Uploaded by Fancystuff Id

kisi2 1

advertisement
Pengertian Akulturasi
Sebelum pembahasan berlanjut, Anda juga perlu tahu pengertian akulturasi menurut para ahli. Berikut
daftarnya.
1. John W. Berry
John W. Berry (2005:698) berpendapat akulturasi adalah suautu proses perubahan budaya dan
psikologis yang terjadi sebagai akibat terjadinya kontak antara dua kelompok atau lebih dan anggota
masing-masing kelompok.
2. Muhammad Hasyim
Sedangkan Muhammad Hasyim (2011), mengartikan akulturasi sebagai perpaduan dua budaya yang
berbeda dalam kehidupan yang harmonis dan damai.
3. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto (1990:88-89), arti akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul apabila
suatu kelompok masyarakat dengan suatu kebudayaannya dihadapkan pada unsur-unsur kebudayaan
asing dimana unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun melebur ke dalam kebudayaan asli,
dengan tidak menghilangkan kepribadian kedua unsur kebudayaan tersebut.
4. Koentjaraningrat
Koentjaraningrat menyebut akulturasi adalah sebuah proses sosial dimana masuknya kebudayaan asing
secara perlahan dapat diterima tanpa menghilangkan kebudayaan asli suatu masyarakat.
Penyebab Akulturasi
Lalu apa penyebab dan bagaimana akulturasi terbentuk? Tentu harus ada 2 budaya yang berbeda. Lebih
spesifik lagi, ada 2 faktor penyebab terjadinya akulturasi yakni faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal penyebab terjadinya akulturasi adalah yang bersumber dari dalam masyarakat itu
sendiri contohnya penduduk yang semakin bertambah dan berkurang karena adanya kelahiran,
kematian, dan migrasi.
Contoh lain, adanya penemuan-penemuan baru di berbagai bidang yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Adanya proses penyempurnaan (inovasi) terhadap penemuan-penemuan baru sehingga
menambah atau mengganti sesuatu yang ada di masyarakat. Terjadinya konflik di dalam masyarakat,
baik antar individu maupun kelompok. Terjadinya pemberontakan atau revolusi pada suatu negara.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor penyebab terjadinya akulturasi yang sumbernya berasal dari luar.
Faktor itu kemudian mempengaruhi masyarakat dan mengubah tatanan masyarakat. Contohnya
terjadinya peperangan pada suatu negara, adanya pengaruh kebudayaan asing melalui proses difusi
(penyebaran budaya), akulturasi, dan asimilasi.
Jenis Akulturasi
Nah, selanjutnya adalah jenis dari akulturasi. Akulturasi juga memiliki beberapa jenis berdasarkan
proses dan akibat yang terjadi di tengah masyarakat.
Karena dalam prosesnya dua budaya tak serta merta melebur menjadi satu. Ada juga kondisi-kondisi
lain. Adapun jenis akulturasi adalah sebagai berikut.
– Substitusi, suatu proses penggantian unsur budaya yang lama diganti dengan unsur budaya yang baru
dengan memberikan nilai tambah bagi penggunanya.
– Sinkretisme, yaitu proses terbentuknya suatu sistem baru sebagai akibat perpaduan unsur budaya
lama dengan unsur budaya baru. Nah, sinkretisme ini biasanya dapat terjadi pada sistem keagamaan.
– Penambahan (addition), yaitu proses pemberian nilai tambah terhadap unsur budaya lama dengan
unsur budaya baru.
– Penggantian (deculturation), proses akulturasi dimana unsur budaya yang lama digantikan oleh unsur
budaya yang baru. Contoh; delman yang digantikan oleh angkutan umum.
– Originasi, yaitu proses masuknya unsur budaya baru yang memberikan perubahan besar dalam
kehidupan masyarakat. Contoh; listrik masuk desa terpencil.
– Penolakan (rejection); yaitu penolakan terhadap budaya yang baru karena dianggap memberikan
dampak negatif dimana masyarakat tidak siap atau tidak setuju dengan pembauran budaya tersebut.
