Uploaded by local grup

BIOGRAFI SUNAN GRESIK

advertisement
BIOGRAFI DAN STRATEGI DAKWAH
SUNAN GRESIK ( MAULANA MALIK IBRAHIM)
Oleh :



Achmad Rizal Habibi
Ahmad Hilmi Machmudi
Fajar Marshandy
A. Biografi Sunan Gresik
Sunan Gresik atau Syeikh Maulana Malik Ibrahim merupakan ulama pertama
yang diberi gelar Wali Songo. Mengenai tempat dan tanggal lahir dari Sunan Gresik,
beberapa sumber menyebutkan bahwa beliau lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada
paruh awal abad 14. Akhirnya Sunan Gresik dinyatakan lahir di Samarkan,
disebabkan nama lain dari Sunan Gresik yakni Makdum Ibrahim as-Samarqandy
sebagaimana menurut Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebut as-Samarqandy
berubah menjadi Asmarakandi.
Sunan Gresik memiliki saudara yang bernama Maulana Ishak, seorang ulama
yang tersohor di Samudra Pasai. Ia juga merupakan ayah dari Sunan Giri (Raden
Paku). Sunan Gresik dan Maulana Ishak merupakan anak dari seorang ulama Persia,
yaitu Maulana Muhamad Jumadil Kubro.
1. Kiprah Dakwah di Tanah Jawa
Kedatangan Sunan Gresik ke Tanah Jawa untuk mensyiarkan Islam disebutkan
dalam beberapa versi bersama dengan beberapa orang yakni pada tahun 801 H/
1392 M, Leran merupakan tempat pertama yang disinggahi oleh Sunan Gresik ketika
tiba di tanah Jawa, atau lebih tepatnya di desa Sembalo, Kecamatan Manyar, 9
Kilometer sebelah barat Kota Gresik. Ia lalu menyiarkan agama islam di tanah Jawa
bagian timur, dengan mendirikan masjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.
Sunan Gresik memulai dakwahnya di Leran, selain berdakwah ia juga
memulai usaha dagang di desa Romoo. Romoo merupakan daerah atau desa yang
terletak 4 KM sebelah timur desa Leran. Letaknya yang sangat strategis dikarenakan
lokasinya disebelah utara adalah laut Jawa dan sebelah timur adalah pelabuhan
Gresik sehingga cocok jika membuka usaha perdagangan. Desa Romoo dahulunya
memang dikenal dengan ciri khas nya sebagai kota dagang, di mana merupakan
tempat pertemuan antara pedagang dari berbagai jurusan, baik pedagang yang
berasal dari luar negeri maupun penduduk asli dari pedalaman dengan berbagai
macam komoditi perdagangan produksi.
Dengan menawarkan barang-barang dagangannya, ternyata Sunan Gresik
ingin mempelajari bahasa daerah dari penduduk di desa itu guna mempermudah
komunikasi dengan penduduk setempat dalam rangka dakwah Islamiyah. Selain itu,
Sunan Gresik juga aktif dalam membantu masyarakat lewat pengobatan gratis yang
diberikannya. Sebagai tabib, bahkan ia pernah diundang untuk mengobati istri raja
yang berasal dari Campa.
Setelah 2 tahun Sunan Gresik menyebarkan Islam baik lewat perdagangan
maupun berdakwah dari satu tempat ke tempat yang lain, nama Sunan Gresik sudah
terkenal di antara para bangsawan dan pembesar di lingkungan kerajaan Majapahit.
Selanjutnya, beliau menyampaikan niatnya untuk berkunjung menghadap prabu
Brawijaya Raja Majapahit kepada para pembesar dan pejabat kerajaan yang beliau
kenal.
Niatan dari Sunan Gresik itu pun mendapat dukungan dari para pembesar
dan pejabat kerajaan, mereka bahkan turut membantu dengan memberikan
rekomendasi dalam bentuk memberitahukan berita-berita baik kepada prabu
Brawijaya mengenai Sunan Gresik. Sebenarnya, Prabu Brawijaya sudah mendengar
tentang tersebar luasnya penyebaran Islam di pantai utara Jawa yang dilakukan oleh
sunan Gresik, berkat tersebar luasnya agama Islam yang dianut oleh masyarakat
setempat, maka kehidupan mereka menjadi tenteram, kerukunan hidup terjalin
dengan baik, sehingga kesejahteraan dan keguyuban meliputi kehidupan mereka.
Setelah Prabu Brawijaya memberikan kesediannya untuk menerima
kunjungan dari sunan Gresik, maka Sunan Gresik pun mempersiapkan diri nya
beserta pengiringnya untuk pergi ke pusat pemerintahan Mojopahit, sesampainya di
istana Sunan Gresik beserta pengirinya mendapat sambutan dari baginda raja. Di
