Uploaded by Abc Xyz

BULETIN-STMKG-EDISI-3

advertisement
BULETIN STMKG
ISSN 2355-7214
Edisi Ketiga
September 2015
MEDIA KOMUNIKASI DAN DOKUMENTASI
SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
Diterbitkan oleh
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Jl. Perhubungan I No. 5 Komplek Meteo DEPHUB,Bintaro, Pondok Betung,
Tangerang Selatan - 15221, Telp: 021-73691623 Fax: 021-73692676
Dari Redaksi
Diterbitkan oleh
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG)
Jl. Perhubungan I No. 5 Komplek Meteo DEPHUB,
Bintaro, Pondok Betung,
Tangerang Selatan – 15221, Telp: 021-73691623 Fax: 021-73692676
E-mail: buletinstmkg@gmail.com
PELINDUNG
Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si
(Ketua Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)
PENANGGUNG JAWAB
Hendro Nugroho, ST.M.Si
PENGARAH
Drs. Suyatim, M.Si
Drs. Soetamto, M.Si
Drs. Ibnu Purwana, M.Sc
Drs. Agus Tri Sutanto, MT.
PIMPINAN REDAKSI
Dr. Paulus Agus Winarso
REDAKSI PELAKSANA
Nardi, ST, M.Kom
REDAKTUR
Anak Agung Istri Dwilyantari
Aly Ilyas
Andika Fauziah Hapsari
Anistia Malinda Hidayat
Audia Azizah Azani
Bobby Satria
Deffi Munadiyat Putri
Hanifa Nur Rahmadini
I Made Kurniawan Putra
Laiza Arazak
Presly Panusunan Simanjuntak
Reza Tisa Adi Pratama
FOTOGRAFER
Bimo Satria Nugroho
Sterly Juren Noverino Mustamu
ARTISTIK & LAYOUT
Cakra Mahasurya Atmojo P.
PUBLIKASI & PERCETAKAN
M. Fakhrul Islam Masruri
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas perkenan-Nya, “Buletin STMKG” Edisi III dapat diterbitkan. Sudah sejak lama kita mengangan-angankan
terbitnya sebuah media komunikasi dan dokumentasi,
utamanya bagi para taruna, dosen, dan pegawai Sekolah
Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG),
Jakarta. Kehadiran “Buletin STMKG” ini diharapkan dapat
menjadi salah satu sarana untuk mempercepat tercapainya Visi dan Misi STMKG.
Seiring akan berubahnya status Akademi Meteorologi
dan Geofisika (AMG) menjadi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), maka perlu diikuti
dengan perubahan yang cepat ke arah yang lebih maju.
Pendidikan tidak hanya berbicara tentang lulusan. Dalam
konteks perguruan tinggi, pendidikan juga bermakna sebuah proses yang memberi penekanan pada bagaimana
seorang taruna dapat memperoleh bekal ketrampilan
yang memadai untuk mengarungi kehidupan ini secara
mandiri. Kita harus membantu para taruna agar mampu berpikir kritis, membangun argumentasi yang tepat
dan mampu mengkomunikasikannya secara efektif. Atas
dasar pandangan tersebut, maka diperlukan upaya dan
sarana untuk dapat mengasah dan melatih kemampuan
intelektual taruna, khususnya dalam hal tulis menulis
dan jurnalistik.
Untuk itulah “Buletin STMKG” hadir dengan harapan
dapat dijadikan sarana belajar menulis, menjadi jembatan komunikasi dan informasi sesama anggota civitas
akademik STMKG. Buletin ini membutuhkan partisipasi
aktif para taruna, dosen, dan pegawai, untuk menyampaikan informasi, baik berupa tulisan, gambar, atau foto
guna menambah pengetahuan, motivasi, yang akhirnya
dapat meningkatkan kinarja seluruh civitas akademik STMKG.
Selamat membaca buletin edisi ketiga ini, redaksi mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun
untuk meningkatkan kualitas “Buletin STMKG”. Semoga
dengan kehadiran “Buletin STMKG” dapat lebih mensinergikan seluruh potensi yang ada di STMKG.
Redaksi
DAFTAR ISI
4
15
Berita Utama
Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-65
Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-65 tahun 2015 oleh World Meteorology Organization (WMO), Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG), dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG)
22
31
Artikel Pilihan
Mengenal Megathrust Mentawai
Indonesia berada pada zona pertemuan lempeng, salah satunya ada pertemuan lempeng
yang disebut megathrust mentawai, apakah itu?
Kaleidoskop
Profil
Kaleidoskop
STMKG bertabur Medali
Pada Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan
(OPTK) yang diadakan oleh Fowum Mahsaiswa
Kedinasan Indonesia (FMKI), STMKG mendapatkan medali juara dalam beberapa cabang olahraga
8
40
Profil
Profil Komandan Resimen STMKG
Perubahan bentuk ketarunaan STMKG dari batalyon menjadi resimen menjadikan adanya pemimpin baru yaitu, komandan resimen. Mari kita
kenal lebih dekat komandan resimen STMKG
Artikel Pilihan
Galeri
22
42
BERITA UTAMA
Peringatan
Hari Meteorologi Dunia ke-65
Tahun 2015
Climate Knowledge for Climate Action
(World Meteorological Organization, 2015)
Kondisi iklim ekstrim yang terjadi dimana-dimana,
membuat WMO memutuskan membuat tema untuk
tahun ini, “Climate Knowledge for Climate Action”.
Dengan tema tersebut, berarti telah memberi kesempatan untuk mengambil berbagai pengetahuan iklim
yang dibangun dalam sepuluh tahun terakhir sebagai
dasar penting untuk mendukung jalan menuju aksi untuk mengatasi perubahan dan variabilitas iklim.
Untuk merealisasikan program yang dibuat setiap tahun, konvensi mendirikan Organisasi Meteorologi dan
Klimatologi di setiap negara menjadi penting. Setiap
negara berhak ambil alih dalam setiap aksi nyata serta
realisasi sederhana untuk keselamatan bumi ini. Kontribusi pelayanan Meteorologi dan Hidrologi Nasional
untuk keselamatan serta kesejahteraan masyarakat
adalah suatu hal yang krusial.
STMKG
4 buletin
EDISI 03 / 2015
WMO memiliki misi mendasar untuk mendukung negara-negara di dunia dalam memberikan pelayanan meteorologi dan hidrologi guna melindungi kehidupan
dari bencana alam yang terkait dengan cuaca, iklim dan
air. Tidak hanya sebatas peringatan dini serta penanggulangan cuaca, WMO juga turut andil dalam menjaga lingkungan serta memberikan kontribusi terhadap
pembangunan berkelanjutan. Hal ini tidak bisa terjadi
tanpa pengamatan yang diperlukan, penelitian dan operasi yang mengembangkan pemahaman serta pengetahuan tentang cuaca dan iklim.
Saat ini, individu, masyarakat, pembuat kebijakan, pemerintah, dan organisasi terkait perlu informasi mengenai Climate Knowledge untuk melaksanakan Climate
Action. Pengamatan parameter cuaca dan iklim merupakan titik awal yang penting untuk Climate Knowledge. Data tersebut dikumpulkan oleh jaringan darat,
laut, pesawat dan pengamatan satelit layanan meteorologi nasional yang kemudian berpusat di WMO global
Sistem Observing.
Cuaca dan iklim pengamatan saat ini dimasukkan ke
dalam model komputer yang mensimulasikan sistem
iklim global. Layanan cuaca nasional di setiap negara
dan organisasi lainnya telah memiliki komputer super
dengan kapasitas untuk menjalankan model ini dan
menghasilkan prediksi iklim global berkesinambungan.
WMO Pusat berharap, dengan adanya dukungan dari
berbagai teknologi, setiap negara mampu membuat
Long Range Forecasts, guna menghasilkan prediksi
iklim jangka pendek musiman serta prediksi iklim jangka panjang setiap bulan atau triwulan, kumpulan data
tersebut kemudian didiskusikan untuk membahas tren
dan output isu seperti perkiraan musiman, prediksi
wabah iklim berbasis malaria dan iklim skenario untuk
penilaian dampak. Masa depan yang setiap insan inginkan, dating dari seluruh penjuru dunia. Panggilan
untuk Aksi Iklim datang bahkan dari Pulau-Pulau Kecil, meminta dukungan menyelenggarakan pertemuan
Negara di Samoa, ratusan ribu demonstran
Pemahaman Iklim untuk tanggap Potensi Bencana
(BMKG, 2015)
BERITA UTAMA
yang berpartisipasi dalam 2.646 aksi unjuk rasa di 162
negara, dua hari sebelum KTT Iklim PBB. Konvensi
Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC)
bertujuan untuk mencapai kesepakatan universal baru
pada iklim. Its Green Climate Fund (GCF) akan mendukung proyek-proyek, program, kebijakan dan kegiatan lainnya di negara-negara terhadap adaptasi dan
mitigasi berkembang untuk melawan perubahan iklim.
WMO bahkan menyambut hangat untuk siapa saja
yang mengirim dan mempromosikan brosur, foto, video, dan bahan lain seperti serta kliping pers yang relevan, dalam rangka menyambut Hari Meteorologi Dunia
ke 65. WMO juga membuka kesempatan bagi individu
terlibat secara sederhana, dengan menggunakan Twitter hashtag #WorldMetDay dan mengundang untuk
mengunjungi halaman Facebook WMO, dengan hal
yang sederhana seperti setiap keinginan, harapan, informasi, dan suaramu tentang bumi ini akan didengar.
Gaungkan suaramu, tunjukkan aksimu!
pengabdian 30 tahun, 20 tahun dan 10 tahun diberi kan
kepada Ida Haryani, Ariffudin dan Mahmud Yusuf.
Perubahan iklim yang tidak menentu terjadi dimana-mana, hal ini merupakan pemicu potensi bencana.
Dengan demikian, di Hari Meteorologi Dunia ke 65
ini, BMKG mengambil tema “Pemahaman Iklim untuk
Tanggap Potensi Bencana”. Perubahan ekstrim membuat tertujunya mata dunia terhadap isu dampak perubahan iklim. Seluruh insan-insan Meteorologi dan
Klimatologi Indonesia yang terlibat telah mengerahkan
seluruh kemampuan demi mewujudkan BMKG handal dan terpercaya dalam pelayanan masyararakat.
Pada kesempatan ini lah, penyematan penghargaan Kegiatan upacara peringatan HMD ini serempak dilakSatyalancana Karya Satya oleh Kepala BMKG atas sanakan di Kantor Pusat BMKG, Kantor Balai Besar
buletin STMKG 5
EDISI 03 / 2015
BERITA UTAMA
Wilayah I-V, serta UPT yang tersebar di seluruh Indonesia. Deputi Bidang Klimatologi Dr. Widada Sulistya, DEA
berkesempatan menjadi Pembina Upacara di Kantor
Balai I Medan. Setelah memimpin kegiatan upacara,
Dr. Widada memberikan hadiah-hadiah bagi para pemenang lomba dalam rangka peringatan HMD ke 65
kepada para juara perlombaan yang diselenggarakan
Kantor Balai Besar MKG Medan, seperti cerdas cermat
bagi siswa SMA. Di kantor ini pula menyelenggarakan
aksi donor darah yang diikuti oleh seluruh pegawai.
Di BMKG pusat, rangkaian peringatan hari HMD 65
diselenggarakan secara meriah. 3 rangkaian acara diselenggarakan di hari yang berbeda. Tepat pada
tanggal 23 Maret 2015 BMKG telah menyelenggarakan
upacara peringatan HMD. Di hari yang sama, BMKG pusat mengundang motivator Ellies Sutrisna. Sekitar 350
peserta hadir untuk mengikuti seminar yang bertemakan strategi mencapai kebebasan finansial di Aditorium BMKG Pusat. Hadir pada kesempatan itu, Kepala
BMKG Dr. Andi Eka Sakya beserta pejabat danStaf di
lingkungan BMKG, pengurus KORPRI dan Darma Wanita BMKG, serta Taruna- Taruni dari Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG).
Untuk meraih kebebasan finansial, Ellies memberikan beberapa strategi seperti perencanaan yang baik
dan melakukan usaha sesuai dengan rencana. Mulailah dari yang kecil dan sederhana. Jatuh bangun
dalam usaha itu biasa. Aturlah waktu dengan sebaik
mungkin.Carilah teman yang berfikir positif dan bacalah buku-buku yang tepat. Kemeriahan Hari Meteorologi Dunia tidak hanya ada terjadi di BMKG tetapi
juga di instansi pendidikan di bawah BMKG. Seminar
bidang meteorologi dan klimatologi diselenggarakan secara luar biasa yang bertempat di ruang rapat
STMKG dibuka oleh Deputi Bidang Klimatologi BMKG
Dr. Widada Sulistya, DEA. Sebagai pembicara Prof. Dr.
Fredolin Tangang dari The National University of Malaysia dengan membawakan materi dengan judul “The
STMKG
6 buletin
EDISI 03 / 2015
roles of Madden-Julian Oscilation and cold surges on
the Extreme Precipitation Event over the East Coast of
Penisular Malaysia at the end of December 2014” serta Prof. Dr. Edvin Aldrian Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan BMKG dengan materi “Pemahaman
Iklim untuk tanggap potensi bencana Banjir”. Peserta
Seminar adalah Dosen, Taruna dan civitas akademik STMKG serta undangan dari UPT BMKG.
Seminar sehari ini dihadiri oleh para pakar di bidang
iklim dari akademisi serta instansi-instansi yang
menangani masalah kebakaran hutan baik di Indonesia
maupun di ASEAN serta kader kader muda BMKG, taruna serta taruni STMKG. Diharapkan dari adanya pertemuan para pakar ini ditemukan sebuah inovasi untuk
bisa mengurangi kebakaran hutan yang selalu berulang
setiap tahunnya, dan peran BMKG serta kader muda
BMKG nantinya juga tidak hanya pada sampai level
informasi saja, tetapi juga bisa meningkatkan teknologi dan pengetahuannya untuk mencegah kebakaran
hutan tersebut. Jaya BMKG, jaya Indonesia!
Improving Weather and Climate Knowledge for
Future Action (STMKG, 2015)
Dalam rangka memperingati Hari Meteorologi Dunia
(HMD) ke-65, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika menyelenggarakan seminar bidang meteorologi dan klimatologi. Bertema “Climate Knowledge
for Climate Action”. Kegiatan ini merupakan kali kedua
dilaksanakan. Pada tahun 2015 ini, terdapat perbedaan
yakni adanya lomba paper poster bagi seluruh Taruna/i
STMKG. Kegiatan ini diikuti sangat antusias oleh seluruh
taruna, serta peser ta dari luar. Terbukti dengan banyaknya paper yang dikirim dari universitas luar, seperti
UGM, UI, serta IPB. Dengan memasyarakatnya meteorology dan klimatologi diharapkan dapat diaplikasikan
dengan baik. Seminar ini dibuka oleh Deputi Bidang
Klimatologi BMKG Dr. Widada Sulistya, DEA. Sebagai
pembicara Prof. Dr. Fredolin Tangang dari The National
University of Malaysia dengan membawakan materi “
The roles of Madden-Julian Oscilation and cold surges
on the Extreme Precipitation Event over the East Coast
of Penisular Malaysia at the end of December 2014”,
pembicara kedua Prof. Dr. Edvin Aldrian Kepala Pusat
Penelitian dan Pengembangan BMKG dengan materi
“Pemahaman Iklim untuk tanggap potensi bencana
Banjir”. Peserta Seminar adalah Dosen, Taruna dan civitas akademik STMKG serta undangan dari UPT BMKG.
Kedepannya, pembina berharap agar kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan lebih meriah sehingga dapat
mendorong secara aktif taruna/I untuk menulis, berkarya, dan berprestasi. Jaya STMKG!
KALEIDOSKOP
15 Januari 2015
Seminar Nasional Meteorologi untuk Penerbangan
Tragedi yang mengagetkan masyarakat luas mengenai
hilangnya pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8501 destinasi tujuan Bandar Udara Internasional Changi di Singapore asal keberangkatan dari
Bandar Udara Internasional Djuanda di Surabaya, Jawa
Timur tentu menjadi trending topik hangat di berbagai media. Penerbangan yang menggunakan pesawat
dengan type Airbus A320-200 hilang kontak dengan
menara kendali navigasi sekitar kurang lebih 1-2 jam
setelah lepas landas di sekitar wilayah Selat Karimata
pada pagi hari tanggal 28 Desember 2014.
Menyikapi hilangnya pesawat Air Asia dan nilai penting untuk dilakukannya kajian terkait hilangya pesawat
tersebut disekitar selat karimata. Bertepatan dengan
hari Kamis, tanggal 15 januari 2015 Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan
Seminar Nasional Meteorologi untuk Penerbangan
dengan tema “ Kajian Akademis Informasi Cuaca untuk
Keselamatan Penerbangan”. Seperti yang dilansir pada
website stmkg.ac.id, acara ini didampingi Ketua STMKG
Dr. Suko Prayitno Adi, M.Si, Deputi Bidang Klimatologi
BMKG DR. Widada Sulistya secara simbolik membuka
kegiatan seminar. Acara dihadiri civitas akademis STMKG, pegawai BMKG dan Taruna. Sebagai pembicara sesi
sains atmosfer yaitu : Dr. Paulus Agus Winarso (Dosen
STMKG), Dr. Deni Septiadi (Dosen STMKG), Prof. Edvin
(Kapuslitbang BMKG). Sedangkan pada sesi kebijakan dan Stake Holder sebagai narasumber yaitu: Drs.
Syamsul Huda, M.Si (Kapus.Meteorologi Penerbangan
dan Maritim BMKG), Drs. A. Juswanto (BMKG), Capt.
Shadrach M. Nababan (Asosiasi Pilot Garuda), Dr. Ir
Djoko Sardjadi (Dosen ITB). Kegiatan Seminar Nasional ini adalah bagian dari kegiatan Unit Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat yang dibantu oleh Sub Bidang
Teknologi Ketarunaan STMKG.
Dengan diadakannya kegiatan tersebut, diharapkan
untuk kedepan dapat memberikan kontribusi mengenai kebijakan regulasi terkait informasi cuaca penerbangan, Kejadian ini memberikan kita kesempatan
untuk dapat mengkaji dan mengevaluasi berbagai aspek khususnya dalam bidang meteorology dan sains
atmosfer mengenai apa yang terjadi di lokasi kejadian.
Hal ini seperti yang diutarakan oleh Deputi Bidang Klimatologi, Dr. Widada Sulistya saat membuka seminar.
“Dalam perkembangannya diperoleh gambaran mengenai peredaran udara umum dalam arah ekuator-kutub yang berasal dari teori peredaran udara umum.
Pertemuan aliran udara atau ITCZ(Intertropical Convergence Zone) antara belahan bumi selatan dan belahan
bumi utara menyebabkan udara naik keatas atmosfer
yang juga dipengaruhi tekanan udara yang rendah karena mengikuti gerak garis edar matahari,” papar anggota
Komite Nasional Keselamatan Terbang (KNKT) ini.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pada akhir Desember
2014 atau lebih tepat pada saat pesawat melintas di
Selat Karimata sesuai dengan lokasi awan Cb yang juga
berada pada posisi tersebut. Kondisi ini didukung dengan naiknya tekanan udara daratan Asia yang mengindikasikan dorongan angin yang menguat secara signifikan
sehingga terjadi proses adveksi untuk menggantikan
proses konveksi dalam skala yang lebih luas.
“Berlandaskan pada teori pembentukan awan Cumulonimbus (Cb), dalam skala luas dapat terjadi perkembangan sesuai dengan situasi dan dinamika kondisi
udara yang terjadi untuk masa kedepan,” ujarnya.
Dugaan sementara menyebutkan adanya awan putih
pekat yang diduga awan penghasil badai atau awan
Comulonimbus (Cb) yang menjadi penyebab gangguan sehingga mengakibatkan pesawat jatuh di perairan
Laut Jawa disekitar Selat Karimata.
13 Maret 2015
Sekilas Kisah Peraih Indeks Prestasi Kuliah Tertinggi
Upacara hari Senin, 13 Maret 2015, terasa berbe- Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
da karena merupakan upacara terakhir taruna-taruni sekaligus sebagai upacara penutupan semester gasal.
