Uploaded by Ahmad Nizam

Daftaar Pustaka

advertisement
Khatib Syarbaini, Mughni Al- Muhtaj (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2009), Jilid 1, hal.263.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, 1987 hal. 37
Muhammad Ali Ash-Shabûnî, Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat Al-Ahkam Mina Al-Quran (Jakarta : Daru AlKutub Al-Islamiah, 2001).
Di Indonesia kasus perkembangan penentuan kiblat dapat dilihat dari perubahan besar pada masa
KH. Ahmad Dahlan, menurut ilmu hisab arah kiblat Masjid Besar Pekauman Yogyakarta saat itu
mengarah ke Ethiopia. Lihat Bidran Hadi, Muhammadiyah Dalam Menetapkan Awal Ramadhan,
Syawal dan Zulhijjah, Makalah Disampaikan pada seminar sehari mengenai Hisab dan Rukyah, yang
diselenggarakan yayasan PTDI dan Lembaga Badan Hisab Rukyat Depag RI pada tanggal 19 Agustus
1993 di Jakarta. Lihat pula Karel Stenbrink. Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad ke 19,
cet I, Jakarta Bulan Bintang, 1984, hlm.145
Kemajuan Ilmu Pengetahuan akan mengembangkan rumus yang dipakai dalam perhitungan arah
kiblat sedangkan kemajuan tegnologi dipakai sebagai sarana pengukuran arah kiblat.
Metode atau cara penentuan arah kiblat dapat dipilah dalam dikotomi metode klasik dan metode
modern yang akhirnya mengarah pada pengkristalan dalam simbolisasi mazhab hisab dan mazhab
rukyah. Lihat ahmad Izuiddin, Fiqh Hisab Rukyah (Menyatukan NU dan Muhammadiyah dalam
penetuan awal Ramadhan, idul Fitri dan Idul Adha), Jakarta: Erlangga, 2007, hlm.40-41
Definisi kiblat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah arah ke Ka’bah di Mekkah
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:500). Kata kiblat huruf awalnya K merujuk pada
penggunaan kata kiblat dalam bahasa Indonesia, sedangkan kata kiblat dengan memakai huruf awal
Q (qiblat) merujuk pada penggunaan kata kiblat dalam bahasa Arab. Pada dasarnya kedua kata ini
mengacu pada hal yang sama, yaitu bangunan Ka’bah di Mekkah.
Di tanah Arab, bintang utama yang biasanya dijadikan rujukan dalam penentuan arah
adalah bintang qutbi, yang dikenal juga dengan nama bintang polaris. Dengan berpedoman pada
Bintang ini dan beberapa Bintang yang lain, umat Islam saat itu berijtihad untuk memperkirakan
arah kiblat. Bintang polaris ini merupakan satu-satunya Bintang yang menunjuk tepat ke arah Utara
Bumi. Setelah diketahui arah Utara melalui rasi Bintang tersebut, maka arah Timur, Selatan dan
Barat pun bisa diperkirakan. Dengan demikian orang dapat memperkirakan dimana arah kiblat yang
dicari.
Al-Makmun adalah khalifah ke-7 dari pemerintahan Abbasiyah, al-Makmun salah seorang khalifah
yang mendukung terhadap kemajuan astronomi Islam, pada masa pemerintahannya banyak
ilmuwan yang bermunculan dan memberikan kontribusi nyata pada dunia Islam. Makalah Ila
Nurmila, Al-Battani Tokoh Astronomi dan Matematika, Tinjauan Sejarah Pemikiran, 2011, hlm. 1518)
Al-Biruni menentukan lintang-bujur Mekkah dan lintang-bujur kota Baghdad. Ini merupakan upaya
pada masa itu untuk menghitung dan menentukan arah kiblat dengan lebih baik. Dapatlah dipahami
bahwa penentuan arah kiblat dalam sejarah perkembangan Islam mengalami dinamika sesuai
dengan kualitas dan kapasitas intelektual di kalangan kaum muslimin.
Muhammad Rawas Qal’aji, Mu’jam Lughah al-Fuqaha (Beirut : Dar al-Nafais, 1988), h 356.
Khatib al-Syarbaini, Mughnî al-Muhtâj (Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2009), Jilid 1, h.
209
Abu Zakaria Muhyiddin Nawawi, al-Majmu’ Syarah Muhaab (Beirut : Dar al - Kutub
al-Ilmiyyah, 2007), jilid 4, h. 209.
Ibid.
