SIMULASI DENGAN ARENA 10.0 1. Sejarah Simulasi Simulasi pada komputer pertama kali ditempatkan untuk digunakan di industri luar angkasa pada tahun 1950-an. Pada tahu 1960-an, dimulai diaplikasikan di sistem industri walaupun model-modelnya terkadang masih sederhana. Terdapat beberapa alasan kenapa hal ini berkembang secara perlahan, yaitu : a. Komputer pada saat itu mahal b. Pemodelan yang dilakukan membutuhkan pemrograman yang sangat luas. c. Kecepatan untuk memproses sangat lambat. d. Memory yang digunakan sangat terbatas. Model simulasi yang terdahulu digunakan hanya menggunakan bahasa pemrograman umum seperti FORTRAN. Seriring semakin semakin adanya ketertarikan dalam perkembangan simulasi, hal ini menjadi nyata karena terdapat banyak sistem yang ada mempunyai karakteristik yang sama yang dapat diterjemahkan kedalam bahasa pemodelan umum. Beberapa bahasa simulasi dikembangkan (GPSS, SIMSCRIPT, SIMAN, SLAM, dan lainnya) untuk tingkat pemodelan dari sistem yang tertuju pada sistem antrian. Bahasa pemrograman ini menyediakan fitur untuk memperbaiki waktu proses entity, penggunaan bahn baku, dan situasi antrian. Laporan secara umum pun disediakan dalam bahasa pemrograman ini. Pengenalan simulasi kepada berbagai macam industri dimulai sejak tahun 1980-an, lebih banyak sistem industri, semakin spesifik simulasi produk yang dilakukan (AutoMod, ProModel, WITNESS) dan harus saling bekerjasama antar kareakteristiknya. Karena banyak produk-produk yang bermunculan dalam pengendalian datanya mengalami kekurangan kapasitas untuk pemrogramannya itu sendiri. Dengan demikian fleksibilitas untuk mengkombinasi bahasa simulasi dilakukan dengan simulator yang mudah untuk digunakan. Simulasi produk terus berlanjut agar terus dapat beradaptasi dan mudah untuk digunakan sebagaimana industri saat ini berorientasi ke arah industri jasa dan manufaktur. Karena menggunakan dengan menggunakan terminologi spesifik Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 1 pada keterangan yang akan dibutuhkan oleh industri itu akan membuat simulasi lebih mudah digunakan oleh orang-orang. Simulasi produk juga terus berkembang semakin luas untuk memberikan kemudahan dalam menggunakan simulasi itu sendiri seperti adanya : a. Penyesuaian distribusi untuk data masukan b. Masukan grafik untuk komponen model c. Kotak dialog untuk pemberian petunjuk d. Bantuan dan petunjuk penggunaan secara online e. Interactive debugging f. Pemeriksaan secara logika dan keseluruhan g. Pengembangan model secara otomatis h. Modul desain percobaan pengembangan tujuan i. Analisis statistik secara keseluruhan. Hal yang harus dilakukan dalam simulasi dalam simulasi visualisasi interaktif adalah dimana pengguna dari model harus secara aktif berpartisipasi dalam simulasi. Keputusan harus dapat dibuat ketika simulasi yang dijalankan meliputi pengelompokan kerja, pembagian kerja, dan lainnya. (Harrel C., dan Tumai K., 1995, “Simulation Made Easy, a Manager’s Guide”, Institute of Industrial Engineers, Georgia; 39-40) Berikut adalah ilustrasi evolusi dari bahasa simulasi selama beberapa dekade sebelumnya : Gambar Evolusi Simulasi Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 2 (Sumber : Harrel C., dan Tumai K., 1995, “Simulation Made Easy, a Manager’s Guide”, Institute of Industrial Engineers, Georgia; 40) 2. Komponen Software Simulasi Software simulasi memiliki beberapa modul untuk melakukan fungsi yang berbeda selama pembuatan model simulasi. Beberapa modul dideskripsikan sebagai berikut : Gambar Komponen Sistem Simulasi (Sumber : Harrel C., dan Tumai K., 1995, “Simulation Made Easy, a Manager’s Guide”, Institute of Industrial Engineers, Georgia; 41) 3. Perkembangan Penggunaan Simulasi Penggunaan simulasi semakin meningkat karena meningkatnya tantangan dalam sistem manufaktur dan jasa (service) : a. Sistem memiliki siklus hidup yang semakin pendek (shorter life cycles), b. Sistem semakin komplek (more complex), c. Sistem makin memerlukan performance yang makin tinggi (higher performance requirements). Meningkatnya penggunaan simulasi dipengaruhi oleh: a. Meningkatnya kepedulian dan pengertian terhadap teknologi b. Meningkatnya ketersediaan dan kemampuan software simulasi yang easy-ofuse c. Meningkatnya memori dan kecepatan pemprosesan komputer Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 3 d. Menurunnya harga hardware komputer Simulasi banyak digunakan baik pada sistem industri manufaktur maupun jasa (service) : a. Industri Manfaktur Pabrik mobil, pesawat terbang, elektronika, kendaraan berat, gelas dan keramik, makanan dan minuman, pabrik logam. furniture, dll, b. Industri Jasa (Service) Restoran dan fastfood, bank, rumah sakit, transportasi, distribusi hotel management. dll Penggunaan simulasi : a. Sistem design b. Sistem Management c. Panjadwalan