STMKG
8 buletin
EDISI 03 / 2015
Dikatakan berbeda juga karena pada akhir upacara
tersebut, diumumkan peraih Indeks Prestasi Kuliah
(IPK) tertinggi masing-masing jurusan. Santer terdengar beberapa orang berdecak kagum dengan hasil perolehan IPK yang dibacakan oleh pembina upacara kala
itu, Bapak Reynhard Syatauw. Namun sempat terjadi
momen dimana para peserta upacara dengan riuhnya
bertepuk tangan sekaligustercengangsaat mendengar
perolehan IPK yang nyaris sempurna yaitu 3,96. Fantastis, adalah kata yang seakan jelas tersirat di setiap
mata yang memandang lurus ke mimbar. Seorang taruna tingkat II jurusan meteorologi behasil memperoleh
IPK tertinggi dari seluruh angkatan.
Lahir sehari tepat setelah Indonesia memeringati 49 tahun kemerdekaannya, menjadi takdir yang tidak dapat
ditolaknya. Gambaran mengenai kecerdasan dan kegigihan para pemimpin terlebih dahulu nampaknya
juga sarat tecermin pada taruna yang bernama lengkap
Ahmad Muhlis. Sifatnya yang pantang dianggap remeh
menjadikannya pribadi yang disegani kawan serta lawan. Beberapa kali belum diberi kesempatan memasuki sekolah atau kampus pilihannya dahulu, tak menjadi alasan untuk tidak melakukan yang terbaik dalam
hidupnya.Ketidakinginan untuk menjadi “biasa-biasa”
saja, sungguh menjadi cambuk bagi dirinya untuk senantiasa melakukan yang terbaik, baginya melakukan
kebaikan dianggap sebagai tabungan keberuntungan.
KALEIDOSKOP
Prinsip hidup yang jarang dimiliki pemuda masa kini.
Generasi muda yang seringkali digadang-gadangkan
menjadi front perubahan hanya akan menjadi sebatas
impian pahlawan pejuang kemerdekaan. Secara fisik,
Indonesia mungkin sudah terbebas dari jerat penjajahan namun secara tidak sadar jamak masyarakat kita
terjajah seiring dengan munculnya dunia transparan,
globalisasi. Profil diatas hanyalah satu dari ribuan orang
Indonesia yang sukses di bidangnya. Namun sayangnya kaum tersebut masih jadi minoritas dalam bangsa
yang besar ini.Perjuangan hakiki generasi muda untuk
meneruskan dan mengisi “kemerdekaan” yang nyata
bagi para pembelajar. Iya, bukan melulu dengan turun
ke jalanan dan membuat petisi penurunan pemangku
kekuasaan, padahal diri sendiri masih jauh dari benar.
30 Maret 2015
Penyematan Brifet Karate
Ada yang berbeda dari Apel pagi Senin, 30 Maret 2015.
Pagi itu dilaksanakan penyematan briefet kepada
pengurus harian STMKG KARATE CLUB periode 20152016.Penyematan briefet ini menjadi spesial karena
pada hari itulah untuk pertama kalinya briefet Karate
disematkan kepada Pengurus Harian Karate. Berikut ini
adalah sepuluh nama pengurus harian STMKG KARATE
CLUB periode 2015-2016.
•Ashvin Hamzah D. sebagai Koordinator Karate
•Amin Syarifuddin
•Mariska Natalia Rande
•AndiMario Mega Bhuana Putra
•Putu Pradiatma Wahyudi
•Elok Suci Wulandari
•Yola Ivo Wandika
•Ferdy Amposa
•Yudha Satrio Oktavandi
•Muhammad Yandar Saputra
Penyematan briefet karate ini telah diawali dan diikuti dengan berbagai raihan prestasi dari Karate Club
STMKG antara lain pada OPTK berhasil meraih perunggu pada komite-50kg Putri dan pada Komite-60kg Putri. Selain itu pada event yang berbeda yaitu Kejurda
DKI juga berhasil meraih Medali Perak pada Komite
Putri dan Medali perunggu pada Komite Putra, dan
medali perunggu berhasil diraih pada SBY Cup. Selain
sederetan prestasi tersebut 7 anggota karate juga kini
telahmenjadi pemegang sabuk hitam.
buletin STMKG 9
EDISI 03 / 2015
KALEIDOSKOP
3 April 2015
ROHIND Goes To Pura Agung Jagatkara Gunung Salak
Tirtayatra merupakan kegiatan persembahyangan
yang dilakukan dengan mengunjungi pura-pura tertentu. Sama seperti tahun sebelumnya, tahun ini kerahonian Hindu melakukan kunjungan ke Pura Agung
Jagatkarta Gunung Salak, Bogor. Berangkat pada pagi
hari di tanggal 3 April 2015 perjalanan berlangsung
cukup lama. Perjalananan yang dilalui pun cukup seru
karena melewati jalan yang belum pernah ditemui sebelumnya sampai pada akhirnya tiba di Pura yang dituju. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anggota kerohanian
Hindu, selain bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kegiatan seperti ini juga untuk memupuk
rasa kekeluargaan dalam kerohanian Hindu. Setibanya
di Pura, seluruh anggota Rohind melakukan persembahyangan yang dilanjutkan dengan Dharma Wacana dan
berbagi pengalaman.
Pada malam harinya dilaksanakan renungan suci
dan games. Games yang bukan saja sekedar hiburan namun, games yang mampu membuat anggota Rohind mengenal satu sama lain. Sebelum
tidur, tepat pada pukul 24.00 WIB kembali dilakukan persembahyangan bersama. Setelah persembahyangan usai barulah dilanjutkan dengan
beristirahat ditemani dinginnya udara disekitar Pura
Hari terakhir di Pura dilanjutkan dengan persembahyangan bersama sebelum kembali ke Pondok Betung.
Selain persembahyangan pada hari terakhir juga ditampilkan persembahan dari tingkat 1 berupa musikalisasi puisi. Pada akhir acara dilakukan pemilihan Ketua
Rohind Periode 2015-2016 yang di menangkan oleh I
Kadek Mas Satriyawibawa (Meteorologi 6B). Setelah
kegiatan berlangsung, pada siang harinya seluruh anggota Rohind STMKG kembali ke Pondok Betung.
10 April 2015
Perubahan Ke Korps Resimen dan Pemilu Raya
Perubahan sistem dari yang dulu bernama KorpsBatalyon AMG sekarang berubah menjadi Korps Resimen STMKG, hal ini dikarenakan peningkatan status
Akademi Meteorologi dan Geofisika menjadi Sekolah
Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika terlebih
dahulu. Dengan dilakukan perubahan ini banyak terjadi perubahan seperti ketika masih Korps Batalyon yang
dipimpin oleh seorang komandan batalyon (danyon)
dan wakil komandan batalyon (wadanyon) yang dibantu oleh jajarannya. Sedangkan sekarang korps resimen
dipimpin oleh seorang komandan resimen (danmen)
dan satu orang danyon 1 dan satu danyon 2 yang berada dibawah danmen yang dibantu jajarannya. Dilakukannya perubahan ini diharapkan kinerja dari korps
resimen semakin efektif dan lebih teroraganisir.
Kemudian menindaklanjuti perubahan ke korps resimen maka di adakan pemiluraya STMKG pada tanggal 10 April 2015 yang diikuti oleh seluruh taruna
dan taruni STMKG baik yang berasal dari jalur umummaupun tugas belajar BMKG dan tugas belajar AURI
STMKG
10 buletin
EDISI 03 / 2015
dengan lokasi lapangan apel besar, hal ini membuktikan bahwa setiap taruna dan taruni STMKG berhak
menyalurkan pendapat dan pilihan dalam pemilihan
umum raya dalam pemilihan seorang danmen pertama STMKG.
Untuk menjadi seorang danmen banyak syarat yang
harus dipenuhi:
1. Saat itu diputuskan danmen berasal dari taruna aktif
tingkat 3
2. IPK ≥ 3,00 sebelum remidi
3. Akes maksimal 10
4. Aktif berorganisasi
5. Lulus ospek dan madabintal
Berikut tahap-tahap dalam pemilihan dalam pemilu
raya 2015:
1. Pengajuan 2 nama dari tiap kelas
2. Dari 16 nama terseleksi voting menjadi 5 nama
3. Kemudian tes fit & proper tes di dapat menjadi 3
nama. Yakni, Taruna Shanaz Septi Prayuda (Meteorologi 6E), TarunaTeguh Setyawan (Meteorologi 6D), danTaruna Cahya Putra Nugraha (Instrumentasi 6)
Dalam tes ini terdiri atas lima tes utama yaitu kepemi-
KALEIDOSKOP
mpinan, kedisiplinan, budipekerti, organisasi, ilmupengetahuan dan teknologi
Pada pemilu raya kali ini terpilih komandan resimen
STMKG yang pertama yaitu senior taruna Cahya Putra
Nugraha dari kelas Instrumentasi semester 6. Dengan
terpilihnya danmen baru maka kepemimpinan sebelumnya yaitu komandan batalyon senior taruna Pungky
Saiful Akbar dari kelas Klimatologi 8 mengakhiri masa
baktinya. Dengan perubahan tersebut diharapkan STMKG dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya, terimakasih kepada senior taruna Pungky Saiful Akbar
atas pengabdiannya, dan selamat kepada senior Taruna Cahya Putra Nugraha terpilih sebagai komandan
resimen yang baru.
13 April 2015
IPTEK Expo 2015, Blaze Tour Deepest Fervor!
Organisasi IPTEK dan JURNALISTIK STMKG kembali
mengadakan IPTEK EXPO 2015, yaitu acara tahunan
terbesar IPTEK dan JURNALISTIK yang diramaikan dengan berbagai macam lomba di bidang sains, teknologi,
serta jurnalistik. Acara ini sudah diadakan sejak tahun
2011. IPTEK EXPO tahun ini mengusung tema “Blaze
Your Deepest Fervor!” mengajak taruna-taruni STMKG untuk menyalakan semangat terdalamnya dalam
menghadapi tantangan yang akan mereka hadapi di
masa depan. Semangat tersebut diharapkan dapat disalurkan melalui lomba-lomba berikutini. Lomba-lomba
tersebut adalah:
1.
English Debate Competition
2.
Blazing Trivia Challenge
3.
Lomba Artikel Ilmiah
4.
Lomba Desain Brosur
5.
Lomba Video Promosi
6.
Lomba Fotografi
7.
Lomba Posting Blog
Semua lomba tersebut wajib diikuti oleh taruna-taruni
aktif STMKG, kecuali untuk Lomba Posting Blog yang
boleh diikuti oleh peserta dari luar STMKG. Rangkaian
lomba ini berlangsung dari tanggal 13 April 2015 sampai 13 Mei 2015.
IPTEK EXPO 2015 resmi dibuka bersamaan dengan apel pagi pada hari Senin, 13 April 2015. Opening
ceremony ini langsung berlanjut dengan babak penyisihan English Debate Competition dan penyisihan
Blazing Trivia Challenge pada sore harinya.
English Debate Competition diikuti oleh 16
kelas dari empat tingkat. Lomba ini memakai aturan Australian Parliementary. Masing-masing speaker
dari tiap tim menyampaikan argumen sesuai dengan
motion yang diberikan di hari sebelumnya. Tetapi, khusus untuk babak final, motion yang diberikan bersifat
improptu sehingga tim dituntut untuk melakukan case
building dengan cepat dan tepat. Kompetisi ini memunculkan kelas Geofisika 8 sebagai juara pertama dan
Meteorologi 4 sebagai runner-up serta Taruni Resa
Idha sebagai best speaker.
Sedangkan Blazing Trivia Challenge merupakan
nama lain dari Lomba Cerdas Cermat. Lomba ini dimulai dengan babak penyisihan yang dilakukan secara
tertulis. Dari babak penyisihan, diambil 9 terbaik yang
mengikuti babak semifinal pada 16, 17, dan 20 April
2015, yaitu kelas Instrumentasi 4A, Instrumentasi 2A,
Meteorologi 4B, Meteorologi 8A, Meteorologi 8B, Meteorologi 6D, Geofisika 4, Geofisika 6, dan Meteorologi
6A. Kemudian, masing-masing peraih nilai tertinggi di
tiap sesi maju ke babak final, yaitu kelas Meteorologi
4B, Geofisika 6, dan Meteorologi 8A, yang terdiri atas
babak presentasi dan babak rebutan.
Selain kedua lomba itu, ada pula Lomba Artikel
Ilmiah, yang mengusung tema Role And Management
buletin STMKG 11
EDISI 03 / 2015
KALEIDOSKOP
of MKGI As A Knowledge For Conserving Environment
and Community.Lomba ini terdiri dari dua tahap. Tahap
pertama merupakan tahap penyisihan. Masing-masing
taruna tiap kelas mengirimkan karyanya. Kemudian,
karya tersebut diseleksi dan diambil karya tertinggi di
setiap jurusan, yaitu:
1.Jurusan Meteorologi -> Meteorologi 2D a.n. Rilly Jeniawati
2.Jurusan Klimatologi -> Klimatologi 4 a.n. Astrid
3.Jurusan Geofisika -> Geofisika 4 a.n. Fakhry Dwi
Sulistyo
4.Jurusan Instrumentasi -> Instrumentasi 6
Keempat terbaik ini pun mengikuti presentasi babak
final yang diadakan pada hari Rabu, 22 April 2015 di
RKU.
Sementara Lomba Desain Brosur, Lomba Video Promosi, Lomba Fotografi, dan Lomba Posting Blog dilakukan
dengan cara mengumpulkan karyanya. Khusus untuk
Lomba Fotografi, karya yang masuk dapat dilihat di
akun instagram ipj_stmkg serta diadakan voting untuk
menentukan karya terfavorit.
IPTEK EXPO 2015 berakhir pada hari Rabu, 13 Mei
2015, dengan terselenggaranya final English Debate
Competition. Kecuali Lomba Posting Blog yang sudah
diumumkan di akun Facebook dan Twitter IPTEK EXPO
2015 pada tanggal 4 Mei 2015.
Terima kasih atas partisipasinya di IPTEK EXPO 2015.
Sampai jumpa di IPTEK EXPO selanjutnya! Blaze your
deepest fervor!
Daftar Pemenang IPTEK EXPO 2015
English Debate Competition
• First Winner: Geofisika 8
• Runner-up: Meteorologi 4
• Best Speaker: Resa Idha
Blazing Trivia Challenge
• Juara 1: Meteorologi 4B
• Juara 2: Meteorologi 8B
• Juara 3: Geofisika 6
Lomba Artikel Ilmiah
• Juara 1: Astri Widya (Klimatologi 4)
• Juara 2: Fakhry Dwi Sulistiyo (Geofisika 4)
• Juara 3: Instrumentasi 6
• Honourable Mention: Rilly Jeniawati (Meteorologi
2D)
Lomba Desain Brosur
• Juara 1: Instrumentasi 6
• Juara 2: Klimatologi 6
• Juara 3: Geofisika 6
Lomba Video Promosi
• Juara 1: Instrumentasi 6
• Juara 2: Meteorologi 6D
• Juara 3: Geofisika 8
Lomba Fotografi
• Juara 1: Meteorologi 6E
• Juara 2: Geofisika 8
• Juara Favorit: Klimatologi 4
Lomba Posting Blog
• Akbar Apriansyah
April 2015
Berbudi Luhur, Penuh Ketekunan
Sesuai dengan mars STMKG yang biasa kita nyanyikan setiap upacara, admik menyusun mata kuliah budi pekerti
untuk membentuk mental dan spiritual taruna STMKG
yang berbudi luhur. Kuliah ini diselenggarakan selepas
kuliah normal, sebagai kuliah umum sesuai rohani masing-masing. Kegiatan ini bertujuan untuk menyegarkan
mental spiritual dari masing-masing taruna. Diharapkan
dengan kegiatan ini, perilaku sehari-hari taruna semakin religius, seperti jujur, tanggungjawab, dan santun.
Kuliah ini menggambarkan bahwa pendidikan di STMKG juga menjunjung nilai Agama. Di dalam kuliah budi
pekerti ini, taruna-taruni dapat mengenal lebih akrab
teman dan senior seagama karena bersifat wajib. Kegiatan ini juga disusun berbeda dari kegiatan kerohanian
biasanya.Sesi ini cenderung mengedepankan unsur
sharing dari segi religi, karena memang pada dasarnya
STMKG
12 buletin
EDISI 03 / 2015
adalah membentuk pribadi santun yang religius terhadap sesama serta lingkungannya. Kegiatan ini sebagai
wadah untuk memahami masalah dan mencari solusinya sesuai dengan agama yang dianut masing-masing.
KALEIDOSKOP
26 April 2015
Bedah Buku Ustad Nge-hits Ahmad Rifa’i Rifan “Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk”
ejak dini hari, Minggu 26 April 2015, masjid At-Taqwa
dipadati oleh panitia Festival Anak Soleh dan Bedah
Buku yang diketuai oleh Muhammad Ariyansyah. Buku
berjudul “Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk” merupakan
buah karya pemuda bangsa paling hits, Ahmad Rifa’i Rifan, yang dijadwalkan akan dibedah hari itu. Judul buku
yangbegitu tempramental dan sesuai dengan kondisi
saat ini tersebut mampu membuat taruna-taruni Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika penasaran. Hal tersebut terbukti melalui hasil kuesioner
kerohanian islam (ROHIS) STMKG yang menjukkan besarnya animo masyarakat pada buku karangan Ahmad
Rifa’i Rifan.
Di usianya yang tergolong masih muda, Ahmad Rifa’i
Rifan sudah turut andil mensyia’rkan agama melalui tulisan-tulisan hebatnya yang tertuang dalam lebih dari
60 judul buku. Berdasar apa yang dijelaskan oleh pemuda lulusan Institut Teknik Sepuluh November ini, buku
berjudul “Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk” merupakan
buku yang ditulisnya agar dapat membuka mata hati
manusia untuk arif dalam menyikapi kehidupan yang
hanya bersifat sementara ini. Ingatlah Tuhan, karena atas izin-Nya kita terlahir di dunia, dan kepadaNya
semata kita kembali dan semoga kita menjadi pribadi
yang kaya hati dengan selalu mengabdi pada Ilahi.
Perbincangan yang hangat dan singkat pagi itu membuat jamak serasa mengabai waktu. Gayanya yang
santai saat melakukan ulasan membuat jamak betah
lama-lama memperhatikannya hingga semua acara
berjalan lancar pada akhirnya. Acara yang digelar oleh
bidang syi’ar kerohanian islam (ROHIS) STMKG ini merupakan acara tahunan yang diadakan satu paket dengan Festival Anak Sholeh (FAS) yang merupakan perlombaan yang digelar dengan melibatkan anak-anak
binaan beberapa TPQ di daerah Pondok Betung dan
sekitarnya. Kedepannya, ketua pelaksana acara tahun
ini, Muhammad Ariyansyah berharap jika panitia acara
lebih bertanggung jawab dan melibatkan taruna-taruni
lain yang jarang berpartisipasi. Kebiasaan “jam karet”
bagi peserta juga sudah waktunya diubah lebih baik
lagi, terutama pada setiap acara keagamaan yang digelar.
1 Mei 2015
Pendakian Massal Wanasetya 2015
Pendakian masal merupakan acara rutin tahunan STMKG yang di adakan khususnya oleh organisasi pencinta alam STMKG yang lebih dikenal dengan nama wanasetya. Pendakian masal tahun ini mengambil rute
gunung gede. Pendakian kali membawa sekitar 80
orang taruna dan taruni STMKG baik dari anggota caang
(calon anggota wanasetya , senior wanasetya,maupun
dari taruna yang bukan anggota wanasetya .
Perjalanan di awali tanggal 1 hari jumat malam para
peserta pendakian masal menuju lokasi Bogor menggunakan bus STMKG, peserta dibagi 2 kelompok kelompok pertama anggota caang berhenti di pintu masuk
Cibodas (pos pertama) yang merupakan point untuk
akses masuk kawasan gunung Gede, kelompok kedua
yaitu para peserta umum yang berhenti di pintu masuk Gunung putri yang juga merupakan pintu masuk
kawasan gunung Gede.
