BULETIN STMKG ISSN 2355-7214 Edisi Ketiga September 2015 MEDIA KOMUNIKASI DAN DOKUMENTASI SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Diterbitkan oleh Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jl. Perhubungan I No. 5 Komplek Meteo DEPHUB,Bintaro, Pondok Betung, Tangerang Selatan - 15221, Telp: 021-73691623 Fax: 021-73692676 Dari Redaksi Diterbitkan oleh Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) Jl. Perhubungan I No. 5 Komplek Meteo DEPHUB, Bintaro, Pondok Betung, Tangerang Selatan – 15221, Telp: 021-73691623 Fax: 021-73692676 E-mail: buletinstmkg@gmail.com PELINDUNG Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si (Ketua Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) PENANGGUNG JAWAB Hendro Nugroho, ST.M.Si PENGARAH Drs. Suyatim, M.Si Drs. Soetamto, M.Si Drs. Ibnu Purwana, M.Sc Drs. Agus Tri Sutanto, MT. PIMPINAN REDAKSI Dr. Paulus Agus Winarso REDAKSI PELAKSANA Nardi, ST, M.Kom REDAKTUR Anak Agung Istri Dwilyantari Aly Ilyas Andika Fauziah Hapsari Anistia Malinda Hidayat Audia Azizah Azani Bobby Satria Deffi Munadiyat Putri Hanifa Nur Rahmadini I Made Kurniawan Putra Laiza Arazak Presly Panusunan Simanjuntak Reza Tisa Adi Pratama FOTOGRAFER Bimo Satria Nugroho Sterly Juren Noverino Mustamu ARTISTIK & LAYOUT Cakra Mahasurya Atmojo P. PUBLIKASI & PERCETAKAN M. Fakhrul Islam Masruri Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nya, “Buletin STMKG” Edisi III dapat diterbitkan. Sudah sejak lama kita mengangan-angankan terbitnya sebuah media komunikasi dan dokumentasi, utamanya bagi para taruna, dosen, dan pegawai Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), Jakarta. Kehadiran “Buletin STMKG” ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk mempercepat tercapainya Visi dan Misi STMKG. Seiring akan berubahnya status Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG) menjadi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), maka perlu diikuti dengan perubahan yang cepat ke arah yang lebih maju. Pendidikan tidak hanya berbicara tentang lulusan. Dalam konteks perguruan tinggi, pendidikan juga bermakna sebuah proses yang memberi penekanan pada bagaimana seorang taruna dapat memperoleh bekal ketrampilan yang memadai untuk mengarungi kehidupan ini secara mandiri. Kita harus membantu para taruna agar mampu berpikir kritis, membangun argumentasi yang tepat dan mampu mengkomunikasikannya secara efektif. Atas dasar pandangan tersebut, maka diperlukan upaya dan sarana untuk dapat mengasah dan melatih kemampuan intelektual taruna, khususnya dalam hal tulis menulis dan jurnalistik. Untuk itulah “Buletin STMKG” hadir dengan harapan dapat dijadikan sarana belajar menulis, menjadi jembatan komunikasi dan informasi sesama anggota civitas akademik STMKG. Buletin ini membutuhkan partisipasi aktif para taruna, dosen, dan pegawai, untuk menyampaikan informasi, baik berupa tulisan, gambar, atau foto guna menambah pengetahuan, motivasi, yang akhirnya dapat meningkatkan kinarja seluruh civitas akademik STMKG. Selamat membaca buletin edisi ketiga ini, redaksi mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun untuk meningkatkan kualitas “Buletin STMKG”. Semoga dengan kehadiran “Buletin STMKG” dapat lebih mensinergikan seluruh potensi yang ada di STMKG. Redaksi DAFTAR ISI 4 15 Berita Utama Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-65 Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-65 tahun 2015 oleh World Meteorology Organization (WMO), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) 22 31 Artikel Pilihan Mengenal Megathrust Mentawai Indonesia berada pada zona pertemuan lempeng, salah satunya ada pertemuan lempeng yang disebut megathrust mentawai, apakah itu? Kaleidoskop Profil Kaleidoskop STMKG bertabur Medali Pada Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan (OPTK) yang diadakan oleh Fowum Mahsaiswa Kedinasan Indonesia (FMKI), STMKG mendapatkan medali juara dalam beberapa cabang olahraga 8 40 Profil Profil Komandan Resimen STMKG Perubahan bentuk ketarunaan STMKG dari batalyon menjadi resimen menjadikan adanya pemimpin baru yaitu, komandan resimen. Mari kita kenal lebih dekat komandan resimen STMKG Artikel Pilihan Galeri 22 42 BERITA UTAMA Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-65 Tahun 2015 Climate Knowledge for Climate Action (World Meteorological Organization, 2015) Kondisi iklim ekstrim yang terjadi dimana-dimana, membuat WMO memutuskan membuat tema untuk tahun ini, “Climate Knowledge for Climate Action”. Dengan tema tersebut, berarti telah memberi kesempatan untuk mengambil berbagai pengetahuan iklim yang dibangun dalam sepuluh tahun terakhir sebagai dasar penting untuk mendukung jalan menuju aksi untuk mengatasi perubahan dan variabilitas iklim. Untuk merealisasikan program yang dibuat setiap tahun, konvensi mendirikan Organisasi Meteorologi dan Klimatologi di setiap negara menjadi penting. Setiap negara berhak ambil alih dalam setiap aksi nyata serta realisasi sederhana untuk keselamatan bumi ini. Kontribusi pelayanan Meteorologi dan Hidrologi Nasional untuk keselamatan serta kesejahteraan masyarakat adalah suatu hal yang krusial. STMKG 4 buletin EDISI 03 / 2015 WMO memiliki misi mendasar untuk mendukung negara-negara di dunia dalam memberikan pelayanan meteorologi dan hidrologi guna melindungi kehidupan dari bencana alam yang terkait dengan cuaca, iklim dan air. Tidak hanya sebatas peringatan dini serta penanggulangan cuaca, WMO juga turut andil dalam menjaga lingkungan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Hal ini tidak bisa terjadi tanpa pengamatan yang diperlukan, penelitian dan operasi yang mengembangkan pemahaman serta pengetahuan tentang cuaca dan iklim. Saat ini, individu, masyarakat, pembuat kebijakan, pemerintah, dan organisasi terkait perlu informasi mengenai Climate Knowledge untuk melaksanakan Climate Action. Pengamatan parameter cuaca dan iklim merupakan titik awal yang penting untuk Climate Knowledge. Data tersebut dikumpulkan oleh jaringan darat, laut, pesawat dan pengamatan satelit layanan meteorologi nasional yang kemudian berpusat di WMO global Sistem Observing. Cuaca dan iklim pengamatan saat ini dimasukkan ke dalam model komputer yang mensimulasikan sistem iklim global. Layanan cuaca nasional di setiap negara dan organisasi lainnya telah memiliki komputer super dengan kapasitas untuk menjalankan model ini dan menghasilkan prediksi iklim global berkesinambungan. WMO Pusat berharap, dengan adanya dukungan dari berbagai teknologi, setiap negara mampu membuat Long Range Forecasts, guna menghasilkan prediksi iklim jangka pendek musiman serta prediksi iklim jangka panjang setiap bulan atau triwulan, kumpulan data tersebut kemudian didiskusikan untuk membahas tren dan output isu seperti perkiraan musiman, prediksi wabah iklim berbasis malaria dan iklim skenario untuk penilaian dampak. Masa depan yang setiap insan inginkan, dating dari seluruh penjuru dunia. Panggilan untuk Aksi Iklim datang bahkan dari Pulau-Pulau Kecil, meminta dukungan menyelenggarakan pertemuan Negara di Samoa, ratusan ribu demonstran Pemahaman Iklim untuk tanggap Potensi Bencana (BMKG, 2015) BERITA UTAMA yang berpartisipasi dalam 2.646 aksi unjuk rasa di 162 negara, dua hari sebelum KTT Iklim PBB. Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) bertujuan untuk mencapai kesepakatan universal baru pada iklim. Its Green Climate Fund (GCF) akan mendukung proyek-proyek, program, kebijakan dan kegiatan lainnya di negara-negara terhadap adaptasi dan mitigasi berkembang untuk melawan perubahan iklim. WMO bahkan menyambut hangat untuk siapa saja yang mengirim dan mempromosikan brosur, foto, video, dan bahan lain seperti serta kliping pers yang relevan, dalam rangka menyambut Hari Meteorologi Dunia ke 65. WMO juga membuka kesempatan bagi individu terlibat secara sederhana, dengan menggunakan Twitter hashtag #WorldMetDay dan mengundang untuk mengunjungi halaman Facebook WMO, dengan hal yang sederhana seperti setiap keinginan, harapan, informasi, dan suaramu tentang bumi ini akan didengar. Gaungkan suaramu, tunjukkan aksimu! pengabdian 30 tahun, 20 tahun dan 10 tahun diberi kan kepada Ida Haryani, Ariffudin dan Mahmud Yusuf. Perubahan iklim yang tidak menentu terjadi dimana-mana, hal ini merupakan pemicu potensi bencana. Dengan demikian, di Hari Meteorologi Dunia ke 65 ini, BMKG mengambil tema “Pemahaman Iklim untuk Tanggap Potensi Bencana”. Perubahan ekstrim membuat tertujunya mata dunia terhadap isu dampak perubahan iklim. Seluruh insan-insan Meteorologi dan Klimatologi Indonesia yang terlibat telah mengerahkan seluruh kemampuan demi mewujudkan BMKG handal dan terpercaya dalam pelayanan masyararakat. Pada kesempatan ini lah, penyematan penghargaan Kegiatan upacara peringatan HMD ini serempak dilakSatyalancana Karya Satya oleh Kepala BMKG atas sanakan di Kantor Pusat BMKG, Kantor Balai Besar buletin STMKG 5 EDISI 03 / 2015 BERITA UTAMA Wilayah I-V, serta UPT yang tersebar di seluruh Indonesia. Deputi Bidang Klimatologi Dr. Widada Sulistya, DEA berkesempatan menjadi Pembina Upacara di Kantor Balai I Medan. Setelah memimpin kegiatan upacara, Dr. Widada memberikan hadiah-hadiah bagi para pemenang lomba dalam rangka peringatan HMD ke 65 kepada para juara perlombaan yang diselenggarakan Kantor Balai Besar MKG Medan, seperti cerdas cermat bagi siswa SMA. Di kantor ini pula menyelenggarakan aksi donor darah yang diikuti oleh seluruh pegawai. Di BMKG pusat, rangkaian peringatan hari HMD 65 diselenggarakan secara meriah. 3 rangkaian acara diselenggarakan di hari yang berbeda. Tepat pada tanggal 23 Maret 2015 BMKG telah menyelenggarakan upacara peringatan HMD. Di hari yang sama, BMKG pusat mengundang motivator Ellies Sutrisna. Sekitar 350 peserta hadir untuk mengikuti seminar yang bertemakan strategi mencapai kebebasan finansial di Aditorium BMKG Pusat. Hadir pada kesempatan itu, Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya beserta pejabat danStaf di lingkungan BMKG, pengurus KORPRI dan Darma Wanita BMKG, serta Taruna- Taruni dari Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG). Untuk meraih kebebasan finansial, Ellies memberikan beberapa strategi seperti perencanaan yang baik dan melakukan usaha sesuai dengan rencana. Mulailah dari yang kecil dan sederhana. Jatuh bangun dalam usaha itu biasa. Aturlah waktu dengan sebaik mungkin.Carilah teman yang berfikir positif dan bacalah buku-buku yang tepat. Kemeriahan Hari Meteorologi Dunia tidak hanya ada terjadi di BMKG tetapi juga di instansi pendidikan di bawah BMKG. Seminar bidang meteorologi dan klimatologi diselenggarakan secara luar biasa yang bertempat di ruang rapat STMKG dibuka oleh Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dr. Widada Sulistya, DEA. Sebagai pembicara Prof. Dr. Fredolin Tangang dari The National University of Malaysia dengan membawakan materi dengan judul “The STMKG 6 buletin EDISI 03 / 2015 roles of Madden-Julian Oscilation and cold surges on the Extreme Precipitation Event over the East Coast of Penisular Malaysia at the end of December 2014” serta Prof. Dr. Edvin Aldrian Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG dengan materi “Pemahaman Iklim untuk tanggap potensi bencana Banjir”. Peserta Seminar adalah Dosen, Taruna dan civitas akademik STMKG serta undangan dari UPT BMKG. Seminar sehari ini dihadiri oleh para pakar di bidang iklim dari akademisi serta instansi-instansi yang menangani masalah kebakaran hutan baik di Indonesia maupun di ASEAN serta kader kader muda BMKG, taruna serta taruni STMKG. Diharapkan dari adanya pertemuan para pakar ini ditemukan sebuah inovasi untuk bisa mengurangi kebakaran hutan yang selalu berulang setiap tahunnya, dan peran BMKG serta kader muda BMKG nantinya juga tidak hanya pada sampai level informasi saja, tetapi juga bisa meningkatkan teknologi dan pengetahuannya untuk mencegah kebakaran hutan tersebut. Jaya BMKG, jaya Indonesia! Improving Weather and Climate Knowledge for Future Action (STMKG, 2015) Dalam rangka memperingati Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-65, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan seminar bidang meteorologi dan klimatologi. Bertema “Climate Knowledge for Climate Action”. Kegiatan ini merupakan kali kedua dilaksanakan. Pada tahun 2015 ini, terdapat perbedaan yakni adanya lomba paper poster bagi seluruh Taruna/i STMKG. Kegiatan ini diikuti sangat antusias oleh seluruh taruna, serta peser ta dari luar. Terbukti dengan banyaknya paper yang dikirim dari universitas luar, seperti UGM, UI, serta IPB. Dengan memasyarakatnya meteorology dan klimatologi diharapkan dapat diaplikasikan dengan baik. Seminar ini dibuka oleh Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dr. Widada Sulistya, DEA. Sebagai pembicara Prof. Dr. Fredolin Tangang dari The National University of Malaysia dengan membawakan materi “ The roles of Madden-Julian Oscilation and cold surges on the Extreme Precipitation Event over the East Coast of Penisular Malaysia at the end of December 2014”, pembicara kedua Prof. Dr. Edvin Aldrian Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG dengan materi “Pemahaman Iklim untuk tanggap potensi bencana Banjir”. Peserta Seminar adalah Dosen, Taruna dan civitas akademik STMKG serta undangan dari UPT BMKG. Kedepannya, pembina berharap agar kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan lebih meriah sehingga dapat mendorong secara aktif taruna/I untuk menulis, berkarya, dan berprestasi. Jaya STMKG! KALEIDOSKOP 15 Januari 2015 Seminar Nasional Meteorologi untuk Penerbangan Tragedi yang mengagetkan masyarakat luas mengenai hilangnya pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8501 destinasi tujuan Bandar Udara Internasional Changi di Singapore asal keberangkatan dari Bandar Udara Internasional Djuanda di Surabaya, Jawa Timur tentu menjadi trending topik hangat di berbagai media. Penerbangan yang menggunakan pesawat dengan type Airbus A320-200 hilang kontak dengan menara kendali navigasi sekitar kurang lebih 1-2 jam setelah lepas landas di sekitar wilayah Selat Karimata pada pagi hari tanggal 28 Desember 2014. Menyikapi hilangnya pesawat Air Asia dan nilai penting untuk dilakukannya kajian terkait hilangya pesawat tersebut disekitar selat karimata. Bertepatan dengan hari Kamis, tanggal 15 januari 2015 Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan Seminar Nasional Meteorologi untuk Penerbangan dengan tema “ Kajian Akademis Informasi Cuaca untuk Keselamatan Penerbangan”. Seperti yang dilansir pada website stmkg.ac.id, acara ini didampingi Ketua STMKG Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si, Deputi Bidang Klimatologi BMKG DR. Widada Sulistya secara simbolik membuka kegiatan seminar. Acara dihadiri civitas akademis STMKG, pegawai BMKG dan Taruna. Sebagai pembicara sesi sains atmosfer yaitu : Dr. Paulus Agus Winarso (Dosen STMKG), Dr. Deni Septiadi (Dosen STMKG), Prof. Edvin (Kapuslitbang BMKG). Sedangkan pada sesi kebijakan dan Stake Holder sebagai narasumber yaitu: Drs. Syamsul Huda, M.Si (Kapus.Meteorologi Penerbangan dan Maritim BMKG), Drs. A. Juswanto (BMKG), Capt. Shadrach M. Nababan (Asosiasi Pilot Garuda), Dr. Ir Djoko Sardjadi (Dosen ITB). Kegiatan Seminar Nasional ini adalah bagian dari kegiatan Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang dibantu oleh Sub Bidang Teknologi Ketarunaan STMKG. Dengan diadakannya kegiatan tersebut, diharapkan untuk kedepan dapat memberikan kontribusi mengenai kebijakan regulasi terkait informasi cuaca penerbangan, Kejadian ini memberikan kita kesempatan untuk dapat mengkaji dan mengevaluasi berbagai aspek khususnya dalam bidang meteorology dan sains atmosfer mengenai apa yang terjadi di lokasi kejadian. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Deputi Bidang Klimatologi, Dr. Widada Sulistya saat membuka seminar. “Dalam perkembangannya diperoleh gambaran mengenai peredaran udara umum dalam arah ekuator-kutub yang berasal dari teori peredaran udara umum. Pertemuan aliran udara atau ITCZ(Intertropical Convergence Zone) antara belahan bumi selatan dan belahan bumi utara menyebabkan udara naik keatas atmosfer yang juga dipengaruhi tekanan udara yang rendah karena mengikuti gerak garis edar matahari,” papar anggota Komite Nasional Keselamatan Terbang (KNKT) ini. Hasil kajian menunjukkan bahwa pada akhir Desember 2014 atau lebih tepat pada saat pesawat melintas di Selat Karimata sesuai dengan lokasi awan Cb yang juga berada pada posisi tersebut. Kondisi ini didukung dengan naiknya tekanan udara daratan Asia yang mengindikasikan dorongan angin yang menguat secara signifikan sehingga terjadi proses adveksi untuk menggantikan proses konveksi dalam skala yang lebih luas. “Berlandaskan pada teori pembentukan awan Cumulonimbus (Cb), dalam skala luas dapat terjadi perkembangan sesuai dengan situasi dan dinamika kondisi udara yang terjadi untuk masa kedepan,” ujarnya. Dugaan sementara menyebutkan adanya awan putih pekat yang diduga awan penghasil badai atau awan Comulonimbus (Cb) yang menjadi penyebab gangguan sehingga mengakibatkan pesawat jatuh di perairan Laut Jawa disekitar Selat Karimata. 