produksi/pelanggan, penjadwalan sumber daya, penjadwalan perawatan, mengatur aliran material/customer, manajemen persediaan, manajemen kualitas, d. Training and education, e. Communication and Sales, f. Public relations. (Sumber : “Modul Praktikum Simulasi Indusrtri”, Universitas Pasundan, Bandung; 2-3) 4. Pengertian Simulasi Simulasi adalah proses merancang model dan suatu system yang sebenarnya, mengadakan percobaan-percobaan terhadap model tersebut dan mengevaluasi hasil percobaan tersebut, (Inggriani Liem). Simulasi adalah teknik peniruan perilaku suatu situasi (keadaan) atau sistem (ekonomi. militer, mesin, dl dengan menganalogikan keadaan, model atau alat untuk memperoleh informasi yang memadai atau untuk melatih pegawai/orang, (Oxford English Dictionary). Untuk mempelajari bagaimana sistem bekerja diperlukan sekumpulan asumsi, dimana asumsi-asumsi tersebut membentuk suatu model yang digunakan untuk memahami perilaku sistem. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 4 Jadi, simulasi pada dasarnya adalah proses mendesain model suatu system yang ada pada dunia nyata, dan melakukan eksperimen dengan model tersebut. Tujuannya adalah untuk memahami perilaku system maupun mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang bervariasi untuk operasi sistem. State suatu sistem sebagai suatu kumpulan variabel yang diperlukan untuk menggambarkan kondisi suatu sistem pada suatu waktu tertentu sesuai dengan tujuan studi simulasi. Pemodelan dan simulasi merupakan suatu metode eksperimental dan terpakai untuk : a. Menjelaskan perilaku sistem. b. Membangun teori atau hipotesa yang mempertanggungjawabkan kelakukan sistem yang diamati. c. Memakai teori-teori untuk meramalkan perilaku sistem yang akan datang. (“Modul Praktikum Simulasi Indusrtri”, Universitas Pasundan, Bandung; 2-3) 5. Keuntungan, Kerugian, dan Kebutuhan (pitfalls) dari Simulasi Kita dapat mengetahui karakteristik simulasi yang baik dan buruk dari pembahasan terdahulu, dan dengan adanya kesalahan biasa yang dibuat saat mempelajari simulasi yang dapat merusak atau bahkan menghancurkan proyek dari simulasi tersebut. Simulasi sangat luas untuk digunakan dan merupakan metode yang sedang berkembang dengan populer untuk sistem pembelajarang yang kompleks. Beberapa kemingkinan yang merupakan keuntungan dari simulasi akan dijelaskan sebagai berikut : a. Paling kompleks, sistem dunia nyata dengan elemen stochastic tidak dapat diuraikan dengan akurat oleh model matematika yang hanya dapat mengevaluasi secara analisis. Dengan demikian, simulasi seringkali hanya diterapkan pada sesuatu yang memungkinkan untuk disimulasikan. b. Simulasi menunjukkan estimasi performansi dari sistem nyata dengan beberapa proyek yang di set pada kondisi operasional. c. Desain sistem dengan berbagai macam alternatif, dapat dibandingkan melalui simulasi untuk melihat mana yang terbaik. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 5 d. Di dalam simulasi kita dapat mengatur dengan lebih baik dari pengendalian mengenai kondisi yang ada lalu menciptakannya menjadi meungkin. e. Simulasi mengajari kita untuk mempelajari sistem dalam rangkaian waktu yang panjang, seperti sistem perekonomian, dan lainnya. Beberapa kerugian dari simulasi adalah : a. Hanya mengestimasi karakteristik sistem nyata berdasarkan masukan tertentu. b. Model simulasi biasanya memerlukan biaya alternatif mahal dan memerlukan waktu cukup banyak untuk pengembangannya. Simulasi tidak dapat menyelesaikan masalah, namun hanya sebagai alat untuk dapat memberikan gambaran suatu system nyata. c. Banyak model yang dihasilkan dari studi mengenai simulasi yang hasilnya sebagai keluaran semata. Jika kodel tersebut tidak valid maka informasi yang didapatkan dari sistem aktual tersebut hanya sedikit. Ketika memutuskan untuk perlu atau tidaknya digunakan simulasi, hanya tergantung pada kondisi yang ada, kita hanya dapat memberi suatu penjelasan mengenai keuntungan dan kerugian dari simulasi sistem nyata yang digunakan. Namun pada akhirnya, catatan pelajaran mengenai model analisis dan simulasi sangat berguna. Intinya, simulasi dapat digunakan untuk mengecek validitas yang dibutuhkan dalam model analisis. Mengasumsikan keputusan tersebut, keputusan yang untuk menggunakan simulasi, berikut adalah celah-celah kosong atau kebutuhan untuk dipenuhi agar dapat mempelajari simulasi secara sempurna, yaitu : a. Gagal memiliki setting objek yang baik pada permulaan pelajaran simulasi. b. Gagal melakukan proyek team secara keseluruhan pada permulaan. c. Memodelkan detail model yang tidak tepat. d. Gagal dalam berkomunikasi dengan manajemen melalui latihan simulasi. e. Kesalahpahaman simulasi oleh manajemen. f. Memperbaiki simulasi yang dilakukan di program komputer. g. Gagal mempunyai seseorang dengan pengetahuan metodologi dan statistik dalam simulasi yang dikerjakan pada saat itu dalam satu kelompok. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 6 h. Gagal dalam pengumpulan data. i. Menggunakan software simulasi yang tidak tepat. j. Terlupa menggunakkan software simulasi yang ber-statement luas yang tidak dapat dengan baik didokumentasikan atau tidak dapat mengimplementasikan logika model. k. Mempercayai bahwa simulasi merupakan sesuatu yang mudah digunakan (easy-to-use). l. Menyalahgunakan animasi. m. Salah mengasumsikan angka dalam sistem aktual yang ada. n. Menggunakkan distribusi yang salah dalam masukan simulasi. o. Menganalisis keluaran simulasi dengan pendapat atau asumsi sendiri. p. Membuat sistem desain dengan sekali pengulangan dan memperbaiki keluaran statistik yang seharusnya sudah benar. q. Gagal dalam mengaplikasikan warm-up period. Dalam memperlajari simulasi kita akan mengetahui apa yang harus dilakukan daipada mempelajari apa yang tidak boleh dilakukan. (Law A.M., 2007, “Simulation Modeling & Analysis Foutrh Edition”, McGraw Hill International Edition, Singapore; 77) 6. Pemahaman Simulasi Tidak semua masalah yang dapat diselesaikan dengan simulasi harus dipecahkan menggunakan simulasi. Simulasi akan sangat cocok dan efektif jika : a. Pengembangan model matematis terlalu sulit atau tidak memungkinkan, b. Sistem memiliki satu atau lebih variable random yang interdependent, c. Dinamika sistem sangat komplek, d. Tujuannya untuk mengamati perilaku sistem dalam suatu periode waktu tertentu, b. Tampilan animasi merupakan hal yang sangat penting. Dalam mengambil keputusan bagaimana untuk memodelkan sebuah sistem, kita harus mengetahui hubungan bagaimana untuk mendesain, menganalisis, dan merepresentasikan model dalam suatu software yang tepat. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 7 Berikut adalah bebepara hal yang harus diperhatikan agar dapat memahami simulasi secara berkala, yaitu : a. Memahami sebuah sistem, b. Menyelesaikan tuntas dari tujuan kita, c. Memformulasikan sebuah model, d. Menerjemahkan kedalam software pemodelan. e. Memeriksa bahwa konsep model yang dibuat pada komputer dapat dipercaya, f. Memvalidkan sebuah model, g. Mendesain sebuah eksperimen, h. Menjalankan eksperimen tersebut, i. Menganalisis hasilnya, j. Dapatkan pengetahuan dari ekperimaen tersebut, dan k. Dokumentasikan apa yang telah kita selesaikan. (Kelton W.D., Sadowski R.P., dan Sturrock D.T., 2007, “Simulation with Arena Foutrh Edition”, McGraw Hill International Edition, New York; 47) Banyak terdapat jalan untuk mengklasifikasikan model-model simulasi, tetapi berikut ini adalah beberapa yang paling sering digunakan dalam mengklasifikasikan, diantaranya adalah : a. Model Simulasi Statis dan Model Simulasi Dinamis Model Simulasi Statis adalah representasi system pada suatu waktu tertentu, atau model yang digunakan untuk merepresentasikan system dimana waktu tidak mempunyai peranan. Contoh : Simulasi Monte Carlo. Model Simulasi Dinamis adalah representasi system sepanjang pergantian waktu. Contoh: Sistem conveyor di pabrik. b. Model Simulasi Continue dan Model Simulasi Diskrit Model Simulasi Continue adalah model simulasi dimana status dan sistem berubah secara continue karena berubahnya waktu (continouschange state variables). Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 8 Model Simulasi Diskrit adalah model suatu sistem dirnana perubahan status terjadi pada satuan-satuan waktu yang diskrit sebagai hasil suatu kejadian (event) tertentu (discrete-change state variables). c. Model Simulasi Deterministik dan Model Simulasi Stokastik Model Simulasi Deterministik adalah model simulasi yang tidak mengandung komponen yang sifatnya probabilistic (random) dan output telah dapat ditentukan begitu sejumlah input dan hubungan tertentu dimasukkan. Output yang diperoleh akan tetap sama jika inputnya sama walaupun diproses berulang. Model Simulasi Stokastik adalah model simulasi yang mengandung input-input probabilistik (random) dan output yang dihasilkannya pun sifatnya random. (Kelton W.D., Sadowski R.P., dan Sturrock D.T., 2007, “Simulation with Arena Foutrh Edition”, McGraw Hill International Edition, New York; 7-8) Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 9 7. Langkah-langkah Mempelajari Simulasi Mulai Formulasi Masalah Pengumpulan Data dan Perancangan Model Valid ? tidak ya Membuat program komputer dan verifikasi Lakukan Uji Coba Awal Valid ? tidak ya Merancang eksperiment Jalankan model simulasi Lakukan analisis Buat Dokumen, presentasi dan implementasi Selesai Gambar Langkah-langkah Mempelajari Simulasi (Sumber : Law A.M., 2007, “Simulation Modeling & Analysis Foutrh Edition”, McGraw Hill International Edition, Singapore; 67) Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 