Pertama dari kelompok caang setelah sampai di pintu
masuk cibodas beristirahat sekitar satu jam sebelum
melakukan perjalanan kembali, jam 2.20 perjalanan
di lanjutkan dengan target harus sampai pos Kandang
Badak maksimal sebelum matahari terbit, setelah sampai kemudian perjalanan ke puncak gunung Pangrango
yang memiliki ketinggian 3019 meter di atas permukaan laut, disini para angota caang beristirahat dan
melakukan shalat jamak dzuhur dan ashar . Kemudian perjalanan dilanjutkan ke alun-alun Surya Kencana
dengan melewati puncak gunung Gede,setelah sampai para anggota caang di sambut dengan hangat oleh
para peserta umum yang telah menunggu. Di alunalun Surya Kencana ini para anggota caang melakukan penyematan slayer dan naik status dari caang
buletin STMKG 13
EDISI 03 / 2015
KALEIDOSKOP
menjadi pra anggota wanasetya. Setelah acara penyematan semua peserta berkumpul dan bersuka cita .
Kedua perjalanan oleh peserta umum dari pintu masuk Gunung Putri langsung menuju ke alun-alun Surya
Kencana , dalam perjalanan ini ada beberapa orang
taruni yang sempat kekelahan dan hampir menyerah namun karena semangat yang besar dan dorongan dari para peserta lainnya taruni tersebut dapat
menyelesaikan pendakian ke alun-alun Surya Kencana .
Sesampainya para peserta beristirahat sambil menuggu para anggota caang . Ketika para caang penyematan
slayer para peserta umum melalukan refresing di area
sekitar. Di alun-alun surya Kencana ini tempat tumbuhnya bunga abadi Eidelweis namun saat pandakian
masal bunga Eidelweis belum berbunga.
Setelah itu semua peserta melanjutkan perjalanan bersama ke puncak gunung Gede dengan ketinggian 2.958
meter diatas permukaan laut , para peserta beristirahat sambil berfoto-foto bersama dengan menikmati
keindahan alam. Kemudian semua peserta melakukan
perjalan turun gunung menuju pintu masuk Cibodas
, ditengah perjalanan para caang sempat singgah ke
air terjun Cibereum sedangkan peserta lain langsung
menuju pintu masuk Cibodas. Hari itu tanggal 3 mei
dengan suasana yang sudah magrib menjelang malam
semua peserta yang telah berkumpul di pintu masuk
Cibodas mengakhiri pendakian masal dan kembali ke
kampus STMKG. Sekitar jam 11 malam sampailah para
peserta di kampus dan melakukan persiapan bubar dan
kemudian kembali ke kosan masing-masing.
15 Mei 2015
GRAND SEMINAR IKATAN TARUNA GEOFISKA STMKG
Jumat, 15 Mei 2015 dilaksanakan Grand Seminar oleh
Ikatan Taruna Geofisika (ITG) Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang bertempat di Ruang
Rapat STMKG. Ini merupakan Grand Seminar pertama
yang dilaksanakan oleh ITG, yang terbentukpada 14
Februari 2014.Pada acara tersebut hadir 2 narasumber
yaitu Dr. Daryono, M.Sidan Ahmad Arif. Kedua pembicara tersebut merupakan orang-orang yang memiliki
banyak pengalaman dalam bidang menulis sehingga
tepat untuk menjadi narasumber dalam Grand Seminar yang mengangkat tema “ Habituate Writing Popular and Scientific Paper”.
Pembicara dan sesi pertama dan kedua adalah Bapak
Dr. Daryono, M.si dengan topik pada sesi pertama
adalah Menjadi Pegawai BMKG yang Produktif dan Inovatif dalam Menulis. Banyak halmenarik yang beliau
sampaikan pada sesi pertama ini, beberapa diantaranya yaitu latar belakang beliau mulai menulis hingga
langkah-langkah untukmenulis yang baik.Beliau berusaha memacu semangat setiap Taruna untuk mau
menulis, untuk membagi ilmu yang dimiliki lewat tulisan. Topik kedua yang disampaikan oleh beliau adalah Penulisan Jurnal Ilmiah. Beliau menjelaskan secara
rinci berbagai teknik dalam menulis Jurnal Ilmiah yang
tentunya berguna bagi seluruh Taruna yang hadir.
STMKG
14 buletin
EDISI 03 / 2015
Sehingga nantinya Taruna mampu menulis dengan baik
saat membuat Jurnal Ilmiah.
Pembicara kedua sekaligus pembicara terkahir
dalam Grand Seminar ini adalah Ahmad Arif yaitu wartawan Kompas yang telah banyak menulis tentang kebencanaan. Beliau mengangkat topik Menulis ‘Ilmiah’
Populer Teknik dan Praktik.Beliau memberi tips menulis Ilmiah agar dapat di publikasikan oleh media massa
dan tentu tidak lupa berbagi pengalaman yang dimiliki
selama menjadi penulis. Tidak lupa pada akhir Grand
Seminar diadakan sesi tanya jawab untuk menjawabberbagai pertanyaan yang muncul dari peserta seminar.
KALEIDOSKOP
22 Mei 2015
STMKG Bertabur Medali
Terhitung sejak tanggal 22 Mei 2015 lalu, seluruh perhatian perguruan tinggi kedinasan (PTK) tertuju pada
Sekolah Tinggi Perikanan (STP). Pasalnya, salah satu
program kerja rutin Forum Mahasiswa Kedinasan Indonesia (FMKI) diselenggarakan di kampus yang terletak
di Pasar Minggu, Jakarta, tersebut, yaitu Olimpiade
Perguruan Tinggi Kedinasan (OPTK). Acara tahunan
yang bergerak di bidang olahraga dan akademik ini sudah diadakan sejak tahun 2008 serta mempertandingkan 20 cabang.
Kampus kita tak ketinggalan untuk berpartisipasi. Bahkan, untuk memantapkan partisipasi tersebut, STMKG telah melakukan sparringresmi melawan
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di kampus
STAN pada tanggal 13 Maret 2015 serta melawan Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) di kampus STMKG
pada tanggal 9 Mei 2015. Hasil dari kedua sparring
dapat dikatakan maksimal. Hal itulah yang membuat
koordinator olahraga resimen STMKG, Taruna Soehardi
S. M. Tosse, optimis untuk bisa mendulang medali di
seluruh cabang olahraga. Pernyataan ini disampaikan
pada rapat koordinasi terakhir jelang OPTK pada hari
Sabtu, 16 Mei 2015, di RKU.
Setelah melalui rangkaian pertandingan pada 22-24
Mei 2015 di STP, perolehan medali kontingen STMKG
cukup meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu total 13 medali dengan rincian 1 emas, 4 perak, dan
8 perunggu. Emas satu-satunya diraih di cabang catur
putri oleh Taruni Dewa Ayu Kade Wida, setelah mengalahkan perwakilan dari STIS.
STMKG juga mendapat kesempatan untuk meraih
medali emas di cabang basket putra. Namun, STMKG
berhasil ditaklukan oleh STPI dengan skor 35-45. Sementara langkah atlet basket putri terhenti di babak 16
besar setelah kalah dari STKS dengan skor 12-18. Medali perak lainnya secara tak terduga datang dari cabang
billiard, baik di nomor Bola 8 maupun Bola 9. Di nomor
Bola 9, STMKG dikalahkan oleh STPI di final dengan
skor 5-6. Sedangkan di nomor Bola 8 dikalahkan oleh
STAN dengan skor yang sama. Cabang tenis meja pun
ikut menyumbang medali perak di nomor ganda putra.
Medali perunggu menjadi medali terbanyak yang
didapatkan oleh STMKG di OPTK tahun ini. Medali
tersebut didapatkan dari cabang sepak takraw, renang
(50m gaya bebas putri dan 100m gaya bebas putri), karate (-50kg kumite putri dan -60kg kumite putri), taekwondo (-62kg putri), atletik (400m estafet putri), dan
wall climbing (speed putri).
Ada pula beberapa cabang yang hampir mendapat
medali. Seperti cabang Voli putra. STMKG berhasil melaju ke semifinal. Akan tetapi, dikalahkan oleh STTD
dengan skor 1-2. Sedangkan di perebutan juara ketiga dikalahkan oleh IPDN dengan skor 3-0. Begitu pula
dengan cabang tenis lapangan di nomor ganda putri.
Setelah masuk 4 besar dan kalah dari IPDN dengan
skor 8-0, di perebutan juara ketiga juga dikalahkan oleh
STAN dengan skor 8-1. Selain cabang-cabang tersebut,
cabang bridge juga menempati peringkat keempat.
Selain pertandingan olahraga, OPTK juga mengadakan
perlombaan yang bersifat akademik seperti speech
contest, karya tulis ilmiah, debat nasional, dan fotografi. Akan tetapi, perwakilan STMKG masih belum mampu meraih medali di cabang tersebut.
Kurangnya persiapan menjadi salah satu evaluasi yang didapat dari ajang ini. Persiapan idealnya berlangsung selama tiga bulan. Akan tetapi, kontingen STMKG hanya punya waktu dua bulan karena dari pihak
FMKI dan tuan rumah OPTK memberitahukan tanggal
pasti OPTK secara mendadak sehingga sempat menimbulkan perdebatan. Seperti yang diakui oleh koordinator olahraga.
“Selain itu, mental, fisik, dan kemampuan para
pemain masih harus ditingkatkan lagi. Cara menutupi
kekurangannya yaitu dengan memperbanyak jam latihan serta lebih banyak melakukan pertandingan persahabatan. Kalau perlu ikut turnamen di luar OPTK.” Jelas
Soehardi.
Untuk menghadapi OPTK selanjutnya, koordinator olahraga memiliki rencana untuk menjalankan
latihan rutin mulai dari semester baru nanti. Kemudian, latihan tersebut akan ditunjang dengan mengikuti
buletin STMKG 15
EDISI 03 / 2015
KALEIDOSKOP
berbagai turnamen dalam rangka melatih fisik, mental,
dan kemampuan para atlet.
Terlepas dari hal-hal yang terjadi di lapangan,
OPTK dapat menjadi ajang silaturahmi dengan sesama
PTK dari berbagai latar belakang pendidikan. Dengan
mengikuti OPTK, taruna-taruni STMKG memiliki rasa
bangga dalam membawa identitas kampus ini dan berusaha untuk menjaga nama baiknya.
Sekali lagi, kita mengucapkan terima kasih
kepada para atlet yang sudah berjuang, baik yang
mendapatkan medali maupun tidak. Semoga hasil
yang didapat kali ini dapat ditingkatkan pada OPTK selanjutnya.
STMKG, jaya!
6 Juni 2015
FOKRI GAMES
Senada dengan FMKI yang mengadakan perlombaan
antar PTK di bidang olahraga yakni OPTK, di bidang
kerohanian Islam Forum Kerjasama Kerohanian Islam
Perguruan Tinggi Kedinasan (FOKRI PTK) untuk pertama kalinya menggelar kegiatan FOKRI Games. FOKRI
Games merupakan serangkaian kegiatan perlombaan
antar PTK bernuansa islami yang tahun ini terselenggara di Sekolah Tinggi Sandi Negara(STSN), Bogor pada 6
Juni 2015 lalu. FOKRI Games hadir dengan tema “Menjadi Generasi Qur’ani yang Siap Menjadi Pemimpin
Bangsa”. Macam kegiatan perlombaan pada FOKRI
Games ini dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu
ikhwan (laki-laki) serta akhwat (perempuan) yang masing-masing terdapat 6 jenis perlombaan yakni nasyid,
kaligrafi, MTQ, tahfidz Alqur’an, da’i, puitisasi Alqur’an.
Dari sekian banyak perguruan tinggi kedinasan, PTK
yang berpartisipasi dalam kegiatan ini antara lain STMKG, STIP, STSN, STIS, STAN, STP dan STPI. Kegiatan
FOKRI Games ini berlangsung dari pagi hingga malam.
Mulanya seluruh peserta dikumpulkan di auditorium
untuk menghadiri acara pembuka. Acara dilanjutkan
STMKG
16 buletin
EDISI 03 / 2015
dengan kegiatan perlombaan, setelah sebelumnya
peserta diarahkan menuju tempat perlombaan masing-masing. Setelah kegiatan perlombaan selesai, acara dilanjutkan dengan Tabligh Akbar yang diisi oleh Ust.
Yusuf Mansyur kemudian ditutup dengan pengumuman pemenang lomba. STMKG meraih 7 medali dari
6 jenis perlombaan dan menempati urutan ke 4 untuk
kategori juara umum sedangkan urutan pertama diraih
oleh Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Berada
pada posisi tersebut merupakan titik awal yang cukup
bagus bagi STMKG. Kedepannya dibutuhkan semangat.
serta partisipasi aktif dari taruna/i muslim STMKG untuk keberhasilan pada kegiatan FOKRI Games berikutnya Daftar Perolehan Medali STMKG pada FOKRI Games:
1. Medali Emas cabang lomba Puitisasi Alqur’an Akhwat (Ita Ayu Purnawati (Instrumentasi 4B))
2. Medali Perak cabang lomba Da’i Ikhwan (M. Fauzan
Abdullathif-Meteorologi 2D)
3. Medali Perak cabang lomba Nasyid Ikhwan (Mahagnyana (Meteorologi 2B,) M. Ismayuda Al Fath (Instrumentasi 2A), Adam Yustin A. (Meteorologi 2D), EkkyAmiralFaqi (Meteorologi 2D), Abdul Hamid Al Habib
(Meteorologi 2D), TegarAlfi A (Instrumentasi 2B), Leo
ArieWibawa (Meteorologi 2D)
4. Medali Perunggu cabang lomba Nasyid Akhwat (Indri Ifantyana, TamiaWidiNurhalita, Anita Wulandari,
EmeldaMevaElsera (Geofisika 4) Shelin Melinda, SausanYulindaAfra (Klimatologi 4) Nanda DewiPamungkasSiwi (Geofisika 2)
5. Medali Perunggu cabang lomba MTQ Ikhwan ( Rahmatullah Akbar-Meteorologi 2C)
6. Medali Perunggu cabang lomba Tahfidz Alqur’an
Ikhwan (Ahmad Humaidi Nasution-Meteorologi 2A)
7. Medali Perunggu cabang lomba Tahfidz Alqur’an
Akhwat (Hanifa Nur Rahmadini-Meteorologi 2A)
KALEIDOSKOP
11 Juni 2015
Simulasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami di Pelabuhan Ratu, Sukabumi
Taruna- Taruni Program D-IV Jurusan Geofisika VIII dan
Klimatologi VIII Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (STMKG) Jakarta menggelar praktik bencana alam kebumian di Palabuhanratu, 11 – 12 Juni
2015 . Kegiatan tersebut merupakan bentuk sosialisasi
dan simulasi mitigasi gempabumi dan tsunami di Kabupaten Sukabumi.
Pihak BMKG melalui STMKG dengan menggandeng Tim
Pelestarian dan Penataan Pesisir Teluk Palabuhanratu
(TP3TP), BPBD, instansi Pemkab Sukabumi dan masyarakat yang menjadi fokus dititik target yang menjadi
rawan tsunami yakni di wilayah pesisir pantai.
Kawasan Jawa Barat terkhusus Sukabumi memiliki
kawasan pantai yang cukup panjang. Secara geologis
Jawa Barat terkhusus Sukabumi merupakan daerah
rawan bencana gempabumi dan Tsunami. Ditambah
lag menurut Kabag Administrasi Umum dan Ketarunaan STMKG Jakarta, Hendro Nugroho mengungkapkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan daerah
yang terletak pada posisi yang dekat dengan subduksi sebagai suber gempa yang berpotensi Gempabumi
dan Tsunami.
Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempabumi dan
Tsunami ini berguna untuk meminimalisir korban jiwa
dan harta benda dari bahaya Tsunami. Selain Mitigasi
terkait Gempabumi dan Tsunami , Taruna – taruni Jurusan Klimatologi Semester VIII juga aktif dengan memberikan sosialisasi tentang informasi keadaan iklim di
wilayah Sukabumi serta dilakukan juga mitigasi keben-
canaan Klimatologi seperti banjir, kekeringan , puting
beliung dan apek kebencanaan Klimatologi yang dapat
menyerang Sukabumi umumnya dan Pelabuhan Ratu
khusunya.
Kegiatan Simulasi Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan
Tsunami serta Sosialisasi tentang informasi Iklim dan
mitigasi kebencanaan Klimatologi ini diikuti oleh sekitar 200 peserta dari warga setempat dan instansi terkait seperti BPBD, TP3TP, SKPD, Kepolisian, serta beberapa awak media lokal dan nasional.
Tujuan dari kegiatan ini sendiri adalah untuk melatih pihak- pihak yang berkepentingan dalam hal ini dan melatih masyarakat sekitar pesisir pantai untuk melakukan
koordinasi agar memiliki respon yang cepat dan tanggap dalam menindaklanjuti bencana gempabumi &
Tsunami serta bencana klimatologi.
13 Juni 2015
Ketika Kreativitas Mengalir dan Persatuan Terus Bergulir
Masih terasa hangatnya euphoria dari acara yang baru-baru ini diselenggarakan oleh sub bidang Kresya STMKG yaitu Pensi STMKG 2015. Kegiatan yang melibatkan seluruh taruna/i dari berbagai tingkat dan jurusan
ini diselengggarakan full time pada Sabtu, 13 Juni 2015
berpusat di lapangan apel kecil mulai pukul 07.00 sampai 21.00 WIB. Pensi STMKG yang bertemakan “Keep
The Unity, Flow Up The Creativity“ ini dipersiapkan
sudah dari jauh-jauh hari dengan berbagai antusiasme seluruh panitia dan taruna/i lainnya dari seluruh
tingkat. Acara akbar yang diketuai oleh Fahmi Ahmada (Instrumentasi IIA) ini dianggap sukses besar walau
dapat dikatakan bahwa seluruh panitia bekerja dalam
waktu yang sangat singkat yaitu hitungan minggu.
buletin STMKG 17
EDISI 03 / 2015
KALEIDOSKOP
Waktu yang sedikit ini dapat dimaksimalkan dengan
koordinasi yang baik bersama panitia dan senior, maka
semuanya dapat berjalan dengan lancar, komunikasi
ini berupa rapat-rapat terbuka dan komunikasi intensif
dengan berbagai pihak. Walau banyak kehawatiran dalam pelaksanan pensi seperti masalah dana, jalannya
acara dan masih banyak kendala-kendala di lapangan
yang lain. Terlepas dari itu semua seperti yang diungkapkan oleh Koordinator Sub Bidang Kresya Asyer Octav (Geofisika VI) bahwa pensi tahun ini lebih baik dari
tahun-tahun sebelumya terutama pada konten acara
16 Juni 2015
dan ketepatan waktu atau time management sehingga
bisa berjalan lancar dengan baik. Ditambah lagi pensi
tahun ini terasa lebih menonjolkan kreasi seni tiap kelas dan kontingen sehingga acara pensi dapat menjadi
sarana bagi seluruh taruna/i untuk berbagi informasi
mengenai daerah asal mereka. Menurut ketua pelaksana pensi sendiri kata yang cocok untuk pensi 2015
ini adalah “keren” lain hal nya dengan Koordinator Sub
Bidang Kresya Asyer Octav bahwa pensi tahun ini adalah “Indonesia made in STMKG and STMKG made in
Indonesia”.
STMKG ISLAMIC FAIR 2015: One Charity for One Million Smile
STMKG Islamic Fair. Event tahunan terbesar dari ROHIS
STMKG tahun ini hadir dengan nama dan kemasan yang
sedikit berbeda dari biasanya. Kegiatan yang sebelumnya bernama Festival Kebudayaan Islam ini kini tidak
hanya menonjolkan perlombaan-perlombaan bernuansa Islami serta tabligh akbar saja, melainkan turut
meramaikan acara-acara bertemakan sosial. Rangkaian kegiatan SMTK Islamic Fair 2015 berlangsung
dari tanggal 16-26 Juni 2015.
