Uploaded by maulidyatd10

TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH PELANGGARAN LALU LINTAS ANAK DIBAWAH UMUR OFF B

advertisement
Pelanggaran Lalu Lintas Pada Anak di Bawah Umur 17 Tahun
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Teknik Lalu Lintas
yang dibina oleh Bapak Bambang Supriyanto, S.T., M.T.
oleh
Daiya Rahma Santika
Ditya Hafiz Rosyidi
Fabian Zaki Geraldy Hasibuan
Husnik Maulidya Tungga Dewi
Kawanowo Budi Satrio
Satria Melga Utama
(180523630005)
(180523630071)
(180523630030)
(180523630056)
(170523627088)
(180523630067)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Oktober 2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Teknik Lalu Lintas, dengan judul: “Pelanggaran Lalu Lintas Pada Anak di
Bawah Umur 17 Tahun”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan dan kesadaran untuk
pembatasan berlalu lintas bagi anak dibawah umur.
Malang, 04 Oktober 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3
Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
2.1
Peraturan-peraturan Lalu Lintas ............................................................... 4
2.2
Denda dan Saksi Pelanggaran Lalu Lintas ............................................... 6
2.3
Pelanggaran Lalu Lintas ......................................................................... 11
2.4
Kasus-kasus Pelanggaran Lalu Lintas Anak di Bawah Umur 17 Tahun 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19
3.1
Kesimpulan ............................................................................................. 19
3.2
Saran ....................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
LAMPIRAN ......................................................................................................... 22
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lalu lintas memiliki tiga sistem komponen antara lain adalah manusia,
kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan.
Kondisi baik atau buruknya lalu lintas di Indonesia bergantung pada komponen
lalu lintas utama yaitu pemakai jalan khususnya pengendara bermotor. Semakin
meningkatnya jumlah populasi penduduk, berdampak pula pada jumlah
pengendara kendaraan bermotor yakni menurut data yang dihimpun dari Badan
Pusat Statistik (BPS) di tahun 2018, jumlah kendaraan bermotor khususnya
kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor tercatat sebanyak
136.542.034 pengguna. Apabila keadaan ini tidak disertai dengan budaya tertib
berlalu lintas dan tidak ada kesadaran yang timbul dari pemakai jalan, dapat
menimbulkan dampak yang sangat serius yaitu sering terjadinya pelanggaran
lalu lintas dan dapat berakibat fatal yakni kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan adanya korban jiwa.
Tingginya angka kecelakaan bersumber pada banyaknya pemakai jalan
yang kerap melanggar tata tertib berlalu lintas. Dengan kebutuhan yang semakin
meningkat, tidak heran apabila minimnya jumlah masyarakat yang
mengindahkan peraturan tertib berlalu lintas dan juga untuk para orang tua yang
masih kurang memahami akan pentingnya pembatasan umur dari pengguna
kendaraan bermotor. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), Pasal
77 ayat 1 menjelaskan, setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor
di jalan wajib memiliki SIM, sesuai dengan kendaraan yang dikemudikan.
Kemudian, pada Pasal 81 menjelaskan, untuk SIM A, C dan D minimal berusia
17 tahun, SIM B1 minimal 20 tahun, dan SIM B II 21 tahun ke atas. Dengan
kata lain, anak yang masih dibawah umur 17 tahun tidak diizinkan untuk
menggunakan kendaraan bermotor. Karakteristik mental dan fisik anak
dibawah umur yang belum mendukung dapat berakibat serius, seperti emosi,
1
intelegensia dan lain-lainnya. Sehingga, dapat menimbulkan permasalahan saat
berkendara di jalan raya yaitu pelanggaran lalu lintas.
Pelanggaran lalu lintas yang melibatkan anak dibawah umur 17 tahun
menurut Dirlantas Polda Jatim berdasarkan hasil Operasi Patuh Semeru tahun
2019, tercatat sebanyak 56.192 kasus pelanggaran dan mengalami peningkatan
kasus sejumlah 50% dari tahun 2018 yaitu 37.513 kasus. Kasus pelanggaran ini
berdampak pada terjadinya kecelakaan lalu lintas, dengan pelaku kecelakaan
terbanyak ditempati oleh anak SMA dengan angka 1.103 menurut data BPS
Surabaya.
Dampak serius yang diakibatkan dari pelanggaran anak dibawah umur
17 tahun, menandai bahwa orang tua memegang peran penting untuk bertindak
tegas dan tidak mengizinkan anaknya yang masih dibawah umur untuk
mengendarai kendaraan bermotor. Selain karena tidak memiliki Surat Izin
Mengemudi (SIM), pengontrolan emosi dan tanggung jawab yang seharusnya
dilakukan pemakai jalan, tidak dihiraukan seperti menerobos lampu merah,
berboncengan sepeda motor lebih dari 2 orang, dan sebagainya.
