatuhan, dan kesadaran diri masyarakat dalam memberikan ASI eksklusif bagi bayinya. 2. Menjalin kerjasama dengan bidan wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah I untuk mengadakan pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat di Kelurahan Gunung Simping. 3. Pembentukan kader ASI eksklusif wilayah kerja Puskesmas Cilacap Tengah I untuk membantu melancarkan program pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat di Kelurahan Gunung Simping. 4. Pelatihan dan penyuluhan kepada pasangan usia produktif, remaja dan keluarga tentang pentingnya ASI eksklusif serta dampak dari pemberian susu formula dan makanan pendamping ASI, dengan melibatkan kader ASI eksklusif yang sudah dibentuk. Adapun bagan dari metode pelaksanaan PKM-M tersebut adalah sebagai berikut: Pembuatan Modul Tutorial Menjalin kerjasama dengan bidan Pembentukan kader ASI eksklusif Pelatihan dan Penyuluhan tentang Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi usia 0-6 Bulan 10 BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN A. ANGGARAN BIAYA No 1 Jenis Pengeluaran Peralatan Penunjang Total (Rp) 2.971.000 2 Bahan Habis Pakai 4.681.000 3 Perjalanan 2.960.000 4 Lain- Lain 1.250.000 Jumlah 11.862.000 B. JADWAL KEGIATAN Kegiatan Pembentukan Laporan dan Publikasi Pelatihan dan Penyuluhan Pembentukan Kader ASI eksklusif Menjalin Kerjasama dengan Bidan Pembuatan Modul Tutorial Pembuatan Proposal Survei dan Perizinan 0 1 2 3 Bulan 4 5 6 DAFTAR PUSTAKA Depkes 2006, Pedoman Umum Pemberian MP-ASI Lokal 2006 Dinkes Provinsi Jawa Tengah, profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah Hikmawati, Isna, 2008, Faktor Resiko Kegagalan Pemberian ASI selama 2 Bulan, Tesis, Undip, Semarang Perinasia, 2003, Bahan Bacaan Manajemen Laktasi, Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatalogi Indonesia Jakarta Prasetyono, D.S. 2012. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva-press: Yogyakarta Roesli. 2008. ASI Eksklusif. Jakarta: EGC Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Material Spidol board Justifikasi Pemakaian white Digunakan saat pelatihan dan penyuluhan Tinta Refill Digunakan untuk Hitam print modul Tinta Refill Digunakan untuk Warna print modul Penghapus Digunakan saat pelatihan dan penyuluhan Sewa LCD dan Digunakan saat seperangkat pelatihan dan penyuluhan selama 3 kali Sewa Tempat, Digunakan saat kursi & meja pelatihan dan penyuluhan selama 3 kali Spanduk Digunakan saat pelatihan dan penyuluhan Brosur dan leaflet Digunakan saat ASI Eksklusif pelatihan dan penyuluhan serta promosi ASI eksklusif Cetak foto digital Digunakan untuk dokumentasi pelatihan dan penyuluhan Rekaman video Digunakan untuk dokumentasi pelatihan dan penyuluhan SUBTOTAL Kuantitas Keterangan 2 buah Harga Satuan (Rp) 8.000 3 buah 30.000 90.000 3 buah 35.000 105.000 2 buah 5.000 10.000 3 paket 200.000 600.000 3 ruang 300.000 900.000 1 buah 150.000 150.000 1 paket 1.000.000 1.000.000 1 paket 50.000 50.000 1 paket 50.000 50.000 16.000 2.971.000 2. Bahan Habis Pakai Material Block note Justifikasi Pemakaian Diberikan kepada peserta pelatihan dan penyuluhan untuk digunakan sebagai buku catatan Ballpoint Diberikan kepada peserta pelatihan dan penyuluhan untuk digunakan sebagai alat tulis Kertas Kwarto A4 Digunakan untuk 80 gram pembuatan modul Biaya fotocopy Digunakan untuk 150 eks foto copy modul Biaya jilid modul Digunakan