Dengan tema “One Charity For One Million Smiles”,
STMKG Islamic Fair 2015 hadir untuk menjembatani
taruna/i muslim dalam menyalurkan sumbangsih dalam bentuk materi maupun aksi sosial. Selain itu, Ketua Panitia STMKG Islamic Fair 2015, Sesar Prabu Dwi
S,mengatakan bahwa adanya kegiatan ini bertujuan
agar taruna/i muslim STMKG sebagai calon abdi negara
lebih peka terhadap keadaan sosial di sekitar lingkungan kita sendiri sehingga dalam bekerja pun kita mengerti posisi kita sebagai pelayan masyarakat bukan
malah acuh terhadap mereka. Juga agar kita sadar
STMKG
18 buletin
EDISI 03 / 2015
bahwa penghasilan yang kita dapat berasal dari masyarakat dan seharusnya memang kita salurkan kembali
kepada mereka. Selanjutnya kegiatan perlombaan ditujukan untuk meningkatkan kecintaan kepada budaya
Islam serta mempererat ukhuwah islamiyah di antara
taruna/i muslim serta tabligh akbar berperan sebagai
media dakwah bagi taruna/i muslim.
Rangkaian kegiatan STMKG Islamic Fair 2015 sendiri
terbagi menjadi 3 kegiatan besar, yakni aksi sosial, perlombaan serta tabligh akbar. Kegiatan aksi sosial terdiri
dari 4 macam kegiatan yaitu Bekam dan Pemeriksaan
Kesehatan Gratis yang ditujukan untuk warga sekitar
serta taruna/i STMKG, kegiatan Safari TPA yang berhasil mengundang perhatian santri-satri TPA di sekitar wilayah Pondok Betung, kegiatan 1000 Nasi untuk
Berbagi yang dibagikan kepada anak-anak penghuni
panti asuhan serta warga di jalan-jalan Bintaro dan
sekitarnya serta Bazaar Sembako Murah untuk warga sekitar kampus. Selanjutnya, kegiatan perlombaan
terbagi menjadi 3 bagian lomba yakni lomba per kelas bagi ikhwan, akhwat serta taruna/i muslim secara
umum. Lomba untuk ikhwan terdiri dari lomba da’i, kaligrafi, LCM (Lomba Cendekiawan Muslim), tartil, nasyid dan adzan. Sedangkan lomba untuk akwat terdiri
dari lomba memasak, kaligrafi, LCM (Lomba Cendekiawan Muslim), tartil, nasyid, musikalisasi puisi juga
lomba cerpen yang ditujukan bebas untuk ikhwan/akhwat. Selain itu ada pula wisuda tahfidz Alqur’an yang
ditujukan untuk taruna/i muslim yang memiliki hafalan
Alqur’an 1 juz atau lebih. Wisuda tahfidz Alqur’an ini
dilaksanakan bersamaan dengan tabligh akbar setelah
sebelumnya diuji hafalannya oleh Ust. Relly Margiono. Sebagai acara puncak dan penutup, Tabligh Akbar
dan Buka Bersama berlangsung cukup semarak dan
penuh semangat dengan pembicara seorang ulama lulusan Universitas Al-Azhar, H. M. Ridlo Zainuddin, Lc.
Dengan waktu persiapan yang singkat, STMKG Islamic Fair 2015 berhasil menggugah antusias taruna/i
muslim untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.
Terbukti dengan cukup semangatnya taruna/i muslim
dalam menyalurkan donasi, mengikuti kegiatan perlombaan serta banyaknya jumlah taruna/i yang menjadi relawan aksi sosial. Bertepatan dengan bulan Romadhon pula, dari tingkat 1 hingga tingkat 4 semua
KALEIDOSKOP
berperan aktif beramal kebaikan dalam memeriahkan
dan menyukseskan rangkaian kegiatan STMKG Islamic
Fair ini. Kedepannya semoga semangat dalam berbagi,
beramal dan bermanfaat bagi orang lain tetap berkobar dalam diri taruna/i STMKG. Kita bentuk diri kita
menjadi insan yang selalu dirindukan kehadirannya,
dikenal akan kebaikannya serta abdi negara yang dikenang pengabdiannya.
3 Juli 2015
PK-STMKG Family Gathering 2015 “Berkumpul, Bersukacita dan Berbuah”
Keluarga besar taruna-taruni Persekutuan Kristen STMKG (PK-STMKG) kembali berkumpul dalam persaudaraan PK-STMKG Family Garthering 2015. Acara ini merupakan acara Family Gathering pertama yang dilakukan
PK-STMKG. Acara PK-STMKG dilaksanakan dalam 2 sesi
dengan 2 waktu berbeda. Sesi pertama adalah olahraga bersama di lapangan olahraga STMKG pada Jumat,
03 Juli 2015 dimulai pukul 15:00 WIB. Sedangkan sesi
kedua adalah puncak acara PK-STMKG Family Gathering yaitu Ibadah dan talent show serta perlombaan
menarik yang dilaksanakan di Ruang Kuliah Umum
(RKU) STMKG dimulai pukul 17:00 WIB. Acara Olahraga diikuti oleh seluruh taruna/i PK- STMKG dimulai
dari acara Senam kebugaran bersama dan dilanjutkan
dengan lomba bola voli Taruni dan Futsal Taruna. Walaupun dalam atmosfer kompetisi akan tetapi jiwa persaudaraan dan sportivitas sesama taruna-taruni PK-STMKG tetap membara. Di Sesi kedua yang merupakan
acara puncak PK-STMKG 2015 acara tetap berlangsung
seru dan tetap jiwa persaudaraan tetap melekat. Acara kedua dilaksanakan di RKU STMKG dimulai dengan
kegiatan Ibadah , kemudian setelah ibadah acara dilanjutkan dengan makan malam bersama yang telah disediakan oleh masing- masing angkatan. Selesai acara
makan dilanjutkan dengan Live Music oleh para senior-senior dan tidak ketinggalan juga aksi para junior
selain live musik ada juga acara perlombaan menebak gambar baik gambar wajah senior ataupun wajah junior . Kegiatan lain di sesi kedua adalah Lomba
membuat Komik dan Lomba Memasak antar setiap
angkatan dan ada juga lomba foto “selfie” oleh junior
tingkat 1 dengan para senior-senior PK-STMKG. Acara
PK-STMKG Family Gathering 2015 ini bertujuan untuk
menyatukan dan bersukacita di dalam Tuhan antar sesama Keluarga Besar PK-STMKG sesuai dengan temanya
“Berkumpul, Bersukacita dan Berbuah”.
22 Juli 2015
Peringatan Hari Meteologi Klimatologi dan Geofisika Nasional ke-68
Rabu, 22 Juli 2015,BMKG memperingati Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Nasional (HMKGN)
ke-68 dengan mengadakan upacara bendera. Selain di
BMKG pusat, upacara ini juga diadakan di UPT BMKG
seluruh Indonesia. Untuk tahun ini, HMKGN mengangkat tema khusus, yaitu “Penguatan Informasi Cuaca,
Iklim dan Gempa Bumi untuk Kesiapsiagaan Bencana”.
Upacara di BMKG pusat dipimpin langsung oleh Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng. Dalam amanatnya, Kepala BMKG menyampaikan ucapan terima
kasih terhadap kesiagaan dan kesigapan koordinasi
dari para petugas dan juga pimpinan, termasuk para
Eselon I yang memberikan pelayanan prima bagi masyarakat yang melaksanakan mudik lebaran tahun ini.
Sementara sehubungan dengan peringatan HMKGN,
Kepala BMKG mengingatkan semua peserta upacara tentang perjuangan panjang dari para staf senior,
mentor dan pimpinan yang telah purna tugas, yang
telah meletakan fondasi bagi kemajuan BMKG saat
ini. Upacara HMKGN diakhiri dengan halal bi halal.
buletin STMKG 19
EDISI 03 / 2015
KALEIDOSKOP
Upacara juga diadakan di kampus STMKG. Taruna-taruni yang mengikuti upacara ini mengenakan seragam PDUB. Upacara ini dipimpin oleh Pak Hendro yang
menyampaikan sambutan kepala BMKG. Karena masih
dalam suasana lebaran, upacara pun diakhiri dengan
melakukan halal bi halal taruna-taruni serta para pembina.
Juli 2015
Apa kabar 2013?
Tidak terasa 8 bulan telah berlalu semenjak taruna
taruni STMKG angkatan 2013 mendapat gelar D1 dan
menjalani PKL di UPT masing-masing terhitung mulai
tanggal 19 November 2014. Taruna-taruni nonaktif ini
menjalani tugas dinas untuk pertama kalinya setelah
lepas dari bangku kuliah. Tak ayal, banyak kebingungan terjadi saat mereka pertama kali menjalani tugas
sebagai pegawai BMKG yang baru. Tuntutan profesionalitas kerja sebagai seorang pegawai membuat
mereka harus bisa beradaptasi secara cepat dan baik.
Adaptasi ini bukan hanya pada cara mereka bekerja
saja tetapi juga kepada rekan serta atasan kerja di
lingkungan UPT masing-masing.
Dalam rangka mendukung kinerja dari pegawai-pegawai baru di lingkungan BMKG ini maka diselenggarakan Diklat Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil.
Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan
pengetahuan pembentukan wawasan kebangasaan,
kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil (PNS),
pengetahuan dasar tentang system penyelenggaraan
pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya supaya mampu melaksanakan tugas dan
perannya sebagai pelayan masyarakat sesuai dengan
peraturan yang tertera dalam Peraturan Pemerintah
No. 101 Tahun 2000. Diklat Prajabatan ini diikuti oleh
245 taruna taruni serta dilaksanakan di Citeko Bogor
Jawa Barat.
Di kantor UPT BMKG Taruna taruni nonaktif STMKG
ini mendapat banyak pengalaman baik suka maupun
duka. Suka yang mereka rasakan antara lain, keramahan dari para pegawai ditempat kerja, beberapa Taruna
Taruni yang mendapat rumah dinas, dan suasana baru
STMKG
20 buletin
EDISI 03 / 2015
dilingkungan tempat mereka tinggal seperti tempat
wisata, keasrian alam dan lain sebagainya. Duka pun tak
luput mereka rasakan jika ada taruna taruni mendapat
tugas di daerah besar yang memiliki mobilitas dan fasilitas memadai maka sebaliknya ada juga taruna taruni
yang mendapat tugas di daerah yang sulit untuk dijangkau, barang-barang yang dibutuhkan kurang lengkap,
harga barang yang mahal dan cuaca yang ekstrim di
lingkungan baru mereka. Suka maupun duka yang mereka rasakan tak mematahkan semangat mereka dalam
mengabdi kepada bangsa melalui BMKG, semangat
itu coba mereka tularkan melalui pesan kepada Junior
mereka Taruna Taruni angkatan 2014 seperti materi
yang telah diajarkan agar dipahami secara baik dan
serius, kemampuan softskill agar diasah supaya lebih
memudahkan dalam bekerja dan berkomunikasi dengan orang lain di tempat kerja serta lingkungan yang
baru serta selalu selalu serius dalam menjalani setiap
tugas yang diberikan dimulai dari hal kecil di kampus.
KALEIDOSKOP
29 Juli 2015
Fieldtrip Ikatan Taruna Geofisika
Ilmu tidak hanya didapat saat belajar di kampus tetapi kita juga bisa mendapatnya saat keluar dan bercengkrama dengan lingukangan sekitar kita. Sabtu,
29 Juli 2015 dilaksanakan Fieldtrip oleh Ikatan Taruna
Geofisika (ITG) STMKG yang diikuti oleh Taruna Geofisika Tingkat 1, 2, dan 3. Seluruh peserta fieldtrip bertolak pukul 5.00 dini hari dari kampus STMKG menuju
ke Museum Geologi Bandung. Pada museum ini kita
dapat melihat langsung segala jenis batuan dan fosil-fosil dari zaman purba. Selain itu di Museum Geologi
terdpat alat simulator guncangan gempa sehingga bagi
yang belum pernah merasakan gempa bisa mencoba
menggunakan simulator ini.
Perjalanan dilanjutkan ke Lembang untuk
menuju Observatorium Bosscha dan Stasiun Geofisika
Lembang. Menuju Observatorium Bosscha harus ditempuh dengan berjalan kaki yang menanjak, memang
untuk mendapat sebuah ilmu selalu butuh perjuangan. Setelah sholat Ashar di mushola dekat Observatorium maka kunjungan pun dimulai. Disana terdapat
teropong bintang yang telah ada sejak zaman colonial
Belanda dan diklaim merupakan teropong bintang terbesar se-Asia Tenggara.Selain melakukan pengamatan
bintang, di Observatorium Bosscha juga melaksanakan
pengamatan Hilal dalam rangka mendukung data
BMKG dalam menentukan 1 Syawal.
Sebagai persiapan untuk menuju Sesar Lembang, maka selanjutnya seluruh peserta fieldtrip berkunjung ke Stasiun Geofisika Lembang yang terletak tidak
jauh dari Observatorium Bosscha. Peserta diberikan
pembekalan dan pemahaman tentang Sesar Lembang
yang juga menjadi tempat tujuan pada fieldtrip tersebut. Setelah memperoleh informasi yang berkaitan
dengan Sesar Lembang perjalanan dilanjutkan menuju Sesar Lembang. Untuk dapat melihat langsung sesar Lembang seluruh peserta harus berjalan melewati
jalan yang lebih menanjak daripada jalan saat menuju
Observatorium Bosscha. Pada kesempatan hadir pula
pembicara yaitu Dr. Mirzam Abdurrahman, ST, MT yang
merupakan dosen Geologi ITB. Beliau memaparkan
lebih jauh tentang Sesar Lembang, baik dari segi sejarah, pergerakan dan panjangnya. Berakhirnya kunjungan ke sesar Lembang ini juga mengakhiri fieldtrip ITG
pada hari itu. Pada fieldtrip tersebut peserta tidak hanya mendapat ilmu yang berkaitan dengan jurusan yang
diambil tetapi juga menjalin keakraban seluruh Taruna
Geofisika di STMKG. Setelah selesai makan malam di
CiWalk rombongan kembali melanjutkan perjalanan
pulang menuju Pondok Betung.
17 Agustus 2015
Semarak Kemerdekaan HUT RI 70, Ayo Kerja!
Ada yang berbeda di hari kemerdekaan RI di tahun ini.
Tak seperti tahun sebelumnya, di HUT RI 70 ini mengadakan uacara untuk memperingati kemerdekaan. Sebagai inspektur upacara Ketua STMKG Dr.Suko Prayitno
Adi, M.Si dan peserta upacara terdiri dari seluruh civitas akademika Sekolh Tinggi Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika. Ketua STMKG membacakan sambutan
Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng dalam amanatnya yang berisi ajakan untuk memperingati HUT RI bukan semata-mata mengenang jasa pahlawan saja, tapi
dibalik itu ada makna mengisi kemerdekaan, semangat kerja untuk membangun Indonesia lebih baik lagi.
Sambutan Kepala BMKG juga berisi program-program
yang telah dicapai, prestasi yang telah diraih, serta
yang akan datang. Disetiap hal tersebut membutuhkan semangat kinerja pegawai BMKG dalam rangka
mendukung, memberi fasilitas informasi, peringatan
berkaitan dengan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika,
dan Kualitas Udara. Membangun BMKG, membangun
Indonesia, Jaya Negeriku! Ayo Kerja!
buletin STMKG 21
EDISI 03 / 2015
ARTIKEL PILIHAN
Selamatkan Rumah Kita !
Peringatan Hari Bumi Dunia 22 April 2015
Oleh
Presli Panusunan Simanjuntak (Klimatologi Semester II)
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Hari bumi (22/04) belumlah banyak diketahui oleh
kaum awam. Hari Bumi kebanyakan hanya diperingati
oleh para aktivis- aktivis lingkungan yang biasanya berkumpul dan “yang katanya peduli bumi”. Semoga Hari
Bumi bukan hanya sekadar tempat kumpul- kumpul
aktivis- aktivis lingkungan. Untuk dapat menyelamatkan bumi, kaum yang paling awam sekalipun dapat
melakukannya yaitu Membuang Sampah pada Tempatnya.
Saat ini kita hanya bisa bermain di belakang layar, Kita
dengan gampangnya berkoar- koar di sosial media “Selamatkan Bumiku” , “save our earth” beranekaragam
hastag- hastag di twitter #Saveourearth #BumiRumahku. Tapi hanya sebatas itu sajakah peran kita ? Ayolah
kawan , Bumi perlu aksimu bukan hastagmu . Tak perlu
turun ke jalanan, bentangkan spanduk besar bertulis
“SAVE OUR EARTH” , teriak- teriak sambil membakar
ban. Tak perlu sedemikian kawan.
Bumi adalah rumah kita, Tahukah anda ? Saat kawan
mencabut satu tumbuhan, saat kawan melemparkan sobekan kertas dengan sesuka hati, maka kawan
ikut serta merusak rumah kita. Kalau Bumi kita rusak
? Hancur ? Berantakan ? Dimana lagi kita berpijak ?
Oh, Mungkin bukan kita, karena mungkin saat Bumi
ini nantinya hanya akan jadi sejarah, anak- anak kita
yang akan merasakannya. Lalu dimana anak- anak atau
cucu-cucu dan cicit-cicit kita nantinya berpijak ? Mencari Kehidupan baru di Planet Lain ? Seperti negara
adidayayang sedang mengekplorasi Mars dan Bulan ?
Atau tetap tinggal dirumah kita yang tidak ada hentinya kita rusak ?
Bumi yang dahulu sudah sangat jauh dari Bumi yang
sekarang kawan. Itu merupakan suatu fenomena global yang dampaknya pasti dirasakan oleh seluruh lapisan
makhluk hidup di bumi ini. Fenomenaakan sangat sulit
untuk dihentikan dan kita hanya bisa “berdaptasi” terhadap perubahaannya.
Berikut ini Kegiatan peduli lingkungan yang sejak Taman kanak- kanak mungkin kita sudah mendengarnya
, yakni
1.
Hemat Penggunaan Air
2.
Membuang Sampah pada tempatnya
3.
Kurangi Polusi Udara
4.
Jalani pola hidup sehat dan sederhana
5.
Berpikir Organik (alami)
6.
Reboisasi sederhana/ Penanam pohon
7.
Tidak menggunakan perelatan yang dapat merusak lingkungan (freon atau zat pencemar lain)
Kegiatan peduli lingkungan diatas memang sering kita
dengar, bahkan terkesan bosan untuk membaca atau
mendengarnya, akan tetapi sudahkah kita bergerak
aktif melakukan hal- hal tersebut secara konsisten ? (
Penulis juga belum melakukannya secara konsisten)
Mungkin kelak Bumi akan kembali normal, air sungai
mengalir sangat jernih bahkan amat sangat jernih lalu
pohon-pohon hijau menutupi hampir seluruh bumi,
udara segar berhembus tiada henti . Tetapi saat itu terjadi tak seorangpun manusia ada di bumi.
Mengenal Lebih Dekat Megathrust Mentawai sebagai Zona Seismic Gap
Oleh
Anak Agung Istri Dwilyantari (Geofisika Semester II)
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Indonesia merupakan daerah dengan intensitas gempa
yang tinggi. Hal ini didukung dengan fakta bahwa Indonesia berada di zona pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng
Pasifik. Lempeng yang terus bergerak dan mendesak
STMKG
22 buletin
EDISI 03 / 2015
satu sama lain menyebabkan nyaris seluruh daerah di
Indonesia merupakan daerah rawan gempa, baik dengan gempa dengan skala yang besar ataupun kecil. Pulau Sumatera adalah salah satu pulau dengan intensitas gempa tinggi, hal ini dibuktikan dengan beberapa
gempa besar yang mewarnai sejarah kegempaan di
Pulau ini yaitu Gempa Aceh, Gempa Nias, Gempa
Bengkulu, dll.
Sumatera memiliki 2 sistem tektonik yaitu Sumatera
Fault System (SFS) yang dibagi menjadi 19 segmen
dan Megathrust Sumatera yang dibagi menjadi tiga.