Contoh Akulturasi Budaya
1. Seni Bangunan
Contoh yang nyata dan dapat dilihat dari terjadinya akulturasi budaya adalah dalam seni bangunan
seperti masjid, makam.
Makam-makam di Indonesia merupakan akulturasi budaya Hindu-Budha.
Makam-makam yang terletak di tempat-tempat tinggi menunjukkan kesinambungan tradisi yang
merupakan pengejawantahan pendirian punden-punden berundak pada masa Megalitik.
Tradisi tersebut dilanjutkan pada masa Hindu-Buddha dalam bentuk bangunan-bangunan yang disebut
candi. Antara lain Candi Dieng yang berketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut, Candi
Gedongsanga, Candi Borobudur. Percandian Prambanan, dan lain-lain.
Setelah kebudayaan Indonesia Hindu-Buddha mengalami keruntuhan unsur seni bangunan keagamaan
masih diteruskan. Beberapa contoh akulturasi bangunan keagamaan antara lain sebagai berikut.
Makam-makam yang lokasinya di atas bukit, makam yang paling atas adalah yang dianggap paling
dihormati misalnya Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah di Gunung Sembung, di bagian teratas
kompleks pemakaman Imogiri ialah makam Sultan Agung Hanyokrokusumo.
2. Seni Rupa
Selain dalam bangunan, akulturasi juga bisa terlihat di seni rupa. Contohnya. Patung Budha di candi
Borobudur dan juga relief-relief yang dilukis di rumah panggung, perahu bercadik, dan hiasan merpati,
yang merupakan karya seni asli Indonesia.
Selain di candi, banyak sekali bangunan-bangunan Islam yang dihiasi dengan berbagai motif ukir-ukiran.
Misalnya, ukir-ukiran pada pintu atau tiang pada bangunan keraton ataupun masjid, pada gapura atau
pintu gerbang.
Dikembangkan juga seni hias atau seni ukir dengan bentuk tulisan Arab yang dicampur dengan ragam
hias yang lain. Bahkan ada seni kaligrafi yang membentuk orang, binatang, atau wayang.
3. Seni Sastra
Penyebaran agama Islam di Indonesia merupakan salah satu contoh akulturasi dimana tulisan arab
kemudian berkembang menjadi tulisan Arab Gundul atau Arab Melayu.
Abjad atau huruf-huruf Arab sebagai abjad yang digunakan untuk menulis bahasa Arab mulai digunakan
di Indonesia. Bahkan huruf Arab digunakan di bidang seni ukir.
Berkaitan dengan itu berkembang seni kaligrafi. Di samping pengaruh sastra Islam dan Persia,
perkembangan sastra di zaman madya tidak terlepas dari pengaruh unsur sastra sebelumnya.
Dengan demikian terjadilah akulturasi antara sastra Islam dengan sastra yang berkembang di zaman
praIslam. Seni sastra di zaman Islam terutama berkembang di Melayu dan Jawa.
4. Sistem Pemerintahan
Pada zaman awal, budaya yang kental adalah budaya kerajaan dimana rakyat menghormati raja.
Kemudian masuk beberapa agama seperti hindu dan budha, sehingga rakyat juga menghormati
brahmana dan juga biksu. Juga menganggap raja adalah titisan atau reinkarnasi dewa. Sehingga harus
diakamkan di candi atau pura.
Selanjutnya muncul ajaran agama islam, yang juga mempengaruhi budaya kerajaan. Dimana raja dan
para pejabat kerajaan tidak boleh disembah, hanya boleh di hormati saja.
Ketika meninggal maka dikubur berdasarkan cara islam. Kemudian zaman kerajaan runtuh, digantikan
oleh sistem pemerintahan republik. Dimana pemimpinnya adalah presiden, hal ini terjadi setelah
adanya pengaruh budaya eropa setelah masa penjajahan.