13 Maret 2015 Sekilas Kisah Peraih Indeks Prestasi Kuliah Tertinggi Upacara hari Senin, 13 Maret 2015, terasa berbe- Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika da karena merupakan upacara terakhir taruna-taruni sekaligus sebagai upacara penutupan semester gasal. STMKG 8 buletin EDISI 03 / 2015 Dikatakan berbeda juga karena pada akhir upacara tersebut, diumumkan peraih Indeks Prestasi Kuliah (IPK) tertinggi masing-masing jurusan. Santer terdengar beberapa orang berdecak kagum dengan hasil perolehan IPK yang dibacakan oleh pembina upacara kala itu, Bapak Reynhard Syatauw. Namun sempat terjadi momen dimana para peserta upacara dengan riuhnya bertepuk tangan sekaligustercengangsaat mendengar perolehan IPK yang nyaris sempurna yaitu 3,96. Fantastis, adalah kata yang seakan jelas tersirat di setiap mata yang memandang lurus ke mimbar. Seorang taruna tingkat II jurusan meteorologi behasil memperoleh IPK tertinggi dari seluruh angkatan. Lahir sehari tepat setelah Indonesia memeringati 49 tahun kemerdekaannya, menjadi takdir yang tidak dapat ditolaknya. Gambaran mengenai kecerdasan dan kegigihan para pemimpin terlebih dahulu nampaknya juga sarat tecermin pada taruna yang bernama lengkap Ahmad Muhlis. Sifatnya yang pantang dianggap remeh menjadikannya pribadi yang disegani kawan serta lawan. Beberapa kali belum diberi kesempatan memasuki sekolah atau kampus pilihannya dahulu, tak menjadi alasan untuk tidak melakukan yang terbaik dalam hidupnya.Ketidakinginan untuk menjadi “biasa-biasa” saja, sungguh menjadi cambuk bagi dirinya untuk senantiasa melakukan yang terbaik, baginya melakukan kebaikan dianggap sebagai tabungan keberuntungan. KALEIDOSKOP Prinsip hidup yang jarang dimiliki pemuda masa kini. Generasi muda yang seringkali digadang-gadangkan menjadi front perubahan hanya akan menjadi sebatas impian pahlawan pejuang kemerdekaan. Secara fisik, Indonesia mungkin sudah terbebas dari jerat penjajahan namun secara tidak sadar jamak masyarakat kita terjajah seiring dengan munculnya dunia transparan, globalisasi. Profil diatas hanyalah satu dari ribuan orang Indonesia yang sukses di bidangnya. Namun sayangnya kaum tersebut masih jadi minoritas dalam bangsa yang besar ini.Perjuangan hakiki generasi muda untuk meneruskan dan mengisi “kemerdekaan” yang nyata bagi para pembelajar. Iya, bukan melulu dengan turun ke jalanan dan membuat petisi penurunan pemangku kekuasaan, padahal diri sendiri masih jauh dari benar. 30 Maret 2015 Penyematan Brifet Karate Ada yang berbeda dari Apel pagi Senin, 30 Maret 2015. Pagi itu dilaksanakan penyematan briefet kepada pengurus harian STMKG KARATE CLUB periode 20152016.Penyematan briefet ini menjadi spesial karena pada hari itulah untuk pertama kalinya briefet Karate disematkan kepada Pengurus Harian Karate. Berikut ini adalah sepuluh nama pengurus harian STMKG KARATE CLUB periode 2015-2016. •Ashvin Hamzah D. sebagai Koordinator Karate •Amin Syarifuddin •Mariska Natalia Rande •AndiMario Mega Bhuana Putra •Putu Pradiatma Wahyudi •Elok Suci Wulandari •Yola Ivo Wandika •Ferdy Amposa •Yudha Satrio Oktavandi •Muhammad Yandar Saputra Penyematan briefet karate ini telah diawali dan diikuti dengan berbagai raihan prestasi dari Karate Club STMKG antara lain pada OPTK berhasil meraih perunggu pada komite-50kg Putri dan pada Komite-60kg Putri. Selain itu pada event yang berbeda yaitu Kejurda DKI juga berhasil meraih Medali Perak pada Komite Putri dan Medali perunggu pada Komite Putra, dan medali perunggu berhasil diraih pada SBY Cup. Selain sederetan prestasi tersebut 7 anggota karate juga kini telahmenjadi pemegang sabuk hitam. buletin STMKG 9 EDISI 03 / 2015 KALEIDOSKOP 3 April 2015 ROHIND Goes To Pura Agung Jagatkara Gunung Salak Tirtayatra merupakan kegiatan persembahyangan yang dilakukan dengan mengunjungi pura-pura tertentu. Sama seperti tahun sebelumnya, tahun ini kerahonian Hindu melakukan kunjungan ke Pura Agung Jagatkarta Gunung Salak, Bogor. Berangkat pada pagi hari di tanggal 3 April 2015 perjalanan berlangsung cukup lama. Perjalananan yang dilalui pun cukup seru karena melewati jalan yang belum pernah ditemui sebelumnya sampai pada akhirnya tiba di Pura yang dituju. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anggota kerohanian Hindu, selain bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kegiatan seperti ini juga untuk memupuk rasa kekeluargaan dalam kerohanian Hindu. Setibanya di Pura, seluruh anggota Rohind melakukan persembahyangan yang dilanjutkan dengan Dharma Wacana dan berbagi pengalaman. Pada malam harinya dilaksanakan renungan suci dan games. Games yang bukan saja sekedar hiburan namun, games yang mampu membuat anggota Rohind mengenal satu sama lain. Sebelum tidur, tepat pada pukul 24.00 WIB kembali dilakukan persembahyangan bersama. Setelah persembahyangan usai barulah dilanjutkan dengan beristirahat ditemani dinginnya udara disekitar Pura Hari terakhir di Pura dilanjutkan dengan persembahyangan bersama sebelum kembali ke Pondok Betung. Selain persembahyangan pada hari terakhir juga ditampilkan persembahan dari tingkat 1 berupa musikalisasi puisi. Pada akhir acara dilakukan pemilihan Ketua Rohind Periode 2015-2016 yang di menangkan oleh I Kadek Mas Satriyawibawa (Meteorologi 6B). Setelah kegiatan berlangsung, pada siang harinya seluruh anggota Rohind STMKG kembali ke Pondok Betung. 10 April 2015 Perubahan Ke Korps Resimen dan Pemilu Raya Perubahan sistem dari yang dulu bernama KorpsBatalyon AMG sekarang berubah menjadi Korps Resimen STMKG, hal ini dikarenakan peningkatan status Akademi Meteorologi dan Geofisika menjadi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika terlebih dahulu. Dengan dilakukan perubahan ini banyak terjadi perubahan seperti ketika masih Korps Batalyon yang dipimpin oleh seorang komandan batalyon (danyon) dan wakil komandan batalyon (wadanyon) yang dibantu oleh jajarannya. Sedangkan sekarang korps resimen dipimpin oleh seorang komandan resimen (danmen) dan satu orang danyon 1 dan satu danyon 2 yang berada dibawah danmen yang dibantu jajarannya. Dilakukannya perubahan ini diharapkan kinerja dari korps resimen semakin efektif dan lebih teroraganisir. Kemudian menindaklanjuti perubahan ke korps resimen maka di adakan pemiluraya STMKG pada tanggal 10 April 2015 yang diikuti oleh seluruh taruna dan taruni STMKG baik yang berasal dari jalur umummaupun tugas belajar BMKG dan tugas belajar AURI STMKG 10 buletin EDISI 03 / 2015 dengan lokasi lapangan apel besar, hal ini membuktikan bahwa setiap taruna dan taruni STMKG berhak menyalurkan pendapat dan pilihan dalam pemilihan umum raya dalam pemilihan seorang danmen pertama STMKG. Untuk menjadi seorang danmen banyak syarat yang harus dipenuhi: 1. Saat itu diputuskan danmen berasal dari taruna aktif tingkat 3 2. IPK ≥ 3,00 sebelum remidi 3. Akes maksimal 10 4. Aktif berorganisasi 5. Lulus ospek dan madabintal Berikut tahap-tahap dalam pemilihan dalam pemilu raya 2015: 1. Pengajuan 2 nama dari tiap kelas 2. Dari 16 nama terseleksi voting menjadi 5 nama 3. Kemudian tes fit & proper tes di dapat menjadi 3 nama. Yakni, Taruna Shanaz Septi Prayuda (Meteorologi 6E), TarunaTeguh Setyawan (Meteorologi 6D), danTaruna Cahya Putra Nugraha (Instrumentasi 6) Dalam tes ini terdiri atas lima tes utama yaitu kepemi- KALEIDOSKOP mpinan, kedisiplinan, budipekerti, organisasi, ilmupengetahuan dan teknologi Pada pemilu raya kali ini terpilih komandan resimen STMKG yang pertama yaitu senior taruna Cahya Putra Nugraha dari kelas Instrumentasi semester 6. Dengan terpilihnya danmen baru maka kepemimpinan sebelumnya yaitu komandan batalyon senior taruna Pungky Saiful Akbar dari kelas Klimatologi 8 mengakhiri masa baktinya. Dengan perubahan tersebut diharapkan STMKG dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya, terimakasih kepada senior taruna Pungky Saiful Akbar atas pengabdiannya, dan selamat kepada senior Taruna Cahya Putra Nugraha terpilih sebagai komandan resimen yang baru. 13 April 2015 IPTEK Expo 2015, Blaze Tour Deepest Fervor! Organisasi IPTEK dan JURNALISTIK STMKG kembali mengadakan IPTEK EXPO 2015, yaitu acara tahunan terbesar IPTEK dan JURNALISTIK yang diramaikan dengan berbagai macam lomba di bidang sains, teknologi, serta jurnalistik. Acara ini sudah diadakan sejak tahun 2011. IPTEK EXPO tahun ini mengusung tema “Blaze Your Deepest Fervor!” mengajak taruna-taruni STMKG untuk menyalakan semangat terdalamnya dalam menghadapi tantangan yang akan mereka hadapi di masa depan. Semangat tersebut diharapkan dapat disalurkan melalui lomba-lomba berikutini. Lomba-lomba tersebut adalah: 1. English Debate Competition 2. Blazing Trivia Challenge 3. Lomba Artikel Ilmiah 4. Lomba Desain Brosur 5. Lomba Video Promosi 6. Lomba Fotografi 7. Lomba Posting Blog Semua lomba tersebut wajib diikuti oleh taruna-taruni aktif STMKG, kecuali untuk Lomba Posting Blog yang boleh diikuti oleh peserta dari luar STMKG. Rangkaian lomba ini berlangsung dari tanggal 13 April 2015 sampai 13 Mei 2015. IPTEK EXPO 2015 resmi dibuka bersamaan dengan apel pagi pada hari Senin, 13 April 2015. Opening ceremony ini langsung berlanjut dengan babak penyisihan English Debate Competition dan penyisihan Blazing Trivia Challenge pada sore harinya. English Debate Competition diikuti oleh 16 kelas dari empat tingkat. Lomba ini memakai aturan Australian Parliementary. Masing-masing speaker dari tiap tim menyampaikan argumen sesuai dengan motion yang diberikan di hari sebelumnya. Tetapi, khusus untuk babak final, motion yang diberikan bersifat improptu sehingga tim dituntut untuk melakukan case building dengan cepat dan tepat. Kompetisi ini memunculkan kelas Geofisika 8 sebagai juara pertama dan Meteorologi 4 sebagai runner-up serta Taruni Resa Idha sebagai best speaker. Sedangkan Blazing Trivia Challenge merupakan nama lain dari Lomba Cerdas Cermat. Lomba ini dimulai dengan babak penyisihan yang dilakukan secara tertulis. Dari babak penyisihan, diambil 9 terbaik yang mengikuti babak semifinal pada 16, 17, dan 20 April 2015, yaitu kelas Instrumentasi 4A, Instrumentasi 2A, Meteorologi 4B, Meteorologi 8A, Meteorologi 8B, Meteorologi 6D, Geofisika 4, Geofisika 6, dan Meteorologi 6A. Kemudian, masing-masing peraih nilai tertinggi di tiap sesi maju ke babak final, yaitu kelas Meteorologi 4B, Geofisika 6, dan Meteorologi 8A, yang terdiri atas babak presentasi dan babak rebutan. Selain kedua lomba itu, ada pula Lomba Artikel Ilmiah, yang mengusung tema Role And Management buletin STMKG 11 EDISI 03 / 2015 KALEIDOSKOP of MKGI As A Knowledge For Conserving Environment and Community.Lomba ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap penyisihan. Masing-masing taruna tiap kelas mengirimkan karyanya. Kemudian, karya tersebut diseleksi dan diambil karya tertinggi di setiap jurusan, yaitu: 1.Jurusan Meteorologi -> Meteorologi 2D a.n. Rilly Jeniawati 2.Jurusan Klimatologi -> Klimatologi 4 a.n. Astrid 3.Jurusan Geofisika -> Geofisika 4 a.n. Fakhry Dwi Sulistyo 4.Jurusan Instrumentasi -> Instrumentasi 6 Keempat terbaik ini pun mengikuti presentasi babak final yang diadakan pada hari Rabu, 22 April 2015 di RKU. Sementara Lomba Desain Brosur, Lomba Video Promosi, Lomba Fotografi, dan Lomba Posting Blog dilakukan dengan cara mengumpulkan karyanya. Khusus untuk Lomba Fotografi, karya yang masuk dapat dilihat di akun instagram ipj_stmkg serta diadakan voting untuk menentukan karya terfavorit. IPTEK EXPO 2015 berakhir pada hari Rabu, 13 Mei 2015, dengan terselenggaranya final English Debate Competition. Kecuali Lomba Posting Blog yang sudah diumumkan di akun Facebook dan Twitter IPTEK EXPO 2015 pada tanggal 4 Mei 2015. Terima kasih atas partisipasinya di IPTEK EXPO 2015. Sampai jumpa di IPTEK EXPO selanjutnya! Blaze your deepest fervor! Daftar Pemenang IPTEK EXPO 2015 English Debate Competition • First Winner: Geofisika 8 • Runner-up: Meteorologi 4 • Best Speaker: Resa Idha Blazing Trivia Challenge • Juara 1: Meteorologi 4B • Juara 2: Meteorologi 8B • Juara 3: Geofisika 6 Lomba Artikel Ilmiah • Juara 1: Astri Widya (Klimatologi 4) • Juara 2: Fakhry Dwi Sulistiyo (Geofisika 4) • Juara 3: Instrumentasi 6 • Honourable Mention: Rilly Jeniawati (Meteorologi 2D) Lomba Desain Brosur • Juara 1: Instrumentasi 6 • Juara 2: Klimatologi 6 • Juara 3: Geofisika 6 Lomba Video Promosi • Juara 1: Instrumentasi 6 • Juara 2: Meteorologi 6D • Juara 3: Geofisika 8 Lomba Fotografi • Juara 1: Meteorologi 6E • Juara 2: Geofisika 8 • Juara Favorit: Klimatologi 4 Lomba Posting Blog • Akbar Apriansyah April 2015 Berbudi Luhur, Penuh Ketekunan Sesuai dengan mars STMKG yang biasa kita nyanyikan setiap upacara, admik menyusun mata kuliah budi pekerti untuk membentuk mental dan spiritual taruna STMKG yang berbudi luhur. Kuliah ini diselenggarakan selepas kuliah normal, sebagai kuliah umum sesuai rohani masing-masing. Kegiatan ini bertujuan untuk menyegarkan mental spiritual dari masing-masing taruna. Diharapkan dengan kegiatan ini, perilaku sehari-hari taruna semakin religius, seperti jujur, tanggungjawab, dan santun. Kuliah ini menggambarkan bahwa pendidikan di STMKG juga menjunjung nilai Agama. Di dalam kuliah budi pekerti ini, taruna-taruni dapat mengenal lebih akrab teman dan senior seagama karena bersifat wajib. Kegiatan ini juga disusun berbeda dari kegiatan kerohanian biasanya.Sesi ini cenderung mengedepankan unsur sharing dari segi religi, karena memang pada dasarnya STMKG 12 buletin EDISI 03 / 2015 adalah membentuk pribadi santun yang religius terhadap sesama serta lingkungannya. Kegiatan ini sebagai wadah untuk memahami masalah dan mencari solusinya sesuai dengan agama yang dianut masing-masing. KALEIDOSKOP 26 April 2015 Bedah Buku Ustad Nge-hits Ahmad Rifa’i Rifan “Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk” ejak dini hari, Minggu 26 April 2015, masjid At-Taqwa dipadati oleh panitia Festival Anak Soleh dan Bedah Buku yang diketuai oleh Muhammad Ariyansyah. Buku berjudul “Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk” merupakan buah karya pemuda bangsa paling hits, Ahmad Rifa’i Rifan, yang dijadwalkan akan dibedah hari itu. Judul buku yangbegitu tempramental dan sesuai dengan kondisi saat ini tersebut mampu membuat taruna-taruni Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika penasaran. Hal tersebut terbukti melalui hasil kuesioner kerohanian islam (ROHIS) STMKG yang menjukkan besarnya animo masyarakat pada buku karangan Ahmad Rifa’i Rifan. Di usianya yang tergolong masih muda, Ahmad Rifa’i Rifan sudah turut andil mensyia’rkan agama melalui tulisan-tulisan hebatnya yang tertuang dalam lebih dari 60 judul buku. Berdasar apa yang dijelaskan oleh pemuda lulusan Institut Teknik Sepuluh November ini, buku berjudul “Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk” merupakan buku yang ditulisnya agar dapat membuka mata hati manusia untuk arif dalam menyikapi kehidupan yang hanya bersifat sementara ini. Ingatlah Tuhan, karena atas izin-Nya kita terlahir di dunia, dan kepadaNya semata kita kembali dan semoga kita menjadi pribadi yang kaya hati dengan selalu mengabdi pada Ilahi. Perbincangan yang hangat dan singkat pagi itu membuat jamak serasa mengabai waktu. Gayanya yang santai saat melakukan ulasan membuat jamak betah lama-lama memperhatikannya hingga semua acara berjalan lancar pada akhirnya. Acara yang digelar oleh bidang syi’ar kerohanian islam (ROHIS) STMKG ini merupakan acara tahunan yang diadakan satu paket dengan Festival Anak Sholeh (FAS) yang merupakan perlombaan yang digelar dengan melibatkan anak-anak binaan beberapa TPQ di daerah Pondok Betung dan sekitarnya. Kedepannya, ketua pelaksana acara tahun ini, Muhammad Ariyansyah berharap jika panitia acara lebih bertanggung jawab dan melibatkan taruna-taruni lain yang jarang berpartisipasi. Kebiasaan “jam karet” bagi peserta juga sudah waktunya diubah lebih baik lagi, terutama pada setiap acara keagamaan yang digelar. 