Maka dari itu, berdasarkan latar belakang tersebut, disusun makalah
tentang “Pelanggaran Lalu Lintas Pada Anak di Bawah Umur 17 Tahun”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat tuliskan rumusan
masalah yaitu:
1.2.1 Bagaimana peraturan-peraturan lalu lintas di Indonesia?
1.2.2 Bagaimana denda dan sanksi yang diberikan atas pelanggar peraturan lalu
lintas?
1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan pelanggaran peraturan lalu lintas?
1.2.4 Bagaimana kasus pelanggaran lalu lintas dari anak di bawah umur 17 tahun
yang terjadi di Indonesia?
2
1.3
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas di Indonesia.
1.3.2 Untuk mengetahui denda dan sanksi yang diberikan atas pelanggar
peraturan lalu lintas
1.3.3 Untuk memahami makna pelanggaran peraturan lalu lintas
1.3.4 Untuk mengetahui kasus pelanggaran lalu lintas dari anak di bawah umur
17 tahun yang terjadi di Indonesia
3
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Peraturan-peraturan Lalu Lintas
Pengertian lalu lintas menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak
kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sebagai prasarana yang
diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa
jalan dengan fasilitas pendukungnya. Dalam lalu lintas terdapat 3 sistem
komponen yang saling berkaitan dalam lalu lintas yaitu diantaranya; manusia,
kendaraan, dan jalan.
Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan
angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, tertib, dan teratur, nyaman dan efisien
melalui manajemen lalu lintas. Tata cara berlalu lintas di jalan diatur dengan
peraturan perundang-undangan menyangkut arah lalu lintas, perioritas
menggunakan jalan, lajur lalu lintas, jalur lalu lintas, dan pengendalian arus di
persimpangan. Kegiatan penetapan kebijaksanaan lalu lintas antara lain penataan
sirkulasi lalu lintas, penentuan kecepatan maksimum dan/atau minimum,
larangan penggunaan jalan, larangan dan/atau perintah bagi pengguna jalan.
Berikut pasal-pasal yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang perlu ditaati oleh pengguna
jalan, antara lain:
1) Pasal 105 “Setiap orang yang menggunakan Jalan wajib:”
a. Berperilaku tertib; dan/atau
b. Mencegah hal-hal yang dapat merintangi, mambahayakan Keamanan
dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, atau yang dapat
menimbulkan kerusakan Jalan.
2) Pasal 106 ayat (1)
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib
mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi.”
4
3) Pasal 106 ayat (2)
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib
mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda.”
4) Pasal 106 ayat (3)
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib
mematuhi ketentuan tentang persyaratan teknis dan laik jalan.”
5) Pasal 106 ayat (4)
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib
mematuhi ketentuan:”
a. rambu perintah atau rambu larangan;
b. Marka Jalan;
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
d. gerakan Lalu Lintas;
e. berhenti dan Parkir;
f. peringatan dengan bunyi dan sinar;
g. kecepatan maksimal atau minimal; dan/atau
h. tata cara penggandengan dan penempelan dengan Kendaraan lain.
6) Pasal 106 ayat (5)
“Pada saat diadakan pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan setiap
orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor wajib menunjukkan:”
a. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba
Kendaraan Bermotor;
b. Surat Izin Mengemudi;
c. bukti lulus uji berkala; dan/atau
d. tanda bukti lain yang sah.
7) Pasal 106 ayat (8)
“Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor dan Penumpang Sepeda
Motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standar nasional
Indonesia.”
8) Pasal 106 ayat (9)
“Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor tanpa kereta samping
dilarang membawa Penumpang lebih dari 1 (satu) orang.”
5
9) Pasal 264
“Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dilakukan oleh:”
a. Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
b. Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
10) Pasal 265 ayat (1)
“Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 264 meliputi pemeriksaan:”
a. Surat Izin Mengemudi, Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor,
Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor, Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor, atau Tanda Coba Kendaraan Bermotor;
b. tanda bukti lulus uji bagi kendaraan wajib uji;
c. fisik Kendaraan Bermotor;
d. daya angkut dan/atau cara pengangkutan barang; dan/atau
e. izin penyelenggaraan angkutan.
2.2
Denda dan Saksi Pelanggaran Lalu Lintas
Secara etimologi sanksi berarti tindakan hukum untuk memaksa orang
menepati janji atau scbagai tindakan hukuman. “Menurut Karni dalam bukunya
"Ringkasan tentang Hukum Pidana", menyatakan bahwa hukuman atau sanksi
adalah : “Suatu sengsara (mara atau nestapa) yang kita harus merasai, oleh
karena kita melakukan perbuatan atau menimbulkan peristiwa yang dilarang
dan diancam oleh hukum. Sanksi pada umumnya adalah alat pemaksa agar
seseorang mentaati norma – norma yang berlaku. Sanksi terhadap pelanggaran
norma keagamaan misalnya ialah bahwa terhadap pelanggar kelak akan
mendapat siksa neraka, contoh lain sanksi terhadap pelanggar norma
kesusilaan ialah pengucilan dari pergaulan masyarakat yang bersangkutan.