untuk 168 eks jilid modul asli sebanyak 18 buah dan modul fotocopy sebanyak 150 buah Lembar print Digunakan untuk print isi modul sebanyak 900 lembar dan untuk sampul halaman sebanyak 18 lembar SUBTOTAL 150 biji Harga Satuan (Rp) 4.000 150 biji 2.000 300.000 8 rim 50.000 400.000 50 hal 200 1.500.000 168 kali 3.000 504.000 918 lbr 1.500 1.377.000 Kuantitas Keterangan 600.000 4.681.000 3. Perjalanan Kuantitas Material Perjalanan ketua Perjalanan anggota 1 Perjalanan anggota 2 Perjalanan anggota 3 Justifikasi Perjalanan Digunakan untuk 20 kali perjalanan survey dan perizinan, pencarian data, pembuatan proposal, pembuatan modul, pencarian kerjasama bidan, pembentukan kader ASI eksklusif, pelatihan dan penyuluhan serta pembentukan laporan dan publikasi Digunakan untuk 18 kali perjalanan survey dan perizinan, pembuatan proposal, pembuatan modul, pembentukan kader ASI eksklusif, pelatihan dan penyuluhan serta pembentukan laporan dan publikasi Digunakan untuk 18 kali perjalanan pencarian data, pembuatan proposal, pembuatan modul, pencarian kerjasama bidan, pelatihan dan penyuluhan serta pembentukan laporan dan publikasi Digunakan untuk 18 kali perjalanan pencarian data, pembuatan proposal, pembuatan modul, pembentukan kader ASI eksklusif, pelatihan dan penyuluhan serta pembentukan laporan dan publikasi SUBTOTAL Harga Satuan (Rp) 40.000 40.000 Keterangan 800.000 720.000 40.000 720.000 40.000 720.000 2.960.000 4. Lain- Lain Jenis Barang Biaya Perizinan Dokumentasi Penyusunan Laporan Publikasi Jurnal Kesehatan Justifikasi Perjalanan Digunakan dalam proses perizinan Digunakan dalam proses pendokumenta sian Digunakan dalam proses pembuatan laporan Digunakan dalam proses publikasi jurnal kesehatan SUBTOTAL 1 paket Harga Satuan (Rp) 500.000 1 paket 250.000 250.000 5 eks 50.000 250.000 1 paket 250.000 250.000 Kuantitas Keterangan 500.000 1.250.000 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas No Nama/NIM Progran Studi Bidang Ilmu 1 Imung Hidayati/ 206112077 D-3 Kebidanan Kesehatan 2 Ana Muhifa/ D-3 206112080 Kebidanan Kesehatan 3 Siti Aisah/ D-3 206112091 Kebidanan Kesehatan 4 Khomsatun/ 206113050 Kesehatan D-3 Kebidanan Alokasi Uraian Tugas Waktu (jam/minggu) 20 Mengordinir, memantau, mendiskusikan, membuat, mengevaluasi dan mengonsulkan usulan PKM pada dosen pembimbing. Mendiskusikan, 18 membuat, dan mengonsulkan usulan PKM pada dosen pembimbing Mendiskusikan, 18 membuat, dan mengonsulkan usulan PKM pada dosen pembimbing Mendiskusikan, 18 membuat, dan mengonsulkan usulan PKM pada dosen pembimbing Lampiran 4. Pernyataan Ketua Kegiatan/ Pelaksana Lampiran 5. Nota Kesepahaman MOU atau Pernyataan Kesediaan dari Mitra Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan. Modul ASI Eksklusif Membahas Tentang Latar Belakang disusunnya Modul ASI Eksklusif Rumusan Masalah, Tujuan, serta Manfaat tersusunnya Modul ASI Eksklusif Tinjauan Teori ASI Eksklusif, yang terdiri dari: a. Pengertian ASI eksklusif b. Kandungan ASI eksklusif c. Manfaat dan kegunaan ASI Eksklusif d. Perbandingan kandungan ASI eksklusif dan susu formula atau MP-ASI e. Alasan ASI eksklusif itu penting f. Resiko pemberian ASI yang dilakukan tidak secara eksklusif g. Tindakan yang harus dilakukan ketika terdapat individu yang menolak program ASI eksklusif. Kesimpulan pentingnya ASI eksklusif Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja. MASJID AL-ISLAH