1 Mei 2015 Pendakian Massal Wanasetya 2015 Pendakian masal merupakan acara rutin tahunan STMKG yang di adakan khususnya oleh organisasi pencinta alam STMKG yang lebih dikenal dengan nama wanasetya. Pendakian masal tahun ini mengambil rute gunung gede. Pendakian kali membawa sekitar 80 orang taruna dan taruni STMKG baik dari anggota caang (calon anggota wanasetya , senior wanasetya,maupun dari taruna yang bukan anggota wanasetya . Perjalanan di awali tanggal 1 hari jumat malam para peserta pendakian masal menuju lokasi Bogor menggunakan bus STMKG, peserta dibagi 2 kelompok kelompok pertama anggota caang berhenti di pintu masuk Cibodas (pos pertama) yang merupakan point untuk akses masuk kawasan gunung Gede, kelompok kedua yaitu para peserta umum yang berhenti di pintu masuk Gunung putri yang juga merupakan pintu masuk kawasan gunung Gede. Pertama dari kelompok caang setelah sampai di pintu masuk cibodas beristirahat sekitar satu jam sebelum melakukan perjalanan kembali, jam 2.20 perjalanan di lanjutkan dengan target harus sampai pos Kandang Badak maksimal sebelum matahari terbit, setelah sampai kemudian perjalanan ke puncak gunung Pangrango yang memiliki ketinggian 3019 meter di atas permukaan laut, disini para angota caang beristirahat dan melakukan shalat jamak dzuhur dan ashar . Kemudian perjalanan dilanjutkan ke alun-alun Surya Kencana dengan melewati puncak gunung Gede,setelah sampai para anggota caang di sambut dengan hangat oleh para peserta umum yang telah menunggu. Di alunalun Surya Kencana ini para anggota caang melakukan penyematan slayer dan naik status dari caang buletin STMKG 13 EDISI 03 / 2015 KALEIDOSKOP menjadi pra anggota wanasetya. Setelah acara penyematan semua peserta berkumpul dan bersuka cita . Kedua perjalanan oleh peserta umum dari pintu masuk Gunung Putri langsung menuju ke alun-alun Surya Kencana , dalam perjalanan ini ada beberapa orang taruni yang sempat kekelahan dan hampir menyerah namun karena semangat yang besar dan dorongan dari para peserta lainnya taruni tersebut dapat menyelesaikan pendakian ke alun-alun Surya Kencana . Sesampainya para peserta beristirahat sambil menuggu para anggota caang . Ketika para caang penyematan slayer para peserta umum melalukan refresing di area sekitar. Di alun-alun surya Kencana ini tempat tumbuhnya bunga abadi Eidelweis namun saat pandakian masal bunga Eidelweis belum berbunga. Setelah itu semua peserta melanjutkan perjalanan bersama ke puncak gunung Gede dengan ketinggian 2.958 meter diatas permukaan laut , para peserta beristirahat sambil berfoto-foto bersama dengan menikmati keindahan alam. Kemudian semua peserta melakukan perjalan turun gunung menuju pintu masuk Cibodas , ditengah perjalanan para caang sempat singgah ke air terjun Cibereum sedangkan peserta lain langsung menuju pintu masuk Cibodas. Hari itu tanggal 3 mei dengan suasana yang sudah magrib menjelang malam semua peserta yang telah berkumpul di pintu masuk Cibodas mengakhiri pendakian masal dan kembali ke kampus STMKG. Sekitar jam 11 malam sampailah para peserta di kampus dan melakukan persiapan bubar dan kemudian kembali ke kosan masing-masing. 15 Mei 2015 GRAND SEMINAR IKATAN TARUNA GEOFISKA STMKG Jumat, 15 Mei 2015 dilaksanakan Grand Seminar oleh Ikatan Taruna Geofisika (ITG) Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang bertempat di Ruang Rapat STMKG. Ini merupakan Grand Seminar pertama yang dilaksanakan oleh ITG, yang terbentukpada 14 Februari 2014.Pada acara tersebut hadir 2 narasumber yaitu Dr. Daryono, M.Sidan Ahmad Arif. Kedua pembicara tersebut merupakan orang-orang yang memiliki banyak pengalaman dalam bidang menulis sehingga tepat untuk menjadi narasumber dalam Grand Seminar yang mengangkat tema “ Habituate Writing Popular and Scientific Paper”. Pembicara dan sesi pertama dan kedua adalah Bapak Dr. Daryono, M.si dengan topik pada sesi pertama adalah Menjadi Pegawai BMKG yang Produktif dan Inovatif dalam Menulis. Banyak halmenarik yang beliau sampaikan pada sesi pertama ini, beberapa diantaranya yaitu latar belakang beliau mulai menulis hingga langkah-langkah untukmenulis yang baik.Beliau berusaha memacu semangat setiap Taruna untuk mau menulis, untuk membagi ilmu yang dimiliki lewat tulisan. Topik kedua yang disampaikan oleh beliau adalah Penulisan Jurnal Ilmiah. Beliau menjelaskan secara rinci berbagai teknik dalam menulis Jurnal Ilmiah yang tentunya berguna bagi seluruh Taruna yang hadir. STMKG 14 buletin EDISI 03 / 2015 Sehingga nantinya Taruna mampu menulis dengan baik saat membuat Jurnal Ilmiah. Pembicara kedua sekaligus pembicara terkahir dalam Grand Seminar ini adalah Ahmad Arif yaitu wartawan Kompas yang telah banyak menulis tentang kebencanaan. Beliau mengangkat topik Menulis ‘Ilmiah’ Populer Teknik dan Praktik.Beliau memberi tips menulis Ilmiah agar dapat di publikasikan oleh media massa dan tentu tidak lupa berbagi pengalaman yang dimiliki selama menjadi penulis. Tidak lupa pada akhir Grand Seminar diadakan sesi tanya jawab untuk menjawabberbagai pertanyaan yang muncul dari peserta seminar. KALEIDOSKOP 22 Mei 2015 STMKG Bertabur Medali Terhitung sejak tanggal 22 Mei 2015 lalu, seluruh perhatian perguruan tinggi kedinasan (PTK) tertuju pada Sekolah Tinggi Perikanan (STP). Pasalnya, salah satu program kerja rutin Forum Mahasiswa Kedinasan Indonesia (FMKI) diselenggarakan di kampus yang terletak di Pasar Minggu, Jakarta, tersebut, yaitu Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan (OPTK). Acara tahunan yang bergerak di bidang olahraga dan akademik ini sudah diadakan sejak tahun 2008 serta mempertandingkan 20 cabang. Kampus kita tak ketinggalan untuk berpartisipasi. Bahkan, untuk memantapkan partisipasi tersebut, STMKG telah melakukan sparringresmi melawan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di kampus STAN pada tanggal 13 Maret 2015 serta melawan Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) di kampus STMKG pada tanggal 9 Mei 2015. Hasil dari kedua sparring dapat dikatakan maksimal. Hal itulah yang membuat koordinator olahraga resimen STMKG, Taruna Soehardi S. M. Tosse, optimis untuk bisa mendulang medali di seluruh cabang olahraga. Pernyataan ini disampaikan pada rapat koordinasi terakhir jelang OPTK pada hari Sabtu, 16 Mei 2015, di RKU. Setelah melalui rangkaian pertandingan pada 22-24 Mei 2015 di STP, perolehan medali kontingen STMKG cukup meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu total 13 medali dengan rincian 1 emas, 4 perak, dan 8 perunggu. Emas satu-satunya diraih di cabang catur putri oleh Taruni Dewa Ayu Kade Wida, setelah mengalahkan perwakilan dari STIS. STMKG juga mendapat kesempatan untuk meraih medali emas di cabang basket putra. Namun, STMKG berhasil ditaklukan oleh STPI dengan skor 35-45. Sementara langkah atlet basket putri terhenti di babak 16 besar setelah kalah dari STKS dengan skor 12-18. Medali perak lainnya secara tak terduga datang dari cabang billiard, baik di nomor Bola 8 maupun Bola 9. Di nomor Bola 9, STMKG dikalahkan oleh STPI di final dengan skor 5-6. Sedangkan di nomor Bola 8 dikalahkan oleh STAN dengan skor yang sama. Cabang tenis meja pun ikut menyumbang medali perak di nomor ganda putra. Medali perunggu menjadi medali terbanyak yang didapatkan oleh STMKG di OPTK tahun ini. Medali tersebut didapatkan dari cabang sepak takraw, renang (50m gaya bebas putri dan 100m gaya bebas putri), karate (-50kg kumite putri dan -60kg kumite putri), taekwondo (-62kg putri), atletik (400m estafet putri), dan wall climbing (speed putri). Ada pula beberapa cabang yang hampir mendapat medali. Seperti cabang Voli putra. STMKG berhasil melaju ke semifinal. Akan tetapi, dikalahkan oleh STTD dengan skor 1-2. Sedangkan di perebutan juara ketiga dikalahkan oleh IPDN dengan skor 3-0. Begitu pula dengan cabang tenis lapangan di nomor ganda putri. Setelah masuk 4 besar dan kalah dari IPDN dengan skor 8-0, di perebutan juara ketiga juga dikalahkan oleh STAN dengan skor 8-1. Selain cabang-cabang tersebut, cabang bridge juga menempati peringkat keempat. Selain pertandingan olahraga, OPTK juga mengadakan perlombaan yang bersifat akademik seperti speech contest, karya tulis ilmiah, debat nasional, dan fotografi. Akan tetapi, perwakilan STMKG masih belum mampu meraih medali di cabang tersebut. Kurangnya persiapan menjadi salah satu evaluasi yang didapat dari ajang ini. Persiapan idealnya berlangsung selama tiga bulan. Akan tetapi, kontingen STMKG hanya punya waktu dua bulan karena dari pihak FMKI dan tuan rumah OPTK memberitahukan tanggal pasti OPTK secara mendadak sehingga sempat menimbulkan perdebatan. Seperti yang diakui oleh koordinator olahraga. “Selain itu, mental, fisik, dan kemampuan para pemain masih harus ditingkatkan lagi. Cara menutupi kekurangannya yaitu dengan memperbanyak jam latihan serta lebih banyak melakukan pertandingan persahabatan. Kalau perlu ikut turnamen di luar OPTK.” Jelas Soehardi. Untuk menghadapi OPTK selanjutnya, koordinator olahraga memiliki rencana untuk menjalankan latihan rutin mulai dari semester baru nanti. Kemudian, latihan tersebut akan ditunjang dengan mengikuti buletin STMKG 15 EDISI 03 / 2015 KALEIDOSKOP berbagai turnamen dalam rangka melatih fisik, mental, dan kemampuan para atlet. Terlepas dari hal-hal yang terjadi di lapangan, OPTK dapat menjadi ajang silaturahmi dengan sesama PTK dari berbagai latar belakang pendidikan. Dengan mengikuti OPTK, taruna-taruni STMKG memiliki rasa bangga dalam membawa identitas kampus ini dan berusaha untuk menjaga nama baiknya. Sekali lagi, kita mengucapkan terima kasih kepada para atlet yang sudah berjuang, baik yang mendapatkan medali maupun tidak. Semoga hasil yang didapat kali ini dapat ditingkatkan pada OPTK selanjutnya. STMKG, jaya! 6 Juni 2015 FOKRI GAMES Senada dengan FMKI yang mengadakan perlombaan antar PTK di bidang olahraga yakni OPTK, di bidang kerohanian Islam Forum Kerjasama Kerohanian Islam Perguruan Tinggi Kedinasan (FOKRI PTK) untuk pertama kalinya menggelar kegiatan FOKRI Games. FOKRI Games merupakan serangkaian kegiatan perlombaan antar PTK bernuansa islami yang tahun ini terselenggara di Sekolah Tinggi Sandi Negara(STSN), Bogor pada 6 Juni 2015 lalu. FOKRI Games hadir dengan tema “Menjadi Generasi Qur’ani yang Siap Menjadi Pemimpin Bangsa”. Macam kegiatan perlombaan pada FOKRI Games ini dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu ikhwan (laki-laki) serta akhwat (perempuan) yang masing-masing terdapat 6 jenis perlombaan yakni nasyid, kaligrafi, MTQ, tahfidz Alqur’an, da’i, puitisasi Alqur’an. Dari sekian banyak perguruan tinggi kedinasan, PTK yang berpartisipasi dalam kegiatan ini antara lain STMKG, STIP, STSN, STIS, STAN, STP dan STPI. Kegiatan FOKRI Games ini berlangsung dari pagi hingga malam. Mulanya seluruh peserta dikumpulkan di auditorium untuk menghadiri acara pembuka. Acara dilanjutkan STMKG 16 buletin EDISI 03 / 2015 dengan kegiatan perlombaan, setelah sebelumnya peserta diarahkan menuju tempat perlombaan masing-masing. Setelah kegiatan perlombaan selesai, acara dilanjutkan dengan Tabligh Akbar yang diisi oleh Ust. Yusuf Mansyur kemudian ditutup dengan pengumuman pemenang lomba. STMKG meraih 7 medali dari 6 jenis perlombaan dan menempati urutan ke 4 untuk kategori juara umum sedangkan urutan pertama diraih oleh Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Berada pada posisi tersebut merupakan titik awal yang cukup bagus bagi STMKG. Kedepannya dibutuhkan semangat. serta partisipasi aktif dari taruna/i muslim STMKG untuk keberhasilan pada kegiatan FOKRI Games berikutnya Daftar Perolehan Medali STMKG pada FOKRI Games: 1. Medali Emas cabang lomba Puitisasi Alqur’an Akhwat (Ita Ayu Purnawati (Instrumentasi 4B)) 2. Medali Perak cabang lomba Da’i Ikhwan (M. Fauzan Abdullathif-Meteorologi 2D) 3. Medali Perak cabang lomba Nasyid Ikhwan (Mahagnyana (Meteorologi 2B,) M. Ismayuda Al Fath (Instrumentasi 2A), Adam Yustin A. (Meteorologi 2D), EkkyAmiralFaqi (Meteorologi 2D), Abdul Hamid Al Habib (Meteorologi 2D), TegarAlfi A (Instrumentasi 2B), Leo ArieWibawa (Meteorologi 2D) 4. Medali Perunggu cabang lomba Nasyid Akhwat (Indri Ifantyana, TamiaWidiNurhalita, Anita Wulandari, EmeldaMevaElsera (Geofisika 4) Shelin Melinda, SausanYulindaAfra (Klimatologi 4) Nanda DewiPamungkasSiwi (Geofisika 2) 5. Medali Perunggu cabang lomba MTQ Ikhwan ( Rahmatullah Akbar-Meteorologi 2C) 6. Medali Perunggu cabang lomba Tahfidz Alqur’an Ikhwan (Ahmad Humaidi Nasution-Meteorologi 2A) 7. Medali Perunggu cabang lomba Tahfidz Alqur’an Akhwat (Hanifa Nur Rahmadini-Meteorologi 2A) KALEIDOSKOP 11 Juni 2015 Simulasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami di Pelabuhan Ratu, Sukabumi Taruna- Taruni Program D-IV Jurusan Geofisika VIII dan Klimatologi VIII Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) Jakarta menggelar praktik bencana alam kebumian di Palabuhanratu, 11 – 12 Juni 2015 . Kegiatan tersebut merupakan bentuk sosialisasi dan simulasi mitigasi gempabumi dan tsunami di Kabupaten Sukabumi. Pihak BMKG melalui STMKG dengan menggandeng Tim Pelestarian dan Penataan Pesisir Teluk Palabuhanratu (TP3TP), BPBD, instansi Pemkab Sukabumi dan masyarakat yang menjadi fokus dititik target yang menjadi rawan tsunami yakni di wilayah pesisir pantai. Kawasan Jawa Barat terkhusus Sukabumi memiliki kawasan pantai yang cukup panjang. Secara geologis Jawa Barat terkhusus Sukabumi merupakan daerah rawan bencana gempabumi dan Tsunami. Ditambah lag menurut Kabag Administrasi Umum dan Ketarunaan STMKG Jakarta, Hendro Nugroho mengungkapkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang terletak pada posisi yang dekat dengan subduksi sebagai suber gempa yang berpotensi Gempabumi dan Tsunami. Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempabumi dan Tsunami ini berguna untuk meminimalisir korban jiwa dan harta benda dari bahaya Tsunami. Selain Mitigasi terkait Gempabumi dan Tsunami , Taruna – taruni Jurusan Klimatologi Semester VIII juga aktif dengan memberikan sosialisasi tentang informasi keadaan iklim di wilayah Sukabumi serta dilakukan juga mitigasi keben- canaan Klimatologi seperti banjir, kekeringan , puting beliung dan apek kebencanaan Klimatologi yang dapat menyerang Sukabumi umumnya dan Pelabuhan Ratu khusunya. Kegiatan Simulasi Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami serta Sosialisasi tentang informasi Iklim dan mitigasi kebencanaan Klimatologi ini diikuti oleh sekitar 200 peserta dari warga setempat dan instansi terkait seperti BPBD, TP3TP, SKPD, Kepolisian, serta beberapa awak media lokal dan nasional. Tujuan dari kegiatan ini sendiri adalah untuk melatih pihak- pihak yang berkepentingan dalam hal ini dan melatih masyarakat sekitar pesisir pantai untuk melakukan koordinasi agar memiliki respon yang cepat dan tanggap dalam menindaklanjuti bencana gempabumi & Tsunami serta bencana klimatologi. 13 Juni 2015 Ketika Kreativitas Mengalir dan Persatuan Terus Bergulir Masih terasa hangatnya euphoria dari acara yang baru-baru ini diselenggarakan oleh sub bidang Kresya STMKG yaitu Pensi STMKG 2015. Kegiatan yang melibatkan seluruh taruna/i dari berbagai tingkat dan jurusan ini diselengggarakan full time pada Sabtu, 13 Juni 2015 berpusat di lapangan apel kecil mulai pukul 07.00 sampai 21.00 WIB. Pensi STMKG yang bertemakan “Keep The Unity, Flow Up The Creativity“ ini dipersiapkan sudah dari jauh-jauh hari dengan berbagai antusiasme seluruh panitia dan taruna/i lainnya dari seluruh tingkat. Acara akbar yang diketuai oleh Fahmi Ahmada (Instrumentasi IIA) ini dianggap sukses besar walau dapat dikatakan bahwa seluruh panitia bekerja dalam waktu yang sangat singkat yaitu hitungan minggu. buletin STMKG 17 EDISI 03 / 2015 KALEIDOSKOP Waktu yang sedikit ini dapat dimaksimalkan dengan koordinasi yang baik bersama panitia dan senior, maka semuanya dapat berjalan dengan lancar, komunikasi ini berupa rapat-rapat terbuka dan komunikasi intensif dengan berbagai pihak. Walau banyak kehawatiran dalam pelaksanan pensi seperti masalah dana, jalannya acara dan masih banyak kendala-kendala di lapangan yang lain. Terlepas dari itu semua seperti yang diungkapkan oleh Koordinator Sub Bidang Kresya Asyer Octav (Geofisika VI) bahwa pensi tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumya terutama pada konten acara 16 Juni 2015 dan ketepatan waktu atau time management sehingga bisa berjalan lancar dengan baik. Ditambah lagi pensi tahun ini terasa lebih menonjolkan kreasi seni tiap kelas dan kontingen sehingga acara pensi dapat menjadi sarana bagi seluruh taruna/i untuk berbagi informasi mengenai daerah asal mereka. Menurut ketua pelaksana pensi sendiri kata yang cocok untuk pensi 2015 ini adalah “keren” lain hal nya dengan Koordinator Sub Bidang Kresya Asyer Octav bahwa pensi tahun ini adalah “Indonesia made in STMKG and STMKG made in Indonesia”. STMKG ISLAMIC FAIR 2015: One Charity for One Million Smile STMKG Islamic Fair. Event tahunan terbesar dari ROHIS STMKG tahun ini hadir dengan nama dan kemasan yang sedikit berbeda dari biasanya. Kegiatan yang sebelumnya bernama Festival Kebudayaan Islam ini kini tidak hanya menonjolkan perlombaan-perlombaan bernuansa Islami serta tabligh akbar saja, melainkan turut meramaikan acara-acara bertemakan sosial. Rangkaian kegiatan SMTK Islamic Fair 2015 berlangsung dari tanggal 16-26 Juni 2015. Dengan tema “One Charity For One Million Smiles”, STMKG Islamic Fair 2015 hadir untuk menjembatani taruna/i muslim dalam menyalurkan sumbangsih dalam bentuk materi maupun aksi sosial. Selain itu, Ketua Panitia STMKG Islamic Fair 2015, Sesar Prabu Dwi S,mengatakan bahwa adanya kegiatan ini bertujuan agar taruna/i muslim STMKG sebagai calon abdi negara lebih peka terhadap keadaan sosial di sekitar lingkungan kita sendiri sehingga dalam bekerja pun kita mengerti posisi kita sebagai pelayan masyarakat bukan malah acuh terhadap mereka. Juga agar kita sadar STMKG 18 buletin EDISI 03 / 2015 bahwa penghasilan yang kita dapat berasal dari masyarakat dan seharusnya memang kita salurkan kembali kepada mereka. Selanjutnya kegiatan perlombaan ditujukan untuk meningkatkan kecintaan kepada budaya Islam serta mempererat ukhuwah islamiyah di antara taruna/i muslim serta tabligh akbar berperan sebagai media dakwah bagi taruna/i muslim. Rangkaian kegiatan STMKG Islamic Fair 2015 sendiri terbagi menjadi 3 kegiatan besar, yakni aksi sosial, perlombaan serta tabligh akbar. Kegiatan aksi sosial terdiri dari 4 macam kegiatan yaitu Bekam dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis yang ditujukan untuk warga sekitar serta taruna/i STMKG, kegiatan Safari TPA yang berhasil mengundang perhatian santri-satri TPA di sekitar wilayah Pondok Betung, kegiatan 1000 Nasi untuk Berbagi yang dibagikan kepada anak-anak penghuni panti asuhan serta warga di jalan-jalan Bintaro dan sekitarnya serta Bazaar Sembako Murah untuk warga sekitar kampus. Selanjutnya, kegiatan perlombaan terbagi menjadi 3 bagian lomba yakni lomba per kelas bagi ikhwan, akhwat serta taruna/i muslim secara umum. Lomba untuk ikhwan terdiri dari lomba da’i, kaligrafi, LCM (Lomba Cendekiawan Muslim), tartil, nasyid dan adzan. Sedangkan lomba untuk akwat terdiri dari lomba memasak, kaligrafi, LCM (Lomba Cendekiawan Muslim), tartil, nasyid, musikalisasi puisi juga lomba cerpen yang ditujukan bebas untuk ikhwan/akhwat. Selain itu ada pula wisuda tahfidz Alqur’an yang ditujukan untuk taruna/i muslim yang memiliki hafalan Alqur’an 1 juz atau lebih. Wisuda tahfidz Alqur’an ini dilaksanakan bersamaan dengan tabligh akbar setelah sebelumnya diuji hafalannya oleh Ust. Relly Margiono. Sebagai acara puncak dan penutup, Tabligh Akbar dan Buka Bersama berlangsung cukup semarak dan penuh semangat dengan pembicara seorang ulama lulusan Universitas Al-Azhar, H. M. Ridlo Zainuddin, Lc. Dengan waktu persiapan yang singkat, STMKG Islamic Fair 2015 berhasil menggugah antusias taruna/i muslim untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Terbukti dengan cukup semangatnya taruna/i muslim dalam menyalurkan donasi, mengikuti kegiatan perlombaan serta banyaknya jumlah taruna/i yang menjadi relawan aksi sosial. Bertepatan dengan bulan Romadhon pula, dari tingkat 1 hingga tingkat 4 semua KALEIDOSKOP berperan aktif beramal kebaikan dalam memeriahkan dan menyukseskan rangkaian kegiatan STMKG Islamic Fair ini. Kedepannya semoga semangat dalam berbagi, beramal dan bermanfaat bagi orang lain tetap berkobar dalam diri taruna/i STMKG. Kita bentuk diri kita menjadi insan yang selalu dirindukan kehadirannya, dikenal akan kebaikannya serta abdi negara yang dikenang pengabdiannya. 