Sanksi denda adalah salah satu dari sanksi pokok dalam stelsel pidana
Indonesia. Pidana denda merupakan salah satu jenis pidana pokok yang
diancamkan dan terutama ditujukan terhadap harta kekayaan atau harta benda
dari seseorang pelaku karena melanggar ketentuan Undang-undang Hukum
Pidana yang berlaku. Pidana denda merupakan salah satu jenis pidana pokok
6
dalam hukum pidana Indonesia yang merupakan bentuk pidana tertua dan lebih
tua dari pidana penjara dan setua pidana mati. Pidana denda terdapat pada
setiap masyarakat, termasuk masyarakat primitif walaupun bentuknya bersifat
primitif karena sejak aman Majapahit mengenal pidana denda. Pidana denda
sendiri adalah hukuman berupa kewajiban bagi seseorang yang telah
melanggar larangan dalam rangka mengembalikan keseimbangan hukum atau
menebus kesalahan dengan pembayaran sejumlah uang tertentu.
Bukti pelanggaran disingkat tilang adalah denda yang dikenakan oleh
Polisi kepada pengguna jalan yang melanggar peraturan. Berdasarkan UndangUndang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang
disahkan DPR pada 22 Juni 2009. Berikut daftar tilang untuk kendaraan
bermotor terhadap pelanggaran lalu lintas, seperti dikutip dari situs web Polri.
1. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tidak memiliki SIM
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 bulan atau denda
paling banyak Rp1 juta (Pasal 281).
2. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang memiliki SIM namun
tak dapat menunjukkannya saat razia dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu
(Pasal 288 ayat 2).
3. Setiap pengendara kendaraan bermotor yang tak dipasangi Tanda
Nomor Kendaraan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2
bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu (Pasal 280).
4. Setiap pengendara sepeda motor yang tidak memenuhi persyaratan
teknis dan laik jalan seperti spion, lampu utama, lampu rem, klakson,
pengukur kecepatan, dan knalpot dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu (Pasal 285
ayat 1).
5. Setiap pengendara mobil yang tidak memenuhi persyaratan teknis
seperti spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu rem,
kaca depan, bumper, penghapus kaca dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu
(Pasal 285 ayat 2).
7
6. Setiap
pengendara
mobil
yang
tidak
dilengkapi
dengan
perlengkapan berupa ban cadangan, segitiga pengaman, dongkrak,
pembuka roda, dan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda
paling banyak Rp250 ribu (Pasal 278).
7. Setiap pengendara yang melanggar rambu lalu lintas dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling
banyak Rp500 ribu (Pasal 287 ayat 1).
8. Setiap pengendara yang melanggar aturan batas kecepatan paling
tinggi atau paling rendah dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu (Pasal 287 ayat
5).
9. Setiap pengendara yang tidak dilengkapi Surat Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda
paling banyak Rp500 ribu (Pasal 288 ayat 1).
10. Setiap pengemudi atau penumpang yang duduk disamping
pengemudi mobil tak mengenakan sabuk keselamatan dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling
banyak Rp250 ribu (Pasal 289).
11. Setiap pengendara atau penumpang sepeda motor yang tak
mengenakan helm standar nasional dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp250 ribu
(Pasal 291 ayat 1).
12. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan
tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari dan kondisi
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 ayat (1) dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda
paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
(Pasal 293 ayat 1).
13. Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor di Jalan tanpa
menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana dimaksud
8
dalam Pasal 107 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 15 (lima belas) hari atau denda paling banyak Rp100.000,00
(seratus ribu rupiah). (Pasal 293 ayat 2).
14. Setiap pengendara sepeda motor yang akan berbelok atau balik arah
tanpa memberi isyarat lampu dipidana kurungan paling lama 1 bulan
atau denda paling banyak Rp250 ribu (Pasal 294).
Dalam Penegakan Hukum di Indonesia ada undang – undang yang
dikhususkan untuk mengatur tentang anak yang terlibat hukum seperti UU
No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ( UU SPPA). UU
SPPA ini merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997
tentang Pengadilan Anak (“UU Pengadilan Anak”) yang bertujuan agar
dapat terwujud peradilan yang benar-benar menjamin perlindungan
kepentingan terbaik terhadap anak yang berhadapan dengan hukum.
Menurut UU SPPA, seorang pelaku tindak pidana anak dapat dikenakan dua
jenis sanksi, yaitu tindakan, bagi pelaku tindak pidana yang berumur di
bawah 14 tahun (Pasal 69 ayat (2) UU SPPA) dan Pidana, bagi pelaku tindak
pidana yang berumur 15 tahun ke atas.