5. Budaya Asing
Indonesia juga kini banyak dipengaruhi budaya asing. Budaya itu mulai melekat dan dilakukan hampir
seperti tradisi oleh anak muda. Contohnya pesta Halloween, Valentine (Eropa) dan Holi (India).
Holi adalah pesta masyarakat India dengan menabur bubuk warna-warni. Konsep ini juga mulai
diadaptasi masyarakat Indonesia dengan menabur bubuk warna-warni di berbagai kegiatan agar lebih
meriah.
Selain itu tradisi angpaw dari Tiongkok juga diadaptasi oleh masyarakat Indonesia. Angpaw bukan lagi
hanya ada saat Imlek, tapi juga saat lebaran.
Dampak Akulturasi
Akulturasi ini bisa berdampak pada perubahan sikap dan perilaku masyarakat, ada positif, ada juga
negatif.
Menurut Beni Ahmad Saebani (2012:191), adapun dampak akulturasi adalah sebagai berikut:
– Terjadinya perubahan cara pandang individu mengenai kehidupan masyarakat. Misalnya; berubahnya
cara berkomunikasi yang dulunya secara langsung, sekarang dapat dilakukan melalui berbagai media
(telepon, pesan singkat, media sosial).
– Terjadi perubahan dalam hubungan sosial di masyarakat. Misalnya hal-hal yang dulunya dianggap
tabu sekarang dibicarakan lebih terbuka.
– Wawasan dan pengetahuan masyarakat semakin terbuka luas. Misalnya penggunaan smartphone di
semua lapisan masyarakat.
– Terjadi perubahan mentalitas, rasa malu, dan keahlian masyarakat. Misalnya adanya persamaan hak
dan tanggung jawab wanita dan pria dalam berbagai bidang, khususnya hak politik.
Asimilasi adalah pembauran satu kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli
sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi
perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usahausaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta
tujuan bersama.
Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam suatu kelompok,
atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan
kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula
antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut:
•
•
•
Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda
Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama
Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Faktor pendorong
Faktor-faktor umum yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:
•
•
•
•
•
•
•
Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan
Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya
Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh
tersebut.
Faktor penghalang
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain:
•
•
•
Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas)
Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi
Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan
meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan
Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain.
Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan
kebudayaan kelompok lainnya
Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut
Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan
Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa
•
•
•
•
Proses asimilasi dapat terjadi melalui syarat-syarat berikut ini.
▪
Adanya kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda
▪
Terjadi hubungan yang intensif dan konsisten antar masing-masing individu dan kelompok dalam
waktu yang cukup lama
▪
Masing masing kebudayaan tiap kelompok tersebut dapat menyesuaikan dan berubah satu sama
lain.
▪
▪
▪
▪
Stratifikasi sosial menurut Pitirim Sorokin adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social Stratification mengatakan bahwa
sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat
yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orangorang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah
sebagai berikut.
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk
lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai
kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain
pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun
kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi kepada sesama
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas
dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak
lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai
orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan
kekayaan.
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang
disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya.
Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat
menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orangorang yang berprilaku dan berbudi luhur.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi
dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini
biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh
seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor.
Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih
dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara
yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap,
ijazah palsu dan seterusnya.
Struktur Sosial
Struktur sosial secara sederhana bisa didefinisikan sebagai pola perilaku berulang yang menciptakan
hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat. Struktur sosial bersifat abstrak dan
tidak dapat terlihat oleh mata. Selain itu, struktur sosial pada masyarakat bersifat sangat dinamis atau
bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi sosial masyarakat. Nah, kamu harus ingat nih, struktur sosial
mencakup dua unsur perbedaan pada masyarakat, baik perbedaan hierarkis berupa stratifikasi soal dan
perbedaan horizontal berupa diferensiasi sosial. Jangan sampai lupa, ya!
Dalam sebuah struktur sosial, masyarakat akan selalu menyesuaikan perilakunya dengan kelompoknya.