3 Juli 2015 PK-STMKG Family Gathering 2015 “Berkumpul, Bersukacita dan Berbuah” Keluarga besar taruna-taruni Persekutuan Kristen STMKG (PK-STMKG) kembali berkumpul dalam persaudaraan PK-STMKG Family Garthering 2015. Acara ini merupakan acara Family Gathering pertama yang dilakukan PK-STMKG. Acara PK-STMKG dilaksanakan dalam 2 sesi dengan 2 waktu berbeda. Sesi pertama adalah olahraga bersama di lapangan olahraga STMKG pada Jumat, 03 Juli 2015 dimulai pukul 15:00 WIB. Sedangkan sesi kedua adalah puncak acara PK-STMKG Family Gathering yaitu Ibadah dan talent show serta perlombaan menarik yang dilaksanakan di Ruang Kuliah Umum (RKU) STMKG dimulai pukul 17:00 WIB. Acara Olahraga diikuti oleh seluruh taruna/i PK- STMKG dimulai dari acara Senam kebugaran bersama dan dilanjutkan dengan lomba bola voli Taruni dan Futsal Taruna. Walaupun dalam atmosfer kompetisi akan tetapi jiwa persaudaraan dan sportivitas sesama taruna-taruni PK-STMKG tetap membara. Di Sesi kedua yang merupakan acara puncak PK-STMKG 2015 acara tetap berlangsung seru dan tetap jiwa persaudaraan tetap melekat. Acara kedua dilaksanakan di RKU STMKG dimulai dengan kegiatan Ibadah , kemudian setelah ibadah acara dilanjutkan dengan makan malam bersama yang telah disediakan oleh masing- masing angkatan. Selesai acara makan dilanjutkan dengan Live Music oleh para senior-senior dan tidak ketinggalan juga aksi para junior selain live musik ada juga acara perlombaan menebak gambar baik gambar wajah senior ataupun wajah junior . Kegiatan lain di sesi kedua adalah Lomba membuat Komik dan Lomba Memasak antar setiap angkatan dan ada juga lomba foto “selfie” oleh junior tingkat 1 dengan para senior-senior PK-STMKG. Acara PK-STMKG Family Gathering 2015 ini bertujuan untuk menyatukan dan bersukacita di dalam Tuhan antar sesama Keluarga Besar PK-STMKG sesuai dengan temanya “Berkumpul, Bersukacita dan Berbuah”. 22 Juli 2015 Peringatan Hari Meteologi Klimatologi dan Geofisika Nasional ke-68 Rabu, 22 Juli 2015,BMKG memperingati Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Nasional (HMKGN) ke-68 dengan mengadakan upacara bendera. Selain di BMKG pusat, upacara ini juga diadakan di UPT BMKG seluruh Indonesia. Untuk tahun ini, HMKGN mengangkat tema khusus, yaitu “Penguatan Informasi Cuaca, Iklim dan Gempa Bumi untuk Kesiapsiagaan Bencana”. Upacara di BMKG pusat dipimpin langsung oleh Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng. Dalam amanatnya, Kepala BMKG menyampaikan ucapan terima kasih terhadap kesiagaan dan kesigapan koordinasi dari para petugas dan juga pimpinan, termasuk para Eselon I yang memberikan pelayanan prima bagi masyarakat yang melaksanakan mudik lebaran tahun ini. Sementara sehubungan dengan peringatan HMKGN, Kepala BMKG mengingatkan semua peserta upacara tentang perjuangan panjang dari para staf senior, mentor dan pimpinan yang telah purna tugas, yang telah meletakan fondasi bagi kemajuan BMKG saat ini. Upacara HMKGN diakhiri dengan halal bi halal. buletin STMKG 19 EDISI 03 / 2015 KALEIDOSKOP Upacara juga diadakan di kampus STMKG. Taruna-taruni yang mengikuti upacara ini mengenakan seragam PDUB. Upacara ini dipimpin oleh Pak Hendro yang menyampaikan sambutan kepala BMKG. Karena masih dalam suasana lebaran, upacara pun diakhiri dengan melakukan halal bi halal taruna-taruni serta para pembina. Juli 2015 Apa kabar 2013? Tidak terasa 8 bulan telah berlalu semenjak taruna taruni STMKG angkatan 2013 mendapat gelar D1 dan menjalani PKL di UPT masing-masing terhitung mulai tanggal 19 November 2014. Taruna-taruni nonaktif ini menjalani tugas dinas untuk pertama kalinya setelah lepas dari bangku kuliah. Tak ayal, banyak kebingungan terjadi saat mereka pertama kali menjalani tugas sebagai pegawai BMKG yang baru. Tuntutan profesionalitas kerja sebagai seorang pegawai membuat mereka harus bisa beradaptasi secara cepat dan baik. Adaptasi ini bukan hanya pada cara mereka bekerja saja tetapi juga kepada rekan serta atasan kerja di lingkungan UPT masing-masing. Dalam rangka mendukung kinerja dari pegawai-pegawai baru di lingkungan BMKG ini maka diselenggarakan Diklat Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil. Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan pembentukan wawasan kebangasaan, kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil (PNS), pengetahuan dasar tentang system penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya supaya mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat sesuai dengan peraturan yang tertera dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000. Diklat Prajabatan ini diikuti oleh 245 taruna taruni serta dilaksanakan di Citeko Bogor Jawa Barat. Di kantor UPT BMKG Taruna taruni nonaktif STMKG ini mendapat banyak pengalaman baik suka maupun duka. Suka yang mereka rasakan antara lain, keramahan dari para pegawai ditempat kerja, beberapa Taruna Taruni yang mendapat rumah dinas, dan suasana baru STMKG 20 buletin EDISI 03 / 2015 dilingkungan tempat mereka tinggal seperti tempat wisata, keasrian alam dan lain sebagainya. Duka pun tak luput mereka rasakan jika ada taruna taruni mendapat tugas di daerah besar yang memiliki mobilitas dan fasilitas memadai maka sebaliknya ada juga taruna taruni yang mendapat tugas di daerah yang sulit untuk dijangkau, barang-barang yang dibutuhkan kurang lengkap, harga barang yang mahal dan cuaca yang ekstrim di lingkungan baru mereka. Suka maupun duka yang mereka rasakan tak mematahkan semangat mereka dalam mengabdi kepada bangsa melalui BMKG, semangat itu coba mereka tularkan melalui pesan kepada Junior mereka Taruna Taruni angkatan 2014 seperti materi yang telah diajarkan agar dipahami secara baik dan serius, kemampuan softskill agar diasah supaya lebih memudahkan dalam bekerja dan berkomunikasi dengan orang lain di tempat kerja serta lingkungan yang baru serta selalu selalu serius dalam menjalani setiap tugas yang diberikan dimulai dari hal kecil di kampus. KALEIDOSKOP 29 Juli 2015 Fieldtrip Ikatan Taruna Geofisika Ilmu tidak hanya didapat saat belajar di kampus tetapi kita juga bisa mendapatnya saat keluar dan bercengkrama dengan lingukangan sekitar kita. Sabtu, 29 Juli 2015 dilaksanakan Fieldtrip oleh Ikatan Taruna Geofisika (ITG) STMKG yang diikuti oleh Taruna Geofisika Tingkat 1, 2, dan 3. Seluruh peserta fieldtrip bertolak pukul 5.00 dini hari dari kampus STMKG menuju ke Museum Geologi Bandung. Pada museum ini kita dapat melihat langsung segala jenis batuan dan fosil-fosil dari zaman purba. Selain itu di Museum Geologi terdpat alat simulator guncangan gempa sehingga bagi yang belum pernah merasakan gempa bisa mencoba menggunakan simulator ini. Perjalanan dilanjutkan ke Lembang untuk menuju Observatorium Bosscha dan Stasiun Geofisika Lembang. Menuju Observatorium Bosscha harus ditempuh dengan berjalan kaki yang menanjak, memang untuk mendapat sebuah ilmu selalu butuh perjuangan. Setelah sholat Ashar di mushola dekat Observatorium maka kunjungan pun dimulai. Disana terdapat teropong bintang yang telah ada sejak zaman colonial Belanda dan diklaim merupakan teropong bintang terbesar se-Asia Tenggara.Selain melakukan pengamatan bintang, di Observatorium Bosscha juga melaksanakan pengamatan Hilal dalam rangka mendukung data BMKG dalam menentukan 1 Syawal. Sebagai persiapan untuk menuju Sesar Lembang, maka selanjutnya seluruh peserta fieldtrip berkunjung ke Stasiun Geofisika Lembang yang terletak tidak jauh dari Observatorium Bosscha. Peserta diberikan pembekalan dan pemahaman tentang Sesar Lembang yang juga menjadi tempat tujuan pada fieldtrip tersebut. Setelah memperoleh informasi yang berkaitan dengan Sesar Lembang perjalanan dilanjutkan menuju Sesar Lembang. Untuk dapat melihat langsung sesar Lembang seluruh peserta harus berjalan melewati jalan yang lebih menanjak daripada jalan saat menuju Observatorium Bosscha. Pada kesempatan hadir pula pembicara yaitu Dr. Mirzam Abdurrahman, ST, MT yang merupakan dosen Geologi ITB. Beliau memaparkan lebih jauh tentang Sesar Lembang, baik dari segi sejarah, pergerakan dan panjangnya. Berakhirnya kunjungan ke sesar Lembang ini juga mengakhiri fieldtrip ITG pada hari itu. Pada fieldtrip tersebut peserta tidak hanya mendapat ilmu yang berkaitan dengan jurusan yang diambil tetapi juga menjalin keakraban seluruh Taruna Geofisika di STMKG. Setelah selesai makan malam di CiWalk rombongan kembali melanjutkan perjalanan pulang menuju Pondok Betung. 17 Agustus 2015 Semarak Kemerdekaan HUT RI 70, Ayo Kerja! Ada yang berbeda di hari kemerdekaan RI di tahun ini. Tak seperti tahun sebelumnya, di HUT RI 70 ini mengadakan uacara untuk memperingati kemerdekaan. Sebagai inspektur upacara Ketua STMKG Dr.Suko Prayitno Adi, M.Si dan peserta upacara terdiri dari seluruh civitas akademika Sekolh Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Ketua STMKG membacakan sambutan Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng dalam amanatnya yang berisi ajakan untuk memperingati HUT RI bukan semata-mata mengenang jasa pahlawan saja, tapi dibalik itu ada makna mengisi kemerdekaan, semangat kerja untuk membangun Indonesia lebih baik lagi. Sambutan Kepala BMKG juga berisi program-program yang telah dicapai, prestasi yang telah diraih, serta yang akan datang. Disetiap hal tersebut membutuhkan semangat kinerja pegawai BMKG dalam rangka mendukung, memberi fasilitas informasi, peringatan berkaitan dengan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika, dan Kualitas Udara. Membangun BMKG, membangun Indonesia, Jaya Negeriku! Ayo Kerja! buletin STMKG 21 EDISI 03 / 2015 ARTIKEL PILIHAN Selamatkan Rumah Kita ! Peringatan Hari Bumi Dunia 22 April 2015 Oleh Presli Panusunan Simanjuntak (Klimatologi Semester II) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Hari bumi (22/04) belumlah banyak diketahui oleh kaum awam. Hari Bumi kebanyakan hanya diperingati oleh para aktivis- aktivis lingkungan yang biasanya berkumpul dan “yang katanya peduli bumi”. Semoga Hari Bumi bukan hanya sekadar tempat kumpul- kumpul aktivis- aktivis lingkungan. Untuk dapat menyelamatkan bumi, kaum yang paling awam sekalipun dapat melakukannya yaitu Membuang Sampah pada Tempatnya. Saat ini kita hanya bisa bermain di belakang layar, Kita dengan gampangnya berkoar- koar di sosial media “Selamatkan Bumiku” , “save our earth” beranekaragam hastag- hastag di twitter #Saveourearth #BumiRumahku. Tapi hanya sebatas itu sajakah peran kita ? Ayolah kawan , Bumi perlu aksimu bukan hastagmu . Tak perlu turun ke jalanan, bentangkan spanduk besar bertulis “SAVE OUR EARTH” , teriak- teriak sambil membakar ban. Tak perlu sedemikian kawan. Bumi adalah rumah kita, Tahukah anda ? Saat kawan mencabut satu tumbuhan, saat kawan melemparkan sobekan kertas dengan sesuka hati, maka kawan ikut serta merusak rumah kita. Kalau Bumi kita rusak ? Hancur ? Berantakan ? Dimana lagi kita berpijak ? Oh, Mungkin bukan kita, karena mungkin saat Bumi ini nantinya hanya akan jadi sejarah, anak- anak kita yang akan merasakannya. Lalu dimana anak- anak atau cucu-cucu dan cicit-cicit kita nantinya berpijak ? Mencari Kehidupan baru di Planet Lain ? Seperti negara adidayayang sedang mengekplorasi Mars dan Bulan ? Atau tetap tinggal dirumah kita yang tidak ada hentinya kita rusak ? Bumi yang dahulu sudah sangat jauh dari Bumi yang sekarang kawan. Itu merupakan suatu fenomena global yang dampaknya pasti dirasakan oleh seluruh lapisan makhluk hidup di bumi ini. Fenomenaakan sangat sulit untuk dihentikan dan kita hanya bisa “berdaptasi” terhadap perubahaannya. Berikut ini Kegiatan peduli lingkungan yang sejak Taman kanak- kanak mungkin kita sudah mendengarnya , yakni 1. Hemat Penggunaan Air 2. Membuang Sampah pada tempatnya 3. Kurangi Polusi Udara 4. Jalani pola hidup sehat dan sederhana 5. Berpikir Organik (alami) 6. Reboisasi sederhana/ Penanam pohon 7. Tidak menggunakan perelatan yang dapat merusak lingkungan (freon atau zat pencemar lain) Kegiatan peduli lingkungan diatas memang sering kita dengar, bahkan terkesan bosan untuk membaca atau mendengarnya, akan tetapi sudahkah kita bergerak aktif melakukan hal- hal tersebut secara konsisten ? ( Penulis juga belum melakukannya secara konsisten) Mungkin kelak Bumi akan kembali normal, air sungai mengalir sangat jernih bahkan amat sangat jernih lalu pohon-pohon hijau menutupi hampir seluruh bumi, udara segar berhembus tiada henti . Tetapi saat itu terjadi tak seorangpun manusia ada di bumi. Mengenal Lebih Dekat Megathrust Mentawai sebagai Zona Seismic Gap Oleh Anak Agung Istri Dwilyantari (Geofisika Semester II) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia merupakan daerah dengan intensitas gempa yang tinggi. Hal ini didukung dengan fakta bahwa Indonesia berada di zona pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Lempeng yang terus bergerak dan mendesak STMKG 22 buletin EDISI 03 / 2015 satu sama lain menyebabkan nyaris seluruh daerah di Indonesia merupakan daerah rawan gempa, baik dengan gempa dengan skala yang besar ataupun kecil. Pulau Sumatera adalah salah satu pulau dengan intensitas gempa tinggi, hal ini dibuktikan dengan beberapa gempa besar yang mewarnai sejarah kegempaan di Pulau ini yaitu Gempa Aceh, Gempa Nias, Gempa Bengkulu, dll. Sumatera memiliki 2 sistem tektonik yaitu Sumatera Fault System (SFS) yang dibagi menjadi 19 segmen dan Megathrust Sumatera yang dibagi menjadi tiga. Megathrust yang sedang menjadi perbincangan oleh para ahli gempa adalah Megathrust Mentawai. Para ahli memprediksi adanya gempa besar yang akan terjadi di masa depan pada megathrust (sesar naik besar) Mentawai. Hal ini mencuat setelah disampaikan oleh Danny Hilman dalam Journal of Geophisical Research tentang NeoTectonics of Sumatra Fault tahun 2000 dan Paleo Geodesy of The Sumatra Subduction Zone pada 2004. Karyanya tersebut adalah sumber bagi para ahli untuk meneliti kegempaan di daerah Sumatera. Megathrust Mentawai merupakan tempat tumbukan lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang terus bergerak, dengan begitu akan ada energi yang tersimpan. Ketika energi tersebut telah cukup maka kedua lempeng akan bergerak sekaligus sepanjang patahan dan menimbulkan gempa besar. Wilayah yang diprediksi akan terjadi gempa besar tersebut disebut sebagai seismic gap. Seismic gap ada ARTIKEL PILIHAN lah istilah yang digunakan untuk kawasan aktif secara tektonik namun jarang terjadi gempa dalam jangka waktu yang lama( Ibnu Rusdy,2012). Untuk wilayah Indonesia ada 8 daerah yang ditandai sebagai seismic gap berdasarkan analisa Omer Aydan pada publikasinya yang berjudul Seismic and Tsunami Hazard Potentials in Indonesia with a Special Emphasis on Sumatera Island pada Journal of The Scool of Marine Science and Technology, Tokai University Japan (2008). Untuk daerah Sumatera seismic gap tersebut diprediksi disekitar Megathrust Mentawai. Tidak ada yang bisa memastikan kekuatan gempa yang mungkin terjadi di masa depan pada daerah tersebut. Namun, para ahli berusaha memprediksi Mw gempa berdasarkan kecepatan gerak lempeng, lebar dan kedalaman lempeng dengan rumus yang disampaikan oleh Hanks dan Kanamori pada 1979. Menurut prediksi apabila megathrust mentawai tersebut patah hal tersebut dapat menimbulkan gempa dengan kekuatan 8,9SR. Kekuatan gempa tersebut hanyalah prediksi yang dibuat agar masyarakat mulai mawas diri dan mempersiapkan diri seandainya gempa pada Megathrust Mentawai benar-benar terjadi Iklim Dunia Tergantung Hutan Indonesia Oleh Presli Panusunan Simanjuntak (Klimatologi Semester II) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Hutan dan pohon berperan besar dalam memberikan perlindungan kepada manusia. Hutan dan pohon menyediakan udara bersih dan air, menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah perubahan iklim. Bagi banyak orang, hutan dan pohon juga menawarkan makanan, tempat tinggal dan pekerjaan. Hutan juga menjadi habitat dan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan hewan (termasuk tumbuhan dan hewan langka). Luas hutan di Indonesia mencapai 133 juta hektar yang membuat Indonesia naik podium di 3 besar luas Hutan tropis terbesar di dunia. Indonesia sebagai negara dengan hutan tropis terluas ketiga di dunia setelah Brazil dan Zaire. Namun hal ini dicoreng dengan buku Rekor Dunia Guinness yang menempatkan Indonesia menjadi negara dengan laju kerusakan hutan tercepat di dunia. Akibat kerusakan hutan tersebut, dari 133 juta ha luas hutan Indonesia, hanya 23 % saja yang masih berupa hutan primer dan terbebas dari kerusakan. Kerusakan itu sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan industri (terutama kayu) dan pengalihan fungsi hutan menjadi perkebunan melalui perambahan liar maupun pembakaran hutan (kebakaran hutan yang disengaja). Deforestasi menyebabkan hilangnya ekosistem di dalamnya, termasuk spesies tumbuhan dan hewan langka. Padahal 80% keanekaragaman hayati terdapat di dalam hutan. Deforestasi juga menyebabkan berkurangnya kemampuan menyerap emisi karbon dunia yang tentunya berimbas pada meningkatnya ancaman pemanasan global. Nasib hutan di Indonesia, bak telur di ujung tanduk alias sungguh memprihatinkan. Periode 2009-2013, negeri ini kehilangan tutupan hutan alian mengalami deforestasi sebesar 4,5 juta hektar atau 1,13 juta hektar per tahun. Fakta ini terungkap dalam laporan Forest Watch Indonesia dalam buku berjudul Potret Keadaan buletin STMKG 23 EDISI 03 / 2015 ARTIKEL PILIHAN Hutan Indonesia periode 2009-2013 yang dirilis Tahun 2014. Forest Watch Indonesia (FWI) mengungkap fakta mencengangkan bahwa Hutan Indonesia berkurang secara drastis. Dalam kurun waktu 2009-2013, Indonesia kehilangan hutan seluas 4,6 juta hektar atau seluas Provinsi Sumatera Barat, tujuh kali luas Provinsi DKI Jakarta. Dalam kurun waktu itu dapat dikatakan dengan kasarnya bahwa Indonesia kehilangan hutan seluas tiga kali lapangan sepakbola dalam waktu hanya 1 menit saja. Sungguh fakta yang dapat membuat jantung kita hampir copot tentunya. Indonesia mengalahkan Brasil dalam perebutan jawara kehilangan hutan terbesar didunia, Di Brazil sebanyak 460 ribu hektare hutan hilang, sedangkan Indonesia mencapai hampir tiga kali lipatnya , yakni 1,13 juta hektar per tahun. Area hutan di Indonesia mencapai seperempat hutan hujan tropis di Amazon, Brasil. Berdasarkan data itu, laman The Age memberikan Indonesia gelar sebagai negara dengan kehilangan hutan terbesar di dunia. Apa jadinya jika paru-paru manusia telah rusak ? Atau bahkan , telah kehilangan fungsinya ? Sungguh sangat dapat ditebak, manusia itu tidak akan bertahan lama untuk hidup. Indonesia mengklaim dirinya adalah paru-paru dunia lewat hutannya dan hal itu dibenarkan oleh PBB lewat FAO dan Greenpeace. Lalu jika Indonesia telah banyak kehilangan hutan- hutannya, apa yang akan terjadi ? Deforestasi juga mengarah pada meningkatnya perubahan iklim. Sebab, pohon yang telah lama tumbuh mampu menyimpan emisi karbon lebih banyak ketimbang pohon baru. Gas tersebut, juga bisa disimpan dalam kurun yang lama, serta mampu mengurangi pemanasan global. STMKG 24 buletin EDISI 03 / 2015 Degradasi hutan dan deforestasi memicu peningkatan emisi gas rumah kaca. Menurut Bank Dunia, rata-rata kerusakan hutan di Indonesia yang berlangsung sangat cepat akan membuat negara ini memiliki gelar baru, sebagai produsen emisi gas rumah kaca terbesar ketiga, di bawah Tiongkok dan Amerika. “Hutan hujan adalah paru-paru bumi. Anda memiliki paru-paru untuk bernapas dan jika Anda menyingkirkan paru-paru itu, bumi akan menderita,” ujar Matthew Hansen, anggota tim penulis lainnya dalam jurnal Bank Dunia tersebut. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyoroti tingkat deforestasi atau penebangan hutan Indonesia yang tertinggi di dunia, yakni mencapai sekitar 1 juta hektare per tahun. Dunia kembali menaruh perhatian pada tingkat deforestasi dan degradasi lahan Indonesia yang cukup mengkhawatirkan. Setengah dari daratan di Indonesia adalah hutan. Kondisi itu meletakkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan hutan tropis terpenting di dunia, yang secara signifikan menyuplai oksigen yang cukup besar pada Bumi. Hutan Indonesia juga berperan penting di saat negeri ini semakin rentan terhadap perubahan iklim. “Tidak mungkin kita dapat memenangkan perang melawan perubahan iklim tanpa melipatgandakan upaya kita untuk mengurangi deforestasi di Indonesia,” kata Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Mark Smulders. Pada tahun 2009, pemerintah Indonesia berjanji mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen secara mandiri dan sebesar 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2020. Pemerintah Indonesia menegaskan kembali janji itu dalam sebuah pertemuan pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan perwakilan dari lembaga internasional. FAO telah setuju memberi bantuan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berupa tenaga ahli dan juga dalam hal keuangan. FAO sangat berharap melalui hutan Indonesia perubahaan Iklim dapat ditekan. FAO telah mengembangkan sebuah pendekatan yang disebut climate smart agriculture, forestry and fisheries atau pemberdayaan pertanian, kehutanan dan perikanan yang bijak. Pendekatan ini menggabungkan upaya peningkatan produktivitas dengan mengadaptasi perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca. FAO telah memberi pelatihan kepada pegawai negeri dan petani di Kalimantan Tengah agar bisa menerapkan konsep itu, di antaranya, untuk mencegah kebakaran hutan. Pohon sebagai salah satu sumber hidup dalam kehidupan kita memiliki peran penting untuk menjaga keseimbangan yang berlangsung dalam kehidupan di bumi. Karena, setiap tahun satu pohon saja bisa menghasilkan 260 pon O2. Selain itu, pohon juga bisa menyerap gas CO2 sebanyak satu ton tiap tahun. Menanam pohon merupakan kontribusi kita terhadap lingkungan. Pohon bisa membantu menurunkan emisi gas rumah kaca, sehingga turut membantu menurunkan pengaruh global warming. Hal itu harusnya tidak hanya dilakukan saat Peringatan Hari Pohon Sedunia atau Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia setiap 28 November. Tetapi harus setiap saat ditingkatkan kesadaran akan pentingnya hutan, karena dengan dilestarikannya pohon-pohon dan hutan akan terjadi keharmonisan serta keseimbangan ekologis yang manfaatnya tentu saja kembali kepada manusia. Di tengah kondisi hutan Indonesia yang kini benar-benar sakit, tidak perlu terlalu muluk. ARTIKEL PILIHAN Dimulai dari diri sendiri, setiap warga Negara Indonesia berkontribusi satu pohon saja di pekarangan rumah masing-masing dan lingkungan umum di sekitar. Tindakan sederhana ini akan jadi suatu sumbangsih yang sangat berarti bagi masa depan hutan dan generasi kita. Dari data- data dan fakta-fakta yang mencengangkan tersebut, Mari kita menjadikan Indonesia sebagai paru- paru dunia. Kita harus dapat mebuktikan Indonesia bisa menjadi penopang kehidupan di dunia ini walaupun dari aspek lain seperti ilmu dan teknologi kita masih sedag berkembang. Mari kita tunjukkan bahwa Indonesia dapat menjadi penopang dunia. Pemerintah dan kita harus saling bersinergi menciptkan hutan dengan bantuan dari negara lain tentunya. #saveourforest Meteorologi Bukan Ilmu Biasa Oleh Rilly Jeniawati (Meteorologi Semester II) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Masyarakat Indonesia umumnya masih awam akan hal meteorologi. Beberapa beranggapan bahwa meteorologi adalah ilmu yang berkaitan dengan meteor. Kata ‘meteor’ dalam meteorologi menjadi pengecoh handal yang membuat sebagian orang salah menafsirkan. Beberapa orang juga beranggapan bahwa meteorologi hanya sebatas informasi keadaan cuaca yang dilaporkan BMKG. Padahal banyak pemanfaat meteorologi selain itu. Itulah mengapa kita perlu mengenalkan meteorologi pada masyarakat. Lalu apa sebenarnya meteorologi itu? Menurut Wikipedia Indonesia, meteorologi adalah ilmu interdisipliner yang mempelajari atmosfer. Meteorologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, meteoros dan logia atau logos. Meteoros berarti ruang atas (atmosfer) dan logos atau logia berarti ilmu. Di Indonesia sendiri, ilmu meteorologi hanya bisa dipelajari di ITB, IPB, dan STMKG. Meteorologi di IPB lebih condong kearah sains dan pertaniannya. Sedangkan di ITB, kabarnya meteorologi lebih kental dengan teori, teknik, dan software sistemnya. Sementara di STMKG, meteorologi lebih kearah praktek, pengolahan data, dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan karena lulusan STMKG dapat langsung bekerja dibawah BMKG. Meteorologi memang erat kaitannya dengan cuaca. Cuaca sangat bersinergi dengan berbagai aktivitas kehidupan manusia. Salah satunya lalu lintas, baik lalu lintas udara, darat dan laut. Pentingnya informasi berita cuaca dewasa ini, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam aktivitas penerbangan, pelayaran dan transportasi darat. Tekanan udara, suhu, arah dan kecepatan angin, perawanan, dan sebagainya adalah parameter cuaca penting yang perlu diperhitungkan. Ribuan nyawa bisa terselamatkan bila pelaku lalu lintas bisa memahami informasi cuaca dengan baik. buletin STMKG 25 EDISI 03 / 2015 ARTIKEL PILIHAN Selain itu, meteorologi juga berperan dalam lingkungan. Meteorologi dapat memberikan data-data kepada ahli lingkungan mengenai siklus hidrologi dengan memberikan data curah hujan pada suatu tempat. Bahkan untuk membuat drainase laut atau kota, para ahli lingkungan perlu melihat kondisi sekitar dengan meminta data meteorologi mengenai pasang surut air laut. Bidang pertanian juga sangat membutuhkan informasi dalam hal kemeteorologian. Petani membutuhkan kapan dan dimana hasil panen bisa maksimal, bagaimana curah hujan di tempat tersebut, serta bagaimana kondisi cuacanya untuk kemudian dapat dikaji tanaman apa saja yang cocok ditanam ditempat tersebut. Bidang pertanian juga membutuhkan ramalan cuaca untuk dapat mengantisipasi gagal panen yang menjadi momok para petani tiap tahunnya. Nelayan juga sangat terbantu dengan data-data meteorologi. Dengan data-data tersebut, mereka bisa tahu kapan harus berlayar tanpa takut ombak tinggi dan cuaca buruk. Mereka juga bisa memaksimalkan hasil tangkapan mereka dengan mengetahui pada saat kapan ikan berada dekat dengan permukaan laut. Bahkan karena menyadari hal ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan menggandeng BMKG untuk memberikan servis kepada nelayan melalui SMS gateway untuk mempermudah nelayan dalam menerima informasi. Selain itu dalam bidang planologi, kebijakan tata kota kini sudah terpengaruh oleh objek meteorologi pencemaran udara yaitu gas rumah kaca dengan dijalankannya program bumi hijau. Pencemaran udara juga dipengaruhi oleh temperatur, arah dan kecepatan angin, serta hujan. Pencemaran udara yang parah dapat memengaruhi gas rumah kaca. Sehingga perlu data meteorologi untuk melancarkan program bumi hijau dalam kebijakan tata kota. Dalam sektor industri pabrik, data parameter cuaca seperti kecepatan dan arah angin juga diperlukan untuk mendesain cerobong emisi pabrik agar lebih ramah lingkungan. Sedangkan dalam pertambangan, seperti tambang minyak, batu bara dan sebagainya juga sangat bergantung pada kodisi kemeteorologian di daerah sekitar. Keadaan cuaca sangat diperhitungkan mengingat barang tambang yang mudah terbakar bila suhu terlampau tinggi dan intensitas matahari yang besar. Gas beracun dari pertambangan minyak dan gas bumi juga harus memperhatikan arah angin untuk meminimalisir korban. Selain itu kejadian tambang bawah tanah yang ambruk bisa diantisipasi dengan mengetahui tingkat kejenuhan tanah. Dan itu semua bisa diperoleh dari data-data meteorologi. Dalam sudut pandang fisika teknik, penemuan energi modern seperti panel surya dan kincir angin membutuhkan data penyinaran matahari serta arah dan kecepatan angin. Fisika teknik juga mengkaji bangunan melalui sudut pandang fisika terkait bagus tidaknya termal bangunan dengan mempertimbangkan parameter meteorologi dalam pembangunan dan kontrolnya. Meteorologi bahkan terdapat dalam Al-Qur’an yaitu dalam surah an-Nahl ayat 79 tentang adanya atmosfer. Dalam ayat tersebut, tertulis kata jawwis samaa’i. Jawwis atau jawwi berarti melindungi dan samaa’i berarti langit. Jadi jawwis sama’i berarti langit yang melindungi. Jika dihubungkan dengan meteorologi, jawwis sama’i bisa diartikan sebagai troposfer yang masih menjadi bagian dari atmosfer. Masih banyak lagi peran meteorologi dalam kehidupan manusia. Karena itu, pandangan manyarakat yang salah akan meteorologi sudah sepantasnya diluruskan. Adalah hal yang salah bila kita membiarkan data meteorologi hanya menjadi setumpuk data tanpa dimanfaatkan lebih lanjut. Padahal jika pemanfaatannya dapat dimaksimalkan, kemajuan pembangunan dan servis terhadap pelayanan masyarakat dapat lebih terasa. Memahami Potensi Dasar Manusia Oleh Relly Margiono, SST Manusia adalah mahluk yang diciptakan oleh Tuhan memiliki kelebihan dibandingkan dengan mahluk lainya berupa potensi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, potensi memiliki arti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Kemampuan yang diberikan Tuhan ini masuk kedalam tiga potensi dasar STMKG 26 buletin EDISI 03 / 2015 manusia, yaitu potensi fisik, potensi akal dan potensi ruh ataupun hati. Potensi fisik adalah potensi yang biasa nampak ataupun terlihat secara kasat mata. Kita mampu membedakan manakah seseorang yang mempunyai fisik yang baik ataupun tidak hanya dengan melihat kemampuanya dalam hal fisik semata. Kita masih ingat beberapa sprinter terbaik dunia seperti Usain Bolt, Tyson Gay, Asafa Powell, mereka adalah atlit pelari 100 meter yang rata-rata memiliki kemampuan finis 9 detik. Bisa kita bayangkan bagaimana super cepatnya mereka, padahal ada dari mereka yang berasal dari Negara tertinggal di benua afrika. Potensi fisik bisa kita maksimalkan dengan beberapa latihan dan suplai makanan yang sehat. Kita masih ingat pada masa awal masuk ke STMKG, banyak sebagian diantara kita tidak terbiasa dengan push up, bending, ataupun bentuk latihan fisika lainya. Secara tidak sadar sekarang hal itu telah menjadi hal yang biasa dan lumrah untuk kita, bahkan otot-otot yang ada telah secara otomatis beradaptasi. Makanan yang sehat juga sangat berpengaruh dalam perkembangan kesehatan kita. Dr. Kardjono ,MSc salah satu dosen Pembinaan Kondisi Fisik, Sarana Prasarana Olahraga dan Ilmu Gizi Olah Raga UPI Bandung mengatakan, Tubuh memerlukan lebih dari 40 macam bahan gizi yang terkandung dalam enam komponen makanan berupa air, karbohidrat, lemak, vitamin, protein dan mineral. Berdasarkan prasayarat bahan gizi diatas kita perlu selektif dalam memilih makanan yang masuk dalam tubuh kita. Potensi dasar yang dimiliki manusia berikutnya adalah potensi akal. Potensi akal merupakan potensi yang diberikan Tuhan agar kita bisa berfikir, menelaah maupun mengamati segala macam pernak pernik kehidupan. Potensi inilah yang melahirkan temuantemuan teknologi mutakhir dan berkembangnya peradaban di dunia. Masih ingat dalam ingatan kita beberapa waktu terdahulu, Televisi dalam satu desa hanya Pak lurah yang memilikinya, begitupun juga alat komunikasi yang waktu itu terkesan sangat mewahnya. Dengan perkembangan teknologi terkini, segala macam bentuk informasi bisa kita raih hanya dengan one handed touch. Kita juga bisa menyaksikan beberapa manusia super cerdas dengan IQ (Intelektual Quotion) mencapai 230 seperti Terence Tao, seseorang yang dalam usia 2 tahun sudah mengerti aritmatika dasar dan ARTIKEL PILIHAN ketika ia berusia 24 tahun sudah dipromosikan menjadi profesor di UCLA (University of California, Los Angeles)dan menjadi orang termuda yang pernah diangkat menjadi professor oleh institusi tersebut. Potensi yang ketiga adalah potensi ruh ataupun hati. Potensi hati ini adalah potensi yang membisikan suara kebenaran dalam hati manusia. Secara naluriah manusia digiring untuk senantiasa melakukan kebaikan, namun dikarenakan beberapa faktor, potensi ini sering dikesampingkan daripada dua potensi di atas. Begitu banyak orang berpendidikan tinggi, memiliki fisik yang prima, namun dari orang orang tersebut banyak juga yang masuk dalam jeruji penjara akibat penyimpan gan-penyimpangan yang dilakukan. Penyimpangan itu berupa korupsi, terjerat kasus pidana ataupun perdata. Negri Indonesia sendiri adalahnegri yang dianggap “darurat korupsi”, hal ini dikarenakan begitu banyak kasus korupsi yang terjadi dari tataran grass root sampai pada level kepemimpinan yang tinggi. Kita tidak bisa menutup mata, bahwa pospos penting yang ada di negri kita tidak bisa lepas dari korupsi. Berdasarkan uraian diatas, kita harus merasa perlu mensinergikan tiga potensi manusia ini. Para birokrat ataupun kita yang di didik sebagai Aparatur Sipil Negara, kedepan tidak hanya unggul dalam salah satu potensi, tetapi harus seimbang dengan tiga potensi tersebut. Sehingga