Dalam hukum pidana pelanggaran lalu lintas juga ada aturan
tersendiri untuk mereka yang belum cukup umur yang melanggar.
Contohnya anak yang belum cukup umur yang nekat mengendarai motor
bisa juga dihukum pidana. Berikut adalah pasal undang – undang yang
mengatur pelanggar lalu lintas yang masih dibawah umur :

UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 77 ayat 1. Pasal itu mengatur bahwa
siapapun yang mengemudikan kendaraan bermotor dibutuhkan
Surat Izin Mengmudi (SIM) sesuai dengan kendaraan yang
dikemudikan.

UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 81, yang menyebutkan tentang
persayaratan
usia
yang
layak
mendapatkan
SIM.
Untuk
mendapatkan SIM C dan SIM A, pengemudi harus berusia minimal
17 tahun. Sedangkan untuk mengurus SIM B1 minimal usia yang
dipersyaratkan adalah 20 tahun, SIM B2 minimal berusia 21 tahun.
9

UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 281. Dalam pasal ini juga
disebutkan soal anacaman hukuman bagi pengendara motor yang
tidak memiliki SIM. Bahwa, pengemudi yang tidak menunujukkan
SIM bisa terjerat pidana kurungan penjara selama maksimal 4
(empat) bulan, atau denda maksimal 1 juta rupiah.

UU Nomor 22 Tahun 2009 pasal 310. Disebutkan bahwa, jika dalam
kegiatan berkendara tersebut mengakibatkan kecelakaan yang
menimbulkan korban jiwa, ada ancaman pidana yang pasti akan
jatuh ke mereka yang tak memiliki SIM. Pidana tersebut adalah
denda 1 juta hingga 12 juta rupiah hingga kurungan penjara 6 bulan
sampai 6 tahun.
Beberapa aparat kepolisian masih salah kaprah dalam
menerapkan tindakan terhadap anak yang melakukan pelanggaran lalu
lintas. Hal ini dikarenakan keseluruhan berkas perkara tilang, tidak
pernah dikualifir berdasarkan usia. Melainkan langsung diproses dan
keseluruhannya dijatuhi sanksi berupa pembayaran sejumlah denda. Hal
ini tentu bertentangan dengan nafas UU SPPA dimana penanganan
terhadap anak yang berkonflik dengan hukum, haruslah mengedepankan
penerapan restoratif justice, dimana anak yang melanggar ditindak
dengan mengedepankan diversi.
Penindakan lanjutan terhadap anak yang melakukan pelanggaran
lalu lintas, tidak dibedakan antara pelanggar anak dan pelanggar dewasa.
Upaya dan peranan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam
menanggulangi pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anak di
bawah umur yaitu untuk menanggulangi terjadinya pelanggaran lalu
lintas yang dilakukan oleh anak sekolah, yaitu dengan cara melakukan
sosialisasi penyuluhan tertib berlalu lintas di sekolah-sekolah, agar
mereka paham tentang berkendara baik dan benar. Jika masih ada yang
melanggar, maka di lakukan upaya represif, upaya ini diambil oleh
aparat kepolisian untuk menindak langsung anak dibawah umur yang
melakukan pelanggaran lalu lintas dan berguna untuk memberi efek jera
terhadap anak dibawah umur yang melakukan pelanggaran. Beberapa
10
aparat kepolisian masih salah kaprah dalam menerapkan tindakan
terhadap anak yang melakukan pelanggaran lalu lintas. Hal ini
dikarenakan keseluruhan berkas perkara tilang, tidak pernah dikualifir
berdasarkan usia. Melainkan langsung diproses dan keseluruhannya
dijatuhi sanksi berupa pembayaran sejumlah denda. Hal ini tentu
bertentangan dengan nafas UU SPPA dimana penanganan terhadap anak
yang berkonflik dengan hukum, haruslah mengedepankan penerapan
restoratif justice, dimana anak yang melanggar ditindak dengan
mengedepankan diversi.
2.3
Pelanggaran Lalu Lintas
Pengertian lalu lintas dalam kaitannya dengan lalu lintas jalan, Ramdlon
Naning menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pelanggaran lalu lintas
jalan adalah perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan ketentuanketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas. 2 Pelanggaran yang
dimaksud di atas adalah pelanggaran yang sebagaimana diatur dalam Pasal 105
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 yang berbunyi:
1. Berperilaku tertib dan/atau
2. Mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan
dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan atau yang dapat
menimbulkan kerusakan jalan.
Dari berbagai pengertian di atas dapat diartikan bahwa pelanggaran
adalah suatu perbuatan atau tindakan yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Perbuatan atau tindakan yang bertentangan
dengan ketentuan undang-undang ini biasanya suatu perbuatan yang dalam
pemenuhan akibat hukumnya dikenakan sanksi yang berupa sanksi
administrasi, denda maupun kurungan. Jenis dan sanksinya adalah seperti
berikut:
1) Tidak Memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM)
Pasal 281 UU 22/2009 - Pengemudi yang tidak memiliki SIM sesuai
dengan jenis kendaraan bermotor yang dikemudikan diancam
dengan pidana kurungan paling lama 4 bulan atau denda paling
banyak Rp.1.000.000.