10 8. Konsep Simulasi a. Sistem Sebagian besar model simulasi terdapat antrian dalam suatu lingkup, kita bermula dengan kasus yang sederhana seperti merepresentasikan fasilitas manufaktur. Komponen “blank” datang menuju “drilling center”, dan akan diproses, kemudian keluar dari proses tersebut. Lihat gambar 2.19. jika komponen datang dan menemukan mesin tersebut sedang menganggur, mesin tersebut akan mulai untuk memproses tentunya dengan menerapkan antrian “First In Fisrt Out”. Berikut adalah logika dari struktur model : Gambar Sistem Proses Sederhana (Sumber : Kelton W.D., Sadowski R.P., dan Sturrock D.T., 2007, “Simulation with Arena Foutrh Edition”, McGraw Hill International Edition, New York; 15) Kita harus menspesifikasikan aspek numerikal sebaik-baiknya, termasuk bagaimana menerapkan simulasi tersebut harus dimulai dan diberhentikan. Sistem dimulai pada menit ke-0 dengan tidak adanya komponen pada saat itu dan mesin sedang menganggur. Ini merupakan asumsi empty-andidle yang sangat realitis pada waktu sistem dimulai biasanya pada pagi hari. Selanjutnya buatlah durasi waktu dalam sebuah tabel agar simulasi dapat berjalan, seperti nomor komponen, waktu kedatangan komponen, waktu antar kedatangan komponen, dan waktu pelayanan. (Kelton W.D., Sadowski R.P., dan Sturrock D.T., 2007, “Simulation with Arena Foutrh Edition”, McGraw Hill International Edition, New York; 15-16) Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 11 b. Performace Measures Selanjutnya kita harus memutuskan “performace measures” apa yang akan ditentukan dalam model tersebut. Berikut adalah beberapa contoh “performace measures”. 1. Total produksi 2. Rata-rata waktu menunggu untuk dilayani 3. Waktu menunggu maksimum dalam antrian 4. Rata-rata waktu komponen mengantri dalam antrian 5. Maksimum komponen yang menunggu dalam antrian 6. Waktu rata-rata dan waktu maksimum dalam sistem 7. Waktu pelayanan dari mesin (Kelton W.D., Sadowski R.P., dan Sturrock D.T., 2007, “Simulation with Arena Foutrh Edition”, McGraw Hill International Edition, New York; 17-18) Jika dikelompokkan maka ukuran performansi sistem dikelompokkan ke dalam 4 jenis, seperti yang dapat dilihat di bawah ini : 1. Pengukuran Performance berdasarkan waktu a. Mean dan variance dan flow time per job, b. Mean dan variance dan flow time per operasi, c. Mean waitting time (rata-rata waktu tunggu), d. Machine idle time (waktu menganggur mesin). 2. Pengukuran Performance berdasarkan Work- In -Process a. Average number of jobs in queue (rata-rata jumlah job yang mengantri), b. Value of work in process (WIP)- nilai WIP. 3. Pengukuran Performance berdasarkan Due Date a. Mean Tardiness (MT) b. Conditional Mean Tardiness (CMT) c. Proportion of Job Tardy (PT) d. Mean Lateness e. Number of jobs tardy f. Maximum Lateness Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 12 4. Pengukuran Performance berdasarkan Cost : a. Cost of idle machines b. Cost of long promises c. Cost of carrying work—in—process inventory d. Total cost per job e. Average value added in queue Sementara itu Charles R. Harrel mengemukakan beberapa ukuran performansi yang dapat digunakan : 1. Cycle Time Adalah throughput atau service time untuk memproses material atau customer (job) 2. Resource Utilization Adalah persentase waktu suatu peralatan atau orang berada pada kondisi produktif 3. Value-added Time Jumlah waktu dimana suatu material atau customer (job) menghabiskan waktunya untuk suatu proses untuk dilayani. 4. Waiting Time Menunjukkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh material atau customer untuk menunggu sebelum diproses atau dilayani. 5. Processing Rate Adalah throughput rate atau service rate suatu material, customer atau job 6. Quality Menunjukkan persentase part atau customer yang diproses sesuai dengan standard 7. Cost Menunjukkan biaya operasi sistem 8. Flexibility Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri terhadap fluktuasi dalam volume dan variasi. (Harrel C., dan Tumai K., 1995, “Simulation Made Easy, a Manager’s Guide”, Institute of Industrial Engineers, Georgia; 20) Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 13 9. Model Simulasi a. Entities Entities adalah komponen-komponen yang akan diproses dalam simulasi. b. Attributes Attributes adalah karakteristik dari entities atau komponen-komponen yang akan diproses dalam simulasi. Contohnya : due date, priority, color. c. Variables Variables adalah sebagian dari informasi yang mencerminkan karakteristik dari sistem yang kita buat. Contohnya : number in queue, number of busy server, current simulation clock time, mean servive time, travel time, current shift. d. Resources Resources adalah sesuatu (personnel, equipment, space) yang melayani entities tersebut. e. Queues Queues dikarenakan entity