akan lahirlah beberapa sufi corporate seperti yang disebutkan Bapak Ary Ginanjar dalam bukunya yang berjudul ESQ (Emotional Spiritual Quotion), bahwa kedepan akan lahir para pemimpin dunia, yang kepemimpinanya sangat disegani, karena tidak hanya memiliki IQ yang cemerlang, fisik yang prima, tetapi juga hati yang senantiasa membimbing pada kebenaran. Hal itu semua dapat diperoleh dengan cara melatih fisik secara optimal, mengasah otak dengan sempurna, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Semoga kedepan akan lahir begitu banyak pemimpin dari instansi kita yang memiliki potensi sempurna, sehingga nantinya akan membawa negri ini kearah yang lebih baik. buletin STMKG 27 EDISI 03 / 2015 ARTIKEL PILIHAN Memanfaatkan Informasi Cuaca Saat Mudik Oleh Richard Mahendra Putra (Meteorologi Semester IV) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Momen Lebaran selalu menjadi momen istimewa untuk berkumpul berbagi certa bersama keluarga. Untuk menuju kampung halaman, masyarakat seringkali memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada fasilitas transportasi umum. Alasannya karena masalah biaya yang lebih terjangkau. Karena seperti yang kita tahu, saat mendekati musim lebaran seperti ini harga tiket akan naik hingga 2 kali lipat dari harga biasanya. Namun risiko kecelakaan menggunakan kendaraan pribadi juga sangatlah besar terutama apabila mudik menggunakan motor. Banyak diantara masyarakat yang tidak peduli dengan kondisi cuaca pada rute perjalanan mereka. Padahal kondisi cuaca sangat penting untuk mendukung keselamatan dalam transportasi jalur darat, laut, maupun udara. Cuaca itu sendiri berarti suatu keadaan atmosfer pada suatu tempat pada waktu tertentu dan periode yang singkat sekitar 1-7 hari. Berbeda dengan iklim, yang merupakan karakteristik keadaan atmosfer pada suatu tempat tertentu namun pada jangka waktu yang lama, minimal 30 tahun. Ada 3 sektor yang sangat berkaitan erat dengan pentingnya informasi cuaca. Yaitu transportasi jalur darat, laut dan udara. Transportasi jalur darat; informasi cuaca sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kenyaman an berkendaraan. Apabila terjadi cuaca buruk seperti hujan lebat, hal ini akan mengakibatkan jalan menjadi licin, jarak pandang yang pendek, dan juga pengendara harus STMKG 28 buletin EDISI 03 / 2015 ekstra berhati-hati dalam perjalanan. Selain itu, angin kencang juga membahayakan pengendara sepeda motor karena akan mengganggu keseimbangan saat berkendaraan. Akibat lain dari cuaca buruk adalah akan mengakibatkan banjir. Tak jarang banyak kendaraan yang mogok akibat fenomena yang tak asing lagi bagi masyarakat ini. untuk pulang menuju kampung halamannya. Oleh karena itu, keselamatan dalam perjalanan laut tak luput dari pentingnya informasi cuaca. Fungsi utama dari informasi meteorologi bagi pelayaran adalah memberi petunjuk pemilihan jalan agar dapat berlayar dengan aman, nyaman, selamat sampai tujuan, dan tepat waktu. Informasi tersebut meliputi prakiraan tinggi gelombang, arah gelombang, suhu dan kelembaban udara serta prakiraan cuaca mendatang. Transportasi jalur udara, merupakan pilihan yang tepat apabila kita hendak mudik dan ingin cepat sampai di kampung halaman. Transportasi ini lebih membutuhkan biaya yang mahal daripada jalur lainnya. Namun hal itu tak mengurangi niat masyarakat unutk menggunakan pesawat agar lebih cepat sampai di kampung halamannya. Trasportasi jalur laut dijadikan pilihan saat mudik karena harganya yang lebih terjangkau apabila dibandingkan dengan harga tiket pesawat. Namun, akan memakan waktu yang lebih lama untuk sampai ke kampung halaman. Perjalanan di laut lepas selama berhari-hari tak mengurangi semangat masyarakat ARTIKEL PILIHAN What Makes You Blazed Oleh Akbar Apriansyah (Juara Lomba Posting Blog IPTEK EXPO 2015) http://akbarapriansyah003.blogspot.com/ Untuk menjalani sebuah kehidupan, kita sering kali membutuhkan semangat. Karena dengan adanya semangat, maka akan lebih memberi kemudahan dalam menyalakan kehidupan kita, utamanya dalam menyalakan semangat memajukan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia terkenal sebagai negara maritim yang dapat mengelola kekayaan alam dan jaminan keamanan pada sektor kelautan. Berbagai macam kekayaan alam telah mencapai kemampuan untuk dimanfaatkan secara optimal untuk kemajuan perekonomian bangsa Indonesia. Dalam hal ini, diperlukan kerja keras dan semangat untuk mewujudkan dan membangun berbagai macam sektor yang terkait dengan kekayaan alam dan kelautan di wilayah Indonesia, beberapa upaya tersebut di antaranya: • Menyusun perundang-undangan tentang kelautan dan kebijakaan kelautan di indonesia. Hal ini perlu karena sebagai bentuk bukti bahwa Indonesia adalah negara maritim yang hakiki dan sejati. •Dukungan anggaran untuk kelautan dan kepulauan antara pemerintah dan DPR RI. Kedua lembaga tersebut yang akan mendukung kemajuan sektor maritim yang ada di Indonesia. Jangan sampai berhenti di tengah jalan atau tidak dijalankan sama sekali. Hal ini akan merugikan dan tidak memberikan contoh yang baik untuk perkembangan generasi bangsa yang akan mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim. •Profesional dan proporsional dalam setiap perjalanan untuk mewujudkan negara maritim dengan berbagai macam pembangunan kelauatan dan memanfaatkan kekayaan alam secara hakiki dan potensial. Sistem perjuangan bangsa Indonesia menuju negara maritim memang cukup sulit, dengan mengimplementasi berbagai kebijakan dalam pembangunan secara nasional yang memprioritaskan orientasi yang berhubungan dengan negara maritim. Kebijakan pembagunan harus diperhatikan melalui berbagai macam cara salah satunya adalah sistem perundang-undangan, kekuatan pembangunan, perdagangan, industri dan berbagai macam jasa maritim yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Hal ini adalah upaya yang harus dilakukan agar Indo- nesia bisa menjadi negara meritim secara efektif dengan langkah yang optimal dan kebijakan yang terkonsep. Selain itu, kekayaan laut bangsa Indonesia juga sangat mempengaruhi dalam kemajuan negara maritim karena kandungan kekayaan alam di dalamnya sangat besar dan beragam. Mulai dari sumber daya yang dapat diperbaharui, seperti sektor perikanan, karang, rumput laut, mangrove dan berbagai macam bioteknologi dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti gas bumi, minyak, bijih besi, mineral, bauksit dan masih banyak yang lainnya. Bisa juga dengan berbagai jasa-jasa yang berhubungan tentang kelautan. Seperti, wisata bahari, sumber keragaman hayati dan transportasi laut. Hal ini bisa menunjang perkembangan dan kemajuan negara Indonesia sebagai negara maritim. Adapun langkah-langkah yang harus dijalankan untuk mewujudkan bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang tangguh dan kuat serta mengutamakan kemandirian dan kesejahteraan rakyat adalah sebagai berikut: Dibutuhkan konsistensi semangat yang menyala untuk mewujudkan langkah yang telah ditentukan dan langsung terjun dengan kerja nyata untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim. Selain itu, perlu gerakan moral untuk selalu menyemangati diri dan masyarakat sekitar dan menyadari Indonesia adalah negara dijuluki negara maritim. Selain itu, sebagai bentuk perwujudan negara maritim, setidaknya membuktikan secara merata untuk langkah awal yang harus dijalani. Berbagai macam proses juga harus diterapkan secara konsisten dan inovatif. Perkembangan yang juga harus dibuktikan secara real dan terkonsep dengan mempublikasinya kepada masyarakat dan membuktikan dalam bentuk fisik agar menumbuhkan semangat dan semakin kreatif dalam mewujudkannya Maka, diperlukan sistem yang konkrit dalam membangun Indonesia sebagai negara maritim. Hindari hal-hal yang menghambat setiap proses pembuktian untuk mengembangkan berbagai macam sektor yang berhubungan untuk mewujudkan negara maritim Indonesia. Diperlukan rasa percaya diri dan berani dalam buletin STMKG 29 EDISI 03 / 2015 ARTIKEL PILIHAN menidaklanjuti langkah dan mengubah berbagai macam kinerja secara nyata. Jika hal ini diterapkan secara professional, maka potensi maritim Indonesia akan terwujud. Hal ini adalah upaya yang harus dilakukan agar indonesia bisa menjadi negara meritim secara efektif dengan langkah yang optimal dan kebijakan yang terkonsep. Selain itu, kekayaan laut bangsa Indonesia juga sangat mempengaruhi dalam kemajuan negara maritim karena kandungan kekayaan alam di dalamnya sangat besar dan beragam. Mulai dari sumber daya yang dapat diperbaharui, seperti sektor perikanan, karang, rumput laut, mangrove dan berbagai macam bioteknologi dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti gas bumi, minyak, bijih besi, mineral, bauksit dan masih banyak yang lainnya. Bisa juga dengan berbagai jasa-jasa yang berhubungan tentang kelautan. Seperti, wisata bahari, sumber keragaman hayati dan transportasi laut. Hal ini bisa menunjang perkembangan dan kemajuan negara Indonesia sebagai negara maritim. Adapun langkah-langkah yang harus dijalankan untuk mewujudkan bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang tangguh dan kuat serta mengutamakan kemandirian dan kesejahteraan rakyat adalah sebagai berikut: Dibutuhkan konsistensi semangat yang menyala untuk mewujudkan langkah yang telah ditentukan dan langsung terjun dengan kerja nyata untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim. Selain itu, perlu gerakan moral untuk selalu menyemangati diri dan masyarakat sekitar dan menyadari Indonesia adalah negara dijuluki negara maritim. Selain itu, sebagai bentuk perwujudan negara maritim, setidaknya membuktikan secara merata untuk langkah awal yang harus dijalani. Berbagai macam proses juga harus diterapkan secara konsisten dan inovatif. Perkembangan yang juga harus dibuktikan secara real dan terkonsep dengan mempublikasinya kepada masyarakat dan membuktikan dalam bentuk fisik agar menumbuhkan semangat dan semakin kreatif dalam mewujudkannya Maka, diperlukan sistem yang konkrit dalam membangun Indonesia sebagai negara maritim. Hindari hal-hal yang menghambat setiap proses pembuktian untuk mengembangkan berbagai macam sektor yang berhubungan untuk mewujudkan negara maritim Indonesia. Diperlukan rasa percaya diri dan berani dalam menidaklanjuti langkah dan mengubah berbagai macam kinerja secara nyata. Jika hal ini diterapkan secara professional, maka potensi maritim Indonesia akan terwujud. Negeri Supermarket Bencana Oleh Nizar Manarul Hidayat Stasiun Klimatologi Sampali, Medan - BMKG Wilayah I Medan Berbagai macam kejadian bencana masih terus terjadi di wilayah Negara Indonesia selama tahun 2014, baik bencana alam, non alam maupun bencana sosial. Kejadian bencana tersebut kerap kali menimbulkan krisis kesehatan akibat jatuhnya korban meninggal, luka berat, luka ringan, pengungsian dan rusaknya fasilitas kesehatan. Selama kurun waktu 5 tahun antara tahun 2010 – 2014 jumlah kejadian bencana di Indonesia mencapai 1.907 kejadian bencana, terdiri dari 1.124 bencana alam, 626 bencana non alam dan 157 bencana sosial. Sedangkan untuk tahun 2014 jumlah kejadian bencana sebanyak 456 kejadian, terdiri dari 227 bencana alam (49%), 197 bencana non alam (44%) dan 32 bencana sosial (7%). Kejadian bencana tersebut menimbulkan jumlah korban sebanyak 1.699.247 orang, terdiri dari 957 orang korban meninggal, 1.932 orang luka berat STMKG 30 buletin EDISI 03 / 2015 atau dirawat inap, 694.305 orang luka ringan atau rawat jalan, 391 orang hilang dan 1.001.662 pengungsi. 5 jenis kejadian bencana dengan frekuensi tertinggi di tahun 2014 adalah banjir (88 kejadian ; 19%), kecelakaan transportasi (74 kejadian; 16%), tanah longsor (57 kejadian; 13%); kebakaran pemukiman (55 kejadian; 12%) dan keracunan (39 kejadian; 9%). Seperti tahun-tahun sebelumnya bencana alam masih didominasi oleh bencana hidrolometorologi yaitu banjir dan longsor. Catatan terakhir menyebutkan bahwa di tahun 2011 sampai dengan 2014 ada sebanyak 493 kejadian longsor di Indonesia. Jumlah ini mempunyai frekuensi yang banyak dan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Sementara untuk bencana non alam, kecelakaan transportasi paling banyak frekuensi kejadiannya diantara bencana non alam lainnya. Indonesia merupakan kawasan maritim yang luas, dengan luasan lautan yang membentang dari sabang sampai merauke terbukti kawasan Indonesia sering terjadinya cuaca buruk yang terjadi di darat, laut maupun udara. Benua Maritim Indonesia (BMI) terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil, dipisahkan oleh banyak laut dan selat, terletak di daerah tropis yang menerima radiasi matahari paling banyak, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua lautan yang besar (samudera Hindia dan Pasifik) menyebabkan wilayah BMI rentan terhadap variabilitas dan perubahan iklim. Interaksi lautan terhadap atmosfer yang sangat dominan mempengaruhi wilayah BMI disebabkan karena wilayah ini memiliki laut yang luas mencapai 3.257.483 km² dibandingkan daerah daratan yang luasnya hanya 1.922.570 km², sehingga kondisi iklim yang ada di wilayah Indonesia, khususnya curah hujan, sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi lautan dan atmosfer. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia mengalami 11.274 bencana. Dari kejadian-kejadian itu, negeri seribu bencana ini kehilangan nyawa sejumlah 193.240 orang, dan menderita kerugian diperkirakan mencapai angka 420 triliun rupiah. Bencana yang datang silih berganti dapat dikaitkan dengan dampak perubahan iklim yang menjadi isu hangat pada abad ini. Secara fisik, dampak perubahan iklim di Indonesia telah dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Anomali iklim dan musim pada tahun 2010 adalah salah satu contohnya. Sepanjang tahun itu, hujan terus mengguyur seluruh wilayah Indonesia sekalipun daerah tersebut mengalami musim kemarau. Di luar itu, dampak fisik lainnya adalah terjadi perubahan siklus air dan perluasan wilayah tropis, perubahan frekuensi kejadian ENSO, peningkatan kejadian puting beliung, kejadian iklim ekstrem, serta gelombang tinggi. Berbicara mengenai banjir dan intensitas hujan yang tinggi pasti erat kaitannya dengan dinamika siklus air. Kondisi muka Bumi yang semakin panas menyebabkan terjadinya perubahan siklus air, baik di laut maupun di atmosfer. Memanasnya muka laut di daerah tropis menyebabkan evaporasi meningkat. Bersamaan dengan itu, juga terjadi peningkatan volume air dalam pembentukan awan. Akibatnya, terjadi curah hujan ARTIKEL PILIHAN dengan intensitas yang lebih tinggi. Variabilitas bencana di Indonesia sangat banyak karena secara geografis Indonesia diapit oleh lautan dan dikelilingi oleh pegunungan yang jumlahnya cukup banyak. Jenis bencana yang selalu menyerang hampir setiap tahun antara lain banjir, longsor, puting beliung dan kekeringan di sejumlah daerah. Rentetan bencana di negeri yang makmur ini menjadi bukti bahwa Indonesia sangat luas dan kaya akan sumber daya alam yang ada. Seorang penjajah asal Belanda mengatakan bahwa rakyat Indonesia dipastikan akan makmur jika olahan hasil laut dapat dioptimalkan dengan baik. Ini memperjelas bahwa hanya dengan olahan laut saja masyarakat Indonesia dapat hidup sejahtera apalagi ditambah dengan olahan sumber daya alam yang lain. Sudah saatnya pemerintah harus adil dalam mengelola sumber daya alam ini untuk kepentingan rakyat guna mendukung Indonesia yang berdaulat. Efektifitas program penanganan bencana alam setiap sektor dalam rangka mendukung terlaksananya sistem pembangunan yang berketahanan. Semua itu dapat ditingkatkan dengan membangun sinergitas kegiatan aksi adaptasi antar sektor. Sasaran pembangunan setiap sektor tidak mungkin dapat dicapai dengan optimal tanpa didukung oleh sektor lain. Oleh karena itu, penetapan langkah aksi adaptasi setiap sektor dalam rangka membangun program antisipasi bencana, tahapan kehidupan, ekosistem dan wilayah khusus terhadap dampak bencana perlu melihat keterkaitan program antar sektor. Hal ini dapat dijadikan sebagai landasan dalam membangun sinergitas dan mengisi kesenjangan kegiatan aksi adaptasi yang perlu dikembangkan. Dampak bencana yang ditimbulkan sangat banyak termasuk menyangkut hal infrastruktur dan tata kelola wilayah. Pada sektor infrastruktur memberi pengaruh buletin STMKG 31 EDISI 03 / 2015 ARTIKEL PILIHAN sangat signifikan pada keberlanjutan aktivitas masyarakat khususnya soal sosial dan ekonomi. Infrastruktur yang ada saat ini, khususnya di wilayah perkotaan maupun wilayah khusus seperti pulau-pulau kecil dan pesisir pada umumnya belum dibangun dengan pertimbangan dampak bencana yang mungkin terjadi. Sementara untuk perencanaan infrastruktur baru harus mempertimbangkan proyeksi dampak bencana yang dihasilkan. Maka perlu ada arahan pelaksanaan dalam bentuk program aksi adaptasi sub bidang infrastruktur yang tangguh dalam menangani dampak bencana yang akan terjadi. Strategi utama yang perlu dilakukan untuk sub bidang infrastruktur, yaitu (a) penyesuaian baik dari struktur, komponen, desain maupun lokasi infrastruktur yang tangguh dalam dampak bencana, (b) Perbaikan infrastruktur eksisting yang rentan terhadap bencana baik dari struktur, fungsi maupun lokasinya, (c) Fasilitas aktivitas kajian dan penelitian mengenai konsep ketahanan infrastruktur terhadap