11
2) Tidak Memiliki Surat Tanda Nomer Kendaraan (STNK)
Pasal 288 ayat 1 UU 22/2009 – Pengemudi yang tidak memiliki
STNK atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor diancam pidana
kurungan 2 bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000.
3) Tidak Memasang Tanda Nomer Kendaraan
Pasal 280 UU 22/2009 – Pengemudi yang tidak memasang Tanda
Nomor Kendaraan saat berkendara diancam pidana kurungan paling
lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000
4) Melebihi Kecepatan Berkendara
Pasal 287 ayat 5 UU 22/2009 – Pengemudi yang pada melebihi
aturan kecepatan berkendara, baik kecepatan minimum maupun
kecepatan maksimum diancam pidana kurungan paling lama 2 bulan
atau denda paling banyak Rp. 500.000
5) Tidak Menggunakan Sabuk Pengaman
Pasal 289 UU 22/2009 – Pengemudi atau penumpang di samping
pengemudi yang tidak mengenakan sabuk keselamatan diancam
pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp.
250.000
6) Tidak Menggunakan Helm SNI
Pasal 291 ayat 1 UU 22/2009 – Pengemudi kendaraan roda dua yang
tidak menggunakan helm Standar Nasional (SNI) pada saat
berkendara diancam pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda
paling banyak Rp. 250.000
7) Tidak Menyalakan Lampu Utama Pada Malam dan Siang Hari
Pasal 293 ayat 1 UU 22/2009 – Pengemudi yang tidak menyalakan
lampu utama saat berkendara pada malam hari diancam dengan
pidana kurungna paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp.
250.000
Pasal 293 ayat 2 UU 22/2009 – Pengemudi yang tidak menyalakan
lampu utama saat berkendara pada siang hari diancam dengan pidana
kurungna paling lama 15 hari atau denda paling banyak Rp. 100.000
12
8) Tidak Mematuhi Rambu Lalu Lintas
Pasal 287 ayat 1 UU 22/2009 – Pengemudi yang tidak mematuhi
rambu lalu lintas atau marka jalan diancam pidana kurungan paling
lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000
Adapula pelanggaran berlalulintas yang kerap dilakukan oleh pengendara
yang khususnya masih berada dibawah persyaratan umur. Sudah jelas bahwa
orang yang diizinkan mengendarai motor di jalan raya adalah yang suda punya
SIM (Surat Izin Mengemudi). Selain itu, bocah-bocah yang nekat mengendarai
sepeda motor di jalan raya bisa sangat berbahaya, karena masih sangat labil.
Adapun faktor-faktor yang mendorong pengemudi dibawah umur yaitu:
a. Faktor Internal

Orangtua
Keluarga adalah faktor terpenting dari permasalahan
penggunaan kendaraan bermotor oleh anak di bawah umur. Apabila
tidak terdapat ketegasan pada orang tua dan mengizinkan, maka
anak-anak dapat menganggap hal yang diizinkan oleh orangtuanya
yaitu berarti hal yang benar dan tidak merasa terbebani ketika
membawa kendaraan di jalan raya.

Ekonomi
Kebanyakan
keluarga
yang
memiliki
perekonomian
menengah ke atas, memiliki kendaraan bermotor. Dan terlebih lagi,
ada beberapa orang tua yang memberikan motor kepada anaknya
dikarenakan menghitung-hitung daripada menyewa jasa ojek setiap
harinya yang pastinya akan menjadi lebih boros.

Kebutuhan Pribadi
Pada poin yang satu ini paling sering anak-anak terdorong
untuk menggunakan kendaraan bermotor karena jarak yang
ditempuh lumayan jauh, jadi mereka kerap berfikir untuk
menempuh jarak tersebut lebih baik menggunakan kendaraan
bermotor. Karena selain lebih efisien, hal tersebut lebih menghemat
tenaga.
13
b. Faktor Eksternal

Teman Sebaya
Gengsi adalah hal yang kerap terjadi di pergaulan anak-anak
zaman sekarang. Pada hal ini, banyak anak-anak yang tidak mau
kalah mewah daripada teman-temannya. Maka dari itu mereka
memberanikan diri untuk membawa kendaraan bermotor.

Lingkungan
Pada faktor ini sering menjadi alasan utama di karenakan,
rumah dari anak-anak tersebut yang kerap jauh dari sekolah mereka.
Dengan alasan tersebut, kebanyakan anak lebih memilih untuk
berkendara menggunakan motor tanpa adanya pengawasan dari
orangtua.