tidak dapat bergerak, dikarenakan entity ini sedang menunggu untuk dilayani, kerana kita ketahui bahwa kapasitas dan waktu pelayanan itu terbatas. f. Statistical Accumulator Hal ini adalah layaknya keluaran dari performace measures, seperti halnya yang telah dibahas sebelumnya. g. Events Events adalah sesuatu yang terjadi secara langsung ketika simulasi dijalankan. Events sangat memungkinkan untuk mengubah Attributes, Variables, dan Statistical Accumulator. Ada 3 macam dari events, yaitu : 1. arrival (komponen baru masuk kedalam sistem), 2. departure (komponen selesai dilayani dan meninggalkan sistem), 3. the end (pemberhentian simulasi). h. Simulation Clock Simulation Clock adalah waktu yang digunakan dalam proses simulasi. Dalam arena Simulation Clock adalah variabel yaitu TNOW. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 14 (Kelton W.D., Sadowski R.P., dan Sturrock D.T., 2007, “Simulation with Arena Foutrh Edition”, McGraw Hill International Edition, New York; 20-25) 10. Software Simulasi Arena 10.0 Gambar Tampilan Awal Software Simulasi Arena 10.0 Software Arena membawa kemudahan dalam memodelkan dan mensimulasikan. Arena didesain untuk menganalisa perubahan yang ada secara signifikan dan kompleks yang biasanya berupa sistem rantai pasok, manufakturing, pemrosesan, logistik, distribusi, dan jasa. Arena menyediakan fleksibilitas yang tinggi dari segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh model yang akan disimulasikan. Arena dapat menunjukkan beberapa hal seperti : a. Analisis mendetail dari segala tipe manufaktur, termasuk komponen pengendalian bahan. b. Analisis yang kompleks dari pelayanan pelanggan dan sistem manakemen pelanggan. c. Analisis rantai pasok secara global, termasuk transportasi dan sistem logistik. d. Memprediksi performansi sistem berdasarkan kunci matrik, seperti biaya, waktu proses, dan kepuasan. e. Mengidentifikasikan kejadian leher botol seperti antrian. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 15 f. Merencanakan jadwal, peralatan atau bahan. Dengan menggunakkan arena kita dapat melakukan beberapa hal seperti : a. Memodelkan suatu proses untuk perbaikan, pendokumentasian, dan komunikasi. b. Mensimulasikan performansi masa depan dari sebuah sistem untuk memahami hubungan kompleks dan mengidentifikasikan kesempatan yang ada. c. Memvisualisasikan suatu operasi dengan “dynamic animation graphics”. d. Menganalsis performa bagaimana sistem ini mengkonfigurasikan sistem dan menjadikannya alternatif sehingga kita dapat memilih jalan yang terbaik yang harus diambil dalam bisnis kita. 10.1 Lingkungan Modelling Arena Berikut adalah lingkungan pemodelan dengan Arena : Gambar Tampilan Awal Software Simulasi Arena 10.0 Untuk memodelkan proses di Arena, kita akan bekerja dalam 3 pembagian, yaitu : a. Basic Process, advance process, dan advance transfer panels : termasuk modul-modul yang digunakan untuk menyempurnakan model. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 16 b. Reports panel : yang digunakan untuk memperlihatkan hasil model yang disimulasikan. c. Navigate panel : menunjukkan tampilan yang berbeda dari model yang dibuat. Dalam di area (window) pemodelan, ada dua pembagian yaitu flowchart view yang mencakup semua grafik model termasuk proses flowchart, animation, dan penggambaran lainnya. Dibawahnya terdapat spreadsheet yang menampilkan model data seperti waktu biaya, dan parameter lainnya. 10.2 Panel Basic Process 1) Modul-modul Flowchart a. Modul Create Modul ini digunakan pada awal mula berangkatnya entity pada model simulasi. Entities dibuat dengan penjadwalan berdasarkan waktu antar kedatangan. Lalu entities meninggalkan modul untuk memulai proses melalui sistem. Tipe entity dispesifikasikan pada modul ini. b. Modul Dispose Modul ini merupakan titik akhir dari entities pada model simulasi. Statistik dari entity dapat direkam melalui modul ini. c. Modul Process Modul ini merupakan metode proses utama dalam simulasi. Pilihan untuk menggunakkan resource tersedia pada modul ini. Didalamnya terdapat pilihan untuk mengunakkan “submodel” dan menspesifikasikan logika hierarki. Waktu proses teralokasikan kepada entities, dan dapat dipertimbangkan untuk value added, non-value added, transfer, wait, dan lainnya. d. Modul Decide Modul ini menunjukkan proses pengambilan keputusan dalam sebuah sistem. Termasuk pilihan untuk membuat keputusan berdasarkan satu atau Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 17 lebih kondisi (jika tipe entity Gold Card) atau berdasarkan sati atau lebeh probabilitas (contoh : 75% benar, 25% salah). Kondisi bisa berdasarkan nilai attribute (priority), nilai variable (number denied), tipe entity, atau expression (contoh : NQ(ProcessA.Queue)). Disini terdapat 2 titik keluaran yaitu 2-way by Chance dan 2-way