dampak bencana. Penyusunan program langkah antisipatif dampak bencana ini sangat dibutuhkan mengingat Indonesia merupakan negara seribu bencana yang sangat riskan terjadinya dampak perubahan lingkungan. Visi kebencanaan serta program yang konkret harus sudah di implementasikan secara terpadu sehingga apabila terjadi bencana tidak gelisah mencari solusi yang tepat karena sebelumnya sudah di diskusikan dalam meja pemerintah. Fenomena Kabut di Pagi Hari Oleh Richard Mahendra Putra (Meteorologi Semester IV) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bagi wilayah di dataran tinggi, kabut tidak hanya terjadi di saat pagi hari saja. Terkedang menjelang siang pun jalanan di sekitar pegunungan masih diliputi fenomena ini. Fenomenan kabut terjadi akibat inversi suhu. Sebuah kondisi dimana suhu di dekat permukaan bumi lebih dingin daripada suhu di lapisan atasnya. Apabila dalam keadaan normal, suhu udara di atmosfer ini akan menurun seiring dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini disebabkan oleh panas yang kita rasakan sebenarnya tidak langsung berasal dari matahari, melainkan dari gelombang panjang yang dipancarkan oelh permukaan bumi ke atmosfer. Oleh karena itu semakin jauh letak suatu tempat dengan permukaan bumi, maka suhunya akan menjad rendah. Inversi suhu merupakan hal yang biasa terjadi saat pagi hari. Biasanya inversi suhu terjadi ketika siang hari kemarinnya suhu sangat panas, kemudian di malam harinya suhu turun drastic. Akibatnya, sebelum matahari terbit, suhu di permukaan bumi masih saja dalam kondisi dingin. Sedangkan suhu di lapisan atas tetap hangat. Saat kondisi ini terjadi, maka uap air akan terkondensasi di dekat permukaan dan menghasilkan kabut. Sering kali kita salah presepsi antara kabut dan mist. Mist merupakan fenomena yang mirip dengan kabut. STMKG 32 buletin EDISI 03 / 2015 Perbedaannya dari segi jarak pandang yang bias dicapai dan nilai kelembapan udara. Apabila fenomena mist, maka jarak pandang yang ada masih lebih dari 1 km dan kelembapan udara antara 95-97 persen. Namun jika kabut jarak pandangnya yang bias dicapai kurang dari 1 km serta kelembapan udara antara 98-100 persen. Ada beberapa dampak negative dari terjadinya fenomena ini. Salah satunya adalah berkurangnya jarak pandang. Saat kabut tebal terjadi, jarak pandang hanya 10 meter saja. Hal ini akan sangat membahayakan kegiatan transportasi di darat, laut, maupun udara. Oleh karena itu, perlu kewaspadaan yang lebih saat kita mengendarai kendaraan pada kondisi cuaca kabut. Sangat penting juga bagi kita untuk menyalakan lampu kendaraan saat terjadi kabut agar dapat mengantisipasi terjadinya tabrakan dengan kendaraan lain sat melintas. Akhir-akhir ini, fenomena kabut sangat sering terjadi di sekitar tempat kita. Hal ini disebabkan oleh suhu yang cenderung sangat dingin di malam hari dibandingkan pada saat musim hujan. Rendahnya suhu saat malam hari disebabkan oleh sedikitnya cangkupan awan yang ARTIKEL PILIHAN menutupi langit sehingga panas radiasi yang berasal dari permukaan bumi akan langsung ke atmosfer. Sedangkan pada saat musim hujan, awan di malam hari akan cenderung banyak, sehingga menahan dan memancarkan kembali radiasi gelombang panjang dari permukaan bumi menuju permukaan bumi kembali. Akibatnya suhu bumi menjadi hangat. Pemanfaatan High Frequency Radar untuk Observasi Tinggi Gelombang Laut dan Potensinya Oleh Marthin Dendy Saputra Lumban Toruan, Ittaka Aldini (Instrumentasi Semester VII) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Gelombang Laut adalah pergerakan naik turunnya air laut dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal dari ukuran kecil (riak) sampai yang paling panjang (pasang surut). Gelombang Laut dapat disebabkan oleh beberapa gaya pembangkitnya, yaitu: angin ( gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari(gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal atau perenang. Setiap gelombang laut memiliki karakteristik: panjang gelombang, tinggi gelombang, periode gelombang, kemiringan gelombang dan frekuensi gelombang. Panjang gelombang adalah jarak berturut-turut antara dua puncak atau dua buah lembah. Tinggi gelombang adalah jarak vertikal antara puncak dan lembah gelombang. Periode gelombang adalah waktu yang dibutuhkan gelombang untuk kembali pada titik semula. Kemiringan gelombang adalah perbandingan antra tinggi dan panjang gelombang. Frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang yang terjadi dalam satu satuan waktu. Dari sejumlah karakteristik gelombang tersebut, salah satu karakteristik yang penting untuk diamati dalam dunia prakiraan cuaca meteorologi maritim adalah tinggi gelombang. Pengamatan tinggi gelombang air laut merupakan salah satu kegiatan observasi yang sangat penting pada meteorologi maritim, terutama untuk prakiraan tinggi gelombang air laut. Biasanya kegiatan ini dilakukan menggunakan instrumen berupa buoy dan tide gauge. Buoy adalah suatu instrumen yang di rancang untuk operasional pada laut dalam yang dilengkapi sensor untuk mengukur beberapa paramater yaitu arah dan kecepatan angin, tekanan atmosfer, suhu permukaan air laut, periode dan tinggi gelombang, suhu udara dan kelembapan udara. Sedangkan tide gauge adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air laut di pesisir pantai. Perbedaan antara kedua alat ini yang paling mendasar adalah pada peletakan alat dan cara pengukurannya. Buoy diletakan di tengah lautan sedangkan tide gauge berada pada pinggir pantai. Selain itu dari sisi operasionalnya tide gauge lebih murah dan mudah dibandingkan dengan buoy yang mahal dan sulit dalam hal pemeliharaannya karena berada di tengah lautan. Kendala terbesar dalam penggunaan buoy di Indonesia adalah sering hilangnya sensor dan komponen-komponen dari buoy itu sendiri akibat pencurian dan juga sumber listrik yang bergantung dari sinar matahari saja. Sehingga banyak buoy di Indonesia yang tidak beroperasi dengan normal baik diakibatkan oleh pencurian maupun karena kerusakan pada sistem catu daya. Hal ini dapat dilihat dari situs Pusat Data Buoy Indonesia milik BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) bahwa sekitar 50% buoy yang terpasang tidak beroperasi dengan baik. Kekurangan lainnya dari penggunaan buoy adalah dalam hal memecah gelombang laut. Ketika buoy yang diletakkan mengapung di permukaan air laut mengalami akselerasi gelombang yang sangat besar, hasil pengukuran tinggi gelombang yang dihasilkan buoy dapat lebih tinggi maupun lebih rendah daripada tinggi gelombang yang sebenarnya, sehingga hasil pengukuran menjadi tidak akurat dan kurang reliable untuk observasi tinggi gelombang. Sedangkan kelemahan dari tide gauge yaitu bila terkena gelombang besar biasanya sangat mudah rusak dan berpotensi kehilangan data, contohnya bila terkena tsunami. Tide gauge juga mempunyai keterbatasan tinggi gelombang yang dapat di ukur sehingga penggunaan tide gauge untuk mengukur tinggi buletin STMKG 33 EDISI 03 / 2015 ARTIKEL PILIHAN gelombang tsunami sangat tidak efektif. Padahal data pengamatan tinggi gelombang yang akurat sangat penting. Dalam hal pemanfaatannya, pengamatan tinggi gelombang air laut dapat digunakan untuk memprediksi tinggi gelombang air laut yang sangat berguna untuk para nelayan dan memberikan peringatan dini cuaca ekstrim berupa gelombang tinggi dilautan. Salah satu contoh kasus gelombang tinggi air laut yang sangat berbahaya adalah tsunami. Dimana ketinggian gelombangnya dapat mencapai sepuluh meter jika sudah mendekati pantai dan hal ini akan sangat merusak. Oleh karena itu BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) telah membuat InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System). Pada sistem tersebut memanfaatkan data dari gempa yang terjadi sebelum tsunami dan juga data dari buoy dan tide gauge untuk mengetahui tinggi gelombang yang terjadi. Akan tetapi penggunaan buoy dan tide gauge masih banyak kelemahannya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami, telah hadir sebuah instrumen yang dapat mengukur tinggi gelombang baik yang berada di tengah lautan maupun yang berada didekat pantai yaitu HF Radar (High Frequency Radar). Teori mengenai pendeteksian tsunami menggunakan Radar HF pertamakali dikemukakan oleh DR. D. E. Barrick pada tahun 1979. Kemudian Pada Tahun 2000 muncul Sistem Radar HF WERA yang beroperasi pada sebuah mode gelombang frekuensi termodulasi kontinu (FMCW). Yang dengan penemuan itu ditemukan beberapa kelebihan HF Radar yaitu tidak terpengaruh kondisi cuaca, awan maupun perubahan kondisi laut. Lalu pada tahun 2008 Seasonde HF Radar System oleh CODAR Ocean Sensors yang dapat menyediakan data pengamatan real-time dalam area cakupan yang lebih luas mencapai 200 km. Seasonde berbentuk padat dan tidak bersentuhan langsung dengan arus permukaan laut dan sistem pengukuran gelombang sehingga mudah dalam perawatan dan dapat bekerja pada kondisi cuaca ekstrim seperti badai. Mode gelombang frekuensi termodulasi kontinu (FMCW) yang dimiliki oleh CODAR Ocean Sensors juga mengeliminasi range aliasing dan noise yang diakibatkan oleh getaran angin pada antena, seperti yang melekat pada desain Sistem HF Lainnya. Selain itu, potensi manfaat dari data HF Radar sangat besar, khususnya mengingat kelangkaan data observasi real-time di lingkungan laut. Data-data tersebut STMKG 34 buletin EDISI 03 / 2015 juga memiliki potensi dan sangat penting karena mereka dapat menutupi bagian yang signifikan dari model domain pesisir laut. Data-data tersebut memungkinkan, untuk pertama kali, melacak lokasi dan pergerakan fitur laut mesoscale secara analog dengan kemampuan superior yang disediakan oleh input data ke model cuaca numerik. Selain itu, kelebihan unik dari HF Radar adalah kemampuan untuk memetakan variabilitas horizontal dari arus laut yang dibutuhkan dalam berbagai aplikasi. Setelah dikembangkan lebih lanjut, sampai saat ini sudah ada beberapa produk HF radar ini yang dapat digunakan untuk sistem peringatan dini tsunami. Mengutip berita acara dari Hezzel Messtechnik bahwa, sebuah grup penelitian yang dipimpin oleh Prof. Dante Figueroa dari Universitas Concepcion Chili, telah melaporkan bahwa WERA, radar milik mereka mendapatkan jejak sinyal tsunami yang menyerang timur laut Jepang pada maret 2011. Hal ini diklaim merupakan yang pertama kalinya radar laut (HF radar) mendeteksi tsunami yang mendekat. Secara sederhana prinsip kerja HF Radar sama dengan Radar lainnya yaitu memancarkan dan menerima kembali pantulan dari benda atau objek yang ingin ukur. Untuk penggunaan HF Radar ini, secara teori bahwa sistem HF Radar ini dapat digunakan secara efektif untuk sistem peringatan dini tsunami dengan asumsi bahwa jarak antara garis tepi pantai dengan pinggir dasar laut (shelf edge sea) cukup panjang yaitu lebih dari 50 km (pantai yang landai), sehingga memberikan waktu yang cukup untuk peringatan dini. Sistem HF Radar merupakan alat yang sangat berguna untuk pengukuran gelombang dalam cakupan area yang besar dengan observasi realtime. Sistem HF Radar dapat mengukur ketinggian gelombang permukaan air laut dan juga arah serta kecepatan gelombang tersebut dan dapat menjangkau hingga 200km. Selain itu karena letak HF Radar ini di dekat pantai maka untuk pemeliharaan dan operasionalnya relatif lebih mudah dan murah jika dibandingkan dengan buoy. Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki Sistem HF Radar, akan tetapi sistem ini memiliki kelemahan. Sistem HF Radar memiliki kekurangan dalam metode untuk memeriksa tingkat akurasinya. Maka dari itu, untuk menghasilkan data yang lebih baik diperlukan penelitian yang lebih lanjut lagi sehingga HF Radar ini dapat digunakan untuk membantu dalam sistem peringatan dini tsunami di Indonesia. Sehingga reabilitas dari Sistem HF Radar dapat ditingkatkan. ARTIKEL PILIHAN Kolaborasi dengan Kearifan Lokal Oleh Astri Widya Syah Putri (Klimatologi Semester IV) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia sebagai negara yang mempunyai kebudayaan beraneka ragam dan dikenal sebagai negara agraris tentulah mempunyai banyak warisan tentang kearifan yang diturunkan oleh nenek moyang kita. Seiring berjalannya era globalisasi, kearifan yang diwariskan kepada kita baik itu berupa norma dan moral, ataupun budaya yang sudah melekat dalam lingkungan kehidupan kini kian lama kian menghilang. Tak ubah pandangan para leluhur kita yang dahulu dapat menebak iklim melalui tanda-tanda yang diberikan oleh alam merupakan suatu kearifan lokal yang sangat berguna untuk kelangsungan kehidupan. Seperti sistem pranata mangsa yang diterapkan di Jawa, warige yang diterapkan di Lombok, keuneunong yang diterapkan di Aceh, dan palontara yang diterapkan di Sulawesi Selatan Penemuan para leluhur petani kita tergolong penemuan yang cukup cerdas. Mengapa tidak? Uraian mengenai Pranata Mangsa yang berarti pedoman musim penanggalan yang dikaitkan dengan kegiatan usaha pertanian, khususnya untuk kepentingan bercocok tanam atau penangkapan ikan yang berbasis peredaran matahari dan siklusnya (setahun) berumur 365 hari (atau 366 hari) serta memuat berbagai aspek fenologi, kejadian-kejadian alam yaitu seperti musim penghujan, kemarau, musim berbunga, dan letak bintang di jagat raya, serta pengaruh bulan purnama terhadap pasang surutnya air laut, akan tetapi perlu diketahui bahwa pola perhitungan dan data-data yang digunakan dalan penentuan penanggalan tersebut masih bersifat tradisional yang dimanfaatkan sebagai pedoman dalam kegiatan usaha pertanian di Jawa pernah mengalami kemajuan pesat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani dan nelayan dizaman era sebelum industrialisasi. Pranata mangsa, warige, keuneunong, dan palontara memberikan suatu pemahaman kepada kita semua bahwa alam bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti, bukan pula seorang musuh yang harus kita lawan, bukan juga menjadi suatu santapan lezat yang bisa habiskan kekayaannya. Alam tak lain adalah sahabat kita. Selayaknya sahabat yang harus saling mengerti, memahami dan menjaga. Alam sedih kita pun ikut bersedih, dan ketika alam senang kita pun ikut berbahagia pula. Letak geografis Indonesia yang tropis dan dihimpit oleh dua samudera dan dua benua menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang rentan terhadap perubahan iklim serta menjadi pusat kendali sistem iklim dunia. Iklim yang dinamis ditambah era globalisasi, industri sekarang ini dimana kebutuhan terhadap konsumsi dan energi serta perkembangan teknologi yang membutuhkan energi, terutama dari sumber energi bahan bakar fosil yang sangat besar dan penumpukan limbah industri yang sedemikian besar pula di alam membuat pola pikir untuk bersahabat dengan alam kian lama kian luntur, keserakahan akan kebutuhan gaya hidup modern membuat kita lupa bahwa kelangsungan hidup kita sangat bergantung pada alam. Pergeseran musim yang terjadi merupakan rangkaian proses kompleks dari unsur-unsur cuaca dan iklim. Masing-masing unsur tersebut memiliki proses yang berbeda-beda sehingga saling men- buletin STMKG 35 EDISI 03 / 2015 ARTIKEL PILIHAN asi selanjutnya tanpa mengesampingkan fakta yang terjadi bahwa iklim telah berubah, tidak lagi seperti dahulu yang sangat bersahabat. Kini kita harus beradaptasi dengan iklim dan mengenal iklim lebih dekat dan informasi perubahan iklim sangat dibutuhkan. Masyarakat petani sangat membutuhkan peran pemerintah dalam permasalahan ini dan juga merupakan tantangan tersendiri untuk pemerintah. Seperti yang tertuang dalam INPRES NO.5 TAHUN 2011 “Pengamanan Produksi Beras Nasional Dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim”. Sedangkan masalah yang dihadapi adalah pemahaman petani terhadap informasi dorong terjadinya pergeseran musim hujan dan mu- iklim belum memadai. Ini juga tantangan bagaimana sim kemarau. Terjadinya fenomena perubahan iklim pemerintah dapat memberi pemahaman bahwa mudi Indonesia dapat diamati dari terjadinya perubahan sim tanam dan musim panen tidak akan akurat jika harata-rata curah hujan jangka panjang di wilayah terse- nya menggunakan pemahaman tentang pedoman mubut. Perubahan musim yang terjadi tidak normal san- sim yang diwariskan oleh leluhur yang bersifat statis, gat terasa bagi petani di Indonesia. sedangkan iklim berjalan secara dinamis. Kearifan kuno petani padi mengenai pedoman musim Oleh karena itu diperlukan pengembangan dan imtanam dikacaukan oleh pergeseran musim menjadi plementasi strategi adaptasi sektor pertanian terhbahaya utama yang akan mengancam sektor pertani- adap perubahan iklim sehingga dapat meminimalian. Sebab semakin singkat atau semakin panjangnya sir dampak perubahan iklim pada produktivitas dan sebuah musim pasti diikuti pula oleh pergeseran pola ketahanan pangan Indonesia, khususnya untuk tanatanam, yang berakibat gagal panen. man padi. ICWG-CC pada tahun 2002 menyatakan bahwa produk- Mengatasi hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimativitas pertanian di Asia diprediksikan menurun sebe- tologi, dan Geofisika (BMKG) yang memegang peranan sar 20%, semakin bertambahnya frekuensi dan inten- penting dalam urusan menganalisa dan memprediksi sitas kejadian cuaca ekstrim menjadi penyebab utama iklim di indonesia membuat terobosan melaui Sekolah menurunnya produktivitas pertanian. Negara-negara Lapang