Peraturan yang Kurang Tegas
Masih banyak ditemukan sekolah ataupun tempat umum,
yang menolerir anak-anak dibawah umur untuk menggunakan motor
sebagai kendaraan sehari-harinya. Maka dari itu anak-anak merasa
leluasa karena mengingat kembali tidak adanya larangan yang tegas
dari pihak sekolah ataupun sebagainya.
2.4
Kasus-kasus Pelanggaran Lalu Lintas Anak di Bawah Umur 17 Tahun
Berbagai aturan, sanksi maupun denda sudah dimuat dan dikeluarkan
untuk membuat situasi lalu lintas tetap kondusif, namun pada kenyataannya
masih banyak pengguna jalan yang tidak mengindahkan aturan-aturan tersebut.
Terutama pada era ini, anak dibawah umur mendominasi pelanggaran lalu
lintas yang terjadi. Banyak anak dibawah umur berkeliaran di jalan raya,
dimana hal demikian tentu tidak diperbolehkan, karena syarat seseorang untuk
boleh berkendara di jalan raya adalah kepemilikan surat berkendara yang
lengkap, sedangkan usia mereka belum memenuhi untuk mendapatkan suratsurat tersebut.
Berbagai kasus pelanggaran yang terjadi, tidak hanya merugikan si
pelaku saja, namun juga merugikan orang lain. Bahkan seringkali terjadi
kecelakaan yang membuat orang lain terluka atau bahkan tewas. Berikut
14
macam-macam kasus pelanggaran pada anak di bawah umur yang sering
terjadi.
1) Menerobos Lampu Merah
Lampu lalu lintas (traffic light) merupakan sebuah komponen
yang paling utama dalam pengaturan lalu lintas. Namun pelanggaran
terhadap lampu lintas ini justru menempati posisi pertama sebagai
jenis pelanggaran yang paling sering dilakukan pengguna kendaraan
bermotor. Tidak hanya anak dibawah umur saja, banyak orang
dewasa yang juga melakukan jenis pelanggaran satu ini. Sedang
terburu-buru serta tidak melihat lampu sudah berganti warna, adalah
motif yang sering terlontar dari si pelanggar.
Gambar 1. Pengendara Bermotor Menerobos Lampu Merah
2) Tidak Menggunakan Helm
Helm merupakan salah satu perlengkapan yang utama bagi
pengendara bermotor. Sebagaimana kepala merupakan organ tubuh
yang paling vital pada manusia, maka helm digunakan untuk safety
first bagi si pengendara. Namun lagi-lagi jenis pelanggaran yang
satu ini menempati posisi kedua sebagai pelanggaran yang sering
dilakukan oleh pengendara bermotor, terutama anak di bawah umur.
Jarak tempuh yang dekat sering mereka jadikan alasan mengapa
melakukan jenis pelanggaran ini.
15
Gambar 2. Pengendara Sepeda Motor Anak dibawah Umur Tidak Memakai Helm
3) Tidak Membawa Surat Berkendara yang Lengkap
Aksi tilang yang dilakukan pihak kepolisian juga sering
terjadi terhadap pengendara yang tidak membawa surat-surat
berkendara seperti Surat Izin Mengemudi (SIM) serta Surat Tanda
Nomor Kendaraan (STNK). Berbagai operasi yang tengah gencar
dilakukan aparat acapkali mendapati pelanggaran semacam itu.
Banyak diantara mereka yang belum memiliki SIM karena belum
cukup usia atau masih dibawah umur, namun memaksakan diri untuk
mengendarai sepeda motor. Hal ini tentunya bisa membahayakan
keselamatan diri sendiri dan orang lain karena kemungkinan skill
yang mereka punyai masih belum layak digunakan untuk berkendara.
Gambar 3. Pengendara Sepeda Motor Anak dibawah Umur Ditilang Polisi
4) Berkendara sambil Bermain Ponsel
Pada zaman sekarang ini, tidak ada yang bisa terlepas dari
ponsel, bahkan anak dibawah umur pun sudah banyak yang
menggunakanya. Tidak jarang dari mereka yang bermain ponsel
sambil berkendara, mereka tidak menyadari bahwa yang mereka
16
lakukan selain menggangu kosentrasi sendiri, juga membahayakan
orang lain. Polisi berhak menilang setiap orang yang mengemudikan
kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan
kegiatan
lain
atau
dipengaruhi
oleh
suatu
keadaan
yang
mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di jalan.