Megathrust yang sedang menjadi perbincangan oleh
para ahli gempa adalah Megathrust Mentawai. Para
ahli memprediksi adanya gempa besar yang akan terjadi di masa depan pada megathrust (sesar naik besar)
Mentawai. Hal ini mencuat setelah disampaikan oleh
Danny Hilman dalam Journal of Geophisical Research
tentang NeoTectonics of Sumatra Fault tahun 2000
dan Paleo Geodesy of The Sumatra Subduction Zone
pada 2004. Karyanya tersebut adalah sumber bagi para
ahli untuk meneliti kegempaan di daerah Sumatera.
Megathrust Mentawai merupakan tempat tumbukan
lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang terus bergerak, dengan begitu akan ada energi yang tersimpan. Ketika energi tersebut telah cukup maka kedua lempeng
akan bergerak sekaligus sepanjang patahan dan menimbulkan gempa besar.
Wilayah yang diprediksi akan terjadi gempa besar
tersebut disebut sebagai seismic gap. Seismic gap ada
ARTIKEL PILIHAN
lah istilah yang digunakan untuk kawasan aktif secara
tektonik namun jarang terjadi gempa dalam jangka
waktu yang lama( Ibnu Rusdy,2012). Untuk wilayah
Indonesia ada 8 daerah yang ditandai sebagai seismic
gap berdasarkan analisa Omer Aydan pada publikasinya yang berjudul Seismic and Tsunami Hazard Potentials in Indonesia with a Special Emphasis on Sumatera
Island pada Journal of The Scool of Marine Science and
Technology, Tokai University Japan (2008).
Untuk daerah Sumatera seismic gap tersebut diprediksi disekitar Megathrust Mentawai. Tidak ada yang bisa
memastikan kekuatan gempa yang mungkin terjadi di
masa depan pada daerah tersebut. Namun, para ahli
berusaha memprediksi Mw gempa berdasarkan kecepatan gerak lempeng, lebar dan kedalaman lempeng
dengan rumus yang disampaikan oleh Hanks dan Kanamori pada 1979. Menurut prediksi apabila megathrust
mentawai tersebut patah hal tersebut dapat menimbulkan gempa dengan kekuatan 8,9SR. Kekuatan gempa tersebut hanyalah prediksi yang dibuat agar masyarakat mulai mawas diri dan mempersiapkan diri
seandainya gempa pada Megathrust Mentawai benar-benar terjadi
Iklim Dunia Tergantung Hutan Indonesia
Oleh
Presli Panusunan Simanjuntak (Klimatologi Semester II)
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Hutan dan pohon berperan besar dalam memberikan perlindungan kepada manusia. Hutan dan pohon
menyediakan udara bersih dan air, menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah perubahan iklim.
Bagi banyak orang, hutan dan pohon juga menawarkan makanan, tempat tinggal dan pekerjaan. Hutan
juga menjadi habitat dan tempat hidup berbagai jenis
tumbuhan dan hewan (termasuk tumbuhan dan hewan langka).
Luas hutan di Indonesia mencapai 133 juta hektar yang
membuat Indonesia naik podium di 3 besar luas Hutan
tropis terbesar di dunia. Indonesia sebagai negara dengan hutan tropis terluas ketiga di dunia setelah Brazil
dan Zaire. Namun hal ini dicoreng dengan buku Rekor
Dunia Guinness yang menempatkan Indonesia menjadi negara dengan laju kerusakan hutan tercepat di
dunia. Akibat kerusakan hutan tersebut, dari 133 juta
ha luas hutan Indonesia, hanya 23 % saja yang masih
berupa hutan primer dan terbebas dari kerusakan. Kerusakan itu sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan
industri (terutama kayu) dan pengalihan fungsi hutan
menjadi perkebunan melalui perambahan liar maupun
pembakaran hutan (kebakaran hutan yang disengaja).
Deforestasi menyebabkan hilangnya ekosistem di dalamnya, termasuk spesies tumbuhan dan hewan langka. Padahal 80% keanekaragaman hayati terdapat di
dalam hutan. Deforestasi juga menyebabkan berkurangnya kemampuan menyerap emisi karbon dunia yang
tentunya berimbas pada meningkatnya ancaman pemanasan global.
Nasib hutan di Indonesia, bak telur di ujung tanduk
alias sungguh memprihatinkan. Periode 2009-2013,
negeri ini kehilangan tutupan hutan alian mengalami
deforestasi sebesar 4,5 juta hektar atau 1,13 juta hektar per tahun. Fakta ini terungkap dalam laporan Forest
Watch Indonesia dalam buku berjudul Potret Keadaan
buletin STMKG 23
EDISI 03 / 2015
ARTIKEL PILIHAN
Hutan Indonesia periode 2009-2013 yang dirilis Tahun
2014.
Forest Watch Indonesia (FWI) mengungkap fakta mencengangkan bahwa Hutan Indonesia berkurang secara
drastis. Dalam kurun waktu 2009-2013, Indonesia kehilangan hutan seluas 4,6 juta hektar atau seluas Provinsi
Sumatera Barat, tujuh kali luas Provinsi DKI Jakarta. Dalam kurun waktu itu dapat dikatakan dengan kasarnya bahwa Indonesia kehilangan hutan seluas tiga kali
lapangan sepakbola dalam waktu hanya 1 menit saja.
Sungguh fakta yang dapat membuat jantung kita hampir copot tentunya.
Indonesia mengalahkan Brasil dalam perebutan jawara
kehilangan hutan terbesar didunia, Di Brazil sebanyak
460 ribu hektare hutan hilang, sedangkan Indonesia
mencapai hampir tiga kali lipatnya , yakni 1,13 juta
hektar per tahun. Area hutan di Indonesia mencapai
seperempat hutan hujan tropis di Amazon, Brasil.
Berdasarkan data itu, laman The Age memberikan Indonesia gelar sebagai negara dengan kehilangan hutan
terbesar di dunia.
Apa jadinya jika paru-paru manusia telah rusak ? Atau
bahkan , telah kehilangan fungsinya ? Sungguh sangat
dapat ditebak, manusia itu tidak akan bertahan lama
untuk hidup.
Indonesia mengklaim dirinya adalah paru-paru dunia
lewat hutannya dan hal itu dibenarkan oleh PBB lewat
FAO dan Greenpeace. Lalu jika Indonesia telah banyak
kehilangan hutan- hutannya, apa yang akan terjadi ?
Deforestasi juga mengarah pada meningkatnya perubahan iklim. Sebab, pohon yang telah lama tumbuh
mampu menyimpan emisi karbon lebih banyak ketimbang pohon baru. Gas tersebut, juga bisa disimpan dalam kurun yang lama, serta mampu mengurangi pemanasan global.
STMKG
24 buletin
EDISI 03 / 2015
Degradasi hutan dan deforestasi memicu peningkatan
emisi gas rumah kaca. Menurut Bank Dunia, rata-rata
kerusakan hutan di Indonesia yang berlangsung sangat
cepat akan membuat negara ini memiliki gelar baru,
sebagai produsen emisi gas rumah kaca terbesar ketiga, di bawah Tiongkok dan Amerika.
“Hutan hujan adalah paru-paru bumi. Anda memiliki
paru-paru untuk bernapas dan jika Anda menyingkirkan paru-paru itu, bumi akan menderita,” ujar Matthew Hansen, anggota tim penulis lainnya dalam jurnal
Bank Dunia tersebut.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang berada
di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menyoroti tingkat deforestasi atau penebangan hutan
Indonesia yang tertinggi di dunia, yakni mencapai sekitar 1 juta hektare per tahun.
Dunia kembali menaruh perhatian pada tingkat deforestasi dan degradasi lahan Indonesia yang cukup
mengkhawatirkan. Setengah dari daratan di Indonesia
adalah hutan.
Kondisi itu meletakkan Indonesia sebagai salah satu
negara dengan hutan tropis terpenting di dunia, yang
secara signifikan menyuplai oksigen yang cukup besar
pada Bumi. Hutan Indonesia juga berperan penting di
saat negeri ini semakin rentan terhadap perubahan
iklim.
“Tidak mungkin kita dapat memenangkan perang melawan perubahan iklim tanpa melipatgandakan upaya
kita untuk mengurangi deforestasi di Indonesia,” kata
Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Mark Smulders.
Pada tahun 2009, pemerintah Indonesia berjanji mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen secara
mandiri dan sebesar 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2020. Pemerintah Indonesia menegaskan kembali janji itu dalam sebuah pertemuan pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
dengan perwakilan dari lembaga internasional.
FAO telah setuju memberi bantuan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berupa tenaga
ahli dan juga dalam hal keuangan. FAO sangat berharap melalui hutan Indonesia perubahaan Iklim dapat
ditekan.
FAO telah mengembangkan sebuah pendekatan yang
disebut climate smart agriculture, forestry and fisheries atau pemberdayaan pertanian, kehutanan dan
perikanan yang bijak. Pendekatan ini menggabungkan
upaya peningkatan produktivitas dengan mengadaptasi perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah
kaca.
FAO telah memberi pelatihan kepada pegawai negeri
dan petani di Kalimantan Tengah agar bisa menerapkan konsep itu, di antaranya, untuk mencegah kebakaran hutan.
Pohon sebagai salah satu sumber hidup dalam kehidupan kita memiliki peran penting untuk menjaga
keseimbangan yang berlangsung dalam kehidupan
di bumi. Karena, setiap tahun satu pohon saja bisa
menghasilkan 260 pon O2. Selain itu, pohon juga
bisa menyerap gas CO2 sebanyak satu ton tiap tahun.
Menanam pohon merupakan kontribusi kita terhadap
lingkungan. Pohon bisa membantu menurunkan emisi
gas rumah kaca, sehingga turut membantu menurunkan pengaruh global warming.
Hal itu harusnya tidak hanya dilakukan saat Peringatan
Hari Pohon Sedunia atau Peringatan Hari Menanam
Pohon Indonesia setiap 28 November. Tetapi harus
setiap saat ditingkatkan kesadaran akan pentingnya
hutan, karena dengan dilestarikannya pohon-pohon
dan hutan akan terjadi keharmonisan serta keseimbangan ekologis yang manfaatnya tentu saja kembali
kepada manusia.
Di tengah kondisi hutan Indonesia yang kini benar-benar sakit, tidak perlu terlalu muluk.
ARTIKEL PILIHAN
Dimulai dari diri sendiri, setiap warga Negara Indonesia berkontribusi satu pohon saja di pekarangan rumah
masing-masing dan lingkungan umum di sekitar. Tindakan sederhana ini akan jadi suatu sumbangsih yang
sangat berarti bagi masa depan hutan dan generasi
kita.
Dari data- data dan fakta-fakta yang mencengangkan tersebut, Mari kita menjadikan Indonesia sebagai
paru- paru dunia. Kita harus dapat mebuktikan Indonesia bisa menjadi penopang kehidupan di dunia ini walaupun dari aspek lain seperti ilmu dan teknologi kita
masih sedag berkembang. Mari kita tunjukkan bahwa
Indonesia dapat menjadi penopang dunia. Pemerintah
dan kita harus saling bersinergi menciptkan hutan dengan bantuan dari negara lain tentunya.
#saveourforest
Meteorologi Bukan Ilmu Biasa
Oleh
Rilly Jeniawati (Meteorologi Semester II)
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Masyarakat Indonesia umumnya masih awam akan hal
meteorologi. Beberapa beranggapan bahwa meteorologi adalah ilmu yang berkaitan dengan meteor. Kata
‘meteor’ dalam meteorologi menjadi pengecoh handal yang membuat sebagian orang salah menafsirkan.
Beberapa orang juga beranggapan bahwa meteorologi
hanya sebatas informasi keadaan cuaca yang dilaporkan BMKG. Padahal banyak pemanfaat meteorologi
selain itu. Itulah mengapa kita perlu mengenalkan meteorologi pada masyarakat.
Lalu apa sebenarnya meteorologi itu? Menurut Wikipedia Indonesia, meteorologi adalah ilmu interdisipliner yang mempelajari atmosfer. Meteorologi sendiri
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata,
meteoros dan logia atau logos. Meteoros berarti ruang
atas (atmosfer) dan logos atau logia berarti ilmu. Di
Indonesia sendiri, ilmu meteorologi hanya bisa dipelajari di ITB, IPB, dan STMKG. Meteorologi di IPB lebih
condong kearah sains dan pertaniannya. Sedangkan di
ITB, kabarnya meteorologi lebih kental dengan teori,
teknik, dan software sistemnya. Sementara di STMKG,
meteorologi lebih kearah praktek, pengolahan data,
dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan karena lulusan STMKG dapat langsung bekerja dibawah
BMKG.
Meteorologi memang erat kaitannya dengan
cuaca. Cuaca sangat bersinergi dengan berbagai aktivitas kehidupan manusia. Salah satunya lalu lintas, baik
lalu lintas udara, darat dan laut. Pentingnya informasi berita cuaca dewasa ini, sudah menjadi bagian tak
terpisahkan dalam aktivitas penerbangan, pelayaran
dan transportasi darat. Tekanan udara, suhu, arah dan
kecepatan angin, perawanan, dan sebagainya adalah
parameter cuaca penting yang perlu diperhitungkan.
Ribuan nyawa bisa terselamatkan bila pelaku lalu lintas
bisa memahami informasi cuaca dengan baik.
buletin STMKG 25
EDISI 03 / 2015
ARTIKEL PILIHAN
Selain itu, meteorologi juga berperan dalam lingkungan. Meteorologi dapat memberikan data-data kepada ahli lingkungan mengenai siklus hidrologi dengan
memberikan data curah hujan pada suatu tempat.
Bahkan untuk membuat drainase laut atau kota, para
ahli lingkungan perlu melihat kondisi sekitar dengan
meminta data meteorologi mengenai pasang surut air
laut.
Bidang pertanian juga sangat membutuhkan informasi
dalam hal kemeteorologian. Petani membutuhkan kapan dan dimana hasil panen bisa maksimal, bagaimana curah hujan di tempat tersebut, serta bagaimana
kondisi cuacanya untuk kemudian dapat dikaji tanaman apa saja yang cocok ditanam ditempat tersebut.
Bidang pertanian juga membutuhkan ramalan cuaca
untuk dapat mengantisipasi gagal panen yang menjadi
momok para petani tiap tahunnya.
Nelayan juga sangat terbantu dengan data-data meteorologi. Dengan data-data tersebut, mereka bisa tahu
kapan harus berlayar tanpa takut ombak tinggi dan
cuaca buruk. Mereka juga bisa memaksimalkan hasil
tangkapan mereka dengan mengetahui pada saat kapan ikan berada dekat dengan permukaan laut. Bahkan karena menyadari hal ini, Kementerian Kelautan
dan Perikanan menggandeng BMKG untuk memberikan servis kepada nelayan melalui SMS gateway untuk
mempermudah nelayan dalam menerima informasi.
Selain itu dalam bidang planologi, kebijakan tata kota
kini sudah terpengaruh oleh objek meteorologi pencemaran udara yaitu gas rumah kaca dengan dijalankannya program bumi hijau. Pencemaran udara juga dipengaruhi oleh temperatur, arah dan kecepatan angin,
serta hujan. Pencemaran udara yang parah dapat memengaruhi gas rumah kaca. Sehingga perlu data meteorologi untuk melancarkan program bumi hijau dalam
kebijakan tata kota. Dalam sektor industri pabrik, data
parameter cuaca seperti kecepatan dan arah angin
juga diperlukan untuk mendesain cerobong emisi
pabrik agar lebih ramah lingkungan.
Sedangkan dalam pertambangan, seperti tambang
minyak, batu bara dan sebagainya juga sangat bergantung pada kodisi kemeteorologian di daerah sekitar. Keadaan cuaca sangat diperhitungkan mengingat
barang tambang yang mudah terbakar bila suhu terlampau tinggi dan intensitas matahari yang besar. Gas
beracun dari pertambangan minyak dan gas bumi juga
harus memperhatikan arah angin untuk meminimalisir
korban. Selain itu kejadian tambang bawah tanah yang
ambruk bisa diantisipasi dengan mengetahui tingkat
kejenuhan tanah. Dan itu semua bisa diperoleh dari
data-data meteorologi.
Dalam sudut pandang fisika teknik, penemuan energi
modern seperti panel surya dan kincir angin membutuhkan data penyinaran matahari serta arah dan kecepatan angin. Fisika teknik juga mengkaji bangunan
melalui sudut pandang fisika terkait bagus tidaknya
termal bangunan dengan mempertimbangkan parameter meteorologi dalam pembangunan dan kontrolnya.
Meteorologi bahkan terdapat dalam Al-Qur’an yaitu
dalam surah an-Nahl ayat 79 tentang adanya atmosfer.
Dalam ayat tersebut, tertulis kata jawwis samaa’i. Jawwis atau jawwi berarti melindungi dan samaa’i berarti
langit. Jadi jawwis sama’i berarti langit yang melindungi. Jika dihubungkan dengan meteorologi, jawwis sama’i bisa diartikan sebagai troposfer yang masih menjadi bagian dari atmosfer.
Masih banyak lagi peran meteorologi dalam kehidupan
manusia. Karena itu, pandangan manyarakat yang salah
akan meteorologi sudah sepantasnya diluruskan. Adalah hal yang salah bila kita membiarkan data meteorologi hanya menjadi setumpuk data tanpa dimanfaatkan lebih lanjut. Padahal jika pemanfaatannya dapat
dimaksimalkan, kemajuan pembangunan dan servis
terhadap pelayanan masyarakat dapat lebih terasa.
Memahami Potensi Dasar Manusia
Oleh
Relly Margiono, SST
Manusia adalah mahluk yang diciptakan oleh Tuhan
memiliki kelebihan dibandingkan dengan mahluk
lainya berupa potensi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, potensi memiliki arti kemampuan
yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Kemampuan yang
diberikan Tuhan ini masuk kedalam tiga potensi dasar
STMKG
26 buletin
EDISI 03 / 2015
manusia, yaitu potensi fisik, potensi akal dan potensi
ruh ataupun hati.
Potensi fisik adalah potensi yang biasa nampak ataupun terlihat secara kasat mata. Kita mampu membedakan manakah seseorang yang mempunyai fisik
yang baik ataupun tidak hanya dengan melihat kemampuanya dalam hal fisik semata. Kita masih ingat
beberapa sprinter terbaik dunia seperti Usain Bolt,
Tyson Gay, Asafa Powell, mereka adalah atlit pelari
100 meter yang rata-rata memiliki kemampuan finis 9
detik. Bisa kita bayangkan bagaimana super cepatnya
mereka, padahal ada dari mereka yang berasal dari
Negara tertinggal di benua afrika.
Potensi fisik bisa kita maksimalkan dengan beberapa
latihan dan suplai makanan yang sehat. Kita masih ingat pada masa awal masuk ke STMKG, banyak sebagian
diantara kita tidak terbiasa dengan push up, bending,
ataupun bentuk latihan fisika lainya. Secara tidak sadar
sekarang hal itu telah menjadi hal yang biasa dan lumrah untuk kita, bahkan otot-otot yang ada telah secara
otomatis
beradaptasi.
Makanan yang sehat juga
sangat berpengaruh dalam perkembangan kesehatan kita. Dr. Kardjono
,MSc salah satu dosen
Pembinaan Kondisi Fisik,
Sarana Prasarana Olahraga dan Ilmu Gizi Olah Raga
UPI Bandung mengatakan, Tubuh memerlukan
lebih dari 40 macam bahan gizi yang terkandung
dalam enam komponen
makanan berupa air, karbohidrat, lemak, vitamin,
protein dan mineral. Berdasarkan prasayarat bahan gizi diatas kita perlu
selektif dalam memilih
makanan yang masuk dalam tubuh kita.
Potensi dasar yang dimiliki manusia berikutnya adalah potensi akal. Potensi akal merupakan potensi
yang diberikan Tuhan agar kita bisa berfikir, menelaah
maupun mengamati segala macam pernak pernik
kehidupan. Potensi inilah yang melahirkan temuantemuan teknologi mutakhir dan berkembangnya
peradaban di dunia. Masih ingat dalam ingatan kita
beberapa waktu terdahulu, Televisi dalam satu desa
hanya Pak lurah yang memilikinya, begitupun juga alat
komunikasi yang waktu itu terkesan sangat mewahnya.