Menurut Nasikun, seorang sosiolog Indonesia, struktur sosial masyarakat Indonesia membagi
masyarakat dalam beberapa kelompok akibat adanya perbedaan stratifikasi dan diferensiasi
sosial. Stratifikasi sosial juga bisa menyebabkan terbentuknya hierarki dalam bentuk kelas-kelas sosial
di masyarakat, lho!
Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah pembedaan masyarakat secara horizontal, sehingga tidak ada kelas sosial yang
timbul akibat diferensiasi sosial. Dalam diferensiasi sosial, masyarakat dikategorikan berdasarkan
perbedaan-perbedaan yang setara, seperti perbedaan berdasarkan ras, perbedaan suku bangsa,
perbedaan klan, dan perbedaan agama. Supaya kamu lebih gampang mengingat kategori diferensiasi
sosial, ingat aja KA SARAS. Apaan tuh, kok KA SARAS? KA SARAS adalah Klan, Agama, Suku Bangsa,
dan Ras. Hahaha jangan lupa, ya Squad!
Stratifikasi Sosial
Berbeda dengan diferensiasi sosial, stratifikasi sosial adalah perbedaan vertikal yang memicu
munculnya hierarki dan kelas-kelas sosial di masyarakat. Stratifikasi sosial di masyarakat ditentukan
oleh sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Dasar yang digunakan untuk menggolongkan masyarakat
dalam stratifikasi sosial adalah kekayaan, kekuasaan, keturunan, dan pendidikan. Bisa disingkat
menjadi K3P nih, supaya kamu nggak lupa, Squad! Selo Soemardjan, seorang tokoh sosiologi Indonesia,
juga mengemukakan dasar-dasar stratifikasi sosial. Apa saja, ya? Yuk, simak pada gambar di bawah ini!
Diferensiasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat secara horizontal, artinya pembedaan
ini masih memiliki derajat atau tingkatan yang sama. Sebagai contoh, pembedaan masyarakat yang
didasarkan pada perbedaan ras, etnis suku bangsa, agama, pekerjaan, dan jenis kelamin tidak ada yang
lebih tinggi atau lebih rendah antara satu dengan lainnya.
B. Ciri-Ciri
Ciri-ciri diferensiasi sosial terbagi atas ciri fisik, ciri sosial, dan ciri budaya.
1. Ciri-ciri Fisik
2. Ciri-ciri Sosial
3. Ciri-ciri Budaya
1. Ciri-ciri fisik berhubungan dengan sifat yang dibawa oleh ras seperti bentuk dan warna rambut,
postur tubuh, warna mata, dan lain sebagainya.
2. Ciri-ciri sosial ialah ciri yang berkaitan dengan fungsi individu dalam bermasyarakat. Kita semua pasti
tahu bahwa setiap individu dalam masyarakat memiliki tugas yang berbeda berkaitan dengan profesi,
pekerjaan, atau mata pencaharian
3. Ciri-ciri budaya berhubungan dengan adat-istiadat maupun kebudayaan yang berkembang dalam
masyarakat. Di Indonesia ada banyak sistem budaya yang menjadi ciri khasnya masing0masing seperti
yang terdapat pada masyarakat Jawa, Bali, Sunda, Madura, Batak, Dayak, dan lain sebagainya.
C. Jenis-Jenis
Berdasarkan jenisnya, terbagi menjadi diferensiasi tingkatan (rank differentiation), diferensiasi
fungsional (functional differentiation), dan diferensiasi adat (custom differentiation)
1. Diferensiasi tingkatan terjadi pada penyaluran barang atau jasa yang dibutuhkan di suatu
daerah. Hal ini menyebabkan barang atau jasa tersebut memiliki perbedaan harga. Perbedaan
harga tersebut terjadi karena penyalurannya melalui berbagai tangan untuk sampai ditujuan.
2. Diferensiasi fungsional dapat dilihat di suatu lembaga sosial. Adanya pembagian kerja yang
berbeda-beda yang menyebabkan setiap orang harus melaksanakan kewajiban sesuai dengan
fungsinya.