Gambar 4. Aksi Remaja Berkendara sambil Bermain Ponsel
5) Muatan Berlebih
Kendaraan roda dua tidak di desain membawa lebih dari dua
orang, namun banyak dari anak-anak dibawah umur mengendarai
motor dengan penumpang lebih dari satu orang. Hal ini tentu saja
membahayakan bagi pelaku dan orang lain yang disekitarnya
Gambar 5. Anak dibawah umur Berboncengan Lebih dari Satu Orang
6) Balap Liar
Aksi balap liar merupakan salah satu aksi yang sangat
meresahkan warga, terlebih jenis pelanggaran ini banyak dilakukan
17
oleh anak-anak dibawah umur. Mereka melakukan balap motor di
jalanan umum yang dipakai banyak pengendara jalan. Mereka tidak
tahu bahwa yang mereka lakukan, sangat mengancam jiwa mereka
dan juga pengendara yang lain.
Gambar 6. Aksi Remaja Balap Liar di Jalanan Umum
7) Mengemudi diatas Kecepatan Normal
Meski kendaraan sudah dirancang kecepatanya dengan
sedemikian rupa, tapi tak jarang yang mengendarainya hingga
melebihi batas normal pada tempatnya. Terlebih ego anak dibawah
umur belum bisa dikendalikan, sehingga banyak terjadi kecelakaan
yang diakibatkan oleh pengendara/pengemudi ugal-ugalan.
Seperti contoh kasus yang paling terkenal adalah peristiwa
tabrakan yang melibatkan anak musisi ternama indonesia yaitu
Ahmad Dani, dimana anaknya AQJ yang baru berusia 13 tahun
sudah membawa kendaraan mobil di atas kecepatan normal hingga
akhirnya menabrak mobil lain dan terjadi kecelakaan hingga
menewaskan beberapa orang yang menjadi korban kecelakaan
tersebut.
Gambar 7. Peristiwa Kecelakaan Dul Jaelani
18
3 BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pelanggaran lalu lintas di Indonesia masih banyak ditemukan
pelanggaran lalu lintas entah itu dilakukan oleh orang dewasa, remaja atau anak
dibawah umur. Meskipun aturan berlalu lintas telah diatur secara jelas dalam
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, peraturan yang berlaku juga selalu ditegakkan oleh penegak hukum di
Indonesia, dengan denda dan sanksi yang jelas untuk pelanggar.
Kesimpulan
makalah
kami
lebih
memfokuskan
pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan banyak anak dibawah umur mengendarai
kendaraan bermotor, hal ini sudah menjadi suatu hal yang sangat biasa terjadi
di kehidupan sehari hari. Padahal saat anak dibawah umur mengendarai
kendaraan bermotor sudah jelas melanggar peraturan lalu lintas, karena tidak
memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan tidak jarang juga anak dibawah
umur terlibat dalam kecelakaan lalu lintas.
3.2
Saran
Dalam menanggulangi pelanggaran dibawah umur adalah dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat atau khususnya orang tua dengan
memberikan edukasi dan sosialisasi pengertian tentang tertib berlalu lintas.
19
4
DAFTAR PUSTAKA
Amriani, A. (2017). “Tinjauan Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas Oleh Anak
Dibawah Umur Di Wilayah Polres Jeneponto” (Bachelor’s thesis,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Fakultas Syariah dan Hukum,
Makassar).
Diakses
dari
http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/3652/1/AMRIANI.PDF
Badan Pusat Statistik. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis,
1949-2018.
Diakses
dari
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1133
Khoiruddin, I. (2015, Maret 28). 10 Pelanggaran Lalu Lintas Yang Paling Sering
Terjadi
di
Indonesia.
Diakses
dari
https://www.google.com/amp/s/m.brilio.net/amp/news/10-pelanggaranlalu-lintas-yang-paling-sering-terjadi-di-indonesia-150328r.html
Koran Sindo. (2015, Januari 8). 10 Pelanggaran Lalu Lintas Paling Sering Terjadi.
Diakses
dari
https://nasional.sindonews.com/berita/947769/163/10-
pelanggaran-lalu-lintas-paling-sering-terjadi/20
Maharani, E. (2019, September 12). Anak di Bawah Umur Dominasi Pelanggaran
Lalu Lintas. Diakses dari https://republika.co.id/berita/pxp6z4335/anak-dibawah-umur-dominasi-pelanggaran-lalu-lintas
Maulana, A. (2019, Agustus 30). Anak di Bawah Umur Jadi Pelaku dan Korban
Kecelakaan
Lalu
Lintas.
Diakses
dari
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/otomotif/read/2019/08/3
0/063200315/anak-di-bawah-umur-jadi-pelaku-dan-korban-kecelakaanlalu-lintas
Novianto, H. (2018, November 15). Pengendara di bawah umur mendominasi
pelanggaran
lalu
lintas.
Diakses
dari
https://beritagar.id/artikel/berita/pengendara-di-bawah-umurmendominasi-pelanggaran-lalu-lintas
Nukman, H. (2018, November 13). Viral Kisah Bocah Nangis Saat Ditilang
Berujung Dapat Sepeda. Diakses dari
https://news.detik.com/berita/d-
4300487/viral-kisah-bocah-nangis-saat-ditilang-berujung-dapat-sepeda
20
Nurlia, D.A, Komariah S., & Waluya, B. (2017). Faktor-Faktor Penyebab
Maraknya Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Desa Rancamanyar
Kecamatan
Baleendah
Sosioogi, 7(2),
Kabupaten
Bandung.
