MAKALAH BAHASA INDONESIA FORMASI STRATEGI SDM DALAM GLOBAL COMPETITION DOSEN PENGAMPU : ALIFAROSE SYAHDAZAHRA M. Pd. DISUSUN OLEH: ANINDITYA PULUNGSARI (185020201111013) UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN MALANG 2018 FORMASI STRATEGI SDM DALAM GLOBAL COMPETITION Globalisasi dan SDM Istilah globalisasi sebenarnya sudah sering dipergunakan sejak beberapa terakhir ini. Bahkan tidak sedikit pelaku bisnis di Indonesia mengetahuinya. Namun, implikasi globalisasi pada manajemen sumber daya manusia tampak masih kurang diperhatikan secara proposional karena keefektifannya kurang memiliki keterkaitan langsung dengan strategi bisnis. Pada abad 21 ini, pelaku bisnis harus mampu mengintregasikan semua dimensi lingkungan hidup sebab masyarakat akan “menuntut” tanggung jawab perusahaan akan factor lingkungan tersebut. Globalisasi adalah suatu kenyataan dan akan mempunyai dampak langsung maupun tidak langsung pada kebanyakan aspek bisnis di Indonesia. Untuk memenangkan persaingan di pasar global, perusahaan harus berupaya dalam layanan yang luar biasa pada pelanggan, mengembangkan kemampuan baru, produk baru yang inovatif, komitmen karyawan, pengelolaan perusahaan melalui kerja sama kelompok. Mendapatkan calon karyawan yang berkualitas dan professional di Indonesia tidak selalu mudah. Hal tersebut disebabkan antara lain karena ketidaksesuaian antara job requirements dengan kompetensi calon. Bajak-membajak tenaga professional dan head hunting masing sering terjadi sampai saat ini. Berdasarkan kenyataan, sedini mungkin SDM handal dan berkompetensi tinggi harus dipersiapkan. Strategi Sumber Daya Manusia Strategi SDM berkaitan antara lain dengan pembentukan suatu budaya perusahaa yang tepat, perencanaan SDM, mengudir SDM baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif, serta mancakup pula aktivitas SDM seperti pengadaan SDM ( dari rekrutmen sampai pada seleksi), orientasi, pemeliharaan, pelatihan dan pengembangan SDM, penilaian SDM. Perusahaan harus memilih strategi bisnis yang tepat. Yang terpenting dalam meraih keuntungan kompetitif adalah melalui pengelolaan SDM secara efektif. Pendidikan berperan besar dalam meningkatkan mutu SDM maka perlu ditingkatkanlah mutu pendidikan secara kuantitas maupun kualitas. Ditingkat mikro perusahaan perlu berperan aktif untuk ikut serta meningkatkan mutu SDM yang lebih baik. Perlu dibincangkan suatu alat ukur untuk mengetahui mutu dan kualitas SDM, potensi SDM, serta keterkaitan Strategi SDM dalam perusahaan. Untuk mengevaluasi SDM perlu dipertimbangkan 4 faktor sebagi berikut: 1) 2) 3) 4) Tingkat strategi (visi, misi, dan sasaran organisasi) Factor internal SDM Factor-faktor eksternal Factor organisasional Pertimbangan Konseptual dalam Memilih Strategi SDM Dunia bisnis akan semakin berorientasi global, terlebih lagi jika implementasi perdagangan bebas semakin menjadi kenyataan. Kompetisi akan semakin ketat dan tuntutan dunia meningkat. Taylor (1994) mengemukakan beberpa tindakan yang harus dilakukan dalam melakukan transformasi organisasi agar berhasil dan siap menghadapi masalah-masalah dimasa depan, yaitu: a) b) c) d) e) f) g) h) Stretch goals Visi masa depan Struktur yang ramping Budaya baru yang mengacu pada profesionalisme Berorientasi pada mutu atau layanan berkelas dunia Manajemen prestasi Inovasi menyeluruh Kemitraan dan jaringan kerja Paradigma organisasi yang belajar membahas pentingnya peranan learning dalam menunjang keberhasilan perusahaan melalui SDM yang mengimplementasikan paradigm tersebut. Learning organization membahas 5 komponen dasar sebagai berikut: 1. Personal matery: membahas suatu penguasaan terpadu dan tuntas suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu. 2. Mental models: memberi dorongan yang kuat terhadap tindakan karyawan. 3. Shared vision: merupakan suatu kekuatan atau dorongan agar karyawan secara bersamasama komit dan mau belajar secara terus menerus. 4. Team learning: merupakan pengembangan individu melalui kelompok kerja dengan cara dialog dan diskusi. 