Dengan perkembangan teknologi terkini, segala macam bentuk informasi bisa kita raih hanya dengan one
handed touch. Kita juga bisa menyaksikan beberapa
manusia super cerdas dengan IQ (Intelektual Quotion)
mencapai 230 seperti Terence Tao, seseorang yang dalam usia 2 tahun sudah mengerti aritmatika dasar dan
ARTIKEL PILIHAN
ketika ia berusia 24 tahun sudah dipromosikan menjadi profesor di UCLA (University of California, Los Angeles)dan menjadi orang termuda yang pernah diangkat
menjadi professor oleh institusi tersebut.
Potensi yang ketiga adalah potensi ruh ataupun hati.
Potensi hati ini adalah potensi yang membisikan suara
kebenaran dalam hati manusia. Secara naluriah manusia digiring untuk senantiasa melakukan kebaikan,
namun dikarenakan beberapa faktor, potensi ini sering
dikesampingkan daripada dua potensi di atas. Begitu
banyak orang berpendidikan tinggi, memiliki fisik yang
prima, namun dari orang orang tersebut banyak juga
yang masuk dalam jeruji penjara akibat penyimpan
gan-penyimpangan yang
dilakukan. Penyimpangan
itu berupa korupsi, terjerat kasus pidana ataupun
perdata. Negri Indonesia
sendiri adalahnegri yang
dianggap “darurat korupsi”, hal ini dikarenakan begitu banyak kasus korupsi
yang terjadi dari tataran
grass root sampai pada
level kepemimpinan yang
tinggi. Kita tidak bisa menutup mata, bahwa pospos penting yang ada di
negri kita tidak bisa lepas
dari korupsi.
Berdasarkan uraian diatas, kita harus merasa
perlu mensinergikan tiga
potensi manusia ini. Para birokrat ataupun kita yang
di didik sebagai Aparatur Sipil Negara, kedepan tidak
hanya unggul dalam salah satu potensi, tetapi harus
seimbang dengan tiga potensi tersebut. Sehingga akan
lahirlah beberapa sufi corporate seperti yang disebutkan Bapak Ary Ginanjar dalam bukunya yang berjudul ESQ (Emotional Spiritual Quotion), bahwa kedepan
akan lahir para pemimpin dunia, yang kepemimpinanya sangat disegani, karena tidak hanya memiliki IQ
yang cemerlang, fisik yang prima, tetapi juga hati
yang senantiasa membimbing pada kebenaran. Hal itu
semua dapat diperoleh dengan cara melatih fisik secara optimal, mengasah otak dengan sempurna, dan
mendekatkan diri kepada Tuhan. Semoga kedepan
akan lahir begitu banyak pemimpin dari instansi kita
yang memiliki potensi sempurna, sehingga nantinya
akan membawa negri ini kearah yang lebih baik.
buletin STMKG 27
EDISI 03 / 2015
ARTIKEL PILIHAN
Memanfaatkan Informasi Cuaca Saat Mudik
Oleh
Richard Mahendra Putra (Meteorologi Semester IV)
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Momen Lebaran selalu menjadi momen istimewa untuk berkumpul berbagi certa bersama keluarga. Untuk menuju kampung halaman, masyarakat seringkali
memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada
fasilitas transportasi umum. Alasannya karena masalah
biaya yang lebih terjangkau. Karena seperti yang kita
tahu, saat mendekati musim lebaran seperti ini harga
tiket akan naik hingga 2 kali lipat dari harga biasanya.
Namun risiko kecelakaan menggunakan kendaraan
pribadi juga sangatlah besar terutama apabila mudik
menggunakan motor.
Banyak diantara masyarakat yang tidak peduli dengan
kondisi cuaca pada rute perjalanan mereka. Padahal
kondisi cuaca sangat penting untuk mendukung keselamatan dalam transportasi jalur darat, laut, maupun udara. Cuaca itu sendiri berarti suatu keadaan
atmosfer pada suatu tempat pada waktu tertentu dan
periode yang singkat sekitar 1-7 hari. Berbeda dengan
iklim, yang merupakan karakteristik keadaan atmosfer
pada suatu tempat tertentu namun pada jangka waktu
yang lama, minimal 30 tahun.
Ada 3 sektor yang sangat berkaitan erat dengan pentingnya informasi cuaca. Yaitu transportasi jalur darat,
laut dan udara.
Transportasi jalur darat; informasi cuaca sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kenyaman an berkendaraan. Apabila terjadi cuaca buruk seperti hujan lebat,
hal ini akan mengakibatkan jalan menjadi licin, jarak
pandang yang pendek, dan juga pengendara harus
STMKG
28 buletin
EDISI 03 / 2015
ekstra berhati-hati dalam perjalanan. Selain itu, angin kencang juga membahayakan pengendara sepeda
motor karena akan mengganggu keseimbangan saat
berkendaraan. Akibat lain dari cuaca buruk adalah
akan mengakibatkan banjir. Tak jarang banyak kendaraan yang mogok akibat fenomena yang tak asing lagi
bagi masyarakat ini.
untuk pulang menuju kampung halamannya.
Oleh karena itu, keselamatan dalam perjalanan laut
tak luput dari pentingnya informasi cuaca. Fungsi utama dari informasi meteorologi bagi pelayaran adalah
memberi petunjuk pemilihan jalan agar dapat berlayar
dengan aman, nyaman, selamat sampai tujuan, dan tepat waktu. Informasi tersebut meliputi prakiraan tinggi
gelombang, arah gelombang, suhu dan kelembaban
udara serta prakiraan cuaca mendatang.
Transportasi jalur udara, merupakan pilihan
yang tepat apabila kita hendak mudik dan ingin cepat
sampai di kampung halaman. Transportasi ini lebih
membutuhkan biaya yang mahal daripada jalur lainnya. Namun hal itu tak mengurangi niat masyarakat unutk menggunakan pesawat agar lebih cepat sampai di
kampung halamannya.
Trasportasi jalur laut dijadikan pilihan saat mudik karena harganya yang lebih terjangkau apabila dibandingkan dengan harga tiket pesawat. Namun, akan
memakan waktu yang lebih lama untuk sampai ke
kampung halaman. Perjalanan di laut lepas selama
berhari-hari tak mengurangi semangat masyarakat
ARTIKEL PILIHAN
What Makes You Blazed
Oleh
Akbar Apriansyah (Juara Lomba Posting Blog IPTEK EXPO 2015)
http://akbarapriansyah003.blogspot.com/
Untuk menjalani sebuah kehidupan, kita sering kali
membutuhkan semangat. Karena dengan adanya semangat, maka akan lebih memberi kemudahan dalam
menyalakan kehidupan kita, utamanya dalam menyalakan semangat memajukan bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia terkenal sebagai negara maritim yang
dapat mengelola kekayaan alam dan jaminan keamanan pada sektor kelautan. Berbagai macam kekayaan
alam telah mencapai kemampuan untuk dimanfaatkan
secara optimal untuk kemajuan perekonomian bangsa
Indonesia. Dalam hal ini, diperlukan kerja keras dan
semangat untuk mewujudkan dan membangun berbagai macam sektor yang terkait dengan kekayaan alam
dan kelautan di wilayah Indonesia, beberapa upaya
tersebut di antaranya:
• Menyusun perundang-undangan tentang kelautan
dan kebijakaan kelautan di indonesia. Hal ini perlu
karena sebagai bentuk bukti bahwa Indonesia adalah
negara maritim yang hakiki dan sejati.
•Dukungan anggaran untuk kelautan dan kepulauan
antara pemerintah dan DPR RI. Kedua lembaga tersebut yang akan mendukung kemajuan sektor maritim
yang ada di Indonesia. Jangan sampai berhenti di
tengah jalan atau tidak dijalankan sama sekali. Hal ini
akan merugikan dan tidak memberikan contoh yang
baik untuk perkembangan generasi bangsa yang akan
mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim.
•Profesional dan proporsional dalam setiap perjalanan
untuk mewujudkan negara maritim dengan berbagai
macam pembangunan kelauatan dan memanfaatkan
kekayaan alam secara hakiki dan potensial.
Sistem perjuangan bangsa Indonesia menuju negara
maritim memang cukup sulit, dengan mengimplementasi berbagai kebijakan dalam pembangunan secara
nasional yang memprioritaskan orientasi yang berhubungan dengan negara maritim. Kebijakan pembagunan harus diperhatikan melalui berbagai macam
cara salah satunya adalah sistem perundang-undangan, kekuatan pembangunan, perdagangan, industri
dan berbagai macam jasa maritim yang berhubungan
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Hal ini adalah upaya yang harus dilakukan agar Indo-
nesia bisa menjadi negara meritim secara efektif dengan langkah yang optimal dan kebijakan yang terkonsep.
Selain itu, kekayaan laut bangsa Indonesia juga sangat
mempengaruhi dalam kemajuan negara maritim karena kandungan kekayaan alam di dalamnya sangat besar dan beragam. Mulai dari sumber daya yang dapat
diperbaharui, seperti sektor perikanan, karang, rumput
laut, mangrove dan berbagai macam bioteknologi dan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti gas bumi, minyak, bijih besi, mineral, bauksit dan
masih banyak yang lainnya. Bisa juga dengan berbagai
jasa-jasa yang berhubungan tentang kelautan. Seperti,
wisata bahari, sumber keragaman hayati dan transportasi laut. Hal ini bisa menunjang perkembangan dan
kemajuan negara Indonesia sebagai negara maritim.
Adapun langkah-langkah yang harus dijalankan untuk
mewujudkan bangsa Indonesia sebagai negara maritim
yang tangguh dan kuat serta mengutamakan kemandirian dan kesejahteraan rakyat adalah sebagai berikut:
Dibutuhkan konsistensi semangat yang menyala untuk mewujudkan langkah yang telah ditentukan dan
langsung terjun dengan kerja nyata untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim. Selain itu, perlu gerakan moral untuk selalu menyemangati diri dan
masyarakat sekitar dan menyadari Indonesia adalah
negara dijuluki negara maritim.
Selain itu, sebagai bentuk perwujudan negara maritim,
setidaknya membuktikan secara merata untuk langkah awal yang harus dijalani. Berbagai macam proses
juga harus diterapkan secara konsisten dan inovatif. Perkembangan yang juga harus dibuktikan secara
real dan terkonsep dengan mempublikasinya kepada
masyarakat dan membuktikan dalam bentuk fisik agar
menumbuhkan semangat dan semakin kreatif dalam
mewujudkannya
Maka, diperlukan sistem yang konkrit dalam membangun Indonesia sebagai negara maritim. Hindari hal-hal
yang menghambat setiap proses pembuktian untuk
mengembangkan berbagai macam sektor yang berhubungan untuk mewujudkan negara maritim Indonesia. Diperlukan rasa percaya diri dan berani dalam
buletin STMKG 29
EDISI 03 / 2015
ARTIKEL PILIHAN
menidaklanjuti langkah dan mengubah berbagai macam kinerja secara nyata. Jika hal ini diterapkan secara
professional, maka potensi maritim Indonesia akan
terwujud.
Hal ini adalah upaya yang harus dilakukan agar indonesia bisa menjadi negara meritim secara efektif dengan
langkah yang optimal dan kebijakan yang terkonsep.
Selain itu, kekayaan laut bangsa Indonesia juga sangat
mempengaruhi dalam kemajuan negara maritim karena kandungan kekayaan alam di dalamnya sangat besar dan beragam. Mulai dari sumber daya yang dapat
diperbaharui, seperti sektor perikanan, karang, rumput
laut, mangrove dan berbagai macam bioteknologi dan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, seperti gas bumi, minyak, bijih besi, mineral, bauksit dan
masih banyak yang lainnya. Bisa juga dengan berbagai
jasa-jasa yang berhubungan tentang kelautan. Seperti,
wisata bahari, sumber keragaman hayati dan transportasi laut. Hal ini bisa menunjang perkembangan dan
kemajuan negara Indonesia sebagai negara maritim.
Adapun langkah-langkah yang harus dijalankan untuk
mewujudkan bangsa Indonesia sebagai negara maritim
yang tangguh dan kuat serta mengutamakan kemandirian dan kesejahteraan rakyat adalah sebagai berikut:
Dibutuhkan konsistensi semangat yang menyala untuk
mewujudkan langkah yang telah ditentukan dan
langsung terjun dengan kerja nyata untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim. Selain itu, perlu gerakan moral untuk selalu menyemangati diri dan
masyarakat sekitar dan menyadari Indonesia adalah
negara dijuluki negara maritim.
Selain itu, sebagai bentuk perwujudan negara maritim,
setidaknya membuktikan secara merata untuk langkah awal yang harus dijalani. Berbagai macam proses
juga harus diterapkan secara konsisten dan inovatif. Perkembangan yang juga harus dibuktikan secara
real dan terkonsep dengan mempublikasinya kepada
masyarakat dan membuktikan dalam bentuk fisik agar
menumbuhkan semangat dan semakin kreatif dalam
mewujudkannya
Maka, diperlukan sistem yang konkrit dalam membangun Indonesia sebagai negara maritim. Hindari hal-hal
yang menghambat setiap proses pembuktian untuk
mengembangkan berbagai macam sektor yang berhubungan untuk mewujudkan negara maritim Indonesia. Diperlukan rasa percaya diri dan berani dalam
menidaklanjuti langkah dan mengubah berbagai macam kinerja secara nyata. Jika hal ini diterapkan secara
professional, maka potensi maritim Indonesia akan
terwujud.
Negeri Supermarket Bencana
Oleh
Nizar Manarul Hidayat
Stasiun Klimatologi Sampali, Medan - BMKG Wilayah I Medan
Berbagai macam kejadian bencana masih terus terjadi
di wilayah Negara Indonesia selama tahun 2014, baik
bencana alam, non alam maupun bencana sosial. Kejadian bencana tersebut kerap kali menimbulkan krisis kesehatan akibat jatuhnya korban meninggal, luka
berat, luka ringan, pengungsian dan rusaknya fasilitas
kesehatan. Selama kurun waktu 5 tahun antara tahun
2010 – 2014 jumlah kejadian bencana di Indonesia
mencapai 1.907 kejadian bencana, terdiri dari 1.124
bencana alam, 626 bencana non alam dan 157 bencana sosial.
Sedangkan untuk tahun 2014 jumlah kejadian bencana
sebanyak 456 kejadian, terdiri dari 227 bencana alam
(49%), 197 bencana non alam (44%) dan 32 bencana
sosial (7%). Kejadian bencana tersebut menimbulkan
jumlah korban sebanyak 1.699.247 orang, terdiri dari
957 orang korban meninggal, 1.932 orang luka berat
STMKG
30 buletin
EDISI 03 / 2015
atau dirawat inap, 694.305 orang luka ringan atau
rawat jalan, 391 orang hilang dan 1.001.662 pengungsi. 5 jenis kejadian bencana dengan frekuensi tertinggi
di tahun 2014 adalah banjir (88 kejadian ; 19%), kecelakaan transportasi (74 kejadian; 16%), tanah longsor (57 kejadian; 13%); kebakaran pemukiman (55 kejadian; 12%) dan keracunan (39 kejadian; 9%).
Seperti tahun-tahun sebelumnya bencana alam masih
didominasi oleh bencana hidrolometorologi yaitu banjir dan longsor. Catatan terakhir menyebutkan bahwa
di tahun 2011 sampai dengan 2014 ada sebanyak 493
kejadian longsor di Indonesia. Jumlah ini mempunyai
frekuensi yang banyak dan menimbulkan kerugian
yang sangat besar. Sementara untuk bencana non
alam, kecelakaan transportasi paling banyak frekuensi
kejadiannya diantara bencana non alam lainnya.
Indonesia merupakan kawasan maritim yang luas,
dengan luasan lautan yang membentang dari sabang sampai merauke
terbukti kawasan Indonesia sering
terjadinya cuaca buruk yang terjadi
di darat, laut maupun udara. Benua
Maritim Indonesia (BMI) terdiri dari
ribuan pulau besar dan kecil, dipisahkan oleh banyak laut dan selat,
terletak di daerah tropis yang menerima radiasi matahari paling banyak,
terletak diantara dua benua (Asia
dan Australia) dan dua lautan yang
besar (samudera Hindia dan Pasifik)
menyebabkan wilayah BMI rentan
terhadap variabilitas dan perubahan
iklim. Interaksi lautan terhadap atmosfer yang sangat dominan mempengaruhi wilayah BMI disebabkan
karena wilayah ini memiliki laut yang luas mencapai
3.257.483 km² dibandingkan daerah daratan yang luasnya hanya 1.922.570 km², sehingga kondisi iklim
yang ada di wilayah Indonesia, khususnya curah hujan,
sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi lautan dan
atmosfer.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Indonesia mengalami 11.274 bencana. Dari kejadian-kejadian itu, negeri seribu bencana ini kehilangan
nyawa sejumlah 193.240 orang, dan menderita kerugian diperkirakan mencapai angka 420 triliun rupiah.
Bencana yang datang silih berganti dapat dikaitkan
dengan dampak perubahan iklim yang menjadi isu
hangat pada abad ini. Secara fisik, dampak perubahan iklim di Indonesia telah dirasakan oleh berbagai
lapisan masyarakat. Anomali iklim dan musim pada
tahun 2010 adalah salah satu contohnya. Sepanjang
tahun itu, hujan terus mengguyur seluruh wilayah Indonesia sekalipun daerah tersebut mengalami musim
kemarau. Di luar itu, dampak fisik lainnya adalah terjadi perubahan siklus air dan perluasan wilayah tropis, perubahan frekuensi kejadian ENSO, peningkatan
kejadian puting beliung, kejadian iklim ekstrem, serta
gelombang tinggi.
Berbicara mengenai banjir dan intensitas hujan yang
tinggi pasti erat kaitannya dengan dinamika siklus air.
Kondisi muka Bumi yang semakin panas menyebabkan
terjadinya perubahan siklus air, baik di laut maupun
di atmosfer. Memanasnya muka laut di daerah tropis
menyebabkan evaporasi meningkat. Bersamaan dengan itu, juga terjadi peningkatan volume air dalam
pembentukan awan. Akibatnya, terjadi curah hujan
ARTIKEL PILIHAN
dengan intensitas yang lebih tinggi. Variabilitas
bencana di Indonesia sangat banyak karena secara
geografis Indonesia diapit oleh lautan dan dikelilingi
oleh pegunungan yang jumlahnya cukup banyak. Jenis
bencana yang selalu menyerang hampir setiap tahun
antara lain banjir, longsor, puting beliung dan kekeringan di sejumlah daerah.
Rentetan bencana di negeri yang makmur ini menjadi
bukti bahwa Indonesia sangat luas dan kaya akan sumber daya alam yang ada. Seorang penjajah asal Belanda
mengatakan bahwa rakyat Indonesia dipastikan akan
makmur jika olahan hasil laut dapat dioptimalkan dengan baik. Ini memperjelas bahwa hanya dengan olahan
laut saja masyarakat Indonesia dapat hidup sejahtera
apalagi ditambah dengan olahan sumber daya alam
yang lain. Sudah saatnya pemerintah harus adil dalam
mengelola sumber daya alam ini untuk kepentingan
rakyat guna mendukung Indonesia yang berdaulat.
Efektifitas program penanganan bencana alam setiap
sektor dalam rangka mendukung terlaksananya sistem
pembangunan yang berketahanan. Semua itu dapat
ditingkatkan dengan membangun sinergitas kegiatan
aksi adaptasi antar sektor. Sasaran pembangunan setiap sektor tidak mungkin dapat dicapai dengan optimal
tanpa didukung oleh sektor lain. Oleh karena itu, penetapan langkah aksi adaptasi setiap sektor dalam rangka membangun program antisipasi bencana, tahapan
kehidupan, ekosistem dan wilayah khusus terhadap
dampak bencana perlu melihat keterkaitan program
antar sektor. Hal ini dapat dijadikan sebagai landasan
dalam membangun sinergitas dan mengisi kesenjangan kegiatan aksi adaptasi yang perlu dikembangkan.