3. Diferensiasi adat merupakan aturan atau norma yang mengikat di suatu masyarakat. Adanya
norma ini bertujuan untuk mengatur ketertiban masyarakat. Perbedaan-perbedaan sosial di
masyarakat bukan menjadi sebuah konflik, tapi akan memenuhi kedudukan yang ada sesuai
dengan hak masing-masing di masyarakat tersebut.
4. ebagai indikator pengukuran pertumbuhan ekonomi, produk domestik bruto (PDB) memiliki
beberapa fungsi seperti berikut:
5. 1. Perekonomian Domestik (batas wilayah negara)
6. PDB memiliki fungsi untuk mengukur sejauh mana kebijakan ekonomi yang diterapkan
pemerintah maupun mendorong aktivitas perekonomian domestik. Batas wilayah untuk
perhitungan PDB ini adalah Negara.
2. Konsep Siklus Aliran (circulair flow concept)
Dalam hal ini perhitungan PDB dihitung berdasarkan konsep siklus aliram, yang mana mencakup nilai
produk yang dihasilkan pada periode tertentu.
Perhitungan ini tidak mencakup perhitungan pada periode sebelumnya. Pemanfaatan konsep aliran
dalam menghitung PDB memungkinkan seseorang untuk membandingkan jumlah keluaran pada tahun
ini dengan tahun sebelumnya.
3. Jumlah Nilai Tambah (value added)
PDB dihitung atas dasar jumlah nilai tambah yang dihasilkan seluruh aktivitas produksi di dalam
perekonomian.
Dalam hal ini, peningkatan PDB mencerminkan peningkatan balas jasa kepada faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi.
Komponen PDB
PDB atau Poduk Domestik Bruto memiliki 4 komponen, yang juga bisa dijadikan sebagai rumus untuk
menghitung PDB itu sendiri, komponen tersebut yaitu:
1. Konsumsi
Menghitung konsumsi dari individu maupun rumah tangga untuk beberapa jenis barang seperti:
•
•
•
Service yaitu konsumsi untuk jasa. Misalnya (jasa dokter)
Non-Durable Goods yaitu barang yang langsung dikonsumsi dan habis manfaatnya. Misalnya
(pakaian, makanan, dan minuman, dll..)
Durable Goods yaitu barang yang tidak cepat rusak yang memiliki umur relative panjang atau
minimal lebih dari 3 tahun. Misalnya (kendaraan, elektronik, dll…)
2. Investasi
Investasi memperthitungkan jumlah pembelian atas barang yang akan digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa dimasa depan.
Pembelian barang yang merupakan investasi yaitu pembelian peralatan, bangunan, dan persediaan.
3. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah memperhitungkan semua pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah lokal
dan pusat untuk membeli barang dan jasa.
Misalnya untuk membayar gaji PNS. Akan tetapi pengeluaran pemerintah tidak termasuk atas
pemberian bantuan bagi masyarakat karena pengeluaran tersebut tidak menghasilkan barang atau jasa.
4. Ekspor Bersih atau Ekspor Neto
Ekspor bersih memperhitungkan selisih antara pembelian barang produksi lokal oleh warga negara
asing (ekspor) dengan pembelian barang asing yang dilakukan oleh warga negara lokal (impor).
Dan berikut rumus untuk menghitung PDB atau Produk Domestik Bruto :
PDB = C + I + G (X-M)
Fungsi Rencana Strategis (Renstra) Badan Lingkungan Hidup Kota Palembang Tahun 2013-2018 adalah
: a. Sebagai arahan bagi pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan visi Badan Lingkungan Hidup
Kota Palembang untuk menunjang pembangunan kota secara terintegrasi menuju kota yang
berwawasan Lingkungan b. Sebagai jabaran implementasi program dan kegiatan yang dituangkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Palembang. c. Sebagai bahan
pertimbangan untuk penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT). d. Sebagai tolok ukur untuk menilai
kinerja Badan Lingkungan Hidup Kota Palembang dalam mendukung program Pemerintah Kota
Palembang.
Download