Iklim. Sekolah Lapang Iklim adalah aksi nyata berkembang seperti Indonesia yang memiliki popula- BMKG dalam menghadapi permasalahan ini. Sekolah si penduduk miskin cukup besar paling rentan terkena tersebut diberikan kepada para penyuluh pertanian dampak perubahan iklim tersebut. Telah diperkirakan dengan bahasa yang mudah dipahami kemudian penbahwa adanya 30 hari keterlambatan datangnya mu- yuluh tersebut menginformasikan kepada para petani sim hujan akan mengurangi produksi beras sebesar mengenai perubahan cuaca dan pengaruhnya terha580.000 metrik ton di Jawa Barat dan Jawa Tengah ser- dap pertanian. ta 540.000 metrik ton di Jawa Timur dan Bali. Sekolah lapang iklim akan memberikan informasi yang Contoh kecil, seperti tercatat dalam data Dinas Per- memadai kepada petani terkait perubahan cuaca dan tanian Jawa Timur, lahan pertanian gagal panen atau dampaknya terhadap pertanian. Metode sekolah lapapuso dan kebanjiran mencapai 903 hektare. Kalkulasin- ngan iklim diberikan melalui proses transfer pengeya, padi yang gagal panen 533 ha. Akibat kekeringan tahuan antara pembimbing sebagai nara sumber dan dan 370 ha, dan akibat terendam air sehingga potensi- masyarakat sebagai peserta didik dilakukan dalam al tanaman rusak di atas 75%. Dari lahan gagal panen, kondisi yang sangat alami, santai dan melalui pendekapotensi produksi gabah yang hilang akibat kekeringan tan personal. Pelatihan kepada penyuluh yang nantin3.198 ton dan yang hilang akibat kebanjiran 2.220 ton. ya penyuluh dapat memberikan penerapan ilmu kepaKearifan lokal merupakan suatu kekayaan yang per- da para petani. lu dilestarikan dan diwariskan pada generasi - gener Tujuan Sekolah lapang iklim sendiri adalah mengatasi STMKG 36 buletin EDISI 03 / 2015 persoalan-persoalan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan serta untuk meningkatkan pemahaman para trainer terhadap informasi iklim, agar petani mengetahui kapan sebaiknya mulai melakukan penanaman padi agar pasokan air tetap tersedia dan mampu beradaptasi dengan iklim serta memotivasi para penyuluh agar mampu menterjemahkan mendesiminasikan informasi iklim kepada para petani Indonesia akan diberi Program ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2011. Sekolah lapangan tersebut dikembangkan di beberapa provinsi yang selama ini dikenal sebagai sentra-sentra produksi pangan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk melaksanakan program tersebut. Salah satunya dengan membentuk kalender tanam (katam) yang berguna untuk diterapkan kepata petani agar mengetahui tanaman apa saja yang cocok ditanam pada musim-musim tertentu. Sekolah lapang tanam dinilai cukup sukses karena dapat meningkatkan hasil pertanian dengan prosentase yang cukup signifikan. Dengan adanya sekolah lapang iklim, penyuluh juga diajarkan bagaimana para petani dapat membuat prakiraan musim sendiri melalui data curah hujan dengan menggunakan alat pengukur curah hujan yang diberikan oleh BMKG melalui kerja sama dengan dinas pertanian daerah dan disebar disetiap pos curah hujan dibeberapa tempat kabupaten ataupun kecamatan daerah. Tidak hanya itu, BMKG juga selalu menyiapkan informasi iklim dalam skala lokal yang kemudian menterjemahkan informasi kedalam bentuk dampak, adaptasi dan antisipasi melalui produk rutin kepada instasi pemerintahan seperti kementrian, bulog, pemda, dinas pertanian, perkebunan, maupun publik guna dipelajari. Produk yang dikeluarkan berupa prakiraan musim hujan dan musim kemarau tiap tiga bulan sekali, prakiraan hujan bulanan, prakiraan potensi banjir, ketersedian air tanah, dan tingkat kekeringan dan kebasahan. Sekolah lapang iklim sendiri telah sukses dilaksanakan di-18 provinsi sentra pangan sejak tahun 2010. Kemudian 2011 sukses di-11 provinsi, 2013 di-25 provinsi. Inovasi Sekolah Lapang Iklim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menjadi salah satu dari Empat Top Inovasi Pelayan Publik 2014 mewakili Indonesia dalam pameran inovasi pelayanan publik Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi (Kem PAN-RB) di acara Asean– Republic of Korea Exhibition on Public Governance. Upaya memberdayakan petani dan penyuluh melalui ARTIKEL PILIHAN sekolah lapang iklim tersebut diharapkan pengetahuan petani dapat ditingkatkan dan dipahami dalam mengantisipasi iklim ekstrim dan adaptasi terhadap perubahan cuaca dan iklim dengan pendampingan pemandu dari BMKG dan pertanian, tanpa meninggalkan pedoman musim warisan para leluhur. Kolaborasi inilah yang akan mengoptimalkan ketahanan sekaligus mendorong peningkatan produksi, menuju terwujudnya swasembada pangan di Tanah Air. doman musim yang diwariskan oleh leluhur yang bersifat statis, sedangkan iklim berjalan secara dinamis. Oleh karena itu diperlukan pengembangan dan implementasi strategi adaptasi sektor pertanian terhadap perubahan iklim sehingga dapat meminimalisir dampak perubahan iklim pada produktivitas dan ketahanan pangan Indonesia, khususnya untuk tanaman padi. Mengatasi hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memegang peranan penting dalam urusan menganalisa dan memprediksi iklim di indonesia membuat terobosan melaui Sekolah Lapang Iklim. Sekolah Lapang Iklim adalah aksi nyata BMKG dalam menghadapi permasalahan ini. Sekolah tersebut diberikan kepada para penyuluh pertanian dengan bahasa yang mudah dipahami kemudian penyuluh tersebut menginformasikan kepada para petani mengenai perubahan cuaca dan pengaruhnya terhadap pertanian. Sekolah lapang iklim akan memberikan informasi yang memadai kepada petani terkait perubahan cuaca dan dampaknya terhadap pertanian. Metode sekolah lapangan iklim diberikan melalui proses transfer pengetahuan antara pembimbing sebagai nara sumber dan masyarakat sebagai peserta didik dilakukan dalam kondisi yang sangat alami, santai dan melalui pendekatan personal. Pelatihan kepada penyuluh yang nantinya penyuluh dapat memberikan penerapan ilmu kepada para petani. Tujuan Sekolah lapang iklim sendiri adalah mengatasi persoalan-persoalan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan serta untuk meningkatkan pemahaman para trainer terhadap informasi iklim, agar petani mengetahui kapan sebaiknya mulai melakukan penanaman padi agar pasokan air tetap tersedia dan mampu beradaptasi dengan iklim serta memotivasi para penyuluh agar mampu menterjemahkan mendesiminasikan informasi iklim kepada para petani Indonesia akan diberi Program ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2011. Sekolah lapangan tersebut dikembangkan di beberapa buletin STMKG 37 EDISI 03 / 2015 ARTIKEL PILIHAN provinsi yang selama ini dikenal sebagai sentra-sentra produksi pangan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk melaksanakan program tersebut. Salah satunya dengan membentuk kalender tanam (katam) yang berguna untuk diterapkan kepata petani agar mengetahui tanaman apa saja yang cocok ditanam pada musim-musim tertentu. Sekolah lapang tanam dinilai cukup sukses karena dapat meningkatkan hasil pertanian dengan prosentase yang cukup signifikan. Dengan adanya sekolah lapang iklim, penyuluh juga diajarkan bagaimana para petani dapat membuat prakiraan musim sendiri melalui data curah hujan dengan menggunakan alat pengukur curah hujan yang diberikan oleh BMKG melalui kerja sama dengan dinas pertanian daerah dan disebar disetiap pos curah hujan dibeberapa tempat kabupaten ataupun kecamatan daerah. Tidak hanya itu, BMKG juga selalu menyiapkan informasi iklim dalam skala lokal yang kemudian menterjemahkan informasi kedalam bentuk dampak, adaptasi dan antisipasi melalui produk rutin kepada instasi pemerintahan seperti kementrian, bulog, pemda, dinaspertanian, perkebunan, maupun publik guna dipela jari. Produk yang dikeluarkan berupa prakiraan musim hujan dan musim kemarau tiap tiga bulan sekali, prakiraan hujan bulanan, prakiraan potensi banjir, ketersedian air tanah, dan tingkat kekeringan dan kebasahan. Sekolah lapang iklim sendiri telah sukses dilaksanakan di-18 provinsi sentra pangan sejak tahun 2010. Kemudian 2011 sukses di-11 provinsi, 2013 di-25 provinsi. Inovasi Sekolah Lapang Iklim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menjadi salah satu dari Empat Top Inovasi Pelayan Publik 2014 mewakili Indonesia dalam pameran inovasi pelayanan publik Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi (Kem PAN-RB) di acara Asean– Republic of Korea Exhibition on Public Governance. Upaya memberdayakan petani dan penyuluh melalui sekolah lapang iklim tersebut diharapkan pengetahuan petani dapat ditingkatkan dan dipahami dalam mengantisipasi iklim ekstrim dan adaptasi terhadap perubahan cuaca dan iklim dengan pendampingan pemandu dari BMKG dan pertanian, tanpa meninggalkan pedoman musim warisan para leluhur. Kolaborasi inilah yang akan mengoptimalkan ketahanan sekaligus mendorong peningkatan produksi, menuju terwujudnya swasembada pangan di Tanah Air. BMKG Tanggap Tuntutan Publik Terhadap Pentingnya Informasi Cuaca Dini Oleh Muclishin Pramono Guntur Waseso (Meteorologi Semester VIII) Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Berkembangnya ilmu dan teknologi yang semakin pesat, BMKG memiliki peran andil dalam pelayanan informasi cuaca dari cara tradisional menjadi cara modern seperti pelayanan melalui Faximile menjadi halaman web berbasis internet. Pasalnya masyarakat kini semakin kritis dalam memahami arti pentingnya informasi cuaca untuk berbagai macam aktiftas. Contohnya saja, masyarakat mulai paham akan bahaya awan Cumulonimbus di bidang penerbangan seperti insiden pesawat AirAsia QZ8501. Tuntutan ketersediaan informasi yang akurat dan cepat kepada masyarakat secara realtime, kini sebagai tantangan tersendiri bagi BMKG yang notabene menjadi satu – satunya institusi pemerintah penyedia layanan informasi cuaca. Menurut Bapak Syamsul Huda, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan dan Maritim, menyatakan bahwa informasi cuaca yang diberikan oleh BMKG harus memenuhi syarat yakni informasi yang STMKG 38 buletin EDISI 03 / 2015 terkini (up to date), isi informasi mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat umum serta informasi yang akurat baik lokasi maupun waktu kejadiannya. Mengingat informasi dituntut secara cepat, tepat sasaran, dan akurat, BMKG dapat mengoptimalkan potensi perkembangan model cuaca yang ada seperti Citra Satelit, Citra Radar Cuaca bahkan model lainnya yang dapat menggantikan peran dari remote sensing. Dengan permodelan cuaca yang ada, sebenarnya sudah dapat menggambarkan kondisi cuaca yang terjadi hingga memprediksi kedepannya, seperti menurut Bapak Ahmad Zakir, dkk, dalam bukunya yang ditulis pada tahun 2009 dengan judul “Perspektif Operasional Cuaca Tropis”, salah satu remote sensing yakni radar cuaca dapat menggambarkan kondisi cuaca secara realtime dengan resolusi mencapai 300 meter. Beberapa Stasiun Meteorologi yang berada didaerah – daerah, sudah memiliki fasilitas yang memadai ARTIKEL PILIHAN untuk memberikan informasi perkembangan cuaca baik se-provinsi hingga se-kabupaten. Contohnya saja di Stasiun Meteorologi Selaparang BIL Lombok, yang telah memodifikasi layanan informasi cuaca bagi masyarakat dengan memanfaatkan tampilan produk citra radar yang ada untuk beberapa kejadian cuaca ekstrim. Pada tanggal 15 April 2015 pukul 15.00 WITA, telah terjadi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang di beberapa wilayah di Lombok Barat hingga memaparkan kondisi cuaca kedepannya (gambar 1). Stasiun Geofisika juga ikut peran andil dalam memodifikasi output layanan informasi, salah satunya Stasiun Geofisika Sanglah yang melayani informasi sebaran sambaran petir yang sangat berguna untuk melihat potensi sebaran sambaran petir yang terjadi yang dapat mengganggu aktifitas manusia (gambar 3). Gambar 1. Penampang Citra Radar Lombok Pada Tanggal 15 April 2015 (Stasiun Meteorologi Klas II Selaparang BIL Lombok, 2015) (Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar, 2015) Gambar 3. Peta Sebaran Sambaran Petir di Bali Dengan output citra radar cuaca ataupun dengan menggunakan model lainnya, dapat digunakan secara optimal di semua Stasiun Meteorologi yang berada di daerah – daerah. Tidak hanya Stasiun Meteorologi saja yang telah memodifikasi layanan informasi cuaca, contohnya saja Stasiun Klimatologi Kediri – NTB yang memaparkan layanan informasi iklim yang sangat berguna khususnya di bidang pertanian, dimana berisikan informasi distribusi curah hujan yang terjadi di bulan Februari tahun 2015 (gambar 2). Layanan informasi di bidang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika perlu ditambahkan dengan adanya inovasi dan kreasi dengan menggunakan tampilan yang menarik, bahasa yang mudah dimengerti dan tentunya mudah diakses oleh instansi lainnya dan masyarakat umum sehingga BMKG dapat memenuhi tuntutan publik secara realtime akan perkembangan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang terjadi dan berguna untuk meminimalisir adanya kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta akibat terjadinya cuaca ekstrim. Gambar 2. Peta Distribusi Curah Hujan Bulan Februari 2015 di Nusa Tenggara Barat (Stasiun Klimatologi Klas I Kediri – NTB, 2015) buletin STMKG 39 EDISI 03 / 2015 PROFIL Profil Komandan Resimen Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Gunung kidul, 12 Januari 1993 menjadi saksi bisu lahirnya seorang ‘bocah laki-laki’ yang ternyata ‘garis tangan-nya’ sudah ditakdirkan untuk menjadi orang yang berkedudukan strategis dalam ketarunaan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jakarta saat ini. Adalah ia Chahya Putra Nugraha yang terlahir dengan latar belakang keluarga yang sudah lama berkecimpung dalam bidang keguruan. Hal tersebut menuntut dirinya untuk mengikuti jejak orangtua dan mengabdi sebagai tenaga pengajar. Namun ia memiliki pemikiran yang berbeda. Istilah dalam pribahasa lama bahwasanya ranting selalu bercabang, ia memiliki cita-cita yang berbeda dan niat untuk mengembangkan sayap dalam bidang lain. Tentangan dari pihak keluarga pada awalnya justru menjadi bahan bakar semangat tersendiri untuk membuktikan bahwa hal tersebut adalah tidak tepat. Hal tersebut yang menjadi pendorong baginya untuk mewujudkan mimpinya menjadi orang yang sukses. AMG menjadi pilihan yang sudah ditaksir dan menjadi batu loncat dalam menitih karir sekaligus kuliah. STMKG 40 buletin EDISI 03 / 2015 Dalam perjalanannya untuk mencapai hal tersebut, tentunya membutuhkan usaha yang tidak sedikit. Bersama teman satu sekolahan, ia menuju kota Yogyakarta dengan harapan untuk mengubah mindset dari keluarga yang meyakini bahwa hanya dengan menjadi guru, kesuksesan dapat diraih. Setelah mengetahui bahwa anak dari pasangan Nuryanto dan Winasis berhasil lolos dan dilantik sebagai seorang pegawai walaupun masih dalam masa kuliah, menjadikan ia berhasil mendulang perhatian kedua orangtuanya dengan pengharapan baru bahwa buah hati mereka mampu menjadi orang yang mandiri diluar bidang keguruan. Selama satu tahun ia menempuh jenjang pendidikan di tingkat 1 sebagai taruna AMG Jakarta dan ditugaskan kedaerah untuk melakukan praktek kerja lapangan. Tentunya hal tersebut menjadi pengalaman baru dan lingkungan yang baru pula. Dengan kemampuan adaptasi yang baik, ia mampu menerobos situasi dan mampu menjadi orang kepercayaan dari pimpinan. Hal tersebut berawal ketika diberikan tugas untuk membuat bahan presentasi. Dengan hasil yang memuaskan, ia mampu mengambil hati pimpinan dan tentunya menjadi batu loncatan bagi karir yang baru ditapakinya. Setelah menempuh masa PKL selama beberapa bulan di Stasiun Meteorologi klas 1 Serang, ia dipanggil kembali untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang D4. Pria yang dalam keseharian selalu membopong “kur merah hitam” yang terbalut dalam pakaian kedinasan ini, merupakan orang yang menduduki jabatan yang terbilang strategis dalam hal ketarunaan. Tentunya hal tersebut tidak diraih dengan mudah dan memerlukan proses. Berbagai posisi strategis pernah didudukinya selama berkarya di STMKG, salah satunya adalah dengan menggaet jabatan sebagai Komandan Kompi B. Ia menuturkan bahwasanya hanya dengan 1 modal sederhana untuk menjadi orang yang sukses di dunia kerja, yaitu “kerjakan bagian kita dengan sebaik mungkin” kini telah menjadikannya sebagai Komandan Korps PROFIL Resimen STMKG tahun 2015 yang pertama setelah terjadi perubahan status sekolah dari Akademi menjadi Sekolah tinggi. Dibalik bebagai kesibukan dalam menjalani kegiatan kuliah, pria ini memiliki hobi yang cukup menantang yaitu bertualang. Berbagai puncak yang cukup terkenal pernah ditapakinya seperti Gunung Papandayan dan Gunung Gede dalam waktu dekat pada acara pendakian massal. Selain hobi mendaki, ia memiliki kegemaran tersendiri mendengar musik, membaca dan bermain game. Di akhir sesi wawancara, ia menuturkan pengaharapan serta doa bagi kampus kita tercinta STMKG untuk menjadi lebih baik lagi untuk waktu yang akan datang dan bercita-cita untuk dapat memberikan kontribusi yang baik bagi BMKG agar mampu melayani masyarakat dengan setulus hati. buletin STMKG 41 EDISI 03 / 2015 GALERI Juara 1 Lomba Fotografi IPTEK EXPO 2015 Meteorologi VI E Juara 2 Lomba Fotografi IPTEK EXPO 2015 Geofisika VIII STMKG 42 buletin EDISI 03 / 2015 GALERI Anggota IPTEK dan Junalistik STMKG buletin STMKG 43 EDISI 03 / 2015