Dampak bencana yang ditimbulkan sangat banyak termasuk menyangkut hal infrastruktur dan tata kelola
wilayah. Pada sektor infrastruktur memberi pengaruh
buletin STMKG 31
EDISI 03 / 2015
ARTIKEL PILIHAN
sangat signifikan pada keberlanjutan aktivitas masyarakat khususnya soal sosial dan ekonomi. Infrastruktur yang ada saat ini, khususnya di wilayah perkotaan
maupun wilayah khusus seperti pulau-pulau kecil dan
pesisir pada umumnya belum dibangun dengan pertimbangan dampak bencana yang mungkin terjadi. Sementara untuk perencanaan infrastruktur baru harus
mempertimbangkan proyeksi dampak bencana yang
dihasilkan. Maka perlu ada arahan pelaksanaan dalam
bentuk program aksi adaptasi sub bidang infrastruktur yang tangguh dalam menangani dampak bencana
yang akan terjadi. Strategi utama yang perlu dilakukan
untuk sub bidang infrastruktur, yaitu (a) penyesuaian
baik dari struktur, komponen, desain maupun lokasi
infrastruktur yang tangguh dalam dampak bencana,
(b) Perbaikan infrastruktur eksisting yang rentan terhadap bencana baik dari struktur, fungsi maupun lokasinya, (c) Fasilitas aktivitas kajian dan penelitian mengenai konsep ketahanan infrastruktur terhadap dampak
bencana.
Penyusunan program langkah antisipatif dampak
bencana ini sangat dibutuhkan mengingat Indonesia
merupakan negara seribu bencana yang sangat riskan
terjadinya dampak perubahan lingkungan. Visi kebencanaan serta program yang konkret harus sudah di implementasikan secara terpadu sehingga apabila terjadi
bencana tidak gelisah mencari solusi yang tepat karena
sebelumnya sudah di diskusikan dalam meja pemerintah.
Fenomena Kabut di Pagi Hari
Oleh
Richard Mahendra Putra (Meteorologi Semester IV)
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Bagi wilayah di dataran tinggi, kabut tidak hanya terjadi
di saat pagi hari saja. Terkedang menjelang siang pun
jalanan di sekitar pegunungan masih diliputi fenomena
ini.
Fenomenan kabut terjadi akibat inversi suhu. Sebuah
kondisi dimana suhu di dekat permukaan bumi lebih
dingin daripada suhu di lapisan atasnya. Apabila dalam keadaan normal, suhu udara di atmosfer ini akan
menurun seiring dengan bertambahnya ketinggian. Hal
ini disebabkan oleh panas yang kita rasakan sebenarnya tidak langsung berasal dari matahari, melainkan dari
gelombang panjang yang dipancarkan oelh permukaan
bumi ke atmosfer. Oleh karena itu semakin jauh letak
suatu tempat dengan permukaan bumi, maka suhunya
akan menjad rendah.
Inversi suhu merupakan hal yang biasa terjadi saat
pagi hari. Biasanya inversi suhu terjadi ketika siang hari
kemarinnya suhu sangat panas, kemudian di malam
harinya suhu turun drastic. Akibatnya, sebelum matahari terbit, suhu di permukaan bumi masih saja
dalam kondisi dingin. Sedangkan suhu di lapisan atas
tetap hangat. Saat kondisi ini terjadi, maka uap air akan
terkondensasi di dekat permukaan dan menghasilkan
kabut.
Sering kali kita salah presepsi antara kabut dan mist.
Mist merupakan fenomena yang mirip dengan kabut.
STMKG
32 buletin
EDISI 03 / 2015
Perbedaannya dari segi jarak pandang yang bias dicapai dan nilai kelembapan udara. Apabila fenomena
mist, maka jarak pandang yang ada masih lebih dari 1
km dan kelembapan udara antara 95-97 persen. Namun jika kabut jarak pandangnya yang bias dicapai kurang dari 1 km serta kelembapan udara antara 98-100
persen.
Ada beberapa dampak negative dari terjadinya fenomena ini. Salah satunya adalah berkurangnya jarak pandang. Saat kabut tebal terjadi, jarak pandang hanya 10
meter saja. Hal ini akan sangat membahayakan kegiatan
transportasi di darat, laut, maupun udara. Oleh karena
itu, perlu kewaspadaan yang lebih saat kita mengendarai kendaraan pada kondisi cuaca kabut. Sangat penting juga bagi kita untuk menyalakan lampu kendaraan
saat terjadi kabut agar dapat mengantisipasi terjadinya
tabrakan dengan kendaraan lain sat melintas.
Akhir-akhir ini, fenomena kabut sangat sering terjadi di
sekitar tempat kita. Hal ini disebabkan oleh suhu yang
cenderung sangat dingin di malam hari dibandingkan
pada saat musim hujan. Rendahnya suhu saat malam
hari disebabkan oleh sedikitnya cangkupan awan yang
ARTIKEL PILIHAN
menutupi langit sehingga panas radiasi yang berasal
dari permukaan bumi akan langsung ke atmosfer. Sedangkan pada saat musim hujan, awan di malam hari
akan cenderung banyak, sehingga menahan dan memancarkan kembali radiasi gelombang panjang dari
permukaan bumi menuju permukaan bumi kembali.
Akibatnya suhu bumi menjadi hangat.
Pemanfaatan High Frequency Radar untuk Observasi Tinggi
Gelombang Laut dan Potensinya
Oleh
Marthin Dendy Saputra Lumban Toruan, Ittaka Aldini (Instrumentasi Semester VII)
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Gelombang Laut adalah pergerakan naik turunnya air
laut dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang
membentuk kurva/grafik sinusoidal dari ukuran kecil
(riak) sampai yang paling panjang (pasang surut). Gelombang Laut dapat disebabkan oleh beberapa gaya
pembangkitnya, yaitu: angin ( gelombang angin), gaya
tarik menarik bumi-bulan-matahari(gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar
laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang
disebabkan oleh gerakan kapal atau perenang. Setiap
gelombang laut memiliki karakteristik: panjang gelombang, tinggi gelombang, periode gelombang, kemiringan gelombang dan frekuensi gelombang. Panjang
gelombang adalah jarak berturut-turut antara dua puncak atau dua buah lembah. Tinggi gelombang adalah
jarak vertikal antara puncak dan lembah gelombang.
Periode gelombang adalah waktu yang dibutuhkan gelombang untuk kembali pada titik semula. Kemiringan
gelombang adalah perbandingan antra tinggi dan panjang gelombang. Frekuensi gelombang adalah jumlah
gelombang yang terjadi dalam satu satuan waktu. Dari
sejumlah karakteristik gelombang tersebut, salah satu
karakteristik yang penting untuk diamati dalam dunia
prakiraan cuaca meteorologi maritim adalah tinggi gelombang.
Pengamatan tinggi gelombang air laut merupakan
salah satu kegiatan observasi yang sangat penting
pada meteorologi maritim, terutama untuk prakiraan
tinggi gelombang air laut. Biasanya kegiatan ini dilakukan menggunakan instrumen berupa buoy dan tide
gauge. Buoy adalah suatu instrumen yang di rancang
untuk operasional pada laut dalam yang dilengkapi
sensor untuk mengukur beberapa paramater yaitu
arah dan kecepatan angin, tekanan atmosfer, suhu
permukaan air laut, periode dan tinggi gelombang,
suhu udara dan kelembapan udara. Sedangkan tide
gauge adalah suatu instrumen yang digunakan untuk
mengukur tinggi permukaan air laut di pesisir pantai.
Perbedaan antara kedua alat ini yang paling
mendasar adalah pada peletakan alat dan cara pengukurannya. Buoy diletakan di tengah lautan sedangkan tide gauge berada pada pinggir pantai. Selain itu
dari sisi operasionalnya tide gauge lebih murah dan
mudah dibandingkan dengan buoy yang mahal dan
sulit dalam hal pemeliharaannya karena berada di tengah lautan. Kendala terbesar dalam penggunaan buoy
di Indonesia adalah sering hilangnya sensor dan komponen-komponen dari buoy itu sendiri akibat pencurian dan juga sumber listrik yang bergantung dari sinar
matahari saja. Sehingga banyak buoy di Indonesia yang
tidak beroperasi dengan normal baik diakibatkan oleh
pencurian maupun karena kerusakan pada sistem catu
daya. Hal ini dapat dilihat dari situs Pusat Data Buoy
Indonesia milik BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) bahwa sekitar 50% buoy yang terpasang tidak beroperasi dengan baik. Kekurangan lainnya
dari penggunaan buoy adalah dalam hal memecah
gelombang laut. Ketika buoy yang diletakkan mengapung di permukaan air laut mengalami akselerasi gelombang yang sangat besar, hasil pengukuran tinggi
gelombang yang dihasilkan buoy dapat lebih tinggi
maupun lebih rendah daripada tinggi gelombang yang
sebenarnya, sehingga hasil pengukuran menjadi tidak
akurat dan kurang reliable untuk observasi tinggi gelombang. Sedangkan kelemahan dari tide gauge yaitu
bila terkena gelombang besar biasanya sangat mudah
rusak dan berpotensi kehilangan data, contohnya bila
terkena tsunami. Tide gauge juga mempunyai keterbatasan tinggi gelombang yang dapat di ukur sehingga penggunaan tide gauge untuk mengukur tinggi
buletin STMKG 33
EDISI 03 / 2015
ARTIKEL PILIHAN
gelombang tsunami sangat tidak efektif. Padahal data
pengamatan tinggi gelombang yang akurat sangat
penting.
Dalam hal pemanfaatannya, pengamatan tinggi gelombang air laut dapat digunakan untuk memprediksi
tinggi gelombang air laut yang sangat berguna untuk
para nelayan dan memberikan peringatan dini cuaca
ekstrim berupa gelombang tinggi dilautan. Salah satu
contoh kasus gelombang tinggi air laut yang sangat
berbahaya adalah tsunami. Dimana ketinggian gelombangnya dapat mencapai sepuluh meter jika sudah
mendekati pantai dan hal ini akan sangat merusak.
Oleh karena itu BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) telah membuat InaTEWS (Indonesia
Tsunami Early Warning System). Pada sistem tersebut
memanfaatkan data dari gempa yang terjadi sebelum
tsunami dan juga data dari buoy dan tide gauge untuk mengetahui tinggi gelombang yang terjadi. Akan
tetapi penggunaan buoy dan tide gauge masih banyak
kelemahannya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami,
telah hadir sebuah instrumen yang dapat mengukur
tinggi gelombang baik yang berada di tengah lautan
maupun yang berada didekat pantai yaitu HF Radar
(High Frequency Radar). Teori mengenai pendeteksian tsunami menggunakan Radar HF pertamakali
dikemukakan oleh DR. D. E. Barrick pada tahun 1979.
Kemudian Pada Tahun 2000 muncul Sistem Radar HF
WERA yang beroperasi pada sebuah mode gelombang
frekuensi termodulasi kontinu (FMCW). Yang dengan
penemuan itu ditemukan beberapa kelebihan HF Radar yaitu tidak terpengaruh kondisi cuaca, awan maupun perubahan kondisi laut. Lalu pada tahun 2008
Seasonde HF Radar System oleh CODAR Ocean Sensors
yang dapat menyediakan data pengamatan real-time
dalam area cakupan yang lebih luas mencapai 200
km. Seasonde berbentuk padat dan tidak bersentuhan langsung dengan arus permukaan laut dan sistem
pengukuran gelombang sehingga mudah dalam perawatan dan dapat bekerja pada kondisi cuaca ekstrim
seperti badai. Mode gelombang frekuensi termodulasi kontinu (FMCW) yang dimiliki oleh CODAR Ocean
Sensors juga mengeliminasi range aliasing dan noise
yang diakibatkan oleh getaran angin pada antena,
seperti yang melekat pada desain Sistem HF Lainnya.
Selain itu, potensi manfaat dari data HF Radar sangat
besar, khususnya mengingat kelangkaan data observasi real-time di lingkungan laut. Data-data tersebut
STMKG
34 buletin
EDISI 03 / 2015
juga memiliki potensi dan sangat penting karena mereka dapat menutupi bagian yang signifikan dari model
domain pesisir laut. Data-data tersebut memungkinkan, untuk pertama kali, melacak lokasi dan pergerakan
fitur laut mesoscale secara analog dengan kemampuan
superior yang disediakan oleh input data ke model cuaca
numerik. Selain itu, kelebihan unik dari HF Radar adalah
kemampuan untuk memetakan variabilitas horizontal
dari arus laut yang dibutuhkan dalam berbagai aplikasi.
Setelah dikembangkan lebih lanjut, sampai saat ini
sudah ada beberapa produk HF radar ini yang dapat
digunakan untuk sistem peringatan dini tsunami.
Mengutip berita acara dari Hezzel Messtechnik bahwa,
sebuah grup penelitian yang dipimpin oleh Prof. Dante
Figueroa dari Universitas Concepcion Chili, telah melaporkan bahwa WERA, radar milik mereka mendapatkan jejak sinyal tsunami yang menyerang timur laut
Jepang pada maret 2011. Hal ini diklaim merupakan
yang pertama kalinya radar laut (HF radar) mendeteksi
tsunami yang mendekat.
Secara sederhana prinsip kerja HF Radar sama dengan
Radar lainnya yaitu memancarkan dan menerima kembali pantulan dari benda atau objek yang ingin ukur.
Untuk penggunaan HF Radar ini, secara teori bahwa
sistem HF Radar ini dapat digunakan secara efektif
untuk sistem peringatan dini tsunami dengan asumsi
bahwa jarak antara garis tepi pantai dengan pinggir
dasar laut (shelf edge sea) cukup panjang yaitu lebih
dari 50 km (pantai yang landai), sehingga memberikan
waktu yang cukup untuk peringatan dini.
Sistem HF Radar merupakan alat yang sangat berguna untuk pengukuran gelombang dalam cakupan area
yang besar dengan observasi realtime. Sistem HF Radar
dapat mengukur ketinggian gelombang permukaan air
laut dan juga arah serta kecepatan gelombang tersebut dan dapat menjangkau hingga 200km. Selain itu
karena letak HF Radar ini di dekat pantai maka untuk
pemeliharaan dan operasionalnya relatif lebih mudah
dan murah jika dibandingkan dengan buoy.
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki Sistem HF Radar, akan tetapi sistem ini memiliki kelemahan. Sistem
HF Radar memiliki kekurangan dalam metode untuk
memeriksa tingkat akurasinya. Maka dari itu, untuk
menghasilkan data yang lebih baik diperlukan penelitian yang lebih lanjut lagi sehingga HF Radar ini dapat
digunakan untuk membantu dalam sistem peringatan dini tsunami di Indonesia. Sehingga reabilitas dari
Sistem HF Radar dapat ditingkatkan.
ARTIKEL PILIHAN
Kolaborasi dengan Kearifan Lokal
Oleh
Astri Widya Syah Putri (Klimatologi Semester IV)
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Indonesia sebagai negara yang
mempunyai kebudayaan beraneka
ragam dan dikenal sebagai negara
agraris tentulah mempunyai banyak warisan tentang kearifan yang
diturunkan oleh nenek moyang
kita. Seiring berjalannya era globalisasi, kearifan yang diwariskan
kepada kita baik itu berupa norma
dan moral, ataupun budaya yang
sudah melekat dalam lingkungan kehidupan kini kian lama kian
menghilang.
Tak ubah pandangan para leluhur
kita yang dahulu dapat menebak
iklim melalui tanda-tanda yang
diberikan oleh alam merupakan suatu kearifan lokal
yang sangat berguna untuk kelangsungan kehidupan.
Seperti sistem pranata mangsa yang diterapkan di
Jawa, warige yang diterapkan di Lombok, keuneunong
yang diterapkan di Aceh, dan palontara yang diterapkan di Sulawesi Selatan
Penemuan para leluhur petani kita tergolong penemuan yang cukup cerdas. Mengapa tidak? Uraian mengenai Pranata Mangsa yang berarti pedoman musim
penanggalan yang dikaitkan dengan kegiatan usaha
pertanian, khususnya untuk kepentingan bercocok tanam atau penangkapan ikan yang berbasis peredaran
matahari dan siklusnya (setahun) berumur 365 hari
(atau 366 hari) serta memuat berbagai aspek fenologi,
kejadian-kejadian alam yaitu seperti musim penghujan, kemarau, musim berbunga, dan letak bintang di
jagat raya, serta pengaruh bulan purnama terhadap
pasang surutnya air laut, akan tetapi perlu diketahui
bahwa pola perhitungan dan data-data yang digunakan
dalan penentuan penanggalan tersebut masih bersifat
tradisional yang dimanfaatkan sebagai pedoman dalam kegiatan usaha pertanian di Jawa pernah mengalami kemajuan pesat dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat petani dan nelayan dizaman era sebelum
industrialisasi.
Pranata mangsa, warige, keuneunong, dan palontara
memberikan suatu pemahaman kepada kita semua
bahwa alam bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti, bukan pula seorang musuh yang harus kita lawan, bukan
juga menjadi suatu santapan lezat yang bisa habiskan
kekayaannya. Alam tak lain adalah sahabat kita. Selayaknya sahabat yang harus saling mengerti, memahami
dan menjaga. Alam sedih kita pun ikut bersedih, dan
ketika alam senang kita pun ikut berbahagia pula.
Letak geografis Indonesia yang tropis dan dihimpit oleh
dua samudera dan dua benua menjadikan Indonesia
sebagai negara maritim yang rentan terhadap perubahan iklim serta menjadi pusat kendali sistem iklim dunia. Iklim yang dinamis ditambah era globalisasi, industri sekarang ini dimana kebutuhan terhadap konsumsi
dan energi serta perkembangan teknologi yang membutuhkan energi, terutama dari sumber energi bahan
bakar fosil yang sangat besar dan penumpukan limbah
industri yang sedemikian besar pula di alam membuat
pola pikir untuk bersahabat dengan alam kian lama
kian luntur, keserakahan akan kebutuhan gaya hidup
modern membuat kita lupa bahwa kelangsungan hidup kita sangat bergantung pada alam.
Pergeseran musim yang terjadi merupakan rangkaian proses kompleks dari unsur-unsur cuaca
dan iklim. Masing-masing unsur tersebut memiliki proses yang berbeda-beda sehingga saling men-
buletin STMKG 35
EDISI 03 / 2015
ARTIKEL PILIHAN
asi selanjutnya tanpa mengesampingkan fakta yang terjadi bahwa iklim telah berubah, tidak lagi seperti dahulu yang sangat bersahabat. Kini kita
harus beradaptasi dengan iklim dan
mengenal iklim lebih dekat dan informasi perubahan iklim sangat dibutuhkan.
Masyarakat petani sangat membutuhkan peran pemerintah dalam permasalahan ini dan juga merupakan tantangan
tersendiri untuk pemerintah. Seperti yang
tertuang dalam INPRES NO.5 TAHUN 2011
“Pengamanan Produksi Beras Nasional
Dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim”.
Sedangkan masalah yang dihadapi adalah
pemahaman petani terhadap informasi
dorong terjadinya pergeseran musim hujan dan mu- iklim belum memadai. Ini juga tantangan bagaimana
sim kemarau. Terjadinya fenomena perubahan iklim pemerintah dapat memberi pemahaman bahwa mudi Indonesia dapat diamati dari terjadinya perubahan sim tanam dan musim panen tidak akan akurat jika harata-rata curah hujan jangka panjang di wilayah terse- nya menggunakan pemahaman tentang pedoman mubut. Perubahan musim yang terjadi tidak normal san- sim yang diwariskan oleh leluhur yang bersifat statis,
gat terasa bagi petani di Indonesia.
sedangkan iklim berjalan secara dinamis.
Kearifan kuno petani padi mengenai pedoman musim Oleh karena itu diperlukan pengembangan dan imtanam dikacaukan oleh pergeseran musim menjadi plementasi strategi adaptasi sektor pertanian terhbahaya utama yang akan mengancam sektor pertani- adap perubahan iklim sehingga dapat meminimalian. Sebab semakin singkat atau semakin panjangnya sir dampak perubahan iklim pada produktivitas dan
sebuah musim pasti diikuti pula oleh pergeseran pola ketahanan pangan Indonesia, khususnya untuk tanatanam, yang berakibat gagal panen.
man padi.