Muhammad Ali Ash -Shabûnî, Rawai’ul Bayan Tafsiru Ayatil Ahkam Min Alquran (Beirut : Dar
al-Kutub al-Islamiyyah, 2001), jilid 1 , h . 95.
Chairul Zein , Penentuan Waktu-Waktu Shalat dan Puasa Serta Keakuratan Arah Kiblat Shalat (Diktat,
IAIN-SU, 2005), h. 7.
Muhammad bin Isa al-Tirmizi, Sunan Tirmizi (Beirut : Dar Ihya al-Turas, t.t), jilid 2, h.171.
Muslim bin Hajjâj al-Naisaburi, Shahîh Muslim (Beirut : Dar Ihya al-Turas, t.t), jilid 2, h. 968. lihat juga
Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah, Shahîh ibnu Khuzaimah (Beirut : al Maktab al-Islami, 1970),
jilid 1 , h. 224.
Tgk. Mohd. Ali Muda, Rumus-Rumus Ilmu Falak Untuk Menetapkan Arah Kiblat Dan Waktu Salat
(Medan : IAIN Press, 1994), h. 23.
Nurmal Nur, Ilmu Falak Buat Menuntun Tegnologi Hisab dan Rukyat Untuk Menentukan Arah Kiblat
Awal Waktu Shalat Awal Bulan Qamariah, (Padang: Lembaga Ilmiah dan Penerbit IAIN Padang, 1994),
hlm.23
Tgk. Mohd. Ali Muda, Rumus-Rumus Ilmu Falak Untuk Menetapkan Arah Kiblat dan Waktu Salat
(Medan : Lembaga Ilmiah Dan Penerbit IAIN-SU, 1994), h. 25.
Ibid, h. 25
M. Teguh Shobri, Praktikum Falak, (Palembang: Lembaga Ilmiah dan Badan Penerbit IAIN Raden
Fatah Palembang, 1998), hlm. 21
Seluruh data masjid yang telah dilakukan kalibrasi di Kota Palembang sejak 2016 sd.2019 ada di
Penyelenggara Syari’ah Kantor Kementerian Agama Kota Palembang. Jika dianggap penting sebagai
pendukung data akan dilampirkan.
Ali as-Sayis dalam Kitab tafsir ayatul Ahkam (t.t: 35],
Nawawi, al-Majmu’, jil 4, h. 217
Nawawi, al-Majmu’, jil 4, h. 217
Rabiatul Adawiyah Nasution, 2014: abstarak
Wahbah Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu (Beirut : Dar al-Fikr, 2000), jilid 3, h. 1135]
Wahbah Zuhaili, al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu (Beirut : Dar al-Fikr, 2000), jilid 3, h. 1135.
Nurmal Nur, loc.cit, hlm.26-27
Nurmal, Nur. Ilmu Falak Buat Menuntun Tegnologi Hisab-Rukyat Untuk Menentukan Arah Kiblat,
Awal Waktu Shalat dan Awal Bulan Qomariyah, (Padang:1997:32).
Lois Ma’luf, Al-Munjid Fi al-Lughah (Beirut : Dar al-Masyriq, 1986), h. 594
Muda, Rumus-Rumus, h. 2.
Dirjen Bimas Islam, Kamus Istilah Falak (Jakarta : Depag, 1978), h. 28
Majdu Ad-Din bin Ya’qub al-Fairuzabadi, al-Qâmûs al-Muhî¯ (Beirut : Muassasah al-Risalah, 1986),
h. 1350
Alquran dan Terjemah, Kementerian Agama RI (Semarang: Toha Putra, 1998), h. 38.
Muda, Rumus-Rumus, h.16.
Ma’luf, al-Munjid, h. 541.
Ibid, h. 688
Alquran dan Terjemah, h. 37.
Ibnu Hajar Al-Asqalânî, Bulûghul Marâm (Indonesia : Haramain, t.t.), h. 61.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka
Cipta, ed.V I, hlm. 8.
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet-5, 2004, hlm. 36.
W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT. Grasindo, 2002, hlm. 123
Tim Penyusun Fakultas Syari‟ah IAIN Walisongo, Pedoman Penulisan Skripsi, Semarang : Fakultas
Syari‟ah IAIN Walisongo, 2008, hlm. 26
Analisis yang dilakukan untuk mencari dan menentukan konsep-konsep yang dibicarakan di
dalam dokumen, dan akan disajikan kepada pengguna informasi sebagai kata kunci. Lihat Sulastuti
Shopia, Analisi Isi Informasi: Menentukan Konsep-konsep Penting Untuk Dijadikan Kata Kunci, Bogor:
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran teknologi Pertanian, 2003, hlm.1.
Download