sana beliau menyampaikan tentang ajaran Islam, baginda raja pun terlihat terkesan
dengan sopan santun dan keluhuran budi pekertinya namun raja masih belum
berkenan untuk masuk agama Islam. Mendapati hal tersebut, sunan gresik lantas
tidak berputus asa, ia meminta izin kepada baginda raja untuk berdakwah di
Mojopahit. Bahkan raja memberikan sunan Gresik berupa sebidang tanah yang
terletak di pinggiran kota Gresik yang sekarang dikenal dengan nama kampung
Gapura.
Penyerahan wilayah Gresik yang dilakukan oleh Raja Majapahit kepada Sunan
Gresik merupakan bentuk taktik dari sang raja agar masyarakat Gresik yang
beragama Islam tidak memberontak kepada dirinya yang masih beragama hindu.
Tanpa dikatakan pun, Sunan Gresik sudah mengetahui maksud dari raja memberikan
sebidang tanah tersebut agar mendamaikan masyarakat yang beragama islam di
daerah tersebut dengan sang raja.
Amanat dari sang raja majapahit tersebut diterima sunan gresik dengan tulus
dan ikhlas. Sebagaimana juga di dalam ajaran Islam bahwasanya islam menganjurkan
perdamaian walaupun dengan kafir dzimmi yaitu orang-orang bukan muslim yang
mau hidup berdampingan dengan aman dalam satu Negara.
B. STRATEGI DAKWAH SUNAN GRESIK
Selama sunan Gresik mendakwahkan islam di tanah Jawa, ada beberapa
strategi dakwahnya yang patut kita teladani untuk dijadikan sebagai salah satu
contoh strategi dalam berdakwah di masa sekarang, di antaranya adalah mendirikan
pondok pesantren, Sunan Gresik dikenal sebagai bapak pesantren di Jawa, karena
beliaulah yang memulai dakwah dan mendidik para santrinya dengan menempuh
sistem ‘pondok pesantren’.
Di pondok pesantren itulah beliau mendidik para santrinya untuk menjadi
guru-guru agama dan mubaligh-mubaligh Islam yang nantinya dapat menyiarkan
agama Islam ke seluruh pulau jawa. Selain pesantren, masjid juga dijadikan sebagai
pusat kegiatan dakwahnya. Masjid yang ia dirikan di desa Leran, sampai saat ini
masih ada dan merupakan masjid tertua di Indonesia yang berdiri tahun 1398 M.
Selain itu, bentuk peninggalan dari sunan Gresik ada berupa langgar yang diberi
nama langgar Sawo, namun sekarang berubah menjadi sebuah masjid.
Tak hanya mendirikan pondok pesantren, bentuk strategi dakwah Sunan
Gresik lainnya yakni melakukan pendekatan kepada rakyat. Adapun cara pendekatan
yang beliau terapkan dengan menunjukkan kesan yang baik kepada masyarakat
tentang islam, hal tersebut dilakukan dengan menunjukkan tutur kata dan tingkah
laku yang sopan dihadapan semua masyarakat, hormat kepada yang lebih tua dan
menyayangi yang muda, serta santun terhadap fakir miskin.
Sebagai orang pertama yang merintis penyebaran islam di pulau Jawa, maka
masalah yang dihadapi pun memang cukup berat bagaimana tidak ia harus
menghadapi masyarakat yang mayoritas beragama hindu dan budha namun sunan
Gresik tidak berputus asa, ia tetap bersabar dan melakukan pendekatan kepada
masyarakat secara bertahap.
Adapun usaha yang dilakukan beliau dalam mendekati masyarakat yakni
dengan membantu masyarakat dalam bidang pertanian, bahwa sekiranya perlu
diketahui Sunan Gresik memang ahli dalam bidang pertanian, hal ini dibuktikannya
dengan hasil pertanian masyarakat Gresik yang meningkat tajam. Berkat
kepandaiannya dalam mendekati masyarakat itu pula akhirnya perlahan demi
perlahan masyarakat mau menerima ajaran Islam.
Terakhir, strategi dakwah yang dilakukan beliau adalah dengan melakukan
pendekatan terhadap para tokoh. Pendekatan tehadap tokoh dinilai penting
mengingat peran pentingnya seorang tokoh di tengah masyarakat. Setelah
menyelesaikan misi dakwahnya di daerah Gresik, dengan meninggalkan sejumlah
peninggalan seperti pondok pesantren, masjid dan sebagainya. Pada tahun 1419
Sunan Gresik wafat. Makamny berada di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur
dan jalan menuju makam Sunan Gresik tersebut diberi nama Jalan Malik Ibrahim.
Download