ICWG-CC pada tahun 2002 menyatakan bahwa produk- Mengatasi hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimativitas pertanian di Asia diprediksikan menurun sebe- tologi, dan Geofisika (BMKG) yang memegang peranan
sar 20%, semakin bertambahnya frekuensi dan inten- penting dalam urusan menganalisa dan memprediksi
sitas kejadian cuaca ekstrim menjadi penyebab utama iklim di indonesia membuat terobosan melaui Sekolah
menurunnya produktivitas pertanian. Negara-negara Lapang Iklim. Sekolah Lapang Iklim adalah aksi nyata
berkembang seperti Indonesia yang memiliki popula- BMKG dalam menghadapi permasalahan ini. Sekolah
si penduduk miskin cukup besar paling rentan terkena tersebut diberikan kepada para penyuluh pertanian
dampak perubahan iklim tersebut. Telah diperkirakan dengan bahasa yang mudah dipahami kemudian penbahwa adanya 30 hari keterlambatan datangnya mu- yuluh tersebut menginformasikan kepada para petani
sim hujan akan mengurangi produksi beras sebesar mengenai perubahan cuaca dan pengaruhnya terha580.000 metrik ton di Jawa Barat dan Jawa Tengah ser- dap pertanian.
ta 540.000 metrik ton di Jawa Timur dan Bali.
Sekolah lapang iklim akan memberikan informasi yang
Contoh kecil, seperti tercatat dalam data Dinas Per- memadai kepada petani terkait perubahan cuaca dan
tanian Jawa Timur, lahan pertanian gagal panen atau dampaknya terhadap pertanian. Metode sekolah lapapuso dan kebanjiran mencapai 903 hektare. Kalkulasin- ngan iklim diberikan melalui proses transfer pengeya, padi yang gagal panen 533 ha. Akibat kekeringan tahuan antara pembimbing sebagai nara sumber dan
dan 370 ha, dan akibat terendam air sehingga potensi- masyarakat sebagai peserta didik dilakukan dalam
al tanaman rusak di atas 75%. Dari lahan gagal panen, kondisi yang sangat alami, santai dan melalui pendekapotensi produksi gabah yang hilang akibat kekeringan tan personal. Pelatihan kepada penyuluh yang nantin3.198 ton dan yang hilang akibat kebanjiran 2.220 ton. ya penyuluh dapat memberikan penerapan ilmu kepaKearifan lokal merupakan suatu kekayaan yang per- da para petani.
lu dilestarikan dan diwariskan pada generasi - gener Tujuan Sekolah lapang iklim sendiri adalah mengatasi
STMKG
36 buletin
EDISI 03 / 2015
persoalan-persoalan yang disebabkan oleh keadaan
lingkungan serta untuk meningkatkan pemahaman
para trainer terhadap informasi iklim, agar petani mengetahui kapan sebaiknya mulai melakukan penanaman
padi agar pasokan air tetap tersedia dan mampu beradaptasi dengan iklim serta memotivasi para penyuluh agar mampu menterjemahkan mendesiminasikan
informasi iklim kepada para petani Indonesia akan
diberi
Program ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2011. Sekolah lapangan tersebut dikembangkan di beberapa
provinsi yang selama ini dikenal sebagai sentra-sentra produksi pangan. Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG) juga bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk melaksanakan program
tersebut. Salah satunya dengan membentuk kalender
tanam (katam) yang berguna untuk diterapkan kepata
petani agar mengetahui tanaman apa saja yang cocok
ditanam pada musim-musim tertentu. Sekolah lapang
tanam dinilai cukup sukses karena dapat meningkatkan hasil pertanian dengan prosentase yang cukup signifikan.
Dengan adanya sekolah lapang iklim, penyuluh juga
diajarkan bagaimana para petani dapat membuat prakiraan musim sendiri melalui data curah hujan dengan
menggunakan alat pengukur curah hujan yang diberikan oleh BMKG melalui kerja sama dengan dinas pertanian daerah dan disebar disetiap pos curah hujan dibeberapa tempat kabupaten ataupun kecamatan daerah.
Tidak hanya itu, BMKG juga selalu menyiapkan informasi iklim dalam skala lokal yang kemudian menterjemahkan informasi kedalam bentuk dampak, adaptasi
dan antisipasi melalui produk rutin kepada instasi pemerintahan seperti kementrian, bulog, pemda, dinas
pertanian, perkebunan, maupun publik guna dipelajari. Produk yang dikeluarkan berupa prakiraan musim
hujan dan musim kemarau tiap tiga bulan sekali, prakiraan hujan bulanan, prakiraan potensi banjir, ketersedian air tanah, dan tingkat kekeringan dan kebasahan.
Sekolah lapang iklim sendiri telah sukses dilaksanakan
di-18 provinsi sentra pangan sejak tahun 2010. Kemudian 2011 sukses di-11 provinsi, 2013 di-25 provinsi.
Inovasi Sekolah Lapang Iklim dari Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menjadi salah
satu dari Empat Top Inovasi Pelayan Publik 2014 mewakili Indonesia dalam pameran inovasi pelayanan
publik Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi (Kem PAN-RB) di acara Asean–
Republic of Korea Exhibition on Public Governance.
Upaya memberdayakan petani dan penyuluh melalui
ARTIKEL PILIHAN
sekolah lapang iklim tersebut diharapkan pengetahuan petani dapat ditingkatkan dan dipahami dalam
mengantisipasi iklim ekstrim dan adaptasi terhadap
perubahan cuaca dan iklim dengan pendampingan
pemandu dari BMKG dan pertanian, tanpa meninggalkan pedoman musim warisan para leluhur. Kolaborasi
inilah yang akan mengoptimalkan ketahanan sekaligus
mendorong peningkatan produksi, menuju terwujudnya swasembada pangan di Tanah Air.
doman musim yang diwariskan oleh leluhur yang bersifat statis, sedangkan iklim berjalan secara dinamis.
Oleh karena itu diperlukan pengembangan dan implementasi strategi adaptasi sektor pertanian terhadap perubahan iklim sehingga dapat meminimalisir dampak perubahan iklim pada produktivitas dan
ketahanan pangan Indonesia, khususnya untuk tanaman padi.
Mengatasi hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memegang peranan
penting dalam urusan menganalisa dan memprediksi
iklim di indonesia membuat terobosan melaui Sekolah
Lapang Iklim. Sekolah Lapang Iklim adalah aksi nyata
BMKG dalam menghadapi permasalahan ini. Sekolah
tersebut diberikan kepada para penyuluh pertanian
dengan bahasa yang mudah dipahami kemudian penyuluh tersebut menginformasikan kepada para petani
mengenai perubahan cuaca dan pengaruhnya terhadap pertanian.
Sekolah lapang iklim akan memberikan informasi yang
memadai kepada petani terkait perubahan cuaca dan
dampaknya terhadap pertanian. Metode sekolah lapangan iklim diberikan melalui proses transfer pengetahuan antara pembimbing sebagai nara sumber dan
masyarakat sebagai peserta didik dilakukan dalam
kondisi yang sangat alami, santai dan melalui pendekatan personal. Pelatihan kepada penyuluh yang nantinya penyuluh dapat memberikan penerapan ilmu kepada para petani.
Tujuan Sekolah lapang iklim sendiri adalah mengatasi
persoalan-persoalan yang disebabkan oleh keadaan
lingkungan serta untuk meningkatkan pemahaman
para trainer terhadap informasi iklim, agar petani mengetahui kapan sebaiknya mulai melakukan penanaman
padi agar pasokan air tetap tersedia dan mampu beradaptasi dengan iklim serta memotivasi para penyuluh agar mampu menterjemahkan mendesiminasikan
informasi iklim kepada para petani Indonesia akan
diberi
Program ini mulai dilaksanakan sejak tahun 2011. Sekolah lapangan tersebut dikembangkan di beberapa
buletin STMKG 37
EDISI 03 / 2015
ARTIKEL PILIHAN
provinsi yang selama ini dikenal sebagai sentra-sentra produksi pangan. Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG) juga bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk melaksanakan program
tersebut. Salah satunya dengan membentuk kalender
tanam (katam) yang berguna untuk diterapkan kepata
petani agar mengetahui tanaman apa saja yang cocok
ditanam pada musim-musim tertentu. Sekolah lapang
tanam dinilai cukup sukses karena dapat meningkatkan hasil pertanian dengan prosentase yang cukup signifikan.
Dengan adanya sekolah lapang iklim, penyuluh juga
diajarkan bagaimana para petani dapat membuat prakiraan musim sendiri melalui data curah hujan dengan
menggunakan alat pengukur curah hujan yang diberikan oleh BMKG melalui kerja sama dengan dinas pertanian daerah dan disebar disetiap pos curah hujan
dibeberapa tempat kabupaten ataupun kecamatan
daerah. Tidak hanya itu, BMKG juga selalu menyiapkan
informasi iklim dalam skala lokal yang kemudian menterjemahkan informasi kedalam bentuk dampak, adaptasi dan antisipasi melalui produk rutin kepada instasi
pemerintahan seperti kementrian, bulog, pemda, dinaspertanian, perkebunan, maupun publik guna dipela
jari. Produk yang dikeluarkan berupa prakiraan musim
hujan dan musim kemarau tiap tiga bulan sekali, prakiraan hujan bulanan, prakiraan potensi banjir, ketersedian air tanah, dan tingkat kekeringan dan kebasahan.
Sekolah lapang iklim sendiri telah sukses dilaksanakan
di-18 provinsi sentra pangan sejak tahun 2010. Kemudian 2011 sukses di-11 provinsi, 2013 di-25 provinsi.
Inovasi Sekolah Lapang Iklim dari Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menjadi salah
satu dari Empat Top Inovasi Pelayan Publik 2014 mewakili Indonesia dalam pameran inovasi pelayanan
publik Kementerian Pendayagunaan dan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi (Kem PAN-RB) di acara Asean–
Republic of Korea Exhibition on Public Governance.
Upaya memberdayakan petani dan penyuluh melalui
sekolah lapang iklim tersebut diharapkan pengetahuan petani dapat ditingkatkan dan dipahami dalam
mengantisipasi iklim ekstrim dan adaptasi terhadap
perubahan cuaca dan iklim dengan pendampingan
pemandu dari BMKG dan pertanian, tanpa meninggalkan pedoman musim warisan para leluhur. Kolaborasi
inilah yang akan mengoptimalkan ketahanan sekaligus
mendorong peningkatan produksi, menuju terwujudnya swasembada pangan di Tanah Air.
BMKG Tanggap Tuntutan Publik
Terhadap Pentingnya Informasi Cuaca Dini
Oleh
Muclishin Pramono Guntur Waseso (Meteorologi Semester VIII)
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Berkembangnya ilmu dan teknologi yang semakin pesat, BMKG memiliki peran andil dalam pelayanan informasi cuaca dari cara tradisional menjadi cara modern
seperti pelayanan melalui Faximile menjadi halaman
web berbasis internet. Pasalnya masyarakat kini semakin kritis dalam memahami arti pentingnya informasi
cuaca untuk berbagai macam aktiftas. Contohnya saja,
masyarakat mulai paham akan bahaya awan Cumulonimbus di bidang penerbangan seperti insiden pesawat AirAsia QZ8501.
Tuntutan ketersediaan informasi yang akurat dan cepat
kepada masyarakat secara realtime, kini sebagai tantangan tersendiri bagi BMKG yang notabene menjadi
satu – satunya institusi pemerintah penyedia layanan
informasi cuaca. Menurut Bapak Syamsul Huda, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan dan Maritim, menyatakan bahwa informasi cuaca yang diberikan oleh
BMKG harus memenuhi syarat yakni informasi yang
STMKG
38 buletin
EDISI 03 / 2015
terkini (up to date), isi informasi mudah dipahami dan
dimengerti oleh masyarakat umum serta informasi
yang akurat baik lokasi maupun waktu kejadiannya.
Mengingat informasi dituntut secara cepat, tepat
sasaran, dan akurat, BMKG dapat mengoptimalkan
potensi perkembangan model cuaca yang ada seperti
Citra Satelit, Citra Radar Cuaca bahkan model lainnya
yang dapat menggantikan peran dari remote sensing.
Dengan permodelan cuaca yang ada, sebenarnya sudah dapat menggambarkan kondisi cuaca yang terjadi
hingga memprediksi kedepannya, seperti menurut Bapak Ahmad Zakir, dkk, dalam bukunya yang ditulis pada
tahun 2009 dengan judul “Perspektif Operasional Cuaca Tropis”, salah satu remote sensing yakni radar cuaca
dapat menggambarkan kondisi cuaca secara realtime
dengan resolusi mencapai 300 meter.
Beberapa Stasiun Meteorologi yang berada didaerah – daerah, sudah memiliki fasilitas yang memadai
ARTIKEL PILIHAN
untuk memberikan informasi perkembangan cuaca
baik se-provinsi hingga se-kabupaten. Contohnya saja
di Stasiun Meteorologi Selaparang BIL Lombok, yang
telah memodifikasi layanan informasi cuaca bagi masyarakat dengan memanfaatkan tampilan produk citra
radar yang ada untuk beberapa kejadian cuaca ekstrim.
Pada tanggal 15 April 2015 pukul 15.00 WITA, telah
terjadi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin
kencang di beberapa wilayah di Lombok Barat hingga
memaparkan kondisi cuaca kedepannya (gambar 1).
Stasiun Geofisika juga ikut peran andil dalam memodifikasi output layanan informasi, salah satunya Stasiun
Geofisika Sanglah yang melayani informasi sebaran
sambaran petir yang sangat berguna untuk melihat potensi sebaran sambaran petir yang terjadi yang dapat
mengganggu aktifitas manusia (gambar 3).
Gambar 1. Penampang Citra Radar Lombok Pada Tanggal 15 April 2015
(Stasiun Meteorologi Klas II Selaparang BIL Lombok, 2015)
(Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar, 2015)
Gambar 3. Peta Sebaran Sambaran Petir di Bali
Dengan output citra radar cuaca ataupun dengan
menggunakan model lainnya, dapat digunakan secara
optimal di semua Stasiun Meteorologi yang berada
di daerah – daerah. Tidak hanya Stasiun Meteorologi
saja yang telah memodifikasi layanan informasi cuaca,
contohnya saja Stasiun Klimatologi Kediri – NTB yang
memaparkan layanan informasi iklim yang sangat berguna khususnya di bidang pertanian, dimana berisikan
informasi distribusi curah hujan yang terjadi di bulan
Februari tahun 2015 (gambar 2).
Layanan informasi di bidang Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika perlu ditambahkan dengan adanya inovasi dan kreasi dengan menggunakan tampilan yang
menarik, bahasa yang mudah dimengerti dan tentunya
mudah diakses oleh instansi lainnya dan masyarakat
umum sehingga BMKG dapat memenuhi tuntutan
publik secara realtime akan perkembangan informasi
meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang terjadi
dan berguna untuk meminimalisir adanya kerugian
terutama keselamatan jiwa dan harta akibat terjadinya
cuaca ekstrim.
Gambar 2. Peta Distribusi Curah Hujan Bulan Februari 2015 di Nusa Tenggara Barat
(Stasiun Klimatologi Klas I Kediri – NTB, 2015)
buletin STMKG 39
EDISI 03 / 2015
PROFIL
Profil Komandan Resimen Sekolah Tinggi
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Gunung kidul, 12 Januari 1993 menjadi saksi bisu lahirnya seorang ‘bocah laki-laki’ yang ternyata ‘garis
tangan-nya’ sudah ditakdirkan untuk menjadi orang
yang berkedudukan strategis dalam ketarunaan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jakarta saat ini. Adalah ia Chahya Putra Nugraha yang terlahir dengan latar belakang keluarga yang sudah lama
berkecimpung dalam bidang keguruan. Hal tersebut
menuntut dirinya untuk mengikuti jejak orangtua dan
mengabdi sebagai tenaga pengajar. Namun ia memiliki
pemikiran yang berbeda. Istilah dalam pribahasa lama
bahwasanya ranting selalu bercabang, ia memiliki cita-cita yang berbeda dan niat untuk mengembangkan
sayap dalam bidang lain.
Tentangan dari pihak keluarga pada awalnya justru menjadi bahan bakar semangat tersendiri untuk
membuktikan bahwa hal tersebut adalah tidak tepat.
Hal tersebut yang menjadi pendorong baginya untuk
mewujudkan mimpinya menjadi orang yang sukses.
AMG menjadi pilihan yang sudah ditaksir dan menjadi
batu loncat dalam menitih karir sekaligus kuliah.
STMKG
40 buletin
EDISI 03 / 2015
Dalam perjalanannya untuk mencapai hal tersebut,
tentunya membutuhkan usaha yang tidak sedikit. Bersama teman satu sekolahan, ia menuju kota Yogyakarta dengan harapan untuk mengubah mindset dari
keluarga yang meyakini bahwa hanya dengan menjadi guru, kesuksesan dapat diraih. Setelah mengetahui
bahwa anak dari pasangan Nuryanto dan Winasis berhasil lolos dan dilantik sebagai seorang pegawai walaupun masih dalam masa kuliah, menjadikan ia berhasil mendulang perhatian kedua orangtuanya dengan
pengharapan baru bahwa buah hati mereka mampu
menjadi orang yang mandiri diluar bidang keguruan.
Selama satu tahun ia menempuh jenjang pendidikan
di tingkat 1 sebagai taruna AMG Jakarta dan ditugaskan kedaerah untuk melakukan praktek kerja lapangan. Tentunya hal tersebut menjadi pengalaman baru
dan lingkungan yang baru pula. Dengan kemampuan
adaptasi yang baik, ia mampu menerobos situasi dan
mampu menjadi orang kepercayaan dari pimpinan. Hal
tersebut berawal ketika diberikan tugas untuk membuat bahan presentasi. Dengan hasil yang memuaskan,
ia mampu mengambil hati pimpinan dan tentunya
menjadi batu loncatan bagi karir yang baru ditapakinya.
Setelah menempuh masa PKL selama beberapa bulan
di Stasiun Meteorologi klas 1 Serang, ia dipanggil kembali untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang D4.
Pria yang dalam keseharian selalu membopong “kur
merah hitam” yang terbalut dalam pakaian kedinasan
ini, merupakan orang yang menduduki jabatan yang
terbilang strategis dalam hal ketarunaan. Tentunya hal
tersebut tidak diraih dengan mudah dan memerlukan
proses. Berbagai posisi strategis pernah didudukinya
selama berkarya di STMKG, salah satunya adalah dengan menggaet jabatan sebagai Komandan Kompi B. Ia
menuturkan bahwasanya hanya dengan 1 modal sederhana untuk menjadi orang yang sukses di dunia kerja, yaitu “kerjakan bagian kita dengan sebaik mungkin”
kini telah menjadikannya sebagai Komandan Korps
PROFIL
Resimen STMKG tahun 2015 yang pertama setelah terjadi perubahan status sekolah dari Akademi menjadi
Sekolah tinggi.
Dibalik bebagai kesibukan dalam menjalani kegiatan
kuliah, pria ini memiliki hobi yang cukup menantang
yaitu bertualang. Berbagai puncak yang cukup terkenal
pernah ditapakinya seperti Gunung Papandayan dan
Gunung Gede dalam waktu dekat pada acara pendakian massal. Selain hobi mendaki, ia memiliki kegemaran
tersendiri mendengar musik, membaca dan bermain
game.
Di akhir sesi wawancara, ia menuturkan pengaharapan
serta doa bagi kampus kita tercinta STMKG untuk menjadi lebih baik lagi untuk waktu yang akan datang dan
bercita-cita untuk dapat memberikan kontribusi yang
baik bagi BMKG agar mampu melayani masyarakat
dengan setulus hati.
buletin STMKG 41
EDISI 03 / 2015
GALERI
Juara 1 Lomba Fotografi IPTEK EXPO 2015
Meteorologi VI E
Juara 2 Lomba Fotografi IPTEK EXPO 2015
Geofisika VIII
STMKG
42 buletin
EDISI 03 / 2015
GALERI
Anggota IPTEK dan Junalistik STMKG
buletin STMKG 43
EDISI 03 / 2015
Download