by Condition. Terdapat titik keluaran untuk true entities, dan false entities. Ketika N-way by Chance dan N-way by Condition digunakan, maka titik keluaran akan banyak dan ditampilkan untuk kondisi atau probabilitas tertentu atau satu titik keluaran. Jumlah entity yang keluar dari modul ini (baik benar maupun salah) hanya ditampilkan oleh modul 2-way by Chance dan 2-way by Condition saja. e. Modul Batch Modul ini menunjukkan mekanisme kelompok dalam model simulasi. Modul Batch, dapat menjadi kelompok permanen atau sementara. Modul Batch sementara harus dibagi menggunakkan modul separate. Modul Batch dapat dibuat dengan berapapun jumlah entity yang masuk atau dapat dicocokan bersama berdasarkan attribute. Entities yang datang ke Modul Batch ditempatkan dalam suatu antrian sampai jumlah yang telah ditentukan. f. Modul Separate Modul ini dapat digunakan untuk membuat salinan entity yang datang dijadikan entities yang berlipat atau membagi entity dari modul batch sebelumnya. g. Modul Assign Modul ini digunakan untuk memasukkan nilai baru kedalam variabel, entitiy attribut, entity types, entity pictures, atau sistem variabel yang lainnya. Assignment yang berlipat dapat dibuat dengan satu modul Assign. h. Modul Record Modul digunakan untuk mengumpulkan statistik dalam model simulasi. Berbagai macam statistik penelitian dapat Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 18 diterapkan, termasuk waktu antar keluaran melalui modul, statistik entity (waktu, biaya, dan lainnya), penelitan umum, dan statistik interval (dari tanda waktu sementara ke waktu simulasi biasa). Suatu tipe perhitungan statistik dapat diterapkan dengan baik. Sets catatan dan perhitungan juga dapat dispesifikasikan. 2) Modul-modul Data a. Modul Entity Modul data ini menjelaskan berbagai macam tipe dari entity dan memberikan nilai pictures dalam simulasi. Informasi biaya juga dijelaskan untuk entity. b. Modul Queue Modul data ini dapat digunakan untuk mengubah aturan ranking untuk antrian yang spesifik. Aturan biasa adalah First in, First out. Disini terdapat ruang tambahan untuk antrian untuk ditempati entities. c. Modul Resource Modul data ini mendefinisikan sumber (resouce) dalam sistem simulasi. Termasuk informasi biaya dan adanya resource. Resource dapat ditentukan dengan pasti dan dioperasikan berdasarkan jadwal. Kegagalan dari Resource dapat dispesifikasikan disini. d. Modul Variable Modul data ini digunakan untuk mendefinisikan dimensi variabel dan nilai awal. Variable dapat diambil dari modul lain (seperti : modul Decide), dapat dimasukkan ulang nilainya dengan modul Assign, dan dapat digunakan pada segala expression e. Modul Schedule Modul data ini digunakan dengan modul resource untuk mendefinisikan jadwal pengoperasian untuk resource atau dengan modul create untuk menunjukkan jadwal kedatangan. Apalagi, modul schedul dapat digunakan dan mengacu kepada faktor waktu menunggu berdasarkan waktu simulasi. Ukuran lamanya shcedules didefinisikan dalam modul ini. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 19 f. Modul Set Modul data ini mendefinisikan berbagai macam tipe dari sets, yaitu resource, counter, tally, entity, type, dan entity pictures. Resource sets dapat digunakan dalam modul process (dan seize, release, enter, dan leave pada panel Advance process dan Advance Transfer). Counter dan Tally sets dapat digunakan pada modul Record. Queue sets dapat digunakan dengan modul seize, hold, access, request, leave, dan allocate pada panel Advance process dan Advance Transfer. 3) Panel Advance Process 3) Modul-modul Flowchart a. Modul Delay Ketika entity datang pada modul delay, time delay expression mengevaluasi dan mengembalikan entity pada modul untuk menghasilkan time period. b. Modul Dropoff Modul dropoff menghilangkan jumlah entity tertentu dari suatu kelompok entity dan mengirimkannya ke modul lain, dispesifikasikan dengan hubungan grafik. c. Modul Hold Modul ini menahan entity dalam sebuah antrian untuk menunggu signal, menunggu pada kondisi tertentu untuk menjadi true, atau diadakan dengan tidak terbatas (untuk dihilangkan nanti dengan modul remove). Jika entity sedang menunggu untuk signal, modul signal harus digunakan pada model untuk mengikuti pergerakan ke modul yang berikutnya. Jika entity tertahan untuk given condition agar menjadi true, entity akan kembali pada modul sampai kondisi menjadi true. Ketika entity tertahan terus, modul remove digunakan untuk melanjutkan pemrosesan. d. Modul Match Modul match membawa jumlah tertentu entity yang sedang menunggu dalam berbagai macam antrian. Modul match ini Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 20 bekerja ketika sedikitnya satu entity berada dalam antrian. Suatu atribut dapat menentukan antrian entity yang memiliki nilai atribut yang sama