381-385.
Jurnal
Pendidikan
Diakses
dari
https://ejournal.upi.edu/index.php/sosietas/article/view/10354/6404
Pawenang, A.C. (2019, Oktober 16). Berkaca dari Kasus Bocah 14 Tahun yang
Kendarai Mobil Lalu Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Ternyata
Ada Alasan Ilmiah Mengapa SIM Hanya Bisa Dibuat Untuk Orang 17
Tahun ke Atas. Diakses dari https://hot.grid.id/read/181886495/berkacadari-kasus-bocah-14-tahun-yang-kendarai-mobil-lalu-tabrak-pengendaramotor-hingga-tewas-ternyata-ada-alasan-ilmiah-mengapa-sim-hanya-bisadibuat-untuk-orangPemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Diakses dari
https://pih.kemlu.go.id/files/uu_no_22_tahun_2009.pdf
Sholihah, I. (2016). Menyoroti Maraknya Pengendara Motor Dibawah
Umur. RechtsVinding
Online,
1-7.
Diakses
dari
https://rechtsvinding.bphn.go.id/jurnal_online/MENYOROTI%20MARA
KNYA%20PENGENDARA%20MOTOR%20DI%20BAWAH%20UMU
R.pdf
Widarsha, C.S. (2018, Agustus 14). Viral, Bocah Ingusan Menangis Saat Ditilang
Polisi di Bondowoso. Diakses dari
https://news.detik.com/berita-jawa-
timur/d-4166028/viral-bocah-ingusan-menangis-saat-ditilang-polisi-dibondowoso?_ga=2.211334614.2113537087.1601305383211679272.1586941643
Zainuddin. (2017, November 4). 3 Bocah SMP Ditilang Karena Lakukan Banyak
Pelanggan, Lihat Ekspresinya! Dijamin Bikin Ngakak. Diakses dari
https://suryamalang.tribunnews.com/2017/11/04/3-bocah-smp-ditilangkarena-lakukan-banyak-pelanggan-lihat-ekspresinya-dijamin-bikin-ngakak
21
LAMPIRAN
1. Kasus Pelanggaran 1
Kasus
: Pelanggaran yang dilakukan adalah pengemudi
anak dibawah umur, dan tidak menggunakan helm
saat berkendara.
Waktu kejadian
: Senin, 12 November 2018 pukul 07.15 WITA
Lokasi kejadian
: Jl. Simpang Empat Taman Rinjani, Kecamatan
Sakra, Kabupaten Lombok Timur.
2. Kasus Pelanggaran 2
Kasus
: Pelanggaran lalu lintas karena tidak memiliki SIM
dan tidak dapat menunjukkan surat-surat kendaraan,
motornya juga dimodifikasi ukuran ban lebih kecil
dari ukuran ban sebenarnya.
Waktu kejadian
: Selasa, 14 Desember 2018.
Lokasi kejadian
: Kabupaten Bondowoso
22
3. Kasus Pelanggaran 3
Kasus
: Tiga pelajar SMP ditilang polisi karena banyak melanggar
lalu lintas, seperti tidak memiliki surat-surat kendaraan,
tidak memiliki SIM, kapasitas tidak sesuai standart karena
sepeda motor hanya dapat ditumpangi 2 orang, sepeda motor
tidak ada plat motor, dan tidak menggunakan helm saat
berkendara
Waktu kejadian : Sabtu, 4 November 2017
Lokasi kejadian : Majenang di depan kantor Samsat
4. Kasus Pelanggaran 4
Kasus
: Saat Operasi Zebra oleh polisi salah satu contoh penertiban
oleh penegak hukum di Indonesia. Terdapat 2064 kasus dari
4980 kasus pelanggaran yang dilakukan oleh anak dibawah
umur. Kebanyakan tidak memiliki SIM namun juga banyak
yang tidak menggunakan helm, plat nomer mati, dan tidak
ada kelengkapan surat-surat kendaraan.
Waktu kejadian : Senin, 12 November 2018
Lokasi kejadian : Gunung Kidul, Yogyakarta
23
5. Kasus Pelanggaran 5
Kasus
: Kecelakaan terjadi saat anak berumur 14 mengendarai
mobil pick up menabrak pengemudi sepeda motor. Dapat
dilihat pelanggaran yang dilakukan oleh pengemudi mobil
adalah dia tidak memiliki SIM yang baru bisa didapat saat
umur 17 tahun.
Waktu kejadian : Selasa, 15 Oktober 2019 pukul 11.30
Lokasi kejadian : Desa Salulino, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten
Luwu
24
Download
Study collections