5. System thinking: meerupakan salah satu komponen yang menyatukan dan memadukan komponen-komponen lain membentuk satu kesatuan yang bermakna. Sonnefeld dan Peiperl mengembangkan suatu model tipologi perusahaan dan mengimplikasikannya pada strategi SDM, sebagai berikut: a. Fortness: menekankan pada kelangsungan hidup. Keamanan terhadap pekerjaan kurang bahkan tidak di ijinkan. b. Academy: perusahaan menekankan pada spesialisasi jabatan. Strategi SDM yang dijalankan adalah pengembangan SDM. c. Club: menekankan loyalitas, komitmen, senioritas, dan pengalaman. Para club dan para manajernya cenderung generalist. d. Baseball-Team: perusahaan menekankan pada inovasi. Penilaian prestasi lebih berorientasi pada hasil. Pengembangannya berupa pelatihan, tidak terlalu banyak dilakukan. Tantangan terpenting yang dihadapi manajemen sumber daya manusia selalu berkaitan dengan menyediakan pelayanan yang masuk akal dengan rencana strategi perusahaan. Dalam menformulasi strategi SDM, manajer SDM harus memikirkan tiga tantangan mendasar, yaitu (1) keharusan mendukung produktivitas dan upaya peningkatan kinerja perusahaan, (2) karyawan memainkan peran yang makin luas dalam usaha perbaikan kinerja pengusaha, (3) SDM harus terlibat lebih jauh dalam mendesain tidak hanya melaksanakan rencana strategi perusahan. Perencanaan strategi mencakup 4 tugas utama menejemen strategi yaitu: 1. 2. 3. 4. menentukan evaluasi situasi internal dan eksternal mendefinisikan bisnis dan mengembangkan misi menerjemahkan misi kedalam tujuan strategi merangkai strategi atau arahan tindakan. Strategi pada tingkatan korporasi mengidentifikasi portofolio bisnis secara keseluruhan, terdiri dari perusahaan dan cara berhubungan satu sama lain. Pada tingkat yang lebih rendah, setiap bisnis ini butuh strategi kompetitif/tingkat bisnis. Kita dapat mendefinisikan keuntungan kompetitif sebagai semua faktor yang memungkinkan organisasi mendiferensiasikan produk atau jasa dari produk dan jasa pesaing untuk meningkatkan presentase pangsa pasar. Perusahaan menggunakan beberapa strategi kompetitif untuk mencapai keuntungan kompetitif yaitu kepemimpinan biaya rendah, diferensiasi dan focus. Istilah SDM strategic mengacu pada serangkaian tindakan spesifik manajemen SDM yang didorong oleh perusahaan untuk mencapai tujuan. Tujuan yang terpenting dari strategi SDM adalah membangun karyawan yang memiliki komitmen, terutama dalam lingkungan tanpa serikat kerja. Manajer SDM melakukan dua peran mendasar perencanaan strategi yaitu melaksanakan dan memformulasikan strategi. Manajemen puncak memformulasikan strategi korporasi dan kompetitif perusahaan lalu strategi tersebut memformulasikan kebijakan dan strategi fungsional yang luas. Peraturan dasar pada strategi ini adalah aktivitas kebijakan dan strategi departemen SDM harus masuk akal berkaitan dengan strategi kompetitif dan korporatif perusahaan. Perantradisional SDM dalam pelaksanaan strategi telah meluas termasuk bekerja dengan manajemen puncak untuk memformulasikan rencana strategic perusahaan. Peran meluas dalam formulasi strategi menggambarkan realita yang dihadapi oleh sebagian besar perusahaan besar saat ini. Globalisasi berarti persaingan yang semakin meningkat, berarti kinerja yang lebih baik dan sebagian besar perusahaan besar dapat meningkatkan kinerja secara keseluruhan atau sebagian dengan mendorong kompetensi dan komitmen karyawan mereka. Proses SDM terdiri dari 3 komponen dasar, yaitu: 1. profesional SDM yang dibutuhkan untuk membangun SDM 2. kegiatan dan kebijakan SDM 3. serta kompetensi dan prilaku karyawan. Di lingkungan yang kompetitif saat ini manajer tidak dapat mengabaikan sifat sistem SDM, kebijakan dan praktek aktual SDM untuk kesempatan. Manajer biasanya mencoba untuk menciptakan system kerja kinerja tinggi. Manajemen memformulasikan rencana strategi dengan mengimplikasikan beberapa persyaratan tenaga kerja, berkaitan dengan keahlian, karakteristik dan prilaku karyawan yang harus diberikan oleh SDM untuk memberdayakan bisnis agar dapat mencapai tujuan yang telah strategikan sebelumnya