sebelum modul match dilakukan. e. Modul Pickup Modul pickup menghilangkan beberapa entity dari antrian dimulai dari rank tertentu dari antrian. Entity yang diambil dimasukkan ke akhir kelompok kedatangan entity. f. Modul ReadWrite Modul readwrite digunakan untuk membaca data dari input file atau keyboard dan memasukkan nilai data ke daftar variabel atau atribut. Modul ini juga digunakan untuk menulis data ke output device. g. Modul Release Modul release digunakan untuk melepaskan unit dari resource. Untuk setiap resource yang melepaskan, nama dan jumlah harus ditentukan. h. Modul Remove Modul remove menghilangkan satu entity dari posisi yang telah ditentukan dalam antrian dan mengirimkannya ke modul designated. i. Modul Seize Modul seize mengalokasikan satu atau beberapa unit resource kepada entity. Modul seize diterapkan untuk menggunakan unit resource, atau menjadi bagian dari resouce set. j. Modul Search Modul search mencari antrian, grup, atau suatu expression untuk menemukan entity rank atau nilai dari variabel global. k. Modul Signal Modul signal mengirimkan nilai signal kepada modul hold di dalam model set agar menunggu lalu melepaskan entity Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 21 dengan jumlah maksimum. l. Modul Store Modul store menambahkan entity ke storage. Modul unstrore mungkin diperlukan untuk menghilangkan entity dari storage. m. Modul Unstore Modul unstore menghilangkan entity dari storage dan entity langsung bergerak ke modul selanjutnya dalam model. n. Modul Adjust Variable Modul adjust variable mengatur suatu variabel menjadi target nilai pada hitungan tertentu. 4) Modul-modul Data a. Modul Advance Set Modul Advance Set menetukan queue stes, dan storage sets, dan komponen didalamnya. b. Modul Expression Modul Expression menunjukkan expressions dan nilai hubungan. c. Modul Failure Modul Failure didesain untuk digunakan dengan resources. Ketika kesalahan terjadi, seluruh resource pun berhenti. d. Modul File Modul File harus dimasukkan ketika mengakses menggunakkan modul readwrite. Modul ini mengidentifikasikan nama system file dan mendefinisikan access method, formatting dan karakteriksrik operasional dari files. e. Modul StateSet Modul StateSet digunakan untuk mendefinisikan states untuk beberapa resource. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 22 f. Modul Statistic Modul Statistic digunakan untuk mendefinisikan tambahan statistik untuk dikumpulkan selama simulasi dan menentukan output data files. g. Modul Storage Modul Storage digunakan untuk menganimasikan suatu storage. 5) 1. Panel Advance Transfer Modul-modul Flowchart a. Modul Enter Modul enter didefinisikan dengan stasiun terhadap lokasi dimana proses itu terjadi. b. Modul Leave Modul leave digunakan untuk mentransfer entity ke stasiun atau modul. c. Modul PickStation Modul PickStation mengizinkan entity untuk memilih station dari station yang telah ada. d. Modul Route Modul route mentransfer sebuah entity ke station yang telah ditentukan atau mengirimkan ke station berikutnya telah terurut. e. Modul Station Modul station didefinisikan dengan stasiun terhadap lokasi dimana proses itu terjadi. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 23 6) Modul-modul Conveyor Flowchart a. Modul Access Modul access mengalokasikan satu atau lebih tempat conveyor agar entity bergerak dari satu station ke station lainnya. b. Modul Convey Modul Convey menggerakkan entity diatas conveyor dari lokasi station biasa ke station tujuan. c. Modul Exit Modul exit melepaskan entity pada conveyor yang telah ditentukan. d. Modul Start Modul start mengubah status conveyor dari tidak aktif menjadi aktif. e. Modul Stop Modul stop mengatur status operasional dari conveyor yang tidak aktif. 1. Modul-modul Transporter Flowchart a. Modul Activate Modul Activate meningkatkan kapasitas tranporter kendaraan sebelumnya. b. Modul Allocate Modul Allocate menempatkan transporter ke entity tanpa menggerakkannya ke lokasi stasiun entity. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 24 c. Modul Free Modul Free melepaskan entity yang baru ditempatkan unit transporter. d. Modul Halt Modul halt mengubah status unit transporter untuk tidak aktif. e. Modul Move Modul move menggerakkan transporter dari satu lokasi ke lokasi lain tanpa menggerakkan entity ke stasiun tujuan. f. Modul Request Modul request menempatkan unit transporter ke entity dan menggerakkan unit ke lokasi stasiun tujuan. g. Modul Transport Modul transport mentransfer entity ke stasiun tujuan. 7) Modul-modul Data a. Modul Sequence Modul Sequence digunakan untuk mendefinisikan urutan aliran entity dalam model. b. Modul Conveyor Modul Conveyor memberikan definisi conveyor untuk pergerakan entity antar stasiun. c. Modul Segment Modul Segment menjelaskan jarak antara dua stasiun pada pengaturan segmen sebuah conveyor. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 25 d. Modul Transporter Modul Transporter memberikan transporter panduan untuk pergerakan entity dari satu lokasi ke lokasi lain. e. Modul Distance Modul Distance digunakan untuk menjelaskan jarak perjalanan antara semua stasiun yang akan dikunjungi tranporter. f. Modul Network Modul Network menjelaskan system map yang diatur untuk memandu aliran transporter. g. Modul Network Link Modul Network Link menunjukkan karekteristik dari jalur yang ada pada panduan transporter antara pertemuan beginning intersection name dan ending intersection name. h. Modul Activity Area Modul Activity Area adalah suatu wilayah yang dapat dihubungkan antar satu stasiun dengan stasiun lainnya. 8) Panel Flow Process 1. Modul-modul Flowchart a. Modul Tank Modul Tank menjelaskan lokasi dimana material itu disimpan. b. Modul Sensor Modul Sensor menjelaskan alat pendeteksian yang memonitor level material didalam modul tank. c. Modul Flow Modul Flow digunakan dalam hubungan dengan modul tank dengan semi continous flow operations. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 26 d. Modul Regulate Modul regulate menyediakan pengendalian diskrit untuk menugaskan penilaian maksimum dari regulator didalam modul tank. e. Modul Seize Regulator Modul seize regulator digunakan hanya dalam satu aliran proses dalam setiap waktunya. f. Modul Release Regulator Modul release regulator digunakan untuk melepaskan tank regulator. 2. Modul-modul Data Modul Regulator Set Modul Regulator Set menjelaskan pengaturan dari regulator untuk memilih dari dan digunakan untuk apa dalam modul process. 9) Penggunaan Distribusi Pada Simulasi Arena terdiri dari fungsi-fungsi untuk memproses bilangan secara acak dari distribusi probabilita yang paling mudah digunakan. Distribusi ini selalu dipakai dalam modul-modul arena. Dan juga dapat dimasukkan pada analisis masukan pada Arena. Setiap distribusi memiliki satu atau lebih nilai parameter. Kita harus menetukan nilai dari parameter ini untuk membuat sebuah distribusi. Berikut adalah ringkasan dari distribusi probabilitas yang digunakan Arena. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 27 Tabel Ringkasan dari Distribusi Probabilitas Arena (Sumber : Rockwell Software, 2005, “Arena User’s Guide”, Rockwell Automation; 1-125) a. Distribusi Beta Karena kemampuannya dalam mengambil variasi bentuk yang luas, distribusi ini biasa digunakan pada model yang kasar yang memiliki data yang tidak begitu lengkap. Contoh : proporsi item yang tidak sempurna dalm suatu lot. b. Distribusi Continous Distribusi dengan data kontinyu biasa digunakan dalam memasukkan data aktual varibel acak kontinyu secara langsung kedalam model. c. Distribusi Discrete Distribusi dengan data diskrit biasa digunakan dalam memasukkan data nyata langsung kedalam model. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 28 Contoh : tipe pekerjaan, urutan kedatangan, ukuran kelompok untuk kedatangan entity. d. Distribusi Erlang Distribusi ini digunakan pada situasi dimana terjadi aktivitas dalam tahap berturut-turut dan setiap tahap mempunyai distribusi eksponential. e. Distribusi Exponential Distribusi ini biasa digunakan pada waktu inter-event dengan kedatangan secara acak dan breakdown process, tetapi biasanya tidak tepat untuk proses memodelkan waktu menunggu. Contoh : retai bussiness, call center. f. Distribusi Gamma Untuk parameter bentuk integral, distribusi gamma sama dengan distribusi Erlang. Contoh : waktu pemesinan, waktu memperbaiki mesin. g. Distribusi Johnson Fleksibilitas dari distribusi johnson adalah menyediakan untuk mencocokan segala set data. h. Distribusi Lognormal Distribusi ini digunakan dalam situasi dimana sebuah produksi memproduksi dalam jumlah yang besar. i. Distribusi Normal Distribusi normal digunakan dalam situasi dimana teori batasan tengah diaplikasikan. Contoh : Waktu proses. j. Distribusi Poisson Distribusi poisson adalah distribusi diskrit yang biasa digunakan untuk memodelkan jumlah kejadian acak yang terjadi dalam menentukan waktu jeda. k. Distribusi Triangular Distribusi triangular sangat biasa digunakan dalam situasi dimana bentuk pasti dari distribusi tidak diketahui , tetapi dilakukan dengan cara Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 29 mengestimasikan untuk minimum, maksimum dan nilai yang paling mendasar. l. Distribusi Uniform Distribusi uniform digunakan ketika semua nilai melewati batas lingkup dan harus dipertimbangkan dengan kemungkinan yang seksama. m. Distribusi Weibull Distribusi weibull sangat luas digunakan untuk memodelkan ketahanan uji untuk menggambarkan jangka waktu hidup (lifetime) dari suatu objek. Pemodelan Sistem dan Simulasi – Ir. Yogi Yogaswara, MT. | 30